jurnal reading peran dokter dan perawat dalam ... · penaggulangan hiv/aids pada kaum gay:...
TRANSCRIPT
S M F N E U R O L O G Y
R S U D A M B A R A W A
F A K U L T A S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I T A S P E M B A N G U N A N N A S I O N A L “ V E T E R A N ” J A K A R T A
K A B U P A T E N S E M A R A N G – A M B A R A W A
2 0 1 9
Jurnal Reading
Peran Dokter dan Perawat Dalam Menanggulangi HIV/AIDS Pada Kaum
Gay di Kota Semarang
Aanisah Fraymaytika 1820221105
Pembimbing:
dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp. S
IDENTITAS JURNAL
Penulis : Ludragis Ramni, Agnes Widanti, dan Hadi Sulistiyanto
Judul : Peran dokter dan perawat dalam menanggulangi
HIV/AIDS pada kaum gay di Kota Semarang
Jurnal : Jurnal Hukum Kedokteran
Volume : Volume 1, Nomor 1
Tahun : 2018
Abstrak
Kesehatan adalah elemen penting dan utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dokter dan perawat adalah bagian dari tenaga kesehatan → menyediakan pelayanan kesehatan → status kesehatan, termasuk penanggulangan HIV/AIDS, terutama pada kaum gay.
Tujuan: melihat peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay.
Abstrak (cont.)
Pendekatan yuridis-sosiologis dan deskriptif analitik.
Data primer dan sekunder.
Primer: interview dan observasi.
Sekunder: studi kepustakaan.
Kemudian di analisis secara kualitatif.
Abstrak (cont.)
Hasil: peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay telah tercapai dengan baik, namun menurut peraturan perundang-undangan peran tersebut belu, tercapai.
Peran dokter: care provider, decision maker, communicator.
Peran perawat: care giver, counsellor.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan unsur penting
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tenaga kesehatan
merupakan kunci utama
dalam keberhasilan pencapaian
pembangunan kesehatan.
Pencegahan dan penanggulangan
penyakit termasuk penyakit
menular seksual seperti
HIV/AIDS.
Survei Terpadu Biologis dan
Perilaku (STBP) tahun 2014 yang dilakukan dikota Semarang pada 249 orang dari komunitas Gay
didapatkan hasil bahwa 20.8%
dinyatakan positif HIV.
Upaya penanggulangan HIV/AIDS pada kaum Gay oleh
dokter dan perawat belum
dilaksanakan dengan baik.
Hal ini ditandai dengan masih adanya kaum
gay yang terinfeksi
HIV/AIDS.
Perumusan Masalah
Bagaimana peraturan tentang peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay di kota Semarang?
Bagaimana pelaksanaan peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay di kota Semarang?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay di Kota Semarang?
Metode Penelitian
Yuridis-sosiologis.
Aspek yuridis: peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS pada kaum gay.
Aspek sosiologis: peran dokter dan perawat dalam penanggulangan HIV/AIDS pada kaum gay.
Deskriptif analitik secara kualitatif.
Pengambilan data: studi lapangan dan studi kepustakaan.
Studi lapangan: Puskesmas Halmahera terkait kegiatan VCT.
Hasil dan Pembahasan
Pembahasan
Peraturan tentang peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay.
Pelaksanaan peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay.
Peraturan
Tidak terdapat regulasi atau peraturan mengenai gay.
Kaum gay seringkali mendapatkan diskriminasi termasuk dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
Perlu mendapatkan hak asasi sebagai manusia.
Setiap orang berhak untuk mendapatkan akses dipelayanan kesehatan (pasal 5 undang-undang no.36 tahun 2009).
Pemenuhan hak pasien: pasal 52 undang-undang no.29 tahun 2004 (praktik kedokteran), dan pasal 38 undang-undang no.38 tahun 2014 (keperawatan).
Pelaksanaan (cont.)
Hasil penelitian: upaya yang dilakukan sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing. Dokter: care provider, decision maker, communicator.
Perawat: care giver, pendidik.
Saat melakukan konseling pre test, tidak meminta persetujuan dari pasien terkait coas yang ingin mengikuti proses kegiatan VCT → tidak menjaga privasi dan melanggar undang-undang.
Faktor-faktor
Faktor pendukung: Fasilitas kesehatan: fasilitas kesehatan sudah baik dan tersedia
layanan untuk pemeriksaan HIV/AIDS secara komprehensif.
Sumber daya kesehatan: sumber daya kesehatan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada pada undang-undang.
Sarana dan prasarana: sangat memadai (ruangan konseling yang aman yang bersifat rahasia)
Faktor penghambat
Jumlah tenaga kesehatan terbatas (2 orang)
Pasien tidak membuka diri
Kesimpulan
Peraturan tentang peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay.
Pelaksanaan peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum gay.
Peraturan
Undang‐Undang Dasar 1945, Undang‐Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Undang‐ Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Undang‐Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang‐Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, Undang‐Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2014 tentang Konseling dan Tes HIV, dan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 tahun 2013 tentang Penaggulangan HIV dan AIDS.
Pelaksanaan
Pelaksanaan peran dokter dan perawat dalam menanggulangi HIV/AIDS pada kaum Gay sudah dilaksanakan, tetapi masih belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada diperaturan perundang‐undangan.
Dokter: care provider, decision maker, communicator.
Perawat: care giver, pendidik.
Faktor-faktor
Faktor pendukung dalam melakukan upaya penaggulangan HIV/AIDS pada Kaum Gay: Tersedianya fasilitas kesehatan, sumber daya kesehatan
dan sarana dan prasarana yang memadai.
Faktor penghambat dalam melakukan upaya penanggulangan HIV/AIDS pada kaum Gay: Kurangnya tenaga kesehatan sebagai konselor HIV/AIDS serta
kurang adanya keterbukaan diri dari kaum Gay.
Saran
Bagi tenaga kesehatan (dokter dan perawat) Senantiasa memberikan pelayanan yang bermutu dan komprehensif
sesuai dengan tugas dan kewenangan.
Senantiasan meminta persetujuan dari pasien dalam melakukan VCT terhadap kaum gay.
Mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan terkait dengan HIV/AIDS.
Bagi kaum gay Meningkatkan derajat kesehatan dengan memeriksakan diri.
Menjaga perilaku seks yang aman.
Yang terinfeksi: selalu konsumsi ARV.
Bagi peneliti selanjutnya Melanjutkan melalui sudut pandang yang berbeda.
Terima Kasih