jurusan bahasa dan sastra indonesia ...mengonstruksi teks laporan hasil observasi bermuatan kearifan...

68
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGONSTRUKSI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI BERMUATAN KEARIFAN BUDAYA LOKAL MENGGUNAKAN MODEL SUGESTI-IMAJINASI DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN PADA PESERTA DIDIK KELAS X TKKR 3 SMK PGRI 1 MEJOBO KUDUS SKRIPSI diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Nama : Nur Mayasari Hayati NIM : 2101412113 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGONSTRUKSI TEKS

LAPORAN HASIL OBSERVASI BERMUATAN KEARIFAN BUDAYA

LOKAL MENGGUNAKAN MODEL SUGESTI-IMAJINASI DENGAN

TEKNIK KERANGKA TULISAN PADA PESERTA DIDIK KELAS X

TKKR 3 SMK PGRI 1 MEJOBO KUDUS

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Nama : Nur Mayasari Hayati

NIM : 2101412113

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

ii

Page 3: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

iii

Page 4: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

iv

Page 5: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Bukan hanya gagal dan berhasil, semua hal di dunia ini punya waktu terbit dan

tenggelamnya masing-masing”.

(Maya Hayati)

PERSEMBAHAN

Penelitian ini saya persembahkan kepada

1. Kedua orang tua yang saya cintai,

Ibu Dra. Nur Hidayati, dan Bapak

Drs. Nur Mustofa, Yang senantiasa

menyayangi saya dan memberikan

dorongan moril, materil serta doa.

2. Nurman Zuhda Mustofa, kakak yang

senantiasa memberikan motivasi dan

dukungan kepada saya.

3. Almamaterku tercinta, Universitas

Negeri Semarang.

Page 6: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

vi

ABSTRAK

Hayati, Nur Mayasari. (2019). Peningkatan Keterampilan Mengonstruksi Teks

Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal

menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

pada Peserta Didik Kelas X SMK PGRI 1 Mejobo Kudus. Skripsi.

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Septina Sulistyaningrum,

S.Pd., M.Pd.

Kata kunci : mengonstruksi teks, laporan hasil observasi, model sugesti-

imajinasi, kearifan budaya lokal.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan diketahui bahwa

keterampilan mengonstruksi teks laporan hasil observasi peserta didik kelas X

TKKR 3 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus masih rendah. Hal ini disebabkan oleh tiga

hal, yaitu pertama peserta didik kurang bersemangat dalam mengikuti proses

pembelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi. Kedua peserta didik

kesulitan dalam menemukan deskripsi yang akan ditulis dalam teks laporan hasil

observasi. ketiga, peserta didik juga kesulitan dalam menuangkan informasi atau

gagasan ke dalam teks.

Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah penelitian ini yaitu, 1)

bagaimana proses pembelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi

bermuatan kearifan budaya lokal dengan menggunakan model sugesti-imajinasi

dengan teknik kerangka tulisan pada peserta didik kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1

Mejobo Kudus, 2) bagaimana peningkatan kemampuan mengonstruksi teks

laporan hasil observasi peserta didik kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1 Mejobo

Kudus setelah mengikuti proses pembelajaran mengonstruksi teks laporan hasil

observasi bermuatan kearifan budaya lokal dengan menggunakan model sugesti-

imajinasi dengan teknik kerangka tulisan, 3) bagaiamana perubahan perilaku

peserta didik kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus setelah mengikuti

proses pembelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi bermuatan

kearifan budaya lokal dengan menggunakan model sugesti-imajinasi dengan

teknik kerangka tulisan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan

model Sugesti-Imajinasi, teknik kerangka tulisan, dan muatan kearifan lokal

sebagai upaya peningkatan keterampilan peserta didik kelas X TKKR 3 SMK

PGRI 1 Mejobo Kudus dalam pembelajaran mengonstruksi teks laporan hasil

observasi. Variabel penelitian ini yaitu keterampilan mengonstruksi teks laporan

hasil observasi bermuatan kearifan budaya lokal, variabel penggunaan model

Sugesti-Imajinasi, dan penggunaan kerangka tulisan. Instrumen penelitian berupa

instrumen tes dan instrumen nontes. Teknik pengambilan data menggunakan

teknik tes dan nontes. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

Hasil pembelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi bermuatan

kearifan budaya lokal menggunakan model Sugesti-Imajinasi dengan teknik

kerangka tulisan pada peserta didik kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus

Page 7: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

vii

mengalami perubahan yang baik. Pada siklus I dan siklus II proses pembelajaran

berjalan cukup baik, dari kegiatan pendahuluan hingga penutup sudah sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Nilai rata-rata

siswa pada siklus I sebesar 76,25 masuk dalam kategori baik. Kemudian pada

siklus II terjadi peningkatan menjadi 87,63 dan masuk dalam ketegori sangat baik.

Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 11,38.

Pemerolehan hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran mengonstruksi teks

laporan hasil observasi bermuatan kearifan budaya lokal menggunakan model

Sugesti-Imajinasi dengan teknik kerangka tulisan pada peserta didik kelas X

TKKR 3 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus dapat dikatakan berhasil. Peningkatan nilai

peserta didik dalam pembelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi

diikuti dengan perubahan perilaku peserta didik ke arah yang lebih positif.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan kepada guru

agar model Sugesti-Imajinasi dan teknik kerangka tulisan dengan teks laporan

hasil observasi bermuatan kearifan budaya lokal dapat dijadikan alternatif untuk

mengajarkan materi mengonstruksi teks laporan hasil observasi, maupun materi-

materi lain yang serupa.

Page 8: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

viii

PRAKATA

Alhamdulillah, rasa syukur senantiasa terucap kepada Allah Swt. atas

segala nikmat-Nya karena skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan

Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal

menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan pada

Peserta Didik Kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus” dapat diselesaikan

dengan baik. Selawat dan salam untuk ciptaan paling mulia, Nabi Muhammad

Saw. yang selalu menjadi teladan dalam berkehidupan.

Ungkapan rasa terima kasih khusus kepada Septina Sulistyaningrum,

S.Pd., M.Pd. yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam proses

penyusunan skripsi. Peneliti juga menyampaikan terima kasih kepada;

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang sekaligus memberikan

izin penelitian;

2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan izin penelitian;

3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memudahkan segala

urusan dalam penyusunan skripsi;

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan ilmu dan motivasi;

5. Kepala SMK PGRI 1 Mejobo Kudus yang telah memberikan izin peneliti

untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut;

Page 9: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

ix

6. Ibu, Ayah, dan Kakak serta keluarga besar yang senantiasa menyayangi,

mendukung dan memberikan dorongan moril, materil, serta do’a;

7. Ilham Yudistira Nugroho, Tirza Andina Theoriska, Kamila Zulhikmah,

Khairunnisa Putri S, Inten Aprilia, serta rekan-rekan yang selalu memberikan

dukungan; dan

8. semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Semoga ilmu, wawasan, dan pengalaman yang tercurah dalam skripsi ini

dapat menyumbangkan inspirasi bagi pembaca, calon guru bahasa Indonesia, dan

untuk kemajuan pendidikan Indonesia.

Semarang, 21 Agustus 2019

Peneliti

Page 10: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN ................................................................................................ iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

ABSTRAK.............. .......................................................................................... vi

PRAKATA.... .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 8

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................................. 10

BAB II TINJAUAN HASIL PENELITIAN DAN LANDASAN

TEORETIS ................................................................................... 12

2.1 Tinjauan Hasil Penelitian ........................................................................... 12

2.2 Landasan Teoritis ....................................................................................... 20

2.2.1 Teks Laporan Hasil Observasi ............................................................ 20

2.2.1.1 Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi ................................ 21

2.2.1.2 Struktur Teks Laporan Hasil Observasi .................................... 22

2.2.1.3 Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi ................. 26

2.2.2 Kompetensi Mengonstruksi Teks LHO ............................................... 28

2.2.3 Muatan Kearfian Budaya Lokal .......................................................... 29

2.2.4 Model Sugesti-Imajinasi ...................................................................... 36

2.2.5 Teknik Membuat Kerangka Tulisan .................................................... 41

2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 43

Page 11: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

xi

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 47

3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 47

3.1.1 Proses Tindakan Siklus I .................................................................. 48

3.1.2 Proses Tindakan Siklus II ................................................................ 56

3.2 Subjek Penelitian ...................................................................................... 63

3.3 Variabel Penelitian .................................................................................... 64

3.4 Indikator Kinerja ....................................................................................... 65

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................. 67

3.5.1 Instrumen Tes..................................................................................... 67

3.5.2 Instrumen Nontes ............................................................................... 71

3.5.3 Lembar Observasi .............................................................................. 74

3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 76

3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................. 80

3.7.1 Teknik Kuantitatif .............................................................................. 80

3.7.2 Teknik Kualitatif ................................................................................ 81

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 82

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 82

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ..................................................................... 82

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II ................................................................... 119

4.2 Pembahasan ................................................................................................ 154

4.2.1 Peningkatan Proses Pembelajaran Mengonstruksi Teks LHO

Bermuatan Kearifan Budaya Lokal Menggunakan Model Sugesti-

Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan ...................................... 155

4.2.2 Peningkatan Keterampilan Mengonstruksi Teks LHO

Bermuatan Kearifan Budaya Lokal Menggunakan Model Sugesti-

Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan ...................................... 159

4.2.3 Perubahan Perilaku Peserta Didik Kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1

Mejobo Kudus dalam Mengikuti Pembelajaran Mengonstruksi

Page 12: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

xii

Teks LHO........................................................................................... 164

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 167

5.1 Simpulan ................................................................................................... 167

5.2 Saran ......................................................................................................... 168

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 169

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 172

Page 13: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analisis Struktur Teks LHO ............................................................ 26

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Mengosntruksi Teks LHO .................................... 72

Tabel 3.3 Pedoman Penialain Mengonstruksi Teks LHO ................................ 74

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Nontes .............................................................. 75

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Mengonstruksi Teks LHO

Siklus I.............................................................................................. 90

Tabel 4.6 Hasil Tes Keterampilan Mengonstruksi Teks LHO Siklus I ........... 102

Tabel 4.7 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Isi Siklus I .................. 104

Tabel 4.8 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Struktur Siklus I ......... 105

Tabel 4.9 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Diksi Siklus I ............. 106

Tabel 4.10 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek kalimat Siklus I .......... 107

Tabel 4.11 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Kaidah Kebahasaan

Siklus I.............................................................................................. 108

Tabel 4.12 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Ejaan Siklus I ............. 109

Tabel 4.13 Hasil Observasi Perilaku Peserta Didik Siklus I .............................. 111

Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Mengonstruksi Teks LHO

Siklus II ............................................................................................ 130

Tabel 4.15 Hasil Tes Keterampilan Mengonstruksi Teks LHO Siklus II .......... 141

Tabel 4.16 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Isi Siklus II ................. 143

Tabel 4.17 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Struktur Siklus II ........ 144

Tabel 4.18 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Diksi Siklus II ............ 145

Tabel 4.19 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Kalimat Siklus I ......... 146

Tabel 4.20 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Kaidah Kebahasaan

Siklus II ............................................................................................ 147

Tabel 4.21 Hasil Tes Mengosntruksi Teks LHO Aspek Ejaan Siklus I ............. 149

Tabel 4.22 Hasil Observasi Perilaku Siklus II ................................................... 150

Tabel 4.23 Peningakatan Proses Pembelajaran Mengonstruksi Teks LHO

Bermuatan Kearifan Budaya Lokal Menggunakan Model Sugesti-

Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan..................................... 165

Page 14: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

xiv

Tabel 4.24 Peningakatan Keterampilan Mengonstruksi Teks LHO Bermuatan

Kearifan Budaya Lokal Menggunakan Model Sugesti-Imajinasi

dengan Teknik Kerangka Tulisan .................................................... 166

Tabel 4.25 Peningakatan Perubahan Perilaku dalam Pembelajaran

Mengonstruksi Teks LHO Bermuatan Kearifan Budaya Lokal

Menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka

Tulisan .............................................................................................. 173

Page 15: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus PTK (Model Arikunto, dkk (2008)) ................................. 50

Gambar 4.2 Kesiapan Peserta Didik Mengikuti Pembelajaran ....................... 94

Gambar 4.3 Keantusiasan Peserta Didik Mendengarkan Penjelasan Guru ..... 96

Gambar 4.4 Keintensifan Peserta Didik Saat Mengikuti Diskusi Kelas ......... 97

Gambar 4.5 Keseriusan Peserta Didik dalam Mengisi Kerangkan Tulisan .... 96

Gambar 4.6 Keseriusan Peserta Didik Mengonstruksi Teks LHO .................. 100

Gambar 4.7 Keseriusan Peserta Didik Menilai Hasil Kerja Teman ............... 101

Gambar 4.8 Peserta Didik Termotivasi untuk Mengikuti Pembelajaran ........ 114

Gambar 4.9 Peserta Didik Tekun dalam Mendengarkan Guru ....................... 115

Gambar 4.10 Peserta Didik Aktif Bertanya Kepada Guru ................................ 116

Gambar 4.11 Peserta Didik Aktif dalam Mengikuti Diskusi Kelas ................. 117

Gambar 4.12 Peserta Didik Mengonstruksi Teks LHO secara Mandiri ........... 118

Gambar 4.13 Pesera Didik Bertanggung Jawab dalam Mengerjakan Tugas .... 120

Gambar 4.14 Kesiapan Peserta Didik Mengikuti Pembelajaran ....................... 134

Gambar 4.15 Keintensifan Peserta Didik Mengikuti Diskusi ........................... 136

Gambar 4.16 Keintensifan Peserta Didik dalam Mengikuti Diskusi ................ 137

Gambar 4.17 Keseriusan Peserta Didik dalam Mengisi Kerangka Tulisan ...... 139

Gambar 4.18 Keseriusan Peserta Didik dalam Mengonstruksi Teks ............... 139

Gambar 4.19 Keseriusan Peserta Didik dalam Menilai Teks LHO teman ........ 141

Gambar 4.20 Peserta Didik Termotivasi untuk Mengikuti Pembelajaran ......... 153

Gambar 4.21 Peserta Didik Tekun dalam Mendengarkan Guru ....................... 154

Gambar 4.22 Peserta Didik Aktif Bertanya Kepada Gurur ............................... 155

Gambar 4.23 Peserta Didik Aktif dalam Diskusi .............................................. 156

Gambar 4.24 Peserta Didik Mengonstruksi Teks Secara Mandiri ................... 157

Gambar 4.25 Peserta Didik Bertanggung Jawab dalam Mengerjakan Tugas ... 159

Page 16: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Tes Keterampilan Mengonstruksi Teks LHO Siklus I ....... 103

Diagram 4.2 Hasil Tes Keterampilan Mengonstruksi Teks LHO Siklus II ..... 142

Diagram 4.3 Peningakatan Keterampilan Mengonstruksi Teks LHO .............. 168

Page 17: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I ............................................................................... 175

Lampiran 2 RPP Siklus II .............................................................................. 182

Lampiran 3 Materi Pembelajaran ................................................................... 190

Lampiran 4 Instrumen Penilaian Kerangka Tulisan (LK 1)........................... 194

Lampiran 5 Instrumen Penilaian Mengonstruksi Teks LHO (LK2) .............. 196

Lampiran 6 Pedoman Observasi Siklus I dan II............................................. 197

Lampiran 7 Hasil Observasi Siklus I ............................................................. 199

Lampiran 8 Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan II.......................................... 201

Lampiran 9 Hasil Jrnal Guru Siklus I ............................................................ 202

Lampiran 10 Pedoman Jurnal Peserta Didik Siklus I dan II .......................... 203

Lampiran 11 Hasil Jurnal Peserta Didik Siklus I ........................................... 204

Lampiran 12 Pedoman Wawancara Siklus I dan II ........................................ 205

Lampiran 13 Hasil Wawancara Siklus I......................................................... 206

Lampiran 14 Pedoman Dokumentasi Siklus I dan II ..................................... 207

Lampiran 15 Hasil Kerangka Tulisan Siklus I ............................................... 208

Lampiran 16 Hasil Tes Mengonstruksi Teks LHO Siklus I ........................... 210

Lampiran 17 Hasil Nilai Tes Keterampilan Mengonstruksi LHO ................. 211

Lampiran 18 Hasil Observasi Siklus II .......................................................... 213

Lampiran 19 Hasil Jurnal Guru Siklus II ....................................................... 215

Lampiran 20 Hasil Jurnal Peserta Didik Siklus II .......................................... 216

Lampiran 21 Hasil Wawancara Siklus II ....................................................... 217

Lampiran 22 Hasil Kerangka Tulisan Siklus II.............................................. 218

Lampiran 23 Hasil Kerja Peserta Didik Mengonstruksi Teks LHO Siklus II 220

Lampiran 24 Hasil Tes Ketrampilan Mengonstruksi Teks LHO Siklus II .... 221

Lampiran 25 SK Pembimbing ........................................................................ 223

Lampiran 26 Bukti Praktik Pengajaran Lapangan (PPL) ............................... 224

Lampiran 27 Surat Bukti Penelitian ............................................................... 225

Lampiran 28 Surat Keterangan Lulus UKDBI ............................................. 226

Page 18: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran bahasa Indonesia berperan strategis dalam upaya

mengembangkan struktur berpikir peserta didik dan menjadi pembuka cakrawala

wawasan peserta didik ketika mempelajari mata pelajaran lainnya. Oleh karena

itu, para guru bahasa harusn mengajarkan berbagai jenis teks dengan utuh dan

mendalam. Untuk dapat menggunakan dan mempelajari bahasa dengan baik

sesorang harus dapat menguasai empat komponen keterampilan berbahasa.

Keterampilan berbashasa tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

skills), keterampilan bericara (speaking skills), keterampilan membaca (reading

skills). Dan keterampilan menulis (writing skills).

Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan,dan

perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Kegiatan menulis

sangat penting dalam pendidikan karena membantu siswa berpikir, menuangkan

gagasan, dan memecahkan masalah. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, yang

juga merupakan alat untuk membuat orang lain (pembaca) berpikir. Menulis juga

dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan isi batin kita ke dalam bentuk

tulisan. Dengan dimikian dapat dikatakan bahwa menulis adalah alat komunikasi

yang tidak langsung.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Produktif

dalam arti bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan suatu

Page 19: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

2

tulisan yang dapat dimengerti oleh pembaca. Menulis merupakan kegiatan yang

kompleks. Hal ini disebabkan pemerolehan keterampilan menulis yang harus

didukung oleh pemerolehan tiga keterampilan lainnya yaitu, membaca,

menyimak, dan berbicara. Maksutnya, sebelum belajar keterampilan menulis kita

telah belajar keterampilan menyimak dan berbicara sejak kecil atau sebelum

memasuki sekolah. Setelah itu kita baru belajar membaca dan menulis. Di antara

empat keterampilan tersebut, menulis termasuk keterampilan yang rumit dan

kompleks tingkatannya .Selain itu, dalam menulis kita harus mampu

mengorganisasikan isi tulisan serta menuangkan dalam formulasi ragam bahasa

tulis dan aturan penulisan lainnya. Oleh karena itu, keterampilan menulis tidak

bisa didapat secara alamiah melainkan harus melalui proses belajar dan berlatih.

Mengingat ketrampilan menulis tidak bisa secara alamiah didapatkan, maka harus

diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang dapat mempermudah peserta didik

dalam pembelajaran menulis.

Mengkonstruksi teks merupakan bagian dari keterampilan menulis.

Keterampilan yang menghasilkan sebuah produk berupa tulisan. pada jenjang

SMK/MAK keterampilan menulis dituangkan dengan istilah yang berbeda, salah

satunya yaitu keterampilan mengkonstruksi.

Teks hasil observasi merupakan teks yang mengemukakan fakta-fakta

yang diperoleh melalui pengamatan (kosasih 2013:48). Dalam mengkonstruksi

teks hasil observasi peserta didik akan menghasilkan sebuah tulisan hasil

observasi dari hal yang mereka amati serta menyajikannya dengan menggunakan

bahasanya sendiri.

Page 20: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

3

Kompetensi mengkonstruksi teks laporan hasil observasi merupakan salah

satu bentuk pembelajaran keterampilan menulis dan merupakan tujuan dalam

proses pembelajaran pengetahuan teks laporan hasil observasi dan keterampiolan

mengkonstruksi teks laporan hasil observasi. Kompetensi mengkonstruksi teks

laporan hasil observasi memberi manfaat yang penting bagi peserta didik sebab

kegiatan pembelajaran tersebut peserta didik mampu memahami teks laporan hasil

observasi dan terampil dalam mengkonstruksi maupun menyusun teks laporan

hasil observasi.

Saat ini, zaman bergerak ke arah modernitas. Budaya luar seakan menjadi

kiblat yang wajib untuk diikut. Hal semacam itu yang perlu diantisipasi agar

masyarakat khususnya peserta didik yang merupakan generasi penerus bangsa

tidak kehilangan jatidiri. Pembinaan kepada peserta didik dalam menyikapi

perkembangan zaman ini ialah dengan cara penanaman nilai-nilai kearifan budyaa

lokal. Penanaman nilai-nilai ini sangat diperlukan untuk menumbuhkan kembali

kesadaran peserta didik untuk menghargai dan mencintai budayanya. Seperti yang

diungkapakn oleh Mulyani (2011), kearifan lokal dapat diinternalisasikan pada

diri peserta didik karena memiliki kelebihan. Kelebihan tersebut ialah: (1)

kearifan lokal dapat menjadi sarana pembelajaran bagi setiap manusia untuk

menjadi orang yang cerdas, pandai, dan bijaksana, (2) nilai-nilai kearifan lokal

ditransformasikan kepada peserta didik guna membentuk kepribadian positif.

Kreativitas guru dalam proses pembelajaran dituntut utnuk menyajikan

pembelajaran yang bervariasi sehaingga dapat menarik perhatian peserta didik dan

tujuan pun tercapai dengan maksimal. Hal tersebut memungkinkan peserta didik

Page 21: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

4

dapat berbahasa yang penuh makna. Untuk membantu guru yang kurang kreatif

ketika mengajarkan sebuah materi pemblejaran maka dibutuhkanlah model

pembelajaran serta muatan niali-nilai yang disisipkan dalam materi pembeljaran.

Mengonstruksi teks laporan hasil observasi merupakan kegiatan

pembelajaran menulis nonsastra yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

keterampilan menulis peserta didik. Bukan hanya menulis rapi, melainkan

penulisannya juga harus sesuai dengan kaidah penulisan teks laporan hasil

observasi. Mengonstruksi teks laporan hasil observasi yang sesuai dengan kaidah

penulisan dapat dijadikan sebagai bentuk penyesuaian awal agar mereka dapat

mengonstruksi teks dengan baik. Untuk terampil mengontstruksi teks laporan

hasil observasi, peserta didik membutuhkan latihan, bimbingan, arahan secara

terus-menerus dan bertahap. Hal-hal tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

menyajikan teks laporan hasil observasi dengan logis dan sesuai struktur serta

informasi dari topik yang diambil. Selain itu keterampilan mengontstruksi teks

laporan hasil observasi memerlukan ketelatenan dan kesabaran para pengajar agar

dapat mengarahkan peserta didik dengan baik sehingga menghasilkan tulisan yang

memuaskan. Oleh karena itu, mengontstruksi teks laporan hasil observasi perlu

mendapat perhatian yang serius dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di

sekolah.

Kenyataan di lapangan, setelah dilakukan observasi dan wawancara

kepada guru maupun peserta didik di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus, dapat

diketahui bahwa kemampuan mengontstruksi teks laporan hasil observasi peserta

didik kelas X TKKR 3 masih rendah. Peserta didik terkesan masih pasif dan

Page 22: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

5

belum menunjukkan keaktifannya dalam proses pembelajaran. Proses

pembelajaran mengontstruksi teks laporan hasil observasi juga berlangsung tidak

efektif. Ketidakefektifan proses pembelajaran mengontstruksi teks laporan hasil

observasi ini disebabkan adanya beberapa kendala.

Kendala yang pertama berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa

peserta didik kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran

mengontstruksi teks laporan hasil observasi. Kebanyakan peserta didik masih

memilih mengobrol dengan teman ataupun melamun ketika guru sedang

menjelaskan materi pembelajaran mengontstruksi teks laporan hasil observasi.

Kemudian ketika praktik penulisan teks LHO, sebagian besar peserta didik

menyontek pekerjaan teman. Hal ini menunjukkan bahwa kurang adanya motivasi

dan peserta didik tidak tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran

mengontstruksi teks laporan hasil observasi di kelas.

Kendala kedua berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik

diperoleh data bahwa kebanyakan peserta didik merasa kesulitan dalam

menemukan informasi dan mendeskripsikan objek yang akan mereka tulis. Peserta

didik juga tidak fokus dalam mengerjakan tugas mengontstruksi teks laporan hasil

observasi. Mereka mengaku kebingungan dan membuat mereka sering bertanya

kepada teman lain saat proses mengontstruksi teks laporan hasil observasi. Hal ini

justru akan menghambat berlangsungnya proses pembelajaran mengontstruksi

teks laporan hasil observasi dan akan mengakibatkan kurang efektifnya waktu

pembelajaran di kelas.

Page 23: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

6

Kendala ketiga yang muncul sekalipun peserta didik sudah mempunyai ide

cerita adalah mereka akan kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam

teks LHO. Hal ini ditunjukkan oleh hasil wawancara dengan guru bahasa

Indonesia di SMK PGRI 1 Mejobo Kudus yang mengungkapkan bahwa nilai

peserta didik dalam keterampilan mengontstruksi teks laporan hasil observasi

masih rendah. Penyusunan pernyataan umum ke dalam kalimat maupun

dpendeskripsian secara runtut masih kurang tepat. Banyak kalimat tidak sesuai

dengan informasi yang akan disampaikan. Teks LHO hasil pekerjaan peserta didik

juga masih belum sesuai dengan kaidah penulisan teks LHO terutama pada

penggunaan tanda baca yang tepat.

Berbagai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran keterampilan

mengontstruksi teks laporan hasil observasi di kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1

Mejobo Kudus tersebut harus segera diatasi. Untuk mengatasi kendala pertama,

guru harus memilih model yang tepat. Model merupakan hal yang harus

diperhatikan oleh guru agar proses dan hasil belajar peserta didik dalam

mengontstruksi teks laporan hasil observasi dapat meningkat. Pembelajaran juga

tidak sepenuhnya berpusat pada guru sehingga memberikan kesempatan pada

peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam

penelitian ini peneliti memilih model sugesti-imajinasi. Alasan peneliti memilih

model sugesti-imajinasi adalah dalam langkah awal model ini peserta didik

diberikan lingkungan belajar yang gembira, nyaman, tenang, dan rileks (tanpa

stres). Dengan lingkungan belajar yang seperti ini peserta didik akan bersemangat

dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung di kelas. Peserta didik yang

Page 24: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

7

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran akan antusias mendengarkan

penjelasan guru. Nilai hasil belajar peserta didik juga akan mengalami

peningkatan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru pembelajaran

Bahasa Indonesia, diketahui bahwa pada kompetensi teks laporan hasil observasi

pada peserta didik kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus masih rendah.

Sesuai dengan keterangan yang didapatkan dari guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia di sekolah tersebut yang menyatakan bahwa peserta didik mengalami

kesulitan dalam pembelajaran mengkonstruksi teks laporan hasil observasi

dikarenakan peserta didik belum begitu memiliki banyak pengetahuan tentang

materi teks laporan hasil observasi. Sebagian teks laporan hasil observasi yang

dikonstruksikan oleh peserta didik masih kurang baik dan kurang sesuai dengan

struktur teks. Selain itu, minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

pengkonstruksi teks laporan hasil observasi masih kurang, hal itu disebabkan oleh

kurangnya latihan dan motivasi yang diberikan oleh guru. Kurangnya minat

peserta didik juga dapat disebabkan oleh faktor kurang menariknya proses

pembelajaran seperti kegiatan pembelajaran yang membosankan atau monoton

juga kurang beragamnya muatan teks yang disajikan. Untuk mengatasi rendahnya

kompetensi mengkonstruksi teks laporan hasil observasi dan rendahnya minat

belajar peserta didik tersebut diatas maka peneliti memberikan solusi yang

bertujuan untuk meningkatan kompetensi peserta didik dalam kompetensi

mengkonstruksi teks laporan observasi dengan cara menambahkan muatan

Page 25: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

8

kearifan budaya lokal di dalam teks, menggunakan model sugesti-imajinasi

dengan teknik kerangka tulisan dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba melakukan sebuah penelitian

yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Mengonstruksi Teks Laporan Hasil

Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal Menggunakan Model Sugesti-

Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan Pada Peserta Didik Kelas X TKKR 3

SMK PGRI 1 Mejobo Kudus”. Peneliti berharap penelitian ini dapat mengatasi

kesulitan peserta didik dalam kompetensi menegkonstruksi teks laporan haisl

observasi pada peserta didik kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus tahun

pelajaran 2019/2020 agar mencapai kompetensi yang diharapkan dan peserta

didik mengalami perubahan yang lebih positif. Selain itu peserta didik diharapkan

juga dapat menggali kembali nilai-nilai kearifan lokal yang ada di daerahnya.

Merekonstruksi kearifan lokal di sekitarnya untuk kemudian ditampilkan ke

dalam sebuah teks hasil observasi tanpa harus menghilangkan makna kearifan

lokal yang sebenarnya.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana proses pembelajaran mengkonstruksi teks laporan hasil

observasi bermuatan kearifan budaya lokal menggunakan model

sugesti imajinasi dengan teknik kerangka tulisan pada peserta didik

kelas X TKKR 3SMK PGRI 1 Mejobo Kudus?

Page 26: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

9

1.2.2 Bagaimana peningkatan kemampuan mengkonstruksi teks laporan

hasil observasi bermuatan kearifan budaya lokal peserta didik kelas

X TKKR 3 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus menggunakan model

sugesti imajinasi dengan teknik kerangka tulisan?

1.2.3 Bagaimana perubahan perilaku peserta didik kelas X TKKR 3

SMK PGRI 1 Mejobo Kudus dalam mengikuti proses

pembelajaran keterampilan mengkonstruksi teks laporan hasil

observasi bermuatan kearifan budaya lokal menggunakan model

sugesti imajinasi dengan teknik kerangka tulisan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan

mengkonstruksi teks laporan hasil observasi bermuatan kearifan

budaya lokal menggunakan model sugesti-imajinasi dengan teknik

kerangka tulisan pada peserta didik kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1

Mejobo Kudus.

1.3.2 Medeskripsikan peningkatan kemampuan mengkonstruksi teks

laporan hasil observasi bermuatan kearifan budaya lokal peserta

didik kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1 Mejobo Kudus menggunakan

model sugesti-imajinasi dengan teknik kerangka tulisan.

Page 27: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

10

1.3.3 Medeskripsikan perubahan perilaku peserta didik kelas X TKKR 3

SMK PGRI 1 Mejobo Kudus dalam mengikuti proses

pembelajaran keterampilan mengkonstruksi teks laporan hasil

observasi bermuatan kearifan budaya lokal menggunakan model

sugesti-imajinasi dengan teknik kerangka tulisan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dalam penelitian ini dibagai menjadi dua yaitu kegunaan

praktis dan teoritis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoris, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat pengetahuan bagi pembaca khususnya guru mata pelajaran

bahasa Indonesia. Manfaat pengetahuan ini berkaitan dengan

bagaimana pembelajaran keterampilan mengkonstruksi teks laporan

hasil observasi bermuatan kearifan budaya lokal menggunakan model

sugesti imajinasi dengan teknik kerangka tulisan yang dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini juga dapat

memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan, khususnya dalam

pembelajaran bahasa dan sastra indonesia.

1.4.2 Kegunaan praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi guru, peserta didik dan sekolah.

1.4.2.1 Bagi Guru

Page 28: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

11

Bagi guru, penelitian ini membantu masukan untuk

memperhatikan model yang digunakan dalam proses pembelajaran,

khususnya pembelajaran mengkonstruksi teks laporan hasil

observasi.

1.4.2.2 Bagi Peserta didik

Bagi peserta didik, penelitian ini membantu meningkatkan

hasil belajar peserta didik mengakonstruksi teks laporan hasil

observasi karena sudah dilakukan perlakuan khusus dengan suatu

model.

1.4.2.3 Bagi Sekolah

Bagi sekolah, penelitian ini dapat menjadi tolok ukur bahan

pertimbangan dalam usaha memperbaiki mutu belajar mengajar

peserta didik. Sehingga hasil belajar mengkonstruksi teks laporan

hasil observasi dapat meningkat.

Page 29: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

12

BAB II

TINJAUAN HASIL PENELITIAN DAN LANDASAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Hasil Penelitian

Penelitian ini bersifat melengkapi dan menyempurnakan penelitian-

penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya. Beberapa penelitian

terdahulu yang relevan dan dapat dijadikan sebagai kajian pustaka dalam

penelitian ini antara lain penelitian oleh Grady (2009), Roose, dkk (2009),

Marshall (2011), Kusnadi (2011), Nurhayati (2014), Nuryeni (2015),

Hagashita (2015), Werdiningsih (2016), dan Sari (2016).

Grady (2009) dalam artikel Science Direct Psychiatry yang berjudul

“Report Writing For The Criminal Court”. Artikel tersebut menjelaskan

bahwa tugas utama dalam pengadilan pidana adalah menerjemahkan temua

nkejiawaan ke dalam bahasa. Pengadilan dapat memahami dan

menerjemahkan bahasa medis untuk hukum. Ketika peneliti laporan meminta

untuk menulis laporan kasus yang tengah dihadapi, ia harus memberikan

informasi yang cukup kepada pengadilan tentang waktu kejaidan dan lain-lain

agar laporan tersebut dapat berfungsi secara efisien dipengadilan. Selain itu,

kompetensi yang haris dimiliki seorang peneliti harus benar-benar diawasi

agar laporannya dapat dipertanggung jawabkan di pengadilan. Tujuan utama

penelitian laporan medis hukum di dalam hukum pidana tersebut untuk

memberikan pendapat kepada pengadilan dengan pendapat tentang gangguan

mental. Struktur laporan harus menetapkan tindakan yang diambil untuk

menghasilkan laporan dan fakta sebagai bahan pemikiran.

Page 30: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

13

Persamaan penelitian yang dilakukan Grady (2009) terletak pada fokus

penelitian yaitu menulis laporan, sedangkan perbedaannya adalah Grady

meneliti tentang penelitian laporan untuk digunakan dalam dunia hukum

tetapi peneliti meneliti laporan yang digunakan dalam dunia pendidikan.

Selain itu Grady menggunakan tindakan study kejiwaan yang dituangkan ke

dalam bahasa, sedangkan peneliti menggunakan tindakan pembelajaran

berupa model sugesti-imajinasi dengan teknik kerangka tulisan.

Roose, dkk. (2009) dalam artikel Family Social Work yang berjudul

“Participatory Social Work and Repost Writing” berhubungan dengan

bagaimana paradigma partisipatif muncul ke permukaan dalam praktik

penelitian laporan bagi anak-anak setelah mereka melihat dan bekerja.

Hasilnya, pendekatan perpektif lebih mendukung dalam pembelajaran

menulis laporan dibandingkan dengan pendekatan partisipatif.

Persamaan peneltiian yang dilakukan oleh Roose,dkk (2009) dengan

peneliti terletak pada fokus penelitian, yaitu sama-sama mengkaji

keterampilan menulis laporan. Perbedaan penelitian Rose dkk dengan

penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada tindakan yang diberikan.

Roose, dkk menggunakan metode pendekatan perspektif, sedangkan peneliti

menggunakan model sugesti-imajinasi.

Marshall (2011) dalam Jurnal English for Specific Purpose yang berjudul

“A Genre-Based Approach In The Teaching of Report-Writing”

menggunakan pendekatan genre-based dalam mengajarkan penulisan laporan

terhadap peserta didiknya dan menunjukkan bagaimana sebuah genre

Page 31: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

14

digunakan untuk umpan balik pada laporan tertulis yang telah dibuat dan

diimplementasikan. Marshall menjelaskan bahwa penulisan laporan sangat

penting bagi peserta didik karena dalam penulisan laporan tidak hanya

sebagai sarana untuk mengekspresikan dan menyajikan informasi secara

efektif, tetapi juga untuk memfasilitasi perkembangan pemikiran ilmiah.

Penelitian yang dilakukan oleh Marshall menunjukkan bahwa dengan

menggunakan pendekatan tersebut peserta didik dapat menyajikan dan

memberikan informasi secara tepat yang dituangkan ke dalam laporannya.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Marshall (2011) dengan

penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang menulis laporan. Sedangkan

perbedaannya terletak pada pendekatan dan model pembelajaran yang

dilakukan. Marshall menggunakan pendekatan genre-based sedangkan

peneliti menggunakan model sugesti-imajinasi.

Kusnadi (2011) dalam tesis yang berjudul “Pengembangan Model

Sugesti-Imajinasi pada Pembelajaran Menulis Puisi Berkonteks Multikultural

dan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Atas”. Penelitian ini

merupakan penelitian pengembangan, dalam hal ini mengembangkan metode

sugesti menjadi model sugesti-imajinasi yang digunakan untuk pembelajaran

menulis puisi berkonteks multikultural dan pendidikan karakter. Masalah

yang dicakup dalam penelitian ini adalah (1) deskripsi kebutuhan

pengembangan model, (2) karakteristik model sugesti imajinasi, (3) desain

model sugesti-imajinasi, dan (4) penyusunan model sugesti-imajinasi pada

pembelajaran menulis puisi berkonteks multikultural dan pendidikan karakter

Page 32: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

15

bangsa di SMA. Produk yang dihasilkan adalah model sugesti imajinasi yang

dilengkapi dengan perangkat pembelajaran untuk penerapannya, yang dalam

penelitian ini digunakan untuk pembelajaran menulis puisi. Relevansi

penelitian yang dilakukan Kusnadi dengan penelitian ini adalah penggunaan

model sugesti-imajinasi. Terdapat beberapa perbedaan diantara penelitian

Kusnadi dengan penelitian ini, diantaranya adalah Kusnadi menerapkan

model sugesti-imajinasi pada kompetensi menulis puisi (teks sastra)

sedangkan penelitian ini mengkaji tentang keterampilan mengkonstruksi teks

laporan hasil observasi (teks nonsastra).

Nurhayati (2014) dalam Skripsi yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Memproduksi Teks Laporan Hasil Observasi Menggunakan

Strategi SCAIT (Selecet, Complete, Accept, Infer, and Think) pada Peserta

Didik VII C SMPN 2 Depok Sleman Yogyakarta” peneliti berusaha untuk

meningkatkan keterampilan memproduksi teks laporan hasil observasi

menggunakan strategi SCAIT. Berdasarkan analisi hasil penelitian, terdapat

adanya peningkatan dari sikluk I dan siklus II. Hal tersebut dapat dilihat dari

skor rata-rata keterampilan memproduksi teks laporan hasil observasi

sebelum peneliti menggunakan strategi SCAIT adalah 42,21%. Pada siklus I

pembelajaran teks laporan hasil observasi menggunakan strategi SCAIT

persentase peserta didik mencapai 64,25%. Hal tersebut dapat diartikan

bahwa ketuntasan belajar peserta didik dalam memproduksi teks laporan hasil

observasi masih dianggap kurang. Pada siklus II presentase yang didapatkan

meningkat mencapai 68,71%. Peningkatan skor rata-rata dari siklus I hingga

Page 33: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

16

siklus II sebesar 4,54% dan sudah memenuhi batas ketuntasan yang

ditentukan. Jadi, peningkatan skor rata-rata kelas dari siklus I hingga II

sebesar 26,50%.

Relevansi antara penelitian tersebut diatas dengan penelitian ini adalah

sama-sama mengkaji tentang pembelajaran laporan hasil observasi dimana

dalam penelitian yang dilakukan Nurhayati (2014) merupakan pembelajaran

memproduksi teks laporan hasil obsevasi sedangkan penelitian ini mengkaji

tentang keterampilan mengkonstruksi teks laporan hasil observasi yang dapat

diartikan bahwa kompetensi keterampilannya hampir sama karena sama-sama

mengkaji tentang keterampilan menulis. Selain itu, metode penelitian yang

digunakanpun sama yaitu menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(PTK). Namun, terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini

yaitu pada strategi pembelajaran dan tidak adanya tambahan teknik

pembelajaran. Strategi yang digunakan Nurhayati (2014) adalah SCAIT,

sedangkan peneliti menggunakan model pembelajaran sugesti-imajinasi

dengan teknik kerangka tulisanuntuk menunjang pembelajaran.

Nuyeni (2015) dalam Skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan

Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Budaya Melalui

Discovery Learning Berbantuan Puzzle pada Peserta Didik Kelas VII H

SMPN 18 Semarang”. Peneltiian tersebut berupaya meningkatkan

keterampilan menyusun teks laporan hasil observasi. Berdasarkan analisis

hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I dan siklus II.

Peningkatan siklus I dan siklus II yaitu 73,56% atau 43,75% menjadi 83,06%

Page 34: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

17

atau 87,5%. Dapat diartikan bahwa terdapat peningkatan kemampuan belajar

peserta didik sebanyak 9,5% atau 43,75%.

Adapun relevansi penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-

sama melaksakan penelitian tindakan kelas, menyisipkan muatan

budaya/kearifan budaya lokal, dan mengkaji tentang pembelajaran teks

laporan hasil observasi. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Nuryeni

dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenjang sekolah yang

diteliti, Nuryeni melakukan penelitian pada jenjang SMP/MTs yaitu

menyusun teks laporan hasil observasi, sedangkan peneliti mengkonstruksi

teks laporan haisl observasi. Selain itu model pembelajaran yang dilakukan

berbeda, Nuryeni menggunakan model discovery learning dengan bantuan

media puzzle sedangkan penelitian ini menggunakan model Sugesti-imajinasi

dengan tambahan teknik kerangka tulisan.

Hagashita (2015) mengkaji teks laporan hasil observasi dalam Jurnal

PBSI Undiksha yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks

Laporan Hasil Observasi Melalui Model Jurisprudensial Berbasis Wisata

Lapangan Pada Peserta Didik kelas X IPA 2 SMA 3 Singaraja”. Rata-rata

dalam proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II meningkat. Hal ini

dibuktikan dari hasil belajar peserta didik secara klasikal pada prasiklus

65,00%, pada siklus I meningkat sebesar 76,84%, dan siklus II meningkat

sebebsar 79,96%. Respon peserta didik positif dengan rata-rata skor pada

siklus I sebesar 42,53% dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 43,72%.

Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah kesamaan metode

Page 35: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

18

penelitian yang dipakai yaitu penelitian tindakan kelas dan juga mengkaji teks

yang sama yaitu teks laporan hasil observasi. Namun terdapat perbedaan yang

terletak pada model pembelajaran yang digunakan. Hagashita menggunakan

model Jurisprudensial sedangkan peneliti menggunakan model sugesti-

imajinasi dengan teknik kerangka tulisan.

Sari (2016) dalam skripsi dengan judul “Peningkatan Kompetensi

Memproduksi Teks Laporan Hasil Observasi Menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Media Video Kesenian Lokal Jawa

Timur pada Peserta Didik Kelas X Akuntansi 2 SMK Pawyatan Daha 1

Kediri”. Penelitian ini terbukti berhasil meningkatkan kinerja peserta didik

dalam pemblejaran memproduksi teks laporan hasil observasi yang dapat

dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I sebesar 65,27% dengan kategori

cukup, dan siklus II menjadi 81,25% dengan kategori baik. Relevansi

penelitian tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti

adalah persamaan kajian pembelajaran teks laporan hasil observasi dan sama-

sama menyisipkan muatan budaya dan/atau kesenian lokal. Perbedaannya

terdapat pada keterampilam dan model pembelajaran yang digunakan,

penelitian Sari mengkaji keterampilan memproduksi teks laporan hasil

observasi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan media

video kesenian lokal Jawa Timur sedangkan penelitian ini mengkaji

keterampilan mengkonstruksi teks laporan hasil observasi menggunakan

model pembelajaran sugesti-imajinasi dengan teknik kerangka tulisan.

Page 36: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

19

Penelitian yang terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh

Werdiningsih (2016) dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan

Menulis Naskah Drama Bermuatan Kearifan Budaya Lokal Menggunakan

Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan pada Siswa Kelas

VIII A SMPN 2 Ungaran”. Penelitian tersebut berhasil meningkatkan

kemampuan menulis peserta didik. Hal itu dapat dilihat dari nilai rata-rata

siklus I sebesar 76,28% yang tergolong baik dan mengalami peningkatan

pada siklus II, nilai rata-rata pada siklus II sebesar 87,63% dan tergolong

sangat baik. Peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I dan siklus II

adalah sebesar 11,38%. Relevansi penelitian yang dilakukan Werdiningsih

dengan penelitian ini adalah penggunaan teks bermuatan kearifan budaya

lokal, model sugesti-imajinasi, dan juga teknik kerangka tulisan dalam

pembelajaran. Namun terdapat perbedaan diantara kedua penelitian tersebut

yaitu penelitian yang dilakukan Werdiningsih mengkaji tentang pembelajaran

menulis naskah drama, sedangkan penelitian ini mengkaji tentang

keterampilan mengkonstruksi teks laporan hasil observasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa penelitian

berkenaan dengan pembelajaran teks laporan hasil observasi telah banyak

dilakukan dengan berbagai konteks kajian. Peneltian tentang keterampilan

menulis menggunakan model sugesti-imajinasi dengan teknik kerangka

tulisan juga pernah dilakukan. Akan tetapi, peneliti tetap menganggap bahwa

penelitian ini penting dan perlu dilakukan guna menemukan alternatif baru

tentang penggunaan berbagai model, metode, teknik, dan media dalam

Page 37: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

20

pembelajaran keterampilan mengkonstruksi teks laporan hasil obeservasi.

Alternatif baru yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model sugesti-

imajinasi dengan teknik kerangka tulisan dan adanya muatan kearifan budaya

lokal yang belum pernah diteliti sebelumnya untuk pembelajaran

mengkonstruksi teks laporan hasil observasi.

2.2 Landasan Teoritis

Landasan teoretis mengenai peningkatan pembelajaran keterampilan

mengkonstruksi teks laporan hasil observasi bermuatan kearifan budaya lokal

menggunakan model sugesti-imajinasi dengan teknik kerangka tulisan

meliputi: (1) pengertian dari teks laporan hasil observasi, (2) mengkonstruksi

teks laporan hasil observasi, (3) kearifan budaya lokal, (4) model sugesti-

imajinasi, (5) teknik kerangka tulisan, dan (6) penerapan model sugesti-

imajinasi dengan teknik kerangka tulisan dalam pembelajaran

mengkonstruksi teks laporan hasil observasi bermuatan kearifan budaya

lokal.

2.2.1 Teks Laporan Hasil Observasi (LHO)

Teks laporan hasil observasi (LHO) merupakan teks yang seringkali

diajarkan pada awal pertemuan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah yang sudah menggunakan Kurikulum 2013. Hal tersebut

disebabkan oleh peletakan teks LHO yang ditulis paling depan dalam

kompetensi dasar. Selain itu, dalam buku ajar yang diterbitkan oleh

Kemendikbud, teks LHO diletakkan pada bab pertama.

1) Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi (LHO)

Page 38: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

21

Teks hasil observasi (report) adalah sebuah teks yang

menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya. Teks

ini adalah hasil observasi dan analisis secara sistematis. Intinya,

teks hasil observasi biasanya berisi fakta-fakta yang bias dibuktikan

secara ilmiah. Objek yang diamati biasanya bersifat umum. Teks

hasil observasi juga juga disebut teks klasifikasi karena isinya

mengklasifikasikan suatu hal menjadi beberapa bagian (Tim

Edukatif 2013:11).

Menurut Mahsun (2014:19), teks laporan adalah teks yang

memiliki tujuan sosial melaporkan kejadian/isu atau melaporkan

secara umum tentang berbagai kelas benda. Teks laporan

diklasifikasikan menjadi bebeapa jenis yaitu deskripsi, laporan,

laporan informatif, laporan ilmiah, surat, berita, dan reviu buku.

Dari pendapat (Tim Edukatif 2013:11) dan Mahsun (2014:19),

dapat disimpulkan bahwa teks laporan hasil observasi adalah teks

yang menghadirkan informasi tentang suatu hal secara umum

berdasarkan pengamatan terhadap objek-objek tertentu dengan

tujuan melaporkan kejadian/isu atau melaporkan secara umum

berbagai kelas benda.

2) Struktur Teks Laporan Hasil Observasi (LHO)

Seperti halnya teks report dalam bahasa inggris, teks laporan

hasil observasi juga memiliki struktur. Anderson (2003:90)

Page 39: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

22

menjelaskan bahwa teks laporan hasil mobservasi memiliki 3

struktur yaitu definisi umum, deskripsi bagian, dan simpulan.

“that information reports usually have three main parts (1) a

general opening statement in the paragraph, (2) a series of

paragraf about the subject, and (3) a concluding paragraph

(optional)”(Anderson 2003:90).

Menurut Anderson (2003:90) teks report biasanya memiliki 3

unsur, yaitu (1) definisi umum yang terdapat pada paragraf

pertama, (2) deskripsi bagian yaitu mengenai objek yang dibahas

pada bagian deskripsi umum, dan (3) simpulan.

Kemendikbud (2013) menjabarkan struktur teks laporan hasil

observasi menjadi tiga unsur yaitu definisi umum, deskripsi bagian,

dan deskripsi manfaat. Adapun secara lebih jelas, Tim Edukatif

(2013:19) menjabarkan struktur teks laporan hasil observasi

menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Pendahuluan, bagian ini berisi

pengungkapan objek yang diamati secara umum. Tujuannya adalah

sebagai pembuka atau pengantar bagian isi, (2) Isi, bagian ini berisi

klasifikasi dan deskripsi secara umum objek yang diamati, (3)

Penutup, bagian ini berisi simpulan tentang objek yang diobservasi.

Menurut Priyatni, dkk (2013:4), secara garis besar struktur teks

laporan hasil observasi adalah judul, klasifikasi umum, dan

deskripsi.

Page 40: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

23

Dari ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur

teks LHO terdiri atas judul, definisi umum, deskripsi bagian, dan

deskripsi manfaat. Judul merupakan kepala dari sebuah teks

laporan hasil observasi. Definisi umum merupakan pendahuluan

teks LHO yang berisi pengungkapan suatu objek yang diamati

secara umu dan bertujuan sebagai pembuka atau pengantar isi.

Deskripsi bagian merupakan isi teks LHO yang berisi

pernyataan/klasifikasi umum suatu objek yang diamati, contohnya

benda atau fenomena alam. Deskripsi manfaat merupakan penutup

teks LHO yang berisi simpulan teks dan bertujuan menjelaskan

manfaat dari objek yang diamati.

Berikut ini adalah contoh teks laporan hasil observasi. Teks

laporan hasil observasi berjudul Cinta Lingkungan ini dilengkapi

dengan keterangan strukturnya.

Tabel Analisis Struktur Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

Teks Keterangan Struktur

Cinta Lingkungan Judul

Lingkungan hidup adalah

segala sesuatu yang ada di sekitar

manusia dan berhubungan timbal

balik. Lingkungan hidup ini

mencakupi benda hidup dan benda

Deskripsi umum

Page 41: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

24

mati. Benda hidup perlu makanan dan

berkembang biak seperti manusia,

binatang, dan tumbuhan. Benda mati

antara lain tanah, air, api, batu, dan

udara. Jika terpelihara dengan baik,

lingkungan hidup itu dapat

menciptakan masyarakat yang sehat,

aman, tenteram, lahir dan batin.

Indonesia merupakan paru-paru

dunia kedua. Indonesia memiliki hutan

lebat yang memberikan banyak

oksigen. Di negara ini terdapat tumbuh-

tumbuhan dan hewan yang khas,

seperti matoa, kayu cendana, burung

cendrawasih, orang utan, dan komodo.

Ekosistem di Indonesia yang

masih terjaga, salah satunya, adalah

kawasan Gunung Kidul. Di daerah itu

sungai dibawah tanah airnya melimpah.

Di gua dan sekitar sungai masih dihuni

segerombolan kelelawar dan

fitoplankton. Fitoplankton itu menjadi

makanan ikan sehingga ikan

Deskripsi bagian

Page 42: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

25

berkembang biak dengan baik. Hewan-

hewan melata atau reptil, seperti ular,

kadal, dan tokek masih berkeliaran.

Burung-burung kecil bekicau, musang

berlari-larian, ayam berkokok, dan

berbagai serangga hidup saling

pengaruh.

Alam yang indah ini harus

dicintai, dijaga, dan dilestarikan.

Kecintaan pada alam itu harus selalu

kita tumbuhkan kepada seluruh warga

Indonesia. Selain itu, rasa cinta itu juga

harus terus ditanamkan agar alam

Indonesia tetap menjadi paru-paru

dunia yang bermanfaat bagi kehidupan

seluruh makhluk yang hidup dari masa

ke masa.

Deskripsi manfaat

(Diolah dari sumber “Lingkungan Hidup” Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 27 April 2012) dalam Kemendikbud

2013

Page 43: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

26

3) Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi (LHO)

Menurut Kemendikbud (2013:24), unsur kebahasaan teks

laporan hasil observasi ditandai dengan adanya pengulangan

(repetisi), kata ganti (pronominal), penghubung (konjungsi)

Sebagai contoh, berikut ini dikemukakan beberapa kalimat yang

menjadi sarana pendukung keutuhan itu.

1. Ikan tuna merupakan ikan yang sangat bergizi, dagingnya tebal dan

gurih. Ikan ini banyak dikonsumsi masyarakat. (pengulangan atau

repetisi)

2. Edo siswa kelas 3 SMP berprestasi. Dia sangat yakin dapat masuk

ke SMA unggulan tahun depan. (kata ganti/pronomina)

3. Dokter mengatakan bahwa saya menderita anemia. Oleh karena itu,

saya harus mengonsumsi banyak makanan yang sehat.

(konjungsi/kata penghubung transisi)

Menurut Priyatni, dkk. (2013:5), ciri kebahasaan teks observasi

adalah sebagai berikut.

1) Menggunakan nomina/kata benda untuk menginformasikan

benada/sesuatu yang diamati.

Contoh: Pelikan, si burung, anatomi, dan habitat.

2) Menggunakan kata sifat/keadaan untuk mendeskripsikan suatu/benda

yang diamati.

Page 44: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

27

Contoh: (a) Pelikan, si burung berkantung, (b) Paruhnya yang

meruncing, (c) Pada paruh bagian bawah sampai tenggorokan

terdapat kantung berupa kulit elastis.

Kata sifat beringkat

Pelikan jantan memiliki rupa yang sama dengan pelikan betina,

namun tubuh pelikan jantan sedikit lebih besar daripada

pelikan betina.

3) Menggunakan kata kerja aksi untuk menjelaskan perilaku.

Contoh: (a) Pelikan adalah burung yang hidup secara berkelompok dan

terbang dalam kawanan. (b) Pelikan dapat terbang dalam

jangka waktu lama. Mereka sering terbang membentuk satu

garis panjang. (c) Pelikan Paruh Tutul (Pelecanus philippensis)

mencari makan sendiri-sendiri dengan berenang perlahan

mendekati ikan lalu menangkap dengan paruhnya secara tiba-

tiba.

4) Menggunakan istilah-istilah teknis.

Contoh: (a) Pelikan Putih (Pelecanus erythrorhynchos), (b) Pelikan

Cokelat (Pelecanus occidentalis), (c) Pelikan Punggung Pink

(Pelecanus rufescens).

Dari kedua pendapat mengenai unsur kebahasaan teks laporan

hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur kebahasaan

teks laporan hasil observasi terdiri atas kata benda, kata

sifat/keadaan, kata kerja aksi, pengulangan/repetisi, kata

Page 45: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

28

ganti/pronominal, kata hubung transisi/konjungsi, dan istilah-istilah

teknis.

2.2.2 Kompetensi Mengkonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan

pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah,

masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi.

Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik

untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu (Kemendikbud, 2012).

Menurut Priyatni, Thamrin, dan Wardoyo (2013), dalam memahami teks

hasil observasi dapat meliputi empat kegiatan, yaitu: (1) membaca contoh

teks hasil observasi, (2) bertanya, (3) menentukan struktur isi dan ciri

kebahasaan teks hasil observasi, dan (4) menyajikan hasil diskusi. Sedangkan

menurut Tim Edukatif (2013:7), untuk memahami teks hasil observasi, ada

dua hal penting yang perlu diamati, yakni isi dan struktur teks.

Priyatni, Thamrin, dan Wardoyo (2013) berpendapat bahwa dalam

menyusun teks laporan hasil observasi, terdapat tiga kegiatan yang dapat

dilakukan oleh siswa. Kegiatan pertama yaitu mengenali kalimat. Dalam

mengenali kalimat, setidaknya ada beberapa hal yang perlu dikenali, yaitu:

(1) mengenali ciri kalimat, (2) mengenali kalimat tunggal dan majemuk, (3)

mengenali kalimat lengkap dan tidak lengkap, (4) mengenali kesejajaran

kalimat, (5) mengenali kalimat yang hemat dan tidak hemat, (6) mengenali

kalimat yang ambigu (bermakna ganda), dan (7) mengenali kelogisan kalimat.

Page 46: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

29

Kegiatan kedua yaitu menulis teks hasil observasi. Langkah-langkah

menulis teks hasil observasi adalah. (1) menentukan judul, (2) menuliskan

klasifikasi umum, dan (3) menuliskan deskripsi.

Kegiatan ketiga yaitu menyajikan dan menilai kemampuan menulis teks

hasil observasi. Aspek penilaian dalam rubrik penilaian teman sejawat yaitu

judul, klasifikasi umum, deskripsi, keterpaduan wacana, kesalahan struktur

kalimat, dan ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca.

2.2.3 Muatan Kearifan Budaya Lokal

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai (1) budaya dan (2) kearifan budaya

lokal. Penjabarannya adalah sebagai berikut:

1) Pengertian Budaya

Menurut Mulyana (2009:18) budaya adalah konsep yang membangkitkan

minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan,

pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu peranan,

hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang

diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha

individu dan kelompok. Budaya menampakkan diri dalam pola-pola bahasa

dan dalam bentuk bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai

model-model bagi tindakan-tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi

yang memungkinkan orang-orang tinggal dalam suatu masyarakat di suatu

lingkungan geografis tertentu pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu

dan pada suatu saat tertentu.

Page 47: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

30

Selain itu, Koentjaraningrat (2004:1) mendefinisikan budaya adalah

kseluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar

kepada nalurinya, dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia

sesudah suatu proses belajar.

“Budaya” merupakan suatu yang “maujud”, baik yang berupa karya-karya

yang dapat ditangkap melalui indra manusia maupun tindakan yang dilakukan

dalam rangka penyelenggaraan kehidupan berdasarkan karya-karya pemikiran.

“Kebudayaan” merupakan pengertian menyeluruh (tentang budaya) yang

mencakup konsep dan pengejawantahannya. Sopan-santun, tata-krama yang

diwujudkan dalam bentuk perilaku, atau pilihan kata dalam bertutur,

merupakan wujud budaya. Kebudayaan, selain yang terwujud, mencakup pula

nilai-nilai, sistem, pola pikir yang ada di dalamnya, atau yang melandasi

perwujudan sopan santun tersebut (Rahyono 2009:47-48).

Menurut Rahyono (2009:1) bahwa budaya memiliki unsur kearifan dan

unsur selain kearifan. Dalam budaya antara lain terdapat kearifan, keindahan,

keluhuran, kekerasan, ketahanan, atau bahkan ada ketidakarifan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya adalah

keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan segala hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusai dengan cara

belajar untuk menyampaikan pengetahuannya kepada generasi berikutnya

melalui beragamide, nilai, bahasa, pola nalar maupun benda.

2) Sistem, Wujud, dan Unsur Kebudayaan

Page 48: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

31

Koentjaraningrat (2004) berpendapat, kebudayaan dibagi ke dalam tiga

sistem, pertama sistem budaya yang lazim disebut adat-istiadat, kedua sistem

sosial di mana merupakan suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia.

Ketiga, sistem teknologi sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung

keterbatasan jasmaniahnya.

Koentjaraningrat (2004:5) menyebutkan bahwa wujud kebudayaan

meliputi (1) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan,

nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, (2) wujud kebudayaan

sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam

masyarakat, (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak

dapat diraba dan difoto. Lokasinya ada di dalam pikiran warga masyarakat.

Wujud kedua dari kebudayaan adalah sistem sosial mengenai tindakan berpola

dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-aktivitas

manusia yang interaksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain yang

selalu menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan. Wujud ketiga

dari kebudayaan adalah kebudayaan fisik dan tidak memerlukan banyak

penjelasan. Ini merupakan karya manusia dalam masyarakat sehingga sifatnya

konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang diraba, dilihat, dan difoto.

Selanjutnya, Koentjaraningrat (2004:2) mengatakan bahwa isi kebudayaan

meliputi tujuh unsur kebudayaann universal, yaitu (1) sistem religi dan upacara

keagamaan, (2) sistem dan organisasi kemasyarakatan, (3) sistem pengetahuan,

(4) bahasa, (5) kesenian, (6) sistem mata pencahariaan hidup, (7) sistem

Page 49: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

32

teknologi dan peralatan. Ke tujuh unsur kebudayaan universal tersebut pasti

ada di setiap kebudayaan manapun.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa: (1) Sistem dalam

kebudayaan dibagi menjadi tiga yaitu, sistem budaya/ adat-istiadat, sistem

sosial, dan sistem teknologi. (2) Wujud kebudayaan ada tiga yaitu, pertama

wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,

norma-norma, peraturan, dan sebagainya, kedua wujud kebudayaan sebagai

suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat,

ketiga wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. (3) Isi

kebudayaan meliputi tujuh unsur kebudayaann universal, yaitu sistem religi

dan upacara keagamaan, sistem sosial dan organisasi kemasyarakatan, sistem

pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencahariaan hidup, sistem

teknologi dan peralatan.

3) Kearifan Budaya Lokal

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kearifan berarti kebijaksanaan;

kecendekiaan. Kata kearifan ini dibentuk dari kata dasar “arif” yang berarti

bisaksana, cerdik, pandai dan berilmu. Rahyono (2009:3) mengungkapklan

bahwa kearifan merupakan sesuatu yang dihasilkan dari sebuah kecerdasan

manusia yang dapat digunakan oleh sesamanya sebagai sarana pencerdasan

pula. Kearifan dihasilkan dari proses pemikiran dan pengambilan keputusan

yang bijaksana, tidak merugikan semua pihak, serta bermanfaat bagi siapapun

yang tersapa oleh kearifan itu. Kearifan dapat menjadi sarana pembelajaran

bagi setiap manusia untuk menjadi orang yang cerdas, pandai, dan bijaksana.

Page 50: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

33

Menurut Rahyono (2009:5-8) kearifan dalam budaya adalah seluruh

usaha dan hasil manusia dan masyarakat yang dilakukan dan ditujukan untuk

memberikan makna manusiawi dan membuat tata kehidupan yang manusiawi

pula. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, usaha dan hasil budaya

manusia diarahkan untuk meningkatkan harkat dan nilai-nilai luhur

kemanusiaan. Kemudian sebuah kearifan lokal merupakan kecerdasan yang

dihasilkan berdasarkan pengalaman yang dialami sendiri sehingga menjadi

milik bersama. Kearifan (lokal) budaya Jawa, misalnya merupakan wujud

kecerdasan yang dihasilkan oleh pengalamann hidup masyarakat Jawa sendiri,

bukan oleh pengalaman hidup bangsa atau suku lain. singkat kata, kearifan

(lokal) budaya Jawa merupakan butir-butir kecerdasan, kebijaksanaan asli yang

dihasilakan oleh masyarakat budaya Jawa. Dengan dimikian, mempelajari dan

menghayati budayanya sendiri akan menghasilkan kecerdasan bagi para

pelakunya, karena mereka terlibat langsuung dalam penciptaan budayanya,

melalui pengalaman hidup yang dijalani bersama; naamun bukan berarti

kebudayaan suku atau bangsa lain tidak dapat dipelajari. Setiap orang

berkemampuan mempelajari kebudayaan dari suku atau bangsa lain serta

menggunakannnya dalam penyelenggaraan hidup bermasyarakat.

Adapun Keraf (dalam Wibowo 2015:18) menegaskan bahwa kearifan

budaya lokal adalah semua bentuk pengetahuan , keyakinan, pemahaman, atau

wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia

dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Semua bentuk kearifan lokal

ini dihayati, dipraktikan, diajarkan, dan diwariskan dari generasi ke generasi

Page 51: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

34

sekaligus membentuk pola perilaku manusia terhadap sesama manusia, alam,

maupun gaib.

Kemudian Suhartini (dalam Wibowo 20115:15) mendefinisikan kearifan

budaya lokal sebagai sebuah warisan nenek moyang yang berkaitan dengan tata

nilai kehidupan. Tata nilai kehidupan ini menyatu dann tidak hanya dalam

bentuk religi, tetapi juga dalam budaya, dan adat istiadat.

Wibowo (2015:12-13) juga menambahkan bahwa kebudayaan dan

pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Laksana dua sisi

mata uang, keduanya satu kesatuan yang saling mendukung, dan saling

menguatkan. Kebudayaan menjadi dasar falsafah pendidikan, sementara

pendidikan pendidikan menjadi bagian utama kebudayaan, karena peran

pendidikan membentuk orang untuk berbudaya.

Tukiran dan Daud (dalam Kasbiyono 2013:63) berpendapat bahwa

pendidikan kearifan budaya lokal berfungsi untuk mendasari perkembangan

dan pertumbuhan selanjutnya sekaligus pribadi yang tidak terprovokasi hal

yang tidak baik itu adalah pribadi yang welas asih, wicaksono, digdaya,

andhap asor, dan ajur ajer. Welas asih adalah pribadi yang mempunyai rasa

belas kasihan pada setiap orang. Wicaksono yaitu pribadi yang bijaksana

melihat semuanya, bijak dalam berkata dan bertindak. Digdaya adalah priibadi

yang sangat berdaya, mempunyai kelebihan yang dalam hitungannya adalah

banyak. Andhap asor merupakan pribadi yang rendah hati, sopan santun, bisa

menempatkan diri dalam tempat dimana dia berpijak. Ajur ajer erat kaitannya

dengan andhap asor yaitu pribadi yang ajur yaitu pribadi yang bisa bergaul

Page 52: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

35

dengan siapa saja. Bisa merasakan apa yang dirasakan temannya atau

mempunyai empati terhadap sesama. Kata-kata yang dilukiskan dalam sikap ini

adalah kata-kata yang terdapat pada kearifan lokal pada masyarakat jawa.

Kearifan lokal ini juga ada pada daerah lain. Kemikianlah kearifan lokal sangat

berperan mendasari kepribadian siswa, sehingga memasukkan unsur kearifan

budaya lokal sangat diperlukan sebab mengandung nilai pendidikan budaya.

Menurut Rosidi (2011:35-36) kearifan budaya lokal menjadi wacana

dalam masyarakat pada tahun 1980-an, ketika nilai-nilai budaya dalam

masyarakat Indonesia sebagai warisan nenek moyang sudah hampir habis

digerus arus modernisasi yang menjadi kebijakan dasar pembangun yang

dilaksanakan oleh orde Baru. Modernisasi yang membuka diri kepada

globalisasi, ditambah oleh semangat nasionalisme yang hendak mengatur agar

di seluruh Indonesia kehidupan masyarakat seragam. Dengan demikian

kekayaan budaya lokal baik berupa kesenian, sastra, hukum adat, banyak yang

hanyut dan hilang.

Dari penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa (1) kearifan budaya

lokal adalah segala bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman (wawasan),

dan adat kebiasaan yang merupakan warian nenek moyang, (2) muatan

kearifan budaya lokal perlu segera diapliksikan dalam pembelajaran di sekolah

karena memiliki banyak kelebihan dan merupakan pembentuk kepribadian

yang lebih baik.

Page 53: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

36

Dalam penelitian ini, yang dimaksud pembelajaran menulis drama yang

bermuatan kearifan budaya lokal adalah pembelajaran dengan materi yang

diambil dari semua yang berhubungan dengan aktivitas, kebiasaan, adat

istiadat, pola berfikir masyarakat sekitar siswa yang dapat dijadikan penutan

atau contoh positif untuk melestarikan budaya masyarakat. Dalam penelitian

ini, nilai-nilai kearifan budaya lokal diambil dari cerita rakyat (dongeng dan

legenda) yang merupakan warisan budaya. Adapun di dalam cerita rakyat itu

sendiri mengandung nilai-nilai kearifan budaya lokal.

2.2.4 Model Sugesti-Imajinasi

1) Hakikat Model Sugesti-Imajinasi

Model Sugesti-Imajinasi yang disajikan ini merupakan pengembangan dari

metode sugesti (suggestopedia) yang dirintis oleh Lazanov (1975). Sugestology

adalah suatu konsep yang menyuguhkan pandangan bahwa manusia bisa

diarahkan untuk melakukan sesuatu dengan memberikannya sugesti. Dalam hal

ini, pikiran peserta didik harus dibuat setenang mungkin, santai,dan terbuka,

sehingga bahan-bahan pelajaran yang merangsang saraf penerimaan bisa

dengan mudahditerima dan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.

Kerangka konseptual model Sugesti-Imajinasi ini tentu saja didasari

oleh karakteristik metode sugesti imajinasi. Kusnadi (2011:7-8) menyatakan

bahwa dalam penerapan model Sugesti- Imajinasi ini pembelajaran dibuka atau

dimulai dengan teknik-teknik relaksasi (persantaian) dan konsentrasi.

Pengkondisian yang demikian itu bertujuan mengarahkan para pembelajar

Page 54: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

37

untuk membuka sumber-sumber pikiran bawah sadarnya guna memperoleh

informasi bermakna dari fakta-fakta yang dialaminya dalam kehidupan nyata.

Informasi yang diperoleh itu kemudian diekspresikan/diungkapkan dalam

bentuk kata-kata ekspresif melalui ketajaman daya imajinasinya.

Kata “imajinasi” pada sugesti imajinasi dalam model ini mengisyaratkan

pada tujuan pemberian sugesti, yaitu upaya menggerakkan ketajaman pikiran

seseorang (baca: peserta didik) untuk mengungkapkan pengalaman indrawi

terhadap pengamatan sebuah objek yang dilihat, didengar, dan dirasa-kannya.

Melalui stimulus-stimulus tertentu dan dukungan pengkondisian yang

disugestikan, diharapkan peserta didik mampu mengekspresikan gambaran

angan-agan yang berma-cam-macam dalam pikirannya itu, yang pada akhirnya

dapat membuka simpanan imaji-imaji dalam pikiran dan pengala-mannya

dalam kata-kata kepuitisan (Kusnadi 2011:8).

Ciri model ini mencakup suasana sugestif di tempat penerapannya, dengan

cahaya yang lembut, musik sayup-sayup, dekorasi ruangan yang ceria, tempat

duduk yang menyenangkan, dann teknik-teknik dramatik yang digunakan oleh

guru dalam penyajian bahan pembelajaran. Semua itu secara total

dikondisikan dengan tujuan agar para pembelajar santai, yang memungkinkan

mereka mau membuka hati untuk belajar bahasa dalamm suatu model yang

tidak menekan atau membebani para siswa (Richards dan Rodgers dalam

Kusnadi 2011:8-9).

Page 55: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

38

Kusnadi (2011:9-10) juga menjabarkan prinsip-prinsip model sugesti

imajinasi adalah (1) menciptakan lingkungan belajar yang gembira, nyaman,

tenang, dan rilek (tanpa stres), dengan menghilangkan ketegangan sampai ke

seluruh kelas; (2) menjamin materi pelajaran yang relevan dengan penerapan

model; (3) belajar itu berlangsung ketika memahami manfaat dan pentingnya

pelajaran; (4) belajar secara emosional adalah positif; (5) melibatkan semua

indera dan pikiran otak kiri dan otak kanan secara sadar; (6) memaksimalkan

dua program otak (otak sadar dan bawah sadar) secara simultan; (7) menantang

otak agar dapat berpikir jauh ke depan dan mengekplorasi apa yang sedang

dipelajari dengan sebanyak mungkin mengikutsertakan kecerdasan yang

relevan untuk memahami materi pelajaran; (8) mengkonsolidasi bahan yang

dipelajari dengan meninjau ulang periode-periode waspada yang rileks; (9)

memanfaatkan media audio-visual untuk merangsang daya imajinasi; dan (10)

pemanfaatan sarana pembelajaran yang relevan.

2) Sintak Model Sugesti-Imajinasi

Kusnadi (2011:13) menjelaskan sintak model segesti-imajinasi atas enam

tahap, yaitu (1) relaksasi, (2) memotivasi pikiran, (3) membangun emosi, (4)

pemrograman diri, (5) mengekspresikan pikiran, dan (6) merefleksikan hasil

belajar.

1. Relaksasi (Relaxation)

a. Menciptakan suasana yang tenang dan rilek bagi siswa sebelum

menjalani aktivitas pembelajaran.

Page 56: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

39

b. Membimbing isswa dalam melepaskan beban-beban pikiran yang

membuat ketegangan.

2. Memotivasi pikiran (Motivating Mind)

a. Memusatkan konsentrasi pikiran siswa

b. Memotivasi pikiran siswa untuk memperoleh informasi bermakna

melalui afirmasi-afirmasi positif.

3. Membangun emosi (Build Emotion)

a. Mengajak siswa melakukan perjalanan mental untuk membangun

gagasan.

b. Membimbing ketajaman imajinasi siswa melalui sugesti positif.

4. Pemrograman diri (Self Programing)

a. Meminta siswa untuk mengasosiasikan fakta fakta ke dalam makna

pribadinya.

b. Membuka kembali memori jangka panjang siswa dengan ilustrasi

5. Mengekspresikan pikiran (Expresion Idea)

a. Membimbing siswa dalam mengekspresikan gagasan-gagasan

sesuai asosiasi visualnya.

b. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan gagasan dalam

bentuk tulisan.

6. Merefleksikan hasil belajar (Reflecting Learned)

a. Menunjukan hasil karya siswa sebagai penguatan.

b. Membimbing siswa dalam merefleksi pengalaman belajar yang

telah dialaminya.

Page 57: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

40

3) Sistem Sosial

Model ini memiliki struktur yang moderat. Pengajar melakukan

pengendalian terhadap aktivitas siswa melalui arahan dalam bentuk dialog-

dialog yang sugestif. Interaksi pada sebagian besar tahapan belajar lebih

difokuskan pada pengkondisian individu pada kondisi bawah sadarnya.

Prinsip yang terkandung dalam model ini yakni suatu konsep yang

menyuguhkan suatu pandangan bahwa manusia bisa diarahkan untuk

melaku-kan sesuatu dengan memberikannya sugesti. Pikiran harus dibuat

setenang mungkin, santai, dan terbuka sehingga bahan-bahan yang

merangsang saraf penerimaan bisa dengan mudah diterima dan

dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. Norma sikap yang

dikembangkan dalam model ini adalah sikap kemandirian, kebebasan

intelektual, dan sikap tenggang rasa dan percaya diri (Kusnadi 2011:18-

19).

4) Sistem Reaksi

Model ini mengutamakan perasaan gembira dan menye-nangkan.

Pola kegiatan yang hendaknya dikembangkan pengajar adalah

menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, tenang, dan rilek (tanpa

stres), dengan menghilangkan ketegangan pada siri siswa. Agar siswa

memahami manfaat dan pentingnya pelajaran pilihlah materi pelajaran

yang relevan dengan penerapan model. Pemanfaatan media audio-visual

dan sarana pembelajaran lainnya yang relevan dalam penerapan model ini

Page 58: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

41

dapat membuka pikiran otak kiri dan otak kanan secara sadar secara

simultan, sehingga otak dapat berpikir jauh ke depan untuk mengekplorasi

apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin mengikutsertakan

kecer-dasan yang relevan untuk memahami materi pelajaran. Bila kondisi

demikian itu dapat diciptakan dalam suasana belajar tentunya dapat

berefek pada rangsangan daya imajinasi yang kuat dan emosi positif siswa

(Kusnadi 2011:19-20).

2.2.5 Teknik Membuat Kerangka Tulisan

Menurut Suyatno (2004:87) tujuan teknik pembelajaran kerangka

tulisan adalah agar siswa dapat menjabarkan ide atau gagasan berdasarkan

topik tertentu melalui urutan logis dan runtut. Siswa membbuat kerangka

tulisan berdasaran topik yang disediakan. Selanjutnya kerangka tersebut

dapat menjadi pedoman sebuah tulisan yang dibuat oleh siswa.

Teknik membuat kerangka tulisan menurut Suyatno (2004:87) adalah

pembuatan kerangka tulisan yang dapat dijadikan sebagai pedoman sebuah

tulisan. Teknik ini bertujuan agar siswa dapat menjabarkan ide atau

gagasan berdasarkan topik tertentu dengan urutan logis dan runtut.

Keraf (2004:149) menjelaskan bahwa kerangka karangan adalah suatu

rencana kerja yang berbentuk catatan-catatan sederhana yang disusun

secara logis dan teratur sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam

membuat karangan yang dapat dirubah atau diperbaiki.

Page 59: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

42

Dari beberapa penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa membuat

kerangka tulisan adalah membuat tulisan sederhana yang digunakan untuk

menjabarkan gagasan secara logis dan runtut. Dalam penelitian ini, teknik

kerangka tulisan yang akan digunakan adalah kerangka kalimat.

Bagan Contoh Kerangka Tulisan

Judul:

Penjabaran singkat tentang tema/topik yang diangkat

Deskripsi

umum

Berupa

penjelasan

tentang kondisi

umum

Bertempat di kerajaan Panjalu Kediri

Deskripsi

bagian 1

Deskripsi

bagian 2

Deskripsi

bagian 3

Pengembangan kerangka:

Nilai-nilai

Page 60: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

43

kearifan lokal

2.2.6 Penerapan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

dalam Pembelajaran Mengkonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi

Bermuatan Kearifan Budaya Lokal

Penerapan model sugesti-imajinasi dan teknik kerangka tulisan pada

pembelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi bermuatan kearifan

budaya lokal adalah dengan cara meminta peserta didik memilih dan

mendalami satu kearifan budaya lokal tertentu. Setelah itu guru melaksanakan

pembelajaran mengonstruksi teks laporan hasil observasi dengan menggunakan

model pembelajaran Sugesti-Imajinasi. Penerapan model Sugesti-Imajinasi ini

juga akan ditambah menggunakan teknik kerangka tulisan.

2.3 Kerangka Berpikir

Kemampuan mengkonstruksi teks laporan hasil observasi peserta didik

kelas X SMK PGRI 1 Mejobo Kudus belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu kendala pada

peserta didik yang kurang bersemangat dalam mengikuti proses kegiatan

pembelajaran mengkonstruksi teks laporan hasil observasi karena terhalang

rasa bosan dan kurangnya ketertarikan mengikuti pembelajaran. Kendala

kedia yakni sebagian besar peserta didik merasa kesulitan untuk memahami

materi dan cara mengkonstruksi teks yang benar dalam teks laporan hasil

observasi karena proses pembelajaran yang mengharuskan peserta didik

bekerja secara individu dan tidak berdiskusi. Adapun kendala ketiga yaitu

Page 61: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

44

peserta didik merasa tidak yakin dengan apa yang dipelajari setelah membaca

materi maupun menerima materi tentang teks resensi novel dan cara

mengkonstruksinya dengan benar sehingga merasa kesulitan dalam

penugasan. Guna mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut diperlukan

adanya strategi pembelajaran inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran mengkonstruksi teks laporan

hasil observasi.

Solusi yang digunakan dalam upaya mengatasi permasalahan ini adalah

dengan menerapkan model pembelajaran sugesti-imajinasi. Model sugesti-

imajinasi merupakan model yang memberikan sugesti positif kepada peserta

didik dalam pemecahan masalah yang diberikan melalui penugasan sehingga

akan tercipta pembelajaran aktif dan menyenangkan. Dalam lingkungan

belajar seperti ini diharapkan peserta didik lebih bersemangat dan merasa

dimudahkan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menganalisis teks

resensi novel. Peserta didik yang bersemangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran akan antusias menyimak penjelasan materi dari guru dan

diharapkan hasil belajar peserta didik juga akan mengalami peningkatan.

Dengan menggunakan model sugesti-imajinasi dan tekn ik kerangka

tulisan dalam kegiatan pembelajaran diharapkan memudahkan peserta didik

dan guru dalam proses pembelajaran juga keterampilan peserta didik dalam

mengkonstruksi teks laporan hasil observasi akan meningkat.

Page 62: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

45

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir Pembelajaran Menulis Naskah Drama

Bermuatan Kearifan Budaya Lokal Menggunakan Model Sugesti-

Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

Masalah yang

dihadapi sebelum

tindakan

1. Peserta didik yang kurang bersemangat mengikuti

pembelajaran.

2. Kesulitan menemukan gagasan.

3. Kesulitan menuangkan gagasan ke dalam deskripsi bagian.

Penerapan model Sugesti-Imajinasi dengan teknik kerangka

tulisan dalam pembelajaran mengonstruksi teks LHO

bermuatan kearifan budaya lokal:

1. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan

pembelajaran dan manfaat penguasaan kompetensi.

(relaksasi)

2. Peserta didik mendengarkan lagu instrumental dan

merilekskan diri. (relaksasi)

3. Peserta didik mulai berpikir bahwa menulis teks LHO

adalah hal yang mudah. (memotivasi pikiran)

4. Peserta didik memejamkan mata, menuju alam bawah

sadar dan mendengarkan penyampaian materi tentang teks

LHO diiringi musik instrumentalia. (memotivasi pikiran)

5. Peserta didik mengamati gambar yang tersaji, memahami

isi dari gambar dan bersama guru menentukan kearifan

lokal yang terkandung (masih dengan iringan musik

instrumentalia). (membangun emosi)

6. Peserta didik memikirkan kembali kearifan lokal yang

dianggapnya menarik kemudian menganalisis dan

menuliskan kearifan yang ada. (pemrograman diri)

7. Peserta didik membuat kerangka tulisan. (mengekspresikan

pikiran)

8. Peserta didik mengembangkan kerangka tulisan.

(mengekspresikan pikiran)

9. Siswa saling bertukar hasil pekerjaan dan menilai

berdasarkan kriteria penilaian yang diberikan guru.

(merefleksi hasil belajar)

Pelaksanaan

Tindakan

1. Peserta didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran.

2. Peserta didik dapat menemukan ide gagasan untuk

mengkonstruksi teks LHO.

3. Peserta didik dapat mengkonstruksi teks LHO dengan baik.

4. Peserta didik dapat memanfaatkan nilai kearifan budaya

lokal yang terkandung dalam teks LHO untuk

perkembangan kepribadiannya.

hasil Akhir

Setelah

Dilakukan

Tindakan

Page 63: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

46

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian diatas, dirumuskanlah hipotesis tindakan sebagai

berikut.

“Setelah dilakukan pembelajaran menggunakan model sugesti-imajinasi

dengan teknik kerangka tulisan akan terjadi peningkatan hasil belajar

mengkonstruksi teks laporan hasil observasi bermuatan kearifan budaya lokal

pada peserta didik kelas X SMK PGRI 1 Mejobo Kudus“.

Page 64: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

167

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian tindakan

kelas ini, simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut.

5.1.1 Proses pembelajaran mengonstruksi teks LHO bermuatan kearifan

budaya lokal menggunakan model Sugesti-Imajinasi dengan teknik

kerangka tulisan pada peserta didik kelas X TKKR 3 SMK PGRI 1

Mejobo Kudus mengalami perubahan yang positif, dari kegiatan

pendahuluan hingga penutup sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah disusun. Suasana kelas pada saat pembelajaran

lebih baik, tenang, dan proses pembelajaran berjalan lancar.

5.1.2 Keterampilan mengonstruksi teks LHO peserta didik kelas X TKKR 3

SMK PGRI 1 Mejobo Kudus mengalami peningkatan setelah mengikuti

pembelajaran mengonstruksi teks LHO bermuatan kearifan budaya lokal

menggunakan model Sugesti-Imajinasi dengan teknik kerangka tulisan.

Nilai rata-rata mengonstruksi teks LHO siklus I sebesar 76,25. Pada

siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,38 atau menjadi 87,63.

5.1.3 Perilaku peserta didik kelas X SMK PGRI 1 Mejobo Kudus setelah

mengikuti pembelajaran mengonstruksi teks LHO bermuatan kearifan

budaya lokal menggunakan model Sugesti-Imajinasi dengan teknik

kerangka tulisan meningkat ke arah yang positif. Perubahan tingkah laku

Page 65: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

168

peserta didik ini dapat dibuktikan dengan data nontes yang berupa

observasi, jurnal peserta didik, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil data nontes, perilaku peserta didik pada siklus I

menunjukan perubahan yang belum maksimal. Kemudian pada siklus II

terjadi perubahan ke arah yang positif.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan sebagai berikut:

5.2.1 Pembelajaran dengan model Sugesti-Imajinasi, teknik kerangka tulisan

dengan teks LHO bermuatan kearifan budaya lokal hendaknya dapat

dijadikan alternatif bagi guru untuk mengajarkan materi mengonstruksi

teks LHO, maupun materi-materi lain yang serupa.

5.2.2 Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk

melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian

mengonstruksi teks LHO.

Page 66: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

169

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, M dan Kanthy Anderson. 2003. Text Type in English 1-2. Australia:

Macmillan Education Australia.

Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Hagashita, Nelly, dkk. 2015. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Laporan

Hasil Observasi Melalui Model Jurispredisial Berbasis Wisata

lapangan pada Siswa Kelas X IPA 2 SMA Negeri 3 Singaraja”.

Vol.3 No.1(2015). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

(Universitas ganesha Singaraja). (Diunduh pada 14 Agustus 2019)

Kasbiyono. 2013. Pengembangan Teknik Talk Write (TTW) dalam Pembelajaran

Menulis Puisi yang Bermuatan Kearifan Lokal pada Peserta Didik

Kelas VII SMP. Tesis: Unnes.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013 A. Bahasa Indonesia Wahana

Pengetahuan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Keraf, Gorys. 2004. Komposisi. Ende : Nusa Indah

Kosasih, Engkos. 2013. Kreatif Berbahasa Indonesia untuk SMK/MAK Kelas X.

Jakarta: Erlangga.

Kusnadi, Aan. 2011. “Pengembangan Model Sugesti-Imajinasi pada Pembelajaran

Menulis Puisi Berkonteks Multikultural dan Pendidikan Karakter di

Sekolah Menengah Atas”. Tesis: Unnes.

Mahsun. 2014. Pembelajaran Teks dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali

Pers.

Marshall, Steward. 2011. A Genre-Based Approach to the Teaching of Report

Writing.. Vol. 10. Isuue 1, 2011. Pages 3-13. International Journal

of English for Specific Purpose. (Diunduh pada 10 Agustus 2019)

Page 67: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

170

Mulyana, Dede dan Jalaluddin Rachmat. 2009. Komunikasi Antar Budaya

Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya.

Bandung. Rosda Karya.

Nurhayati, Ika Rosiana. 2014. “Peningkatan Keterampilan Memproduksi Laporan

Teks Observasi Menggunakan Strategi SCAIT (Select, Complete,

Accept, Infer, and Think) pada Siswa Kelas VII C SMPN 2 Depok

Sleman Yogyakarta”. Skripsi: UNY.

Nuryeni. 2015. “Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Laporan Hasil

Observasi Bermuatan Budaya Melalui Discovery Learning

Berbantuan Puzzle pada Siswa Kelas VII H SMP Negeri 18

Semarang”. Skripsi: Unnes.

O’Grady, John C. 2009. “Report Writing for the Criminal Court”. Family Social

Work/Vol.3/Issue.11/2009/34-46, Journal of Psychiatry. (Diunduh

pada tanggal 28 Juni 2019)

Priyatni, Endah Tri dkk. 2013. Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTS Kelas VII.

Jakarta: Bumi Aksara.

Rahyono, Fx. 2009. Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama

Widyasastra.

Rosidi, Ayip. 2011. Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda. Bandung:

PT Kiblat Buku Utama.

Rosidi, Imron. 2009. Menulis ... Siapa Takut. Yogyakarta: Kanisius.

Roose, Rudi. Andre Mottart, Nele Dejonckeere, Carol Van Nijnatten, and Maria

De Bie. 2009. “Participatory Social Work and Report Writing”.

http://www3.interscience.wiley.com/journal/122505829/abstract

(Diunduh pada 13 Juli 2019)

Sari, Tinna Rantika. 2016. “Peningkatan Kompetensi Memproduksi Teks Laporan

Hasil Observasi Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis

Page 68: JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ...Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi Bermuatan Kearifan Budaya Lokal menggunakan Model Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan

171

Masalah dengan Media Video Kesenian Lokal Jawa Timur pada

Peserta Didik Kelas X Akuntansi 2 Kediri”. Skripsi: UNNES.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.

Tarigan, H. G. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Edisi

Revisi). Bandung: Angkasa.

Tim Edukatif. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII.

Jakarta: Erlangga.

Werdiningsih, Puspa Endah. 2016. “Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah

Drama Bermuatan Kearifan Budaya Lokal Menggunakan Model

Sugesti-Imajinasi dengan Teknik Kerangka Tulisan pada Siswa

Kelas VII A SMP Negeri 2 Ungaran”. Skripsi: UNNES.

Wibowo, Agus dan Gunawan. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan

Lokal di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.