jurnal_rekayasa eksperimental pembuatan cam (nok)

6
93 EKSPERIMENTAL PEMBUATAN CAM (NOK) DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN Riles M.Wattimena, Hartono Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang Fax.(024) 7472396 E-mail : [email protected] Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dalam pembuatan cam yang nantinya akan digunakan sebagai pengembangan program praktikum laboratorium pemesinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data teknis tentang proses pembuatan cam atau nok dengan menggunakan mesin frais universal F4 yang ada di laboratorium pemesinan. Mesin frais universal dikombinasikan dengan kepala pembagi dan kepala frais universal memberi banyak kemungkinan kepada kita untuk membuat spiral-spiral ini. Metode penelitian eksperimental yang dilakukan yaitu, melakukan perhitungan awal sesuai dengan data cam yang diinginkan, lalu menyiapkan roda-roda gigi pengganti pada mechanism gearbox, kemudian melakukan pen-setting-an antara benda kerja dengan cutter, dan yang terakhir melakukan pemotongan. Hasil penelitian eksperimental ini adalah prototipe cam sebagai pengembangan program praktikum bagi mahasiswa jurusan teknik mesin Polines, di mana cam-cam ini banyak digunakan pada mesin-mesin industri yang mempunyai ketelitian dan kualitas yang sebagian besar tergantung dari kurva-kurva dengan spiral Archimedes. Kata kunci : “cam”, “ spiral Archimedes” 1. Pendahuluan Produk-produk kurva dari piring nok atau bubungan yang berbentuk spiral Archimedes banyak sekali digunakan pada mesin-mesin produksi, dimana kualitas dan ketelitiannya sebagian besar mengandalkan piring-piring bubungan bentuk kurva ini. Pada dasarnya pengefraisan spiral datar atau cam ini sama saja dengan pengefraisan alur-alur spiral berbentuk sekerup. Nok atau bubungan (cam) adalah bagian mesin yang mempunyai bentuk khusus , yang dapat memberikan gerakan yang diharapkan oleh bagian mesin lainnya yang disebut dengan torak atau batang pengungkit (follower). Gerakan putar nok diubah menjadi gerakan bolak-balik yang tertentu oleh torak, tergantung dari bentuk nok. Jadi bentuk nok tergantung dari gerakan yang diharapkan . Gambar 1. Contoh Produk Cam (Eddy D.Hardjapamekas , 1985) Mesin freis universal memberikan banyak kemudahan dalam pembuatan cam ini, karena proses pembuatan cam ini hampir sama dengan proses pembuatan roda gigi heliks, yang juga dilakukan dengan mesin yang sama. Teknologi dalam proses pembuatan cam dengan mesin konvensional (mesin freis) merupakan metode yang nantinya akan digunakan untuk praktikum laboratorium pemesinan pada semester 4, dimana eksperimen ini dilakukan untuk mendapatkan data-data teknis sebelum program ini dilaksanakan dan diterapkan kepada mahasiswa. Karakteristik Mesin Freis Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis. Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin freis atau biasa juga disebut mesin milling. Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan

Upload: wisnu-nugroho

Post on 24-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

produksi

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal_rekayasa Eksperimental Pembuatan Cam (Nok)

93

EKSPERIMENTAL PEMBUATAN CAM (NOK) DENGAN MENGGUNAKAN MESIN FREIS UNTUK PENGEMBANGAN

PROGRAM PRAKTIKUM LABORATORIUM PEMESINAN

Riles M.Wattimena, Hartono

Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang Fax.(024) 7472396

E-mail : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dalam pembuatan cam yang nantinya akan digunakan sebagai pengembangan program praktikum laboratorium pemesinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data teknis tentang proses pembuatan cam atau nok dengan menggunakan mesin frais universal F4 yang ada di laboratorium pemesinan. Mesin frais universal dikombinasikan dengan kepala pembagi dan kepala frais universal memberi banyak kemungkinan kepada kita untuk membuat spiral-spiral ini. Metode penelitian eksperimental yang dilakukan yaitu, melakukan perhitungan awal sesuai dengan data cam yang diinginkan, lalu menyiapkan roda-roda gigi pengganti pada mechanism gearbox, kemudian melakukan pen-setting-an antara benda kerja dengan cutter, dan yang terakhir melakukan pemotongan. Hasil penelitian eksperimental ini adalah prototipe cam sebagai pengembangan program praktikum bagi mahasiswa jurusan teknik mesin Polines, di mana cam-cam ini banyak digunakan pada mesin-mesin industri yang mempunyai ketelitian dan kualitas yang sebagian besar tergantung dari kurva-kurva dengan spiral Archimedes.

Kata kunci : “cam”, “ spiral Archimedes”

1. Pendahuluan

Produk-produk kurva dari piring nok atau bubungan yang berbentuk spiral Archimedes banyak sekali digunakan pada mesin-mesin produksi, dimana kualitas dan ketelitiannya sebagian besar mengandalkan piring-piring bubungan bentuk kurva ini. Pada dasarnya pengefraisan spiral datar atau cam ini sama saja dengan pengefraisan alur-alur spiral berbentuk sekerup. Nok atau bubungan (cam) adalah bagian mesin yang mempunyai bentuk khusus , yang dapat memberikan gerakan yang diharapkan oleh bagian mesin lainnya yang disebut dengan torak atau batang pengungkit (follower). Gerakan putar nok diubah menjadi gerakan bolak-balik yang tertentu oleh torak, tergantung dari bentuk nok. Jadi bentuk nok tergantung dari gerakan yang diharapkan .

Gambar 1. Contoh Produk Cam (Eddy D.Hardjapamekas , 1985)

Mesin freis universal memberikan banyak kemudahan dalam pembuatan cam ini, karena proses pembuatan cam ini hampir sama dengan proses pembuatan roda gigi heliks, yang juga dilakukan dengan mesin yang sama. Teknologi dalam proses pembuatan cam dengan mesin konvensional (mesin freis) merupakan metode yang nantinya akan digunakan untuk praktikum laboratorium pemesinan pada semester 4, dimana eksperimen ini dilakukan untuk mendapatkan data-data teknis sebelum program ini dilaksanakan dan diterapkan kepada mahasiswa.

Karakteristik Mesin Freis Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara mekanis. Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin freis atau biasa juga disebut mesin milling. Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan

Page 2: Jurnal_rekayasa Eksperimental Pembuatan Cam (Nok)

94

mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki. Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus. Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan. Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda kerja (gambar 1), kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya.

Gambar 2. Mesin frais vertical (a), dan Mesin frais horizontal (b). (Widarto, 2008)

Perhitungan Pembuatan Cam dengan Mesin Freis

Pada umumnya nok dibedakan menjadi nok piringan (disc Cam) dan nok silinder (cylindrical cam), dan jenis nok lainnya adalah nok permukaan (face cam),nok translasi (wedge cam), sedangkan macam gerakan cam atau nok yang dihasilkan pengungkit ditentukan oleh bentuk bubungannya. Atau dengan kata lain bentuk bubungan tergantung dari gerakan pengungkit yang diharapkan. Ada 4 macam gerakan pengungkit yaitu : a. Gerakan kecepatan beraturan b. Gerakan simpel harmonis. c. Gerakan percepatan dan perlambatan

beraturan d. Gerak Cyloidal

Untuk mengefreis sebuah cam/nok dengan spiral Archimedes sangat penting untuk melakukan penyetelan posisi poros kepala pembagi dalam posisi tegak/vertikal. Dimana perbandingan roda gigi pengganti harus dihitung terlebih dahulu, dengan menggunakan R yang sama seperti pembuatan milling helix.

Gambar 3. Posisi Kepala Pembagi Mesin

Frais (Aciera S.A, 1982) Perbandingan R tersebut dihitung sama seperti pengefraisan heliks di mana, R =

11 P

iPj

P

P

kerja benda lead

mesin lead −==

R = perbandingan roda gigi dari roda-roda pengganti

P1 = kisar spiral terhadap seluruh keliling benda kerja (mm)

Pj = pitch ulir transportir meja mesin frais (4 mm)

I = perbandingan antara roda gigi cacing dengan ulir cacing (40 : 1)

Sedangkan Pi = Q

360.P 02

Pi = kisar spiral terhadap seluruh keliling benda kerja (mm)

P2 = kisar spiral yang dipotong (mm) Q = sudut keliling bagian yang difreis (mm) Proses pembuatan cam atau nok dengan mesin freis konvensional bertujuan untuk mendapatkan gambaran sesungguhnya bagaimana tingkat kesulitan maupun mendapatkan data-data teknis yang mendukung program praktikum yang akan diterapkan kepada mahasiswa di semester IV, sehingga dalam pelaksanaan nantinya tidak terjadi kesalahan dalam urutan proses praktikum di laboratorium pemesinan. Pemilihan metodenya tergantung kondisi bahan baku material dan aplikasi akhir penggunaan benda kerja hasil cam-nya. Dari uraian di atas penelitian ini mempunyai tujuan :

Page 3: Jurnal_rekayasa Eksperimental Pembuatan Cam (Nok)

95

a. Pembuatan prototipe benda kerja cam yang bervariasi bentuknya, dengan menggunakan fasilitas mesin freis F4 dan peralatan yang ada di laboratorium pemesinan.

b. Merancang dan menghitung untuk mendukung pembuatan cam berdasarkan teori yang didapatkan dari teknologi mekanik.

c. Data-data teknis hasil praktikum pada laboratorium pemesinan dapat digunakan referensi untuk pembuatan cam selanjutnya.

Salah satu komponen mekanisme katup, dimana penggerak poros bubungan/nok mekanisme berfungsi sebagai pengantar/perantara putaran dari poros engkol keporos nok, sehingga dalam penelitian ini dapat menghasilkan sistematika proses pembuatan cam pada praktikum di laboratorium pemesinan. Sedangkan pada kontur cam akan menghasilkan lintasan yang berbentuk kurva standar (elip, lingkaran, garis lurus) dan ini yang digunakan pada gerakan mesin-mesin perkakas serta aplikasi lainnya. 2. Metode Penelitiaan

2.1. Bahan Penelitian

Eksperimental dan analisis pembuatan cam dilakukan secara bertahap, dimana pekerjaan dimulai dari studi pustaka dan studi lapangan yang dilakukan secara bersamaan untuk mendapatkan pilihan proses pembuatan cam yang tepat. Tahapan selanjutnya adalah pembuatan alat bantu

pencekaman benda kerja. Disusul, pembuatan cam atau nok dengan proses yang dipilih, yaitu proses konvensional dengan freis universal F4-05. Sedangkan bahan yang dipakai sebagai bakalan nok dari St.37 Gambar 4., dimana bahan ini nantinya yang akan digunakan untuk program praktikum mahasiswa. Hasil nok yang dibuat dianalisa, untuk mendapatkan gambaran dan data-data yang diinginkan, sehingga akan sesuai dengan tujuan program praktikum bagi laboratorium pemesinan.

Gambar 4. Bahan Penelitian, ST 37

2.2. Peralatan Penelitian

Peralatan utama yang yang digunakan antara lain, mesin freis universal F4 terdapat di Laboratorium Pemesinan Politeknik Negeri Semarang, dan ditunjang dengan peralatan pembantu seperti, kepala pembagi, kotak roda gigi pengganti, kepala lepas, jangka sorong. Sedangkan cutter (pahat potong) beli dipasaran, karena penggunaan cutter-nya akan cenderung menggunakan pemakanan sisi yang agak panjang. Peralatan yang digunakan sebagai berikut:

No Nama Alat Lokasi Kegunaan Ke-mampuan

1 Mesin freis F4-05 Politeknik Pembuatan cam Baik 2 Kepala Pembagi Politeknik Peralatan pembantu Baik 3 Kotak roda gigi

pengganti Politeknik Penggantian roda

gigi Baik

4 Kepala lepas Politeknik Peralatan pembantu Baik 5 Cutter milling Di pasaran Pisau potong benda Baik

Gambar 5. Mesin Mesin freis F4-05

Mesin Frais F4-05

Kotak roda gigi pengganti

Cutter milling

Kepala Pembagi

Kepala lepas

Page 4: Jurnal_rekayasa Eksperimental Pembuatan Cam (Nok)

97

Gambar 6. Kotak roda gigi pengganti Langkah-langkah Percobaan 1) Proses Pembuatan Spesimen

- Bubut benda kerja bahan ST 37 ukuran diameter 100 tebal 10 mm

- Buat lobang dengan mesin bor di tengah benda diameter 20 mm

- Ratakan permukaan benda kerja dengan menggunakan kikir.

- Bubut poros mandrel berdiameter 20 mm sebagai dudukan benda kerja.

2) Proses Pembuatan Cam a. Buat mandrel b. Buat bakalan cam dari bahan St.37 c. Pasang bakalan cam pada mandrel d. Siapkan mesin freis F4 e. Pasang kepala pembagi pada meja mesin

freis f. Pasang kotak roda gigi pengganti g. Atur pemasangan roda gigi sesuai

perhitungan dalam pembuatan cam h. Pasang benda kerja pada kepala pembagi i. Pasang cutter (pisau potong) j. Atur kemiringan kepala mesin freis

sesuai sudut perencanaan k. Atur kemiringan kepala pembagi sesuai

sudut kemiringan l. Lakukan pen-setting-an m. Lakukan pemotongan secara bertahap,

dengan menggunakan pemotongan sisi cutter

n. Perhatikan pemotongan secara melingkar (sesuai besar sudut yang direncanakan)

o. Selesai, matikan mesin dan bersihkan

Diagram Alir Penelitian

Gambar 7. Diagram Alir Penelitian

3. Hasil dan Pembahasan

Kalkulasi perencanaan dan perhitungan cam bahan ST 37, dengan data : Sebuah cam dengan jari-jari piringan bubungan berkurang dari 50 mm menjadi 30 mm, dengan sudut yang terjadi 1800 dari keliling sebesar 3600 . Kisaran sekerup penghantar dari meja F4 adalah 4 mm dan rasio kepala pembagi 40 : 1, panjang sayatan dari pisau frais jari yang tersedia ( L ) = 50 mm, sedangkan tebal benda kerja ( e ) = 10 mm dan sudut kemiringan ( β ) = 30 °, pada kepala pembagi terhadap meja mesin.

Page 5: Jurnal_rekayasa Eksperimental Pembuatan Cam (Nok)

98

Kalkulasi : P2 = - 30 = - 30 = 20 mm

Panjang sayatan yang dibutuhkan (Lx ) = + e

Lx = + 10 = 44,6410 mm

P1 = = = 40 mm

Pergeseran tabel (P) = = = 80 mm

Dari rumus frais heliks : R = = = 2

Dari tabel K 11 � untuk 2, maka : R � A B C D 56 24 28 24 64 24 32 24 72 32 48 24 D C B A

Kalkulasi perencanaan dan perhitungan cam bahan Teflon, dengan data : Sebuah cam dengan jari-jari piringan bubungan berkurang dari 50 mm menjadi 30 mm, dengan sudut yang terjadi 3600 dari keliling sebesar 3600 . Kisaran sekerup penghantar dari meja F4 adalah 4 mm dan rasio kepala pembagi 40 : 1, panjang sayatan dari pisau frais jari yang tersedia ( L ) = 50 mm, sedangkan tebal benda kerja ( e ) = 10 mm dan sudut kemiringan ( β ) = 30 °, pada kepala pembagi terhadap meja mesin. Kalkulasi : P2 = - 30 = - 30 = 20 mm

Panjang sayatan yang dibutuhkan ( Lx ) = + e

Lx = + 10 = 44,6410 mm

P1 = = = 20 mm

Pergeseran tabel (P)= = = 40 mm

Dari rumus frais heliks : R = = = 4

Dari tabel K 11 � untuk 4, maka : R � A B C D 56 24 28 24 64 24 32 24 72 32 48 24 D C B A

Pencekaman benda dikepala lepas dan posisi pahat memotong sisi dari benda kerja sebagai bakal cam dapat di lihat pada Gambar 5.1. Hasil pemakan pahat sisi dari benda kerja dimulai dari bagian atas tegah dari benda kerja, gerakan pemakanan pahat melingkar searah jam sampai 360º dimana putaran pahat searah jarum jam dan arah putaran benda kerja searah jarum jam juga hasil benda seperti gambar 5.2. Gerakan pahat 360º membentuk gerakan spiral, untuk membuat cam gerakan pertama pahat 180º dari atas benda 0º searah jarum jam ke bawah 180º dan gerakan ke dua pahat 180º dari atas benda 0º berlawanan jarum jam ke bawah 180º.

Gambar 8. Gambar Operasional pembuatan

cam (Aciera S.A, 1982)

Gambar 9. Gambar cam (Aciera S.A, 1982) Urutan proses pembuatan cam bahan teflon dapat dilihat pada gambar 5.3 posisi pahat di sisi atas benda kerja arah putaran pahat searah jarum jam berlawanan dengan gerak benda kerja. Gerak pemakanan pahat maju makan dari posisi 0º sebelah utara /atas benda sampai 360º, setelah sampai 360º pahat dimundurkan.

Posisi pahat

Arah putaran pahat

Arah putaran pahat

Page 6: Jurnal_rekayasa Eksperimental Pembuatan Cam (Nok)

98

Gambar 10. Urutan proses pembuatan cam bahan teflon

Dari hasil pembuatan cam di dapatkan dimensi dan bentuk seperti gambar di bawah ini :

(a) (b)

Gambar 11. Hasil pembuatan bakalan dan cam bahan Teflon (a) dan ST 37 (b).

4. Kesimpulan

1) Dari hasil pembuatan cam seat permesianan dapat dipastikan prototipe benda kerja bisa dilaksanakan sebagai program praktikum di semester IV. Untuk pemakanan dianjurkan memakai metode berlawanan arah dan pemakanan benda menggunakan menggunakan sisi pahat.

2) Dimensi prototipe benda kerja untuk bahan cam St 37, radius puncak cam 50 mm, tebal cam 10 mm dan sudut keliling cam 180 ºC. Teflon radius puncak cam 50, tebal cam 10 mm, sudut keliling cam 360 ºC

5. Daftar Pustaka

• Aciera S.A, 1982, Instruction book for nuclinable universal dividing head, Lelocle .Switzerland.

• Eddy D. Hardjapamekas, 1985, Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Penerbit Anggkasa, Bandung.

• Widiarto, 2008, Teknik permesinan, Departeman Pendidikan Nasional, Jakarta

.