jurnal penelitian pengembangan standar mutu sbi di smpn 1 gorontalo

5

Click here to load reader

Upload: abdi-gunawan

Post on 22-Jun-2015

371 views

Category:

Data & Analytics


0 download

DESCRIPTION

JURNAL PENELITIAN Pengembangan Standar Mutu SBI di SMPN 1 Gorontalo

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal penelitian pengembangan standar mutu sbi di smpn 1 gorontalo

1 | P a g e

JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN

PENGEMBANGAN STANDAR MUTU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI)

DI SMP NEGERI 1 GORONTALO 1 SMP Negeri 1 Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Jl. Jaksa Agung Suprapto, No. 24

Abdi Gunawan M. Abdullah 2 Jurusan Manajemen Pendidikan FIP, Universitas Negeri Gorontalo

Jl. Jend. Sudirman, No. 06

*Corresponding author. Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus

yang dilakukan di SMPN 1 Kota Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk menggali iformasi tentang

Pengembangan Standar Mutu Sekolah Bertaraf Internasional dengan mengacu pada tiga fokus

penelitian: Pertama, standar mutu sumber daya manusia (SDM) di SMP Negeri 1 Gorontalo. Kedua,

standar mutu proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Gorontalo. Ketiga, standar mutu sarana dan

prasarana di SMP Negeri 1 Gorontalo. Data penelitian ini keseluruhannya diperoleh dan dihimpun

melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian, data tersebut dianalisis dengan

menggunakan metode triangulasi dan juga menggunakan ketekunan pengamatan. Hasil penelitian

yang diperoleh; Pertama, bahwa Standar mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di SMP Negeri 1

Gorontalo dari tahap pendampingan sampai pada tahap pemberdayaan sudah cukup berkembang,

namun pada tahap mandiri ini, program RSBI belum sepenuhnya tercapai sesuai dengan standar

OECD. Kedua, Standar mutu proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Gorontalo dari tahap

pendampingan sampai pada tahap pemberdayaan belum berkembang, sehingga pada tahap mandiri

ini, program RSBI belum sepenuhnya telah memenuhi standar OECD yaitu proses pembelajarannya

yang telah berbasis TIK dan bilingual. Ketiga, Standar mutu sarana dan prasarana di SMP Negeri 1

Gorontalo dari tahap pendampingan sampai pada tahap pemberdayaan sudah cukup berkembang,

namun pada tahap mandiri kali ini belum semuanya terpenuhi sesuai dengan standar OECD,

walaupun sarana dan prasarana yang ada di sekolah ini sudah cukup memadai.

Kata kunci: Standar Mutu, Sekolah Bertaraf Internasional.

PENDAHULUAN

Upaya peningkatan mutu, efisiensi,

relevansi, dan peningkatan daya saing secara

nasional dan sekaligus internasional pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah, maka

telah ditetapkan pentingnya penyelenggaraan

satuan pendidikan bertaraf Internasional, baik

untuk sekolah negeri maupun swasta.

Pendidikan bertaraf Internasional harus

memiliki daya saing yang tinggi dalam hasil-

hasil pendidikan (output dan outcomes),

proses, dan input sekolah baik secara nasional

maupun internasional. Hal ini didasari oleh

tuntutan kurikulum bertaraf Internasional yang

mengharuskan peserta didik dalam masuk

kelas Internasional harus mampu berkompetisi

secara global dengan siswa dari Negara lain.

Beberapa kemampuan umum yang lazim

menjadi tolak ukur ke internasional adalah

kemampuan dalam sains, kemampuan dalam

bidang teknologi, dan kemampuan lain yang

bersifat karya-karya inovatif dan kreatif.

Sementara itu permasalahan struktural

hampir belum mendapat sentuhan dan

perhatian yang memadai pula. Program SBI

sudah dimulai sejak tahun 2006 dan hingga

2007 telah diterapkan pada 200 sekolah

menengah atas. Ditargetkan, sebanyak lebih

dari 500 sekolah bertaraf internasional akan

tersebar di seluruh Indonesia. Sementara

untuk sekolah menengah pertama baru

dilakukan pada tahun 2007 lalu untuk beberapa

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN).

Khusus untuk SBI, Departemen Pendidikan

Nasional bekerja sama dengan pemerintah

daerah setempat.

Page 2: Jurnal penelitian pengembangan standar mutu sbi di smpn 1 gorontalo

2 | P a g e

Kebijakan pendidikan nasional di

Indonesia dimaksudkan untuk merespon

adanya tuntutan yang sangat tinggi akan

terwujudnya pendidikan berkualitas

internasional. Hal ini mengandung makna

bahwa diperlukan adanya pengembangan

institusi pendidikan berkualitas dengan taraf

internasional. UU No. 20 Tahun 2003 ayat 50

tentang sistem pendidikan nasional

mengatakan bahwa pemerintah pusat dan

pemerintah daerah secara bersama-sama

mengembangkan paling sedikit satu sekolah

atau madrasah bertaraf internasional di setiap

provinsi. Dalam implementasi kebijakan

pendidikan nasional ini Menteri Pendidikan

Nasional dan Menteri Agama merancang

pendidikan sekolah dan madrasah bertaraf

internasional di setiap provinsi di Indonesia.

Di awal tahun 2007 SMP Negeri 1

Gorontalo ditunjuk sebagai pilot project

penyelenggara Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (R-SBI) sesuai SK Direktur

Pembinaan Sekolah Menengah Pertama No.

542/C3/KEP/2007, serta berdasarkan UU

No.20 tahun 2003 dan PP No.19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa

disetiap daerah harus menyelenggarakan

pendidikan yang berstandar nasional dan juga

sekurang-kurangnya satu rintisan sekolah

bertaraf internasional pada semua jenis jenjang

pendidikan. Namun segala bentuk predikat

yang telah diraih SMP Negeri 1 Gorontalo

bukanlah hadiah yang didapatkan begitu saja

tapi melalui beberapa tahap seleksi dan

penilaian dari segala aspek. Baik aspek siswa,

sarana dan fasilitas, serta prestasi dari aspek

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan itu

sendiri.

Tahap pengembangan Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional ada tiga

tahap, yaitu:

1. Tahap Pengembangan (3 tahun pertama);

2. Tahap Pemberdayaan (2 tahun; tahun ke-4

dan 5); dan

3. Tahap Mandiri (tahun ke-6).

Pada tahap pengembangan yaitu tahun

ke-1 sampai dengan tahun ke-3 sekolah

didampingi oleh tenaga dari lembaga

profesional independent dan/atau lembaga

terkait dalam melakukan persiapan,

penyusunan dan pengembangan kurikulum,

penyiapan SDM, modernisasi manajemen dan

kelembagaan, pembiayaan, serta penyiapan

sarana prasarana.

Pada tahap pemberdayaan yaitu

tahun ke-4 dan ke-5 adalah sekolah

melaksanakan dan meningkatkan kualitas hasil

yang sudah dikembangkan pada tahap

pendampingan, oleh karena itu dalam proses

ini hal terpenting adalah dilakukannya refleksi

terhadap pelaksanaan kegiatan untuk keperluan

penyempurnaan serta realisasi program

kemitraan dengan sekolah mitra dalam dan

luar negeri serta lembaga sertifikasi

pendidikan internasional.

Pada tahap mandiri pada tahun ke-6

(enam) adalah sekolah sudah berubah

predikatnya dari Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) menjadi Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI) dengan catatan semua

profil yang diharapkan telah tercapai.

Sedangkan apabila profil yang diharapkan

mulai dari standar isi dan standar

kompetensi lulusan, SDM (guru, kepala

sekolah, tenaga pendukung), sarana prasarana,

penilaian, pengelolaan, pembiayaan,

kesiswaan, dan kultur sekolah belum tercapai,

maka dimungkinkan suatu sekolah RSBI akan

terkena passing-out.

Sedangkan indikator tambahan untuk

Sekolah Menengah RSBI adalah sebagai

berikut:

1. Sekolah ber-akreditasi A.

2. Kurikulum.

3. Proses pembelajaran.

4. Penilaian.

5. Pendidik.

6. Pengelolaan.

7. Pembiayaan.

Seperti yang digambarkan pada

kerangka konseptual dibawah ini:

METODE

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif dengan

menggunakan pendekatan studi kasus (case

study). Data yang diperoleh dalam penelitian

ini meliputi dokumen pribadi, catatan

lapangan, ucapan dan tindakan responden,

serta dokumen lainnya seperti Renstra, profil

Page 3: Jurnal penelitian pengembangan standar mutu sbi di smpn 1 gorontalo

3 | P a g e

Sekolah, dan data sekolah yang terkait dengan

pengembangan standar mutu sekolah di SMP

Negeri 1 Gorontalo, yang ditinjau dari standar

mutu sumber daya manusianya (SDM), proses

pembelajaran, maupun sarana dan prasarana

penunjang pembelajaran yang ada di sekolah

ini.

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu: 1) wawanca, yang

dilakukan kepada informan yang ada di SMP

Negeri 1 Gorontalo baik kepada Kepala

Sekolah, Wakil Kepala Sekolah urusan Sarana

dan Prasarana, Koordinator Program RSBI,

Guru Matematika dan Siswa (Wakil Ketua

OSIS). 2) Obsevasi, secara spesifik fokus

observasi diarahkan pada proses

pembelajaran, sarana dan prasarana yang ada

di SMP Negeri 1 Gorontalo, dan lingkungan

sekolah. 3) Dokumentasi yang tetap mengacu

pada fokus penelitian. Penelitian ini

menggunakan tenik analisis data sebagai

berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum diperoleh hasil

penelitian ini sebagai berikut: Pertama, pada

standar mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di

SMP Negeri 1 Gorontalo. Sesuai dengan

pengamatan peneliti bahwa penyusunan

program pemberdayaan SDM di sekolah ini

juga telah melibatkan berbagai pihak baik dari

dalam maupun luar negeri. Bukti nyata,

sekolah ini telah menjalin hubungan kerja

sama dengan Go-Inovasi, Genius, bahkan

lembaga pendidikan seperti kampus yaitu

UNG (Universitas Negeri Gorontalo) dan

Universitas Negeri Makassar. Sedangkan kerja

sama yang terjalin dengan beberapa daerah

bahkan luar negeri telah dilakukan. Di tahun

2008, sekolah ini telah mendatangkan native

speaker dari luar negeri selama kurun waktu

tiga bulan. Selain itu juga sekolah ini telah

melakukan monitoring untuk yang kedua

kalinya ke luar daerah, yaitu Makassar dan

Jakarta. Upaya untuk mengembangkan

wawasan di sekolah ini, telah dilaksanakan

kerjasama dengan sekolah luar negeri (sister

school), yaitu China, Malaysia dan Singapura,

tepatnya di bulan April 2010.

Kedua, standar mutu SBI di SMPN 1

Gorontalo. Kemampuan berbahasa Inggris

para guru pada umumnya belum memadai di

sekolah ini. Dalam pelaksanaan proses

pembelajaran bilingual para siswa masih

merasa kesulitan menangkap maksud guru,

guru sendiri merasa bingung dalam menyiasati

strategi pembelajarannya dalam bahasa

Inggris. Sejauh ini realisasi program

kemitraan dengan sekolah mitra hanya

menyangkut ujian internasional, tetapi dalam

proses pembelajaran tidak terlaksana.

Ketiga, Standar Mutu Sarana dan

Prasarana di SMP Negeri 1 Gorontalo. Di SMP

Negeri 1 Gorontalo, belum memiliki

perpustakaan yang dilengkapi dengan sarana

digital yang memungkinkan para penggunanya

dapat mengakses ke sumber pembelajaran

berbasis TIK di seluruh dunia (e-library). Hal

ini tentunya merupakan salah satu penghambat

dalam pengembangan standar mutu sarana dan

prasarana untuk SMP RSBI, ditambah lagi

dengan standar keragaman buku perpustakaan

yang dinyatakan dalam jumlah minimal judul

buku di perpustakaan satuan pendidikan.

Standar jumlah buku teks pelajaran di

perpustakaan dinyatakan dalam rasio minimal

jumlah buku teks pelajaran untuk masing-

masing mata pelajaran di perpustakaan satuan

pendidikan per peserta didik. Pada dasarnya

ruang perpustakaan yang ada di sekolah ini

belum bisa dikatakan telah memenuhi

standar/kriteria dari sekolah bertaraf

internasional.

SIMPULAN DAN SARAN

Standar mutu Sumber Daya Manusia

(SDM) di SMP Negeri 1 Gorontalo dari tahap

pendampingan sampai pada tahap

pemberdayaan sudah cukup berkembang,

namun pada tahap mandiri kali ini program

RSBI belum sepenuhnya tercapai dan

memenuhi syarat SMP SBI, karena jika dilihat

dari standar kualifikasi tenaga pendidik yang

ada di sekolah ini masih jauh dari standarisasi

tenaga pendidik yang telah ditentukan oleh

Negara-negara yang tergabung dalam anggota

OECD (Organization for Economic Co-

operation and Development) dan negara-

negara maju lainnya. Syarat SMP RSBI seperti

Page 4: Jurnal penelitian pengembangan standar mutu sbi di smpn 1 gorontalo

4 | P a g e

yang tertuang dalam indikator tambahan untuk

SMP RSBI adalah minimal 20 % tenaga

pendidiknya telah berkualifikasi S-2, namun

dalam kenyataannya di sekolah ini hanya

memiliki 6 (enam) guru yang telah

berkualifikasi S-2 dari 65 tenaga pendidik

yang ada di sekolah ini.

Standar mutu proses pembelajaran di

SMP Negeri 1 Gorontalo dari tahap

pendampingan sampai pada tahap

pemberdayaan belum berkembang,

sehingganya pada tahap mandiri kali ini

program RSBI utnuk SMP Negeri 1 Gorontalo

belum sepenuhnya tercapai dalam rangka

memenuhi syarat SMP SBI seperti yang telah

ditentukan oleh Negara-negara yang tergabung

dalam anggota OECD (Organization for

Economic Co-operation and Development) dan

negara-negara maju lainnya untuk SMP RSI

yaitu keseluruhan dari proses pembelajarannya

telah berbasis TIK, sementara proses

pembelajaran yang ada di SMP Negeri 1

Gorontalo belum semuanya berbasis TIK.

Standar mutu sarana dan prasarana di

SMP Negeri 1 Gorontalo dari tahap

pendampingan sampai pada tahap

pemberdayaan sudah cukup berkembang,

namun pada tahap mandiri kali ini program

RSBI belum semuanya terpenuhi untuk

menjadikan sekolah ini sebagai SMP SBI

seperti yang telah ditentukan oleh Negara-

negara yang tergabung dalam anggota OECD

(Organization for Economic Co-operation and

Development) dan negara-negara maju lainnya.

Jika dilihat dari beberapa sarana penunjang

maupun fasilitas yang ada SMP Negeri 1

Gorontalo dapat digambarkan bahwa

kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah

ini sudah cukup memadai, walaupun masih

terdapat ruang belajar siswa yang sampai saat

ini belum dilengkapi dengan sarana

pembelajaran yang berbasis TIK. Untuk ruang

perpustakaan di sekolah ini juga belum

memiliki sarana digital (e-library) yang pada

dasarnya merupakan sebuah keharusan bagi

SMP penyelenggara program RSBI jika

ditinjau dari segi penataan sarana ruang

perpustakaan.

Sebagai sekolah penyelenggara RSBI,

tentunya sangat diharapkan SMP Negeri 1

Gorontalo perlu terus melakukan kegiatan

sosialisasi dalam peningkatan mutu SDM yang

difokuskan untuk memenuhi standar tenaga

pendidik RSBI yang belum tercapai secara

maksimal, agar tujuan SMP Negeri 1

Gorontalo menjadi sekolah SBI dapat tercapai

dengan baik di tahun ke-6 berikutnya. Hal ini

dikarenakan SDM sekolah adalah elemen

terpenting yang memiliki pengaruh besar

terhadap peningkatan mutu dan kualitas

sekolah dan juga sebagai penentu arah serta

tujuan sekolah, karena dengan adanya SDM

yang memadai maka dengan sendirinya akan

mempengaruhi segala aktivitas pembelajaran

di sekolah ini. Untuk standar mutu proses

pembelajaran, tentunya dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor, karena pada dasarnya

belajar adalah suatu proses yang kompleks,

sehingganya dalam memenuhi standar mutu

proses pembelajaran yang maksimal harus

ditopang dengan adanya SDM yang

berkualitas dan sarana penunjang pembelajaran

yang memadai. Sarana dan prasarana

merupakan salah satu faktor penentu

maksimalnya proses pembelajaran, untuk itu

sekolah ini perlu melengkapi ruang/kelas yang

sampai dengan saat ini belum memiliki sarana

dan prasarana yang memadai sesuai dengan

standar sarana dan prasarana SMP RSBI.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih ditujukan kepada

SMP Negeri 1 Gorontalo yang telah bersedia

untuk menjadikan sekolahnya sebagai lokasi

dan pusat penelitian ini. Atas segala kontribusi

bantuannya dalam memperlancar proses

penelitian ini sehingga penelitian ini dapat

disusun sesuai dengan temuan-temuan

penelitian di lapangan yang nantinya penulis

harapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan

masukan kepada sekolah ini sebagai

penyelenggara program RSBI/SBI.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Layanan Program SBI & RSBI.

Edu Media Nusantara (diakses pada

tanggal 19 Oktober 2011)

http://edu-media.org/sbi.php

Anonim. 2010. Permendiknas

Penyelenggaraan RSBI: Panduan

Praktis Peningkatan Mutu. Guru

Pembaharu. Bogor (diakses pada

tanggal 20 Oktober 2011)

http://gurupembaharu.com/home/?p=4

093

Anonim. 2010. Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 Gorontalo. 4 Vision Media.

Page 5: Jurnal penelitian pengembangan standar mutu sbi di smpn 1 gorontalo

5 | P a g e

Gorontalo (diakses pada tanggal 23

Oktober 2011)

http://www.spensagtlo.sch.id/index.ph

p?mod=content&act=static&id=4&me

nu_id=14

Depdiknas. 2004. Manajemen Berbasis

Sekolah. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi

Metodologi Penelitian & Aplikasinya.

Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Jalal, Fasli dan Dedi,Supriadi. 2001.

Reformasi Pendidikan Dalam Konteks

Otonomi Daerah. Yogyakarta:

Penerbit Adicita.

Madjid, Abdul. 2005. Perencanaan

Pembelajaran: Mengembangkan

Standar Kompotensi Guru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Raharjo, Slamet. 2010. Konsep RSBI dan SBI.

Jawa Tengah (diakses pada tanggal 19

Oktober 2011)

http://masslametraharjo.blogspot.com/

2010/09/konsep-rsbi-dan-sbi.html

Sativani, Riza. 2011. Sekolah Bertaraf

International (SBI) dan Rintisan

Sekolah Bertaraf International (RSBI).

Yogyakarta (diakses pada tanggal 27

Oktober 2011)

http://oryza-

sativa135rsh.blogspot.com/2011/01/se

kolah-bertaraf-international-sbi-

dan.html

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian

Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta

Sulhani. 2006. Kinerja Kepala Sekolah.

Jakarta. Universitas Negeri Jakarta

Soenarya, Endang. 2000. Teori Perencanaan

Pendidikan Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Yogyakarta: Penerbit Adicita

Karya Nusa.

Zamroni. 2007. Meningkatkan Mutu Sekolah.

Jakarta: Penerbit PSAP

Muhammadiyah.