jurnal usqi krizdiana (2091210027)

13
EFEK BUAH KAWISTA (Limonia acidissima L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR Lactate dehydrogenase (LDH) SERUM TIKUS MODEL DIABETES MELITUS TIPE II Usqi Krizdiana * , H.R.M. Hardadi Airlangga ** , Rima Zakiyah ** * Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang ** Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang Email: [email protected] ABSTRAK Pendahuluan: Lactate dehydrogenase (LDH) merupakan enzim yang banyak terdapat di intraseluler. LDH terlihat meningkat dalam serum pada diabetes melitus tipe 2. LDH dapat digunakan sebagai parameter kerusakan membran sel pada keadaan diabetes melitus tipe 2. Buah Kawista (Limonia acidissima L.) mengandung senyawa flavonoid, glikosida, saponin, tanin, beberapa kumarin, vitamin C, serta derivat tiramin yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat memperbaiki kerusakan membran sel akibat hiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek buah Kawista (Limonia acidissima L.) terhadap penurunan kadar LDH serum tikus model Diabetes Melitus Tipe 2. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan post test control group only design, menggunakan 30 ekor tikus wistar jantan (Rattus novergicus) yang dibagi secara random menjadi 5 kelompok. Awalnya, semua kelompok diberi diet normal selama seminggu, lalu selama 15 hari kelompok kontrol negatif diberi diet normal, kelompok kontrol positif (model diabetes melitus tipe 2), kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 diberi diet tinggi lemak. Pada hari ke-16, diinjeksi streptozotocin dosis tunggal 50 mg/kgBB/hari, dilanjutkan pemberian diet tinggi lemak sampai 30 hari. Kemudian, buah Kawista diberikan dengan dosis 150 mg/kgBB untuk kelompok perlakuan 1, 300 mg/kgBB untuk kelompok perlakuan 2, dan 600 mg/kgBB untuk kelompok perlakuan 3. Pemberian buah Kawista dilakukan secara per oral dengan sonde selama 30 hari. Selama pemberian buah, semua kelompok diberi pakan normal. Parameter yang diukur adalah kadar LDH serum. Analisis data menggunakan metode ANOVA dilanjutkan uji LSD Post Hoc. Hasil: Kadar LDH kelompok kontrol negatif 301.33±45.72 U/L, sementara kelompok kontrol positif 1957.33±55.12 U/L. Buah Kawista dapat menurunkan kadar LDH sampai 1402.67±29.06 U/L, 850.67±107.77 U/L, dan 448.00±88.22 U/L, masing-masing pada dosis 150mg/kgBB/hari, 300 mg/kgBB/hari, dan 600 mg/kgBB/hari. Secara statistik, ada perbedaan yang signifikan pada semua kelompok pemberian buah Kawista * 1

Upload: usqi-krizdiana

Post on 25-Oct-2015

197 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Usqi Krizdiana (2091210027)

EFEK BUAH KAWISTA (Limonia acidissima L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR Lactate dehydrogenase (LDH) SERUM TIKUS MODEL DIABETES

MELITUS TIPE IIUsqi Krizdiana*, H.R.M. Hardadi Airlangga**, Rima Zakiyah**

* Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang** Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pendahuluan: Lactate dehydrogenase (LDH) merupakan enzim yang banyak terdapat di intraseluler. LDH terlihat meningkat dalam serum pada diabetes melitus tipe 2. LDH dapat digunakan sebagai parameter kerusakan membran sel pada keadaan diabetes melitus tipe 2. Buah Kawista (Limonia acidissima L.) mengandung senyawa flavonoid, glikosida, saponin, tanin, beberapa kumarin, vitamin C, serta derivat tiramin yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat memperbaiki kerusakan membran sel akibat hiperglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek buah Kawista (Limonia acidissima L.) terhadap penurunan kadar LDH serum tikus model Diabetes Melitus Tipe 2.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan post test control group only design, menggunakan 30 ekor tikus wistar jantan (Rattus novergicus) yang dibagi secara random menjadi 5 kelompok. Awalnya, semua kelompok diberi diet normal selama seminggu, lalu selama 15 hari kelompok kontrol negatif diberi diet normal, kelompok kontrol positif (model diabetes melitus tipe 2), kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 diberi diet tinggi lemak. Pada hari ke-16, diinjeksi streptozotocin dosis tunggal 50 mg/kgBB/hari, dilanjutkan pemberian diet tinggi lemak sampai 30 hari. Kemudian, buah Kawista diberikan dengan dosis 150 mg/kgBB untuk kelompok perlakuan 1, 300 mg/kgBB untuk kelompok perlakuan 2, dan 600 mg/kgBB untuk kelompok perlakuan 3. Pemberian buah Kawista dilakukan secara per oral dengan sonde selama 30 hari. Selama pemberian buah, semua kelompok diberi pakan normal. Parameter yang diukur adalah kadar LDH serum. Analisis data menggunakan metode ANOVA dilanjutkan uji LSD Post Hoc.

Hasil: Kadar LDH kelompok kontrol negatif 301.33±45.72 U/L, sementara kelompok kontrol positif 1957.33±55.12 U/L. Buah Kawista dapat menurunkan kadar LDH sampai 1402.67±29.06 U/L, 850.67±107.77 U/L, dan 448.00±88.22 U/L, masing-masing pada dosis 150mg/kgBB/hari, 300 mg/kgBB/hari, dan 600 mg/kgBB/hari. Secara statistik, ada perbedaan yang signifikan pada semua kelompok pemberian buah Kawista dibandingkan dengan kontrol positif. Dosis 600 mg/kgBB/hari memberikan kadar LDH terendah (p<0.05).

Kesimpulan: Buah Kawista (Limonia acidissima L.) terbukti dapat menurunkan kadar LDH serum tikus (Rattus norvegicus) strain wistar model diabetes melitus tipe 2.

Kata kunci: diabetes melitus tipe 2, buah Kawista, LDH, diet tinggi lemak, streptozotocin

*

1

Page 2: Jurnal Usqi Krizdiana (2091210027)

2

KAWISTA FRUIT EFFECT (Limonia acidissima L.) ON DECREASE OF Lactate dehydrogenase (LDH) SERUM LEVEL IN RATS MODEL OF TYPE 2

DIABETES MELLITUSUsqi Krizdiana*, H.R.M. Hardadi Airlangga**, Rima Zakiyah**

*Undergraduate Student, Medical Faculty of Malang Islamic University **Lecturers, Medical Faculty of Malang Islamic University

Email: [email protected]

ABSTRACT

Introduction: Lactate dehydrogenase (LDH) is an enzyme which found in many cells. One of the increased of LDH level can be seen in type 2 diabetes mellitus. LDH can be used as parameters of membran cell damaged. Kawista fruit (Limonia acidissima L.) contains of active compounds such as flavonoid, glycosides, saponins, tannins, some coumarins, vitamin C, and tyramin derivates, has antioxidant effects which hypothetically could repair membran cell damage from hyperglycemia. The aim of this study is to establish effect of Kawista fruit (Limonia acidissima L.) on decrease of lactate dehydrogenase (LDH) serum level in rats model of type 2 diabetes mellitus.

Methods: This is an experimental study with post test control group only design, using 30 male wistar rats (Rattus novergicus) randomly divided into 5 groups. Initially, all groups were fed normal diet for one week. Subsequently, negative control group were fed normal diet, positive control group (rats model of type 2 diabetes mellitus), treatment group 1, 2, and 3 were fed high fat diet for 15 days. While on day-16, were injected by single dose streptozotocin 50 mg/kgBB, continued by fed high fat diet until 30 days. Pulp of Kawista fruit was given orally for 30 days with the dosage 150 mg/kgBW/day, 300 mg/kgBW/day and 600 mg/kgBW/day for treatment group 1, 2, and 3, respectively. During the administration of fruits, all groups were fed normal diet. LDH serum level were assessed on day 60. Data were analized using ANOVA method and further with Post Hoc LSD test.

Results: LDH level of negative control group was 301.33±45.72 U/L, while LDH level of positive control group was 1957.33±55.12 U/L. Kawista fruit decrease levels of LDH level to 1402.67±29.06 U/L, 850.67±107.77 U/L, and 448.00±88.22 U/L on 150mg/kgBW/day, 300 mg/kgBW/day, and 600 mg/kgBW/day dosage, respectively. Statistically significant difference to positive control was reached in all kawista fruit groups, with 600 mg/kgBW/day dosage gives the lowest LDH serum level (p<0.05).

Conclusion: Kawista fruit (Limonia acidissima L.) can reduce LDH serum level in rats model of type 2 diabetes mellitus.

Keywords: Type 2 diabetes mellitus, Kawista fruit, LDH, high fat diet, streptozotocin

Page 3: Jurnal Usqi Krizdiana (2091210027)

3

PENDAHULUANDiabetes Mellitus (DM) merupakan

sindroma kronik gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak akibat insufisiensi sekresi insulin atau resistensi insulin pada jaringan yang dituju. DM terdapat dalam dua bentuk utama, yaitu DM Tipe 1 dan DM Tipe 2.1 Dibandingkan DM Tipe 1, DM Tipe 2 lebih sering dijumpai dan sering terjadi pada orang dengan obesitas, aktivitas fisik yang kurang (inexercise), pola hidup yang tidak sehat, dan ditemukan 90 persen dari seluruh kasus DM.2 Jumlah penderita DM meningkat dari 171 juta orang pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 366 juta pada tahun 2030.3

Indonesia diperkirakan akan menempati peringkat 5 dunia dengan jumlah pasien sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025.4

Hiperglikemia pada DM meningkatkan jumlah radikal bebas yang jika terjadi penurunan jumlah antioksidan akan menimbulkan stres oksidatif.5 Jika stres oksidatif berlangsung berat dan lama, akan menimbulkan kerusakan sel,6 sehingga dinding sel menjadi rapuh, mudah rusak, dan pecah.7

Kerusakan struktur membran sel akan menyebabkan keluarnya berbagai enzim intraseluler ke dalam darah,8 salah satunya enzim Lactate dehydrogenase (LDH).9

Pemeriksaan kadar LDH merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya kerusakan sel.10 Selain itu, pemeriksaan kadar enzim LDH dapat bermanfaat sebagai parameter aktivitas penyakit,9 serta sebagai indikator adanya suatu proses yang patologis.11

Dalam menekan terjadinya stres oksidatif, sangat dibutuhkan antioksidan yang terkandung dalam tanaman herbal.12 Salah satu tanaman herbal yang berpotensi sebagai antioksidan adalah Kawista (Limonia acidissima L.).13 Buah kawista mengandung flavonoid, glikosida, saponin, tanin, beberapa kumarin,14 serta derivat tiramin yang berfungsi sebagai antioksidan.15

Zat aktif yang terkandung dalam buah kawista diharapkan akan memperbaiki kondisi hiperglikemi dan menangkal efek radikal bebas sehingga mampu menurunkan kadar LDH serum.

Berdasarkan latar belakang penulis di atas, maka penulis tertarik untuk membuktikan efek buah kawista terhadap kadar LDH serum tikus model DM Tipe 2.

METODE PENELITIANRancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara eksperimental laboratorium dengan desain

control group post- test only yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Muhammadiyah Malang.

Hewan coba yang digunakan ialah tikus wistar (Rattus novergicus) berjenis kelamin jantan, usia 2,5 bulan, berat badan 150 gram, berjumlah 30 ekor dengan kondisi sehat yang ditandai dengan gerak aktif.16

Dalam penelitian ini, terdapat 5 kelompok perlakuan dengan tiap kelompok terdiri dari 6 tikus, yaitu: kelompok tikus normal, kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak dan injeksi streptozotocin 50 mg/kgBB serta tanpa diberi buah Kawista, kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak selama 30 hari, diinjeksi streptozotocin 50 mg/kgBB, dan diberi buah Kawista 150 mg/kgBB selama 30 hari, kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak selama 30 hari, diinjeksi streptozotocin 50 mg/kgBB dan diberi buah Kawista 300 mg/kgBB selama 30 hari, dan kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak selama 30 hari, diinjeksi streptozotocin 50 mg/kgBB dan diberi buah Kawista 600 mg/kgBB selama 30 hari.

Pembuatan Pakan NormalPakan standar tikus wistar adalah diet

normal berupa konsentrat PARS dan tepung terigu pada perbandingan 2:1. Total pakan yang diberikan adalah 30 g/hari/tikus

Pembuatan Diet Tinggi LemakDiet tinggi lemak (high fatty diet) diberikan

30 gram/ekor/hari selama 30 hari pertama. Komposisi high fat diet terdiri BR-1 59,45%, tepung terigu 10%, asam Cholat 0,05%, kolesterol 0,5%, lemak sapi 10%, minyak kelapa 10%, dan kuning telur 10%.17

Pembuatan Tikus Model DM Tipe 2Awalnya, pemberian diet tinggi lemak

dilakukan selama 14 hari.18,19 Setiap 7 hari berat badan tikus ditimbang untuk mengkonfirmasi keadaan obesitas yang merupakan faktor risiko DM Tipe 2. Kemudian, pada kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 setelah tikus dipuasakan selama 16 jam, tikus diinjeksi STZ dosis 50 mg/kgBB. Pembuatan STZ dengan cara melarutkan STZ ke dalam buffer sitrat. Kemudian diinjeksikan secara intraperitoneal dosis 50 mg/kgBB. Setelah 72 jam, diukur kadar kolesterol dan kadar fasting blood glucose (FBG) dengan glukometer. Berat badan ditimbang setiap minggu untuk mengkonfirmasi adanya kondisi DM Tipe 2. Pemberian diet tinggi lemak dilanjutkan sampai hari ke-30. Pada 30 hari berikutnya, semua

Page 4: Jurnal Usqi Krizdiana (2091210027)

4

kelompok diberi diet normal, dan kelompok perlakuan diberi buah Kawista.

Pembuatan Sediaan Daging Buah KawistaBuah kawista diperoleh dari UPT. Balai

Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI, Pasuruan, Jawa Timur dan telah disertifikasi.

Dipilih buah yang bagus (tidak kering dan tidak busuk) untuk menjaga kandungan buah. Buah kawista dicuci dengan air mengalir sampai bersih. Daging buah kawista diambil dan dipisahkan dari bijinya dengan menggunakan saringan. Setelah itu daging buah Kawista ditimbang sebesar 150 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB, kemudian ditambahkan aquades 1 mL dan dicampur dengan menggunakan pengaduk. Selanjutnya diberikan pada kelompok perlakuan dengan cara personde lambung.

Pengukuran Kadar LDH SerumTikus dibius dengan eter, lalu dilakukan

insisi dengan gunting secara vertikal mengikuti linea mediana dari abdomen menuju ke thorak. Kemudian diambil darah dari jantung sebanyak 3 cc.

Setelah itu darah disentrifus. Kemudian serum darah diambil dan dilakukan pengukuran kadar LDH serum dengan menggunakan spektrofotometri automatic analyser Hitachi 902 λ 340 nm.

Analisis DataAnalisis data pada penelitian ini

menggunakan ANOVA dengan program SPSS statistics version 16.

Untuk uji beda antar variabel menggunakan uji statistik LSD post hoc (Beda Nyata Terkecil). Hasil dikatakan bermakna bila p<0,05.

HASIL PENELITIAN

Efek Pemberian Buah Kawista terhadap Kadar LDH Serum Tikus Model DM Tipe 2

Hasil kadar LDH pada kelompok tikus tanpa model DM Tipe 2 (kontrol negatif) dibandingkan dengan kelompok tikus yang diberi perlakuan model DM Tipe 2 dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1.

Berdasarkan Tabel 1, tampak rerata/mean kadar LDH serum dari kelompok normal (kontrol negatif) sebesar 301,33±45.72 sedangkan rerata/mean kadar LDH serum dari kelompok model DM Tipe 2 (kontrol positif) sebesar 1957,80±55.12. Berdasarkan Uji LSD

post hoc, didapatkan bahwa taraf signifikansi antar kelompok adalah 0.000 (p<0.05). Dapat diartikan bahwa ada perbedaan yang signifikan mean kadar enzim LDH serum pada kontrol negatif dan kontrol positif, dengan kata lain model DM tipe 2 dapat meningkatkan kadar LDH serum.

Berdasarkan Uji LSD post hoc terhadap kadar LDH serum antara kelompok model DM Tipe 2 dengan pemberian buah Kawista 150 mg/kgBB/hari dibandingkan dengan kelompok model DM Tipe 2 dengan pemberian buah Kawista 150 mg/kgBB/hari dibandingkan dengan kelompok model DM Tipe 2 dan pemberian buah Kawista 300 mg/kgBB/hari, didapatkan taraf signifikansi antar kelompok adalah p<0.05. Sehingga dapat diartikan bahwa ada perbedaan yang signifikan mean kadar LDH

Tabel 1. Rerata Kadar LDH Serum Tikus Kelompok Kontrol dan Kelompok dengan Pemberian Buah Kawista

Keterangan:a: p<0.05 berbeda signfikan (LSD post hoc test ANOVA) dengan kelompok kontrol positif (model DM Tipe 2b: p<0.05 berbeda signfikan (LSD post hoc test ANOVA) dengan kelompok kontrol negatifc: p<0.05 berbeda signfikan (LSD post hoc test ANOVA) dengan kelompok model DM Tipe 2 dan buah Kawista 150 mg/kgBB/harid: p<0.05 berbeda signfikan (LSD post hoc test ANOVA) dengan kelompok model DM Tipe 2 dan buah Kawista 300 mg/kgBB/hari

Gambar 2. Rerata Kadar LDH Serum Tikus Model DM Tipe 2 dan Pemberian BuahKawista.

serum pada kelompok model DM Tipe 2 dengan pemberian buah Kawista 150 mg/kgBB/hari dibandingkan dengan kelompok model DM Tipe 2 dan pemberian buah Kawista 300 mg/kgBB/hari. Hal ini menunjukkan ada

Page 5: Jurnal Usqi Krizdiana (2091210027)

5

pengaruh perbedaan dosis dalam menurunkan kadar LDH serum tikus model DM Tipe 2.

Pada kelompok model DM Tipe 2 dengan pemberian buah Kawista 300 mg/kgBB/hari dibandingkan dengan kelompok model DM Tipe 2 dan pemberian buah Kawista 600 mg/kgBB/hari berdasarkan hasil Uji LSD post hoc didapatkan taraf signifikansi antar kelompok adalah p<0.05. Dapat diartikan bahwa ada perbedaan yang signifikan mean kadar LDH serum pada kelompok model DM Tipe 2 dengan pemberian buah Kawista 300 mg/kgBB/hari dibandingkan dengan kelompok model DM Tipe 2 dan pemberian buah Kawista 600 mg/kgBB/hari. Hal ini menunjukkan dosis 600 mg/kgBB/hari lebih kuat dalam menurunkan kadar LDH dibandingkan 300 mg/kgBB/hari.

PEMBAHASANPenelitian ini menggunakan hewan coba

tikus wistar (Rattus novergicus) berjenis kelamin jantan, usia 2,5 bulan, berat badan 150 gram, biakan lokal, berjumlah 30 ekor dengan kondisi sehat. Pemilihan tikus wistar dengan pertimbangan hewan ini mudah didapatkan, mudah beradaptasi sesuai dengan lingkungan yang baru serta mudah untuk dimanipulasi sehingga jumlah sampel dapat dikendalikan dengan baik. Dipilih tikus jantan karena tidak dipengaruhi oleh siklus hormonal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Pemilihan umur 2,5 bulan didasarkan pada pertimbangan sudah mencapai usia dewasa, sedangkan berat badannya dapat menggambarkan kesehatan hewan coba.16

Penelitian ini telah mendapat persetujuan sertifikat etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang. Sedangkan hewan coba yang digunakan mendapat persetujuan dan sertifikat etik dari Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Pembuatan tikus model DM Tipe 2 dilakukan dengan cara menginduksi hewan coba dengan pemberian diet tinggi lemak (HFD) dan streptozotocin dosis rendah (50 mg/kgBB).18,19

Tikus yang diberi buah Kawista dengan dosis 150 mg/kgBB/hari, 300 mg/kgBB/hari, dan 600 mg/kgBB/hari selama 30 hari dapat memperbaiki kerusakan membran sel pada kondisi DM Tipe 2.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kadar LDH pada kondisi DM Tipe 2 secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol negatif. Penelitian Ismail dan Eßref juga menyatakan bahwa kondisi diabetes dapat

meningkatkan kadar LDH,20 namun tidak setinggi pada penelitian ini.

Pada kontrol negatif, didapatkan kadar LDH sebesar 301.33±45.72. Hal tersebut menjadikan kontrol negatif sebagai acuan perbandingan kelompok kontrol positif dan kelompok yang diberi buah Kawista. Enzim LDH secara fisiologis berperan dalam mengkatalisis piruvat menjadi laktat pada keadaan glikolisis anaerob.21 Selain itu, penelitian Gladden menyatakan bahwa laktat berperan dalam glikolisis aerob dan pada beberapa proses penyembuhan luka, terutama angiogenesis.22

Walaupun LDH berperan secara fisiologis, namun pengukuran kadar enzim LDH juga berperan untuk mendeteksi adanya kerusakan membran sel pada kondisi kronis.23

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kadar LDH serum tikus kelompok kontrol positif dengan kelompok yang diberi buah Kawista pada dosis 150, 300, dan 600 mg/kgBB/hari/ekor/hari (Gambar 5.1). Hasil penelitian ini memperlihatkan 3 dosis buah Kawista (Limonia acidissima L.) memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar LDH serum tikus model DM Tipe 2. Mekanisme terjadinya hal ini dapat melalui efek antioksidan dari kandungan buah Kawista. Hasil ini sejalan dengan penelitian Ilango, bahwa buah Kawista pada dosis 200 mg/kgBB/hari dapat meningkatkan SOD dan menurunkan MDA. Sedangkan pada dosis 400 mg/kgBB/hari lebih baik dibandingkan dengan dosis 400 mg/kgBB.24 Akan tetapi, pada penelitian dengan metode yang sama yaitu model DM Tipe 2, pemberian buah Kawista dosis 150, 300, dan 600 mg/kgBB/hari dapat meningkatkan SOD dan menurunkan MDA serum, dan pada dosis 600 mg/kgBB/hari dapat meningkatkan SOD sebesar 1001.36±48.51 dan menurunkan kadar MDA serum sebesar 5.75±1.98.25 Hal ini menunjukkan bahwa dosis 600 mg/kgBB/hari lebih optimal dalam meningkatkan jumlah antioksidan dibandingkan dosis 400 mg/kgBB/hari pada penelitian Ilango.

Buah Kawista dosis 600 mg/kgBB/hari lebih otpimal dalam menurunkan kadar LDH serum tikus model DM Tipe 2 mendekati nilai normal dibandingkan dosis 150 dan 300 mg/kgBB/hari. Mekanisme terjadinya hal ini karena buah Kawista pada dosis 600 mg/kgBB/hari yang diberikan selama 30 hari kandungan zat aktif yang bersifat antioksidan lebih banyak dibandingkan dosis 150 dan 300 mg/kgBB/hari. Namun, apabila dosis 600 mg/kgBB/hari diberikan dalam waktu lebih dari 30 hari

Page 6: Jurnal Usqi Krizdiana (2091210027)

6

memungkinkan kadar LDH serum menjadi normal.

Pemberian buah Kawista pada kondisi DM Tipe 2 selain dapat menurunkan kadar LDH juga mampu memperbaiki kerusakan sel akibat kondisi hiperglikemia. Perbaikan kerusakan sel dapat terjadi melalui integrasi efek Kawista terhadap penurunan kadar glukosa darah,26

peningkatan kadar insulin,27 peningkatan SOD dan penurunan MDA serum,25 penurunan TNF-alpha hepar,28 penurunan ureum dan kreatinin,29

dan penurunan kadar kolesterol total dan LDL, serta peningkatan HDL.30

Jika dilihat perbandingan antar kelompok perlakuan, berdasarkan Uji LSD post hoc terhadap kadar LDH serum antara kelompok dosis 150 mg/kgBB/hari/hari dibandingkan dengan kelompok dosis 300 mg/kgBB/hari/hari menunjukkan ada pengaruh perbedaan dosis dalam menurunkan kadar LDH serum tikus model DM Tipe 2. Perbedaan dosis yang diberikan kepada kelompok perlakuan menyebabkan jumlah zat aktif yang dihasilkan oleh buah Kawista berbeda, sehingga efek antioksidan dalam menurunkan kadar LDH serum juga berbeda. Semakin kecil dosis yang diberikan, maka radikal bebas yang diikat oleh antioksidan juga akan sedikit,31 akibatnya, efek yang ditimbulkan juga tidak akan maksimal dalam menurunkan kadar LDH serum. Maka dari itu dosis perlu ditingkatkan untuk menurunkan kadar LDH mendekati kadar normal, seperti pada kontrol negatif.

Pemberian daging buah Kawista terbukti menurunkan kadar LDH serum tikus model DM Tipe 2. Penurunan kadar LDH serum ini dapat disebabkan beberapa mekanisme, yaitu: (1) adanya aktivitas antioksidan dari flavonoid, glikosida, saponin, tanin, beberapa kumarin, derivat tiramin, vitamin C, dan zat-zat lain yang terkandung dalam buah Kawista yang berfungsi sebagai antioksidan.14 Kandungan antioksidan tersebut dapat menjadi donator elektron sehingga membentuk produk yang stabil.31

Maka antioksidan yang terkandung dalam buah Kawista dapat menurunkan kadar LDH serum. Jika jumlah antioksidan sedikit, maka radikal bebas yang diikat akan sedikit juga, sehingga efek yang ditimbulkan juga tidak akan maksimal. Sedangkan pada jumlah antioksidan yang cukup, maka radikal bebas yang terbentuk akan terikat seluruhnya sehingga efek yang ditimbulkan akan maksimal. Metode pemilihan daging buah Kawista juga berpengaruh terhadap zat-zat yang dihasilkan yang bersifat antioksidan. Hal-hal tersebut menjelaskan mengapa pemberian buah Kawista 600 mg/kgBB/hari/hari lebih baik dibandingkan

dengan 300 mg/kgBB/hari/hari dalam menurunkan kadar LDH serum pada tikus model DM Tipe 2. Hal ini menjadikan buah Kawista memiliki ROS scavenging effect yang maksimal pada dosis 600 mg/kgBB/hari/hari. (2) Selain itu, buah Kawista dapat meningkatkan kadar P13K dan GLUT-4 sehingga mampu memperbaiki keadaan resistensi insulin pada DM Tipe 2.27

Kadar LDH serum kelompok DM Tipe 2 dengan pemberian buah Kawista 600 mg/kgBB/hari/hari dibandingkan kelompok kontrol negatif (301.33±45.72) tidak berbeda nyata (p>0.05). Tidak adanya perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol negatif dapat disimpulkan bahwa dosis 600 mg/kgBB/hari/ekor/hari merupakan dosis yang dapat mengembalikan kondisi seperti pada keadaan normal. Mekanisme terjadinya hal ini melalui zat aktif yang terkandung dalam buah Kawista dalam menurunkan jumlah radikal bebas, sehingga aktivitas peroksidasi lipid membran sel dapat ditekan, dan membran sel yang rusak dapat beregenerasi lebih cepat, sehingga kadar LDH serum mendekati normal.

KESIMPULANPemberian buah Kawista (Limonia

acidissima L.) terbukti dapat menurunkan kadar LDH serum tikus model diabetes melitus tipe 2 secara signifikan.

SARANUntuk meningkatkan dan mengembangkan

penelitian lebih lanjut, disarankan hal-hal sebagai berikut:1. Melakukan penelitian lebih lanjut

isoenzym LDH pada tiap-tiap organ.2. Melakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui komponen buah Kawista yang paling berperan dalam menurunkan kadar LDH pada kondisi DM Tipe 2

3. Melakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih banyak

4. Melakukan penelitian toksisitas buah Kawista

5. Program lanjutan berupa penyuluhan terhadap penggunaan antioksidan dalam menangkal radikal bebas yang salah satunya disebabkan oleh kondisi DM Tipe 2.

DAFTAR PUSTAKA1. Kamus Kedokteran Dorland edisi 31. W.A.

Newman Dorland; alih bahasa, Retna Neary Elseria et al; editor edisi bahasa Indonesia,

Page 7: Jurnal Usqi Krizdiana (2091210027)

7

Albertus Agung Mahode et al. Jakarta: EGC, 2010. p.594

2. Guyton A.C, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007. p. 1010-1028.

3. World Health Organization. Definition, Diagnosis, and Classification of Diabetes Mellitus and its Complications. Part 1: Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Geneva: WHO; 1999.

4. Sarah Wild, Gojka Roglic, Anders Green, Richard Sicree, Hilary King. Global Prevalence of Diabetes, Estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetes Care 2004;27:1047-1053.

5. Sriram PG, Subramanian S. Fisetin, Bioflavonoid Ameliorates Hyperglycemia in STZ Induced Experimental Diabetes in Rats. Department of Biochemistry 2011;6(1)

6. Jensen Lautan. Radikal bebas pada eritrosit dan lekosit. Kopertis Wilayah-I dpk Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, Medan. Cermin Dunia Kedokteran 2003;116

7. Chang, et al.. Effect of purple sweet potato leaf consumption on the modulation of the antioxidative status in basketball players during training. Journal of Nutrition 2007; 130:200-206.

8. Nayanatara, et al. The effect of repeated swimming stress on organ weights and lipid peroxidation in rats. Thai Journal of Physiological Sciences 2005; 18:3-9.

9. Robert Schneider, Katherine Seibert, Sharon Passe, Claudia Little, Timothy G, Burton J.Lee, et al. Prognostic significance of serum Lactate dehydrogenase in malignant lymphoma. Developmental Chemotherapy Service, New York. National Cancer Institute 2006; Grant Number: CA-08748, CA-05826

10. CJ Danpure. Lactate dehydrogenase and cell injury. Division of Inherited Metabolic Diseases. Clinical Research Center, Watford Road, Harrow, Middlesex HA1 3UJ, UK. 2004. Cell Biochemistry and Function 2(3):144-148

11. E.N Kosasih. Tafsiran hasil pemeriksaan laboratorium klinik. Tangerang: KARISMA Publishing group; 2008

12. Kumalaningsih. Antioksidan Alami. Trubus Agrisana. Surabaya. 2006.

13. Ramdas Phapale, Seema Misra – Thakur. Antioxidant Activity and Antimutagenic Effect of Phenolic Compounds in Feronia limonia (L) Swingle Fruit. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 2010; 2(4):68-73

14. Saima Y, Das AK, Sarkar KK, Sen AK, Sur P. An antitumor pectic polysaccharide from Feronia limonia. Int.J.Biol.Macromol, 2000; 27:333-335.

15. Chakrabarti, S., T.K, Bijwas, B. Rokeya, M. Mosihuzzaman, L. Ali, N. Nahar and B. Mukherjee. Advances studies in hypoglicaemic effect of Caesalpinia bonducella F. in type 1 and 2 diabetes in Lon-Evans rats. J.Ethanopharmacol, 2003; 84:41-46

16. Hairrudin. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jinten Hitam dalam Mencegah Stres Oksidatif Akibat Latihan Olahraga Anerobik pada Tikus Putih. Tesis. Surabaya, Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga; 2006

17. Fadlina C.S.dkk.2007. Dalam Thesis: Efek Ekstrak Bulbus Bawang Putih dan Rimpang Kunyit Terhadap Profil Lipoprotein dan Glukosa model hewan Hiperkolesterolemi-Diabetes. Fakultas Farmasi ITB.

18. Anita Surya. Efek ekstrak daun pare terhadap kadar TNF alpha Tikus Putih Jantan Strain Wistar Model DM Tipe 2 dengan HFD dan STZ. PSPD FK UB

19. Hui JW, Yuan Xiang, Wan Shen, Jing Neng, Tao Wu. Low Dose Streptozotocin (STZ) Combined With High Energy Intake Can Effectively Induced Type 2 Diabetes Through Altering The Related Gene Expression. Clin Nutr 2007; 16 (1): 412-417.

20. Ismail, Eßref. Effect of Experimental Diabetes Mellitus on Plasma Lactate Dehydrogenase and Glutamic Oxaloacetic Transaminase Levels in Rabbits. Turk J Biol 26 (2002) 151-154

21. Soewondo, Hendarto. Asidosis Laktat. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III ed.IV. Perdossi, Jakarta. 2004; p.1881

22. L.B.Gladden. Topical Review. Lactate metabolism: a new paradigm for the third millennium. J.physiol 558.1 (2004) pp 5-30

23. Kee, Joyce Levefer. 2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta, EGC.

24. K Ilango, V Chitra. Antidiabetic and Antioxidant Activity Of Limonia acidissima Linn. In Alloxan Induced Rats. Der Pharmacia Lettre 2009; 1 (1): 117-125.

25. Alfiani, Izzati, Eka, et al. Efek Buah Kawista (Limonia acidissima L.) terhadap Kadar SOD dan MDA serum Tikus Model Diabetes Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Unisma. Malang; 2013

26. Mazidah, Rohmah, Madjid et al. Efek Buah Kawista (Limonia acidissima L.) terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Model Diabetes

Page 8: Jurnal Usqi Krizdiana (2091210027)

8

Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Unisma. Malang; 2013

27. Sulistyowati, Purnomo. Efek Buah Kawista (Limonia acidissima L.) terhadap Kadar ISI, P13K, GLUT-4 Serum Tikus Model Diabetes Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Unisma. Malang; 2013

28. Hingga. Efek Buah Kawista (Limonia acidissima L.) terhadap Kadar TNF-alpha Hepar Tikus Model Diabetes Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Unisma. Malang; 2013

29. Rohmah. Efek Buah Kawista (Limonia acidissima L.) terhadap Kadar Ureum dan Kreatinin Serum Tikus Model Diabetes Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Unisma. Malang; 2013

30. Zubaid. Efek Buah Kawista (Limonia acidissima L.) terhadap Kadar Kolesterol Total, LDL, HDL Serum Tikus Model Diabetes Melitus Tipe 2. Fakultas Kedokteran Unisma. Malang; 2013

31. Moskuag JO, Carlson H, Myhrstad M, et al. Molecular imaging of the biological effects of quercetin and quercetin-rich foods Mechanism of Ageing and Development 2004; 125:315-24