jurnal reading anak
TRANSCRIPT
LATAR BELAKANG: Di Amerika Serikat, anak-anak menerima 2 dosis vaksin measles-
mumps-rubella (MMR) dan vaksin varisela (V), pemberian yang pertama antara usia 1
sampai 2 tahun dan yang kedua antara usia 4 sampai 6 tahun. Di antara usia 1-2 tahun, risiko
kejang demam 7 sampai 10 hari setelah MMRV adalah dua kali lipat dibandingkan MMR +
V secara terpisah. Apakah MMRV atau MMR + V mempengaruhi risiko untuk risiko kejang
demam antara 4-6 tahun belum dilaporkan.
METODE: Di antara anggota Vaccine Safety Datalink yang berumur 4-6 tahun, kami
mengidentifikasi kejang pada instalasi gawat darurat dan rumah sakit dari tahun 2000-2008
dan kunjungan rawat jalan untuk demam dari tahun 2006-2008 selama 7-10 hari dan 0-42
setelah MMRV dan MMR + V. Mencocokkan dengan review pada rekam medis, kami
menilai risiko kejang setelah MMRV dan MMR + V.
HASIL: Dari 2006 hingga 2008, 86 750 anak menerima MMRV; dari 2000 sampai 2008, 67
438 anak menerima MMR + V. Kejang jarang ditemukan sepanjang hari 0-42 tanpa
memuncak pada hari 7 sampai 10. Ada 1kejang demam 7 sampai 10 hari setelah MMRV dan
0 setelah MMR +V. Risiko adalah 1 per 86 750 dosis MMRV (95% confidence interval, 1
per 3 426 441, 1 per 15 570) dan 0 per 67 438 MMR + V (1 per 18 282).
KESIMPULAN: Studi ini memberikan bukti bahwa MMRV dan MMR + V tidak terkait
dengan peningkatan risiko kejang demam antara anak usia 4-6 tahun. Kita dapat
menyingkirkan dengan keyakinan 95% bahwa risiko kejang demam 1 per 15 500 pada
pemberian MMRV dan 1 per 18 000 pada pemberian MMR+V.
Kombinasi vaksin measles-mumps-rubella-varicella (MMRV) vaksin telah mendapat lisensi
dari US Food and Drug Administration pada tahun 2005. MMRV kemudian juga
direkomendasikan oleh Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) pada tahun
2006, dengan dosis yang dianjurkan usia pada 1-2 tahun dan 4-6 tahun,
Setelah mendapatkan lisensi dar ACIP, US Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) melakukan real-time surveilans untuk menilai keamanan MMRV dengan
menggunakan data kode diagnostik Vaccine Safety Datalink (VSD) dalam rapid cycle
analysis (RCA). VSD terdiri dari beberapa organisasi yang memiliki 9 juta anggota setiap
tahunnya. Pada tahun 2008, dari hasil pemantauan keamanan pemberian MMRV
mendeteksi kemungkinan peningkatan risiko kejang setelah mendapat vaksin MMRV. Studi
lanjutan menegaskan bahwa di antara balita usia 12-23 bulan, dimana usia tersebut
merupakan usia puncak untuk risiko terjadinya kejang demam, vaksin yang mengandung
measles (campak) berhubungan dengn peningkatan risiko terjadinya demam dan kejang
demam. MMRV berhubungan dengan adanya peningkatan risiko demam dan kejang demam
yang terjadi antara 7-10 hari setelah vaksinasi MMRV dibandingkan dengan setelah vaksinasi
MMR+V. Satu tambahan kejang demam terjadi untuk setiap 2300dosis MMRV dibandingkan
pemberian terpisah MMR+V pada anak usia 1 tahun.Temuan ini merujuk pada rekomendasi
CDC 2010 bahwa MMRVatau MMR+V dapat diberikan untuk anak usia 1 – 2 tahun
menerima dosis pertama mereka,keluarga tanpa preferensi yang kuat untuk MMRV, harus
menerima MMR+V.MMR yang diberikan sebagai dosis kedua untuk anak usia 4 – 6 tahun
belum dilaporkan memiliki hubungan denganpeningkatan risiko kejang demam.Apakah baik
MMRV atau MMR+V terkait dengan peningkatan risiko untuk kejang demam pada anak usia
4 sampai 6 tahun belum pernah diselidiki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai
risiko kejang demam setelah pemberian MMRV dan MMR+V pada anak usia 4 sampai 6
tahun, dimana pada usia tersebut risiko kejang demam jauh lebih rendah daripada pada balita.
METODE
Studi Populasi
Penelitian ini merupakan studi kohort dimana anak-anak berusia 48-83 bulan yang
merupakan anggota situs VSD antara Januari 2000 sampai Oktober 2008 dan yang menerima
MMRV (Merck & Co), MMR (Merck & Co, Inc, West Point, PA)+V (Merck & Co)yang
diberikan terpisah pada hari yang sama, atau MMR atau V yang diberikan secara terpisah
pada hari yang berbeda. Kelompok-kelompok tersebut di atas memenuhi syarat untuk
dimasukkan dalam penelitian. Kami menetapkan batasan yaitu adanya kejadian kejang yang
terjadi dalam kurun waktu 42 hari setelah vaksinasi campak (measles) atau varisela yang
datang ke IGD atau rumah sakit. Kami juga memasukkan pasien rawat jalan dengan keluhan
demam setelah pemberian vaksinasi.
Kami memasukkan kejadian kejang selama tahun 2000-2008 karena kejang jarang terjadi
pada kelompok usia tersebut. Namun, kami membatasi sampel penelitian dengan hanya
menghitung jumlah pasien demam yang rawat jalan selama tahun 2006-2008 karena pada
tahun tersebut dimana pemberian MMRV dan MMR+V sudah ada. Untuk kejadian kejang
dan demam yang terjadi selama 42 hari setelah vaksinasi, masuk dalam penelitian
sebelumnya. Hanya kejadian kejang dan demam yang terjadi lebih dari 42 hari setelah
vaksinasi yang dimasukkan dalam penelitian ini. Kelompok yang berpartisipasi dalam situs
VSD diantaranya adalah Group Health Cooperative (Washington), Kaiser Permanente (KP)
Colorado, KP Northwest (Oregon), Harvard Vanguard Medical Associates dan Harvard
Pilgrim (Massachusetts), Health Partners (Minnesota), Northern California KP, dan Klinik
Marshfield (Wisconsin). Penelitian ini telah disetujui oleh semua institusi tersebut.
Tinjauan Rekam Medis
Karena penelitian kami sebelumnya yang menemukan adanya peningkatan risiko terjadinya
kejang demam pada 7-10 hari setelah vaksinasi MMR atau MMRVpada anak usia 12-23
bulan, analisis utama pada penelitian saat ini memfokuskan adanya kejang demam yang
terjadi pada 7-10 hari setelah vaksinasi. Oleh karena itu, kami meninjau kembali rekam
medis terjadinya kejang pada 7-10 hari setelah vaksinasi dengan MMRV atau MMR+V untuk
menilai apakah kejang itu disertai demam atau tidak.
Metode Statistik
Analisis utama kami yaitu meneliti risiko terjadinya demam kejang dalam periode 7 – 10
hari setelah vaksinasi. Sebagai perbandingan dengan analisis sebelumnya yang meneliti anak
usia 12 sampai 23 bulan, kami juga menghitung angka rata-rata terjadinya kejang dan jumlah
pasien demam selama 0-42 hari setelah vaksinasi. Kami memperkirakan adanya kejadian
kejang demam setiap 100.000 dosis selama periode 7 sampai 10 hari setelah vaksinasi
MMRV. Kami membandingkan rata-rata kejadian demam setelah vaksinasi dengan
menggunakan regresi Poisson dan juga dengan melihat beberapa faktor seperti pemberian
vaksin, VSD site, umur, tahun, dan musim influenza seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.