jurnal risel - msp.fpik.ipb.ac.id · pdf filemerupakan penyebab kematlan ikan nila yang...

10
ISSN 1907· 6754 JURNAL RISEl AKuAKULTUR Volume 4 Nomor 2, Agustus 2009 J.RIB. AIa"hlllu" . 4 No.2 _A Hal. 147-812 IS8N 1107-417&1

Upload: phamque

Post on 19-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISSN 1907· 6754

JURNAL RISEl AKuAKULTUR Volume 4 Nomor 2, Agustus 2009

J.RIB. AIa"hlllu"

. 4 No.2

_A Hal.

147-812 IS8N

1107-417&1

Akrivitas kirinase, lulrina$e, dan hemo/isln iso/ar (Wibowo Mangllnwardovc)

AKTIVITAS KITINASE, lESITINASE, DAN HEMOLISIN ISOLAT DARI BAKTERIIKAN NILA (Oreochromis niloticus Lin.)

YANG DIKUl TUR DALAM KERAMBA JARING APUNG WADUKJATllUHUR, PURWAKARTA

Wlbowo Mangunwudo yo ') Ruih Is mayn ari "), da n Elty Ri a n i"')

") ~parlemen Biologi, Fakul tas Matematika dan IImu Alam Univers itas Indonesia, Otpok 16424

E·mall; w_man9unwardoy~hormail.com

'") Srasiun Ka rantina Ikan Klas I Tanjung Priok JI. Enggano Raya 16, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara

.. ~ Oepanemen Budidaya Perairan·FPIK. Ins titut Pertanlan Bogar JI. lingkar Kampus. Kampu~ IPB Oilmaga. Bogar 16680

(Nlukah dirtrima: 20 Agunll! 2008; Oisellljul "ub/lkasl: 18 Mei }009)

A8ST RAK

Aeromonas hydrophila Lin. merupakan bakterl patogen oportunl$lik akuatik yang virulens lnya dipengaruhi oleh adanya enzim kitinase, lesitinase, dan 10kSin haemol isln, merupakan penyebab kematlan ikan nila yang linggi. Penelitian benuj llan IIntuk mengamali aktivi!u enzim kilinast, itsitinllSe, dan loks in hemoUsln dari 30 ikan nila dari ke ramba jarlng apung waduk jallluhur dengan metode lehnik agar. A. hydrophila rnenul'\Jl.lkkan positif virulen ditllnjukkan adanya zona benlng I.Intuk leS/flnase sebesar 7,9 mm ; kl tlnase 8,0 mm; dan hemal is in 6,6 mm d ibandingkan dengan i50lat fnleroboCfer SP .. Pseudomonas sp .. dan Vibrio sp. Hal ini menllnjukkan bahwa A. hydrophila bersi fal pa togen dan virulen terhadap ikan nila.

KATA KU NCI: A£fomonas hydrophila, kit lnase. les i!inase, he molisin

ABSTRACT: Thl! ac t ivi ry o( ch i tinoSl!, Il!ch i tinasl!, and h l!m olycin e o( IJalaud baClerla (rom Oreochromis niioricuJ Lin. cu ltllr( d I n (looting /T el cage or j atlluhur, Purwakarta. By: Wiuo wa Mangunwardoyo, Ratih Ismayasar;, (."d f u y Rian i

Al!romonru hydrophila Lin. Is one o( OppOrlllniSlic aqualic polhagen boctl!rla where its pathogenic behavior is Inf/uenCl!d by chiUnaSf, Il!chi/inase, and fOitin haemolycine, and COUSl!S high mona/ity in /Tile Ii/apia CII/fUfe, The purpose o( the fl!search was ro observe the aCl ivities o( two A. hydrophilo 's enzymes i.e. : chlrinase and lechitlnose, and one exlrocellllla r loxln, haemolycinl!, isolarl!d from 30 nill! //Iapias cil//llud In (Ioaling net ca9l! at jaliluhur using quantiralive "Iotl! assay tl!chnique. A. hydrophilo was positive vi rulenl marked wllh transparent zone of lechitinau' of 1.9 /TIm.

haemolycin of 6.6 mm, and chitinasl! of 8.0 /TIm compared 10 fn terobaCfl!r sp., PSl!udomonas sp., and Vibrio sp. Therefore, A. hydrophila is determined as h ighly pa/hogenlc boCIUium and virulent for nile tilapla.

KEYWORDS: Aeromonas hydroph ila, chi t/nasI!, Il!cithinau, hemolycine

257

j. Ris. Akuakulwl' Vol. 4 No.2, Agusws 2009: 257·265

PENDAHULUAN

Ikan nila (Ore:ochromis niloticus Lin.), telah banyak dibudidayakan di dalam kerambajaring apung (KJA) secara inlensif dengan padat tebar yang tinggL Sarah saw budidaya berlokasi di Waduk jatiluhur, f'urwakarta·jawa Barat. Budidaya ikan dengan padat tebar tinggi akan mempengaruhi kesehatan dan lingkungan. Kualitas air eenderung menurun, sehingga mempermudah lerjadinya infeksi penyakit yang disebabkan oleh bakleri patogen (Supriyadi,2004).

Salah salU bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada ikan nila adalah Aeromonas hydrophila. Bakleri tersebut banyak menginfeksi ikan budidaya pad a lingkungan perairan yang buruk dengan bahan organik ting9i, dan dapal dengan mudah menginfeksi ikan lainnya dalam sumber air yang sama (Bassler, 1997). Baklli"ri perairan seperti Aeromonas sp., Alreromonas sp., Pseudomo· nos sp., dan Streptococcus sp" ditemukan menginfeksi ikan ni la yang dipelihara di Waduk Cirata yang lokasinya berdekatan dengan Wadukjatiluhur (Supriyadi & Komarudin, 2003; Supriyadi €or 01., 200S). Lokasi KJA yang berdekatan dan pemanfaatan Sungai Citarum sebagai sumber air Ulama, memungkinkan penyebaran bakleri termasuk Aeromonas sp. mencapai areal budidaya KJA Wadukjatiluhur.

A. hydrophila diketahui memiliki sifat virulensi lebih tinggi, dibandingkan bak!eri akuatik lainnya. Sakteri tersebut dapat menginfeksi ikan budidaya, juga ikan tangkapan, dengan penyakit yang disebut MotU Aeromonas Septicemia (MAS) (Noga, 2000). Ikan yang terinfeksi o leh bakteri tersebut, menunjukkan tanda·tanda pend arahan pad a permukaan kulil (hoemorrhoglc se"ticemio), pendarahan pada pangkal sirip dada, nekrosis olot, luka borok (1I/cer) pada permukaan wbuh, dan bagian perut membesar berisi cairan (drops;) . Selain permukaan tubuh, bakteri juga dapat menginfeksi insang, ginjal, hat i, limpa, pangkreas dan OWt daging (Swann & White, 1991). Tanda klinis tersebut pada umumnya ditemukan pada ikan terinfeksi akut. subakut, dan kronis (Post, 1987).

A. hydrophila dan Aeromonas strain lainnya diketahui mampu menghasilkan en~im dan l oksin ekstraselular yang sangat menentukan pal ogenisitas dan lingkat virulens l bakterl

tersebut pada ikan, antara lain en~im kitinase, dan lesltinase, serta toksin ekstraselular hemolisin (Hsu er 01., 19B1; Santos et 01., 1999). Huys et al. (2002) menambahkan bahwa A. hydrophila menghasilkan lebih dari salu toksin hemolitik.

Kitinase dan lesitinase, meru pakan en~im pendegradasi jaringan. Kitinase bekerja sebagai katalisator pada proses penguraian polimer kitin pada lapisan pelindung tubuh dan sisik ikan menjadi unit monomer yang lebih sederhana, dan lesitinase bekerja sebagai katalisator pada proses hidrolisis fosfolipid membran plasma sel·sel tubuh i kan (Raven & johnson, 1986; Nug roho el al., 2003). Hemolisin di produksi oleh A. hydrophila dan bekerja melisiskan sel·sel darah merah dan sel· sel darah pul ih, serla menyebabkan nekrosis jaringan (Higerd & Fouler, 1997).

Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas kitinase, lesitinase, dan hemolisin secara in vitro dengan teknik quantitarive plate assay dan penentuan aktivi tas dengan perhltungan ~ona rasio.

BAHAN DAN METODE

Ikan Sam pel

Ikan nira (Oreoehromis ni/oUeus Lin.) dari Karamba jaring Apung (KjA) WadukJatiluhur, Purwakarta sebanyak 30 ekor dengan panjang 7- 10 cm dan bobot tubuh 10- 28 g.

Media

Kitinase·chiCin {arm erob shells (Nitimulyo, 1994), lesitinase Willis and Hobbs dan media agar darah (Colins eC al., 1995). Media uji identifikasi bakteri yang digunakan mengacu kepada Cowan & Steel (198S), Oxoid (1988), dan Holt et al. (1994). Pewarna gram , darah domba, alsever sitrat anti koagulan, antibiotik novobiosin 30 /.Ig dan vibriostatic agent 0/ 1291 SO /.Ig dalam bentuk eakram.

Pengambilan sampe l Ikan

Sampel ikan nila (Oreochromis niloricus), berumur sekitar salu bulan, dengan ukuran panjang 7- 10 em dan bobot 10-28 g. Ikan diambil seeara aeak berdasarkan tingkat prevalensi 10% (Amos, 1985), dari liga petak dengan jumlah l otal 30 ekor, menggunakan metode stratified random sampling (SupranfO, 1993).

AktIvitos k/f/nOSl. IlS/finose . don h,molisin ISO/Of .•.•. (Wlbowo Mon9unwordoro)

Isolasi dan Idenlifikui Bakler! darl Ibn Nila

Sel uruh permukaan lubuh ikan nlla dj· berslhkan dengan larulan Iodin 2%. Baklerl diambll dari lima bag lan, yaiw luka pada permukaan lubuh (U, organ glnjal (e ). hall (H) dan hall bengkak (HBl, olak (On, dan janlung (J) dengan menggunakan J,arum ose steril,Jalllm ose dilempelkan alau dilusukkan pada largel organ dan kemudian diinokulaslkan seu.ra asepl ik ke media Bro;n Hear! 'nfus ion Agar (BHlA)dan diinkubasl selama 24 Jam pada suhu 30"<:. Selanj ulnya sel lap SilIU jenis kolonl baklerl diinokulasikan ke media BHIA baru, dan dlinkubasikan kembail pada suhu 3O"C selama 24jam.

Pengamalan Wjuna dan benluk koloni senra visual dHakukan pada seliap isolal bakleri . SenIuk dan pergerakan bakleri diamat! dengan leknik letes ganwng menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400- 1.000 X. dan morfologi baklerl dlamatl dengan meng· gunakan pewarna gram.

Pengujian dilanjutkan dengan rangkalan ojl bloklmla steara konvensional menggunakan media seleklif dan rerm entat i f urta uJi sensitifi l as bakl eri. Uji enzim kalalase dilakukan dengan menggunakan larulan H,Ol 3" dan uj; enzim oksldase menggunakan reagen oksidase. Ujl blokimia dan rermenlasi karbohldral dilakukan dengan mengisolasikan bakterl ke dalam setlap media ujl, dan hasilnya diamall selelah masa Inkubasi 24 jam pada suhu 30"<:. Ujl senslllvltaS bakleri dilakukan dengan meletakkan anllbiotik novobiosln 30 lIg dan vibrioslol ;c 09InI0/ 129 I SO lIg pada permukaan medium Mutller·Hintoo yang telah dilnokulasi bakteri. Zona benlng yang lerjadl di sekl lar cakram menunJukkan sensitivllas bakteri lerhadap antlblolik.

UJI Enzim dan Toksl n Ekstraselular

Uji enzim dan loksin ekstraselular melipuli penguJian kitinase, lesitinase. dan hemolisin dilakukan pada seluruh Isolal bakteri. Setlap isolal ter lebih dahulu dikuhur ke dalam media Trypron Soya Broth (!"S8) (24 jam), dan dihilung jumlah koloni bakteri pada medium PiallCoun/ Agar (PeA) dengan leknik total piau courtt, untuk mendapatkan Jumlah sel yang hampir sama (Malurin & Peeler. 1998).

Akt ivitas kitinase. lesitinase, dan hemolis!n dlkelahui melalui perhltungan zona rasio mlnggunakan leknik quantitative piau assay

(Hsu t:r al .• 1981). Setillp SlltU media (dalam SlIIU cawan pelri) dibagl menJadi tiga baglan dengan sumur dl bagian Itngah. Seliap diam· eter sumur berukuran sama yaitu 2 mm. Sebanyak 5 III suspensl baklerl ( 12,7 x 10' du/ml) diambil dari setiap slok cair isolal dengan kepadatan yang hamplr sama (2 ~ Jam), dan dlmasukkan ke dalam setiap su mur. Media uJI kemudian diinkubasi sllamll 72 jam pada suhu 30"(. Adanya aktlvi las kilinase d itandlli dengan terbenluknya :tona bening d i sekilar sumur, sedangklln lIkllvitas lesitinase dilandai dengan terbenl uknya :tonll buram di seki lilr sumur (Colli ns t:r 0 1., 1995 : Donderski & Trzeblalowska, 1999). Masing·masin9 pengo ujlan dliakukan I lga kall ulangan. Akllvltas en:tlm dan loksln dlnyal akan dengan per· bandlngan rasio. anlara lebar diameter zonll yang terbentuk dibagl dengan lebar diameler sumur. Sakleri dlnyatakan positif virulen. apabila zona ras io yang lerbentuk 2: 3 mm. varlabel alau lemah apabl la nilai zona rasio anlata 1- 2,9 mm: dan negallf virulen apabila t ldak terbentuk zona (Hs u t:r al .• 1981 : Suprlyadi, 1 990).

HA51l DAN BAHASAN

Sam pel Ikan Nilll

DUll puluh delapan ekor SlImpel ikan nlla l idak menunjukklln IlInda·tllnda kl inis adanya luka maupun pendarahlln. Kondisi ikan tldak l er lnfeksi oleh bakl erl, alau bakteri yang menglnvasi tubuh ikan nila hanya sedikl t , sehlngga belum menimbulkan infeksi pada ikan nlla. Selaln Itu. kond lslUngkungan perairan kemungkinan cukup stabll dan masih dalam balas loleransi yang dllpllt dilerlma oleh ibn nila. Menulllt EisSll It 01. (1994) dan Cipriano (2001) lerjadinya Infeksi pada !kan budldaya, lermasuk ikan nlla lerUlama akibat buruknya kualilas air, sehingga Ikan mengalami SIres, dan mudah l erinfeksi bakterl palogen.

Dua ekor ikan nila mengalami pendarahan pada operkulum dan pangkal slrip ekor serra pembengkilkan pada organ hall dengan warna yang pucal. lkan nila dengan kondisi tersebut diduga dislbabkan lIdanYll infeksi bakleri. Menurul Robert (1993) dan Cipriano (2001). lerjadinya pendarahan (hemoragik) pada pangkal sirip ekor, dan operkulum merupakan salah satu landa infeksl yang disebabkan oleh bakteri palogen, salah salunya Aeromonossp. Pendarahan yang l erjadi diduga d isebabkan ol eh hemolis ln yang dlhasilkan oleh A . hydrophilo. Menurul Higerd & Fowler (199 7)

259

). Ris. Akllokll/!lIr Vol. 4 No.2. Aglls!lIs 2009: 251·265

l abel 1. Rerata raslo hasll uj i lulrlnase. kit inase, dan hemolisin 11 isolat bakteri (72 jam) darl 3 kall pengulangan

Tob/~ I. Average yotiO of /uhilinase. chitinas~. and hoemo/yslne les!s of I I /1o"erlo Isolo res (72 hours) f rom Ihree repl/colions

Nomor iso lat T .. rgel organ Jenls b .. kteri luil ;nue Kilinue Hemollsin

f.zchitlntlu Chirinou HUI10lycin~ lsoltlle ctld e Orltln rtl",,~t Types of btlcurio

(mm) (mm) (mm)

Al O Ginjll (Kidney) Atromontls sp. 7.' '.0 ••• All luka (WOUnd ) IAbrio sp. ••• '.7 S ..

AlO Glnjll (Kidney) IAbrio sp. S .• 7.' 0

870 Clnjll (Kidney) Atromonos sp. '.0 7.' ••• 890 Cinjll(Kldney) Atromonos sp. '.0 0 I..

89J ~nlung (Hetln.) Atromonas sp. • •• 0 I.'

83" H .. li (Uver) £nl erococclls sp. 0 0 0

B3HB H .. tl bengkak Enterococcus sp. 0 0 0 Orirrosls liver

830 Glnjal (KIdney) Enterococcus sp. 0 0 0

C4aOT Ol .. k (Brain) IAbr/o sp. 0 2.2 0

CBOT Olak (BrQ/n ) PstudomonQS sp. 0 3.2 0

dan Chopra ~t 01. (2000). hemaliSln mampu melarulkan sel·sel darah merah pada ikan dan merusak se' jarlngan tubuh serla mampu meru sak seHel darah pUlih. 0 1 10k as; pendarahan tersebut . terjadl hubungan Inleraksi anlara sel reseptor speslflk dengan IOksln. Del Bene & Schmidt (1 997) melaporkan besar I idaknya kerusakan sel yang ditimbulkan oleh loksln dllentukan o'eh kemampuan toksin dalam mencapal sel reseptor spesl fik di dalam darah maupun jaringan. dan daerah perlekatan antara reseplor dan loksln.

Isolasi bak l er i da d organ hali yang mengalam i pembengkakkan. ditemukan En{troba"er sp. Bakteri leflebul menurut Koesharyani er 01. (2001). bukan lermasuk bakteri palogen pada Ik .. n y .. ng dapat menyebabkan ke ru sakan org .. n hat L Terjad!nya hlainan organ lersebul dapal disebabkan oleh infeksl bakleri lainnya, atau kekurangan nutrisl (Mims, 19Bn.

Isolasl dan Identiflkasl Bakteri

Isolasl bakterl dari organ dari luka (l). ginjal (C), hatl (H), hall yang mengal aml pembengkakkan (HB),JanlUng OJ, dan otak {On 30 ekor ikan, menghasllkan 22150lat dengan rincian delapan Isolat darl pelak A, sepuluh isolal dari petak B, dan empal Isolal dati petak C. Hasil Identlf lkasl 22 isolal lersebut dilemukan detapan genus bakterl, lerdiri atas

260

lima bakteri gram negatif dan l iga bakter! gram positif.

Delapan genus bakleri tersebut yaltu, Atromonas (isolat A lG, A3J, MG. ASJ, B7G, B9G, B9J. dan C4bOD. Vibrio (isolat A2l, A2G, B4G, B4HB, B9aJ. dan C4a0 1). 5t"phylococcus (isolal A1G), Ples/omon,,! (isolal A9J), Entero· coccus (isolal B3H, B3HB, dan B3G), Chromo· bacterium (isolal B4H), Coryneboctuium (isolal C50n, dan Pseudomonas (lsolat CBon.

Hasil isolasi dan Idenl ifikasl 22 isolal bakterl, delapan isolal lerlnden l ifikasl, dan termasuk dalam genus Aeromonas yang merupakan bakleri domlnan yang dijumpai pada lubuh ikan nila. Bakler! ternbut sebagian besar diisolasi dan organ glnjal. Menurut Mims (1987) dan Sanders (2004), baklerl dapal den9an mudah menu pal organ g lnjal melalul peredaran darah. ApabUa fu ngs! gl nj al lerganggu oleh Invasi dan lnfeksi bakter i, maka ikan dapal mengalami kemallan.

MenurUI Eu:eby (I 99B). genus Atromonas lermasuk bakler! gram negatl f yang bersi fat motil dengan polar flagela. Baklerl tersebul berben tuk balang, tldak menghasllkan spora, oksidase dan kalalase posi t!f, bersifal fakultalif anaerob, memfermentasi glukosa, dan reslsten terhadap vlbriOS fQ tic agent 0/ 129.

Bakleri lersebu t d ltem ukan dl banya k Inaog. antara lain : ikan·ikan ai r kelompok

Aklivlras kWnase, IUltinQn, don hemol/sin iso/af ..... (Wlbowo f,jangunwardoyoJ

Cyprinidae, tilapla, katak, allgalOl", SlpUI, udang air tawar, dan moluska. 8eberapa sPtsles yait\.! A. caviae, A. Hydrophlla, dan A. vlroniidiisolasl dar i organ pencernaan manusia dan bers ifat oporrunistik patogen pada manusla (Janda &. Abbott, I 998).

Pengujian Kit inase, leslt inase, dan Hemolisin

Pengujlan ki linase, lesltlnase, dan hemolisin dilakukan terhadap empat genus bakteri dengan 1 1 Isolal, yaitu Auomonas (AI G, B7G, B9G, dan B9J), Vibrio(A2l, A2G,dan C4aOn, Enrtrococcus (B3H, B3HB, dan B3G) dan Pseudomonas (C80n. Data. hasil uji in virro dengan teknlk quantitalive plale assoydapat dilihal pada l abel 1.

Hasi l ujl ki l inolitik pada media kitinase' chlfin farm crab shells, selama 72 jam memperlihalkan rasio tertinggl di antara genus Aeromonas, Pseudomonas , dan Vibrio, Isolal bakteri A2l (Vibrio sp.) menghasilkan ras lo lertinggl yaitu 8,7 mm. MenurUl Inbar &. Chet (I 99 1), Dondersk i &. lrzeblatowska (1 999), dan Nasran tt 01. (2003), Auomonas sp., VibriOsp ., dan Pseudomonas sp. merupakan bakter i yang mampu menghasllkan koloidal kltin yang mampu menginduks i kitinase kompleks sepenl N'asetilglukosamlnldase dan endok iti nase melalui preparasi hidrolisis parsial dengan HCl IO N, sedangkan pada media ujl chilin (arm crub shells terjadi zona benlng antara 3·5 mm. Pengujian kitlnase bakteri Vibrio sp. mencapai hasil optimal pada suhu optimun 30oC, pH 7 dengan mas a Inkubasi optimun 192jam.

Menu rut Raven &. Johnson (1986) dan Nugroho U al. (2003), kitin merupakan modifikasi darl selulosa, dengan penambahan nitrogen pada 9ugus glukosa. Zat tersebut d lbangu n oleh unit-unit monomer N· asetilglukosamln yang tersusun !inier dengan ikalan I}.(J ,4). Rantai kitin antara satu dengan lalnnya berasoslasl dengan ikalan hldrogen yang mengikat N dan H dengan kuat , dan dengan gugus C-O darl ranlal yang berdekatan. Reaksi kitinolitik pemulusan ikatan j}-1·4·gtikosldlk yang lerjadl pada media uji menimbulkan zona bening di sekitar koloni bakteri.

Zona raslo yang dihasilkan Vibrio sp. (A2l,) pada uj i kit lnase, memperlihatkan bakter i tersebul memHlki aktivitas kitinolilik lebih linggl dalam pemutusan ikatan ~ 1·4-glikosidik pada kit ln dl dalam media uji dengan produk

hldrollsls N·asetll·D·glukosamin yang merupakan oligomer pendek. Ruksi tersebut dltandal dengan lerbentuknya zona bening dl sekitar koloni bakleri, yang menunjukkan terdegradasinya Ikatan senyawa ki t ln tersebut (Wljaya, 2002).

Menurut Nasran et al. (2003) dan Harini & 5eptariningfllm (2006), bakteri Vibrio hurvey! mampu menghasllkan kitinase cukup linggi yaltu antara 6,98 x 10"- 11 ,75 x I O" u/ml pada pH 6-8, dan terbuktl bahwa Vibrio harveyidan Vibrio a/ginolyficus mampu memproduksi kitlnase untuk mendegradasl kitln yang berasal dari kulit raj ungan. [nzim tersebut berfungsi untuk mendegradasllapisan kilin !nang alau hOSI yang dllumpanginya, seh lngga dapa! dlmanfaatkan oleh bakteri sebagal sumber nutrlsl. Bakteri dengan isolat A2l (Vibrio sp.), terbukti juga memltlkl aktivitas kitinase yang Iinggi dengan rasio 8,7 mm.

Hasil pengujian lesitinase pada media Wi/li5 and Hobbs selama masa inkubas! 72 jam, menunjukkan bahwa empat isolal Aeromonos sp. dan dua Isolal Vibrio sp. mempunyai aktivllas lesilinase dengan rasio leblh dari 3 mm, Mengacu kepada Hsu er 01. (1981) diln Supriyadi (1990), zona rasio yang dihasllkan oleh enam bakterl lersebut memperlihalkan kemampuan bakleri dalam melakukan aktlviti15 lesilinolilik pada media uJi. Menurut Del Bene &. Schmid! (1997) dan Chopra er al. (2000), lesitinase sebagal salah satu faktor vlrulen ekstranlular bagi Aeromonas sp. dan Vibrio sp. berfungsi mendegradasi membran plasma sel·sel tubuh Ikan, membantu dalam proses Invasl dan infeksl bakteri dan be~ran penling dalam menentukan slfat patogen bakteri. Aktivitas lesltlnase pada media uji, terl ihat pada kemampuan enzim lerse but dalam memecah lesitin (fosfol ipid) pada eg9 yolk di dalam media uJI. Hasll hidrolisis fosfo!ipid menjadi fosfokolin dan digliserida tidak terlarut terllhat pada lerbentuknya zona buram di sekltar koloni bakterl (Singleton & Sainsbury, 1 978; Raven &.Johnson, 1986).

0 1 anlara dua genus bakleri tersebuI, Aeromonas memilikl rasio tertinggl, yaltu 7,9 mm. Nilal tersebul menunjukkan bakteri tersebut memiliki kemampuan memUlUS rantai karbon pada fosfolipld dl dalam media uji lebih banyak dalam waklu 72 jam.

Isolal A I G {Aeromonas sp.) memllikl rasio teninggi dibandingkan Isolal bakterl lalnnya pada penguJlan hemolisin menggunakan media agar darah, yaitu 6,6 mm. Zooa atau h.alo

261

J. Ris. Akuukuifur Vol. 4 No.2, AgUS{U5 2009: 257·265

Tabel 2. Hasil vji biokimia bakler; Aeromonas hydrophi/a (A 1 C) masa inkubasi 24 jam

Table 2. Biochemichal test of .4eromonas hydrophila (AIC} af ter 24 hours incubation

Jenis penguj ian Types o(treatmenf

Hasi l Result

Pengamatan morfologi koloni Pengecatan gram

Warna : kuning tua cerri>ung, (e pi rata

Oxidase Kalalase Pergerakan (Motility )

Oksidatif /Fermentatif Reaksi Indol Omith in dekarboksilase Fermentasi TSIA Lisin de karboksilase (l1A)

Kolera ml!diul"l\l' TCSS TSA 37·C Brilian Green Agar Mc.Con kev Agar

Urease SiJTrnOn Citral Hidrolisis Gelatin Pheni l A1anin diarrinase Aeromonas Agar Sase Clucosa Voges·Proskauer Sorbitol Arabinosa ouk ilOI l aktosa Manitol Inositol Sucrosa 0 12910119 Novobioc in 30 Ilg

• •

Motil OIF • •

A/AH2S ... H2S

Kalan; kuning Turrtluh Kuning

Merahjarri>u

• • •

Kalan; hitam ... asam

• ... asam ... asam

... asam ... asam

... asam R R

Kel1!rangan: R • resisten (n otl':: R_rl':Sistont)

yang terbeotuk pada media agar darah dari inokulas; bakleri Aerol1lOnssp. (AI C), (S7C) dan Vibrio Sp. (A2U pada masa inkubasi 72 jam adalah zona hijau (a·hemoli sis), selelah mencapai 96 jam membeotuk zona bening (~­hemollsis). Keadaan tersebut memperlihatkan kemungkinan proses hemolisis sempurna yang memerlukan waklu lebih lama.lnokulasi bakterl Aeromonos sp . (isolat B9C dan B9J) pada media agar darah selama 96 jam tetap memperlihatkan zona hijau atau «-hemolisis,

262

yang menunjukkan lerjadi proses hemolisis tidak sempurna.

Nilai rasio linggi, padaAeromonQSSp. (AI G) memperlihatkan aktivitas hemolisis bakteri sangat linggi. Hal tersebut disebabkan oleh hemolisin yang mampu melisiskan se l· sel da rah merah dalam waktu cepat, dan nekroloksin yang dapa! menvebabkan nekrosis pada jaringan. Hasil uj i hemolisis Aeromonas sp. (AI C), sesvai dengan hasil penelitian Santos III a!. (1999) bahwa A. cal/iae,

Ak.tMtas k.itinase, lesitinase, dan hemo/isi" iso/at (Wlbowo Mangunwardoyo)

A. Eucrenophila, dan A. hydrophila menghasilkan Il·hemol isis pada penguJian hemolitik.

HemoliSin, menurut Buckley & Howard (1999), adalah protein yang mampu merusak membran sel, dan melisiskan sel·sel darah merah. Hemolisin dan nekfotoksin bekerja bersinergi dan menyebar melalUi sirkulasi peredaran darah (Mlms, 198n. Kemampuan menghasilkan toksin ekstraselular berupa hemolisin, menjadi indikator dalam menen· tukan virulensi bakteri (Lallier et al., 1981: Santos et al., 1999).

ldentifikasi Bakleri dari Isolal NomorA1G

Hasi l idenliflkasi bakteri secara konven· sional dengan biokimia lengkap sampai tingkat spesies dari isolat nomor Al G, menunjukkan bakteri le rsebul ad alah Aeromonas hydrophila. ldentifikasi bakteri berdasarkan reference strain pada ATCC (7966) (Nieto er al., 1985; Holt er 01., 1994).

8akteri menunjukkan warna kolonl krem kekuningan (Staedler no.13n pada media 8HIA, bentuk cembung dan lepi rala dengan diam· eter:i: 2 mm. Bakterl berbentuk batang pendek, dengan pergerakan aktif. BenlUk dan warna koloni serta karakteristik A. hydrophila seperti tercantum pada Tabel2.

Virulensi Aeromonas hydrophi/a

Aeromonas hydrophila memiliki aktivitas tertlnggi dalam memproduksi em:im lesitinase dan hemolis!n, tetapi berada di bawah rasio Vibrio sp. dalam menghasilkan kitinase. Rasia yang dihasilkan tetap berada di atas nilai balas virulen, yaiIU > 3 mm, hal tersebut menunjuk· kan A. hydrophila tetap memil iki vlrulensi tertinggi, dibandingkan bakteri Enterococcus sp., Pseudomonas sp., dan Vib rio sp. Kemampuan A. hydrophila dalam menginvasi tubuh inang atau host nya, adalah melalui mekanisme kerja toksin yan9 dikeluarkan pada saat bakteri menempel di permukaan kulit ikan. Eissa et 01. (1994) dan An9ka et 01. (l995 ), mengemukakan bahwa terjadinya wabah penyakit di dalam suaIU kolam budidaya ikan, sebagai primary pathogen ada l ah A. hydrophila, yang diikuti oleh infeksi bakteri patogen jenis lainnya.

Kitinase, lesitinase, dan hemolisin merupakan suatu asosiasi yang bekerja bersinergi, dapat diproduksi pada saat

bersamaan atau terpisah. Del Coral el al. (1990) menyatakan faktor Ulama penentu lingginya patogenitas dari suatu penyakit. antara lain jenis mikroorganisme penyebab penyakit, daya tahan wbuh ikan yanglemah, dan kondisi lingkungan pe rairan yang bu ruk.

MenurlJt Swann & White (1991 ) dan Chopra er al. (2000), enzim kitinase, les i tinase, dan toks;n esktraselu lar hemolisin yang di· keluarkan oleh A. hydrophlfa dapat merusak kultur jaringan, dan menimbulkan kerusakan pada jaringan tubuh ikan. Ikan budidaya air tawar se;perti ikan mas koki (Caras/us auraIUS), ikan mas (C yprinus carpio), ikan nila (Oreoehromis ni/otieus), Catfish , Raimbow Irout, dan air laut seperti Lales ca/ealiferdan Epinephelus sp. dapal terinfeksi oleh A. hydrophila, dan akan menunjukkan gejala berenang lemah, menggantung dipermukaan air, terjadi nekrosis padajaringan, sel darah merah mengalami lisis, dan hemoragik di permukaan tubuh. Populasl ikan dengan kondisi demikian dapat mengalami kematian hingga 10006 (Angka er al., 1995; Cipriano, 2001).

KESIMPULAN

Delapan genus bakteri terlndentifikasi dari 22 isolat yang diisolasi dari organ ginjal, hatl, janlung, otak, dan luka 30 ekor sampel ikan nila yang berasal dari J(jA WadukJatiluhur, yaitu: Aeromonas, Chromobaererium, Corynebacte­rium, Entrervcoccus, P/esiomonas, Pseudomo· nas .. Staphylococcus, dan Vibrio. Vibrio sp. (A2L), menghasil kan :wna ras io yang paling linggi pad a uji kitinase yaitlJ 8,7 mm. Auomonas sp. (AI G), menghasilkan zona rasio pada uji kitinase 8,0 mm; uji lesitinase 7,9 mm; dan uji hemol isin 6,6 mm serta diidentifikasi secara konvensional sebagai Aeromonas hydrophila lin.

DAFTARACUAN

Angka, S.L., l am, T J., & Sin, Y.M. 1995. Some virulence characteristics of Aeromonas hydrophila in walki ng cat fish (Clarius gariepinus). Aquaculture, 130(2): 103-112.

Amos , K.H. 1985. Procedures for the detection and identification of certain fish patho­gens. Fish health seerion. American fisher· ies SOCiety. Corvallis, Oregon, 114 pp.

Bassler, G. 1997. Colorgu/de of tropical fish diseases on fresh waler. Bessler Biofish, Belgium, 272 pp.

263

). Rif. Akuakullur Val. 4 NO.2, Agus/us 2009: 257·265

Buckley, J.T. & Howard, S.P. 1999. The cyto­toxin entherotoxin Aeromonas hydrophila is aero lySin. Infec:rion and Imunnun ity, 67(1): <166-467.

Opfiano, R.C. 2001. Aeromonas hydrophiloand mot ll Aeromonod septicemia of fish. Fish diseases leafier 68. United States Depart­ment of the Interior fish and wild li fe service div ision of fisherie s research Washington DC, 25 pp.

Collins, C.H., Lyne, P.M., & Grange,J.M. 1995. Microbiological methods. Butterwoth­Heinemann Ltd. london, <193 pp.

Chopra, A.K., Xu, XJ. , Ribardo, D., Gonzales, M., Kuhl, K .. Peterson,J.w., & Huston, C.W. 2000. The cytotoxic enterotoxin of Aeromonos hydrophilo induces prOinfiamanlory CYlokine production and activates arachi­donic acid metabolisme in machrophages. Infection and immunity. 68(5): 2,808-2,818.

Cowan, S.T. & Steel, KJ. 1985. Manual for iden­tification of medical bacteria. 2"" ed. 1985. Cambridge University Press, Cambridge, 238 pp.

Del Bene,V. & Schmidt, M.G. 1997. 8acterial virulence fac tor s. Dalam : Virella, G. (Ed .). 1997. Microbiology and infectiOus disease. 3'" ed. William & Wilkins, Baltimore, p.65-70.

Del Coral, F. Shotts, E.B., & Brown, J. 1990. Adherence haemagglutination and cell surface characuHistics of Motl/ Aero· monads vi rulent for fish. Joufl1a! of Fish Diseases, 13: 255- 268.

Donderskl, W. & Trzebiatowska. M. 1999. Influ· ence of physical and chemical factors on the activity of chit inase produced by planktonic bacteria isolated from Jezlorak lake. Polish joufl1ol of environment studies, 9(2): 77-82.

Eissa, I.M., Badran, A.F., Moustafa, M., & Fetalh, H. 1994. Contribution 10 MotileAeromonos In some cultured and wild fresh fish. Vee· erinaryMedica/joufl1a/ Clza, <12(1): 62·69.

EUHby , J.P. 1998 . Necessary correct ion according to judicial opinions.lnternatiOnol journal systemotic bacteriology, 613 pp.

Harini , N. & Septariningrum, D. 2006. Karakterisasi enzim chitlnase hasillsolasl darl kultur murni bakteri Vibrioolginolyricus. Prosidlng seminar nosional tohunon 11/ hosil penelition perikonan dan kelautan. Murwantoko, I:Yusuf, Djumanto, A . Inansetyo & S.B. Priyono (Eds.l. Unlversl·

264

las Gadjah Mada, Y09yakarla, p. 557-565. Hlgerd, T.B. and S. Fouler. 1997. Gram positive

cocci : Stophylococci and Streptococci. Da/am:Vlrella, G. (Ed.).1997. Microbiology ond infectious disease. 3'" ed. William & Wilkins, Baltimore, p. 101 -1 12.

Holt,J.G., Sneath, P.H.A., Stanley,J.T .• &Wiliams, 5.T. 1994. Bergey's manuol of determina­tive bacteriology. 9'" ed. Wiliams and Wilkins, Baltimore, 787 pp.

Hsu. T.C., Walman, W.D .. & Shotts, E.B. 1981. Correla t ion of extracellular enzymatic activity and biochemical character istics with re9C1rd to virulence of Aeromonos hydrophilo. Dolom: Karger, S. (Ed.l.1981. Serodiognos tics tl nd vaccln~s. Interna­tiona! Symposium on Fish Biolog;cs . National Fish Heal th Research Laboratory, leelown USA, April 26-30, 1981. USA, p. 101- 111.

Huys, G .• Kampfer, P., Albert. MJ., Kuhn, I., Oenys, R., & Swings, J. 2002. Aeromonas hydrophila subsp, dhakensls subps. nov., i solated from children with diarrhoea in Bangladesh, and extended description of Aeromonas hyrdophila subsp. hydrophila (Chester 1901 l Stanier 1943 (Approved list 1980). Internoriona!journo/ of systematic and evo/utiontlry microbiology, 52: 705-712.

Inbar,J &Chet, I. 1991. Evidence that chit inase produced by Aeromonas cov;oe is Involved in the biological control of soi l· borne plant pathogens by th iS bacterium. Soil biologicol biochemlca!, 23: 973-978.

Janda, JM. & Abbolt, S. 1998. Envolving con· cepts regarding the Genus Aeromonas an expanding panorama of species, disease presentations and unanswered questins. Ciinicalinfection disease, 27: 332-344.

Koesharyani, I., Roza, D .. Mahardika, K.,Johnny, F., Zafran, & Yuasa, K. 2001 . Penuntun diagnoso penyakit Ikon II. P~nyoklt ikon lau t don krusroceo dl Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut Gondol &JICA, 49

"m. lallier, R., Min ai, K.R., Leblance, D., Lalonde, G.,

& Olivier, G. 1981. Rapid m ethods for differentiation of virulent and non virulent Aeromonas hydrophllo strains. Oalam: Karger, S. (Ed.). 1 981. Serodlagnostics Qnd vaCCines. International Symposium on Fish 8iologics. NCitional Fish Healt h Research Laboratory, leetown USA, April 26-30, 1981. USA, p. 119- 123.

Aktivitas kitinase, lesilinase, dan hemolisin is%t ..... (Wibowo Mongunwardoyo)

Malurin, LJ. and Peeler, j.T. 1998. Aerobic plate count. Valam: 8'" ed. FDA bacteriological analyriCQI manual. ADAC International, New York, p. 1- 10.

Mims, CA. 1987. Theparhogene.sis ofinfecrious disease. 3" ed. Departement of Microbio· logy Guys Hospital Medical School. Au­demic Press, London, 342 pp.

Nasran, S., Ariyani, F., & Indriyatl, N. 2003. Produksi kitinase dan kilin deaset ilase dari Vibrio harveyi. J. Pen. Perik. Indonesia, 9(5): 33-38.

Nit imu lyo, K.H. 1994. Deterrninasi bakterl parogen pada ikan. Faku llas Penanian, UniverSitas Gadjah Mada Yogyakana, 120 him.

Nieto, T.P., Corcobado, MJ.R., Toranzo, A.E., & Barja,J.L. 1985. Relation of water tempera· ture to infeaion of Solrno gairdneri with Motll Aeromonas. Da/om: Fish pathology. International Seminar on Fish Patholo9Y, Tokyo, September 2 - 3, 1985. Tokyo , Jepang, 20: 99-1 OS.

Noga, J.E. 2000. Fish disease diagnosis and lreatment. Lowa State Press, USA, 366 pp.

Nugroho, T.T.,Ali, M., Ginting, C, Wahyunlngsih, Dahl1aty, A., Dtvi, S. & Sukmarisa, Y. 2003. Isolasl dan karakterisasi sebaglan kltlnase Trichoderma viride TNJ63. jurnol Narur Indonesia. 5(2): 101-106.

Oxold. 1988. The manual. 8" 00. 8ridson, f.y. (Ed.). Dxoid limi ted, Hampshire, England, 341 pp.

Post, G. 1987. Textbook of (ish health. T.F.H Publication, Inc. USA, 287 pp.

Raven, P.H . &Johnson, G.B. 1986. The cheml· cal building blocks of life. Valam: Bio/og/. Times Mirror, St.Louis, p. 55-79.

Roberts, RJ. 1993. Motil Aerornonad septiu· m/a Dolam: In9lish,V., Roberts, RJ., & Bromage, N.R. (Eds.). 1993. Bacterial diseases of (ish InSlitute of Aquaculture. Blackwell Science Ltd, London, p. 143-156.

Sanders, M.A. 2004. Paw/ogl anatami. Raja Graflndo Perkasa, jakarla, 211 pp.

Santos,J.A., Gonzalez, CJ., Otero, A., & Lopez, M.L.G. 1999. Hemolytic activity and sidephore product ion In different h.romonas spKies isolated fro fish. Ameri· can society for microbiology · Applied and environmental microbiology, 65(12): 5,612-5,614.

Singleton, P. &. Sainsbury, D. Dictionary of microbiology. 1978. John Willey & Sons, New York, 48 1 pp.

SlJpranto,J. 1993. Metode ramalan kuantitatif untuk perencanaon ekonomi dan bisnis. Rineka Cipta,Jakarta, 220 him.

Supriyadi. H. 1990. Characterization and virulence studies of Motile Aeromonads isolated from Clorlos batrachus and C. gariepinus and their Immunization poten­tial. Thesis. The degree of maSter science. Universiti Pertanlan Malaysia, 112 pp.

Supriyadi, H. 2004. Manajemen kesehalan ikan pada usaha budldaya ikan dalam karamba Jaring apung. Dalom: SudraJat, A, S.E. Wardoyo, Z.I. Anwar, H. Supriyadi (fds.). 2004. SuaIU upaya pemecal1an masalal1 buidoya ikan da/am karomba j arillg apung. Prosiding Pengembangan Budidaya Perikanan di Perairan Wad uk. Pusat Riset Perikanan Budidaya,Jakana, him. 31-36.

Supriyadi, H., Widiyati, A., Sunano, A.. & Prihadi. T.H. 2005. Kf!fagaan penyaklt bakterial ikan nila (Oreochromis niloticus) pada karamba jaring apung (KJA) di lokasi berbeda. jurnal Pen. Perik.lndonesia edisiAkuokulrur, 9(2): 35-41.

Supriyadi, H. dan Komarudln, O. 2003 . Kerusakanjaringan Ikan nlla (Oreochromis Ililoticus) yang terlnfeksl streptococcus. jumal Pen. Perik.lmlonesia, 11 (7): 35- 38.

Swann, L.D. and White, M.R. 1991. Diagnosis and treatment of Aeromonas l1ydrophilo infect ion of fish. Aquaculture extemions, Sea Granl, 2 pp.

Wijaya, S. 2002.lsoIa'>i kltinasedari Scleroderma columnare dan Trichoderma horzianum. jurnal IImu Vasar 8/010gi, 3(1): 30- 35.

265