k a l i m a n t a n u t a r a sekolah pencetak wirausaha

96
1 Sekolah Pencetak Wirausaha Disusun oleh : Gatot Hari Priowirjanto Amat S.Pd, M.Pd Iwan Suryatno Yohanna Novathalia Juni 2021 K A L I M A N T A N U T A R A

Upload: others

Post on 02-May-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

1

Sekolah Pencetak Wirausaha Disusun oleh : Gatot Hari Priowirjanto Amat S.Pd, M.Pd Iwan Suryatno Yohanna Novathalia

Juni 2021

K A L I M A N T A N U T A R A

Page 2: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

2

D A F T A R I S I

Kata Pengantar ................................................................................................................................................................................... 3

S E K O L A H P E N C E T A K W I R A U S A H A ( S P W ) .................................................................................. 4

S E K O L A H P E N C E T A K W I R A U S A H A ( S P W ) .................................................................................. 6

Pengertian Program SPW .................................................................................................................................................................. 8

S M K N 1 TANJUNG PALAS .......................................................................................................................................... 10

S M K S KESEHATAN PUTRA BORNEO NUNUKAN ..................................................................................... 13

S M K N 2 MALINAU ............................................................................................................................................................... 29

S M K N 1 SEBATIK BARAT .................................................................................................................................................. 31

S M K N 1 TANJUNG SELOR .......................................................................................................................................... 34

S M K N 1 MALINAU .......................................................................................................................................................... 40

S M K N 4 TARAKAN .......................................................................................................................................................... 44

S M K N 1 BUNYU ................................................................................................................................................................ 50

S M K N 2 TA NJUNG SELOR ........................................................................................................................................ 53

S M K N 1 TARAKAN ........................................................................................................................................................... 60

S M K N 3 TARAKAN .............................................................................................................................................................. 65

S M K NEGERI 1 TULIN ONSOI ....................................................................................................................................... 75

S M K SPP-N MALINAU ...................................................................................................................................................... 87

S M K N 1 TANJUNG PALA S TIMUR ........................................................................................................................ 94

Page 3: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

3

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berjalannya Program Sekolah

Pencetak Kewirausahaan (SPW) yang diadakan di Kalimantan Utara dan diterbitkannya

E-book Sekolah Pencetak Wirausaha ini. Sejak Desember 2020 33 Sekolah telah

mengikuti program SPW ini, 19 sekolah diantaranya telah memberikan kesan-pesannya

mengenai program SPW yang merupakan implementasi dari teori Mata Pelajaran

Produk Kreatif dan Kewirausahaan serta Simulasi Digital yang sudah diajarkan disekolah

masing-masing.

Suksesnya program ini dapat terlaksana berkat keaktifan siswa-siswi SMK, guru

pendamping, dan kepala sekolah. Tak hanya itu, kegiatan SPW ini juga dapat terlaksana

berkat gagasan dan dukungan dari Pak Gatot Hari Priowirjanto, Pak Amat, dan juga

Pak Iwan Suryatno sehingga program dan buku SPW ini dapat diterbitkan.

Kiranya E-book SPW ini menjadi salah satu acuan untuk sekolah-sekolah di

daerah lain untuk menambah pengetahuan dan juga ikut melakukan program SPW ini di

sekolahnya. Kami berharap buku ini bisa dinikmati pembaca dan juga bisa

mempraktekannya dalam merintis dunia usaha. Penulis menyadari bahwa E-book ini

masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan saran, dan kritik yang membangun dari pembaca untuk

penyempurnaan E-book ini.

Bandung, 13 Juli 2021

Penulis

Page 4: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

4

S E K O L A H P E N C E T A K W I R A U S A H A ( S P W )

Dunia pendidikan diharapkan dapat mempersiapkan para siswa untuk menghadapi

revolusi industri 4.0, selain itu juga mempersiapkan siswa yang aktif dan kreatif.

Kurikulum yang diterapkan di dunia pendidikan pun juga harus mengandung

pengetahuan tentang dunia industri. Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat

berpengaruh dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam pendidikan

setiap siswa pasti mendapatkan nilai-nilai, ilmu, kecakapan, dan keterampilan sehingga

dapat berfikir lebih kritis, logis, rasional, dan sistematis dalam menghadapi sebuah

persoalan atau masalah. Sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang No. 20 tahun

2003 bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Tingkat dan jenis pendidikan yang sekarang menjadi sorotan adalah pendidikan

kejuruan atau SMK. Sekolah Menengah Kejuruan merupakansekolah menengah yang

mempersiapkan siswanyauntuk siap bersaing di dunia kerja dalam bidang tertentu.

Selain itu, SMK juga menuntut siswa memiliki kecerdasan, pengetahuan, etika,

kepribadian, akhlak yang mulia untuk bekal hidup mandiri di era disrupsi 4.0.

Calon lulusan SMK sekarang ini harus memiliki inisiatif membuka lapangan

pekerjaan sendiri sehingga tidak akan lagi menambah angka pengangguran yang ada di

Indonesia. Sekolah diharapkan mampu menyiapkan lulusannya untuk berdiri sendiri

dengan membuka usaha yang dapat memberikan penghidupan bagi dirinya dan

masyarakat sekitarnya. Salah satu caranya dengan mendidik anak SMK memiliki jiwa

berwirausaha yang tinggi. Untuk melahirkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha yang

tinggi, maka perlu dikembangkan model pembelajaran atau pun sebuah program yang

dapat menumbuhkan jiwa wirausaha.

Program Sekolah Pencetak Wirausaha diimplementasikan di SMK dengan tujuan

untuk melatih siswa dalam mempraktikkan teori yang didapatkan dalam Mata Pelajaran

Produk Kreatif dan Kewirausahaan serta Simulasi Digital. Sebagai wadah yang dijadikan

praktik langsung dari dua Mata Pelajaran tersebut, diharapkan dapat meningkatkan skill

berwirausaha siswa. Menurut Kemendikbud (2018) dijelaskan bahwa dalam program

SPW ini terdapat tujuan khusus yaitu melatih siswa untuk menjadi wirausahawan muda

yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan baik untuk dirinya sendiri maupun orang

lain serta juga bisa handal dalam teknik pemasaran.

Page 5: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

5

Pengertian SPW menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa SPW atau Sekolah

Pencetak Wirausaha merupakan sebuah tempat atau wadah untuk menuangkan dan

mempraktikkan keterampilan yang dimiliki siswa dan juga kreativitas siswa dalam dunia

wirausaha. Berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat dijelaskan bahwa program SPW

merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk memiliki 18 keterampilan

melalui praktik usaha. Siswa didorong melakukan praktik wirausaha berbasis daring/online

karena dipandang relatif murah dan mudah untuk pemula. Khususnya bagi siswa generazi

Z, sejalan dengan upaya menghadapi era industri 4.0. Target yang ditetapkan adalah omzet

per semester. Dengan berjualan daring/online akan memudahkan siswa untuk bisa

mengunggah foto-foto dan melakukan transaksi ke daerah yang lebih luas serta tidak

membutuhkan biaya yang lebih besar.

Pergeseran pendidikan paradigma pendidikan vokasi saat ini dipengaruhi oleh

lompatan perkembangan teknologi internet atau dikenal dengan periode industri 4.0. Pada

periode ini sebuah tren otomasi pengendalian data dan proses produksi dilakukan dengan

aplikasi cerdas pada bidang apapun. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan serta kondisi

industri dan pasar yang terus berubah seiring munculnya profesi baru yang tidak pernah

diduga pada periode sebelumnya. Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan

siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang lebih berkualitas dan mampu menghadapi

tantangan masa kini dan masa depan. Disamping itu siswa SMK juga harus memiliki

keterampilan bukan hanya sesuai dengan kompetensi keahlian yang diambilnya, melainkan

juga memiliki kompetensi khusus dalam berwirausaha. Mengingat bahwa semakin

membludaknya lulusan SMK yang tidak seimbang dengan peluang kerja yang disiapkan

oleh pemerintah. Sehingga dibutuhkan sebuah kecakapan dan juga keterampilan yang

relevan yaitu kurikulum abad 21, yang meliputi siswa mampu berkomunikasi dan

berkolaborasi, berfikir kritis, dan memecahkan masalah, serta aktif dan inovatif.

Page 6: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

6

S E K O L A H P E N C E T A K W I R A U S A H A ( S P W )

Perkembangan dan pengetahuan teknologi merupakan penentu utama jalannya

peradaban. Barometer peradaban tersebut kini melaju dengan cepat dalam bingkai

Revolusi Industri 4.0 (Industrial Revolution 4.0). Era disrupsi 4.0 merupakan era yang

cepat adaptif dengan segala bentuk perubahan yang terjadi di sekitarnya dan

menyesuaikan tuntutan zaman dengan dibekali kompetensi profesional (aspek

pengetahuan, keahlian, dan sikap kerja) dan personal (aspek kepribadian dan interaksi

sosial). Era disrupsi 4.0 saat ini mulai berkembang sejalan dengan berkembangnya

teknologi komunikasi pada generasi milenial dan era internet of things. Banyak yang

telah menjadi korban dari era disrupsi, seperti organisasi-organisasi tingkat dunia

termasuk di dalamnya dunia pendidikan. Mereka yang biasa sudah mendapat

kenyamanan tidak dapat bergerak cepat padahal banyak sekali peluang yang

menjanjikan. Penyampaian muatan informasi seharusnya bukan hanya menjadi tujuan

dalam pendidikan, namun juga harus memperhatikan lulusan siswanya. Dunia

pendidikan juga diharapkan dapat mempersiapkan para siswa untuk menghadapi

revolusi industri 4.0, selain itu juga mempersiapkan siswa yang aktif dan kreatif.

Kurikulum yang diterapkan di dunia pendidikan pun juga harus mengandung

pengetahuan tentang dunia industri. Pendidikan merupakan sebuah hal yang sangat

berpengaruh dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam pendidikan

setiap siswa pasti mendapatkan nilai-nilai, ilmu, kecakapan, dan keterampilan sehingga

dapat berfikir lebih kritis, logis, rasional, dan sistematis dalam menghadapi sebuah

persoalan atau masalah. Sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang No. 20 tahun

2003 bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Pendidikan memiliki tugas untuk menyiapkan sumber daya yang berkualitas

untuk meneruskan pembangunan. Mengingat betapa fundamen dan vitalnya arti

pendidikan, maka seharusnya pemerintah menempatkan pendidikan sebagai prioritas

pembangunan yang berkelanjutan yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang

unggul pada tataran dunia yang semakin mengglobal. Setiap tingkat dan jenis

pendidikan diharapkan mampu mencapai fungsi pendidikan nasional dari berbagai

aspek. Tingkat dan jenis pendidikan yang sekarang menjadi sorotan adalah pendidikan

kejuruan atau SMK. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolahmenengah yang

mempersiapkan siswanya untuk siap bersaing

Page 7: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

7

di dunia kerja dalam bidang tertentu. Selain itu, SMK juga menuntut siswa memiliki

kecerdasan, pengetahuan, etika, kepribadian, akhlak yang mulia untuk bekal hidup mandiri

di era disrupsi 4.0. Sebagaimana dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

(UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah

pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang

tertentu. Sebagai tindak lanjut dari implementasi undang-undang di atas, maka perlu

dikembangkan suatu bentuk Pendidikan kejuruan. Khususnya Sekolah Menengah Kejuruan

menurut Depdiknas bertujuan untuk: 1) menyiapkan siswasiswi untuk memasuki lapangan

pekerjaan serta mengembangkan sikap professional; 2) menyiapkan siswa agar mampu

memilih karir, mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri; 3) menyiapkan

tenaga kerja yang mandiri dan atau mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat

ini maupun pada masa yang akan dating; dan 4) menyiapkan lulusan agar menjadi warga

negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Dalam sistematika pendidikan menyebutkan

bahwa SMK bertujuan untuk mencetak lulusan yang berkompeten dan langsung terjun di

dunia kerja sesuai dengan keahlian bidang yang dimiliki. Siswa SMK diwajibkan untuk

memiliki keterampilan khusus agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu keterampilan

yang harus dimiliki siswa SMK adalah keterampilan berwirausaha. Keterampilan

berwirausaha adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai bentuk

penguasaan pengetahuan dan menerapkan pada kegiatan nyata dalam kehidupannya.

Penguasaan keterampilan berwirausaha ini sesuai dengan tujuan Sekolah Menengah

Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan agar siswanya dapat menguasai

kompetensi program keahlian dan kewirausahaan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja

maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya (Lampiran

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi

Lulusan). Dalam kaitannya dengan mata pelajaran kewirausahaan, tidak lepas dengan

penciptaan wirausaha. Terciptanya wirausahawan sangat berperan penting dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi kondisi dunia kewirausahaan di Indonesia

belum sesuai dengan harapan. Kenyataannya, masih banyak siswa SMK yang belum

menggunakan keterampilan yang telah didapatkan di sekolah untuk digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, masih banyak siswa SMK yang belum dapat menciptakan

lapangan kerja sendiri. Hal ini dibuktikan masih banyaknya jumlah pengangguran yang

berasal dari lulusan siswa SMK. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang

merupakan update terakhir tanggal 23 Januari 2019, mengenai Tingkat Pengangguran dapat

diketahui bahwa jumlah pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan

data tahun 2018 bulan Agustus sebanyak 1.731.743 jiwa. Dibandingkan dengan bulan

Februari 2018 mengalami kenaikan sebesar 307.315 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat pengangguran lulusan SMK masih cukup tinggi. Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian Darmin Nasution dalam Afriyadi (2019) memaparkan bahwa terdapat

masalah dalam pendidikan, khususnya pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Pendidikan SMK ditempuh selama tiga tahun atau empat tahun dan masalahnya lulusan

yang harusnya disiapkan untuk mengisi dunia kerja justru banyak menganggur.

Page 8: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

8

Menurutnya tingkat pengangguran pendidikan yang masih tinggi adalah SMK, angka

pengangguran ini masih sebanding dengan tahun 2017. Oleh karena itu hal tersebut masih

menjadi PR bagaimana kurikulum SMK bisa dan keterampilan lulusan siswa SMK dapat

menjawab dunia kerja. Hal ini bertolak belakang dengan tujuan SMK yang seharusnya

mampu mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Keadaan ini bukanlah sebuah

pilihan untuk tidak bekerja, tetapi akibat dari semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan.

Masalah di atas sebenarnya dapat diperkecil dengan cara menumbuhkembangkan

kewirausahaan dan menjadi wirausaha merupakan alternatif pilihan yang tepat. Calon

lulusan SMK sekarang ini harus memiliki inisiatif membuka lapangan pekerjaan sendiri

sehingga tidak akan lagi menambah angka pengangguran yang ada di Indonesia. Sekolah

diharapkan mampu menyiapkan lulusannya untuk berdiri sendiri dengan membuka usaha

yang dapat memberikan penghidupan bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya. Salah satu

caranya dengan mendidik anak SMK memiliki jiwa berwirausaha yang tinggi. Untuk

melahirkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, maka perlu dikembangkan

model pembelajaran atau pun sebuah program yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha.

Ada beberapa program yang dikembangkan di SMK seperti Technopark, Teaching Factory,

Koperasi Sekolah, Sekolah Pencetak Wirausaha, dan sebagainya. Salah satu program di

SMK yang cukup mendukung adalah Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang sering

disingkat dengan sebutan SPW. Program ini berguna sebagai wadah serta sarana untuk

menumbuhkan jiwa berwirausaha. Dengan adanya program SPW ini di sekolah diharapkan

dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam berwirausaha. Direktur SEAMEO (The

Southeast Asian Ministers of Education Organization) Gatot Hari Priowirajanto dalam

Kemendikbud (2018) menyampaikan bahwa SPW merupakan bagian dari upaya pemerintah

mencapai target Revitalisasi SMK seseuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016.

Tujuan dibentuknya SPW ini adalah untuk mencetak siswa dengan “kartu biru”, anak-anak

yang membuka lapangan pekerjaan baik untuk diri sendiri maupun 7 untuk orang lain.

Tahun 2018 Direktorat Pembinaan SMK menargetkan 150 SMK mengikuti program

Sekolah Pencetak Wirausaha dengan memberikan bantuan berupa bimbingan teknis agar

dapat melahirkan wirausaha muda.

Pengertian Program SPW

Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang disingkat dengan kata SPW menurut Kasubdit

Kurikulum Direktorat Pembinaan SMK, Mochamad Widiyanto dalam Nugraha (2018)

menjelaskan bahwa SPW merupakan sebuah tempat yang dijadikan salah satu contoh bagi

siswa untuk melakukan sebuah usaha. Kemudian menurut pengertian lain, Seftiawan (2018)

SPW adalah sebuah model pembelajaran kewirausahaan yang mendorong siswa untuk

memiliki keterampilan dan kreativitas dalam berwirausaha. Pengertian SPW menurut

beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa SPW atau Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan

sebuah tempat atau wadah untuk menuangkan dan mempraktikkan keterampilan yang

dimiliki siswa dan juga kreativitas siswa dalam dunia wirausaha. Berdasarkan penjelasan

definisi di atas dapat dijelaskan bahwa program SPW merupakan model pembelajaran yang

mendorong siswa untuk memiliki 18 keterampilan melalui praktik usaha.

Page 9: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

9

Siswa didorong melakukan praktik wirausaha berbasis daring/online karena dipandang

relatif murah dan mudah untuk pemula. Khususnya bagi siswa generazi Z, sejalan dengan

upaya menghadapi era industri 4.0. Target yang ditetapkan adalah omzet per semester.

Dengan berjualan daring/online akan memudahkan siswa untuk bisa mengunggah foto-foto

dan melakukan transaksi ke daerah yang lebih luas serta tidak membutuhkan biaya yang

lebih besar. Landasan Pemikiran Program SPW

Pergeseran pendidikan paradigma pendidikan vokasi saat ini dipengaruhi oleh lompatan

perkembangan teknologi internet atau dikenal dengan periode industri 4.0. Pada periode

ini sebuah tren otomasi pengendalian data dan proses produksi dilakukan dengan aplikasi

cerdas pada bidang apapun. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan serta kondisi industri dan

pasar yang terus berubah seiring munculnya profesi baru yang tidak pernah diduga pada

periode sebelumnya. Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan siswa Sekolah

Menengah Kejuruan yang lebih berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa kini

dan masa depan. Disamping itu siswa SMK juga harus memiliki keterampilan bukan hanya

sesuai dengan kompetensi keahlian yang diambilnya, melainkan juga memiliki kompetensi

khusus dalam berwirausaha. Mengingat bahwa semakin membludaknya lulusan SMK yang

tidak seimbang dengan peluang kerja yang disiapkan oleh pemerintah. Sehingga

dibutuhkan sebuah kecakapan dan juga keterampilan yang relevan yaitu kurikulum abad 21,

yang meliputi siswa mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, berfikir kritis, dan

memecahkan masalah, serta aktif dan inovatif. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat

Pembinaan SMK membentuk program Sekolah Pencetak Wirausaha atau SMK Pencetak

Wirausaha (Kemendikbud, 2018). Dalam program Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang

sering disingkat dengan SPW merupakan sebuah program yang memiliki tujuan untuk

meningkatkan keterampilan berwirausaha siswa SMK. Pada program ini siswa diharapkan

tidak hanya cakap dalam bidang keahlian tetapi juga mampu mengkomunikasikan hasil

produk dan jasa kepada pengguna atau pasar dengan terus menyesuaikan perubahan

teknologi digital.

Page 10: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

10

S M K N 1 T A N J U N G P A L A S J l . M . T a y i b T a n j u n g P a l a s H i l i r , R T . 4 , K a b u p a t e n B u l u n g a n

K a l i m a n t a n U t a r a

Wirausaha adalah sebuah kegiatan usaha atau suatu bisnis mandiri yang setiap

sumber daya dan kegiatannya dibebankan kepada pelaku usaha atau wirausahawan

terutama dalam hal membuat produk baru, menentukan bagaimana cara produksi baru,

maupun menyusun suatu operasi bisnis dan pemasaran produk serta mengatur permodalan

usaha. Wirausaha memiliki tujuan untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai lebih

tinggi dibandingkan sebelum diolah.

Menurut Burgess (1993), wirausaha adalah seseorang yang melakukan pengelolaan,

mengorganisasikan, dan berani menanggung segala risiko dalam menciptakan peluang

usaha dan usaha yang baru . Sedangkan menurut J.B Say (1803), Wirausaha adalah

pengusaha yang mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis

(efektif dan efisien) dan tingkat produktivitas yang rendah menjadi tinggi.

Seorang wirausahawan yang unggul tentu memiliki ciri-ciri tersendiri dan belum

tentu dimiliki semua orang. Lagipula, nilai-nilai inilah yang menjadikan seseorang bisa

sukses di bidangnya.

Jadi, apa saja ciri-ciri yang dimaksud?

1. Memiliki keberanian yang tinggi.

2. Berani mengambil keputusan meskipun memiliki risiko tinggi.

3. Memiliki daya kreativitas yang tinggi.

4. Memiliki berbagai inovasi yang jarang terpikirkan oleh orang lain.

5. Dapat berpikir secara jangka panjang.

6. Memiliki semangat dan kemauan yang keras.

7. Memiliki sifat hemat atau tidak konsumtif.

8. Memiliki sikap kepemimpinan dan bisa memotivasi diri sendiri dan tim

kerjanya.

Dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berwirausaha, maka SMK

Negeri 1 Tanjung Palas melaksanakan program kegiatan SMK Pencetak Wirausaha (SPW)

dengan berbagai macam produk yang dibuat diprogram keahlian. Peserta didik

berpartisipasi aktif dalam mewujudkan pengembangan kewirausahaan tersebut.

Demikian tulisan yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi para

wirausahaan di SMK pelaksanan SPW.

Hasni Joni,S.Pd

Guru Pendamping SMK Negeri 1 Tanjung Palas

Page 11: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

11

Assalamualaikum wr.wb

Pertama tama saya ingin mem beri tahukan bahwa saya dan orang tua saya

mempunyai usaha warung makan. Menu diwarung kami hanya memiliki menu

nasi goring dan nasi lalapan. Berikut ini adalah beberapa motivasi rahasia yang

harus dimiliki yaitu kerja keras,pantang menyerah,optimis,professional,tekun dan

berdoa.

Saat ini persaingan didunia kerja semakin berat dan pengangguran semakin

banyak. Maka dari itu saya dan orang tua saya membuka warung makan tersebut

untuk mebiayai kehidupan sehari hari, dan juga mempunyai tujuan untuk

membuka lapangan kerja untuk mengurangi para pengangguran.

Saya dan orang tua saya membangun usaha ini juga didukung oleh SMK

Negeri 1 Tanjung Palas, karena SMK mempunyai program SPW. Dan SPW juga

samhat membantu kami untuk meningkatkan skill berwirausaha yang baik. Selain

itu kami juga diajarkan tentang skill berkomunikasi yang baik. Karena SPW

bertujuan untuk mencetak lulusan yang berkopeten dan langsung terjun didunia

kerja dan mengurangi pengangguran. Dan program SPW ini sangat berguna

sebagai wadah serta sarana untuk menumbuhkan jiwa jiwa berwirausaha kami.

Jadi SWP sangat membantu untuk usaha kami

Jadi untuk memiliki usaha tidaklah sulit kita hanya perlu memiliki

niat,modal dan tekat. Karena di zaman sekarang sudah modern,untuk usaha pun

sudah tidak sulit. Usaha sekarang cukup mudah karena sudah ada bejualan online.

Dan karena SWP kita jadi mudah dan memahi tentang berwirausaha yang baik

dan benar itu bagaimana. Jadi kita harus berterimakasih kepada SWP karena

telah memudahkan untuk berwirausaha.

Setelah itu sekarang kita akan membahas tentang membuat strategi yang

baik dan matang. Ketika menjalankan sebuah bisnis atau usaha terutama untuk

usaha skala menengah keatas, dibutuhkan sebuah strategi dan perencanaan yang

baik dan juga matang. Agar usaha Anda dapat berkembang menuju level yang

lebih baik, buatlah sebuah strategi dan perencanaan mulai dari pemasaran, biaya,

visi, misi, target, dan lain-lain.

Tujuannya adalah untuk mempermudah dan juga membantu para pelaku usaha

agar dapat memperhitungkan anggaran-anggaran yang dibutuhkan serta tidak

melenceng dari target. Selain itu strategi ini digunakan agar pengusaha juga dapat

selalu fokus.

Hesti Pravitasari,

SMK Negeri 1 Tanjung Palas

Page 12: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

12

L A P O R A N S P W

S M K N 1 T A N J U N G P A L A S

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 13: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

13

S M K S K E S E H A T A N P U T R A B O R N E O N U N U K A N J l . A . Y a n i , N u n u k a n T e n g a h , K e c . N u n u k a n , K a b u p a t e n

N u n u k a n , K a l i m a n t a n U t a r a 7 7 4 8 2

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah menengah yang mempersiapkan

sisw anya untuksiap bersaing didunia kerja dalambidang tertentu. Selain itu, SMK

juga menuntut siswa memiliki kecerdasan, pengetahuan, etika, kepribadian, akhlak

yang mulia untuk bekal hidup mandiri di era disrupsi 4.0.

Menurut sepamahaman saya sebagai salah satu siswa di SMKS Kesehatan Putra

Borneo Nunukan Jurusan Farmasi bahwa SMK bertujuan untuk mencetak lulusan

yang berkompeten dan langsung terjun di dunia kerja sesuai dengan keahlian bidang

yang dimiliki. Serta siswa SMK diwajibkan untuk memiliki keterampilan khusus

agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa

SMK adalah keterampilan berwirausaha.

Keterampilan berwirausaha adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang

sebagai bentuk penguasaan pengetahuan dan menerapkan pada kegiatan nyata dalam

kehidupannya. Penguasaan keterampilan berwirausaha ini sesuai dengan tujuan

Sekolah Menengah Kejuruan. Akan tetapi kenyataannya, menurut saya masih banyak

siswa SMK yang belummenggunakan keterampilan yang telah didapatkan di sekolah

untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, masih banyak siswa SMK

yang belum dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini dibuktikan masih

banyaknya jumlah pengangguran yang berasal dari lulusan siswa SMK.

Masalah di atas sebenarnya dapat diperkecil dengan cara menumbuh kembangkan

kewirausahaan danmenjadi wirausaha merupakan alternatif pilihan yang tepat.

Untuk melahirkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, maka perlu

dikembangkan model pembelajaran atau pun sebuah program yang dapat

menumbuhkan jiwa wirausaha. Ada beberapa program yang dikembangkan di SMK

seperti Technopark, Teaching Factory, Koperasi Sekolah, Sekolah Pencetak

Wirausaha, dan sebagainya. Salah satu program di SMK yang cukup mendukung

adalah Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang sering disingkat dengan sebutan SPW.

Program ini berguna sebagai wadah serta sarana untuk menumbuhkan jiwa

berwirausaha. Dengan adanya program SPW ini di sekolah diharapkan dapat

meningkatkan keterampilan siswa dalam berwirausaha.

Selain itu juga berdasarkan pada jumlah lulusan SMK yang belum bekerja,

sehingga SPW menjadisolusi bagi siswaketika tidak mendapatkanpekerjaan bisa

membuka usaha sendiri sesuai dengan teknis yang didapatkan di program Sekolah

Pencetak Wirausaha.

Page 14: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

14

SPW merupakan sebuah komunitas yang dijalankan oleh siswa di bawah

bimbingan guru. Dimana disekolah kami SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan

sudah menerapkan program SPW ini yang mana keanggotaan SPW adalah siswa

yang memiliki keinginan dan potensi untuk mengembangkan jiwa berwirausahanya

tidak terbatas pada jurusan tertentu melainkan berlaku untuk semua siswa yang ada

disekolah. Komunitas ini memiliki dukungan penuh dari guru-guru, terutama guru

PKK/KWU. Pada SPW yang ada disekolah kami ini telah berhasil menjual beberapa

produk mulai dari makanan, minuman, hingga jasa. Dimana program SPW ini

bergerak dengan iuran dana dari sendiri yang selanjutnya akan dikelola oleh

kelompok yang di bagi di masing-masing kelas. Setelah dijalankan maka selanjutnya

akan dibuat pelaporan pelaksanaan SPW yang dijalankan kepada guru PKK masing-

masing jurusan (Asisten keperawatan dan Farmasi). Dari laporan tersebut akan

dievaluasi bersama untuk melihat kelayakan suatu usaha tersebut dengan

mempertimbangkan laba rugi yang dihasilkan.

Keberadaan Sekolah Pencetak Wirausaha disekolah kami memiliki fungsi

ganda yaitu sebagai sarana unit produksi sekolah dan sebagai tempat (laboratorium)

bagi para siswa untuk melaksanakan praktik penjualan. Dengan adanya praktik

berwirausaha melalui program SPW ini maka dapat meningkatkan kualitas dan

motivasi siswa dalam menggali keahlian dan potensi melalui keterampilan dalam

mengembangkan kewirausahaan.

Harapannya adalah saya sebagai siswa di SMKS Kesehatan Putra Borneo

Nunukan siap belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita yang saya

inginkan yaitu menjadi orang sukses dan menjadi wirausahawan muda. Dimana

ketika lulus nanti saya siap bekerja guna menambah pengetahuan dan pengalaman

saya di dunia kerja dan tidak menjadi penghalang saya siap berwirausaha serta

menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang yang membutuhkan. SMK Bisa, SMK

Hebat, SMK Luar Biasa.

Aiza

Jurusan Farmasi SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan

Page 15: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

15

Program Sekolah Pencetak Wirausaha adalah sinergi antara PSMK, SEAMEO,

SEAMOLEC, dengan model pengembangan pembelajaran berdasarkan praktik

usaha berbasis omset pemasaran. Program ini dilaksanakan dengan metode

pendampingan secara terpadu dengan pola jarak jauh menggunakan TIK. Manfaat

yang sangat besarpun dirasakan oleh sekolah kami SMKS Kesehatan Putra Borneo

Nunukan. Salah satunya adalah melatih jiwa kewirausahaan siswa melalui program

SPW (Sekolah Pencetak Wirausaha).

SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan sebagai satu-satunya SMK di

Kabupaten Nunukan yang memiliki Program Keahlian Pekerjaan Sosial, memiliki

tugas pokok mendidik calon pekerja sosial profesional. Dalam kurikulumnya, selain

menyelenggarakan pembelajaran di kelas, SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan

juga menyelenggarakan program Pengadaan Produk Kreatif dari Kewirausahaan

yang di pasarkan di masyarakat umum.

Produk Kreatif / Kewirausahaan merupakan pembelajaran yang sangat penting

buat siswa SMK dalam menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk –

produk yang bisa di pasarkan di tempat umum. Produk Kreatif / Kewirausahaan di

Lingkungan Sekolah SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan sendiri telah

menghasilkan beberapa produk baik dari Pengadaan Produk barang maupun Produk

Jasa Pelayanan dari Kompetensi Keahlian yang ada di lingkungan SMKS Kesehatan

Putra Borneo Nunukan yaitu Jurusan Asisten Keperawatan dan Jurusan Farmasi

Klinis.

Ada beberapa produk yang dibuat disekolah kami dalam mengembangankan

program ini yang tertuang dalam pembelajaran Kewirausahaan.

1. Liptint (Tint Nature)

2. Lipgloss (Love Nature)

3. Roll on Aromatheraphy (Nature Care)

4. Sabun Herbal (Nature Soap)

5. Handsinitizer (Hand Clean)

6. Teh Herbal (The Miracle Tree)

7. Es daun sirsak (Ice Lab)

8. Masker organic (Face Mask)

9. Masker komedo spirulina

10. Bakso Ekstrak Kulit Buah Manggis

11. Lumpia Ubi Ungu

10. Medical Check up (Pemeriksaan Asam Urat, Kolesterol, Gula Darah, Tekanan

Darah)

11. Pemeriksaan golongan darah

Page 16: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

16

Dimana produk tersebut dituangkan dalam suatu pameran dan bazar yang

pernah dilakukan oelh sekolah kami. Dari kegiatan tersebut manfaat yang dirasakan

yaitu “Anak-anak akan terlatih untuk menjadi wirausahawan muda, melatih

kemandirian, berani mengambil risiko, menjadi siswa yang kreatif, inovatif, serta

mengaplikasikan dalam dunia usaha yang sesungguhnya”.

Dengan program SPW yang diterapkan disekolah kami diharapakan akan

muncul wirausaha-wirausaha muda dari SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan.

Kepala SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan mengungkapkan bahwa Sekolah

Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa

untuk memiliki keterampilan melalui praktik usaha, siswa didorong melakukan

praktik wirausaha secara langsung.

Melalui program SPW ini, akan melatih para siswa untuk mandiri, belajar

melawan rasa malu, belajar menjadi konsisten, tentang komitmen, dan belajar untuk

dapat dipercaya.

SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan berkomitmen untuk pendidikan

kewirausahaan, langsung diimplementasikan dalam berbagai bentuk pembelajaran

berbasis produksi dan bisnis sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki karakter

mandiri dan mampu membuka lapangan kerja, baik untuk diri sendiri atau orang

lain.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya

mengembangkan kewirausahaan di kalangan siswa SMK. Melalui program Bantuan

Pengembangan Pembelajaran Kewirausahaan SMK, para Kepala Sekolah ditantang

untuk melahirkan lebih banyak wirausaha muda dari SMK.

Pendidikan kewirausahaan di SMK diimplementasikan dalam berbagai bentuk

pembelajaran berbasis produksi dan bisnis seperti Teaching Factory atau Techno

Park. Program SPW merupakan model pembelajaran yang mendorong siswa untuk

memiliki keterampilan melalui praktik usaha.

Hakekat dari program pendidikan kewirausahaan pada dasarnya merupakan

proses pembelajaran penanaman tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan

pemeliharaan perilaku dan sikap. Metode pembelajaran pendidikan Kewirausahaan

adalah menanamkan sikap, pembukaan wawasan dan pembekalan pengalaman awal

yang dalam proses pembelajarannya bukan sekedar hafalan atau target kognitif,

tetapi dipelajari melalui penanaman kebiasaan yang harus dikerjakan atau dilakukan

sendiri secara berulang-ulang dan tidak sekedar hanya mengerti dan mengalami.

Lebih jauh, jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) pada dasarnya bisa ditanamkan

oleh para orang tua ketika anak-anak mereka dalam usia dini. Kewirausahaan

ternyata lebih kepada menggerakkan perubahan mental. Jadi tak perlu

dipertentangkan apakah kemampuan wirausaha itu berkat adanya bakat atau hasil

pendidikan. Dengan kata lain, untuk menjadi wirausahawan handal dibutuhkan

Page 17: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

17

sebuah karakter unggul.

Page 18: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

18

Karakter unggul tersebut meliputi pengenalan terhadap diri sendiri (self

awareness), kreatif, mampu berpikir kritis, mampu memecahkan permasalahan

(problem solving), dapat berkomunikasi, mampu membawa diri di berbagai

lingkungan, menghargai waktu (time orientation), empati, mau berbagi dengan

orang lain, mampu mengatasi stres, bisa mengendalikan emosi, dan mampu

membuat keputusan. Karakter tersebut tentu melalui sebuah proses yang panjang.

Saatnya pendidikan di Indonesia dapat berperan sebagai problem solver

dengan dibarengi mental wirausaha yang terpatri dalam diri anak didik. Dengan

bekal pelbagai disiplin keilmuan yang mumpuni yang dapat dijadikan “modal” untuk

menyelesaikan beberapa permasalahan yang muncul dan berkembang di masyarakat.

Selain itu, dengan jiwa wirausahanya peserta didik akan selalu melakukan

pembaharuan dan inovasi secara dinamis di masyarakat.

Dengan pengetahuan dan keterampilan dari para pembimbing SPW yang

ada disekolah kami, kami sebagai pembimbing berperan aktif dalam hal mencetak

peserta didik yang diharapkan memilki jiwa-jiwa wirausaha muda dengan

menjalankan program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW), dimana kami berharap

semoga program ini bisa terus berjalan dan berkelanjutan. Lulusan SMK nantinya

tidak hanya dicetak untuk siap bekerja tapi mampu menciptakan lapangan kerja

sendiri atau berwirausaha dengan keterampilan yang dimiliki.

Apt. Hendro Prayugo, S.Farm,

Guru pembimbing SPW

SMKS Kesehatan Putra Borneo Nunukan.

Page 19: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

19

L A P O R A N S P W

S M K S K E S E H A T A N P U T R A B O R N E O

N U N U K A N

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 20: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

20

S M K N 1 K R A Y A N

J l . T e r a n g B a r u L o n g B a w a n L o n g M a t u n g , K e c . K r a y a n , K a b . N u n u k a n

P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatyu

Syalom

SMK Negeri 1 Krayan mengikuti program Sekolah Pencetak Wirausaha dimulai Tahun

2021 dan hal ini sesuai dengan Visi SMK Negeri 1 Krayan yaitu Mendidik Siswa di daerah

perbatasan menjadi Entrepreneur. Hadirnya visi ini untuk menjawab tentangan bahwa

tidak semua lulusan SMK dapat diterima di dunia kerja karena DUDI yang terbatas, dan

disisi lain juga, tidak semua siswa dapat melanjut ke Pendidikan yang lebih Tinggi karena

keterbatasan ekonomi orang tua, terutama disaat kesulitan ekonomi sebagai dampak dari

Covid 19. Oleh karena itu, sekolah berkeyakinan apabila siswa dibentuk sejak dini menjadi

wirausaha maka diharapkan akan muncul karakter kewirausahaan seperti kemandirian,

kreativitas, inovasi dan lain-lain, maka siswa dapat mempertahankan kehidupannya dimana

saja baik di dunia kerja, melanjutkan Pendidikan, bahkan berwirausaha sendiri.

Dengan hadirnya Program Sekolah Pencetak wirausaha oleh Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia yang difasilitasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Kalimantan Utara khususnya Kabid PSMK, sangat membantu entrepreneur siswa

dan bahkan guru untuk lebih berinovasi, berkreatifitas dalam menjalankan usaha-usahanya,

sekalipun saat ini siswa SMKN 1 Krayan belum fokus pada usaha sesuai kompetensinya.

Untuk membantu siswa dan mengarah siswa dalam melaksanakan kegiatan kewirausahaan,

sekolah menetapkan 4 guru pembimbing untuk membimbing 6 siswa. Saat ini siswa SMKN

1 Krayan masih berwirausaha dibidang penjualan baju online, alat dapur online, pulsa

online, alat-alat motor online. Namun kami yakin SMKN 1 Krayan suatu saat pasti akan

bisa sesuai slogan “SMK Bisa” untuk berwirausaha sesuai kompetensiu keahlian karena siswa

dan guru SMKN 1 Krayan punya Semangat.

Kami menyadari untuk mencapai visi yaitu mencapai siswa yang enterpeneur yaitu

mencetak siswa menjadi wirausaha atau sebagai SPW tidak hanya punya semangat, namun

didukung juga oleh pemerintah pusat dan Daerah melalui sarana dan prasarana pendukung,

peningkatan kualitas SDM dan lain-lain. Ada berbagai hambatan dan tantangan yang

dihadapi oleh SMKN 1 Krayan, antara lain belum memiliki sarana prasarana pendukung

seperti internet, Ruang Produksi, mesin dan alat alat yang dibutuhkan untuk menunjang

SPW sesuai kompetensinya, seperti mesin-mesin produksi, mesin pengemasan produk, dan

juga pelatihan-pelalitan SDM baik kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi dalam

mewujudkan SPW tersebut.

Kami berharap secara kuantitas maupun kualitas siswa peserta SPW di SMKN 1 Krayan

akan meningkat dari tahun ke tahunnya untuk lebih banyak mencetak generasi melinial

yang Entrepreneur dibidangnya dan tidak ada lagi yang menganggur di wilayah perbatasan,

khususnya Krayan Indonesia.

Semoga coretan ini bermanfaat untuk kemajuan SPW kedepan. Amin

Kepala Sekolah SMKN 1 Krayan

Krayan, 3 Juni 2021

Page 21: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

21

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pada tahun ajaran 2020/2021 ini SMKN 1 Krayan melaksanakan kegiatan

SPW dan dalam kegiatan ini kepala sekolah mengangkat beberapa guru untuk

mendampingi dan membimbing siswa yang terpilih sebagai peserta kegiatan SPW.

Kepala SMKN 1 Krayan mempercayakan beberapa guru pendamping dan salah

satunya adalah saya dengan alasan karena saya memiliki bisnis kecil-kecilan dirumah.

Terlebih dahulu saya akan jelaskan bahwa saya hanya guru simulasi dan

komunikasi digital. Selain mengajar disekolah saya juga membuka bisnis kecil-

kecilan dirumah dengan mejual produk kosmetik yang saya promosikan secara

online dan juga offline. Hal inilah yang menjadisalah satu pertimbangan kepala

sekolah mengangkat dan mempercayakan saya sebagai salah satu pendamping siswa

SPW. Sesuai dengan salah satu 1riteria pendamping yang telah ditentukan yaitu

memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi pengalaman dengan

siswa-siswi dan mendampingi mereka selama kegiatan SPW ini berlangsung.

Melalui kegiatan SPW ini untuk rencana kedepannya adalah untuk

meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan

sesuai dengan bakat dan minat siswa dan mencetak siswa – siswibukan hanya siap

kerja tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja untuk diri-sendiri, keluarga dan

bahkan lingkungan sekitar.

Pada awal pelaksanaan program SPW ada beberapa siswa yang mengalami

kendala, saya sebagai pendamping berusaha untuk membantu dan menfasilitasi siswa

dengan dibantu dana dari sekolah dan dengan berjalannya waktu, siswa-siswi

akhirnya bisa terus aktif hingga saat ini.

Dari SMKN 1 Krayan ada 6 siswa yang ikut serta dalam program SPW dan

memiliki berbagai produk yang berbeda-beda dan juga metode pemasaran yang

berbeda. Dengan kondisi pandemic saat ini yang sedang melanda, pemasaran yang

dilakukan ada yang memasarkan secara online yaitu dengan mengunggah postingan

dimedia sosial dan juga pemasaran secara secara offline dengan menawarkan secara

langsung dengan teman dekat, keluarga dan lingkungan.

Saya sebagai pendamping siswa SPW berharap kedepannya para siswa-siswi

yang ikut SPW bisa mengembangkan usahanya dan melebarkan sayap keberbagai

kalangan dan memiliki usaha mandiri yang dapat memberikan lapangan kerja bagi

orang-orang disekitarnya dan oleh karena itu masih banyak yang harus kami pelajari

dan kembangkan dengan dukungan dari sekolah.

Sumarni, S.Pd

Pembimbing SPW SMKN 1 Krayan

Page 22: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

22

Salam sejahtera bagi kita semua semoga kita selalu diberikan kesehatan

dimanapun kita berada.

Saya dipercaya oleh Kepala SMKN 1 Krayan sebagai pembimbing pada program

Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) pada bulan Desember 2020 walaupun saya

sebenarnya bukanlah guru pada bidang kewirausahaan karena saya mengajar pada

mata pelajaran Produktif Keperawatan namun karena saya mempunyai usaha yang

saya jalankan dibidang bisnis online kemudian saya diberi kepercayaan untuk

membimbing dan membagikan ilmu kewirausahaan saya kepada siswa/siswi SPW.

Saya semenjak SD sebenarnya sudah mempunyai ketertarikan pada bidang

kewirausaan, saya selalu tertarik pada orang-orang yang mampu menciptakan

lapangan kerja bagi orang lain bahkan berdampak luas pada perekonomian suatu

daerah tertentu oleh karena itu saya selalu mengamati dan mempelajari akan suatu

usaha. Pada saat ini saya menjalankan usaha dibidang bisnis online baik dalam

produk fashion, elektronik, dan lain lain. Tidak banyak ilmu secara teori yang dapat

saya bagikan kepada siswa/siswi tetapi lebih kepada pengalaman bagaimana saya

mengelola bisnis tersebut dari survey produk, persiapan produk, memasarkan,

hingga sampai kepada tangan costumer.

Dalam hal berwirausaha diperlukan mental yang kuat dan pantang menyerah

karena akan banyak hal dan rintangan yang dihadapi jika sedikit rintangan saja

sudah menyerah maka usaha tersebut tidak akan berkembang. Diperlukan juga

inovasi dan modifikasi produk kita sehingga menjadi nilai tambah dimata costumer

dibandingkan produk serupa yang dipasarkan orang lain oleh karena itu kreativitas

dan tidak pernah berhenti belajar adalah kemampuan lain yang saya ajarkan kepada

siswa/siswi SPW yang harus selalu dimiliki oleh para wirausaha.

Dalam hal membimbing SPW di SMKN 1 Krayan tentu memiliki rintangan yang

lebih sulit dibanding pembimbing SPW di perkotaan karena infrasturuktur di

wilayah perbatasan masih sangat tertinggal seperti dalam hal komunikasi maupun

transportasi sehingga setiap hal yang memerlukan jaringan internet maupun

mobilisasi produk sering kali terhambat namun keterbatasan tersebut bukanlah

alasan untuk menyerah karena jiwa seorang wirausaha harus mampu melihat peluang

dibalik setiap masalah.

Harapan saya kelak para lulusan SMK dapat berbicara banyak dalam

menggerakan sektor perekonomian di daerah terutama di wilayahnya sendiri baik

dalam memasarkan produk-produk unggulan daerah secara lebih luas di masyarakat

maupun menciptakan lapangan-lapangan kerja baru sehingga dapat menyerap

tenaga kerja lokal.

Sekian dan Terima Kasih.

Depri Entoni, S.Kep

Page 23: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

23

SMK Negeri 1 krayan merupakan salah satu sekolah Pusat Keunggulan, dan salah

satu sekolah yang mengikuti Program Sekolah Pencetak Wirausaha.

Di sekolah saya bukanlah seorang guru saya hanyalah tenaga administarsi sekolah,

tapi saya di percayakan untuk membimbing siswa SPW, dimana kemampuan saya

yang saya pikir tidak memadai untuk melaksanakan tugas ini, oleh kerena beberapa

pertimbangan dari kepala sekolah, adalah guru atau tenaga adm sekolah yang

memiliki usaha sendiri maka saya pun ditunjukan untuk menjadi pembimbing siswa

SPW.

Pertama kali saya di tugaskan untuk melaksanakan pendampingan/pembimbingan

Sekolah Pencetak Wirausaha saya merasa sangat terbebani sampai-sampai saya mau

mengundurkan diri, tapi oleh karena tugas saya pun tetap bertahan dan pada awal

pembimbingan saya sangat kewalahan karena banyak hal yang saya tidak saya

pahami dan masalah jaringan yang tidak memadai saya harus memeras otak untuk

mencari cara agar siswa tetap bisa mengikuti VCT dan juga mendapatkan ilmu,

berbagai kendala ini tidak mematahkan semangat kami sehingga saya tetap bisa

membimbing dua oarng siswa hingga saat ini.

Adapun usaha yang saat ini dijalankan siswa yang saya bimbing saat ini adalah

usaha Spare Part dan Olshop yang saya pikir ini adalah usaha yang menjanjikan jika

terus dikembangkan dengan menggunakan kemajuan teknologi saat ini, tapi apalah

guna teknologi jika jaringan internet yang tidak memadai di area kami saat ini,

jaringan internet hanya bisa di akses di internet prabayar yang harus d bayar 30rb/

250 MB, bakti aksi yang super lelet karena banyak penggunanya dan 4G kadang

timbul kadang hilang untuk waktu yang lama, dan saya terus saja memberi semangat

kepada siswa, Karena saya tau ketika seseorang hanya duduk diam tidak melakukan

apa-apa maka tidak ada hasil apa pun juga, tetapi ketika kita melakukan sesuatu

maka hasil akan menunjukan seberapa keras perjuangan kita.

Adapun manfaat mengikuti SPW kedepannya adalah untuk menambah ilmu dan

pengalaman untuk diri sendiri sedangkan manfaat lainya dapat menjadi langkah

awal dalam memulai sebuah usaha kecil mencapai usaha besar yang terus

dikembangkan hingga menciptakan lapangan pekerjaan guna memperbaiki

perekonomian setempat, dan mempu melahirkan ide-ide baru dalam berwirausaha

kedepannya.

Harapan saya sebagai pembimbing SPW adalah agara siswa yang bergabung dalam

SPW tidak berhenti dalam mengembangkan usahanya dan mampu mengembangkan

usahanya menjadi lebih besar dengan omset yang terus menigkat setiap bulannya,

harapan saya untuk sekolah agar sekolah lebih menonjolkan SPW dengan

mengapresiasi siswa yang mengkuti SPW dalam bentuk nilai, dan lain sebagainya

untuk memotivasi siswa tersebut dan siswa lainya yang belum bergabung.

Page 24: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

24

Penulis

Ina Sari Bulan, S.Kep

Page 25: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

25

Mengikuti program SPW di SMKN 1 Krayan. Pertama kali mendengar tentang

program ini yang disampaikan oleh Wali kelas saya langsung tertarik untuk

mengikutinya karena program ini berkaitan dengan kewirausahaan yang sebelumnya

memang sudah saya tekuni dalam bidang penjualan pulsa dan paket data. Wali kelas

melakukan pendataan kepada siswa yang mempunyai usaha dan ingin mengikuti

program ini untuk selanjutnya diarahkan kepada pembimbing SPW di sekolah.

Dalam mengikuti program ini saya mengira hanya akan diajarkan tentang cara

berwirausaha sehingga saya bisa dapat mengembangkan usaha saya tapi ternyata

banyak ilmu yang didapat dalam program ini diantaranya tentang pengelolaan

meeting secara virtual dan kampung bahasa inggris yang dimana kemampuan saya

berbahasa inggris dan mengelola sebuah meeting secara online pun dapat bertambah.

Dalam program SPW ini ada beberapa kendala yang harus dilewati oleh siswa/siswi

maupun para pembimbing diantaranya adalah koneksi internet tidak stabil di

wilayah Krayan hal itu dikarenakan di Krayan hanya mengandalkan Internet Satelit

sehingga koneksi bergantung pada banyak hal diantaranya cuaca yang tidak

menentu.

Dalam kegiatan usaha saya dibidang penjualan pulsa dan paket data saya banyak

belajar dari pembimbing tentang cara mengelola dan menghitung omset penjualan

saya sehingga saya dapat tau omset saya perbulan apakah mengalami kenaikan atau

sebaliknya. Saya juga diajarkan tentang cara pemasaran produk usaha saya sehingga

saya bisa mendapatkan pelanggan yang lebih luas. Jika sebelum mengikuti kegiatan

SPW dalam satu bulan keuntungan saya berkisar 150 - 200 ribu sekarang setelah saya

mengikuti kegiatan ini keuntungan saya berkisar 400-500 ribu dan saya termotivasi

untuk mengembangkan usaha saya dibidang lain seperti Fashion dan kosmestik

Walaupun saya adalah siswi Jurusan Keperawatan namun saya mempunyai

ketertarikan tersendiri dalam bidang wirausaha sehingga saya melakukannya dengan

penuh semangat walaupun saya tau ini tidaklah mudah namun saya percaya dapat

melakukannya dengan maksimal. Salam wirausaha Muda.

Mira Astika

Siswi kelas XII Jurusan Asisten Keperawatan

Page 26: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

26

Mengikuti SPW di Sekolah

Saya Laura Aknesia salah satu siswi SMK Negeri 1 Krayan yang mengikuti

kegiatan Siswa Pencetak Wirausaha (SPW), saya kelas X Agribisnis Tanaman Pangan

dan Hortikultura pertama kali mengikuti kegiatan program ini dengan suka dan

duka. Bagi siswa kami yang tinggal didaerah 3T khususnya tempat tinggal saya

didaerah terang baru dimana daerah saya tidak ada jangkauan jaringan internet jadi

harus menempuh jarak ± 4km untuk mendapatkan jaringan internet tersebut itupun

harus bergantung cerahnya cuaca. Tapi untungnya ada guru yang pantang menyerah

yang selalu membimbing saya dan selalu memotivasi semangat saya. Kebetulan saya

punya hobi memposting status dimedia social seperti facebook ataupun whatsapp

jadi saya memilih untuk membuka olshop supaya hobi saya tersalurkan dan sekaligus

belajar untuk berwirausaha.

Sistem penjualan kami melalui postingan social media meskipun jaringan

didaerah saya sulit tapi tidah mematahkan semangat saya untuk berusaha dan

berjuang, selain itu system pembayaran kami juga terkadang ada yang bayar tunai

ada juga yang non tunai mengingat kondisi pandemic sekarang ini membuat

sebagian besar mata pencaharian masyarakat lumpuh akibat lockdown yang

dilakukan oleh Negara Malaysia dimana 90% mata pencaharian masyarakat didaerah

saya bergantung pada Negari Jiran tersebut. Disinilah letak dukanya padahal uang

yang saya hasilkan dari usaha ini saya putar lagi untuk modal.

Dari awal penjualan, saya belum memiliki modal banyak karena hanya

mengumpulkan uang dari jajan saya setiap hari dan dari uang itu saya memberanikan

diri untuk berwirausaha dan berkat ketelatenan dan keuletan serta bimbingan guru

pendamping sehingga setiap bulan omset saya terus meningkat.

Dalam kegiatan program SPW ini, tidak banyak siswa yang mau ikut

dikarenakan dalam kegiatan penjualan tidak hanya butuh modal uang dan

kepintaran tapi juga ketelatenan, keuletan serta semangat pantang menyerah baik

dalam promosi produk maupun dalam pencatatan omset. Mudah-mudahan melalui

kegiatan SPW ini bisa menambah pengalaman dan wawasan saya dalam

berwirausaha kedepannya.

Laura Aknesia

kelas X Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

Page 27: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

27

SUKA DUKA MENGIKUTI SPW DI SEKOLAH

Pertama kali saya mendengar tentang SPW yang di kenalkan oleh kepala sekolah

pada saat apel pagi dan timbul dalam hati saya ingin belajar berwirausaha saya ingin

mencoba bagaimana berbisnis, sejak saat itu saya pun mendaftarkan nama untuk

mengikuti SPW, dan saya berencana buka usaha spare part. Pertama kali mengikuti

seminar SPW saya mengalami bayak kendala terutama jaringan online jadi saya

sangat susah mengikuti VCT, hingga akhirnya kami mengambil keputusan untuk

mengikuti VCT secara offline agar tidak ketinggalan ilmunya.

Diawal bulan pertama saya menjalankan usaha omset saya hanya 0% saya pun

mulai berpikir apakah mungkin untuk terus menjalankan usaha? Saya sempat down

dan saya pun berkonsultasi demgam pembimbing SPW dan pembimbing saya

memberi banyak masukan kata-kata pembimbing saya yang paling saya ingat adalah

“ lakukan sesuatu maka hasil mengikuti” saya sangat menyukai kata-kata itu dan saya

pun terus bertahan untuk melakukan usaha saya dan terbukti di bulan kedua saya

mendapatkan omset pertama saya, saya sangat bangga pada diri saya sendiri dan saya

berpikir untuk terus berwirausaha dan hingga saat ini omset saya terus berkembang

tiap bulannya walaupun secara offline.

Saya sangat berterima kasih pada pembimbing yang terus memberi semangat

dan bimbingan untuk diri saya dalam mengikuti SPW, saya juga berterima kasih

untuk kepala sekolah SMKN 1 krayan yang sudah memperkenalkan SPW kepada

saya sehingga saya bisa mengenal apa itu SPW dan disana saya belajar bagaimana

berwirausaha, semoga dengan mengikuti SPW saya mengambil langkah awal yang

baik untuk mengebangkan diri kedepannya menjadi seorang yang selama ini saya

impikan yaitu bisa membanggkan kedua orang tua dan mampu mengahsilkan uang

dengan jeripaya sendiri.

Pengalaman ini saya bagikan untuk memberi semangat teman-teman yang lain

agar mau berwirausaha walaupun banyak suka dukanya teruslah berusaha maka hasil

mengikuti. Dan untuk pembaca semoga pengalaman saya ini bisa memberi motivasi

dan wawasan tentang apa itu SPW dan berwirausaha semoga bermanfaat, maaf jika

ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan beberapa pihak dan maaf jika ada

kesalahan dalam penulisan.

Daud

siswa kelas XI-ATPH

SMK Negeri 1 Krayan

Page 28: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

28

L A P O R A N S P W

S M K N 1 K R A Y A N

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 29: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

29

S M K N 2 M A L I N A U

K E B U N J E R U K / P E M D A B A R U , M A L I N A U K O T A , K e c .

M a l i n a u K o t a , K a b . M a l i n a u P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Kegiatan SPW di jenjang SMK sangat mendukung meningkatkan kreatifitas

peserta didik untuk mengembangkan pada dunia usaha dan harapannya akan

menciptakan lapangan pekerjaan untuk ke depannya pada peserta didik SMK.

Kegiatan SPW produksi batik SMKN 2 Malinau diawali dengan ada bantuan

pemerintah pusat untuk melaksanakan pelatihan membatik di SMKN 2 Malinau.

Melihat perkembangan batik di Provinsi Kalimantan Utara sangat menjanjikan

bahkan suatu saat akan meningkat pada tingkat Nasional bahkan Internasional.

Selanjutnya melalui Kepala Sekolah saya dipercayakan menjadi salah satu guru

pembimbing SPW.

SPW SMKN 2 Malinau dilaksanakan secara mandiri dirumah peserta didik. Pada

tahap membuat motif, mencanting, dan mewarnai batik dilakukan oleh peserta didik

secara mandiri di rumah. Ketika pada tahap waterglass dan pelunturan malam pada

kain batik dilakukan di sekolah.

Namun pada masa pendemi ini kesulitannya adalah kita tidak dapat dilakukan

bimbingan dan pelatihan secara tatap muka dengan peserta didik. Namun besar

harapan saya kegiatan SPW ini tetap dilaksanakan, hingga suatu saat nanti kita

dapat mencetak peserta didik dengan keterampilan pada bidang kewirausahaan.

Pada SMKN 2 Malinau, siswa yang melaksanakan SPW adalah 10 siswa, 1 siswa

dengan bisnis Olshop, 12 siswa produksi batik tulis.

Dan hambatan kedua adalah masalah pada modal, alat atau sarana prasarana. Dan

ketika ada kegiatan SPW yang memerlukan tempat, modal yang besar maka itu yang

membuat kegiatan SPW tersebut cukup sulit untuk dilaksanakan.

Penulis

Lyrie Chris Yanto

Page 30: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

30

L A P O R A N S P W

S M K N 2 M A L I N A U

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 31: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

31

S M K N 1 S E B A T I K B A R A T

J l . T r a n s S e b a t i k , L i a n g B u n y u , K e c . S e b a t i k B a r a t , K a b .

N u n u k a n P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Mengikuti SPW di Sekolah

Saya adalah salah satu siswa SMK Negeri 1 Sebatik Barat yang mengikuti

program SPW di sekolah. Saat ini saya berada di kelas X Akuntansi Keuangan

Lembaga. Disini saya merupakan siswa baru di sekolah,yang tentunya masih perlu

beradapatasi dengan lingkungan sekolah saya oleh karena itu awal mula saya

mengikuti program SPW ini banyak sekali yang harus saya hadapi baik untuk

dengan lingkungan sekolah saya sendiri maupun dengan program ini sendiri,di

tambah lagi situasi pandemic pada saat ini cukup buruk. Namun berkat bimbingan

dan arahan dari pihak sekolah khususnya guru pembimbing saya, saya dapat melalui

semua proses itu dengan baik. Sejak saya SD ,saya sudah memiliki hoby berjualan

dan itu berjalan terus hingga saya masuk di SMK. Dengan adanya program SPW ini

tentunya saya bisa dapat lebih mengembangkan pengetahuan saya dalam berbisnis.

Awal mulanya saya membuka warung gorengan di Pelabuhan yang ada di desa

bambangan, proses dalam membuka warung tersebut juga berjalan lancar dan

tentunya berkat bantuan dari guru pembimbing saya. Sekitar dua bulan lebih saya

berjualan gorengan dan lain lain di tempat tersebut. Namun saat memasuki bulan ke

tiga ,pendapatan saya mulai menipis dan tidak ada perkembangan sama sekali, hal

ini di sebabkan oleh kondisi pandemic yang terus meningkat, beberapa kali terjadi

lock down di daerah saya menjual yang menyebabkan kurangnya pembeli. Walaupun

demikian saya tidak bisa menyerah begitu saja, saya terus mencari dan melihat

bagaimana agar saya bisa mencari konsumen yang tetap dan tentunya dapat

meningkatkan pendapatan saya.

Karena di tempat tinggal saya yaitu didaerah sebatik, hampir semua masyarakat

bermata pencarian di daerah Liang Bunyu tepatnya memproduksi rumput laut. Di

daerah Liang bunyu ini banyak sekali masyakat yang berkerja hampir setiap hari ,

baik itu anak-anak, remaja sampai orang tua memiliki perkerja di tempat tersebut.

Saya memutuskan untuk membuat produk makanan yang bisa di komsumsi oleh

semua kalangan ,dan saya sendiri yang membawa produk tersebut untuk saya jual ke

masyarakat yang bekerja di daerah tersebut, saya juga memanfaatkan kondisi cuaca

di setiap hari nya, misalnya saat cuaca lagi panas saya membuat es boba untuk di

tawarkan kemasyarakat tersebut.

Semua berjalan lancar hingga saat ini, namun tentunya masih banyak hal yang harus

saya perhatikan, karena disini saya juga merupakan seorang siswa,seorang anak,dan

seorang kaka sulung dari 5 bersaudara. Saya harus pintar membagi waktu saya, dan

tentunya saya juga harus menjaga Kesehatan saya terlebih lagi di saat pandemic

seperti ini.

Page 32: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

32

Dari program SPW ini saya mendapatkan banyak sekali ilmu dan pengalaman

nyata yang terjadi selama saya mengikuti program ini, saya diajarkan untuk menjadi

orang dewasa yang bijaksana dalam berkreasi dan menata keuangan. Dari program

ini juga saya menyadari bahwa berbisnis butuh ilmu dasar dari orang yang

berpengalaman karena semua tidak semudah yang di bayangkan, semenjak saya

mengikuti program ini saya menjadi lebih mandiri dan menghargai waktu. Saya

berharap program ini dapat terus berjalan ke adik adik kelas saya nantinya, agar

kedepannya banyak siswa yang berkualitas di Indonesia.

Monika Mirin Werang

Siswi kelas X Akuntansi Keuangan Lembaga

Page 33: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

33

L A P O R A N S P W

S M K N 1 S E B A T I K B A R A T

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 34: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

34

S M K N 1 T A N J U N G S E L O R

J l . S k i p I , T j . S e l o r H u l u , T j . S e l o r , K a b u p a t e n B u l u n g a n ,

K a l i m a n t a n U t a r a 7 7 2 1 4

Penggerak SPW Mencetak Juragan Muda SMKN 1 Tanjung Selor

Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah program yang dikelola oleh

DITPSMK yang bekerjasama dengan SEAMEO. Program ini menjadi salah satu

solusi dari tingginya angka ketidak terserapan lulusan SMK khususnya di

Kalimanan Utara dan di Indonesia pada umumnya. Pada awal tahun 2020 program

ini mulai diimplemetasikan di SMK seKalimatan Utara yang kemudian dijadikan

wadah bagi siswa untuk melatih skill berwirausaha dan pemantauan melalui omset

bagi para peserta didik dan di bina oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Kalimantan Utara melalui Kepala Bidang PSMK dan kerjasama dengan

SEAMEO dan Kepala Sekolah. Program SPW ini bertujuan untuk membina dan

implementasi program SPW terhadap skill ( hardskill dan softskill ) berwirausaha

peserta didik SMKN 1 Tanjung Selor . Adapun skill berwirausaha tersebut meliputi

bagaimana merencanakan berwirausaha, memasarkan produk, mengelola pasar,

membukukan hasil wirausaha dan teknik membuka peluang usaha, teknik

pemasaran, berkomunikasi, kepemimpinan, dan kedisiplinan.

Dengan bekal ketrampilan yang didapatkan para peserta didik melalui SPWakan

menjadikan bekal modal setelah lulus dari bangku sekolah sehingga peserta didik

tidak akan mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan. Program SPW akan

berjalan dengan baik kalau semua warga sekolah terutama Guru/Pendidik

menyadari atau mempunyai rasa kepedulian tentang manfaat SPW bagi peserta

didik Skill yang didapatkan oleh peserta didik. Peran serta khusus guru

kewirausahaan melalui pendidikan PKK sangat mendukung sekali dalam

mengembangkan program SPW yang ada di SMKN 1 Tanjung Selor sekaligus

mempercepat program SPW. wakil kepala sekolah bidang Kurikulum, guru

pembimbing program SPW, dan guru PKK mendorong dan memotivasi peserta

didik yang mengikuti program SPW di sekolah.

Program SPW ini kalau dijalankan dengan baik akan berdampak positif bagi

peserta didik yang mempunyai minat dan bakat serta mendorong motivasi

berwirausaha. Program SPW yang diikuti oleh peserta didik SMKN 1 Tanjung

Selor memiliki usaha dengan sistem Online dan ada juga berjualan dengan secara

langsung. Implementasi program SPW Melalui program SPW peserta didik dapat

meningkatkan skill berwirausahanya baik itu hard skill maupun soft skill, meliputi:

a) Peserta didik terlatih untuk membuka peluang usaha sendiri baik untuk dirinya

sendiri maupun untuk orang lain.

b) Teknik pemasaran pada program SPW ini harus dilakukan secara online

sehingga siswa terlatih untuk memasarkan produk secara online melalui website

Page 35: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

35

dan media sosial lainnya,

Page 36: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

36

c) skill berkomunikasi peserta didik semakin membaik dengan mengikuti program

SPW, karena dalam implementasinya peserta didik dibiasakan berinteraksi dengan

konsumen,

d) Kepemimpinan peserta didik melalui program SPW mengalami peningkatan yang

cukup baik, karena ketika peserta didik membuka peluang usaha maka dia harus

berani dengan mengambil resiko yang akan ditanggungnya. Disisi lain skill

kepemimpinan peserta didik berkembang baik karena pelatihan yang diadakan oleh

guru pembimbing dalam program SPW di waktu tertentu.

e) melalui program ini kedisiplinan siswa semakin baik untuk mengelola keuangan

dan disiplin untuk mencatat pembukuan. Dari skill yang didapat oleh peserta didik

kalau diasah terus menerus akan menjadikan wirausawan muda atau juragan muda

yang suskses.

Kendala yang dihadapi sekolah saat ini adalah belum semuanya pendidik paham

dengan program SPW dan perlu adanya sosialisasi program yang terus menerus yang

dimasukkan dalam kurikulum sekolah dalam pengembangan SPW.

Penulis

Supriyono, S.Pd., M.Or

SMKN 1 Tanjung selor

Page 37: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

37

HAPUS INSECURE MU DAN UBAH JADI BERSYUKUR

Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan kata insecure. Ya, insecure adalah

perasaan cemas,takut,atau tidak percaya diri yang berlebihan. Setiap orang pasti

pernah merasakan insecure.

Tapi taukah kalian bahwa insecure dapat berpengaruh buruk bagi kehidupan

seseorang ? Misalnya contoh jika ingin berwirausaha, membuat atau memasarkan

produk, atau membuat sebuah karya kita harus memiliki rasa percaya diri agar usaha

bisa maju. Orang yang insecure biasanya takut untuk melangkah maju dan tidak siap

mengambil resiko. Umumnya, insecure disebabkan karena pergaulan, overthingking,

dan trauma pada masa lalu.

Ciri-ciri insecure :

1. Merasa rendah diri,

salah satu contohnya misalkan saat melihat orang lain lebih sukses menjadi

takut untuk bergaul karena merasa tidak sepadan.

2. Perasaan takut/cemas yang berlebihan,

Sebagai contoh misalnya, takut untuk berkarya dan mempublikasikan lewat

media sosial Karena khawatir dengan hujatan.

3. Sering membandingkan diri dengan orang lain.

Sebagai contoh, misalnya membandingkan diri dengan orang yang lebih

pintar, berbakat, atau yang kehidupannya lebih maju.

Padahal seharusnya kita menjadikan itu sebagai motivasi bukan malah

membandingkan diri.

Berikut adalah cara mengatasi insecure:

1. Berusaha untuk tetap berpikir positif, karena hidup ibarat roda yang berputar.

Kita semua tahu, hidup ibarat roda berputar, ada kalanya seseorang berada di

atas mengalami sukacita dan kesuksesan, dan adakalanya seseorang berada di bawah

mengalami duka, dan kegagalan.

2. Berhentilah menyalahkan diri sendiri

Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidup, tapi kegagalan

bukanlah akhir dari segalanya. Justru dengan kegagalan itu kita harus menjadikannya

sebagai pelajaran dan berusaha lebih keras lagi untuk mencapai cita-cita dan tujuan.

3. Jangan membandingkan diri dengan orang lain.

Kita harus menjadikan orang yang di atas kita sebagai motivasi untuk maju, tapi

kita harus ingat, bahwa masih ada orang di bawah kita yang juga ingin berada di

posisi kita.

Penulis,

Ayu sahara fitri

Page 38: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

38

SMKN 1 Tanjung selor

Page 39: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

39

L A P O R A N S P W

S M K N 1 T A N J U N G S E L O R

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 40: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

40

S M K N 1 M A L I N A U

D E S A T A N J U N G L A P A N G , T a n j u n g L a p a n g , K e c . M a l i n a u

B a r a t , K a b . M a l i n a u P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

SEKOLAH PENCETAK WIRAUSAHA (SPW)

A. PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT KEWIRAUSAHAN.

Adam Smit adalah seorang pencetus system ekonomi kapitalis dan pasar bebas,

mengatakan tingkat kemakmuran suatu bangsa bukan berdasarkan standar

emas,tetapi pada kapabilitas manusia untuk melakukan investasi, dalam bebagai

ekonomi. Bgi kita bangsa Indonesia ekonomi kita harus sesuai dengan pasal 33

UUD 1945 dan lewat koperasi dan berwira usaha ,untuk lebih jelas maka kita

mengulasnya dalam tulisan singkat ini.

Kewirausahaan berasal dari istilah ente preneurship sedangkan wirausaha

berasal dari kata entrepreneur.Kata entrepreneur secara tertulis digunakan

pertama kali oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya “Kamus Dagang”.

Entrepeneur adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti,meskipun

orang tersebut belum mengetahui berapa harga barang (guna ekonomi) itu akan di

jual.

Banyak orang memberikan pengertian entrepreneur dan entrepreneurship

diantaranya sebagai berikut.

1) Ada yang mengartikan sebagai orang yang mengambil risiko.

2) Ada yang mengartikan sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan

modal.

3) Ada yang mengartikan sebagai orang yang menciptakan barang baru

4) Ada yang mengartikan sebagai orang yang mengurus perusahaan.

Agar menjadi lebih jelas maka pengertian kewira usahaan adalah sebagai

berikur:

1. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha

meningkatkan hasil karyawan dalam arti meningkatkan penghasilan.

2. Kewirausahaan adalah proses seseorang guna mengejar peluang-peluang yang

memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan

sumberdaya yang mereka kendalikan (Robin,1996).

3. Instruksi presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional me

masyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan(GNMMK) Kewirausahaan

adalah semangat,sikap,prilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha

atau kegiatan yang mengarah kepada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru

dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih

baik dan keuntungan yang lebih besar.

Page 41: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

41

Sedangkan yang di maksudkan dengan wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Wirausaha adalah mereka yang berhasil mendapatkan perbaikan

pribadi,keluarga,masyarakat dan bangsanya.

2. Wirausaha adalah seorang yang menjadi pakar atas dirinya sendiri.

3. Wirausaha adalah sorang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan

memperkenalkan barang dan jasa yang baru dengan menciptakan bentuk

organisasi baru atau mengelola bahan bakar baru.

4. Wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi

orang lain ( Gede Prama).

5. Pandangan menurut seorang Psykologis,wira usaha adalah seorang yang

memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan,

maka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya di

luar kekuatan orang lain.

Dengan demikan dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa wira usaha itu

adalah seorang yang memiliki dorongan melihat dan menilai kesempatan –

kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang di butuhkan guna

mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna dalam memastikan

kesuksesan.

B. TUJUAN KEWIRAUSAHAAN.

Kewira usahaan dapat di ajarkan dan di kembangkan di sekolah-sekolah mulai

dari sekolah dasar sampai di Perguruan Tingg agar mereka menjadi orang

berbakati, dengan tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan para wira usahawan yang berkualitas.

2. Mewujutkan kemampuan dan kemantapan para wira usaha untuk

menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Membudayakan sikap,prilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan

pelajar dan masyarakat yang mampu,handal dan unggul.

4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh

dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.

C. MANFAAT WIRAUSAHA

Manfaat wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Memberi bantuan kepada orang lain dan pembaharuan social,sesuai dengan

kemampuannya.

2. Menambah daya tampung tenaga kerja,sehingga dapat mengurangi

pengangguran.

3. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras,tekun,tetapi tidak

melupakan perintah agama.

Page 42: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

42

D. KEUNTUNGAN BERWIRA USAHA.

1. Tebuka kesempatan menjadi bos.

2. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat,keuntungan secara maksimal.

Dari uraian diatas maka SMKN 1 Malinau sudah melaksanakan SPW sesuai

arahan dari propinsi dengan mendaftarkan sepuluh orang siswa mengikuti SPW

namun hingga saat ini cuma tiga siswa saja yang masih aktif berwira usaha dengan

omset yang sangat keci jauh dari keinginan dan harapan kita semua,namun sejak

tahun 2021 kami sudah menggarkan lewat RKAS untuk memberikan sedikit dana

sebagai pemantik awal untuk membuka usaha bagi siswa dan kami percaya satu

saat akan memperoleh omset yang besar di masa yang akan datang sesuai dengan

harapan SEAMEO agar siswa kita dapat mandiri berwira usaha setelah tamat dari

SMKN1 Malinau.

E. KESIMPULAN

Program sekolah pencetak wirausaha merupakan kerja sama direktorat

pembinaan SMK dengan The Southeast Asian Ministers Of Education

Organization (Seameo)merupakan lembaga antar pemerintah yang mencakup

wilayah asia tengara, program ini sangat bagus diterapkan untuk meningkatkan

skill berwirausaha siswa SMK diseluruh Indonesia dan kita patut memberikan

apresiasi kepada bapak Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. Joko Widodo.

Penulis

Drs. Soter Sandi M.Pd

Page 43: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

43

L A P O R A N S P W

S M K N 1 M A L I N A U

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 44: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

44

S M K N 4 T A R A K A N

J L A K I B A L A K R T 2 0 , K a r a n g A n y a r P a n t a i , K e c . T a r a k a n B a r a t , K o t a

T a r a k a n P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah program yang dikelola oleh

DITPSMK bekerjasama dengan SEAMEO. Keberlangsunag program ini

memberikan manfaat yang sangat besar bagi SMK di Indonesia khususnya bagi

SMKN 4 Tarakan. Program yang mulai dijalankan di SMKN 4 Tarakan pada awal

tahun 2021 menjadi wadah bagi siswa untuk melatih skill berwirausahanya.

Dengan adanya program SPW ini ternyata memberikan dampak baik dan

positif terhadap skill berwirausaha siswa yang mengikuti program SPW dimana

saat ini beberapa siswa telah memiliki usaha yang berjalan dengan baik serta omset

yang cukup menggembirakan. Bidang usaha yang sudah berhasil dijalankan oleh

siswa di SMKN 4 Tarakan antara lain online shop, minuman jeruk, dan kuliner.

Melalui program SPW ini, skill siswa dalam berwirausaha semakin meningkat

baik itu hard skill maupun soft skill. Skill yang dimaksukan antara lain siswa

terlatih untuk membuka peluang usaha sendiri baik untuk dirinya sendiri maupun

untuk orang lain, dalam hal teknik pemasaran dilakukan secara online sehingga

siswa terlatih untuk memasarkan produk secara online melalui website atau media

sosial lainnya, skill berkomunikasi siswa juga semakin membaik dengan mengikuti

program SPW, karena dalam implementasinya siswa dibiasakan berinteraksi

dengan konsumen, serta kepemimpinan siswa melalui program ini mengalami

peningkatan yang cukup baik, karena ketika siswa membuka peluang usaha maka

dia harus berani dengan resiko yang akan ditanggungnya. Disisi lain skill

kepemimpinan siswa berkembang baik karena pelatihan yang diadakan oleh guru

pembimbing dalam program SPW di waktu tertentu, melalui program ini

kedisiplinan siswa juga semakin baik. Hal itu terbukti dengan time schedule yang

dibuat oleh siswa serta siswa datang tepat waktu ketika mengikuti program SPW.

Sebagai pembimbing siswa dalam kegiatan SPW ini, tentu di awal implementasi

mendapatkan berbagai kendala diantaranya bagaimana memberikan motovasi dan

meyakinkan siswa tentang pentingnya berwirausaha serta bagaimana membimbing

siswa dalam menentukan jenis usaha yang baik untuk mereka. Alhamdulillah

dengan semangat wirausaha, kebersamaan dan kerjasama serta dukungan dari

Kepala Sekolah dan seluruh warga sekolah, kendala-kendala yang ada dapat dilalui

dengan baik.

Siswa yang telah mengikuti program ini diharapkan dapat menjadi rule model

dan pemicu semangat kepada siswa siswa lain yang belum mengikuti serta dapat

berbagi pengalaman dan ilmu kepada rekan-rekan mereka sesama siswa sehingga

kedepannya lebih banyak lagi siswa yang mau mengikuti program yang luar biasa

bagus ini.

Page 45: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

45

Selanjutnya kami sebagai pembimbing berharap semoga program ini bisa

terus berjalan dan berkelanjutan sehingga dapat mencetak lebih banyak lagi

wirausahawan muda. Lulusan SMK nantinya tidak hanya dicetak untuk siap

bekerja tapi mampu menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwirausaha dengan

keterampilan yang dimiliki.

Nurlela, S.Pd, M.Pd,

Guru pembimbing SPW SMKN 4 Tarakan

Page 46: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

46

Saya salah satu siswa SMKN 4 Tarakan dan saya di pilih oleh guru saya untuk

mengikuti program SPW di sekolah saya, Akhirnya, saya menerima tawaran dari

guru saya untuk mengikuti kegiatan SPW, dalam fikiran saya apa kah saya bisa

menjalankan program SPW ini. Sementara saya belum memahami tentang SPW

apakah SPW itu? lalu saya bertanya kepada guru ,guru saya menjawab SPW itu

adalah Sekolah Pengerak Kewirausahaan. .

Namun ada suatu hal yang membuat saya agak berbeda dalam memaknai

wirausaha setelah ada ajakan teman saya mengikuti sebuah seminar . Teman saya

itu tidak saja mengajak saya ikut seminar itu bahkan membayari saya. Melalui

seminar ini saya merasakan adanya logika terbalik terhadap pemahaman wirausaha

yang saya ketahui selama ini.

Namun dari semua itu, dalam pemahaman saya, wirausaha itu adalah bekerja.

Bekerja sebagaimana Nabi Adam dan Ibu Hawa lakukan ketika diturunkan Tuhan

ke bumi. Bekerja dengan kesungguhan dan keikhlasan. Bumi dan seisinya telah

tersedia untuk diolah dan dimanfaatkan melalui bekerja sehingga menghasilkan

sesuatu yang memiliki nilai jual. Dalam berwirausaha dibutuhkan kreatifitas yang

tinggi dalam membuat inovasi terbaru agar dapat mengikuti perkembangan dunia

usaha serta mempertahankan usaha yang telah dibangun.

Menjadi seorang wirausaha memang membutuhkan modal yang lumayan

besar.Mulai saya duduk di bangku SMP, saya sudah mulai membuka usaha kecil-

kecilan seperti menjual kue. Dengan modal pas-pasan dan untung yang tidak

lumayan besar, tapi saya senang ketika guru menunjuk saya sebagai peserta

program SPW.karena saya senang melakukan usaha atau jadi pembisnis yang sukses

kedepannya

Sejauh ini saya dipercaya menjalankan program SPW disekolah saya dan saya

diberi modal sebanyak 500.000 oleh guru kewirausahaan saya.dan saya memulai

usaha itu dengan berjualan kue dan omset yang saya capai lumayan

banyak,walaupun kegiatan SPW ini baru dikenal di sekolah kami yaitu SMKN 4

Tarakan tapi kami tetap semangat menjalankannya.

SPW ini tidak banyak siswa yang berminat mengikutinya dikarenakan

berbisnis itu tidak hanya diperlukan kepintaran saja tapi di butuhkan semangat

dan kerja keras, keuletan dari diri sendiri. Saya berharap dengan mengikuti

Program SPW ini bisa menambah wawasan saya untuk lebih matang lagi ketika

nantinya saya lulus dari SMKN 4 Tarakan dan bisa membaur ditengah masyarakat.

Revalisa Lim

Peserta SPW SMKN 4 Tarakan

Page 47: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

47

PROGRAM SEKOLAH PENCETAK WIRAUSAHA (SPW) SMK NEGERI 4

TARAKAN

Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan siswa SMK yang lebih

berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.

Dibutuhkan sebuah kecakapandan ketrampilan yang relevan yaitu kurikulum abad

21, yang meliputi siswa mampu berkomunikasi dan berkolaborasi, berfikir kritis

dan memecahkan permasalahan, serta kreatif dan inovatif. Pada program

kewirausahaan melalui kelas model SMK PENCETAK WIRAUSAHA (SPW),

siswa SMK diharapkan tidak hanya cakap dalam bidang keahlian tetapi juga

mampu mengomunikasikan hasil produk dan jasa kepada pengguna atau pasar

dengan terus menyesuaikan perubahan teknologi digital.

Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan sebuah program baru yang

dikelola oleh DITPSMK yang bekerjasama dengan SEAMEO. Program ini menjadi

salah satu solusi dari tingginya angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia.

Keanggotaan SPW adalah siswa yang memiliki keinginan dan potensi untuk

mengembangkan jiwa berwirausahanya. Komunitas ini memiliki dukungan penuh

dari guru-guru, terutama guru PKK/KWU sekaligus membimbing

keberlangsungnya SPW.

Keberadaan Sekolah Pencetak Wirausaha memiliki fungsi ganda (dual system)

yaitu sebagai sarana unit produksi sekolah dan sebagai tempat (laboratorium) bagi

para siswa untuk melaksanakan praktik penjualan. Dengan adanya praktik

berwirausaha melalui program SPW ini maka dapat memotivasi siswa dalam

menggali keahlian dan potensi melalui keterampilan dalam mengembangkan

kewirausahaan.

Calon lulusan SMK diharapkan memiliki inisiatif membuka lapangan pekerjaan

sendiri sehinggatidak akan lagi menambah angka pengangguran yang ada di

Indonesia. Selain itu sekolah juga diharapkan mampu menyiapkan lulusannya

untuk berdiri sendiri dengan membuka usaha yang dapat memberikan

penghidupan bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya. Salah satu caranya dengan

mendidik anak SMK memiliki jiwa berwirausaha yang tinggi.

Di SMK Negeri 4 Tarakan yang memiliki 2 Kompetensi Keahlian yaitu

Multimedia dan Rekayasa Perangkat Lunak memiliki beberapa Program yang

dapat lakukan untuk mengatasi tingginya angka pengangguran lulusan SMK di

Indonesiadengan cara mengengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh siswa

seperti pada siswa kompetensi keahlian multimedia, keterampilan siswa yang dapat

dikembangkan seperti Keterampilan dalam pembuatan Desain Benner, Desain

Poster,

Page 48: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

48

Desain Kartu Undangan. Dan kompetensi keahlian multimedia mengembangkan

keterampilan dalam bidang Fotografer, Editor Foto, Editor Video, dan Editor

Animasi. Sedangkan pada siswa kompetensi keahlian rekayasa perangkat lunak

keterampilan siswa yang dapat dikembangkan yaitu keterampilan dalam pembuatan

Web, Desain Grafis, dan Pembuat Aplikasi Mobile. Keterampilan siswa tersebut

dapat membuka suatupeluang wirausaha yang besar jika dapat di pasarkan melalui

media sosial diantaranya melalui Facebook, Instagram, dan Twitter. Menggunakan

media sosial sebagai media pemasaran merupakan pilihan yang tepat karenamanfaat

media sosialjuga tak hanya meningkatkan penjualan. Manfaat media sosial untuk

wirausaha juga bisa digunakan untuk menganalisis pasar, konsumen, hingga

kebutuhan produksi. Tidak dapat dipungkiri peran media sosial pada saat ini sangat

lah besar, setiap aktifitas tidak jauh dari media social sehingga melalui media sosial

suatu produk yang dijual bisa terpromosi dengan terstruktur dan tepat sasaran.

Sehingga dapat memberikan peluang usaha yang baik.

Melalui program ini diharapkan lulusan SMK dapat bersaing di dunia wirausaha

dan di bidang-bidang lainnya agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan dan

perkembangan Indonesia kedepannya dan dapat mengurangi jumlah pengangguran

di Indonesia. Selain itu, dengan mengikuti program SPW siswadapat meningkatakan

skill dan mengajarkan siswa untuk berpikir luas dan mengasah bakat dan

keterampilan yang tidak konvensional sehingga menciptakan peluang, menjamin

keadilan sosial, menanamkan kepercayaan diri dan meransang pola pikir untuk

kedepannya dalam berwirausaha.

Page 49: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

49

L A P O R A N S P W

S M K N 4 T A R A K A N

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 50: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

50

S M K N 1 B U N Y U

J L l . T a n j u n g H a n d a s a B u n y u , B u n y u T i m u r , K e c . P u l a u B u n y u , K a b .

B u l u n g a n P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

PENGALAMAN MENGIKUTI SEKOLAH PENCETAK WIRAUSAHA

Kami adalah siswi dan siswa SMK 1 Bunyu yang sedang mengikuti program

SPW di sekolah, Kami berada di kelas 12 Geologi Pertambangan dan Teknik Alat

Berat, pertama kali kami mengikuti kegiatan ini banyak cerita suka maupun duka

yang kami rasakan. Berawalnya dari diajak untuk berjualan bersama melalui

kegiatan yang diadakan oleh sekolah yang bernama SPW (Sekolah Pencetak

Wirausaha) karena masa pandemi ini kegiatan hanya di rumah saja.

Kami mengawali dengan rapat untuk menentukan menu apa yang bias kami

jual, dan jualan pertama kami adalah Seblak. Kami memilih menu seblak karena

belum ada yang menjual dan pembuatannya cukup mudah, serta bahan yang

dibutukan mudah diperoleh untuk kami yang tinggal di pulau kecil yang dimana

bahan-bahan sembako dan lainnya harus di kirim dari luar pulau Bunyu. Kami

mengawalai dengan berjualan online dengan mengantarkan pesanan kerumah

rumah orang yang melakukan pemesanan melalui Media Sosial, Kami berjualan

atau memasak menu Seblak di area lingkungan sekolah tepatnya di Kedai Milik

Sekolah SMK N 1 Bunyu, dikedai inilah segala sesuatunya dimulai. Kami berjualan

Seblak sebagai menu utama dan andalan kami sambil mulai menambah menu

batang jabuk, dan minuman dingin lainnya.

Awalnya anggota SPW berjumlah 10 orang, kami semua sangat bersemangat

untuk mengikuti kegiatan ini kami juga sudah berbagi tugas ada yang memasak

,ada yang mengantar makanan semua sangat kompak dan alhamdullilah jualan

kami selalu habis dan banyak yang membelinya. Seiring waktu berjalan kami

tinggal bertiga, walaupun demikian kami tetap kompak dan tetap semangat dan

saat itu kami harus mengubah pembagian tugas mulai dari yang memasak dan yang

mengantar makanan dan mencatat keuangan serta pesanan. Alhamdullilah jualan

kami tetap habis dan tetap banyak pembelinya tapi dipertengahan kegiatan mulai

ada sedikit masalah pembeli tidak terlalu banyak, tidak seperti awal jualan yang

rame dan selalu habis dan sudah ada yang mengikuti kami menjual menu yang

sama, guru-guru kami selalu menyemangati kami biarpun makanan tidak habis

pembeli juga tidak terlalu banyak kami harus selalu semangat karna berbisnis atau

berjualan itu memang seperti itu awal jualan memang rame pertengahan sudah

mulai tidak terlalu rame dan ada saingan tapi harus semangat.

Seiring waktu kami masih bertiga tapi ada salah satu teman kami jarang sekali

turun untuk membantu akhirnya kami sisa berdua ,biarpun kami cuman berdua

Page 51: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

51

kami tetap berjualan seperti biasa kami yang memasak kami berdua juga yang

mengantar pesanan orang tapi kami tidak masalahkan itu dari itu kami juga tau

cara bagaimana mencari uang dan bekerja keras dan kami juga jadi tau gimana

capeknya mencari uang. Setelah itu penjualan kami sangat menurun hanya bisa

dihitung berapa orang yang membeli ,jadi kami berdua putuskan untuk tetap

berjualan namun tidak ready setiap hari, kami mengubah menjadi sistem Pre-

Order, pesan 1 hari sebelumnya. Kami hanya menyiapkan menu seblak di jam

makan siang sesuai dengan jumlah pesanan. Sebenarnya kami mengubah sistem

penjualan bukan semata-mata hanya karna sepi pembeli namun karna memang

kami sudah kelas 12 dan harus fokum ujian, kami harus bisa tetap berjualandan

tetap bisa membagi waktu antara membantu orangtua, juga mengerjakan tugas

tugas sekolah.

Kegiatan SPW cukup sedikit peminatnya karena berjualan itu bukan hanya

yang mudah, membutuhkan kepandaian dan keahlian,serta semangat berbisnis,

walaupun kami belum memiliki keahlian dan kemampuan berbisnis, disinilah kami

memilih untuk memulai belajar dan mendapatkan pengalaman di dalam SPW,

sehingga kami jadi mengetahui cara bekerja mencari uang dan tau cara bangkit dari

kegagalan ,jadi saat kami lulus dari SMK ini kami bisa menambah wawasan kami

paling tidak membuka peluang usaha untuk diri sendiri, karna memang bekerja

atau mencari uang itu tidak gampang, tapi tidak susah juga, hanya butuh

KESABARAN.

Susanti dan Ilham Ramadhan

kelas 12 Geologi Pertambangan dan Teknik Alat Berat

Page 52: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

52

L A P O R A N S P W

S M K N 1 B U N Y U

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 53: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

53

S M K N 2 T A N J U N G S E L O R

J l . M e r a n t i N o . 3 4 , T j . S e l o r H i l i r , T j . S e l o r , K a b u p a t e n B u l u n g a n ,

K a l i m a n t a n U t a r a 7 7 2 1 6

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu

Pada tahun pelajaran 2020/2021 ini SMK Negeri 2 Tanjung Selor melaksanakan

Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Program SPW ini terintegrasi

dengan mata pelajaran Kewirausahaan atau Produk Kreatif dan Kewirausahaan

(PKK), sehingga salah satu kriteria untuk pendamping SPW adalah guru mata

pelajaran Kewirausahaan.

Terlebih dahulu saya akan jelaskan bahwa saya bukan seorang guru

Kewirausahaan, saya seorang guru mata pelajaran Produktif Multimedia. Selain

mengajar di sekolah, saya juga mempunyai sebuah usaha kecil yaitu beternak

Domba dan ayam kalkun yang sudah saya kerjakan sekitar 5 tahun silam. Tujuan

awal sebenarnya hanya hobi yang bisa saya kerjakan setelah pulang sekolah, tetapi

dengan bertambahnya jumlah ternak dan permintaan dari wilayah bulungan

sampai tarakan bisa membantu perekonomian keluarga saya. Hal ini menjadi salah

satu pertimbangan Kepala Sekolah menunjuk saya menjadi salah satu guru

pendamping SPW, sesuai dengan salah satu kriteria pendamping yang telah

ditentukan yaitu memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi

pengalaman dengan siswa-siswi dan mendampingi mereka selama program SPW

ini berlangsung.

Dari keikutsertaan dalam program SPW ini, rencana kedepan adalah untuk

meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan

sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing siswa, mencetak siswa-siswi

yang tidak hanya siap bekerja tetapi juga siap dan mampu berwirausaha dan

menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya,

dan mampu memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki dengan

mengimplementasikan ilmu kewirausahaan yang mereka dapatkan sehingga dapat

mendapatkan penghasilan yang akan menunjang perekonomian.

Selama kegiatan SPW ada beberapa siswa yang saya bimbing, dan saya bantu

dalam hal pencatatan hasil penjualan agar bisa terstruktur dan dapat dengan

mudah di cek sewaktu-waktu. Sehingga dengan mudah siswa bisa melihat apakah

bisnisnya menurun atau meningkat.

Ada siswa yang menjalankan bisnis online seperti menjual baju melalui media

facebook dan ada yang menjalakan bisnis offline seperti menjual masakan di rumah

makan/ warung dan ada juga yang menjual sembako.

Page 54: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

54

Saya berharap kedepannya siswa yang tergabung dalam SPW dapat

mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar dan memiliki usaha mandiri

yang dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya, masih

banyak tahapan yang harus kami pelajari dan kembangkan dengan dukungan dari

Sekolah.

Penulis

Agus Adiwijaya, S.Kom

Page 55: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

55

Pada tahun pelajaran 2020/2021 ini SMK Negeri 2 Tanjung Selor melaksanakan

Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Program SPW ini terintegrasi

dengan mata pelajaran Kewirausahaan atau Produk Kreatif dan Kewirausahaan

(PKK), sehingga salah satu kriteria untuk pendamping SPW adalah guru mata

pelajaran Kewirausahaan.

Dalam hal ini saya akan jelaskan bahwa sebenarnya saya guru Sejarah

Indonesia,dan saya juga mengajar mata pelajaran Produk Kreatif dan

Kewirausahaan (PKK). Selain mengajar di sekolah, saya juga mempunyai sebuah

usaha jual sepeda,acecoris dan sparepart,dan kami memulai usaha sejak tahun 2018.

Hal ini sangant membantu saya dan keluarga dalam hal ekonomi. Dan hal ini

menjadi salah satu pertimbangan Kepala Sekolah menunjuk saya menjadi salah satu

guru pendamping SPW, sesuai dengan salah satu kriteria pendamping yang telah

ditentukan yaitu memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi sedikit

pengalaman dengan siswa-siswi dan mendampingi mereka selama program SPW

ini berlangsung.

Dari keikutsertaan dalam program SPW ini, rencana kedepan adalah untuk

meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan

sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing siswa, mencetak siswa-siswi

yang tidak hanya siap bekerja tetapi juga siap dan mampu berwirausaha dan

menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya,

dan mampu memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki dengan

mengimplementasikan ilmu kewirausahaan yang mereka dapatkan sehingga dapat

mendapatkan penghasilan yang akan menunjang perekonomian.

Pendampingan Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) di SMK Negeri 2

Tanjung Selor,saya bertugas mendampingi siswa kelas X dan XI jurusan Teknik

Komputer Jaringan dengan anggota awal berjumlah 8 orang,2 orang siswa dan 6

orang siswi.

Pada awal pelaksanaan program SPW ada beberapa siswa yang mengalami

kendala, , tetapi dengan berjalannya waktu, 4 siswa memutuskan untuk tidak

melanjutkan usahanya, sehingga saat ini hanya 4 siswa yang masih aktif.

Ada beberapa usaha yang dilakukan oleh siswa baik secara onlinemaupun offline,

ada 3 siswa yang berjualan secara online, masing-masing dari mereka memiliki

produk yang berbeda-beda dalam pemasarannya. Satu siswa memilih untuk

berjualan sembako secara offline,dalam hal ini siswa tersebut membantu usaha

orang tua. Dan ke tiga siswa lainya memiliki usaha online shop ,ia memperoleh

barangdari supplier online dan menentukan harga sesuai dengan biaya modal dan

ekspedisi yang ia gunakan.

Page 56: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

56

Saya berharap semoga kedepannya siswa yang tergabung dalam SPW dapat

mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar dan memiliki usaha mandiri

yang dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya, masih

banyak tahapan yang harus kami pelajari dan kembangkan dengan dukungan dari

Sekolah.

Penulis

Eri Umrah, S.Pd

Page 57: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

57

Assalamualaikum Wr.Wb

Kegiatan Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) dimulai pada tahun

ajaran 2020 / 2021 DiSMK Negeri 2 Tanjung Selor. Yang beranggotakan Guru

Kewirausahaan dan Siswa siswi SMK Negeri 2 Tanjung Selor. Program SPW yang

berintegrasi dengan mata pelajaran kewiausahaan atau Program kreatif dan

kewirausahaan (PKK).

Perkenalkan nama Saya Mastutin, saya guru produktif Pemasaran, Saya

sangat tertarik dengan kegiatan ini, saya merasa kegiatan ini satu Frekuensi dengan

saya, dimana selain mengajar saya jugameluangkan waktu untuk menjalankan

bisnis secara online maupun Offline, yang produknya dari berbagai perusahaan

MLM baik perusahaan kosmetik, perlatan rumah tangga, suplemen dan berbagai

jenis bisnis yang saya jalankan dari Supplier lain yang berjenis kan apa yang

diperlukan konsumen saya readykan, Walaupun saya bukan guru kewirausahaan,

tapi saya mengajar Produktif pemasaran yang ilmunya berkaitan dengan ilmu yang

saya ajarkan. Dalam kegiatan SPW ini selain memotifasi siswa siswi. Setidaknya

saya bisa berbagi ilmu dan pengalaman dengan Siswa siswi saya. kami sebagai guru

pembimbing mengharapkan sekali siswa siswi SMK Negeri 2 memiliki Usaha

sendiri berdasarkan hobi mereka masing2. Memiliki produk unggulan yang kreatif

dan inovatif sesuai potensi diri mereka sehingga mampu bersaing diDunia usaha

dan Industri diseluruh Dunia dan kelak mampu menciptakan peluang usaha bagi

diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Seiring berjalannya waktu apa yang kami harapkan tidak semua sesuai

dengan kenyataan, kegiatan ini menemui beberapa kendala dimana beberapa orang

siswa siswi yang terjaring mengundurkan diri untuk mengikuti kegiatan SPW ini.

Dengan berbagai macam alasan. Sehingga hanya 5 Siswa yang masih aktif.

Pengawasan kurang maximal karena terbatasnya tatap muka dengan siswa siswi

karena dalam keadaan pandemi, dan tempat tinggal anak didik yang jauhnya

berbeda beda, jika dijangkau ada yang memakan waktu berjam jam maka dari itu

kami tidak memaksakan anak didik untuk melanjutkan mengikuti kegiatan siswa

pencetak kewirausahaah (SPW).

Jenis usaha siswa siswi yang sudah mengikuti kegiatan SPW diantaranya,

Bisnis kuliner,Bisnis Online, Bisnis sembako dll. masing masing dari mereka

memiliki strategi pemasaran yang berbeda, walaupun siswa siswi masih tahap

belajar dan memiliki omzet yang belum besar kami sebagai pembimbing

semampunya untuk membantu dan dan berusaha memberikan semangat dan ilmu

bisnis yang bermanfaat. Sehingga nanti dengan sendirinya memiliki keinginan dan

minat memasuki dunia usaha tanpa keterpaksaan.

Page 58: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

58

Besar harapan kami kedepannya terhadap siswa siswi SMK Negeri 2 kelak

memiliki Bisnis Sendiri setelah menjadi alumni. Apa yang mereka dapatkan dalam

kegiatan SPW ini bisa mereka terapkan dalam kehidupan sehari hari. agar bisnis

yang mereka jalankan tetap berlanjut kedepannya, sehingga omzet yang

diterimasemakin meningkat, Pengalaman bertambah, bisnis yang dijalankan

meluas hingga keberbagai bidang, mampu menghadapi dan menyelasaikan konflik

yang terjadi didunia usaha.

Penulis

Mastutin, SE

Page 59: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

59

L A P O R A N S P W

S M K N 2 T A N J U N G S E L O R

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 60: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

60

S M K N 1 T A R A K A N

J L . P a n g e r a n D i p o n e g o r o , P a m u s i a n , T a r a k a n T e n g a h , K p . E n a m ,

T a r a k a n T i m . , K o t a T a r a k a n , K a l i m a n t a n U t a r a

Pada saat covid 19 muncul dimana sekolah di liburkan dan pada saat itu semua

dilakukan serba di rumah. pada saat itu itu semua kelas 12 di sekolah saya sedang

praktek kerja lapangan (PKL).saya mendapat PKL di Teaching Factory (TEFA)

SMKN 1 Tarakan. Di TEFA saya banyak sekali dapat pembelajaran teruma

membuat Pastry and bakery,cara berjualan dan masi banyak lagi. 2 minggu saya

jalani PKL tersebut ternyata kami pun juga harus di liburkan sampai 2 minggu dan

harus tetap di rumah saja ttetapi lama kelamaan dan waktu 2 minggu Sudah lewat

saya pun belum mendapatkan informasi untuk kembali ke industri tetapi saya

tetap menunggu informasi tersebut dan ternyata saya telah di tarik oleh sekolah

dari industri karena covid 19 yang makin menyebar luas.makin hari saya makin

bosan di rumah akhirnya saya membantu orang tua saya untuk berjualan aneka

makanan, roti, minuman,snack dan lainnya.

Pada saat saya jalan jalan saya melihat panggang untuk cake dan harganya

agak murah lalu saya membelinya karna saya ingin sekali membuat cake karna si

sekolah libur saya tidak bisa membuatnya nah saya beli panggangan tersebut lalu

saya bikin brownies karena saya tidak tahu cara memakainya kue saya pun gosong

saya mengira waktu saya masak di oven dan di panggangan yang saya beli itu sama

waktunya tetapi di sama di panggangannya itu agak cepat saya tidak putus asa

keesokan harinya saya membuat bolu pisang dengan berbagai percobaan.

Percobaan pertama bolunya agak bantet percobaan kedua adonannya kebanyakan

jadi pada saat membukanya adoanannya keluar percobaan ketiga allhamdullilah

kue bolu saya Sudah cantik.

Keesokan harinya saya pun berinisiatif membuat cake lainsaya bikin kue

brownis lagi tetapi rasanya kurang coklat tetapi saya mendapat resep dari tetangga

saya yaitu kue mentega akhirnya saya pun mencobanya ternyata kuenya langsung

jadi tanpa ada kekurangan kemudian saya memberikan kepada orang orang yang

sering berbelanja di tempat orang tua saya dan mereka pun bilang kue saya enak

dan orang tua saya pun suruh menjual kue mentega itu . jadi setiap harinya saya

membuat kue mentega saya membeli bahan seadanya memakai uang saya.

Awalnya modal saya sekitaran 50.000 an itu untuk 3 loyang saya menjualnya

per 1 adonan 40.000 bisa juga di jual per potong harganya 2000 jadi kira kira

pengahasilan saya perhari itu 120.000. Tiap hari saya membuat kue saya semang

sekali karna banyak yang suka. Itulah kelebihannya saya menjual kue saya menjadi

tertantang untuk membuat banyak lagi macam macam jenis kue tetapi Ada juga

kekurangan saya menjual yaitu kadang kue saya hanya separuh yang terjual.

Page 61: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

61

Seiring berjalannya waktu penjualan saya naik turun saya awalnya Sudah

tidak mau menjual lagi karna jarang ada yang beli sempat ada 1 bulan saya tidak

menjual karna posisinya pada saat itu saya banyak mengikuti ujian praktek ada

ujian sekolah dan penjualan saya pun naik turun jadi saya putus kan untuk tidak

berjualan dulu.

Akhirnya setelah saya mengikuti ujian saya pun kembali menjual kue karna

orang orang juga mencarinya .setiap hari saya membuat kue tersebut saya tidak

hanya menjual kue tetapi saya juga menjual kacang dan kerupuk makan.

Saya senang memasak masak dan ternyata masakan saya bisa saya jadikan uang

dengan hasil saya sendiri.

Rezki agustina

Kelas XII Tata Boga 2

Page 62: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

62

Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan siswa SMK Negeri 1

Tarakan yang lebih berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa kini dan

masa depan. Dibutuhkan sebuah kecakapan dan ketrampilan yang relevan yaitu

kurikulum abad 21, yang meliputi siswa mampu berkomunikasi dan berkolaborasi,

berfikir kritis dan memecahkan permasalahan, serta kreatif dan inovatif dalam

membuka peluang kerja baru.

Pada program kewirausahaan melalui Mata Pelajaran PKWU model SMK

PENCETAK WIRAUSAHA (SPW), siswa SMK Negeri 1 Tarakan diharapkan

tidak hanya cakap dalam bidang keahlian tetapi juga mampu mengomunikasikan

hasil produk dan jasa sebagai hasil olahan praktek (TEFA) kepada pengguna atau

pasar dengan terus menyesuaikan perubahan teknologi digital. Pada mata

pelajaran PKWU bimbingan bagi siswa SMK Negeri 1 Tarakan akan difokuskan

pada penanaman nilai-nilai kewirausahaan melalui pembiasaan, penanaman sikap,

dan pemeliharaan perilaku wirausaha. Dengan kegiatan SPW di SMKN 1 Tarakan

siswa memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

(kreatif dan inovatif). SPW menerapkan pengintegrasian mata pelajaran

kewirausahaan pada setiap muatan produktif diharapkan menekankan penanaman

jiwa wirausaha. Dengan dimilikinya jiwa wirausaha maka siswa akan memiliki rasa

optimis untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efektif, efisien dan praktis.

Selain itu Guru PKWU selalu memberi motivasi kepada siswa untuk memiliki jiwa

kewirausahaan (cara-cara membuka bisnis, cara menangkap peluang, pengelolaan

finansial dan lain nya). Situasi ideal bagi Siswa Kelas XII diharapkan mampu

merintis dan meneruskan usaha baru dari tiap lulusan SMK atau pengikutsertaan

lulusan SMK pada program-program pendampingan dan pembinaan

kewirausahaan dibawah kordinir Penelusuran tamatan disekolah.

Sehubugan dengan hal tersebut diatas calon pebisnis-pebisnis muda yang

menuntut ilmu di SMK Negeri 1 Tarakan akan didorong oleh guru-guru pembina

kewirausahaan untuk bergabung dalam dalam SPW, untuk mendapatkan

bimbingan dan semangat dari Bapak/Ibu Guru pendamping/Pengampu mata

pelajaran PKWU.

Walaupun dalam proses pelaksanaan program SPW di sekolah ada banyak

faktor yang mempengaruhi berjalannya wirausaha oleh para siswa seperti

kurangnya modal usaha, namun menurut pemantauan kami selaku pendamping

kegiatan SPW di SMK N 1 Tarakan siswa kami masih tetap semangat dalam

melakoni usahanya dengan omset perbulannya persiswa mulai dari puluhan ribu

sampai dengan jutaan rupiah.

Page 63: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

63

Semoga kedepannya Program SPW dapat memberikan motivasi kedapa para siswa

untuk lebih bersemangat menjalani usaha bisnis yang dilakoninya.

Ruslan

Koordinator SPW SMKN 1 Tarakan

Page 64: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

64

L A P O R A N S P W

S M K N 1 T A R A K A N

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 65: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

65

S M K N 3 T A R A K A N

J L . K A R Y A B E R S A M A G U N U N G M A N D I R I , J u a t a L a u t , K e c . T a r a k a n

U t a r a , K o t a T a r a k a n P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

SPW PENGOLAHAN BANDENG TANPA DURI

(BATARI) DI SMK NEGERI 3 TARAKAN

Bandeng tanpa duri adalah ikan bandeng segar dimana secara biologi struktur

dan untuk menghilangkan faktor pembatas duri halus tersebut telah tersedia

teknologi tepat guna yang sederhana melalui pengkajian letak dan struktur duri

dan menghilangkannya dengan mencabut duri. Komoditas ikan bandeng di kota

tarakan merupakan produk unggulan yang dikenal dan banyak diminati oleh

masyarakat pada umumnya baik konsumen lokal maupun dari berbagai daerah .

Ikan bandeng sangat melimpah di Tarakan namun belum ditingkatkan nilai

jualnya.

Kelemahan utama ikan bandeng adalah durinya yang sangat banyak dan duri

duri kecil yang terdapat diseluruh tubuh ikan bandeng sangat merepotkan apa lagi

pada ikan bandeng yang kecil. Oleh karena itu kami selaku siswa dari kompetensi

keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Perikan (APHPi) memanfaatkan peluang

yang ada dengan kompetensi yang kami miliki dengan melaksanakan program

SMK Pencetak Wirausaha (SPW) dengan produk Bandeng Tanpa Duri (BATARI).

Produk Batari dari SMK Negeri 3 Tarakan cukup digemari karena mutunya sangat

baik. Hal ini dikarenakan dalam proses pembuatannya diterapkan standar

pengolahan yang baik sesuai standar GMP dan SSOP. Selain itu juga produk batari

SMK Negeri 3 Tarakan sudah mendapat sertifikat Halal dari MUI.

Untuk pemasarannya sendiri sangat terbuka luas baik di Tarakan maupun

diluar tarakan bahkan peluang untuk ekspor juga bisa, karena letak geografis

Tarakan berdekatan dengan Malaisya dan Brunaei Darussalam. Untuk dalam kota

Tarakan sudah dipesan oleh rumah-rumah makan yang ada di Tarakan begitu juga

yang diluar Tarakan, sudah ada rumah makan di Balikpapan yang memesan secara

rutin, sehingga dalam pemasaran produk ini tidak terlalu sulit.

Kegiatan yang di lakukan didalam proses pengolahan bandeng cabut duri

mulai dari penyisikan, pembelahan, pencabutan duri bandeng, penyortiran,

pencucian, sampai penimbangan dan pengemasan .pengertian dalam mencabut

duri bandeng petama-tama dilakukan setelah adanya bahan baku adalah pencucian

setelah itu pembelahan.Didalam membelah ikan harus dilakukan dengan benar

agar ketika sampai pada proses pencabutan duri pada garis-garis ikan terlihat dan

daging tidak hancur/pecah-pecah. Setelah pembelahan ikan dicuci lagi untuk

membersihkan kotoran ikan dan darah ikan yang masih menempel.

Page 66: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

66

Setelah itu barulah pencabutan duri ikan bandeng dimulai,yang perlu diperhatikan

disini adalah tentang letak garis-garis ikan yang merupakan terdapat duri-duri

ikan.Ada tiga garis pada daging ikan bandeng garis ke-1 terletak pada bagian dekat

sirip ikan,garis ke-2 terletak pada bagian tulang belakang ikan,dan garis ke-3 bagian

dekat ekor ikan.Setelah mencabut duri hal yang selanjutnya adalah penyortiran untuk

memeriksa kembali apa bila ada tulang ikan yang masih tersisa,setelah penyortiran

lanjut ikan di cuci lagi dan di lakukan penimbangan sertapengemasan.

Manfaat yang di dapatkan dalam proses bandeng cabut duri adalah menjadi tahu

bagaimana cara mencabut duri ikan bandeng selama mengikuri SPW bandeng cabut

duri ini saya menjadi bisa bahwa mencabut duri ikan bandeng diperlukan adanya

pengetahuan tentang garis-garis yang terdapat pada ikan bandeng dimana yang

merupakan terdapat duri-duri ikan bandeng. Selain itu diperlukan indra penglihatan

yang tajam atau jeli terutama dalam mencari garis ketiga pada daging ikan dan indera

peraba yang baik dalam merasakan duri-duri ikan bandeng. Namun proses bandeng

cabut duri tidak hanya mengajarkan tentang cabut duri saja tetapi mengajarkan

tentang cara penanganan yang baik dari proses pencucian 1, pencabutan duri,

pencucian 2, pengesan pada ikan, dan yang terakhir pengemasan agar matanya tidak

merah dan daging ikan tidak mengalami pembusukan seperti berbau amis dan lembek.

Dan dalam hal menjaga sanitasi pun diajarkan untuk menjaga tempat produksi

pengolahan agar selalu bersih sehingga pada saat kembali melakukan proses bandeng

cabur duri di pagi hari lebih nyaman dan semangat untuk bekerja.

Kendala yang dialami selama proses bandeng cabut durin ini adalah pada saat

bahan baku yang datangnya tidak segar sehingga menyulitkan pada saat pembelahan

terutama pada saat proses pencabutan duri/tulang ikan bandeng,karena kondisi ikan

yang tidak segar atau lembek. Pada saat proses pembelahan daging ikan sudah pecah

dan lebih menyulitkan lagi pada saat pencabutan durinya yang bisa membuat daging

ikannya pun ikut tercabut. Dan seharusnya pada ruangan terdapat mesin pendingin

ruangan seperti AC karena kalau hanya mengandalkan es batu cepat mencair dan

ketersediaan kadang tidak mencukupi. Kalau ruangannya dingin ikan bisa lebih

bertahan lama agar matanya tidak memerah. Kendala yang lain adalah pada proses

sanitasi atau membereskan ruangan setelah proses cabut duri bandeng selesaI karena

air yang tergenang dilantai, karena pencucian ruangan butuh waktu lama untuk

mengurasnya m,menurut saya sebainya diberikan sebuah lubang air pada dinding agar

ketika pembersihan air bisa langsung mengalir keluar tanpa harus dikuras lagi

menggunakan alat penghilang air sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama

dalam proses sanitasi.

Sriwijaya, klas XI APHPi

SMK N 3 Tarakan

Page 67: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

67

“Menumbuhkan Semangat Berwirausaha Siswa SPW”

Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Negeri 3 Tarakan Program Sstudi Keahlian

Agribisnis pertanian, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (XIIAphpa) , dalam

pengembangan pembelajaran kewirausahaan yaitu Sekolah Pencetak Wirausaha ( SPW)

Pada kegiatan Sekolah Pencetak Wirausaha di Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) Negeri 3 Tarakan, yang dimulai sejak beberapa bulan yang lalu. Selaku

pembimbing dalam kegiatan SPW di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 3

Tarakan pada Kompetensi keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. Pada

awal membimbing siswa-siswi SMK Negeri 3 Tarakan kelas XII APHPa, pertama-

tama kami mendapatkan penjelasan dan arahan dari kapala bidang SMK melalui

pengenalan program SPW secara virtual. Selanjutnya kami mendapatkan arahan

dari Bapak Kepala sekolah SMK Negeri 3 Tarakan terkait kegiatan SPW. Kemudian

pihak sekolah (kepala sekolah, guru-guru produktif pada jurusannya masing-

masing) mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membahas kegiatan tentang

Program SPW.

Pada Kompetensi KeahlianAgribisnis Pengolahan Hasil Pertanian untuk

SPW difokuskan pada produk hasil pertanian seperti roti manis,pizza dan burger.

Awal dari kegiatan ini, kami berkoordinasi dengan siswa-siswi dan mengadakan

pertemuan-pertemuan untuk memberikan arahan kepada seluruh siswa-siswi kelas

XII APHPa. Selanjutnya siswa kami bagi dalam beberapa kelompok kerja dalam

membuat produknya masing-masing, ada tiga kelompok SPW di kompetensi

keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian :

1. Kelompok Produk membuat roti manis,

2. Kelompok Produk membuat pizza

3. Kelompok Produk membuat Burger.

Setelah membentuk 3 kelompok kerja SPW di kompetensi keahlian Agribisnis

Pengolahan Hasil Pertanian, Kami selaku pembimbing kegiatan SPW menugaskan

siswa-siswa dalam kelompok untuk membuat dan mengajukan proposal usaha SPW

yang diinginkan pada masing-masing kelompok. Yang mana dalam proposal

tersebut berisi : Judul Kegiatan Usaha (produk), pendahuluan (latar belakang dan

Tujuan), alat-alat dan bahan-bahan, prosedur kerja, analisa usaha dan kesimpulan.

Setelah masing-masing kelompok selesai membuat proposal selanjutnya kami

ajukan kepada kepala sekolah untuk ditindak lanjuti berkaitan dengan maksud dari

usaha kegiatan SPW pada masing-masing kelompok SPW. Selanjutnya setelah

disetujui oleh kepala sekolah dan masing-masing kelompok sudah mendapatkan

anggaran kegiatan usaha SPW. Maka kami selaku pembimbing selanjutnya

mendampingi siswa-siswi pada kelompoknya masing-masing untuk melakukan

kegiatan memproduksi pizza, roti manis dan burger.

Page 68: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

68

Pada pendampingan kegiatan SPW kami juga mengatur untuk pertemuan-

pertemuan kegiatan kerja membuat produknya. Yang mana setiap kelompok kami

jadwalkan seminggu hanya sekali untuk melakukan kegiatan memproduksi hasil

produknya baik pizza, roti manis dan burger. Mengingat situasional dan keadaan pada

masa pendemic covid-19. Untuk itu kami juga sangat menjaga kondisi baik siswa-siswi,

guru pendamping juga lingkungan di sekolah.

Pada pelaksanaan kegiatan memproduksi produk baik pizza, roti manis dan

burger.masing-masing kelompok kami jadwalkan seminggu sekali dan pelaksanaan

mulai pukul 08:00 – 14:45. Mulai siswa-siswi mempersiapkan bahan, peralatan,

melakukan proses kegiatan kerja, sampai dengan produk siap kemas dan dipasarkan.

Semua kegiatan dari awal kegiatan proses sampai akhir kegiatan proses dilakukan

siswa dengan penuh tanggungjawab dan tertib tentunya mengikuti prosedur “Standar

operasional Prosedur dalam kegiatan memproduksi masing-masing produk baik pizza,

roti manis dan burger”.

Dalam kegiatan SPW pada kompetensi keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil

Pertanian kami selaku pendamping membimbing siswa dari awal hingga akhir

kegiatan proses, semua kegiatan pekerjaan dilakukan oleh siswa-siswi secara mandiri,

kreatif, inovatif dan penuh tanggungjawab. Sehingga pada kegiatan membuat produk

baik pizza, roti manis dan burger berjalan dengan baik dan lancer. Untuk hasil produk

baik pizza, roti manis dan burger sementara hanya dipasarkan di sekitar lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat sekitarnya.

Kami selaku pembimbing berharap semoga dengan adanya program Sekolah

Pencetak Wirausaha (SPW)dapat berjalan dan berkelanjutan pada kelompok-kelopok

siswa yang lain pada kompetensi keahliannya masing-masing.

Semoga menjadikan siswa-siswi di SMK Negeri 3 Tarakan menjadi siswa-siswi yang

mandiri, memiliki karya inovatif yang tinggi, kreatif dan menjadi siswa-siswi yang

dapat mengembangkan usahanya secara mandiri dikemudian hari.

Terima kasih

Masdianto, S Pt.,M.P

Guru Pendamping kegiatan SPW SMK N 3 Tarakan

Page 69: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

69

"Cerdas dalam Berwirausaha”

Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Negeri 3 Tarakan program studi keahlian

agribisnis pertanian XII – Aphpa, dalam pengembangan pembelajaran kewirausahaan

yaitu SPW (Sekolah Pencetak Wirausaha) .

Pengalaman saya selama mengikuti kegiatan Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW)

banyak hal-hal yang dapat saya pelajari dengan cara bagaimana membuat produk yang

awalnya belum jadi dan menjadi produk jadi dan siap untuk di pasarkan seperti membuat

pizza dan roti.dalam kegiatan ini kita di ajarkan dan di bimbing bagaimana cara membuat

produk dengan baik dan benar , sehingga bisa memperoleh hasil yang memuaskan. Dan

juga menggunakan alat-alat yang sudah di sediakan untuk di gunakan dengan baik, hal itu

agar adonan tidak rusak dan membuat adonan menjadi tekstur yang di inginkan. selama

kegiatan SPW ini kadang kala ada produk yang gagal , tetapi dengan itu kita jangan

menyerah tetap semangat dan terus mencoba untuk hasil yang terbaik. Dari kegagalan itu

kita dapat belajar apa kekurangan dan kesalahan dalam membuat produk , sehingga kita

mencoba memperbaiki sehingga menjadi produk yang di sukai kalangan masyarakat.

Dalam kegiatan sekolah pencetak wirausaha ini kita mendapatkan banyak ilmu-ilmu,

dan keterampilan dalam hal kegiatan ini saya pribadi sangat senang bisa melakukan

pembelajaran ,praktek serta berwirausaha dengan itu kita mampu membuat suatu

produk .

Dengan program SPW ini kita akan dilatih menjadi wirausaha muda menjadi siswa

yang berinovatif, kreatif serta berani menggambil risiko dalam dunia usaha. Dan juga kita

akan di latih untuk mandiri, dan melawan rasa malu .

1). Tujuan dari kegiatan SPW adalahProgram sekolah pencetak wirausaha ini untuk

mengetahui tentang banyak hal-hal bagimana cara mengolah produk dengan baik dan

benar,dan juga kita bisa praktekan dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu, program spw ini

bertujuan untuk menciptakan jiwa muda yang memiliki jiwa dan skill dalam

berwirausaha..

2). Maanfaat dari kegiatan SPW adalah kita mendapat wawasan, penggalaman dan

mengetahui cara membuat adonan roti dan pizza kita juga bisa untuk promosikan produk

kita ke berbagai tokoh ,dengan itu usaha kecil yang mengguntungkan dalam kegitan

sekolah pencetak wirausaha ini saya mendapat banyak manfaat , yaitu bisa menumbuhkan

inisiatif , berkerja sama dalam team maupun individu , berpikir kreatif dan inovatif.

3). Harapan kedepannya adalah sekolah Pencetak Wirausaha , bisa menjadi lebih baik

dari sebelumnya dan juga kita dapat mengembangkan dan meningkatkan jiwa muda

berwirausaha agar kita dapat menambahkan skill dalam berkerja ,ketika siswa sudah lulus

maka siswa dapat membuka lapangan kerja baru, Dan dapat mengurangi peningkatan

penggangguran.

Nur Andriyani

Kelas XII-Aphpa SMK N 3 Tarakan

Page 70: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

70

PELAKSANAAN SPW DI SMK N 3 TARAKAN

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga

diharapkan dengan adanya pendidikan dapat melahirkan generasi yang lebih baik

untuk masa depan bangsa Indonesia. pendidikan dituntut untuk menghasilkan dan

mempersiapkan generasi untuk menghadapi tantangan dimasa mendatang. Namun,

kenyataannya di Indonesia pelaksanaan pendidikan masih bersifat hanya

mentransfer ilmu saja, atau dapat dikatakan guru hanya memberikan teori dan

hafalan materi. Pendidikan entrepreneur sebenarnya juga sudah dijelaskan oleh

kemendiknas (2010) dimana pendidikan entrepreneurship atau kewirausahaan

ditingkat dasar atau sekolah bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh

yaitu manusia yang memiliki pemahaman dan ketrampilan secara utuh.

Secara umum pendidikan mempunyai dua tugas besar. Pertama menyiapkan

generasi yang punya kemampuan adaptasi terhadap ekspektasi lingkungan. Kedua,

menyiapkan agar mereka mampu mengatasi masalah-masalah yang ditemukan

dengan cara-cara baru. Melalui yang pertama siswa belajar untuk memahami

kondisi dan pola yang ada di sekitar mereka. Sedangkan yang kedua mendorong

siswa untuk berinovasi. Dua fungsi tersebut harus dioperasionalkan secara

seimbang. Pengembangan pendidikan melalui model entrepreneur menjadi

alternatif yang sesuai dengan dua fungsi pendidikan tersebut karena pendidikan

entrepreneur sangat menekankan pada pembentukan perilaku mencipta.

Bagaimana cara mengajarkan pendidikan entrepreneurship pada masa pandemi

seperti sekarang ini? Pada masa sekarang ini guru dapat mengajarkan siswa tentang

pendidikan entrepreneurship melalui media online, dimana para peserta didik

dapat praktek secara langsung dengan membantu orang tua berjualan secara

online. Mengajarkan entrepreneurship pada siswa sekolah dasar dapat membentuk

suatu karakter kewirausahaan mereka. Beberapa karakteristik entrepreneurship

adalah sebagai berikut : (1) memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang

dilakukannya, (2) memiliki rasa percaya diri, (3) mempunyai rasa semangat dan

kerja keras, (4) selalu menghendaki umpan balik dengan cepat, (5) memiliki

wawasan yang jauh kedepan, (6) memiliki ketrampilan,(7) lebih menghargai

prestasi, (8) berani mengambi resiko, (9) memiliki rasa jujur dan tekun, (10)

memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

Page 71: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

71

Pendidikan kita selama ini mengarahkan siswa "berhenti" di proses memahami.

Kalau sudah paham dengan fakta dan konsep yang diajarkan, dipandang cukup.

Untuk melihat pemahaman yang dikuasai, siswa dites atau dengan isitilah

"ulangan". Walaupun proses memahami dapat dinyatakan melalui proses belajar

siswa secara aktif melalui aktifitas-aktifitas yang menyenangkan. Tapi akhir dari

pembelajaran tetap membuat siswa paham.

Bukan masalah benar dan salah. Ini masalah perubahan orentasi belajar. Belajar

untuk era sekarang tidak cukup kalau berhenti dalam tahapan memahami.

Tahapan harus dilanjutkan ke proses menghasilkan. Siswa harus dilatih untuk

memfungsikan pengetahuan dan skills yang telah dimiliki untuk dapat

menghasilkan ciptaan yang bernilai. Dengan kata lain seorang yang belajar akan

selalu "menantang" dirinya dengan pertanyaan, "Dengan pengetahuan dan

kecakapan yang saya miliki, saya dapat menghasilkan apa?" dan "Apakah inovasi

yang saya akan hasilkan dapat diterima oleh komunitas?" Proses menghasilkan

inovasi yang diterima oleh komunitas inilah yang akan menjadi penekanan dalam

pendidikan entrepreneur tingkat TK – SMA/SMK

Kegiatan yang telah dilakukan selama ini di SMK Negeri 3 Tarakan dalam

mempersiapkan alumni dalam memasuki dunia yang sesungguhnya adalah dengan

membekali mereka melalui ketrampilan baik jasa maupun non jasa. Kegiatan

Produk kreatif di SMK Negeri 3 Tarakan di kelompokkan menjadi 3, antala lain :

1. Produk Olahan

Produk olahan yang ada di sekolah antara lain : bakso, pempek, otak – otak

bandeng, es krim, nugget ikan/ udang, dodol rumput laut, surimi, bandeng tanpa

duri, brownis rumput laut, permen rumput laut, roti, pizza dan mmasih banyak

olahan lainya.

Kelebihan produk dari SMK Negeri 3 bahwa semua produk olahan tersebut sudah

di daftarkan legalitasnya dan mempunya label “ Halal “

2. Produk Hasil Budidaya

Produk Hasil budidaya meliputi : Filet ikan patin, Filet ikan lele,dan filet ikan

nila

3. Produk Jasa

Produk jasa yang ada di SMK Negeri 3 adalah : Penyewaan speet, paket wisata,

pembuatan teralis, gilnet dan pembuatan alat penangkap kepiting

Pemasaran adalah sebuah proses yang sangat penting dalam dunia wirausaha

karena pemasaran merupakan berbagai tindakan yang dilakukan supaya barang-

barang produksi bisa mengalir dengan lancar hingga ke tangan konsumen.

Page 72: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

72

Media pemasaran yang yang telah dilakukan untuk memasarkan produk di

lakukan secara offline dan online , untukpemasaran sistem offline dapat dilakukan

dengan cara

1. Stok di sekolah

2. Menitip di beberapa toko

Sedangkan sistem online adalah dengan cara melalui media social diantaranya

adalah

1. Grup Faceboook

2. Instagram

3. Whatshapp

Anik Suparmi, S.Si.

Guru SMK N 3 Tarakan

Page 73: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

73

PELAKSANAAN SPW DI SEKOLAH

Pengalaman saya selama mengikuti kegiatan spw banyak banyak hal yang dapat

dipelajari terutama tentang bagaimana cara mengolah produk yang awalnya belum

jadi menjadiproduk jadi dan siap di pasarkan seperti membuat roti dan pizza.

Dalam kegiatan ini kita di ajarkan bagaimana membuat produk yang baik dan

benar sehingga bisa memperoleh hasil yang baik, menggunakan alat-alat yang

sudah di sediakan di gunakan dengan semestinya dengan tidak merusak nya,

membuat adonan dengan baik sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan. Dalam

mengikuti kegiatan spw kadang kala ada produk yang gagal tetapi dari kegagalan

itu kita jangan mudah menyerah tetapi kita tetap terus membuat produk untuk

menghasilkan yang terbaik, dari kegagalan itu kita dapat belajar apa saja yang

kurang sehingga kita dapat memperbaiki nya sehingga produk itu dapat di sukai

oleh banyak orang.

Tujuan dari kegiatan spw adalah mengetahui tentang banyak hal bagaimana

cara mengelola produk yang baik dan benar dan bisa di praktekan dalam kegiatan

sehari-hari dan juga jika ada modal bisa membuka usaha kecil-kecilan.

Manfaat nya dapat menambah wawasan tentang cara membuat adonan roti dan

pizza bisa untuk promosi hingga distribusi ke konsumen. Dengan itu, usaha kecil

yang menguntungkan bukan hanya untuk kita saja tetapi juga bagi orang lain.

Harapan ke depan nya semoga dari kegiatan spw ini bisa menjadi lebih baik lagi

kedepannya dari sebelumnya.

Elvi S.L

XII-APHPA SMK N 3 Tarakan

Page 74: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

74

L A P O R A N S P W

S M K N 3 T A R A K A N

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 75: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

75

S M K N E G E R I 1 T U L I N O N S O I

J L . T R A N S K A L I M A N T A N , S a n u r , K e c . T u l i n O n s o i , K a b . N u n u k a n

P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu

Pada tahun pelajaran 2020/2021 ini SMK Negeri 1 Tulin Onsoi melaksanakan

Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Program SPW ini terintegrasi

dengan mata pelajaran Kewirausahaan atau Produk Kreatif dan Kewirausahaan

(PKK), sehingga salah satu kriteria untuk pendamping SPW adalah guru mata

pelajaran Kewirausahaan.

Terlebih dahulu saya akan jelaskan bahwa saya bukan seorang guru

Kewirausahaan, saya seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Selain mengajar

di sekolah, saya juga mempunyai sebuah usaha rumahan yaitu produksi kue kering

dan dessert box juga mengelola butik kecil yang saya rintis semenjak di bangku

kuliah. Hal ini sangat membantu perekonomian saya dan keluarga. Hal ini menjadi

salah satu pertimbangan Kepala Sekolah menunjuk saya menjadi salah satu guru

pendamping SPW, sesuai dengan salah satu kriteria pendamping yang telah

ditentukan yaitu memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi

pengalaman dengan siswa-siswi dan mendampingi mereka selama program SPW

ini berlangsung.

Dari keikutsertaan dalam program SPW ini, rencana kedepan adalah untuk

meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan

sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing siswa,mencetak siswa-siswi yang

tidak hanya siap bekerja tetapi juga siap dan mampu berwirausaha dan

menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya,

dan mampu memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki dengan

mengimplementasikan ilmu kewirausahaan yang mereka dapatkan sehingga dapat

mendapatkan penghasilan yang akan menunjang perekonomian.

Pendampingan Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) di SMK Negeri 1

Tulin Onsoi di kelompokkan sesuai dengan Jurusan perkelas, saya bertugas

mendampingi siswa kelas XI Akuntansi B dengan anggota awal berjumlah 9 orang,

2 siswa dan 7 siswi.

Pada awal pelaksanaan program SPW ada beberapa siswa yang mengalami

kendala, saya sebagai guru pendamping berusaha untuk membantu dan

memfasilitasi dengan dibantu dana dari koperasi sekolah, tetapi dengan

berjalannya waktu, 5 siswa memutuskan untuk tidak melanjutkan usahanya,

sehingga saat ini hanya 4 siswa yang masih aktif.

Ada beberapa usaha yang dilakukan oleh siswa baik secara online maupun

offline. Ada 3 siswa yang berjualan secara online, masing-masing dari mereka

memiliki produk yang berbeda-beda dalam pemasarannya.

Page 76: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

76

S M K N E G E R I 1 T U L I N O N S O I

J L . T R A N S K A L I M A N T A N , S a n u r , K e c . T u l i n O n s o i , K a b . N u n u k a n

P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu

Pada tahun pelajaran 2020/2021 ini SMK Negeri 1 Tulin Onsoi melaksanakan

Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Program SPW ini terintegrasi

dengan mata pelajaran Kewirausahaan atau Produk Kreatif dan Kewirausahaan

(PKK), sehingga salah satu kriteria untuk pendamping SPW adalah guru mata

pelajaran Kewirausahaan.

Terlebih dahulu saya akan jelaskan bahwa saya bukan seorang guru

Kewirausahaan, saya seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Selain mengajar

di sekolah, saya juga mempunyai sebuah usaha rumahan yaitu produksi kue kering

dan dessert box juga mengelola butik kecil yang saya rintis semenjak di bangku

kuliah. Hal ini sangat membantu perekonomian saya dan keluarga. Hal ini menjadi

salah satu pertimbangan Kepala Sekolah menunjuk saya menjadi salah satu guru

pendamping SPW, sesuai dengan salah satu kriteria pendamping yang telah

ditentukan yaitu memiliki usaha sendiri, dengan harapan saya dapat berbagi

pengalaman dengan siswa-siswi dan mendampingi mereka selama program SPW

ini berlangsung.

Dari keikutsertaan dalam program SPW ini, rencana kedepan adalah untuk

meningkatkan skill dan jiwa kewirausahaan siswa, menciptakan produk unggulan

sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing siswa,mencetak siswa-siswi yang

tidak hanya siap bekerja tetapi juga siap dan mampu berwirausaha dan

menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya,

dan mampu memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki dengan

mengimplementasikan ilmu kewirausahaan yang mereka dapatkan sehingga dapat

mendapatkan penghasilan yang akan menunjang perekonomian.

Pendampingan Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) di SMK Negeri 1

Tulin Onsoi di kelompokkan sesuai dengan Jurusan perkelas, saya bertugas

mendampingi siswa kelas XI Akuntansi B dengan anggota awal berjumlah 9 orang,

2 siswa dan 7 siswi.

Pada awal pelaksanaan program SPW ada beberapa siswa yang mengalami

kendala, saya sebagai guru pendamping berusaha untuk membantu dan

memfasilitasi dengan dibantu dana dari koperasi sekolah, tetapi dengan

berjalannya waktu, 5 siswa memutuskan untuk tidak melanjutkan usahanya,

sehingga saat ini hanya 4 siswa yang masih aktif.

Ada beberapa usaha yang dilakukan oleh siswa baik secara online maupun

offline. Ada 3 siswa yang berjualan secara online, masing-masing dari mereka

memiliki produk yang berbeda-beda dalam pemasarannya.

Page 77: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

77

Siswa pertama memilih untuk memasarkan produk kosmetik dengan cara

bergabung menjadi member pada salah satu produsen kecantikan, dengan

ketentuan harga dan promosi barang yang telah ditentukan serta tidak hanya

mendapatkan hasil dari keuntungan penjualan tetapi juga bonus langsung dari

produsen atas pencapaian dari penjualannya. Kemudian siswa kedua memilih

untuk memasarkan produk kecantikan yang ia peroleh dari supplier online

terutama produk kecantikan dari Korea yang tidak mematok harga secara nasional

dan tidak memberlakukan system member, sehingga ia harus menentukan harga

jual sesuai dengan perhitungan modal, ongkos ekspedisi dan jasa pengantaran

kepada pelanggan. Siswa ketiga memilih usaha fashion secara online, ia

memperoleh barang juga dari supplier online dan menentukan harga sesuai dengan

biaya modal dan ekspedisi yang ia gunakan, selain dengan cara online ia juga

memasarkan secara offline ketika ada Hari Pasar di wilayah Tilin onsoi, yaitu

setiap tanggal 15 bertepatan dengan hari gajian perusahaan-perusahaan yang ada di

wilayah Tulin Onsoi. Hal ini sangat menguntungkan baginya, karena

penghasilannya akan lebih banyak daripada hari-hari biasanya.

Kemudian ada satu siswa yang melakukan usaha secara offline, yaitu

melanjutkan usaha kue dari orangtuanya yang bertempat di mess perusahaan.

Karena selama pandemic covid-19 pembelajaran dilaksanakan secara daring, ia

harus mencari jaringan internet ditempat-tempat tertentu untuk dapat mengikuti

pembelajaran. Sehingga tidak mudah untuk berjualan secara online

Saya berharap kedepannya siswa yang tergabung dalam SPW dapat

mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar dan memiliki usaha mandiri

yang dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya, masih

banyak tahapan yang harus kami pelajari dan kembangkan dengan dukungan dari

Sekolah.

Penulis

Fatikhatul Lafiana, S.Pd

Page 78: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

78

Siswa pertama memilih untuk memasarkan produk kosmetik dengan cara

bergabung menjadi member pada salah satu produsen kecantikan, dengan

ketentuan harga dan promosi barang yang telah ditentukan serta tidak hanya

mendapatkan hasil dari keuntungan penjualan tetapi juga bonus langsung dari

produsen atas pencapaian dari penjualannya. Kemudian siswa kedua memilih

untuk memasarkan produk kecantikan yang ia peroleh dari supplier online

terutama produk kecantikan dari Korea yang tidak mematok harga secara nasional

dan tidak memberlakukan system member, sehingga ia harus menentukan harga

jual sesuai dengan perhitungan modal, ongkos ekspedisi dan jasa pengantaran

kepada pelanggan. Siswa ketiga memilih usaha fashion secara online, ia

memperoleh barang juga dari supplier online dan menentukan harga sesuai dengan

biaya modal dan ekspedisi yang ia gunakan, selain dengan cara online ia juga

memasarkan secara offline ketika ada Hari Pasar di wilayah Tilin onsoi, yaitu

setiap tanggal 15 bertepatan dengan hari gajian perusahaan-perusahaan yang ada di

wilayah Tulin Onsoi. Hal ini sangat menguntungkan baginya, karena

penghasilannya akan lebih banyak daripada hari-hari biasanya.

Kemudian ada satu siswa yang melakukan usaha secara offline, yaitu

melanjutkan usaha kue dari orangtuanya yang bertempat di mess perusahaan.

Karena selama pandemic covid-19 pembelajaran dilaksanakan secara daring, ia

harus mencari jaringan internet ditempat-tempat tertentu untuk dapat mengikuti

pembelajaran. Sehingga tidak mudah untuk berjualan secara online

Saya berharap kedepannya siswa yang tergabung dalam SPW dapat

mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar dan memiliki usaha mandiri

yang dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekitarnya, masih

banyak tahapan yang harus kami pelajari dan kembangkan dengan dukungan dari

Sekolah.

Penulis

Fatikhatul Lafiana, S.Pd

Pendamping SPW XI Akuntansi B

Page 79: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

79

·CERITA KEGIATAN SPW

Assalamualaikum Wr.Wb

Pekenalkan nama saya Rizgina Fauzia ,saya kelas XI Akuntansi B ,dan saya di

pilih untuk mengikuti kegiatan WIRAUSAHA di sekolah saya SMKN 01 TULIN

ONSOI bersama teman-teman saya yang lainnya .Jadi, kebetulan oang tua saya

mempunyai jualan makanan /kue/gorengan jadi saya tinggal melanjutkan usaha

tersebut bersama orang tua saya untuk menambah penghasilan dan ekonomi

keluarga.

Awal mula saya menggantikan orang tua saya untuk berjualan saya ragu sebab

belum tau caranya melayani pembeli dengan benar dan harga untuk jualan

tersebut, tapi saya mulai membiasakan diri saya untuk bisa menggantikan orang

tua saya. Setelah beberapa hari saya mulai untuk jualan dan membiasakan diri

dengan kegiatan tersebut, akhirnya saya sudah bisa jualan tanpa di dampingi mama

saya dan berjualan dengan adik saya .

Jualan bukan hal yang mudah dan sederhana untuk dilakukan oleh anak

seumuran saya tapi karena adanya tekad dan usaha untuk bisa membantu orang tua

jadi saya belajar untuk mandiri bersama adik saya. Selama jualan biasanya saya dan

adek selalu gantian untuk melayani pembeli yang mampir kadang kami juga ganti-

gantian untuk berjualan.

Kami jualan itu di tempat kerjanya bapak sebab sekarang lagi pandemic jadi

sekolah ditutup dan otomatis warungnya mama yang ada disekolah juga harus

ditutup. Jadi kami berfikir untuk berjualan di tempat kerjanya bapak, bapak saya

kerja didepo air dan banyak orang yang biasa bolak-balik ambil air bisa mampir

membeli.

Setiap hari jualan dan ikut bapak pergi ke tempat kerjanya itu buat kami lelah

di tambah dengan belajar di rumah (Daring) itu bikin kami betul-betul harus

fokus. Kami tidak hanya jualan di depo air kami juga jualan di sekolah sore.

Lepas jualan ditempat kerjanya bapak dan semua kue sudah habis, kami lanjut

lagi di jam dua (2) untuk sambung jualan di warung sekolah karena di sekolah itu

ada anak-anak madrasah/sekolah sore jadi kami buka warung nya mama yang ada

di sekolah untuk jualan makanan ringan kepada anak-anak madrasah, begitulh

terus menerus kegiatan kami diulang-ulang kecuali hari minggu.

Terkadang kami menikmati waktu menunggu pembeli dengan mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan oleh guru-guru dan selalu gantian untuk mencari

jaringan di sela-sela kami melayani pembeli, terkadang hasil dari jualanyang kami

dapatkan itu tidak sesuai dengan perhitungan jumlah atau harga keseluruhan

kue/gorengan yang kami jual dikarenakan banyak sekali orang-orang yang ngutang

Page 80: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

80

dan biasanya lepas gaji baru di lunasi kadang hal itu yang bikin kami sering

mengeluh tapi is okay kami tetap semangat karena kami percaya kalau itu pasti

bakalan di lunasi.

Berbanding terbalik dengan suasana saat kami jualan makanan ringan di sekolah

sore bersama anak-anak madrasah yang sering ajak kami bicara, bermain,

bercanda,dll.Terkadang saya dan adek saya tertawa dengan kelakuan-kelakuan

anak-anak itu.Lalu dijam tiga (3) kami dan anak-anak itu ramai-ramai datang ke

masjid untuk sholat berjamaah.

Disaat saya sedang sendirian saya berfikir bagaimana susahnya orang tua saya

untuk mencari rizki, untuk memenuhi kebutuhan saya,dan itu saya rasakan sendiri

pada saat saya dan adek saya membantu untuk berjualan makanan. Adanya

kegiatan wirausaha ini saya bisa membantu orang tua saya dan bisa mendapatkan

motivasi dan sifat untuk bisa mandiri.

Dengan kegiatan wirausaha ini juga saya banyak mendapatkan ide-ide baru, saya

juga bisa berfikir lebih besar untuk kedapannya, saya mulai bisa membuat tujuan

hidup saya, intinya kegiatan wirausaha ini sangat membantu para siswa untuk

mendapatkan sifat yang lebih baik lagi plus bisa bantuin orang tua dan tidak hanya

dapat menyusahkan orang tua saja.

Kegiatan wirausaha ini dapat juga memunculkan kreatifitas siswa untuk

membangun bisnis atau usaha-usaha untuk mendapatkan penghasialan sendiri.

Tetapi tidak semuanya saya lalui dengan mudah ada rasa susah dan lelah yang

hampir tiap saat saya rasakan, jadi disini saya juga di ajarkan rasa sabar dan terus

bisa untuk berusaha mencapai apa yang saya inginkan.

Mungkin sekian yang dapat saya sampaikan atas pengalaman yang saya rasakan

untuk kegiatan wirausaha saya yaitu membantu orang tua saya untuk berjualan

makanan atau kue-kue. Mohon maaf apa bila ada kata yang salah dan ada kesalahan

yang timbul.

Sekian dan Terima Kasih.

Penulis

Rizgina Fauzia

Sissi kelas XI Akuntansi B

Page 81: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

81

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu’

Perkenalkan nama saya Siti Aisyah kelas XI Akuntansi B di SMK Negeri 1

Tulin Onsoi. Kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai pengalaman saya semenjak

tergabung dan menjadi anggota dalam Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW),

sebelum menceritakan pengalaman saya, terlebih dahulu saya akan menjelaskan apa

itu SPW, tujuan SPW, dan tugas SPW.

Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) adalah program baru yang dikelola oleh

DITPSMK yang bekerja sama dengan SEAMEO (Southeast Asian Ministers of

Education Organization). Program ini menjadi salah satu solusi dari tingginya

angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia. Tujuan SPW adalah untuk

mengintegrasikan konsep BMW, yaitu bekerja, melanjutkan studi, wirausaha.

Tugas SPW adalah menjadikan sebuah organisasi atau bisnis bagi pemula seperti

saya dan teman-teman saya yang juga tergabung dan menjadi anggota dalam SPW.

Sehingga kami mendapat peluang untuk berusaha dalam berwirausaha dan

mendapatkan dukungan yang tidak hanya dari keluarga tetapi dari sekolah juga.

Pengalaman saya dalam berwirausaha saya awali dengan berjualan online,

karena dalam masa pandemic covid-19 ini, sangat terbatas akses untuk berkegiatan

diluar rumah. Berjualan online membantu saya tetap produktif walaupun hanya

dari tumah, juga memudahkan saya dalam hal promosi dengan menggunakan sosial

media. Jadi, walaupun online bukan berarti peluang saya berkurang, justru sangat

menguntungkan saya, karena bagi pemula seperti saya, sangat terbantu sekali dan

menjadi target saya untuk menarik perhatian pelanggan di sosial media.

Modal awal saya berwirausaha saya dapatkan dengan bantuan pinjaman dari

Koperasi Sekolah sebesar Rp.400.000. Dengan modal tersebut, saya bergabung dan

menjadi member Oriflame. Alasan saya memilih Oriflame karena berbagai macam

kebutuhan wanita atau pria bahkan remaja dan anak-anak juga a tersedia,

contohnya skincare, fragrance, bodycare, haircare dan aksesoris tersedia dalam satu

katalog. Terlebih dalam setiap produk sudah memiliki gambar dan penjelasan yang

sangat rinci, sehingga saya hanya perlu menambahkan sedikit kata-kata pemanis

untuk menarik pelanggan di sosial media. Tetapi bukan berarti saya tidak

mengalami kendala, karena harga produk yang sebagian besar kurang terjangkau

bagi saya dan remaja seusia saya, jadi saya harus benar benar jeli untuk mencari

pelanggan.

Selain berjualan produk oriflame, saya juga berjualan online barang-barang

lain seperti pakaian, tas, sepatu dan perabotan rumah tangga. Hal ini dikarenakan

saya belum mampu untuk membuat produk dengan pengembangan saya sendiri.

Page 82: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

82

Saya rasa, hal ini tidak mengurangi semangat saya untuk tetap berwirausaha.

Karena setiap pelanggan terkadang mempunyai permintaan yang berbeda-beda.

Contohnya bagi remaja seusia saya akan banyak permintaan untuk baju-baju

kekinian, kemudian skincare yang sesuai dengan usia remaja. Sedangkan untuk ibu

rumah tangga,

Selain dari skincare dan bodycare mereka juga sangat tertarik dengan barang-

barang rumah tangga, baik itu perabotan dapur ataupun barang-barang lainnya.

Jadi saya benar-benar berusaha semaksimal mungkin untuk tetap berusaha dan

bertahan dalam besarnya persaingan usaha online di tempat saya. Karena tidak

hanya saya, tetapi banyak dari remaja seusia saya yang juga berjualan online. Tidak

dipungkiri keuntungan dari berjualan online sangat memadai bagi saya.

Kesulitan yang saya alami dalam berwirausaha adalah selain untuk memasarkan

produk, saya juga masih kesulitan dalam membagi waktu dalam berjualan dan

belajar. Karena semua dilakukan secara online. Tugas-tugas sekolah yang harus saya

kerjakan terkadang saya menjadi berkejar-kejaran dengan waktu. Saya masih

berusaha untuk lebih bijak dalam hal ini.

Saya sangat bersyukur dengan saya berwirausaha, saya dapat membantu

ekonomi keluarga, walaupun tidak banyak tetapi setidaknya saya tidak lagi

meminta uang saku/jajan kepada orangtua saya, saya juga bisa sedikit-sedikit

membantu belanja dapur. Saya sangat berharap kedepannya saya bisa berhasil dan

sukses menjadi seorang wirausahawan. saya masih harus banyak belajar dan

berusaha untuk memajukan usaha saya menjadi lebih dikenal orang dan

mendatangkan keuntungan yang besar.

Saya rasa cukup sekian yang saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kata

yang kurang tepat dalam penulisan saya dan Terima kasih.

Siti Aisyah

Siswi kelas XI Akuntansi B

Page 83: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

83

Sekolah Pencetak Wirausaha

Dalam sistematika pendidikan menyebutkanbahwa SMK bertujuan untuk

mencetak lulusan yang berkompeten dan langsung terjun di dunia kerja sesuai

dengan keahlian bidang yang dimiliki. Siswa SMK diwajibkan untuk memiliki

keterampilan khusus agar dapat bersaing di dunia kerja. Salah satu keterampilan

yang harus dimiliki siswa SMK adalah keterampilan berwirausaha. Keterampilan

berwirausaha adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai bentuk

penguasaan pengetahuan dan menerapkan pada kegiatan nyata dalam

kehidupannya. Penguasaan keterampilan berwirausaha ini sesuai dengan tujuan

Sekolah Menengah Kejuruan.

Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan agar siswanya dapat menguasai

kompetensi program keahlian dan kewirausahaan untuk memenuhi tuntutan dunia

kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.

Dalam kaitannya dengan mata pelajaran kewirausahaan, tidak lepas dengan

penciptaan wirausaha. Terciptanya wirausahawan sangat berperan penting dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi kondisi dunia kewirausahaan di

Indonesia belum sesuai dengan harapan.Kenyataannya, masihbanyaksiswa SMK

yang belummenggunakan keterampilan yang telah didapatkan di sekolah untuk

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, masih banyak siswa SMK yang

belum dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini dibuktikan masih

banyaknya jumlah pengangguran yang berasal dari lulusan siswa SMK.

Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah program baru yang dikelola

oleh DITPSMK yang bekerjasama dengan SEAMEO. Program ini menjadi salah

satu solusi dari tingginya angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia.Melalui

program SPW siswa dapat meningkatkan skill berwirausahanya baik itu hard skill

maupun soft skill, meliputi: a) siswa terlatih untuk membuka peluang usaha sendiri

baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, b) teknik pemasaran pada

program SPW ini harus dilakukan secara online sehingga siswa terlatih untuk

memasarkan produk secara online melalui website dan media sosial lainnya, c) skill

berkomunikasi siswa semakin membaik dengan mengikuti program SPW, karena

dalam implementasinya siswa dibiasakan berinteraksi dengan konsumen, d)

kepemimpinan siswa melalui program ini mengalami peningkatan yang cukup

baik, karena ketika siswa membuka peluang usaha maka dia harus berani dengan

resiko yang akan ditanggungnya. Disisi lainskill kepemimpinan siswa berkembang

baik karena pelatihan yang diadakan oleh guru pembimbing dalam program SPW

di waktu tertentu; dan e) melalui program ini kedisiplinan siswa semakin baik. Hal

itu terbukti dengan time schedule yang dibuat oleh siswa serta siswa datang tepat

waktu ketika mengikuti program SPW.

Page 84: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

84

Program ini berguna sebagai wadah serta sarana untuk menumbuhkan jiwa

berwirausaha. Dengan adanya program SPW ini di sekolah diharapkan dapat

meningkatkan keterampilan siswa dalam berwirausaha, dimana lulusan SMK nanti

tidak hanya bekerja sebagai buruh perusahaan tetapi juga bisa menjadi

wirausahawan muda dengan menciptakan peluang usaha untuk diri sendiri

maupun untuk orang lain. Sekolah PencetakWirausaha merupakan

wahanapembelajaran yang berguna untuk melatih keterampilan yang dimiliki baik

oleh siswa maupun guru yang ada di sekolah.

Keanggotaan SPW adalah siswa yang memiliki keinginan dan potensi untuk

mengembangkan jiwa berwirausahanya. Komunitas ini memiliki dukungan penuh

dari guru-guru, terutama guru PKK/KWU. Pada komunitas ini telah berhasil

menjual beberapa produk mulai dari makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain.

Mereka bergerak dengan iuran dana dari mereka sendiri.

Dengan adanya praktik berwirausaha melalui program SPW ini maka dapat

meningkatkan kualitas dan motivasi siswa dalam menggali keahlian dan potensi

melalui keterampilan dalam mengembangkan kewirausahaan. Akan tetapi, pada

kenyataannya program SPW yang terdapat di SMK Negeri 1 Tulin Onsoi belum

dimanfaatkan sepenuhnya oleh siswa. Hal ini terlihat pada anggota SPW

yangbelum cukup banyak, masih sedikit yang berminat untuk bergabung di

program SPW ini.Tidak semua siswa atau siswa yang memiliki jiwa berwirausaha

meskipun nilainya sangat tinggi. Dan pembelajaran kewirausahaan di SMK Negeri

1 Tulin Onsoi keberhasilannya belum optimal karena pembelajaranwirausaha

masihdiberikan oleh gurusekolah yang bersangkutan dengan pengalaman

wirausaha yang terbatas.

Penulis

Damiati

Page 85: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

85

Mengikuti SPW di Sekolah

Saya salah satu siswa SMK Negeri 1 Tulin Onsoi yang mengikuti program SPW

di sekolah, saya kelas XI Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura, pertama

kali mengikuti program ini banyak cerita suka dan dukanya. Bagi kami siswa yang

tinggal didaerah 3T, khususnya tempat tinggal saya di petak 17 suatu kem

perusahaan sawit yang tidak ada jaringan internetnya untuk megikuti SPW secara

online. Ketika ada kegiatan secara online yang membutuhkan jaringan, maka kami

harus pergi mencari jaringan di atas bukit, itupun bisa kami lakukan kalau cuaca

sedang cerah.Tapi untungnya guru pembimbing kami tidak pernah patah semangat

membimbing kami untuk selalu mengikuti SPW meski dengan cara ofline, ya kami

yang tinggal di Kem perusahaan . Saya punya hobi memasak kue jadi saya berjualan

kue basah dengan cara keliling dari perumahan satu ke perumahan yang lain.

Sistem penjualan kami tidak secara tunai, harap maklum karena biasa tetangga –

tetangga disini biasa bayar kalau mereka sudah menerima gaji dari perusahaan.

Disini cerita sedih saya rasakan ketika tiba hari membayar tetapi belum juga

dibayar padahal modal seharusnya saya putar untuk membeli bahan – bahan

dagangan selanjutnya. Dan sedikitnya modal yang saya miliki menjadi salah satu

hambatan yang saya hadapi.

Penjualan sekala besar bisa kami jual dagangan ketika ada Pasar di hari gaji,

meski letak pasar sangat jauh dari tempat tinggal kami tapi disinilah kesempatan

kami untuk mendapatkan omset banyak jadi kami bersemangat untuk tetap

menjual. Tapi pasar di hari gaji seperti itu hanya ada satu kali dalam satu bulan.

Saya harus pintar mengatur waktu antara membantu orang tua, mengerjakan

tugas – tugas sekolah dan menjalankan usaha. Hal ini terjadi karena di masa

pandemic kami harus belajar dirumah, apabila terdengar kabar daerah kami

terdapat orang yang terkena covid maka penjualan kami omsetnya juga menurun

karena pihak perusahaan akan menetapkan aturan bagi kami yang tinggal di kem

tidak bisa leluasa keluar masuk area kem terdapat penjagaan ketat. Sedih saya

rasakan tapi mau bagaimana lagi memang keadaannya seperti itu.

SPW ini sedikit siswa seperti saya yang mau mengikuti karena, menjual itu

tidak hanya diperlukan kepintaran saja tapi butuh semangat dan keuletan dari diri

pribadinya untuk berjualan. Saya berharap dengan mengikuti program SPW ini

bisa menambah wawasan saya untuk lebih matang lagi ketika nantinya saya lulus

dari SMK dan membaur di tengah – tengah masyarakat

Penulis

Nasriani

Siswi kelas XI Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura

Page 86: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

86

L A P O R A N S P W

S M K N 1 T U L I N O N S O I

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 87: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

87

S M K S P P - N M A L I N A U

J L N . L A D A N G , M A L I N A U S E B E R A N G , K e c . M a l i n a u U t a r a , K a b .

M a l i n a u P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan sebuah program baru yang

dikelola oleh DITPSMK yang bekerja sama dengan SEAMEO. Tujuan dari

program ini adalah untuk mencetak jiwa kewirausahaan siswa-siswa SMK untuk

mempersiapkan diri mereka pada saat mereka lulus di masyarakat khususnya di

daerah Kabupaten Malinau.

Program ini sangat berkaitan dengan revolusi industri 4.0 yang dicanangkan oleh

pemerintah, dimana kegiatan lebih diutamakan menggunakan teknologi informasi

digital untuk usahanya, karena itu teknologi informasi digital sangat di

kedepankan dalam pelatihan SPW kali ini, dimana siswa di fokuskan mengikuti

pelatihan menggunakan sarana digital dengan memanfaatkan aplikasi – aplikasi

meeting online, sehingga mendidik mereka untuk dapat mengerti teknologi, selain

itu juga siswa diajarkan bagaimana cara berkomunikasi secara umum dalam bentuk

seminar, dengan menjadi pembawa acara dalam seminar online yang dihadiri oleh

banyak orang.

Sesuai dengan program sekolah SMK saat ini yang berhubungan dengan

pendidikan antara lain meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan kejuruan

(vokasi) untuk memenuhi kebutuhan lokal dan nasional serta mampu bersaing

secara global, serta menghasilkan SDM kreatif melalui pendidikan yang diperlukan

dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Selain itu siswa juga dididik secara mental untuk dapat bersaing dengan wirausaha

lainnya, dengan melakukan pendampingan di sekolah oleh guru-guru, yang mana

mengajarkan cara perencanaan usaha, pemilihan jenis usaha yang memiliki nilai

jual serta produksi hasil usaha yang terus menerus.

Kegiatan SPW merupakan suatu praktek siswa yang akan mempersiapkan mereka

untuk dapat berusaha mandiri pada saat mereka akan lulus sekolah, dengan

menerapkan ilmu pertanian yang merupakan salah satu program studi yang ada di

SMK SPP Malinau, serta meliat peluang usaha, maka pendamping siswa

memberikan pelatihan tentang cara budidaya tanaman hidroponik sederhana pada

siswa.

Memang untuk daerah Malinau pemasaran hasil sayuran hidroponik tidak sebesar

daerah – daerah besar, serta harga jualnya pun tidak sebesar daerah – daerah lain,

akan tetapi ini merupakan suatu ide yang menarik serta dapat mengenalkan

sayuran hidroponik kepada masyarakat, dimana sayuran

Page 88: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

88

hidroponik ini merupakan sayuran organik yang bebas bahan kimia, seperti

pestisda, dimana pengunaan pestisida pada sayuran akan berbahaya untuk

dikonsumsi.

Selain itu juga untuk dapat mengenalkan kepada masyarakat sekitar tempat tinggal

siswa, dimana kegiatan budidaya sayuran sepantasnya tidak memerlukan area lahan

yang luas, akan tetapi bisa memanfaatkan lahan sempit dipekarangan rumah untuk

dapat dijadikan tempat budidaya sayuran hidroponik.

Selama kegiatan SPW di SMK SPP Negeri Malinau, sudah bisa mengajarkan siswa

bagaimana melakukan persiapan lahan untuk ditanamai sayuran hidroponik, serta

cara perawatan dengan pemberian pupuk dan pemeliharaan sayuran agar terhidar

dari hama, dengan melakukan penanganan secara manual.

Akhir kata saya sebagai Kepala Sekolah mengucapkan banyak terima kasih kepada

seluruh panitia SPW yang merupakan program dari DITPSMK dengan berkerja

sama dengan SEAMEO yang sudah membuat pelatihan yang sangat membantu

untuk siswa mengembangkan diri mereka, kedepannya sebagai saran untuk

kegiatan ini agar bisa memberikan pelatihan lainnya yan lebih lagi pada siswa,

sehingga siswa juga dapat menambah penegetahuannya untuk bekal mereka pada

saat lulus nanti.

Terima kasih.

Kepala Sekolah SMK SPPN MALINAU

Page 89: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

89

Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan sebuah program baru yang dikelola oleh

DITPSMK yang bekerjasama dengan SEAMEO. Program ini menjadi salah satu

solusi dari tingginya angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia. Pada awal

tahun 2018 program ini mulai diimplemetasikan di SMK yang kemudian dijadikan

wadah bagi siswa untuk melatih skill berwirausahanya.

Tantangan yang ada pada saat ini yang berhubungan dengan pendidikan antara

lain meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan kejuruan (vokasi) untuk

memenuhi kebutuhan lokal dan nasional serta mampu bersaing secara global, serta

menghasilkan SDM kreatif melalui pendidikan yang diperlukan dalam

pengembangan ekonomi kreatif.

Untuk mencapai hal tersebut dalam sasaran strategis untuk mencapai tujuan

strategis T3 yang secara keseluruhan terdapat 11 sasaran,maka ada dua target yang

menarik yang menjadi tujuan yaitu sekitar 70% lulusan SMK bekerja pada tahun

kelulusan dan seluruh SMK menyediakan layanan pembinaan pengembangan

kewirausahaan. Sejalan dengan Renstra Kementrian Pendidikan Nasional, maka

dalam Road Map Pengembangan SMK 20102014 tentang Visi Direktorat

Pembinaan SMK diharapkan terwujudnya SMK yang dapat menghasilkan tamatan

berjiwa wirausaha (entrepreneur) yang siap kerja, cerdas, kompetitif, dan memiliki

jati diri bangsa, serta mampu mengembangkan keunggulan lokal dan dapat

bersaing dipasar global.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu

pembelajaran sejak lahir hingga akhir hayat yang diselenggarakan secara terbuka

dan multi makna. Pembelajaran seumur hidup berlangsung secara terbuka melalui

jalur formal, non formal, serta informal yang dapat diakses oleh peserta didik

setiap saat tanpa dibatasi usia, tempat, dan waktu. Terkait dengan pendidikan

multi makna diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan,

pemberdayaan, pembentukan akhlak mulia, budi pekerti luhur dan watak

kepribadian, atau karakter yang unggul serta berbagai kecakapan hidup(life

skills).Paradigma ini memperlakukan,memfasilitasi, dan mendorong peserta didik

menjadi subyek Pembelajar mandiri yang bertanggung jawab,kreatif, inovatif,

sportif, dan berkewirausahaan.

Page 90: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

90

Salah satu kondisi pembelajaran yang dapat mendukung pencapaian kompetensi adalah

mengembangkan proses pembelajaran berbasis aktivitas siswa dengan latar kegiatan

dunia kerja. Pembelajaran yang perlu dikembangkan dalam rangka pembentukan

kompetensi adalah interaksi yang memungkinkan para siswa mampu membangun

pengetahuan, sikap, dan keterampilannya melalui berbagai modus transformasi pengala-

man belajar. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum program studi pendidikan

kejuruan perlu berorientasi pada dunia kerja, sedangkan pembelajarannya berorientasi

pada siswa.

Dari penjelasan diatas kegiatan Sekolah Pencetak Kewirausahaan adalah salah satu solusi

untuk dapat mendidik dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa sehingga menjadi

bekal pada saat mereka lulus. Dalam kegiatan ini kami diajarkan bagaimana cara

berkomunikasi, membuat perencanaan, membuat desain, merancang pemasaran dan

proses pengepakan yang baik.

Dalam kegiatan sekolah pencetak kewirausahaan ini menurut saya yang terpenting adalah

perencanaan produk yang akan di jual, dengan melihat situasi pasar, sehingga haril

produk yang akan diproduksi dapat laku dipasaran.

Kegiatan Sekolah Pencetak Kewirausahaan ini merupakan program yang dikelola oleh

DITPSMK dan berkerjasama dengan SEAMEO. Program ini merupakan salah satu solusi

bagi lulusan SMK yang tidak mendapatkan pekerjaan, karena dalam kegiatan ini

mengajarkan siswa cara berwirausaha secara mandiri dengan banyak materi pendukun

didalamnya.

Dengan adanya kegiatan SPW siswa diajarkan mandiri bagaimana cara membuat suatu

perencanaan yang matang dalam membuat wirausaha yang baik, serta penmbahan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi untuk memasarkan produknya.

Selain materi yang didapatkan dari pemateri pada saat seminar siswa juga mendapatkan

ilmu tambahan dari guru pendamping SPW yang ada disekolah, tentang teknik untuk

meningkatkan produktifitas hasil produksi, khususnya dalam membuat produk hasil

pertanian yang baik serta dapat bersaing di pasaran. Selain hasil produk yang baik siswa

juga diajarkan mengenai kegiatan survei harga produk untuk menentukan harga produk

yang nanti akan dipasarkan.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah

berpartisipas dalam kegiatan Sekolah Pencetak Kewirausahaan, yang sudah banyak

memberikan ilmu yang begitu berguna dalam mengembangkan jiwa kewirausahan siswa

sebagai bekal siswa pada saat lulus dari SMK. Sebagai saran bagi panitia untuk

kedepannya semoga kegiatan Sekolah Pencetak Kewirausahaan ini agar terus

dilaksanakan untuk siswa, dan saran lainnya semoga dalam kegiatan kedepannya siswa

juga lebih banyak diajarkan cara perencanaan usaha serta membuat pemasaran secara

online sesuai dengan kebutuhan sekaran.

Page 91: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

91

Sekolah Pencetak Wirausaha

Pergeseran pendidikan paradigma pendidikan vokasi saat ini dipengaruhi oleh

lompatan perkembangan teknologi internet atau dikenal dengan periode industri

4.0. Pada periode ini sebuah tren otomasi pengendalian data dan proses produksi

dilakukan dengan aplikasi cerdas pada bidang apapun. Hal ini dapat dilihat dari

kebutuhan serta kondisi industri dan pasar yang terus berubah seiring munculnya

profesi baru yang tidak pernah diduga pada periode sebelumnya

Dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan siswa Sekolah Menengah

Kejuruan yang lebih berkualitas dan mampumenghadapi tantangan masa kini dan

masa depan. Disamping itu siswa SMK juga harus memiliki keterampilan bukan

hanya sesuai dengan kompetensi keahlian yang diambilnya, melainkan juga

memiliki kompetensi khusus dalam berwirausaha.Mengingat bahwa semakin

membludaknya lulusan SMK yangtidak seimbang denganpeluang kerja yang

disiapkan oleh pemerintah. Sehingga dibutuhkan sebuah kecakapan dan juga

keterampilan yang relevan yaitu kurikulum abad 21, yang meliputi siswa mampu

berkomunikasi dan berkolaborasi, berfikir kritis, dan memecahkan masalah, serta

aktif dan inovatif.Berdasarkan hal tersebut,Direktorat Pembinaan SMK

membentuk program SekolahPencetak Wirausaha atau SMK Pencetak Wirausaha.

Dalam program Sekolah Pencetak Wirausaha atau yang sering disingkat dengan

SPW merupakan sebuah program yang memiliki tujuan untuk meningkatkan

keterampilan berwirausaha siswa SMK. Pada program ini siswa diharapkan tidak

hanya cakap dalam bidang keahlian tetapi juga mampu mengkomunikasikan hasil

produk dan jasa kepada pengguna atau pasar dengan terus menyesuaikan

perubahan teknologi digital.

Program Sekolah Pencetak Wirausaha merupakan kerja sama Direktorat

Pembinaan SMK dengan The Southeast Asian Ministersof Education Organization

(SEAMEO). SEAMEO merupakan lembaga antar pemerintah yang mencakup

wilayah regional Asia Tenggara dan didirikan pada tahun 1965 atas kesepakatan

antara pemerintah negara-negara Asia Tenggara dalam rangka mempromosikan

kerjasama di bidang pendidikan, ilmu pengetahan, dan kebudayaan.

Program Sekolah Pencetak Wirausaha diimplementasikan di SMK dengan tujuan

untuk melatih siswa dalam mempraktikkan teori yang didapatkan dalamMata

Pelajaran, Produktif, Produk Kreatif dan Kewirausahaan serta Simulasi Digital.

Sebagai wadah yang dijadikan praktik langsung dari dua Mata Pelajaran tersebut,

diharapkan dapat meningkatkan skill berwirausaha siswa.

Page 92: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

92

Keanggotaan SPW adalah siswa yang memiliki keinginan dan potensi untuk

mengembangkan jiwa berwirausahanya. Komunitas ini memiliki dukungan penuh

dari guru-guru, terutama guru produktif, PKWU, dan Simulasi Digital. Pada

komunitas ini telah berhasil menjual beberapa produk tanaman hidroponik.

Keberadaan Sekolah Pencetak Wirausaha memiliki fungsi ganda (dual system)

yaitu sebagai sarana unit produksi sekolah dan sebagai tempat (laboratorium) bagi

para siswa untuk melaksanakan praktik penjualan. Dengan adanya praktik

berwirausaha melalui program SPW ini maka dapat meningkatkan kualitas dan

motivasi siswa dalam menggali keahlian dan potensi melalui keterampilan dalam

mengembangkan kewirausahaan. Akan tetapi, pada kenyataannya program SPW

yang terdapat di SMK SPP Negeri Malinau belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh

siswa. Hal ini terlihat pada anggota SPW yang belum cukup banyak, masih sedikit

yang berminat untuk bergabung di program SPW ini.Tidak semua siswaatau siswa

yang memiliki jiwa berwirausaha meskipun nilainya sangat tinggi. Di karenakan

Program ini merupakan program baru di SMK SPP Negeri Malinau. Kedepannya

melalui program ini diharapkan pengangguran lulusan SMK semakin berkurang.

Selain itu, dengan mengikuti program SPW siswa dapat meningkatakan skill

berwirausahanya

Page 93: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

93

L A P O R A N S P W

S M K S P P N M A L I N A U

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A

Page 94: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

94

S M K N 1 T A N J U N G P A L A S T I M U R

J L N . H A J I M . K U N I N G R T 1 0 R W 0 1 , M a n g k u P a d i , K e c . T a n j u n g P a l a s

T i m u r , K a b . B u l u n g a n P r o v . K a l i m a n t a n U t a r a

Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke

dalam kehidupan. Visi tersebut bias berupa inovatif, peluang, cara yang baik dalam

menjalankan sesuatu. Kewirausahaan merupakan sebuah sikap mental seseorang yang

memiliki kreativitas yang tinggi. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah

orang yang kreatif, unik, berdaya guna membuat sesuatu, serta bermanfaat bagi banyak

orang. Kegiatan kewirausahaan memiliki proses yang dinamis demi menciptakan sesuatu

yang disertai dengan model, sumber daya, waktu, serta risiko yang mungkin terjadi.

Kewirausahaan merupakan proses dalam mewujudkan visi dan misi usaha.

Berikut ini adalah ciri-ciri orang yang memiliki jiwa kewirausahaan sebagai berikut:

1. Memiliki sifat kreatif dan berani

2. Berkemauan keras dan memiliki semangat yang tinggi

3. Mampu menganalisis dengan baik

4.Memiliki jiwa kepemimpinan dan tidak boros

5. Dapat membuat keputusan dengan bijak dan bertanggungjawab

6. Mengabdi pada bisnis yang dijalankan

Kewirausahaan merupakan kegiatan yang saat ini sudah banyak berkembang di Indonesia.

Sudah banyak yang mulai merintis usaha-usaha yang kreatif sehingga meningkatkan

perekonomian di Indonesia. Berikut ini adalah tujuan kewirausahaan.

Tujuan kewirausahaan:

Dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain

Menciptakan jaringan bisnis yang baru yang bias menyerap banyak tenaga kerja di

daerah asal

Meningkatkan kesejahteraan kehidupan diri sendiri serta masyarakat sekitar dari

usaha yang dijalankannya dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat

Menularkan serta mengembangkan semangat berwirausaha pada orang lain

Permasalahan ketenagakerjaan secara langsung maupun tidak langsung salah satunya

adalah karena meningkatnya jumlah angkatan kerja dalam waktu yang cepat dan jumlah

yang tinggi, sementara kesempatan kerja yang tersedia sangat terbatas akan

menimbulkannya pengangguran. Penciptaan wirausaha menjadi alternatif solusi atas

berbagai masalah di masyarakat seperti kemiskinan dan kesenjagan sosial. Untuk

meningkatkan minat berwirausaha salah satunya adalah dengan meningkatkan

pemahaman dan minat masyarakat terhadap bidang wirausaha. Kegiatan wirausaha harus

didorong dengan keberanian dan keuletan serta tekad yang kuat, karena berwirausaha

pada dasarnya berhimpitan dengan ketidakpastian, dalam hal keberhasilan, maupun

kegagalan. Karena hanya dengan menggeluti usaha secara penuh keberanian dan beresiko

tinggi maka usaha akan tumbuh dan berkembang.

Page 95: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

95

Kegiatan berjualan di warung-warung kecil sangat menyenangkan walaupun dengan

modal yang kecil, hanya berjualan cendol dan sembako di kios-kios kecil, kegiatan ini juga

dapat membawa pengaruh positif bagi saya, dimana saya dapat belajar menyeimbangkan

pengeluaran dan pendapatansaya.

Rincian dari kegiatan wirausaha:

Nama Siswa: Pitriani

Kelas : X Teknis Otomasi Industri 2

Page 96: K A L I M A N T A N U T A R A Sekolah Pencetak Wirausaha

96

L A P O R A N S P W

S M K N 1 T A N J U N G P A L A S T I M U R

L A P O R A N S P W P E R B U L A N

L A P O R A N S P W S I S W A