jurnal psikologi klinis dan kesehatan mental...

13
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental http://url.unair.ac.id/3cb97dc0 e-ISSN 2301-7082 ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH SENSE OF HUMOR TERHADAP RESILIENSI AKADEMIK MAHASISWA AKHIR MASA STUDI SARJANA DI UNIVERSITAS AIRLANGGA YOGATAMA WISNU WARDHANA & AFIF KURNIAWAN Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ABSTRAK Mahasiswa akhir masa studi sarjana memiliki resiko untuk terdampak stres, rasa cemas, ketakutan, depresi dan emosi negatif lainnya ketika tidak mampu menghadapi kesulitan akademik. Beberapa kasus gangguan kejiwaan dan bunuh diri mulai bermunculan akibat ketidakmampuan menghadapi kesulitan tersebut. Kemampuan resiliensi sebagai kapasitas untuk bangkit dari kesulitan akademik merupakan strategi terbaik bagi mahasiswa akhir untuk sukses menyelesaikan studinya. Berbagai penelitian terkait, menyatakan bahwa sense of humor berguna untuk meningkatkan emosi positif sebagai faktor teoritik dari resiliensi akademik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sense of humor terhadap resiliensi akademik mahasiswa akhir masa studi sarjana di Universitas Airlangga. Penelitian ini dilakukan pada 150 mahasiswa akhir masa studi sarjana di Universitas Airlangga dengan alat ukur MSHS untuk mengukur sense of humor dan ARS-30 untuk mengukur resiliensi akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sense of humor berpengaruh signifikan terhadap resiliensi akademik (ρ=0,282; p<0,05). Dimensi coping with humor berpengaruh signifikan terhadap resiliensi akademik (ρ=0,370; p<0,05). Kata kunci: humor, mahasiswa akhir masa studi sarjana, resiliensi akademik, sense of humor ABSTRACT Final period undergraduate college students are risky to affected by stress, anxiety, fear, depression, and other negative emotions when they unable to cope with academic adversities. Several cases of psychiatric disorders and suicide began to emerge due to the inability of facing these adversity. Resiliency is ability to bounce back from academic adversity are the best strategy to accomplish their studies. Various related research found that sense of humor are useful to increase positive emotions as a theoretical factor of academic resilience. The purpose of this study was to determine the effect of sense of humor on academic resilience to the final period undergraduate students at Universitas Airlangga. This study was conducted on 150 final period undergraduate students at Universitas Airlangga with MSHS as the instrument that measure sense of humor and ARS-30 to measure academic resilience. Result showed that sense of humor had a significant effect to academic resilience (ρ=0,282; p<0,05). Coping with humor as a dimension is significantly impact to academic resilience (ρ=0,370; p<0,05). Keywords: academic resilience, final period undergraduate college students, humor, sense of humor *Alamat korespondensi: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Kampus B Universitas Airlangga Jalan Airlangga 4-6 Surabaya 60286. Surel: [email protected] Naskah ini merupakan naskah dengan akses terbuka dibawah ketentuan the Creative Common Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0), sehingga penggunaan, distribusi, reproduksi dalam media apapun atas artikel ini tidak dibatasi, selama sumber aslinya disitir dengan baik.

Upload: others

Post on 21-Mar-2020

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental http://url.unair.ac.id/3cb97dc0 e-ISSN 2301-7082

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH SENSE OF HUMOR TERHADAP RESILIENSI AKADEMIK

MAHASISWA AKHIR MASA STUDI SARJANA DI UNIVERSITAS AIRLANGGA YOGATAMA WISNU WARDHANA & AFIF KURNIAWAN Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

ABSTRAK Mahasiswa akhir masa studi sarjana memiliki resiko untuk terdampak stres, rasa cemas, ketakutan, depresi dan emosi negatif lainnya ketika tidak mampu menghadapi kesulitan akademik. Beberapa kasus gangguan kejiwaan dan bunuh diri mulai bermunculan akibat ketidakmampuan menghadapi kesulitan tersebut. Kemampuan resiliensi sebagai kapasitas untuk bangkit dari kesulitan akademik merupakan strategi terbaik bagi mahasiswa akhir untuk sukses menyelesaikan studinya. Berbagai penelitian terkait, menyatakan bahwa sense of humor berguna untuk meningkatkan emosi positif sebagai faktor teoritik dari resiliensi akademik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sense of humor terhadap resiliensi akademik mahasiswa akhir masa studi sarjana di Universitas Airlangga. Penelitian ini dilakukan pada 150 mahasiswa akhir masa studi sarjana di Universitas Airlangga dengan alat ukur MSHS untuk mengukur sense of humor dan ARS-30 untuk mengukur resiliensi akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sense of humor berpengaruh signifikan terhadap resiliensi akademik (ρ=0,282; p<0,05). Dimensi coping with humor berpengaruh signifikan terhadap resiliensi akademik (ρ=0,370; p<0,05). Kata kunci: humor, mahasiswa akhir masa studi sarjana, resiliensi akademik, sense of humor

ABSTRACT Final period undergraduate college students are risky to affected by stress, anxiety, fear, depression, and

other negative emotions when they unable to cope with academic adversities. Several cases of psychiatric

disorders and suicide began to emerge due to the inability of facing these adversity. Resiliency is ability to

bounce back from academic adversity are the best strategy to accomplish their studies. Various related

research found that sense of humor are useful to increase positive emotions as a theoretical factor of

academic resilience. The purpose of this study was to determine the effect of sense of humor on academic

resilience to the final period undergraduate students at Universitas Airlangga. This study was conducted on

150 final period undergraduate students at Universitas Airlangga with MSHS as the instrument that measure

sense of humor and ARS-30 to measure academic resilience. Result showed that sense of humor had a

significant effect to academic resilience (ρ=0,282; p<0,05). Coping with humor as a dimension is significantly

impact to academic resilience (ρ=0,370; p<0,05).

Keywords: academic resilience, final period undergraduate college students, humor, sense of humor

*Alamat korespondensi: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Kampus B Universitas Airlangga Jalan Airlangga 4-6 Surabaya 60286. Surel: [email protected]

Naskah ini merupakan naskah dengan akses terbuka dibawah ketentuan the Creative Common Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0), sehingga penggunaan, distribusi, reproduksi dalam media apapun atas artikel ini tidak dibatasi, selama sumber aslinya disitir dengan baik.

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 85

P E N D A H U L U A N Mahasiswa akhir masa studi sarjana adalah mahasiswa akhir yang menempuh pembelajaran di

program pendidikan sarjana menjelang batas waktu studi maksimum yang ditentukan oleh institusi pendidikan. Batas waktu studi maksimum pendidikan sarjana adalah 14 semester atau 7 tahun (Universitas Airlangga, 2018). Pada penelitian ini mahasiswa akhir masa studi yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa tingkat akhir angkatan 2010-2012. Data direktorat kependidikan Universitas Airlangga menunjukkan jika masih terdapat ratusan mahasiswa akhir yang belum menyelesaikan tanggung jawab akademik meskipun masa studinya akan segera berakhir. Penyebab keterlambatan penyelesaian studi ini sangat beragam, diantaranya adalah faktor akademik dan non-akademik.

Mahasiswa akhir memiliki kekhawatiran seperti tanggung jawab kepada keluarga, hubungan dengan pasangan dan teman, dan kondisi ekonomi keluarga untuk membiayai perkuliahan (Khan, Gulzar, & Yahya, 2013). Selain itu transisi mahasiswa akhir menuju masa dewasa awal yang rentan terjadi ketegangan emosi dan peningkatan permasalahan hidup (Santrock, 2012); kebingungan dalam studi dan penentuan karir masa depan (Widlansky, 1997); penurunan motivasi karena lingkungan perkuliahan berubah dan rekan-rekannya telah lulus (Arham, Ahmad, & Rifdah, 2017); mengulang mata kuliah tertentu untuk memperbaiki Indeks Prestasi Kumulatif (Sari & Indrawati, 2016); proses pengerjaan tugas akhir atau skripsi (Asmawan, 2016); dan resiko dropout sebagai konsekuensi dari tidak mematuhi Surat Peringatan batas waktu studi maksimal (Universitas Airlangga, 2018).

Potensi gangguan kesehatan mental yang dikhawatirkan terjadi pada mahasiswa akhir yang terdampak kesulitan akademik diantaranya adalah distres (Widlansky, 1997; Kupriyanov & Zhdanov, 2014; Azzahra, 2017); depresi (Widlansky, 1997; Savescu, Stoe, & Rotaru, 2017); dan beberapa kasus bunuh diri akibat tuntutan tugas akhir (Muhardiansyah, 2014; Musliadi, 2017) . Beberapa survey terkait kesehatan mental mahasiswa seperti yang dilakukan American College Health Association`s kepada 937 mahasiswa acak. Hasil survey menunjukkan jika 37% subjek merasa terbebani dengan tuntutan akademik, 25,8% merasa cemas dengan tuntutan akademik, dan 15,8% merasa depresi dengan tekanan terkait akademik (ACHA, 2013). Survei StudentBMJ kepada 1122 mahasiswa kedokteran untuk mengetahui kesehatan mental mahasiswa di UK, hasilnya adalah 30% (343 mahasiswa) mengalami problem kesehatan mental serius dan pernah mendapat perawatan profesional (Billingsley, 2015). Sekitar 15% responden mengalami gejala depresi dan 14,9% pernah berpikir untuk bunuh diri karena tekanan dan tuntutan studi yang menyulitkan (Billingsley, 2015).

Mahasiswa akhir yang tidak dapat beradaptasi dengan tekanan, kesulitan dan penderitaan akibat tuntutan akademik berpotensi untuk mengalami dampak buruk tersebut. Sehingga mahasiswa akhir perlu mengadopsi kemampuan resiliensi agar mampu beradaptasi secara positif dengan kesulitan akademik. Resiliensi akademik adalah kemampuan untuk menghadapi kesengsaraan (setback), stres dan tekanan akademik secara efektif (Martin & Marsh, 2003). Dampak dari resiliensi secara akademis yaitu adaptasi positif terhadap hambatan, kesulitan dan rintangan akademik dengan memulihkan kondisi psikologis kemudian menghadapinya dengan kelebihan-kekurangan yang dimiliki (Boatman, 2014 dalam Hendriani, 2017). Mahasiswa yang resilien secara akademis akan terhindar dari kecemasan dan resiko klinis seperti depresi, selain itu optimisme dan kegigihan untuk menghadapi rintangan tersebut akan meningkat (Martin & Marsh, 2009). Penelitian terkini menunjukkan bahwa pelajar yang resilien mampu memantul (bounce back) dari kondisi terpuruk (Martin & Marsh, 2003), mengurangi dampak stres yang negatif (Triyana, Hardjajani, & Karyanta, 2015), mengurangi distres (Bacchi & Licinio, 2017), kemudian mampu meningkatkan kesuksesan studi (Beauvais, Stewart, Denisco, & Beauvais, 2014).

Toleransi terhadap afek dan emosi negatif adalah salah satu faktor yang membentuk resiliensi akademik (Connor & Davidson, 2003; Martin & Marsh, 2003; Cassidy, 2016). Sehingga emosi adalah

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 86

faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya resiliensi akademik. Ketika mahasiswa terpuruk dengan kesulitan dan penderitaan akibat tuntutan akademik maka akan muncul emosi negatif berupa distres, ketakutan, kemarahan, kecemasan dan depresi (Du, Huang, An, & Xu, 2018). Maka dari itu perlu mengembangkan pengelolaan emosi dengan memunculkan emosi positif sebagai obat dari emosi negatif, karena emosi positif akan mengarahkan pada perilaku positif (Fredrickson, 1998). Emosi positif adalah penyangga (buffer) dari dampak buruk yang ditimbulkan pengalaman emosional negatif ketika ditimpa permasalahan serius (Folkman & Moskowitz, 2000). Emosi positif terbagi menjadi empat dimensi yaitu kesenangan, ketertarikan, kepuasan hati, dan cinta (Fredrickson, 1998).

Dimensi kesenangan (joy) digambarkan sebagai keinginan untuk “bermain” dalam suatu kondisi, mendorong batas-batas, kreatif dan meningkatkan daya kemampuan intelektual maupun sosial (Fredrickson, 1998). Bentuk dari kesenangan ini adalah humor, karena humor dapat mengundang respon tertawa kemudian dapat berpengaruh pada kondisi diri dan hubungan sosial yang lebih positif. Kepekaan seseorang terhadap humor. Produksi humor dan kemampuan untuk menggunakan humor sebagai strategi regulasi emosi atau koping yaitu sense of humor (Thorson & Powell, 1993; Tugade & Fredrickson, 2004). Sense of humor tidak hanya sebatas respon tertawa saja, namun lebih pada trait kepribadian kompleks yang meliputi kepekaan untuk merasakan humor, menciptakan humor, mengapresiasikan humor dan menggunakan humor sebagai mekanisme koping dan untuk mencapai tujuan sosial (Thorson & Powell, 1993). Mahasiswa resilien cenderung memiliki sense of humor yang menunjukkan pengaruhnya pada emosi positif, motivasi yang tinggi dan usaha yang keras untuk menyelesaikan masalahnya (Kuiper, 2012).

Sense of humor sebagai emosi positif akan menunjang terbentuknya broaden and build thinking, yaitu pemikiran lebih lapang dan terbuka untuk memunculkan resolusi dari tekanan yang dialami, sehingga kecenderungan pikiran-tindakan (thought-action tendencies) akan mengarah pada output positif pula (Fredrickson, 1998; Fredrickson, 2001). Penelitian terkini menunjukkan ketika sense of humor tinggi maka resiliensi atau resiliensi akademik akan meningkat pula (Hughes, 2008; Pande, 2014). Resiliensi akademik muncul karena sense of humor dapat mengurangi dampak stres, meningkatkan pemikiran positif, dan emosi positif, kemudian menunjang terbentuknya faktor protektif eksternal seperti dukungan sosial akan meningkat seiring penggunaan humor (Kuiper, 2012; Abel, 2002).

Penelitian sebelumnya telah menyatakan keterkaitan antara sense of humor dengan resiliensi akademik, namun pada konteks mahasiswa akhir masa studi dan khususnya di Indonesia belum ditemukan literatur yang menyatakan keterkaitan dan pengaruh satu arah secara saintifik. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti pengaruh sense of humor terhadap resiliensi akademik mahasiswa akhir masa studi sarjana di Universitas Airlangga. Hipotesis pada penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh signifikan sense of humor terhadap resiliensi akademik (Ho).

Mahasiswa Akhir Masa Studi Sarjana Definisi mahasiswa akhir masa studi dapat disetarakan dengan kategori super senior. Super senior

adalah seorang pelajar/mahasiswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar di institusi pendidikan dengan program pendidikan 4 tahun, dan belum menyelesaikan pendidikannya dalam kurun waktu 5 tahun atau lebih (Nietupski, dkk., 2006). Pada penelitian ini penulis juga mengacu pada peraturan kependidikan yang menyatakan jika batas waktu studi adalah 7 tahun, sehingga penulis memilih secara spesifik mahasiswa yang telah berkuliah mendekati periode tersebut.

Resiliensi Akademik Kunci dari resiliensi adalah adanya kesulitan signifikan atau penderitaan (adversity) sebagai

anteseden dan adaptasi positif sebagai hasil dari resiliensi yang terbentuk. Resiliensi akademik sebagai pengembangan dari resiliensi konvensional berusaha memantapkan bahwa pada setting akademik juga perlu mengembangkan kemampuan resiliensi untuk sukses dalam menghadapi kesulitan studinya

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 87

(Martin & Marsh, 2009). Resiliensi akademik adalah kemampuan untuk menghadapi kesengsaraan (setback), stres dan tekanan secara efektif dalam seting akademik (Martin & Marsh, 2003). Cassidy (2016) menyatakan jika resiliensi akademik adalah kemampuan untuk meningkatkan keberhasilan dalam pendidikan meskipun mengalami kesulitan yang signifikan. Boatman (2014, dalam Hendriani, 2017) menyatakan bahwa resiliensi akademik adalah ketika seorang mahasiswa menggunakan kekuatan internal dan eksternalnya untuk mengatasi pengalaman emosional negatif, stres dan menghambat ketika proses belajar, sehingga dapat beradaptasi dengan baik dan melaksanakan tuntuan akademik dengan optimal.

Resiliensi akademik merupakan konstruk multidimensi yang meliputi ketekunan (perseverance) yang menandakan seseorang mampu tetap berjuang meskipun menghadapi hambatan dengan menerapkan kedisiplinan, mengontrol diri, ulet, dan memiliki orientasi tujuan; refleksi diri dan mencari bantuan secara adaptif (reflecting and adaptive help-seeking) yang menandakan seseorang mengetahui kelebihan dan kelemahan dirinya, kemudian mengakomodasi strategi yang efektif untuk menghadapinya dengan atau tanpa bantuan orang lain; dan afek negatif dan respon emosional (negative affect and emotional response) merupakan kemampuan individu untuk mengelola emosi negatif dan perasaan tidak nyaman, mengatasi stres, fokus dan berpikir jernih saat menghadapi kesulitan (Cassidy, 2016).

Humor Kata humor berasal dari bahasa latin umor yang memiliki arti cairan dalam tubuh, sejak 400 SM

orang Yunani kuno menganggap suasana hati dientukan oleh cairan ini (Rachmanadji, 2007). Kondisi saat ini menggunakan kata-kata humor dengan definisi yang baru dan dikaitkan dengan kelucuan, kegembiraan, kesenangan, dan hiburan (Rachmanadji, 2007). Humor menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang lucu; keadaan yang menggelikan hati; kejenakaan; kelucuan (KBBI, 2016). Sehingga dapat disimpulkan bahwa humor adalah suatu hal yang lucu, menggelikan karena bersifat tidak umum kemudian dapat memunculkan respon tertawa dan rasa senang.

Sense of Humor Sense of humor adalah konstruk multidimensi yang meliputi kemampuan untuk mengenali humor,

memproduksi humor, mengapresiasi humor dan menggunakan humor sebagai mekanisme koping untuk mencapai tujuan sosial (Thorson & Powell, 1993). Sense of humor adalah konstruk kepribadian yang kompleks, melibatkan aspek kognitif, emosional, perilaku, fisiologi dan sosial (Martin, 2004). Stimulus yang diberikan oleh eksternal berupa konten/isi dari suatu pernyataan atau media lain dalam konteks humor yang diproses oleh sensor dan diterima oleh individu tersebut melalui serangkaian proses kognitif (Geisler & Weber, 2010). Proses kognitif tersebut memunculkan reaksi perubahan atau dinamika fisiologis (sel dan jaringan) ketika menerima stimulus dan memungkinkan produksi hormon-hormon yang berpengaruh terhadap persepsi emosional (Geisler & Weber, 2010; Wu, dkk., 2013). Hasil dari pemrosesan kognitif dan emosional tersebut adalah perilaku dan penampakan diri terhadap lingkungan sosialnya, seseorang yang memiliki sense of humor yang baik memiliki gairah dan semangat untuk menghadapi stressful events dan menjalin relasi yang positif karena humor dapat memecah kebekuan suasana (Fredrickson, 1998; Kuiper, 2012).

Dimensi dalam sense of humor terbagi menjadi 4, yaitu humor production yang mengacu pada kemampuan kreatif seseorang untuk menjadi humoris, membuat kelucuan, menciptakan perspektif jenaka, dan aktif untuk memulai humor; coping with humor yang mengacu pada kemampuan untuk menggunakan humor untuk menjaga emosi positifnya dalam menghadapi situasi yang stressfull baik untuk dirinya atau pada orang lain; attitude toward humorous people yaitu kecenderungan perilaku dan pikiran ketika menghadapi situasi jenaka, humor dan orang humoris untuk tersenyum atau tertawa dengan memandang tujuan sosial; dimensi terakhir yaitu humor appreciation yang mengacu pada

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 88

apresiasi atau penerimaan seseorang terhadap situasi yang jenaka, dan apresiasi terhadap orang-orang yang humoris (Thorson & Powell, 1993).

M E T O D E Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif eksplanatori dengan metode

pengumpulan data survey, tujuannya untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel dan mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Neuman, 2013). Subjek dalam penelitian ini adalah 150 mahasiswa akhir masa studi sarjana yang tersebar pada beberapa fakultas di Universitas Airlangga. Alat ukur untuk mengukur resiliensi akademik adalah Academic Resilience Scale-30 (ARS-30) sebanyak 30 aitem yang disusun oleh (Cassidy, 2016) dengan reliabilitas 0,887. Kemudian alat ukur untuk variabel sense of humor adalah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) terdapat 24 aitem yang disusun oleh (Thorson & Powell, 1993) dengan reliabilitas 0,879. Teknik analisis data menggunakan uji deskriptif, uji asumsi klasik dan uji regresi untuk mengetahui sumbangan pengaruh variabel independen kepada variabel dependen.

H A S I L P E N E L I T I A N

Uji Deskriptif

Tabel 1. Hasil Uji Deskriptif

N Rata- Standar Range Skewness Kurtosis Nilai Nilai rata Deviasi Min. Max.

Sense of 150 76,11 13,177 46 -0,124 -0,472 50 96 Humor

Resiliensi 150 115,21 9,575 64 0,025 -0,017 83 148 Akademik

Pada tabel di atas jumlah data yang diolah adalah 150 subjek. Nilai rata-rata dari sense

of humor yaitu 76,11 dengan standar deviasi 13,177. Nilai rata-rata resiliensi akademik adalah

115,21 dengan standar deviasi 9,575. Alat ukur sense of humor memiliki skor dari rentang 24-

96, namun pada penelitian ini skor minimum subjek adalah 50 dan skor maksimum 96. Alat

ukur resiliensi akademik rentang skornya adalah 30-150, namun pada penelitian ini skor

minimum subjek adalah 84 dan skor maksimum 148.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji linearitas, dan uji

homoskedastisitas. Uji normalitas menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov,

persebaran data kedua alat ukur berdistribusi normal, dapat dilihat dari nilai signifikansi

variabel independen adalah 0,069 (p>0,05) dan variabel dependen adalah 0,200 (p>0,05).

Kemudian uji linearitas menyatakan jika variabel sense of humor berhubungan linear terhadap

resiliensi akademik dengan nilai signifikansi 0,001 (p<0,05), kemudian 4 dimensi sense of

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 89

humor linear dengan resiliensi akademik. Kemudian penulis menguji apakah dalam penelitian

ini terjadi asumsi heteroskedastisitas atau tidak, hasil uji Glejser menunjukkan bahwa nilai

signifikansinya adalah 0,225 (p>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak

terjadi asumsi heteroskedastisitas.

Berikut ini adalah grafik scatterplot untuk melihat apakah nilai residu memiliki variasi

residu yang sama pada tiap subjek yang berbeda. Asumsi heteroskedastisitas terjadi ketika

plots residu berkumpul dan membentuk pola yang tampak jelas. Gambar 1 di bawah ini

menunjukkan bahwa plots persebaran data tidak berkumpul di satu titik dan tidak membentuk

pola tertentu seperti cerutu, sehingga asumsi heteroskedastisitas ditolak dan asumsi

homoskedastisitas terpenuhi.

Gambar 1. Grafik Scatterplot Uji Homoskedastisitas

Hasil Uji Korelasi dan Regresi Linear

Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Dimensi Variabel Sense of Humor

Linearitas Regresi

Korelasi Standarized Coeff. Unstandarized (Sig.) Beta B

Sense of Humor 0,001 0,282** 0,282**

Humor Production 0,031 0,174* -0,061 -0,245 Coping with Humor 0,000 0,340** 0,370** 1,346 Attitude Toward 0,010

0,200* 0,090 0,499 Humorous People

Humor Appreciation 0,035 0,171* -0,071 -0,370

*(p<0,05)

**(p<0,01)

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 90

Pada tabel di atas variabel sense of humor berkorelasi positif dengan resiliensi, namun

kekuatan hubungan keduanya rendah yaitu 0,282. Tabel di atas menunjukkan bahwa keempat

dimensi sense of humor berhubungan secara signifikan terhadap resiliensi akademik. Kemudian

pada analisis regresi, sense of humor terbukti berpengaruh signifikan terhadap resiliensi akademik,

namun hanya dimensi coping with humor yang berpengaruh signifikan terhadap resiliensi

akademik (p=0,001; p<0,05). Ketiga dimensi lain tidak berpengaruh terhadap resiliensi akademik.

Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linear Unstandarized B Coefficients Standarized T Sig. Std. Error Coefficients Beta

(Constant) 85.630 8,324 10,287 0,000 Sense of

0,389 0,109 0,282 3,581 0,000 Humor

Tabel 3 menunjukkan regresi linear antara sense of humor dan resiliensi akademik

berpengaruh secara signifikan (p=0,000; p<0,05), sehingga hipotesis alternatif (Ha) pada

penelitian ini di terima dan hipotesis null di tolak. Persamaan regresi dari penelitian ini

mengacu pada tabel 3 di atas. Nilai Unstandarized B menjadi konstanta dari variabel dependen

(85,630) dan variabel independen (0,389). Sehingga persamaan regresinya adalah Y = 85,630

+ 0,389(X).

Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linear

Model R R Square Adjusted R Std. Error of

Square the Estimate

1 0,282a 0,080 0,074 12,683

Tabel 4 di atas menunjukkan nilai R square (R2) sebesar 0,080 atau 8%. Artinya variabel

sense of humor memberikan pengaruh atau determinasinya terhadap resiliensi akademik

sebesar 8%, dan 92% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian

ini.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 91

D I S K U S I

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sense of humor terhdaap resiliensi

akademik mahasiswa akhir masa studi sarjana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sense of

humor berpengaruh terhadap variabel resiliensi akademik dengan R = 0,282; R2 = 0,080 dengan

signifikansi 0,000 (p<0,05). Koefisien signifikansi menunjukkan nilai 0,000 sehingga variabel

sense of humor berpengaruh signifikan terhadap terbentuknya atau meningkatnya resiliensi

akademik. Nilai R2 (R square) menunjukkan prosentase pengaruh dari variabel sense of humor

terhadap resiliensi akademik, yaitu sebesar 0,080 (8%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari (Cann & Collette, 2014) kepada 120

mahasiswa untuk mengetahui pengaruh humor terhadap emosi, well-being, distres dan

resiliensi. Penelitian ini menyatakan bahwa sense of humor berhubungan positif dan

berpengaruh signifikan secara langsung maupun tidak langsung terhadap resiliensi. Humor

membantu meningkatkan emosi positif (positive affect) dan menurunkan kecenderungan emosi

negatif (negative affect) ketika terpapar dengan kesulitan atau hambatan akademik (Tugade &

Fredrickson, 2004; Cann & Collette, 2014).

Hasil ini mendukung penelitian (Pande, 2014) untuk melihat peran humor terhadap kapasitas

positif. Penelitian tersebut menyatakan bahwa sense of humor mampu meningkatkan resiliensi dan

hardiness secara bersamaan. Sense of humor mampu meningkatkan pemulihan kondisi psikologis

mahasiswa ketika mengalami kesulitan, karena humor mampu meningkatkan kekuatan mental

yang positif untuk menghadapi kesulitan atau stressful events dengan bahagia dan senyuman

(Pande, 2014). Humor merupakan strategi untuk tumbuh berkembang dan mematangkan individu

yang menghadapi permasalahan besar, seseorang akan mengadaptasi humor menjadi mekanisme

koping yang lebih positif (Abel, 2002).

Pandangan neuropsikologis menyatakan jika humor dan tertawa meningkatkan produktifitas

otak untuk memproduksi hormon dopamine, serotonin, norepinephrine, dan beberapa hormon

lainnya (Wu, dkk., 2013). Hormon-hormon tersebut akan mengurangi konsentrasi hormon kortisol

dan kortikosteroid pada otak ketika terpapar dengan stres, ketakutan, kecemasan, depresi, dan

emosi negatif lainnya (Wu, dkk., 2013). Ketika hormon kortisol dan kortikosteroid mendominasi

amigdala, maka kondisi emosi, mood, dan kemampuan kognitif akan terpengaruh menjadi negatif

(Wu, dkk., 2013). Sense of humor dapat

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 92

membantu individu menilai kesulitan dan stresor yang berdampak negatif menjadi lebih positif

dan mampu memecahkan permasalahan yang menimbulkan stres tersebut dengan lebih positif,

dibarengi dengan respon senyum atau tertawa (Abel, 2002).

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hanya dimensi coping with humor yang

berpengaruh terhadap resiliensi akademik. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

(Hughes, 2008) yang menyatakan bahwa semua dimensi sense of humor berdampak pada

resiliensi karyawan di U.S. Perbedaan hasil ini dikarenakan para karyawan memandang

hubungan resiprokal dengan atasan atau rekan kerja melibatkan produksi humor untuk saling

mencairkan suasana, apresiasi humor dan perilaku ketika menghadapi humor dan aspek

koping menggunakan humor, ikut mempengaruhi kedekatan dan situasi kerja antar karyawan

ataupun dengan atasan (Hughes, 2008).

Aspek dari sense of humor yang paling berpengaruh terhadap resiliensi adalah penggunaan

humor sebagai strategi koping (Robbins, 2008). Karena secara langsung maupun tidak langsung,

humor dapat menurunkan ketegangan, stress, dan mengurangi gejala depresi karena humor

mampu “memutarbalik” perspektif dan emosi negatif yang menguasai seseorang ketika terdampak

pengalaman negatif (Robbins, 2008). Sense of humor sebagai bagian dari emosi positif akan

menunjang penggunaan broaden and build thinking, yaitu pemikiran lebih lapang dan terbuka

untuk menghadapi tekanan dan kesulitan yang membuat emosi negatif mendominasi (Fredrickson,

2001). Strategi koping emosional ini tidak berkaitan dengan dikotomi rasionalitas dan emosional,

tidak ada strategi koping yang paling baik ataupun paling buruk, yang ada hanyalah tepat atau tidak

penggunaannya. Sense of humor akan menunjang gairah individu yang resilien untuk “bermain”

dengan kesulitan tersebut karena emosi positif menyuruhnya “bermain” dalam permainan sulit

tersebut (Fredrickson, 1998).

Pandangan lain menyatakan jika penggunaan humor strategi perubahan struktur kognitif

yang berfokus menilai ulang situasi yang sulit dan negatif dengan perspektif incongruence untuk

memberi penilaian yang lebih positif (Geisler & Weber, 2010). Penggunaan humor sebagai strategi

koping dan regulasi emosi berbeda dengan regulasi emosi lainnya, karena humor tidak menyangkal

pengalaman negatif tetapi membantu untuk menafsirkan ulang situasi sulit tersebut menjadi lebih

positif dan meningkatkan optimisme untuk menyelesaikan kesulitan tersebut (Geisler & Weber,

2010). Hasil penelitian ini mendukung pernyataan

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 93

(Thorson & Powell, 1993) menyatakan bahwa sense of humor yang baik dapat meningkatkan

adaptivitas, yaitu kemampuan untuk ‘mentertawakan situasi’, mengatasi situasi sulit, dan

meredakan situasi sosial yang tegang dan kaku dengan menggunakan humor.

S I M P U L A N Hasil analisis menunjukkan bahwa sense of humor berpengaruh signifikan terhadap resiliensi

akademik pada mahasiswa akhir masa studi sarjana di Universitas Airlangga. Empat dimensi dari

sense of humor berhubungan signifikan dengan arah hubungan positif terhadap resiliensi akademik.

Kemudian dimensi yang paling berpengaruh terhadap peningkatan resiliensi akademik adalah

coping with humor, sedangkan tiga dimensi lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap

resiliensi akademik. Koping menggunakan humor merupakan salah satu strategi koping emosional

yang berdampak pada peningkatan emosi positif.

Untuk penelitian selanjutnya, diperlukan studi eksperimental terkait terapi tawa,

ataupun mencari stimulasi humor yang tepat untuk meningkatkan resiliensi akademik pada

konteks mahasiswa akhir. Perlu adanya desain intervensi yang melibatkan dosen pembimbing

atau stakeholder fakultas untuk menangani mahasiswa akhir masa studi agar dapat survive

dengan tekanan batas waktu studinya, dengan menggunakan pendekatan psikologi positif. Jika

peneliti selanjutnya berniat untuk melakukan studi korelasional yang menggunakan psikologi

positif, maka penulis menyarankan agar memetakan faktor protektif dari konstruk emosi

positif untuk meningkatkan resiliensi akademik.

P U S T A K A A C U A N

Abel, M. (2002). Humor, stress, and coping strategies. Journal of Humor Walter de Gruyter, Vol. 15 No.4, hal. 365-381.

ACHA, A. C. (2013). Thompson Rivers University. Retrieved Agustus 19, 2018, from TRU: https://www.tru.ca/__shared/assets/NCHA_II_Spring_201329926.pdf

Arham, S., Ahmad, & Rifdah. (2017). Penerimaan diri pada mahasiswa drop out. Jurnal Psikoislamedia UIN Ar-Raniry, Vol.2, No.1, hal.1-11.

Asmawan, C. (2016). Analisis kesulitan mahasiswa menyelesaikan skripsi. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol.26 No.2 hal 51-57.

Azzahra, F. (2017). Pengaruh resiliensi terhadap distress psikologis pada mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol. 05, No.1, hal.80-96.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 94

Bacchi, S., & Licinio, J. (2017). Resilience and psychological distress in psychology and medical students. Journal Academic Psychiatry, Vol. 41 (2), hal. 185-188.

Beauvais, A., Stewart, J., Denisco, & Beauvais, J. (2014). Factors related to academic success among nursing students: A descriptive correlational study. Nurse Educational Today Elsevier, hal.1-6 , http://dx.doi.org/10.1016/j.nedt.2013.12.005.

Billingsley, M. (2015). Student BMJ Life. Retrieved Agustus 17, 2018, from Student BMJ web site:

http://student.bmj.com/student/view-article.html?id=sbmj.h4521

Cann, A., & Collette, C. (2014). Sense of humor, stable affect, and psychological well-being. Europe`s Journal of Psychology, Vol 10, No. 3; hal.464-479.

Cassidy, S. (2016). The Academic Resilience Scale (ARS-30): A multidimensional construct

measure. Journal Frontiers in Psychology, hal. 1-11. doi: 10.3389/fpsyg.2016.01787. Connor, K., & Davidson, J. (2003). Development of a new resilience scale : The Connor-

Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Journal of Depression and Anxiety, Vol. 18, hal. 76-82.

Du, J., Huang, J., An, Y., & Xu, W. (2018). The relationship between stress and negative emotion: The mediating role of rumination. Clinical Resilience Trials, doi: 10.15761/CRT.1000208.

Folkman, S., & Moskowitz, J. (2000). Positive affect and the other side of coping. Journal of American Psychologist, 637-654.

Fredrickson, B. (1998). What good are positive emotions? Review of General Psychology, Vol.2(3): hal.300–319. doi:10.1037/1089-2680.2.3.300.

Fredrickson, B. (2001). The role of positive emotions in positive psychology: The broaden-and-build theory of positive emotions. Journal of American Psychologist, Vol. 56(3): hal. 218– 226.

Geisler, F., & Weber, H. (2010). Harm that does not hurt: Humour in coping with self-threat. Journal of Motivation & Emotion, 34: hal. 446–456, DOI 10.1007/s11031-010-9185-6.

Hendriani, W. (2017). Adaptasi positif pada resiliensi akademik mahasiswa doktoral. Jurnal Humanitas, Vol.14, No.2, hal. 139-149.

Hughes, L. (2008). A correlational study of the relationship between sense of humor and positive psychological capacities. Economics & Bussiness Journal: Inquiries & Perspectives, Vol. 01, No.01, hal. 46-55.

KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Retrieved Oktober 16, 2018, from KBBI Kemdikbud.go.id: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/humor

Khan, K., Gulzar, S., & Yahya, F. (2013). Crucial factors affecting stress: A study among undergraduates in Pakistan. International Journal of Asian Social Science, Vol.3 hal. 428-442.

Kuiper, N. (2012). Humor and resiliency: Towards a process model of coping and growth. Europe`s Journal of Psychology, hal. 475-491.

Kupriyanov, R., & Zhdanov, R. (2014). The eustress concept: problems and outlooks. World Journal of Medicine Science, Vol. 11(2): 179-185, DOI: 10.5829/idosi.wjms.2014.11.2.8433.

Martin. (2004). Sense of humor and physical health: Theoretical issues, recent findings, and future directions. Journal of Humor Walter de Gruyter, Vol.17, hal. 1-19.

Martin, A., & Marsh, H. (2003). Academic Resilience and the Four Cs: Confidence, Control, Composure, and Commitment. AARE/NZARE (pp. 1-12). New Zealand: Joint AARE/NZARE Conference.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 95

Martin, A., & Marsh, H. (2009). Academic resilience and academic buoyancy: Multidimensional and hierarchical conceptual framing of causes, correlates and cognate constructs. Oxford Reviews on Education, Vol. 35, 353–370. doi: 10.1080/03054980902934639.

Muhardiansyah, Y. (2014). Peristiwa. Retrieved Oktober 20, 2018, from Merdeka.com: https://www.merdeka.com/peristiwa/diduga-stres-gara-gara-skripsi-mahasiswa-usu-gantung-diri.html

Musliadi, R. (2017). Breaking News Tribun. Retrieved Oktober 20, 2018, from Tribunnews: http://pontianak.tribunnews.com/2017/04/08/breaking-news-depresi-karena-skripsi-mahasiswa-unka-sintang-nekat-gantung-diri

Neuman, W. (2013). Basics of Social Research: Qualitative and Quantitative Approaches. Boston:

Pearson Education. Nietupski, J., Warth, J., Winslow, A., Johnson, R., Douglas, B., Johnson, M., & Cilek, J. (2006). Iowa’s

high school super senior school-to-work transition program. The Journal for Vocational Special Needs Education, 17-29.

Pande, N. (2014). Effect of sense of humour on positive capacities: An empirical inquiry into psychological aspects. Global Journal of Finance and Management, Vol. 6, No. 4, hal. 385-390.

Rachmanadji, D. (2007). Sejarah, teori, jenis, dan fungsi humor. Jurnal BS Universitas Negeri Malang, 213-221.

Robbins, B. (2008). What is the Good Life? Positive Psychology and the Renaissance of Humanistic Psychology. Humanistic Psychologist, 36(2): 96-112, https://doi.org/10.1080/08873260802110988.

Santrock, J. (2012). Life-span Development (13th Ed). University of Texas, Dallas: Mc Graw-Hill. Sari, P., & Indrawati, E. (2016). Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan

resiliensi akademik pada mahasiswa tingkat akhir jurusan X Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro. Jurnal Empati, Vol.5 No.2, hal. 177-182. Savescu, R., Stoe, A., & Rotaru, M. (2017). Stress among working college students; Case study:

Faculty of Engineering Sibiu, Romania. De Gruyter Open Journal, hal.1-6, DOI 10.1515/cplbu-2017-0052.

Thorson, J., & Powell, F. (1993). Development and validation of Multidimensional Sense of Humor Scale. Journal of Clinical Psychology, Vol.49, 13-23.

Triyana, M., Hardjajani, T., & Karyanta, N. (2015). Hubungan antara resiliensi dan stress dalam menyusun skripsi pada mahasiswa program studi psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Jurnal Universitas Sebelas Maret, 1-13.

Tugade, M., & Fredrickson, B. (2004). Resilient individuals use positive emotions to bounce back from negative emotional experiences. Journal of Personality and Social Psychology, Vol.86 No.2, hal. 320-333. doi: 10.1037/0022-3514.86.2.320.

Universitas Airlangga. (2018). Produk Hukum. Retrieved Agustus 13, 2018, from Universitas Airlangga: http://unair.ac.id/uploads/file/c99821b2075c7f5e40eec51d33b4b4bc.pdf

Widlansky, H. (1997). The anticipation of graduation: Distress among college seniors as mediated by career development, social support, parental attachment and gender.

Dissertations Abstract International: The Science and Engineering, 58, 1-20.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96

Pengaruh Sense of Humor terhadap Resiliensi Akademik Mahasiswa Akhir Masa Studi

Sarjana di Universitas Airlangga 96

Wu, G., Feder, A., Cohen, H., Kim, K., Calderon, S., Charney, D., & Mathe, A. (2013). Neurobiology of resilience and implications for promoting resilience. Frontiers in Behavioral Neuroscience, Vol 7 (10): hal. 1-15, doi: 10.3389/fnbeh.2013.00010.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Tahun 2018, Vol. 7, pp. 84-96