jurnal vte
TRANSCRIPT
![Page 1: jurnal VTE](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081717/5498ecb9ac7959292e8b5784/html5/thumbnails/1.jpg)
Wanita dengan, atau Berisiko Tinggi Mengalami Tromboembolisme Vena
Lee P. Shulman
Divisi Genetika Klinik, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Sekolah kedokteran Feinberd Universitas Northwestern, Universitas Illinois di
Kampus Farmasi Chicago, Chicago, IL, USA ([email protected])
Pendahuluan
Pentingnya keamanan, keefektifan, keandalan, dan kemudahan alat kontrasepsi tidak dapat
terlalu ditekankan. Walaupun lebih dari 100 juta wanita di dunia menggunakan alat
kontrasepsi oral, kehamilan tidak terencana masih terjadi pada semua komunitas dan
berlanjut pada tekanan yang mendalam di bidang kesehatan, ekonomi, dan konsekuensi sosial
yang menjadi tantangan global kontemporer.
Oleh karena itu, ketersediaan akses terhadap kontrasepsi yang efektifdan reversibel menjadi
sebuah komponen kritis untuk mengurangi kehamilan tidak diharapkan dan tidak
direncanakan,memberikan kuasa bagi para wanita untuk lebih mengontrol kehidupan
reproduktifnya dan meningkatkan kesehatannya secara keseluruhan dan menjadi lebih baik.
Cleland dkk. baru-baru ini melaporkan bahwa peningkatan penggunaan alat kontrasepsi di
negara berkembang telah mengurangi angka kematian ibu sebanyak 40% sejak 20 tahun yang
lalu dengan berkurangnya kehamilan yang tidak diinginkan.
Penggunaan beberapa produk yang berkaitan dengan farmasi dihubungkan dengan kejadian
yang merugikan. Hal ini merupakan peran para klinisi untuk memastikan manfaat terapeutik
atau melakukan intervensi untuk pencegahan dengan mempertimbangkan efek samping
dalam penggunakan produk tersebut. Hal ini secara umum diterima bahwa penggunaan alat
kontrasepsi hormonal dan intrauterin reversibel adalah aman bagi kebanyakan wanita yang
menggunakan metode demikian, meskipun telah diketahui risiko yang berhubungannya
dengan penggunaannya. Keamanan obat tersebut disebut berdasarkan pengakuan bahwa
beberapa wanita mungkin berpredisposisi pada frekuensi efek samping yang lebih tinggi dan
kondisi yang mengancam kehidupannya dengan penggunaan alat kontrasepsi tertentu.
Ini adalah hasil dari kondisi yang diwariskan atau diperoleh. Wanita dengan kondisi demikian
sebaiknya tidak diberikan pilihan alat kontrasepsi seperti itu yang dapat memperburuk
risikonya lebih lanjut. Hal ini merupakan ide pokok artikel ini.
![Page 2: jurnal VTE](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081717/5498ecb9ac7959292e8b5784/html5/thumbnails/2.jpg)
Risiko Kejadian Tromboemboli Vena
Kejadian tromboemboli vena (VTE) menunjukkan secara relatif sumber hasil pengobatan
yang merugikan diantara wanita di segala umur. Cohen dkk. melaporkan bahwa in Uni Eropa
terdapat lebih dari 1.000.000 kejadian tromboemboli vena dan hampir 220.000 kejadian
tromboemboli vena menyebabkan kematian setiap tahun. Diperkirakan bahwa risiko
menahun pada wanita dibawah usia 40 tahun yang tidak menggunakan kontrasepsi yang
mengandung estrogen adalah hampir 1:10.000, meskipun hal ini mungkin peremehan
terhadap tingginya angka misdiagnosis pada wanita muda. Pada penelitian terhadap wanita
dengan usia reproduktif di Swedia tahun 2004, Samuelson dan Hagg melaporkan total
insidensi VTE adalah 36 per 100.000 wanita dalam setahun.
Walaupun risiko VTE pada wanita (dan pria) meningkat dengan usia, obesitas, kanker dan
merokok, diantara faktor lainnya, peningkatan risiko VTE terhebat yang ditinjau diantara
wanita pada usia reproduktif adalah hasil dari kehamilan dan penggunaan kontrasepsi yang
berisi etinilestradiol. Sutan dkk. melaporkan bahwa risiko VTE selama trimester ketiga
kehamilan meningkat enam kali lipat dibandingkan dengan risiko diluar kehamilan, meskipun
demikian risiko VTE selama periode 6 minggu setelah melahirkan 22 kali lipat lebih hebat
dibandingkan pada wanita yang tidak hamil, dengan risiko terhebat terlihat dalam 3 minggu
setelah melahirkan.
Karena itu, mencegah kehamilan pada wanita usia reproduktif yang tidak ingin hamil akan
mengurangi insidensi VTE. Bagaimanapun, hal ini mengenali bahwa penggunaan metode
kontrasepsi tertentu dapat meningkatkan risiko VTE, meskipun luasnya lebih sedikit
dibandingkan resiko yang berhubungan dengan kehamilan dan periode segera setelah lahir.
Fakta ini telah berkembang dan jarang terabaikan dalam diskusi-diskusi dan debat-debat di
kalangan awam dan media profesional mengenai 'keamanan' relatif regimen kontrasepsi.
Kelalaian ini menyebabkan kerugian dan memiliki potensi menimbulkan efek berbahaya
terhadap penggunaan kontrasepsi efektif yang terus menerus ileh wanita dalam masa seksual
aktif.
Meskipun terdapat banyak diskusi terkait potensi trombofilik dari komponen steroid seks
spesifik dai bermacam kontrasepsi hormonal, artikel ini akan memperluas pemikiran dasar
bahwa wanita yang berisiko tinggi mengalami VTE dari warisan gen predisposisi trombosis,
faktor perilaku medis atau gaya hidup sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi efektif.
![Page 3: jurnal VTE](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081717/5498ecb9ac7959292e8b5784/html5/thumbnails/3.jpg)
Tabel 1: Karakteristik gen dan protein yang berasosiasi dengan trombofilia dan dievaluasi secara klinis
Protein Gen Lokasi Kromosom
Mutasi Trombofilia Metode Pemeriksaan
Faktor Koagulasi V
F5 1q23 R506Q (faktor koagulasi V)
Analisis DNA
Protombin F2 11p11-q12 G20210A Analisis DNAAntitrombin III
SERPINC1 1q23-q25 Bervariasi Aktivitas Protein
Protein C PROC 2q13-q14 Bervariasi Aktivitas ProteinProtein S PROS1 3q11.2 Bervariasi Aktivitas ProteinMTHFR MTHFR 1p36.3 C667T/
C667T,C667T/A1298C
Analisis DNA
Trombofilia Kongenital
Kode seri gen untuk protein yang berperan dalam proses penggumpalan. Beberapa gen,
ketika bermutasi, menghasilkan peningkatan insidensi trombosis. Presentasi mendetail dari
hemostasis melebihi jangkauan artikel ini; bagaimanapun sebuah uraian singkat akan
meletakkan predisposisi genetik terhadap VTE kepada perspektif lain yang lebih jelas.
Hemostasis primer mengarah pada pembentukan sumbat platelet pada sisi luka vaskuler,
sedangkan hemostasis sekunder mengarah pada seri reaksi kimia yang menghasilkan generasi
trombin dan pembentukan gumpalan menetap. Mutasi gen yang berhubungan dengan
hemostasis dapat mengurangi pembentukkan sumbat platelet dan kini dengan gangguan
karakteristik oleh berat, dan kadang tidak terkontrol, perdarahan seperti penyakit von
Willebrand's disease. Secara abnormal, tingginya level protein dan faktor yang berhubungan
dengan hemostasis sekunder dapat meningkatkan risiko trombosis. Keseimbangan yang tepat
antara prokoagulan dan antikoagulan dibutuhkan untuk mencapai fungsi pembekuan yang
normal.
Mutasi genetik berhubungan dengan peningkatan risiko VTE dapat dikategorikan dalam tiga
kelompok: procoagulan, natural antikoagulan, dan fibrinolitik pathway protein, meskipun
hanya gen dari dua kategori tersebut yang kini dievaluasi secara klinis pada individual
dengan risiko trombofilia kongenital. Gen procoagulan termasuk faktor koagulasi V (F5),
protombin (F2), dan methilenetetrahidrofolat reduktase (MTHFR), sedangkan antikoagulan
alami meliputi antitrombin III (SERPINC1), protein C (PROC), dan protein S (PROS1).
Perincian lebih jauh memperhatikan karakteristik molekuler dari gen dilihat pada Tabel 1.
![Page 4: jurnal VTE](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081717/5498ecb9ac7959292e8b5784/html5/thumbnails/4.jpg)
Frekuensi mutasi gen ini berbeda antar berbagai ras dan etnik; informasi demografik dapat
dilihat pada Tabel II.
Tanpa memperhatikan mekanisme mutasi perubahan gen atau fungsi protein, mutasi gen ini
menandakan suatu peningkatan risiko VTE, meskipun peningkatan risiko VTE berbeda
tergantung mutasi gen khusus (Tabel II). Bagi sebagian wanita dengan mutasi trombofilik
yang diketahui, risiko absolutnya terhadap VTE bergantung pada ada tidaknya faktor risiko
lain seperti obesitas, merokok, kehamilan, dan penggunaan kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
Identifikasi wanita yang berisiko mengalami VTE
Pemeriksaan penyaring genetika universal untuk trombofilia bukan merupakan bagian dari
praktik klinik karena protokol pemeriksaan penyaring terkini untuk trombofilia kongenital
tidak murah dan tidak mengurangi morbiditas dan mortalitas pengidap VTE. Pemeriksaan
penyaring bagi wanita untuk trombofilia kongenital melibatkan penilaian individu dan latar
belakang keluarga untuk menentukan apakah tes genetika ini terjamin. Pelaksanaan tes
seperti ini telah mulai memasukkan teknologi molekular (misal microarray assays) yang
mampu mendeteksi jumlah mutasi dan perubahan genetika dan mungkin perubahan
pendekatan kita terhadap pemeriksaan penyaring trombofilia dan kondisi lain di masa yang
akan datang.
Mengidentifikasi wanita usia reproduktif dengan risiko tinggi VTE, terutama wanita muda,
merupakan suatu tantangan, terdapat jumlah yang relatif rendah kejadian VTE pada wanita
muda dan menetap dibawah laporan VTE pada semua individu. Pada akhirnya, pernyataan
konsensus dari American College of Medical Genetic menunjukkan suatu ikhtisar indikasi
untuk melakukan pemeriksaan penyaring yang dapat diterima oleh semua klinisi, dan
meliputi pemeriksaan penyaring bagi wanita untuk trombofilia kongenital jika terdapat hal-
hal seperti di bawah ini:
1. Riwayat individu dengan VTE sebelumnya
2. Secara relatif kurang dari 50 tahun dengan VTE
3. Riwayat keluarga dengan VTE pada wanita hamil, wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi yang mengandung estrogen atau terapi hormon menopause yang
mengandung estrogen.
4. Relatif dengan mutasi yang diketahui pada gen trombofilia
![Page 5: jurnal VTE](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081717/5498ecb9ac7959292e8b5784/html5/thumbnails/5.jpg)
Penting untuk mengenal i bahwa jika tes genetiknya negatif, seperti wanita yang masih
berisiko tinggi mengalami VTE berdasarkan indikasi personal atau familial sebagai alasan
mengapa tes genetik ditawarkan.
Tabel II. Frekuensi mutasi pada populasi spesifik dan pengaruh kuat risiko trombosis vena dalam (DVT)
Protein Frekuensi Populasi (%) Risiko DVTOR OR dengan COC
Faktor Koagulasi V
Putih,5.5Latino, 2.2Afrika-Amerika, 1.2Asia, 0.5Eropa, 3-10
534 (homozigot)
5
16
Protombin Putih, 0.7-4.0Mexico-Amerika, 1.1Afrika-Amerika, 0.3Eropa, 1.7-3Italia, 4-6Asia/America Native, jarang
3 (heterozigot)a 6
Antitrombin III Tidak dipilih, 0.02-0.2 4-50 13Protein C Tidak dipilih, 0.2-0.4 5-11 5Protein S Tidak dipilih, 0.3-0.5 3-15 6-24MTHFR C667T heterozigot, 46
C667T homozigot, 12A1298C heterozigot,40C667T/A1298C, 15-20
1Meningkat sedikit11
1Meningkat sedikit1
COC, Kombinasi kontrasepsi oral; ahomozigot lebih tinggi tapi penelitian tentangnya masih kurang
Pemeriksaan penyaring
Perkembangan teknologi microarray diagnostic baru, dalam fragmen DNA multipel atau
oligonukleotida untuk mengidentifikasi gen spesifik asal kode gen tersusun pada permukaan
yang padat, agar efisien,analisis otomatis gen multipel dilakukan pada waktu yang
bersamaan. Metode seperti aCGH (Array Comparative Genomic Hybridization) dan SNP
(Single Nucleotide Polymorphisme) telah luas mengembangkan sejumlah gen dan perubahan
genomik yang dapat dianalisis. Hal demikian memungkinkan tes dilakukan secara bersamaan
untuk spektrum gen dan gangguan genetik. Gen multipel berhubungan dengan trombofilia
jelas cocok bagi pendekatan diagnosis mikroarrai dan beberapa laboratorium telah mulai
untuk menawarkan jalur untuk menaksir adanya mutasi gen trombofilik.
![Page 6: jurnal VTE](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081717/5498ecb9ac7959292e8b5784/html5/thumbnails/6.jpg)
Terkadang tes genetika dilakukan, pada waktu tertentu, hanya terkhusus untuk mereka wanita
yang berisiko tinggi mengalami trombofilia kongenital, tidak ada konsensus untuk
mengevaluasi mutasi gen spesifik. Sedangkan, mayoritas evaluasi genetik akan memasukkan
mutasi faktor koagulasi V, protrombin, dan gen MTHFR, aplikasi teknologi mikroaray
mengizinkan terjadinya lebih banyak terjadi mutasi, mutasi tersebut jarang ditemukan pada
populasi umum atau dalam komunitas spesifik. Kongres obstetri dan ginekologi Amerika
merekomendasikn bahwa tes faktor koagulasi V, protombin, protein C, dan defisiensi protein
S dan defisiensi antitrombin, tidak termasuk MTHFR. Alasannya karena heterozigositas
untuk mutasi gen MTHFR lebih tinggi pada banyak populasi (4-16% di Eropa), adanya
mutasi MTHFR tidak dapat digunakan untuk menyampaikan suatu peningkatan risiko VTE
pada wanita yang hamil atau tidak hamil. Sedangkan, mutasi MTHFR terjadi karena
hiperhomosisteinaemia, yang dipercaya memiliki hubungan dengan peningkatan risiko VTE,
penelitian terkini mengindikasikan bahwa peningkatan level homosistein, kemungkinan
terburuk, menjadi faktor risiko ringan untuk VTE, yang mungkin menunjukkan penggunaan
umum folat dalam tepung dan suplemen makanan di negara maju. Bukti yang ada kini tidak
cukup untuk mendukung penggabungan analisis mutasi gen MTHFR atau penilaian level
homosistein sebagai penggambaran risiko VTE, hal ini direkomendasikan sebagai
pemeriksaan bukan sebagai bagian dari jalur trombofilia. Jalur terkini untuk pemeriksaan
genetika untuk trombofilia meliputi protein dan gen pada Tabel II, kecuali MTHFR.
Pilihan Kontrasepsi
Bagi wanita yang masih aktif secara seksual yang ditemukan memiliki peningkatan risiko
mengalami VTE sebagai hasil dari riwayat VTE personal dan familial atau riwayat
trombofilia kongenital personal dan familial, kontrasepsi untuk mencegah kehamilan tidak
diinginkan dan tidak direncanakan, akan meningkatkan kemungkinan VTE. Kontrasepsi
untuk wanita seperti ini, bagaimanapun, sebaiknya tidak mengandung komponen estrogen,
tanpa menghiraukan cakupan seks steroid estrogenik pada regimen. Sedangkan konsumsi
regien etinilestradiol non oral dan estradiol oral dihubungkan dengan studi fisiologi yang
menandakan potensial terendah risiko VTE, belum ada data klinis yang mendukung risiko
VTE terendah dengan penggunaannya daripada yang diamati dengan menggunaan regimen
yang mengandung etinilestradiol. Sesuai dengan itu, tidak ada regimen kontrasepsi yang
mengandung estrogen, tanpa memperhatikan tipe estrogen atau sistem penggunaan yang
spesifik, sebaiknya dipertimbangkan penggunaannya bagi wanita dengan risiko tinggi VTE.
Bagaimanapun, karena varietas metode jangka pendek dan jangka panjang kini tersedia yang
![Page 7: jurnal VTE](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081717/5498ecb9ac7959292e8b5784/html5/thumbnails/7.jpg)
tidak mengandung estrogen, pemusnahan kontrasepsi yang mengandung estrogen dari
pertimbangan pemakaian untuk wanita dengan risiko tinggi VTE tidak mengurangi pilihan
kontrasepsi mereka, regimen harian efektivitas tinggi, non-harian, oral dan non oral yang
bersifat reversibel masih tersedia untuk wanita dengan risiko tinggi VTE. Tidak terdapat
keadaan ketika kontrasepsi yang mengandung estrogen diberikan kepada wanita yang
berisiko tinggi VTE karena kurang efektif dan kontrasepsi reversibel. (Tabel III).
Tabel III. WHO Medical Eligibility Criteria (MEC) untuk penggunaan kontrasepsi
Kondisi Metode hormonal kombinasi
Pil Progesteron-only
DMPA Implan LNG-IUS IUD
Riwayat DVT/PE
4 2 2 2 2 1
Riwayat keluarga dengan DVT/PE
2 2 1 1 1 1
Trombofilia Kongenital
4 2 2 1 2 1
DVT, Trombosis Vena Dalam; PE, Embolisme Paru
Bagi wanita dengan resiko tinggi yang mencari metode kontrasepsi harian, pil progesteron-
only yang mengandung desogestrel atau noretisteron mungkin digunakan. Pil tersebut secara
khas memiliki efektifitas rendah daripada metode kombinasi hormonal, untuk menyebabkan
peningkatan frekuensi perdarahan dan flek diluar jadwal. Meskipun demikian, ia
menyediakan kontrasepsi yang baik untuk wanita yang dapat mengembangkan ritual
pemakaian pil efektif yang mengarahkan penggunaan harian lewat ingesti kira-kira pada
waktu yang sama setiap hari.
Pilihan metode non-harian dan non-oral untuk wanita yang sangat berkeinginan untuk
menggunakan alat kontrasepsi efektif yang tidak mengandung estrogen lebih besar dalam
jumlah dan regimen. Metode intrauterin, yaitu copper-releasing Intrauterin Device (IUD) dan
levonorgestrel-releasing intrauterin sistem (LNG-IUS;Mirena) untuk jangka waktu 10 dan 5
tahun,berturut-turut, merupakan kontrasepsi yang efektif dan reversibel. Kedua metode ini
dikarakteristikan dengan profl efek samping yang berbeda (ketidakamanan). Khususnya,
LNG-IUS berkaitan dengam berkurangnya pengeluaran darah menstruasi dan memiliki
indikasi sekunder untuk penatalaksanaan perdarahan menstruasi yang hebat di beberapa
yurisdiksi. Kedua metode intrauterin ini berkaitan dengan penurunan kejadian kanker
endometrium.
![Page 8: jurnal VTE](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081717/5498ecb9ac7959292e8b5784/html5/thumbnails/8.jpg)
Injeksi Depot Medroxyprogesteron Acetate (DMPA) tersedia dalam dua dosis: 150 mg injeksi
intramuskuler dan 104 mg injeksi subkutan. Keduanya diberikan per 3 bulan kontrasepsi
efektif. Pertimbangan penggunaan regimen dosis rendah dijamin bagi wanita yang berisiko
tinggi karena laporan peningkatan resiko VTE di antara wanita post menopause yang
menggunakan DMPA sebagai komponen manajemen menopause regimen hormon. Penelitian
lain gagal menunjukkan peningkatan risiko VTE diantara pengguna kontrasepsi progesteron-
only, dan tidak ada peningkatan yang dilaporkan di antara wanita usia reproduktif yang
menggunakan salah satu dari kedua dosis injeksi DMPA untuk kontrasepsi.
Implan etonogestrel tersedia hingga 3 tahun untuk kontrasepsi efektif dan reversibel yang
diasosiasikan dengan perdarahan tidak terduga yang secara umum terjadi pada banyak
pengguna. Keuntungan implan etonogestrel dan metode non-harian yang
lainnya,bagaimanapun, adalah tidak banyak gangguan efek samping karena ketiadaan
kebutuhan untuk regimen harian.
Kesimpulan
Klinisi harus sadar akan kepentingan risiko VTE pada wanita yang menggunakan kontrasepsi
dan menyediakan pemeriksaan penyaring yang tepat terhadap wanita yang beresiko dan
kontrasepsi non estrogen untuk mereka yang berisiko tinggi. Variasi yang luas dari
kontrasepsi efektif jangka pendek dan kontrasepsi reversibel jangka panjang tersedia bagi
para wanita yang berisiko tinggi VTE karena sebab riwayat personal maupun dari keluarga,
faktor gaya hidup, dan warisan gen predisposisi. Kepercayaan pada metode yang kurang
efektif seperti senggama terputus, rencana alami keluarga, dan metode pembatas (kondom)
tidak direkomendasikan untuk wanita yang aktif secara seksual yang berisiko tinggi VTE,
dimana kehamilan yang tidak diiinginkan dan tidak direncanakan dapat terjadi.