jurusan pendidikan bahasa arab fakultas ilmu …
TRANSCRIPT
i
PERAN ILMU NAHWU SHOROF DALAM MENINGKATKAN BELAJAR QUR’AN HADITS ( STUDI KASUS DI MADRASAH
TSANAWIYAH AL-AMIN GERSIK KEDIRI LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017)
SKRIPSI
OLEH :
ADE ARFA PUTRA RAMADAN
NIM. 151.112.029
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
ii
PERAN ILMU NAHWU SHOROF DALAM MENINGKATKAN BELAJAR QUR’AN HADITS ( STUDI KASUS DI MADRASAH
TSANAWIYAH AL-AMIN GERSIK KEDIRI LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh
ADE ARFA PUTRA RAMADAN
NIM. 151.112.029
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
iii
iv
vi
vii
MOTTO
”Seseorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan
walaupun melewati jalan yang sulit.
seseorang yang tanpa tujuan,
tidak akan membuat kemajuan walaupun ia berada di jalan yang
mulus”
(Thomas Carlyle)
viii
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Syukur yang tak terkira pada pemilik alam, pemilik penjuru keilmuan yang ada
dan kekasihNya Nabi Muhammad SAW yang hingga saat ini menjadi
pendamping dan pemimpin dalam gerak langkah ini “ yaa muqollibal quluub alaa
diinik”
Punggawa hati dan pemikiranku (Bapak H Abdul Radjak H.AB dan Ummy HJ
Siti Fatimah) tercinta yang selama ini telah memperjuangkan pendidikanku
dengan ketabahan dan keikhlasannya semoga Allah SWT selalu melindunginya.
Skripsi ini kupersembahkan untuk kalian, terima kasih untuk selalu mencintai,
merawat, melindungiku, bahagia dan Jannahku padamu...
Kakakku tersayang (Lily Isramiatun, Imam Ardi Susanto dan Muhammad Atrian
Iskandar ) yang selalu menjadi penyemangatku dalam penyelesaian pendidikan
ini “bahwasanya ketika kamu sukses, itu adalah kesuksesan keluarga”. Serta
kakak ipar yang banyak membantu dalam menenangkan hati (Muhammad
Napiah, Nurkaidah dan Dewi Silviana).
Adikku tersayang (Dewi Maryatil Jumah dan Tri Fitriani) yang sudah
memberikan sentilan-sentilan kecil agar bersegera melanjutkkan pendidikan yang
selama ini stagnan dan bisa menjadi orang dengan pendidikan juga cakrawala
pemikiran luas.
Ponakan ponakan super aktif (M. Hazim Al-ghifari, M Hizam Al ghazali,
Muhammad Fatihatul Iyat, Diyah sarafana Mufida, dan jagoan yang baru melihat
dunia Muhammad Arsyil Hanif Iskandar ) yang memberikan warna berbeda
dalam perjalanan hidup.
Untuk sahabat sahabat rasa saudara di Rumah Juang Ideologis PELAJAR ISLAM
INDONESIA, squad-squadku PW PII NTB 2011-2015 dan PENGURUS BESAR
ix
PELAJAR ISLAM INDONESIA 2015-2017 DAN PERIODE 2017-2020.
Perjuangan masih terus berlanjut, InsyaAlloh.
Rumahku keilmuanku yang lain : Kencan Kita, KAMMI NTB, HMI dll
terimakasih telah menjadi pemasok cakrawala pemikiranku.
Teman-teman seperjuanganku PBA 2011 khususnya kelas A tercinta.
Untuk almamater terbaik UIN Mataram, yang sudah menjadikan aku sosok yang
bisa membagi urusan dunia dan akhirat, semoga Allah SWT selalu memberikan
berkah.
x
KATA PENGANTAR
Al -Hamdulillah, Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. pemilik semesta
alam, karena dengan petunjuk-Nyalah skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan Salam
kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. pembimbing sekalian umat.
Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang penulis peroleh di Madrasah Tsanawiyah Al-
Amin Gersik Kediri Lombok Barat yang berjudul “Peran Ilmu Nahwu Shorof Dalam
Meningkatkan Belajar Qur‟an Hadits ( Studi Kasus Di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik
Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017) “ yang penulis ajukan untuk memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Taribiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dari berbagai pihak yang telah
mencurahkan pikiran dan tenaganya guna terselesaikannya Skripsi ini, oleh sebab itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Ibu Dr. H. Dedy Wahyudin MA, selaku Pembimbing I dan Bapak Muhammad Nurman M.Pd
selaku Pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktunya.
2. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Agama Islam Negeri (UIN) Mataram.
3. Bapak Dr. H. Mutawalli, MA selaku Rektor dan segenap unsur pimpinan Universitas Agama
Islam Negeri (UIN) Mataram.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Agama Islam Negeri
(UIN) Mataram yang telah banyak membantu memberikan bimbingan dan pendidikan selama
penulis mengikuti kuliah.
xi
5. Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat serta segenap pengurus
dan dewan guru yang telah memberikan kemudahan dalam memberikan informasi yang
peneliti butuhkan.
6. Kedua Orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
Peneliti menyadari karena keterbatasan pikiran penulis, maka skripsi ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kritik serta saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaannya.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amien Ya Robbal Alamin.
Mataram, 16 Juli 2017.
Peneliti
ADE ARFA PUTRA RAMADAN
151112029
xii
Peran Ilmu Nahwu Shorof Dalam Meningkatkan Belajar Qur‟an Hadits ( Studi Kasus Di
Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017)
Oleh
Ade Arfa Putra Ramadan NIM. 15.1.11.2.029
ABSTRAK
Setiap orang mukmin yang mempelajari atau mempercayai Al-Qur‟an dan Hadits mempunyai tanggung jawab terhadap kedua kitab suci tersebut diantara tanggung jawab dan kewajiban tersebut adalah mempelajari dan mengajarkannya. Karena belajar merupakan hal yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah dengan membaca, karena membaca adalah sumber pengetahuan.
Karena ketrampilan membaca adalah merupakan sarana yang sangat penting untuk mengetahui suatu ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum. Termasuk didalamnya teknik mempelajari Al -Qur‟an yaitu dengan penguasaan membaca Al-Qur‟an dan Hadits. Karena jika dalam membaca Al-Qur‟an dan Hadits terjadi kesalahan sedikit saja akan membuat kesalahan dalam maknanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimanakah proses belajar mengajar Qur‟an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat dan Bagaimanakah peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur‟an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat.
Pendekatan penelitian dipilihlah metode penelitian kualitatif yang juga di namakan metode interview karena dari hasil penelitian lebih berkenan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Metode penelitian kualitatif juga disebut metode penelitian naturalistik, karena penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah
Kata Kunci: Ilmu Nahwu Shorof, Meningkatkan Belajar Qur‟an Hadits
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
ABSTRAK ......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Konteks Penelitian ......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 3
1. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
2. Manfaat Penelitian ................................................................... 3
xiv
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ........................................... 5
E. Penegasan isltilah .......................................................................... 6
F. Telaah Pustaka ............................................................................ 8
G. Metode Penelitian .................................................................. 30
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................. 39
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 39
B. Pelaksanaan Pembelajaran ilmu Nahwu Sharaf
di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Tahun
Pelajaran 2016/2017 ............................................................ 55
C. Peran Pembelajaran Nahwu Sharaf dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Al-Qur;an
dan Hadits di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin…………... 59
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 57
A. Proses Pembelajaran Nahwu dan Sharaf di Madrasah
Tsanawiyah Al-Amin. ........................................................... 63
B. Peran ilmu Nahwu Sharaf dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Al-Qur‟an dan Hadis di Madrasah Tsanawiyah
Al -Amin Gersik .......................................................................... 68
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 70
A. Kesimpulan ................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONTEKS PENELITIAN
Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-Nya melalui perantaraan
malaikat Jibril ke dalam hati Rosulullah Muhammad bin Abdullah dengan lafazh
yang berbahasa arab dan makna maknanya yang benar untuk menjadi hujjah bagi
Rasul atas pengakuanya sebagai Rosulullah, menjadi undang undang bagi manusia
yang mengikuti petunjuknya dan menjadi qurbah di mana mereka beribadah dengan
membacanya1. Dan Al-Qur‟an merupakan wahyu dari
Allah SWT dan kitab suci bagi umat Islam sesuai dengan kehendak Tuhan YME
ditulis dalam bahasa Arab, sehingga bahasa Arab atau bahasa Al-Qur‟an telah
tercantum meresap menjadi darah daging dan menjadi keyakinan mendalam di dalam
hati tiap-tiap pribadi muslim2.
Adapun pengertian Hadits adalah sebagai berikut :
1 Abdul Wahhab Khallaf,Ilmu Ushul Fiqh,alih bahasa oleh Drs.H. Moh.
Zuhri,Dipl.TAFL,Drs.Ahmad Qarib,MA, ( Semarang : Dina Utama, 1994), hlm. 18. 2 Team Penyusun Buku Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, ( Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama Depag RI, 1994 ), hlm. 59.
2
“Makna Hadits secara bahasa adalah kebalikan dahulu (baru) sedangkan secara
istilah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik berupa
ucapan, perbuatan, ketetapan atau sifat”3
Setiap orang mukmin yang mempelajari atau mempercayai Al-Qur‟an dan
Hadits mempunyai tanggung jawab terhadap kedua kitab suci tersebut diantara
tanggung jawab dan kewajiban tersebut adalah mempelajari dan mengajarkannya.
Karena belajar merupakan hal yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah
dengan membaca, karena membaca adalah sumber pengetahuan. Membaca
merupakan serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan penuh perhatian
untuk memahami suatu keterangan yang disajikan kepada indera penglihatan dalam
bentuk lambang huruf dan tanda lainnya4 . Karena ketrampilan membaca adalah
merupakan sarana yang sangat penting untuk mengetahui suatu ilmu agama maupun
ilmu pengetahuan umum. Termasuk didalamnya teknik mempelajari Al-Qur‟an yaitu
dengan penguasaan membaca Al-Qur‟an dan Hadits. Karena jika dalam membaca Al-
Qur‟an dan Hadits terjadi kesalahan sedikit saja akan membuat kesalahan dalam
maknanya.
Pengertian Nahwu Shorof adalah :
“Nahwu secara istilah kadang diartikan atas sesuatu yang mencakup Shorof dan
kadang diartikan atas perbandingan Shorof, maka menurut pendapat pertama
3 Team Penyusun Buku Pelajaran Usul Fiqh,Usul Fiqh, ( Depag RI : Direktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1998/1999, 1998), hlm. 42. 4 The Liang Gie, Cara Belajar yang Baik bagi Mahasiswa, Edisi Kedua, ( Yogjakarta : Gajah
Mada Universitas Press, 2000 ), Cet. I, hlm. 5.3
3
(mencakup Shorof) Nahwu adalah pengetahuan tentang kaidah kaidah yang diambil
dari kalam arab untuk mengetahui hukum hukum kalimah bahasa arab”5
Dengan demikian Nahwu Shorof merupakan alat pokok memahami bahasa
Arab, sulit bagi kita memahami ajaran agama Islam yang berpedoman pada Al-
Qur‟an dan Hadits yang berbahasa arab tanpa menggunakan Nahwu dan Shorof,
sehingga Nahwu Shorof penting untuk dipelajari oleh siapapun khususnya bagi
seorang pelajar karena sebagai sarana untuk memepelajari Al-Qur‟an dan hadist serta
ilmu pengetahuan yang berbahasa arab. Baik itu dengan membaca, menulis,
memperhatikan, mendengarkan, menyelesaikan tugas ataupun berlatih sesuatu yang
berkaitan dengan bahasa Arab, karena diharapkan agar siswa menguasai bahasa Arab
secara aktif dan pasif dengan kekayaan kosa kata dan ideometik yang disusun dalam
berbagai tarkib (struktur) dan kalimat serta pola kalimat yang diprogramkan,
sehingga dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi dan memahami buku bahasa
Arab, di samping Al-Qur‟an dan Hadits6.
B. FOKUS PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, maka
muncul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses belajar mengajar Qur‟an Hadits di Madrasah
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat ?
5 Asyekh Muhammad AlKhudlori, Chasyitul Khudlori „Ala Ibni Aqil, ( Semarang : Toha
Putra ), hlm. 10, juz 1. 6 Al -Wasilah A-Chardan, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, ( Bandung :
Angkasa 1989), hlm. 100.
4
2. Bagaimanakah peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur‟an
Hadits di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1) TUJUAN PENELITIAN
Agar penelitian dapat diperoleh hasil yang baik, maka perlu dicanangka tujuan
yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang hendak penulis capai dalam melaksanakan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses belajar mengajar Qur‟an Hadits di Madrasah
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat ?
2. Untuk mengetahui peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar
Qur‟an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat
?
2) MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Secara teoritis
Penelitian ini secara teoritis dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak yang
berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
a. Dapat menjelaskan proses belajar mengajar Qur‟an Hadits di Madrasah
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat.
5
b. Dapat menjelaskan peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar
Qur‟an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok
Barat.
2. Secara praktis
a. Bagi orang tua
Dapat lebih meningkatkan bimbingan mereka kepada anak tentang proses
belajar mengajar Qur‟an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik
Kediri Lombok Barat.
b. Bagi masyarakat
Dapat mengetahui peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar
Qur‟an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok
Barat.
c. Bagi peneliti
Dapat lebih memacu diri untuk mengetahui dampak penerapan ilmu
Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur‟an Hadits di Madrasah
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat.
D. RUANG LINGKUP PENELITIAN DAN SETTING PENELITIAN
Adapun ruang lingkup penelitian diantaranya sebagai berikut:
1. Ruang Lingkup Penelitian
Peran ilmu nahwu shorof dalam meningkatkan belajar qur‟an hadits.
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti dan mengkaji tentang Peran ilmu
nahwu shorof dalam meningkatkan belajar qur‟an hadits dalam meningkatkan
6
belajar Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Seting Penelitian
Dalam penelitian ini, yang peneliti jadikan sebagai lokasi penelitian
adalah Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat Adapun
alasan peneliti memilih Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat sebagai seting penelitian adalah sebagai berikut:
a. Peneliti ingin mengetahui peran Ilmu Shorf dalam meningkatkan belajar
Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok
Barat
b. Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat merupakan
sekolah yang masih terbilang sangat refresentatif dan produktif dalam
melaksanakan proses pembelajaran Bahasa Arab.
E. PENEGASAN ISTILAH
Agar tidak terjadi pengkaburan, dan penyimpangan lebih jauh dari
permasalahan, maka perlu ada pembatasan, pengertian, penegasan dan maksud dari
skripsi ini, yaitu:
1. Peran
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dalam masyarakat.7 Dalam hal ini diartikan bagaimana peran
Ilmu Nahwu Shorof di sini mampu berperan dalam rangka sebagai alat untuk
7 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 1997 ), hlm. 751.
7
mengetahui, memahami dan membaca tulisan-tulisan yang berbahasa Arab
seperti yang ada dalam Al-Qur‟an dan Hadits ataupun dalam kitab-kitab salaf.
2. Ilmu Nahwu Shorof
Ilmu Nahwu dan Shorof, ilmu nahwu adalah ilmu yang mengetahui
perubahan-perubahan akhir kalimah yang berkaitan erat dengan i‟raf, struktur
kalimah serta bina‟, bentuk kalimah.8 Sedangkan ilmu Sharaf adalah ilmu yang
mempelajari tentang kaidah-kaidah yang berhubungan dengan pembentukan
kata-kata Arab, pemecahan dan perubahan bentuk-bentuk kata yang membawa
perubahan makna kata.9
3. Meningkatkan
Meningkatkan adalah menaikkan, mempertinggi, memperhebat.10 yang
dimaksud adalah meningkatkan kemampuan untuk memahami dan menguasai
tata bahasa dan bentuk kata dalam bahasa Arab.
4. Belajar
Kata belajar dapat diartikan sebagai aktifitas pengembangan diri melalui
bertumpu pada diri belajar di bawah bimbingan pengajar.11
5. Qur‟an Hadits
8 KH. Misbah Mustofa, Matan Jurumiyah,( Bangilan Tuban : Al-Balagh), hlm. 6. 9 Syeh Ibrahim al Baijuri, Fathul Khobir al Lathif, (Semarang: PT Karya Toha Putra ), hlm. 6 10 Dik. Bud, Op. cit., hlm. 1060 11 Umar Tirta Raharja dan La Sula, Op.Cit., hal. 15.
8
Al-Qur‟an Hadits adalah salah satu bidang studi yang menjadin kurikulum di
tingkat jenjang Madrasah Tsanawiyah yang isinya tentang segala sesuatu yang
berhubungan/berkaitan dengan Al-Qur‟an dan Hadits12).
6. Siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat Tahun
Pelajaran 2016/2017)
Yang dimaksud di sini adalah siswa/anak didik atau peserta didik yang
sedang belajar atau menuntut ilmu di Madrasah Tsanawiyah Modern Dalaailul
Khoirot Kudus Tahun Pelajaran 2016/2017). Sedangkan Madrasah Tsanawiyah
Al -Amin Gersik Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017) adalah
tempat mengadakan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Dari gambaran judul skripsi yang penulis ajukan di atas, penulis bermaksud
ingin mengetahui mengetahui dampak penerapan ilmu Nahwu Shorof dalam
meningkatkan belajar Qur‟an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik
Kediri Lombok Barat, khususnya siswa as VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Amin
Gersik Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.
F. TELAAH PUSTAKA
1. Pengertian Ilmu Nahwu Shorof
Setiap bahasa ( language ) pasti memiliki kaidah kaidah sendiri, hal tersebut
juga kita temukan dalam bahasa arab yang diakui sebagai bahasa yang kaya akan
kosakata. Selanjutnya tujuan dari bahasa adalah mengungkapkan tujuan sang
12 Ibid., hlm. 53
9
prmbicara ( mutakallim ) melalui perantaraan suara yang keluar dari lisan sang
mutakallim . Pada hakekatnya kata kata terletak di dalam hati. Adapun lisan hanyalah
sebagai dalil (petunjuk) dari “ al-kalam an-nafsy” yang terdapat di dalam hati. Untuk
itu tidak mudah mengungkapkan apa yang tersirat dalam hati (al-kalam an-nafsy),
kecuali dengan kaidah kaidah yang dapat menjaga kesalahan kesalahan dalam
penyampean esensi maksud yang yang diharapkan mutakallim. Para ahli bahasa telah
berusaha keras untuk menyusun sejumlah kaidah kaidah untuk dijadikan patokan bagi
siapa saja yang menggunakan suatu bahasa.
Bahasa Arab sendiri memiliki banyak sekali kaidah kaidah yang sudah
disepakati oleh para ahli bahasa arab, diantaranya adalah ilmu Nahwu (grammatika)
dan ilmu Shorof (morfologi).13
Ilmu Nahwu secara etimologi mempunyai banyak arti, diantaranya sebagi
berikut :
1. Maksud dan jalan, contoh " حوك ن توجت " artinya : “ Saya bermaksud seperti
maksudmu/melewati jalanmu”.
2. Arah, contohnya “ البیت نحو توجھت “ artinya : “ Saya menghadap ke arah rumah
“.
3. Ukuran/kira kira, contohnya “ مائة نحو عندي لھ “ artinya : “ Saya berhutang ke
dia kira kira seratus “.14
13 Thommy Al-Ghozaly, “ Peran Nahwu dalam Menganalisis Teks Al-Quran”, http://
dibustom wordpress. Com/2011/05/27/ Peran Nahwu dalam Menganalisis- Teks -Al -Quran/# more-43 14
10
Adapun Ilmu Nahwu secara terminologi adalah Ilmu yang membahas tentang
keadaan akhir suatu kalimat dari segi i‟rob dan bina‟nya. Yakni mengetahui kalimat
dari segi rofa‟, nashob, khofadh/jer, jazem dan kemudian mengetahui kalimat kalimat
yang terdapat harokat harokat i‟robnya dan kalimat-kalimat yang harakat akhirnya
tetap (mabni). Ini semua termasuk dalam pembahasan ilmu nahwu. Dan ilmu nahwu
ini juga memiliki orientasi penting yaitu untuk membantu dalam memahami teks-teks
Arab, menjaga lisan dari kesalahan dalam berbicara, dan khususnya untuk memahami
Al -Qur‟an dan Hadits.15
Ilmu Shorof secara etimologi berarti merubah, adapun secara terminologi
adalah ilmu yang untuk mengetahui bentuk kalimah yang bukan keadaan akhir suatu
kalimat (i‟rob), maka ilmu nahwu dan shorof merupakan dua ilmu yang tidak dapat
terpisahkan.16
2. Dasar, Tujuan, Fungsi, Manfaat, Ruang lingkup Pelajaran Ilmu Nahwu
Shorof
1. Dasar mempelajari Nahwu Shorof
a. Karena ilmu nahwu dan shorof adalah tempat bergantung dan
bersandarnya bahasa arab.
15 Isyarif istifham, “ urgensi Nahwu sebagai “ the gramatikal of arabic language”, http: //
djohar 1962. Blogspot. Com/2008/04/ urgensi -Nahwu -sebagai “ the gramatikal- of .html 16 26kreasi ilmu arab, “Pengertian dan pembagian shorof/tashrif, “http://noermayulliya93.
blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-pembagian-shoroftashrif.html
11
b. Karena Ilmu Nahwu dan Shorof mempunyai peran yang sangat penting
dalam dunia Islam, yaitu membantu memecahkan
permasalahanpermasalahan mengenai syari‟at-syariat Islam dari segi
keabsahan.17
2. Tujuan mempelajari Ilmu Nahwu Shorof
Tujuan utama ilmu Nahwu Shorof adalah untuk memberikan
pengetahuan tentang membaca Al-Qur‟an hadis dengan benar. Di samping itu,
bertujuan untuk memberikan kaidah-kaidah tata bahasa Arab yang
benar18 .Tujuan merupakan suatu yang diharapkan agar tercapai setelah
sesuatu usaha atau kegiatan itu dilaksanakan. Untuk mencapai hasil yang baik,
maka tujuan perlu dirumuskan terlebih dahulu.
a) Syekh Muhammad Alkhudlori mengemukakan bahwa
“ Tujuan dan faedah ilmu nahwu shorof adalah menjaga kesalahan
membantu untuk memahami kalam Allah dan kalam RosulNya “
b) Sedangkan menurut Forum Study Mahasiswa Kebumen “ Egypt “
Ilmu Nahwu juga mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia
Islam. Yaitu membantu memecahkan permaslahan-permasalahan
mengenai syari‟at-syari‟at Islam dari segi keabsahan. Karena semua
syari‟at Islam yang ada, adalah berupa teks-teks yang termaktub dalam
buku-buku bernuansakan „arabiyah seperti; Al Qur‟an, Al Hadits,
17 Ibid 18 Hafizh Dasuki, Ensiklopedi Islam Jilid 4 ( Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1998), hlm. 3
12
Bahkan sampai Ijma‟ dan Qias. Sehingga orang yang akan memahami
Islam terlebih dahulu harus mengenal bahasa Arab beserta
gramatikalnya19
3. Fungsi Mempelajari Nahwu Sharaf
a. Menurut Syekh Hasan Hifdhi mengatakan “ Bahwasanya (ilmu nahwu)
adalah perantara untuk mengetahui kitab Allah dan mengetahui sunnah
Rosululloh “20
b. Menurut Nunuh mengatakan : “Seperti halnya ilmu nahwu ilmu sharaf-
pun merupakan cabang keilmuan dalam Islam yang bertujuan untuk
pembentukan kata dan memudahkan dalam pemahaman akan Al-Qur‟an
dan Hadits. Para ulama‟ sering berkata bahwa Ilmu Nahwu adalah ibunya
ilmu dan sharaf adalah bapaknya ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa
mempelajari kedua ilmu tersebut akan membukakan keilmuan-keilmuan
lain yang ada pada agama Islam ini”
4. Manfaat Ilmu Nahwu Shorof
Manfaat Ilmu Nahwu Shorof yaitu : (1) memahami susunan katakata
Arab yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan hadis, yang merupakan sumber
utama umat Islam, dengan ilmu Nahwu Shorof ini seseorang dapat memahami
agama yang ditulis dalam bahasa Arab. (2) untuk dapat menyusun kata-kata
Arab dalam susunan yang benar dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu
19 Ibid 20 Asyekh Hasan Hifdhi, Syarah Al Jurumiyah, Al Maktabah Asy syamilah Ishdar Tsalits, Juz
1, halm. 3
13
Nahwu. (4) untuk menentukan kedudukan-kedudukan kata dan memahami
pengertian suatu kalimat dengan benar.21
5. Ruang lingkup Pelajaran Ilmu Nahwu Shorof
Untuk dapat mencapai tujuan dan fungsi pengajaran Nahwu Sharaf,
sebagaimana yang telah digariskan dalam SK, KD dan Silabus mata pelajaran
Nahwu Sharaf, maka program disusun sedemikian rupa guna tercapainya
sasaran yang akan dicapai.
Adapun ruang pelajaran Nahwu Sharaf meliputi :
a. Unsur kalam yang terdiri dari
1) Kalimah yang terdiri dari
a) Isim
b) Fi'il
c) Huruf
2) I'rob yang terdiri dari
a) Rafa'
b) Nashab
c) Jer / Khafadl
d) Jazem
b. Pembagian kalimah isim dari segi maknanya
1. Isim Nakirah
2. Isim Ma'rifat yang terdiri dari
21 Ibid, hlm. 3
14
a. Isim Dlamir
b. Isim Alam
c. Isim Isyarah
d. Isim Maushul
e. Isim Al Muarraf Bi Al
f. Isim yang dimudlofkan ke salah satu Isim tersebut diatas
c. Tarkib atau kedudukan kalimah yang terdiri dari :
1. Mubtada' Wal Khabar
2. Al Awamilun Nawasikh yang terdiri dari
a) Kana Wa Akhawatuha
b) Inna Wa Akhawatiha
c) Dhanna Wa Akhwatuha22
3. Metode Pengajaran Pelajaran Nahwu Sharaf
Dalam proses atau interaksi belajar setelah dituntut tujuan yang akan dicapai,
sebagai langkah berikutnya adalah memilih metode pengertian metode pengajaran.
Metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian
materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas
suatu approach”.23
22
Madrasah Modern Dalaailul Khoirot Kudus Perangkat Pembelajaran Mts. Modern Dalaailul Khoirot Kudus Tim Penyusun Perangkat Pembelajaran MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus, 2010
23 Departemen Agama RI, , Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN, ( Jakarta : Tim Penyusun Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 1976), hlm. 92.
15
Menurut Winarno Surahmad, metode mengajar mempunyai dua arti, arti
sempit yaitu bahwa yang dimaksud dengan metode mengajar adalah cara
menyampaikan pengetahuan-pengetahuan. Dan arti yang lebih luas, memperoleh
pengetahuan-pengetahuan yang didasarkan pada pandangan dan mengarahkan
pandangan serta kebiasaan dalam berfikir dan sebagainya”. Sedangkan menurut B.
Suryasubrata mengutip dari Winarno Surahmad, menegaskan bahwa metode
pengajaran adalah “cara” pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal
bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di
sekolah.24
Dari berbagai pengertian metode tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
mengajar adalah cara yang sistematis dan pragmatik berupa rencana menyeluruh dan
teratur yang didasarkan pada suatu approach berfungsi untuk mencapai tujuan
pengajaran dengan memperhatikan segi berfikir anak dan pandangan mereka. Dengan
demikian metode adalah “cara” yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan
tersebut.25
Dalam sistem kegiatan belajar mengajar, metode pengajaran nahwu sharaf
yang sangat menonjol dan sering digunakan adalah sebagai berikut :
a. (Metode langsung)
24 B. Suryasubrata, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, ( Yogyakarta: Andi Offset, 1996),
hlm. 148. 25 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,
1995 ), hlm. 9.
16
Metode ini disebut metode langsung, karena pengajaran guru langsung
menggunakan bahasa asing yang diajarkan itu, sedang bahasa murid tidak
digunakan sama sekali. Untuk menjelaskan arti suatu kata atau kalimat
digunakan gambar-gambar atau peragaan. Dengan berpijak pada asumsi bahwa
bahasa adalah wicara, maka sejak dini murid dibiasakan dengan ketrampilan
lisan.26
b. (Metode terjemah)
Sesuai dengan nama metode ini menitik beratkan pada kegiatan yang berupa
menterjemah bacaan-bacaan, mula-mula dari bahasa asing ke dalam bahasa
pelajar dan sebaliknya. Dalam metode ini sama sekali tidak ada usaha untuk
mengajarkan ucapan atau kemahiran menggunakan bahasa secara lisan.27
c. (Metode gramatika terjamah)
Metode ini merupakan gabungan dari metode gramatika dan terjamah,
diantara ciri-cirinya adalah tata bahasa yang diajarkan adalah tata bahasa yang
formal, kosa kata tergantung pada bacaan yang dipilih, kegiatan belajar terdiri
dari penghafalan kaidah-kaidah tanpa kaitan dalam kalimat, kemudian
penterjemah bacaan-bacaan pendek, lalu penafsiran, latihan ucapan diberikan
sesekali.28
d. (The Aural Oral Approach)
26 Departemen Agama RI, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama
Islam IAIN, Op.cit, hlm. 95. 27 Ibid, hlm. 99. 28 Ibid, hlm. 100.
17
Aural oral approach atau bisa disebut audio lingual method, sebenarnya
variasi dari mim mem method di mana digunakan rekaman-rekaman dialogdialog
dan latihan-latihan (drill). Mim mem singkatan dari mimicry yang berarti meniru,
dan memorization yang berarti menghafal. Metode ini sering disebut juga
informant drill method. Dalam metode ini pengajaran berlangsung secara
demonstratif dan drill gramatika serta struktur kalimat.29
e. (metode campuran)
Metode ini digunakan dalam mengajarkan qawa‟id yaitu kombinasi antara
metode ceramah dengan metode qiyas, dengan pengertian guru menjelaskan
terlebih dahulu dengan menggunakan metode ceramah kemudian setelah
menyimpulkan kaidah maka guru memberikan beberapa contoh untuk
menerapkan kaidah-kaidah itu.30
f. Metode muthala‟ah (membaca)
Yang dimaksud metode ini adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara
membaca dengan suara maupun membaca dengan hati. Melalui metode ini,
diharapkan anak didik dapat mengucapkan lafadz-lafdz, kata-kata dan kalimat
dalam bahasa Arab yang fasih, lancar dan benar.31
Dalam penggunaan metode, ketepatannya adalah bersifat relatif. Oleh sebab
itu seorang guru dalam menggunakan metode harus memahami benar situasi dan
29 Ibid, hlm. 101-103. 30 Kurikulum MAN, 78/79, Pedoman Bidang Studi, ( Depag RI: 1980), hlm. 572. 31 Departemen Agama RI, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama
Islam IAIN, Op.cit, hlm. 97-98.
18
kondisi, karena metode-metode tersebut di samping mempunyai kelebihan, juga
mempunyai kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu berpegang teguh pada salah
satu metode saja tidak selamanya dibenarkan. Kakurangan suatu metode harus
ditutup dengan kelebihan metode lain. Dengan demikian dapat dipahami, bahwa
tidak ada suatu metode yang paling baik, karena tidak ada satupun metode yang
bersih dari cacat dan kekurangan. Sedangkan metode yang baik adalah metode
yang sesuai dengan situasi dan kondisi.32
4. Proses Belajar Mengajar Nahwu dan Sharaf
Pelajaran nahwu dan sharaf merupakan pelajaran yang sangat penting, karena
belajar nahwu dan sharaf adalah sebuah tuntutan yang harus dipenuhi oleh umat
Islam untuk mengetahui tentang agama Islam. Dengan kata lain umat Islam tidak bisa
memahami Islam secara khaffah (menyeluruh) dan integral bila umat Islam tidak
mempunyai kemampuan dan pemahaman yang cukup tentang bahasa Arab. Hal ini
disebabkan karena Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai sumber pokok ajaran Islam.
Serta karya-karya ulama semuanya berbahasa Arab. Belajar nahwu sharaf sama
pentingnya dengan belajar Al-Qur‟an, sebab dalam memahami nahwu sharaf akan
sangat membantu kita dalam memahami Al-Qur‟an yang mana Al-Qur‟an merupakan
pedoman dan petunjuk bagi kita sebagai umat Islam.33
Dalam pengajaran bidang studi nahwu dan sharaf, guru memulai dengan
mengajukan pertanyaan kepada murid, untuk mengetahui pengetahuan murid tentang
32 Ibid, hlm. 6. 33 Hasil Wawancara dengan Bapak Moh Ishomuddin Al-Hafidz selaku Guru Nahwu Sharaf di
“Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik”, Tanggal 27 juni 2016.
19
pelajaran nahwu dan sharaf yang sudah diajarkan. Setelah itu guru memulai
menyampaikan pelajaran nahwu dan sharaf yang baru, dengan cara menyuruh anak
untuk membaca pelajaran baru tiga atau empat anak. Kemudian guru mencoba
menanyakan pelajaran itu. Setelah selesai menanyakan dan murid belum bisa
menguasai barulah guru menulis beberapa kaidah yang dianggap sulit bagi murid dan
guru menjelaskan serta memberikan beberapa contoh untuk kaidah tersebut. Dan
setelah murid mampu memahami kaidahkaidah tersebut, guru kembali menerangkan
kaidah-kaidah tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits.34
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru bidang studi nahwu
dan sharaf dalam mengajar lebih menitik beratkan pada kemampuan murid dalam
berfikir.
1. Pelaksanaan KD, SKKD dan Silabus
Untuk merealisir tujuan pengajaran Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik
Kediri Lombok Barat, maka mengikuti kurikulum yang sudah ditetapkan oleh
Yayasan Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat.
2. Metode pengajaran
Sebagaimana diuraikan di atas dalam pengajaran bidang studi nahwu dan
sharaf, guru bidang studi nahwu dan sharaf menggunakan metode campuran
diantaranya adalah :
a. Metode pengajaran menyimak
34 Hasil Wawancara dengan Bapak Moh Ishomuddin Al-Hafidz selaku Guru Nahwu Sharaf di
“Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik”, Tanggal 27 juni 2016.
20
b. Metode pengajaran berbicaran
c. Metode pengajaran membaca
d. Metode menulis
e. Metode mengarang atau menyusun kalimat
f. Metode menghafal
g. Metode imla‟ atau dekte 35
Penggunaan metode disesuaikan dengan materi pelajaran yang
diajarkan.
3. Evaluasi pengajaran nahwu dan sharaf
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses belajar mengajar dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Yang
dimaksud dengan evaluasi atau penilaian sesuatu yang berkaitan dengan dunia
pendidikan.36Jadi yang dimaksud dengan evaluasi pengajaran nahwu dan sharaf
adalah totalitas tindakan atau proses yang dilakukan guru untuk menilai dalam
menjajaki penguasaan siswa dalam bidang studi nahwu dan sharaf.
Untuk jenis evaluasi yang digunakan oleh guru bidang studi nahwu dan
sharaf adalah tes tertulis, yang meliputi :
a. Multiple choice (pilihan ganda)
b. Matching (menjodohkan)
35
Departemen Agama RI, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN, Op.cit, hlm. 115.
36 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 2002), hlm. 54.
21
c. Completion yaitu menyempurnakan bentuk soal yang belum
sempurna.
5. Teori belajar
1. Pengertian Belajar
Untuk memberikan gambaran singkat tentang pengertian belajar, berikut ini
dikemukakan oleh beberapa ahli seperti Chaplin mengartikan belajar adalah
perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman.37
Syeh Az-Zarnuji mengemukakan syarat-syarat keberhasilan dalam belajar
sebagai berikut :
“Bagi pelajar harus mempunyai kemauan yang keras, bagi pelajar harus
kontinyu dalam belajar, bagi pelajar harus mempunyai cita-cita yang tinggi
dalam mencari ilmu”.38
2. Pengertian Prestasi Belajar
Untuk memberikan gambaran tentang pengertian prestasi belajar dapatlah
diketahui dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:
Bukhori, M.Ed. sebagai berikut : prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
dan ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajar baik berupa angka atau huruf,
37 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : Rosda Karya Offset, 1997), hal. 90 38
Syeh Az-Zarnuji, Al-Ta‟limul Muta‟alim, ( Surabaya: Al-Ma‟arif, t.th), hlm. 20-23.
22
serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing
siswa dalam periode tertentu.39
Prestasi belajar merupakan suatu nilai tolok ukur keberhasilan siswa yang
mencakup tiga aspek; kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam
mengevaluasi hasil belajar hendaklah mampu mengakomodir dan mengangkat
secara objektif dan kompleksitas tiga aspek tersebut. "Yang menjadi rujukan dan
petunjuk bakat suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal
sebagai berikut :
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa, baik
secara individual maupun kelompok."40
Namun demikian, indikator yang banyak dipakai sebagai rujukan
keberhasilan adalah daya serap. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat
keberhasilan belajar tersebut, dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar
berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi sukses belajar dapat dibedakan menjadi 3
macam :
a) Faktor internal
39 M. Bukhori, Tehnik-tehnik Evaluasi dalam Pendidikan, ( Jakarta : Jemmars), 1980, hal. 40 Syaiful Bahri Djamarah, op, cit, hal. 120
23
Faktor internal berasal dari dalam diri siswa sendiri, meliputi 2 aspek,
yakni :
1. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
Faktor- faktor fisik ini berkaitan dengan kesehatan badan dan
kesempurnaannya, yaitu tidak mengalami cacat atau kekurangan yang
dapat menjadi hambatan dalam meraih sukses dalam belajar.
2. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).41
Faktor yang termauk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kualitas perolehan pembelajaran siswa, diantaranya :
a. Integritas siswa
Faktor IQ atau tingkat kecerdasan siswa segera menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa. Intelegensi diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangasangan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara tepat. Ini
berkaitan dengan kualitas otak sebagai "menara pengontrol"
seluruh aktivitas manusia selain organ-organ tubuh lainnya.
Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar
peluang meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan
intelegensinya, maka semakin kecil peluang kesuksesannya.
b. Sikap siswa
41 Muhibbin Syah, op, cit, hal. 32 – 39
24
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa
kecenderungan untuk mereaksi dan merepon dengan cara yang
relatif tetap terhadap apapun, baik secara positif maupun negatif.
Sikap positif yang ditampilkan peserta didik merupakan pertanda
awal yang baik bagi berlangsungnya proses belajar siswa.
Demikiann sebaliknya jika unsur kebencian yang muncul akan
mempengaruhi proses belajar siswa
1. Bakat siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan dalam meraih sukses.
2. Minat siswa
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dengan keinginan
untuk belajar tinggi, maka tingkat keberhasilan atau
kemudahan belajar tercapai.
3. Motivasi siswa
Motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara
terarah. Ini dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsic, yaitu
motivasi dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong
untuk melakukan tindakan belajar.
b) Faktor-faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa yang terdiri 2 macam:
25
1. Faktor lingkungan social
Yaitu lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat
belajar. Contoh; pola perilaku guru yang baik menjadi daya dorong
kegiatan belajar siswa. Di samping itu, lingkungan masyarakat dan
tetangga yang baik juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
2. Faktor non social
Faktor yang termasuk non sosial adalah gedung sekolah dan
letaknya rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya alat-alat belajar,
infrastruktur, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa.
c) Faktor pendekatan belajar
Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan tehnis yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
6. Mata pelajaran Qur’an Hadits
1. Pengertian
Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits, merupakan unsur mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada
siswa untuk memahami Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan
mengamalkan isi kandungannya. Sebagian petunjuk hidup dalam kehidupannya
26
sehari-hari42 atau dengan kata lain mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits adalah mata
pelajaran yang memberikan bekal kepada siswa untuk memahami Qur‟an dan Hadits
nabi sebagai sumber ajaran Islam dan mengamalkan isi Al-Qur'an dan Hadits dalam
kehidupan sehari-hari.43 Sedangkan menurut Departemen Agama RI mata pelajaran
Al - Qur‟an Hadits, adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang digunakan untuk mengarahkan pemahaman
dan penghayatan isi yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadits yang diharapkan
dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yang dalam berperilaku memancarkan
iman dan taqwa kepada Allah SWT sesuai ketentuan Al-Qur‟an Hadits.44
2. Fungsi dan tujuan Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits pada Madrasah Tsanawiyah
memiliki fungsi sebagai berikut:45
Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara membaca dan
menulis Al-Qur'an serta kandungan Al-Qur‟an Hadits.
Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat.
Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas
hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara.
Pengembangan, yaitu meningkatkan keamanan dan ketaqwaan siswa
42 Depag RI, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan Hasil Belajar, Dirjen Lembaga
Agama Islam, Jakarta, 2003, hlm. 2. 43 Ibid., hlm. 3. 44 Depag RI, Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri Khas Agama Islam GBPP tahun
1994,(Jakarta : Dirjen Lembaga Agama Islam, 1996 ), hlm. 4. 45 Depag RI, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan Hasil belajar, Loc. Cit.
27
dalam meyakini kebenaran ajaran agama Islam yang telah dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.
Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan,
pemahaman dan pengamatan ajaran Islam siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau
budaya lain yang dapat membahayakan diri siswa dan menghambat
perkembangannya menuju manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT.
Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan, penanaman nilai-
nilai Al-Qur'an dan Hadits pada siswa sebagai petunjuk dan pedoman dalam
seluruh hidupnya. Sedangkan tujuan program pengajaran Al-Qur‟an Hadits
kelas VIII pada Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:46
1. Siswa meyakini kebenaran dan keaslian Al-Qur'an dan kebenaran Hadits
Nabi.
2. Siswa meyakini Islam sebagai agama yang benar di sisi Allah serta
mencintainya.
3. Siswa memiliki pengetahuan tentang hukum bacaan mim sukun, nun
syiddah dan hukum bacaan ra dan lam serta mampu menerapkannya
dalam membaca Al-Qur'an.
46
Moh. Rifa‟i, Al-Qur‟an Hadits Kelas II, ( Semarang : CV Wicaksana, 1994), hlm. 7.
28
4. Siswa mampu membaca ayat dengan fasih dan hafal serta mampu
menerjemahkan dan menyimpulkan isi kandungan ayat tentang puasa,
zakat dan haji, ayat tentang kekhusyukan dan faedah shalat, berlaku
dermawan, keutamaan akhirat dan ayat tentang setan musuh umat
manusia.
5. Siswa mampu membaca dengan fasih dan hafal serta mampu
menerjemahkan dan menyimpulkan isi kandungan hadits tentang
memelihara ketaqwaan dan ibadah serta perintah bertaqwa, berakhlakul
karimah kepada manusia dan tetangga, cinta kepada Allah dan Rasul-
Nya.
3. Ruang lingkup
Adapun ruang lingkup materi atau bahan kajian mata pelajaran Al-Qur‟an
Hadits pada jenjang pendidikan Tsanawiyah terutama kelas VIII meliputi:47
a. Sejarah pembukuan Al-Qur'an
b. Sejarah pembukuan Hadits
c. Surat Ali Imran ayat 19-45.
d. Hadits yang menyatakan pahala bagi orang yang teguh imannya
e. Hukum mim sukun serta nun dan tanwin syiddah
f. Hukum bacaan lam dan ra
g. Surat Al-Baqarah ayat 183-184
h. Surat At-Taubah ayat 103 dan 60
47 Ibid., hlm. 4-6.
29
i. Surat Ali Imran ayat 96-97
j. Memelihara ketaqwaan dan ibadah (hadits)
k. Surat Al-Baqarah ayat 45-46
l. Surat Al-Ankabut ayat 45
m. Surat Al-Baqarah ayat 261-264
n. Hadits tentang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
o. Surat Al-Isra‟ ayat 21
p. Surat Al-Ankabut ayat 64
q. Surat Al-Isra‟ ayat 53r) Surat An-Nur ayat 21
4. Pendekatan pembelajaran
Cakupan materi pada setiap aspek dikembangkan dalam suasana pembelajaran
yang terpadu, meliputi:48
a. Keimanan, yaitu memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan pemahaman adanya Allah SWT sebagai sumber
kehidupan.
b. Pengalaman, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman keyakinan akidah
dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan.
c. Pembiasan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran
Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.
48 Depag RI, Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Hasil Belajar, Op. Cit., hlm. 4-5.
30
d. Rasional, yaitu usaha memberikan peranan kepada rasio (akal) peserta
didik dalam memahami dan membedakan berbagai materi dalam standar
materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dengan perilaku yang
buruk dalam kehidupan duniawi.
e. Emosional, yaitu upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam
menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
f. Fungsional, yaitu menyajikan materi Al-Qur‟an Hadits dari segi
manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti
luas.
g. Keteladanan, yaitu menjadikan figur pribadi-pribadi teladan dan perfoman
guru aqidah akhlak, sebagai cerminan dari manusia yang memiliki
keyakinan tauhid yang teguh dan berakhlak karima
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian kualitatif di namakan metode interview karena dari
hasil penelitian lebih berkenan dengan interprestasi terhadap data yang
ditemukan di lapangan.2449
Metode penelitian kualitatif juga disebut metode penelitian
naturalistik, karena penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah. Disebut
23 QS. Yusuf (12:13) 187 24 Sugiono. 2008. Metode Penelitian. (Bandung.CV. Alfabeta). h. 8
31
juga sebagai metode etnografi karena pada awalnya metode ini lebih banyak
diguanakan untuk penelitian kualitatif karena data yang terkumpul dalam
analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Penelitian ini merupakan penelitian yang berangkat dari sebuah
fenomena yang terjadi pada profesionalitas guru pada kopetensi pedagogik
dalam teknik mengajar yang dilakukan guru bahasa arab di MTs Amin Gersik
Kediri Lombok Barat yang mana fenomena yang terkait dengan persoalan
pada teknik mengajar yang dilakukan guru terkait dengan persoalan pada
teknik mengajar yang dilakukan oleh guru bahasa arab yang ada di madrasah
tersebut. Oleh karena itu penelitian berangkat ini berangkat dari fenomena
tentang profesionalisme guru bahas arab pada teknik mengajar. Maka dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sebagai salah satu
metode penelitian yang sangat procedural dan menghasilkan data diskriptif
berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti mutlak dibutuhkan, karena
kehadiran peneliti merupakn instrument merupakan instrumen kunci dalam
proses pencarian data yang diinginkan dalam penellitian kualitatif. 2550
Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian ini secara intensif
dan selalu hadir sewaktu pembelajaran berlangsung, karena kehadiran peneliti
sebagai pengamat langsung mapun tidak langsung akan memberikan
25 Ibid. h. 8
32
kontribusi yang jelas terhadap validitasnya sebuah data yang diperoleh di
lokasi penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka menjadi suatu keharusan
bagi si peneliti untuk terus ada di lokasi penelitian secara intensif ketika
proses pembelajaran berlangsung.
3. Sumber Data
Adapun sumber data peneliti dijadikan sebagai responden dalam penelitian in
adalah:
a. Kepala sekolah/kepala madrasah
Data yang diperoleh dari responden adalah menyangkut latar
belakang berdirinya madarasah aliyah-al khair Kapek Gunung Sari,
Lombok Barat dan terkait guru bahasa arab pada madarsah tersebut.
Terkait dengan persoalan tersebut, kepala sekolah sebagai manajer
dalam mengatur sebuah sekolah/instansi terkait dalam masalah perekrutan
atau penerimaan guru baru. Jadi bisa menggambar bagaimana guru bahasa
arab yang ada di sekolah tersebut sesuai dengan profesionalisme guru
yang sedang peneliti ingin tahu dari sekolah yang dijadikan sebagai obyek
yang diteliti.
b. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
Penelitian berfokus pada profesionalisme guru bahas arab, jadi dari bidang
kesiswaan hanya bisa membantu terkait informasi masalah yang dihadapi
siswa jika dibutuhkan dan diperlukan dan diperlukan dari peneliti.
c. Guru Bahasa Arab
33
Adapun persoalan yang dicari dari sumber dan data yang menjadi
responden disini adalah guru bahasa arab.
d. Dokumen-dokumen
Dokumen sebagi sumber data akan memaparkan tentang:
1. Gambaran umum lokasi penelitian tentang keadaan dan tempat
sekolah yaitu MTs Amin Gersik Kediri Lombok Barat yang menjadi
focus lokasi penelitian yang di ambil oleh peneliti.
2. Data keadaan siswa/siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Amin secara
kuantitas atau dari segi banyaknya jumlah siswa/siswi yang ada.
3. Data keadaan guru Madrasah Tsanawiyah Al-Amin.
4. Gambar struktur organiasi Madrasah Tsanawiyah Al-Amin dan data-
data lainnya yang kaitannya dokumen sumber data.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan inti dari kegiatan peneliti dalam rangka
untuk memperoleh data data yang dibutuhkan oleh peneliti maka peneliti
untuk maksud tersebut dalam penelitian ini, penelitian ini akan menggunakan
metode-metode yang lazimnya digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu
sebagai berikut:
1. Metode observasi
Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang
menggunakan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek
penelitian. Observasi dapat juga dilaksanakan secara langsung maupun
34
tidak langsung26. Jadi peneliti menggunakan metode observasi untuk
mendapatkan data yang akan diteliti.
Dalam melakukan observasi ini peneliti akan melakukan observasi secara
langsung. Dalam arti bahwa peneliti hanya mengamati proses
pembelajaran yang berlangsung. Sehinnga peneliti hanya melakukan
pengamatan dan pencatatan terhadap apa yang diterima ketika proses
pembelajaran yang diakan dilakukan oleh guru bahasa arab tersebebut
berlangsung.51
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan. Tujuan yang
dilakukan wawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancara yang memberi jawaban atas pertanyaan itu. Pendapat lain
mengukapkan bahwa “metode wawancara/ interview adalah alat
pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara
lisan.27
Berdasarkan strukturnya, pada penelitian ini ada dua jenis wawancara.
Pertama: wawancara yang relative tertutup. Pada wawancara dengan format ini, pertanyaan-pertanyaan yang difokuskan pada topik-topik khusus. Panduan wawancara dibuat cukup rinci, dipandu oleh item-item pertanyaan yang dibuatnya meskipun tetap terbuka berfikir divergen. Kedua wawancara terbuka pada wawancara ini peneliti memberikan kebebasan diri dan mendorongnya untuk berbicara secara luas dan
26 Riyanto Yatim. Metodelogi Penelitian Pendidikan. (Surabaya: Kali Kepiting. 2001). h. 97
35
mendalam. Pada wawancara dengan format terbuka subjek penelitian lebih kuat pengaruhnnya dalam menentukan isi wawancara.2852
Adapun teknik wawancara ini, peneliti menggunakan wawancara
terstruktur yaitu wawancara tersetruktur ini sebagai teknik pengumpulan
data bila peneliti atau pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti
tentang infomasi apa yang diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wanwancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrument penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative dan jawabannya
telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi
pertanyaan-pertanyaan sama dan pengumpul data mencatatnya.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi
melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Atau pengumpulan data
yang berasal dari sumber non manusia.2953
Adapun alasan-alasan menggunakan metode dokumentasi dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Dokumen digunakan karena merupakan sumber data yang stabil, kaya
dan mendorong.
b. Hasil pengkajian isi akan lebih membuka kesempatan untuk lebih
memperluas pengetahuan terhadap suatu yang diteliti.
27Syamsudin AR. Damaianti Vismaia. S, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2009). h. 239 28 Ibid. h. 240 29 Afifuddin, Saibani Ahmad Bani. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustak Setia.2009). h. 135
36
c. Dokumen berguna sebagai “bukti” untuk pengujian terhadap data
yang diperoleh dengan metode observsi dn wawancara.
d. Karena prosudur dokumen sesuai dengan penelitian kualitatif karena
sifatnya alamiyah sesuai daengan konteks.
4. Analisis Data
Dalam penelitian ilimah sudah tentu melalui proses analisis data untuk
mendapatkan hasil penelitian yang reperesentatif. Dalam memperoses data
memerlukan beberapa langkah terutama yang berkaitan dengan masalah
subjek dan objek “penelitian ini di peroleh dari hasil penelitian ini
diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui pengisian angket. Sudah
validkah melalui pengisian angket. Sudah validkah data tersebut. Apakah
data tersebut refresentatif dan apakah metode analisi datanya sudah tepat
terhindar dari kesalahan analisis datanya sudah tepat sehingga dapat
terhindar dari kesalahan analisis datanya.3054
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukan bahwa analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sismatis dan data tersebut diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi yang memilih
mana yang penting untuk dipelajari. Adapun dalam menganalisis data
tersebut dipergunakan analisis data yang bersifat induktif, yaitu berawal
dari data-data yang bersifat khusus, kemudian ditarik kesimpulan yang
54Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta. 2006). h.19
37
berlaku emperis dan hasil observasi wawancar dan dokumentasi dengan
landasan yang jelas.
Sehinnga data-data yang terkumpul dapat dijadikan sebagai imformasi
bagi peneliti untuk menarik kesimpulan.
5. Validitas Data
Menurut syamsudin dan vismaia S. Damianti untuk keabsahan data
dan temuan penelitian dapat diperoleh dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Memberi check, yakni memeriksa kembali keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara,
apakah keterangan/informasi itu tidak berubah
b. Melakukan triangulasi, yakni memeriksa kebenaran hipotesis
kontruk, atau analisis peneliti dengan membandingkan dengan orang
lain. Menurut Elliott. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut
pandang guru siswa dan sudut pandang observer. Tiga sudut
pandang ini mempunyai alasan pembenaran atau justifikasi
epistemology.3155
Dalam hal ini menurut kinayati djojosuroto bentuk validitas data
penulis yang lakukan adalah triangulasi dengan cara:
1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan
31Syamsudin AR, Damaianti Vismaia S, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009). H.242
32 Suharti, Pengguanaan Media Pembelajaran Dalam Mengatasi Kesulitan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Siswa. (Tesis: IAN Mataram. 2012). h. 39
38
2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data
3) Memfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayan data
dapat melakukan”.
Adapun untuk meningkatkan keabsahan data dalam penelitian
ini langkah-langkah yang penulis gunakan untuk menguji
keabsahan data adalah sebagai berikut:
1) Memberikan member check yaitu memeriksa kembali
keterangan atau informasi data yang diperoleh selama
observasi dokumentasi ataupun wawancara, apakah
informasi yang telah didapatkan itu tidak berubah.
2) Menggunakan audit trial. Cara ini bermanfaat untuk
memeriksa catatan-catatan yang dibuat oleh peneliti atau
mitra peneliti lainnya. Hal ini berguna apabila peneliti akan
memeriksa informasi atau data yang ada.
1. Mencari Expert Opinion atau Pendapat Pakar
Pakar atau ahli ini akan memeriksa ulang semua tahapan penelitian
dan akan memberikan arahan atau pendapat terhadap permasalahan
atau langkah-langkah penelitian.
Untuk menjamin validnya data-data yang diperoleh, penulis berupaya
mengadakan pemeriksaan ulang terhadap semua sumber data dilokasi
penelitian, hal ini dilakukan untuk mempertegas keabsahan data.
39
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik.
Keberadaan madrasah saat ini semakin menunjukkan peran penting
dan strategis di dalam meningkatkan potensi yang dimiliki oleh para peserta
didiknya. Peran penting dan strategis ini tidak lepas dari kemampuan
madrasah di dalam membenahi dirinya, baik yang berkaitan dengan
menajemen, kualitas guru, serta sarana dan prasarana yang dimilikinya.
Produk yang dilahirkan oleh madrasahpun saat ini sudah mampu bersaing
dengan lulusan pendidikan umum lainnya. Meskipun demikian, tidak sedikit
pula dari madrasah yang masih jauh dari harapan, karena tidak hanya
manajemennya yang masih buruk, tapi juga memiliki kualitas guru yang
rendah serta memiliki sarana dan parasana yang belum memadai.
Madrasah Tsanawiyah al-Amin Gersik Desa Gelogor Kecamatan
Kediri Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu dari 3 Madrasah
Tsanawiyah yang ada di Gersik Desa Gelogor. Madrasah ini didirikan pada
tahun 2000 secara swadaya oleh masyarakat yang dipelopori TGH. Daud
Ibrahim selaku Tuan Guru sekaligus menjadi tokoh agama dan pemuka
masyarakat di Gersik Desa Gelogor. Tuan Guru Daud Ibrahim saat ini
sebagai pimpinan yayasan yang menaungi semua pendidikan yang ada di al-
Amin, mulai dari tingkat Madarsah Ibtidayah, Madrasah Tsanawiyah,
40
Madrasah Tsanawiyah, bahkan perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Al-Amin.
Dalam proses perkembangannya, untuk tiga tahun terakhir ini
mengalami kemunduran, baik dilihat dari kuantitas peserta didiknya maupun
dari kualitas hasil pembelajaranya. Data peserta didik tahun pelajaran
2015/2016 menunjukkan bahwa jumlah peserta didiknya sebanyak 123 orang,
yang tersebar pada kelas III (38 orang), kelas II (40 orang dan kelas I (45
orang)56. Hal ini berarti rekrutmen peserta didik pada satu tahun terakhir
mengalami sedikit peningkatan, karena jumlah kapasitas peserta didik dalam
satu kelas 45 orang peserta didik dan jumlah peserta didik yang mendaftar
sesuai dengan kapasitas daya tampung kelas yang ada.
Dalam melaksanakan fungsi kependidikannya, Madrasah Tsanawiyah
al-Amin berlandaskan pada visi: Terwujudnya peserta didik yang cerdas,
kreatif berdasarkan iman dan takwa, yang dijabarkan lebih lanjut dalam misi
sebagai berikut: dengan :
a. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT;
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga setiap peserta didik berkembang secara optimal;
c. Meningkatkan kedisiplinan dan etika pergaulan sesama warga madrasah;
dan
56Profil Madrasah Tsanawiyah al-Amin Tahun 2015
41
d. Meningkatkan mutu madrasah57.
Dalam pelaksanaannya, visi dan misi lembaga yang dicanangkan
tersebut sulit direalisasikan dengan baik dikarenakan oleh banyak faktor,
terutama sekali faktor dana dan komptensi guru.
Dari hasil observasi awal dan interview dengan Kepala Madrasah58
didapatkan data bahwa Madrasah Tsanawiyah al-Amin hingga sekarang ini
memiliki ruang kelas untuk belajar peserta didiknya, ruang guru, ruang kepala
madrasah dan ruang perpustakaan. Diketahui bahwa sumber utama dana
pendidikan Madrasah Tsanawiyah al-Amin yaitu infak (SPP) peserta didik
dan donator tidak tetap dari masyarakat yang jumlahnya sangat terbatas.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak Madrasah
Tsanawiyah al-Amin dapat dikethui bahwa kondisi dampingan saat ini adalah: a)
penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar jarang dipergunakan oleh para
guru bidang studi. b). Para guru di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik memiliki
kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang rendah dalam mengunakan media
pembelajaran, dan c) para guru juga memiliki kemampuan yang rendah dalam
mendesain pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran, karena kurangnya
pengetahuan dan keahlian para guru.
Rendahnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam menggunakan dan
mendesain media membuat proses pembelajaran menjadi tidak maksimal hasilnya.
57 Profil Madrasah Tsanawiyah al-Amin Tahun 2015 58Observasi dan interview dengan Hadri Ilahiya, S. PdI Kepala Madrasah Tsanawiayah al-
Amin Gersik pada tanggal, 9 September 2016
42
Rendahnya pengetahuan guru dalam mendesain media pembelajaran memberikan
kontribusi terhadap tidak tercapainya visi madrasah dalam mewujudkan peserta didik
yang cerdas, kreatif berlandaskan iman dan takwa sebagaimana yang di cita-citakan
oleh Madrasah Tsanawiayah al-Amin Gersik Desa Gelogor Lombok Barat. Visi
kependidikan ini hanya dapat tercapai yaitu dengan mengoptimalkan peran dan
fungsi dari masing-masing komponen atau unsur yang ada di madrasah. Terutama
sekali menggunakan dan mendesain media pembelajaran untuk mencapai efektifitas
proses dan hasil belajar peserta didik.
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan sosial
kemasyarakatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pengentasan
kemiskinan. Hal ini sangatlah beralasan karena banyak peserta didik dari
kalangan keluarga tidak mampu dari segi ekonomi dan minimnya pendidikan
masyarakat setempat sehingga akan mendapatkan pinjaman modal usaha bagi
ekonomi lemah yang lebih mudah diperoleh, tanpa persyaratan yang sulit.
Dengan demikian, kedua hal tersebut saling terkait artinya pendidikan akan
maju dengan baik jika didukung oleh kekuatan ekonomi yang bersumber dari
masyarakat.
2. Keadaan Geografis Madrasah Tsanawiyah al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat
Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat
ditengah perkampungan Gersik Kediri letaknya strategis berada di dalam
perkampuangan membuat Madrasah Tsanawiyah Al-Amin mudah dijangkau
43
oleh masyarakat setempat karena letaknya ditengah-tengah desa, bagi siswa
yang tempat tinggalnya jauh perlu menggunakan alat transprotasi seperti
mobil, motor dan sepeda. Sedangkan siswa yang yang dekat dengan sekolah
tidak perlu menggunakan alat taransportasi. Karena bisa dijangkau dengan
jalan kaki, dan dekat dengan rumah penduduk membuat masyarakat Glogor
banyaak memasukan anaknya untuk menuntut ilmu atau bersekolah di sana.
Ini memicu peningkatan masuk siswa di Madrasah Tsanawiyah al-Amin Gersik
Kediri Lombok Barat setiap tahunnya karena sekolah ini dapat mematok
biaya yang sangat besar seperti sekolah-sekolah lainnya yang swasta dan
negeri.
Berikut ini batas wilayah lokasi bangunan Madrasah Tsanawiyah al-
Amin Gersik Kediri Lombok Barat .
Sebelah Selatan : Jalan Raya
Sebelah Utara : Rumah Penduduk
Sebelah Timur : Lahan Persawahan
Sebelah Barat : Rumah Penduduk
44
3. Keadaan Gedung Madrasah Tsanawiyah Al-Amin
Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat berdiri
di atas tanah seluas 600 yang sertifikatnya yang dimiliki oleh pemilik
yayasan. Berikut ini rincian gedung tersebut.
Table 1 Rincian gedung Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat
Sari tahun pelajaran 2016/201759 No Ruangan Jumlah 1 Kelas 3 2 Perpustakaan 1 3 Laboraturium 1 4 Mushola 1 5 Ruang guru 1 6 Tata usaha 1 7 Gudang 1 8 Ruang bp/bk 1 9 Kantin - 10 Kamar mandi 6
Jumlah 16
4. Keadaan Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok
Barat
Dalam proses belajar mengajar, siswa menduduki peran yang sangat
penting karena siswa merupakan kompnen dasar berdirinya sebuah lembaga
pendidik.
Siswa siswi Madrasah Tsanawiyah Al-AminGersik Kediri Lombok
Barat sebagain besar berasal dari wilayah lingkungan setempat yaitu dari
59Rincian Gedung Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat , Dokumentasi 2017
45
lingkungan setempat yaitu dari lingkungan Gersik, dan bagian dari Desa
Gelogor Timur adalah bagian dari wilayah desa Kediri.
Table 2 Keadaan Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok
Barat ahun pelajaran 2016/201760
No Jumlah Rombel
Jumlah Kelas
Jumlah Siswa Jumlah
Lk Pr 1 X I 14 10 24 2 XI I 14 8 22 3 XII I 13 13 26
Jumlah 72
5. Keaadan Guru Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk mendapatkan hasil
yang memuaskan, peran seseorang guru sangat penting dalam proses
pemeblajaran. Karena guru berkewajiban menjajinkan, menjelaskan mata
pelajaran, pembimbing dan mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajran sesuai yang telah direncanakan oleh guru, khusunya guru
profesional. Dalam inipun dibutuhkan peran seseorang guru yang
profesiaonal.
Peran guru dalam proses mengajar belum bisa digantikan dengan mesin,
tape recorder, atau computer yang modern sekalipun melainkan semua itu
merupakan alat peraga/pembantu guru dalam mengajar sebagai medianya.
Karena terlalu banyak unsur manusia spereti sikap, persaan, dan yang lainnya
60Keadaan Siswa-siswi Tsanawiyah Al-Amin Gersik, Dokumentasi. 2017
46
mampu meningkatkan proses pembelajaran, yang tidak dapat dilakukan oleh
alat-alat elektronik tersebut. Disinilah kelebihan manusia dalam hal ini
seorang guru, dari alat-alat elektronik dan teknologi yang semakin hari
bermunculan yang banyak diciptakan manusia untuk membantu dalam
mempermudah kehidupannya.
Table 3 Keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah Al-Amin tahun pelajaran 2016/201761
NO GURU/PEG/TU L/P JABATAN IJAZAH
TERAKHIR
YANG DIAJARKAN
MULAI BERTUGAS
DIMADRASAH INI
STATUS
MATA PELAJARAN
Non PNS
1 Syahrudin, S.Pdi L Kepala madarasah/GTY
S1 Bahasa arab Ket bahasa arab
05/07/2004 √
2 Khaerul Mukhtar, S.Pd
L Waka kurikulum /GTY
S1 Bhs. Inggris 07/072005 √
3 Surya Asri SE L Waka kesiswaan/ GTY
S1 Ekonomi Akuntasi
07/072005 √
4 Abd. Latif zuhri S.Pdi
L GTY S1 Sosiologi Geografi
07/072005 √
5 Jumaini, S.Ag P GTY S1 SKI Fikih
07/072005 √
6 Wahidah Zohrah S.Pd
P GTY S1 Biologi Seni budaya
07/072005 √
7 Sri Mariyani S.Pd P GTY S1 Sejarah 07/072005 √
8 Laela Handayani, SH
P GTY S1 Seni budaya 04/07/2006 √
9 Dedi Rahman S.Pd
L GTY S1 TIK 29/06/2008 √
10 Awaludin L GTY S1 Penjaskes 01/07/2009 √
61Data keadaan Guru pada Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Lombok Barat,Dokumentasi. 2017
47
Juwandi, S.Pd
11 Wuri Lestari SH P GTY S1 PKWn 01/07/2009 √
12 Yuliana, S.Pd P GTY S1 Bhs. Indonesia 01/07/2009 √
13 Saeffudin, S.Pd L GTY S1 Matematika 03/07/2009 √
14 Lina Sofian S.Pdi P GTY S1 Akidah Akahlak
03/07/2009 √
15 Hanif Istiqlal, S.Pd
L GTYY S1 Geografi 27/06/2011 √
16 Ahmad Zaeni L GTYY D III Bhs. Inggris 27/06/2011 √
17 Herpagus, S.Pdi L GTYY S1 Qur‟an hadist 28/06/2012 √
18 Swari Azmawati, S.Pd
P GTYY S1 Fisika kimia 28/06/2012 √
19 Sanwandi S.Pdi L GTYY S1 Mulok 28/06/2012 √
Paparan data personalia Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat tahun pelajaran 2016/2017
6. Data Sarana dan Prasarana/Iventaris di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin
Gersik Kediri Lombok Barat.
Tabel 4
Data keaadaan iventaris pada Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat
keadaan bulan Maret 201662
No Nama Barang/Alat Jumlah Kondisi
Lokasi Keterangan B RR RB
1 Meja kursi kelas 120 Stel √ Ruang Kelas 2 Meja kursi guru 5 Stel √ Ruang Guru Papan tulis 3 Buah √ Ruang Kelas Alamari rak buku 1 Buah √ Kantor Sekolah Papan Absen 1 buah √ Ruang Perpus Filling kabinet - √
62
Data keadaan Inventaris pada Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Lombok Barat,Dokumentasi. 2017
48
Kursi tamu - √ Alat-alat peraga - √ -Gelobe 1 Buah √ Kantor Sekolah -Peta Indonesia 1 Buah √ Kantor Sekolah -Peta dunia 1 Buah √ Kantor Sekolah -Rangka manusia - √ -Loupe - √ -Mikroskop - √ 10 Alat-alat olahraga - √ -Bola kaki 1 buah √ Kantor Sekolah -Bola volley 1 Buah √ Kantor Sekolah -Bola takraw 2 Buah √ Kantor Sekolah -Bola basket 1 Buah √ Kantor Sekolah -Matras 1 buah √ Kantor Sekolah -Lembing - √ Kantor Sekolah -Cakram 1 Buah √ Kantor Sekolah -Tolak Peluru 1 Buah √ Kantor Sekolah -Tenis meja 1 Buah √ Kantor Sekolah 11 Buku 359 set √ Ruang Perpus
7. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Al-Amin
Sebagai suatu lembaga atau organisasi, maka struktur lembaga atau
organisasi tersebut haruslah ada sebagai pedoman dan gambaran dari
koordinasi danterorganisasinya pembagian tugas dan wewenang dalam
lembaga tersebut. Begitu pula dengan dengan lembaga pendidikan yang ada di
lembaga Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat ,
dimana struktur organisasinya sangat dibutuhkan, guna untuk mengefektifkan
dan mengefesienkan kinerja sehingga tercapai tujuan pendidikan dan
pengajaran yang telah ditetapkan.
Adapun struktur orgnisasi Madrasah Tsanawiyah Al-AminGersik Kediri
Lombok Barat dapat dilihat pada bagian berikut:
49
Table 5
struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat 63
63Keadaan Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik, Dokumentasi. 2017
YAYASAN KANWIL KEMENAG
KEPALA MA H. Majhur S.Pdi
KOORDIANATOR BP/BK
KETUA KOMITE Budi Mansur,
S.Ag
KTU SAEFUDDIN, S.Pdi
WAKA KURIKULUM
Surya Asri, SE WAKA SARPTA Khaerul mukhtar,
S.Pd
WAKA HUMAS Alwan junaidi,
S.Pd
WAKA KESISWAAN Abdul Latif Zuhri, S.Pdi
PEMBINA OSIM
WALI KELAS XII
WALI KELAS WALI KELAS XI
DEWAN GURU
SISWA
ORANG TUA
50
1. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Madrasah Tsanawiyah Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat sebagai lembaga dasar berciri khas Islam perlu
mempertimbangkan harapan siswa, orang tua siswa, lembaga pengguna
lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah
Tsanawiyah Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok
Barat, juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa
depan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, era reformasi dan
globalisasi yang sangat cepat. Madrasah Tsanawiyah Madrasah
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat ingin mewujudkan
harapan dan respon dalam visi berikut:
"Mencetak generasi bangsa yang cerdas, berilmu, berakhlakul
karimah, mampu menghafal, memahami dan mengamalkan Alqur’an
serta mampu menguasai teknologi modern”
Indikator Visi:
1. Terwujudnya generasi ummat yang mampu membaca Alquran
dengan baik dan benar (Tartil)
2. Terwujudnya generasi ummat yang santun dan berbudaya Islami
3. Terwujudnya generasi ummat yang unggul dalam prestasi
akademik dan non akademik serta unggul dalam teknologi sebagai
51
bekal melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan atau hidup
mandiri serta manghadapi tantangan zaman.
b. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas dan sistematis. Berikut
misi Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Kediri Lombok Barat yang
dirumuskan berdasarkan visi tersebut.
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik dan non akademik
2. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari al-
Qur‟an dan menjalankan ajaran agama Islam Mewujudkan
pembentukan karakter Islami yang mampu mengaktualisasikan diri
dalam masyarakat
3. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan
sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
c. Tujuan
Secara umum pendidikan Madrasah Tsanawiyah Al-Amin adalah
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlaq mulia
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut. Bertolak dari tujuan umum dasar tersebut, Madrasah Tsanawiyah
Al -Amin mempunyai tujuan sebagai berikut:
52
1. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Pembelajaran Aktif (PAIKEM, CTL).
2. Memberi bekal kemampuan dasar” membaca, menulis, berhitung”,
pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa.
3. Memberikan bekal kemampuan tentang pengetahuan agama Islam
dan pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangannya
4. Menyiapkan anak didik untuk mengikuti pendidikan di jenjang
berikutnya.
B. Peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur‟an Hadits di
Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran
2016/2017
Data Tentang Siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Amin setiap tahun jumlah
siswa terus mengalami peningkatan. Pada tahun ajaran 2016/ 2017 jumlah siswa di
Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat berjumlah 64 siswa.
Mereka tersebar dalam tiga kelas yaitu kelas VII ada 1 kelas, kelas VIII ada 1 kelas
dan kelas IX ada 1 kelas.
Tabel 6
Keadaan Siswa-Siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik
Tahun Pelajaran 2016/2017
No Kelas Jumlah
1 VII 22
53
2 VIII 22
3 IX 20
Jumlah 64
Adapun untuk sampel kenakalan siswa Madrasah Tsanawiyah Al-
Amin Gersik Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/ 2017 adalah kelas
VIII yang berjumlah 5 siswa.
Tabel 7
Data Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik
Tahun Pelajaran 2016/2017
No Nama Jenis kelamin Kelas
1 Agus riyan arisanto L VIII
2 Faidatun Islamiyah P VIII
3 Helmi Budi Prasetyo L VIII
4 Muhammad Nurul Huda L VIII
5 Soni Sulaiman L VIII
6 Eko Prasetyo L VIII
7 Junaidi L VIII
8 Siti Umayah P VIII
9 Bagus Ahmad Fahrul L VIII
54
10 Zaimuddin L VIII
11 Mahmud L VIII
12 Abdul Goffar L VIII
13 Chintiya Pratiwi P VIII
14 Ngatini Yanti P VIII
15 Nur Rozikin L VIII
16 Nur Istiqomah P VIII
17 Puji Astutik P VIII
18 Riandatul Shodikin P VIII
19 Sumaryono L VIII
20 Winda Lestari P VIII
21 Muhammad Suhadak L VIII
22 Bagas Admadia L VIII
Setelah penulis mengadakan penelitian di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin
Gersik Kediri Lombok Barat melalui beberapa metode yang ditempuh, akhirnya
diperoleh data-data yang dikumpulkan untuk penelitian ini.
Selanjutnya untuk menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif,
maksudnya membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual
dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan dan
menginterpretasikan.
55
Adapun data yang penulis analisis adalah Peran ilmu Nahwu Shorof Dalam
Meningkatkan belajar Qur‟an Hadits ( Studi kasus di “Madrasah Tsanawiyah Al-
Amin Gersik Kediri Lombok Barat” Tahun Pelajaran 2016/2017) ”. Berdasarkan
analisis ini diharapkan dapat menjawab pokok masalah yang diteliti dan juga untuk
mengadakan penelitian.
Semakin baik penerapan dan pengusaan ilmu Nahwu Shorof peserta didik di
dalam proses belajar mengajar maka akan meningkatkan belajar Qur‟an Hadits
peserta didik di madrasah tersebut.
1. Pembelajaran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur‟an Hadits di
Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Tahun Pelajaran 2016/2017
a. Buku
Adapun buku yang digunakan pembelajaran Nahwu Shorof di kelas
VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Tahun Pelajaran 2016/2017 yaitu
kitab Amsilat At Tasyrifiyyah adalah kitab shorf karangan Syech Muhammad
Ma‟sum Ibnu Ali, Kuarun Jumbang dan Matnu Al Jurumiyah adalah ilmu
nahwu karangan Abi Abdillah Muhammad ibnu Muhammad al Ma‟ruf bi Ibni
Ajrumi Al Shonhaji 672 – 723 Hijriyah.
b. Materi yang di ajarkan
1. Materi Nahwu yang di ajarkan di kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah al-Amin Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017 yaitu
sebagai berikut :
56
2. Materi Shorof yang di ajarkan di kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah al-Amin Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017 yaitu
sebagai berikut :
c. Alokasi waktu
Adapun pembelajaran ilmu Nahwu Shorof di kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah al-Amin Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017
alokasi waktu perminggu adalah satu jam pelajaran yaitu
dilaksanakan pada hari sabtu jam ke 5 tepat pada pukul 09.40
sampai 10.20
d. Guru
Adapun guru yang mengajar ilmu Nahwu Shorof di kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah al-Amin Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017
adalah Ustadz Moh Ishomuddin Al-Hafidz
e. Sistem pembelajaran
Adapun sistem pembelajaran ilmu Nahwu Shorof di kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah al-Amin Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017
yaitu menggunakan metode yang sangat menonjol dan sering
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Metode langsung
2. Metode terjemah
3. metode campuran
4. Metode muthala‟ah (membaca)
57
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis peran ilmu Nahwu Shorof
Ilmu nahwu dan shorof adalah tempat bergantung dan bersandarnya
bahasa arab. Dan mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia Islam, yaitu
membantu memecahkan permasalahan-permasalahan mengenai syari‟atsyariat
Islam dari segi keabsahan.64
Oleh karena itu, peran Ilmu Nahwu Shorof di sini mampu berperan dalam
rangka sebagai alat untuk mengetahui, memahami dan membaca tulisantulisan
yang berbahasa Arab seperti yang ada dalam Al-Qur‟an dan Hadits ataupun
dalam kitab-kitab salaf. Orang tua, masyarakat dan dunia usaha yang merasa ikut
membiayai pendidikan tidak lagi rela menerima pendidikan yang diurus asal jadi
atau tidak bermutu. Kondisi objektif ini menuntut pendidikan untuk lebih
berdaya mengembangkan misinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Peningkatan harapan masyarakat tersebut memberikan tantangan baru bagi dunia
pendidikan, yaitu bagi pemerintah dan yayasan penyelenggara pendidikan, tidak
bisa lagi hanya didasari asal sekolah itu berjalan apapun keadaannya, tetapi
pendidikan itu harus bermutu dan memiliki akuntabilitas yang tinggi. Artinya,
64 Ibid
58
sekolah harus diurus atas dasar profesionalisme, bukan asal jadi.65 Mengingat
kualitas pendidikan di madrasah lebih banyak dipengaruhi oleh:
1. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran Ilmu Nahwu Shorof dipengaruhi
oleh adanya motivasi siswa dalam proses belajar mengajar, keterlibatan siswa
secar aktif, dan metode-metode pembelajaran yang dipakai oleh guru. Hal ini
tidak lain agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Guru sebagai tutor
dalam ruang kelas meiliki berbagai metode dalam penyampaian materi-
materi pelajaran. Metode-metode yang digunakan antara lain dengan
demonstrasi, tanya jawab, tugas-tugas rumah, pelatihan dan lainlain. Lulusan
"Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” banyak
diterima di sekolah lanjutan tingkat atas dengan mudah, hal ini menunjukan
usaha seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran tercapai.
2. Sarana prasarana pendidikan
Sarana dan prasarana yang semestinya menjadi rumah ke-2 bagi setiap
siswa dan warga sekolah menjadi faktor penting dalam pendidikan.
Keterbatasan pendanaan di madrasah ini mengakibatkan fasilitas sarana dan
prasarana pendidikan belum memadai sebagaimana yang diharapkan.
Sehingga melihat fasilitas yang ada ketertarikan dan keinginan masyarakat
untuk memiliki minat berpartisipasi seperti menyekolahkan anak-anaknya ke
Madrasah belum dapat tumbuh.
65 Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan
Persaingan Mutu, (Jakarta: PT. Nimas Multima), cet. 1, hlm. 162
59
3. Kurikulum
"Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat”
mempunyai kebebasan untuk mengembangkan silabus namun tetap berada
dalam koridor isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Perencanaan dan
pengembangan kurikulum nasional telah dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Dalam implementasinya daerah dan
sekolah diberi kewenangan untuk mengembangkan silabus (memperdalam,
memperkaya dan memodifikasi). Adapun maksud dari kurikulum muatan
lokal terutama adalah untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan
pengembangan kurikulum sentralisasi (kurikulum nasional) dalam
pembelajaran agama Islam dengan memasukkan muatan lokal berupa tentang
materi Nahwu Shorof, Fasholatan dan mengaji. Pembelajaran agama Islam
sendiri di MI Sultan Fatah meliputi mata pelajaran
Fiqih, Akidah Akhlak, Bahasa Arab, Al-Qur‟an Hadits, Sejarah Kebudayaan
Islam. Untuk lebih mencapai hasil pembelajaran agama Islam maka muatan
isi kurikulum ditambah dengan Nahwu Shorof, fasholatan dan mengaji.
Pelaksanaan MBS dalam pembaharuan kurikulum muatan local
pembelajaran agama Islam di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat” lebih mengarah pada rancangan kurikulum yang dibuat oleh
kepala sekolah dan guru sebagai pelaksana muatan lokal pembelajaran agama
60
Islam (meliputi: Nahwu Shorof, BTA, fasholatan, mengaji) Kelemahan
pendidikan di Madrasah terletak pada hal-hal sebagai berikut:66
a. Mementingkan materi diatas metodologi
b. Mementingkan memori diatas analisis dan dialog
c. Mementingkan pikiran variabel diatas literal
d. Mementingkan penguatan pada otak kiri diatas otak kanan
e. Materi yang diberikan masih bersifat emosional belum menyentuh aspek
rasional.
f. Penekanan yang berlebihan pada ilmu sebagai produk final bukan pada
prosesnya.
g. Mementingkan orientasi memiliki diatas menjadi.
4. Tenaga kependidikan.
Hal ini terbukti dengan adanya tenaga pengajar yang kurang
mengetahui tentang aspek-aspek pembelajaran seperti metode, strategi,
rencana pembelajaran dan lain-lain. Karena dalam merekrut tenaga
kependidikan kepala sekolah sering berbenturan dengan kebutuhan tenaga
pengajar yang mendesak sehingga perekrutan dilakukan tanpa melelui tes
atau pun sejenisnya. Oleh karena itu kepala Madrasah hendaknya sering
mengadakan latihan atau semacam seminar tentang kependidikan.
5. Partisipasi Masyarakat
66 Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 58
61
Keterlibatan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan sangat
penting dan masyarakat merupkan komponen yang tak dapat dipisahkan dari
pendidikan. Partisipasi masyarakat merupakan hasil dari adanya hubungan
kerja sama yang harmonis antara masyarakat dengan "Madrasah Tsanawiyah
Al -Amin Gersik Kediri Lombok Barat” dalam bidang pendidikan. hal ini
bertujuan untuk lebih meningkatkan solidaritas masyarakat terhadap
pendidikan demi meningkatnya sebiah mutu pendidikan agama Islam.
B. Analisis meningkatkan belajar Qur’an Hadits ( studi kasus di “Madrasah
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” Tahun Pelajaran
2016/2017)
Desa kesambi Dukuh jelak merupakan wilayah yang mayoritas penduduknya
beragama Islam. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya ikut serta mendukung
keberadaan "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” dan
Pendidikan yang ada dengan tujuan meningkatnya kualitas pendidikan pada
umumnya dan belajar Qur‟an Hadits pada khususnya. Kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap pendidikan di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat” adalah bentuk partisipasi pertama dan utama. Tanpa adanya
kesadaran dan kepedulian tersebut maka "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik
Kediri Lombok Barat” tidak akan bisa mendapatkan kerjasama dan melibatkan
masyarakat dalam kegiatan di Madrasah. Karena dengan kerja sama yang terjalin
62
dengan baik antara masyarakat maupun pihak lain dan Madrasah, maka perhatian dan
kepedulian masyarakat akan lebih meningkat.
Setelah penulis melakukan penelitian, dapat diketahui bahwa peran ilmu
Nahwu Shorof cukup baik terhadap meningkatkan belajar Qur‟an Hadits tidak hanya
dalam bentuk fisik dan finansial saja. Akan tetapi partisipasi lain seperti partisipasi
dalam bentuk jasa dan pikiran sangat diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari
kepercayaan masyarakat yang besar dengan menyekolahkan anak-anaknya untuk
mendapatkan pendidikan di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok
Barat” , menjadi pembimbing dan pelatih kegiatan ekstra kurikuler, menjadi tenaga
pengajar dan lain-lain Berbagai peran ilmu Nahwu Shorof yaitu bisa meningkatkan
belajar Qur‟an Hadits terhadap pendidikan di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin
Gersik Kediri Lombok Barat” dengan tujuan meningkatnya kualitas belajar Qur‟an
Hadits, dapat dikategorikan dalam 4 bentuk partisipasi yang antara lain:
1. Partisipasi pikiran (psychological participation), yang berupa sumbangan
pengalaman atau pengetahuan yang diberikan dalam setiap pertemuan, diskusi
atau rapat yang melibatkan masyarakat sehingga menghasilkan suatu
kesepatan dan keputusan sesuai dengan mufakat.
2. Partisipasi tenaga (physical participation), yang berupa tenaga, waktu,
keahlian yang di berikan pada saat madrasah sedang maupaun akan
mengadakan kegiatan seperti rehabilitasi gedung madrasah.
63
3. Partisipasi barang (material participation), dalam hal ini partisipasi yang di
berikan dapat berupa barang-barang atau sarana prasarana yang dibutuhkan
oleh Madrasah tanpa melihat kuantitas dari partisipasi tersebut.
4. Partisipasi uang (money participation), masyarakat dapat berpartisipasi
dengan memberikan sejumlah uang baik diminta maupaun atas kesadarannya
sendiri.
Adapun partisipasi masyarakat dalam pendidikan di "Madrasah
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” dapat dijelaskan dalam
beberapa jenis sesuai dengan bab di atas:
1. Partisipasi masyarakat dalam manajemen
Sesuai dengan kondisi "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat”bahwa partisipasi masyrakat dalam manajemen terlihat
dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam menentukan visi, misi dan
tujuan pendidikan, penentuan pengurus madrasah dan penentuan kepala
madrasah melalui rapat kordinasi. Hal ini dilakukan madrasah denga
mengundang orang tua siswa, pengurus yayasan, tokoh masyarakat yang
tergabung dalam komite sekolah.
2. Partisipasi masyarakat dalam proses pembelajaran
Orang tua, madrasah dan masyarakat merupakan kunci utama dalam
pendidikan. Sebagaimana Ki Hajar Dewantara menyebutnya sebagai
pusat pendidikan pertama dan utama dalam Tri Pusat Pendidikan (
keluarga, sekolah/madrasah dan masyarakat) yang memiliki tanggung
64
jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Ketiga unsur tersebut dituntut
kerjasamanya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan saling
menopang kegiatan yang sama secara sendiri-sendiri maupun bersama-
sama.67
Untuk itu proses pembelajaran yang ada di "Madrasah Tsanawiyah Al-
Amin Gersik Kediri Lombok Barat” tidak lepas dari adanya campur
tangan orang tua siswa dan masyarakat dukuh tengah. Keterlibatan
masyarakat dalam proses pembelajaran di di "Madrasah Tsanawiyah Al-
Amin Gersik Kediri Lombok Barat” sebagai pendidik/pengajar melalui
perekrutan sesuai dengan kebutuhan di madrasah. Pendidik merupakan
tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
pengajaran secara langsung dan formal. Demikian juga orang tua atau
keluarga di rumah sebagai pendidik utama yang bersifat nonformal.
Dengan guru yang professional dan mengetahui kondisi lingkungan
madrasah diharapkan tujuan pendidikan agama Islam khususnya tercapai
dengan maksimal, baik dalam kerangka kognitif, afektif maupun
psikomorik siswa. Sehingga orang tua atau masyarakat bahkan
pemerintah bangga akan keberhasilan pendidikan melalui pembelajaran
yang efektif. Sebagaimana deskripsi kualitas pembelajaran di atas,
"Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” dalam
pelaksanaan proses pembelajaran ilmu Nahwu Shorof belum optimal. Hal
67 Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 37.
65
ini dapat di lihat dari adanya perekrutan guru yang hanya memandang
dari sisi kebutuhan pendidik. Artinya perekrutan guru tanpa adanya tes,
ini menjadi hal yang wajar karena keberadaan " Madrasah Tsanawiyah
Al -Amin Kediri Lombok Barat” termasuk di wilayah pedesaan. Hingga
yang terjadi keprofesionalan seorang guru masih kurang. Untuk itu
hendaknya para guru diberi peluang semisal mengikuti seminar tentang
profesionalisme guru yang di dalamnya membahas hal hal yang berkaitan
dengan pembelajaran Nahwu Shorof. Selepas dari madrasah masyarakat
dalam hal ini orang tua senantiasa memberikan pembelajaran tambahan
dengan mengikutsertakan anak-anaknya dalam kegiatan yang ada di
madrasah. Yaitu sore hari anak-anak masuk Madrasah Diniyah, pada hari
ahad di 68 "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok
Barat” mengikuti latihan tilawah al- Qur‟an yang dibimbing oleh ulama
lingkungan di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok
Barat” atau kegiatan ekstra lainnya, dan masyarakat dengan memberikan
bimbingan dalam pengajian-pengajian.
3. Partisipasi masyarakat dalam kurikulum
Tidak ada kurikulum yang dilaksanakan dengan efektif tanpa adanya
guru, peserta didik, metode pembelajaran, dan prasarana pendidikan yang
lengkap. Ketersediaan sumber daya manusia yang terbatas dan belum
memenuhi syarat mengakibatkan kurangnya efeisiensi kurikulum yang
dipakai di Madrasah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan agama Islam
66
melalui kurikulum, seharusnya madrasah mempunyai kerangka dasar dan
struktur kurikulum, yang terdiri dari:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
Konsep kurikulum demikian juga dimiliki oleh di "Madrasah
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” yang mempunyai struktur
kurikulum dan muatan kurikulum. Di mana keduanya terdiri dari komponen
mata pelajaran, komponen muatan lokal dan komponen pengembangan diri.
Muatan lokal dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas madrasah dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata
pelajaran yang ada. Di antaranya adalah pelajaran Nahwu Shorof, bahasa Jawa
dan Baca Tulis Al-Qur‟an (BTA). Sedangkan untuk komponen
pengembangan diri di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat” meliputi kegiatan shalat dluha, shalat dluhur berjamaah,
tadarus al-Qur‟an, layanan bimbingan konseling, kepramukaan, seni baca al-
Qur‟an dan seni rebana.
4. dalam pendanaan dan penyedia sarana prasarana pendidikan
67
"Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” yang
diharapkan di masa depan adalah madrasah yang dapat mengelola pembiayaan
pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal
dengan baik dan benar. Biaya investasi Madrasah meliputi biaya penyediaan
sarana prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja
tetap. Biaya operasional meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan
oleh peserta didik untuk bias mengikuti proses pembelajaran secara teratur
dan berkelanjutan.
Partisipasi masyarakat yang demikian telah dilakukan oleh
masyarakat desa Dukuhtengah, bukan hanya menyekolahkan anak-anak ke
"Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat”, akan tetapi
karena proses pendidikan dilaksanakan dengan adanya bantuan pemerintah
(BOS), maka orang tua atau masyarakat sebagai pendukung "Madrasah
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” tidak banyak
mengeluarkan biaya Sekolah/Madrasah untuk anaknya ataupun sumbangan
lainnya. Meskipun banyaknya bantuan dari pemerintah, tidak sepenuhnya
masalah dapat terselesaikan. Oleh sebab itu ketika ada permasalah yang
berkaitan dengan masyarakat, "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat” dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran dengan
mengadakan rapat bersama yang di hadiri oleh perwakilan dari pengurus
Yayasan, Komite Sekolah, orang tua siswa, tokoh ulama setempat, dan
68
masyarakat yang berkepentingan lainnya. Semisal adanya renovasi gedung
Madrasah, pembiayaan sarana prasarana pendidikan dan gaji guru honorer.
Penyelanggaraan pendidikan di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin
Gersik Kediri Lombok Barat” tidak hanya membutuhkan keahlian dan
semangat yang tinggi, melainkan membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Dalam hal ini para donatur tidak sembarang orang, yaitu orang-orang yang
memiliki kemampuan dan kesadaran terhadap pembiayaan pendidikan di
"Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat”.
Ada beberapa cara dalam meningkatkan belajar quran hadits yang
baik: a). Pemahaman, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan cara membaca
dan menulis Al-Qur'an serta kandungan Al-Qur‟an Hadits. b). Sumber nilai,
yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat. c). Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk
meningkatkan kualitas hidup beragama, bermasyarakat dan bernegara. d).
Pengembangan, yaitu meningkatkan keamanan dan ketaqwaan siswa dalam
meyakini kebenaran ajaran agama Islam yang telah dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya. e). Perbaikan,
yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan
pengamatan ajaran Islam siswa dalam kehidupan sehari-hari. f). Pencegahan,
yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang
dapat membahayakan diri siswa dan menghambat perkembangannya menuju
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. "Madrasah
69
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” adalah lembaga
pendidikan yang didirikan oleh masyarakat dengan berciri khas pendidikan
Islam. Akan tetapi bila pendidikan agama Islam sendiri masih kurang,
bagaimana pandangan masyarakat Dukuhtengah terhadap eksistensi Madrasah
tersebut. Karena tingginya kualitas pendidikan agama Islam merupakan nilai
jual yang utama bagi di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri
Lombok Barat”. Eksistensi Madrasah merupakan faktor yang sangat penting,
hal ini dikarenakan Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang
sudah barang tentu sangat dinantikan keberadaannya. Mengingat fungsi dan
peranannya sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmuilmu agama
Islam dan ilmu umum. Untuk itu semua pengelola Madrasah diharapkan dapat
melakukan tindakan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan agama
Islam. Yaitu bekerja sama dengan masyarakat agar terjalin hubungan yang
harmonis, sehingga partisipasi masyarakat dapat lebih meningkat.
Disamping itu Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang lebih
menitik beratkan pada pendidikan agama Islam yang meliputi akhlak dan budi
pekerti, sudah barang tentu mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat.
Karena dengan adanya Madrasah maka akan terbentuk siswa-siswi yang
mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoralitas tinggi
sesuai dengan norma.norma agama. Lembaga pendidikan Islam seperti di
"Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” dan pondok
pesantren, unsur Kyai atau Ulama mempunyai peranan yang sangat penting
70
dalam mendirikan, memimpin dan juga memajukan madrasah atau pondok
pesantren. Hal itu dikarenakan seorang Ulama atau Kyai mempunyai
kharisma dan menjadi panutan bagi masyarakat di sekitarnya. Dan
sebagaimana Madrasah adalah model lembaga pendidikan yang dalam
sejarahnya bermula dari pondok pesantren. Di dalam pondok pesantren
terlihat dengan jelas bahwa seorang Kyai mempunyai pengaruh yang besar
sebagai pendiri sekaligus pemegang pimpinan tertinggi. Pengaruh tersebut
bukan hanya dirasakan oleh para santri atau murid dalam pondok pesantren,
tetapi juga sangat dirasakan oleh masyarakat yang ada disekitar lingkunga
pondok pesantren.68
Hampir setiap Madrasah yang didirikan masyarakat diprakarsai oleh
Ulama atau Kyai. di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin sendiri didirikan atas
prakarsa TGH. Daud Ibrahim seorang tokoh masyarakat desa Dukuhtengah,
yang kemudian disambut baik oleh masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu
keberadaan Ulama/Kyai/ Ustad di tengah masyarakat sangatlah penting,
khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan yang menjadi pemberdayaan
masyarakat agama Islam yang berkualitas. Partisipasi masyarakat dalam
peningkatan kualitas pendidikan di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik
Kediri Lombok Barat” tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dari pihak
terkait, dalam hal ini adalah manajemen organisasi pendidikan "Madrasah
68
Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya Menawarkan Berbagai Solusi Terhadap Berbagai Problem Social, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), cet. 2, hlm. 19.
71
Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” sendiri. Untuk itu penting
bagi "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat” untuk
bekerja sama dengan masyarakat lingkungan madrasah seperti pejabat tingkat
daerah, LSM, kelompok agama, tokoh masyarakat, orang tua siswa dalam
mengelola dan meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di madrasah.
Selain itu dibutuhkan adanya organsasi yang menampung aspirasi dan
partisipasi masyarakat. Seperti halnya dengan organisasi Humas, organisasi
Komite Sekolah/Madrasah maupun Dewan sekolah/Madrasah. yang memiliki
fungsi dan peranan masing-masing. Hubungan atau kerja sama yang harmonis
antara sekolah dengan masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan akan
menumbuhkan dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi terhadap
madrasah.
Oleh sebab itu kesadaran akan pentingnya kerjasama dalam
peningkatan kualitas pendidikan agama Islam antara satu sama lain sangat
dibutuhkan. Bentuk kesadaran tersebut adalah partisipasi dari masyarakat
yang dapat berupa tenaga, pikiran, jasa maupun materi (dana).
Jenis kerja sama tersebut antara lain:
1. Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik siswa,
antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga
2. Hubungan kultural, ialah usaha kerja sama antara sekolah dengan
masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat madrasah itu berada.
72
3. Hubungan institusional yakni hubungan kerja sama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain.69
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan suatu proses
komunikasi untuk meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang
kebutuhan dan pratek serta mendorong minat dan kerja sama dalam usaha
memperbaiki sekolah.70 Karena komunikasi itu merupakan lintasan dua
arah yaitu dari sekolah terhadap masyarakat dan dari masyarakat terhadap
Madrasah.
Agar komunikasi dua arah tersebut berjalan dengan baik, fungsi wadah
partisipasi masyarakat harus di perhatikan. Karena dalam hal ini
organisator tersebut adalah komite sekolah yang lebih berperan, maka
Komite sekolah harus menjalankan fungsinya sebagai berikut:
1. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pertimbangan, dapat
memberikan pertimbangan pada sekolah dalam rangka pengembangan
kurikulum; memberikan masukan tentang proses pembelajaran kepada
guru sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan dalam
masyarakat madrasah; dan komite sekolah memberikan pertimbangan
tentang penambahan muatan lokal dalam kurikulum muatan lokal,
69 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet, 10, hlm. 194-195. 70 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesiona Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan
KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, hlm 173.
73
yang meliputi Nahwu Shorof, Baca Tulis Al -Qur‟an (BTA), Tilawah
Al-Qur‟an, komputer, pramuka dan drum band.
2. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pendukung, berupaya
memberikan dukungan terhadap perwujudan dan peningkatan factor
yang mempengaruhi kualitas pendidikan agama Islam antara lain:
tenaga kependidikan, bahan pembelajaran, sarana dan prasarana,
keuangan dan lingkungan yang kondusif; menyediakan anggaran
beasiswa bagi siswa yang berprestasi; memberikan dukungan
pemeriksaan kesehatan kepada siswa; dan mengadakan kegiatan
inovatif untuk meningkatkan komitmen masyarakat.
3. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan penghubung. Berupaya
membina hubungan dan kerja sama dengan masyarakat, dunia usaha
dan industry.
4. Komite Sekolah/Madrasah sebagai badan pengontrol, upaya yang
dilakukan antara lain: mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin
atau insidental dengan kepala sekolah, dewan guru dan orang tua atau
masyarakat; mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke Sekolah;
meminta penjelasan kepada Sekolah tentang hasil atau kualitas
pendidikan agama Islam di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik
Kediri Lombok Barat” Untuk itu sekolah dapat menstimulasi
masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini
74
pendidikan agama Islam di "Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik
Kediri Lombok Barat” dengan cara:
a. Melibatkan tokoh masyarakat
b. Mengundang masyarakat dalam menentukan suatu kebijakan
(rapat)
c. Melalui konsultasi
d. Melalui radio dan televise
e. Melalui kegiatan pameran atau pementasan
f. Melaksanakan program-program kemasyarakatan, misalnya
kebersihan lingkungan
g. Membuat program kerja sama sekolah dengan masyarakat
misalnya dalam perayaan hari nasional dan keagamaan.71
71 Ibid, hlm. 178
75
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis yang telah penulis kemukakan dalam
pembahasan “Peran ilmu Nahwu Shorof Dalam Meningkatkan belajar Qur‟an
Hadits ( Studi kasus di “Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok
Barat” Tahun Pelajaran 2016/2017) ”, maka sebagai hasil dari pembahasan ini
akan penulis tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses belajar mengajar Qur‟an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Al-Amin
Gersik Kediri Lombok Barat dalam hal ini diartikan bagaimana dalam
pengajaran bidang studi nahwu dan sharaf, guru memulai dengan mengajukan
pertanyaan kepada murid, untuk mengetahui pengetahuan murid tentang
pelajaran nahwu dan sharaf yang sudah diajarkan. Setelah itu guru memulai
menyampaikan pelajaran nahwu dan sharaf yang baru, dengan cara menyuruh
anak untuk membaca pelajaran baru tiga atau empat anak. kemudian guru
mencoba menanyakan pelajaran itu. Setelah selesai menanyakan dan murid
belum bias menguasai barulah guru menulis beberapa kaidah yang dianggap
sulit bagi murid dan guru menjelaskan serta memberikan beberapa contoh
untuk kaidah tersebut. Dan setelah murid mampu memahami kaidah-kaidah
tersebut, guru kembali menerangkan kaidah-kaidah tersebut dikaitkan dengan
ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits.
76
2. Peran ilmu Nahwu Shorof dalam meningkatkan belajar Qur‟an Hadits di
Madrasah Tsanawiyah Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat yang dimaksud
adalah mampu berperan dalam rangka sebagai alat untuk mengetahui,
memahami dan membaca tulisan-tulisan yang berbahasa Arab seperti yang
ada dalam Al-Qur‟an dan Hadits ataupun dalam kitab-kitab salaf dan untuk
juga mengetahui perubahanperubahan akhir kalimah yang berkaitan erat
dengan i‟raf, struktur kalimah serta bina‟, bentuk kalimah. Serta mempelajari
tentang kaidah-kaidah yang berhubungan dengan pembentukan kata-kata
Arab, pemecahan dan perubahan bentuk-bentuk kata yang membawa
perubahan makna kata. Dan meningkatkan kemampuan untuk memahami dan
menguasai tata bahasa dan bentuk kata dalam bahasa Arab. Bahwa
Meningkatkan belajar Qur‟an Hadits bukan sekedar membaca dan melisankan
saja, akan tetapi memahami dan mengerti dari pada maksud dan isi dari
bacaan tersebut, sehingga dapat meningkatkan belajar Al-Qur‟an dan Hadits
siswa kelas VIII “MTs. Modern Dalaailul Khoirot Kudus” dengan baik dan
benar sesuai kaidah.
B. Saran-saran
Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan sesuai dengan topic
dan permasalahan yang menjadi obyek kajian penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
77
Demi untuk Meningkatkan belajar Qur‟an Hadits dengan dukungan
peran Nahwu sharaf, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Kepada kepala Madrasah Tsanawiyah al-Amin Gersik
a. Dengan tercapainya target yang diharapkan dalam pengajaran Qur‟an
Hadits dengan peran ilmu Nahwu Shorof hendaknya guru Nahwu
Shorof diberi keleluasaan dalam mengembangkan silabus sesuai
dengan materi pengajaran.
b. Dalam kegiatan belajar mengajar Qur‟an Hadits dengan “Peran ilmu
Nahwu Shorof Dalam Meningkatkan belajar Qur‟an Hadits
membutuhkan sarana dan prasarana seperti kelengkapan buku ilmu
Nahwu Shorof ilmu Nahwu Shorof, serta kitab-kitab pendukung
lainnya oleh sebab itu sarana prasarana tersebut segera diadakan.
c. Bagi Madrasah Tsanawiyah al-Amin Gersik hendaknya memperhatikan
dan menyediakan modul-modul tentang Nahwu Sharaf yang lebih
memadai untuk mendukung keberhasilan siswa dalam belajar Nahwu
Sharaf dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk
memberikan dorongan kepada anak didik untuk lebih giat dan
menyukai pelajaran nahwu dan sharaf.
a. Kepada guru ilmu Nahwu Shorof Madrasah Tsanawiyah al-Amin Gersik
Guru Nahwu Shorof hendaknya mengembangkan metode active
learning dalam pembelajaran Nahwu Shorof.
78
b. Guru Nahwu Shorof juga hendaknya meningkatkan efektivitas dan
efisiensi serta motivasi siswa dalam belajar Nahwu Shorof Nahwu
supaya siswa tidak bosan mengikuti pelajaran sehingga semakin
meningkatnya / prestasi Nahwu Shorof.
c. Seorang guru hendaknya bersifat inovatif, kreatif, dan aktif dalam
segala hal yang berhubungan dengan materi yang disampaikannya.
a. Kepada siswa Madrasah Tsanawiyah al-Amin Gersik Tingkatkan
belajarmu baik di madrasah maupun di rumah dan manfaatkan
waktumu seefektif mungkin supaya dapat mencapai prestasi yang
lebih baik lagi.
b. Bagi siswa Madrasah Tsanawiyah al-Amin Gersik agar lebih
meningkatkan penguasaannya dalam mempelajari nahwu sharaf dan
perlu diketahui bahwa mempelajari nahwu sharaf sangat penting
karena untuk memahami isi Al-Qur‟an, Hadits dan ilmu-ilmu yang
lain di mana masih banyak sekali yang menggunakan bahasa Arab,
selain itu juga agar kemampuan membaca Al-Qur'an dan Hadits
semakin fasih yang mana Al -Qur'an dan Hadits merupakan sumber
hukum-hukum Islam.
C. Penutup
Alhamdulillah bi fadzlihi wa inayatihi dan dengan niat dan kesungguhan
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peran
79
ilmu Nahwu Shorof Dalam Meningkatkan belajar Qur‟an Hadits ( Studi kasus di
Madrasah Tsanawiyah al-Amin Gersik Kediri Tahun Pelajaran 2016/2017)”.
Dengan harapan semoga dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Kepada bapak-bapak pembimbing bapak dan ibu dosen
bapak pengurus dan bapak ibu guru Madrasah Tsanawiyah al-Amin Gersik beserta
siswa siswi yang telah membantu penyusunan skripsi ini semoga diberi
kelimpahan rahmat dan selalu sukses dalam melakukan tugas keseharin serta
dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari sepenuhnya di dalam menyusun skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati memohon kepada
para pembaca untuk memberi kritik yang membangun dan saran yang konstruktif
dalam upaya menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya penulis ucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa membalas dengan balasan yang
berlipat ganda. Amin ya Robbal Alamin.
80
DAFTAR PUSTAKA
A-Chardan, Al-Wasilah, Beberapa Madhab dan Dikotomi Teori Linguistik, Bandung:
Angkasa 1989
Al Baijuri, Syeh Ibrahim, Fathul Khobir al Lathif, Semarang: PT Karya Toha Putra
Al -Ghozaly, Thommy, “ Peran Nahwu dalam Menganalisis Teks Al-Quran”,http://
dibustom wordpress. Com/2011/05/27/ Peran Nahwu dalam Menganalisis-
Teks -Al -Quran/# more-43
AlKhudlori, Asyekh Muhammad, Chasyitul Khudlori „Ala Ibni Aqil, Semarang :
Toha Putra
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan
Bintang, 2002
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta: Reneka Cipta,
1998
Az-Zarnuji, Syeh, Al-Ta‟limul Muta‟alim, Surabaya: Al-Ma‟arif, t.th
Bukhori, M., Tehnik-tehnik Evaluasi dalam Pendidikan, Jakarta : Jemmars, 1980
Dasuki, Hafizh, Ensiklopedi Islam Jilid 4 Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve, 1998
Depag RI, Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum dan Hasil Belajar, Dirjen
Lembaga Agama Islam, Jakarta, 2003
Depag RI, Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri Khas Agama Islam GBPP tahun
1994, Jakarta : Dirjen Lembaga Agama Islam, 1996
Departemen Agama RI, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi
Agama Islam IAIN, Jakarta : Tim Penyusun Pedoman Bahasa Arab Direktorat
Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 1976
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1997
Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005
Hifdhi, Asyekh Hasan, Syarah Al Jurumiyah, Al Maktabah Asy syamilah Ishdar
Tsalits, Juz 1
81
ilmu arab, kreasi, “Pengertian dan pembagian shorof/tashrif,
“http://noermayulliya93.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-
pembagianshoroftashrif. html
istifham, Syarif, “ urgensi Nahwu sebagai “ the gramatikal of arabic language”, http:
//djohar 1962. Blogspot. Com/2008/04/ urgensi -Nahwu -sebagai “ the
gramatikal- of .html
Khallaf, Abdul Wahhab, Ilmu Ushul Fiqh, alih bahasa oleh Drs.H. Moh.
Zuhri,Dipl.TAFL,Drs.Ahmad Qarib,MA, Semarang : Dina Utama, 1994
Kurikulum MAN, 78/79, Pedoman Bidang Studi, Depag RI: 1980
Liang Gie, The, Cara Belajar yang Baik bagi Mahasiswa, Edisi Kedua, Yogjakarta :
Gajah Mada Universitas Press, 2000
Masrukin, Buku Ajar Ilmu Pendidikan, Kudus, STAIN Kudus, 2002
Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya,
1993
Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesiona Dalam Konteks Menyukseskan
MBS dan KBK, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Mustofa, Misbah, Matan Jurumiyah, Bangilan Tuban : Al-Balagh
Ngalim Purwanto, M., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2000
Raharja, Umar Tirta, Pengantar Pendidikan : PT. Rineka Cipta, 2000
Rifa‟i, Moh., Al-Qur‟an Hadits Kelas II, Semarang : CV Wicaksana, 1994
Sagala, Syaiful, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu, Jakarta: PT. Nimas Multima
Singarimbun, Masri dan Sofiah Efendy, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES,
1989
Suryasubrata, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset,
1996
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung : Rosda Karya Offset, 1997
82
Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 1995
Team Penyusun Buku Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan
Tinggi Agama/ IAIN, Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan
Agama Depag RI, 1994
Team Penyusun Buku Pelajaran Usul Fiqh,Usul Fiqh, Depag RI : Direktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1998/1999, 1998 Tim Antropologi,
Panduan Belajar Antrologi, untuk Kelas 3 SMU, edisi ketiga, Yogyakarta:
Yudhistira, 1995
Yudi Prahara, Erwin, Materi Pendidikan Agama Islam, Ponorogo: STAIN Press,
2009
Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat Upaya Menawarkan Berbagai Solusi
Terhadap Berbagai Problem Social, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006