jurnal percobn

16
PENANDAN L-GLUTAMIC ACID DENGAN RADIONUKLIDA TEKNESIUM-99M SEBAGAI SEDIAAN DIAGNOSIS KANKER Denny Astutiany*, Aang Hanafiah Ws*, Nanny Kartini Oekar** *Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Bandung **Badan Tenaga Nuklir Nasional-BATAN, Bandung e-mail: [email protected] ABSTRAK PENANDAAN L-GLUTAMIC ACID DENGAN RADIONUKLIDA TEKNESIUM-99M SEBAGAI SEDIAAN UNTUK DIAGNOSIS KANKER. L-Glutamic Acid merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh sel kanker untuk disintesis menjadi L-glutamine di dalam sel untuk memenuhi kebutuhan energi yang jauh lebih besar supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat, maka dlakukan penandaan terhadap L-GA dengan radionuklida teknesium-99m memungkinkan untuk digunakan sebagai sediaan diagnostik sel kanker secara dini. Proses penandaan dilakukan dengan metode langsung dengan variasi beberapa parameter yaitu jumlah reduktor, jumlah ligan, pH, waktu dan kondisi inkubasi. Hasil penandaan menunjukan bahwa menggunkan metode langsung diperoleh presentase efisiensi penandaan yang optimal dengan penggunaan jumlah reduktor sebanyak 102 µg, jumlah ligan L-GA sebanyak 2mg dengan pH 4,5 dalam keadaan vacum diinkubasi selama 40 menit pada temperatur kamar. Metode ini menghasilkan kemurnian radiokimia 99mTc-L-GA sebesar 93,98 % ± 0,47 % dengan pengotor radiokimia berupa 99m TcO 4 - dan 99mTc-Red yang ditentukan dengan menggunakan sistem kromatografi kombinasi yaitu kromatogarafi lapis tipis (TLC-SG) dan kromatografi kertas Whatmen 3mm dengan fase gerak aseton kering dan asam sitrat 0,01 N. Karakteristik fisikokimia sediaan 99mTc-L-GA diperoleh nilai lipofilisitas sebesar (-) 1,57 ± 0,01%, ikatan dengan protein plasma 80,00% ± 8,55%, dan mempunyai muatan listrik netral, stabilitas penyimpanan selama 2 jam pada temperatur 4 O C (lemari es). Pada pengujian biodistribusi senyawa bertanda pada hewan normal terakumulasi kedalam organ paru-paru dan limpa. Kata Kunci : Kanker, L-GA, penandaan, 99m Tc-L-GA, karakteristik fisiko-kimia ABSTRACT LABELLING OF L-GA WITH TECHNETIUM-99M RADIONUCLIDE AS STOCKS FOR CANCER DIAGNOSIS. L-GA is a compound that is needed by cancer cells to become L-glutamine is synthesized in the cell to meet Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia 1

Upload: denny-astutiany-mursuma

Post on 11-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

PENANDAN L-GLUTAMIC ACID DENGAN RADIONUKLIDA TEKNESIUM-99M SEBAGAI SEDIAAN DIAGNOSIS KANKER

Denny Astutiany*, Aang Hanafiah Ws*, Nanny Kartini Oekar***Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Bandung**Badan Tenaga Nuklir Nasional-BATAN, Bandunge-mail: [email protected]

ABSTRAK

PENANDAAN L-GLUTAMIC ACID DENGAN RADIONUKLIDA TEKNESIUM-99M SEBAGAI SEDIAAN UNTUK DIAGNOSIS KANKER. L-Glutamic Acid merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh sel kanker untuk disintesis menjadi L-glutamine di dalam sel untuk memenuhi kebutuhan energi yang jauh lebih besar supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat, maka dlakukan penandaan terhadap L-GA dengan radionuklida teknesium-99m memungkinkan untuk digunakan sebagai sediaan diagnostik sel kanker secara dini. Proses penandaan dilakukan dengan metode langsung dengan variasi beberapa parameter yaitu jumlah reduktor, jumlah ligan, pH, waktu dan kondisi inkubasi. Hasil penandaan menunjukan bahwa menggunkan metode langsung diperoleh presentase efisiensi penandaan yang optimal dengan penggunaan jumlah reduktor sebanyak 102 g, jumlah ligan L-GA sebanyak 2mg dengan pH 4,5 dalam keadaan vacum diinkubasi selama 40 menit pada temperatur kamar. Metode ini menghasilkan kemurnian radiokimia 99mTc-L-GA sebesar 93,98 % 0,47 % dengan pengotor radiokimia berupa 99mTcO4- dan 99mTc-Red yang ditentukan dengan menggunakan sistem kromatografi kombinasi yaitu kromatogarafi lapis tipis (TLC-SG) dan kromatografi kertas Whatmen 3mm dengan fase gerak aseton kering dan asam sitrat 0,01 N. Karakteristik fisikokimia sediaan 99mTc-L-GA diperoleh nilai lipofilisitas sebesar (-) 1,57 0,01%, ikatan dengan protein plasma 80,00% 8,55%, dan mempunyai muatan listrik netral, stabilitas penyimpanan selama 2 jam pada temperatur 4OC (lemari es). Pada pengujian biodistribusi senyawa bertanda pada hewan normal terakumulasi kedalam organ paru-paru dan limpa.

Kata Kunci : Kanker, L-GA, penandaan, 99mTc-L-GA, karakteristik fisiko-kimiaABSTRACT

LABELLING OF L-GA WITH TECHNETIUM-99M RADIONUCLIDE AS STOCKS FOR CANCER DIAGNOSIS. L-GA is a compound that is needed by cancer cells to become L-glutamine is synthesized in the cell to meet the energy needs of much larger in order to grow and develop very quickly, then dlakukan marking the L-GA with the radionuclide technetium-99m allow to be used as a diagnostic preparations early cancer cells. The process of tagging is done by the direct method with a variation of several parameters such as the amount of reducing agent, the number of ligands, pH, incubation time and conditions. The results showed that the labeling obtained using the direct method of optimal percentage labeling efficiency with the use of the amount of reducing agent as much as 102 mg, the amount of ligand L-GA by 2mg at pH 4.5 in a state of vacuum incubated for 40 min at room temperature. This method produces a radiochemical purity of 99mTc-L-GA was 93.98% 0.47% with a radiochemical impurities in the form of 99m TcO 4 - and 99mTc-Red were determined using a combinatioan of chromatographic systems, namely kromatogarafi thin layer (TLC-SG) and Whatmen 3MM chromatography paper with a mobile phase of dry acetone and citric acid 0.01 N. physicochemical characteristics preparation 99mTc-L-GA lipophilicity values obtained for (-) 1.57 0.01%, plasma protein binding with 80.00% 8.55%, and have a neutral electric charge, storage stability for 2 hours at 4 o C (refrigerator). In biodistribution testing of compounds marked in normal animals accumulate into the lungs and spleen.

Keywords: Cancer, L-GA, tagging, 99m Tc-L-GA, the physico-chemical characteristics

1. PENDAHULUAN

Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia6

1.1 Latar belakang Berdasarkan data dari WHO International Agency for Research on Cancer (IARC), terdapat 8,2 juta kasus kematian akibat kanker pada tahun 2012. Angka tersebut terus meningkat dan diperkirakan pada tahun 2030 akan menjadi pembunuh nomor satu didunia, termasuk Indonesia. Prevalensi penyakit tumor berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia sebesar 4,3 juta/1000 penduduk (Soendoro, 2008). WHO memper- kirakan pada tahun 2030 kanker akan menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Kanker biasanya ditemukan sudah pada stadium lanjut yakni stadium 3 dan 4 (Kompas, 2002). Salah satu upaya untuk menekan penderita kanker dilakukan dengan cara deteksi dini. Teknologi deteksi terbaru yang masuk ke Indonesia adalah penggunaan alat yang dinamakan Positron Emmision Tomography (PET-scan). PET-scan dapat mengukur fungsi fisiologis dengan pencitraa yang sangat sensitif dan akurat, namun fasilitas PET-scan di beberapa negara masih sangat terbatas termasuk di negara Indonesia. Disebabkan berbagai kendala diantaranya, kamera gamma yang harganya mahal, memerlukan radiotracer yang dihasilkan dari siklotron yang harganya dua kali harga kameranya dan juga mengalami kendala dalam T1/2 radionuklida fluor-18 yang sangat pendek tidak memungkinkan untuk mendistribusikan radioisotop fluor-18 dalam bentuk radiofarmaka 18FDG (fluor-18 deoxy glucose) ini ke seluruh wilayah Indonesia (Suryanto, 2010). Sedangkan penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih dari dua ratus juta jiwa. Untuk mengatasi kesulitan ini, teknik diagnosis di kedokteran nuklir dengan teknik SPECT (single photon emission computerized tomography) dengan mengunakan kamera gamma dapat dijadikan solusi. Teknik ini yang memanfaatkan radiofarmaka pemancar sinar gamma. kemampuan untuk mengamati fungsi organ tidak kalah akuratnya dan terdapat hampir diseluruh rumah sakit besar di Indonesia.Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali karena adanya kerusakan pada DNA dan RNA.

Gambar 1.1 sel kanker Kerusakan ini menyebabkan mutasi gen vital yang mengontrol pembelahan sel, sehingga terjadi pembelahan sel secara abnormal dengan sangat cepat dan tanpa batas sehingga membutuhkan sumber energi dengan skala yang lebih besar dibandingkan sel normal. Salah satu sumber energi penting sel kanker adalah L-Glutamic Acid/L-GA dan L-glutamine. L-GA adalah turunan asam amino non-essential yang berperan penting dalam biosintesis purin dan pirimidin basa DNA dan RNA (Duttaet al, 2011). Sedangkan L-glutamine merupakan turunan hasil reaksi asam amino L-GA dan amonia yang dikatalisasi oleh enzim L-glutamine sintetase. Namun sebagian besar kanker ditemukan fenomena bahwa dalam proses sintesis L-glutamine terhalang karena reaktivitas rendah enzim L-glutamine sintetase yang lebih rendah (Kulkarni et al, 2005) karena fenomaena ini dilakukan penandaan L-GA dengan radionuklida teknesium-99m. diharapkan sediaan akan terakumulasi kedalam sel kanker dan tertahan dengan waktu yang tidak singkat sehingga sel kanker dapat terdeteksi akurat dengan kamera gamma dari luar tubuh tanpa harus ketergantungan dengan alat camera PET-scan. 2. BAHAN DAN TATA KERJA2.1. Peralatan dan bahanPeralatan yang digunakan antara lain seperangkat alat kromatografi menaik, timbangan analitis (Mettler Toledo), Single Channel Analyzer (SCA) (Ortec, model 2890) dengan detektor NaI (TI), calibrator dose (Victoreen, model 139000 N), mikro pipet (Eppendorf), elektroforesis kertas (Gelman), oven (Memmert), pengaduk Vortex (Retsch Mixer), container timbal, sentrifuga, alat-alat gelas dan peralatan bedah.Sedangkan bahan yang digunakan yaitu L-GA buatan Sigma, radionuklida 99mTc diperoleh dari generator 99Mo-99mTc GENTECH dari Australia dan POLATOM dari Polandia. SnCl2.2H2O (Sigma), n-oktanol, Buffer fosfat 0,2 N, trikloro asetat (TCA), Na-pirofosfat, aseton kering, asam sitrat, HCl, pH-universal buatan E.Merck, aquabidest steril, NaCl 0,9% produksi IPHA Laboratories, disposable syringe (Terumo), kertas kromatografi Whatman 1, Whatman 3 mm, TLC-SG, Whatman 31ET dan mencit stock Swiss berumur 4 bulan dengan berat badan 40 gram.2.2. Penentuan efisiensi penandaan/ ke-murnian radiokimia 99mTc-L-GA

= 100% - (% 99mTc-red + % 99mTcO4-)Kemurnian radiokimia 99mTc-L-GA ditentukan dengan metode kombinasi kromatografi menaik. Sebagai fase diam digunakan TLC-SG dan Whatman 3 MM berukuran (1x10 cm) telah diberi tanda -1 hingga 8, sebagai fase gerak masing-masing kromatografi yaitu aseton kering dan asam sitrat 0,01N. Senyawa bertanda 99mTc-L-GA ditotolkan dititik nol pada setiap strip kromatografi, kemudian dielusi dengan masing-masing fase geraknya. Kromatogram dikeringkan, dipotong-potong sepanjang 1 cm dan tiap potongan dicacah dengan alat pencacah saluran tunggal (SCA), detektor NaI(Tl). % efisiensi penandaan (kemurnian radiokimia) 99mTc-L-GA adalah :

2.3. Proses PenandaanPenandaan dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan mereaksikan larutan L-GA dengan larutan reduktor SnCl2.2H2O, sehingga terbentuk senyawa kompleks 99mTc-L- GA. Sedangkan penandaan tidak langsung dilakukan penambahan co-ligand. Co-ligand dimaksudkan untuk membantu reaksi antara ligan dan radionuklida agar lebih mudah bereaksi. Untuk memperoleh hasil yang tinggi dalam penandaan harus dilakukan optimalisasi jumlah ligan, reduktor, co-ligand, pH, waktu inkubasi serta kondisi penandaan.2.4. Optimalisasi jumlah reduktor SnCl2.2H2O metode langsungKe dalam 500 mL larutan yang mengandung 2 mg L-GA ditambahkanmasing-masing larutan SnCl2.2H2O (5,6 mg/3mL) dengan jumlah yang bervariasi (93,3;102;112;121;130 dan140 L). Larutan diatur hingga pH 7 dengan penambahan tetes demi tetes larutan NaOH 1N/ HCl 1N. Kemudian ditambahkan 500 L larutan 99mTcO4- dengan radioaktivitas 1-3 mCi dan volume akhir dibuat 1,5 mL dengan penambahan akuabides. diinkubasi selama 10 menit pada temperatur kamar. Efisiensi penandaan ditentukan dengan melihat kemurnian radiokimianya.2.5. Optimalisasi jumlah L-GAKedalam 8 vial dimasukkan L-GA( 40 mg/4 mL) yang mengandung jumlah yang bervariasi 1,2,3,4, 5, 6, 7 dan 8 mg, ditambahkan 102 g larutan reduktor SnCl2.2H2O (5,6 mg/3mL) yang diperoleh dari percobaaan (2.4). Larutan diatur hingga pH = 7 dengan penambahan tetes demi tetes larutan NaOH 1N/ HCl 1N.Selanjutnya ke dalam masing-masing ditambahkan larutan 99mTcO4-dengan aktivitas 1-3 mCi dan volume akhir dibuat 1,5 mL dengan penambahan akuabides. Campuran diinkubasi selama 10menit pada temperatur kamar dan efisiensi penandaan ditentukan dengan metode yang terpilih (2.2).2.6. Penentuan pH optimalDisiapkan 7 vial masing-masing mengandung 2 mg L-GA diperoleh dari percobaan 2.5. optimalisasi jumlah L-GA( 40 mg/4 mL) dan 102 g larutan reduktor SnCl2.2H2O (5,6mg/3mL) percobaan(2.4). Masing-masing larutan diatur pH 4,0 ; 4,5 ; 5,0 ; 5,5 ; 6,0 ; 6,5 dan 7,0 dengan penambahan tetes demi tetes larutan NaOH 1N/ HCl 1N. Ke dalam masing-masing larutan ditambah- kan larutan 99mTcO4- dengan radio- aktivitas 1- 3 mCi dan volume akhir dibuat 1,5 mL dengan penambahan akuabides. Campuran diinkubasi selama 10 menit pada temperatur kamar. Efisiensi penandaan ditentukan dengan metode yang terpilih (2.2).2.7. Penentuan waktu inkubasiKe dalam larutan yang mengandung 2 mg L-GA( 40 mg/4 mL) diperoleh dari percobaan 2.5. dan 102 g larutan reduktor SnCl2.2H2O (5,6mg/3mL) percobaan(2.4). kemudian pH optimal diatur perolehan dari percobaan 2.6. dengan penambahan tetes demi tetes larutan NaOH 1N/ HCl 1N. Ditambah- kan larutan 99mTcO4-dengan aktivitas 1-3 mCi dan volume akhir dibuat 1,5 mL. Campuran diinkubasi pada temperatur kamar dengan waktu yang bervariasi 0 , 10, 20 , 30 , 40 dan 60 menit. Efisiensi penandaan ditentukan dengan metode yang terpilih (2.2).2.8. Penentuan stabilitas senyawa ber-tanda 99mTc-L-GAStabilitas senyawa bertanda 99mTc-L-GA ditentukan dengan membanding- kan kemurniann radiokimia senyawa bertanda yang diperoleh dari metode optimal terpilih pada waktu-waktu tertentu dengan temperatur yang yang berbeda serta perubahan organoleptis.2.9. Penentuan muatan listrik Muatan listrik ditentukan dengan metode elektroforesis kertas. Whatman 1 (30 x 1 cm) sebagai fase penyangga yang ditandai tiap 1 cm nya dengan angka 0 pada bagian tengah sampai dengan positif (+)15 dan negatif (-)15 pada sisi lainya. Titik nol dipasangkan ditengah dan sisi (-) dipasangkan pada sisi katoda dan sisi (+) dipasangkan pada sisi anoda. Kemudian potongan kertas ini di basahi rata dengan larutan elektrolit fosfat 0,05 N pH 7 untuk elektoforesis. Senyawa bertanda 99mTc-L-GA ditotolkan pada titik nol dan dilakukan elektroforesis selama 1-2 jam dengan perbedaan tegangan antara dua kutub sebesar 300 Volt. Kemudian dicacah dengan SCA. 2.11. Penentuan lipofisilitas 100 L sediaan 99m Tc-L-GA dimasukkan kedalam tabung reaksi polietilen) yang telah berisi 0,5 ml larutan n-oktanol dan 0,5 ml larutan NaCI fisiologis 0,9% dengan pH 7,4 (fase air). Campuran ini diaduk dengan vortex selama 5 menit dan diukur radioaktivitasnya dengan alat dose calibrator kemudian di sentrifuga 3000 rpm selama 15 menit. Masing-masing fase dipisahkan dan dicacah kembal. Perlakuan ini diulang kembali sampai radioaktifitas masing masing fase konstan. Besarnya lipofilisitas sediaan dihitung dengan rumus :Lipofilisitas = Log P(okt/air)2.12. Penentuan ikatan dengan protein plasma.100 L senyawa bertanda 99m Tc-L-GA dan 500 L serum darah dimasukan kedalam tabung reaksi. Kemudian diaduk dengan vortex selama 5 menit, radioaktivitas campuran diukur dengan dose calibrator, selanjutnya diinkubasi dengan temperatur 37OC selama 30 menit. Ditambahkan 1 mL larutan 5 % trikloro asetat (TCA) dan diaduk kembali, kemudian disentrifuga kecepatan putaran 3000 rpm. Fase endapan dan fase supernatan yang terbentuk dipisahkan, untuk endapan protein plasma ditambahkan sebanyak 500 L larutan NaCl 0,9% pH 7,4 kemudian dilakukan proses pengadukan dengan vortex, disentrifugasi, fase endapan dan fase supernatannya dipisahkan kembali. Sedangkan untuk fase supernatan ditambahkan larutan 500 L TCA 5%, diaduk dengan vortex mixer, disentrifugasi. Proses tersebut diulang beberapa kali sehingga tidak lagi terbentuk endapan pada saat penambahan larutan TCA 5%. Setelah itu masing-masing dari fase endapan dan supernatan diukur radioaktivitasnya dengan alat dose kalibrator. Besarnya presentase ikatan protein plasma dapat diukur dengan menggunakan rumus:

X 100% Radioaktifitas endapanRadioaktifitas (endapan+supernatan)

2.13. Uji biodistribusi

1 x % ID sampel Berat OrganDiinjeksikan 0,1 mL senyawa bertanda 99mTc-L-GA dengan radio-aktivitas (1 mCi/1 mL) secara i.v pada hewan uji Mencit (Mus musculus) stock Swiss jantan sebanyak 3 ekor. setelah 15 menit pasca injeksi dilakukan anastesi dengan kloroform selama 5 menit sebelum dilakukan pembedahan. Untuk menghindari kontaminasi pengambilan organ yang akan dianalisis harus dengan hati-hati. Kemudian cuplikan organ ditimbang dan diukur radioaktivitasnya dengan Single Channel Analyzer (SCA). Persentase biodistribusi dihitung berdasarkan penimbunan radioaktivitas dengan rumus: % ID = 100%

3. HASIL DAN PEMBAHASANL-GA adalah salah satu dari 20 asam amino yang memiliki 2 gugus asam karboksilat yang bermuatan negatif terdeprotonasi pada pH fisiologis dan 1 gugus amina yang berfungsi sebagai akseptor dan donor amonia serta bermuatan polar sehingga sangat mudah menangkap elektron dan membentuk kompleks organo-logam berikatan secara konjugasi dengan senyawa logam salah satunya teknesium-99m. Perkiraan struktur molekul senyawa bertanda 99mTc-L-GA ditampilkan pada gambar 1.

(a)

(b)Gambar 1. struktur molekul (a) L-GA, (b)99mTc-L-GA

L-GA + Sn2+ + 99mTc(VII)O4 99mTc(V)L-GA+ Sn4+ + 99mTc-red + 99mTc(IV)O4 bebasReaksi dalam penandaan 99mTc-L-GA secara langsung diduga melalui reaksi 1.

(1) Reaksi tersebut akan menghasilkan pengotor radiokimia seperti 99mTc(IV)-tereduksi (99mTcO2) dan 99mTc(IV)O4 bebas. Sedangkan penandaan secara tidak langsung menggunakan coligant na-pirofosfat diduga melalui reaksi 2.

Na-pirofosfat + Sn2+ + L-GA + 99mTc(VII)O4 99mTc(V)-L-GA + 99mTc-red+ 99mTc(VII)O4 bebas + 99mTc-na-pirofosfat

(2)Hasil dari reaksi menghasilkan pengotor seperti 99mTc-reduksi, 99mTcO4 bebas dan 99mTc-na-pirofosfat. Metode pemisahan yang terpilih untuk masing-masing pengotor yaitu mengunakan sistem kromatografi kombinasi terlihat pada tabel 1.

Nilai Rf yang diperlihatkan oleh Tabel 1 menunjukkan bahwa dari ke ketiga sistem kromatografi yang dicoba dapat memisahkan senyawa bertanda 99mTc-L-GA dari pengotor radiokimianya. Pengotor 99mTcO4 dipisahkan dengan TLC-SG dan Whatman 1, aseton kering dan NaCl 0,9% sebagai fase gerak, dan untuk pengotor 99mTc-red dipisahkan Whatman 3 MM dengan fase gerak asam sitrat 0,01N. Penandaan dengan metode tidak langsung menunjukkan belum ada sistem yang sesuai. Terlihat pada tabel 2. pengotor 99mTc-red, 99mTcO4 masih sangat tinggi. Serta pengotor 99mTc-Na-pirofosfat. Pengujin tidk dilkukn lebih lnjut kren metode ini didk dpt membedkn ntr senyw tertndi dengn pegotor tertndi (colignt). Dalam penandaan suatu senyawaatau ligan dengan radionuklida 99mTc d beberp fktor yng hrus diperhtikn antara lain, jumlah reduktor, jumlah ligan dan waktu inkubasi dn kestabilan sedin

Hasil Optimalisasi penandaan 99mTc-L-GA metode lngsung Dari percobaan penandaan GSHdengan radionuklida 99mTc denganmemvariasikan jumlah reduktor SnCl2.2H2Oterlihat bahwa reduktor tersebutberpengaruh terhadap efisiensi penandaan(a)(b)Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir IndonesiaIndonesian Journal of Nuclear Science and TechnologyVol. XI, No. 2, Agustus 2010: 77-86 ISSN 1411 - 34818299mTc-GSH. Pemakaian SnCl2.2H2O sebesar300 g memberikan efisiensi penandaantertinggi sebesar 98,84 0,99%.Penggunaan SnCl2.2H2O dalam jumlahyang lebih besar dari 300 g akanmenurunkan efisiensi penandaan 99mTc-GSH. Hal ini disebabkan pada pemakaianSnCl2.2H2O yang berlebih akanmempengaruhi hidrolisis 99mTc valensirendah, terlihat dengan naiknya persentase99mTc tereduksi-terhidrolisis (Gambar 2).

Gambar 2. Pengaruh jumlah reduktorSnCl2.2H2O terhadap efisiensi penandaan99mTc-GSH.(GSH = 20 mg, pH = 7,radioaktivitas 99mTc = 2 mCi, inkubasitemperatur kamar 10 menit, volume akhir =2 mL, n = 5).Pada Gambar 3 ditampilkan hasilpenentuan jumlah ligan GSH dalampenandaan dengan teknesium-99m. Darihasil ini diperoleh bahwa dengan 5 kalipengulangan, pemakaian jumlah GSHsebanyak 20 mg memberikan efisiensipenandaan yang tinggi sebesar 98,38 0,44%. Peningkatan jumlah GSH hingga 30mg tidak mempengaruhi efisiensipenandaan (98,52 1,91%). Penggunaanligan GSH dalam jumlah yang lebih kecilmemberikan efisiensi penandaan yang lebihrendah yaitu 96 hingga 97%. Telahdiuraikan sebelumnya bahwa dalampenandaan dengan teknesium-99m,efisiensi penandaan dinyatakan darikemurnian radiokimianya. Hal inimenunjukkan bahwa penggunaan GSHdengan jumlah antara 7,5 hingga 15 mgmemberikan kemurnian radiokimia sebesar96 hingga 97% di mana harga inipun masihmemenuhi persyaratan kemurnianradiokimia untuk suatu radiofarmaka, yaitu95100% (10). Akan tetapi dalammemformulasi suatu radiofarmakasebaiknya digunakan kondisi penandaan dimana diperoleh kemurnian radiokimia yangmaksimal. Berdasarkan hasil ini, makauntuk penandaan selanjutnya digunakanGSH sebanyak 20 mg.

Gambar 3. Pengaruh jumlah GSHterhadap efisiensi penandaan 99mTc-GSH(SnCl2.2H2O = 300 g, pH = 7, radioaktivitas99mTc = 2 mCi, inkubasi temperatur kamar10 menit, volume akhir = 2 mL, n = 5).

Dalam penandaan suatu senyawadengan radionuklida teknesium-99m, kondisipH merupakan faktor yang sangat penting.Selain itu, kestabilan senyawa bertandasangat dipengaruhi oleh pH sehinggapenandaan harus dilakukan pada kondisi pHoptimal.Percobaan penentuan pH optimaldalam penandaan GSH dengan radionuklida

Gambar 5.

Lamanya waktu inkubasi juga dapatberpengaruh terhadap pembentukansenyawa 99mTc-GSH. Pada Gambar 5ditampilkan data efisiensi penandaan 99mTc-GSH pada berbagai waktu inkubasi.Pengocokan beberapa saat padatemperatur kamar telah memberikanefisiensi penandaan yang tinggi yaitusebesar 98,70 0,33 %. Penambahanwaktu inkubasi 5 hingga 30 menit padatemperatur kamar tidak banyak berpengaruhterhadap efisiensi penandaan 99mTc-GSHsehingga untuk percobaan selanjutnyadigunakan cara pengocokan beberapa saatpada temperatur kamar.2 mL).Pengaruh radioaktivitas 99mTcterhadap kemurnian radiokimia 99mTc-L-GA.(L-GA = 20 mg, SnCl2.2H2O = 300 g, pH =7, volume reaksi = 5 mL, inkubasi = 0 menitpada temperatur kamar).

Metode penandaan secara tidak langsung dilakukan dengan menggunakan dua co-ligand yang berbeda, yaitu pirofosfat dan DTPA, yang akan berikatan terlebih dahulu dengan ion Sn2+ membentuk suatu kompleks Sn(II)-pirofosfat atau Sn(II)-DTPA Optimalisasi jumlah co-ligandSenyawa bertanda Na-pirofosfat dengan teknesium-99m sudah ditemukan sebelumnya yang dikenal dengan 99mTc-pirofosfat. 99mTc-pirofosfat merupakan sediaan radiofarmaka yang lazim digunakan di kedokteran nuklir untuk mendeteksi kelainan tulang. Selain itu, pirofosfat juga dapat berperan sebagai co-ligand yang membantu proses reaksi antara ligan lain dengan radionuklida yang susah bereaksi secara langsung. Jumlah reduktor SnCl2.2H2O yang digunakan sebesar 300 g sesuai dengan jumlah reduktor optimal pada proses penandaan secara langsung, sehingga tidak perlu dilakukan variasi jumlah reduktor lagi pada penandaan dengan co-ligand pirofosfat ini. Jumlah pirofosfat yang digunakan berdasarkan Gambar 4 untuk mendapatkan penandaan yang optimal diperlukan sebesar 0,75 mg dengan efisiensi penandaan sebesar 76,34 %.

Pengaruh radioaktivitas 99mTcterhadap kemurnian radiokimia 99mTc-L-GA.(L-GA = 20 mg, SnCl2.2H2O = 300 g, pH =7, volume reaksi = 5 mL, inkubasi = 0 menitpada temperatur kamar).

Gambar 6 : Pengaruh jumlah quinidine terhadap efisiensi penandaan 99mTc-qunidine

Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa penggunaan jumlah quinidine sebanyak 2 mg memberikan efisiensi penandaan yang tinggi yaitu sebesar 90,89 %. Peningkatan jumlah quinidine 3 hingga 4 mg menurunkan hasil penandaan dengan meningkatkan jumlah pengotornya. Optimalisasi pH dan reduktor SnCl2.2H2OPengaruh pH terhadap penandaan 99mTc-quinidine dengan co-ligand DTPA menunjukkan bahwa pada pH 6,0 diperoleh efisiensi penandaan yang maksimal. Pengaruh radioaktivitas 99mTcterhadap kemurnian radiokimia 99mTc-L-GA.(L-GA = 20 mg, SnCl2.2H2O = 300 g, pH =7, volume reaksi = 5 mL, inkubasi = 0 menitpada temperatur kamar).

Pengaruh radioaktivitas 99mTcterhadap kemurnian radiokimia 99mTc-L-GA.(L-GA = 20 mg, SnCl2.2H2O = 300 g, pH =7, volume reaksi = 5 mL, inkubasi = 0 menitpada temperatur kamar).

Elektroforesis dilakukan untuk memisahkan senyawa bertanda 99mTc-quinidine dengan 99mTc-DTPA sebagai pembanding, karena keduanya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada sistem kromatografi yang sama. 99mTc-quinidine dan 99mTc-DTPA dengan metode elektroforesis (penyangga kertas Whatman 1 dan larutan elektrolit dapar fosfat 0,02N pH 7 selama 1 jam pada 350 V

Gambar 9 menunjukkan senyawa bertanda 99mTc-quinidine ada pada puncak tertinggi pada titik nol, sedangkan 99mTc-DTPA pada jarak migrasi 4 cm.

Pengaruh radioaktivitas 99mTcterhadap kemurnian radiokimia 99mTc-L-GA.(L-GA = 20 mg, SnCl2.2H2O = 300 g, pH =7, volume reaksi = 5 mL, inkubasi = 0 menitpada temperatur kamar).

Pengaruh radioaktivitas 99mTcterhadap kemurnian radiokimia 99mTc-L-GA.(L-GA = 20 mg, SnCl2.2H2O = 300 g, pH =7, volume reaksi = 5 mL, inkubasi = 0 menitpada temperatur kamar).

SIMPULAN Senyawa bertanda 99mTc-L-GA dapat diformulasi dengan efisiensi penandaan optimal lebih besar dari 90% dengan mengunakan metode langsung pada pemakaian 2 mg L-GA, 102 g reduktor SnCl2.2H2O, dengan pH 5 kondisi vakum dan waktu inkubasi selama 40 menit pada emperatur kamar. Kemurnian radiokimia 99mTc-L-GA ditentukan dengan dua sistem kromatografi yaitu kromatografi lapis tipis (TLC-SG) dengan aseton kering sebagai fase gerak, kromatografi kertas Whatman 1 dengan fase geraknya NaCl 0,9% dan Whatman 3 mm dengan fase geraknya asam sitrat 0,01N.Karakterisasi fisikokimia senyawa 99mTc-L-GLA menunjukkan sediaan bermuatan netral,dan bersifat hidrofil dengan derajat lipofilisitas Log P = (-) 1,57 0,01%, stabil selama 2 jam pada temperatur 4OC Ikatan senyawa bertanda 99mTc-L-GLA dengan protein plasma sebesar 80,00% 8,55%.serta dapat.

DAFTAR PUSTAKA

Tabel 1.Nilai Rf hasil penandaan secara langsung dengan beberapa sistem kromatografi

NoSistem kromatografiHasil pemisahan (Rf)

Fase diamFase gerak99mTc-red99mTcO4-99mTc-L-GA

1TLC-SG(1x10cm)Aseton kering0,0 - 0,11,00,0 - 1,0

2Whatman 1 (1x10 cm)NaCl ( 0,9%)0,0 - 0,10,81,0

3Whatman 3MM (1x10 cm)Asam sitrat 0,01N0,0 - 0,11,01,0