jurnal praktikum fitofarmasi.fix

16
JURNAL PRAKTIKUM FITOFARMASI KELOMPOK A1 “SEDIAAN INFUSA” 102210101029 SEPTIAN CAHYA D 102210101059 EVA SETYORINI 102210101076 SHINTA ROCHMANULLAH 102210101090 ANGELIA THEODORA 102210101095 DERRYL AGUSTIN YUANA 112210101001 ESTIKA YUNINDARWATI 112210101007 FITRIA DWI KARTINI 112210101011 SEKAR RISTI P 112210101013 MEYLADIA SUKMA AYU 112210101015 FRACILIA ARINDA 112210101019 VITA ARIATI BAGIAN BIOLOGI FARMASI

Upload: marwa-jyjyc

Post on 24-Sep-2015

442 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

bbbbbbbbhjj

TRANSCRIPT

JURNAL PRAKTIKUM FITOFARMASI KELOMPOK A1 SEDIAAN INFUSA

102210101029SEPTIAN CAHYA D102210101059EVA SETYORINI102210101076SHINTA ROCHMANULLAH102210101090ANGELIA THEODORA102210101095DERRYL AGUSTIN YUANA112210101001 ESTIKA YUNINDARWATI 112210101007FITRIA DWI KARTINI112210101011SEKAR RISTI P112210101013MEYLADIA SUKMA AYU112210101015FRACILIA ARINDA112210101019VITA ARIATI

BAGIAN BIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER2014BAB 1PENDAHULUANPenggunaan tanaman untuk pengobatan telah lama dikenal oleh masyarakat. Usaha pengembangan tanaman untuk pengobatan perlu dilakukan mengingat bahwa tanaman mudah diperoleh dan murah. Piper betle L. merupakan salah satu tanaman obat yang banyak tumbuh di Indonesia dan dikenal dengan nama sirih. Secara tradisional sirih dipakai sebagai obat sariawan, sakit tenggorokan, obat batuk, obat cuci mata, obat keputihan, pendarahan pada hidung/mimisan, mempercepat penyembuhan luka, menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi (Hidayaningtias, 2008).Beberapa aktivitas dari daun sirih yang sudah diteliti antara lain :1. Air seduhan daun sirih memiliki aktivitas antibakteri Streptococcus mutans sebagai bakteri dominan penyebab terjadinya karies gigi (Hidayaningtias, 2008; Nalina & Rahim 2007)2. Sediaan infus daun sirih diketahui memiliki aktivitas antijamur terhadap Candida albicans dan antibakteri (Agustin. 2005). 3. Ekstrak etanol daun sirih memiliki aktivtas sebagai antiinflamasi dan analgesik (Inayati. 2010).4. Ekstrak fraksi n-heksan daun sirih memiliki aktivitas sebagai antiradikal bebas (Yoga. 2009) .5. Ekstrak kloroform daun sirih meiliki aktivitas sebagai antifungi (Ali et al. 2010) .6. Ekstrak methanol daun sirih memeiliki aktivitas sebagai antimalaria (Al-Adhroey et al. 2010) .Pemakaian daun sirih untuk obat disebabkan adanya minyak atsiri yang dikandungnya. Bahan yang terkandung di dalam sirih yang banyak berperan adalah katekin dan tanin yang merupakan senyawa polifenol (Hidayaningtias, 2008). Selain itu juga terdapat hydroxychavicol yang memiliki aktivitas antifungi (Ali et al. 2010) . Maka dipilih formulasi daun sirih dalam bentuk sediaan infusa karena waktu pemanasan dalam pembuatan infusa adalah 15 menit, lebih cepat dari metode pembuatan sediaan yang lainnya seperti dekokta sehingga nantinya tidak akan merusak kandungan dalam daun sirih, karena kandungannya sebagian besar adalah minyak atsiri. Sedangkan minyak atsiri adalah senyawa yang mudah menguap. Sehingga dipilihlah sediaan infusa yang waktu pemanasannya relatif lebih cepat.BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian InfusaMenurut Farmakope Indonesia III, infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 C selama 15 menit. Ketentuan pembuatan infusa menurut FI III adalah sebagai berikut :1. Infusa Daun sena, dan infusa yang mengandung minyak atsiri diserkai saat dingin2. Infusa daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia yang mengandung lendir tidak boleh diperas3. Infus yang mengandung bukan bahan khasiat keras, dibuat menggunakan 10 % simplisia. Sedangkan infus yang mengandung bahan keras berikut adalah ketentuan jumlah simplisia yang digunakan seperti yang tertera di tabel 1.

Tabel 2. Jumlah bagian simplisia yang mengandung bahan keras untuk 100 bagian infusa SimplisiaJumlah

Kulit Kina6 bagian

Daun Digitalis0,5 bagian

Akar Ipeka0,5 bagian

Daun Kumiskucing0,5 bagian

Sekale Komutum3 bagian

Daun Sena4 bagian

Temulawak4 bagian

6. Derajat halus simplisia yang diguanakan untuk infus harus mempunyai derajat halus sebagai berikut :Serbuk (5/8): akar manis, daun kumis kucing, daun sirih, daun senaSerbuk (8/10): dringo, kelembakSerbuk (10/22): laos, akar valerian, temulawak, jaheSerbuk (22/60): kulit kina, akar ipeka, sekale komutumSerbuk (85/120): daun digitalis

2.2 Piper betle L KlasifikasiKingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo: PiperalesFamili: PiperaceaeGenus: PiperSpesies: Piper betle LBagian tanaman yang digunakan :Daun segar, daun setengah kering atau daun kering.Deskripsi Daun Sirih (Piperis Folium)

Gambar 1. Morfologi Daun Sirih (www.jamu.mustikaratu.com)Pemerian daun sirih adalah memiliki bau aromatik khas, rasa pedas, khas. Secara makroskopis yaitu daun tunggal,warna coklat kehijauan sampai coklat. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lonjong, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk sedikit, pingggir daun rata agak menggulung kebawah, panjang 5 cm sampai 18,5 cm, lebar 3 cm sampai 12 cm, permukaan atas rata, licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam, permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, permukaan atas berwarna lebih tua dari permukaan bawah. Tangkai daun bulat, warna coklat kehijauan, panjang 1,5 cm sampai 8 cm (Inayati, 2010).2.3 Kandungan kimiaSirih mengandung minyak atsiri 1 4,2 %, hidroksikavikol, kavikol 7,2 16,,7 %, kavibetol 2,7 6,2 %, ilypyrokatekol 0 9,6 %, karvakrol 2,2 5,6 %, eugenol 26,8 42,5 %, eugenol metil eter 4,2 15,8 %, p-cymene 1,2 2,5 %, sineole 2,4 4,8 %, caryophyllene 3 9,8 %, candinene 2,4 15,8 %, estragol, seskuiterpen, fenil propan, tanin, diastase, katekol, pirokatekin, terpinil asetat, alkaloid, 1 alanin, -alanin, -amino asam butirat, 1-arginin, asparagin, 1-asam aspartat, 1-asam glutamat, glisisn, histidin, 1-leusin, 1-lisin, 1-metionin, fenilalanin, 1-prolin, 1-serin, 1-teronin, 1-triptopan, 1-rirosin, 1-valin, -alanin, sistin, asam oksalat, d(+) asam malat, n-hentriakontan, n-pantatriakontan, -sitosterol, terpena, fenilpropana, gula, pati, flavonoiddan vitamin C (Inayati, 2010).Sedangkan menurut Reveny, 2011 secara umum daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2% , senyawa fenil propanoid, dan tanin.Menurut Soemiati, A dan Elya, B. 2002, daun sirih mempunyai aroma yang khas karena mengandung minyak atsiri 1-4,2%, air protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B, C yodium, gula dan pati. Dari berbagai kandungan tersebut, dalam minyak atsiri terdapat fenol alam yang mempunyai daya antiseptik yang sangat kuat (bakterisid dan fungisid) tetapi tidak sporosid. Minyak atsiri dari daun sirih mengandung 30% fenol. Kavikol, yang termasuk dalam senyawa fenol, merupakan komponen paling banyak dalam minyak atsiri yang memberi bau khas pada sirih. Senyawa fenol ini diidentifikasi memiliki aktivitas antibakteri (Parwata, 2009).

2.4 Bioaktivitas Antisariawan, anti batuk, dan antiseptik.Selain itu juga dapat digunakan sebagai antiradang, peluruh kentut, dan menghilangkan gatal. Efek zat aktif eugenol (daun) untuk mencegah ejakulasi, mematikan jamur candida albicans yang merupakan penyebab keputihan, antikejang. Tanin (daun) untuk mengurangi sekresi cairan pada vagina, pelindung hati, antidiare, dan antimutagenik Daun tanaman sirih dalam pengobatan modern sering dipergunakan sebagai adstrigensia, diuretika dan antiinflamasi, sebagai bahan obat umumnya digunakan dalam bentuk infusa dengan dosis 6% sampai 15%.Selain itu, khasiat yang lain adalah antimikroba dan antijamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri antara lain Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Klebsiella, Pasteurella, dan dapat mematikan Candida albicans (Reveny, 2011).Sedangka menurut Soemiati, A dan Elya, B. 2002, Piper betle L., merupakan salah satu tanaman obat yang banyak tumbuh di Indonesia dan dikenal dengan nama sirih. Secara tradisional sirih dipakai sebagai obat sariawan, sakit tenggorokan, obat batuk, obat cuci mata, obat keputihan, pendarahan pada hidung/mimisan, mempercepat penyembuhan luka, menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit gigi.2.5 Analisis daun Piper betle LMenurut Chakraborty, Devjani & Shah, Barkha, 2011, analisis ekstrak air daun sirih (Piper betle L) menggunakan : Fase gerak = kloroform : metanol : asam asetat glasial (90:10:1) memberikan Rf 0,5 dan 0,6 Fase gerak = butanol : etilasetat : HCl (1:1:1), menghasilkan Rf sebesar 1;2,3;3,2;12,9;16 Sumber lain menyatakan ((Reveny, 2011), analisis KLT untuk ekstrak etanol, fraksi n-heksan, dan etilasetat dilakukan analisis dengan KLT menggunakan Fase diam : plat pra lapis silika gel F254Fase gerak 1: n-heksan etilasetat (8:2), (7:3), (6:4),(5:5) Kloroform-metanol (7:3)Toluen-etilasetat (6 :4)Penampak noda : LiebermanBurchard Penampak noda FeCl3Volum penotolan:10 l ditotolkan dengan jarak 2 cm diantara pentotolan pada plat KLTPengamatan: Di bawah sinar UV, disemprot dengan penampak noda, selanjutnya dipanaskan di oven pada suhu 110oC selama 10 menit, warna yang timbul diamati dan dihitung harga Rf-nya.2.6 Evaluasi SediaanPemeriksaan infusa yang dapat dilakukan adalah organoleptis (bentuk, warna, bau dan rasa). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soemiati, A dan Elya, B. 2002, hasil uji organoleptis infusa daun sirih adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Uji Organoleptis Infusa Piper betle LUji OrganoleptisHasil pengamatan

BentukCairan

WarnaHitam

BauSpesifik

RasaPedas

BAB IIIMETODEBahan : 1. Daun Sirih (Piper Betle Folium) 2. AirAlat : 1. Gunting 2 . Neraca timbang 3. panci infuse 4. Gelas Ukur 5. Penangas air6. Termometer7. Kain flannel 8. Corong gelasCara Kerja : Pembuatan InfusaAmbil beberapa lembar daun sirih

Dipotong kecil-kecil dan ditimbang 10g dan dimasukkan ke dalam panci infuse. Kemudian tambahkan 100ml air dan dimasukkan ke dalam panci infuse yang berisi potongan sirih

Campuran daun sirih dan air dalam panci infuse

Panaskan panci infuse diatas Penangas air, hingga suhu 900 selama 15 menit.Angkat panci infuse, diamkan hingga mendekati suhu kamar. Selanjutnya serkai infuse ke dalam botol yang telah dikalibrasi dengan bantuan kain flannel dan corong gelas. Tambahkan air masak ke dalam serkaian hingga volume infusa 100mlInfusa daun sirih dengan kadar 100 %

Pembuatan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) INFUSAKondisi KLT untuk analisis INFUSAPenotolan : Totolkan 10l infusaFase gerak :kloroform : Metanol (90:10)Fase diam :Silika Gel 60 F 254 nmDeteksi :UV 254nmWarna Noda :Gelap (meredam sinar UV). Pada profil terdapat 4 noda , dengan Rf 0,20;0,52 dan 0,82Langkah langkah KLT Infusa1. Membuat larutan pengembang Menyiapkan larutan pengembang / fase gerak

Ukur volume kloroform dan methanol dengan perbandingan (90:10). Kemudian masukkan fase larutan fase Gerak tersebut ke dalam chamber. Kemudian dibiarkan hingga jenuh

Larutan pengembang yang jenuh

2. Penotolan Larutan INFUSA pada kertas silica gel 60Menyiapkan kertas silica gel 60

Kertas silica gel diberi batas garis tepi atas,bawah, samping . Untuk penotolan kertas silica gel diberi tanda (titik) dan diberi jarak 1 cm untuk penotolan infusa. Kemudian totolkan 10l, larutan infusa Sirih dengan penotol mikro.Kertas silica gel dengan larutan infusa

3. Pengujian Infusa dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis)Hasil penotolan

Kertas silica yang telah ditotolkan dengan infusa tersebut dimasukkan kedalam chamber yang berisi larutan pengembang dan ditutup. Dibiarkan hingga pelarut pengembangnya pada batas eluasi. Setelah sampai batas eluasi, Kertas silica diambil dan dikeringkan .

Hasil penjenuhan kertas silica

Kertas silica tersebut, diamati dengan lampu UV 254 nm

Terlihat noda pada kertas silica 60 F254

DAFTAR PUSTAKAA1-Adhroey, A.H. et al., 2010. Antimalarial activity of methanolic leaf extract of Piper betle L. Molecules, 16(1), pp.107-118 Agustin DW. 2005. Perbedaan Khasiat Antibakteri Bahan Irigasi antara Hidrogen Peroksida 3% dan Infusum Daun Sirih 20% terhadap Bakteri Mix. Majalah Kedokteran Gigi, 38(1). Pp. 45-47Ali, I. et al., 2010. In vitro antifungal activity of hydroxychavicol isolated from Piper betle L Ann Clinn Microbiol Antimicrob. 9(7), pp.1-9Chakraborty, Devjani. Shah, Barkha. 2011. Antimicrobial, Antioxidative And Antihemolytic Activity Of Piper Betel Leaf Extracts. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 3(3): 192 199. ISSN-0975-1491Hidayatiningtias, Prima. Perbandingan Efek Antibakteri Air Seduhan Daun Sirih (Piper betle Linn) Terhadap Streptococcus mutans Pada Waktu Kontak dab Konsentrasi yang Berbeda. Artikel Ilmiah. Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang; 2008.Inayati, Alfi . Uji Efek Analgetik dan Antiinflamasi Ekstrak Etanol 70 % Daun Sirih (Piper betle Linn) secara In Vivo. Skripsi. Jurusan Farmasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2010.Nalina, T.& Rahim, Z.H.A., 2007. The Crude Aqueous Extract of Piper betle L. and its Antibacterial Effect Towards Streptococcus mutans. American Journal of Biochemistry & Biotechnology, 3(1). Available at http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&profile=ehost&scope=site&aunthtype=crawler&jrnl=155334&AN=23830158&h=rjPMdFP8RL9UPqnmVSs7AUvdf2Dm6cKLzn5%2B4q711H7m6yUxs4AwAxtqQLs7XzWonSAtMly1ouQm8%2BkL9KUMbw%3D%3D&cr1=c [Accessed March 8, 2014].Parwata, I.M.A.D, Wiwik S.R. dan Raditya Y. 2009. Isolasi Dan Uji Antiradikal Bebas Minyak Atsiri pada Daun Sirih (Piper betle Linn) Secara Spektroskopi Ultra Violet-Tampak. Jurnal Kimia 3 (1):7-13. ISSN: 1907-9850.Reveny, Julia. 2011. Daya Antimikroba Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah (Piper betle Linn.) Antimicrobial Activity of the Extract and Fraction of Red Betel Leaf (Piper betle Linn.). Jurnal ILMU DASAR 12(1): 6-12.

Soemiati, Atiek. Elya, Berna. 2002. Uji Pendahuluan Efek Kombinasi Antijamur Infus DaunSirih (Piper Betle L.), Kulit Buah Delima (Punica Granatum L.), Dan Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Terhadap Jamur Candida Albicans. Makara, Seri Sains. 6(3): 149 -154.Yoga, Raditya. Et al., Isolasi dan Uji Anti Radikal Bebas Minyak Atsiri pada Daun Sirih (Piper betle Linn) Secara Spektroskopi Ultra Violet-Tampak. Jurnal Kimia, 3(1).pp.3-17.