jurnal kommasjurnalkommas.com/docs/jurnal- pola komunikasi pemilih... · web viewdimana iklan...

32
POLA KOMUNIKASI PEMILIH PEMULA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI MENGENAI PEMILU (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pemilih Pemula dalam Memperoleh Informasi Politik Saat Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2013 ) Ulfi Fatchiyatul Jannah Dwi Tiyanto Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract This research is interesting to study because it can give you an idea of how patterns of interpersonal communication and the use of the media run by Voters Beginner located in Communication Studies Program, Sebelas Maret University ,FISIP Force in 2013, in obtaining political information on the Election of President and Vice President. And to know the barriers they face in getting information Politics. The methodology used is descriptive qualitative research that discusses in depth the communication patterns of habituation Voters Beginners get Political Information. This study refers to the model of information retrieval belong to Wilson and David Ellis, where this model explains that the use of existing information for the needs of information, which can be found in the information systems and other sources indicate that the information search behavior involving other people to exchange information. The research data obtained by in-depth interviews and literature study of 1

Upload: others

Post on 09-May-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

POLA KOMUNIKASI PEMILIH PEMULA DALAM MEMPEROLEH

INFORMASI MENGENAI PEMILU

(Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pemilih Pemula dalam

Memperoleh Informasi Politik Saat Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

2014 di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2013 )

Ulfi Fatchiyatul Jannah

Dwi Tiyanto

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

AbstractThis research is interesting to study because it can give you an idea of how

patterns of interpersonal communication and the use of the media run by Voters Beginner located in Communication Studies Program, Sebelas Maret University ,FISIP Force in 2013, in obtaining political information on the Election of President and Vice President. And to know the barriers they face in getting information Politics. The methodology used is descriptive qualitative research that discusses in depth the communication patterns of habituation Voters Beginners get Political Information. This study refers to the model of information retrieval belong to Wilson and David Ellis, where this model explains that the use of existing information for the needs of information, which can be found in the information systems and other sources indicate that the information search behavior involving other people to exchange information. The research data obtained by in-depth interviews and literature study of previous research is the theme of which is almost the same. Purposive sampling technique is used to select the 16 informants research, while the process of data analysis includes data reduction, data display, and conclusion drawing and verification.

The results of this study indicate that the pattern of voters conducted through face-to-face interaction between can be classified on the pattern of interpersonal communication, group, organization, then for Media Communication Patterns can be made into patterns of communication Advertising, conventional media communication patterns and New Media. Then that becomes the bottleneck in the New voters get political information is internal barriers include external factors include the psychological and environmental factors voters.Keywords: qualitative description, communication patterns, voters beginners,election

1

Page 2: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

Pendahuluan

Pemilu adalah salah satu instrument untuk menegakkan demokrasi, karena

dalam pemilu mengikutsertakan rakyat sehingga akan terwujud azas kedaulatan di

tangan rakyat dan pada akhirnya akan tercipta suatu hubungan kekuasaan dari

rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Kondisi demokrasi Indonesia sendiri membaik

pasca reformasi, dimana dilakukan banyak perubahan di sisi tata cara pemilihan

aparatur Negara. Sejak UUD 1945 di amandemen kedudukan Presiden tidak lagi

dibawah MPR dan aturan untuk mengajukan calon Presiden dan Waklil Presiden

dalam Pemilu kini diperketat.

Dari data yang dirilis KPU, jumlah total pemilih yang telah terdaftar untuk

pemilu tahun 2014 adalah 186.612.255 orang penduduk Indonesia. Dari jumlah

tersebut 20-30%nya adalah pemilih pemula. Dengan demikian, jumlah pemilih

muda sebanyak 40.749.503 orang. Dalam pemilu, jumlah itu sangat besar dan bisa

menentukan dalam suksesnya pemilihan umum. Dalam jurnal Janine Dermody ,

Stuart Hanmer-Lloyd and Richard Scullion, Young People Behafior: Alienated

youth and (or) an interested and critical citizenry? (2010 : 421). Menyebutkan

bahwa kaum muda cenderung tidak percaya pada pemerintah Sinisme yang di

tunjukkan kaum muda ini berpengaruh pada terus meningkatnya angka Golput. Di

Indonesia sendiri faktanya partisipasi pemilih pemula pada pemilu 2004 dan 2009

semakin rendah. Sehingga perlu untuk memberikan informasi yang benar kepada

pemilih pemula untuk menekan angka Golput. Menurut Siska Sasmita yang di

kutip dari kumpulan jurnal Peran Informasi Politik Terhadap Partisipasi Pemilih

Pemula dalam Pemilu atau Pilkada (2011 : 217). Pemilih pemula dalam

beberapa kasus memiliki keaktifanan serta partisipasi yang positif dalam

menjaring informasi politik .Selain itu pemilih pemula yang berperan aktif dalam

organisasi social baik di lingkungan kampus cenderung memiliki informasi politik

yang lebih baik.

Saat ini informasi dapat diakses dengan mudah membuat pemerintah

kesulitan untuk mengontrol persebaran informasi politik yang ada. Berikut adalah

tabel perubahan peggunaan teknologi dalam komunikasi politik seperti berikut;2

Page 3: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

Tabel 1.2Strategi Kampanye Pemilihan di Indonesia

Tahun Strategi sosialisasi dan kampanye PemiluPemilu 1955 Rapat umum, pidato, Pemasangan gambar partai denga media dinding atau

anyaman bamboo, pers partisipanPemilu 1977 Rapat Umum, Pidato, arak – arakan motor dan mobil, kampanye monologis di

TVRI dan RRI , Iklan di media di larang Pemilu 1999 Rapat umum, pidato, arak – arakan motor dan mobil, media luar (baliho,

spanduk, umbul- umbul, poster, bendera dll) iklan (media cetak , radio, tv), polling, talk show (radio & tv), pers partisipan. Internet (web site)

Pemilu 2004 Rapat umum, pidato, arak – arakan motor dan mobil, media luar (baliho , spanduk, umbul- umbul, poster,bendera , dll),iklan (media cetak, radio, tv), polling, talk show, (radio dan tv), media cetak dan elektronik menyediakan ruang khusus untuk liputan kampanye dan pemilu, internet (web site, blog)

Pemilu 2009 Rapat umum, pidato, media luar (balohi, spanduk, umbul- umbul, poster , bendera, dll) iklan (media cetak, radio, tv)polling, talk show(radio dan tv), media cetak dan elektronik menyediakan ruang khusus untuk liputan kampanye dan pemilu, internet (web site dan blog), situs jejaring sosial (terutama facebook, selain itu juga menggunakan twitter dan yahoo messanger)

Sumber : Joni Rusdiana “Komunikasi Politik: Media Mssa dan Kampanye Pemilihan” (New Media : Teori dan Praktek, Kumpulan artikel Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNS 2009) 2011. hlm. 167-178

Perubahan pada teknologi dan karakteristik pemilih pemula juga berpengaruh

pada perubahan pola mencari informasi pada pemilih pemula. Sehingga menjadi

penting untuk mengetahui pola komunikasi pengaksesan informasi mengenai

pemilu pada mereka. Hal ini dapat di jadikan panduan sosialisasi mengenai

pemilu. Dengan Metode Deskriptif Kualitatif menurut Sugiyono (2008 : 15)

bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada

kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah mengetahui pola komunikasi yang

dilakukan oleh pemilih pemula dalam menperoleh informasi politik mengenai

Pemilu Presiden dan Wakil Presinen 2014 di kalangan mahasiswa Ilmu

3

Page 4: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

Komunikasi angkatan 2013, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Telaah Pustaka

1. Definisi Komunikasi

Menurut Bernard Barelson & Garry A. Steiner Komunikasi adalah proses

transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan

menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb

(Mulyana,2008 : 62). Komunikasi dapat juga diartikan secara sederhana sebagai

sebuah proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak

kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara verbal maupun

nonverbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.Inilah yang menjadi

salah satu syarat dari keefektifan sebuah komunikasi dimana adanya kesamaan

pemahaman komunikator ke komunikan.

2. Komunikasi Politik

Komunikasi Politik dapat diartikan sebagai suatu proses dan kegiatan –

kegiatan membentuk sikap perilaku politik yang terintegrasi ke dalam suatu

sistem politik dengan menggunakan symbol- symbol yang berarti (Harun, 2006 :

5). Kehadiran komunikasi politik adalah untuk mewujudkan kondisi harmonis,

berkelanjutannya sistem politik secara berkesinambungan yang dapat mengayomi

seluruh individu dalam sistem tersebut. Dimana komunikasi politik adalah

komunikasi yang diarahkan pada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa,

sehingga masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi tersebut dapat

mengikat semua kelompok atau warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan

bersama oleh lembaga politik (Ardinal,2009:28) dalam (Maswardi Rauf,1993:10).

Unsure komunikasi sama seperti unsure komunikasi pada umumnya, yaitu;

Komunikator politik , Komunikan , Isi Komunikasi (Pesan – pesan), Media

Komunikasi, Tujuan Komunikasi, Sumber dan Efek (Harun, 2006: 10).

3. Informasi

4

Page 5: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

Beberapa ahli merumuskan tentang pengertian informasi seperti

(Krikelas : 1983) informasi adalah suatu rangsangan yang menciptakan ketidak

pastian , membuat seseorang sadar akan kebutuhan dan menciptakan suatu

perubahan dalam tingkat tertentu” sedangkan (Kaniki : 1992) mengemukakan

“informasi adalah ide, fakta, karya imajinatif pikiran, data yang berpotensi untuk

pengambilan keputusan , pemecahan masalah serta jawaban atas pertanyaan yang

dapat mengurangi ketidak pastian. Dari pengertian diatas dapat disimpulakan

bahwa informasi memiliki fungsi sebagai pemecah masalah. Secara sederhana,

informasi merupakan pesan yang diterima dan dipahami. Dalam hal data ,

informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan fakta yang dari padanya kita

menarik suatu kesimpulan.

3.1. Informasi Politik

Informasi politik dalam undang – undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

keterbukaan informasi menyatakan informasi sebagai keterangan, pernyataan,

gagasan, dan tanda – tanda yang mengandung nilai makna dan pesan, baik data,

fakta maupun penjelasan yang dapat dilihat , didengar dan dibaca yang disajikan

dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik

maupun nonelektronik. Dengan demikian pemahaman tentang informasi politik

mengacu pada definisi pemrosesan, manipulasi, dan pengorganisasian data yang

berkaitan dengan politik dalam suatu cara demi menambah pengetahuan bagi

yang menerimanya, sehingga dapat menciptakan kesimpulan, memberikan

jawaban atau hanya untuk member pertimbangan atas apa yang harus dilakuka..

Didalam konteks politik, informasi adalah kekuatan. Informasi mengenai hal –

hal penting memiliki relevansi dengan tarik – menarik kepentingan

memperebutkan alokasi sumber daya public dinilai sebagai factor penting dalam

pengambilan keputusan (Pawito, 2009 : 259).

3.2. Perilaku Pencarian Informasi

Kuhlthau (1991) berpendapat bahwa timbunya kesenjangan dalam diri

manusia akhirnya mendorong manusia untuk mencari informasi guna mengetahui 5

Page 6: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

permasalahan yang dialaminya. Sehingga seseorang mencari informasi karena

kebutuhan, dimana kemudian kebutuhan pemenuhan informasi mendorong

terjadinya perilaku pencarian informasi. Perilaku pencarian informasi adalah

kegiatan seeorang yang dilakukan untuk mendapatkan informasi. Dimana untuk

memenuhi kebutuhan tersebut seseorang mencari informasi dengan

menggunakan berbagai sumber informasi, sumber informasi terdiri dari sumber

informasi internal dan eksternal. Sumber informasi internal adalah dapat berupa

memori catatan pribadi, atau hasil pengamatan. Sedangkan sumber eksternal

adalah berupa sumber informasi yang didapat dengan cara berhubungan langsung

dengan sumber informasi terekam atau tertulis.

3.3 Model Perilaku Pencarian informasi

Model peilaku pencarian informasi dalam penelitian ini adalah model yang

diperkenalkan oleh Wilson dan Davit Ellis. Menurut model Wilson (1981) yang

sering disebut dengan a model of information behavior. Model ini menjelaskan

bahwa penggunaan informasi ada karena kebutuhan informasi, sehingga

pencarian informasi dilakukan. Informasi dapat dicari di sistem informasi

maupun sumber yang lainnya. Apabila pencarian berhasil dan memuaskan

pengguna , maka informasi tersebut akan diteruskan ke pada orang lain. Model

ini menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi melibatkan orang lain

untuk pertukaran informasi dan informasi tersebut digunakan untuk kepentingan

sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya Wilson (1999) juga mengungkapkan adanya hambatan dalam

pencarian informasi, hambatan tersebut adalah : (a) Hambatan dari dalam

individu (diri sendiri), yang berasal dari ketidak mampuan memanfaatkan

fasilitas, factor biaya , pemuasan bahasa asing dan waktu. (b) Hambatan yang

disebabkan oleh hubungan antar individu (orang lain), ketika sumber informasi

yang dibutuhkan oleh peneliti dimiliki oang lain, namun mengalami hambatan

dalam mengakses sumber tersebut. (c) Hambatan yang di sebabkan oleh

lingkungan, yang meliputi fasilitas dalam mengakses informasi, keterbatasan

koneksi , waktu perolehan informasi serta politik dan ideologi.

6

Page 7: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

Semantara itu Ellis (1987) melakukan penelitian pencarian informasi yang

disebut dengan behavioral models of seeking strategies. Model pencarian

informasi yang dirumuskan oleh Ellis ini sudah mencakup pencarianyang

menggunakan teknologi computer dan ditujukan pada pencari informasi yang

berpengalaman. Model pencarian sebanyak 6 tahapan yaitu :

Starting ,Chaining ,Browsing ,Differentiating, Monitoring ,Extracting Keenam

kelompok kegiatan ini tidak mesti dilalkukan secara berurutan dan secara satu

persatu. Bisa saja sesorang pengguna informasi ke – enam kegiatan itu secara

bersamaan.

4. Pola Komunikasi

Menurut Little John (2009) komunikasi berpola merurut pesan tertentu

dalam suatu masyarakat, tingkat pendidikan , wilayah geografis, dan ciri – ciri

organisasi sosial yang lain. Pada tingkat individual , komunikasi berpola pada

tingkat ekspresi dan interpretasi kepribadian pola komunikasi adalah suatu

kecenderungan gejala umum yang menggambarkan cara berkomunikasi yang

terjadi dalam kelompok social tertentu. Pola komunikasi adalah bagaimana

kebiasaan dari suatu kelompok untuk berinteraksi, bertukar informasi, pikiran

dan penetahuan. Pola komunikasi juga dapat dikatakan sebagai cara seseorang

atau kelompok berinteraksi dengan menggunakan symbol – symbol yang telah

disepakati sebelumnya dalam kurun waktu tertentu dan terjadi berulang – ulang.

Blumer mencatat tindakan kelompok terdiri atas pola – pola yang stabil dan

selalu berulang dan memiliki makna umum dan tetap bagi anggota mereka

(Little, 2009 : 65).

5. Pemilu Presiden

Untuk menegaskan bahwa Indonesia menjalankan sistem pemerintahan

presidensiil pemerintah meng amandemen UUD 1945. Perubahan ini terlihat dari

jumlah pasal yang hanya 37 menjadi 73 pasal, perubahan tersebut ditandai pada

perubahan serta memperjelas isi Pasal-pasal mengenai kekuasaan presiden yang

7

Page 8: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

mengatakan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan

pemerintahan menurut UUD dan dipilih langsung oleh rakyat.

Pemilu Indonesia menggunakan sistem proposional, secara garis besar

sistem ini berlaku dimana alokasi jumlah kursi di lembaga perwakilan

berdasarkan pada perolehan suara masing – masing peserta pemilu. Kemudian

aturan Pemilu Presiden 2009 dan 2014 Indonesia menggunakan undang-undang

No 42 Tahun 2008 dimana Hanya partai Politik atau gabungan partai politik yang

menguasai suara lebih dari 20% kursi di Dewan Perwakilan Rakyat atau

memenangi 25% suara nasional yang dapat mengajukan Calon Presiden atau

calon wakil presiden. Dan jika tidak ada Pasangan lebih dari 50% dari jumlah

suara dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari

50% jumlah provinsi di Indonesia.

6. Pemilih Pemula

Menurut hukum dalam aturan penyelenggaraan pemilu yang tercantum

dalam UU No 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum (Bab IV tentang Hak

Memilih pada Pasal 19) di sebutkan bahwa warga negara Indonesia yang pada

hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas ) tahun atau lebih atau

sudah pernah kawin mempunyai hak memilih (ayat 1).

Posisi pemilih merupakan posisi yang sangat penting dalam menentukan

arah demokrasi sebuah negara. Menurut Eep Saefullah, untuk menjadikan pemilih

betul-betul sebagai penentu, diperlukan setidaknya dua syarat, yaitu:

1. Pemilih memiliki pengetahuan minimal serta menggunakan akal sehat dan

nuraninya.

2. Pemilu yang demokratis, sebab semakin pemilu tersebut tidak demokratis

maka para pemilihnya semakin tidak menentukan.

Sajian dan Analisis Data

Pada dasarnya setiap orang dapat menjadi komunikator politik, hanya

bobotnya berbeda. Menurut Leonard Doob yang kemudian di sitir oleh Nimmo 8

Page 9: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

(1993), komunikator politik dapat dikategorikan dalam tiga tipologi: (1) poli-

tikus atau disingkat “pols”; (2) komunikator profrsional atau “pross”;dan (3)

aktivitas atau disingkat “vois”. Dimana KPU sebagai “Pross” yaitu komunikator

professional.

Dari sisi strategi sosislisasi yang diakukan KPU Kota Surakarta

menggunakan dua metode sosialisasi metode kultural untuk pemilih segment

pemilih pemula. Dengan adanya metode kultural membuat masyarakat di

segmentasikan kedalam beberapa golongan. Strategi kultural dimaksutkan untuk

mendekati komunikan dengan cara masuk pada budaya dan kebiasaan mereka.

Dalam menerapkan strategi kultural KPU Surakarta di bantu oleh Relawan

Demokrasi, dimana mereka menjadi agen sosialisasi yang mensosialisasikan

pemilu ke kelompok masyarakat yang berbeda kelompok. Selain itu KPU juga

melakukan banyak event yang dianggap strategis untuk menyentuh kalangan

Pemilih Pemula.

Tabel.1.1Pola Komunikasi sosialisasi KPU kepadapemilih pemula di Surakarta

Sumber : Data diolahJenis Komunikasi KegiatanKomunikasi Antarpribadi

Sosialisasi secaralangsung di tempat- tempat nongkrong

Komunikasi Kelompok

Seminar dengan skala besar dan Kegiatan Hiburan di tempat umum

Komunikasi Iklan Pemasangan spanduk dan penebaran FampletKomunikasi Massa Televisi lokal (Talk show dan Pertunjukan Rakyat)

Radio (Talk Show Radio )Internet (Bekerja sama dengan Timlo.net untuk menayangkan berita secara streaming)

A. Pola komunikasi Pemilih Pemula FISIP UNS dalam mendapatkan informasi mengenai Pemilu Presiden 2014

1. Pola Komunikasi Antarpribadi

a. Teman

Ada dua saluran untuk komunikasi antarpribadi yang membantu sistem

belajar politik, yakni keluarga dan lingkungan yang terdiri atas kawan – kawan

dekat yang sering disebut teman sebaya (Nimmo, 2000 : 110). Dalam lingkungan

9

Page 10: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

mahasiswa, komunikasi interpersonal diantara teman sebaya masih sangat

potensial untuk menyebarkan pesan politik. Dimana mereka menjadi suatu

komunitas belajar dimana terjadi pembentukan peran dan standart sosial yang

berhubungan dengan pekerjaan dan prestsasi. (Santrock, 2007). Seperti yang

disampaikan Anin bahwa lingkungan Pertemanan yang berada di FISIP UNS pun

sudah terbagi atas hal yang mereka suka sehingga lebih mudah untuk mencari

informasi mengenai pemilu di kalangan teman. Selain itu biasanya informasi yang

diterima melalui opini dari obrolan yang mereka Pengaruh lingkungan yang

memang kental akan politik membuat Pemilih pemula yang seorang mahasiswa

FISIP tidak sulit untuk mendapatkan informasi mengenai Pemilu Presiden dan

Wakil Presiden 2014. Hal ini di nilai sebagai opini publik. Dimana opini publik

sebagai komunikasi mengenai hal tertentu yang jika dibawakan dalam bentuk atau

cara tertentu kepada orang tertentu akan membawa efek tertentu pula (Bernard

Berelson).

b. Keluarga

Komunikasi antarpribadi di dalam keluraga di pahami sebagai hubungan

timbal balik antara anggota keluarga untuk berbagi hal dan makna dalam keluarga

dan sebagai rujukan untuk memahami informasi politik. Tujuan dari komunikasi

interpersonal dalam keluarga adalah untuk mengetahui dunia luar . untuk

mengubah sikap dan perilaku. Seperti yang di ungkapkan Shiela bahwa

lingkungan keluargalah yang membuat dia menjadi lebih peka terhadap

permasalahan politik apa lagi pada masa Pemilu Presiden 2014.

Seperti yang disampaikan Davit E. Apter bahwa sosialisasi politik

dimana yang pertama adalah proses belajar dalam keluarga. Pada tahap ini tingkat

peniruan dimana penanaman nilai-nilai dasar yang bersifat elementer dan bersifat

transparansi antar pribadi. Sehingga orientasi fundamental ini membangun

kepribadian politiknya. Informasi politik dari keluarga turut membantu proses

belajar anak untuk mengidentifikasi dirinya dengan kelompok tertentu sehingga

dapat membuat keputusan politiknya sendiri. Kemudian fakta bahwa keluarga

merupakan sumber terpenting dalam belajar politik politik karena, hal ini di

10

Page 11: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

tunjang tentang banyaknya kesamaan di antara orientasi politik orang tua dan

anaknya (Nimmo, 2000 : 110) .

c. Dosen

Opinion leader merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan

dari Komunikasi politik. Secara umum opinion leader di artikan sebagai orang

yang secara informal dapat mempengaruhi tindakan atau sikap dari orang lain.

Opinion leadaer menjadi sumber informasi dan pendapat. Ia juga cakap

mempengaruhi orang lain secara informal dan ajeg (Labib, 2007). Factor

komunikasi face to face yang dilakukan pada saat kuliah membuat informasi yang

di berikan dosen lebih jelas. Disadari atau tidak setiap materi yang disampaikan

pada saat kuliah ataupun saat obrolan nonformal mereka akan banyak mendapat

informasi mengenai Pilpres 2014. Secara formal dosen memberikan banyak

masukan informasi kepada mahasiswa lewat materi kuliah yang terkait dengan

teori politik serta media massa. Hal ini membuat mahasiswa komunikasi lebih

memahami kehidupan berpolitik dan bermedia pada saat pilpres 2014. Faktor

lingkungan yang mendukung terjalinnya komunikasi politik yang berbentuk

interaksi antarpersonal. Dosen sebagai opinion leader karena memang mempunyai

posisi yang cukup kuat untuk mempengaruhi pemilih pemula dengan kekuatan

seseorang yang dianggap paham mengenai politik.

2. Pola Komunikasi Kelompok

Dalam kehidupan mahasiswa di dalam lingkungannya pastinya akan

membentuk kelompok – kelompok mahasiswa berdasarkan kegiatan yang sama

ataupun dengan ketertarikan yang sama. Kelompok merupakan bagian yang tidak

dapat di pisahkan dalam kehidupan sehari – hari, kelompok ini bisa bersifat

primer ataupun sekunder. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang

berlangsung antara beberapa orang dalam satu kelompok “kecil” seperti dalam

rapat,pertemuan , seminar dan sebagainya (Arifin, 1984). Kelompok merupakan

tempat untuk memenuhi harapan dan keinginan berbagai informasi dalam setiap

aspek kehidupan, sehingga biasanya kelompok dijadikan tempat belajar bagi para

11

Page 12: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

anggotanya. Deddy Mulyana (2005) mendefinisikan kelompok sebagai

sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama

lain untuk mencapai tujuan bersama , mengenal satu sama lain , dan memandang

mereka sebagai bagian dari kelompok. Kelompok dalam Penelitian ini lebih di

spesifikasikan sebagai kelompok yang bersifat Informal maupun Formal.

a. Diskusi

Salah satunya Komunikasi formal, dimana komunikasi formatnya lebih

formal seperti diskusi dan seminar. Seperti yang diungkapkan Anin, Zana dan

Yasinta bahwa mereka lebih tertarik pada diskusi. Diskusi adalah salah satu

bentuk kegiatan berbicara dimana dilakukan beberapa orang untuk bertukar

pikiran, gagasan, pendapat dengan tujuan untuk mencari kesepakatan atau

kesepahaman. Banyak yang memilih diskusi dengan alasan pola diskusi non

formal, seperti obrolan karena obrolan yang berupa diskusi ringan dianggap

beberapa Pemilih Pemula dapat membuat mereka lebih terbuka dalam

menyampaikan informasi. Format sosialisasi face to face dengan anggota diskusi

yang tidak terlalu banyak membuat komunikasi yang terjalin lebih mendalam dan

fade back yang di dapatkan cepat.

3. Pola Komunikasi Organisasi

Organisasi dalam konteks ini di jadikan kelompok rujukan yaitu menurut

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan

(membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Organisasi adalah

salah satu wadah seorang mahasiswa untuk mendapatkan wawasan yang lebih

banyak, dengan bergabung aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang bersifat

intra ataupun eksra kampus berefek kepada perubahan yang signifikan terhadap

wawasan, cara berpikir, pengetahuan dan ilmu-ilmu sosialisasi, serta menajemen

kepemimpinan yang notabene tidak diajarkan dalam kurikulum normatif

Perguruan Tinggi.

12

Page 13: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

Dari hasil wawancara peneliti melihat bahwa mahasiswa yang notabene

nya adalah pemilih pemula yang mengikuti organisasi mendapatkan informasi

mengenai Pilpres 2014 di dalam organisasi lewat kakak tingkat. Seperti yang

dikatakan Dea dan Ika yang mengikuti organisasi pengembangan bakat bahwa

saat mereka berada di organisasi masing - masing , obrolan mengenai Pilpres

2014 selalu menjadi topik hanggat. Selain organisasi pengembangan bakat, ada

pula organisasi yang memang lekat dengan politik yaitu BEM dan DEMA.

Ditemukan kecenderungan bahwa Pemilih pemula di FISIP UNS yang mengikuti

organisasi berbasik politik, mereka lebih intens memberikan dan mendapat

informasi mengenai Pemili Presiden 2014 secara formal maupun Non formal.

Secara formal mahasiswa yang mengikuti organisasi seperti BEM akan memiliki

intensitas bersentuhan serta bertukar informasi mengenai politik dan isu mengenai

Pilpres 2014 lebih banyak.

4. Pola Komunikasi Iklan

Menurut Kaid dan Holtz-Bacha dalam Danial (2009: 93) iklan politik

didefinisikan sebagai suatu pesan terkontrol yang dikomunikasikan melalui

berbagai saluran yang didesain untuk mempromosikan ketertarikan politik dari

seseorang, partai, kelompok, pemerintah atau suatu organisasi. Selain itu fungsi

Iklan politik juga adalah untuk mempersuasi masyarakat untuk tercapainya tujuan

komunikasi politik, dimana masyarakat mau menggunakan hak pilih mereka

dalam pemilu Presiden 2014.

Mereka mengungkapkan bahwa iklan yang ditayangkan di Televisi lebih

menarik di bandingkan dengan iklan luar ruangan yang cenderung monoton.

Iklan yang untuk media televisi memang lebih mudah di terima oleh khalayak.

Dimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih

Pemula, ini seperti yang jelaskan oleh Ramon Wiliams dan Simon During dalam

(Bungin, 2008: 107) mengenai iklan televisi yang telah mengangkat medium iklan

kedalam konteks yang sangat kompleks namun jelas, berimajinasi namun

konseptual, penuh fantasi namun nyata. Banyak kelebihan dari Iklan televise yang

13

Page 14: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

membuatnya efektif dalam menyampaikan pesan. Karakteristik pemilih pemula

yang menyukai ide kreatif membuat Iklan luar ruangan tidak terlalu menarik

perhatian mereka.

5. Pola Komunikasi Media Massa

Pola penggunaan media untuk memenehi kebutuhan akan informasi

tergantung pada karakteristik pemakainya. Menurut Doris Graber bahwa Ras ,

suku, agama, gender, usia , pendapatan , pendidikan dan besarnya kota merupakan

variable yang berpengaruh terhadap kebiasaan menggunakan media. Dalam

komunikasi politik yang terjadi pada pola komunikasi dalam mendapatkan

informasi mengenai Pemilu Presiden, memungkinkan pemilih pemula untuk aktif

mencari informasi mengenai melalui media massa yang dianggap dapat

memuaskan mereka seperti teori Uses and Gratification atau kegunaan dan

kepuasan. Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974) mengatakan bahwa teori ini

menjelaskan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan

menggunakan media tersebut.

Dari berbagai jenis media yanga ada pemilih pemula ini memiliki pilihan

media masing - masing dengan alasan yang beragam. Dengan definisi media

massa dari Gerbner (1967) komunukasi massa adalah produksi distribusi yang

berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling

luas dimiliki orang dalam masyarakat indrustri. Jawaban dari responden di

kelompokkan atas media konvensional dan New media

a. Media Konvensional

Media konvensional dipahami sebagai media yang sudah biasa di pakai

oleh masyarakat pada umumnya yang belum terintegrasi dengan computer atau

perangkat digital. Seperti TV, Radio, Koran, Majalah dan lain-lain. Dari macam –

macam media konvensional ini yang paling popular adalah televisi, Salah satu

keunggulan televisi yang membuat banyak masyarakat tidak meninggalkannya

walaupun sudah ada media baru yang lebih canggih ialah sifatnya yang audio

visual dan mudah untuk di temukan karena sudah menjadi alat komunikasi yang

14

Page 15: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

gampang dan murah dalam mendapatkan informasi. Para Informan mengaku lebih

sering melihat televisi sehingga mereka mengungkapkan bahwa format acara Talk

Show yang membahas mengenai penting nya pemilu dari sudut pandang anak

muda maupun politikus menjadi hal yang menarik untuk di simak. Berbeda

dengan Zana , dia mengakui bahwa untuk media dalam mencari berita mengenai

Pilpres dia lebih cenderung mengikuti dan percaya pada media cetak seperti

Koran.

Setiap media yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Terlepas dari peran pemilik media yang

membuat pemberitaan menjadi tidak netral harus diakui memang media

konvensional televise dan koran memiliki proses pengolahan berita yang cukup

selektif, sehingga tidak semua informasi bisa di tayangkan dengan mudah. Kedua

media ini mempunyai aturan atau kode etik pemberitaan sehingga melindungi

penonton atau masyarakat dari berita bohong. Tidak seperti internet dimana berita

yang tersebar di tuli soleh orang – orang yang tidak di ketahui dan tak jarang

beritanya menyesatkan.

b. New Media

Seperti yang di katakana West dan Turner “New media yang terdiri atas

teknologi berbasis komputer. Teknologi ini termasyk e-mail, internet, televise

kabel digital, teknologi video seperti DVD, pesan instant, (instant messaging)dan

telepon genggam (2009 : 41). Seperti Flew (2002 : 10) mendefinisikan new media

dengan menekannkan pada format isi media yang dikombinasi dan kesatuan data

baik teks, suara , gambar, dan sebagainya dalam format digital. Kemudian di

sebarkan melalui jaringan internet.

Para pemilih pemula yang ingin mencari informasi menggunakan media

internet menyadari bahwa internet memberikan banyak informasi mengenai

pemilu presiden, berita baik maupun negative. Seperti yang di terangkan dalam

jurnal internasional The use of the internet by political parties and candidates in

Scotland during the 2010 UK general election campaign oleh Graeme Baxter,

Rita Marcella and Evaggelos Varfis (2011; 475). mengungkapkan bahwa 15

Page 16: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

penggunaan media internet (Facebook dan Twitter) untuk komunikasi politik

adalah sebuah langkah yang efektif untuk mengajak masyarakat ikut aktif dalam

proses kampanye dan mendorong partisipasi politik. Hasilnya cukup efektif dalam

mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam Pemilu. Ini sejalan dengan hasil

dari Penelitian pola komunikasi pemilih pemula di Prodi Ilmu Komunikasi dalam

mendapatkan informasi mengenai Pilpres 2014. Para Informan menyebutkan

Media sosial facebook dan Twitter adalah salah satu sumber untuk mendapatkan

informasi mengenai Pilpres.

Facebook adalah jejaring pertemanan yang memungkinkan para

penggunanya untuk ber interaksi secara personal dengan berbagai macam fitur

yang mendukung untuk berekspresi dan berdiskusi. Dengan fitur yang komplit

facebook menjadi salah satu jejaring sosial yang nuansa kampanyenya terasa,

seperti yang di sampaikan Amalia, dia mengaku, dari beberapa jejaring sosial

yang dia punya Facebook lah yang dia anggap paling gencar memberikan

informasi mengenai pemilu. Selain Facebook jejaring sosial yang akrab

dikalangan anak muda adalah Twitter. Twitter adalah media sosial micro blogging

yang memungkinkan penggunanya untuk memosting berita ataupun foto hanya

dengan 140 karakter. Karakter Twitter yang dapat menyampaikan pesan secara

singkat dan selalu up date setiap detiknnya memungkinkan Twitter untuk menjadi

wadah dalam memberitakan hal dengan lebih cepat. Seperti yang di ceritakan anin

bahwa banyak peristiwa – peristiwa yang di beritakan di televisi maupun koran

berawal dari twiteer. Interaksi yang terjalin di twitter dimulai dari keaktifan user

untuk melihat TL (Time Line).

A. Faktor penghambat pemilih pemula dalam mendapatkan informasi politik

mengenai Pemilu Presiden 2014 di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi

FISIP UNS Angkatan 2013

Hambatan Perilaku Pencarian Informasi enurut Wilson (1999) juga

mengungkapkan adanya hambatan dalam pencarian informasi, hambatan tersebut

adalah : a) Hambatan dari dalam individu (diri sendiri), b) Hambatan yang

16

Page 17: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

disebabkan oleh hubungan antar individu. c) Hambatan yang di sebabkan oleh

lingkungan.

a. Hambatan dari dalam individu (diri sendiri)

Hambatan yang berasal dari ketidak mampuan memanfaatkan fasilitas,

factor biaya , pemuasan bahasa asing dan waktu. Yang dapat juga berkaitan

dengan terkait dengan faktor psikologis, kognitif, demografis,  interpersonal.

Factor psikologis seringkali menjadi hambatan dalam komunikasi, hal ini

umumnya di sebabkan oleh komunikator tidak terlaulu perduli pada kesiapan diri

komunikan sehingga pesan yang di sampaikan sulit berhasil. Hamabatan yang

terjadi pada diri sendiri ini dapat di golongkan menjadi berikur;

Prasangka

Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan

komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa – apa sudah bersikap

menentang komunikator. Pada orang yang bersikap prasangka emosinya

menyebabkab dia menarik kesimpulan tanpa menggunakan pikiran secara rasional

(Effendy, 2004 : 12). Seperti yang dikatakan wara prasangka yang dia rasakan

pada kinerja dan masalalu para calon presiden itu membuat Wara menjadi ragu

dalam menentukan pilihan. Wara menilai bahwa track record mereka dalam

menjalankan tugas di jabatan mereka sebelumnya membuat wara menilai salah

satu capres tidak layak.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang juga mempengaruhi mengenai ideologi

yang dia anut sehingga akan berpengaruh juga pada pilihan politik mereka. Hal

yang paling terasa akan mempengaruhi hambatan komunkasi politik adalah

tinggkat pendidikan. Dimana tingkat pendidikan akan banyak mempengaruhi cara

seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ini terlihat dari wawasan

politik, pilihan politik , hingga bahasa yang dia gunakan. Seperti yang dirasakan

Ika dalam sosialisasi Pemilu 2014 yang dilakukan KPU, Ika merasa bahwa

17

Page 18: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

sosialisasi mengenai Visi dan Misi Calon Presiden menggunakan bahasa yang

tidak sesuai dengan pemilih pemula sehingga kadang tidak dimengerti oleh

mahasiswa. Para narasumber KPU yang pastinya adalah orang orang yang

berpendidikan lebih tinggi dari mahasiswa membuat kosa kata yang dipakai

kadang kadang tidak di mengerti dan kurang akrab di telinga anak muda.

b. Hambatan yang disebabkan oleh hubungan antar individu (orang lain)

Hambatan yang datang ketika sumber informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti dimiliki oang lain, namun mengalami hambatan dalam mengakses sumber

tersebut.

Interest

Interest atau kepentinganakan membuat seseorang selektif dalam mengan

ggapi atau menghayati pesan. Dalam hambatan Psikologis mengenai interest,

Pemilih pemula merasakan kesulitan dalam memilih media sebagai sumber

informasi mereka, untuk mengetahui informasi Pemilu secara netral dengan

pemberitaan yang berimbang. Karena media televisi yang dekat dan mudah di

temui sudah terindikasi memihah capres. Kebanyakan dari informan mengeluhkan

hambatan dalam mendapatkan informasi adalah ketidak netralan media.sehingga

informasinya akan menyesatkan ini menjadi kesulitan tersendiri untuk mereka.

c. Hambatan yang di sebabkan oleh lingkungan

Hambatan yang meliputi fasilitas dalam mengakses informasi,

keterbatasan koneksi , waktu perolehan informasi serta politik dan ideologi

Motivasi

Motivasi Merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak,

alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan

manusia berbuat sesuatu (Gerungan, 1983 : 142). Susila merasa hambatan yang ia

temui adalah waktu yang sedikit, karena kesibukan kemahasiswaannya

menyebabkan motivasi mencari danmendapatkan informasi kurang. Selain itu

biasanya mahasiswa motivasinya menjadi rendah untuk mencari informasi

mengenai pemilu, karena keterbatasan peralatan penunjang untuk mencari

18

Page 19: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

informasi. Mengakses informasi lewat gadget, tapi bila kuota nya habis atau tidak

ada koneksi dia malas untuk mencari informasi.

Kesimpulan

Pemilih pemula melakukan pencarian informasi politik karena dorongan

untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, karena berada di lingkungan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam tahapan pencarian informasi;

Starting ,Chaining ,Browsing ,Differentiating, Monitoring ,Extracting Keenam

kelompok kegiatan ini juga dilakukan oleh pemilih pemula dalam pola

komunikasi antarpribadi, dan ke-enam tahapan kegiatan tersebut bisa dilakukan

secara bersama – sama jika pencarian informasi dilakukan dengan New Media

(Internet).

Pola Komunikasi yang terbentuk melalui kebiasaan pencarian informasi

tersebut ialah; mahasiswa Ilmu komunikasi UNS kebanyakan mendapat informasi

politik dari lingkungan sekitar mereka. Baik secara antarpersonal maupun

bermedia. Dalam pola antarpersonal komunikasi politik yang terjalin, pemilih

pemula mendapat informasi politik yang bersumber dari lingkungan keluarga,

teman sebaya dan pubic opinion yang berada di lingkungan kampus. Dalam pola

bermedia pemilih pemula masih menjadikan televisi sebagai media utama yang

memberikan informasi, tetapi disamping itu internet dijadikan penyeimbang

informasi politik yang mereka dapat agar menjadi pemilih cerdas. Biasanya

mereka mengaksesnya lewat media sosial yaitu Facebook dan Twitter.

Saran

1. Pelaksanaan pendidikan politik sejak dini pada anak secara formal maupun

non formal akan membentuk karakter diri mereka menjadi anak yang

mengerti politik, sehingga saat dewasa dan sudah mendapatkan hak pilih

mereka akan menjadi pemilih cerdas yang mengerti pentingnya pemilu.

2. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi membuat pemilih pemula

lebih aktif di dalam menggunakan new media sebagai sumber informasi,

sehingga pemerintah diharapkan juga lebih aktif dalam sosialisasi lewat

new media.

19

Page 20: Jurnal Kommasjurnalkommas.com/docs/JURNAL- POLA KOMUNIKASI PEMILIH... · Web viewDimana iklan audiovisual lebih di nikmati dan mudah di mengerti oleh Pemilih Pemula, ini seperti yang

3. Dalam penggunaan iklan sebagai sarana sosialisasi dan persuasi sebaiknya

memaksimalkan penggunaan iklan audio visal dengan konsep yang

manarik dan kreatif

Daftar Pustaka

Mulyana, Deddy.(2008). ILMU KOMUNIKASI:Suatu Pengantar. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Nimmo, Dan. (2006). KOMUNIKASI POLITIK Khalayak dan Efek,Bandung :PT Remaja Rosdakarya.

Fiske, John., (2010), CULTURAL AND COMMUNICATION STUDIES: SebuahPengantar Paling Komperhensif. Yogyakarta: Jalasutra

Marijan, Kacung,.(2010).SISTEM POLITIK INDONESIA: Konsolidasi DemokrasiPasca-Orde Baru. (edisi,pertama). Jakarta :KENCANA.

Effendy, Onong Uchjana. (1986). DINAMIKA KOMUNIKASI. Bandung: PTRosdakarya.

Liliweri, Alo. 2011. KOMUNIKASI Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana.Nasrullah, Rulli. (2012). KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Di Era Budaya Siber.

Jakarta: Kencana.. Danial, Akhmad. (2009). Iklan Politik Tv. Yogyakarta :LkisJanine Dermody , Stuart Hanmer-Lloyd and Richard Scullion, (2010) “Young

people and voting behaviour: alienated youth and (or) an interested and critical citizenry?”( European Journal of Marketing Vol. 44 No. ¾,The Business School, University of Gloucestershire, Cheltenham, UK, and London School of Economics, London, UK).hlm. 421

Graeme Baxter, Rita Marcella and Evaggelos Varfis “The use of the internet by political parties and candidates in Scotland during the 2010 UK general election campaign”, (2013), (New Information Perspectives Vol. 65 No. 5, Department of Information Management, Aberdeen Business School, Robert Gordon University, Aberdeen, UK), hlm. 515

Siska Sasmita, “Peran Informasi Politik Terhadap Partisipasi Pemilih Pemula dalam Pemilu atau Pilkada”,(2011), (Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.2, No.1, Jurusan Administrasi Negara, Universitas Negeri Padang,Sumatra Barat,hlm 21

Rivalna Rivai, “Perilaku Pencarian Informasi Pejabat di Fakultas Tarbiyah Institute Agama Islam Negeri”,(2011), (Tesis : Fakutas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Ilmu Perpustakaan,Depok)

20