jurnal teknik nommensen - repository.uhn.ac.id

24
JURNAL TEKNIK NOMMENSEN KA'IAN KARAKTERISTIK GETARAN PADA MOBIL TOYOTA KUANGINNOVA REBORN OTTO 2OOO CC DAN DIESEL 24OO CC UNTUK PUTARAN MESIN 1OOO RPM; SOffi NPIU DAN 5OOO RPM PADA DAERAH HORIZONTAL, VERTIKAL DAN LONGITUDINAL BERDASARKAN TIME DOMAIN I Ir. suriady sihombing, M! Ir. sibuk Ginting, MSME, wilson Sabastian sr. STUDI GAMBARAN VISUAL DALAM SISTEM KENDALI NONLINEAR Dr.Ir. Timbang Pangaribuan, MT 15 32 40 PENGARUH PENGGUNAAN MU-200 SEBAGAT FILLER PADA t AptsAN BASE COURSE (BC) Yetty saragi, sr, MT., Johan oberlyn simanjuntarq sr., MT., Arex peranginangin KORE1ASIWAKTU PEMOTONGAN TERHADAP KEDAIAMAN POTONG PADA PROSES BUBUT Parulian Siagian, ST, MT ANALISIS QUALITY of SERVTCE JAR|NGAN TELEKOMUNTKAST HIGH.SPEED DOWNLINK PACKET ACCESS Ir. Jamser Simanjuntako MT 60 STUDI PEMBUMIAN SISTEM GRID APLIKASI GARDU INDUK 150 KV KAPASITAS 60 MVATANJUNG MORAWA Libianko sianturi, sr.,Ir. Fiktor sihombing, MT., odin S. sitohang, ST 87 Volume lV No. 2, 10 September 2A1g rssN 20A9-8797 ,l

Upload: others

Post on 23-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

JURNAL TEKNIK

NOMMENSEN

KA'IAN KARAKTERISTIK GETARAN PADA MOBIL TOYOTA KUANGINNOVA REBORN OTTO 2OOO CCDAN DIESEL 24OO CC UNTUK PUTARAN MESIN 1OOO RPM; SOffi NPIU DAN 5OOO RPMPADA DAERAH HORIZONTAL, VERTIKAL DAN LONGITUDINAL BERDASARKAN TIME DOMAIN IIr. suriady sihombing, M! Ir. sibuk Ginting, MSME, wilson Sabastian sr.

STUDI GAMBARAN VISUAL DALAM SISTEM KENDALI NONLINEARDr.Ir. Timbang Pangaribuan, MT 15

32

40

PENGARUH PENGGUNAAN MU-200 SEBAGAT FILLER PADA t AptsAN BASE COURSE (BC)Yetty saragi, sr, MT., Johan oberlyn simanjuntarq sr., MT., Arex peranginangin

KORE1ASIWAKTU PEMOTONGAN TERHADAP KEDAIAMAN POTONG PADA PROSES BUBUTParulian Siagian, ST, MT

ANALISIS QUALITY of SERVTCE JAR|NGAN TELEKOMUNTKASTHIGH.SPEED DOWNLINK PACKET ACCESSIr. Jamser Simanjuntako MT

60

STUDI PEMBUMIAN SISTEM GRID APLIKASI GARDU INDUK 150 KVKAPASITAS 60 MVATANJUNG MORAWALibianko sianturi, sr.,Ir. Fiktor sihombing, MT., odin S. sitohang, ST

87

Volume lV No. 2, 10 September 2A1g

rssN 20A9-8797

,l

Page 2: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

lequr,ru,\ ueledn-Ielu qelepu (ietled slttaI nlens nelermSSueut) nltt:f i''- 'uu8riep (>1npo-lcl nr.r.u"l uer8eq Snolouaru) ueeftelad nJens ullll-'>'

1nlun'.,nr1nj.redrp 8ue,( ni1e,n nele lnpord uelliseqSueul {n}rin nl)r-t-'lelrule f ue'( rslnpolcl so>lStto Uelnlueustrl InlLIn tll]-''i ' r- ' -

eSSurqes .nqe,lr uen]es rttelep rs>Irpo.tci qelurnl ueln]Llollp lct'ii'-

uuutseuradn}{e^\tnqeleSuaru'ue3ue6.e,{uute1u,(erq-e,(erquepfrutu:s-..'u1np, '(u,{elqj solfrtto ISe1nIIBI {lep ls{npo-rcl qulurnl depaq'n1 r1n'rr..

"-----,.ir'.ro11ng''(ata1 Suturtlcnru) ueuisauted nl{E'\A Llelepe Intlel3llrll

Sued roqe3 nlES qel€s se>1e>1-red ulsoltt ue8uap rslnpold sesord )inlLi'-l : :

rrrsel4l ueliunSSueur ue8mp uu>1elreryp 8ue'( srrputlls {n}uaq-Ieq ulsarti "'. ' -

-unranq uelpseq8ueu {n}un ueutserued ssso:d q€ieps }nqnq seso'Id

TY

uunlnqBpuad

XYUISflV

uepol I'uesueruuloN d€rxH selISJeAIufl'Ilu{el seunlec 'utsell IIDIoJ IpoJd

i.. uet8etg uellued

-r+i.

rnflofl susoud Y(IVod cNorodNYIAIVTY(Ifl>{dYOVHtIgINVSNOIOHitrdOIXV'{NISYlf,UOX

tn\uoloruad 'srstpuo 'ttplDt\'illqtq uDLtBaL{tad: ""'i-1

:" -"

'e.(utte-ict::;.:...

Burrrelrp leclep srlrroe] ue8uolouecl_ n11e,,u Fep !!"nt qlqel l::ri:i-.rnd.rojo..r.d n11e,tr a!\q€q ue1e1e.(uetrt 8trc.( stselodrq eSfiutqes 'll'1 -ICS:-]:

(so'o) 1r.rep :usaq Lllqal 8l'Ez uup )liep /8'9' 'leseqas tr1rui." 1" llr'" '

rsnqulsig 'yo 96'1 urnprqr.O *8t"p lllep St'tt .-piupe 1e11eld ttsillol''"''-

nDIB^\ uep II]op 9 7y ir."q"s uefiuolout"d nqo'tt'(ntut 71aqa1 ue8uap iu-- ,

uerrr€lepe) % 6l.Z ueupeq-recI ue3uep {pep SZI'IL ( ueiui:d1e ) 1ar:: -

ne8uoloue4 '{pap v'6g reseqos t'nilt'o1ott'td n11e'u 'utul 1 srdrt i;: -

8nolod u€ulelepe{ eped ueiuo}orlad '% S6: (rt)' 90'q : n tselgttt8rs IEt'-

epecl,, 1,, lLrapnls,inq,rirrp ueleunSSuatll elep lrequlo8ua;'Illsllels epol:'*

ueleun8Bue.u unrq'orrrd fitnq (autq 3u111n;) ue8uolouaci n14e'n uY"ptJ:--:

elep esrleue8ueu rrelep ue>punalp 8ue'{ {ltryel 'uelnqnqued s3soi'

eped >Iqe:d ue8uoloued npl€,AA u"p LIoe] ue8uoloured nple'r'r eJuJuB ueepaqr:o

esqeue8ueur {n}un ruI u€I}Ileuod pep uenlnl.ueSuolouted rs>1e ueSuep e,{rnttel

{niueq uep .Jrlruoq' roroi';eg3uo"leq sorod,leiecl so;od luedes uelup:ed uep

ursoru ueuodruol u€Inluoquled seso:d nlens qelepe uelnqnquad sesorg

tEolotust.': '

3o uits:6 -- '

'fEut-.:

Isils lll .

't1u.t.'; g

Lrol:E

',(ttedr-- - .-

rr€rf :

lls': --

I

'1tdrg : -

Page 3: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

yang penting dalam rangka penentuan kondisi pemesinan optimum. Untukjumlah produk yang cukup besar maka secara kasar dapat ditentukan waktupemesinan rata-rata untuk mengeq'akan satu produk, yaitu dengan caramembagi seluruh waktu yang digunakan dengan jumlah produk yagdihasilkan. Akan tetapi, cara ini tidak baik untuk dilaksanakan karena tidakmemberikan informasi yang jelas meugenai komponen waktu (bagian waktutotal) yang berkaitan dengan setiap langkah pengerjaan dalam prosespermesinan.

2. Perumusan Masalah

Rumusan teoritis untuk waktu pemesinan telah direkomendasikan,terdapat perbedaan attara rumusan teoritis tersebut dengan pelaksanaanprakteknya. untuk membuktikan kebenaran dan sejauh mana perbedaannyamaka diperlukan pengujian dan pengkajian yang akan dilakukan dalampenelitian ini. Permasalahan yang akan di ungkap dalam penelitian ini adalah:

l. Seberapa lama waktu pemesinan yang dibutuhkan pada prosespembubutan benda kerja

2. Seberapa besar perbedaan waktu pemesinan antara teori denganprakteknya-.

3. Tinjauan Prrstaka

Proses pembubutan adalah suatu proses peurotongan logam denganmetrggunakan alat potong tunggal (single poirtt toc[), dimana gerakan utamaporos berputar pada sumbunya dan alat potong bergerak sepanjang bendakerja, sehingga terjadi serpihan-serpihan yang dinamakan geram. Secaraumum proses pernbubutan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu:

o Proses pembubutan memanjang adalah proses pembubutansearah dengan sumbu utama mesin

. Proses pernbubutan rnelintang adalah proses pembubutan yangtegak lurus terhadap sumbu utama mesin.

o Proses pembubutan konis adalah proses pernbubutan yang

; bersudut terhadap sumbu utama.

42

Page 4: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

ltukfthrcata

]?gidakaktuOSCS

Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel

(.p""a), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang

iui, ."p"rti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenamya juga memiliki

pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang

ti.u diut.rt oleh operator langsung pada mesin bubut.Kecepatan putam(speed)

selalu dihubungkan dengan spindel(sumbu utama)dan benda kerja. Karena

kecepatan putar diekspresikan sebagai putaran per meqit (revolutions per

minule, ,p*;, hul ini menggambarkan kecepatan putarannla. Akan tetapi yang

diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (Cutting speedatau

V) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahatlkeliling benda kerja (Gambar

2.1). Secaraiederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling

benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar ataukan,uanmyarlamah:

SES

lgan

ngan

tama

enda

)cara

' -.:3ll

] ang

)ang

Gambar 2.l.Panjang pennukaan benda kerja yang dilalui pahat setiap putara

3.1. Gerak Makan dan Pemakanan serta Dalamnya Pemotongan

Gerak makan,f (feed) , adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda

kerja berputar satu kali (Gambar 2.2..), sehingga satuan f adalah

mm/putaran.Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material

benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kekralusan permukaan

yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya

i"n!u. keJalaman potong a.Gerak makan tersebut berharga sekitar 1/3 sampai

ll20 a, atau sesuai dengan kehaluasan permukaqrya_ng dikehendaki.

3

Gambar 2.2. Geraktnakan (0 dan kedalarnan

Disamping memilih putaran rnesin yang benar, proses pen:rbubutan juga

tergantung pada pemakan (feeQ dan dalamn,va petnotougan (depth of cut).

50

a

I

Page 5: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

Pemakan adalahpergerakan alat potong dalam satu kali perputaran dari benda

kerja dalam pernbubutan arah memanjang atau arah melintang. Sedangkan

dalamnya pemakan adalah masuknya alat potong kedalam benda kerja.

Untuk menganalisa pamakanan dan dalamnya pemotongan dapat dilihat pada

gambar 2. 3..Dari gambar tersebut sudut potong utama adalah Kr, yaitu sudut

antara mata potong (S) dengan arah kecepatan makan vf. Besar dari sudut

ditentukan oleh geometri pahat dan cara pemasangan pahat pada mesin

perkakas.

x,

wl

Gambar 2.3. Geometri pemakanan dan dalamnya pemakanan

Ketebaian geram sebelutn terpotor-rg dipengaruhi oleh beberapa paratneter

pernotongan lainnya. Gambar 2.4.. akan dipakai sebagai acuan untuk

menguraikan lebih lanjut tentang ketebalan geram sebelum terpotong ini.

Untuk harga a dan f yang sama, sudut ini menetukan besarnya lebar

pemotongan b dan lebar geram yang terpotong h sebagai berikut :

- lebar pemotongan : b : a/sin Kr dalam mm

- tebal beram : h . f: . sin Kr dalam mm

Maka penampang geram yang terpotong adalah :

a : b.h(mm2)

Kedalau{an pemotongan dapat dicapai dengan pengaturan yang sesuai dengan

kondisi pemotongan yang diinginkan. Dalamnya pemotongan pada proses

pembubutan memanjang berarti pengurangan garis tengah, yaitu:

a : Doj," -(mm)2

51

Page 6: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

iqrwiiffiiSr**

**,xrtl*!rs{rferrerrd&t$

#*6x

$#* *l$gt6.t54.31td,lse*f r*+tl

?t*r{* a**'t#ri{4 tili s.a**t*{!e*#f ffiq**t *ed *ffs 4tx*ti*rl*lr*strEi** *!:!$al

Gambar 2.4 Penentuan Ketebalan Geram Sebelum Terpotong

Kedalarnan potong a(depth of cut), adalah tebalbagian benda kerja yangdibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadappermukaan yang belum terpotong (Gambar 2.6.). Ketika pahat memotongsedalam a , maka diameter benda kerja akan berkurung 2a, karena bagianpermukaanbenda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerjayang berputar.Beberapa proses pemesinan selain proses bubut dapat dilakukanjuga di mesin bubut proses pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internaltuming), prosespembuatan lubang dengan mata bor (drilling), prosesmemperbesar lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatanalur (grooving/ parting-off). Proses tersebut dilakukan di mesin bubut denganbantuan peralatan bantu agar proses pemesinan bisa dilakukan (lihat Gambar2.s)

enda

*an

pada

udut;udut

resin

,:il

L LIT

-:ttuk

lebar

lngan

Jika untuk menyelesaikan pekerjaan diperlukan beberapa kali pemotongan ( i), maka kedalaman pemotongan adalah :

a : Dq - d,,, _(rnrn)2. i

**{i+e e+ll+{* r*gs*esi {.

{r

fi4A41, &l?rls*dr* l.s.{,iF*te{}sffit,sq*S &X$t,r*rr

?*;\J

Strlrt

ar.!ts!f *i8S

iJ

n-

t,-r ses

*r

52

Page 7: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

(a) pembubutan champer (chamfering)

(b) pernbubutan alur (parting-off)

(c) pembubutan ulir (threading)

(d) pembubutan lubang (boring)

(e) pernbuatan lubang (drilling)

(f pernbLratarr kaftel (knurling)

Gambar 2.5. pr-oses pemesinan pada rnesin bubut

3.2. Waktu Pemotongan

Parameter waktu pemotongan cukup penting diketahui dalarn proses produksipernbubutan, karena dengan menghitung faktor ini dapat diketatrui beberapalama proses berlangsung. Dengan demikian dapat dite;ukan besarnya ongkospemakaian rnesiry'ongkos produksi. untuk mendapatkan *ukt, yurgdibutuhkan dalam proses produksi pernbubutan, terdiri dari:

a. waktu persiapan (setting time)b. waktu tambahan (auxiliaryt time)c. waktu pemesinan (ntachining tinte)

t..a. Waktu'persiapan (setting time)Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan mesin. peralata,, alatukur yang diperlukan dan pembacaan gambai kerja.

53

}

Page 8: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

,s

(lrueur,,uerelnd ) urssur ue;e1nd : u( ue-relnd7urur ) ueue4euled J

( uru ) Suolodip 8ue,t et-ra1 epuaq e,(ruuueqes 3uefued : t(nru) leqed ue{npnpe{-rfHu : II(uru) leqed ue>lnpnpe{ Ie.^Ae el

(l + lt + e1) uelnqnqrusd Suefued : TI( t1uoru ) ueSuoloured HuI nles Inlun ueurseured nDle,l.r : c1

: BUEuIICUXJ

y'2 """"" Qrueu )1-Ixl 'z

( urd,t ) ursotu nu;u1nd u( uerelndTurur ) uuue4eursd : J

(urur) Suolodrp 8ue,( efue>l epueq Suefued -I(1rueu) ue8uoloured IIe{ nles {n}un ueurseured n}le^\ : o}

: ELIELrIIC

( Z7f 'pq'snltvtlts T Znf )

uxJ8 2 """"- (l1ueu ;-1c} 'I

ru8eqes qel€pe Jnlerelrl ue>lresepJoq:]n{uoq

rueursourad nl{e,tA uesnurru undepy

e,{uuueqes uelnqnqued saso-rdueln)Bl3iu urseur eueurp upoued qelep€ (uulnqnqured) ueursaured n11e16

( tOt ' lDLl 'snr"tDllcs y zyry ) uo4ntado &utu.ut1 lDilpD aqJ

sru"tot"tad aunpryru aLfi lpryil, ut apouad atfi s! auu ( Buru.ut| ) Eutult\coru atg

:ue4elu8ueur sncJ€qcs ry zlnl ']nqnq urseru eped ueurseued n11u,Lr Bueluel

(arup *u1u1tpotr{) uuursarued nDIBA\ .r

r'roJeredoueuele8ued4rudelece{uepuelep-reduuderse>1I-rup 3un1ue3-rei"1''ue4n1ue1rp ledep 1eprl ueqeqrre] n]{elA uep ueders-rodnlre.r e,(ueseg 'ueurseured Irseq uees{ueued u?p ueJruIn8ued ,Bnolod

1e1u lelefueru 'efte1 epuoq Sueseueu Inlun uerylnlnqrp Buu.( n11e,r qelepv

(au4l Lutlpxno) ueqequul nDIBd\ .q

Page 9: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

1a

Pahat

Gambar 2.6. Kedudukan av'ral alat potong

Dari kedua rumus tersebut terdapat perbedaan dalam menentukan titik awal

pemotongan, dimana menurut "Heinrich gerling" ada penambahan pada awal

dan akhir pemotongan sebesar la + li. Hal ini untuk memudahkan dalam awal

pemotongan dan akhir pemotongan, terutama untuk operator yang belum

berleugalarnan.

4. Tujuan Penelitian :

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui perbedaan antara waktu pemesinau teoritis dengan

rvaktu pemesinan praktikb. Untuk mendapatkan infbrnrasi yang jelas berkaitan dengan waktu yar-rg

dibutuhkan dalarn proses pernbubutan memanj ang (! o n gi t t ttli n a I n r n i n g).c. Untuk mendapatkan standard waktu pengerjaan benda kerja yang nantinya

berguna untuk menentukan ongkos produksi.,

5. Metode Penelitian :

Persiapan HasllPengujian

hdrq+ data

data

u.ji pemotongan

kajian Lqfele_$i

ll'tsc,ir: drbs-{rt!! -e_l }:{e.i ilt

i\rl*.

Gambdr 2.7 Diagrarn sirip ikan metode pelaksanaan penelitian

5.1. Data Waktu Pemotongan

Penelitian dilaksanakan"di Workshop Prodi Teknik Mesin UFIN. Bahan baja St

50 ukuran 1,25 x 125 (mrn) sebanyak 24buah sampel. Sedangkar-r ukuran

55

1h

\{rlai Hasil

Page 10: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

-(r

:. -,1'illl

rgan

awalawalawalelum

,:ll3

_t.

. - -l\-a

diameter bahan dalam percobaan adalah (,24 dan $ 23 mm. Kedalaman potong(depth of un) ditentukan, yaitu 1 dan 4 mm.

5.2. Parameter Kerja Kerja Waktu pemotongan

l. Gerakan pemakanan (feeding ), f (rnm/ put ) .,:-,

2. Kedalaman pemotongan (depth of' cut ), a (rnm)3. Putaran mesin, n(rpnr)LIntuk pernbubutan dengan kedalaman potong, a : 1 mrn dan diameter bahan,d: 24 mm dengan gerakan gerakan pemakanan (feeding), f :0.2 mm/putaran,kecepatan potong (cfiting speec[), v : 44 rnlmenit pada kedalaman potong, a: 4 mm diameter bahan, d: 23 mm dimana gerakan pemakanan (feeding), f: 0.4 nirn/ putaran kecepatan potong (ctnfing speeQ,Y :32 m/menit Putaranmesin (n) didapat dengan menghitung sesuai dengan rumus berikut :

1000xVn __ --:_"

*= ftprn)

tL\-(l

Maka untuk kedalaman potong ( u) : 1 mm, kecepatan potong(Y): 44 m/ rnenit, putaran mesin (n1) adalah :

- 1000.144ni:

-

^.4,1/L\;a:561 rpm

Putaran 561 tidak tersedia pada rnesin, rrraka cliambil putaran yang mendekatisesuai dengan yang tertera pada tabel mesin yaitu 540 rpm.

Untuk kedalaman potong (a): 4 mm, kecepatan potong(V) : 32 m/menit, putaran mesin (n4) adalah :

. 1000132n4--' " --'--- : 443 rpnl

m23Putaran 443 trdak tersedia pada mesin, maka diambil putaran yang mendekatisesuai dengan yang tertera pada tabel mesin yaitu 440 rpm.

6. Hasil Percobaan

Setelah melakukan percobaan pembubutan terhadap spesimen, makadiperoleh data-data seperti tabel di bawah ini.

56

Page 11: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

Tabel I .Data waktu pemotongan

50,a:1rnm

("')

197 t.3601

02

03

04

05

06

a7

08

09

10

II12

l-)

1-1

15

16

17

l8t920

21

22

23

24

50 , a:4 mm

Sarnpel

Waktu(t), detik

(x)0i 44.4

No

Sarnpel

Waktu(t), detik

(')2x( )

71.4

71.2

71.4

71.5

71.3

70.9

7t.1

7t.270.8

71.2

71.4

71.3

71.4

70.8

70.5

7 t.t71.3

71.4

70.9

71.4

70.9

70.7

7t.471.2

5097.96

5069.44

5097.96

51t2.25

5083.69

5026.81

5055.2t

5069.44

50t2.645069.44

5012.64

s069.44

s097.96

5012.64

4970.25

5055.21

5083.69

5069.44

5026.81

5097.96 t

5026.81

4998.49

5097.96

5069.44

Zx =t7o7.sn

\- rr:12145

57

Page 12: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

L',80i9b=

,XK6ZVOI= XZt8'08ti9S'LZ6I

6Z'ez\lr t'0,8 r

99'LZ6t

I

''O'8I bz'9981

68'VL8I

l8'vv6rrv'0v8t

'8'I €8 I

99'LZ6t

68'VL\t9T'I L6Ivz'9981

bv'8161

n9'$6rr8'yb6rIZ'LZ6I68'VL\r9Z'086I

9S'888i

vz'998

Z'T,V

v't,L'e,6'Tby'{.y

6Tnz'f.vC'C+?

I'rv6ZV

8'Zb

n'Evc'ct, c Lv

v'vvT,',ti

8'E'z'v,I'bh6'EVc'c{, L LY

9'yv

v'Ev

z'€.v

VZC7

ZZ

IZ

OZ

6I8ILI9T

SI

vlEI

ZI

IIOI,

60

80

LO

90

90

t0EO

ZO

8S

I

Page 13: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

Pembahasan

1. Perhitungan Waktu PdmotonganWaktu pemotongan menurut Jutz & Scltarcus

LTcl - (rnenit)>L:l25mtn.fxnl

125 > f :0.2 mm/put0.2x540

: 1.15 menit:69.4 detik

> n1:540 rpm

LTc4 (menit) ) L: 125mm

>f :O.4mmlput

f xn4125

0.4 x 440i: : 0.71 rnenit ) fi4:440 rpm

:42.6 dettkWaktu pemotongan Menurut Heinrich Gerling

ftTcl:--1- (rr:enit)>Lt - 1+la+li

l-xnl:125 + 5 + 5

= 135 rttttt

135

Tc4

0.2 x540:1.25 menit:75 detik

LT

f xn4:125+5+5

: 135 mm13s

0.4 x 440: 0.76 tnenit:46 detik

Dari kedua metoda analisa di atas terlihat bbhwa terdapat perbedaan waktu

penrotongan antara metoda Jutz & Scharcus dan metoda Heinrich gerling.

Besar perbedaan, yaitu Tc1 : 75 detik - 69.4 detik: 5.56 detik:7.41 %

53

Page 14: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

Harga Rata-rata

Sub erup ( Xr)

WaktuPengukuran

(xi)71..4,71..2,71,.4,11.5

71,.3,'t0.9,71..1,71.2

70.8,71,.2, f 1.4,

71..3

71,.4,70.8,70.5,71.17'.J..3,71.4,70.9,

71.4

70.9,70.7,7L.4,71.2

71.300

11..1.25

71..L75

70.950

71.250

71.050

Zx,426.750

= -: detik -'12.6 detik

l -i.:. atau = 7 .41Yo

atas nietoda .Ittl z & Scharcus lebih menguntungkan untuk dipakaipenrotongan, bila operator sudah cukup memal-rami operasi

Data Percobaan Pemotongan

\ormalitas Data Kelompok I

-'- nomalitas data kelompok I, data yang bersumber dari tabel 1

men-iadi 6 (enam) sub grup seperti pada tabel berikut :

i Data sub grup waktu pemotongan

Harga rata-rata dari l'ata-l'ata sr"rb grup :

Yx.X = 2 _ >k =barryak sub grup

k(Sutalaksana, hal.25)Maka,

x- 426'750 -rt.12s

6

Jumlah

54

Page 15: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

I

Standard deviasi sebenamYa

5- r -\-; - -Y rr4- Sutalaksana, hal.306 A/-ldinrana ' 'I'N: Jurnlah saurpel yang diukur

:24Xi: Waktu pemotongan yang diamati

Sehingga:

(n..+-lt.tZr: +(71.1'71.125)r +.. .(71.2 - 71.125):

Maka standard deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup adalah :

o X: * ": standard deviasi sebenamya (Sutalaksana, hal.35), .lk

k: banyak sub grup

ox: 0'31:7 :0.128Ja

untuk mengetahui apakah sub grup berada dalam batas kontrol dan

berciistribusi nonlai dipat dikoreksi di antara batas kontrol atas (bka) dan

batas kontrol barvah (bkb)gti\:f_3 oXBKB:X-3 6i.;6 (Sutalaksana, hal.140)

Selanjutnya Sutaiaksana mengatakan, batas kontrol inilah yang merupakan

batas, apakah suatu sub grup seragam atau tidak seragam. Jika semua rata-rata

sub grup berada dalam bitas-batas tersebut, maka data tersebut dikatakan

s"rug-u* (normal). Dernikian pula sebaliknya, jika ada rata-rata sub grup

berada diluar batas kontrol, maka data tersebut dikatakan tidak nonnal (tidak

seragam).

1.125+3x0.128 :71.5091,. 125-3 x0.128 :70.741

= 0.3175O=

1KAB

BKB

55

Page 16: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

'I*;

:: {}q

1t.i41

Gambar 2.8. Diagram Kontrol Rata-Rata Sub Grup A

I

E(B

6

56

Page 17: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

Dari pengamatan diagram konirol di atas menunjukkant bahwa harga rata-ratadat'r data kelompok A berada dalam batas kontrol, maka data kelompok Adikategorikan berdistribusi notmal.

Uji Normalitas Data Kelompok B

Uji normalitas kelompok A, uji ,or*uU'fr, kolompok B pada prinsipnya salna.

Data yang didapat dari hasil percobaan di bentuk seperti tabei berikut :

Tabel 4Data sub grup Waktu Pemotongan

SubgrupKe

Waktu Pengukuran(xi)

HargaRata-rataSub grup(xr)

1

2

J

4

5

5

44 .4, 43 .2, 43 .4, 44.5

43 .3 . 43 .9, 44.1 , 44.2

43.8, 43.2, 44.4, 43.3

43.4, 42.8. 43.9, 44.1

43 .3 , 43 .2. 42.9 , 42 .4

42.9.42.7.43.4, 42.2

Jumlah

ZX, = 260.125

43.875

43.875

43.61s

43.300

43.200

42.800

Harga rata-rata dari rata-rala sub g'up :

Fx.X: a_ , > k: banyak sub grup

k(Sutalaksana, hal.25)Maka,

260.725x: -' - :43.456,,

Standard deviasi sebeuamva :

(t-

<r- 2

2-txi x) ......sutalaksana,hal.30A'l

dimana:

Page 18: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

Dari pengamatan diagram kontrol di atas menunjukkant bahwa harga rata-tata

dari data kelompok A berada dalam batas kontrol, maka data kelompok Adikategorikan berdistribusi nonnal.

Uji Normalitas Data Kelompok B?**\J

Uji normalitas kelompok A, uji normalitas kolompok B pada prinsipnya sama.

Data yang didapat dari hasil percobaan di bentuk seperti tabei berikut :

Tabel 4Data sub grup Waktu Pemotongan

SubgrupKe

Waktu Pengukuran(xi)

HargaRata-rataSub grup(Xr)

1

2

-)

4

5

5

44.4, 43 .2, 43 .4, 44.5

43 .3 . 43 .9 , 44.1 , 44.2

43.8, 43.2, 44.4, 43.3

43.4, 42.8. 43.9, 44.1

43.3. 43.2. 42.9. 42.4

42.9. 42.1 . 43.4. 42.2

43.815

43.815

43.67 s

43.300

43.200

42.800

Jurnlah

Harga rata-rata dari rata-rata sub gn-rp :

FxX: u, '. > k : banyak sub grupk

(Sutalaksana, hal.25)Maka,

260.72sx: -"-"- :43.4s6

Standard deviasi sebenamYa :

f <r,, *)'A/-1

dimana

i:l Sutalaksana, hal.30

ZX, :260.125

(r-

Page 19: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

N : Jumlah sampel Yang diukur

:24

Xi: Waktu pemotongan Yang diamati

Sehingga:

(44.4 -43.45)r + ( 43.2 - 43.45)2

+ ....(44.2- 43.4r'1O=

{24-1)

:0.603

\Iaka standard deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup adalah

oX: 6

fr > o :standard deviasi sebenarnYa

BKA: X+3 oX

(Sutalaksana, hal.35)k:banyak sub grup

oX: qgJ6

0.246

untuk mengetahui apakah sub grup berada dalam batas kontrol dan

berdistribusi nonnal dapat dikoreksi di antara batas kontrol atas (bka) dan

batas kontrol bawah (bkb).

BKB: X-3 oX Sutalaksana, hal.140)

Selanjutnya sutalaksana mengatakan, batas kontrol inilah yang merupakan

batas, upakurr suatu sub grup seragam atau tidak seragarn. Jika semua rala'rata

s.,b grup berada dalam batas-batas tersebut, maka data tersebut dikatakan

,"rug-u* (rronnal). Demikian pula sebaliknya, jika ada rata-rata sub grup

berJda diiuar batas kontrol, maka data,tersebut dikatakan tidak nonnal (tidak

seragam). s'

BKA : 43 .45+ 3 . 0.246: 44.1 88

BKB : 43.45 - 3 .0.246 : 42.712

ii

Page 20: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

BKA

w43,4 -

4l.s

a)a

4:ij

{:-g

4f,_$OT

Cenldr

5

$r+ffii 6tnuF

' Gambar 7 Diagram Kontrol Rata-Rata Sub Grup B

Dari diagram kontrol di atas terlihat bahwa harga rata-rata dari data kelompokB berada dalam batas kontrol, maka data kelompok B berdrstribusi normal.

Uji Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis dikenal dengan 3 macam pengeftian, yaitupengertian sama atau tidak memiliki perbedaan disebut hipotesis nol (H0)

melawan hipotesis tandingan (Hl) yang mengandung pengertian tidak sarla.lebih kecil atau lebih besar. Jika hipotesis tandingan (Hl) mernpunyai rumusatr

tidak sarna, maka distribusi statistik yang digunakan adalah distribusi nonrial

trr-rtuk ''2". distribusi str.tdent uutuk "t" dan seterustlya, mal<a didapat "2"daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap ujung adalah sebesar a 12 (hal

ini disebut pengujian dua arah atau dua pihak).

Jika H1 mempunyai rumusan lebih besar, maka diperoleh daerah kritis sebelah

kanan sebesar a . Kriteria yang dipakai adalah tolak Ho jika statistik yan-e

dihitung berdasarkan sampel tidak kurang (lebih besar) dari daerah kritis.Untuk hal lainnya terima Ho.

Maka pasangan hipotesis adalah :

untuk kel. A untuk kel. B

H0: 1-r:69.4 H0 : pr:42.6

Hl: trt> 69.4 Hl: p442.6

Karena simpangan baku tidak diketahui, tnaka distribusi yang digunakan

adalah distribusi t, yaitu :

iii

B

Page 21: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

= | - !'o ...(Sujana. hal.227)

in

U@,83:

X: harga rata-ratasu grup waktu pemotong praktek

1n:hargawaktu pemotongan standart / teoritis

= standart deviasi waktu pemotongan

n: jumlah pengukuran

\{eka distribusi student :

7 1.125 - 69.4Ta: :76.870.3175i _/ lt t

/ \JL+

6- a?!1-9! :z3.is0.6u-i _

"124

frri dattarclistribusistudentt0.g5, cv.:o.o5denganderajatkebebasa.n(dk):

:-l :24-l:23, didapat t:1.11. Sehingga kriteria pengujian adalah :

Tolak Ho jika t hitung lebih besar atau sama dengan 1 .71, terima Ho untuk hal

sehaliknya. Sedangkan hasil penelitian diperoleh ta:26.87 dan tb:23'78 jatuh

puJu aul.uf, penolakan Ho. Jadi hipotesis Ho ditolak, maka hipotesis Hl

diterirna.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa. waktu pemotongan

p.u#"f. lebih lama^ dari waktu . pemotongan teoritis dapat diterima

kebenarannYa

Selanjutnya akan di uji apakah waktu pembubutan untuk kedalaman potong

4.0 nr-m iengan.feeding O.4lebih lama dari waktu pembubutan 1.0 mrn.

Untuk pengujian ini pasangan hipotesis digunakan :

t+,t-.

Ho: Ptl: P2

Hl: tr-t| +,rt2 (Sujana,hal'239)

Page 22: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

dimana:

lt | : rala-ratawaktu pemotongan untuk kedalaman potong 1'0 mm

lt 2: rata-ratawaktu pemotongan untuk kedalaman potong 4'0 mm

.._a-

Karena pl + p2 dan data kelompok A dan B berdistribusi nonnal, maka

rumus statistik yang digunakan

XI-X2(Sujana, hal.Z4l)

Ef / ,/ -szr! /nl' n2

Kriteria pengujian adalah : terima H0 jika :

, Wl.tl+W2.t2 --, -W1.t1+W2.t2[V1+'[4r2 l(l+lY2

dimana:

wl: S12/n1 : (0.317r2D4: 0.004153

w2: s2z ln2 : (0.603)'124 : 0.004347

tl: (1-0.5 a ), (n1-1)

t2: t(1-0.5 a), (n}-l)

s1: standar deviasi data kelomPok A

s2: standar deviasi data kelomPok B

n|,n2:jumlah sampel data kelompok A,B

maka harga t' adalah :

71.125 - 43 5

t':

t(0.3 ls7)'? I 24) + (0.6$)'z I 24)

,7 S55- aa A'7- LL.+ I

0.t2263

Sehingga

Page 23: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

tl: t2: t(1-0.5 a):22.47 x (1-0'5*0'05):21'91

Wl.tl+W2.t2 - (0.0041 s3).(2l.e l) + (0'00434)'(21 '91) : 21.st

W1+W2 0'004153 + 0'00434

Kriteriapengujian adalah: Terima H0 jika -2|.gl <t' <21.91 dan tolak H0

dalarn nut tuinoyu. Dari perhitungan di atas didapat harga t' :22'47 diluar

daerah penerimaan H0. iadi H0 ditolak pada taraf a : 0.05. Akibatnya

frip"l".i alternatif Hl diterima, yang berarti hipotesis, penelitian yang

mfnyatakan bahwa korelasi waktu p"*otorgu, untuk kedalaman yang tebal

tidak sama dengan waktu pemotongan untuk kedalaman yang tipis

inengandung kebenaran .

Kesimpulan:

l.Analisastatistikterhadaphipotesisyangmenyatakanbahwawaktupemotongan praktek lebihlama dari waktu pemotongsn teoritis ( rumusan

ieoritis ) benar mengandtutg liebenurcm'

l. pemotongan (dilmbil i" mm ), waktu yang dibutuhkan 69.4 detik.

Seda,gkin.,vaktu pemotongan praktek ( percobaan ) adalah 71'125 detik

atau perbedaannya 2.39 %'

-1. Pe,r]otor-,gan dergun tebai ( cliambil 4 tItI ), rvaktu pemotongan hasil

perhitung-an sebela, 42.6 detik dan uaktu pemotongan praktek adalah

43.45 detik atau perbedaannya l.96 %. Berdasarkan literatur , bahwa

penyimpangan maksimum aclalah 6 o%' Maka penyimpangan tersebut

masih dalam batas yang ditentukan untuk mesin yang sudah relatif lama

digunakan ( masa pakai diatas 5 tahun )'4. Hasil distribusi 'l t " yaitu sebesar 26.87 detik dan23.78 dengan jauh

lebih besar dari t(0.9i) sebesar 1.71, sehingga hipotesis H pada taraf

signiflkasi a :0.0i. Jaii seandainya dilakukan penelitian ulang sebanyak

100 kali terhadap kebenaran hipotesis ini, maka hasilnya akan memberikan

paling sedikit qi tati sama dengan hasil penelitian ini dan paling besar 5

kali untuk sebaliknYa.

4.Hipotesisyurrg*"rryatakanbahwawaktupemotonganlebihlamauntukkedalamanpotongyanglebihbesar(dalarnhalinil.0mrrrderrgan4.0mm), ternyata mengandung kebenaran'.,

.

5. Dari hasil perhitungan t' Sebesar 22.47 leblhbesar dari t1 dan 12:21'91'

Sehingga Hipotesi"s Ho ditolak clan hipotesis H1 diterima pada taraf

signiflkana:0.05.Sehingganrendukungkebenarandarihipotesisdiatas.

VI

Page 24: JURNAL TEKNIK NOMMENSEN - repository.uhn.ac.id

Daftar Pustaka:

E. Paul De Ganno, 1979, Materictls and Processes in Marutfacturing, collier

tvlachmi llian Publisher, LQIrdon

Etnco, 1981, Instntction Book,Maiimat V13, Austria

Herman Jutz Ancl Scharcus, 1982 ,Westerman Tables For Metal Trade,

Willey Eastern Limited, New Delhi, India

Heinrich Gerling, 1982, Atl Abottt Machine Tools, willey Eastem Limited,

New llelhi, India

l,ass(i And Fotter" tr978, h{achine sltop, American Technicol society, The

Llnited State

,syarnsir A. Muin, !986, Dasar-Dasar Perancangan Perkakas Dan Mesin-

h'Iesin Perkakas, Rajawali Pres, Jakafia'

Sudjana, 1989, Metode Statistika, Tarsito, Bandung'

Sutalaksana, 1985, Teknik Tata cara Keria, Teknik Industri ITB, Bandung

Taufiq Rochim, 1985, Teori Dan Teknologi Proses Permesilrun, Laboratoriurn

Teknik Produksi Teknik Mesin ITB, Bandung 1985

vii