jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial fakultas ilmu...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN
IPS DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS X SMK ATTAQWA 05
KEBALEN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Disusun Oleh :Istiqomah
NIM: 106015000703
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2010
ii
ABSTRAK
Istiqomah.NIM.106015000703. Jurusan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Hubungan antara Sikap Siswa padaMata Pelajaran IPS dengan Hasil Belajar IPS Kelas X SMK Attaqwa 05Kebalen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yangsignifikan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajarIPS Kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen. Responden dalam penelitian ini sebanyak88 siswa dan siswi, sikap siswa pada mata pelajaran IPS merupakankecenderungan untuk bertindak dengan perilaku terhadap suatu objek, sikap siswaterhadap pelajaran IPS dapat diketahui dengan caranya berinteraksi atau meresponterhadap pelajaran IPS dikelas, Reaksi sikap siswa baik itu positif maupunnegative terhadap mata pelajaran IPS. Sedangkan hasil belajar IPS adalah hasil tessoal pada mata pelajaran IPS, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode survai dengan teknik kuantitatif. Data sikap siswa pada mata pelajaran IPSdiperoleh melalui kuesioner yang terdiri dari 30 item,dari hasil perhitungan yangdidapat rxy prodact moment sebesar 0,980% maka Ho diterima, dengan demikiandapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswaterhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS Kelas X SMK Attaqwa 05Kebalen, Koefisien determinasi sebesar 96,04%, menunjukan bahwa sikap siswapada mata pelajaran IPS sangat besar dalam mempengaruhi hasil belajar IPS.
Kata kunci : Sikap Siswa pada Mata Pelajaran IPS. Hasil Belajar IPS
iii
ABSTRACT
Istiqomah.NIM.106015000703.Deparetement of social science (IPS) FacultyOf Tarbiyah And Teacher Training. Relationships Between Attitude OfStudents In Subjects With Learning Outcomes IPS IPS Class X SMKAttaqwa 05 Kebalen. This study aims to determine whether there is a significantrelationship between students' attitudes towards the subject of social studies withthe study of Vocational learning outcomes Class X SMK Attqwa 05Kebalen.responden in the study of 88 male and female students, students in socialstudies subjects tendency to act with attitude towards the behavior objects, studentattitudes toward social studies to find out how to interact with or respond to thelessons of social science in the classroom, students' positive reaction or negativeattitude toward social science subjects. While IPS is the result of learning aboutthe test results in social studies subjects, the methods used in this research issurvey method with quantitative techniques. Data on student attitudes IPS subjectsobtained through a questionnaire consisting of 30 items, from the calculationresults obtained when Prodact rxy at 0.980%, then Ho is accepted, so it can beconcluded that there is significant correlation between students' attitudes.
Keywords: Student Attitudes on Social Subjects. Learning Outcomes IPS
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipersembahkan kehadirat illahi robbi yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sholawat serta salam
senantiasa tercurah kepada baginda habibanal karim Muhammad SAW, Kepada
keluarga dan sahabatnya, serta kepada seluruh umat islam baik muslimin dan
muslimat.
Alhamdulillahirabbil alamin, senantiasa penulis persembahkan kepadanya
karena dengan ridhonya penulis penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dirinya hanyalah makhluk
sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri, begitu pula dengan proses
pelaksanaan penyusunan skripsi ini, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan,
dukungan, perhatian dan doa dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Sebagai ucapkan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada. MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H.Nurochim. MM, ketua jurusan Pendidkan IPS dan juga dosen
pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi
serta bimbingannya kepada penulis.
3. Bapak Abd.Rozak. MSi, dosen pembimbing skripsi, penulis ucapakan banyak
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau, karena berkat bimbingan,
dukungan dan kebaikan dari beliau penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
tidak ada suatu apapun yanga dapat menggantikan jasa beliau,maka tidak
henti-hentinya penulis ucapkan terima kasih.
4. Bapak Dr. Iwan Pourwanto. MPd, Dosen dan sekertaris jurusan pendidikan
IPS yang sudah banyak memeberikan masukan dan motivasi kepada penulis.
5. Seluruh bapak ibu dosen jurusan pendidikan IPS yang ttelah banyak
memeberikan ilmunya dan membimbing penulis, sehingga dapat
menyelesaikan study di Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.
v
6. Seluruh Citivis Akademik Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah
Jakarta.
7. Bapak Ahmad Kosasi, SPd, dan bapak Matroji, SPd. Selaku kepala sekolah
SMK Attaqwa 05 Kebalen.
8. Seluruh para pendidik SMK Attaqwa 05 Kebalen dan SMPI YAPKIN
ANNUR Buni Bakti yang selalu member bimbingan kepada penulis.
9. Abeh dan Umi tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang serta
dukungan baik moril maupun materil, juga tak henti-hentinya memanjatkan
doa kepada allah SWT untuk penulis agar senantiasa mendapat ridhonya
disetiap langkah perjuangan dalam menempuh perjalanan hidup yang berliku
untuk mencapai kesuksesan dunia akhirat.
10. Kakanda Ruston Nawawi dan Irfan Dedi besrta istri tercinta, serta adik-adikku
A.Dailami Firdaus dan Zezen Syukrilah dan ynag lainnya, selalu memotivasi
dan menghibur penulis dikala penulis mengalami kejenuhan dalam membuat
skripsi ini.
11. Kakanda Nasuha, Muzdalifah, Nurhikmah, Khoirunnisa, Syifa dan Syamsul
Bahri, Serta Nenek Ku Tercinta.
12. Kakanda H.Husni Mubarok Ahbab. MA tercinta yang selalu setia, Percaya dan
membimbing serta memotivasi penulis untuk tetap selalu semangat sampai
akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat ku Erwita Fitri. S.Pd, Eki Pramuning Dita, S.Pd, Lailatul
Badriyah, S.Pd, dan Yati Musnayati, S.Pd, yang selalu membantu,memotivasi
dan menghibur penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Sahabat sekampung Rifa Atul Mahmudah, Ahmad Fudholi Ridwan dan Yudi
Syarif.
15. Keluarga besar FKMA ( Forum Komunikasi Mahasiswa Attaqwa )
16. Keluarga besar HIQMA (Himpunan Qori Qoriah Mahasiswa ) Universitas
Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta.
17. Kawan-kawan seperjuangan pendidikan IPS angkatan 2006 yang telah banyak
memberikan inspirasi kepada penulis
vi
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan doa dan dukungan
selama penulis menyusun skripsi ini.
Penulis persembahkan doa dan rasa syukur kepada allah SWT semoga jasa
yang mereka berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan jauh lebih
baik darinya amin.
Akhirul kalam, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini dan dengan kerendahan hati penulis
menerima kritik dan saran yang konstruktif, besar harapan penulis, semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak, amin.
Jakarta, Desember 2010
Penulis
Istiqomah
vii
IDENTITAS :
Nama : Istiqomah
Nim : 106015000703
Ttl : 03 Juli 1988
Agama : Islam
KAMUT :
“ Berpikir Tajam,Berpikir Cepat,Berpikir Terus Menerus,Berpikir
Intensip Dan Manfaatkan Kesempatan Ketika Orang Lain Tidak
Melakukan Itu Semua Adalah Rahasia Sukses Dalam Hidup “
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Perumusan Masalah ................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 6
1. Tujuan penelitian.................................................................. 6
2. Manfaat Penelitian ............................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Landasan Teoritis ....................................................................... 8
1. Hakekat dan Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosil......... 8
a. Hakekat dan Karakteristik IPS....................................... 8
b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial.............................. 17
c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial ....................... 20
d. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ....... 21
2. Pembelajaran IPS ................................................................. 22
a. Pengertian Belajar .......................................................... 22
b. Pembelajaran IPS ........................................................... 25
3. Konsep Sikap ....................................................................... 27
a. Pengertian Sikap............................................................. 27
b. Karakteristik Sikap......................................................... 32
ix
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan
Sikap...............................................................................33
d. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPS ............................. 35
4. Hakikat Hasil Belajar IPS .................................................... 36
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ............ 41
b. Macam-macam Hasil Belajar......................................... 44
B. Kerangka Berpikir...................................................................... 47
C. Pengajuan Hipotesis .................................................................. 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 49
1. Tempat Penelitian................................................................. 49
2. Waktu Penelitian .................................................................. 50
B. Metode Penelitian ...................................................................... 50
C. Variabel Penelitian ..................................................................... 50
D. Populasi dan Sampel .................................................................. 51
E. Tehnik Pengumpulan Data.........................................................51
F. Instument Penelitian................................................................... 52
1. Definisi konseptual............................................................... 52
2. Definisi operasional ............................................................. 52
G. Uji Validitas dan Realibilitas ..................................................... 54
1. Uji Validitas ......................................................................... 54
2. Reliabilitas ........................................................................... 54
H. Teknik Analisa Data................................................................... 55
1. Analisis Data Real................................................................ 55
a. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................ 55
b. Uji Normalitas Data ....................................................... 55
2. Pengujian Hipotesis.............................................................. 56
a. Uji Korelasi .................................................................... 56
b. Koefesien Deteminasi .................................................... 57
x
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Attaqwa 05 Kebalen ........................... 59
1. Sejarah Yayasan SMK Attaqwa 05 Kebalen ...................... 59
2. Kurikulum Pendidikan ......................................................... 59
3. Kegiatan Ekstrakulikuler...................................................... 60
4. Keahlian/ Jurusan................................................................. 60
5. Fasilitas ................................................................................ 61
6. Visi dan Misi ........................................................................ 61
B. Deskripsi Data............................................................................61
1. Deskripsi Data Sikap Siswa (Variabel X)............................ 61
2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS kelas X Jurusan Akuntansi
(Variabel Y) ......................................................................... 65
3. Deskripsi Data Hasil Korelasi.............................................. 68
4. Deskripsi Data Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran
IPS terhadap Hasil Belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05
Kebalen . ............................................................................. 70
C. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................ 70
1. Uji Normalitas Data ............................................................. 70
2. Metode Suksesi Interval....................................................... 71
D. Analisis dan Interprestasi Data................................................... 71
1. Sikap siswa pada mata pelajaran IPS ................................... 71
2. Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS ................................ 72
3. Hubungan Sikap Siswa dan Hasil Belajar IPS..................... 72
4. Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terhadap
Hasil Belajar IPS kelas X ................................................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 74
B. Saran........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Waktu Penelitian ................................................................................. 49
Tabel 2 Bobot koesioner .................................................................................. 53
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen sikap siswa pada mata pelajaran IPS................... 53
Tabel. 4 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment................... 57
Tabel 5 Data Sikap Siswa (X) .......................................................................... 62
Tabel 6 Frekuensi Skor Sikap Siswa (Variabel X) .......................................... 63
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Sikap Siswa ....................................................... 64
Tabel 8 Data Hasil Belajar IPS kelas X (Y).................................................... 66
Tabel 9 Frekuensi Hasil Belajar IPS ................................................................ 66
Tabel 10 Indeks hasil belajar IPS....................................................................... 67
Tabel 11 Variables Entered/Removedb .............................................................. 69
Tabel 12 Hasil Perhitungan Korelasi Antara sikap siswa pada mata pelajaran
IPS dan Hasil Belajar IPS kelas X ..................................................... 69
Tabel 13 Model Summary .................................................................................. 70
Tabel 14 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sikap Siswa pada mata pelajaran
IPS dan Hasil Belajar IPS kelas X ..................................................... 70
Tabel 15 Interprestasi Nilai r.............................................................................. 72
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 42
Gambar 2 Histogram Distribusi Frekuensi sikap siswa (X) ................................ 65
Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS (Y) ....................... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk dinamis, bukan makhluk yang statis.Sebagai
makhluk yang dinamis, manusia terus-menerus berada didalam proses menjadi
(to be), manusia memerlukan kebebasan.Hanya dengan kebebasan, manusia
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menjadi dewasa .
Tujuan pendidikan kita mengantarkan anak didik menjadi manusia dewasa,
yakni manusia yang mampu berpikir dan melakukan tindakan atas pilihannya
sendiri.
Berbicara mengenai pendidikan, khususnya pendidikan formal maka
akan selalu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Hal ini dikaitkan dengan
belajar yang merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yaitu terjadinya suatu
perubahan di dalam diri individu, dari tidak tahu menjadi tahu, dan seterusnya.
Perubahan yang dimaksud adalah menuju keperkembangan pribadi individu
seutuhnya.
Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk mengembangkansemua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadi manusiakearah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.Pendidikan juga merupakan usaha yang dijalankan oleh seorangatau kelompok agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidupatau penghidupan yang lebih tinggi.1
1 H.M.Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar,Jakarta : CV Pustaka Setia,cet 11,1997.h.21
2
Sehingga dengan pendidikan dapat dihasilkan sumber daya manusia
berkualitas dan berwawasan yang dapat membentuk peradaban manusia yang
bermanfaat.
Dengan pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan. Karena
Tuhan memberikan potensi kepada manusia berupa akal dan dengan akal
tersebut manusia dapat menerima ilmu pengetahuan. Untuk mampu
menjalankan peranan ini manusia perlu pengembangan kemampuan yaitu
melalui proses pembinaan. Proses pembinaan ini disebut sebagai pendidikan.
Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia, dalam kehidupannya
juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Salah satunya
adalah tujuan pendidikan Nasional di Indonesia, seperti yang tertera pada
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Bab II pasal
3 yaitu:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabatdalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi wargaNegara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Untuk memenuhi tujuan pendidikan, terdapat jalur-jalur pendidikan
seperti pendidikan formal dan pendidikan informal. Sekolah merupakan salah
satu bentuk pendidikan formal yang merupakan sistem yang terarah,
berencana dan berjenjang yang mengemban amanat bangsa untuk menyiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
Dalam dunia pendidikan anak didik atau siswa adalah salah satu
komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam proses belajar
mengajar. Didalam proses belajar mengajar, siswa memilki tujuan dan cita-
cita dan kemudian ingin dicapainya secara optimanl. Jadi dalam proses belajar
mengajar harus diperhatikan pertama kali adalah siswa, bagaimana
keadaannya, kemampuannya baru setelah itu menentukan komponen-
2 Departemen Pendidikan Nasional, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional, Jakarta:Mini Jaya Abadi, 2003,h. 177
3
komponen yang lain, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan siswa.
Sehingga proses belajar mengajar antara guru dengan anak didik dapat
berjalan dengan baik.
Untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar agar lebih
optimal. Bermacam-macam usaha telah dilakukan untuk meningkatkan
kualitas proses belajar dan mengajar, tetapi peningkatan mutu pendidikan
belum seluruhnya berhasil bagaimana yang diharapkan oleh masyarakat,
pemerintah maupun oleh para pendidik. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar dan
mengajar.
Kemudian salah satu faktor berhasil tidaknya proses belajar mengajar
adalah hasil belajar yang tinggi maka bermacam-macam faktor-faktor yang
mempengaruhi, salah satunya adalah faktor internal dari siswa. Faktor internal
adalah faktor yang terdapat didalam diri siswa salah satunya adalah sikap.
“Sikap merupakan kesediaan, reaksi atau suatu kecendrungan untuk
bertindak terhadap objek sikap.Sikap memiliki tiga komponen, yaitu
komponen kognitif, afektif, dan konatif”.3 “kemudian sikap mempunyai sifat
yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik (positif) atau buruk
(negatif) terhadap objek sikap”.4
”Namun sikap pun dapat berubah dari sikap yang positif menjadi sikap
yang negative dan ataupun sebaliknya karena pada dasarnya sikap merupakan
hasil dari proses interaksi, sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan
rangsangan yang diterimanya objek sikap yang dihadapinya “.5
Dengan demikian, bahwa terbentuk dan berubahnya sikap itu banyak
dipengaruhi dirangsang oleh objek sikap baik itu lingkungan sosial maupun
kebudayaan, misalnya: dunia pendidikan, keluarga, norma, golongan agama,
dan adat istiadat. Jadi sikap adalah hasil belajar yang dapat dibentuk maupun
diubah sepanjang perkembangan (hidup) si individu.
3Ikhwan Luthfi,dkk, Psikologi Sosial,(Jakarta,Rineka Cipta 2009).cet ke-1, h.554Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung; Remaja
Rosdakarya, 2002) h.1205 Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial h. 95
4
Menurut Sarlito WS.” Sikap merupakan kecenderungan untuk
bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu dan sikap dapat bersikap
positif dan dapat pula bersikap negative”.6 Siswa yang mempunyai sikap
positif cenderung akan menampilkan tingkah laku yang menyenangi dan
mempunyai perhatian yang lebih dan tekun dalam belajarnya. Sebaliknya
siswa yang bersikap negatif akan menampilkan sikap tidak menyenangi dan
tidak terdorong untuk belajar.
Seiring dengan kemajuan zaman, pengetahuan semakin berkembang.
Suatu negara bisa lebih maju jika negara tersebut memiliki sumber daya
manusia yang mengetahui berbagai ilmu pengetahuan disamping itu juga studi
sosial lebih menekankan pada pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan
untuk mengembangkan pengetahuan, keahalian, nilai-nilai serta partisipasi
soisial. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) bukanlah mata pelajaran yang beridri
ssendiri, tetapi terdiri dari beberapa disipilin ilmu, yaitu, ekonomi, sosiologi,
geografi.“IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap
dan nilai peserta didik sebagia individu, anggota masyarakat, mahluk sosial
dan budaya, agar nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat “7. Oleh
karena itu, diperlukan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan sosial ini.
Sedangkan perkembangan IPS akan terjadi bila disertai dengan
peningkatan mutu pendidikan IPS. Mutu pendidikan IPS dipengaruhi oleh
kualitas proses belajar-mengajar yang mana ditentukan oleh peran guru dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Agar kualitas belajar
siswa baik, salah satu peran guru adalah menciptakan kondisi yang
mengarahkan siswa agar mau belajar dan mendapatkan hasil belajar dengan
sebaik-baiknya.
Berdasarkan tujuan di atas sangat ideal dan mulia untuk dilaksanakan
oleh setiap siswa. Pengtahuan yang mendalam mereka dapatkan dalam
pembelajaran IPS diharapkan dapat mengembangkan keterampilan sikap dan
6 Sarlito W.S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet ke-9.h.100
7H. Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman IndividuSiswa Dalam KBK, jakarta: PT Ciputat press, 2005.hal 43
5
perilaku mereka kearah yang benar dan positif. Kenyataannya menurut yang
pernah penulis alami, dalam proses pembelajaran IPS ditemukan beberapa
kendala seperti esensi atau substansi dalam materi IPS terlalu teoritis, abstrak
dan terkesan mencakup banyak hal, sehingga muncul kesan bahwa belajar IPS
bukan belajar tentang kenyataan hidup sehari-hari melainkan belajar sesuatu
yang sangat asing serta metode yang digunakan sangat monoton yang
didominasi cermah satu arah dan penyajian yang tidak relefan dengan konteks
sosial siswa akibatnya siswa malas bertanya kepada guru bila menemui
kesulitan dalam belajar selain itu kurang terlibat aktif dalam pembelajaran IPS
dan ketika diadakan evaluasi ringan ringan, banyak yang menunjukan ketidak
mengertiannya lalu mereduksi bahwa mata sosial seperti IPS sulit dan
menjenuhkan.
Pada kenyataanya para siswa menganggap bahwa IPS adalah bidang
studi yang sukar oleh karena itu kita harus mendorong siswa untuk belajar
IPS dengan baik. Dengan mengetahui pentingnya dan bermanfaatnya
mempelajari IPS diharapkan siswa mempunyai sikap yang positif terhadap
pelajaran IPS , karena dengan sikap positif tersebut siswa akan lebih mengerti
terhadap pelajaran IPS . Dengan adanya permasalahan di atas, penulis merasa
tertarik dan berminat untuk menyusun skripsi yang berjudul: “HUBUNGAN
ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPS
DENGAN HASIL BELAJAR IPS KELAS X SMK ATTAQWA 05
KEBALEN”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka timbul
beberapa permasalahan yang di identifikasikan yaitu:
1. Belum diketahuinya Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya sikap
siswa terhadap mata pelajaran IPS
2. Hasil belajar IPS siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen hanya terbatas
pada ranah kognitif saja,yang seharusnya secara konprehensif yang
mencakup kognitif,afektif psikomotorik
6
3. Kurangnya sikap positif siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
terhadap pelajaran mata pelajaran IPS
4. Materi IPS terlalu teoritis, abstrak dan terkesan mencakup banyak hal sehingga
pelajaran IPS terkesan membosankan
5. Kurang tepatnya media yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS
6. Belum diketahui hasil belajar IPS kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen
7. Belum diketahuinya hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran
IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan yang diidentifikasi
maka masalah penelitian ini dibatasi pada :
1. Sikap siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran IPS
2. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
3. Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil
belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang dikemukakan penulis untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sikap siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap
pelajaran IPS
2. Bagaimana hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
3. Apakah terdapat Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran
IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran :
a. Sikap siswa kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen terhadap pelajaran IPS
b. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
7
c. Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan
hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi para siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen yang mempelajari
IPS agar lebih mengetahui kelemahan yang ada pada dirinya. Sehingga
siswa mengetahui manfaat belajar IPS untuk dirinya
b. Untuk lebih memotivasi Siswa Kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen
dalam mempelajari IPS
c. Sebagai petunjuk untuk para pendidik SMK Attaqwa 05 Kebalen dan
pengelola pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
khususnya bidang studi IPS
d. Sebagai masukan kepada guru mata pelajaran IPS Dalam
pengembangan pelajaran IPS agar lebih menarik dan efektif
e. Bagi Mahasiswa Ilmu Pengetahuan Sosial Sebagi bahan masukan bagi
mahasiswa jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya,
sebagi bekal dalm mengajar di lapangan.
f. Bagi Peneliti untuk menambah khasanah dan wawasan dalam
pembelajaran IPS.
8
BAB II
LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Landasan Teoritis
1. Hakekat dan Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Hakekat dan Karakteristik IPS
Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebuah programpendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplinerkonsep-konsep ilmu-ilmu sosial dan humaniora untyuk tujuanpendidikan kewarganegaraan. IPS mempelajari aspek-aspekpolitik, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Geografi, PsikologiSosial, dan Sejarah di masa sekarang, masa lampau dan masayang akan datang untuk membantu pengembanganpengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dubutuhkan warganegara di masyarakat yang demokratis.8
Pendidikan IPS sebagai bidang yang terkait dengan kenyataan
Sosial perlu mengembangkan proses pembelajaran yang lebih humanis dan
dinamis bagi pengembangan tujuan pembentukan warga negara yang baik
(good zitizenship), pengembangan sosial serta berpikir refektif inquiry.
Bebagai strategi, pendekatan dan teknik dikembangkan dalam upaya
membangun berpikir kritis siswa.
8 H. Sapriya.M.Ed.,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajara IPS, ( Bandung:Upi Press2006,Cet,1,h,6.
9
1) Latar Belakang
Istilah sosial studies yang berasal dari bahasa Inggris
kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi IPS.
Perkembangan dan pengembangan IPS di Indonesia, ide-ide
dasarnya banyak mengambil pendapat yang berkembang di
Amerika Serikat. Sedangkan yang menyangkut tujuan, materi dan
penanganannya dikembangkan sendiri sesuai dengan tujuan
nasional dan aspirasi masyarakat Indonesia. IPS nerupakan subjek
mater dalam dunia pendidikan di negara kita yang diarahkan bukan
hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu sosial, tetapi
sebagai materi yang dapat mengembangkan kompetensi dan
tanggung jawab, baik sebagai individu, sebagai warga masyarakat
maupun sdebagai warga dunia.
Dilihat dari segi pengertiannya, IPS berbeda dengan Ilmu
Sosial. IPS berusaha mengintegrasikan bahan/materi dari cabang-
cabang ilmu tersebut dengan menampilkan permasalahan sehari-
hari masyuarakat sekeliling. Segangkan ilmu sosial (Sosial
Sciences), ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek kehidupan
manusia yang dikaji secara terlepas-lapas, sehinga melahirkan satu
bidang ilmu. Ilmu sosial dipelajri dan dikembangkan psds tingkst
perguruan tinggi. Sumaatmadja mendifinikasn bahwa : “Ilmu
Sosial merupakan suatu bidang keilmuan atau disilpin akademis
yang mempelajari manusia di masyarakat, mempelajari manusia
sebagai anggota masyarakat “. Ilmu Sosial dipolakan untuk
mengembangkan human knowledge melalui penelitian, penemuan,
eksperimen dan sebagainya dengan materi dan permasalahan yang
kompleks. Sedangkan sosial studies para ahli memberikan batasan
lebih kepada hal yang praktis, yaitu “Memberikan kemampuan
kepada anak didik dalam mengelola dan memanfaatkan kekuatan-
10
kekuatan fisik dan sosial dalam menciptakan kehidupan yang
serasi”.9
2) Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sosial dan Studi Sosial IPS
Untuk membedakan pengertian IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial
dapat dilihat pada bagan berikut :
Persamaan dan Perbedaan Ilmu Sosial dan Studi Sosial/IPS
Ilmu Sosial(Social Science)
Persamaan/Perbedaan
Studi Sosial/IPS
Semua bidang ilmu yangberkenaan dengan manusiadalam konteks sosialnyasemua bidang ilmu yangmempelajari manusiasebagai anggota masyarakat
Pengertian Bidang studi yang mempelajari,menelaah dan menganaisisgejala dan masalah sosial dimasyarakat ditinjau dariberbagai aspek kehidupansecara terpadu
Ruang lingkupnyaberkenaan dg manusia dankehidupannya meliputisemua aspek kehidupanmanusia sebagai anggotamasyarakat
Ruanglingkup
Hal-hal yang berkenaan denganmanusia dan kehidupannyameliputi semua aspekkehidupan manusia sebagaianggota masyarakat
Aspek-aspek kehidupanmanusia yang dikaji secaraterlepas-lepas sehinggamelahirkan satu bidang ilmu
Objek Aspek kehidupan manusiadikaji berdasarkan satu kesatuangejala sosial atau masalah sosial(tidak melahirkan bidang ilmu)
Menciptakan tenaga ahli padabidang ilmu sosial
Tujuan Membentuk warga negara yangbaik
Pendekatan disipliner Pendekatan Pendekatan interdisipliner ataumulti disipliner
Dikembangkan di tingkat PT Tempatpembelajaran
Dikembangkan dari tingkat MI/SDsampai PT
3) Hubungan IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial
Bahan IPS yang bersumberkan dari bahan kajian Geografi,
Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Politik, Psikologi Sosial
dan Filsafat secara gramatik pengertian IPS, IPS berupa konsep-
konsep esensial dari berbagai disiplin ilmu sosial dapat
digambarkan dalam bagan berikut :
9Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,cet,1, Oktober,2009,h,6-7.
11
Bagan IPS : Konsep-Konsep Esensial Dari Berbagai
Disiplin Ilmu-Ilmu Sosial
Sedangkan konsep-konsep pokok dari Ilmu-Ilmu Sosial meliputi
kajian :
1. Geografi: lokasi, ruang, kawasan,(region), interaksi, keruangan,
pernbedaan daerah, lingkungan, asosiasi areal, SDA,
demografi, topografi, daerah iklim, migrasi, habitat, urbanisasi,
konservasi, ekologi dan lingkungan, benua, polusi ekosistem
dan sebagainya.
2. Sejarah: perubahan dan kesinambungan, kausalita, waktu,
kronologi, objektivitas, relativitas, evolusi, revolusi,
nasionalisme, internasionalisme, peradaban, konflik, tradisi,
humanisme dan sebagainya.
3. Psikologi sosial: penyimpangan prilaku, perkembangan
individu kelompok, perilaku individu kelompok dan
sebagainya.
4. Sosiologi: peranan sosial, status sosial, kelompok, norma,
pranata lembaga, masyarakat komunitas, sosialisasi, proses
sosial, pengawasan sosial, mobilitas sosial, startifikasi, masalah
sosial, perilaku kolektif, dan sebagainya.
5. Antropologi: kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, kompleks
kebudayaan, daerah kebudayaan, Akulturasi, Enkulturasi,
Difusi kebudayaan, kebudayaan, tradisi, perubahan
IPS (Sosial Studies)Bidang Studi Yg
Mempalajari KehidupanManusia dlm Masyarakat
serta Hubungannya dgLingkungan
Sosiologi
Antropologi
Politik
Ekonomi
Geografi
Sejarah
Psikologi Sosial
Filsafat
12
kebudayaan, keberadaban, adat istiadat, evolusi, dan
sebagainya.
6. Politik : kekuasaan (power), negara, sistem politik, lembaga-
lembaga politik, kewibawaan, kepentingan golongan,
sosialisasi, demokrasi, proses hukum, republik, patai politik,
pemilu, dan sebagainya.
7. Ekonomi: produksi, distribusi, pertukaran, konsumsi, barang
dan jasa, kelangkaan (scorcity), pendapatan, keuntungan,
pembagian kerja, saling ketergantungan, penawaran, pasar,
uang, harga, modal, industrialisasi, pertanian, perdagangan,
inflasi, deflasi, dan sebagainya.
8. Filsafat: hakekat hidup, nilai, dan sebagainya.
Lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini tentang
hubungan IPS dan Ilmu-ilmu Sosial di bawah ini :
Bagan Hubungan IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial
Kebutuhan DasarManusia
Kegiatan DasarManusia
Produksidan
Konsumsi
Ilmu-Ilmu Sosial
Pendidikandan
Rekreasi
Pemerinta-han dan
Organisasi
EstetikaKomunikasidan
Transformasi
Pemeliharaandan
Perlindungan
Antropologi Ekonomi Geografi Sejarah Ilmu Politik Psikologi Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial
13
Sedangkan yang menjadi substansi materi kurikulum IPS terdiri
atas:
1. Fakta, konsep, generalisasi dan teori
2. Metode penyelidikan (methode inquiry) dari masing-masing
disiplin ilmu sosial
3. Metode penyelidikan menggunakan keterampilan intelektual.
Untuk meningkatkan kebermaknaan materi pembelajaran
IPS (meaningfull), buku-bukulah sebagai bahan materi IPS, namun
perlu dilengkapi dengan kenyataan, fakta-fakta yang ada di sekitar
siswa, di sekitar lingkungan fisik dan budaya masyarakat. Dari
aspek penguasaan isi materi, menekankan pada proses atau
keterampilan proses dinataranya : melalui penyelidikan inquiry-
discovery, model pembelajaran induktif, model pengajaran konsep,
klarifikasi nilai, model proses pengambilan keputusan, dan
sebagainya. Dengan berlatih berbagai jenis keterampilan tersebut
(sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para ilmuwan sosial), kelak
di kemudian hari mampu bergaul dengan baik dengan sesama
anggota serta mampu memecahkan masalah-masalah
kemasyarakatannya.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa tujuan yang
pertama pembelajaran IPS adalah untuk membentuk dan
megembangkan pribadi warga negara yang baik (good citizen).
Seorang warga negara yang dihasilkan oleh Pendidikan IPS
mempunyai sifat sebagai warga negara yang reflektif, mampu atau
terampil, dan peduli. Reflektif berarti dapat berpikir kritis dan
mampu membuat keputusan-keputusan untuk memecahkan
masalah atas dasar bukti-bukti terbaik yang dapat diperolehnya.
Terampil berarti mempunyai sejumlah untuk menolong seseorang
di dalam kehidupan sosialnya dan memperhatikan menelaah isu-isu
yang penting, melaksanakan hak-haknya dan tangung jawabnya
sebagai angota masyarakat.
14
Tujuan yang kedua, adalah bukan sekedar berarti ilmu-
ilmu sosial yang disederhanakan untuk keperluan pendidikan di
sekolah, juga di dalamnya termasuk komponen pengetauan dan
metode penyeledikan metode ilmiah dari ilu-ilmu sosial serta
termasuk komponen pendidikan nilai atau etika yang kelak
diperlukan sebagai warga negara di dalam proses pengembilan
keputusan (decesion making) masalah-masalah yang menyangkut
kepentingan pribadi dan kepentingan sosial. Lebih jelasnya
perhatikan bagan di bawah ini tentang pengajaran IPS yang
berorientasi pada proses pengambila keputusan (decision making
process).
Bagan Pembelajaran IPS Yang Berorientasi pada Proses Pengembilan Keputusan ((Decesion MakingProcess) Sumber:KaltsounisT.,1987:14
Sedangkan yang menjadi tujuan yang ketiga, meliputi: 1).
Pengertian (understandaing) yang berkenaan dengan pemberian
latar pengetahuan informasi tentang dunia dan kehhidupan; 2).
Sikap dan nilai (attitudes and values), dimensi rasa (feeling) yang
berkenaan dengan pemberian bekal menjadi dasar-dasar etika
masyarakat yang natinya akan menjadi orientasi nilai dirinya dalam
PengambilanKeputusan
Keputusan Yangkontroversial
Pengetahuan Nilai
Keputusan yang Diambildari Alternatif-alternatif
Alasan PengambilanKeputusan
Evaluasi Keputusan
Tindakan
Keputusan YangDidukung Oleh
Bukti
Pengetahuan
Keputusan YangTidak Kontroversial
KEPUTUSAN
15
kehidupannya di dunia nyata; 3). Keterampilan (skill), khusunya
yang berkenaan dengan kemampuan dan keterampilan IPS. Aspek
Keterampilan PS ini secara garis besarnya, meliputi: keterampilan
sosial (sosial skill), keterampilan belajar dan kebiasaan bekerja
kelompok (group work skill), dan keterampilan (intelectual skill).
Dengan demikian, proses dan hasil pembelajaran
pendidikan IPS akan bermuara pada penbentukan sejumlah
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai dasar kompetensi
untuk keperluan hidup masyarakat.
Dalam perspektif pendekatan pembelajaran IPS, Somantri
berpendapat bahwa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk
tingkat sekolah madrasah dapat diartikan sebagai: 1) Pendidikan
IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai
kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama; 2) Pendidikan
IPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuan sosial;
3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflective inquiry; dan
4) Pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir 1,
2, dan 3 di atas. Sejalan dengan pandangan para ahli tersebut di
atas, Somantri menjelaskan pula bahwa:
Fungsi dan peran IPS sebagai medium strategis di dalamusaha pembentukan warga negara yang baik dan handalsesuai denga tujuan pembangunan nasional, di manatujuan kewarganegaraan dapat dicapai denganpengambilan keputusan yang didasarkan pada pengusaankonsep-konsep, proses-proses, dan masalah-masalah ilmusosial hingga dapat membuat keputusan yang didasarkanpada reflektif inquiry di dalam memecahkan permasalahankemasyarakatannya10.
Dari berbagai pandangan para ahli di atas, bahwa
pendidikan IPS mempunyai peran dapat membantu siswa menjadi
anggota manyarakat yang berguna dan efektif, membantu siswa
10 Wina Sanjaya. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Bandung:Rosda Karya,2002),Cet,2h.31-35
16
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan
akademis, serta tanggap dan peka terhadap kemajuan IPTEK dan
mampu memanfaatkannya.
Berdasar pada liputan materi substantif Sosial stidies (IPS),
tujuan utama tersebut hakekat dan tujuan mata pelajaran ini dapat
diidentifikasi antara lain adalah, pertama membina pengetahuan
siswa tentang pengalaman manusia dalam kehidupan
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan di masa yang akan
datang; kedua, menolong siswa untuk mengembangkan
keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi; ketiga,
menolong siswa untuk mengembangkan nilai demokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat; keempat, menyediakan kesempatan
kepada siswa untuk mengembil bagian peranserta dalam kehidupan
sosial.
Untuk itu, Pendidikan IPS mempunyai visi dan misi, yaitu
membentuk dan mengembangkan pribadi warga negara yang baik
(good Citizen). Karakteristik warga negara yang baik, secara umum
dapat digambarkan menurut Barr, R.D, Barth, J.L dan Shermis S.S.
ciri-ciri tersebut antara lain :
1. Memiliki sikap patriotisme(cinta kepada tanah air, bangsa,dan negara)
2. Mempunyai penghargaan dan pengertian terhadap nilai-nilai, pranata, dan praktek kehidupan kemasyarakatan;
3. Memiliki sikap integritas sosial dan tanggungjawab sebagaiwarganegara
4. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap nlai-nilaibudaya atau tradisi yang diwariskan oleh bangsanya
5. Mempunyai motivasi untuk turut secara aktif dalampelaksanaan kehidupan demokrasi
6. Memiliki kesadaran (tanggap) akan masalah sosial7. Memiliki ide, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
sebagai seorang warganegara8. Mempunyai pengertiaan dan penghargaan terhadap sistem
ekonomi yang berlaku.
17
Sedangkan misi Pendidikan IPS, yaitu :
1. Menumbuhkan kesadaran bahwa dirinya merupakanmakhluk ciptaaNya
2. Mendidik siswa menjadi warga negara yang baik3. Menekankan pada kehidupan manusia yang demokratis4. Meningkatkan partisipasi aktif, efektif, dan kritis sebagai
warga megara5. Membina siswa tidak hanya pengembangan pengetahuan,
tetapi sikap dan keterampilan agar dapat mengambil bagiansecara aktif dalam kehidupan kelak sebagai angotamasyarakat dan warga negara yang baik.11
b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang
diajarkan disekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai
kependidikan menengah. Bahkan pada sebagian penggunaan tinggi ada
juga dikembangkan IPS sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran
utamanya adalah pengembangan aspek teoritis, seperti yang menjadi
penekan pada Sosial Sciences.12
Dibawah ini ada beberapa pengertian IPS yang diungkapkan
oleh para ahli, diantaranya:
Menurut Numan Soemantri mengemukakan dalam Menggagas
Pembaharuan Pendidikan IPS, bahwa :
Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial,idiologi Negara dan disiplin ilmu lainnya sertamasalah-masalah sosial terkait,yang diorganisasikan dandisajikan secar ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikanpada tingkat pendidikan dasar dan menengah.13
Jadi pendidikan IPS dapat berorientasi pada pendekatan
monodisipliner serta inter dan trans disipliner. Pendidikan
ekonomi,pendidikan geografi, pendidikan sejarah adalah contoh
pendekatan monodisipliner.
11Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, cet,1,Oktober, 2009, h 2-5
12 Syaruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang memperhatikan Individu Siswa dalamKurikulum Berbasis Kompetensi,,(Jakarta: Quantum Teaching, 2005) Cet. 1, h. 22
13 Muhammad Numan Soemantri, Menggagas Pembeharuan Pendidikan IPS, (Bandung:Remaja Roesadakarya,2001),cet.1,hlm.74
18
Abu Ahmadi dkk dalam ilmu sosial dasar mengemukakan
bahwa “ Sosial Studies atau ilmu Pengetahuan Sosil (IPS) adalah ilmu-
ilmu sosila yang sederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan
pengajaran disekolah dasar dan menengah (Elementary And Secondary
School)”.14 Dengan begitu,jelaslah bahwa ilmu pengetahuan sosial
(IPS) ialah ilmu-Ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi
pengguna program pendidikan disekolah atau bagi kelompok belajar
lainnya yang sederajat, materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosial,
Ilmu Politik,Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dijadikan
bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran
disekolah dasar dan menengah. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah
bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata
pelajaran sosial.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas dari IPS
sebagai suatu bidang studi dari tingkat SD sampai ketingkat
pendidikan yang lebih tinggi yaitu membina warga masyarakat yang
mampu menyerasikan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan
fisik dan sosial yang dihadapinya. Dengan kata lain, baik materi
maupun metode penyajiannya harus sesuai dengan misi yang
diembannya.
a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
1. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Pada jenjang SMK/MAK mata pelajaran IPS
memuat materi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan
Antropologi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang
cinta damai.
14 Abu Ahmadi,dkk,, Ilmu Sosial Dasar, ( Jakarta: PT Rienka Cipta, 1991),cet.2.hlm.2
19
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap
kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan
untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju
kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan.
2. Tujuan
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya
b. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
c. Berkomitmen terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
d. Berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan
global.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
1. ”Manusia, tempat, dan lingkungan
2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
3. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4. Sistem sosial dan budaya”15.
15 Sapriya.M.Ed., Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT,RemajaRosdakarya, 2009,Cet,1,h,208.
20
c. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan
dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan
materinya, memenuhi kebutuhan kebudayaanya,kebutuhan jiwanya,
pemanfaatan sumberdaya yang ada dipermukaan bumi, mengatur
kesejahteraan, pemerintahan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan
yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia pada konteks
sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian
luasnyna maka dalam pembelajaran IPS ditiap jenjang pendidikan
harus melakukan pembatasan pembatasan sesuai dengan kemampuan
sesuai dengan kemampuan pada tingkat masing-masing. Pembelajaran
IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi yang akan
memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jauh kebutuhannya
sendiri dan sesuai kebutuhan dan tuntunan masyarakat. Oleh karena itu
pembelajaran IPS harus pula menggali materi-materi yang bersumber
pada masyarakat.
Gejala-gejala yang diluar jendela kelas dan diluar halaman
sekolah seperti persampahan, kemacetan lalulintas, pengangguran, dll
merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran para siswa.
Gejala-gejala tersebut ditinjau dari berbagai dimensi atau segi
ekonomi, segi sikap, mental, berhubungan antar manusia dan lain-lain.
Mereka dilatih untuk melakukan diagnosa terhadap masalah sosial
lainnya juga dilatih untuk menyusun Alternative pemecahanya.
Melalui proses yang dikemukakan di atas, guru dan siswa telah
memberikan fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber
materi IPS. Dengan demikian baik guru maupun murid tidak
berhadapan dengan sumber dan materi yang asing bagi mereka, pada
diri siswa dapat dibina konsep-konsep IPS yang sesuai dengan
kenyataan.
21
d. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir,
sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial
budaya.
Tujuan utama Ilmu Penetahuan Sosial ialah untukmengembangkan potensi didik agar peka terhadap masalahsosial terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positifterhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, danterampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baikyang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat16.
Menurut Sapriya dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran
dan Hasil Evaluasi Belajar IPS mengemukakan bahwa terdapat 5
tujuan pokok pembelajaran IPS:
1. Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertianpengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmutertentu maupun yang bersifat interdisipliner komprehensif dariberbagai cabang ilmu sosial.
2. Membina siswa agar mampu mengembangkan dan memprektekkankeanekaragaman keterampilan studi, kerja dan intelektualnyasecara pantas dan tepat sebagainya diharapkan ilmu-ilmu sosial.
3. Membina dan mendorong siswa untuk memahami dan menghargaidan menghayati adanya keanekaragaman dan kesamaan kulturalmaupun individual.
4. Membina siswa kearah turut memperngaruhi nilai-nilaikemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan-menyempurnakan nila-nilai yang ada pada dirinya
5. Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatankemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai wargaNegara.17
Menurut Etin Solihatin dan Raharjo tujuan dari pendidikan IPS
adalah “untuk bekal mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar
kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,
16 Syafruddin nurdi, Model Pembelajaran ……………………,h.2417 Sapriya Dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press,
2006), Cet. 1, h. 13
22
kemampuan, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi”.18
Tujuan yang dikemukan oleh Etin tersebut di atas,
mengharapkan agar siswa mampu mengembangkan kemampuan dan
sikap yang rasional dalam menanggapi kenyataan atau permasalahan
serta perubahan yang tak menentu seperti yang terjadi dalam
perkembangan masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia baik
yang terjadi pada masa lampau, masa kini atau pun masa yang akan
datang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS
adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang
bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi dan tatanegara.
2. Pembelajaran IPS
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena
sebagai makhluk sosial dan berbudaya memerlukan perkembangan
yang baik antara dirinya dan lingkungannya.Sehingga dengan belajar
manusia dapat mengembangkan dirinya. Belajar didefinisikan “suatu
proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”.19
Menurut Gagne belajar adalah “suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman “,
sedangkan menurut Henry E. Garret “belajar merupakan proses yang
berlangsung dalam jangka waktu yang lama melalui latihan maupun
pengalaman yang membawa perubahan diri dan perubahan cara
mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”.
18 Eti Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pengajaran IPS, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), h. 15
19Drs,Sumardi Surya Brata, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Tarsito, 1996), cet. Ke-1, h. 2.
23
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif dan
psikomotorik.
1) Ciri – ciri Belajar
Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar, yaitu:
1) Perubahan yang terjadi secara sadarIni berarti individu yang belajar akan menyadariterjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnyaindividu telah merasakan telah terjadi adanya perubahandalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsionalSebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diriindividu berlangsung terus-menerus dan tidak statis.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktifDalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan ituselalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatuyang lebih baik dari sebelumnya
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementaraPerubahan yang terjadi dalam belajar bersifat menetapatau permanen.Ini berarti perubahan yang terjadi setelahbelajar bersifat menetap.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarahPerubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yangingin dicapai.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah lakuPerubahan yang diperoleh individu setelah melaluisuatu proses belajar meliputi perubahan tingkah laku.Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya akanmengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruhdalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dansebagainya.20
2) Tipe – tipe Belajar
Dalam buku The Condition of Learning Gagne
mengemukakan delapan tipe belajar, yang membentuk suatu
20 Sumardi Surya Brata,op,cit,h.3-8
24
hierarki dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling
kompleks, yaitu:
a) Belajar tanda-tanda atau signal learning. Individubelajar mengenal dan memberi respon kepada tanda-tanda.
b) Belajar perangsang-jawaban atau stimulus-responslearning. Belajar ini merupakan upaya untukmembentuk hubungan antara perangsang denganjawaban.
c) Rantai perbuatan atau chaining. Individu belajarmelakukan rentetan kegiatan yang membentuk satukesatuan.
d) Hubungan verbal atau verbal association. Hubunganverbal berbentuk hubungan bahasa.
e) Belajar membedakan atau discrimination learning.Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaansesuatu benda dengan yang lainnya.
f) Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar inimenyangkut pemahaman dan penguasaan konsep.Dengan menguasai konsep siswa dapat membedakanhal-hal baru yang diperoleh dalam belajar.
g) Belajar aturan-aturan atau rule learning. Individubelajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, disekolah, di rumah ataupun aturan perdagangan,pemerintahan bahkan ilmu pengetahuan.
h) Belajar pemecahan masalah atau problem solvinglearning. Dalam kegiatan belajar ini individudihadapkan kepada masalah-masalah yang harusdipecahkan21.
3) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada
tiga macam, yaitu:
a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni aspekfisiologis (kondisi jasmani) yang menandai tingkatkebugaran organ-organ dan sendi-sendi yang dapatmempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalammengikuti pelajaran, dan aspek psikologis (kondisi rohani)yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehanpembelajaran siswa, dalam kondisi rohani sisdwa terdiri
21 Pupuh Faturrahman,Strategi Belajar Dan Mengajar.Bandung:CV Alfabeta,2005,h,20-22
25
dari lima faktor, yakni: a) tingkat kecerdasan siswa, b)sikap siswa, c) bakat siswa, d) minat siswa, e) motibasisiswa.
b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisilingkungan di sekitar siswa baik lingkungan sosial maupunnon sosial.
c) Faktor pendekatan belajarYakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi danmetode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatanpembelajaran materi-materi pelajaran. Jadi karena pengaruhfaktor-faktor tersebut di atas, muncul siswa yangberkemampuan tinggi, rendah atau gagal sama sekali.Dalam hal ini seorang guru mampu mengantisipasimunculnya gejala kegagalan dengan berusaha danmengatasi faktor yang menghambat pelajaran.Jika gurudapat mengatasi hal tersebut maka tidak mungkin dalampembelajaran menghasilkan perubahan yang khas yaituhasil belajar yang diperoleh siswa.22
b. Pembelajaran IPS
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) Merupakan mata
pelajaran yang membahas (mengkaji) kehidupan sosial yang
didasarkan pada komponene-komponen mata pelajaran IPS, yang
sekitarnya tak asing bagi kita semua untuk mengetahui atau
memahaminya. Menurut Syafrudin Nurdin yang mengutip terjemahan
Nu’man Sumantri mengartikan pendidikan IPS yang diajarkan sekolah
sebagai:
(1) pendidikan Islam yang menekankan pada tumbuh nya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi Negara dan agama; (2)pendidikan IPS yang menekakan pada isi dan metode berfikirkeilmuan sosial; (3) pendidiakn IPS yang menekankan padareflective inquiry; (4) pendidikan IPS yang mengambilkebaikan-kebaikan dari butir, 2 dan 3 di atas.23
Sebagaimana dikutib oleh Udin Winata Putra dari pendapat
Sarwono Prawiroharjo, bahwa PIPS dibagi dalam dua arah yaitu:
22 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PTRemaja Rosdakarya, 2005), h. 132.
23Ikhwan lutfi, Op.cit, h. 59
26
a. PIPS untuk dunia persekolahan yang pada dasarnyamerupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, danhumaniora, yang diorganisasikan secara psiko-pedagogisuntuk tujuan pendidikan pessekolahan.
b. PIPS pada dasarnya merupakan penyeleksian danpengorganisasian secara ilmiah dan meta psiko-pedagogisdari ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan disiplin lain relevan,untuk tujuan prefesional guru IPS. (Udin Winata Saputra,Materi dan Pembelajaran IPS SD).24
Dari pengertian di atas, bahasan tentang PIPS ini lebih
ditekankan pada dunia persekolahan terutama pada Sekolah Menengah
Pertama (SMP), yang biasa dikenal dengan pelajaran IPS.
Ilmu Pengetahuan Sosial yang di bagai dalam tiga kategori
yaitu dikenal dengan istilah ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu
pengetahuan sosial. Ketiga istilah tersebut tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya, karena saling memiliki keterkaitan. Pengertian dari
ketiga istilah Ilmu pengetahuan Sosial ini menurut Nursid
Sumaatmadja, adalah:
a. Ilmu sosial adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari
manusia sebagai anggota masyarakat.
b. Studi sosial adalah suatu bidang pengkajian tentang masalah sosial
kehidupan manusia di masyarakat, dan mempelajari gejala sosial
yang menjadi bagian dari kehidupan.
c. Ilmu pengetahuan sosial (IPS), adalah mempelajari kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya,
baik itu cara menggunakan usaha, memenuhi materi, kebutuhan
budaya, kebutuhan kejiwaan, pemanfaatan sumber daya alam di
bumi, maupun mengatur kesejahteraan dan pemerintahan.
Hari Sudradjat berpendapat bahwa “ilmu pengetahuan sosial
(IPS) merupakan bidang studi yang multi disiplin terdiri dari beberapa
24H.Abdul Azis Wahab, Metode Dan Model-Model Mengajar IPS.(Bandung:PT Alfabeta,2007), cet I, h. 132
27
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial humaniora, yang mempelajari
interaksi manusia dengan alam dan lingkungan masyarakat”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS sebagai
program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial
semata-mata, melainkan harus pula membina peserta didik menjadi
warga masyarakat dan warga Negara yang memiliki tanggung jawab
atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya. Apalagi
dalam penyajiannya, pelajaran IPS diberikan berdasarkan tingkat
jenjang sekolah, jumlah bidang keilmuan yang dilibatkan di dalam IPS
berbeda-beda.
Di tingkat sekolah dasar terdiri dari geografi, sejarah, di tingkat
sekolah lanjutan terdiri dari geografi, sejarah, ekonomi, dan
antropologi, di tingkat menengah atas dasar terdiri dari geografi,
sosiologi, ekonomi akuntansi, tata Negara dan pendidikan
kewarganegaraan, sedangkan di perguruan tinggi hampir seluruh
bidang keilmuan sosial dilibatkan pada kerangka IPS.
Oleh karena itu peserta didik yang dibinanya tidak hanya cukup
berpengetahuan dan kemampuan berfikir yang tinggi, melainkan harus
pula memiliki kesadaran yang tinggi serta tanggung jawab yang kuat
terhadap kesejahteraan bangsa dan Negara.
Kegiatan pembelajaran IPS dapat berjalan dengan baik dan
benar, maka guru IPS diharapkan dapat memahami serta menggunakan
metode pembelajaran IPS, sehingga sikap siswa lebih terarah dan
tertarik pada mata pelajaran IPS.
3. Konsep Sikap
a. Pengertian Sikap
Manusia itu tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun
sikap perasaan tertentu, tetapi sikap atau attitude tersebut dibentuk
sepanjang perkembnagannya. Peranan sikap dalam kehidupan manusia
berperan besar, sebab apabila sudah dibentuk pada diri manusia, maka
28
sikap itu akan turut menentukan tingkah lakunya terhadap objek-objek
sikapnya. Adanya sikap menyebabkan bahwa manusia akan bertindak
secara khas terhadap objek-objeknya. Pengertian sikap menurut
pendapat para ahli psikologi sebagai berikutnya:
a. Menurut Louis Thurstone, Rensis Liket dan CharlesOsgood pengertian sikap adalah suatu bentuk evaluasiatau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatuobjek adalah perasaan mendukung atau memihak(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atautidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.Secara lebih spesifik. Thurstone sendirimemformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atauafek negatif terhadap suatu objek psikologis.25
b. Menurut GerungSikap berkaitan dengan motif dan mendasari
tingkah laku seseorang. Sikap belum merupakan suatutindakan atau aktivitas. Akan tetapi berupakecenderungan tingkah laku. Jadi sikap merupakankesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungantertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objektersebut.26
c. Menurut Jalaluddin RakhmatSikap adalah kecenderungan bertindak,
berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapiobjek, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapimerupakan cara-cara tertentu terhadap objek sikap.27
d. Menurut Thursthoen dalam Walgito“Sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang
terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu
keadaan atau suatu objek”.
e. Berkowitz, dalam Azwa
Menerangkan sikap seseorang pada suatu objek adalahperasaan atau emosi, dan faktor kedua adalahreaksi/respon atau kecenderungan untuk bereaksi. Sebagaireaksi maka sikap selalu berhubungan dengan duaalternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike),
25 Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial,(Jakarta: Rineka Cipta 2009).cet ke-1.h.5726 H. Sunarto, B. Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik, ( Jakarta, Renika Cipta
1999). Cet ke-1.h.17027 H.M.Alisuf Sobri,Psikologi Pendidikan , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999).h.39
29
menurut dan melaksanakan atau menjauhi menghindarisesuatu.
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap adalah
kecenderungan, pandangan, pendapat atau pendirian seseorang untuk
menilai suatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai dengan
penilaiannya dengan menyadari perasaan positif dan negatif dalam
menghadapi suatu objek.
Struktur sikap siswa terhadap konselor (guru) terdiri dari tiga
komponen yang terdiri atas:
1. Komponen kognitif
Komponen ini berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,
dan keyakinan tentang objek. Hal tersebut berkaitan dengan
bagaimana orang mempersepsi objek sikap.
2. Komponen afektif
Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi
seseorang terhadap sikap. Perasaan tersebut dapat berupa rasa
senang atau tidak senang terhadap objek, rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif.. komponen ini menunjukkan ke arah
sikap yaitu positif dan negatif. Komponen afektif menyangkut
masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap,
secara umum komponen afektif disamakan dengan perasaan yang
dimiliki terhadap sesuatu. Namun pengertian perasaan pribadi
seringkali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan
sikap.
3. Komponen konatif
Komponen ini merupakan kecenderungan seseorang untuk
bereaksi, bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini
menunjukkan intensitas sikap, yaitu besar kecilnya kecenderungan
bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.
Komponen-komponen tersebut di atas merupakan komponen yang
membentuk struktur sikap. Ketiga komponen tersebut saling
30
berhubungan dan tergantung satu sama lain. Saling ketergantungan
tersebut apabila seseorang menghadapi suatu objek tertentu, maka
melalui komponen kognitifnya akan terjadi persepsi pemahaman
terhadap objek sikap.
Hasil pemahaman sikap individu mengakui dapat
menimbulkan keyakinan-keyakinan tertentu terhadap suatu objek
yang dapat berarti atau tidak berarti. Dalam setiap individu akan
berkembang komponen afektif yang kemudian akan memberikan
emosinya yang mungkin positif dan mungkin negatif. Bila
penilaiannya positif akan menimbulkan rasa senang, sedangkan
penilaian negatif akan menimbulkan perasaan tidak senang.
Akhirnya berdasarkan penilaian tersebut akan mempengaruhi
konasinya, melalui inilah akan mendapat diketahui apakah individu
ada kecenderungan bertindak dalam bertingkah laku, baik hanya secara
lisan maupun bertingkahlaku secara nyata.
Katz menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai empat fungsi,
yaitu:
1. Fungsi instrumental
Fungsi ini berkaitan dengan sarana tujuan. Di sini sikap
merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Orang memandang
sampai sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana
dalam mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat membantu
seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap
positif terhadap objek sikap tersebut. Demikian sebaliknya bila
objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang
akan bersikap negatif terhadap objek sikap tersebut. Fungsi ini juga
disebut fungsi manfaat, yang artinya sampai sejauh mana manfaat
objek sikap dalam mencapai tujuan. Fungsi ini juga disebut sebagai
fungsi penyesuaian, artinya sikap yang diambil seseorang akan
dapat menyesuaikan diri secara baik terhadap sekitarnya.
31
2. Fungsi pertahanan ego
Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi
untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap diambil seseorang
pada waktu orang yang bersangkutan terancam dalam keadaan
dirinya atau egonya, maka dalam keadaan terdesak sikapnya dapat
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego.
3. Fungsi ekspresi nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi
individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya.
Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan
kepuasan dan dapat menunjukkan keadaan dirinya. Dengan
mengambil nilai sikap tertentu, akan dapat menggambarkan sistem
nilai yang ada pada individu yang bersangkutan.
4. Fungsi pengetahuan
Fungsi ini mempunyai arti bahwa setiap individu
mempunyai dorongan untuk ingin tahu. Dengan pengalamannya
yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu,
akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga
menjadi konsisten. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap
tertentu terhadap suatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan
orang tersebut objek sikap yang bersangkutan. Proses timbulnya
atau terbentuknya sikap dapat dilihat pada bagan sikap berikut ini:
FaktorInternal : Fisiologis, Psikologis,dan Objek Sikap.
FaktorEksterna: Pengalaman,Situasi,Norma-norma, Hambatan,dan
Pendorong .
Dari uraian defenisi di atas tentang sikap terdapat adanya
kesamaan yang dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan
kecenderungan untuk bereaksi (berprilaku) yang terarahkan kepada
suatu hal atau suatu objek yang dapat beerupa benda, ide, orang dan
sebagainya. Sikap ini dapat pula bersifat positif, dan dapat pula bersifat
negative. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah
32
mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sedangkan
dalam sikap negative terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu.
Sikap memiliki komponen-komponen yang terstruktur yangtelah didefinisikan oleh para ahli.
David O. Sear dkk mengatakan sikap terhadap objek,gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yangbersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif,afektif, dan prilaku. Komponen kognitif terdiri dari seluruhkognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikaptertentu-fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek.Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosiseseorang terhadap objek, terutama penilian. Komponenperilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk beraksi ataukecenderungan untuk bertindak terhadap objek.28
Definisi sikap di atas merupakan struktur sikap yang terdiri atas
tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, dan komponen konatif. Kothandapani merumuskan
ketiga komponen tersebut sebagai komponen” kognitif (kepercayaan),
komponen emosional (persaan), dan komponen perilaku (tindakan).”29
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap memiliki
tiga komponen yang terstruktur yaitu komponen kognitif yang berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi objek sikap. Komponen afektif menyangkut masalaha
emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara
umum, komponen ini disamakan dengan perasaab yang dimiliki
terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan
dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Komponen konatif
atau komponen perilaku menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilku yang ada dalam diri seseorang yang
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
28 Sears.O. David, Freedman. L. Jonathan, Peplau. Anne.L, Psikologi Sosial, Edisi ke-2.h.138
29 Ikhwan Luthfi,dkk,Psikologi Sosial,(Jakarta,rineka cipta 2009).cet ke-1.h.57
33
b. Karakteristik Sikap
Menurut M. Sherif, faktor psikis yang turut menyusun pribadi
orang dan telah dirumuskan kedalam lima buah sifat khas dari sikap
yaitu:
1. Sikap tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan2. Sikap dapat berubah-berubah3. Sikap tidak berdiri sendiri4. Objek sikap tidak hanya satu hal tertentu saja, tetapi juga dapat
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.30
Sikap tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk
atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan
dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat biogenetis
seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan sebagainya.
Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari
orang atau sebaliknya, sikap dapat dipelajari sehingga sikap dapat
berubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-
syarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu.
Contohnya yaitu seorang yang memiliki penyakit dan dapat sembeh
apabila dia memakan daging ular, sedangkan dia tidak menyukai
daging ular, tapi untuk cepat sembuh maka dia memakannya.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Manusia merupakan makhluk sosial sehingga manusia
memiliki sikap sosial yang terbentuk dari adanya interaksi sosial.
Dalam interaksi tersebut terjadi hubungan yang saling mempengaruhi
diantara indivindu yang satu dengan indivindu yang liannya, terjadi
hubungan timbale balik yang turut mempengaruhi pola prilaku masing-
masing individu. Individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu
30 Gerungan W.A, Psikologi Sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2004). Edisi ke-3. Cet ke-1,h.164
34
terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantaranya
faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:
a. Pengalaman pribadib. Pengaruh orang lain yang dianggap pentingc. Pengaruh kebudayaand. Media massae. Lembaga pendidikan dan lembaga agamaf. Pengaruh faktor emosional.31
Sikap dapat dibentuk dari pengalman pribadi. Pengalaman
pribadi harus meninggalkan kean yang kuat, sehingga apa yang telah
terjadi atau yang sedang kita alami akan ikut membentuk
ataumempengaruhi penghayatan yang lebih mendalam dan berbekas.
Pengaruh orang lain yang dianggap penting dapat
mempengaruhi terbentuknya sikap kita terhadap suatu hal. Diantara
orang yang dianggap penting bagi individu adalah orang tua, teman,
guru dan lain-lain. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki
sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.
Kecenderungan ini diantara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
Kebudayaan memiliki pengaruh yang besar terhadap
pembentukan sikap kita. Kebudayaan memiliki norma-norma yang
harus dijunjung tinggi yang akan mempengaruhi sikap kita terhadap
berbagai masalah yang dihadapi.
Media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan
opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi, media
massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang, sehingga akan mempengaruhi sikap
seseorang.
Lembaga pendidikan serta lembaga agama mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap, karena meletakkan konsep moral
31 Ikhwan Luthfi, dkk, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta 2009).cet ke-1.h.58
35
dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk diperoleh dari
pendidikan dan ajaran-ajaran agama.
Dari urian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:
1. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri
seseorang seperti pengalaman pribadi dan pengaruh faktor
emosional
2. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada diluar individu
seperti pengaruh kebudayaan, media massa, pengaruh orang lain
yang dianggap penting dan lembaga keagamaan.
d. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran IPS
Dari definisi di atas dapat diketahui bahawa sikap adalah
kecenderungan untuk bertindak atau berperilaku terhadap suatu objek.
Sikap dengan mengambil objeknya adalah pelajaran IPS, maka sikap
siswa terhadap pelajaran IPS dapat diketahui dari caranya bereaksi atau
merespon terhadap pelajaran IPS dikelas atau diluar kelas. Reaksi
sikap siswa baik itu positif mupun negatif terhadap pelajar mata
pelajaran tersebut dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Sikap merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi
kegiatan belajar. Dalam hal ini sikap yang menunjang belajar
seseorang adalah sikap positif, sikap menerima atau menyukai
terhadap mata pelajaran yang akan dipelajari. “Dalam proses belajar
sikap berfungsi sebagi “Dynamic Force” yaitu sebagai kekuatan yang
menggerakkan orang untuk belajar”.32 Jadi siswa yang sikapnya positif
akan digerakkan oleh sikapnya yang positif itu untuk mau belajar,
sebaliknya sikap siswa yang negatif tidak akan tergerak untuk mau
belajar.
Secara teoritis sikap dapat dibedakan antara sikap positif dan
sikap negatif namun perbedaan sikap diantara siswa hanyalah
32 Alisuf. Sabri, Psikologi Pendidikan,,,.h.84
36
perbedaan dalam kadar atau bobot dari sikap yang mereka miliki
terhadap IPS. Sangat sulit untuk mengelompokkan siswa dalam
kelompok sikap positif dan sikap negatif, perbedaan sikap siswa hanya
ditunjukkan oleh sekor yang diperoleh setiap siswa pada suatu skala
yang dirancang untuk penelitian ini.
4. Hakikat Hasil Belajar IPS
Hasil belajar yang merupakan produk dari suatu proses belajar
dapat dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pelajar dari yang
semula ia tidak tahu (berpengetahuan) menjadi tahu (berpengetahuan).
Gagne menyebutkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan dalam
disposisi atau kapabilitas manusia.Perubahan dalam menunjukkan kinerja
(prilaku) berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai yang diperoleh individu (siswa).Dalam belajar dihasilkan
berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap,
keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah
laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar.
Bloom dengan kawan-kawannya mengklasifikasikan hasilbelajar menjadi 3 domain atau kawasan, yaitu kawasankognitif, efektif dan psikomotor. Kawasan kognitifmenaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas danketerampilan intelektual, kawasan efektif berkaitan denganpengembangan perasaan sikap, nilai dan emosi yangdipelajari (baru), dan kawasan psikomotor berkaitandengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilanmotorik.33
Dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan
pelajaran, Tri Yogo Prabowo menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
suatu “proses perubahan tingkah laku yang diharapkan dikuasai oleh
individu melalui proses belajar”.34
33 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagianak Berkualitas Belajar, (Jakarta: GaungPersada Press, 2004), cet. Ke-4, h. 27-30.
34Ibid.
37
Secara umum Reigeluth mengatakan bahwa hasil pembelajaran
secara umum umum dapat dikategorisasi menjadi tiga indikator, yaitu :
(1) efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur daritingkat keberhasilan siswa dari berbagai sudut (2) efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dariwaktu belajar dan atau biaya pembelajaran dan(3) daya tarik pembelajaran yang selalu diukur daritendensi siswa ingin belajar secara terus menerus.35
Hasil belajar adalah “kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar”36
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam buku landasan
psikologi proses pendidikan hasil belajar (achievement) “Merupakan
realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan pontensial kapasitas yang
dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat
dari pelakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motoric. Hampir sebagian
terbesar dari kegiatan perilaku yang diperlihatkan seseorang meruapakan
hasil belajar. Disekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan
siswa mata pelajaran yang ditempuhnya.” Tingkat penguasaan siswa akan
mata-mata pelajaran dalam mata pelajaran tersebut disekolah
dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada
pendidikan dasar dan menengah dan huruf a,b,c,d pada pendidikan
tinggi”.37
Dalam kegitan belajar yang terperogram dan terkontrol yang
disebut dengan kegiatan pembelajaran, tujuan belajar telah ditetapkan
terlebih dahulu oleh guru. Jadi, anak yang berhasil dalam belajar ialah
yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
35 Nurdin Ibrahim, Op. Cit, h. 488.36 Mulyono Abdurrahman, pendidikan………h.37.37 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Ros Dakarya, 2007), Cet.4, h. 102-103
38
Keberhasilan seseorang guru dari proses belajar mengajar adalah
ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang disampaikannya.
Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam hasil
belajar.
Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, dituntut kemampuan para
pendidik untuk membimbing siswanya dalam proses belajar. Seorang guru
harus selalu siap dengan berbagai kondisi dalam mengahadapi siswa dan
lingkungannya, juga harus memiliki kompetensi yang tinggi untuk dapat
menjalankan kewajibannya sebagai guru teladan, agar tercipta sumber
daya manusia yang berkualitas.
Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih terarah dan sistematis
jika disertai dengan proses pembelajaran. Belajar dengan proses
pembelajaran akan lebih efektif, karena ada guru, bahan ajar, metode, serta
ada lingkungan yang kondusif yang sengaja diciptakan.
Di dalam sistem pendidikan nasional mengenai rumusan tujuan
pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom
secara garis besar mengacu kepada tiga arah, yaitu “kognitif, afektif, dan
psikomotorik”.38
Menurut A.J. Romiszowski,” hasil belajar merupakan keluaran
(outputs) dari suatu system pemprosesan masukan (inputs). Masukan dari
sistem tersebut berupa macam-macam informasi sedangkan keluarannya
adalah perbuatan atau kenerja ( performance)”.39
Romiszowski menyatakan perbuatan merupakan petunjuk dari
proses belajar yang telah terjadi. Hasil belajarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Romiszowski menyatakan pengetahuan terdiri dari empat kategori,
yaitu:
38 Mulyono Abdurrahman, pendidikan….,h.3839 Mulyono Abdurrahman, pendidikan….,h.38
39
1) Pengetahuan tentang fakta.2) Pengetahuan tentang prosedur3) Pengetahuan tentang konsep dan4) Pengetahuan tentang prinsip
Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, di antaranya:1) Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif2) Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik3) Keterampilan beraksi atau bersikap dan4) Keterampilan berinteraksi.40
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang
optimal cenderung mewujudkan hasil yang berarti sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkanmotivasi belajar instrinsik pada diri siswa.
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya.4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh
(komprehensif)5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan dirinya, terutama dalam menilai hasil yangdicapaikannya maupun menilai dan mengendalikan prosesdan usaha belajarnya.41
Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan
yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun
pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Hasil belajar dalam diri seseorang terlihat melalui kemampuan-
kemampuan yang dimilikinya, belajar membawa perubahan pada individu
yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan
melainkan dalam bentuk kecepatan, kebebasan, sikap, pengertian dan
minat.
Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari
apa yang akan dilakukan oleh siswa sebelumnya. Hasil belajar dapat
terjadi pada individu yang belajar. Perubahan akibat belajar itu akan
40 Mulyono Abdurrahman, pendidikan….,h.3841 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), cet. XI, h. 56-57
40
bertahan lama, bahkan sampai taraf tertentu tidak menghilangkan lagi.
Kemampuan yang telah diperoleh menjadi miliki pribadi yang tidak akan
terhapus begitu saja lain keadaan bila orang melupakan sesuatu, orang itu
mendapat kesan bahwa hal yang dipelajarinya telah menghilang. Jadi
seolah-olah hasil belajar tidak berbekas. Namun kesan itu tidak seluruhnya
benar, karena ada dalam ingatannya sisa-sisa dari apa yang dipelajarinya
dahulu.
Jadi hasil belajar yaitu hasil yang telah dicapai secara optimal
selama berlangsungnya belajar.
Pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupkan suatu
keharusan bagi seseorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya
anak didik dalam proses belajar mengajar. Ketidakberhasilan proses
belajar mengajar disebabkan antara lain oleh:
1. Kemampuan anak didik yang rendah
2. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak
3. Jumlah bahan pelajaran teelalu banyak sehingga tidak sesuai dengan
waktu yang diberikan
4. Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan.
Disamping itu, pengambilan keputusan juga diperlukan untuk
mengalami anak didik dan mengatahui sejauhmana diberikan bantuan
terhadap kekurangan-kekurangan anak didik.
Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan.
Evaluasi adalah penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk
mendapatkan informasi tentang siswa, baik penguasaan konsep, sikap,
kemampuan maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai
balikan sangat diperlukan dalam menentukan starategi belajar siswa.
Evaluasi hasil belajar juga bermaksud memperbaiki dan
mengembangkan program pengajaraan. Seseorang dikatakan berhasil
apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkan secara puas. Siswa
dikatakan berhasil apabila ia memperoleh prestasi yang bagus
disekolahnya, tentu prestasi tersebut diproleh dengan belajar.
41
Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Ada pila sebagian yang memandang
belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan
menulis. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Education
Psycology The Teaching Leaning Proses, berpendapat bahwa “ belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif”.42
Hintzman dalam buku The Psycology of Learning and Memory
berpendapat bahwa, “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam
diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.43
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska mendefinisikan “belajar atau
disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relative
berlangsung lama pada prilaku yang diperoleh dari pengalaman-
pengalaman”.44
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Dari beberapa ahli pendidikan atau pengamatan pendidikan
banyak sekali yang mempunyai pendapat faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Ini terlihat dari beberapa ahli pendidikan
yang mempunyai beberapa pendapat yang hampir sama ada juga yang
sedikit berbeda, tetapi penulis berpandangan faktor-faktor yang
berbeda dari beberapa ahli adalah faktor-faktor yang saling melengkapi
karena tiap ahli berpendapat sesuai dengan keadaan pendidikan pada
masa yang diamati para ahli pendidikan tersebut.
Faktor ekternal lainnya adalah faktor motivasi. “Motivasi
adalah segala sesuatu yang mendorong tingkah laku yang menuntut
42 Muhibbin Syah, Psikologi……., h.8843 Muhibbin Syah, Psikologi…., h.8844 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Diri........, h. 76
42
mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.”45 Zikri Neni
Iska berpendapat bahwa, “Motivasi merupakan keadaan dalam diri
individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan”.46
Motivasi sangat penting bagi anak dalam menunjang keberhasilan
belajarnya.
Siswa yang mengalami Proses belajar, agar berhasil sesuai
dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar.
Menurut Ngalim Purwanto, faktor lain yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang, dapat
diktisarkan sebagai berikut:
45 Alisuf Subri Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan (Jakarta: Radar JayaOffset. 1992) cet ke-1 h. 129
46 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri......., h.39
43
Gambar. 1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Abu Ahmadi dan widodo Supriyono merumuskan
bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
1. Faktor internal (faktor yang mempengaruhi dari dalam diri),yang meliputi :a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh. Misalnya: penglihatan,pendengaran, dan sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupunyang diperoleh yang terdiri atas: faktor non intelektif
Alam
Kurikulum/Bahan Pelajaran
Sosial
Kemampuan kognitif
Motivasi
Kecerdasan
Guru/Pelajaran
Minat
Bakat
Sarana dan Fasilitas
Administrasi/manajemen
Kondisi fisik
Kondisi panca indera
Lingkungan
Instrumental
Fisiologi
Psikologi
Luar
Dalam
Faktor
44
(seperti kecerdasan, bakat, dan prestasi yang telahdimiliki), dan faktor non intelektif (seperti sikap,kebiasaan dan minat).
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.2. Faktor eksternal (faktor yang mempengaruhi dari luar diri),
yang meliputi:a. Faktor sosial, seperti lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan kelompok.b. Faktor budayac. Faktor lingkungan fisikd. Faktor lingkungan spritual47
Menurut Syaiful Bahri Djamarah menegemukakanbahwa: Untuk mendapat hasil belajar dalam bentuk perubahanharus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor daridalam diri individu dan luar individu proses ini tidak dapatdilihat karena bersifat psikologis, kecuali bila seseorang telahberhasil dalam belajar, maka seseorang itu telah mengalamiproses tertentu dalam belajar.48
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska merumuskan faktor-faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah:
1. Internal (Dalam), yakni:a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca
indera.b. Psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan,
motivasi dan kemampuan kognisi.2. Esternal (Luar), yakni:
a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial.b. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana
prasarana, administrasi dan manajemen.49
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut menyebabkan adanya
pengaruh dari dalam diri siswa sebagai perbuatan belajar yang
menimbulkan perubahan tingkah lakunya.
47Drs.M,Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I, h. 138-13948 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Cet. II,
h. 17549 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri, …., h. 85.
45
Sedangkan adanya pengaruh dari luar individu itu juga bersifat
wajar, maksudnya selain keadaan atau kondisi jasmani dan rohani
siswa (faktor internal), maka faktor eksternal pun turut mempengaruhi,
hal ini dikarenakan baik buruknya hasil belajar siswa akan didukung
pula dari baik buruknya lingkungan tempat siswa belajar.
Untuk itu faktor-faktor di atas dalam hal ini sering saling
berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh: seorang
siswa yang berintelegensi tinggi (faktor internal) umunya akan
mendapat dorongan positif dari orang tuanya maupun lingkungannya
(faktor eksternal).
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang
telah dicapai seseorang atau sekelompok melalui usaha yang telah
dilakukan atau kegiatan belajar yang dapat diukur dan dinilai.
b. Macam-macam Hasil Belajar
Kingsley membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu,
“Keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan
cita-cita”.50 Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori yaitu:
“Informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap,
keterampilan motoris”.51 Informasi verbal diperoleh sebagai hasil
belajar disekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang dari
membaca dan lain-lain. Keterampilan intelektual didapat dari
berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol
atau gagasan. Strategi kognitif digunakan siswa apabila ia ingin
memilih dan mengubah perhatian, pola belajar, ingatan dan proses
berpikir dalam memecahkan masalah. Sikap terutama sikap sosial yang
muncul dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-
benda. Menggunakan alat distilasi dalam pembelajaran kimia
merupakan contoh dari keterampilan motoris yang digabung dengan
50 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2008), cet. XI, h. 22
51 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar………..h. 22
46
keterampilan intelektual karena keterampilan motoris tidak hanya
mencakup kegiatan fisik saja.
Abu Ahmadi dalam bukunya mengungkapkan ada beberapa
faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara langsung maupun tidak
langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam,
yaitu:
a. Faktor-faktor Stimulus belajar, mencakup panjangnya bahan
pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan
suasana lingkungannya eksternal.
b. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resitasi
dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan
dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.
c. Faktor-faktor individual, mencakup usia Kronologis, perbedaan
jenis kelamin, pengalaman sebelumnya kapasitas mental, kondisi
kesehatan, jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah
laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada
tingkah laku yang lebih buruk. Tingkah laku yang mengalami
perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian,
baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian,
pemecahan masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,
ataupun sikap. Berdasarkan urian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa prestasi merupakan tingkah laku yang dimiliki individu sebagai
akibat dari pengalaman dan proses belajar yang ditempuh. Hasil
belajar adalah kemampuan yang telah dicapai oleh seseorang yang
menyebabkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman
atau latihan yang dijalani. hasil belajar ditunjukkan dengan nilai tes
yang diberikan oleh guru sebagai tujuan pengajaran.
Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang didapatkan dari
proses perubahan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik. Ketiga kemampuan ini merupakan Minded
47
Integrity, artinya kemampuan ini dapat diperoleh melalui suatu proses
pembelajaran. Dalam arti bahwa kemampuan sebagai konsekuensi
pembelajaran merupakan indicator untuk mengetahui hasil belajar.
IPS Pada dasarnya, disiplin-disiplin ilmu (sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi dan sebagainya) adalah sumber utama
pendidikan untuk ilmu-ilmu sosial. Materi pendidikan adalah apa yang
dipelajari siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu tujuan
kurikulum imu-ilmu sosial, termasuk dalam pengertian materi ini
adalah substansi dan proses yang berasal dari disiplin-disiplin ilmu
sosial.
Pendidikan ilmu-ilmu sosial tidak hanya berhubungandengan pengajaran materi ilmu-ilmu sosial. Melainkanjuga berkitan dengn materi pendidikan yang di ajarkandalam rangka mengembangkan manusia seutuhnya,yaitu sesuai dengan tujuan yang akan dikembangkandari luar disiplin ilmu dan umumnya materi tersebutdigunakan untuk mengembangkan nilai, sikap, danmoral siswa. Realita kehidupan dimasyarakat atau padasuatu bangsa, disebuah Negara hendaklah dijadikanmateri dasar dalam pendidikan iilmu-ilmu sosial yangterus dikembangkan untuk berbagai aspek.52
Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan
itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.
Berdasarkan definisi-defenisi di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa hasil belajar IPS adalah kemampuan yang didapatkan dari
proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotorik melalui latihan
dan pengalamn yang menghasilkan perubahan dalam bidang IPS, baik
dalam segi kemampuan berfikir logis atau dalam memecahkan masalah
kehidupan sehari-sehari.
52 Nana Supriatna,M.ed Pendidikan IPS ( Bandung: UPI Press) h.95
48
B. Kerangka Berpikir
Pelajaran IPS adalah pelajaran yang abstrak, sehingga IPS merupakan
pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami yang mengakibatkan banyak siswa
yang kurang tertarik dengan IPS. seorang siswa diharapkan akan giat dan
tekun belajar IPS jika dia merasakan manfaat dan kegunaan memiliki
pengetahuan IPS, baik dalam pelajaran disekolah maupun dalam kehidupan
sehari-hari
Sikap siswa terhadap pelajaran IPS tidak lepas dari minat dan
perhatian siswa terhadap IPS, jika seorang siswa menaruh minat dan merasa
tertarik dengan pelajarn IPS, maka dia akan beraksi positif terhadap pelajaran
ips. sebaliknya jika ia merasa tidak tertarik pada IPS, maka ia memiliki reaksi
negatif terhadap pelajaran IPS, sehingga siswa merasa bosan terhadap
pelajaran IPS .
Sikap merupakan faktor internal psikologis yang sangat berperan
dalam proses belajar. seseorang akan tekun belajar atau tidak sangat
tergantung pada sikap yanga ada apada dirinya. dengan demikian sikap
seorang siswa terhadap pelajaran IPS dapat mempengaruhi prestasi belajarnya,
sehingga salah satu sebab terjadinya kemerosotan prestasi belajar IPS di
sekolah dapat diakibatkan oleh sikap siswa terhadap pelajaran IPS yang
diajarkan disekolah.
C. Pengajuan Hipotesis
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap
mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK 05
Attaqwa Kebalen
Ha : Adanya hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap mata
pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK 05 Attaqwa
Kebalen
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMK Attaqwa 05 Kebalen Kecamatan
Babelan Kabupaten Bekasi, alasan peneliti memilih sekolah ini karena
SMK Attqwa 05 Kebalen adalah tempat dimana penelitian bekerja sebagai
seorang guru atau pendidik disekolah tersebut sebagai guru IPS,hal ini
memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Berikut adalah tabel waktu penelitian melakukan penelitian
Tabel. 1Waktu Penelitian
No Tanggal/Hari/Bulan Kegiatan
1 15 Mei 2010 Pembuatan proposal skripsi
2 1 Juni 2010 Pengajuan judul skripsi
3 3- 25 Juni 2010 Pembuatan Bab 1, 2, dan 3
3 21 September 2010 Observasi lokasi penelitian
4 21 September 2010 Meminta izin kepada pihak sekolah
5 19 Oktober 2010 Observasi menyebar kisi-kisi angket
7 20 Oktober – 25 Oktober2010
Pengolahan data
8 26 Oktober 2010 Penyusunan Laporan
50
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey melalui studi kuantitatif
yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke obyek
penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data yang valid agar dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mempunyai dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas yaitu sikap siswa pada mata pelajaran IPS (Variabel X).
2. Variabel terikatnya yaitu hasil belajar IPS kelas X (Variabel Y).
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam metodologi
penelitian, variabel yang dimaksud adalah segala sesuatu yang menjadi objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.53
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel sikap siswa terhadap mata
pelajaran IPS sebagai variabel bebas dan variabel hasil belajar IPS sebagai
variable terikat.
Variabel sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS merupakan variabel
X yang meliputi prilaku sosial mereka dan adapun variabel hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS merupakan variabel Y yang meliputi hasil dari
proses belajar mengajar IPS.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi menurut Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”.54 Dalam penelitian ini penulis tidak menjadikan semua
siswa SMK Attqwa 05 Kebalen sebagai subjek penelitian. Karena penulis
hanya ingin meneliti kelas X Akuntansi yang berjumlah 88 siswa.
53 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006),Cet.13,h,116.
54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PTRINEKA CIPTA, 1998), Cet XI, h. 108
51
2. Sampel menurut suharsimi Arikunto “Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”.55 Adapun sampel yang digunakan adalah dengan
teknik cluster sampling atau kelompok. Guna menyederhanakan proses
pengumpulan dan pengolahan data penulis menggunakan teknik sampling.
Dalam penelitian ini jumlah populasi 88 siswa yang berasal dari kelas X
Akuntansi SMK Attqwa Kebalen. 56
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan secara sistematis setiap data yang diperoleh kemudian
dilaporkan sebagai mana adanya.adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini penulis menggunakan cara:
1. Observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.57 Observasi
yang penulis lakukan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah ….
2. Koesioner, merupakan serangkaian atau pertanyaan yang disusun secara
sistematis
3. Dokumentasi data dalam penelitian naturalistik kebanyakan diperoleh dari
sumber manusia human resources, melalui observasi dan kuesioner.
F. Instument Penelitian
1. Definisi konseptual
a. Definisi sikap
Sikap siswa adalah suatu kecenderungan siswa untuk melakuakn
sesuatu respon, rekasi ataupun tindakan dengan cara tertentu terhadap
suatu objek tertentu. Sikap secara umum mengandung tiga komponen
utama, yaitu komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif.
55 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,………h. 10956 Dr. Sugiyono, Statisika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 1999), Cet. 2 h.
63.57Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), cet 12, h.108
52
b. Komponen kognitif adalah komponen yang berkaitan dengan
pengetahua, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berkaitan atau
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek
sikap.
c. Afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau
tidak senang terhadap objek sikap. Jadi komponen ini menunjukan arah
sikap terhadap objek sikap, yaitu positif dan negative.
d. Konatif adalah komponen yang berhubungan dengan kecenderungan
bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas
sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap objek sikap.
b. Definisi hasil
Hasil belajar adalah sesuatu kinerja yang di indikasikan sebagai
suatu kemampuan yang telah diperoleh karena adanya proses belajar
mengajar.
2. Definisi operasional
a. Definisi Sikap
Sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS adalah reaksi siswa dalam
merespon pelajaran IPS , yang dapat di ukur melalui tiga komponen sikap,
yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
b. Definisi hasil
Suatu hasil belajar yang telah diperoleh siswa melalui usaha yang
dilakukan dapat diukur dan dinilai dari segi ranah kognitif,afektif dan
psikomotorik.
Instrumen ini terdiri dari 30 item. tiap soal terdiri dari 5 pilihan
jawaban yaitu Sangat setuju, Sering, Tidak setuju, Sangat tidak sertuju.
Instrumen ini mencakup komponen kognitif,afektif dan konatif.
53
Tabel 2Bobot koesioner
Jenis Option Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Tidak Setuju (TS) 2 4
Tidak Menjawab (TM) 3 3
Setuju (S) 4 2
Sangat Setuju (SS) 5 1
Apabila diuraikan indicator (tiga komponen) di atas kedalam sub
indicator maka akan seperti table berikut:
Tabel 3Kisi-kisi Instrumen sikap siswa pada mata pelajaran IPS
No Variabel Sub variabel Indikator Butir
a. Kognitif
1. Mengetahui Aspek-aspek Mempelajari IPS
5
b. Afektif
2. Memahami Materi-Materi pokok IPS
12
1 Sikap Siswapada matapelajaran IPS
c. Konatif
3. Mengetahui danmemahami manfaatbelajar IPS
13
G. Uji Validitas dan Realibilitas
Setelah data terkumpul makna dilakukan tahap analisis data yaitu,
peneliti berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitiannya.
Dalam analisis data dilakukan beberapa tahapan yang meliputi:
1. Uji Validitas
Skala sikap sebelum diujikan harus ditentukanvaliditasnya. Validitas berasal dari kata validity, dapatdiartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dankecamatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.58
Untuk memperoleh pengujian hipotesis yang valid dan
58 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UINJakarta Press, 2006), Cet. 1, h. 105
54
obyektif diperlukan data yang memiliki validitas danreliabilitas yang tinggi. Uji validitas dilakukan denganmenghitung korelasi antara masing-masing pernyataan denganskor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi ProductMoment. Rumus adalah sebagai berikut:59
Rxy =])([)]([
)()(2222 yyNxxN
yxxyNrxy
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Keterangan:
rxy = angka Indeks korelasi “r” Product Moment
N = number of Cases
∑XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
∑X = jumlah seluruh skor X
∑Y = jumlah seluruh skor Y
2. Reliabilitas
“Setelah dilakukan standarisasi nilai instrument, kemudian
dilakukan penguji reliabilitas, instrument Sikap dengan menggunakan
rumus metode belah dua (Split Halp Method) sebagai berikut:
rhit = 2rxy
1+ry
Nilai tersebut diperoleh dengan mencari terlebih dahulu nilai rxy
dengan menggunakan rumus “r” Product Moment, yaitu:
])([)]([
)()(2222 yyNxxN
yxxyNrxy
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
N = Number of Cases
∑XY = Jumlah perkalian X dan Y
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
59 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajwali Pers, 2004), Cet. 14.h.206
55
∑X = Jumlah Kuadrat dari X
∑Y = Jumlah kuadrat dari Y
Pengolahan data ini digunakan uji validitas dan reabilitas dengan
rumus teknik korelasi tersebut, dengan menggunakan Sofware SPSS 17.00
For Windows dengan entre method.60
H. Teknik Analisa Data
1. Analisis Data Real
a. Uji Prasyarat Analisis Data
Dalam penelitian ini pengujian prasarat analisis yang
digunakan penulis adalah uji normalitas. uji normalitas data dilakukan
dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov (KS). perhitungan
data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer yaitu
program SPSS 17.00.
b. Uji Normalitas Data
Uji normalitas merupakan uji prasarat analisis data yang
digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi
normal atau tidak. pengujian dilakukan dengan menggunkan rumus
Liliefors dan pengambilan keputusan data normal atau tidak, dapat
ditentukan dengan mengunakan dua cara :
a. Dengan membandingkan skor KS hitung dengan KS tabel:
1) Jika niali KS hitung <KS tabel, maka Ho di tolak dan Ha diterima
artinya data normal.
2) Jika niali KS hitung >KS tabel, maka Ho di terima dan Ha ditolak
artinya data tidak normal.
b. Dengan teknik probabilitas:
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho di tolak dan Ha
diterima artinya data normal.
60 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan……..h. 206
56
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho di terima dan Ha
ditolak artinya data tidak normal.
Pada penelitian ini pengambilan keputusan untuk uji normalitas
dengan menggunakan teknik probabilitas.
2. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis mencakup uji korelasi signifikansi dan koefesien
determinasi. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
a. Uji Korelasi
Untuk menganalisa hubungan kedua variabel digunakan teknik
analisis korelasional Bivariat dengan rumus product Moment dari Karl
Pearson, rumus tersebut sebagai berikut:
])([])([
)()(2222 yyNxxN
yxxyNrxy
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Keterangan:
r = angka Indeks korelasi “r” Produck Moment
N = number of Cases
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y
Pengolahan data digunakan teknik analisa korelasional dengan
rumus product moment tersebut, juga dilkukan dengan Software SPSS
17.00 For Windows dengan entre method61.
Terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari
perhitungan (Proses Komputasi) dapat diberikan interpretasi atau
penafsiran tertentu. Interpretasi secara sederhana terhadap angka
61 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,Juni 2004), cet ke-14, h. 206
57
indeks korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya
dipergunakan pedoman sebagai berikut:62
Tabel. 4
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
Besarnya “r” ProductMoment
Interpretasi
0,00 - 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0, 70 – 0,90
0,90 - 1,00
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapatkorelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah ataurendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidakada korelasi).Antara variabel X dan variabel Y memang terdapatkorelasi, lemah atau rendah.Antara Antara variabel X dan variabel Y terdapatkorelasi yang sedang atau cukup.Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yangkuat atau tinggi.Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yangsangat kuat atau sangat tinggi.
b. Koefesien Deteminasi
Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi variable X
terhadap Y digunakan rumus sebagai berikut:
Rumus Koefesien determinan
KD = R2 x 100%
Keterangan:
KD = Konstribusi Diterminasi (Kontribusi Variabel X terhadap
variabel Y)
R2 = Koefesien korelasi antara variabel X terhadap varian
Untuk mengetahui besarnya Koefesien Diterminasi (KD) dan
tingkat linieritas hubungan variabel X dan Variabel Y juga
menggunakan Software SPSS 17.00 For Windows dengan Entre
Method.
62 Anas Sudijono, Pengantar Statistik...., (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.14, h. 190.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Attaqwa 05 Kebalen
1. Sejarah Yayasan SMK Attaqwa 05 Kebalen
SMK ATTAQWA 05 kebalen merupakan Yayasan Attaqwa 47
cab.Kebalen adalah salah satu cabang Yayasan Attaqwa Ujung harapan
yang didirikan oleh seorang Pahlawan Nasional Al-marhum Al-
maghfurlah Bapak KH. Noer Alie.
Dilatar belakangi oleh kesadaran bahwa konsep ilmu dan
pendidikan yang terus berkembang seiring dengan kemajuan tekhnologi
dan juga kesadaran dengan ketertinggalan umat islam akan tekhnologi
untuk itu SMK Attqwa 05 Kebalen hadir untuk dapat membentuk siswa
yang mempunyai Skill teknologi yang hebat diiringi dengan karakteristik
keimanan yang kuat sehingga tercipta sebuah karakteristik manusia yang
kuat imannya dan hebat Skill tekhnologinya.
2. Kurikulum Pendidikan
Kurikulum pendidikan di SMK Attaqwa 05 kebalen adalah
menggunakan kurikulum KTSP dengan muatan lokal yang berintegrasi
kepada keilmuan islam, sehingga diharapkan lulusa SMK Attaqwa 05
Kebalen selain ahli bidang tekhnologi dan akuntansi juga memiliki akhlak
yang baik.
59
3. Kegiatan Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler di SMK Attaqwa 05 Kebalen berbasis
keimanan, kecerdasan, keterampilan dan berakhlak islami yang semuanya
dikemas sesuai dengan bakat dari masing-masing siswa sehingga tercipta
sebuah karakter siswa yang ahli dalam teknologi dan akuntansi serta
berakhlak mulia.
Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah :
a. Lembaga dakwah sekolah/ Rohis
b. Kelompok ilmiah Siswa ( KIS )
c. Arabic n English Club
d. Komputer Club
e. Sanggar kaligrafi
f. Marawis
g. Marching Band
4. Keahlian/ Jurusan
a. Tekhnik Komputer Jaringan ( TKJ )
Keahlian yang dipelajari :
Melakukan instalasi sistem operasi Graphical User Interface (
GUI ) dan Command Line Interfac ( CLI ), melakukan instalasi
perangkat jaringan lokal Local Area Network, metropolitan Area
Network, Wide Area Network, mendiagnosis permasalahan
pengoperasian PC yang tersambung jaringan, melakukan perbaikan
dan setting ulang koneksi jaringan, melakukan instalasi sistem operasi
jaringan berbasis GUI dan text, membuat desain sistem keamanan
jaringan luas,mengadministrasi server dalam jaringan,merancang web
data base untuk Content Server,dll.
b. Akuntansi ( AK )
Keahlian yang dipelajari :
Memproses dokumen transaksi, menyiapkan jurnal,
membukukan entri jurnal kedalam akun buku besar (Posting),
membukukan entri jurnal kedalam buku pembantu (piutang, utang,
persediaan), menyusun neraca saldo akun besar, menyusun daftar saldo
60
buku pembantu, (piutang, utang, persediaan), mengecek kesamaan
saldo akun buku besar dengan saldo buku besar pembantu, menyusun
neraca lajur, menyususn laporan keuangan, membuat jurnal
penyesuaian, membuat jurnal penutup, membukukan jurnal
penyesuaian, dan jurnal penutup, menyusun neraca saldo setelah
penutup, mengerjakan akuntansi komputer.
5. Fasilitas
a) Gedung sekolah milik sendiri
b) Labolatorium komputer ber-AC
c) Lapangan olah raga
d) Masjid
6. Visi dan Misi
Visi :
“Membentuk karakter siswa berbasis keimanan, keilmuan dan Life Skill” .
Misi :
a. Menyelanggarakan Pendidikan yang mengacu pada standar isi dan
proses
b. Menciptakan anak didik yang kuat iman, ilmu dan akhlaknya
c. Memebentuk karakteristik siswa yang bisa mandiri dan siap bersaing
dalam dunia kerja
d. Memotivasi dan menumbuh kembangkan semangat kewiraswastaan.
e. Meningkatkan kemampuan berfikir terbuka kearah yang lebih islami.63
E. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Sikap Siswa (Variabel X)
Untuk menjelaskan gambaran dalam penelitian ini berikut akan
dijabarkan deskripsi data berupa rentang skor, rata-rata, standar deviasi,
dan modus. Selain itu, data akan disajikan dalam bentuk distribusi
63 Fropil smk attaqwa 05 kebalen
61
frekuensi dan histogram untuk memperjelas deskripsi dapat dilihat pada
tabel 5 berikut:
Tabel 5
Data Sikap Siswa (X)
Deskripsi Nilai
Nilai maksimum 87
Nilai minimum 38
Mean 66,15
Median 67,00
Modus 69
Standar Deviasi 13,042
Pada pengumpulan data sikap siswa, penulis menggunakan
kuesioner dengan model skala likert. Kuesioner disusun berdasarkan
indikator yang mengacu pada teori Bloom . Diantaranya mengukur
kognitif,afektif dan konatif.
Berdasarkan tabel 8 tersebut di atas, menunjukan bahwa perolehan
dari 20 item pernyataan skor tertinggi yang diperoleh siswa pada tes sikap
siswa ini sebesar 87 dan skor terendah 38 dan nilai rata-rata (mean)
sebesar 66,15. Nilai tengah (median) 67,00, nilai modus 69 dan nilai
standar deviasi sebesar 13,042.
Jika dibuat rentang skor sikap siswa pada mata pelajaran IPS
dengan jumlah 88 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat bahwa
frekuensi dan presentasi skor sikap siswa pada mata pelajaran IPS yang
memperoleh angka 38,41,42,47,49,54,57,66,71,72.76,84,86dan 87 masing-
masing 1 orang (1,1%), angka 43,48,58,61,62,64,73,74,75,80,81,dan 82
masing-masing 2 orang (2,3 %), angka 50,53,59,65,68,78 dan 79 masing-
masing 3 orang (3,4 %), dan angka 51,56,60,77,83 dan 85 masing-masing
4 orang (4,5 %). Dan angka 69 masing-masing 5 orang (5,7 %) Untuk
lebih jelasnya data tetang frekuensi dan presentasi variabel bebas (X) sikap
62
siswa pada mata pelajaran IPS kelas X di SMK Attaqwa 05 Kebalen
dapat divisualkan pada tabel 6 berikut:
Tabel 6
Frekuensi Skor Sikap Siswa (Variabel X)
Sikap siswa
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
38 1 1.1 1.1 1.1
41 1 1.1 1.1 2.3
42 1 1.1 1.1 3.4
43 2 2.3 2.3 5.7
47 1 1.1 1.1 6.8
48 2 2.3 2.3 9.1
49 1 1.1 1.1 10.2
50 3 3.4 3.4 13.6
51 4 4.5 4.5 18.2
53 3 3.4 3.4 21.6
54 1 1.1 1.1 22.7
56 4 4.5 4.5 27.3
57 1 1.1 1.1 28.4
58 2 2.3 2.3 30.7
59 3 3.4 3.4 34.1
60 4 4.5 4.5 38.6
61 2 2.3 2.3 40.9
62 2 2.3 2.3 43.2
64 2 2.3 2.3 45.5
65 3 3.4 3.4 48.9
66 1 1.1 1.1 50.0
68 3 3.4 3.4 53.4
69 5 5.7 5.7 59.1
71 1 1.1 1.1 60.2
72 1 1.1 1.1 61.4
73 2 2.3 2.3 63.6
74 2 2.3 2.3 65.9
75 2 2.3 2.3 68.2
76 1 1.1 1.1 69.3
77 4 4.5 4.5 73.9
78 3 3.4 3.4 77.3
Valid
79 3 3.4 3.4 80.7
63
80 2 2.3 2.3 83.0
81 2 2.3 4.5 85.2
82 2 2.3 1.1 87.5
83 4 4.5 92.0
84 1 1.1 93.2
85 4 4.5 4.5 97.7
86 1 1.1 1.1 98.9
87 1 1.1 1.1 100.0
Total 88 100.0 100.0
Jika dibuat tingkat atau level sikap siswa sebanyak 88 orang adalah
sebagaimana dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7Distribusi frekuensi Sikap Siswa
No Rentang skorsikap siswa
Level/ tingkathasil
Jumlahskor
%
1 86 - 96 Sangat tinggi 2 1,76%2 74 – 85 Tinggi 30 26,4%3 62 – 73 Sedang 20 17,6%4 50 – 61 Rendah 27 23,76%5 38 – 49 Sangat rendah 9 7,92%
Jumlah 88 100%
Berdasarkan perhitungan perolehan rata-rata skor sikap siswa
sebesar 66,15. Untuk lebih memperjelas tabel 9, di bawah ini disajikan
histogram data gambaran sikap siswa.
64
Gambar 2Histogram Distribusi Frekuensi sikap siswa (X)
Dari tabel 5 di atas terlihat hanya sekitar 1,76 % siswa yang
mendapat skor 86-96, skor 74-85 sebesar 26,4 %, skor 62-73 sebesar
17,6%, skor 50-61 sebesar 23,76%,sedangkan yang merupakan skor
terrendah yaitu 38-49 persentasenya sebesar 7,92%. Dengan demikian
dapat diinterpretasikan bahwa skor yang berada pada interval 74-85
merupakan skor yang persentasenya paling banyak yaitu 26,4%
2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPS kelas X Jurusan Akuntansi
(Variabel Y)
Untuk data hasil belajar IPS, penulis menggunakan hasil tes soal
pada mata pelajaran IPS. Setelah dilakukan proses penghitungan dari data
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS skor tertinggi adalah 80,00 dan
skor terendah 40,00 sehingga diperoleh. Nilai mean sebesar 63,13. Nilai
median 65,00 nilai modus 75 dan standar deviasi sebesar 11,703.
Penyebaran skor dapat dilihat pada tabel data hasil belajar IPS kelas X di
SMK Attaqwa 05 Kebalen dan distribusi frekuensi table 8 berikut ini:
65
Tabel 8Data Hasil Belajar IPS kelas X (Y)
Deskripsi Nilai
Nilai maksimum 80
Nilai minimum 40
Mean 63,13
Median 65,00
Modus 75
Standar Deviasi 11,703
Jika dibuat rentang skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS dengan jumlah 88 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat
bahwa frekuensi dan presentasi skor kecerdasan emosional yang
memperoleh angka 80 masing-masing 9 orang (10,2 %), angka 50 masing-
masing 3 orang (3,4 %), angka 75 masing-masing 15 orang (17,0 %),
angka 40,dan 45 masing-masing 6 orang (6,8 %) dan 55 dan 65 masing-
masing 13 orang (14,8 %), angka 70 masing-masing 11 orang ( 12,5 %).
Untuk lebih jelasnya dapat divisualkan pada tabel 9 berikut:
Tabel 9
FREKUENSI HASIL BELAJAR IPS
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
40 6 6.8 6.8 6.8
45 6 6.8 6.8 13.6
50 3 3.4 3.4 17.0
55 13 14.8 14.8 31.8
60 12 13.6 13.6 45.5
65 13 14.8 14.8 60.2
70 11 12.5 12.5 72.7
75 15 17.0 17.0 89.8
Valid
80 9 10.2 10.2 100.0
66
Jika dibuat tingkat atau level hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS sebanyak 88 orang adalah sebagaimana dapat dilihat pada
tabel 10 berikut:
Tabel 10Indeks hasil belajar IPS
NoRentang perolehannilai hasil belajar
Level/tingkathasil belajar
Jumlahsiswa
%
1 40-50 Sangat rendah 15 17,05%
2 51-60 Rendah 25 28,41%
3 61-70 Sedang 24 27,27%
2 71-80 Tinggi 35 39,77%
Jumlah 88 100%
Dasarkan perhitungan perolehan rata-rata skor hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS sebesar 63,13. Untuk lebih memperjelas tabel
11, di bawah ini disajikan histogram data gambaran hasil belajar IPS kelas
X.
Gambar 3
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS (Y)
67
Berdasarkan gambar di atas terlihat sekitar 17,05 % siswa yang
mendapat skor 40-50,28,41% yang mendapat skor 51-60,27,27% yang
mendapat skor 61-70 dan skor 71-80 mendapat pesentase sebesar 39,77%.
Dengan demikian, skor yang berada pada interval merupakan skor
yang persentasenya paling banyak yaitu 39,77%. dengan skor 71-80
Berarti dapat dikatakan hasil belajar IPS siswa baik.
3. Deskripsi Data Hasil Korelasi
Deskripsi data hasil korelasi antara sikap siswa (variabel X) dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan bantuan Software SPSS
17.00 For Windows dengan teknik Enter Method, yaitu dengan cara
memasukkan variabel X (sikap siswa pada mata pelajaran IPS) dan
variabel Y (hasil belajar siswa kelas X ) ke dalam form yang tersedia pada
program tersebut, seperti dapat dilihat tabel 11 berikut:
Tabel 11Variables Entered/Removedb
ModelVariables
Entered
Variables
RemovedMethod
1 Ya Enter
Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan
komputer yaitu program SPSS 17.00.
Setelah kedua variabel sebagaimana telah dideskripsikan pada
deskripsi data sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar kelas
X dienter (dimasukan) ke dalam program SPSS tersebut, maka
menghasilkan keluaran korelasi antara sikap siswa pada mata pelajaran
IPS (variabel X) dan hasil belajar kelas X (variabel Y) di SMK Attqwa 05
Kebalen.
Output data yang dihasilkan dari Program SPSS 17.00 For
Windows ternyata bahwa korelasi antara sikap siswa pada mata pelajaran
68
IPS dan hasil belajar IPS kelas X memperoleh angka koefisien korelasi
Pearson Corerelation dengan rumus Product Moment sebesar 0,975
dengan tingkat kepercayaan 0,05. Hal ini dapat dilihat pada tabel 12
berikut:
Tabel 12Hasil Perhitungan Korelasi Antara Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
dan Hasil Belajar IPS kelas X
X Y
Pearson Correlation 1 .980*
Sig. (2-tailed) .010
X
N 88 88
Pearson Correlation 980* 1
Sig. (2-tailed) .010
Y
N 88 88
4. Deskripsi Data Kontribusi Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
terhadap Hasil Belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen .
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara sikap siswa pada
mata pelajaran IPS dan hasil belajar IPS kelas X Menunjukkan dengan
tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,980, maka hasil perhitungan kontribusi
(R Square/Koefesien Diterminasi) atau pengaruh sikap siswa (variabel X)
terhadap hasil belajar siswa IPS (variable Y) adalah R2 X 100 % = 0,9802
X 100%= 96,04% dengan R Square yang disesuaikan sebesar 0,980% dan
standar Erraor of Estimate 2.318 hal tersebut ditunjukkan pada tabel 13
berikut.
Tabel 13
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .980 a .961 .960 2.318
69
F. Uji Prasyarat Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
Dalam penelitian ini pengujian prasarat analisis yang digunakan
penulis adalah uji normalitas. uji normalitas data dilakukan dengan
menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov (KS). Perhitungan data
tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer yaitu program
SPSS 17.00 .
Hasil pengujian normalitas data dengan rumus liliefors untuk
masing masing variabel terlihat pada tabel berikut:
Tabel 14Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS dan
Hasil Belajar IPS kelas X
Variabel Asymp.sig Tarafsignifikansi 5% Keputusan
Sikap siswa 0,973 0,05% Normal
Hasil Belajar 0,104 0,05% Normal
Pada table 14 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk
variabel sikap siswa sebesar 0,973dan variabel untuk hasil belajar siswa
IPS sebesar 0,104 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua
variabel di atas (sikap siswa terhadap hasil belajar) lebih besar dari nilai
probabilitas 0,05.
2. Metode Suksesi Interval
Metode ini ditujukan untuk menaikan data ordinal menjadi
interval. Untuk perhitungan ini menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus:
S
)x(X1050T
~
ii
−+=
Adapun perhitungannya dengan bantuan Microsoft Office Excel
2007 .
70
Dari perhitungan prasarat analisis terbukti bahwa data itu adalah
normal dan sudah di tingkatkan menjadi interval maka penulis
menggunakan korelasi Product Moment.64
G. Analisis dan Interprestasi Data
1. Sikap siswa pada mata pelajaran IPS
Berdasarkan deskripsi data sikap siswa yang berjumlah 88 orang,
menunjukkan bahwa sebagian besar 45,76.% sangat tinggi dan selebihnya
54,24% sikap siswa posisi sedang dan rendah memberikan dampak
terhadap tingginya hasil belajar IPS kelas X.
Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interprestasi data
tersebut di atas, dengan demikian bahwa permasalahan pertama dalam
skripsi ini tentang bagaimanakah tingkat sikap siswa pada mata pelajaran
IPS telah terjawab.
2. Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS
Berdasarkan deskripsi data hasil belajar siswa IPS kelas X di atas,
menunjukkan bahwa hasil belajar siwa sebagian besar yang hasil
belajarnya berdasarkan tabel indeks mencapai 39,77 % dalam posisi
tinggi. Berdasarkan hasil belajar pada posisi sangat rendah mencapai
17,05%. Sedangkan rendah dan sedang mendapat 27,77% dan 28,41%.
Berdasarkan deskripsi data, analisis data dan interprestasi data
tersebut di atas, maka dengan demikian bahwa permasalahan kedua dalam
skripsi ini tentang bagaimanakah tingkat hasil belajar IPS kelas X telah
terjawab.
3. Hubungan Sikap Siswa dan Hasil Belajar IPS
Berdasarkan deskripsi data tersebut di atas bahwa hasil korelasi
antara sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar IPS kelas X
sebesar 0,980%. Angka hasil korelasi tersebut sesuai dengan tabel 15
64 Drs. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan PenelitiPemula, (Bandung: Alfabeta 2007), Cet. 4, h. 131.
71
tentang Interprestasi nilai r menunjukkan bahwa korelasi antara sikap
siswa pada mata pelajaran IPS (Variable X) dengan hasil belajar siswa IPS
kelas X (Variabel Y) terdapat korelasi yang sangat tinggi. Dengan
tingginya korelasi sikap siswa pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar
IPS kelas X, maka semua hal yang dapat menumbuhkan dan
mengembangkan sikap siswa, baik berasal dari individu, orang tua, teman-
teman dan lingkungannya harus dipertahankan dan ditingkatkan, agar hasil
belajar terus meningkat sesuai dengan yang diharapkan.
Tabel 15
Interprestasi Nilai r
Besarnya “r” Product
MomentInterpretasi
0,800-1,00
0,600-0,800
0,400-0,600
0,200-0,400
0,000-0,200
Antara variabel X dan variabel Y terdapatkorelasi, yang sangat tinggi.Antara variabel X dan variabel Y terdapatkorelasi yang cukup.Antara Antara variabel X dan variabel Yterdapat korelasi yang agak rendah.Antara variabel X dan variabel Y terdapatkorelas yang rendah.Antara variabel X dan variabel Y terdapatkorelasi akan tetapi korelasi itu sangat rendahatau sangat rendahnya sehingga korelasi itudiabaikan (dianggap tidak ada korelasi antaravariabel X dan Y.
4. Kontribusi sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terhadap Hasil
Belajar IPS kelas X
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara sikap siswa pada
mata pelajaran IPS (variabel X) dan hasil belajar siswa IPS kelas X
(variabel Y) menunjukkan dengan tingkat korelasi R (rxy) sebesar 0,980%
dan R Square/(Koefesien Diterminasinya) adalah 96,04 %. Hal ini
menunjukkan bahwa sikap siswa pada mata pelajaran IPS memberi
kontribuksi dan hasil belajar IPS kelas X sebesar 96,04 %. Sedangkan
selebihnya dipengaruhi faktor lain.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Siswa kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen mempunyai sikap yang sedang
pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata 60,15 ,Berdasarkan
deskripsi data sikap siswa yang berjumlah 88 orang, menunjukkan bahwa
sebagian besar 39,77.% sangat tinggi dan selebihnya 54,24% sikap siswa
posisi sedang dan rendah memberikan dampak terhadap tingginya hasil
belajar IPS kelas X.
2. Hasil belajar IPS kelas X SMK Attqwa 05 Kebalen berada pada kategori
tinggi dengan nilai rata-rata 63.13 Hasil belajar IPS kelas X dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain baik dari internal maupun dari eksternal.
3. Hasil pengujian hipotesis didapat rxy sebesar 0,980. Setelah jumlah
tersebut dikonsultasikan pada interprestasi angka indeks korelasi “r”
Product Moment, dapat ditarik kesimpulan bahwa antara sikap siswa pada
mata pelajaran IPS (variabel X) dan hasil belajar IPS kelas X (variabel Y)
terdapat hubungan yang signifikan. Kontribusi sikap siswa pada mata
pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X ditunjukkan oleh hasil dari
perhitungan koefisien determinan, dengan perolehan nilai sebesar 96.04%
73
dengan demikian selebihnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Berdasarkan deskripsi data, analisis data, interprestasi data, dan
kesimpulan, ini dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini adalah
menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho), yaitu
terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan, memberikan
kontribusi yang sangat tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberikan beberapa
saran, sebagai berikut:
1. Kepada siswa
Disiplin ilmu Pengetahuan Sosial merupkan disiplin ilmu yang
bersifat dinamis, maka hendaknya siswa banyak membaca, baik dari media
Elektronik (siaran berita baik dari TV maupun Radio, dan Internet)
maupun media cetak (buku-buku yang berkaitaan dengan IPS , Surat
Kabar, Majalah, dan Jurnal) .
2. Kepada guru
Guru hendaknya tidak semata mengenalkan IPS secara konseptual/
teoritik saja tetapi perlu juga diperkenalkan secara langsung pada objek
IPS itu sendiri dan didiskusikan sehingga pembelajaran berlangsung dua
arah, sehingga siswa dapat langsung merasakan manfaat ilmu tersebut.
3. Kepada Mahasiswa
Kepada para maha siswa yang ingin meneliti, Hasil penelitian yang
baik mungkin dapat dicapai apabila subyek penelitian tidak terbatas peda
kelompok sampel penelitian ini, tetapi juga mencakup subyek dengan
populasi yang lebih luas dan menggunakan teknik analisa yang lebih baik
Hasil penelitian yang baik mungkin dapat dicapai apabila subyek
penelitian tidak terbatas peda kelompok sampel penelitian ini, tetapi juga
mencakup subyek dengan populasi yang lebih luas dan menggunakan
teknik analisa yang lebih baik.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006), Cet. 1
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajwali Pers, 2004),Cet. 14.
Gerungan W.A, Psikologi sosial, (Jakarta: Refika Aditama, 2004). Edisi ke-3. Cetke-1
H. Sapriya.M.Ed.,Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajara IPS, ( Bandung:UpiPress 2006,Cet,1
H. Syafruddin Nurdin, M. Pd, model pembelajaran yang memperhatikankeragaman individu siswa dalam KBK, Jakarta: PT Ciputat press, 2005.
H.Abdul Azis Wahab,MA,ed, Metode dan Model-Model Mengajar IPS.(Bandung: PT Alfabeta,2007)
H.Abu Ahmadi,dkk,, Ilmu Social Dasar, ( Jakarta: PT Rienka Cipta, 1991),cet.2.
H.M.Alisuf Sobri, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1999).h.39
H.M.Arifin Noor, ilmu social dasar,Jakarta : CV Pustaka Setia,cet 11,1997.
Hj. Eti Solihatin, Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pengajaran IPS,(Jakarta: Bumi Aksara, 2007)
Ikhwan luthfi,dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta, Rineka Cipta 2009).cet ke-1
M,Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I
Muhibbin Syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung;Remaja Rosdakarya, 2002)
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi anak Berkualitas Belajar, (Jakarta:Gaung Persada Press, 2004), cet. Ke-4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2008), Cet. XI
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Ros Dakarya, 2007), Cet.4
75
Pupuh Fathurrahman, Strtegi Belajar dan Mengajar. (Bandung : CV Alfabeta,2005
Sarlito W.S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet ke-9
Sears.O. David, Freedman. L. Jonathan, Peplau. Anne.L, Psikologi Sosial, Edisike-2
Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintahan RI N019 Tahun 2005. PTSinar Grafika
Sudjana.MA.Msc,Metode Statistika.(Bandung PT Tarsito 1996) Cet.ke-1
Sugiyono, Statisika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 1999), Cet. 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT.Rineka Cipta,2006),Cet.13
Sumardi Surya Brata, Psikologi pendidikan. (Jakarta : Tarsito, 1996), cet. Ke-1
Sutrisno Hadi. Metodologi Reserch (Jakarta: PT Ciputat Press)2005
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008),Cet. II
Wina Sanjaya..Mpd.Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi, (Bandung:Rosda Karya,2002),Cet,2
Zikri Neni Iska. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan(Jakarta:2006)
76
NO NAMA SISWA HASIL MID1 Ainul yaqin T 452 Ainul yaqin J 453 Anis durrotunnafisa 604 Ayub 455 Dina fajrotul H 606 Fitri putri I 707 Hamidah latifah 458 Ita lestari 609 Jamaluddin 6010 Karmila sari 7011 Khoirul umam 5512 Lala rosmala 6013 Lia khoirul ummah 7014 Lina wati dewi 7015 M.rianto 5516 Muslimawati 8017 Muzdalifah 5018 Nabila nuril zein 7519 Nur annisa 6520 Putri purwanti 6521 Rahmat hidayat 5522 Rizki subagza 5023 Rofiatul ummah 7024 Rosita dewi 5525 Saifullah 6526 Sarnah susanti 7527 Siska dewi 6528 Slamet surendi 6529 Suryanah 6030 Taufik hidayat 6531 Umar mukhtar 7532 Wahyunika 6533 Widya nurrahman 7034 Arifin 65
Descriptive Statistics
34 72,65 12,989 40 93sikapN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
77
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
3472,6512,989
,159,062
-,159,928,355
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
sikap
Test distribution is Normal.
a.
Calculated from data.
b.
Descriptive Statistics
34 61,91 9,456 45 80hasilN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
3461,919,456
,157,081
-,157,918,368
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
hasil
Test distribution is Normal.
a.
Calculated from data.
b.
Descriptive Statistics
34 61,91 9,456 45 80hasilN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
78
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of sikap
79
Standardized Observed Value3210-1-2-3
Expe
cted
Nor
mal
Val
ue4
2
0
-2
-4
Normal Q-Q Plot of sikap
80
Standardized Observed Value3210-1-2
Expe
cted
Nor
mal
Val
ue3
2
1
0
-1
-2
Normal Q-Q Plot of hasil
81
NO NAMA SISWA AKUNTANSi HASIL1 Ainul yaqin T 452 Ainul yaqin J 453 Anis durrotunnafisa 604 Ayub 455 Dina fajrotul H 606 Fitri putri I 707 Hamidah latifah 458 Ita lestari 609 Jamaluddin 6010 Karmila sari 7011 Khoirul umam 5512 Lala rosmala 6013 Lia khoirul ummah 7014 Lina wati dewi 7015 M.rianto 5516 Muslimawati 8017 Muzdalifah 5019 Nabila nuril zein 7520 Nur annisa 6521 Putri purwanti 6522 Rahmat hidayat 5523 Rizki subagza 5024 Rofiatul ummah 7025 Rosita dewi 5526 Saifullah 6527 Sarnah susanti 7528 Siska dewi 6529 Slamet surendi 6530 Suryanah 6031 Taufik hidayat 6532 Umar mukhtar 7533 Wahyunika 6534 Widya nurrahman 7035 Habib CH 6036 Rojuddin 4537 Ririn 7538 Arifn 6539 Mandasari 7540 Zulfiyani 8041 Hamzah 5542 Zulfikar 7043 Wahyudin 75
82
NO NAMA SISWA TKJ HASIL1 Abd.Ahmad Syahroni 452 Abd.Munif 703 A.Sarifan 554 Ajeng Junaidah 605 Amalia 556 Devi Noviyanti 807 Fitrah Fajar 408 Heri Irawan 409 Helen monica candra 7510 Iin nuraini 7511 Ibnu hajar 7512 Iswadi 7513 Jannatul hasanah 6014 Khoirul umam 6015 Linda anggraini 7016 Marni fujiyanah 8017 Munawaroh 7519 Maulana hasanuddin 5520 Nailul huda 6521 Nuraliyah 5522 Nuratiyah fitri 7523 Patmawati 7524 Pita soraya 6525 Rianda ikhsan 5526 Ridwan hasyim 4027 Rifqi fatahillah 6028 Rifki firgan 8029 Ryza umami 8030 Rani sekarsari 4031 Saefuddin anwar 8032 Sarifuddin 6033 Syukron 7034 Tarti winarti 6535 Taslimah 5536 Tedy graha renaldi 6537 Uswatun hasanah 7538 Yayah rohayati 4039 Haidir umam 5540 Sani akbar 6541 Uswatun 7542 Zizah 8043 Riyana 8044 Yeni adriani 6545 Zumhari 70
83
DOKUMENTASI MTS AL-MURSYIDIYYAH PAMULANG
MTS AL-MURSYIDIYYAH PamulangGedung MTS AL-MURSYIDIYYAH Pamulang
84
Ruang TIK Siswa sedang mengerjain Soal Tes Mata Pelajaran IPS
Siswa sedang mengerjakan Soal Kisi-Kisi Angket Instrumen
85
NOSIKAPSISWA
HASILBELAJAR
INTERVAL
1 57 45 37,9502 75 45 51,8183 78 45 54,1294 91 45 64,1445 60 50 40,2616 74 50 51,0477 54 55 35,6398 74 55 51,0479 83 55 57,98110 90 55 63,37411 40 60 24,85312 61 60 41,03213 75 60 51,81814 84 60 58,75115 85 60 59,52216 85 60 59,52217 52 65 34,09818 52 65 34,09819 56 65 37,18020 67 65 45,65421 75 65 51,81822 77 65 53,35923 79 65 54,89924 88 65 61,83325 69 70 47,19526 74 70 51,04727 75 70 51,81828 82 70 57,21129 84 70 58,75130 93 70 65,68531 63 75 42,57332 64 75 43,34333 83 75 57,98134 71 80 48,7361 -0,002975085