jurnal sistem penilaian berbasis kelas

22
SISTEM PENILAIAN BERBASIS KELAS (PBK) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (STUDI KEBIJAKAN DI SMP NEGERI KABUPATEN KARANGANYAR) Nuning Hidayah Sunani Pengawas SMP, Dinas Dikpora Karanganyar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: (1) sistem penilaian formatif, (2) implementasi sistem PBK, (3) persepsi guru dan siswa terhadap sistem PBK, (4) keunggulan dan kelemahan sistem PBK, (5) upaya yang dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk mengantisipasi kendala implementasi PBK, dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan, dilaksanakan di 3 SMP Negeri di Kabupaten Karanganyar dengan teknik pengumpulan data pengamatan berperanserta, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Temuan penelitian: (1) konsep PBK dari pemerintah dirasakan kompleks dan sulit untuk dilaksanakan, (2) guru belum memahami konsep PBK, (3) sosialisasi dan pelatihan tentang sistem PBK yang dilaksanakan Dinas P dan K belum efektif, menjadikan guru kurang mampu menerapkannya.Temuan penelitian di atas mendasari pengembangan rekomendasi. kebijakan berupa ”Pedoman Pelaksanaan PBK dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP” Hasil penelitian mengimplikasikan perlunya pendidik meningkatkan kompetensi pelaksanaan penilaian, dan mendorong Dinas P dan K mengefektifkan sosialisasi dan pelatihan PBK, untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Karanganyar. 1

Upload: petualang-maya

Post on 21-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

SISTEM PENILAIAN BERBASIS KELAS (PBK)

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

(STUDI KEBIJAKAN DI SMP NEGERI KABUPATEN KARANGANYAR)

Nuning Hidayah SunaniPengawas SMP, Dinas Dikpora Karanganyar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: (1) sistem penilaian formatif, (2) implementasi sistem PBK, (3) persepsi guru dan siswa terhadap sistem PBK, (4) keunggulan dan kelemahan sistem PBK, (5) upaya yang dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk mengantisipasi kendala implementasi PBK, dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan, dilaksanakan di 3 SMP Negeri di Kabupaten Karanganyar dengan teknik pengumpulan data pengamatan berperanserta, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Temuan penelitian: (1) konsep PBK dari pemerintah dirasakan kompleks dan sulit untuk dilaksanakan, (2) guru belum memahami konsep PBK, (3) sosialisasi dan pelatihan tentang sistem PBK yang dilaksanakan Dinas P dan K belum efektif, menjadikan guru kurang mampu menerapkannya.Temuan penelitian di atas mendasari pengembangan rekomendasi. kebijakan berupa ”Pedoman Pelaksanaan PBK dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP” Hasil penelitian mengimplikasikan perlunya pendidik meningkatkan kompetensi pelaksanaan penilaian, dan mendorong Dinas P dan K mengefektifkan sosialisasi dan pelatihan PBK, untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri di Kabupaten Karanganyar.

Kata Kunci: PBK, Pembelajaran, SMP

A CLASSROOM-BASED ASSESSMENT SYSTEM ( CBA)IN THE INDONESIAN LANGUAGE LEARNING

(A POLICY-STUDY AT STATE JUNIOR HIGH SCHOOLS IN KARANGANYAR REGENCY)

Nuning Hidayah SunaniJunior High School Supervisor

(Office of Education, Youth, and Sport of Karanganyar)

ABSTRACT

This research is carried out to evaluate: (1) the system of formative assessment, (2) the implementation of the Classroom-Based Assessment system, (3) the teachers’ and students’ perceptions on the Classroom-Based Assessment

1

Page 2: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

system, (4) the strenghts and weaknesses of the Classroom-Based Assessment system, (5) the efforts need to be taken by the stakeholders involved to anticipate constraints occured in the implementation of a Classroom-Based Assessment system in the instructional process of Indonesian language in State Junior High Schools of Karanganyar. This research is a policy-study which is conducted in three State Junior High Schools in Karanganyar regency using some techniques of collecting the data namely, participant observation, in-depth interview, and document analysis. The research findings: (1) the concept of the Classrom-Based Assessment by the government was still too complex and difficult to be implemented, (2) the teachers have not comprehended the concept of a Classroom-Based Assessment, (3) the socialization as well as the training conducted by the Office of Education and Culture on the system of a Classroom-Based Assessment were not effective which resulted some difficulties for the teachers to implement it. Those research findings serve as the basis of developing recommendation. The policy is in the form of “The Guidance in the Implementation of a Classroom-Based Assessment in the Instructional Process of Indonesian Language in Junior High School”. The result of the research implied the needs for the educators to develop their assessment-competence, require the Office of Education and Culture of Karanganyar to socialize and train the Classroom-Based Assessment effectively, as well as to improve the quality of the process and learning outcomes of Indonesian Language of Junior high School in Karanganyar Regency.

Key word: CBA, Instructional process, JHS

PENDAHULUAN

Penilaian formatif merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari

PBM. Dengan penilaian ini dapat diketahui sejauh mana keberhasilan siswa

belajar dan guru melakukan pembelajaran. Sebagaimana dikatakan oleh Angelo

dan Patricia Cross (http.honolulu.hawari.edu/ internet/committees/tacDeCom/…/

assess-1.htm.diakses 22 April 2006) penilaian yang dilaksanakan oleh guru

dengan baik akan dapat menjawab dua pertanyaan mendasar dalam pendidikan

yaitu seberapa baik siswa belajar, dan seberapa efektif guru mengajar.

Kondisi riil menunjukkan beberapa guru bahasa Indonesia belum

melakukan penilaian formatif sesuai dengan kriteria dan belum menggunakan

berbagai teknik penilaian yang tepat. Hal yang demikian menyebabkan hasil

penilaian kurang signifikan. Pemerintah menyikapi hal ini dengan memberikan

dimensi baru di bidang penilaian yaitu dengan adanya sistem PBK. Sebagaimana

pendapat Mulyasa (2005: 177) PBK dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui

2

Page 3: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar,

memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran dan penentuan

kenaikan kelas.

Mengingat bahwa PBK merupakan konsep baru sehingga

implementasinya di lapangan banyak mengalami kendala, sehingga guru

cenderung memilih cara yang praktis dan kurang memperhatikan kriteria. Hal

yang demikian menjadikan pelaksanaan PBK tidak sempurna. Sebagai alternatif

diperlukan adanya pedoman praktis tentang sistem PBK yang mudah dipahami

dan dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan uraian diatas dilakukan penelitian yang

temuan dan hasilnya dijadikan masukan kebijakan.

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Sistem penilaian formatif apakah yang digunakan?

2. Bagaimana implementasi sistem PBK?

3. Bagaimana persepsi guru dan siswa terhadap sistem PBK?

4. Apa keunggulan dan kelemahan sistem PBK

5. Bagaimana upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi kendala yang

muncul akibat dari implementasi PBK?

dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMPN Kabupaten Karanganyar

Penelitian ini bertujuan untuk memahami:

1. Sistem penilaian formatif yang digunakan.

2. Implementasi sistem PBK.

3. Persepsi guru dan siswa terhadap sistem PBK.

4. Keunggulan dan kelemahan sistem PBK.

5. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas P dan K, Kepala Sekolah, dan

guru untuk mengantisipasi kendala yang muncul akibat dari implementasi

PBK.

dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP N Kabupaten Karanganyar.

3

Page 4: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

KAJIAN TEORI

Sistem Penilaian Berbasis Kelas (PBK)

Angelo (1991: 9) menjelaskan tentang penilaian berbasis kelas yaitu: “Classroom assessment consist of small scale assessment conducted continously in college classrooms by dicipline based teachers to determine what students are learning in that class”.

Penilaian di atas tidak hanya melibatkan pendekatan pengajaran tetapi juga

serangkaian teknik. Sebagaimana penjelasan berikut ini:

Classroom assessment is both a teaching approach and a set of techniques. The approach is that the more you know about what and how students are learning, the better you can plan learning activities to structure your teaching. The techniques are mostly simple, non-grade, anonymous, in-class activities that give both you and your students useful feedback on the teaching-learning process (James Rhem dan Associatet, LLC) (http://www,ntlf,com/ html/lib/ bib/assess.htm. diakses 6 Maret 2006).

Pendapat senada disampaikan dalam Panduan Penilaian (BSNP, 2007: 6)

yang menyatakan bahwa penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru berupa pengumpulan informasi selama pembelajaran

berlangsung melalui prosedur, alat penilaian, dan berbagai teknik yang sesuai

dengan kompetensi atau indikator yang akan dinilai.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa PBK adalah

penilaian yang dilakukan oleh pendidik ketika pembelajaran berlangsung secara

berkesinambungan dengan menggunakan serangkaian teknik dengan cakupan

menyeluruh meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memberikan

feedback dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

Cameron (2001: 218-221), Depdiknas (2004b: 25-26), Depdiknas (2004c:

11-12), Depdiknas (2007b: 345), dan Stiggins (1994: 9-15) menegaskan

karakteristik PBK sebagai berikut: (1) penilaian dilaksanakan oleh guru bersama-

sama dengan pembelajaran, (2) penilaian dilaksanakan secara terus-menerus dan

berkesinambungan, (3) berorientasi pada belajar tuntas dan feedback, (4) penilaian

mengacu pada ketercapaian kompetensi siswa, (5) menekankan pada validitas dan

4

Page 5: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

reliabilitas instrumen penilaian, (6) penilaian bersifat komprehensif, holistik, dan

otentik.

Ada tujuh teknik PBK yakni (1) penilaian kinerja, (2) penilaian sikap, (3)

penilaian proyek, (4) penilaian produk, (5) penilaian portofolio, (6) penilaian diri,

dan (7) penilaian tertulis. Pemilihan teknik ini disesuaikan dengan indikator

penilaian (Depdiknas, 2004c: 15-31).

Manfaat PBK yakni (1) untuk memberikan umpan balik bagi guru dan

peserta didik, (2) untuk memantau dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta

didik, (3) untuk masukan bagi guru dalam merancang KBM, (4) untuk memberi

informasi bagi orang tua (Depdiknas, 2004: 10-11). Selanjutnya BSNP(2007a: 4)

menyebutkan 6 prinsip PBK sebagai berikut: (1) Validitas, (2) Reliabilitas, (3)

Menyeluruh, (4) Berkesinambungan, (5) Objektif, dan (6) Mendidik.

Kompetensi Guru dalam Melaksanakan PBK

Budiyono (2007: 16-20) menyatakan bahwa penilaian betul-betul efektif

apabila guru menguasai tentang empat hal yaitu: (1) perancangan penilaian, (2)

pelaksanaan penilaian, (3) penyajian hasil penilaian, dan (4) tindak lanjut hasil

penilaian. Oleh karena itu, supaya penilaian yang dilaksanakan guru khususnya

penilaian formatif dengan menggunakan sistem PBK betul-betul efektif

hendaknya keempat langkah tersebut dilalui secara cermat. Berdasarkan

penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam melaksanakan PBK guru perlu

memiliki kompetensi merancang, melaksanakan, menyajikan, dan

menindaklanjuti PBK.

Persepsi

Passer dan Smith (2004: 110) menjelaskan bahwa persepsi merupakan apa

yang indera beritahu terhadap proses aktif dalam mengorganisasikan masukan

stimulus dan menghasilkan makna. Sementara itu Bootzin dkk. (1986: 625)

menunjukkan persepsi merupakan perasaan, pikiran dan niat orang yang

mempengaruhi perilaku mereka.

5

Page 6: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

suatu proses aktif yang dilakukan oleh indera tubuh, sistem syaraf dan otak dalam

mengorganisasikan dan mentafsirkan informasi tentang suatu objek yang

menghasilkan suatu tindakan. Persepsi berupa tanggapan lansung tentang sesuatu

objek yang menimbulkan tindakan.

Persepsi guru terhadap sitem PBK adalah tanggapan langsung guru

terhadap sistem PBK. Persepsi siswa terhadap sistem PBK dalam pembelajaran

bahasa Indonesia adalah tanggapan langsung siswa terhadap sistem PBK dalam

pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan oleh guru. Tanggapan guru dan

siswa yang bersifat positif terhadap sitem PBK akan mempengaruhi mereka

untuk bertindak mengarah pada pelaksanaan sistem PBK.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan (policy research) yakni

proses pelaksanaan penelitian melalui analisis tentang masalah-masalah sosial

yang mendasar untuk memberikan masukan yang berupa rekomendasi kepada

penentu kebijakan, yang berorientasi pada tindakan untuk memecahkan masalah

(Majchrzak, 1984: 12).

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri

Kabupaten Karanganyar, Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan selama 15 bulan dari

bulan September 2006 hingga Juli 2008.

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga langkah yaitu: persiapan,

pengumpulan dan analisis data, serta pengembangan rekomendasi kebijakan.

Langkah-langkah ini diadaptasi dari konsep Majchrzak (1984: 20) dan Danim

(2000: 58).

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(1) wawancara, (2) observasi, dan analisis arsip/dokumen. Adapun untuk

menguji keabsahan data, pada penelitian ini digunakan teknik trianggulasi dan

teknik auditing. Mengacu pendapat Lincoln dan Guba (1985: 305-307), ada empat

macam teknik trianggulasi yaitu trianggulasi sumber data, trianggulasi metode

6

Page 7: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

pengumpulan data, trianggulasi teori, dan trianggulasi peneliti. Teknik

trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis interaktif seperti yang disarankan oleh Miles dan Huberman (1992: 15-

20). Analisis tersebut terdiri dari tiga langkah, yaitu (1) mereduksi data, (2)

menyajikan data, dan (3) menarik simpulan/ verifikasi.

Pengembangan rekomendasi kebijakan dilakukan melalui empat langkah

yaitu (1) penyiapan konsep rekomendasi kebijakan, (2) analisis konsep

rekomendasi kebijakan, (3) penyusunan rekomendasi kebijakan, dan (4)

komunikasi rekomendasi kebijakan.

TEMUAN HASIL PENELITIAN

Temuan hasil penelitian dikelompokkan dalam lima bagian sebagai

berikut. Pertama adalah: Sistem penilaian formatif yang digunakan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di SMPN Kabupaten Karanganyar pada tahun

pelajaran 2006/2007 ada dua yakni penilaian formatif konvensional untuk kelas 9

dan sistem PBK untuk kelas 7 dan 8. hal ini berkaitan dengan kurikulum yang

digunakan, kelas 9 menggunakan kurikulum 1994, sedangkan kelas 7 dan 8

menggunakan KBK.

sebagaimana dipaparkan oleh Guru SLD berikut ini.

Penilaian konvensional memiliki karakteristik yakni: 1) dilaksanakan secara terpisah dengan PBM, guru menentukan waktu khusus untuk mengadakan penilaian setelah guru menerangkan beberapa pokok bahasan, 2) tidak berorientasi pada prosedur yang benar, yakni tanpa melalui perancangan dan tindak lanjut, 3) guru cenderung menentukan salah satu cara penilaian sehingga tidak dapat mengungkap data dan informasi secara menyeluruh. Jadi intinya penilaian ini hanya menekankan pada hasil belajar siswa. Selain itu, guru memberikan pertanyaan dan melakukan pengamatan pada saat pembelajaran akan tetapi tidak mencatat hasilnya. (CL 05: 02)

Kedua, Implementasi sistem PBK dalam Pembelajaran bahasa Indonesia di

SMPN Kabupaten Karanganyar sudah berjalan di kelas VII dan VIII meskipun

belum seperti yang diharapkan. Secara administratif guru belum begitu siap, guru

belum menyusun perancangan secara baik. Hal ini terlihat ketika mereka hendak

7

Page 8: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

melakukan penilaian dalam PBM di kelas, mereka tidak menyiapkan instrumen

penilaian kecuali lembar soal tertulis bagi guru yang akan mengadakan ulangan

harian. Juga pada saat siswa melakukan unjuk kerja, guru tidak kelihatan mencatat

nilainya. Selain itu portofolio yang dikerjakan rata-rata hanya berupa hasil

pekerjaan siswa yang dikemas dalam stop map. Bahkan hanya ada satu guru yang

mengumpulkan dengan disertai lembar penilaiannya. Sebagaimana pendapat Guru

RD ketika menjawab pertanyaan tentang implementasi sistem PBK sebagai berikut.

Pelaksanaan sistem PBK sudah berjalan meskipun agak tersendat, hal ini disebabkan

kurangnya pemahaman guru terhadap konsep dan kemampuan untuk melaksanakan

termasuk pencatatannya lantaran sulitnya konsep tersebut.(CL 07:03)

Ketiga, Persepsi guru dan siswa terhadap sistem PBK. Berdasarkan hal

ini Guru SLD berpendapat sebagai barikut.

Sistem PBK merupakan sistem penilaian yang bagus karena dengan konsepnya yang lengkap akan dapat mengukur pencapaian kompetensi siswa yang sebenarnya. Namun dalam pelaksanaannya guru harus lebih dahulu memahaminya.(CL 05:04)

Keempat, Keunggulan dan kelemahan sistem PBK. Keunggulan sistem

PBK yakni (1) bersifat menyeluruh, karena dengan beragamnya teknik penilaian

yang penerapannya disesuaikan dengan aspek dan keterampilan yang akan dinilai

dapat menilai seluruh kemampuan siswa. Ketika ditanya tentang hal tersebut Guru

RD menjawab sebagai berikut.

Ya... memang benar begitu Bu, sistem PBK mempunyai keunggulan karena konsepnya sangat menarik yaitu dengan banyak ragam serta kelengkapannya akan dapat menilai seluruh kemampuan siswa.(CL 07: 02)

(2) menilai yang sebenarnya, sebagaimana pendapat Guru SLD (CL 05: 04) yang

menyatakan bahwa ”Sistem PBK mempunyai keunggulan karena menilai

kemampuan siswa yang sebenarnya, meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan

afektif, serta berkelanjutan”, (3) terpadu, Guru SR (CL 06: 03) berpendapat bahwa

PBK memadukan antara nilai hasil pembelajaran di kelas dengan nilai praktik di

luar kelas, bersifat menyeluruh, dan Valid”. Selain itu, sistem PBK memadukan

8

Page 9: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

berbagai teknik penilaian dengan keragaman bentuk instrumen yang disesuaikan

dengan aspek penilaian yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

sebagaimana diprogramkan dalam administrasi KBM yang telah disusun dan

direncanakan oleh setiap guru. Keunggulan yang lain, PBK dilaksanakan secara

berkelanjutan. Dengan portofolio seluruh perkembangan atau kemajuan hasil

belajar siswa bisa tercatat dan terpantau dengan baik, karena seluruh hasil

penilaian terdokumen dalam portofolio. Dengan sifatnya yang menyeluruh dan

berkelanjutan

Di samping itu, PBK memiliki kelemahan yakni (1) konsep PBK sulit

dilaksanakan, (2) administrasinya terlalu banyak, (3) kurang konsisten dalam

penggunaan istilah dan penentuan teknik penilaian.

Kelima, Upaya yang dilakukan yakni (1) Guru: berkonsultasi dengan KS

dan guru satu rumpun mapel, serta membaca kurikulum, (2) KS: masukan dalam

lokakarya, pembinaan, dan pelaksanaan MGMP tingkat sekolah, dan (3) Ka Dinas

P dan K: pelaksanaan sosialisasi dan pengiriman guru untuk pelatihan.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan kelima temuan hasil penelitian tersebut di atas dibahas hal-hal

sebagai berikut:

1. Kompleksitas sistem PBK

Kompleksitas sistem PBK dapat dilihat ketika peneliti mencermati

secara detail materi yang terdapat dalam Petunjuk Penilaian Kelas yang

disusun oleh Puskur Balitbang Depdiknas Jakarta, peneliti menemukan tiga

hal. Pertama, konsep PBK terlalu kompleks, (2) pengelolaan PBK rumit, dan

(3) format PBK kurang proporsional. Hal yang demikian menyebabkan

keengganan bagi guru untuk melaksanakannya.

Genesse dan Upshur (1997: 33) menyatakan bahwa dalam

melaksanakan penilaian, guru harus memperhatikan segi kepraktisan yang

meliputi biaya, waktu pengelolaan, kemampuan melaksanakan, dan

keberterimaan. Empat hal tersebut menjadi pertimbangan agar penilaian

9

Page 10: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

berjalan seperti harapan. Pendapat senada disampaikan oleh Nurgiyantoro

(2001: 150-151) bahwa dalam menentukan alat penilaian guru perlu

mempertimbangkan segi kepraktisan yang meliputi keekonomisan,

pelaksanaan, penskoran, dan penafsiran. Keempat pertimbangan ini

menentukan keberhasilan pelaksanaan penilaian.

Berdasarkan pembahasan dua teori di atas dapat disimpulkan bahwa

penyusunan konsep penilaian perlu mempertimbangkan segi kepraktisan yang

meliputi aspek pembiayaan, pengelolaan, dan keberterimaan. Alat penilaian

yang efektif adalah alat penilaian yang dapat digunakan secara ekonomis,

praktis, dan diminati oleh guru dan siswa namun dapat memberikan hasil

sebagaimana yang diharapkan.

2. Keterbatasan Pemahaman Guru terhadap Sistem PBK

Keterbatasan pemahaman guru ini tampak pada: Pertama:

pelaksanaan PBK belum sesuai kriteria. Hal ini memerlukan adanya solusi.

Sebagaimana pendapat Linn dan Groundlund (2000: 75) menyampaikan hasil

konsorsium organisasi guru tentang pelaksanaan penilaian. Keduanya

mengatakan bahwa ”The teacher understands and uses formal and informal

assessment strategies to evaluate and ensure the continous intellectual, social

and physical development of the learner” Pernyataan di atas menunjukkan

bahwa penilaian harus dipahami, direncanakan, dan dilakukan oleh guru

untuk keberhasilan proses belajar mengajar.

Kedua: ada pengaruh penggunaan sistem pnilaian konvensional yakni: guru

tidak menyiapkan instrumen penilaian PBK dan tidak mencatat hasilnya,

Kenyataan ini menyebabkan tidak terdokumentasikannya hasilnya sehingga

tidak bisa dirasakan manfaatnya. Davies (1995: 38-39) menjelaskan bahwa

dalam penilaian PBK guru seharusnya mengumpulkan berbagai jenis bukti

penilaian yang berupa proyek, tugas, buku catatan dan instrumen yang

reliabel dan valid, meskipun perlu waktu mempersiapkannya, yang

bermanfaat untuk menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa.

3. Pengaruh Persepsi dan Pemahaman Guru serta Siswa terhadap PBK

10

Page 11: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

Persepsi guru dan siswa terhadap sistem PBK yang cukup bagus

akan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran bahasa

Indonesia, karena persepsi tersebut akan mempengaruhi perilaku guru dan

siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bootzin dkk (1986: 625)

menyatakan bahwa persepsi merupakan perasaan, pikiran dan niat orang

yang mempengaruhi perilaku mereka. Persepsi yang cukup bagus ini akan

mendorong perilaku yang bagus pula, dengan persepsi yang bagus, guru dan

siswa akan terdorong untuk melakukan tindakan dengan kesadaran dan

kesungguhan.

Dapat disimpulkan bahwa persepsi dan pemahaman guru dan siswa

yang bagus terhadap sistem PBK memberikan banyak kemungkinan bahwa

sistem PBK akan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran bahasa Indonesia di SMP N Kabupaten Karanganyar. Hal ini

disebabkan karena persepsi tersebut mempengaruhi perilaku guru dan siswa

dalam melaksanakan proses pembelajaran.

4. Rendahnya Efektivitas Sosialisasi dan Pelatihan tentang Sistem PBK

Rendahnya efektivitas sosialisasi dan pelatihan tentang sistem PBK

menyebabkan timbulnya banyak kendala di lapangan. Sebagai sistem

penilaian baru, PBK perlu disosialisasikan terlebih dahulu secara efektif

sebagaimana pendapat Spike dan Lesser dalam Kitchan dan Daly (2002:

50) yang menyatakan bahwa sosialisasi dianggap sebagai langkah kunci

dalam implementasi program yang berhasil sebab ini digunakan sebagai

alat untuk mengumumkan, menjelaskan atau menyiapkan orang dalam

perubahan. Pendapat senada disampaikan oleh Harshman (dalam Kitchan

dan Daly, 2002: 50) yang menjelaskan bahwa sosialisasi merupakan faktor

kunci dalam mempengaruhi seberapa baik sebuah lembaga dalam

mengimplementasikan suatu program.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa suatu

program atau konsep akan dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik

perlu terlebih dahulu disosialisasikan secara intensif dan efektif. Demikian

juga konsep tentang sistem PBK, agar dapat dilaksanakan oleh guru-guru

11

Page 12: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik sistem tersebut perlu

disosialisasikan secara intensif dan efektif.

PENGEMBANGAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Pengembangan rekomendasi kebijakan ini dilakukan melalui langkah-

langkah sebagai berikut: (1) menyiapkan konsep rekomendasi: Pedoman PBK

dari PUSKUR serta Desain Sosialisasi dan Pelatihan PBK yang disusun

oleh Haris Mujiman. (2) menganalisis Konsep rekomendasi: melalui FGD

dan uji coba sederhana. FGD dilakukan bersama stakeholders Kabupaten

Karanganyar dengan simpulan “ Penyederhanaan dengan tanpa mengubah

substansinya supaya mudah dipahami dan dapat dilaksanakan di lapangan,

(3) menyusun rekomendasi kebijakan mengikuti saran FGD dan hasil uji coba

sederhana berupa “Buku Pedoman PBK dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMP”, (4) komunikasi rekomendasi kebijakan dilakukan tiga

kali berupa Forum komunikasi bersama penentu dan pemakai kebijakan

(Dinas P dan K), presentasi Buku Pedoman PBK pada lokakarya peningkatan

mutu pendidikan SMP Kabupaten Karanganyar, Presentasi Buku Pedoman

PBK pada pertemuan MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupatem

Karanganyar.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Implementasi PBK mengalami kendala ditinjau dari 3 dimensi (dimensi sistem,

dimensi pelaku, dan dimensi kebijakan)

2. PBK diperlukan karena banyak manfaatnya dalam rangka meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. Oleh Karena

itu, perlu dikembangkan rekomendasi kebijakan

3. Guna menghindari kerumitan dan kesulitan bagi guru dalam memahami PBK,

maka redaksinya perlu disederhanakan tanpa mengubah substansinya

4, Penyederhanaan ini diperlukan sebagai tindak lanjut hasil penelitian dan saran

dari FGD.

12

Page 13: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

Bertitik tolak dari hasil penelitian, penulis mengajukan saran-saran kepada

pemakai dan penentu kebijakan sebagai berikut.

1. Kepada pemakai kebijakan

a. Guru: Guru bahasa Indonesia selayaknya memahami panduan PBK

menerapkannya.

b. MGMP: pengurus MGMP perlu berpartisipasi dalam memfasilitasi

penerapan sistem PBK.

c. Sekolah: Kepala Sekolah memfasilitasi kelengkapan dan pelaksanaan PBK

2. Kepada Penentu kebijakan (Dinas P dan K Kabupaten Karanganyar)

Untuk mengupayakan implementasi PBK diperlukan adanya langkah-

langkah sebagai berikut.

a. Penetapan untuk digunakannya pedoman PBK di SMP.

b. Sosialisasi dan pelatihan PBK.

c. Program pendampingan, dan monitoring evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Angelo, A.T. 1991. Classroom research: early lesson from success. San Francisco: Jossey-Bass Inc.

BSNP. 2007. Model Penilaian Kelas, Jakarta: Depdiknas.

Bootzin, Richard dkk. 1986. Psychology Today: An Introduction. New York: Random House Inc.

Budiyono. 2007. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Penilaian yang Efektif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Davies, Anne. 2000. Classroom Connections International Inc. Canada: Hignell Printing Limited.

Depdiknas. 2004. Pelayanan Profesional Kurikulum 2004 Pedoman Penilaian Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

13

Page 14: Jurnal Sistem Penilaian Berbasis Kelas

Genesse, Fred and John A, Upshur. 1997. Classroom – Based Evaluation in Second Language Education. Cambridge: Cambridge University Press.

Gronlund, N.E., dan Linn, R.L.1990. Measurement and evaluation in teaching (6 th ed). New York: Macmillan.

Joko Nurkamto. 2003.”Pendekatan Sistemik: Kearah Pengajaran Bahasa yang lebih Efektif”, Makalah dalam Konferensi Nasional Linguistik Tahunan Atmajaya. Jakarta: Universitas Katholik Atmajaya Jakarta.

Kitchen, Philip J & Finbarr Daly. 2002. Internal Communication During Change Management. Corporate Communication.

Lincoln, Yvonna, S. dan Guba, Egm. G. 1985. Naturalistic Inquiry. London: Sage Publication.

Majchrzak, A. 1984. Methods for Policy Research. California: SAGE Publication.

Miles, Matthew B dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Tjetjep Rohendi Rohidi (Penerjemah). Jakarta: Universitas Indonesia.

Mulyasa. 2005. Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Passer, Michael W. dan Smith, Ronald E. 2004. Psychology: The Science of Mind and Behavior. New York: Mc Graw – Hill Companies Inc.

http.honolulu.hawari.edu/intranet/committee/tacsDeCom/.../assess-1.htm. (diakses 22 April 2006).

http://www,ntlf.com/html/lib/bib/assess.htm. (diakses 6 Maret 2006).

14