jisnis jndonesia -...
TRANSCRIPT
Jisnis Jndonesiao Senin o Sabtu 0 Mingguo Selasa 0 Rabu 0 Kamis • Jumal
2 317 18 19
4 S 6 CD 8 9 10 1120 21 22 23 24 2S 26
12 13 14 1S27 28 29 30 31
OJan OPeb eSep OOId ONov ODesoMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags
enyak.f KronisPenyerapan nlJlJaran
Banyak Institusi Takut dan Ragu dalam Pengadaa~ Barang dan Jasa
Janpatar SimamoraDosen Fakultas Hukum Universitas HKBP
Nommensen Medan, Peserta ProgramDoktor IImu Hukum Universitas
Padjadjaran Bandung
Dalam berbagai insti-tusi, termasuk institusinegara, persoalan yangsering muncul terkait
dengan torehan prestasikinerja adalah minimnya
anggaran yang di-alokasikan.
Tidak jarang terjadibahwa berbagaiprogram yang telahdidesain sebelum-nya justru meng-alami kemandekan
hanya karena persoalan porsianggaran yang tidak memadai.Persoalan ini dapat dimakiumi
mengingat salah satu kunci dariberhasil tidaknya suatu perenca-naan kerja sangat tergantung pa-da sistem pendanaan yang me-madai.Oleh sebab itu, bila persoalan
minimnya anggaran yang menja-di faktor penyumbang mandek-nya suatu perencanaan kerja,tentu persoalan ini akan dapatdipahami secara utuh. 'Yang menjadi teramat aneh
kemudian adalah bila kemudiankemandekan segala programkerja yang ada justru tidak dila-tarbelakangi dengan persoalananggaran.'Iumpukan anggaran sudah
menanti sejak awal, tetapi ki-nerjanya justru masih stagnan.Lalu apa sesungguhnya yangmenjadi faktor penghambatdalam bentuk persoalan yangdemikian?Apakah masalah ini terkait de-
ngan kinerja aparatur yang tidakberorientasi pada ting~a! penca-
paian kinerja maksimal?Sejumlah persoalan inilah yangsampai detik ini tetap saja meng-gelayuti system pengelolaan ang-garan di Tanah Air.Kendati sudah merupakan ru-
tinitas pemerintah untuk menge-lola anggaran dalam setiaptahun, tetapi hingga detik inibelum ditemukan indikasi akanbentuk pengelolaan anggaranberbasis daya serap tinggi.Dari tahun ke tahun, persoal-
an yang dihadapi tetap saja ber-kutat pada daya serap .anggaran yang selalumengecewakan. Se-mentara di sisi lain, pub-likjustrumenantikanrealitas penyerapan ang-garan yang lebih ber-kesinambungan danmampu menjawab kebu-tuhan masyarakat luassesuai dengan target danberagam program pem-bangunan yang dicanah-gkan pemerintah.Berdasarkan laporan
terbaru yang dipaparkanoleh Tim Evaluasi danPengawasan PenyerapanAnggaran (TEPPA)bahwa serapan khusus di 43kementerian dan lembaga padaSemester I 2012 masih sangatmemprihatinkan.Bila kemudian diperinci lebih
lanjut bahwa ternyata baru 25institusi yang kemampuan iden-tifikasi paket pengadaannya diatas 60%. Adapun, sekitar 37institusi justru berkemampuan. di bawah 60%. Ironisnya lagibahwa ternyata setidaknyaditemukan 25 institusi yangtidak memiliki kejelasan penye-rapan anggaran.Kondisi buruk penyerapan
anggaran saat ini tidak hanyaberhenti sampai di situ. TEPPAjuga mencatat bahwa terdapatempat institusi yang sampai tri-
wulan 112012 dengan tingkatpenyerapan anggaran 0%.Institusi dimaksud adalah
Kementerian Pemuda danOlahraga, Badan Intelijen Nega-ra, Badan Nasional Penanggu-langan Terorisme serta DewanKehutanan Nasional. Fakta initentu sangat memiriskan banyakpihak.Apalagi kemudian bila meng-
ingat realitas historis selama inibahwa lambannya penyerapananggaran seolah olah sudah
Bisnis/Husin Parapat
menjadi tren dari tahun ketahun.Di sisi lain, patut juga untuk
dicatat bahwa waktu pelaksana-an anggaran untuk 2012 hanyatinggal beberapa bulan lagi.Kalau kemudian sampai saat
ini (September) tidak ditemukanadanya signifikansi penyerapananggaran di berbagai institusi,maka bisa dibayangkanbagaimana kemudian anggarannegara justru akan menumpukhanya karena ketidakmampuanaparatur pemerintah dalammengelola potensi keuanganmaupun pendapatan negarasecara maksimal.
Kasus Korupsi
KUplng Huma. Onpad 2012.
Berdasarkan pengamatanpenulis, setidaknya ditemukantiga persoalan yang kernungkin-an menjadi faktor utama lambat-nyapenyerapan anggaran di ma-sing-masing institusi.
Pertama, adanya ketakutanyang berlebihan dari masing-masing aparatur di berbagaiinstitusi terkait dengan penggu-naan anggaran.Ketakutan ini nampaknya lebih
ditengarai oleh maraknya kasus-kasus korupsi dalam bidang peng-
gunaan anggaran yang berha-sil diungkap oleh Komisi ..Pemberantasan Korupsi(J(PK),khususnya beberapatahun belakangan ini.Banyak institusi yang
kemudian takut dan ragudalam menjalankan pen ye-rapan anggaran, khususnyadalam hal pengadaan barangdan jasa. Apalagi kemudianbila mengingat bahwabidang yang satu ini sangatrentan dengan berbagai ben-tuk 'perselingkuhan' berba-gai pihak yang terkait didalamnya yang kemudiandapat berujung pada potensi
• kerugian negara.Kedua, lambatnya penyerapan
anggaran juga' mengindikasikanbagaimana sesungguhnya sejum-lah institusi tidak punya konsepperencanaan yang matang, jelasdan terukur.Konsep perencanaan ini semes-
tinya menjadi kompas maupunpenunjuk jalan terkait denganarah penggunaan anggaran.Tidak adanya konsep perenca-
naan penggunaan anggaran se-cara riil tentu akan berdampakpada munculnya sejumlah kesu-litan dalam mengarahkan peng-g~aan anggaran dengan tepatsasaran.'
Ketiga, kurangnya pemaham-an sejumlah aparatur di berbagaiinstitusi terkait dengan mekanis-
me penggunaan anggarandanmodel pertanggungjawabannya.Atas dasar ini, maka kernudi-
an lahirlah sikap ketakutan yangberlebihan karena tidak rnerna-hami secara utuh akan dasar hu-kum penggunaan anggaran yangberada dalam wilayah kewe- .nangannya. 'Sementara di sisi lain, tidak
ditemukan ruang pemaaf bagimereka yang melakukan kesa-lahan dan kelalaian dalampengelolaan dan penggunaananggaran.Atas berbagai persoalan itulah,
maka sejumlah institusi lebihmemilih berdiam diri manakalatidak memahami secara utuh 'mekanisme penggunaan anggar-an secara utuh dan menyeluruh.Hal ini kemudian menimbul-
kan implikasi yang cukup serius,khususnya terkait dengan masadepan pembangunan bangsa.Ketika berbagai program pem-
bangunan yang dicanangkan .pemerintah tidak diimbangi de-ngan kemampuan aparatur yangmemadai, maka sudah dapatdipastikan bahwa ragam prog-ram dimaksud hanya akan indahdalam tataran wacana semata.Sekalipun sumber pendapatan
negeri ini melimpah ruah, tetapiketika kondisi itu tidak diselaras-kan dengan kernarnpuan dalammengelolanya, maka menjaditeramat sulit untuk membayang-kan bahwa sumber-sumber pen-dapatan itu akan membawa kon-tribusi besar bagi kemajuan dankemakrnuran bangsa.Pemerinfah saat ini boleh saja
lihai dalam menggaii berbagaisumber pendapatan negara,namun hal itu menjadi kurangefektif ketika tidak dibarengi de-ngan tingkat kemampuan dalammengelolanya.Dalam rangka mengakhiri
sekaligus menyembuhkanpenyakit kronis penyerapan ang-garan yang teramat lambat,maka tiada jalan lain selain de-ngan penerapan sanksi secarategas terhadap sejumlah institusiyang dinilai gagal dalammelakukan penyerapan anggar-an dengan tepat waktu.Model sanksi yang akan diim-
plementasikan bisa saja berupapemotongan atau pengurangananggaran maupun bentuk-ben-tuk lain yang dianggap efektifdalam rangka mengakselesaripenyerapan anggaran padamasa-masa yang akan datang.