jurnal tesis gatot

16
ANALISIS SIKAP DAN KETERAMPILAN TERHADAP PRAKTEK KERJA INDUSTRI MENURUT SISWA DAN DUNIA INDUSTRI Dewanto Gatot Chrisnanto Magister Teknik Industri Universitas Mercu Buana [email protected] ABSTRACT This study is a study of the attitudes and skills of students SMK 35 against industry practices by using two independent variables , namely the attitude variable and variable skills , with the dependent variable is industry practice (PRAKERIN) The research method used is a correlation analysis with significance level of 5% and a multiple regression analysis . The experiment was conducted using a sample of students in Grade 3 SMK 35 Jakarta and staff employees of business And industry The results showed that the students : ( 1 ) there is influence between attitudes and skills to prakerin : ( 2 ) that the determination coefficient R² of 0,492 , means the attitude variable (X1) and variable skills (X2) significantly influence industrial practice variable (Y) was 49.2% while 50.8% is still influenced by other variables outside the study. While the survey of industry opinion : ( 1 ) There is an average of a positive response to the attitude of 83.8 % ( 2 ) the average positive response to the skills of 94.7 % ( 3 ) the average positive response to the industry practice of 94 , 7 % Keyword : SMKN Students, attitude, skills, industry practise (prakerin) 1.PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendidikan formal yang memiliki bentuk pelatihan khusus untuk mengarahkan siswa agar menjadi lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia industri atau perusahaan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15. Departemen pendidikan Nasional (2006) menyebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa untuk bekerja sesuai dengan program keahliannya. Untuk menunjang tujuan ini, dirancang Pendidikan Sistem Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini dilaksanakan pada lembaga (tempat) yaitu di sekolah dan di dunia industri. 1

Upload: firdaus-husaini

Post on 17-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

ANALISIS SIKAP DAN KETERAMPILAN TERHADAP PRAKTEK KERJA INDUSTRI MENURUT SISWA DAN DUNIA INDUSTRI

Dewanto Gatot ChrisnantoMagister Teknik Industri Universitas Mercu Buana [email protected]

ABSTRACT

This study is a study of the attitudes and skills of students SMK 35 against industry practices by using two independent variables , namely the attitude variable and variable skills , with the dependent variable is industry practice (PRAKERIN)The research method used is a correlation analysis with significance level of 5%and a multiple regression analysis . The experiment was conducted using a sample of students in Grade 3 SMK 35 Jakarta and staff employees of business And industryThe results showed that the students : ( 1 ) there is influence between attitudes and skills to prakerin : ( 2 ) that the determination coefficient R of 0,492 , means the attitude variable (X1) and variable skills (X2) significantly influence industrial practice variable (Y) was 49.2% while 50.8% is still influenced by other variables outside the study. While the survey of industry opinion : ( 1 ) There is an average of a positive response to the attitude of 83.8 % ( 2 ) the average positive response to the skills of 94.7 % ( 3 ) the average positive response to the industry practice of 94 , 7 %

Keyword : SMKN Students, attitude, skills, industry practise (prakerin)

1.PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendidikan formal yang memiliki bentuk pelatihan khusus untuk mengarahkan siswa agar menjadi lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia industri atau perusahaan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional pasal 15. Departemen pendidikan Nasional (2006) menyebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa untuk bekerja sesuai dengan program keahliannya. Untuk menunjang tujuan ini, dirancang Pendidikan Sistem Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini dilaksanakan pada lembaga (tempat) yaitu di sekolah dan di dunia industri. Sekolah Menengah Kejuruan adalah bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional, yang mempunyai peranan penting didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk memiliki kemampuan dan keterampilan sehingga dapat memenuhi kebutuhan / tuntutan dunia usaha dunia industri atau berwira usaha, sekolah harus mampu melaksanakan pengelolannya dengan berpedoman pada Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP).Pada undang undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 menyebutkan :(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulumSalah satu standar terpenting dalam memenuhi kebutuhan/tuntutan dunia industri adalah standar kompetensi lulusan SMK. Departemen pendidikan dan kebudayaan (2001) menyebutkan bahwa kompetensi lulusan SMK adalah : (1) penghasil tamatan yang memiliki keterampilan dan penguasaan IPTEK dengan bidang dari tingkat keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, (2) penghasil tamatan yang memiliki kemampuan produktif, penghasil sendiri, mengubah status tamatan dari status beban menjadi aset bangsa yang mandiri, (3) penghasil penggerak perkembangunan industri Indonesia yang kompetitif menghadapi pasar global, (4) penghasil tamatan dan sikap mental yang kuat untuk dapat mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Direkorat menengah kejuruan (2000) mengatakan bahwa hasil kerja pendidikan harus mampu menjadi pembeda dari segi unjuk kerja, produktifitas, dan kualitas hasil kerja dibandingkan dengan tenaga kerja tanpa pendidikan kejuruan. Jadi pendidikan kejuruan adalah suatu lembaga yang melaksanakan proses pembelajaran keahlian tertentu beserta evaluasi berbasis kompetensi, yang mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja setingkat teknisi Badan Standar Nasional Pendidikan (2005) menyebutkan bahwa Standar Kompetensi Lulusan adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai siswa setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannyaTerkait dengan kondisi tersebut, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memberikan alternatif solusi dengan memberikan bekal kompetensi yang terpakai di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan bekal inilah, siswa diharapkan mampu menghadapi kehidupan dengan lebih baik sebab mempunyai kemampuan untuk bekerja. Tetapi, yang penting adalah bahwa bersekolah bukan semata-mata untuk mencari pekerjaan, karena bersekolah secara khusus memang tidak dialokasikan sebagai alat untuk mencari pekerjaan, melainkan sebagai bekal untuk bekerja dengan cara menciptakan pekerjaan untuk dirinya dan orang-orang yang ada di sekitarnyaDunia industri merupakan salah satu elemen yang penting dalam dunia ketenagakerjaan. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena dunia industri merupakan salah satu penyerap tenaga kerja yang cukup dominan sehingga perlu adanya penyesuaian antara dunia industri dengan dunia pendidikan sebagai penghasil tenaga kerjaPraktik Kerja Industri (Prakerin) adalah bagian dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai program bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia industri. Pengalaman Praktik Kerja Industri memberikan wawasan dan tambahan ilmu pengetahuan kepada siswa untuk siap bekerja setelah ia lulus dari SMK. Hal ini, karena siswa telah melihat dan terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu, dengan adanya prakerin siswa dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari SMK. Pada saat siswa melaksanakan prakerin, siswa dituntut untuk bersungguh sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan agar mempunyai pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari. Jika siswa tersebut tidak bersungguh-sungguh, siswa tidak akan terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang sebenarnya dan keterampilan siswa menjadi kurang, sehingga tidak ada kesiapan kerja setelah lulus dari SMK.

2. KAJIAN TEORI

2.1 Badan Standar Nasional PendidikanBadan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)adalah lembaga mandiri, profesional, dan independen yang mengemban misi untuk mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi pelaksanaanStandar Nasional Pendidikan.BSNP bertugas membantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan memiliki kewenangan untuk:a. MengembangkanStandar Nasional Pendidikanb. MenyelenggarakanUjian Nasionalc. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah dan pemerintah daerah dalam penjaminan dan pengendalian mutu pendidikand. Merumuskan kriteria kelulusan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengahe. Menilai kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaranStandar yang dikembangkan oleh BSNP berlaku efektif dan mengikat semua satuan pendidikan secara nasional.

2.2 Sekolah Menengah KejuruanPada Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional Bab IV pasal 11 ayat (1) dan (3) yang berbunyi sebagai berikut: Sekolah menengah kejuruan berdasarkan tingkatan pendidikan setara dengan sekolah menengah atas, akan tetapi keduanya mempunyai tujuan yang berbeda. Pengertian mengenai sekolah menengah kejuruan terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. Sekolah menengah kejuruan melakukan proses belajar mengajar baik teori maupun praktik yang berlangsung di sekolah maupun di industri diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sekolah menengah kejuruan mengutamakan pada penyiapan siswa untuk berlomba memasuki lapangan kerja.

2.3 Standar Kompetensi LulusanPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNo 23 Tahun 2006menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan MenengahMenurut Standar Kompetensi Kerja Nasional (2009) yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah kesepakatan kesepakatan tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang pekerjaan oleh seluruh stakeholder di bidangnya. Dengan kata lain, yang dimaksud dengan Standar Kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.Standar Kompetensi adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu.Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. SKL pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya

2.4 Dimensi SikapMenurut Sarnoff (dalam Sarwono (2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi(disposition to react)secara positif(favorably)atau secara negatif(unfavorably)terhadap obyek obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikandefinisi sikapsebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Lebih lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwasikap adalahkeadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.Indikator sikap yang terdapat pada standar kompetensi lulusan berdasarkan Badan Standardisasi Nasional Pendidikan meliputi : sikap percaya diri, bertanggung jawab, kompetitif, sportif, kreatif, bersih lingkungan, menghargai hak dan kewajiban orang lain .

2.5 Dimensi KeterampilanMenurut Gordon (1994) pengertian keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya cenderung pada aktivitas psikomotor. Menurut Nadler (1986) pengertian keterampilan (skill) adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. Menurut Dunnette (1976) pengertian keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat. Iverson (2001) mengatakan bahwa selain training yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan juga membutuhkan kemampuan dasar (basic ability) untuk melakukan pekerjaan secara mudah dan tepat.Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan (skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar (basic ability).

2.6 Praktek Kerja IndustriPraktik Kerja Industri yang disingkat dengan Prakerin adalah bagian dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai program bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha maupun dunia industri. Pengalaman Prakerin memberikan wawasan dan tambahan ilmu pengetahuan kepada siswa untuk siap bekerja setelah ia lulus dari SMK. Hal ini, karena siswa telah melihat dan terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu, dengan adanya Prakerin siswa dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari SMK. Pada saat siswa melaksanakan Prakerin, siswa dituntut untuk bersungguh sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan agar mempunyai pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari. Jika siswa tersebut tidak bersungguh-sungguh, siswa tidak akan terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang sebenarnya dan keterampilan siswa menjadi kurang, sehingga tidak ada kesiapan kerja setelah lulus dari SMK. Setelah melaksanakan Prakerin, siswa diharapkan dapat memiliki pengalaman dan sikap profesionalisme, serta keterampilan yang matang untuk bekerja. Menurut Direktorat PSMK (2008). Program prakerin disusun bersama antara sekolah dan dunia usaha/dunia industri dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa dan sebagai kontribusi dunia kerja terhadap pengembangan program pendidikan SMK . Dengan prakerin siswa dapat menguasai sepenuhnya aspek-aspek kompetensi yang dituntut kurikulum, dan di samping itu mengenal lebih dini dunia kerja yang menjadi dunianya kelak setelah menamatkan pendidikannya. Indikator Praktek kerja industri yang terdapat pada standar kompetensi lulusan berdasarkan Badan Standardisasi Nasional Pendidikan meliputi : pelaksanaan, materi dan manfaat praktek kerja industriBerdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dikatakan mempunyai kesiapan kerja apabila siswa tersebut memiliki kemampuan yang mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidangnya

3. METODOLOGI PENELITIAN Dalam metodologi penelitian dijelaskan mengenai kerangka berfikir penelitian, data-data yang diperlukan, metode pengumpulan data serta hasil yang diharapkan. Tujuan yang diinginkan dari penelitian ini diantaranya : untuk mengetahui pengaruh sikap dan keterampilan terhadap praktek kerja industri menurut siswa dan dari dunia industri serta menghasilkan suatu prioritas perbaikan/pengembangan aspek sikap dan keterampilan yang terdapat pada standar kompetensi lulusan SMK dalam rangka meningkatkan mutu sekolah3.1. Objek dan Tempat PenelitianObjek dalam penelitian ini adalah siswa SMKN 35 Jakarta dan dunia industri tempat siswa atau alumni SMK Negeri 35 Jakarta yang melakukan praktek kerja industri atau bekerja yang berada di daerah Jakarta Tabel. 1 Objek dan tempat PenelitianNOObjekLokasi

1Siswa kelas XII SMKN 35 Jakarta

2Karyawan PT. Toyota Astrido BandenganJakarta

3Karyawan PT. Toyota Akastra PalmerahJakarta

4Karyawan PT. Korosi SpecindoJakarta

5Karyawan PT. Sinar Wira UtamaJakarta

6Karyawan PT. MultikonJakarta

7Karyawan PT. Ceria Experindo ConsultanJakarta

Untuk mengambil sampel dari populasi siswa kelas XII di SMKN 35 Jakarta digunakan rumus : jumlah sampel didapat dari 25 % dari jumlah populasi. Arikunto (1998) mengatakan bahwa : jika peneliti mempunyai beberapa ratus subyek dalam populasi, peneliti dapat menentukan kurang lebih 25% -30% dari jumlah subyek tersebut. Pada tabel 2 dapat dilihat jumlah populasi siswa kelas XII SMKN 35 Jakarta Tabel 2 Jumlah populasi siswa kelas XII SMKN 35 JakartaNOKOMPETENSI KEAHLIANJUMLAH SISWA

1Teknik Gambar Bangunan43 orang

2Teknik Audio Video35 orang

3Teknik Pemesinan35 orang

4Teknik Otomotif Kendaraan Ringan46 orang

5Teknik Otomasi Industri42 orang

Jumlah201 orang

Dari populasi tersebut diambil sebesar 25% sebagai sampel, yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3Tabel 3Sampel dapat diambil dari 25 % jumlah populasi NOKOMPETENSI KEAHLIANJUMLAH SISWA

1Teknik Gambar Bangunan11 orang

2Teknik Audio Video9 orang

3Teknik Pemesinan9 orang

4Teknik Otomotif Kendaraan Ringan11 orang

5Teknik Otomasi Industri10 orang

Jumlah50 orang

Untuk sampel dari dunia industri berjumlah 30 orang yang terdiri dari 6 dunia industri yang mewakili semua program keahlian yang ada di SMKN 35 Jakarta sehingga masing masing dunia industri berjumlah 5 orang.

3.2 Teknik PenelitianTeknik penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang bersifat positivisme, artinya memandang realitas atau fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat (Sugiyono, 2010). Teknik kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis aspek aspek sikap dan keterampilan siswa SMK sebagai variabel independen terhadap praktek kerja industri sebagai variabel dependen.

3.3 Peralatan dan BahanInstrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, adalah kuesioner.Kuesioner adalah sebuah set pernyataan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pernyataan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesa (Sugiarto, 2001). Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengaruh aspek sikap dan keterampilan terhadap praktek kerja industri menurut persepsi siswa dan survey dari industri.Kuesioner ini dibuat dengan model skala Likert dengan lima pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Penilaian untuk jawaban Sangat Setuju adalah 5, jawaban Setuju adalah 4, jawaban Ragu ragu adalah 3, jawaban Tidak Setuju adalah 2 dan jawaban Sangat Tidak Setuju adalah 1.

3.4. Pengolahan dan Analisis DataPengolahan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data. Adapun teknik pengolahan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:a. Wawancara kepada pihak terkait baik dari siswa kelas XII SMKN 35 Jakarta maupun staff karyawan dunia industri yang mempunyai kerjasama dengan SMKN 35 Jakarta.b. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dlakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Kuisioner akan diberikan kepada responden yang telah ditetapkan sesuai dengan prosedur, yaitu siswa kelas XII SMKN 35 Jakarta dan staff karyawan dari dunia industri.c. Studi pustaka, yaitu pengambilan data dari literatur kepustakaan sebagai bahan penunjang dan landasan dari masalah yang diteliti melalui buku-buku, literatur, dokumen-dokumen baik penelusuran media internet maupun lembaga yang relevan dengan kajian penelitian.Pengolahan data dari persepsi siswa dilakukan dengan metode statistik untuk mengetahui validitas, reliabiltas skala ordinar, skala interval dan regresi berganda Pengolahan data dari industri dialakukan dengan survei untuk penggambaran peta tentang dimensi sikap, dimensi keterampilan dan praktek kerja industri

Gambar 1Kerangka berfikir

4. DATA DAN ANALISIS4.1 Deskripsi Umum Responden Penelitian Jumlah kuesioner yang disebarkan terbagi menjadi dua yaitu yang disebar untuk siswa sebanyak 50 lembar kuesioner dan untuk industri sebanyak 30 lembar kuesioner.Untuk responden siswa adalah siswa kelas XII SMKN 35 Jakarta terdiri dari 5 program keahlian yaitu : 11 siswa dari program keahlian teknik gambar bangunan, 9 siswa dari program keahlian teknik audio video, 9 siswa dari program keahlian teknik pemesinan, 10 siswa dari program teknik kendaraan ringan dan 11 siswa dari program keahlian teknik otomasi industri Untuk responden dari industri adalah staff karyawan dari perusahaan tempat siswa melaksanakan praktek kerja industri atau yang sudah bekerja di perusahaan tersebut dan sudah bekerjasama dengan SMKN 35 Jakarta. Adapun jumlah yang diambil sebanyak 5 orang dari masing masing perusahanan tersebut, diantaranya : PT. Toyota Astrido Bandengan, PT. Toyota Akastra palmerah, PT. Korosi Specindo, PT. Sinar Wira Utama, PT. Multikon dan PT. Ceria Experindo Consultan

4.2 Analisa Data Responden SiswaAnalisis data yang digunakan adalah uji kualitas data dengan uji validitas dan uji reliabilitas, serta pengujian hipotesis dengan menggunakan skala likert, metode succesif interval dan analisis regresi berganda

4.2.1 Hasil Uji ValiditasUntuk menentukan uji validitas suatu data dengan cara membandingkan besaran hasil antara nilai r hitung dengan nilai r table, jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka data termasuk valid, dan sebaliknya. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan r tabel pada kuisioner siswa V x1 +2 = 2 Vy = 1 K = 3Jika n = 50 Maka untuk r tabel Df ; n - k = 50 - 3 = 47, maka didapat r tabel sebesar 0,288 pada derajat kesalahan 5 % (tingkat kepercayaan 95%)nilai r hitung dari masing-masing item terkecil 0,473 dan terbesar 0,889 dibandingkan nilai r tabel, maka nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, ini berarti masing-masing item tersebut valid.

4.2.2 Hasil Uji ReliabilitasUji reliabilitas dilakukan untuk melihat konsistensi suatu pengukuran dari suatu variabel. Suatu pengukur dapat dikatakan dapat diandalkan apabila memiliki koefisien Cronbach Alpha lebih dari 0,6 (Nunnaly, 1967).Tabel 4Hasil Uji Reliabilitas DataNoVariabelCronbach AlphaKesimpulan

1Sikap0,948Reliable

2Keterampilan0,948Reliable

3Prakerin0,887Reliable

Sumber : Data Primer diolah, 2013Data yang ada pada tabel 4 menunjukan bahwa variabel-variabel hasil perhitungan menunjukan nilai Cronbach Alpha yaitu paling rendah 0,887 dan paling tinggi 0,948. Ketiga variabel di atas memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,6. Hal ini berarti, indikator dalam variabel-variabel ini menujukkan Reliabel dan dapat digunakan untuk menjelaskan dimensi-dimensi.

4.3 Analisa data dari industri Data kuesioner digunakan untuk mengetahui sejauh mana prosentase pada tiap tiap pernyataan dari aspek sikap dan keterampilan terhadap praktek kerja industri menurut staff karyawan di perusahaan tempat siswa SMKN 35 Jakarta melaksanakan praktek kerja industri maupun yang sudah bekerja di perusahaan tersebut.

5. PEMBAHASAN

5.1. Responden SiswaHasil pengolahan data secara regresi berganda dengan menggunakan software IBM SPSS versi 20.0, maka diperoleh persamaan regresi berganda pengaruh sikap, keterampilan terhadap praktek kerja industri sebagai berikut :

Diperoleh nilai koefisien korelasinya sebesar 0.701 dan determinasi (R2) sebesar 0.492. Hubungan ini secara kualitatif dapat dinyatakan sedang. Koefisien determinasi yang telah disesuaikan juga memberikan bias yang lebih kecil terutama pada persamaan regresi dengan jumlah variabel independen besar. Hasil uji memperoleh nilai Adjusted R Square sebesar = 0,470Nilai Adjusted R Square menunjukkan sikap dan keterampilan meningkatkan praktek kerja industri sebesar 47 %, sedangkan 53 % lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Atau dengan pengertian lain, bahwa praktek kerja industri dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independennya yaitu sikap dan keterampilan sebesar 47 %. Sedangkan sisanya (100%-47%) = 53 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model penelitian iniKemudian untuk menguji apakah variabel akibat Y dipengaruhi secara bersama oleh variabel X1 dan X2, pengujiannya dilakukan dengan menggunakan statistik uji F yang diselesaikan dengan software IBM SPSS versi 20.0. Kriteria uji F ditampilkan dengan uji Anova. Apabila signifikan lebih kecil dari 0,05 atau F hitung > F tabel maka hipotesis nol (H0) ditolak, artinya terdapat pengaruh secara bersamaan dari keseluruhan variabel dependen terhadap variabel independen. Adapun hasil analisis uji Anova sebagai berikut :Berdasarkan tabel, dengan melihat nilai sig yang diperoleh sebesar 0,000 dan nilai F hitung (22,766) > F tabel (3,195), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel sikap (X1), keterampilan (X2) memberi pengaruh secara simultan terhadap variabel prakerin (Y).

5.2. Responden Industri

5.2.1. Sikap Pada hasil survei pendapat dari industri tentang variabel sikap yang terdiri dari sebelas pernyataan menunjukkan rata-rata respon positif sebesar 83,8% , respon negatif 4,9 % dan respon ragu ragu 11,3 %.

5.2.2. KeterampilanPada hasil survei pendapat dari industri tentang variabel keterampilan yang terdiri dari sepuluh pernyataan menunjukkan rata-rata respon positif sebesar 94,7 % , rata rata respon negatif 2,3 % dan rata rata respon ragu ragu 3 %.

5.2.3. Praktek kerja industriPada hasil survei pendapat dari industri tentang variabel praktek kerja industri yang terdiri dari sepuluh pernyataan menunjukkan rata-rata respon positif sebesar 94,7 % , rata rata respon negatif 0 % dan rata rata respon ragu ragu 5,3 %.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KesimpulanDari hasil regresi X1 (sikap) dan X2 (keterampilan) menunjukkan nilai dibawah 0,5 % ini berarti antara dimensi sikap dan dimensi keterampilan mempunyai pengaruh yang rendah menurut persepsi siswa. Sedangkan menurut survei industri antara dimensi sikap dan keterampilan mempunyai respon yang positif diatas 75 %. Hal ini dapat diduga adanya siswa tidak paham akan pernyataan yang dibuat oleh peneliti atau rasa kepercayaan diri siswa kurang.

6.2. Sarana. Perlu dievaluasi terus menerus pengembangan pembinaan dari aspek sikap siswa agar lebih terukurb. Perlu adanya upaya peningkatan keterampilan siswa, yang difasilitasi oleh pihak sekolahc. Perlu dipertahankan kerjasama antara sekolah dengan industri dalam program praktek kerja industri dan bursa kerja khusus .d. Penelitian selanjutnya bisa lebih menjelaskan pengaruh lainnya terhadap praktek kerja industri dengan menambah variabel bebas lainnya, seperti pengetahuan, motivasi dan budaya kerja.

DAFTAR PUSTAKA1. Arikunto (2001) Manajemen Penelitian, Jakarta, PT. Rineka Cipta2. Azwar (2011) Sikap Manusia teori dan pengukurannya, PT. Pustaka Pelajar3. BSNP (2005) Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional4. Chang, Suk-Min. (1994). Lingkage of School to Industry(paper presented at the 4th APEC Education Forum) Seoul Korea.5. Cooper, D.R., & P.S. chindler. (2008). Business Research Methods, 10 ed., New York, NY: McGraw-Hil6. Depdikbud. 1992.Keputusan Mendikbud RI No. 0490/U/1992 tentang Kemitraan SMK dengan Dunia Usaha Industri.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan7. Depdikbud. 1997.Keputusan Mendikbud RI Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan PSG pada SMK.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.8. Depdikbud. 1997.Pengembangan Hubungan SMK dan Dunia Kerja. Dirjen Dikdasmen Dikmenjur.9. Depdikbud. 2001.Standar Kompetensi Lulusan.Dirjen Dikdasmen Dikmenjur.10. Direktorat PSMK. (2008). Pendidikan Sistem Ganda. Departemen Pendidikan Nasional11. Emory & Cooper (1994), Business Research method, 5th Richard D Irwin12. Fajar (2009). Araham Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen Berbasis Sektor Perdagangan di Kabupaten Tulungagung. Laporan Penelitian.13. Irianto, A. (2007). Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta, PT. Kencana Prenada Media Group14. Iverson. (2001). Keterampilan dan nilai sebagai materi. http://iptekdahlan blogspot.com/2012/0915. Martinis, Y. (2005). Kiat membelajarkan siswa, Jakarta. Gaung Persada Press 16. Syah, M (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.17. Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Belajar Proses dalam Mengajar. Bandung: Rosdakarya18. Nunnaly (1967). Psychometric theory, Tata McGraw-Hill. 19. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 pasal 2 ayat 1 tentang pendidikan kejuruan. 20. Pavlopa, M. (2009). Technology and vocational education for sustainable development Queensland Australia: Spinger.21. Rahayu, S. (2009). Pengaruh Pengalaman dalam Praktik Industri dan Prestasi Belajar Akuntansi terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Kealian Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Pendidikan Akuntansi FISE UNY22. Robbins (2000) keterampilan dan nilai sebagai materi. http://iptekdakhlan.blogspot com/2012/09/23. Sarwono (2000). Sikap pengertian definisi dan faktor yang mempengaruhi www.duniapsikologi.com/24. Sears (1999) sikap pengertian definisi dan faktor yang mempengaruhi www.duniapsikologi.com/25. Sekaran, U (2000). Research Methods for Business: A skill-building approach, 3 ed., New York, NY: John Wiley & Sons26. Sugiarto, dkk. (2001). Teknik Sampling, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.27. Sugiyono (2010). Statistik untuk penelitian, Bandung, PT. Alfabeta28. Suparno (2001) Membangun kompetensi belajar, Jakarta, Ditjen Dikti Depdiknas29. Supranto (2009). Statistik teori dan aplikasi. Jakarta, PT. Erlangga30. Winkel W.S (1996). Psikologi pengajaran, Jakarta. Grasindo

1

MANAJEMEN SMKBADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMK1. IDENTIFIKASI KONDISI SMK 2. INDENTIFIKASI ASPEK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

ANALISIS PERSEPSI SISWA DAN SURVEI INDUSTRIVARIABEL VET

HgVOCATIONAL EDUCATION TRAINING

PENGUKURAN KESESUAIAN ANTARA SIKAP DAN KETERAMPILAN SISWA SMK TERHADAP PRAKTEK KERJA INDUSTRIPENETAPAN VARIABEL SKLPENETAPAN VARIABEL VEThgHASIL DISKUSI DAN KESIMPULAN