k a n d a i · 2020. 5. 12. · sekali karena ada yang mau berteman dengan tokoh aku. hal itu...

12
41 K A N D A I Volume 10 No. 1, Mei 2014 Halaman 41-52 TINDAK TUTUR DALAM KEMBANG GEAN: ANTOLOGI CERPEN REMAJA SUMBAR (The Speech Act in Kembang Gean: Antologi Cerpen Remaja Sumbar) Kartika Sari Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh, Padang 25162 Pos-el: [email protected] (Diterima 23 Januari 2014; Revisi 15 April 2014; Disetujui 24 April 2014) Abstract This article aimed to describe and analyze the speech act in the short story collection of Kembang Gean: Antologi Cerpen Remaja Sumbar (Kembang Gean: Short Stories Anthology of West Sumatera Teenagers). The problem of the study was the identification of kind and function of speech act which used in the short story anthology. There were three short stories were analyzed, namely “Di PenghujungPengabdian”, “Kembang Jean”, and “Isyarat Vella”. The method used in this article was descriptive. The result of the study was only four of speech acts found. They are assertive, directives, expressive, and commissive. While, speech act which functioned as declaration was not found in this study. Keywords: pragmatics, speech act, short stories Abstrak Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis tindak tutur dalam kumpulan cerpen “Kembang Gean”: Antologi Cerpen Remaja Sumbar. Perumusan masalah berangkat dari identifikasi jenis dan fungsi tindak tutur yang digunakan pada kumpulan cerpen “Kembang Gean”: Antologi Cerpen Remaja Sumbar. Ada tiga cerita pendek yang akan dianalisis, yaitu “Di Penghujung Pengabdian”, “Kembang Jean”, dan “Isyarat Vella”. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian hanya ditemukan empat jenis tindak tutur, yaitu asertif, direktif, ekspresif, dan komisif. Sementara itu, tindak tutur yang berfungsi deklarasi tidak ditemukan dalam tulisan ini. Kata-kata kunci: pragmatik, tindak tutur, cerita pendek PENDAHULUAN Cerita pendek merupakan kisahan pendek yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi atau pada suatu ketika. Menurut Foster, cerita adalah sebuah narasi berbagai kejadian yang disusun berdasarkan urutan waktu (Harianto, 2005). Yang tidak kalah pentingnya dalam cerita pendek adalah bagaimana peristiwa dan pemikiran itu diungkapkan sehingga dapat dipahami dengan baik dan dinikmati oleh pembaca. Makin banyak kandungan peristiwa dalam cerita pendek, makin kayalah informasi yang disampaikannya kepada pembaca.

Upload: others

Post on 16-Feb-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 41

    K A N D A IVolume 10 No. 1, Mei 2014 Halaman 41-52

    TINDAK TUTUR DALAM KEMBANG GEAN:ANTOLOGI CERPEN REMAJA SUMBAR

    (The Speech Act in Kembang Gean: Antologi Cerpen Remaja Sumbar)

    Kartika SariBalai Bahasa Provinsi Sumatera Barat

    Simpang Alai, Cupak Tangah, Pauh, Padang 25162Pos-el: [email protected]

    (Diterima 23 Januari 2014; Revisi 15 April 2014; Disetujui 24 April 2014)

    AbstractThis article aimed to describe and analyze the speech act in the short story

    collection of Kembang Gean: Antologi Cerpen Remaja Sumbar (Kembang Gean:Short Stories Anthology of West Sumatera Teenagers). The problem of the studywas the identification of kind and function of speech act which used in the shortstory anthology. There were three short stories were analyzed, namely “DiPenghujungPengabdian”, “Kembang Jean”, and “Isyarat Vella”. The methodused in this article was descriptive. The result of the study was only four ofspeech acts found. They are assertive, directives, expressive, and commissive.While, speech act which functioned as declaration was not found in this study.Keywords: pragmatics, speech act, short stories

    AbstrakTulisan ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis tindak tutur dalam

    kumpulan cerpen “Kembang Gean”: Antologi Cerpen Remaja Sumbar.Perumusan masalah berangkat dari identifikasi jenis dan fungsi tindak tutur yangdigunakan pada kumpulan cerpen “Kembang Gean”: Antologi Cerpen RemajaSumbar. Ada tiga cerita pendek yang akan dianalisis, yaitu “Di PenghujungPengabdian”, “Kembang Jean”, dan “Isyarat Vella”. Metode yangdigunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif. Berdasarkan hasilpenelitian hanya ditemukan empat jenis tindak tutur, yaitu asertif, direktif,ekspresif, dan komisif. Sementara itu, tindak tutur yang berfungsi deklarasitidak ditemukan dalam tulisan ini.Kata-kata kunci: pragmatik, tindak tutur, cerita pendek

    PENDAHULUAN

    Cerita pendek merupakan kisahanpendek yang memberikan kesantunggal yang dominan danmemusatkan diri pada satu tokohdalam situasi atau pada suatu ketika.Menurut Foster, cerita adalah sebuahnarasi berbagai kejadian yang disusunberdasarkan urutan waktu (Harianto,

    2005). Yang tidak kalah pentingnyadalam cerita pendek adalah bagaimanaperistiwa dan pemikiran itudiungkapkan sehingga dapat dipahamidengan baik dan dinikmati olehpembaca. Makin banyak kandunganperistiwa dalam cerita pendek, makinkayalah informasi yangdisampaikannya kepada pembaca.

  • Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52

    42

    Peristiwa dalam sebuah ceritapendek melibatkan tokoh dengan sikapdan pikiran yang beragam. Dapatdikatakan bahwa keberagaman sikapdan pikiran tokoh menjadi dasarterjadinya peristiwa. Makin beragampikiran dan sikap tokoh makin kuatlahperistiwa itu. Cerita pendek berurusandengan keberagaman sikap dan pikirantokoh, keberagaman pikiran, dan sikapmanusia dalam kehidupan nyata yangmenjadi bahan utama cerita pendek.

    Cerita pendek merupakan karyasastra yang memuat kebenaran yangdiciptakan dan digayakan denganfantasi pengarang. Cerita pendekmerupakan karya sastra yang memuatkebenaran yang diciptakan dandigayakan dengan fantasi pengarang.Ratna (2007) menyatakan bahwaimajinasi merupakan salah satukekuatan yang dapat menangkap danmenghubungkan aspek estetis yangsedang diamati dengan memoripengalaman terdahulu. Cerita pendekyang dihasilkan pengarang selainmenampilkan tokoh yang memilikikarakter juga menggambarkankejiwaan manusia, meskipunpengarang hanya menampilkan tokohitu secara fiktif. Membaca danmemahami suatu cerita pendekmemang bukan pekerjaan yang mudahkarena pembaca berhadapan dengansebuah teks. Setiap pembacamempunyai pemahaman yang berbedaterhadap suatu cerita pendek. Hal inidisebabkan pembaca memahami pesanyang disampaikan oleh pengarangdengan sudut pandang yang berbeda.

    Ratna (2003) memaparkan bahwapendekatan sastra dapat digunakanuntuk menganalisis karya sastra.Pendekatan tersebut meliputipendekatan psikologi sastra, sosiologisastra, biografi sastra, antropologisastra, historis, mitopik, mimetik,ekspresif, pragmatik, dan objektif.

    Dalam tulisan ini, pendekatanpragmatik merupakan alat yangdigunakan untuk menganalisiskumpulan cerita dalam KembangGean: Antologi Cerpen RemajaSumatra Barat.

    Permasalahan yang dijadikanfokus penelitian ini adalah jenis tindaktutur dan fungsi komunikatif tuturanyang digunakan dalam KembangGean: Antologi Cerpen RemajaSumatra Barat. Tulisan ini bertujuanuntuk mendeskripsikan danmengidentifikasikan jenis tindak tuturdan fungsi komunikatif tuturan yangdigunakan dalam Kembang Gean:Antologi Cerpen Remaja SumatraBarat.

    Penelitian tentang tindak tutursudah pernah dilakukan oleh ImamAsrori dan Palupi. Berikut gambaranpenelitian Imam Asrori (2005) danPalupi (2002). Penelitian Imam Asroriberjudul (2005) “Tindak Tutur danOperasi Prinsip Sopan Santun dalamWacana Rubrik Konsultasi Jawa Pos(WARKONJAPOS)”. Menurut Asroriterdapat tiga jenis tindak tutur dalamWARKONJAPOS. Ketiga jenis tindaktutur itu adalah tindak asertif, direktif,dan eskpresif. Ketiganya dituturkanoleh konsulan dan konselor. DalamWARKONJAPOS juga terdapat tindaktutur yang memenuhi ataupunmelanggar PS (prinsip sopan santun).Pematuhan dan pelanggaran PSdilakukan oleh konsulan dan konselor.PS yang dipenuhi mencakup maksimkearifan kedermawanan, maksimpujian kerendahan hati, dan maksimkesimpatian. Pematuhan maksimkearifan kedermawanan terkonsentrasipada tindak direktif. Untuk memenuhimaksim tersebut, konsulanmenggunakan bentuk permohonan,interogatif, dan deklaratif. Sebaliknya,konselor menggunakan bentukimperasi (suruhan dan larangan

  • Kartika Sari: Tindak Tutur dalam Kembang Gean: Antologi…

    43

    langsung) dengan pilihan kata ragamkonsultasi. Pematuhan maksim pujian-kerendahan hati berlangsung dalamtindak ekspresif. Dalam tindakekspresif, konsulan dan konselormemenuhi maksim pujian-kerendahanhati dalam bentuk pujian kepada mitratutur. Maksim kesimpatisandioperasikan dalam bentuk ucapanselamat, doa, dan salam. PelanggaranPS hanya melibatkan maksimkesimpatisan. Maksim ini dilanggarkonsulan dan konselor, masing-masingdalam bentuk kelangkaan ucapanterima kasih (konsulan) dan langkanyasapaaan (konselor).

    Penelitian Palupi (2002) berjudul“Tindak Tutur dalam Wacana IklanBerita pada Majalah Tempo Edisi2002”. Dalam penelitiannya tersebut,dia menemukan (1) bentuk dankarakteristik, (2) aspek situasi tutur,dan (3) kategori cara penyampaianiklan. Bentuk dan karakteristik tindaktutur yang digunakan adalah tindaktutur langsung dan tidak langsung.Karakteristik pada tindak tutur tidaklangsung adalah cenderungmenggunakan kalimat (tuturan) ekuatifdan preposisi. Karakteristik tindaktutur langsung adalah kalimatcenderung mengandung unsur verbayang menghendaki mitra tuturmelakukan sesuatu secara langsung,yakni mengajak, menyarankan,menyuruh, dan menganjurkan. Aspeksituasi tutur meliputi penutur dan mitratutur, konteks tuturan, tujuan tuturan,tuturan sebagai tindakan atau aktivitas,dan tuturan berupa tindak verbal.Kategori cara penyampaian iklanmeliputi kategori iklan pernyataan,kealatan, pemasaran, peyakinan, kenalpasti, perbandingan, pertanyaan,peringatan, ajakan, dan nasihat.

    LANDASAN TEORI

    Pragmatik mempelajari strukturbahasa secara eksternal, yaitubagaimana satuan kebahasaan itudigunakan dalam komunikasi (Wijana,1996). Sementara itu, menurut Black(2011) pragmatik merupakan kajianterhadap bahasa dalam penggunaannyadengan memperhitungkan unsur-unsuryang tidak dicakup oleh tata bahasadan semantik. Tindak tutur tidak hanyamerujuk pada tindakan berbicara saja,tetapi merujuk pada keseluruhansituasi komunikasi, yaitu situasi dimana wacana terjadi, parapartisipannya dan semua interaksiverbal atau fisik yang terjadisebelumnya serta ciri-ciri paralinguistik yang bisa memberikankontribusi bagi makna dari interaksi.

    Austin menyebutkan bahwa padasaat seseorang mengatakan sesuatu, diajuga melakukan sesuatu. Misalnya,pada waktu seseorang menggunakankata kerja “berjanji” (“Saya berjanjisaya akan datang tepat waktu”), makayang bersangkutan tidak hanyamengucapkan, tetapi juga melakukantindakan berjanji (Nadar, 2009). Austinjuga memaparkan bahwa tindak tuturyang dilakukan dalam bentuk kalimatperformatif ada tiga tindakan, yaitutindak tutur lokusi, ilokusi, danperlokusi (Chaer, 2010). Sementara itu,Searle menggolongkan tindak ilokusike dalam lima macam bentuk tuturanyang masing-masing memiliki fungsikomunikatif (Rahardi, 2005). Kelimamacam bentuk tuturan yangmenunjukkan fungsi itu adalah asertif,direktif, ekspresif, komisif, dandeklarasi.1. Asertif, yakni bentuk tutur yang

    mengikat penutur pada kebenaranpreposisi yang diungkapkan,misalnya menyatakan,menyarankan, membual, mengeluh,dan mengklaim.

  • Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52

    44

    2. Direktif, yaitu bentuk tutur yangdimaksudkan penuturnya untukmembuat pengaruh agar si mitratutur melakukan tindakan, misalnyamemesan, memerintah, memohon,menasehati, dan merekomendasi.

    3. Ekspresif adalah bentuk tuturanyang berfungsi untuk menyatakanatau menunjukkan sikap psikologispenutur terhadap suatu keadaan,misalnya berterima kasih, memberiselamat, meminta maaf,menyalahkan, memuji, danberbelasungkawa.

    4. Komisif, yakini bentuk tutur yangberfungsi untuk menyatakan janjiatau penawaran, misalnya berjanji,bersumpah, dan menawarkansesuatu.

    5. Deklarasi, yakni bentuk tutur yangmenghubungkan isi tuturan dengankenyataannya, misalnya berpasrah,memecat, membaptis, memberinama, mengangkat, mengucilkan,dan menghukum.

    Sebaliknya, Leech (1993) danBlum-Kulka (1987) menyebutkanbahwa satu maksud atau satu fungsibahasa dapat dinyatakan denganbentuk tuturan yang bemacam-macam.Dalam tulisan ini, penulismenggunakan tindak tutur yangdikemukakan oleh Searle, yakni satutindak tutur dapat memiliki maksuddan fungsi yang bermacam-macam.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakanmetode deskriptif. Teknikpengumpulan data penelitian inimenggunakan teknik dokumentasi(Moleong, 2004). Teknik dokumentasipenelitian ini diperoleh dari bahantertulis berupa tuturan dalam dialogcerpen. Sumber data penelitian ini,yaitu cerpen Kembang Gean: AntologiCerpen Remaja Sumatra Barat.

    Kembang Gean: Antologi CerpenRemaja Sumatra Barat merupakankumpulan cerpen terbaik dari hasilSayembara Penulisan Cerpen Remajayang diselenggarakan oleh BalaiBahasa Padang tahun 2007. KembangGean merupakan salah satu judulcerpen dalam antologi tersebut. Ketigajudul cerpen dalam antologi tersebutdibahas dalam tulisan ini. Pemilihanketiga judul cerpen tersebutberdasarkan banyaknya dialog dalamcerpen tersebut. Dengan banyaknyadialog berarti peneliti jugamendapatkan banyak data untukdianalisis. Ketiga cerpen tersebutadalah “Kembang Gean”, “DiPenghujung Pengabdian” dan “IsyaratVella”. Peneliti membaca dan mencatattuturan dialog dalam cerpen “KembangGean”, “Di Penghujung Pengabdian”dan “Isyarat Vella”. Pencatatandilakukan pada kartu data dan semuadata diklasifikasi.

    Penganalisisan data menggunakanheuristik. Heuristik adalah jenis tugaspemecahan masalah yang dihadapipetutur dalam menginterpretasi sebuahtuturan (Leech, 1993). Analisis yangdilakukan dalam penelitian ini berupamengidentifikasi jenis tindak tutur danfungsi komunikatif tuturan dalamdialog cerpen dengan merumuskanhipotesis-hipotesis dan kemudianmengujinya berdasarkan data-datayang tersedia. Apabila proses analisishipotesis tidak teruji, maka akan dibuathipotesis yang baru. Seluruh proses ini,terus menerus akan berulang sampaiakhirnya tercapai suatu pemecahanmasalah, yaitu berupa hipotesis yangteruji kebenarannya dan tidakbertentangan dengan bukti yang ada.

    PEMBAHASAN

    Austin (dalam Oktavianus, 2006)menyebutkan bahwa tindak tutur

  • Kartika Sari: Tindak Tutur dalam Kembang Gean: Antologi…

    45

    berkaitan dengan analisis ujaran dalamkaitannya dengan perilaku penutursuatu bahasa dengan lawan bicaranya.Ini merupakan aktivitas komunikasiyang di dalamnya terkandung maksudyang ingin disampaikan pada saatberbicara dan efek yang ingin dicapaioleh penutur.

    Berikut pembahasan kelima tindaktutur Searle (Rahardi, 2005) dalam“Kembang Gean”, “Di PenghujungPengabdian”, dan “Isyarat Vella”.

    Asertif

    MenyatakanPengertian menyatakan dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:972) adalah (1) menerangkan;menjadikan nyata; menjelaskan; (2)menunjukkan; memperlihatkan;menandakan; (3) mengatakan;mengemukakan (pikiran, isi hati);melahirkan (isi hati, perasaan, dsb);mempermaklumkan (perang).

    (1) “Kau tahu? Aku hari ini senangsekali karena ternyata masihada yang mau bertemandenganku!” terangku dengansangat bersemangat.

    “Hai, tenang dulu! Janganterburu-buru! Terangkan padakusecara pelan-pelan. Gerakantanganmu terlalu kencang, akujadi tak mengerti”, katakakak. (Atika, 2008:30)

    Secara lokusi tuturan tokoh Akumerupakan pernyataan dan secarailokusi juga merupakan pernyataan.Data (1) memperlihatkan dialog antaratokoh Aku dan kakak. Dialog (1)menunjukkan suatu pernyataan, yaitumenyatakan bahwa tokoh Aku senangsekali karena ada yang mau bertemandengan tokoh Aku. Hal itu ditunjukkanoleh dialog “Aku hari ini senang sekalikarena ternyata masih ada yang mau

    berteman denganku!” atau tuturantokoh Aku. Tuturan yang dicetak tebalmenandakan maksud pernyataan daritokoh Aku. Bukti yang menguatkantuturan itu merupakan sebuahpernyataan, dapat dilihat pada tuturansi kakak berikut, “Hai, tenang dulu!Jangan terburu-buru! Terangkanpadaku secara pelan-pelan. Gerakantanganmu terlalu kencang, aku jadi takmengerti”.

    (2) “Memang begitu keadaannya!Dari dulu aku punya teman kalaunggak karena mereka kasihankepadaku atau kalau nggakmemang ada maunya! Nggakada yang mau kenalan sama akukalau nggak karena kepaksa!Mereka bilang temanan sama akubikin capek dan susahngomongnya!” sampai akuberbicara di situ air mataku sudahtumpah tanpa bisa kukontrol lagi.

    Dan, dia pun menenangkankudan berkata, “Kakak tahu, tapikamu jangan sedih begitu”.

    (Atika, 2008:31)

    Secara lokusi tuturan tokoh Akumerupakan pernyataan dan secarailokusi juga merupakan pernyataan.Data (2) memperlihatkan dialog antaratokoh Aku dan kakak. Dialog inimenunjukkan suatu pernyataan, yaituseseorang yang berteman dengan tokohAku, tunawicara karena merasakasihan atau ada sesuatu yangdiinginkan dari tokoh Aku. Hal ituditunjukkan oleh dialog “Dari dulu akupunya teman kalau nggak karenamereka kasihan kepadaku atau kalaunggak memang ada maunya! Nggakada yang mau kenalan sama aku kalaunggak karena kepaksa! atau tuturantokoh Aku. Tuturan yang dicetak tebalmenandakan maksud pernyataan daritokoh Aku. Bukti yang menguatkan

  • Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52

    46

    tuturan itu merupakan sebuahpernyataan, dapat dilihat pada tuturansi kakak berikut, “Kakak tahu, tapikamu jangan sedih begitu”.

    MenyarankanPengertian menyarankan dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008:1226) adalah (1) memberikansaran (anjuran dsb); menganjurkan; (2)mempropagandakan.

    (3) “Wartel ada, tapi kalaumalam-malam begini sudah tutup.Apalagi hujan, di sini sepi,soalnya. Makanya, Nak Jeanmenginap saja di sini. Yahwalaupun jelek-jelek begini, tapicukuplah untuk berteduh kalausedang badai di luar,” ujar ibulagi.

    “Menginap di sini?” tanyagadis itu tak percaya.

    “Mmm … gimana, ya, Bu?”kedengarannya begitu keberatan.

    “Ya terserah Nak Jean juga,Ibu tidak memaksakan. Ibu hanyamemberikan saran, diterimasyukur… kalau ditolak, ya tidakapa-apa,” ujar ibu pelan.

    “Boleh, deh Bu,”jawabnyasingkat. (Sari, 2008: 44)

    Secara lokusi tuturan ibumerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi merupakan saran. Data (3)memperlihatkan dialog antara ibu dansi gadis. Dialog ini menunjukkan suatusaran, yaitu si ibu menyarankan sigadis menginap karena sudah malamdan di luar badai. Hal itu ditunjukkanoleh dialog , “Nak Jean menginap sajadi sini. Yah walaupun jelek-jelekbegini, tapi cukuplah untuk berteduhkalau sedang badai di luar” ataututuran ibu. Tuturan yang dicetak tebal

    menandakan bahwa si ibumenyarankan. Bukti yang menguatkantuturan itu merupakan sebuah saran,dapat dilihat pada tuturan si gadis yangmenerima saran tersebut, “Boleh, dehBu”.

    MembualPengertian membual dalam Kamus

    Besar Bahasa Indonesia (2008: 212)adalah mengobrol, bercakap yangbukan-bukan.

    (4) “Hasil jualan keripik ibukalau ditabung terus pasti nggakakan habis-habis sampai turunanJubil yang kedua belas,” candaAbin.

    “Enak aja, cuma sampai yangkedua. Aku yakin bisa sampaiturunanku yang keseribu duabelas. Jika perlu …, turunanmujuga bisa nebeng, Bin,” jawabkuasal. (Sari, 2008:49)

    Secara lokusi tuturan Abinmerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi merupakan bualan. Data (4)memperlihatkan dialog antara Abindan tokoh Aku. Dialog (4)menunjukkan suatu bualan, yaitu siAbin membual tentang hasil penjualankeripik ibu. Menurut Abin, hasilpenjualan keripik ibu kalau ditabungterus bisa untuk membiayai keturunanJubil sampai yang kedua belas. Hal ituditunjukkan oleh dialog “Hasil jualankeripik ibu kalau ditabung terus pastinggak akan habis-habis sampaiturunan Jubil yang kedua belas” ataututuran Abin. Tuturan yang dicetaktebal dalam kutipan data menandakanbahwa si Abin membual. Bukti yangmenguatkan tuturan itu merupakansebuah bualan, dapat dilihat padatuturan tokoh Aku yang membalasbualan Abin dengan bualan juga, Enakaja, cuma sampai yang kedua belas.

  • Kartika Sari: Tindak Tutur dalam Kembang Gean: Antologi…

    47

    Aku yakin bisa sampai turunankuyang keseribu dua belas. Jika perlu …,turunanmu juga bisa nebeng, Bin.

    MengeluhPengertian mengeluh dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008:660) adalah menyatakan susah(karena penderitaan, kesakitan,kekecewaan, dsb).

    (5) “Aku bosan begini terus. Akubosan lihat ibu kayak gini terus.Dari dulu sampai sekarangnggak ada perubahan. Mengapaibu tidak dimasukkan ke rumahsakit jiwa saja. Merepotkan,”gerutunya.

    “Jaga mulut kamu!” Melatimenatap adiknya tajam. (Suhailah,2008:123)

    Secara lokusi tuturan tokoh Akumerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi merupakan keluhan. Data (5)memperlihatkan dialog antara tokohAku dan kakak Aku yang bernamaMelati. Dialog pada data (5)menunjukkan suatu keluhan, yaitumengeluh karena kecewa terhadapibunya yang masih mengalami hilangingatan. Tokoh Aku merasa direpotkanharus mengurus ibunya yang hilangingatan di rumah. Hal itu ditunjukkanoleh dialog , “Dari dulu sampaisekarang nggak ada perubahan.Mengapa ibu tidak dimasukkan kerumah sakit jiwa saja. Merepotkan”atau tuturan tokoh Aku. Tuturan yangdicetak tebal menandakan bahwa tokohAku mengeluh. Bukti yangmenguatkan tuturan itu merupakansebuah keluhan, dapat dilihat padatuturan si Melati berikut, “Jaga mulutkamu!”. Melati menganggap adiknya,tokoh Aku, tidak merasa kasihankepada ibunya yang hilang ingatan.

    Direktif

    MenasihatiPengertian menasehati dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:953) adalah memberi anjuran(petunjuk, peringatan, teguran) yangbaik kepada.

    (6) “Kalau kau terus-terusanseperti itu, seperti kukang dan takpernah bergaul dengan wanita,bisa-bisa kau jadi bujang lapuk,”ibu mengerling ke arahku.

    “Aku lebih nyaman hiduptanpa wanita, Bu. Dengan Ibu,sebagai satu-satunya Wanita dikehidupanku, itu sudah lebihcukup. Aku tak butuh wanita lainmasuk dalam kehidupanku, itusudah lebih dari cukup. Aku takbutuh wanita lain masuk dalamkehidupanku,”ujarku. (Sari, 2008:42)

    Secara lokusi, tuturan ibumerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi pernyataaan ini merupakannasihat. Data (6) memperlihatkandialog antara ibu dan tokoh Aku yangmenunjukkan suatu nasihat, yaitumenasihati tokoh Aku untuk bergaulatau mempunyai teman seorangwanita. Hal itu ditunjukkan oleh dialog“Kalau kau terus-terusan seperti itu,seperti kukang dan tak pernah bergauldengan wanita, bisa-bisa kau jadibujang lapuk” atau tuturan ibu.Tuturan yang dicetak tebal dalamkutipan data menandakan bahwa si ibumenasihati anaknya. Bukti yangmenguatkan tuturan itu merupakansebuah nasihat, dapat dilihat padatuturan tokoh Aku berikut, “Aku lebihnyaman hidup tanpa wanita, Bu.Dengan Ibu, sebagai satu-satunyaWanita di kehidupanku, itu sudah lebih

  • Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52

    48

    cukup. Aku tak butuh wanita lainmasuk dalam kehidupanku”.

    MemerintahPengertian memerintah dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008:1057) adalah (1) memberiperintah; menyuruh melakukansesuatu; (2) menguasai dan mengurus(negara, daerah, dsb).

    (7) “Jubil, di serambi luar adaseorang wanita sedang berteduh,apa tidak lebih baik kaumenyuruhnya untuk masuk. Diluar angin kencang dan ibukhawatir dia akan kenapa-kenapa,” pinta ibu kepadaku.

    “Kenapa-kenapa bagaimana,Bu? Lagian, ibu ada-ada saja. Diawanita dan ibu menyuruhku untukmengajaknya masuk? Nanti kalaudilihat orang bagaimana? Bisa-bisa, besok isu buruk tentangkumulai menyebar. Jubil, anak

    ibu Roslina, diam-diammenyimpan seorang wanita dikamarnya,” kilahku. (Sari, 2008:41)

    Secara lokusi, tuturan ibumerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi merupakan perintah. Data (7)memperlihatkan dialog antara ibu dantokoh Aku. Dialog ini menunjukkansuatu perintah, yaitu menyuruh tokohAku mengajak masuk seorang wanitayang sedang berteduh di luar. Hal ituditunjukkan oleh dialog , “Jubil, diserambi luar ada seorang wanitasedang berteduh, apa tidak lebih baikkau menyuruhnya untuk masuk” ataututuran ibu. Tuturan yang dicetak tebaldalam kutipan data menandakan bahwasi ibu memerintah. Bukti yangmenguatkan tuturan itu merupakansebuah perintah, dapat dilihat pada

    tuturan si Aku berikut, “Lagian, ibuada-ada saja. Dia wanita dan ibumenyuruhku untuk mengajaknyamasuk?”

    (8) “Tolong fotokopikan blankoini 1.000 lembar,“ Faizmenyodorkan selembar kertas.

    “Baik, insya Allah besok akubawakan,” sahut Melati pendekdan segera pergi. (Suhailah,2008:118)

    Secara lokusi, tuturan Faizmerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi merupakan perintah. Data (8)memperlihatkan dialog antara Faiz danMelati. Data (8) menunjukkan sesuatuperintah, yaitu memerintah si Melatiuntuk memfotokopi blanko. Hal ituditunjukkan oleh dialog “Tolongfotokopikan blanko ini 1.000 lembar”atau tuturan Faiz. Tuturan yang dicetaktebal menandakan bahwa si Faizmemerintah. Bukti yang menguatkantuturan itu merupakan sebuah perintah,dapat dilihat pada tuturan si Melatiberikut, “Baik, insya Allah besok akubawakan.”

    MerekomendasikanPengertian merekomendasikan

    dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiaadalah memberikan rekomendasi;menasihatkan; menganjurkan.

    (9) Tiba-tiba kakak menjawillenganku dan berbicara padakudalam bahasa isyarat, “Sudahsiap untuk hari ini, Dek?”

    “Ya, lumayan walaupun agakkhawatir sedikit,” jawabku.

    “Tak ada yang perludikhawatirkan. Kakak jaminsemua bakal baik-baik saja. Kan,ketua panitia MOS-nya, Kakak,”

  • Kartika Sari: Tindak Tutur dalam Kembang Gean: Antologi…

    49

    ujar kakak menenangkanku.(Atika, 2008: 28-29)

    Secara lokusi, tuturan kakakmerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi merupakan rekomendasi. Data(9) memperlihatkan dialog antarakakak dan adik. Dialog inimenunjukkan suatu rekomendasi kakakkepada adiknya. Kakak memberikanrekomendasi kepada adiknya yangtunawicara tidak perlu khawatirmengikuti acara MOS karenakakaknya adalah ketua panitia. Hal ituditunjukkan oleh dialog “Tak adayang perlu dikhawatirkan. Kakakjamin semua bakal baik-baik saja.Kan, ketua panitia MOS-nya, Kakak”atau tuturan kakak. Tuturan yangdalam kutipan dicetak data tebalmenandakan bahwa si kakakmerekomendasikan adik.

    Ekspresif

    Meminta maafPengertian meminta maaf dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia adalahmengharap agar diberi maaf(dimaafkan).

    (10) “Ibu, maafkan Melati. Melatimenyesal. Apa pun akan Melatilakukan untuk menebus dosaMelati. Asalkan Ibu maumemaafkan Melati…,” lirihnya.

    “Sudahlah, tidak ada yangperlu dimaafkan. Ibu sudahmemaafkanmu sejak kamu pergimeninggalkan Ibu…” Ibutersenyum lembut membelaikepalanya. (Suhailah, 2008: 134)

    Secara lokusi tuturan Melatimerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi meruapakan permintaan maaf.Data (10) memperlihatkan dialogantara Melati dan ibunya. Dialog ini

    menunjukkan suatu permintaan maaf,yaitu meminta maaf kepada ibunyakarena Melati menyesal telahmenyakiti perasaan ibunya. Hal ituditunjukkan oleh dialog , “Ibu,maafkan Melati. Melati menyesal. Apapun akan Melati lakukan untukmenebus dosa Melati. Asalkan Ibu maumemaafkan Melati” atau tuturanMelati. Tuturan yang dicetak tebalmenandakan bahwa si Melati memintamaaf. Bukti yang menguatkan tuturanitu merupakan sebuah permintaanmaaf, dapat dilihat pada tuturan si ibuberikut, “Sudahlah, tidak ada yangperlu dimaafkan. Ibu sudahmemaafkanmu sejak kamu pergimeninggalkan Ibu”.

    MenyalahkanPengertian menyalahkan dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1207) adalah (1) menyatakan(memandang, menganggap) salah; (2)melemparkan kesalahan kepada;mempersalahkan; menyesali.

    (11) “Kakak kan sudah bilang,kakak cuma terlambat dua jam.Masak jaga ibu dua jam sajakamu nggak becus. Kamu tahuakibatnya, eh? Ibu bisakehabisan darah, tahu!” Melatimenegur adiknya gusar.

    “Memangnya, kenapa?” Euismenantangnya. (Suhailah,2008:123)

    Secara lokusi tuturan Melatimerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi merupakan kesalahan. Data(11) memperlihatkan dialog antaraMelati dan adiknya, Euis. Dialog inimenunjukkan suatu kesalahan, yaitumenganggap salah adiknya, Euis,karena tidak becus mengurus ibunya.Hal itu ditunjukkan oleh dialog“Kakak kan sudah bilang, kakak cuma

  • Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52

    50

    terlambat dua jam. Masak jaga ibudua jam saja kamu nggak becus. Kamutahu akibatnya, eh? Ibu bisa kehabisandarah, tahu!” atau tuturan Melati.Tuturan yang dicetak tebal dalamkutipan datanmenandakan bahwa siMelati menyalahkan adiknya. Buktiyang menguatkan tuturan itumerupakan menyalahkan dapat dilihatpada tuturan Euis berikut,“Memangnya, kenapa?”

    MemujiPengertian memuji dalam Kamus

    Besar Bahasa Indonesia adalahmelahirkan kekaguman danpenghargaan kepada sesuatu (yangdianggap baik, indah, gagah berani,dsb).

    (12) “Pasti kamu sangat tersiksaselama ibu hilang ingatan, ya?”ibu tersenyum. Melati menangisterharu. Allah telah menjawabdoanya selama ini. “Tidakada yang sia-sia,Bu. Musibah inimembuka mata Melati tentanghidup. Melati tidak menyesalmenjalani ini semua. Melatiikhlas. Demi ibu, Melati bersediamelakukan apa saja, “Melatitersenyum.

    “Kamu memang anakkebanggaan ayah dan ibumu,”ibu menatapnya sayang. Tetapmemeluknya, wanita itumenadahkan tangannya berdoa.(Suhailah, 2008:136)

    Secara lokusi tuturan ibumerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi merupakan pujian. Data (12)memperlihatkan dialog antara Melatidan ibunya. Dialog ini menunjukkanbahwa ibu dan ayahnya banggamempunyai anak seperti Melati.Tuturan yang dicetak tebal dalamkutipan data menandakan bahwa si ibu

    memuji Melati. Ibunya memuji Melatikarena selama ibunya hilang ingatan,Melati merawat ibunya dengan sabar.Hal itu ditunjukkan oleh dialog “Pastikamu sangat tersiksa selama ibuhilang ingatan, ya?” atau tuturan ibu.

    Komisif

    BersumpahPengertian bersumpah dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesiaadalah (1) menyatakan kebenaransuatu hal atau kesetiaan dengansumpah; mengangkat sumpah; (2)berjanji dengan sungguh-sungguh;berikrar; (3) sudah disumpah.

    (13) “Sebenarnya tadi Loramemang ngomongin tentangkamu. Dia bilang kalau akuseharusnya pandai milih teman.Dia Tanya aku, kenapa aku mauaja dijadiin pembantu kamu.Maksudnya, aku selalu sama kamudan ngebantuin menerjemahinperkataan kamu sama orang lain.Terus, dia tanya kamu ngasih akugaji berapa dan pada saat itulahaku sangat marah dan melabrakdia.” “Apa kamu jadiberpikir sama seperti yangdibicarakan Lora, Vi?” tanyakusambil menahan air mata.

    “Ya Tuhan! Aku beranibersumpah aku tak pernahmengira kamu akan menganggapaku sebagai pembantumu. Akubersedia karena aku senangmelakukannya dan atas dasarsebagai sahabat yang baik. Akuharus membantu sahabatku,kan? Tak pernah terbersitdipikiranku akan berpikir sejelekitu tentang kamu!” (Atika,2008:35).

  • Kartika Sari: Tindak Tutur dalam Kembang Gean: Antologi…

    51

    Secara lokusi tuturan Viamerupakan pernyataan, tetapi secarailokusi merupakan sumpah. Data (13)memperlihatkan dialog antara tokohAku dan Via. Dialog ini menunjukkanVia bersumpah bahwa semua yangdilakukan Via kepada tokoh Akudidasarkan atas persahabatan. TokohAku tunawicara dan Via mengertibahasa isyarat. Via menjadipenerjemah bahasa isyarat tokoh Aku.Menurut Via seorang sahabat harusmembantu temannya. Hal ituditunjukkan oleh dialog Aku beranibersumpah aku tak pernah mengirakamu akan menganggap aku sebagaipembantumu. “Aku bersedia karenaaku senang melakukannya dan atasdasar sebagai sahabat yang baik. Akuharus membantu sahabatku, kan?”atau tuturan Via. Tuturan yang dicetaktebal menandakan bahwa si Viabersumpah.

    Menawarkan SesuatuPengertian menawarkan dalam

    Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah(1) mengunjukkan sesuatu kepada(dengan maksud supaya dibeli,dikontrak, diambil, dipakai); (2)memasang harga (mengemukakanharga yang diminta).

    (14) “Ada yang mau makanbaksonya, Pak Mamat?” Tanyamereka serempak.

    “Ide bagus!” sambut Viasambil mengedip padaku dan kamikeluar bersama. (Atika,2008:35—36)

    Secara lokusi tuturan mereka(teman-teman Via) merupakanpernyataan, tetapi secara ilokusimerupakan tawaran. Data (14)memperlihatkan dialog antara merekadan Via. Dialog itu menunjukkansesuatu tawaran, yaitu mereka (teman-

    teman Via) menawarkan makan baksokepada Via. Hal itu ditunjukkan olehdialog “Ada yang mau makanbaksonya, Pak Mamat? ” atau tuturanmereka. Tuturan yang dicetak tebalmenandakan bahwa merekamenawarkan. Bukti yang menguatkantuturan itu merupakan sebuah tawaran,dapat dilihat pada tuturan si Via yangmenyambut dengan baik tawarantersebut, “Ide bagus!”.

    PENUTUP

    Berdasarkan hasil analisisditemukan empat bentuk tuturan didalam Kembang Gean: AntologiCerpen Sumatera Barat, yaitu asertif,direktif, ekspresif, dan komisif. Bentuktuturan deklarasi tidak ditemukandalam data penelitian ini. Pada tuturanasertif hanya ditemukan bentuk tuturanmenyatakan, menyarankan, membual,dan mengeluh. Pada tuturan direktifhanya ditemukan bentuk tuturanmenasihati, merekomendasikan, danmemerintah. Pada tuturan ekspresifhanya ditemukan bentuk tuturanmeminta maaf, memuji, danmenyalahkan. Pada tuturan komisifhanya ditemukan bentuk tuturanbersumpah dan menawarkan sesuatu.

    Karya sastra selalu berbicaratentang hidup dan kehidupan manusia.Pengarang berkreasi untuk membuatdunia yang lebih ideal dari kenyataan.Karya sastra membekali pembacadengan pengetahuan dan apresiasiyang mendalam tentang hakikatmanusia dan kemanusiaan sertamemperkaya wawasan manusiamengenai arti hidup dan kehidupan ini.Karya sastra merupakan refleksikeadaan sosial masyarakat dan alatmengamati gejala sosial yang muncul.

  • Kandai Vol. 10, No. 1, Mei 2014; 41-52

    52

    DAFTAR PUSTAKA

    Asrori, Imam. 2005. “Tindak Tuturdan Operasi PrinsipSopan Santun dalamWacana RubrikKonsultasi Jawa Pos”dalam Bahasa dan Seni,Tahun 33, Nomor 1,Februari 2005. Semarang:Universitas NegeriSemarang.

    Atika, Mutya. 2008. “Isyarat Vella”Dalam Joni Syahputradan Erwina Burhanuddin(Ed.). Kembang Gean:Antologi Cerpen RemajaSumatra Barat: 27-39.Padang: Balai BahasaPadang.

    Black, Elizabeth. 2011. StilistikaPragmatis. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

    Blum-Kulka, Shoshana. 1987.‘Indirectness andPoliteness in Requests:Same or Different?.Journal of Pragmatics.11: 131-146.socling.genlingnw.ru/files/smrp/indirectnesspoliteness.pdf. Diakses 3 Mei2013.

    Chaer, Abdul. 2010. KesantunanBerbahasa. Jakarta:Rineka Cipta.

    Harianto, et al. 2005. Unsur IntrinsikCerpen yang Dimuatpada Pontianak Post.Pontianak: Balai BahasaProvinsi KalimantanBarat.

    Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-PrinsipPragmatik.Diterjemahkan oleh Oka.Jakarta: UniversitasIndonesia.

    Moleong, Lexy J. 2004. MetodologiPenelitian Kualitatif.Bandung: RemajaRosda-karya.

    Nadar, F.X. 2009. Pragmatik danPenelitian Pragmatik.Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Oktavianus. 2006. Analisis WacanaLintas Bahasa. Padang:Andalas University Press.

    Palupi. 2002. “Tindak Tutur dalamWacana Iklan BentukBerita pada MajalahTempo Edisi 2001”.Semarang: Unnes.

    Ratna, Nyoman Kutha. 2003.Pradigma SosiologiSastra. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

    __________. 2007. Estetika Sastra danBudaya. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

    Rahardi, R. Kunjana. 2005. PragmatikKesantunan ImperatifBahasa Indonesia.Jakarta: Erlangga.

    Sari, Reno Mareta. 2008. KembangGean. Dalam JoniSyahputra dan ErwinaBurhanuddin (Ed.)Kembang Gean: AntologiCerpen Remaja SumatraBarat: 40-52. Padang:Balai Bahasa Padang.

    Suhailah, Azizatus. 2008. DiPenghujung Pengabdian.Dalam Joni Syahputradan ErwinaBurhanuddin (Ed.)Kembang Gean: AntologiCerpen Remaja SumatraBarat: 117-138. Padang:Balai Bahasa Padang.

    Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik.Yogyakarta: Andi.