jurnal pendidikan jasmani olahraga …. jurnal pe… · i jurnal pendidikan jasmani olahraga...

136
i JURNAL PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN Volume 4 no 1, Januari-Juni 2014 ISSN: 2088-0324 DAFTAR ISI PENGARUH MENONTON PERTANDINGAN SEPAK BOLA DI TELEVISI TERHADAP PRESTASI SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII MTs SILA BOLOTAHUN PELAJARAN 2012/2013 FURKAN. M.Or & RAMLI PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA ARIF BUDIMAN DAN SAMSUDIN STUDI PERBANDINGAN PASSING BOLA ANTARA KAKI BAGIAN DALAM DENGAN KAKI BAGIAN LUAR PADA KLUB SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 DOMPU KABUPATEN DOMPU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DRS. M.SAUD YASIN & MAGFIRATUL MUQARRAMAH HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP JAUHNYA LEMPARAN KE DALAM PADA PERMAIANAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 DOMPU SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HAERLY BURHAN, S.PD & MAHDIN STUDI KOMPARATIF KETETAPAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI ANTARA TEKNIK SERVICE TANPA MELOMPAT DENGAN TEKNIK SERVICE MELOMPAT PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI 4WERA KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ABDUL AZIS PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA DENGAN LENGAN KANAN KIRI BERGANTIAN TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA BASKET PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 WAWO KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ISMAIL HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DENGAN

Upload: doannguyet

Post on 02-Feb-2018

292 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

i

JURNAL PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN

Volume 4 no 1, Januari-Juni 2014

ISSN: 2088-0324

DAFTAR ISI

PENGARUH MENONTON PERTANDINGAN SEPAK BOLA DI

TELEVISI TERHADAP PRESTASI SEPAK BOLA SISWA

PUTRA KELAS VIII MTs SILA BOLOTAHUN PELAJARAN

2012/2013

FURKAN. M.Or & RAMLI

PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP

KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM

PERMAINAN SEPAK BOLA

ARIF BUDIMAN DAN SAMSUDIN

STUDI PERBANDINGAN PASSING BOLA ANTARA KAKI

BAGIAN DALAM DENGAN KAKI BAGIAN LUAR PADA KLUB

SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 DOMPU KABUPATEN DOMPU

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DRS. M.SAUD YASIN & MAGFIRATUL MUQARRAMAH

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP

JAUHNYA LEMPARAN KE DALAM PADA PERMAIANAN

SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2

DOMPU SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HAERLY BURHAN, S.PD & MAHDIN

STUDI KOMPARATIF KETETAPAN SERVICE DALAM

PERMAINAN BOLA VOLI ANTARA TEKNIK SERVICE

TANPA MELOMPAT DENGAN TEKNIK SERVICE

MELOMPAT PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI

4WERA KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN

2014/2015

ABDUL AZIS

PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA DENGAN

LENGAN KANAN KIRI BERGANTIAN TERHADAP

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA

BASKET PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 WAWO

KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

ISMAIL

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DENGAN

ii

KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN

SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 2 WOHA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SYARIFUDDIN, S.PD.& HERMANSYAH

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGGI

LOMPATAN PADA KEMAMPUAN MEMASUKKAN BOLA DALAM

PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS XI

SMK NEGERI 6 BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SUHERMAN, S.PD. & IRFANHUSEN

KORELASI ANTARA FLEKSIBILITAS TUBUH TERHADAP

KEMAMPUAN TEKNIK SERVICE YANG TEPAT PADA

PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN

7 DONGGO SATAP KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN

2012/2013

AGUSTINUS & SUHERMAN, S.PD

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMPTERHADAP TINGGI

LOMPATAN SMASHDALAM PERMAINAN BOLA VOLLY

PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 14 KOTA

BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Drs. JASMAN M. TAHIR & AMIRUDDIN

3

PENGARUH MENONTON PERTANDINGAN SEPAK BOLA DI TELEVISI

TERHADAP PRESTASI SEPAK BOLA SISWA PUTRA

KELAS VIII MTs SILA BOLO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

FURKAN & RAMLI

Dosen STKIP TS Bima

ABSTRAK

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh menonton

pertandingan sepak bola di televisi terhadap prestasi sepak bola siswa putra kelas viii MTS

Sila bolo tahun pelajaran 2012/2013

penelitian ini menggunakan teknik populasi sampel yaitu mengambil secara keseluruhan

jumlah populasi yang ada untuk dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan

dua variabel, maka untuk menganalisis dengan regresi linier sederhana

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa menonton pertandingan sepakbola di televisi berpengaruh terhadap prestasi

sepakbola siswa, hal tersebut dapat dibuktikan dalam persamaan regresi sebagai berikut: Y

= 0,633 + 32,034X. Persamaan tersebut menunjukan bahwa prestasi sepakbola siswa

dipengaruhi oleh menonton pertandingan sepakbola di televisi. Hasil pengujian hipotesis

dengan uji t memperoleh nilai thitung 1,889 > ttabel 1,706 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari menonton pertandingan sepakbola

di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa. Bahwa semakin tinggi menonton

pertandingan sepakbola di televisi maka akan semakin tinggi prestasi sepakbola siswa.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh menonton

pertandingan sepakbola di televisi terhadap prestasi sepakbola siswa putra kelas VIII MTs

Sila Bolo Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat diterima.

Kata kunci: menonton pertandingan sepak bola di televisi, prestasi

A. PENDAHULUAN

Media televisi sebagai proses

penyampaian berita, hiburan, melalui

sarana teknis untuk kepentingan umum

dan kelompok, dimana peneliti dapat

menjawab dan merespon tayangan

televisi dan menjawab secara langsung

apa yang mereka lihat dapat langsung

diutarakan. Ungkapan media massa

mengandung komunikasi umum dan tetap

memungkinkan umpan balik yang selalu

terbatas. Bagaimanapun juga umpan balik

semacam ini tetap akan mengena pada

penonton dan akan menimbulkan suatu

respon.

Dengan semakin berkembang

pesatnya industri tersebut, akibatnya

orang semakin sibuk bekerja sehingga

orang cenderung beristirahat di rumah,

karena itu mereka membutuhkan hiburan,

sarana hiburan yang memadai dan televisi

menjadi sarananya. Salah satunya media

hiburan tayangan sepakbola Liga Super

Indonesia di televisi menjadi salah satu

hiburan yang paling disukai. Hal itu

disebabkan oleh karena televisi sebagai

media massa sangat dirasakan

manfaatnya, karena dalam waktu yang

relatif singkat dapat menjangkau wilayah

dan jumlah penonton yang tidak terbatas.

Bahkan peristiwa yang terjadi saat ini

dapat segera dilihat sepenuhnya oleh

penonton di belahan bumi yang lain. Oleh

karena itu banyak orang menyebutkan

bahwa abad ini sebagai abad teknologi.

Dalam era pembangunan

sekarang ini semakin dirasakan

pentingnya informasi yang disampaikan

4

oleh media televisi sebagai salah satu

media hiburan. Karena itulah acara-acara

siaran televisi selalu diupayakan agar

menjadi suguhan yang menarik dan

menyegarkan sehingga bukan saja

menjadikan penonton betah duduk di

depan pesawat televisi, tetapi juga yang

paling penting adalah tontonan yang

disaksikan dapat menjadi tuntunan.

Keunikan televisi terletak pada

kombinasi dari unsur suara dan gambar

bergerak, dengan televisi masyarakat

banyak disuguhkan berbagai macam jenis

hiburan, baik itu acara lagu-lagu, berita,

infotainment, sinetron, film, olahraga dan

program acara yang lain. Televisi

menggunakan efek-efek khusus yang

mendukung suara dan gambar sehingga

membuat penonton dapat menikmati

setiap acara yang digemarinya.

Salah satu program acara televisi

adalah sepak bola. Banyak sekali liga-

liga di dunia yang ditayangkan di televisi,

Liga Italia, Liga Spanyol, Liga Inggris,

Liga Belanda dan juga Liga Indonesia

yang masing-masing disiarkan oleh

stasiun televisi swasta yang mengudara di

Indonesia. Dari program acara tersebut

diharapkan mampu membawa hiburan ke

pemirsa televisi atau bahkan juga mampu

menumbuhkan minat untuk lebih giat

berlatih terhadap sepak bola. Dengan

demikian diharapkan akan mampu

berprestasi dalam olahraga sepak bola,

karena menjadi seorang pemain sepak

bola sekarang ini sudah mampu

digunakan untuk menjadi pegangan

hidup.

MTs Sila Bolo merupakan salah

satu sekolah yang memiliki club sepak

bola, dimana sekolah ini mengasuh anak-

anak sekolah untuk berlatih sepak bola

serta mengembangkan bakat dan minat

dari siswa tersebut. Sekolah ini juga

mempunyai banyak prestasi baik di

tingkat kecamatan maupun tingkat

daerah, untuk itu tidak salah jika sekolah

ini punya beberapa siswa berbakat di

bidang sepak bola.

Di sekolah ini terdapat pelatih

sekaligus guru olahraga yang

berpengalaman, dengan pelatih yang

berpengalaman ini diharapkan dapat

membantu para siswa untuk dapat

bermain bola dengan benar. Peranan

pelatih di sini cukup besar karena selain

sebagai guru, pelatih dituntut untuk dapat

memberikan motivasi kepada para siswa

untuk tetap termotivasi dalam berlatih

sepak bola dalam rangka meningkatkan

prestasi sepakbola. Cara yang diberikan

pelatih untuk dapat meningkatkan

prestasi sepak bola siswanya adalah

dengan cara mencontohkan beberapa

pengalaman yang pernah dialami pelatih

sendiri, selain itu pelatih juga menyuruh

siswanya untuk menonton Indonesia

Super Liga(ISL) maupun tayangan

langsung sepak bola lainnya di televisi.

Dengan harapan setelah menonton acara

siaran langsung dengan melihat di televisi

terlebih lagi jika yang disiarkan adalah

tim kesayangan dari siswa tersebut

ataupun bintang kesayangan dari siswa

tersebut diharapkan tontonan langsung

(live) sepak bola di televisi mampu

membangkitkan motivasi siswa untuk

berprestasi dalam olahraga sepak bola.

Apabila seorang siswa

mempunyai motivasi yang tinggi dan

ditunjang dengan kemampuan individu

yang baik, maka siswa tersebut dapat

berprestasi dengan lebih baik, untuk

menambah kemampuan dari siswa maka

salah satunya adalah melihat televisi, di

mana informasi melalui media massa ikut

menentukan aspek-aspek kemampuan

seorang pemain dunia sehingga dapat

dipraktikkan saat latihan. Kita sekarang

tahu bahwa tayangan sepak bola di

televisi merupakan acara yang digemari

setiap orang tidak hanya lelaki tetapi

bahkan saat ini juga wanita menggemari

tayangan ini. Setiap orang yang akan

menonton acara tertentu pasti ada dasar

suka dan ingin tahu. Setiap menonton

tayangan sepak bola dapatlah mendorong

seseorang untuk melakukan hal yang

sama seperti bintang pujaan mereka

dengan cara yang sama seperti mereka,

dengan cara giat berlatih sepak bola

perlahan-lahan tercapai cita-cita yang

5

mereka idam-idamkan. Hal ini berarti

keberadaan televisi terutama adanya

siaran sepak bola Indonesia Super

Liga(ISL) telah menumbuhkan minat

dalam hal ini adalah siswa MTs Sila Bolo

untuk melihat teknik pemain dunia

sekaligus sistem permainan yang

digunakan sebagai bahan pengetahuan

bagi siswa tersebut.

1. Sepak bola

Menurut Soekatamsi (1992:24)

bahwa permainan sepak bola adalah suatu

permainan yang menuntut adanya

kerjasama yang baik dan rapi. Sepak bola

merupakan permainan tim, oleh karena

itu kerja sama tim merupakan kebutuhan

permainan sepak bola yang harus

dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang

menginginkan kemenangan. Kemenangan

dalam permainan sepak bola hanya akan

diraih dengan melalui kerjasama dari tim

tersebut. Kemenangan tidak dapat diraih

secara perseorangan dalam permainan

tim, disamping itu setiap individu atau

pemain harus memiliki kondisi fisik yang

bagus, teknik dasar yang baik dan mental

bertanding yang baik pula.

Daya tarik sepak bola secara

umum sebenarnya bukan lantaran

olahraga ini mudah dimainkan. Tetapi,

karena sepak bola lebih banyak

menunutut keterampilan pemain

dibandingkan olahraga lain. Dengan

keterampilan yang dimilikinya, seorang

pemain dituntut bermain bagus, mampu

menghadapi tekanan-tekanan yang terjadi

dalam pertandingan di atas lapangan

dengan waktu yang terbatas, belum

kelelahan fisik dan lawan tanding yang

tangguh. Pengetahuan tentang taktik dan

strategi karena sangat penting.

Kesiagapan pemain dalam mengambil

keputusan harusnya diuji terus-menerus

karena pemain dituntut memiliki

kepekaan yang tinggi terhadap

perubahan-perubahan situasi yang amat

sering terjadi sepanjang permainan.

Meskipun dalam permainan sepak bola

tidak ditentukan berat atau ukuran

pemain secara khusus, semua pemain

harus memiliki tingkat kebugaran yang

tinggi (Soekatamsi, 1992:38).

Di lapangan, pemain dituntut

berlari terus menerus selama

pertandingan berlangsung. Tantangan

fisik dan mental yang dihadapi pemain

benar-benar luar biasa.keberhasilan tim

dan individu dalam bermain pada

akhirnya bergantung sepenuhnya pada

kemampuan pemain dalam menghadapi

tantangan–tantangan yang ada.

Kemampuan demikian tentunya sangat

perlu dikembangkan.

2. Televisi

Kata televisi berasal dari bahasa

asing yang terdiri dari kata tele dan visi.

Tele dalam bahasa Yunani berarti jarak,

dan visi dalam bahasa Latin berarti citra

atau gambar. Media televisi merupakan

salah satu bentuk kemajuan teknologi

komunikasi. Menurut Effendy (2003:174)

dalam buku Ilmu Teori dan Filsafat

Komunikasi, memberikan pengertian

televisi adalah paduan radio (broadcast)

dan film (moving picture). Para penonton

di rumah-rumah tidak mungkin

menangkap siaran televisi kalau tidak ada

unsur radio dan tak mungkin dapat

melihat gambar-gambar yang bergerak

pada layar pesawat televisi jika tidak ada

unsur-unsur film.

Definisi televisi dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia adalah pesawat

sistem penyiaran gambar obyek yang

bergerak yang disertai dengan bunyi

(suara) melalui kabel atau melalui

angkasa dengan menggunakan alat yang

mengubah cahaya (gambar) dan bunyi

(suara) menjadi gelombang listrik dan

mengubahnya kembali menjadi berkas

cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang

dapat didengar, digunakan untuk

penyiaran pertunjukan, berita, dan

sebagainya. (Kamisa, 1997:410).

Berdasarkan berbagai pendapat

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

televisi adalah salah satu perangkat

komunikasi massa dalam rumpun media

elektronik. Teknologi elektronika

merupakan salah satu pencapaian ilmu

pengetahuan pada saat ini. Teknologi

6

berhasil mengecilkan alam semesta,

memendekkan jarak dan bahkan

menepiskan batas waktu. Ia berkembang

sedemikian rupa sehingga hubungan

antara jarak dan waktu hampir-hampir

tidak terpisahkan lagi. Singkatnya,

kecanggihan teknologi komunikasi

elektronik hampir mempersatukan setiap

manusia di alam semesta ini.

Ada dua aspek pokok yang perlu

dipahami dengan baik dalam lingkup

tugas komunikasi melalui media

elektronik televisi, yakni :

a. Aspek penguasaan atas teknologi

peralatan elektronik

b. Aspek penguasaan atas materi

komunikasi, pesan komunikasi, yang

berciri kreatif dan bersumber

kemasyarakatan serta kebudayaan.

(Wahyudi, 1996:15).

Dari kedua hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa teknologi televisi

secara terus menerus mengalami

perkembangan. Pada mulanya hanyalah

sebuah gambar tanpa suara dan tanpa

warna, yang kemudian secara

menakjubkan dengan bantuan komputer

tercanggih mampu menciptakan dan

memanipulasi gambar beserta efek-

efeknya.

3. Prestasi

Prestasi adalah kemampuan yang

diperoleh dari hasil perubahan tingkah

laku yang mengarah kepada kedewasaan

atau pematangan dan juga hasil dari

proses belajar mengajar. Prestasi belajar

di lembaga pendidikan pada umumnya

dinyatakan dengan angka (nilai raport)

sebagai hasil evaluasi yang dilakukan di

masa sebelumnya. Dari gambaran ini

jelas, bahwa nilai raport yang diperoleh

siswa tidak semata-mata ditinjau dari

hasil evaluasi atau tes yang dilakukan

pada waktu tertentu, tetapi diperoleh dari

berbagai aspek kemampuan siswa, baik

aspek kognitif, afektif maupun

psikomotorik (Slameto, 2005:12).

Berdasarkan pengertian tersebut

di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

prestasi adalah menunjukan kepada

kecakapan yang segera didemonstrasikan

dan diuji pada waktu sekarang juga,

karena prestasi itu merupakan hasil usaha

dalam belajar yang bersangkutan dengan

cara bahan dan dalam hal yang telah

dialami.

4. Pengaruh Mengenai pengertian dari

pengaruh, kita dapat menarik kesimpulan

bahwa pengaruh dapat diartikan sebagai

suatu penyebab terjadinya suatu

perubahan atau peningkatan, tergantung

dari sudut mana orang menilainya, seperti

perubahan psikologi pada manusia

muncul antara lain sebagai akibat dari

perubahan fisik (Sarlito, 1991:74).

Perubahan fisik hampir selalu

dibarengi dengan perubahan perilaku dan

sikap. Sedangkan bila dilihat dari

peningkatan prestasi suatu cabang

olahraga, perubahan–perubahan ini dapat

diketahui dengan melakukan bentuk

latihan yang disesuaikan dengan

kebutuhan apa yang menjadi tujuan

latihan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka

peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

pengaruh adalah dampak atau sebab

akibat dari suatu keadaan atau kegiatan

yang menyebabkan terjadinya perubahan

atau peningkatan prestasi menjadi lebih

baik.

B. METODE PENELITIAN

Adapun penelitian ini bertempat

di MTs Sila Bolo, Jalan Pendidikan Desa

Kananga Kecamatan Bolo Kabupaten

Bima. Penelitian ini dilaksanakan selama

1 (satu) bulan. Dipilihnya MTs Sila Bolo

sebagai lokasi penelitian ini dengan

alasan:

1. Data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini tersedia di lokasi ini.

2. Jarak tempuh lokasi penelitian dengan

tempat domisili peneliti relatif dekat

sehingga terjadi efisiensi dari sisi

biaya, tenaga, dan waktu.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian (Arikunto, 2002:32).

Sedangkan menurut Hadi (1988:17)

mengatakan bahwa populasi adalah

7

keseluruhan subyek penelitian yang

terdiri dari manusia, benda-benda,

hewan/ tumbuhan, nilai tes atau peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu di dalam suatu

penelitian.

Sedangkan menurut Sadijono

(1994:324) mengatakan, populasi adalah

sekelompok individu tertentu yang

memiliki satu atau lebih karakteristik

umum yang menjadi pusat perhatian

peneliti. Sehubungan dengan hal di atas,

maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah semua siswa putra

kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun

Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 26

siswa.

Mengingat jumlah populasi

kurang dari 100 orang, maka penulis

memutuskan bahwa seluruh populasi

yaitu 26 siswa putra kelas VIII MTs Sila

Bolo akan penulis jadikan sebagai sampel

penelitian ini. Alasan penulis adalah

berdasarkan pada pendapat Arikunto

(2002:13) yang mengatakan “untuk

sekedar penelitiannya apabila subjeknya

kurang dari 100, lebih baik diambil

semuanya sehingga penelitiannya adalah

penelitian populasi”. Jika subjeknya lebih

dari 100 dapat diambil antara 5-10% atau

20-25 %, hal ini tergantung dari subjek.

Dengan demikian penentuan sampel pada

penelitian ini menggunakan teknik

populasi sampel yaitu mengambil secara

keseluruhan jumlah populasi yang ada

untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Sampel

Penelitian

No Kelas Populasi

Sampel

1 VIII- A 12

2 VIII- B 14

T O T A L 26

(Sumber data: Daftar hadir siswa kelas

VIII MTs Sila Bolo

Teknik Pengumpulan Data

1. Angket (Kuesioner)

Alat ukur penelitian ini berbentuk

angket. Jenis angket yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah angket

tertutup, yaitu yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal

memilih. Dipandang dari jawaban yang

diberikan merupakan angket langsung

dan memiliki bentuk silang (X).

Alternatif jawaban tiap item ada 3 dengan

skor s kala Likert’s sebagai berikut :

(a) = diberi skor 3

(b) = diberi skor 2

(c) = diberi skor 1

2. Observasi

Observasi yakni teknik

pengumpulan data dimana penyelidik

mengadakan pengamatan secara langsung

(tanpa alat) terhadap subyek yang

diselidiki baik pengamatan itu dilakukan

di dalam situasi buatan yang khusus

diadakan (Arikunto, 2002:43).

Berdasarkan pada pendapat di

atas, maka teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang prestasi

sepak bola. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah lembar

pengamatan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data

mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip buku, surat

kabar, majalah prasasti, notulen rapat,

agenda dan sebagainya (Indrakusuma,

1998:89). Teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang berkaitan

dengan jumlah dan nama-nama siswa

putra kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun

Pelajaran 2012/2013. Instrumen yang

digunakan adalah daftar isian.

Teknik Analisis Data

Dalam tahap analisa data ini,

peneliti menggunakan analisis regresi.

Analisis regresi diartikan sebagai studi

ketergantungan satu variabel terikat pada

satu atau beberapa variabel bebas yang

dapat mempengaruhinya. Fungsi regresi

adalah aturan yang menentukan besarnya

pengaruh perubahan variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y). Penelitian

ini menggunakan dua variabel, maka

8

untuk menganalisis regresi linier

sederhana digunakan rumus:

Y = a + b X

Dimana, Y : Prestasi sepak

bola

X : Menonton pertandingan sepak

bola di televisi

a : Konstanta

b : Koefisien regresi (Sugiyono,

2008:218)

Dalam Penganalisaan uji ini

menggunakan bantuan SPSS versi

12.0

Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah

pengertian mengenai istilah-istilah yang

terkandung dalam judul tersebut di atas,

maka peneliti menjelaskan arti serta

maksud dari beberapa istilah secara

operasional antara lain:

1. Menonton televisi

Dalam menonton langsung siaran

sepak bola di televisi, diharapkan para

siswa sekolah sepak bola dapat melihat

langsung pertandingan sepak bola untuk

dijadikan tontonan yang bermanfaat bagi

dirinya diharapkan dengan menonton

sepak bola di televisi siswa sekolah sepak

bola dapat termotivasi, mungkin setelah

menonton sepak bola di televisi terjadi

perubahan dari para siswa untuk meniru

para pemain idolanya, mulai dari gaya

bermain, teknik bermain, pola permainan

dan lain-lain. Setelah menonton tersebut

apakah terjadi perubahan perilaku untuk

termotivasi dalam berlatih sepak bola.

Televisi merupakan media audio visual

yang berfungsi untuk memperlihatkan

gambar dan suara yang bersifat informasi

berbentuk program-program acara, untuk

dinikmati oleh para pemirsanya.

Tayangan sepak bola yang ditayangkan di

beberapa stasiun televisi seperti RCTI,

Trans-7, Anteve dan TV One. Kesukaan

menonton tayangan sepak bola bagi siswa

selain dapat menambah pengetahuan

mereka tentang sepak bola juga dapat

menjadi sebuah hobi bagi siswa tersebut.

Di dalam menonton tayangan sepak bola

tersebut, siswa memperhatikan teknik

permainan, gaya pemain dan juga

komentar dari presenter dan komentator

guna menambah wawasan mereka.

Indikatornya adalah sebagai berikut :

a. Kesukaan menonton acara tayangan

sepak bola di televisi.

b. Keseringan menonton acara tayangan

sepak bola di televisi.

c. Tayangan siaran sepak bola yang

ditayangkan televisi.

d. Manfaat yang diperoleh dari adanya

siaran langsung sepak bola.

e. Komentar dari presenter di dalam

menambah pengetahuan.

2. Prestasi sepak bola

Kemampuan siswa mulai dari teknik

passing, dribling, shooting, heading,

control sesuai dengan apa yang dilihat di

televisi sesuai dengan gaya pemain oleh

siswa tersebut. Dalam hal ini siswa dapat

mempraktekkan hasil menonton tayangan

langsung sepak bola dalam berlatih dan

bemain sepak bola.

C. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini memperoleh data

menonton pertandingan sepakbola di

televisi dengan menggunakan instrumen

angket yang diisi oleh siswa putra kelas

VIII (lampiran 02). Sedangkan data

prestasi sepakbola siswa putra kelas VIII

diambil dari dokumentasi nilai praktek

sepakbola semester ganjil Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Uji coba dilakukan untuk

memperoleh validitas dan reliabilitas

angket. Dalam menentukan validitas,

peneliti menggunakan rumus korelasi

Product Moment, sedangkan uji

reliabiltas menggunakan rumus Alpha

dengan bantuan komputer program SPSS

versi 12.0. Nilai rtabel dengan N = 26

dan taraf signifikan 5 % adalah + 0,388.

Item angket dinyatakan valid apabila

harga rxy lebih besar dari rtabel. Hasil

perhitungan uji validitas angket

menonton pertandingan sepakbola di

televisi dapat dilihat pada lampiran 04.

Sedangkan uji reliabilitas

menggunakan rumus Alpha dengan

bantuan komputer program SPSS versi

9

12.0. Hasil uji reliabilitas angket

memperoleh koefisien reliabilitas sebesar

0,721 karena r11 > rtabel (0,721 >

0,388), maka instrumen tersebut

reliabel/bersifat tetap atau ajeg. Hasil

perhitungan reliabilitas angket menonton

pertandingan sepakbola di televisi dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.2 Reliabilitas Angket Menonton

Pertandingan Sepak bola di Televisi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items

N of

Items

.722 .721 10

Berdasarkan hasil perhitungan di

atas dapat disimpulkan bahwa instrumen

angket menonton pertandingan sepakbola

di televisi cukup valid dan reliabel untuk

menjadi instrumen pengumpul data.

Pengujian Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis merupakan

pengujian terhadap sampel sebagai syarat

keperluan analisis data, sehingga

kebenaran dapat dipertanggung

jawabkan. Jadi sebelum dianalisis,

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

dan linieritas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian

terhadap normal tidaknya sebaran data

yang dianalisis. Uji ini menggunakan

teknik Kolmogorov-Smirnov dengan taraf

signifikan 5 % dengan ukuran N = 26.

Data dikatakan normal apabila Lhitung <

Ltabel. Perhitungan dilakukan dengan

bantuan komputer program SPSS versi

12.0. Rangkuman hasil uji normalitas

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test

Menonton

pertandingan

sepakbola di

televisi

Pre

stas

i

sep

akb

ola

N 26 26

Normal

Paramet

ers(a,b)

Mean

25.27 75.

58

Std.

Deviatio

n

3.899 5.9

12

Most

Extreme

Differen

ces

Absolut

e .062

.12

8

Positive .049

.08

2

Negativ

e -.062

-

.12

8

Kolmogorov-

Smirnov Z .104

.06

0

Asymp. Sig. (2-

tailed) .990

.38

5

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Berdasarkan hasil perhitungan

ternyata Lhitung dalam menonton

pertandingan sepakbola di televisi pada

Kolmogorov-Smirnov = 0,104 memiliki

nilai lebih kecil dari Ltabel = 0,990 maka

dinyatakan bahwa variabel menonton

pertandingan sepakbola di televisi

memiliki distribusi normal. Sedangkan

Lhitung dalam prestasi sepakbola pada

Kolmogorov-Smirnov = 0,060 memiliki

nilai lebih kecil dari nilai Ltabel = 0,385

maka data prestasi sepakbola dapat

dinyatakan memiliki distribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk

mengetahui apakah model hubungan

variabel bebas dengan variabel terikat

merupakan hubungan garis lurus

(hubungan linier). Hasil perhitungannya

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4 Uji Linieritas Variabel Fhitung Ftabel 5

%

Kete

rang

an

Menonton

pertandingan

sepakbola di televisi

dengan Prestasi

sepakbola

0,842 0,959 Linie

r

10

Berdasarkan uji linieritas

menonton pertandingan sepak bola di

televisi dengan prestasi sepak bola di

atas, maka perbandingan dengan Ftabel

sebesar 0,959. hasilnya adalah Fhitung <

Ftabel = 0,842 < 0,959, maka regresi

antara menonton pertandingan sepak bola

di televisi dengan prestasi sepak bola

merupakan regresi linier atau memiliki

hubungan garis lurus. Artinya semakin

tinggi menonton pertandingan sepak bola

di televisi akan diikuti dengan

peningkatan prestasi sepak bola siswa.

Analisis Data Tahap akhir dari analisa data ini

adalah pengujian regresi linear yang

digunakan untuk memberikan kesimpulan

pada variabel X (menonton pertandingan

sepakbola di televisi) dan variabel Y

(prestasi sepakbola) terhadap hipotesis

yang diajukan. Analisis ini untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh

menonton pertandingan sepakbola di

televisi terhadap prestasi sepakbola siswa

putra kelas VIII MTs Sila Bolo, maka

digunakan persamaan regresi linier

sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX

Berdasarkan hasil analisa data

dengan menggunakan bantuan program

komputer SPSS versi 12.0, maka dapat

dilihat perhitungan regresi pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.5 Regresi

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardi

zed

Coefficie

nts t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant

) 9.188 13.143 .699 .488

Prestasi

sepakbola .824 .146 .633 5.660 .000

a Dependent Variable: Menonton

pertandingan sepakbola di televisi

ANOVA(b)

Mo

del

Sum

of

Squar

es df

Mean

Squar

e F Sig.

1 Regress

ion

1162.

417 1

1162.

417

32.0

34

.000(a

)

Residua

l

1741.

763 24

36.28

7

Total 2904.

180 25

a Predictors: (Constant), Prestasi

sepakbola

b Dependent Variable: Menonton

pertandingan sepakbola di televisi

Berdasarkan hasil analisis data

pada tabel di atas, maka dapat diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

Konstanta (a) = 0,633

Koefisien b = 32,034

Sehingga dapat disusun persamaan garis

regresi sebagai berikut:

Y = 0,633 + 32,034X

Ini berarti kenaikan nilai X akan diikuti

pula dengan kenaikan nilai Y atau

semakin tinggi menonton pertandingan

sepakbola di televisi berpengaruh pula

terhadap prestasi sepakbola siswa.

Pengujian Hipotesis

Uji t digunakan untuk menguji

signifikansi pengaruh variabel

independen secara individual terhadap

variabel dependen. Hasil perhitungan uji t

dirangkum sebagai berikut:

a. Menentukan formulasi H0

H0 : b = 0

H0 : b ≠ 0

b. Level of significance (0,05)

c. Kriteria pengujian

H0 diterima apabila = -t(α /2.n-k)

< thitung > t((α /2.n-k)

H0 ditolak apabila = -thitung < -

t(α /2.n-k) atau thitung > t((α /2.n-k)

d. Perhitungan nilai t dengan SPSS

versi 12.0

Tabel 4.6 Uji t Variabel thitung ttabel Keterangan

Menonton

pertandingan

sepakbola di televisi

1,889 1,706 H0 ditolak

e. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis dengan menggunakan uji t-test

tersebut menunjukkan bahwa thitung >

ttabel maka H0 ditolak atau Ha diterima.

11

Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan bahwa “Ada pengaruh

menonton pertandingan sepakbola di

televisi terhadap prestasi sepakbola siswa

putra kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun

Pelajaran 2012/2013” dapat diterima.

Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan perhitungan regresi

linier sederhana, maka diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0,633 + 32,034X

Interpretasi dari persamaan di atas

adalah:

a = 0,633, berarti prestasi

sepakbola akan sama

dengan 0,633 jika

menonton pertandingan

sepakbola di televisi dianggap

tidak ada atau sama dengan 0.

b = 32,034, berarti jika skor

menonton pertandingan

sepakbola di televisi

meningkat satu poin maka

prestasi sepakbola akan

meningkat sebesar 32,034.

D.PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

Penelitian yang telah dilakukan

memperoleh hasil regresi sebagai berikut:

Y = 0,633 + 32,034X. Persamaan

tersebut menunjukan bahwa prestasi

sepakbola siswa dipengaruhi oleh

menonton pertandingan sepakbola di

televisi.

Hasil pengujian hipotesis dengan

uji t memperoleh nilai thitung 1,889 >

ttabel 1,706 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Artinya terdapat pengaruh yang

signifikan dari menonton pertandingan

sepakbola di televisi terhadap prestasi

sepakbola siswa. Bahwa semakin tinggi

menonton pertandingan sepakbola di

televisi maka akan semakin tinggi

prestasi sepakbola siswa. Dengan

demikian hipotesis yang menyatakan

bahwa “Ada pengaruh menonton

pertandingan sepakbola di televisi

terhadap prestasi sepakbola siswa putra

kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun

Pelajaran 2012/2013” dapat diterima.

Media massa baik cetak maupun

elektronik merupakan salah satu bentuk

komunikasi yang dapat menciptakan

berbagai efek di masyarakat. Berangkat

dari kuatnya paradigma bahwa media

massa mempunyai kekuatan luar biasa

dalam mengubah dan membentuk

perilaku khalayak, ternyata paradigma

tersebut tidak mampu menjelaskan

perilaku yang cenderung memilih pesan-

pesan terbentuk dari media tertentu pula,

ketidakmampuan menjelaskan tersebut

merupakan bukti kelemahan paradigma

tersebut.

Televisi merupakan salah satu

bentuk komunikasi massa, di mana

komunikasi massa ini pada hakekatnya

telah menginformasikan bahwa efek yang

paling memungkinkan terjadi akan

berkaitan dengan masalah materi

informasi, atau yang sering disebut

dengan teori agenda setting. Teori ini

berasumsi bahwa membentuk persepsi

khalayak tentang apa yang dianggap

penting dengan teknik pemilihan dan

penonjolan media memberikan test case

tentang isu apa yang lebih penting

(Ardianto, 2005:74).

Sebagai media massa, televisi

merupakan saluran komunikasi massa

yang berbentuk suatu badan atau

organisasi, sumbernya berasal dari

institional, sehingga bersifat institusional.

Sebagai media masa dan sesuai dengan

teori agenda setting maka televisi

mempunyai efek yang terdiri atas efek

langsung dan efek tak langsung

(Ardianto, 2005:74). Efek langsung

berkaitan dengan isu apakah isu itu ada

atau tidak ada dalam agenda khalayak

dan mana yang dianggap paling penting

menuruk khalayak sedangkan efek

lanjutan berupa persepsi (pengetahuan

tentang peristiwa tertentu) dalam hal ini

adalah siaran sepak bola di televisi.

Televisi merupakan media

komunikasi massa yang mampu

menjangkau ke berbagai pelosok, oleh

karena itu televisi merupakan saluran

media yang mampu memberikan

informasi kepada khalayak pada saat

12

yang bersamaan. Seiring dengan tumbuh

dan kembangnya industri pertelevisian

pada saat ini dapat menimbulkan

berbagai dampak baik positif maupun

negatif dengan adanya televisi tersebut.

Salah satu acara yang

ditampilkan di televisi adalah siaran

langsung sepak bola. Seperti diketahui

bahwa sepak bola merupakan olahraga

yang mempunyai penggemar mayoritas

di dunia, dimana industri sepakbola pada

saat ini sudah mampu menjadikan

sandaran hidup bagi pemainnya, dengan

hal ini maka anak-anak sekarang banyak

yang bersekolah sepakbola dengan

harapan menjadi pemain profesional.

Salah satu langkah untuk menjadi pemain

yang baik dengan motivasi dan giat

berlatih, sekaligus diharapkan mampu

menambah referensi berbagai ilmu

sepakbola dengan cara melihat langsung

di televisi, proses transformasi langsung

dengan cara menonton siaran sepak bola

ini dapat membuat siswa berlatih dengan

lebih giat meniru idola-idola mereka yang

disiarkan melalui televisi dan setelah

menonton siaran tersebut, dapat

dipraktekkan berbagai ilmu yang didapat

melalui latihan dengan motivasi yang

tinggi.

E. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa menonton

pertandingan sepakbola di televisi

berpengaruh terhadap prestasi sepakbola

siswa, hal tersebut dapat dibuktikan

dalam persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0,633 + 32,034X. Persamaan

tersebut menunjukan bahwa prestasi

sepakbola siswa dipengaruhi oleh

menonton pertandingan sepakbola di

televisi. Hasil pengujian hipotesis dengan

uji t memperoleh nilai thitung 1,889 >

ttabel 1,706 maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Artinya terdapat pengaruh yang

signifikan dari menonton pertandingan

sepakbola di televisi terhadap prestasi

sepakbola siswa. Bahwa semakin tinggi

menonton pertandingan sepakbola di

televisi maka akan semakin tinggi

prestasi sepakbola siswa. Dengan

demikian hipotesis yang menyatakan

bahwa “Ada pengaruh menonton

pertandingan sepakbola di televisi

terhadap prestasi sepakbola siswa putra

kelas VIII MTs Sila Bolo Tahun

Pelajaran 2012/2013” dapat diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Habibie. (2008). Pengaruh

Aktivitas Menonton Siaran

Sepakbola di Televisi terhadap

Peningkatan Motivasi Berlatih

pada siswa SSB Ksatria

Surakarta dengan Lingkungan

Sebagai Variabel Moderating.

Diakses pada tanggal 21

September 2011 dari

http://etd.eprints.unnes.ac.id/pdf.

Ardiyanto, Walyana, (2005). Televisi

dalam Kehidupan Masyarakat.

Bandung: Alumni.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek: Edisi Revisi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Effendi, Onong, Uchjana. (2001).

Dimensi-Dimensi Komunikasi.

Bandung: Bina Cipta.

Hadi, Sutrisno. (1988). Metodologi

Research Jilid I. Yogyakarta:

Yayasan Fakultas UGM.

Indrakusuma. (1998). Evaluasi

Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Kamisa. (1997). Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia. Surabaya: CV Kartika.

Masykuri. (2003). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Malang: Visipres.

Sadijono, Anas. (1994). Pengantar

Statistik Pendidikan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Sarlito. (1991). Pengaruh Latihan

Kondisi Fisik Terhadap

Kecakapan Bermain

Sepak Bola. Semarang: IKIP

Semarang.

13

Slameto. (2005). Belajar dan Faktor-

faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soekatamsi. (1991). Teknik Dasar

Bermain Sepak Bola. Surabaya:

Tiga Serangkai.

Sugiyono. (2008), Metode Penelitian

Administrasi Dilengkapi Dengan

Metode R & D. Bandung:

Alfabeta.

Wahyudi, JB. (1996). Media Komunikasi

Massa Televisi. Bandung: Alumni.

14

PENGARUH LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN

MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA

Arif Budiman dan Samsudin

Program Studi Penjaskesrek STKIP Taman Siswa Bima

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “apakah ada pengaruh latihan kelincahan

terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa putra

kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013”. Variabel dalam penelitian ini

adalah latihan kelincahan sebagai variabel bebas dan keterampilan menggiring bola

sebagai variabel terikat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan

pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa putra kelas atas SDN 03

Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 53 orang siswa. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes keterampilan menggiring

bola dalam permainan sepak bola. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu menggunakan analisis statistik dengan rumus korelasi product moment. Dari

hasil perhitungan ternyata menunjukkan bahwa nilai r hitung yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah lebih besar dari nilai r tabel. Maka kesimpulan dari penelitian ini

“Ada pengaruh latihan kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola dalam

permainan sepak bola pada siswa putra kelas atas SDN 03 Kota Bima Tahun Pelajaran

2012/2013”.

Kata Kunci : Latihan kelincahan, Keterampilan menggiring bola, Permainan sepak bola

15

A. Pendahuluan

1. Latar belakang

Permainan sepak bola

merupakan salah satu cabang

olahraga yang digemari oleh

masyarakat dunia disamping

permainan bola basket dan bola

voli, tidak terkecuali di Indonesia.

Permainan sepak bola saat ini di

negara-negara Eropa, Amerika

Latin bahkan di Asia merupakan

mata pencaharian yang dapat

menjamin masa depan para

pemainnya, oleh karena itu para

pemain berusaha untuk

meningkatkan keterampilan mereka

dalam memainkan si kulit bundar

ini dapat kita saksikan dalam suatu

pertandingan sepak bola di

Indonesia yang dipertandingkan

dalam kompetisi liga sepak bola,

seringkali para penonton datang

memadati tempat pertandingan

dengan bermacam-macam tujuan

tergantung dari kepentingan

masing-masing seperti masa

penonton yang datang sebagai

supporter, penjudi, undangan, yang

datang hanya untuk membuat

sensasi dan membuat keributan dan

lain-lain sehingga hasil

pertandingan bisa saja terjadi bukan

hanya ditentukan oleh kemampuan

fisik dan Teknik para pemainnya

saja namun faktor mental sering

memegang peran penting suatu

kesebelasan memenangkan

perbandingan, karena mental

seorang pemain bisa saja di

pengaruhi oleh supporter lawan,

keputusan wasit ataupun oleh

faktor-faktor yang lainnya.

Meningkatkannya suatu klub sepak

bola tidak dapat dipungkiri

disebabkan oleh bagaimana klub

tersebut dikelola secara profesional

baik oleh badan swasta ataupun

instansi lain yang mempunyai

perhatian terhadap perkembangan

sepak bola.

Untuk menjadi pemain yang

baik, seorang pemain harus

memiliki Teknik dasar yang baik

juga seperti Teknik dasar

menggiring bola dan memasukkan

bola, sebab Teknik dasar ini sangat

menentukan keterampilan bermain

bola dalam upaya melewati pemain

lawan. Untuk meningkatkan

kemampuan menggiring bola yang

dilakukan dengan gerakan

berkelok-kelok, maka seorang

pemain harus melakukan bentuk

latihan kelincahan.

Daya tarik sepak bola secara

umum sebenarnya bukan lantaran

olahraga ini mudah dimainkan.

Tetapi, karena sepak bola lebih

banyak menuntut keterampilan

pemain di bandingkan olahraga

lain. Dengan keterampilan yang

dimilikinya, seorang pemain

dituntut bermain bagus, mampu

menghadapi tekanan-tekanan yang

terjadi dalam pertandingan di atas

lapangan dengan waktu yang

terbatas, belum kelelahan fisik dan

lawan tanding yang tangguh.

Pengetahuan tentang taktik dan

strategi karena sangat penting.

Kesiagapan pemain dalam

mengambil keputusan harusnya

diuji terus-menerus karena pemain

dituntut memiliki kepekaan yang

tinggi terhadap perubahan-

perubahan situasi yang amat sering

terjadi sepajang permainan.

Meskipun dalam permainan sepak

16

bola tidak ditentukan berat atau

ukuran pemain secara khusus,

semua pemain harus memiliki

tingkat kebugaran yang tinggi. Di

lapangan, pemain dituntut berlari

terus-menerus selama pertandingan

berlangsung. Tantangan fisik dan

mental yang dihadapi pemain

benar-benar luar biasa.keberhasilan

tim dan individu dalam bermain

pada akhirnya bergantung

sepenuhnya pada kemampuan

pemain dalam menghadapi

tantangan – tantangan yang

ada.kemampuan demikian tentunya

sangat perlu dikembangkan.

Mereka yang turut

mempopulerkan pemain sepak bola

ini bukan tidak mungkin karena

bakat latihan – latihan keras dan

seriusnya dalam berbagai aspek.

Salah satunya adalah latihan

Segitiga yang nantinya sangat

membantu mereka bergerak dengan

lincah, cepat, dan berkelit dari

penyergapan lawan. Agar dapat

melakukan semua itu dengan baik

dan berhasil seorang pemain bola

hendaklah melakukannya dengan

tekun dan serius. Dengan semakin

meluasnya perkembangan dunia

olahraga, dan seiring dengan

kemajuan IPTEK dewasa ini, maka

semakin komplek pula faktor –

faktor penunjang untuk mencapai

tingkat prestasi yang tinggi dan

cabang olahraga tertentu, terutama

cabang olahraga sepakbola. Untuk

mencapai prestasi dalam setiap

cabang olahraga, tentu mempunyai

standar-standar kriteria latihan–

latihan terhadap cabang olahraga

yang ditekuni, sehingga di dalam

pembinaan dan pengembangan atlet

nantinya tidak menimbulkan

perasaan bosan dan jenuh terhadap

program latihan yang diberikan

terhadap atlet itu sendiri

Sifat dan situasi pemain yang

mengadu kelincahan dan

keterampilan yang mengungguli

lawan, berlari sepanjang permainan

berlangsung, kecepatan,

kelincahan, dan kekuatan

menendang membutuhkan unsur

kondisi fisik yang prima. Seorang

pemain yang memiliki kelincahan

yang baik akan dapat menyesuaikan

diri dengan pergerakan bola yang

selalu berubah ketika si pemain

kehilangan bola, maka dengan

kemampuan dan kelincahannya,

tentu saja dengan usaha dan latihan

yang keras

Berdasarkan uraian tersebut

diatas maka penulis terdorong

untuk melaksanakan penelitian

tentang pengaruh latihan

kelincahan terhadap keterampilan

menggiring bola dalam permainan

sepak bola. Adapun yang

digunakan sebagai subyek dalam

pelaksanaan penelitian ini adalah

siswa putra Kelas atas SDN 03

Kota Bima Tahun Pelajaran

2012/2013.

2. Kajian Pustaka

a. Latihan

Prestasi olahraga hanya mungkin

didapatkan melalui latihan yang

intensif dan berkesinambungan

hal ini tidak dapat dipungkiri,

namun demikian banyak pelaku

olahraga yang mengatakan

dirinya sedang menjalankan

latihan tapi sebenarnya belum

melaksanakanya dengan benar

jika dilihat dari pengertian

tentang latihan berdasarkan ciri-

ciri latihan yang benar. Oleh

sebab itu bagi pembina pelatih

dan pelaku olahraga (pemain

atlet) perlu sekali memahami

apa sebenarnya pengertian

latihan? Beberapa ahli

memberikan batasan tentang

latihan sebagai berikut :

(Suharno,67:1993)

17

mengemukakan bahwa berlatih

ialah “suatu proses

penyempurnaan kualitas atlet

secara sadar untuk mencapai

prestasi maksimal dengan diberi

beban-beban fisik dan mental

secara teratur, terarah, bertahap,

meningkat dan berulang-ulang

waktunya.n“selanjutnya,

(Harsono, 94: 1998),

mengemukakan bahwa latihan

atau training adalah “suatu

proses berlatih yang sitematis

yang dilakukan secara berulang-

ulang, dan yang kian hari jumlah

beban latihannya kian

bertambah”. Adapun aspek-

aspek yang perlu mendapatkan

latihan secara teratur dan

berkesinambungan adalah :

aspek fisik, Teknik, taktik dan

mental. Setiap aspek harus

mendapatkan perhatian yang

sama dalam pembinaan karena

aspek yang satu dengan yang

lainnya akan berhubungan erat

dalam pencapaian prestasi

maksimal seorang atlit.

Prinsip-Prinsip Latihan

Latihan merupakan faktor

yang sangat penting dalam

upaya pencapaian prestasi

olahraga, tanpa latihan yang

terarah, terukur, terencana serta

berkesinambungan musthil

prestasi tinggi akan dapat

dicapai. Oleh sebab itu seorang

pelatih harus mengetahui

prinsip-prinsip dalam

pelaksanaan latihan. Beberapa

ahli menyatakan ada beberapa

prinsip yang perlu di perhatikan

dalam proses latihan. (Suharno,

70: 1993) mengatakan bahwa

untuk mempercepat tercapainya

tujuan latihan maka ada

beberapa hal yang perlu

diperhatikan, yaitu : a. Latihan

harus sepanjang tahun, b.

Kenaikan beban latihan secara

teratur, c. Prinsip stress

(tekanan/over load), d. Prinsip

individual, e. Prinsip interval

(repetition), h. Prinsip nutrism

(gizi makanan), i. Prinsip latihan

extensive dan intensif, j. Prinsip

penyempurnaan menyeluruh.

Sedangkan (Harsono, 96: 1993)

mengemukakan ada beberapa

prinsip latihan diketahui oleh

seorang pelatih, yiatu: a.

Pemanasan tubuh, b. Metode

latihan, c. Berfikir positif, d.

Prinsip beban lebih, e. Intensive

latihan, f. Kualitas latihan, g.

prinsip individualisme, h.

Variasi latihan, i. Metode bagian

dan metode keseluruhan, j.

Memperbaiki kesalahan, k.

Perkembangan menyeluruh, l.

Model latihan dan m.

Menetapkan sasaran.

Beban Latihan

Pemberian beban yang

tepat sesuai dengan tujuan

pelaksanaan latihan sangat

penting dilakukan oleh para

pelatih. Menurut (Suharno, 81:

1993) beban latihan adalah suatu

bentuk rangsangan motorik yang

dapat di kontrol oleh pelatih

untuk meningkatkan kualitas

atlet dalam rangka mencapai

prestasi prima. Selanjutnya

dijelaskan bahwa beban latihan

terdiri dari dua macam, yaitu :

1) Beban luar (outer loud)

adalah rangsangan motorik

yang dapat diatur/dikontrol

dengan cara memvariasikan

ciri-ciri beban latihan, seperti

volume, intensitas, recovery,

frekuensi, irama dalam suatu

unit latihan.

2) Beban dalam (inner load)

adalah perubahan fisiologis

organisme atlet akibat

pengaruh beban luar yang

ditandi dengan kenaikan

frekuensi/denyut

jantung/nadi.

18

Mengenai beban latihan

tersebut, bidang pembinaan

prestasi KONI Pusat (1997)

mengemukakan bahwa yang

dimaksudkan denan beban

latihan adalah berbagai

bentuk gerak yang

menimbulkan rangsangan

pada atlet untuk memperbaiki

kualitas fisik dan mentalnya.

Adapun penetuan beban

latihan tersebut dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

1) Cara penentuan dosis

beban latihan dengan

repetisi maksimal, bentuk

latihan tunggal untuk

menentukan intensitas

beban latihan berdasarkan

kemampuan maksimal

atlet.

2) Cara kenaikan denyut

nadi, beban latihan

dikatakan maksimal

apabila sesuai latihan,

denyut nadi atlet naik

menjadi 3-3,5 kali denyut

nadi.

3) Cara penentuan intensitas

beban latihan anaerobik,

dengan gerakan gerakan

maksimal selama 10 detik,

15 detik, 25 detik, 30 detik

dan 35 detik.

4) Denyut nadi maksimal

(DNM) = 220-Umur

5) Denyut nadi latihan

(training zone) = 80% -

90% X DNM.

b. Kelincahan

Kelincahan merupakan

salah satu faktor yang harus di

miliki oleh seorang pemain

sepak bola karena hal ini

berkaitan dengan kemapuan

seorang pemain dalam

menggiring bola. Menurut

(Harsono, 102: 1993) orang

yang lincah adalah orang yang

mempunyai kemampuan untuk

mengubah arah dan posisi tubuh

dengan cepat dan tepat pada

waktu sedang bergerak, tanpa

kehilangan keseimbangan dan

kesadaran akan posisi tubuhnya.

Bentuk-bentuk latihan

sesuai dengan pengertian

tersebut adalah bentuk-bentuk

latihan yang mengharuskan

orang untuk bergerak dengan

cepat dan mengubah arah

dengan tangkas dalam

melakukan kegiatan tersebut

tidak boleh kehilangan

keseimbangan serta harus tetap

sadar dengan posisinya. Adapun

beberapa bentuk latihan

kelincahan adalah seperti lari

bolak-bolik (sutle run), lari zig-

zag dan lari halang rintang.

c. Teknik Dasar dalam Permainan

Bola Voli

Agar menjadi seorang

pemain sepak bola yang baik,

maka selain harus memiliki

fisik, taktik dan mental yang

baik, Teknik dasar merupakan

hal yang tidak kalah pentingnya,

sebab penguasaan Teknik dasar

akan memperlihatkan

keterampilan dan keindahan

seorang pemain sepak bola

dalam memainkan bola.

(Mirman, 68: 1998)

menyebutkan teknik dasar yang

perlu di kuasai oleh seorang

pemain sepak bola adalah :

1) Teknik gerak tanpa bola

(Teknik badan)

Teknik gerak tanpa bola

terdiri dari: a) teknik lari, b)

teknik melompak/ meloncat,

c) teknik gerak tipu badan

2) teknik gerak dengan bola

Teknik gerak dengan

bola terdiri dari: a) latihan

menendang bola (dengan kaki

bagian dalam, punggung

kaki), b) menerima bola

(dengan soal sepatu, kaki

19

bagian dalam, kaki bagian

luar, kura-kura kaki, paha,

dada dan kepala), c) latihan

menggiring bola (dengan

kura-kura bagian luar, kura-

kura bagian dalam), d) latihan

menembak kearah sasaran

(gawang).

Selanjutnya dikatakan

bawha selain Teknik-Teknik

dasar tersebut, beberapa

Teknik dikatakan bahwa

selain dikembangkan adalah

sebagai berikut: a) teknik

menyundul bola, b) teknik

menggiring bola, c) teknik

mengoper bola, d) teknik

melempar bola, e) teknik

melepas bola, f) teknik

merampas bola, g) teknik

penjaga gawang.

Mengenai berbagai

bentuk teknik dasar yang

perlu dilatih dan

dikembangkan bagi seorang

pemain sepak bola, Dinata

(34: 2003) menyebutkan

beberapa teknik dasar sebagai

berikut: a) teknik

mengumpan/ passing

(dilakukan dengan berbagai

variasi secara berpasangan),

b) teknik menghentikan/

menahan bola (dengan

telapak kaki, punggung kaki,

dada dan kepala), c) teknik

menyepak bola (dengan kaki

bagian dalam, punggung kaki,

kaki bagian luar), d) teknik

melempar bola, e) teknik

menggiring bola (dengan kaki

bagian dalam, bagian luar dan

punggung kaki).

Menurut Soendoro (75:

2004) gerak dasar permainan

sepak bola berkait dengan

keterampilan teknik yang ada

dalam permainan, yang terdiri

dari: a) macam-macam teknik

menendang bola, b) macam-

macam teknik menghentikan

bola, c) macam-macam

teknik menggiring bola, d)

macam-macam teknik

menyundul bola.

Ijatna dan Hasibuan

(54: 2005), menyebut

beberapa teknik dasar yang

harus dikuasai oleh seorang

pemain sepak bola adalah

sebagai berikut:

1) Teknik badan, yang terdiri

dari: a) teknik lari, b)

teknik lompat, c) gerak

tipu badan, d) sikap

pertahanan

2) Teknik dengan bola, yang

terdiri dari: a) Kicking

(menendang bola), b)

Heading (menyundul

bola), c) checking and

trapping (menerima/

menambah bola), d)

dribling (menggiring

bola), e) tricking opponent

(menipu lawan dengan

bola), f) tackling

(lemparan kedalam), f)

throw in (lemparan

kedalam), g) goal keeping

(mencetak gol).

Selanjutnya Nurhasan

(97: 2001) menjelaskan,

beberapa diantara teknik-

teknik tersebut dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

1) Kicking (menendang bola)

Beberapa hal yang perlu

diketahui dalam

melakukan latihan teknik

ini adalah: a) dilihat dari

segi arahanya bola yang

ditendang makna

tendangan dibagi atas :

direct kicking (arah bola

yang ditendang menuju

langsung lurus kedalam

sasaran dan sliced kicking

(bola yang ditendang

jalannya merupakan

setengah lingkaran yang

berputar pada sebuah

20

sumbu menuju ke sasaran),

b) dilihat dari segi caranya

menendang, maka

tendangan dapat dilakukan

dengan : instep of the foot

(punggung kaki), inside of

the foot (kaki bagian

dalam), out side of the foot

(kaki bagian luar). Ketiga

cara tersebut sudah lazim

digunakan, sedangkan

yang sekali-kali digunakan

dalah dengan toe (ujung

jari kaki), heel (tumit) dan

sole (telapak kaki), c)

dilihat dari segi tujuan

melakukan tendangan

adalah sebagai berikut :

memberi bola kepada

kawan, menembak ke arah

gawang dan tembakan

clearing (pembersihan)

dari belakang, d) bagian-

bagian badan yang perlu

diperhatikan dalam

melakukan kicking

(tendangan) adalah : kaki

tumpu, kaki penendang,

badan dan pandangan

mata.

2) Heading (Menyundul

Bola)

Beberapa hal yang perlu di

ketahui dalam melakukan

latihan Teknik ini adalah :

a) heading dilakukan

dengan seluruh badan, b)

otot leher ditegangkan dan

leher ditarik, c) bola harus

mengenai dahi, d)

pandangna mata mengikuti

bola, e) heading dapat

dilakukan dengan cara :

berdiri, sambil berjalan,

sambil melompak, dari

samping dan berlari, f)

tujuan melakukan heading

adalah untuk ke gawang,

pembersihan (clearing)

dan mengoper kepada

kawan (passing), g)

trapping (manahan bola).

Trapping dapat dilakukan

dengan menggunakan: (a)

kaki, (b) paha, (c) perut,

(d) dada, (e) kepala.

Yang perlu di

perhatikan pada waktu

menahan bola adalah :

kaki tumpu agak terkekuk

dan rileks, bagian badan

yang menerima bola harus

lentur pada saat bola tiba

(perkenaan bola dengan

bagian badan), pandangan

mata tetap ke arah bola

dan badan ditempatkan

diantara bola dan lawan

yang berusaha mendekati.

3) Dribbling (menggiring

bola)

Dribbling dapat dilakukan

dengan menggunakan : a)

instep of the foot

(punggung kaki), b) inside

of the foot (kaki bagian

dalam, c) out side of the

foot (kaki bagian luar), d)

inside of instep the foot

(punggung kaki bagian

dalam), e) sole (telapak

kaki).

Yang penting

diketahui sebagai dasar

menggiring bola adalah

sebagai berikut, bola harus

tetap dalam penguasaan,

melahirkan perasaan kaki

pada bola, pandangan

kepada lawan, harus dapat

merubah arah dan

kecepatan menggiring

secara tiba-tiba.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini “Untuk

mengetahui pengaruh latihan

kelincahan terhadap keterampilan

menggiring bola dalam permainan

sepak bola pada siswa putra kelas

atas SDN 03 Kota Bima Tahun

Pelajaran 2012/2013”.

21

B. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Peneltian ini merupakan

penelitian eksperimen, metode ini

dianggap sebagai metode penelitian

yang paling baik untuk

mengungkap hubungan antara dua

variabel atau lebih mencari

pengaruh suatu variabel terhadap

variabel lain.

Rancangan dalam penelitian

ini menggunakan “Paradigma

Sederhana”. Penggunaan

Paradigma Sederhana dengan

tujuan berusaha untuk menentukan

pasangan yang diambil dari subjek-

subjek yang mempunyai

kemampuan dalam batas yang telah

ditentukan. Adapun secara

konseptual rancangan penelitian

tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut (Sugiyono, 1999: 5).

Gambar 1. Paradigma Sederhana

Berdasarkan gambar tersebut

diatas maka:

X = latihan Kelincahan

Y = Keterampilan Menggiring Bola

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :

a. Tempat tes menggiring bola

b. Bendera/garis sebagai tanda

sebagai rintangan

c. Bola sepak sebanyak 3 buah

d. Stop watch

e. Alat tulis

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian

ini adalah:

a. Data primer atau data utama,

yakni jenis data yang berkaitan

langsung dengan obyek

penelitian yang meliputi, latihan

kelincahan dan keterampilan

menggiring bola.

b. Data skunder atau data

pendukung, yaitu data yang

diperoleh tentang subyek

penelitian seperti jumlah

keseluruhan siswa kelas V SDN

03 Kota Bima Tahun Pelajaran

2012/2013, bola dan lapangan.

4. Teknik Pengumpulan Data dan

Teknik Analisis Data

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau langkah-

langkah yang dilakukan untuk

pengumpulan data dalam

penelitian ini sebagai berikut :

a. Langkah Persiapan

Hal-hal yang dilakukan pada

tahap ini adalah sebagai

berikut :

1) Menentukan sampel

penelitian

2) Menyiapkan alat dan

fasilitas yang digunakan

untuk melakukan tes

menggiring bola dalam

permainan sepak bola.

3) Menentukan/menyiapkan

tenaga pembantu

pelaksanana pengumpulan

data.

b. Tahap pelaksanaan

Hal-hal yang dilakukan pada

langkah ini adalah sebagai

berikut :

1) Menjelaskan tentang cara

pelaksanaan tes kelincahan

2) Melaksanakan tes

kelincahan

3) Menjelaskan tentang cara-

cara pelaksanaan tes

menggiring bola dalam

permainan sepak bola

kepada seluruh subyek

penelitian.

4) Melaksanakan tes

menggiring bola dengan

cara sebagai berikut:

subyek bersiap mengambil

ancang-ancang di garis

X Y

22

start. Setelah diberikan

aba-aba maka subyek

melakukan gerakan

menggiring bola dengan

melewati rintangan yang

telah di tentukan. Skor tes

menggiring bola adalah

waktu yang ditempuh

dalam melewati rintangan,

selanjutnya waktu tempuh

tersebut dikonversi ke skor

tes yang telah dibekukan.

b. Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan

analisis data, peneliti melakukan

uji kualitas tes. Test tersebut

akan di uji validitas dan

reliabilitasnya. Adapun uji

validitas dan reliabilitas tes akan

dipaparkan sebagai berikut:

1. Validitas Tes

Uji validitas Tes dapat

didefinisikan sebagai

seberapa jauh tes itu dapat

mengukur apa yang hendak di

ukur. Arikunto (134:2006)

mengatakan bahwa suatu

butir dikatakan mempunyai

validitas tinggi jika skor pada

butir mempunyai kesejajaran

dengan skor total, sehingga

untuk mengetahui validitas

butir digunakan rumus

korelasi product moment

untuk data mentah berikut.

rxy =

22 yx

xy

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

antara x dan y

xy = Produk dari x kali y

x2 = Deviasi dari nilai pada

varibel x dikuadratkan

y2 = Deviasi dari nilai pada

varibel y dikuadratkan

x = Xi – ^

X

y = Yi - ^

Y

2. Reliabilitas Tes

Untuk menentukan koefisien

reliabilitas tes digunakan

rumus koefisien alpha dari

Cronbach (Furqon, 79: 2001),

sebagai berikut.

2

2

11

1i

x

ssk

k dengan:

= koefisien reliabilitas tes

K = banyak butir Tes

si2 = varians skor butir ke-i

sx2 = varians skor total.

Interpretasi koefisien

validitas dan reliabilitas

menggunakan pengkategorian

sebagai berikut.

0, 80 < atau rxy

1,00 :

0, 60 < atau rxy

0,80 :

0, 40 < atau rxy

0,60 :

0, 20 < atau rxy

0,40 :

atau rxy

0,20 :

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

Selanjutnya, Sesuai dengan

rancangan yang digunakan dalam

pelaksanaan penelitian ini yang

dikaitkan dengan tujuan

penelitiannya, maka analisis

statistik yang digunakan untuk

mengetahui apakah ada pengaruh

latihan kelincahan terhadap

keterampilan menggiring bola

dalam permainan sepak bola pada

subyek penelitian adalah analisis

statistik regresi linear sederhana.

Adapun rumus yang dimaksud

23

adalah sebagai berikut:

Y a bX

Langkah 1. Membuat Ha dan Ho

dalam bentuk

kalimat

Langkah 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk

statistik

: 0

: 0

Ha r

Ho r

Langkah 3. Membuat tabel

penolong untuk

menghitung angka

statistik

Langkah 4. Masukan angka-

angka statistic dari

tabel penolong

dengan rumus:

1. Menghitung rumus b

2 2

.

( )

n XY X Yb

n X X

2. Menghitung rumus a Y b X

an

3. Menghitung

persamaan regresi

sederhana

Y a bX

4. Untuk mengetahui

derajad hubungan atau

korelasi antar dua

variabel digunakan

rumus koefisien

korelasi product

moment.

Rumus :

Keterangan :

r = Koofisien

Korelasi antara

variabel X dan Y

x = Lama Belajar

y = Prestasi Belajar

Mata pelajaran

matematika

n = Jumlah Sampel

Setelah diperoleh nilai

r, selanjutnya dikonsultasikan

dengan nilai r tabel sedemikian

sehingga jika :

rhit ≥ r tabel maka H0 ditolak dan Ha

diterima

rhit < r tabel maka H0 diterima dan

Ha ditolak

Adapun hipotesis statistiknya

berbunyi:

Ho : Tidak ada pengaruh latihan

kelincahan terhadap

keterampilan menggiring

bola dalam permainan sepak

bola pada siswa siswa putra

Kelas atas SDN 03 Kota

Bima Tahun Pelajaran

2012/2013

Ha : Ada pengaruh latihan

kelincahan terhadap

keterampilan menggiring

bola dalam permainan sepak

bola pada siswa putra Kelas

atas SDN 03 Kota Bima

Tahun Pelajaran 2012/2013.

C. Hasil Penelitian

Dari hasil perhitungan maka

diperoleh nilai rhit Sebesar 0,8766

sedangkan rtabel pada taraf signifikan

5% dan derajat kebebasan n = 53

menunjukkan nilai sebesar 0,266.

Dengan diperoleh nilai tersebut maka

rhit lebih besar dari rtabel (rhit rtabel)

maka Ha diterima dan H0 ditolak.

Diterimanya hipotesis nihil tersebut,

maka dengan sendirinya penelitian ini

menyimpulkan bahwa Ada pengaruh

latihan kelincahan terhadap

keterampilan menggiring bola dalam

permainan sepak bola pada siswa

putra Kelas atas SDN 03 Kota Bima

Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Pembahasan

Faktor-faktor yang dapat

dipengaruhi peningkatan prestasi

seorang pemain sangat penting

dilakukan karena akan membantu

upaya pelatih dalam menyiapkan

2222 )().()().(

).().(

yynxxn

yxxynr

24

program latihan yang akan diterapkan

dalam proses pelatihan pada

pemainnya. Dalam permainan sepak

bola ada beberapa faktor tehnik yang

perlu dikuasai oleh seorang pemain,

faktor-faktor tehnik yang dimaksud

antara lain adalah : menggiring bola

dan memasukkan bola ke dalam

gawang. Kedua faktor tersebut tentu

saja berhubungan dengan kemampuan

fisik seorang pemain, oleh sebab itu

untuk meningkatkannya maka latihan-

latihan fisik juga perlu dilakukan. Jadi

kemampuan tehnik berhubungan erat

dengan beberapa kemampuan fisik

yang sesuai dengan gerakan yang

dilakukan.

Penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui apakah ada pengaruh

latihan kelincahan terhadap

keterampilan menggiring bola dalam

permainan sepak bola pada Siswa

Putra Kelas atas SDN 03 Kota Bima

tahun pelajaran 2012/2013 ini,

menunjukkan bahwa latihan-latihan

kelincahan tersebut memberikan

pengaruh yang positif terhadap

peningkatan kemampuan menggiring

bola pada subyek penelitian, hal ini

menjadi informasi penting bagi para

guru pendidikan jasmani dan olah raga

serta pelatih dalam melakukan

pemanduan bakat, baik yang

dilakukan dalam kegiatan ekstra

kurikuler maupun dalam memberikan

latihan-latihan di klub sepak bola.

Namun demikian program latihan

yang benar dan terukur perlu di

siapkan karena secara teoritis

dikatakan bahwa latihan yang

dilakukan dengan penambahan beban

yang dilakukan secara teratur akan

meningkatkan prestasi seorang pemain

sepak bola. Penambahan beban dalam

pelaksanaan penelitian ini dilakukan

dengan teratur dengan prinsip-prinsip

latihan yang berlaku.

E. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini

“Ada pengaruh latihan kelincahan

terhadap keterampilan menggiring

bola dalam permainan sepak bola pada

siswa putra kelas atas SDN 03 Kota

Bima Tahun Pelajaran 2012/2013”.

F. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi., 2006, Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktis, Yayasan Fakultas

Psikologi UGM, Yogyakarta.

Dinata, 2003, Olahraga Untuk

Perguruan Tingg, PT. Sastra

Hudaya, Yogyakarta.

Furqon, 2001, Statistik Terapan Untuk

Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Hadi, 2000, Statistik Jilid II Cetakan

ke-17, Andi Offset, Yogyakarta.

Harsono, 1998, Sepak Bola Program

Pembinaan Ideal, PT Gramedia,

Jakarta.

Hasibuan, 2005, Sepak Bola Langkah-

Langkah Menuju Sukses Edisi

Ke Kedua, PT. Grapindo

Persada, Jakarta.

Mirman, 1998, Dasar-Dasar Sepak

Bola, Pakar Raya, Bandung.

Nurhasan, 2001, Tes dan Pengukuran

dalam Pendidikan Olahraga

Fakultas Pendidikan Olahraga

dan Kesehatan. Indonesia

Universitas.

Subana dan Sudrajat, 2001,

Metodologi Penelitian

Pendidikan, Aneka Cipta, Jakarta.

Sudjana dan Ibrahim, 2001, Metode

Penelitian, PT. Bumi Aksara,

Jakarta.

25

Sugiyono, 1999, Metode Penelitian

dalam Pendidikan, Alfabeta,

Bandung.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian,

Alfabeta, Bandung.

Suharno, 1993, Latihan Sepak Bola

Metode Baru serangan, Pioner

Jaya, Bandung.

Soendoro, 2004, Pendidkan Jasmani

untuk Mahasiswa Printing.

Jakarta.

26

STUDI PERBANDINGAN PASSING BOLA ANTARA KAKI BAGIAN DALAM DENGAN

KAKI BAGIAN LUAR PADA KLUB SEPAK BOLA SMA NEGERI 2 DOMPU

KABUPATEN DOMPU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DRS. M.SAUD YASIN & MAGFIRATUL MUQARRAMAH

Dosen STKIP Taman Siswa Bima

ABSTRAK

Kata Kunci : passing bola kaki bagian dalam dan passing bola kaki luar,

Dalam permainan sepak bola tentu harus menguasai beberapa teknik dasar terutama dalam

melakukan passing bola baik dengan kaki bagian dalam maupun kaki bagian luar. Hal ini yang

membuat peneliti tertarik melakukan penetian tentang sejauh mana perbandingan passing bola

dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. Sehingga tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui adakah perbandingan passing bola dengan

menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada klub sepak bola SMA Negeri 2 Dompu

Kabupaten Dompu Tahun Pelajaran 2014/2015.

Adapun jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bersifat kuasal

komparatif. Penelitian kuasal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki

hubungan, perbandingan, sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan

mencari faktor yang menjadi penyebab malalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini

pendekatan dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian

mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Dalam hai ini

ada unsur membandingkan antara dua atau lebih variabel (Fraenkel dan Wallen, dalam Riyanto,

2001 : 34).

Berdasarkan hasil analisis data maka nilai t-hitung lebih besar daripada t-tabel yaitu 7,097

> 2,110 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis

alternative (Ha) diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Ada perbedaan passing bola dengan

menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada klub sepak bola SMA Negeri 2 Dompu

Kabupaten Dompu Tahun Pelajaran 2014/2015”.

A. PENDAHULUAN

Sepak bola merupakan olahraga yang

berbentuk permainan dan dimainkan oleh 11

orang dalam satu tim atau regu. Permainan

ini dapat dimainkan oleh anak-anak, dewasa

dan orang tua baik laki-laki maupun

perempuan.

Olahraga sepak bola ini terdiri dari

bermacam-macam bentuk gerakan dan teknik

dalam bermain. Diantaranya teknik

menggiring bola, teknik menahan bola, dan

yang paling dasar adalah teknik menendang

bola. Teknik menendang tersebut apabila

diperagakan oleh pemain pemula akan

kelihatan seperti asal menendang saja

sedangkan bagi anak-anak masih mengalami

kesulitan dalam teknik menendang tersebut,

masih kelihatan asal menendang bola pada

umumnya tanpa mengetahui apa yang

didapat dari hasil tendangannya itu. Untuk

memperoleh tendangan yang baik dan akurat

dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain adalah teknik menendang dengan

menggunakan kaki bagian dalam dan kaki

bagian luar.

Dengan latar belakang inilah penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian tentang

“Studi perbandingan passing dan stop bola

antara kaki bagian dalam dengan kaki bagian

luar dalam permainan sepak bola pada klub

PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat tahun

2011”.

1. Sejarah Permainan Sepak Bola

Sedemikian jauh belum ada kesamaan

pendapat tentang kapan dan dari mana asal

mula permainan sepak bola itu yang

sebenarnya. Jika orang membaca tentang

sejarah persepakbolaan yang ditulis oleh

pengarang dari berbagai Negara, maka ada

kesan bahwa sepak bola itu berasal dari

negaranya sendiri. Seperti contoh: di Jepang

permainan Dakiu (sepak bola) dengan nama

“kemari”, Yunani bernama “Epykyras”,

Romawi bemama “Haspartum”, dan lain-lain.

Namun jika kita berbicara permainan

27

sepak bola yang telah mempunyai peraturan-

peraturannya maka teranglah bahwa sepak

bola itu berasal dari “Inggris”,. Hal ini

menjadi lebih nyata lagi dengan berdirinya

“English Football Association” pada tahun

1863. pada tanggal 8 Desember 1863

tersusunlah suatu peraturan permainan sepak

bola yang disusun oleh The Football

Association, dan lahirlah peraturan

permainan sepak bola yang kita kenal sampai

sekarang.

2. Passing dan Stop Bola

a. Passing bola

Passing bola adalah : Menendang bola

dengan salah satu kaki dengan

menggunakan kekuatan serta ketepatan.

Tujuannya adalah untuk memberi umpan

atau operan dan mencetak goal. ( Dinata,

2003 )

b. Stop bola

Stop bola adalah : Menahan atau

menghentikan bola. Dalam permainan

sepak bola sering kita menahan atau

menghentikan bola. Hal ini bertujuan

untuk memudahkan kita dalam

mengontrol atau mengarahkan bola

kesasaran yang diinginkan, baik itu bola

yang jatuh ke tanah maupun bola yang

masih di udara, dengan menggunakan

kaki bagian luar, kaki bagian dalam,

punggung kaki, paha, perut, dada, atau

kepala. ( Dinata, 2003 ).

3. Teknik-Teknik Passing atau

Menendang Bola

Untuk melakukan tendangan dengan kaki

yang benar harus memperhatikan teknik-

teknik menendang sebagai berikut :

1. Teknik menendang dengan kaki bagian

dalam (kura-kura dalam).

Tendangan dengan bagian dalam kaki

atau kura-kura dalam kita gunakan

terutama untuk memberi umpan jarak

pendek, yaitu jarak 6 meter sampai 15

meter. (Dinata, 2003). Untuk melakukan

tendangan dengan menggunakan bagian

dalam kaki ada beberapa cara yaitu :

a. Sikap dan Gerakan

1) Kaki tumpu ditekuk dengan memikul

seluruh berat badan sewaktu menendang

2) Pergelangan kaki penendang tidak

bergerak

3) Pandangan mata terarah kearah bola

4) Ayunkan kaki, tendang bola dengan

menyusur tanah dengan menggerakan

kaki bagian dalam kearah bola.

2.Teknik menendang dengan kaki bagian

luar.

Menendang dengan menggunakan kaki

bagian luar dilakukan untuk memperoleh

tendangan melengkung. Jalannya

tendangan ini setengah lingkaran dan

berputar pada sebuah sumbu menuju

kesasaran.( Dinata,2003 ). Cara

menendang bola dengan menggunakan

bagian luar kaki adalah : Sikap dan

gerakan

1) Kaki tumpu ditekuk ringan dengan

memikul seluruh berat badan sewaktu

menendang

2) Pergelangan kaki penendang dikunci

kuat dan ditekuk ke dalam

3) Badan sedikit tegak dan rileks

4) Pandangan mata diarahkan kearah bola

5) Lepaskan tendangan lurus kearah

depan dengan pergelangan kaki yang

sudah ditekuk ke dalam, sehingga

bagian luar punggung kaki mengenai

bola.

4. Teknik-Teknik Stop Atau Menahan

Bola

a. Menahan bola dengan menggunakan

kaki bagian dalam.

Dalam permainan sepak bola, sering

kita melihat atau bahkan melakukan menahan

atau mengontrol bola, baik itu bola yang

jatuh ke tanah maupun bola yang masih di

udara, hal ini kita gunakan kaki bagian dalam

dan luar. ( Dinata, 2003 ).

Setiap pemain harus mampu menahan

bola dengan menggunakan kaki bagian dalam

karena gerakan ini adalah salah satu gerakan

yang paling sederhana dan mudah yang

pemain harus bisa kuasai. Teknik menahan

bola dengan kaki bagian dalam dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Sikap

a) Kaki tumpu agak tegak dan rileks serta

menahan berat badan dan

keseimbangan badan dibantu oleh

lengan.

28

b) Kaki yang menerima bola harus lentur

pada saat bola tiba.

c) Pandangan mata tetap mengikuti bola.

2) Gerakan

Bungkukan badan sedikit, kemudian oper

dengan kaki yang sesuai dengan

keinginan, serta condongkan kearah

bola.

b.Menahan bola dengan menggunakan kaki

bagian luar.

Menahan bola dengan menggunakan

kaki bagian luar dilakukan jika posisi

bola berada agak jauh dari kaki dan

datangnya bola selalu dari samping

badan. Teknik menahan bola dengan

kaki bagian luar adalah :

a) Sikap

1) Kaki tumpu agak ditekuk dan berada

dibelakang kaki yang akan menahan

bola.

2) Badan dimiringkan ke samping.

3) Pandangan mata tertuju kearah bola.

b) Gerakan

Bungkukan badan sedikit, kemudian

oper dengan kaki yang diinginkan serta

condongkan badan kearah bola.

B. METODELOGI PENELITIAN

Metode penelitian ialah suatu prosedur

atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang

mempunyai langkah-langkah sistematis. Oleh

karena itu ketepatan dalam menggunakan

metode dalam suatu penelitian yang

dilakukan akan memberikan hasil yang lebih

baik. Dalam buku metode penelitian

dijelaskan bahwa ada 2 macam metode

Yaitu: 1.Metode Eksperimen, 2. Metode

Empiris.

Metode eksperimen adalah suatu

pendekatan dimana situasi atau gejala dibuat

dengan sengaja ( Arikunto, 2002: 95 ).

Sedangkan metode empiris adalah suatu

pendekatan dimana gejala-gejala yang akan

diteliti tidak dibuat dengan sengaja (Sutrisno

Hadi, 1976: 36), maka dari itu peneliti

menggunakan metode atau pendekatan

empiris. Metode penelitian ini termasuk

penelitian yang bersifat Expost Facto artinya

data yang terkumpul setelah semua kejadian

yang dipersoalkan berlangsung. Dengan

demikian metode penelitian yang digunakan

adalah expost facto, membandingkan dua

peristiwa yang sudah terjadi melalui

hubungan sebab akibat dengan cara mencari

sebab terjadinya peristiwa berdasarkan

pengamatan akibat-akibat yang tampak dan

teramati. Peneliti tidak mulai proses dari

awal, melainkan langsung melihat hasilnya.

Dalam rancangan penelitian ini

menggunakan rancangan penelitian tindakan

yaitu melalui tes perbuatan untuk

memperoleh data tentang passing dan stop

bola dengan menggunakan kaki bagian dalam

dan kaki bagian luar. Pengertian tindakan ini

berfokus pada hal-hal yang bersifat aplikasi,

bersifat terbatas dan segera, bukan untuk

mengembangkan teori, hasilnya untuk

perbaikan atau penyempurnaan praktek

tertentu. Tindakan ini sebagai permulaan dari

ilmu tingkah laku yang telah ikut

memberikan generalisasi yang diperlukan

tentang tingkah laku dan ciri-ciri individu

serta kelompok yang mempunyai sifat-sifat

yang lebih kompleks, memerlukan informasi

yang lebih mendalam, guna menguji

hipotesis dan menganalisanya secara lebih

cermat.

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi adalah seluruh individu yang

menjadi subyek penelitian dan akan

dikenai generalisasi ( Arikunto, 2002 ).

Ahli lain mengatakan bahwa populasi

adalah sekelompok individu yang

memiliki satu atau lebih karakteristik

umum yang menjadi pusat perhatian (

Faisal, 1982 ).

Dari kedua pendapat tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan populasi adalah keseluruhan

individu yang memiliki satu atau lebih

karakteristik umum yang dijadikan pusat

penelitian. Sedangkan yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh anggota pemain klub PS. Batu

Kuta Narmada Lombok Barat tahun 2011

yang berjumlah sebanyak 18 orang

pemain.

2. Sampel Penelitian

Menurut (Arikunto 2002),

yang dimaksud dengan sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti. Sedangkan ahli lain mengatakan

sampel adalah sebagian dari populasi serta

29

dipandang sebagai wakil dari populasi

(Netra 1972). Jadi sampel adalah sebagian

dari populasi yang dipandang sebagai

wakil dari populasi yang akan diteliti.

Sesuai pendapat ahli, jika subyeknya

banyak ( lebih dari 100 orang ) dapat

diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 %

(Sukarsimi Arikunto: 1992 : 107). Akan

tetapi jika jumlah populasinya sedikit

dapat diambil seluruhnya. Jadi jumlah

sampel yang digunakan adalah 18 orang,

sehingga penelitian ini disebut penelitian

studi populasi.

Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diperlukan,

dibutuhkan instrumen. Yang dimaksud

dengan instrumen adalah alat bantu pada

waktu penelitian dengan menggunakan

suatu metode. (Arikunto 2002 ). Di

samping itu instrumen harus disusun

sedemikian rupa agar dapat secara tepat

merekam data yang dimaksud. Dengan

kata lain metode tidak dapat memenuhi

fungsinya dengan efektif, apabila

instrumen yang dijadikan alat metode itu

tidak valid.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas,

maka instrumen yang digunakan dalam

pelaksanaan pengumpulan data adalah tes

Passing dan Stop bola dengan

menggunakan kaki bagian dalam dan kaki

bagian luar. (Nurhasan, 2001). Adapun

alat yang digunakan untuk mendapat data

adalah: Bola 5 buah, Fluit, Kapur,

Formulir dan alat tulis menulis, Meteran

,Tembok , Stop watch, Daerah tes untuk

passing dan stop bola seperti gambar

dibawah ini :

0,60 Centimeter

4 meter

X (Testee)

Keterangan :

­ 60 Centimeter : Daerah sasaran

­ 4 meter : Daerah batas passing dan

stop

Tes dan pengukuran ( Nurhasan,

2001 )

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data-data penelitian

menggunakan metode dokumentasi dan

metode tes, yaitu tes perbuatan. Metode tes

perbuatan digunakan untuk memperoleh data-

data tentang passing dan stop bola.

Sedangkan metode dokumentasi digunakan

untuk mencetak data-data tentang identitas

subyek penelitian (nama, umur dan posisi

pemain) dan metode observasi dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk melihat

apakah proses pengumpulan data dilakukan

sudah dapat berjalan dengan benar atau tidak.

Atas dasar petunjuk di atas, serta

menganalisa tujuan penelitian, maka peneliti

menggunakan dua metode yaitu :

1. Metode Dokumenter

Metode dokumenter adalah suatu cara

untuk memperoleh data yang diperlukan

dengan jalan mengumpulkan semua jenis

dokumenter serta mengadakan pencatatan

secara sistematis. ( Netra, 1972 ). Metode

ini digunakan untuk mengetahui jumlah

dan nama anggota pemain klub PS. Batu

Kuta Narmada Lombok Barat tahun 2011.

2. Metode Tes Perbuatan

Metode tes perbuatan adalah suatu alat

atau prosedur yang sistematis dan

obyektif, untuk memperoleh data atau

keterangan yang diperlukan tentang

seseorang dengan orang lain yang boleh

dikatakan cepat dan tepat (Kusuma,1972

).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas,

maka dalam penelitian ini menggunakan

metode tes perbuatan dengan maksud

untuk memperoleh data passing dan stop

bola dengan kaki bagian dalam dan kaki

bagian luar dalam waktu 30 detik pada

pemain PS. Batu Kuta Narmada Lombok

Barat tahun 2011.

Adapun proses pengumpulan data dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tes passing dan stop bola dengan teknik

kaki bagian dalam dan kaki bagian luar

dengan jarak 4 meter dengan sasaran 60

cm dalam waktu 30 detik.

2. Tendangan yang sah apabila bola

ditendang di luar areal 4 meter dan masuk

dalam bidang sasaran 60 cm.

30

3. Hasil yang dicatat, bola yang masuk ke

daerah sasaran.

Analisa Data

Berdasarkan data-data yang diperoleh

dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, maka

analisa data yang digunakan uji statistik.

Sedangkan untuk mengetahui perbandingan

passing dan stop bola dengan menggunakan

kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada

anggota pemain klub PS.Batu Kuta Narmada

Lombok Barat tahun 2011.

Untuk analisa statistik dengan uji test, maka

digunakan rumus t-test.

Adapun rumus t-tes yang dimaksud sebagai

berikut :

MI - MII

t =

∑ d2

N ( N-I )

Keterangan :

MI = Angka rata-rata siswa yang

menendang dengan kaki

bagian dalam

M II = Angka rata-rata siswa yang

menendang dengan kaki

bagian luar

d = D-Md sedangkan Md = D

dan D = XI - XII

N

N = Jumlah sampel

∑ = Sigma { jumlah )

d2 = d dikuadratkan

( I.B. Netra, 1980 )

Langkah-langkah Menganalisa Data

1. Merumuskan Hipotesis Nihil

2. Membuat Tabel Kerja

3. Memasukkan Data dalam Rumus

4. Mencari Nilai t-test

5. Menarik Kesimpulan Analisis

C. HASIL PENELITIAN

1. Pengujian hipotesis

Agar data yang terkumpul

mempunyai arti maka data yang

masih mentah (row score) perlu

diolah dan di analisa.

Langkah-langkah analisa data :

­ Merumuskan hipotesis nihil

(Ho)

­ Menyusun tabel kerja

­ Mendistribusikan data kedalam

rumus

­ Menguji nilai t

­ Menarik kesimpulan

a. Merumuskan hipotesisi nihil

(Ho)

Untuk menguji hipotesis

alternatif (Ha) yang diajukan itu

maka harus dirubah kedalam

hipotesis nihil (Ho) yang

berbunyi : tidak ada perbedaan

passing dan stop bola dengan

kaki bagian dalam dan kaki

bagian luar pada pemain sepak

bola PS. Batu Kuta Narmada

Lombok Barat Tahun 2011.

b. Menyusun tabel kerja

Tabel IV. Tabel persiapan untuk sampel

yang berkolerasi dengan rumus.

No Nama

pemain

XI XII D d d2

1 2 3 4 5 6 7

1 Muhiban 50 42 8 -2,22 4,93

2 Zohran 58 50 8 -2,22 4,93

3 Jufri Sahid 50 50 0 -10,22 104,

45

4 Zamroni 58 42 16 5,78 33,4

1

5 Rosi Nopri

Hanis

66 50 16 5,78 33,4

1

6 Emi

Mansur

50 42 8 -2,22 4,93

7 Hendri 42 34 8 -2,22 4,93

8 Sukriyadi\ 58 42 16 5,78 33,4

1

31

9 Haekal

Saumadani

74 50 24 14,67 215,

21

10 Malikus

Sagir

50 42 8 -2,22 4,93

11 Rizal

Yakub

58 50 8 -2,22 4,93

12 Dedi

Irawan

66 58 8 -2,22 4,93

13 Edi Ansori 58 50 8 -2,22 4,93

14 M. Taufik 42 42 0 -10,22 104,

45

15 Misbah 58 50 8 -2,22 4,93

16 Saepudin 66 58 8 -2,22 4,93

17 Rony

Alpian

58 42 16 5,78 33,4

1

18 Ilham

Hadinata

66 50 16 5,78 33,4

1

Jumlah 10

28

84

4

18

4

640,

46

Keterangan :

Mi = 1028 = 57,11

18

Mii = 844 = 46,89

18

Md = = 184 = 10,22

18

c. Mendistribusikan data ke dalam rumus

Setelah kita mengetahui nilai M1, M2, D,

d, d2 maka langkah selanjutnya

mendistribusikan nilai kedalam rumus,

dan rumus yang dipakai untuk

menganalisa data ini adalah rumus t-test :

t= MI - MII

∑d2

N(N-1)

t = 57,11 – 46,89

640,46

18 (18-1)

t = 10,22

640,46

18 (17)

= 10,22

640,46

306

= 10,22

2,093

t = 10,22 = 7,097

d. Menguji nilai t

Setelah mendapatkan nilai t-hitung

dengan dF (N-1) yaitu = 18-1 = 17 dalam

taraf signifikansi 5% maka t-hitung

menunjukan angka 7,097 sedangkan nilai

t-tabel menunjukan angka 2,110. Untuk

menolak hipotesis nihil (Ho) atas dasar

signifikansi 5% maka t-hitung lebih besar

dari nilai t-tabel. Dengan taraf signifikansi

5% maka t-hitung 7,097 >t-tabel 2,110

e. Menarik kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan

data diperoleh bahwa nilai rata-rata

pemain yang passing dan stop bola

dengan kaki bagian dalam lebih besar jika

dibandingkan dengan nilai rata-rata

pemain yang passing dan stop bola

dengan kaki bagian luar, oleh karena itu

hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima maka dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa ada perbedaan

passing dan stop bola dengan kaki bagian

dalam dan kaki bagian luar pada pemain

sepak bola PS. Batu Kuta Narmada

Lombok Barat Tahun 2011.

D. PEMBAHASAN

Sepak bola merupakan permainan

beregu dan membutuhkan kerjasama dalam

satu tim serta keterampilan individu sangat

dibutuhkan seperti dalam hal passing dan

stop bola dengan menggunakan kaki bagian

dalam dan kaki bagian luar, hal tersebut

termasuk keterampilan dasar dari setiap

permainan sepak bola. Kekurangan

keterampilan passing and stop bola akan

mengakibatkan lepasnya bola dari pemain

32

dan membuang kesempatan untuk mencetak

gol .

Berdasarkan hasil penelitian ini ada

perbedaan passing and stop bola dengan kaki

bagian dalam dan kaki bagian luar, yang

mana pemain yang melakukan passing dan

stop bola dengan kaki bagian dalam, kaki

agak ringan sehingga sangat mudah dalam

pelaksanaannya serta hasilnya lebih banyak

sedangkan dalam melakukan passing dan

stop bola dengan kaki bagian luar, kaki dari

para pemain agak sedikit kaku dan ini

disebabkan karena takut ujung kaki atau

ujung sepatunya mengenai tanah. Dengan

demikian bahwa keterampilan passing dan

stop bola dengan kaki bagian luar dalam

permainan sepak bola pada pemain sepak

bola PS. Batu Kuta Narmada Lombok Barat

Tahun 2011. Passing dan stop bola dengan

kaki bagian dalam dan kaki bagian luar

berhasil dengan baik atau menuju daerah

sasaran apabila seorang pemain memiliki

kemampuan dasar dalam permainan sepak

bola.

E. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data pada

BAB IV, menunjukan t-hitung lebih besar

dari t-tabel (7,097 > 2,110) pada taraf

signifikan 5%. Dengan demikian hipotesis

nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif

(Ha) diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa “ Ada perbedaan passing dan stop

bola dengan kaki bagian dalam dan kaki

bagian luar pada pemain sepak bola PS. Batu

Kuta Narmada Lombok Barat Tahun 2011”.

Perbedaan tersebut menunjukan bahwa

passing dan stop bola yang dilakukan dengan

kaki bagian dalam lebih baik dibandingkan

dengan passing dan stop bola dengan kaki

bagian luar.

DAFTAR PUSTAKA

Dien Indra Kusuma Amir, Menyusun Soal-

Soal Tes, Lembaga Pendidikan Malang

Tahun 1972

Dinata Marta, Dasar-Dasar Mengajar Sepak

Bola, Cerdas Jaya, Tahun 2003

Faisal Sunafiah, Metodelogi Penelitian

Ilmiah, Usaha Jakarta, Tahun 1982

Hadi Sutrisno, Metodelogi Penelitian, Audi

Offset, Yogyakarta Tahun 1991

Luxbacher Joe, Taktik Dan Teknik Bermain

Sepak Bola, Raja Grafindo Persada

Jakarta, Tahun 2001.

Netra I.B, statistik infrensial, bina usaha,

surabaya, 1972

Nurhasan, Tes Dan Pengukuran Pendidikan

Olahraga, Karunia Universitas

Terbuka Tahun 1986.

Slamet. SR, Pendidikan Jasmani Dan

Kesehatan, Pustaka Mandiri, Tahun 1994.

Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah,

Pustaka Setia,Bandung 7 Maret 2001.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,

Rineka Cipta Jakarta, Tahun 2002

Surya Brata, Sumardi, Metodelogi Penelitian,

Raja Grafindo Persada Jakarta,Tahun

2003

Sutaryano Ahyar Y. dkk, Pedoman Penulisan

Skripsi IKIP Mataram. Tahun 2003

33

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP JAUHNYA LEMPARAN

KE DALAM PADA PERMAIANAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS X SMA

NEGERI 2 DOMPU SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015

IKA AHMAD ARIF R., S.PD.,M & HAERLY BURHAN, S.PD & MAHDIN

ABSTRAK

Kata Kunci : Kekuatan Otot Bahu dan Jauhnya Lemparan Kedalam

Permainan sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang paling terkenal di

dunia, hal ini tidak dapat dipungkiri, bahkan di Indonesia olahraga ini sangat banyak

peminatnya. Pertandingan sepak bola tidak hanya dilaksanakan antar klub saja, namun

sering juga diadakan antar instansi, antar sekolah dan antar perguruan tinggi. Pada suatu

pertandingan sepak bola yang dimainkan oleh klub-klub yang terkenal dengan pemain-

pemain yang mempunyai teknik tinggi, seorang berani membeli karcis walaupun harganya

relatif mahal.

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka rumusan penelitian

yang diajukan adalah " Apakah ada hubungan yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap

jauhnya lemparan ke dalam dalam permainan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA

Negeri 2 Dompu semester I tahun pelajaran 2014/2015.

Sesuai dengan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yang dikaitkan

dengan rumusan masalah dan tujuan penelitiannya, maka analisis statistik yang digunakan

untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot bahu terhadap hasil lemparan

kedalam dalam permaianan sepak bola pada siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu

semester I tahun pelajaran 2014/2015 adalah analisis statistik korelasi Product Moment.

Dari hasil uji korelasi rxy menujukan nilai hitung rxy sebesar 0.983 maka besarnya

taraf signifikan 5% dan N sebesar 25, ternyata besarnya angka batas penolakan hipotesis

nol yang dinyatakan dalam tabel adalah 0.396. Kenyataan ini menujukan bahwa nilai

rxyyang diperoleh dari hasil analisis data sebesar 0,983. Berada di atas angka batas

penolakan hipotesis nol yang besarnya 0,396. (Nilai rxy = 0,983 > r tabel 0,396) maka dapat

disimpulkan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan kekuatan otot bahu terhadap hasil

lemparan kedalam pada permainan sepak bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu

semester I tahun pelajaran 2014/2015”.

A. PENDAHULUAN

Permainan sepak bola adalah salah

satu cabang olahraga yang paling terkenal

di dunia, hal ini tidak dapat dipungkiri,

bahkan di Indonesia olahraga ini sangat

banyak peminatnya. Pertandingan sepak

bola tidak hanya dilaksanakan antar klub

saja, namun sering juga diadakan antar

instansi, antar sekolah dan antar

perguruan tinggi. Pada suatu

pertandingan sepak bola yang dimainkan

oleh klub-klub yang terkenal dengan

pemain-pemain yang mempunyai teknik

tinggi, seorang berani membeli karcis

walaupun harganya relatif mahal.

Untuk menjadi pemain sepak bola

yang berprestasi, di samping harus

memenuhi persyaratan fisik yang baik

34

seperti kekuatan, daya tahan, kelincahan,

kecepatan, kelenturan dan lain-lain, juga

dituntut untuk menguasai teknik-teknik

dasar yang baik seperti teknik dasar

mengiring, menendang, melempar,

mengoper dan menghentikan serta

menyundul bola. Melempar bola

merupakan salah satu teknik yang kurang

mendapat perhatian oleh para pelatih,

padahal teknik tersebut sering menjadi

penyebab terjadinya gol, karena

melempar akan lebih terarah ke tujuan

yang kita inginkan.

Walaupun lemparan ke dalam

tidak dapat dilakukan untuk mencetak

gol secara langsung dalam permaianan

sepak bola. Jika k i t a perhatikan, tidak

sedikit para pemain yang mampu

melempar bola dari pinggir garis

samping sampai di depan gawang lawan

sehingga dapat tercipta gol baik dengan

cara ditendang' ataupun disundul.

Kemampuan pemain untuk dapat

melempar bola sedemikian jauh,

kemungkinan besar disebabkan oleh

beberapa faktor seperti kelenturan otot

punggung, kekuatan ataupun daya ledak

otot bahu, sikap dan posisi badan saat

melakukan lemparan ke dalam dan

sebagainya.

1. Sepak Bola Sepak bola merupakan olahraga yang

berbentuk permainan dan dimainkan oleh 11

orang dalam satu tim atau regu. Permainan

ini dapat dimainkan oleh anak-anak, dewasa

dan orang tua baik laki-laki maupun

perempuan.

Permainan sepak bola yang sangat

terkenal saat ini, menurut sejarah diakui

oleh beberapa Bangsa dan Negara berasal

dari mereka dengan nama yang diberikan

sendiri-sendiri seperti misalnya Tsu-Chiu

(Cina), Episkyros (Yunani), Dakiu (Jepang)

dan sebagainya. Namun peraturan permainan

dan pertandingan sepak bola telah diakui

oleh seluruh dunia berasal dari Inggris, hal

ini dikaitkan dengan berdirinya Engkish

Football Assosiation yang didirikan pada

tahun 1863, atas dasar ini pula maka

dikatakan bahwa sepak bola berasal dari

Inggris.

Seorang pemain sepak bola, agar

mencapai prestasi yang baik dituntut

memenuhi persyaratan fisik, Teknik,

taktik dan mental yang baik. Persyaratan

fisik yang dimaksud antara lain kekuatan,

daya tahan, kelincahan, kecepatan,

sedangkan yang berhubungan dengan

faktor mental dan taktik, diperlukan

kerjasama yang baik dalam suatu

pelaksanaan pertandingan. Di samping

faktor-faktor tersebut di atas, faktor

teknik juga sangat penting untuk

mendapatkan perhatian dalam upaya

pembinaan prestasi sepak bola. Adapun

beberapa macam teknik dasar yang

perlu mendapat perhatian, menurut

Mirman (1998) adalah sebagai brikut:

a. Teknik gerak tanpa bola

Teknik gerak tanpa bola terdiri dari:

1) Teknik lari

2) Teknik melompat

3) Teknik gerak tipu badan

b. Teknik gerak dengan bola

Tenik gerak dengan bola terdiri dari:

1) Teknik menendang

2) Teknik menerima bola

3) Teknik menggiring bola

4) Teknik menembak kearah sasaran

Di samping teknik-teknik tersebut

di atas, menurut Mirman ada beberapa

teknik lain yang perlu dikembangkan

sendiri, yaitu: (1) Teknik menyundul

bola. (2) Teknik mengoper bola. (3)

Teknik melempar bola (4) Teknik

merampas bola. (5) Teknik penjaga

gawang

Sedangkan Ijatna dan Hasibuan

(2005) menyebutkan ada beberapa Teknik

dasar dalam permainan sepak bola yakni :

1) Teknik Badan, yang terdiri dari :

a) Teknik lari

b) Teknik lompat

c) Gerak tipu dengan badan

d) Sikap pertahanan

2) Teknik Dengan Bola, yang terdiri

dari:

a) Kicking (menendang bola)

b) Menyundul bola (heading)

c) Checking dan trapping

(menerima/menahan)

d) Dribling (menggiring bola)

35

e) Tricking one opponent (menipu lawan

dengan bola)

f) Tackling (merebut bola)

g) Throw in (lemparan kedalam

h) Goal keeping

Selanjutnya dijelaskan bahwa

lemparan kedalam (throw in) dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Posisi tangan

1) Kedua tangan diletakkan pada

samping bola dan saling berhadapan

2) Kedua tangan diletakkan

berdampingan pada bagian bola

yang berlawanan dengan arah

lemparan

b. Posisi kaki

1) Kedua kaki diletakkan dengan posisi

kedua ujung kaki sejajar dengan garis

samping (melempar dengan berdiri

ditempat)

2) Salah satu kaki diletakkan

didepan kaki yang lain. Kedua

kaki diletakkan dengan posisi kedua

kaki sejajar dengan garis samping dan

Inside Foot dari kaki depan

menghadap lapangan

3) Kedua kaki diletakkan dengan posisi

kedua kaki sejajar dengan garis

samping Outside Foot dari kaki

dengan menghadap kedalam lapangan.

2. Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan merupakan salah satu

unsur dari aspek fisik yang memberikan

hubungan terhadap peningkatan

kemampuan penampilan seseorang.

Hampir semua cabang olahraga

membutuhkan unsur tersebut, seperti

sepakbola, bolavoli, panjat tebing,

dayung, karate, pencak silat,. tae kwon

do dan sebagainya digunakan pada saat

menendang (kekuatan otot tungkai).

Sedangkan kekuatan otot lengan

dibutuhkan pada saat mengangkat beban,

menolak, melempar dan Iain-lain pada

setiap cabang olahraga yang memerlukan

gerakan-gerakan tersebut.

Mengenai pengertian tentang

kekuatan, ada beberapa pakar

memberikan definisi sebagai berikut :

Menurut Sajoto (1988), yang

dimaksudkan dengan kekuatan otot

lengan adalah kemampuan seorang atlet

pada saat menggunakan otot-ototnya

menerima beban dalam waktu kerja

tertentu. Sedangkan Harsono (1993)

memberikan pengertian kekuatan otot

lengan adalah kemampuan otot untuk

membangkitkan tegangan terhadap suatu

tahanan.

Suharno (1993) menyatakan

bahwa kekuatan otot lengan adalah

kemampuan otot untuk dapat mengatasi

tahanan/beban, menahan atau

memindahkan beban dalam menjalankan

aktifitas olahraga.

Dari beberapa pengertian tesebut

di atas dapat dijabarkan pula bahwa

kekuatan otot lengan adalah kemampuan

otot untuk dapat mengatasi beban

dengan berat dan waktu tertentu.

a. Macam-macam kekuatan Ditinjau dari aktifitas geraknya

menurut Suharno (1993) kekuatan

terdiri dari beberapa macam, yakni:

1) Kekuatan maksimal, yaitu

kemampuan otot dalam kontraksi

maksimal serta dapat

melawan/menahan dan

memindahkan beban maksimal pula

(dalam perlombaan angkat besi)

2) Explosive power (kekuatan daya

ledak) ialah kemampuan sebuah

atau sekolompok otot untuk

mengatasi tahanan beban dengna

kecepatan tinggi dalam satu gerakan

yang utuh.

3) Daya tahan kekuatan (power

endurance) adalah kemampuan

tahan lamanya kekuatan otot

untuk melawan tahanan beban

yang tinggi intensitasnya

(mendayung, balap sepeda, berenang)

b. Faktor-faktor penentu baik

tidaknya kekuatan

Suharno (1993) mengatakan

bahwa ada beberapa faktor yang

dapat menentukan baik atau tidaknya

kekuatan, yaitu antara lain:

1) Besar kecilnya potongan melintang

otot.

2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja

dalam melawan beban

36

3) Besar kecilnya rangka tubuh

4) Keadaan zat kimia dalam otot

(glycogen, ATP)

5) Umur dan jenis kelamin

6) Latihan yang intensif

c. Ciri-ciri umum latihan kekuatan

otot lengan

Dalam memberikan latihan kekuatan,

Suharno (1993) menyatakan harus

memenuhi ciri-ciri umum sebagai

berikut :

1) Harus melawan/menahan beban berat

badan sendiri atau tambahan beban

diluar berat badan (barbell, dumbell,

push up dll).

2) Isotonik dengan gerak dinamis

3) Isometrik dengan gerak statis

4) Isokinetik

5) Mengangkat, mendorong, menarik,

menahan dan menggendong beban

3. Lemparan ke dalam (Throw in)

a. Pergertian Lemparan ke Dalam

(Throw in)

Lemparan ke dalam merupakan

salah satu cara untuk memulai kembali

permainan dalam sepak bola dengan cara

melempar bola menggunakan tangan.

Lemparan ke dalam yang dilatih terus-

menerus sehingga memiliki akurasi yang

baik dan tenaga yang cukup, dapat

menjadi senjata untuk membuka peluang

dalam mencetak gol.

Ada beberapa pakar yang

memberikan definisi sebagai berikut :

Menurut Sajoto (1988), yang

dimaksudkan dengan lemparan ke

dalam adalah kemampuan seorang atlet

pada saat menggunakan otot-ototnya

pada saat bermain dan melakukan

lemparan sejauh mungkin dalam waktu

kerja tertentu. Sedangkan Harsono

(1993) memberikan pengertian bahwa

lemparan ke dalam adalah kemampuan

pemain untuk membangkitkan tegangan

terhadap suatu tahanan untuk membuka

peluang dalam mencetak gol.

b. Teknik lemparan ke dalam (throw

in)

Teknik melakukan throw in atau

lemparan kedalam pada permainan

sepak bola bukanlah suatu hal yang

bisa dilakukan dengan mudah. Dengan

teknik yang tepat, sebuah gol bisa

berawal dari sebuah lemparan

kedalam. Lemparan kedalam memang

terlihat sederhana. Namun, setiap

pemain yang akan melakukannya

harus terlebih dahulu memahami

beberapa hal penting tentang lemparan

kedalam, seperti cara melempar yang

baik dan benar, kepada siapa harus

memberikan bola dan yang paling

penting adalah harus mengetahui

aturan dalam melakukan lemparan

kedalam.

Berikut ini adalah peraturan

dalam melakukan lemparan kedalam

pada permainan sepak bola:

1) Pemain harus melemparkan bola

dengan kedua tangan.

2) Posisi bola sebelum dilempar berada

dibelakang kepala dan dilepas

melewati atas kepala.

3) Arah lemparan harus menghadap ke

dalam lapangan.

4) Kedua maupun salah satu kaki tidak

boleh diangkat atau melakukan

lompatan pada saat melakukan

lemparan.

Oleh karena itu perlu beberapa teknik

untuk melakukan lemparan kedalam

dengan baik dan benar serta dapat

dimanfaatkan oleh teman satu tim

untuk dikonfersikan menjadi sebuah

peluang bahkan menjadi sebuah gol.

1) Sebelum melakukan lemparan

pikirkan terlebih dahulu dengan cepat

kepada siapa atau kemana akan

memberikan bola, jangan tergesa –

gesa untuk segera melakukan

lemparan, tidak tergesa – gesa bukan

berarti lambat, tetapi pemain tidak

boleh gegabah dalam melakukan

lemparan. Pemain juga dapat

mengelap bola bila keadaan bola licin

karena keadaan bola yang licin dapat

mempengaruhi akuransi dan kekuatan

lemparan.

2) Lemparan kedalam harus dilakukan

dengan kedua tangan sementara kedua

kaki harus tetap menginjak tanah. Jika

37

ingin melempar dengan keras

pelempar bisa berlari terlebpih dahulu

untuk mengambil ancang-ancang, hal

ini bertujuan untuk menambah

kekuatan lemparan. Selain itu,

lemparan harus sulit dijangkau oleh

lawan terutama dengan heading, untuk

itu pelempar dapat melemparkan bola

tersebut agar menimbulkan efek

menukik, sehingga bisa memberikan

umpan yang tepat kepada teman,

pelempar juga dapat memanfaatkan

lemparan jauh ini untuk memberikan

umpan seperti umpan crossing,

dengan catatan posisi lemparan

kedalam dekat dengan gawang.

3) Jika ingin memberikan bola pada

teman yang posisinya dekat dengan

pelempar, cukup melempar dengan

pelan, usahakan tepat di dada, paha,

atau kakinya sehingga mudah di

kuasai. Pelempar juga bisa melakukan

umpan terobosan dengan melempar

bola ke ruang kosong yang mudah

bagi teman untuk menjangkaunya

dengan berlari, karena pada saat

melakukan lemparan kedalam,

peraturan off side tidak berlaku, maka

pelempar bebas melemparkan kemana

saja bola tersebut dan tidak perlu

khawatir teman pelempar akan

terjebak off side. Adapun teknik

lemparan ke dalam dapat di lihat pada

gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Teknik

lemparan kedalam

Tips untuk melakukan lemparan

kedalam adalah, segera melakukan

lemparan pada saat lawan belum

berkonsentrasi, tetapi tidak boleh tergesa

– gesa, dan teman yang diberi bola harus

siap untuk memanfaatkan umpan dari

pelempar. Hal ini sangat penting terutama

pada saat tim pelempar sedang tertinggal

dan harus segera mencetak gol, selain itu

juga dapat menghemat waktu beberapa

detik, karena setiap detik dalam

pertandingan sepak bola sangatlah

berarti.

B. METODELOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif yang bersifat kuasal

komparatif. Penelitian kuasal komparatif

merupakan penelitian yang diarahkan

untuk menyelidiki hubungan, sebab

akibat berdasarkan pengamatan terhadap

akibat yang terjadi dan mencari factor

yang menjadi penyebab malalui data

yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini

pendekatan dasarnya adalah memulai

dengan adanya perbedaan dua kelompok

dan kemudian mencari factor yang

mungkin menjadi penyebab atau akibat

dari perbedaan tersebut. Dalam hai ini

ada unsure membandingkan antara dua

atau lebih variabel (Fraenkel dan Wallen,

dalam Riyanto, 2001 : 34).

2. Sumber Data

1) Data primer atau data utama adalah

jenis data yang berkaitan langsung

dengan objek penelitian yang meliputi

: hubungan yang signifikan antara

kekuatan otot lengan dan jauhnya

lemparan kedalam.

2) Data skunder atau data pendukung

adalah data yang diperoleh pada

jumlah siswa SMA Negeri 2 Dompu

Tahun 2014/2015, jumlah bola, atau

data pendukung lainnya.

Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi penelitian adalah siswa

putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu

Tahun 2014/2015 yang berjumlah 118

orang. Sedangkan jumlah sampel yang

digunakan ditentukan berdasarkan

38

pendapat yang dikemukakan oleh para

ahli berikut ini, Suharsimi (1998:120)

mengatakan bahwa apabila jumlah

populasi kurang dari 100 orang, maka

diambil seluruhnya sehingga penelitian

tersebut merupakan penelitian populasi,

tetapi jika jumlah populasi lebih besar

dari 100, boleh diambil 10% - 15% atau

20% - 25% atau lebih dalam penelitian

ini.

Adapun jumlah populasi

dapat dilihat pada tabel 1 sebagai

berikut:

No. Kelas Populasi

1. X A 33

2. X B 28

3. X C 29

4. X D 28

Jumlah 118

Orang

Sumber : SMA Negeri 2

Dompu

b. Sampel

Sampel adalah “Sebagian dari

populasi, sebagai contoh yang diambil

dengan menggunakan cara-cara tertentu”

(J. Suprapto, 1998: 43). Ahli lain

mengatakan pula bahwa: “Sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti” (S. Margono, 1997: 44). Sampel

adalah ”sebagian wakil dari populasi

yang diteliti”, (Suharsimi, 2006:131).

Dinamakan penelitian sampel apabila

bermaksud untuk menggenaralisasikan

hasil penelitian sampel.

Menurut Sugiyono (2011 : 81)

sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakreristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karna

keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari jumlah populasi itu.

Apa yang dipelajari dari jumlah sampel

itu, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus

betul-betul resepresentatif (mewakili).

Jadi sampel adalah wakil dari

populasi yang akan diteliti untuk dapat

mewakili populasi yang ada maka

peneliti menggunakan ”Propotional

Random Sampling”, dengan alasan tiap-

tiap individu dalam populasi diberikan

kesempatan yang sama untuk ditugaskan

menjadi anggota populasi.

Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara : ketika jumlah populasi

kurang dari 100 maka dapat di ambil 10-

15% dan apabila jumlah populasi lebih

dari 100 maka dapat digunakan 20-25%

sehingga dapat mewakili populasi

(Arikunto, 2005 : 139).

Berdasarkan pendapat tersebut

diatas maka peneliti menentukan cara

pengambilan sebesar 20% agar dapat

mewakili dari jumlah populasi dengan

menggunakan teknik propotional random

sampling”. Adapun jumlah sampel

(siswa) yang diambil dari keseluruhan

kelas X yang memenuhi ciri-ciri populasi

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2 sampel penelitian

No. Kelas Populasi Sampel

1. X A 33 x 20

%

7

2. X B 28 x 20

%

6

3. X C 29 x 20

%

6

4. X D 28 x 20

%

6

Jumla

h

118

Orang

25

Orang

Sumber : Data primer diolah

Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk

memperoleh data-data tentang hasil

lemparan kedalam pada permainan sepak

bola sebagai variabel terikat dalam

penelitian ini adalah instrumen tes,

yaitu tes lemparan kedalam pada

permainan sepak bola yang dilakukan

sebanyak tiga kali dan hasil yang

terbaik yang diambil sebagai data

penelitian. Pelaksanaan tes lemparan

kedalam ini di lakukan dari garis pinggir

lapangan, dilakukan sedemikian rupa

seperti pada pertandingan sepak bola.

Sedangkan untuk memperoleh data-data

tentang kekuatan otot lengan sebagai

39

variabel bebas dilakukan dengan tes

push-up.

Adapun alat-alat penunjang instrumen

penelitian untuk metode tes

kekuatan otot lengan dan lemparan

kedalam pada permainan sepak bola

adalah sebagai berikut:

1. Alat pengukur (meteran)

2. Lapangan

3. Bola

4. Alat tulis.

5. Pluit

6. Bendera, dan

7. Rool meter.

Adapun metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Test Perbuatan

a. Test Dalam buku Evaluasi Pendidikan

dijelaskan bahwa : “Test adalah alat

pengumpulan data yang berbentuk

suruhan-suruhan yang harus

dilaksanakan oleh subyek penelitian”

(Indrakusuma, 1998: 28). Ahli lain

mengatakan bahwa: “Test adalah suatu

cara untuk mengadakan penilaian

terhadap suatu subyek ataupun obyek-

obyek tertentu untuk mendapatkan

data secara cepat dan tepat”

(Suharsimi Arikunto, 1998: 44).

Dalam penelitian ini,

menggunakan metode test perbuatan,

untuk mengetahui hubungan kekuatan

otot bahu dengan jauhnya lemparan

kedalam dalam permainan sepak bola

pada siswa putra kelas X SMA

Negeri 2 Dompu Tahun Pelajaran

2014/2015.

b. Jenis-jenis Test

1) Test lemparan kedalam pada

permainan sepak bola yang

dilakukan sebanyak tiga kali dan

hasil yang terbaik yang diambil

sebagai data penelitian.

2) Test kekuatan otot lengan yang

dilakukan dengan menyuruh siswa

melakukan push-up.

2. Metode Dokumentasi

Dalam buku

Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa

“Metode dokumentasi adalah suatu cara

untuk memperoleh data dengan jalan

mengumpulkan segala macam dokumen

serta mengadakan pencatatan yang

sistimatis”. (Ine Amirman Yousda,

1993:77). Sedangkan ahli lain

mengatakan bahwa: “Metode

dokumentasi adalah suatu cara untuk

mencari data atau hal-hal yang berupa

catatan transkrip” (S. Margono, 1997:

117).

Sehubungan

dengan penelitian ini, metode

dokumentasi digunakan sebagai metode

bantu untuk mengetahui data tentang

jumlah dan nama-nama siswa putra kelas

X SMA Negeri 2 Dompu Tahun

Pelajaran 2014/2015.

Pengumpulan

data-data penelitian menggunakan

metode dokumentasi yaitu tes

perbuatan. Metode tes digunakan untuk

memperoleh data-data tentang variabel

terikat yaitu data mengenai hasil lemparan

kedalam pada permainan sepak bola,

sedangkan data-data tentang variabel

bebas yaitu data-data kekuatan otot bahu

diperoleh dengan tes kekuatan otot

bahu yang dilakukan dengan

menggunakan hand grip dinamometer,

sedangkan metode dokumentasi

digunakan untuk mencatat data-data

tentang identitas subyek penelitian (

nama dan kelas ) serta data-data hasil tes

lemparan kedalam dan data-data hasil tes

kekuatan otot bahu.

Adapun penggunaan metode

observasi dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk melihat apakah

proses pengumpulan data dilakukan

dengan benar atau tidak.

Adapun langkah-langkah yang

dilakukan dalam proses pengumpulan

data-data penelitian adalah sebagai

berikut :

a. Langkah Persiapan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini

adalah sebagai berikut:

1) Menentukan sampel penelitian.

40

2) Menentukan/menyiapkan tenaga

pembantu dalam pelaksanaan

pengumpulan data.

3) Menyiapkan alat dan fasilitas yang

digunakan untuk melaksanakan

pengukuran kekuatan otot bahu dan

lemparan kedalam pada permainan

sepak bola.

4) Alat yang digunakan untuk mengukur

kekuatan otot bahu adalah Hand

Dinamometer, sedangkan untuk

lemparan kedalam digunakan

beberapa buah bola sepak.

b. Tahap Pelaksanaan

Hal-hal yang dilakukan pada langkah ini

adalah sebagai berikut :

1) Menjelaskan tentang cara-cara

pelaksanaan pengukuran kekuatan otot

bahu dan tes lemparan kedalam pada

permainan sepak bola kepada seluruh

subyek penelitian .

2) Melaksanakan pengukuran kekuatan

otot bahu dengan cara : subyek

berdidri sejajar dengan alat pengukur

didepan dada, kemudian setelah posisi

awal benar selanjutnya/hand

dynamometer/ditarik dengan

kekuatan maksimal yang dimiliki

para subyek, angka yang tertera pada

alat pengukur menunjukkan skor

kekuatan yang dimiliki. Pelaksanaan

ini dilakukan sebanyak dua kali dan

skor yang terbaik digunakan untuk

data penelitian.

3) Melaksanakan tes lemparan

kedalam pada permaian sepak bola

dengan cara : subyek berdiri

dibelakang garis samping lajpangan

dengan posisi kaki sejajar/salah satu

kaki didepan kaki yang lain,

selanjutnya melakukan lemparan

kedalam dengan kemampuan

maksimal. Jarak lemparan yang

dihasilkan menunjukkan skor dari

kemampuan melakukan lemparan

kedalam subyek. Pelaksanaan ini

dilakukan sebanyak dua kali dan

jarak lemparan yang terjauh

digunakan sebagai data penelitian.

c. Tahap Akhir.

Tahap akhir dari pelaksanaan penelitian

ini adalah mengolah dan

menganalisis data-data yang diperoleh

dalam penelitian ini, yaitu data-data

dari hasil pengukuran kekuatan otot

bahu dan hasil tes lemparan kedalam

pada permainan sepak bola.

Teknik Analisa Data Data yang terkumpul selama

mengadakan penelitian perlu

diinterpretasikan dengan penuh

penelitian, keuletan secara cermat

sehingga akan mendapat suatu

kesimpulan tentang suatu penelitian

dengan baik. Metode yang dipergunakan

untuk mengolah data disebut metode

pengolahan data. Dan dalam

menganalisis data digunakan analisis

statistik.

Didalam analisis data-data

diperoleh lebih dahulu harus dibuktikan

kebenarannya dan kevaliditasannya.

Sesuai dengan rancangan yang

digunakan dalam penelitian ini yang

dikaitkan dengan rumusan masalah dan

tujuan penelitiannya, maka analisis

statistik yang digunakan untuk

mengetahui apakah ada hubungan

kekuatan otot bahu terhadap hasil

lemparan kedalam pada permaianan sepak

bola siswa putra kelas X SMA Negeri 2

Dompu adalah analisis statistik Korelasi

Product Moment dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

rxy =)()( 2222 yyxxN

yxyxN

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara

variabel X dan variabel Y

N = Jumlah sampel yang diteliti

x = Jumlah skor variabel X

y = Jumlah skor variabel Y 2x = Jumlah kuadrat variabel X 2y = Jumlah kuadrat variabel Y

xy = Jumlah perkalian variabel X dan

variabel Y

(Arikunto Suharsimi, 2002:177)

Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam penganalisis data

41

dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Merumuskan hipotesis nihil (ho)

2. Menyusun tabel kerja

3. Mcmasukkan data kedalam rumus

4. Mencari nilai rxy

5. Menarik kesimpulan

C. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data

Data-data yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah data-data mengenai

identitas siswa yang menjadi subyek

penelitian dan data-data dari variabel

terikat yaitu data tentang hasil penukuran

kekuatan otot bahu sebagai variabel

bebas serta data-data tentang hasil tes

lemparan kedalam pada permainan sepak

bola sebagai variabel terikat.

Data-data tentang identitas siswa

diperoleh pada saat awal penelitian yaitu

pada saat penentuan sampel sebagai

subyek yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

Selanjutnya untuk mengetahui

apakah ada atau tidak pengaruh kekuatan

otot bahu terhadap hasil lemparan

kedalam pada peramainan sepak bola,

maka dilakukan uji korelasi dari hasil

pengukuran kekuatan otot bahu dan hasil

tes lemparan kedalam pada permainan

sepak bola subyek penelitian dengan

mengunakan analisis Statistik Korelasi

Product Moment yang sesuai dengan

rancangan penelitian yang telah

ditetapkan.

Adapun data-data tersebut

dipaparkan pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 3 : Jadwal Pelaksanaan

Penelitian Hari /

tanggal

Waktu Materi

Rabu 6, 13

Agustus

2014

16.30 – 18.00

Tes Pengukuran

Kekuatan Otot Bahu

Pada Subyek

Kamis 7,

14 Agustus

2014

16.30 – 18.00 Tes Lemparan

Kedalam Pada

Permainan Sepak

Bola

Tabel 4 :Data Tentang Nama Subyek

Penelitian kelas X SMA Negeri 2 Dompu

tahun pelajaran 2014/2015 No Nama Siswa Kela

s

Umur

1 2 3 4

1 Abdul Haris X-A 16 Tahun

2 Agus Suntoro X-A 16 Tahun

3 Ardiansyah Putra X-A 16 Tahun

4 M. Ali X-A 16 Tahun

5 M. Arwinda X-A 15 Tahun

6 M. Taufikurrahman X-A 16 Tahun

7 Syamsuddin X-A 17 Tahun

8 A. Haris X-B 17 Tahun

9 Adi Hariyanto X-B 16 Tahun

10 Ardian X-B 16 Tahun

11 Muh Akbar X-B 16 Tahun

12 Supriadin X-B 17 Tahun

13 Yaser X-B 15 Tahun

14 Endri Kuswanto X-C 16 Tahun

15 Fajril X-C 16 Tahun

16 Ikhsan X-C 16 Tahun

17 Moh. Irma X-C 16 Tahun

18 Purnawarman X-C 16 Tahun

19 Wasis Atmaji X-C 16 Tahun

20 Dedi X-D 17 Tahun

21 Farirahman X-D 17 Tahun

22 Rizki Saputra X-D 18 Tahun

23 Jery X-D 16 Tahun

24 Sukriyadin X-D 16 Tahun

25 Suriasyah X-D 17 Tahun

Sumber data : SMA Negeri 2 Dompu

Tabel 5 : Data tentang hasil pengukuran

kekuatan otot bahu subyek penelitian

kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun

pelajaran 2014/2015. No. Nama Siswa Kekuatan

Otot Bahu

1 2 3

1 Abdul Haris 36

2 Agus Suntoro 34

3 Ardiansyah Putra 25

4 M. Ali 36

5 M. Arwinda 27

6 M. Taufikurrahman 36

7 Syamsuddin 24

8 A. Haris 30

9 Adi Hariyanto 30

10 Ardian 29

11 Muh Akbar 40

12 Supriadin 42

13 Yaser 33

14 Endri Kuswanto 31

15 Fajril 28

16 Ikhsan 30

17 Moh. Irma 31

18 Purnawarman 25

19 Wasis Atmaji 30

20 Dedi 37

21 Farirahman 23

22 Rizki Saputra 32

23 Jery 33

24 Sukriyadin 39

25 Suriasyah 40

Sumber : Data primer

diolah

42

Tabel 6 Data Tentang Hasil Tes

Lemparan Kedalam Subyek Penelitian

kelas X SMA Negeri 2 Dompu tahun

pelajaran 2014/2015 N

o

.

Nama

Siswa

Pengukuran Tes Lemparan Kedalam

Menggunakan (meter)

I II III Terbaik

1 Abdul

Haris

11,09

M

11,10

M

14,08

M 14,08 M

2

Agus

Suntor

o

11,07

M

14,07

M

12,02

M 14,07 M

3

Ardian

syah

Putra

10,18

M

12,10

M

12,18

M 12,18 M

4 M. Ali 12,66

M

11,61

M

10,66

M 12,66 M

5

M.

Arwind

a

14,98

M

14,10

M

12,98

M 14,98 M

6

M.

Taufik

urrahm

an

12,10

M

11,22

M

15,10

M 15,10 M

7 Syams

uddin

11,36

M

13,30

M

14,36

M 14,36 M

8 A.

Haris

15,52

M

13,53

M

12,52

M 15,52 M

9

Adi

Hariya

nto

11,13

M

10,22

M

11,11

M 11,13 M

1

0 Ardian

12,11

M

11,11

M

10,12

M 12,11 M

1

1

Muh

Akbar

11,78

M

12,77

M

12,12

M 12,77 M

1

2

Supriad

in

13,10

M

12,81

M

13,81

M 13,81 M

1

3 Yaser

11,06

M

11,61

M

10,61

M 11,61 M

1

4

Endri

Kuswa

nto

10,60

M

11,10

M

11,60

M 11,60 M

1

5 Fajril

13,67

M

12,67

M

13,25

M 13,67 M

1

6 Ikhsan

11,52

M

12,12

M

12,52

M 12,52 M

1

7

Moh.

Irma

15,00

M

14,30

M

16,00

M 16,00 M

1

8

Purnaw

arman

11,80

M

12,10

M

12,80

M 12,80 M

1

9

Wasis

Atmaji

13,48

M

14,38

M

12,38

M 14,38 M

2

0 Dedi

14,10

M

13,38

M

14,38

M 14,38 M

2

1

Farirah

man

12,28

M

13,80

M

14,28

M 14,28 M

2

2

Rizki

Saputra

12,71

M

14,69

M

12,69

M 14,69 M

2

3 Jery

14,82

M

15,72

M

13,72

M 15,72 M

2

4

Sukriya

din

16,34

M

14,35

M

15,33

M 15,33 M

2

5

Suriasy

ah

15,70

M

13,80

M

14,70

M 15,70 M

Sumber : Data primer diolahTabel 7 Data

Tentang Kekuatan Otot Bahu dan Hasil

Lemparan Kedalam kelas X SMA Negeri

2 Dompu tahun pelajaran 2014/2015 No. Nama Siswa Kekuatan

otot bahu

(X)

Lemparan

kedalam

(Y)

1 2 3 4

1 Abdul Haris 36 14,08

2 Agus Suntoro 34 14,07

3 Ardiansyah

Putra

25 12,18

4 M. Ali 36 12,66

5 M. Arwinda 27 14,98

6 M.

Taufikurrahman

36 15,10

7 Syamsuddin 24 14,36

8 A. Haris 30 15,52

9 Adi Hariyanto 30 11,13

10 Ardian 29 12,11

11 Muh Akbar 40 12,77

12 Supriadin 42 13,81

13 Yaser 33 11,61

14 Endri

Kuswanto

31 11,60

15 Fajril 28 13,67

16 Ikhsan 30 12,52

17 Moh. Irma 31 16,00

18 Purnawarman 25 12,80

19 Wasis Atmaji 30 14,38

20 Dedi 37 14,38

21 Farirahman 23 14,28

22 Rizki Saputra 32 14,69

23 Jery 33 15,72

24 Sukriyadin 39 14,38

25 Suriasyah 40 15,70

Sumber : Data primer diolah

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini

dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipoteis Nol (Ho)

Hipotesis yang dirumuskan dalam

penelitian ini adalah hipotesis alternatif

(kerja) yang menyatakan bahwa “Ada

hubungan kekuatan otot bahu terhadap

jauhnya lemparan kedalam pada

permainan sepak bola siswa putra kelas X

SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran

2014/2015”.

Untuk membuktikan apakah hipotesis

tersebut terbukti kebenarannya, maka

hipotesis kerja tersebut harus dirubah

dahulu menjadi hipotesis nol, sehingga

hipoteisisnya berbunyi “Tidak ada

hubungan kekuatan otot bahu terhadap

jauhnya lemparan kedalam pada

permainan sepak bola siswa putra kelas X

SMA Negeri 2 Dompu tahun pelajaran

2014/2015”.

43

b. Menyusun Tabel Kerja

Untuk kebutuhan pengolahan data

hasil pengukuran kekuatan otot bahu

dan hasil tes lemparan kedalam pada

permainan sepak bola dibutuhkan

tabel kerja sebagai berikut:

Tabel 8 Tabel Kerja Penghitungan

Pengaruh Kekuatan Otot Bahu (X)

Terhadap Jauhnya Lemparan Kedalam

Pada Permainan Sepak Bola (Y) No. (X) (Y) X2 Y2 XY

1 3 3 4 5 6

1. 36 14,08 1296 198,25 506,88

2. 34 14,07 1156 197,96 478,38

3. 25 12,18 625 148,35 304,5

4. 36 12,66 1296 160,28 455,76

5. 27 14,98 729 224,40 404,46

6. 36 15,10 1129 228,01 543,6

7. 24 14,36 576 206,21 344,64

8. 30 15,52 900 240,87 465,6

9. 30 11,13 841 123,88 322,77

10. 29 12,11 1600 146,65 484,4

11. 40 12,77 484 163,07 280,94

12. 42 13,81 1089 190,72 455,73

13. 33 11,61 961 134,97 395,91

14. 31 11,60 784 134,56 324,8

15. 28 13,67 900 186,87 410,1

16. 30 12,52 961 156,75 388,12

17. 31 16,00 625 256 400

18. 25 12,80 2025 163,84 576

19. 30 14,38 900 206,78 431,4

20. 37 14,38 1369 206,78 532,06

21. 23 14,28 529 203,92 328,44

22. 32 14,69 1024 215,80 470,08

23. 33 15,72 1089 247,12 518,76

24. 39 14,38 1521 235,01 597,87

25. 40 15,70 900 246,49 471

N ∑X ∑Y ∑X2 =

25,309

∑Y2 =

4823,36

∑XY =

10.855,96

Sumber : Data primer diolah

c. Memasukan Data Kedalam Rumus

(Analisa Data)

rxy = ))(( 22

yx

xy

rxy = )36,823.4)(309.25(

96,855.10

rxy = 983,073,084.11

96,855.10

d. Menguji nilai “rxy”.

Dari hasil analisis data dengan uji

korelasi dua variabel penelitian

mengunakan teknik Korelasi Produt

Moment, diperoleh nilai hitung xy

sebesar 0.983, dengan besarnya angka

pada tabel nilai r dengan taraf

signifikan 5% dan N = 25 adalah

0,396.

e. Menarik Kesimpulan

Dari hasil uji korelasi rxy menujukan

nilai hitung rxy sebesar 0.983 maka

besarnya taraf signifikan 5% dan N

sebesar 25, ternyata besarnya angka

batas penolakan hipotesis nol yang

dinyatakan dalam tabel adalah 0.396.

Kenyataan ini menujukan bahwa

nilai rxyyang diperolemh dari hasil

analisis data sebesar 0,983. Berada di

atas angka batas penolakan hipotesis

nol yang besarnya 0,396. (Nilai rxy =

0,983 > r tabel 0,396) maka dapat

disimpulkan bahwa “Ada hubungan

yang signifikan kekuatan otot bahu

terhadap hasil lemparan ke dalam

pada permainan sepak bola siswa

putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu

tahun pelajaran 2014/2015”.

D. PEMBAHASAN

Penelitian tentang faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi hasil

lemparan kedalam pada permaianan

sepak bola penting dilakukan karena

kemampuan jauhnya lemparan

kedalam dapat membantu terciptanya

gol. Dalam permainan sepak bola,

apabila terjadi lemparan ke dalam di

dekat garis gawang maka bola dapat

dilempar kedepan mulut gawang

sehingga berpeluang untuk

menciptakan gol baik di lakukan

dengan mungunakan tendangan

ataupun dengan sundulan (heading).

Penelitian yang bertujuan

“Mengetahui hubungan kekuatan otot

bahu terhadap hasil lemparan kedalam

pada permainan sepak bola pada siswa

putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu

tahun pelajaran 2014/2015”. Ini

menujukan bahwa ada hubungan yang

signifikan kekuatan otot bahu terhadap

jauhnya lemparan ke dalam pada

permainan sepak bola, hal ini menjadi

informasi penting bagi para guru

pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan serta pelatih dalam

melakukan pemanduan bakat terhadap

para siswa. Dalam pelaksanaan

44

latihan, perhatikan terhadap kekuatan

otot bahu perlu diberikan latihan

karena telah terbukti dapat

meningkatkan jauhnya lemparan

kedalam pada permainan sepak bola.

Pelaksanaan latihan harus menerapkan

prinsip-prinsip latihan yang benar agar

tujuan latihan dapat dicapai secara

optimal. Latihan-latihan untuk

meningkatkan kekuatan otot bahu

dapat dilakukan baik dengan beban

badan sendiri maupun dengan bantuan

alat.

E. PENUTUP

Berdasarkan pada analisis data

untuk menjawab hipotesis penelitian

yang diajukan, diperoleh. Berdasarkan

taraf signifikan ternyata angka batas

penolakan hipotesis Nol yang dinyatakan

dalam tabel nilai-nilai r Product Moment

besarnya adalah 0,396. Dengan demikian

maka hipotesis Nol ditolak dan hipotesis

alternatif yang mengatakan “Ada

hubungan yang signifikan kekuatan otot

bahu terhadap jauhnya lemparan ke

dalam pada permainan sepak bola siswa

putra kelas X SMA Negeri 2 Dompu

tahun pelajaran 2014/2015 diterima.

Hal ini berarti kekuatan otot bahu

merupakan salah satu faktor yang

mempunyai pengaruh terhadap jauhnya

lemparan kedalam pada permainan sepak

bola.

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.

. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta. Rineka Cipta

J. Supraptop. 1993. Prinsip-prinsip

Pelatihan. Jakarta. Pusat

Pendidikan dan Penataran. Koni

pusat.

S. Margono, M.H.1997. Teknik Dasar Sepak Bola. National Cource

Conductors Cource seminar

2OO5.ragunan. Jakarta. German-

Indonesian sport Proyect.

Netra J.B. 1974. Statistik Inferensial.

Surabaya. Usaha Nasional

Sajoto, Muhamad. 1988. Pembinaan

Kondisi Fisik Dalam Olahrasa.

Jakarta. Depdikbud. Dirjen

Dikti. Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan tenaga

Kependidikan.

Syarifuddin, Aip dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta Depdikbud. Dikti.

Proyek Pengembangan Lembaga

Pendidikan Tenaga

Kependidikan.

Suharno,HP. 1993. Metodologi

Pelatihan. Jakarta. Pusat

Pendidikan dan Penatara.

Jakarta. Koni Pusat.

Sujana, Nana dan Ibrahim.2001.

Penelitian dan Penilaian

Pendidikan. Bandung. Sinar

baru Algesindo.

Indra Kusuma P. 1998. Instrumen Pemanduan Bakat At let.

Jakarta. Direktorat Olahraga

Pelajar. Depdiknas.

Pedoman Penulisan Skripsi STKIP Taman Siswa Bima

45

STUDI KOMPARATIF KETETAPAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA

VOLI ANTARA TEKNIK SERVICE TANPA MELOMPAT DENGAN TEKNIK

SERVICE MELOMPAT PADA SISWA KELAS VIII PUTRA SMP NEGERI

4WERA KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ABDUL AZIS

ABSTRAK

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: “untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ketetapan

service dalam permainan bola voli antara teknik service tanpa melompat dengan teknik

service melompat pada siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima tahun

pelajaran 2014/2015”.

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

membandingkan antara dua variabel, yakni variabel independen (Ketepatan service dalam

permainan bola voli )terhadap variabel dependen (Service tanpa melompatdan Service

melompat), rumus yang digunakan adalah rumus t-test.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai t-

test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 11,009, sedangkan nilai t test dalam tabel

dengan taraf signifikan 5 % dan db (n-1) = (26 -1) = 25 adalah 2,064, kenyataan ini

menunjukkan bahwa nilai t-test yang diperoleh dalam penelitian ini adalah lebih besar dari

pada nilai t-test dalam t-tabel. Dengan demikian ada perbedaan antara teknik service tanpa

melompat dengan teknik service melompat terhadap ketetapan service dalam permainan

bola voli siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun Pelajaran

2014/2015. A. PENDAHULUAN

Permainan bola voli merupakan

salah satu cabang olahraga yang cukup

populer di dunia, hal ini dapat dilihat dari

banyaknya klub-klub bola voli baik yang

dikelola secara amatir maupun

professional.Pertandingan-pertandingan

yang diselenggarakan seringkali dipadati

oleh penonton walaupun harga tiket

masuk cukup mahal.Tampilnya pemain-

pemain yang mempunyai ketrampilan

tinggi menjadi suatu tontonan yang

sangat menarik, sehingga jarang pemilik

klub berani membayar pemain tersebut

dengan harga yang cukup tinggi.Di

Indonesia permainan bola voli

merupakan permainan yang sudah

memasyarakat, klub-klub bola voli

bermunculan yang diorganisir oleh

perserikatan masing-masing.

Dalam pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di

Sekolah-Sekolah, permainan bola voli

merupakan salah satu sub bidang studi

yang sangat menarik bagi siswa selain

permainan bola basket, sepak bola dan

berbagai cabang olahraga permainan

lainnya. Pertandingan-pertandingan bola

voli dilaksanakan dalam berbagai

kelompok yang masing-masing

memperebutkan piala/tropinya sendiri-

sendiri baik yang bersifat amatir maupun

professional.

Dengan semakin popularitasnya

cabang olahraga ini, mendorong setiap

orang berusaha untuk meningkatkan

keterampilannya memainkan bola, sebab

dengan keterampilan yang dimilikinya

akan dapat menjamin masa depannya.

Menurut Kosasih (1997: 111), agar

seseorang memiliki keterampilan yang

cukup dalam bermain bola voli harus

menguasai beberapa teknik dasar seperti:

teknik passing atas. Teknik passing

bawah, set up (umpan), smash, bolck

maupun service.

Adapun teknik pelaksanaan service

secara umum ada dua macam yakni

46

service tanpa melompat dan service

melompat. Dari kedua teknik service ini

memiliki keistimewaan-keistimewaan

tersendiri dari cara pelaksanaannya

tergantung pada kemampuan masing-

masing pemain/atlit. Ada pemain yang

tepat dan unggul menggunakan service

tanpa melompat dan ada pemain yang

tepat dan unggul menggunakan service

melompat serta ada pemain yang mampu

mengkombinasikan kedua cara atau

teknik service tersebut di atas.

Namun demikian, belum diketahui

dengan jelas dan pasti sejauhmana kedua

teknik service tersebut memiliki

ketepatan service dalam permainan bola

voli. Hal inilah yang perlu diteliti lebih

jauh sehingga peneliti merasa tertarik

untuk mengangkat judul tentang:studi

komparatif ketetapan service dalam

permainan bola voli antara teknik service

tanpa melompat dengan teknik service

melompat pada siswa kelas VIII putra

SMP Negeri 4Wera Kabupaten Bima

tahun pelajaran 2014/2015. 1. Sejarah Permainan Bola Voli

Permainan bola voli adalah suatu

bentuk permainan yang diciptakan tahun

1895 di Holyoke (Amerika Bagian

Timur) oleh William G. Morgan Pembina

Pendidikan Jasmani pada Young Men

Christian Association (YMCA).

Permainan bola voli di Amerika

sangat cepat perkembangannya, sehingga

pada tahun 1922 (YMCA) mengadakan

kejuaraan bola voli nasional.Kemudian

permainan bola voli ini menyebar ke

seluruh penjuru dunia. Pada tahun 1947

pertama kali permainan bola voli

dipertandingkan di Polandia dengan

peserta yang cukup banyak, maka pada

tahun 1948 didirikan Federasi Bola Voli

Internasional atau International Volley

Ball Federation (IVBF) yang waktu itu

beranggota 15 negara dan berkedudukan

di Paris.

Permainan bola voli masuk ke

Indonesia pada waktu penjajahan

Belanda (sesudah tahun

1928).Perkembangan permainan bola voli

di masyarakat Indonesia sangat cepat.Hal

ini terbukti pada Pekan Olahraga

Nasional (PON) ke- 2 tahun 1951 di

Jakarta.Sampai sekarang permainan bola

voli termasuk salah satu cabang olahraga

yang resmi dipertandingkan.

Pada Tahun 1955 tepatnya tanggal

22 Januari didirikan Organisasi Bola Voli

Indonesia dengan nama Persatuan Bola

Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dengan

ketuanya W.J. Latumeten. Setelah adanya

induk organisasi bola voli ini, maka pada

tanggal 28 sampai 30 Mei 1955 diadakan

kongres dan kejuaraan nasional yang

pertama di Jakarta.

2. Teknik Dasar Permainan Bola Voli

Adapun teknik-teknik dasar dalam

permainan bola voli adalah sebagai

berikut:

a. Passing

Passing dapat dikelompokan kedalam

dua cara, yaitu :

1. Passing Atas

Passing atas adalah mengambil bola

dengan jari-jari tangan

(Syaifuddin,1997:26). Muhadi

(1992:54), menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan menggunakan jari-

jari tangan baik kepada kawan

maupun langsung dijatuhkan pada

lapangan lawan di atas jaring. Jadi

passing atas dalam penelitin ini adalah

mengumpan bola dengan

menggunakan jari-jari tangan untuk

diperlukan kepada pemukul.

2. Passing Bawah

Passing bawah adalah mengambil bola

atau mengembalikan bola dengan

kedua belah tangan disatukan atau

dengan satu tangan (Syarifuddin,

1991:29).Muhadi (1992:55),

menyatakan bahwa, passing bawah

adalah mengambil bola yang ada di bawah badan atau bola dari bawah

yang biasanya dilakukan dengan

kedua lengan bagan bawah (dari siku

sampai pergelangan tangan yang

dirapatkan), baik untuk dioperkan

kepada kawan, maupun langsung ke

lapangan lawan melalui diatas jaring.

47

b. Received

Received adalah sikap pemain dalam

mengambil atau menerima bola

pertama hasil service daripada lawan

c. Spike

Spike adalah gerakan seorang pemain

yang bertindak sebagai pemukul

dalam permainan bola volly

d. Blocking

Block adalah bentuk gerakan

seseorang atau beberapa orang pemain

yang berada di dekat net atau jaring

untuk membendung Block atau

serangan lawan (Syarifuddin, 1997 )

Untuk melakukan gerakan block ini,

semestinya harus dilakukan oleh

beberapa orang pemain, tujuannya

agar ruang untuk bola masuk menjadi

lebih sempit dan tidak ada sama sekali

sehingga mengurangi peluang angka

untuk lawan.

Pada umumnya dalam melakukan

gerakan blocking, pemain atau atlit

yang mempunyai tinggi badan sangat

berpengaruh atau sangat bagus dalam

hal melakukan gerakan blocking,

karena dengan tinggi badan serta daya

lentingan yang bagus pula, maka

jangkauan pun menjadi lebih panjang

sehingga peluang bola untuk

masukpun kecil

e. Service

Cara melakukan service terdiri atas

dua, yaitu :

1. Service atas

Cara melakukan pukulan permulaan

dari petak service dengan cara

memukul bola dari atas kepala sebagai

usaha menghidupkan bola dalam

permainan (Syarifuddin, 1997:24).

2. Service bawah

Cara melakukan pukulan permulaan

dari petak service dengan tangan dari

dari bawah sebagai usaha

menghidupkan bola dalam permainan

(Syarifuddin, 1997:25).

f. Smash

Smash adalah pukulan melambung

yang keras dan mematikan, yakni

memukul bola dengan tumit telapak

tangan terbuka pada bagian belakang

tengah (Syarifuddin,1991:28). Ahli

lain berpendapat mengenai pengertian

Smash: “ Smash adalah pukulan keras

yang dilakukan oleh Spiker (pemukul)

dengan tujuan menyerang lawan untuk

mendapatkan poin. (Vierra,dkk.

2000:34)

3. Teknik Pelaksanaan Service Tanpa

Melompat dan Service Melompat

Adapun secara umum melakukan

service dalam permainan bola voli

adalah sebagai berikut:

a. Berdiri di atas servis, sikap tubuh

menghadap jaring, jarak kedua kaki

selebar bahu dan disilangkan, berat

badan pada kaki belakang, tubuh

lemas (rileks).

b. Bola dipegang dengan tangan kiri,

tangan kanan diayunkan ke atas

belakang kepala.

c. Lemparkan bola ke atas setinggi

jangkauan tangan pukul.

d. Pukul bola dengan cambukan pangkal

telapak tangan.

e. Bola dipukul pada bagian tengah

belakang otot perut membantu

kekuatan pukulan terhadap bola.

f. Setelah memukul bola, berat badan

dipindahkan ke kaki depan.

(Kosasih, 1994 : 71)

Sehubungan dengan penelitian ini,

untuk service tanpa melompat dalam

pelaksanaannya tidak diawali dengan

melompat sementara service

melompat dalam pelaksanaannya

diawali dengan melompat. Adapun

teknik pelaksanaan selengkapnya

adalah sebagai berikut:

1. Teknik pelaksanaan service tanpa

melompat

Adapun teknik pelaksanaan service

tanpa melompat adalah sebagai

berikut:

a. Berdiri di atas servis, sikap tubuh

menghadap jaring, jarak kedua kaki

selebar bahu dan disilangkan, berat

badan pada kaki belakang, tubuh

lemas (rileks).

48

b. Bola dipegang dengan tangan kiri,

tangan kanan diayunkan ke atas

belakang kepala.

c. Pada saat pelaksanaan pemukulan bola

(service) tidak diawali dengan

melompat.

d. Pukul bola dengan cambukan pangkal

telapak tangan.

e. Bola dipukul pada bagian tengah

belakang otot perut membantu

kekuatan pukulan terhadap bola.

f. Setelah memukul bola, berat badan

dipindahkan ke kaki depan.

2. Teknik pelaksanaan service

melompat

Adapun teknik pelaksanaan service

melompat adalah sebagai berikut:

a. Berdiri di atas servis, sikap tubuh

menghadap jaring, jarak kedua kaki

selebar bahu dan disilangkan, berat

badan pada kaki belakang, tubuh

lemas (rileks).

b. Bola dipegang dengan tangan kiri,

tangan kanan diayunkan ke atas

belakang kepala.

c. Pada saat pelaksanaan pemukulan bola

(service) diawali dengan melompat

terlebih dahulu.

d. Pukul bola dengan cambukan pangkal

telapak tangan.

e. Bola dipukul pada bagian tengah

belakang otot perut membantu

kekuatan pukulan terhadap bola.

f. Setelah memukul bola, berat badan

dipindahkan ke kaki depan.

(Kosasih, 1994 : 72)

4. Peraturan Permainan Bola Voli

1. Lapangan dan Ukurannya

Lapangan permainan bola voli

berbentuk persegi panjang dengan

ukuran panjang 18 meter dan lebar 9

meter, semua garis batas lapangan,

garis tengah, garis daerah serang

adalah 3 meter (daerah depan). Garis

batas itu diberi tanda batas dengan

menggunakan tali, kayu, cat/kapur,

kertas yang lebarnya tidak lebih dari 5

cm.

Lapangan permainan bola voli terbagi

menjadi dua bagian sama besar yang

masing-masing luasnya 9 x 9 meter.

Ditengah lapangan dibatasi garis

tengah yang membagi lapangan

menjadi dua bagian sama besar.

Masing-masing lapangan terdiri atas

daerah serang dan daerah pertahanan.

Daerah bebas permanent adalah

ruang di atas daerah permainan yang

bebas dari segala halangan.Daerah

bebas permainan harus memiliki

ketinggian minimal 7 m dari

permukaan lapangan.

Untuk kejuaraan dunia dan

pertandingan resmi FIVB, daerah

bebas harus berukuran minimal 5

meter dari garis samping dan 8 meter

garis akhir. Daerah bebas permainan

harus memiliki ketinggian minimal

12,5 meter dari permukaan lapangan.

2. Jaring (Net)

Jaring untuk permainan bola voli

berukuran tidak lebih dari 9,50 meter

dan lebar tidak lebih dari 10 meter

dengan petak-petak atau mata jaring

berukuran 10 x 10 cm, tinggi jaring

untuk putra 2,43 meter dan putri 2,24

meter, tepian atas terdapat pita putih

selebar 5 cm.(Syarifuddin, 1997 : 22)

3. Tongkat atau Rod

Di dalam pertandingan permainan bola

voli yang sifatnya nasional maupun

internasional, di atas batas samping

jaring di pasang tongkat atau rod yang

menonjol ke atas setinggi 80 cm dari

tepi jaring.Tongkat itu terbuat dari

bahan fiberglass dengan ukuran 180

cm dengan diberi warna kontras.

4. Bola

Bola harus terbuat dari bahan yang

lunak (lentur), bentuk bulat dengan di

dalamnya dari bahan karet atau

semacamnya dan berwarna terang

serta bola yang dipergunakan di

dalamnya berukuran berat 260 – 280

gram dan keliling bola 65 – 67 cm.

5. Pemain

Jumlah pemain dalam lapangan

permainan sebanyak 6 orang setiap

regu dan ditambah 6 orang sebagai

pemain cadangan.

49

6. Cara menghitung Kemenangan Suatu

Relli poin

Dalam permainan bola voli setiap

memenangkan suatu reli memperoleh

satu angka. Apabila regu penerima

memenangkan suatu reli akan

mendapat suatu angka dan mendapat

giliran service, akan melakukan

pergeseran atau rotasi searah jarum

jam.

7. Cara menghitung Memenangkan

Suatu Set

Suatu set kecuali set V dimenangkan

oleh regu yang lebih dahulu

mendapatkan angka 25 dengan

minimal selisih dua angka. Dalam

kedudukan 24 – 24 permainan

dilanjutkan sampai tercapai selisih dua

angka. Dalam kedudukan set 2 – 2,

maka set penentuan (set V) dimainkan

hingga 15 dengan selisih minimal dua

angka (16 – 16, 18 – 18 dan

seterusnya).

8. Pemain Libero

a. Penunjukan pemain libero, yakni:

- Setiap tim berhak untuk menunjukkan seorang pemain bertahan “libero”

diantara daftar 12 pemain.

- Sebelum pertandingan, libero harus

terdaftar dalam score sheet pada daftar

posisi yang telah disediakan.

Nomornya harus terdaftar pada lembar

posisi di set pertama.

- Libero tidak menjadi kapten regu atau kapten pemain.

b. Perlengkapan Libero

Libero harus memakai seragam

(jaket/topi berdesain khusus), baju

kaos harus berwarna kontras

dibandingkan anggota tim yang lain,

seragam libero harus mempunyai

desain yang berbeda tetapi bernomor

seperti anggota tim lainnya.

c. Gerakan-gerakan libero dalam

permainan

- Libero diijinkan untuk mengganti setiap pemain di posisi baris belakang.

- Libero dibatasi untuk berperan sebagai pemain baris belakang dan tidak

diijinkan untuk melakukan serangan

dari manapun (termasuk di lapangan

permainan dan didaerah bebas).

- Libero tidak diperkenankan service, blok atau mencoba untuk memblok.

9. Menyentuh (Kontak) Net

Sentuhan terhadap net bukan

merupakan suatu kesalahan, kecuali

pemain tersebut menyentuh pada saat

berusaha memainkan bola atau dengan

sengaja memegang net.

10. Time Out atau Technical Time Out

Seluruh time out yang diminta

lamanya 30 detik. Untuk Kejuraan

dunia dan pertandingan resmi FIVB

pada set 1 – 4, terdapat tambahan

technical tame out, masing-masing 60

detik, berlaku secara otomatis pada

saat tim yang unggul mencapai angka

8 dan 16. Pada saat penentuan (set ke-

5), tidak ada technical time out, hanya

ada dua time out masing-masing 30

detik yang dapat diminta setiap tim.

11. Waktu Selang

Seluruh waktu selang antara set adalah

tiga menit, waktu selang antara set

kedua dan ketiga dapat ditambah

hingga 10 menit oleh organisasi yang

berhak dengan permintaan dari

panitia.

12. Tingkatan Sanksi

Adapun tingkatan sanksi dalam

permainan bola voli adalah sebagai

berikut:

a. Penalti ; suatu sikap kasar yang

pertama kali dalam pertandingan oleh

anggota tim dikenakan sanksi

kehilangan reli.

b. Dikeluarkan; seorang anggota tim

yang dikenakan sanksi dikeluarkan,

tidak dapat bermain untuk sisa dari set

dan harus tetap duduk di dalam daerah

penalti, dibelakang bangku cadangan

regunya tanpa ada konsekuensi yang

lain. Pelatih (Coach) yang mendapat

penalti kehilangan haknya untuk

campur tangan di dalam set dan harus

tetap duduk di daerah penalti.

c. Diskualifikasi; anggota regu yang

dikenakan sanksi diskualifikasi harus

meninggalkan daerah kawasan

50

pertandingan untuk sisa pertandingan

tanpa ada konsekuensinya yang lain.

13. Kartu-kartu Sanksi

Adapun kartu sanksi yang diberikan

dalam permainan bola voli yakni:

a. Peringatan; secara lisan atau isyarat

tangan tanpa kartu

b. Hukuman; kartu kuning

c. Dikeluarkan; kartu merah

d. Diskualifikasi

(Syarifuddin, 1997 :24) 5. Studi Perbandingan Antara Service

Tanpa Melompat Dengan Service

Melompat Terhadap Ketepatan Service

Dalam Permainan Bola Voli

Pada kondisi seutuhnya permainan

bola voli adalah permainan tim dengan

enam pemain. Service yang baik penting

bagi permainan tim dan memiliki

keahlian ini akan membuat bola voli

menjadi pemain tim yang indah. Di

samping itu dengan memiliki dan

menguasai berbagai teknik service ini

akan membuka kesempatan mengolah

bola sehingga terbuka kesempatan

melakukan pemukulan bola ke arah

sasaran.

Service dalam permainan bola voli,

diantaranya service atas (underhand

service) dan service bawah (overhead

service) begitu pula halnya dalam

pelaksanaannya ada service tanpa

melompat dan service melompat. Dari

kedua teknik service ini memiliki

keistimewaan-keistimewaan tersendiri

dari cara pelaksanaannya tergantung pada

kemampuan masing-masing pemain/atlit.

Ada pemain yang tepat dan unggul

menggunakan service tanpa melompat

dan ada pemain yang tepat dan unggul

menggunakan service melompat serta ada

pemain yang mampu mengkombinasikan

kedua cara atau teknik service tersebut di

atas. Berkaitan dengan hal ini, menurut

Kosasih (1994 : 47) mengatakan bahwa

kegunaan secara khusus dengan

menguasai dan menggunakan berbagai

teknik dalam service ini adalah dapat

membantu ketepatan di saat melakukan

shooting itu sendiri.

Dari uraian dan pendapat ahli

tersebut di atas, jelaslah bahwa dengan

menguasai dan menggunakan berbagai

teknik service termasuk teknik service

tanpa melompat dan teknik service

dengan melompat besar pengaruhnya

terhadap ketepatan dalam melakukan

service dalam permainan bola voli.

Namun demikian, kedua teknik ini dalam

pelaksanaannya memiliki cara yang

berbeda-beda yang tentunya dapat pula

mempengaruhi ketepatan dalam

melakukan service itu sendiri. Dengan

demikian secara teori dapat dikatakan:

Ada perbedaan antara service tanpa

melompat dengan service melompat

terhadap ketepatan service dalam

permainan bola voli.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini direncanakan akan

dilaksanakan diSMP 4 Wera Jalan lintas

Wera-Ambalawi Desa Nanga Wera

Kecamatan WeraKabupaten Bima.

Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif yaitu penelitian

yang membandingkan antara dua

variabel, yakni variabel independen

(Ketepatan service dalam permainan bola

voli )terhadap variabel dependen

(Service tanpa melompatdan Service

melompat), rumus yang digunakan adalah

rumus t-test. 2. Sumber Data

Memperoleh data penelitian ini

ditempuh dengan cara mengumpulkan

data-data dari beberapa sumber antara

lain :

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber

data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Sumber data

primer dalam penelitian ini menggunakan

tes perbedaan ketetapan service dalam

permainan bola voli antara teknik service

tanpa melompat dengan teknik service

melompat pada siswa kelas VIII putra

SMP Negeri 4Wera Kabupaten Bima

Tahun pelajaran 2014/2015.

51

b. Sumber Data Sekunder

Dokumen adalah setiap bahan

tertulis atau film, sumber tertulis dapat

dibagi atas sumber dan majalah dan

ilmiah, sumber dari arsip dokumen

pribadi dan dokumen resmi.

(Moleong,1998;113). Dalam penelitian

ini dokumen yang digunakan adalah

sumber dari arsip dokumen pribadi yang

berupa data pribadi siswa putra SMP

Negeri 4Wera Kabupaten Bima Tahun

pelajaran 2014/2015.

Adapun secara konseptual

rancangan penelitian tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 02 : Rancangan Penelitian

Berdasarkan gambar tersebut di atas,

maka:

X.1 = Service tanpa melompat

X.2 = Service melompat.

Y = Ketepatan service dalam permainan

bola voli

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Dalam buku Metode Penelitian

dijelaskan bahwa: “Populasi adalah

keseluruhan subyek yang mempunyai

kualitas serta ciri-ciri tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan”

(Sugiyono, 1994 : 57). Sedangkan ahli

lain mengatakan bahwa: “Populasi adalah

semua individu baik subyek maupun

obyek yang dikenakan perlakuan dalam

penelitian” (Mardalis, 1989 : 53).

Dalam penelitian ini, maka yang

menjadi populasinya adalah siswa kelas

VIII putra SMP 4 Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran 2014/2015 yang

berjumlah 118 orang. Adapun jumlah

siswa kelas VIII putra pada masing-

masing kelas dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel.1.Jumlah Siswa Kelas VIII

Putra SMPN 4 Wera NO KELAS JUMLAH SISWA

1

2

.

3

.

Kelas VIII.A

Kelas VIII.B

Kelas VIII.C

36 orang siswa

37 orang siswa

35 orang siswa

JUMLAH 118 orang siswa

Sumber: Absensi Kelas VIII SMPN

4 Wera

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah: “Sebagian dari

populasi, sebagai contoh yang diambil

dengan menggunakan cara-cara tertentu”

(Sugiyono, 1994 : 43). Ahli lain

mengatakan pula bahwa: “Sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti” (Margono, 1997: 44).

Teknik yang digunakan dalam

mengambil sampel disebut teknik

sampling. Dalam buku Metodologi

Penelitian Pendidikan dijelaskan bahwa:

“Teknik sampling adalah cara atau teknik

dalam pengambilan sampel” (Riyanto,

2001 : 64). Dengan demikian yang

dimaksud dengan teknik sampling adalah

cara-cara yang digunakan dalam

mengambil sampel. Sehubungan dengan

penelitian ini, teknik sampling yang

digunakan adalah stratified proportional

random sampling.

Proporsional sampling adalah:

“Apabila pengambilan sampel

merperhitungkan adanya proporsi atau

bagian-bagian populasi atau perimbangan

unsur dan kategori-kategori dalam suatu

populasi” (Surachmad, 1992 : 25). Dalam

penelitian ini, perimbangan atau proporsi

yang perlu diperhatikan adalah

perbandingan jumlah siswa putra masing-

masing kelas yang akan dijadikan sebagai

responden penelitian pada siswa kelas

VIII putra SMP 4 Wera Kabupaten Bima

Tahun pelajaran 2014/2015.

Adapun random sampling adalah:

“Teknik pengambilan sampel secara

random atau tanpa pandang bulu” (Hadi,

1989 : 224). Cara yang digunakan dalam

random sampling adalah cara undian,

ordinal dan randomisasi dari bilangan

X.1

Y X.2

52

random. Dalam penelitian ini, untuk

menentukan individu yang akan menjadi

anggota sampel digunakan cara undian,

maksudnya untuk memberikan

kesempatan yang sama kepada anggota

populasi pada tiap-tiap kelas yang akan

dijadikan sampel. Adapun langkah-

langkah yang akan ditempuh dalam

melakukan undian ini adalah sebagai

berikut:

1. Subyek dalam populasi di daftar dan

diberi nomor urut.

2. Membuat lembaran kertas kecil

sebayak subyek dalam populasi,

masing-masing diberi nomor,

kemudian digulung dengan baik.

3. Gulungan kertas tersebut di masukkan

kedalam gelas lalu dikocok.

4. Mengambil gulungan kertas sebanyak

yang dibutuhkan, sesuai dengan

jumlah sampel tiap kelas.

Karena jumlah populasi dalam

penelitian ini cukup besar, maka perlu

ditentukan besarnya sampel. Dalam buku

Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa:

“Apabila populasi cukup homogen,

terdapat populasi dibawah 100 dapat

digunakan 50%, dibawah 1000 dapat

dipergunakan 20% - 25%, dan diatas

1000 dapat dipergunakan antara 10% -

15% (Surachmad, 1989 : 64).

Berdasarkan pendapat tersebut di

atas, maka dalam penelitian ini besarnya

sampel direncanakan 20%, dimana

jumlah siswa putra kelas VIII

keseluruhan berjumlah 118

orang.Adapun jumlah populasi dan

sampel sebagai berikut:

TABEL 2 JUMLAH SAMPEL NO KELAS POPULASI PROSENTASE % SAMPEL

1 VIII.A 36 36 x 20 % = 9,0 9

2 VIII.B 37 37 x 20 % = 9,0 9

3 VIII.C 35 35 x 20 % = 8,8 8

JUMLAH 118 26

Dengan demikian jumlah sampel

terakhir dalam penelitian ini untuk siswa

putra kelas VIII SMP 4 Wera Kabupaten

Bima Tahun pelajaran 2014/2015 yaitu

sebanyak 26 orang. Instrumen Penelitian

Dalam buku Metodologi Penelitian

dijelaskan bahwa: “Instrumen adalah alat

yang digunakan sebagai pengumpulan

data yang harus dirancang dan dibuat

sehingga menghasilkan data sebagaimana

adanya” (Margono, 1997 : 155).

Dalam penelitian ini, instrumen

yang dipergunakan adalah test teknik

service tanpa melompat dan test teknik

service melompat terhadapketepatan

service dalam permainan bola voli.

Adapun peralatan dan perlengkapan yang

digunakan adalah:

- Lapangan bola voli

- Bola Voli

- Nomor Dada

- Pluit

- Stop Watch

- Alat-alat tulis

- Blangko pencatatan hasil Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian ilmiah,

metode pengumpulan data adalah cara

yang ditempuh oleh peneliti dalam usaha

mempeoleh data yang selengkap-

lengkapnya. Dengan memperoleh data

seorang peneliti dapat mengetahui hal-hal

yang dapat membantu dalam proses

penelitian.

Adapun metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Metode Dokumentasi

Dalam buku Metodologi

Penelitian dijelaskan bahwa: “Metode

dokumentasi adalah suatu cara untuk

memperoleh data dengan jalan

mengumpulkan segala macam dokumen

serta mengadakan pencatatan yang

sistimatis” (Netra, 1989:77). Sedangkan

ahli lain mengatakan bahwa: “Metode

dokumentasi adalah suatu cara untuk

mencari data atau hal-hal yang berupa

catatan transkrip”(Margono, 1997 : 117).

Sehubungan dengan penelitian ini,

metode dokumentasi digunakan sebagai

metode bantu untuk mengetahui data

tentang jumlah dan nama-nama siswa

kelas VIII SMP 2 Wera Kabupaten

Bima Tahun pelajaran 2014/2015.

53

Dalam buku Metodologi Research

dijelaskan bahwa: “Jenis-jenis

dokumentasi adalah bisa berbentuk

tulisan-tulisan, karangan-karangan,

bulletin, lembaran, absen, raport dan

sebagainya” (Sugiyono, 1994: 52).

Dalam penelitian ini, jenis dokumentasi

yang diperlukan adalah berupa

absensi/daftar hadir siswa kelas VIII

SMP 4 Wera Kabupaten Bima Tahun

pelajaran 2014/2015.

2. Metode Test

Dalam buku Evaluasi Pendidikan

dijelaskan bahwa: “Test adalah alat

pengumpulan data yang berbentuk

suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan

oleh subyek penelitian” (Sugiyono, 1994:

28). Ahli lain mengatakan bahwa: “Test

adalah suatu cara untuk mengadakan

penilaian terhadap suatu subyek ataupun

obyek-obyek tertentu untuk mendapatkan

data secara cepat dan tepat” (Arikunto,

1992 : 44).

Dari kedua pendapat tersebut, maka

yang dimaksud dengan test adalah suatu

alat pengumpulan data yang berbentuk

suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan

oleh subyek penelitian guna mengadakan

penilaian untuk mendapatkan data secara

cepat dan tepat.

Dalam buku Proses Belajar

Mengajar dijelaskan bahwa: “Test dapat

dibedakan menjadi tiga macam yakni: (a)

Test lisan; test yang dilaksanakan secara

lisan, (b) Test perbuatan; test yang

berhubungan dengan kemampuan siswa

dalam melakukan tindakan/perbuatan dan

(c) Test tulisan; test yang dilakukan

secara tertulis baik itemnya maupun

jawabannya” (Sugiyono, 1994 : 25).

Dalam penelitian ini

menggunakan jenis metode test

perbuatan, untuk mengukur ketepatan

service dalam permainan bola voli baik

yang menggunakan service tanpa

melompat maupun service melompat

dalam permainan bola voli siswa kelas

VIII putra SMP 4 Wera Kabupaten Bima

Tahun pelajaran 2014/2015. Teknik Analisis Data

Dalam suatu penelitian ilmiah

sudah tentu melalui proses analisisa

data untuk mendapatkan hasil

penelitian yang representatif. Dalam

memproses data memerlukan beberapa

langkah terutama yang berkaitan

dengan masalah subyek dan obyek

penelitian yang diperoleh dari hasil

pengumpulan data melalui pengisian

angket maupun pencatatan

dokumen.Sudah validkah data tersebut

dan apakah data tersebut representatif

dan apakah metode analisa datanya

sudah tepat sehingga dapat terhindar

dari kesalahan analisa datanya.

Dalam hal ini, setelah data

terkumpul maka langkah peneliti

selanjutnya adalah mengolah dan

menganalisa data tersebut secara

statistik. Dalam buku Pengantar

Metodelogi Penelitian dijelaskan

bahwa: “Mengolah data berarti

menimbang, menyaring, mengatur dan

mengklasifikasikannya. Menimbang

dan menyaring berarti memilih dengan

hati-hati data yang relevan, tepat dan

berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Mengatur dan mengklasifikan

data berarti menggolongkan data

tersebut menurut aturan tertentu”

(Nazir, 1990 : 86).

Pada umumnya metode analisa

data dibedakan menjadi dua cara yaitu

analisa statistik dan analisa non

statistik. Dalam penelitian ini metode

analisis data yang digunakan adalah

analisis statistik dengan menggunakan

rumus t- test, hal ini didasarkan atas

data yang dianalisis yaitu data interval

berupa ketepatan service dalam

permainan bola voli. Ketepatan

service adalah ketepatan service dalam

permainan bola voli antara yang

menggunakan service tanpa melompat

dengan service melompat pada siswa

kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera

Kabupaten Bima Tahun pelajaran

2014/2015. Adapun rumus t-test yang

dipergunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

54

t =

)1(

2

NN

d

MM III

Keterangan:

t = t- test

MI = Angka rata-rata service tanpa

melompat

MII= Angka rata-rata service

melompat

N = Jumlah pasangan sampel

2d = Jumlah devisiasi dari mean

perbedaan

(Netra, 1989 : 92) Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi kekeliruan dalam

menafsirkan arti atau judul penelitian ini,

peneliti perlu mendefinisikan secara

operasional variabel yang dilibatkan

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Teknik Service Tanpa Melompat

Menurut Syarifudin yang dimaksud

dengan service tanpa melompat adalah:

“suatu tindakan memukul bola tanpa

melakukan lompatan” (Syarifudin, 1997 :

22). Ahli lain mengatakan pula bahwa:

“Service tanpa melompat adalah cara

melakukan pukulan bola tanpa

melakukan lompatan terlebih dahulu”

(Kosasih, 1994 : 17).

Dalam penelitian ini yang

dimaksud dengan service tanpa melompat

adalah suatu tindakan dalam melakukan

pemukulan bola tanpa melakukan

lompatan.

2. Teknik Service Melompat

Service melompat adalah:

“Melakukan pukulan bola dengan

menggunakan awalan melompat”

(Kosasih, 1994 : 21). Ahli lain

mengatakan pula bahwa: “Service

melompat adalah tindakan dalam

memukul bola dengan melakukan

lompatan terlebih dahulu” (Syarifudin,

1997 : 19).

Dalam penelitian ini yang

dimaksud dengan service melompat

adalah suatu tindakan dalam melakukan

pemukulan bola dengan awalan

melakukan lompatan terlebih dahulu.

3. Ketepatan Service

Menurut Krisdalaksana menjelaskan

bahwa: “Ketepatan berarti tepat atau kena

sasaran” (Krisdalaksana, 2000 : 212).

Sementara yang dimaksud dengan service

adalah: “Tindakan memukul bola ke

daerah sasaran” (Roji, 1989 : 33).

Dalam penelitian ini yang dimaksud

dengan ketepatan service adalah tepat

ataupun mengena sasaran dalam

melakukan pemukulan bola dalam

permainan bola voli.

C. HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data

Untuk mencapai tujuan penelitian

ini, maka kegiatan-kegiatan yang

dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

1. Penentuan Sampel dan 2. Pelaksanaan

Pengumpulan Data.

1. Penentuan Sampel Penelitian

Sebagaimana telah diuraikan pada

bab III, bahwa sampel yang diambil

sebesar 20 % dari seluruh siswa putra

kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera

Kabupaten Bima Tahun pelajaran

2014/2015. Adapun sampel pada masing-

masing kelas II tersebut, selengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3: Data Tentang Jumlah

Populasi dan Perimbangan Jumlah

Sampel Pada Siswa Kelas VIII

putra SMP Negeri 4 Wera

Kabupaten Bima Tahun pelajaran

2014/2015.

No. Kelas Populasi

Sampel

1 2 3 4

1

2

3

VIII.A

VIII.B

VIII.C

36

37

35

8

9

9

Jumlah 108 26

Dari tabel tersebut di atas, maka

jumlah siswa kelas VIII putra SMP

55

Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun

pelajaran 2014/2015 adalah 129 orang,

meliputi siswa kelas VIII.A sebanyak 40

orang, siswa kelas VIII.B sebanyak 45

orang dan siswa kelas VIII.C sebanyak

44 orang. Dengan demikian jumlah

sampel siswa kelas VIII putra SMP

Negeri 4 Wera Kabupaten Bima Tahun

pelajaran 2014/2015 dengan

menggunakan sampel 20 % adalah 26

orang meliputi siswa kelas VIII.A

sebanyak 8 orang, siswa kelas VIII.B

sebanyak 9 orang dan siswa kelas VIII.C

sebanyak 9 orang.

Selanjutnya untuk menetapkan

subyek penelitian (responden) dari setiap

kelas, dilakukan dengan random

sampling sistem undian. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh dalam

penentuan sampel penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Subyek dalam populasi di daftar dan

diberi nomor urut.

2. Membuat lembaran kertas kecil

sebanyak subyek dalam populasi,

masing-masing diberi nomor,

kemudian digulung dengan baik.

3. Gulungan kertas tersebut di masukkan

kedalam gelas lalu dikocok.

4. Mengambil gulungan kertas sebanyak

yang dibutuhkan, sesuai dengan

jumlah sampel tiap kelas.

Adapun nama-nama siswa yang terpilih

menjadi subyek (responden) penelitian

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4: Data Tentang Nama-nama

Siswa Putra VIII putra SMP Negeri 4

Wera Kabupaten Bima Tahun

pelajaran 2014/2015, Yang Terpilih

Menjadi Anggota Sampel (Responden). No.Urut

Subyek

Penelitian

Nama-nama

Responden Kelas

1 2 3

01 Arifmon Firlan VIII.A

02 Arif Haryanto VIII.A

03 Atrio Priyanto VIII.A

04 Debi Setiawan VIII.A

05 Herdiansyah VIII.A

06 Faisal Akbar VIII.A

07 Gunawan VIII.A

08 Hifjul Iman VIII.A

09 Jihan VIII.A

10 Jon Juliadin VIII.B

11 Patria

Wansyah VIII.B

12 Ramayadin VIII.B

13 Wiranto VIII.B

14 Wawansyah VIII.B

15 Ahwan

Muzakir VIII.B

16 Gunawan

Andika VIII.B

17 Diki VIII.B

18 Sudirman VIII.B

19 Shodikin VIII.C

20 Ardiansyah VIII.C

21 Hafid VIII.C

22 Yoga Putra

Utama VIII.C

23 M.Algifari VIII.C

24 M.Isnaini VIII.C

25 Sahril Sabirin

Jufrin VIII.C

26 Wahyu

Arsyad VIII.C

2. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Setelah menetapkan subyek

penelitian (sampel), maka langkah

selanjutnya adalah mengambil data yang

diperlukan dengan melakukan test

perbuatan ketepatan service dalam

permainan bola voli pada masing-masing

siswa yang melakukan teknik service

tanpa melompat maupun siswa yang

melakukan teknik service melompat pada

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 4

Wera Kabupaten Bima Tahun pelajaran

2014/2015.

Tabel 5 : Data Hasil Ketepatan

Melakukan Service Dengan Teknik

Service Tanpa Melompat Dalam

Permainan Bola Voli Pada Siswa Putra

Kelas VIII SMP Negeri 4 Wera

Kabupaten Bima Tahun pelajaran

2014/2015.

No

Nama

Responden Hasil Ketepatan Service

Tanpa Melompat

Jm

l

Sk

or

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

13

01 Arifmon Firlan 3 2 4 2 5 5 4 2 3 4 34

02 Arif Haryanto 2 5 5 3 4 2 3 5 1 3 33

03 Atrio Priyanto 1 4 3 5 2 4 5 3 2 5 33

04 Debi Setiawan 3 2 4 5 2 1 5 4 5 3 34

05 Herdiansyah 2 4 4 3 4 5 2 3 4 5 36

06 Faisal Akbar 2 4 5 3 1 5 2 3 5 2 32

07 Gunawan 5 5 2 3 3 4 4 1 5 3 35

08 Hifjul Iman 2 4 5 4 3 4 3 2 1 3 31

09 Jihan 5 4 5 3 2 1 4 5 3 4 37

10 Jon Juliadin 5 4 1 2 3 4 5 3 2 2 31

56

11 Patria Wansyah 3 4 2 3 4 5 3 2 2 3 40

12 Ramayadin 3 4 3 2 5 4 3 5 4 2 35

13 Wiranto 4 5 3 2 4 5 3 2 1 4 31

14 Wawansyah 5 2 1 3 4 3 5 5 2 2 32

15 Ahwan

Muzakir

5 1 2 4 3 2 5 5 2 1 30

16 Gunawan

Andika

3 4 5 3 4 2 1 5 2 1 30

17 Diki 5 4 5 3 5 4 5 3 2 2 38

18 Sudirman 4 4 3 4 3 2 2 5 2 1 30

19 Shodikin 4 3 5 2 5 2 4 3 2 5 33

20 Ardiansyah 3 2 5 4 2 5 4 3 2 4 34

21 Hafid 2 3 5 4 3 2 5 2 3 3 30

22 Yoga Putra

Utama

3 4 5 3 2 5 4 3 3 4 36

23 M.Algifari 3 2 5 4 5 3 4 3 2 3 34

24 M.Isnaini 5 2 5 3 2 4 3 1 2 4 31

25 Sahril Sabirin

Jufrin

5 1 5 4 3 2 2 3 3 2 30

26 Wahyu

Arsyad

4 3 4 2 4 2 5 1 3 1 31

Tabel 6: Data Hasil Ketepatan

Melakukan Service Dengan

Teknik Service Melompat

Dalam Permainan Bola Voli

Pada Siswa Putra Kelas

VIII SMP Negeri 4 Wera

Kabupaten Bima Tahun

pelajaran 2014/2015.

No Nama

Responden

Hasil Ketepatan Service

Melompat

Jm

l

Sk

or

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1

2 13

01 Arifmon Firlan 2 2 3 1 2 4 1 2 1 3 21

02 Arif Haryanto 2 2 1 4 2 1 2 3 4 4 25

03 Atrio Priyanto 5 1 2 1 2 3 1 2 4 1 22

04 Debi Setiawan 5 2 1 2 2 3 2 1 3 2 24

05 Herdiansyah 4 2 3 2 1 3 4 2 3 1 25

06 Faisal Akbar 5 2 3 1 1 1 2 1 2 5 22

07 Gunawan 3 2 3 2 3 1 1 1 2 1 24

08 Hifjul Iman 3 2 1 4 1 2 3 1 4 5 26

09 Jihan 1 2 3 4 5 2 3 1 2 2 25

10 Jon Juliadin 2 3 3 2 4 3 2 1 3 2 25

11 Patria Wansyah 5 3 2 1 2 1 5 5 1 2 24

12 Ramayadin 1 2 5 5 2 3 2 1 4 1 26

13 Wiranto 1 2 3 4 3 4 2 5 1 2 27

14 Wawansyah 3 2 1 4 5 2 1 3 2 1 24

15 Ahwan

Muzakir

2 3 4 5 2 3 4 3 2 1 29

16 Gunawan

Andika

1 4 3 2 1 4 3 2 2 2 25

17 Diki 2 2 2 1 1 3 5 3 2 1 22

18 Sudirman 2 2 2 5 2 2 2 2 1 2 24

19 Shodikin 3 3 4 1 2 4 3 2 3 4 29

20 Ardiansyah 2 3 2 3 4 3 4 2 2 1 26

21 Hafid 2 3 3 2 2 3 4 1 2 1 23

22 Yoga Putra

Utama

5 2 1 1 3 2 1 2 1 3 21

23 M.Algifari 2 3 1 2 3 3 2 3 4 5 28

24 M.Isnaini 5 3 2 3 1 5 1 2 2 2 26

25 Sahril Sabirin 2 3 2 3 2 4 3 2 1 1 23

Jufrin

26 Wahyu

Arsyad

4 2 3 4 3 2 3 2 3 2 26

Analisis Data

Untuk mengetahui

bagaimana perbedaan antara teknik

service tanpa melompat dengan

teknik service melompat pada siswa

kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera

Kabupaten Bima tahun pelajaran

2014/2015, bahwa teknik analisis

data dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik analisis statistik

dengan rumus t-test sebagai berikut:

t =

)1(

2

NN

d

MM III

Keterangan:

t = t- test

MI = Angka rata-rata service tanpa

melompat

MII= Angka rata-rata service

melompat

N = Jumlah pasangan sampel

2d = Jumlah devisiasi dari mean

perbedaan

(Netra, 1989 : 92)

Adapun langkah-langkah

yang ditempuh dalam menganalisis

data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis nol (ho)

2. Membuat tabel kerja

3. Memasukkan data kedalam rumus

4. Menguji nilai t-test

5. Menarik kesimpulan.

Analisis data tentang

perbedaanantara teknik service tanpa

melompat dengan teknik service

melompat terhadap ketetapan service

dalam permainan bola voli siswa

kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera

Kabupaten Bima tahun pelajaran

2014/2015.

1. Merumuskan hipotesis nol (ho)

Untuk keperluan perhitungan

analisis statistik, maka hipotesis alternatif

57

(ha) yang diajukan pada bab I yang

berbunyi: “Ada perbedaan antara teknik

service tanpa melompat dengan teknik

service melompat terhadap ketetapan

service dalam permainan bola voli siswa

kelas VIII putra SMP Negeri 4 Wera

Kabupaten Bima tahun pelajaran

2014/2015”, maka perlu diubah terlebih

dahulu kedalam sebuah hipotesis nol (ho)

sehingga berbunyi: “Tidak ada perbedaan

antara teknik service tanpa melompat

dengan teknik service melompat terhadap

ketetapan service dalam permainan bola

voli siswa VIII putra SMP Negeri 4 Wera

Kabupaten Bima tahun pelajaran

2014/2015”.

2. Membuat tabel kerja

Sesuai dengan rumus yang

digunakan, maka tabel kerja yang

dibutuhkan adalah tabel kerja untuk

menentukan komponen-komponen dalam

rumus. Tabel kerja yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

Tabel 7 : Tabel Kerja Untuk Menguji

Hipotesis Tentang Perbedaan Antara

Teknik Service Tanpa Melompat

Dengan Teknik Service Melompat

Terhadap Ketetapan Service Dalam

Permainan Bola Voli Siswa Kelas VIII

putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten

Bima tahun pelajaran 2014/2015. No.Urut X.1 X.2 D =

(X.1

X.2)

d =

(D –

Md)

1 2 3 4 5 6

01 34 21 13 4,58 20,97

02 33 25 8 -

0,42

0,17

03 33 22 11 2,58 6,65

04 34 24 10 1,58 2,49

05 36 25 11 2,58 6,65

06 32 22 10 1,58 2,49

07 35 24 11 2,58 6,65

08 31 26 5 -

3,42

11,69

09 37 25 12 3,58 12,81

10 31 25 6 -

2,42

5,85

11 40 24 16 7,58 57,45

12 35 26 9 0,58 0,33

13 31 27 4 -

4,42

19,53

14 32 24 8 -

0,42

0,17

15 30 29 1 -

7,42

55,05

16 30 25 5 - 11,69

3,42

17 38 22 16 7,58 57,45

18 30 24 6 -

2,42

5,85

19 33 29 4 -

4,42

19,53

20 34 26 8 -

0,42

0,17

21 30 23 7 -

1,42

2,01

22 36 21 15 6,58 43,29

23 34 28 6 -

2,42

5,85

24 31 26 5 -

3,42

11,69

25 30 23 7 -

1,42

2,01

26 31 26 5 -

3,42

11,69

Total 861 642 219 0 380,18

Keterangan:

X1 = Nilai rata-rata teknik service

tanpa melompat

X2 = Nilai rata-rata teknik service

melompat

D = X1 – X2

d = D – Md

Md =ΣD = 219 = 8,42

N 26

3. Memasukkan data ke dalam rumus

Dari tabel kerja tersebut di

atas, maka dapat dihitung nilai t-

test sebagai berikut:

Diketahui:

MI = ΣX1 = 861= 33,11

N 26

MII = ΣX2 = 642 = 24,69

N 26

Σ d² = 380,18

N = 26

Maka :

58

t =

)1(

2

NN

d

MM III

=

)126(26

18,380

69,2411,33

=

650

18,380

42,8

=58489,0

42,8

=76478,0

42,8= 11,009

Pengujian Hipotesis

berdasarkan hasil perhitungan

ternyata nilai t-test yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah 11,009, sedangkan

nilai t test dalam tabel dengan taraf

signifikan 5 % dan db (n-1) = (26 -1) =

25 adalah 2,064, kenyataan ini

menunjukkan bahwa nilai t-test yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah

lebih besar dari pada nilai t-test dalam t-

tabel.

Dari hasil pengujian nilai t-test di

atas, dimana t-test adalah 11,009 lebih

besar dari t-tabel sebesar 2,064 dengan

taraf signifikan 5 %, maka dapat

dikemukakan bahwa hipotesis nol (ho)

ditolak dan hipotesis alternatif (ha)

diterima, maka kesimpulan analisis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut

bahwa antara teknik service tanpa

melompat dengan teknik service

melompat terhadap ketepatan service

dalam permainan bola voli siswa VIII

putra SMP Negeri 4 Wera Kabupaten

Bima Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah

terdapat perbedaan yang signifikan ”.

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari penelitian

ini, ada kecenderungan bahwa seseorang

yang melakukan teknik service tanpa

melompat akan memiliki ketepatan

melakukan service dari pada siswa yang

melakukan teknik service melompat

dalam permainan bola voli. Hal ini dapat

dilihat dari hasil penelitian yaitu M.I>

M.II = 33,11 > 24,69, yang berarti angka

rata-rata ketepatan service siswa yang

melakukan teknik service tanpa

melompat lebih besar dari pada angka

rata-rata ketepatan service siswa yang

melakukan teknik service melompat

dalam permainan bola voli.

Dengan demikian dapat dikatakan,

bahwa siswa yang melakukan teknik

service tanpa melompat akan lebih tepat

melakukan service, dibandingkan dengan

siswa yang melakukan teknik service

melompat dalam permainan bola voli.

Sedangkan dari hasil pengujian

hipotesa (analisis data), dengan

menggunakan rumus statistik t-test

ternyata hipotesis alternatif (ha) yang

diajukan diterima sedangkan hipotesis

nol (ho) ditolak, hal ini berarti terdapat:

Ada perbedaanantara teknik service tanpa

melompat dengan teknik service

melompat terhadap ketetapan service

dalam permainan bola voli siswa kelas

VIII putra SMP Negeri 4 Wera

Kabupaten Bima Tahun Pelajaran

2014/2015.

E. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa nilai t-test yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah 11,009, sedangkan

nilai t test dalam tabel dengan taraf

signifikan 5 % dan db (n-1) = (26 -1) =

25 adalah 2,064, kenyataan ini

menunjukkan bahwa nilai t-test yang

diperoleh dalam penelitian ini adalah

lebih besar dari pada nilai t-test dalam t-

tabel. Dengan demikian ada perbedaan

antara teknik service tanpa melompat

dengan teknik service melompat terhadap

ketetapan service dalam permainan bola

voli siswa kelas VIII putra SMP Negeri 4

Wera Kabupaten Bima Tahun Pelajaran

2014/2015. DAFTAR PUSTAKA

59

Arikunto, Suharsimi, Metodologi

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktis, Yayasan Fakultas Psikologi

UGM, Yogyakarta, 1992.

Daryanto, SS, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, PN. Balai Pustaka,

Jakarta, 1998.

Hadi, Sutrisno, Statistik Inferensial,

Tarsito, Bandung, 1989.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian,

Yayasan Fakultas Psikologi UGM,

Yogyakarta, 1988.

Harahap, ST, Kamus Bahasa Indonesia,

Liberty, Jakarta, 1989.

Kosasih, Engkos, Olahraga Teknik dan

Program Latihan, Akademika

Pressindo, Jakarta, 1994.

Krisdalaksana, Harimurti, Kamus Umum

Bahasa Indonesia, PN. Balai

Pustaka, Jakarta, 2000.

Margono, Metodelogi Penelitian, Aneka

Cipta, Jakarta, 1997.

Moch. Nazir, Metodelogi Penelitian,

Rajawali Press, Jakarta, 1990.

Mardalis, Metodelogi Research , Aneka

Cipta, Jakarta, 1989.

Netra, IB, Statistik Inferensial, Usaha

Nasional, Surabaya, 1989.

Roji, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,

PT. Intan Pariwara, Jakarta, 1989.

Syarifudin, Skripsi IKIP Mataram,1997

Surachmad, Winarno, Statistik

Inferensial, Yayasan Fakultas

Psikologi UGM, Yogyakarta, 1989.

Sugiyono, Metodologi Penelitian, CV.

Haji Mas Agung, Jakarta, 1994.

60

PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA DENGAN LENGAN KANAN KIRI

BERGANTIAN TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING

BOLA BASKET PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 WAWO KABUPATEN

BIMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

ISMAIL

Mahasiswa Penjaskes STKIP Taman Siswa Bima

ABSTRAK

Kata kunci : Latihan Menggiring Bola Lengan Kanan Kiri bergantian, dan

keterampilan menggiring Bola Basket.

Salah satu teknik dasar yang sangat membantu dalam memberikan sumbangsih

dalam permainan bola basket adalah menggiring bola (driblling). Menggiring bola

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bola basket dan penting bagi penguasaan

teknik individual dan tim seperti operan. Dan berbagai macam tenik menggiring

memungkinkan pemain menggunakan salah satu teknik tersebut tapi sejauh ini belum

diketahui teknik latihan menggiring yang paling efektif dalam peningkatan keterampilan

menggiring bola basket. Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini

adalah “ Apakah ada pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri

bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa kelas IX

SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”. Sedangkan tujuan

yang dicapai dalam penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh latihan menggiring

bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring

bola basket pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran

2011/2012”. Untuk latihan dilakukan selama 2 minggu dengan rentan waktu latihan

berkisar 30 – 40 menit pada setiap bentuk latihannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan

pola pre test – post test group design. Pengolahan data menggunakan teknik statistik

Regresi linear sederhanan, Statistik uji F dan uji Korelasi. Dari hasil analisa data dengan

menggunakan statistik regresi linear sederhana diperoleh koefesien regresi (a): 3,357, dan

nilai konstanta (b):0,662, sedangkan pada statistik uji F nilai Fhitung = 2183,46 setelah di

konsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan 24 – 2 = 22

(dk=2) yaitu 0,344, menunjukkan bahwa Fhitung = 2183,46 > Ftabel = 0,344. Di samping itu,

dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,995 serta koefisien

determinasi (r2) yang diperoleh yaitu 0,9900254 atau dibulatkan menjadi 99%, yang berarti

bahwa peningkatan keterampilan menggiring bola basket 99% ditentukan oleh Latihan

menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian maka dapat disimpulkan hipotesis

pada penelitian ini adalah “Ada pengaruh latihan menggiring bola dengan lengan kanan

kiri bergantian terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola basket pada siswa

kelas IX SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”.

PENDAHULUAN

Perkembangan olahraga bola

basket akhir-akhir ini menunjukkan

peningkatan yang sangat pesat, yaitu

dengan banyaknya perkumpulan dan

pertandingan serta banyaknya jumlah

penonton dalam suatu pertandingan baik

orang tua maupun muda. Hal ini

memberikan gambaran bahwa permainan

bola basket sangat digemari dan popular

di dalam masyarakat. Pada dasarnya

permainan bola basket merupakan

permainan yang di lakukan secara beregu

61

dan kemenangan suatu tim ditentukan

oleh selisih jumlah point. Hal ini seperti

yang termuat dalam (Anonymous,

www.google.co.id pada kata bola basket

yang termuat dalam Wikipedia Bahasa

Indonesia, diakses pada tanggal 12

November 2011, jam : 12.30 wita);

“Bola basket adalah olahraga bola

berkelompok yang terdiri atas dua tim

beranggotakan masing-masing lima orang

yang saling bertanding mencetak point

dengan memasukan bola kedalam

keranjang lawan sedangkan menurut

PERBASI (1995 : 11) bahwa Bola basket

adalah permainan yang dimainkan oleh

dua regu yang masing-masing terdiri dari

5 orang pemain, tiap-tiap regu berusaha

memasukkan bola ke dalam keranjang

regu lawan dan mencegah lawan

memasukkan bola atau membuat angka.

Salah satu teknik dasar yang

sangat membantu dalam memberikan

sumbangan dalam permainan bola basket

adalah driblling (menggiring bola).

Menggiring bola merupakan bagian yang

tak terpisahkan dari bola basket dan

penting bagi penguasaan teknik

individual dan tim seperti operan. Seperti

yang ungkapkan oleh Engkos Kokasih

(1994:129), bahwa “menggiring

merupakan teknik yang perlu dikuasai

seorang pemain basket, ketrampilan

dalam menggiring memungkinkan

seseorang pemain basket bergerak seisi

lapangan bersama bola, adapun teknik

menggiring ada dua macam yaitu

menggiring bola tinggi yang berguna

untuk memperoleh posisi mendekati

basket lawan dan menggiring bola rendah

untuk menyusup dan mengacaukan

pertahanan lawan”.

Menggiring bola sesuai dengan

peraturan permainan bola basket yang

berlaku adalah hanya diperbolehkan

dengan menggunakan satu tangan saja

baik itu tangan kiri ataupun tangan kanan

saja, tidak diperbolehkan untuk

menggiring bola dengan menggunakan

dua tangan secara bersama-sama namun

harus bergantian antara tangan kanan dan

tangan kiri. Untuk mendapatkan hasil

yang maksimal seorang pemain bola

basket harus melatih menggiring bola

baik dengan tangan kanan ataupun

dengan tangan kiri dengan tingkat level

yang sama, sehingga keterampilan dari

tangan kanan ataupun dengan tangan kiri

akan seimbang.

Namun demikian teknik

menggiring (drible) sudah berkembang

sehingga pemain memungkinkan

menggunakan berbagai macam teknik

menggiring (drible). Pada dasarnya

bahwa jenis dribble pada permainan bola

basket ada dua yaitu dribble tinggi dan

dribble rendah. Banyak pelatih yang

menerapkan latihan menggiring bola

dengan bermacam-macam arah seperti

latihan dengan model lurus, model zig-

zag, model kiri-kanan bergantian, model

hilir-mudik (bolak-balik). Hal ini

dilakukan pada dasarnya untuk

menambah keterampilan pada atlet dalam

kemampuan menggiring bola. Namun

sejauh ini belum diketahui bentuk drible

yang sangat efektif dan berpengaruh

dalam meningkatkan keterampilan

menggiring bola basket.

Sejarah perkembangan Permainan

Bola Basket

Basket dianggap sebagai olahraga

unik karena di ciptakan secara tidak

sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun

1891, Dr. James Naismith, seorang pastor

asal Kanada yang mengajar di sebuah

fakultas untuk para mahasiswa

professional di YMCA (sebuah wadah

pemuda umat Kristen) di Springfield,

Massachusetts, harus membuat suatu

permainan di ruang tertutup untuk

mengisi waktu para siswa pada masa

liburan musim dingin di New England.

Terinspirasi dari permainan yang pernah

ia mainkan saat kecil di Ontario,

Naismith menciptakan permainan yang

sekarang di kenal sebagai permainan

Bola basket pada tanggal 15 Desember

1891.

Menurut cerita, setelah menolak

beberapa gagasan karena di anggap

terlalu keras dan kurang cocok untuk di

mainkan digelanggang-gelanggang

62

tertutup, dia laly menulis beberapa

peraturan dasar, menempelkan sebuah

keranjang di dinding ruang gelap

olahraga, dan meminta para siswanya

untuk mulai memainkan permainan

ciptaannya itu.

Pertandingan resmi bola basket

yang pertama, di selenggarakan pada

tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja

Dr. James Naismith. “Basket ball”

(sebutan bagi olahraga ini dalam bahasa

Inggris), adalah sebutan yang digagas

oleh salah seorang muridnya. Olahraga

ini pun menjadi terkenal di seantero

Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya

di tempatkan di seluruh cabang YMCA di

Amerika Serikat. Pertandingan demi

pertandingan pun segera dilaksanakan di

kota-kota di seluruh Negara bagian

Amerika Serikat. (Anonymous,

www.google .com pada kata sejarah bola

basket, diakses pada tanggal 12

November 2011, jam : 12.45 wita).

1. Menggiring (drible)

Menggiring atau drible merupakan

salah satu teknik dasar bola basket

yang pertama kali diperkenalkan

kepada para pemula, karena

ketrampilan ini sangat penting bagi

setiap pemain yang terlibat dalam

permainan bola basket. Setiap peserta

olahraga bola basket bisa menjadi

pendribel yang terampil karena

ketrampilan mendribel bisa dilatih

kapanpun dan dimanapun. Tidak

diperlukan pemain atau peralatan lain

hanya bola basket. Akan tetapi

seorang atlit atau pemain basket tidak

akan bisa menjadi seorang pendribel

yang ahli hanya dengan waktu satu

malam. Untuk meningkatkan

keterampilan mendrible hingga ketaraf

yang mahir, dibutuhkan latihan yang

terfokus dan keikutsertaan aktif dalam

pertandingan. Menjadi seorang

pendrible yang berbakat jika

menguasai teknik dasar drible yang

menggunakan lengan kanan-kiri

bergantian, dengan berbagai

kecepatan, dan ke berbagai arah tanpa

sama sekali harus melihat bola.

a. Pengertian

Mengenai pengertian menggiring

(drible), beberapa ahli mengemukakan

pendapat sebagai berikut : Engkos

Kokasih (1994:129) mengemukakan

bahwa “menggiring merupakan teknik

yang perlu dikuasai seorang pemain

basket, ketrampilan dalam menggiring

memungkinkan seseorang pemain

basket bergerak seisi lapangan

bersama bola, , adapun teknik

menggiring ada dua macam yaitu

menggiring bola tinggi yang berguna

untuk memperoleh posisi mendekati

basket lawan dan menggiring bola

rendah untuk menyusup dan

mengacaukan pertahanan

lawan”.Sedangkan dalam Diktat

Basket II STKIP Taman Siswa (2010),

menerangkan bahwa “menggiring

adalah satu cara untuk membawa bola

ke segala arah dengan lebih dari satu

langkah asal bola sambil dipantulkan

dan merupakan suatu usaha untuk

mengamankan diri dari rampasan

lawan sebab dengan demikian ia dapat

bergerak menjauhkan lawan sambil

memantulkan bola kemana ia tuju”.

Dan menurut Jon Oliver (2007:49) “

mendribel adalah salah satu dasar bola

basket yang pertama diperkenalkan

kepada para pemula, karena

ketrampilan ini sangat penting bagi

setiap pemain yang terlibat dalam

pertandingan bola basket”.

b. Macam-macam Teknik Menggiring

(drible)

Adapun beberapa jenis teknik dasar

menggiring bola basket menurut

Engkos Kokasih (1994:134) antara

lain sebagai berikut :

1. Drible Rendah

Drible yang dilakukan dengan

membungkukan badan agar

penguasaan bola lebih optimal dan

drible ini berguna untuk mengontrol

atau penguasaan bola terutama dengan

pemain lawan dalam menerobos

pertahanannya.

63

2. Drible Tinggi

Drible tinggi merupakan drible yang

berguna untuk kecepatan dalam

melakukan serangan balik serta

mengacaukan pertahanan lawan.

3. Drible Campuran

Drible campuran merupakan

perpanduan antara drible rendah dan

drible tinggi.

Sedangkan beberapa gerak drible yang

sering dipakai oleh para pemain

pada umumnya antara lain :

1. Drible Crossover

Drible crossover ini membutuhkan

pemindahan bola dengan cepat diantar

dua tangan agar pemain bertahan

kehilangan keseimbangan. Untuk

melakukan drible crossover dimulai

dengan melakukan drible rendah pada

satu sisi tubuh dengan memantulkan

didepan lutut atau menyebrangkan ke

sisi lain. Perpindahan tangan yang

melakukan ini bisa membantu

pemegang bola untuk mengubah arah

dengan cepat. Ketika bola sampai ke

tangan yang satunya, lanjutkan

mendrible kedaerah lawan dengan

arah yang baru.

2. Drible Jap Step

Drible jab-step merupakan drible yang

efektif untuk membuat pemain

bertahan bergerak. Untuk melakukan

drible jab step, mulailah mendrible

bola kearah pertahanan lawan dengan

tangan kanan. Atau dengan kata lain

drible jab-step merupakan drible yang

mengfokuskan pada satu titik yaitu sisi

kanan atau sisi kiri tergantung posisi

berdiri dari pemain bertahan lawan.

3. Drible Behind the Back

Drible behind the back merupakan

drible gerak yang efektif untuk

mengubah arah bola tanpa harus

memindah bola didepan tubuh, untuk

meminimalkan resiko pemain bertahan

mencuri bola. Untuk melakukan drible

behin the back, mulailah mendrible

kearah pertahanan lawan dengan

tangan kiri, ketika bola memantulkan

ketangan kiri, gunakan tangan dan

lengan kiri untuk mengayunkan bola

dengan cepat kebelakang punggungmu

sehingga berpindah kesebelah kanan

tubuh. Kemudian segera tangkap dan

lanjutkan dengan tangan kanan.

4. Drible Stop and Go

Drible stop and go menrupakan drible

yang menggunakan perubahan

kecepatan drible untuk membuat

pemain lain kehilangan keseimbangan.

Untuk melakukan drible stop and go,

mulailanh mendrible bola dengan

tangan kanan kemudian berhenti

mendadak dan teruskan mendrible satu

atau dua kali dalam keadaan berhenti

sesaat. Kemudian sebisa mungkin

melanjutkan drible, atau mengubah

arah dengan menggunakan drible

sebelumnya seperti drible crossover,

drible behind the back dan sebagainya.

c. Menggiring Bola dengan Lengan

Kanan Kiri Bergantian

Istilah menggiring bola kanan-kiri

merupakan drible yang lazim

digunakan oleh para pemain basket.

Drible kanan-kiri atau yang dikenal

dengan istilah asing drible jap step

merupakan bentuk drible yang

membuat pemain bertahan bergerak

sehingga secara tidak langsung

memberikan ruang gerak untuk

menembus pertahan lawan dan drible

kanan-kiri ini harus berfokus pada satu

titik yang memungkinkan pemain

lawan susah menebak arah bola yang

kita giring. Jadi yang dimaksud

dengan menggiring bola lengan kanan

kiri bergantian adalah suatu latihan

dalam menggiring bola dengan

menggunakan tangan kanan dan

tangan kiri secara bergantian dengan

menempuh jarak tertentu.

e. Kesalahan Umum yang dilakukan

saat drible adalah sebagai

berikut :

a. Drible tidak dipantulkan tapi ditepuk

dengan telapak tangan

b. Ketika bola memantul sedikit ditahan

dengan tangan

c. Melihat bola ketika mendrible

d. Tidak melindungi bola ketika

mendrible

64

e. Drible terlalu tinggi dan jauh dari

tubuh

f. Kesulitan dalam mengontrol bola

g. Tidak mempunyai kekuatan yang

cukup dalam melakukan drible

h. Badan tidak rendah dan membungkuk

(Anonymous, Diktat basket II STKIP

Taman Siswa :2010)

B. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

adapun jenis penelitian yang

digunakan peneliti adalah jenis

penelitian kuantitatif.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang dipakai

peneliti adalah sumber data primer

dimana data yang diperoleh langsung

dari responden atau subyek yang

diteliti yaitu siswa-siswi kelas VIII

SMP Negeri 2 Wawo dan

pengambilan data primer dilakukan

dengan menggunakan metode pra

eksperimen Group Pretest – Post Test

Design.(Sugiyono, 2008:75)

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya, (Sugiyono, 2008:80).

Sedangkan menurut Soekidjo

Notoatmojo (2005:79), bahwa

“Populasi merupakan keseluruhan

obyek penelitian atau universe”.

Adapun populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Wawo tahun pelajaran

2011/2012 yang berjumlah 122 orang

seperti pada tabel berikut ini :

No Kelas Populasi Siswa

1 XI 1 30

2 XI 2 31

3 XI 3 30

4 XI 4 31

Jumlah 122

Tabel 3.1. Tabel Populasi Siswa Kelas

VIII SMPN 2 Wawo

2. Sampel Penelitian

Berdasarkan luasnya populasi,

perlu dipilih kelompok untuk menjadi

wakil atau mencerminkan kondisi

populasi yang disebut sampel.

Sugiyono (2008:81) mengemukakan

bahwa “sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut”. Sedangkan

menurut Soekidjo Notoatmojo

(2005:79), bahwa “sampel merupakan

sebagian yang diambil dari

keseluruhan obyek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi”.

Berdasarkan pendapat para ahli

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

“Sampel adalah sebagian atau wakil

dari suatu populasi yang akan diteliti.

Apabila subyeknya kurang dari seratus

lebih baik di ambil semuanya sehingga

penelitiannya merupakan penelitian

populasi, selanjutnya jika subyeknya

lebih dari 100 dapat diambil antara 10-

15 % atau 20-25 %, atau lebih

(Arikunto, 2004:125).

Dari pendapat diatas maka dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan

sampel 20% karena populasi di atas 100

(seratus) yaitu sebanyak 122 orang dan

dari 122 orang tersebut diprosentasekan

20% x 122 = 24,4 atau dibulatkan

menjadi 24 orang siswa. Jadi untuk

mewakili populasi yang jumlahnya 122

orang siswa, maka peneliti mengambil 24

orang siswa sebagai sampel. Adapun

jumlah sampel dari masing-masing kelas

setelah melalui teknik sampling adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.1. Tabel Penentuan Sampel Penelitian

N

o

Kela

s

Sisw

a

Porsenta

se

Pembulat

an

65

1 XI 1 30 20% x

30

6

siswa

2 XI 2 31 20% x

31

6,2 = 6

siswa

3 XI 3 30 20% x

30

6

siswa

4 XI 4 31 20% x

31

6,2 = 6

siswa

Jumlah 122 24 siswa

Jadi, untuk mewakili populasi yang

jumlahnya 122 orang siswa, maka

penelitian akan mengambil 24 orang

siswa sebagai sampel penelitian.

Penelitian sampel dituntut

pembuatan sampel yang representative

dalam rangka pengadaan generalisasi

terhadap hasil penelitian, oleh karena itu

agar sampel representative harus

menggunakan teknik yang tepat. Tehnik

atau cara yang digunakan untuk

mengambil sampel dalam penelitian

disebut teknik sampling.

Menurut Sugiyono (2008:81),

teknik sampling ada dua macam yaitu

teknik pembuatan sampel dengan

probabilitas sampling dan teknik

pembuatan sampel dengan non

probabilitas sampling. Dalam teknik

pembuatan sampel probabilitas dibedakan

menjadi empat bagian yaitu sampling

acak, teknik stratifikasi, teknik klaster

dan teknik sistematis. Sedangkan dalam

pembuatan sampel non probabilitas

sampling terbagi menjadi enam teknik

pembuatan sampel yaitu sampling

sistematis, sampling kuota, sampling

incidental, purposive sampling, sampling

jenuh, dan snowball sampling.

Berdasarkan uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa ada berbagai macam

cara pengambilan sample atau teknik

sampling. Pada penelitian “Pengaruh

latihan menggiring bola dengan lengan kanan kiri bergantian terhadap

peningkatan keterampilan menggiring

bola basket pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun

Pelajaran 2011/2012”. pengambilan

samplenya dilakukan dengan teknik

Proposional Random Sampling. Dimana

dikatakan proposional random sampling

karena pada saat pengambilan sampel

dilakukan secara acak dengan

pengundian terlebih dahulu.

Teknik Pengumpulan Data

1.Teknik Tes Pembuatan

Dalam buku Evaluasi Pendidikan

dijelaskan bahwa : “Test adalah alat

pengumpulan data yang berbentuk

suruhan-suruhan yang harus dilaksanakan

oleh subyek penelitian” ( Nurkencana,

1998 : 28).

Ahli lain mengatakan bahwa: “Test

adalah suatu cara untuk mengadakan

penilaian terhadap suatu subyek atau pun

obyek-obyek tertentu untuk mendapatkan

data secara cepat, dan tepat” (Purwanto,

2004 : 44). Dari kedua pendapat tersebut

maka yang dimaksud dengan test adalah

suatu alat pengumpulan data yang

berbentuk suruhan-suruhan, yang harus

dilaksanakan oleh subyek penelitian guna

mengadakan penilaian untuk

mendapatkan data secara cepat dan tepat.

a. Jenis-jenis Metode Test

Dalam buku Proses Belajar

Mengajar dijelaskan : “Test Dapat

dibedakan menjadi tiga macam yakni : a)

Test lisan; test yang dilaksanakan secara

lisan., (b) Test perbuatan ; test yang

berhubungan dengan kemampuan siswa

dalam melakuakan tindakan/perbuatan

dan (c) Test tulisan, test yang dilakukan

secara tertulis baik itemnya maupun

jawabannya” (Azhar, 1993 : 125).

Sehubungan dengan penelitian ini,

maka penulis menggunakan metode test

perbuatan, dimana peneliti mengambil

data dengan cara memberikan latihan

menggiring bola dengan lengan kanan

kiri bergantian sehingga metode tes ini

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

“Pengaruh latihan menggiring bola

dengan lengan kanan kiri bergantian

terhadap peningkatan keterampilan

menggiring bola basket pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Wawo Kabupaten

Bima Tahun Pelajaran 2011/2012”.

2. Metode Dokumenter

66

Metode dokumenter dipergunakan

sebagai metode penunjang atau

pengumpulan data. Jadi metode

dokumenter adalah satu metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data

yang berupa arsip-arsip pada suatu

lembaga atau Institute tertentu.

Metode dokumenter adalah

suatu cara untuk memperoleh data

dengan jalan mengumpulkan segala

macam dokumen serta mengadakan

pencatatan yang sistematis (Nasution,

2000 : 77). Sedangkan ahli lain

mengatakan bahwa : “Metode

dokumenter adalah suatu cara untuk

mencari data atau hal-hal yang berupa

catatan transkrip” (Margono, 2004 : 181).

Berdasarkan kedua pendapat diatas, maka

metode ini digunakan untuk mencatat

nama siswa,dokumentasi foto serta

jadwal kegiatan penelitian yang

dilakukan pada saat penelitian

berlangsung

Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan selama

mengadakan penelitian perlu diolah dan

dianalisa dengan penuh ketelitian,

keuletan secara cermat, sehingga akan

mendapatkan suatu kesimpulan tentang

obyek-obyek penelitian yang banyak.

Dalam penelitian ini penulis

mempergunakan rumus Regresi Linear

Sederhana sebagai berikut :

Y = a + bx

Keterangan :

Y = nilai yang diprestasikan

a = konstanta

b = koefesien

x = nilai variabel independent

(Sugiono, 2008)

Nilai a dan b tersebut akan

dihitung dengan menggunakan rumus

a = ∑y∑x2 - ∑x∑xy

n ∑x2 – (∑x)2

b = n ∑xy – (∑x) (∑y)

n ∑x2 – (∑x)2

Adapun langkah yang ditempuh

dalam menganalisis data dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Menyusun hipotesis nol

2. Menyususn tabel kerja

3. Memasukan data kedalam rumus

4. Menguji nilai regresi

5. Menarik kesimpulan analisa.

Devinisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi salah tafsir terhadap

judul yang diajukan dan untuk lebih

memudahkan pengertian dari variabel-

variabel yang berhubungan dengan

pelaksanaan penelitian ini, maka

peneliti memberikan penjelasan

sebagai berikut :

1. Latihan

Proses yang sistematis dari berlari atau

kerja yang dilakukan secara berulang-

ulang, dengan kian hari kian

menambah jumlah beban latihan atau

pekerjaannya. (Harsono, 1988 : 101

dalam skripsi Ardian STKIP TS Bima

2010).

2. Menggiring

Menggiring adalah satu cara

untuk membawa bola ke segala arah

dengan lebih dari satu langkah asal

bola sambil dipantulkan dan

merupakan suatu usaha untuk

mengamankan diri dari rampasan

lawan sebab dengan demikian ia dapat

bergerak menjauhkan lawan sambil

memantulkan bola kemana ia tuju.

(Anonymous, Diktat Basket II STKIP

TS Bima : 2010). Sedangkan menurut

Poerwadarminta (1984 : 325),

mengemukakan bahwa” menggiring

adalah menghalau atau mengantarkan

sesuatu ke suatu tempat.

3. Keterampilan

Kecekatan, kecakapan atau

kemampuan untuk melakukan sesuatu

dengan baik dan cermat (dengan

keahlian). (Poerwadarminta, 1984 :

1088).

C. HASIL PENELITIAN

Deskripsi Penelitian

Data mentah yang terkumpul

dari hasil penelitian perlu

dideskripsikan sehingga mudah

dipahami.

1. Deskripsi Data

67

Langkah awal yang

dilakukan oleh peneliti ini adalah

mempersiapkan persyaratan-

persyaratan serta alat-alat yang

butuhkan dalam pelaksanaan

penelitian. Persiapan yang penulis

lakukan adalah sebagai berikut :

1.1 Menyiapkan Surat Pengantar dari

Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat (LPPM)

STKIP Taman Siswa Bima untuk

disampaikan kepada Kepala

Kesbagpol dan Linmas Kota Bima

serta tembusan kepada Walikota

Bima, Bappeda, dan Ketua STKIP

TS Bima serta pihak-pihak yang

terkait.

1.2 Meminta Rekomendasi Penelitian

dari Kepala Kesbagpol dan Linmas

Kota Bima untuk disampaikan

kepada Bappeda Kota Bima serta

tembusan kepada Walikota, Ketua

Lembaga STKIP TS Bima, dan

yang bersangkutan yaitu peneliti

sendiri.

1.3 Memberikan surat pengantar

penelitian Kepala Sekolah SMP

Negeri 2 Wawo, setelah di

disposisikan maka penelitian baru

dilakukan.

1.4 Menyiapkan sarana dan alat-alatnya

yang dibutuhkan dalam penelitian

ini antara lain : Bola basket,

stopwatch, petugas pembantu serta

formulir tentang nama-nama

pemain yang akan ditest, ada

tulisan dan blangko test.

2. Analisis Data dan Pengujian

Hipotesis

a. Analisis Data

1. Penelitian Sampel

Dalam metode dokumentasi

penulis memperoleh jumlah siswa

sebagai sampel sebanyak 24 orang (dua

puluh empat) siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Wawo. Data tentang obyek

penelitian diperoleh pada saat penentuan

obyek penelitian. Sedangkan data-data

tentang variabel terikat diperoleh pada

saat memberikan skor atau nilai pada saat

latihan. Adapun daftar nama-nama siswa

SMP Negeri 2 Wawo yang di jadikan

sampel seperti yang terlampir dalam tabel

berikut ini :

2. Pengumpulan data

Setelah jumlah sampel yang

dibutuhkan sudah tercover maka

selanjutnya adalah pengambilan data

dengan menentukan nilai atau skor

sebelum dan sesudah latihan menggiring

lengan kanan kiri bergantian.

Adapun tempat pelaksanaan

pengambilan nilai adalah di lapangan

basket SMP Negeri 2 Wawo.

Untuk lebih jelas dapat dilihat

dari jadwal pelaksanaan tes pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.1 : Jadwal pelaksanaan Pre

test dan Post test latihan Menggiring

Lengan Kanan kiri Bergantian pada

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo

Tahun Pelajaran 2011/2012. N

o

Hari/Tang

gal

Wakt

u

Jenis

latihan Tempat

Ke

t

1

Rabu 16

Nov

2011

08.30

-9.30

Pre test

(Sebelum

latihan

menggiri

ng lengan

kanan

kiri

bergantia

n)

Lap.bask

et SMPN

1 Wawo

2

Kamis 17-

Sabtu 19

Nov 2011

08.30

-9.30

Treatmen

t (latihan

menggiri

ng lengan

kanan

kiri

bergantia

n)

S d a

3

Senin 21

Nov 2011

08.30

-

09.30

Post test

latihan

menggiri

ng lengan

kanan

kiri

bergantia

n

S d a

3. Langkah-langkah

pelaksanaan tes sebagai

berikut: 1. Melakukan pre test atau tes awal untuk

mengukur keterampilan menggiring

bola basket

2. Memberikan waktu 1 menit (60 detik)

untuk melakukan latihan menggiring.

3. Cara pelaksanaan tes adalah bergilir

untuk melaksanakan driblling lengan

kanan kiri bergatian.

68

4. Cara memberikan skor adalah dengan

melihat tiga aspek yaitu teknik drible

yang benar, control bola saat

menggiring dan perpaduan gerak

tubuh (tangan, badan, kaki dsb) dan

setiap aspek diberi rentetan nilai 1 – 3.

5. Memberikan treatment selama 3 (tiga)

hari dengan melakukan latihan

menggiring lengan kanan kiri

bergantian

6. Melakukan post test atau tes akhir

setelah diberikan treatment (latihan)

Untuk lebih jelas dapat dilihat dari

gambar lapangan basket dibawah ini:

Gambar 4.1 Lapangan Basket

Adapun petugas yang berperan

dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Ismail (Peneliti) bertugas sebagai

koordinator pelaksana penelitian.

2. Didin bertugas sebagai pemanggil

siswa/sampel

3. Siswa dan siswi kelas VIII SMP

Negeri 2 Wawo sebagai sampel yang

turut berpartisipasi pada saat

penelitian berlangsung.

Sesudah penulis mengadakan Pre

test (keterampilan menggiring sebelum

latihan menggiring langan kanan kiri

bergantian),kemudian diberi treatment

dan melakukan Post test (latihan

menggiring lengan kanan kiri

bergantian) maka penulis

mendapatkan hasil seperti tabel di

bawah ini:

Tabel 4.2 : Nilai Skor Pre test

Keterampilan menggiring bola

basket Sebelum di Beri Latihan

Menggiring Lengan kanan kiri

bergantian pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 2 Wawo Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Skor

nilai

pre

test

Jumlah

(orang)

Prosent

ase

(%)

1 2 3

4 – 5 13 43,4

6 – 7 11 36,6

Jumlah 30 100%

Sumber : Data Primer diolah

Tahun 2011

Setelah dilakukan pre tes

keterampilan menggiring sebelum

diberi treatment, maka diperoleh data ;

Jumlah siswa yang mendapat skor 4 –

5 ada 13 siswa dengan prosentase

43,4% dan skor 6 -7 ada 11 siswa

dengan prosentase 36,6%, jadi dapat

disimpulkan bahwa kemampuan

menggiring pada siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Wawo sebelum diberi

treatment masih belum cukup

sehingga diperlukan latihan

(treatment) menggiring dengan

menggunakan metode latihan

menggiring bola lengan kanan kiri

bergantian.

Tabel 4.3 : Nilai Skor Post test

Latihan Menggiring Bola Lengan

Kanan kiri Bergantian pada Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 2 Wawo

Tahun Pelajaran 2011/2012

Skor

nilai pre

test

Jumlah

(orang)

Prose

ntase

(%)

1 2 3

5 – 6 6 20

7 – 8 18 60

Jumlah 30 100%

Sumber : Data Primer diolah

Tahun 2011

69

Setelah diberi latihan

(treatment), maka diperoleh data

Menggiring bola lengan kanan kiri

bergantian dengan skor 5 – 6 ada 6 siswa

dengan prosentase 20%, sedangkan skor

7 – 8 ada 18 siswa dengan prosentase

60%, Setelah dilihat dari perbedaan skor

yang di peroleh siswa ternyata skor rata-

rata post tes (7,041) lebih besar dari pada

skor rata-rata pre tes (5,541).

b. Hepotesis Nihil (Ho)

Untuk menguji hepotesis

alternative (Ha) yang diajukan itu, maka

harus di rubah dahulu kedalam hepotesis

Nihil (Ho) yang berbunyi : “Tidak ada

pengaruh latihan menggiring lengan

kanan kiri bergantian terhadap

peningkatan keterampilan menggiring

bola basket pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Wawo Kabupaten Bima Tahun

Pelajaran 2011/2012.

c. Memasukan data dalam Rumus

Regresi Linear Sederhana

Dari tabel kerja di atas

(terlampir), maka dapat di hitung nilai

regresi linear sederhana sebagai berikut :

di ketahui :

∑y = 169 ∑Y2 = 1203

∑x =133 ∑xy = 954

∑x2 = 763

Y = a + bx

a = ∑y∑x2 - ∑x∑xy

n ∑x2 – (∑x)2

a = 169.763 – 133.954

24.763 – (133)2

a = 128974 - 126882

18312 – 17689

a = 2092

623

a = 3,357

b = n ∑xy – (∑x) (∑y)

n ∑x2 – (∑x)2

b = 24.954 – (133) (169)

24.763 – (133)2

b = 22896 – 22477

18312 – 17689

b = 419

623

b = 0,662

Berdasarkan hasil dari

perhitungan di atas, Ada kecenderungan

jika melakukan latihan menggiring bola

dengan lengan kanan kiri bergantian

maka dapat meningkatkan keterampilan

menggiring bola basket. Hal ini dapat

dilihat dari hasil analisis data bahwa : 1)

Latihan menggiring bola dengan lengan

kanan kiri bergantian mempunyai

pengaruh positif (koefisien regresi (a) =

3,357) terhadap keterampilan menggiring

bola basket, artinya jika latihan

menggiring bola dengan lengan kanan

kiri bergantian sering dilakukan maka

akan berdampak positif terhadap

peningkatan keterampilan menngiring

bola basket ; 2) Nilai konstanta (b) adalah

sebesar 0,662, artinya jika Latihan

menggiring bola dengan lengan kanan

kiri tidak dilakukan atau sama dengan

nol, maka keterampilan menggiring bola

basket adalah sebesar 0,695 dengan

asumsi variabel-variabel lain yang dapat

mempengaruhi dianggap tetap.

d. Statistik Uji rxy dan Uji F

Langkah selanjutnya adalah

pengujian hipotesis dengan menggunakan

rumus Product Moment pada taraf

signifikan 5%. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah hipotesis yang

diajukan diterima atau ditolak. Untuk

mencari koefisien korelasi antara X dan

Y ditentukan dengan menggunakan

rumus Product Moment sebagai berikut:

rxy =

22 yx

xy

dimana;

70

x2 = 763

y2 = 1203

xy = 954

rxy =

22 yx

xy

rxy = 1203763

954

rxy rxy = 917889

954

rxy = 958,06

954

rxy = 0,995

Jadi r = 0,995

r2 = 0,990025

Untuk menguji keberartian regresi

linier sederhana digunakan rumus F

statistik sebagai berikut:

F reg =

2

2

1

2

r

nr

=

990025,01

224990025,0

=

009975,0

22990025,0

= 009975,0

21,78005

= 2183,46

Dari analisis statistik uji F diatas,

di peroleh data Ftabel pada taraf signifikan

5% dengan derajat kebebasan 22 (dk = n-

2 atau 24-2=22) adalah 0,344 karena F

hitung = 2183,46 F tabel = 0,320, Sesuai dengan hasil analisis data diperoleh nilai

F hitung > F tabel (2183,46 > 0,344),

maka dapat ditarik kesimpulan yaitu

hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi :

”Tidak ada pengaruh latihan

menggiring bola dengan lengan kanan

kiri bergantian terhadap peningkatan

keterampilan menggiring bola basket

pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Wawo

Kabupaten Bima Tahun Pelajaran

2011/2012 ”,Ditolak. Dan hipotesis

alternatif (Ha) yang berbunyi : ” Ada

pengaruh latihan menggiring bola

dengan lengan kanan kiri bergantian

terhadap peningkatan keterampilan

menggiring bola basket pada siswa kelas

IX SMP Negeri 2 WAWO KABUPATEN

BIMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

”, DITERIMA.

D. PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

Dari hasil analisis data di atas,

maka diperoleh kesimpulan bahwa Ada

kecenderungan jika melakukan latihan

menggiring bola dengan lengan kanan

kiri bergantian maka dapat meningkatkan

keterampilan menggiring bola basket. Hal

ini dapat dilihat dari hasil analisis data

bahwa : 1) Latihan menggiring bola

dengan lengan kanan kiri bergantian

mempunyai pengaruh positif (koefisien

regresi (a) = 3,357) terhadap

keterampilan menggiring bola basket,

artinya jika latihan menggiring bola

dengan lengan kanan kiri bergantian

sering dilakukan maka akan berdampak

positif terhadap peningkatan

keterampilan menngiring bola basket ; 2)

Nilai konstanta (b) adalah sebesar 0,662,

artinya jika Latihan menggiring bola

dengan lengan kanan kiri tidak dilakukan

atau sama dengan nol, maka keterampilan

menggiring bola basket adalah sebesar

0,695 dengan asumsi variabel-variabel

lain yang dapat mempengaruhi dianggap

tetap.

Berdasarkan hasil analisis data

diperoleh nilai Fhitung = 2183,46 setelah

dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf

signifikan 5% dengan derajat kebebasan

24 – 2 = 22 (db = 22) yaitu 0,344

menunjukkan bahwa Fhitung = 2183,46 >

Ftabel = 0,344. Hal ini menunjukkan

71

bahwa persamaan regresi yang diperoleh

yaitu Y=3,357+0,662X dapat digunakan

untuk menganalisis Pengaruh latihan

menggiring bola dengan lengan kanan

kiri bergantian (X) dengan peningkatan

keterampilan menggiring bola basket (Y).

Di samping itu, dari hasil perhitungan

diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu

0,995 serta koefisien determinasi (r2)

yang diperoleh yaitu 0,9900254 yang

berarti bahwa peningkatan keterampilan

menggiring bola basket 99% ditentukan

oleh Latihan menggiring bola dengan

menggunakan lengan kanan kiri

bergantian. Dengan demikian maka

hipotesis alternative (Ha) yang diajukan

yaitu “Ada pengaruh latihan

menggiring lengan kanan kiri

bergantian terhadap peningkatan

keterampilan menggiring bola basket

pada siswa kelas IX SMP Negeri 2

Wawo Kabupaten Bima Tahun

Pelajaran 2011/2012 ”,

Dari hasil analisis data

ternyata teknik latihan menggiring bola

lengan kanan kiri bergantian mempunyai

pengaruh terhadap peningkatan

keterampilan menggiring bola basket.

jadi setelah dilakukan penelitian maka

peneliti menemukan kelebihan dan

kekurangan dari teknik latihan

menggiring bola basket tersebut. Adapun

Kelebihan dari Latihan menggiring

lengan kanan kiri bergantian antara lain

;1. Kemampuan waktu reaksi tangan

kanan dan kiri lebih cepat karena

dilakukan secara bergantian, 2.Semangat

berlatih lebih tinggi karena geraknya

berubah-ubah (kanan kiri bergantian),

3.Variasi pemberian rangsang lebih

tinggi, 4.Kelincahan gerak lebih baik,

sedangkan Kekurangannya terletak pada

Kosentrasi lebih sulit karena

berkosentrasi pada kedua tangan secara

bergantian.

Dengan demikian pada

dasarnya semua jenis latihan menggiring

bola itu mempunyai pengaruh terhadap

peningkatan keterampilan menggiring

bola pada permainan bola basket, tetapi

dalam hal ini dicari pengaruh yang lebih

efektif dalam usaha peningkatan

keterampilan menggiring bola pada

permainan bola basket. Untuk itu usaha

yang dilakukan dengan cara berlatih

menggiring bola sehingga tujuan yang

kita harapkan dapat tercapai.

E. SIMPULAN

Dari hasil analisis data di atas,

maka diperoleh kesimpulan bahwa Ada

kecenderungan jika melakukan latihan

menggiring bola dengan lengan kanan

kiri bergantian maka dapat meningkatkan

keterampilan menggiring bola basket. Hal

ini dapat dilihat dari hasil analisis data

bahwa : 1) Latihan menggiring bola

dengan lengan kanan kiri bergantian

mempunyai pengaruh positif (koefisien

regresi (a) = 3,357) terhadap

keterampilan menggiring bola basket,

artinya jika latihan menggiring bola

dengan lengan kanan kiri bergantian

sering dilakukan maka akan berdampak

positif terhadap peningkatan

keterampilan menngiring bola basket ; 2)

Nilai konstanta (b) adalah sebesar 0,662,

artinya jika Latihan menggiring bola

dengan lengan kanan kiri tidak dilakukan

atau sama dengan nol, maka keterampilan

menggiring bola basket adalah sebesar

0,695 dengan asumsi variabel-variabel

lain yang dapat mempengaruhi dianggap

tetap.

Berdasarkan hasil analisis data

diperoleh nilai Fhitung = 2183,46 setelah

dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf

signifikan 5% dengan derajat kebebasan

24 – 2 = 22 (db = 22) yaitu 0,344

menunjukkan bahwa Fhitung = 2183,46 >

Ftabel = 0,344. Hal ini menunjukkan

bahwa persamaan regresi yang diperoleh

yaitu Y=3,357+0,662X dapat digunakan

untuk menganalisis Pengaruh latihan

menggiring bola dengan lengan kanan

kiri bergantian (X) dengan peningkatan

keterampilan menggiring bola basket (Y).

Di samping itu, dari hasil perhitungan

diperoleh nilai koefisien korelasi (r) yaitu

0,995 serta koefisien determinasi (r2)

yang diperoleh yaitu 0,9900254 yang

72

berarti bahwa peningkatan keterampilan

menggiring bola basket 99% ditentukan

oleh Latihan menggiring bola dengan

menggunakan lengan kanan kiri

bergantian. Dengan demikian maka

hipotesis alternative (Ha) yang diajukan

yaitu “Ada pengaruh latihan

menggiring lengan kanan kiri

bergantian terhadap peningkatan

keterampilan menggiring bola basket

pada siswa kelas IX SMP Negeri 2

Wawo Kabupaten Bima Tahun

Pelajaran 2011/2012 ”,

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous . 2010.Diktat Basket STKIP

Taman Siswa Bima. Bima :

STKIP TS Bima

Anonymaous,2009. Didownload pada

internet (www.google.co.id

pada kata bola basket yang

termuat dalam Wikipedia

Bahasa Indonesia (diakses

pada tanggal 12 November

2011 , jam.12:30)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur

Penelitian Suatu pendekatan Praktis.

Jakarta:

T.Rineka Cipta

________________2002. Prosedur

Penelitian Suatu

Pendekatan Praktis.

Yogyakarta: yayasan

Fakultas Psikologi UGM

Ardian,2010.Studi Perbandingan

Ketepatan Pukulan antara

pegangan Shakenhand dan

Penholder dalam

Permainan Tenis Meja pada

Siswa kelas XI Madrasah

Aliyah Negeri 2 Kota Bima

Tahun Pelajaran 2010/2012

jurusan Penjaskesrek

.STKIP TS Bima 2010 (tidak

dipublikasikan)

Kokasih, Engkos.1994. Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:

Erlangga

Margono, 2004. Metodologi Penelitian

Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta.

Nasution, 2000. Metode Research.

Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Nurkencana.1998. Evaluasi Pendidikan.

Surabaya: Penerbit Usaha Nasional .

Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Metodelogi

Penelitian Kesehatan.

Jakarta : PT. Rineka Cipta

Oliver, Jon. 2007. Dasar-dasar Bola

Basket. Bandung : Pakar Raya

Poerwadarminta, 1984. Kamus Umum

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Purwanto.2004. Evaluasi Pendidikan.

Jakarta:Balai Pustaka

Perbasi.1995.Permainan Bola

Basket.Jakarta:Rineke Cipta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R

& D. Jakarta : Alfabeta

73

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DENGAN KETERAMPILAN

MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA PUTRA KELAS

VIII SMPN 2 WOHA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SYARIFUDDIN, S.PD.& HERMANSYAH

ABSTRAK

Kata Kunci : Kelentukan Tubuh, Keterampilan Menggiring Bola, Sepak Bola.

Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang menuntut adanya

kerjasama yang baik dan rapi. Sepakbola merupakan permainan tim, oleh karena itu

kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepakbola yang harus dipenuhi oleh

setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan. Kemenangan dalam permainan

sepakbola hanya akan diraih dengan melalui kerjasama dari tim tersebut.

Kemenangan tidak dapat diraih secara perseorangan dalam permainan tim, disamping itu

setiap individu atau pemain harus memiliki kondisi fisik yang bagus, teknik dasar yang

baik dan mental bertanding yang baik pula.

Kondisi fisik dan penguasan teknik yang baik dapat memberikan sumbangan yang

cukup besar untuk memiliki kecakapan bermain sepakbola. Tetapi hal itu perlu diselidiki

lebih lanjut oleh pakar sepakbola di tanah air. Kondisi fisik yang baik tanpa didukung

dengan penguasaan teknik bermain, taktik yang yang baik serta mental yang baik,

maka prestasi yang akan dicapai tidak dapat berjalan seimbang. Demikian pula

sebaliknya memiliki kondisi yang jelek tetapi teknik, taktik dan mental yang baik juga

kurang mendukung pencapaian prestasi.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah ada Hubungan Antara

Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola

Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional yaitu penelitian

untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan Antara Kelentukan Tubuh Dengan

Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN

2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah metode test perbuatan. metode test

perbuatan digunakan untuk mengumpulkan data Kelentukan Tubuh dan Keterampilan

Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun

Pelajaran 2012/2013.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu melalui analisis statistik dengan

mengunakan rumus analisis product moment.

Berdasarkan hasil perhitungan akhir hasil penelitian diperoleh bahwa nilai korelasi

antara variabel kelentukan tubuh (X) dengan variabel keterampilan menggiring bola atas

(Y) adalah sebesar 0,904 dengan tingkat hubungan sangat kuat, nilai r-hitung product

moment lebih besar dari nilai r-tabel yaitu (0,904 > 0,444) pada taraf signifikan 5%,

dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada hubungan antara kelentukan

tubuh dengan keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa putra kelas

VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran 2012/2013. Sehingga Hipotesis yang berbunyi

“Diduga ada Hubungan Antara Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan Menggiring Bola

Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran

2012/2013” terbukti kebenarannya

74

PENDAHULUAN

Sepak bola merupakan cabang

olahraga yang sudah memasyarakat,

baik sebagai hiburan, mulai dari latihan

peningkatan kondisi tubuh atau sebagai

prestasi untuk membela desa, daerah

dan negara. Sepak bola yang sudah

memasyarakat itu merupakan gambaran

persepakbolaan di Indonesia khususnya

negara maju pada umumnya.

Permainan sepakbola adalah

suatu permainan yang menuntut

adanya kerjasama yang baik dan rapi.

Sepakbola merupakan permainan tim,

oleh karena itu kerja sama tim

merupakan kebutuhan permainan

sepakbola yang harus dipenuhi oleh

setiap kesebelasan yang menginginkan

kemenangan. Kemenangan dalam

permainan sepakbola hanya akan

diraih dengan melalui kerjasama

dari tim tersebut. Kemenangan tidak

dapat diraih secara perseorangan dalam

permainan tim, disamping itu setiap

individu atau pemain harus memiliki

kondisi fisik yang bagus, teknik dasar

yang baik dan mental bertanding yang

baik pula.

Tujuan olahraga bermacam-

macam sesuai dengan olahraga yang

dilakukan, tetapi olahraga secara

umum meliputi memelihara dan

meningkatkan kesegaran jasmani,

memelihara dan meningkatkan

kesehatan, meningkatkan kegemaran

manusia berolahraga sebagai rekreasi

serta menjaga dan meningkatkan prestasi

olah raga setinggi-tingginya. Tujuan

tersebut telah menjadi bagian yang

terpenting untuk dicapai secara umum,

tetapi tujuan khusus yang lebih penting

adalah memenangkan pertandingan

dalam permainan sepakbola.

Keberhasilan akan diraih apabila latihan

yang dilakukan sesuai dan berdasarkan

prinsip latihan yang terencana,

terprogram yang mempunyai tujuan

tertentu.

Permainan sepakbola modern

saat ini telah mengalami banyak

kemajuan, perubahan serta

perkembangan yang pesat, baik dari segi

kondisi fisik, teknik, taktik permainan

maupun mental pemain itu sendiri.

Kemajuan dan perkembangan tersebut

dapat dilihat dalam siaran langsung

pertandingan. Bagaimana permainan

cepat dan teknik yang baik yang

didukung oleh kemampuan individu

menonjol serta seni gerak telah pula

ditampilkan. Permainan yang cepat dan

teknik yang baik itulah yang perlu

dicontoh oleh persepakbolaan Indonesia

agar dapat maju dan berkembang dengan

baik.

Masalah peningkatan prestasi di

bidang olahraga sebagai sasaran yang

ingin dicapai dalam pembinaan

olahraga di Indonesia membutuhkan

waktu yang lama dalam proses

pembinaannya. Pembinaan menuntut

partisipasi dari semua pihak demi

peningkatan prestasi olahraga di

Indonesia.

Manusia dapat mencapai prestasi

pada berbagai usia, akan tetapi prestasi

dalam olahraga terutama dicapai oleh

mereka yang masih muda usianya.

Pencapaian prestasi semua cabang

olahraga khususnya sepakbola dapat

ditingkatkan pula pada mereka yang

masih muda usianya.

Kondisi fisik pemain sepakbola

menjadi sumber bahan untuk dibina

oleh pakar sepakbola selain teknik,

taktik, mental dan kematangan

bertanding. Kondisi fisik yang baik dan

prima serta siap untuk menghadapi

lawan bertanding merupakan unsur yang

penting dalam permainan sepakbola.

Seorang pemain sepakbola dalam

bertahan maupun menyerang kadang-

kadang menghadapi benturan keras,

ataupun harus lari dengan kecepatan

penuh ataupun berkelit menghindari

lawan, berhenti menguasai bola dengan

tiba-tiba. Seorang pemain sepakbola

dalam mengatasi hal seperti itu haruslah

dibina dan dilatih sejak awal.

Kondisi fisik dan penguasan

teknik yang baik dapat memberikan

sumbangan yang cukup besar untuk

75

memiliki kecakapan bermain sepakbola.

Tetapi hal itu perlu diselidiki lebih

lanjut oleh pakar sepakbola di tanah air.

Kondisi fisik yang baik tanpa didukung

dengan penguasaan teknik bermain,

taktik yang yang baik serta mental

yang baik, maka prestasi yang akan

dicapai tidak dapat berjalan seimbang.

Demikian pula sebaliknya memiliki

kondisi yang jelek tetapi teknik, taktik

dan mental yang baik juga kurang

mendukung pencapaian prestasi.

Untuk itu perlu pembinaan yang

baik pada cabang olahraga sepakbola,

untuk mencapai sasaran pada event

tertentu agar prestasi puncak dapat

ditampilkan sebaik-baiknya.

Dalam proses latihan unsur-unsur

kondisi fisik menempati posisi

terdepan untuk dilatih, yang berlanjut

ke latihan teknik, taktik, mental dan

kematangan bertanding dalam

pencapaian prestasi. Latihan kondisi

fisik secara teratur dan

berkesinambungan dapat memberikan

sumbangan yang besar bagi

peningkatan kemampuan pengembangan

teknik dalam pertandingan. Unsur-unsur

kondisi fisik yang perlu dilatih dan

ditingkatkan sesuai dengan cabang

olahraga masing- masing sesuai

dengan kebutuhannya dalam permainan

maupun pertandingan. Dalam

peningkatan kondisi fisik maka perlu

dilatih dengan beberapa unsur fisik,

diantaranya adalah kelentukan tubuh.

Tiap-tiap cabang olahraga

mempunyai sifat tertentu dan

pesertanya harus memenuhi syarat-

syarat tertentu. Seseorang pemain sepak

bola harus memiliki dan menguasai

teknik bermain yang baik terutama

teknik dengan bola, yang diperlukan saat

menyerang dan menguasai bola . Untuk

teknik yang diperlukan adalah teknik

menggiring bola (dribbling). Yang perlu

dilatih dengan posisi yang cukup,

disamping itu untuk menghindari dan

melakukan gerak tipu untuk

mengecoh lawan saat menguasai bola

perlu memiliki Kelentukan tubuh untuk

menghindari sergapan lawan.

Kelentukan tubuh dibutuhkan

oleh seseorang pemain sepak bola

dalam menghadapi situasi tertentu dan

kondisi pertandingan yang menuntut

unsur Kelentukan tubuh dalam bergerak

untuk menguasai bola maupun dalam

bertahan untuk menghindari benturan

yang mungkin terjadi. Kelentukan

tubuh dapat dilatih secara bersama-sama,

baik dengan bola maupun tanpa bola.

Bagi seorang pemain sepakbola situasi

yang berbeda-beda selalu dihadapi

dalam setiap pertandingan, juga

seorang pemain sepak bola

menghendaki gerakan yang indah dan

cepat sering dilakukan unsur Kelentukan

tubuh.

Teknik dalam permainan sepak

bola meliputi 2 macam teknik yaitu :

teknik dengan bola dan tanpa bola.

Teknik dasar bermain sepakbola yang

harus dikuasai meliputi menendang bola,

menghentikan bola, mengontrol bola ,

gerak tipu, tackling, lemparan kedalam

dan teknik menjaga gawang. Mengontrol

bola diantaranya adalah menjaga dan

melindungi bola dengan kai untuk terus

dibawa kedepan disebut juga

menggiring (dribbling).

Menggiring bola tidak hanya

membawa bola menyusuri tanah dan

lurus ke depan melainkan menghadapi

lawan yang jaraknya cukup dekat dan

rapat. Hal ini menuntut seorang pemain

untuk memiliki kemampuan menggiring

bola dengan baik. Menggiring bola

adalah membawa bola dengan kaki

dengan tujuan melewati lawan. Dribling

berguna untuk melewati lawan,

mencari kesempatan memberi umpan

kepada kawan dan untuk menahan

bola tetap ada dalam penguasaan.

Menggiring bola (dribling)

memerlukan ketrampilan yang baik dan

dukungan dari unsur-unsur kondisi

fisik yang baik pula seperti Kelentukan

tubuh dapat memberikan kemampuan

gerak lebih cepat. Dengan metode

ulangan yang banyak maka kemampuan

76

dribbling yang lincah dan cepat dapat

dicapai dan ditampilkan dalam

pertandingan.

1. Sepak Bola

Sepakbola merupakan olahraga

yang paling terkenal di dunia. Lebih

dari 200 juta orang di seluruh dunia

memainkan lebih dari 20 juta permainan

sepakbola setiap tahunnya. Untuk

memberikan bayangan tentang

popularitas sepakbola, lebih dari 2 biliun

pemirsa televisi menyaksikan

kesebelasan brazil mengalahkan italia

pada final world cup 1994.

Bandingkan jumlah tersebut dengan

750 juta pemirsa yang menyaksikan

NFL Super Bowl 1993, 350 juta

menyaksikan final tenis Wimbeldon, dan

490 juta pemirsa menyaksikan

pendaratan manusia pertama di bulan.

Alasan dari daya tarik sepakbola

terletak pada kealamian permainan

tersebut. sepakbola adalah permainan

yang menantang secara fisik dan mental.

Pemain harus melakukan gerakan yang

terampil di bawah kondisi permainan

yang waktunya terbatas, fisik dan

mental yang lelah dan sambil

menghadapi lawan. Pemain harus

mampu berlari beberapa mil dalam suatu

pertandingan, hampir menyamai

kecepatan sprinter dan menanggapi

berbagai perubahan situasi permainan

dengan cepat. Dan, pemain harus

memahami taktik permainan

individu, kelompok dan beregu.

Kemampuan pemain untuk memenuhi

semua tantangan ini menentukan

penampilan pemain di lapangan

sepakbola. Adapun unsur –unsur kondisi

fisik diantaranya adalah kecepatan dan

Kelentukan tubuh.

2. Kelentukan Tubuh

Kelentukan sebagai suatu komponen kebugaran fisik, adalah

kemampuan dari suatu individu untuk

menggerakkan tubuh dan bagian-

bagiannya di mana lebar bidang gerakan

tanpa merasakan ketegangan pada

artikulasi-artikulasi dan pemasangan-

pemasangan otot. Ketika kita berbicara

tentang kelentukan, tidak terelakkan kita

mendengar istilah seperti: pembelokan

(flexion), yakni yaitu gerakan ruas tubuh

yang menyebabakan pengurangan

(memperkecil) sudut sendi pada sumbu

tranversal/horizontal atau bidang sagital;

perluasan (extension), yakni gerakan ruas

tubuh kearah kebalikan dari flexion yang

menyebabkan penambahan (pembesaran)

sudut sendi; hyperextension, yakni di

mana sudut dari suatu sambungan

persendian diperluas di luar cakupannya

yang normal; persendian ganda , yakni

suatu kondisi yang hampir tidak ada,

tetapi meskipun demikian istilah tersebut

digunakan ketika mengacu pada

seseorang dengan kelentukan yang tidak

biasa di dalam posisi-posisi tertentu; dan

akhirnya, musclesboundness (otot tak

berbatas), yakni satu istilah yang

digunakan untuk menguraikan kasus-

kasus dari kekakuan (tak memiliki

kelentukan) yakni ketika seseorang

mengalami perkembangan otot yang

bagus sekali.

Dengan mengabaikan bagaimana

Anda menggambarkan atau

menguraikannya, kelentukan

menyediakan dimensi-dimensi lain

kinerja yang membiarkan suatu tingkat

kebebasan gerakan dan kesenangan

gerakan yang lebih tinggi digabungkan

dengan beberapa implikasi penting akan

keselamatan yang lebih besar dari cidera.

Lebih dari itu, pengukuran kelentukan

menyoroti konsep-konsep lain yang harus

dikenali dengan baik guna memilih dan

memberi penilaian (sore) test-test yang

tersedia

Kelentukan tubuh merupakan salah satu komponen fisik yang banyak

dipergunakan dalam olahraga.

Kelentukan tubuh pada umumnya

didefinisikan sebagai kemampuan

mengubah arah secara efektif dan cepat,

sambil berlari hampir dalam keadaan

penuh. Kelentukan tubuh terjadi karena

gerakan tenaga yang ekplosif. Besarnya

tenaga ditentukan oleh kekuatan dari

kontraksi serabut otot. Kecepatan otot

tergantung dari kekuatan dan kontraksi

77

serabut otot. Kecepatan kontraksi otot

tergantung dari daya rekat serabut-

serabut otot dan kecepatan transmisi

impuls saraf. Kedua hal ini merupakan

pembawaan atau bersifat genetis, atlet

tidak dapat merubahnya (Baley, James

A.,1996 :198).

M. Sajoto (1995 : 90)

mendefinisikan Kelentukan tubuh

sebagai kemampuan untuk mengubah

arah dalam posisi di arena tertentu.

Seseorang yang mampu mengubah arah

dari posisi ke posisi yang berbeda

dalam kecepatan tinggi dengan

koordinasi gerak yang baik berarti

Kelentukan tubuhnya cukup tinggi.

Sedangkan menurut Dangsina Moeloek

dan Arjadino Tjokro (1994 : 8),

Kelentukan tubuh adalah kemampuan

mengubah secara cepat arah tubuh atau

bagian tubuh tanpa gangguan pada

keseimbangan.

Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari

bolak- balik memerlukan kontraksi

secara bergantian pada kelompok otot

tertentu. Sebagai contoh saat lari bolak-

balik seorang atlet harus mengurangi

kecepatan pada waktu akan mengubah

arah. Untuk itu otot perentang otot lutut

pinggul (knee ekstensor and hip

ekstensor) mengalami kontraksi eksentris

(penguluran), saat otot ini memperlambat

momentum tubuh yang bergerak ke

depan. Kemudian dengan cepat otot ini

memacu tubuh ke arah posisi yang

baru. Gerakan Kelentukan tubuh

menuntut terjadinya pengurangan

kecepatan dan pemacuan momentum

secara bergantian.

Rumus momentum adalah massa

dikalikan kecepatan. Massa tubuh

seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui

pada rogram latihan dan pengembangan

otot. Diantara atlet yang beratnya sama

(massa sama), atlet yang memiliki otot

yang lebih kuat dalam Kelentukan tubuh

akan lebih unggul (Baley, James A.,1996

: 199). Dari beberapa pendapat

tersebut tentang Kelentukan tubuh

dapat ditarik pengertian bahwa

Kelentukan tubuh adalah kemampuan

seseorang untuk mengubah arah atau

posisi tubuh secara cepat dan efektif

di arena tertentu tanpa kehilangan

keseimbangan. Seseorang dapat

meningkatkan Kelentukan tubuh

dengan meningkatkan kekuatan otot-

ototnya.

Kelentukan tubuh biasanya dapat

dilihat dari kemampuan bergerak

dengan cepat, mengubah arah dan

posisi, menghindari benturan antara

pemain dan kemampuan berkelit dari

pemain di lapangan. Kemampuan

bergerak mengubah arah dan posisi

tergantung pada situasi dan kondisi

yang dihadapi dalam waktu yang relatif

singkat dan cepat.

Kelentukan tubuh yang dilakukan oleh atlet atau pemain sepakbola saat

berlatih maupun bertanding tergantung

pula oleh kemampuan

mengkoordinasikan sistem gerak tubuh

dengan respon terhadap situasi dan

kondisi yang dihadapi. Kelentukan tubuh

ditentukan oleh faktor kecepatan

bereaksi, kemampuan untuk menguasai

situasi dan mampu mengendalikan

gerakan secara tiba-tiba.

Suharno HP (1995: 33),

mengatakan Kelentukan tubuh adalah

kemampuan dari seseorang untuk

berubah arah dan posisi secepat mungkin

sesuai dengan situasi yang dihadapi dan

dikehendaki. Nossek Jossef (1992:93)

lebih lanjut menyebutkan bahwa

Kelentukan tubuh diidentitaskan

dengan kemampuan

mengkoordinasikan dari gerakan-

gerakan, kemampuan keluwesan gerak,

kemampuan memanuver sistem motorik

atau deksteritas. Harsono (1998 : 172) berpendapat Kelentukan tubuh

merupakan kemampuan untuk mengubah

arah dan posisi tubuh dengan tepat

pada waktu sedang bergerak, tanpa

kehilangan keseimbangan dan kesadaran

akan posisi tubuhnya.

Dari batasan di atas

menunjukkan kesamaan konseptual

78

sehingga dapat diambil suatu

pengertian untuk menjelaskan

pengertian ini. Adapun yang

dimaksudkan dengan Kelentukan tubuh

adalah kemampuan untuk bergerak

mengubah arah dan posisi dengan cepat

dan tepat sehingga memberikan

kemungkinan seseorang untuk

melakukan gerakan ke arah yang

berlawanan dan mengatasi situasi yang

dihadapi lebih cepat dan lebih efisien.

Kegunaan Kelentukan tubuh

sangat penting terutama olahraga beregu

dan memerlukan ketangkasan, khususnya

sepakbola. Suharno HP (1995 :33)

mengatakan kegunaan Kelentukan tubuh

adalah untuk menkoordinasikan gerakan-

gerakan berganda atau stimulan,

mempermudah penguasaan teknik-

teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien,

efektif dan ekonomis serta

mempermudah orientasi terhadap lawan

dan lingkungan.

a. Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Kelentukan Tubuh

Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi Kelentukan tubuh

menurut Dangsina Moeloek dan

Arjadino Tjokro (1994 : 8-9) adalah :

1. Tipe tubuh

Seperti telah dijelaskan dalam pengertian

Kelentukan tubuh bahwa gerakan-

gerakan Kelentukan tubuh menuntut

terjadinya pengurangan dan pemacuan

tubuh secara bergantian. Dimana

momentum sama dengan massa

dikalikan kecepatan. Dihubungkan

dengan tipe tubuh, maka orang yang

tergolong mesomorfi dan

mesoektomorfi lebih tangkas dari

sektomorf dan endomorf .

2. Usia

Kelentukan tubuh anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun

(memasuki pertumbuhan cepat).

Selama periode tersebut (3 tahun)

Kelentukan tubuh tidak

meningkat,bahkan menurun. Setelah

masa pertumbuhan berlalu,

Kelentukan tubuh meningkat lagi

secara mantap sampai anak mencapai

maturitas dan setelah itu menurun

kembali.

3. Jenis kelamin

Anak laki-laki menunjukkan

Kelentukan tubuh sedikit lebih baik

dari pada anak wanita sebelum

mencapai usia pubertas. Setelah

pubertas perbedaan tampak lebih

mencolok.

4. Berat badan

Berat badan yang berlebihan secara

langsung mengurangi Kelentukan

tubuh.

5. Kelelahan

Kelelahan mengurangi ketangkasan

terutama karena menurunnya

koordinasi. Sehubungan dengan hal itu

penting untuk memelihara daya tahan

kardiovaskuler dan otot agar kelelahan

tidak mudah timbul.

b. Sifat Alami Kelentukan tubuh

Kelentukan tidak ada sebagai suatu

karakteristik umum yang tunggal, tetapi

sebagai suatu kemampuan sangat

spesifik kepada setiap persendian dari

tubuh. Jadi, seseorang yang sangat

fleksibel dalam satu gabungan-

gabungan, bisa rata-rata di dalam

gabungan yang lain, dan sangat tidak

fleksibel di dalam bagian yang ketiga.

Seperti komponen-komponen lain dari

kebugaran fisik, kelentukan dapat

diperbaiki melalui latihan. Banyak

studi-studi mandiri yang

mengungkapkan perbaikan penting

sebagai hasil dari latihan yang

reguler/teratur. Anak-anak, usia 6

sampai 2, secara umum jadinya semakin

lebih fleksibel tiap tahun sampai mereka

menjangkau masa remaja. Lebih dari

itu, studi dari anak-anak lelaki dan

anak-anak perempuan yang

diperbandingkan berdasarkan usia

setuju bahwa anak-anak perempuan

secara umum lebih fleksibel.

Prosedur latihan kelentukan spesifik yang

disertai metode peregangan statis dan

metode peregangan balistik telah

dipelajari dengan hasil signifikan yang

dilaporkan untuk masing-masing. Meski

tidak ada perbedaan signifikan yang

79

ditemukan antara kedua metode,

penelitian Riddle menandai masing-

masing metode untuk bersifat superior

terhadap suatu kombinasi keduanya. Di

tahun terakhir, bagaimanapun,

pendidik-pendidik jasmani dan pelatih-

pelatih atletik lebih menyukai metode

peregangan yang statis, mereka

mengaku lebih sedikit kesempatan otot

untuk mencair dan tegang

3. Ketrampilan Menggiring Bola

a. Pengertian Menggiring Bola

Pengertian menggiring bola dapat

diuraikan beberapa pendapat para ahli

sebagai berikut : menurut soekatamsi

menggiring bola diartikan dengan

gerakan-gerakan lari menggunakan

bagian kaki mendorong bola agar

bergulir terus-menerus di atas tanah.

Menggiring bola hanya dilakukan pada

saat-saat menguntungkan saja, yaitu

pada saat bebas dari lawan,

(Soekatamsi, 1992).

Ketrampilan menuirut Lutan, Rusli

(1998: 94), adalah ketrampilan

dipandang sebagai satu perbuatan atau

tugas yang merupakan indikator dari

tingkat kemahiran seseorang dalam

melaksanakan suatu tugas.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa

menggiring bola diartikan dengan

gerakan-gerakan lari menggunakan kaki

sambil mendorong bola agar terus-

menerus bergulir diatas tanah.

b. Prinsip teknik menggiring bola :

a. Bola di dalam penguasaan

pemain, bola selalu dengan kaki, badan

pemain terletak antara bola dan lawan

supaya tidak mudah direbut lawan bola

selalu terkontrol.

b. Di depan pemain terdapat daerah

kosong, bebas dari serangan lawan.

c. Bola digiring dengan kaki kanan

atau kaki kiri tiap langkah kaki kanan

atau kaki kiri mendorong bola ke depan,

jadi bola didorong bukan ditendang

irama langkah kaki.

d. Pada waktu menggiring bola

pandangan mata tidak boleh selalu pada

bola saja akan tetapi harus pula

memperhatikan atau mengamati situasi

sekitar atau posisi lawan maupun posisi

teman.

e. Badang agak condong ke depan,

gerakan tang bebas seperti pada waktu

lari biasa.

c. Jenis-jenis menggiring bola

a. Menggiring bola dengan kura-

kura kaki bagian luar.

b. Menggiring bola dengan kura-

kura kaki bagian dalam.

c. Menggiring bola dengan

punggung kaki.

d. Cara menggiring bola

a. Menggiring bola dengan kura-

kura kaki bagian luar.

Posisi kaki yang digunakan untuk

menggiring bola sesuai dengan kura-

kura bagian luar, kaki diputar kedalam

pada pergelangan kakinya kea rah kaki

tumpuh, bola disentuh pada titik

pusatnya dengan kura-kura kaki bagian

luar.

Menggiring bola dengan kura-kura kaki

bagian luar digunakan oleh pemain

apabila pemain bergerak maju atau

apabila lintasannya melengkung,

dimana hal ini akan menyebabkan

pemain dapat bergerak dengan cepat,

posisi badan harus ditempatkan diantara

bola dan lawan.

Sedang menggiring bola dengan

kura-kura kaki bagian luar menurut

Sukatamsi (1998 : 161) adalah:

1. Posisi kaki menggiring

bola sama dengan posisi kaki dalam

menendang bola dengan kura-kura kaki

bagian luar.

2. Setiap langkah secara

teratur dengan kura-kura kaki bagian

luar kaki kanan atau kaki kiri

mendorong bola bergulir ke depan, dan

bola selalu dekat dengan kaki.

3. Pada saat menggiring bola lutut

kedua kaki harus selalu sedikit ditekuk,

dan pada waktu kaki menyentuh

bola, mata melihat bola, selanjutnya

melihat situasi lapangan.

Menggiring bola dengan menggunakan

kura-kura kaki bagian luar memberi

kesempatan pada pemain untuk

80

merubah-rubah arah serta dapat

menghindari lawan yang berusaha

merampas bola. Merubah arah dan

membelok ke kiri maupun ke kanan

berarti menghindarkan bola dari lawan

karena dengan cara demikian tubuh

pemain yang sedang menggiring bola

dapat menutup atau membatasi lawan

dengan bola (A. Sarumpaet, 1992 : 25).

Gambar 2.1

Menggiring Bola Dengan Kura-Kura

Kaki Bagian Luar

b. Menggiring bola dengan punggung

kaki

Menggiring bola dengan punggung

kaki dilakukan apabila pemain

bergerak ke depan, kaki yang di

gunakan untuk menggiring bola ditarik

kebawah pada pergelangan kakinya.

Usahakan agar bola tatap dekat

dengan kaki dan disentuh dengan

punggung kaki.

c. Menggiring bola dengan kura-kura

kaki bagian

Adapun cara menggiring bola

menurut Sukatamsi (1998 : 159)

dengan kura-kura kaki bagian dalam

adalah sebagai berikut:

1. Posisi kaki menggiring bola sama

dengan posisi kaki dalam

menendang bola dengan kura-kura

kaki sebelah kanan.

2. Kaki yang digunakan untuk

menggiring bola tidak diayunkan

seperti taknik menendang, akan tetapi

tiap langkah secara teratur

menyentuh atau mendorong bola

bergulir ke depan dan bola harus selalu

dekat dengan kaki. Dengan demikian

bola mudah dikuasai dan tidak mudah

direbut oleh lawan.

3. Pada saat menggiring bola lutut

kedua kaki harus selalu sedikit

ditekuk, dan pada waktu kaki

menyentuh bola, mata melihat

bola, selanjutnya melihat situasi

lapangan.

Dengan menggunakan kura-kura kaki

bagian dalam berarti posisi dari bola

selalu berada dalam penguasaan

pemain. Hal ini akan menyebabkan

lawan menemui kesukaran untuk

merampas bola. Selain itu pemain

yang menggiring bola tersebut

dengan mudah merubah arah andaikan

pemain lawan berusaha merebut bola.

Jadi hal seperti ini dapat diartikan jika

pemain yang menggiring bola selalu

diikuti atau bola selalu berada diantara

kedua kaki dengan lain perkataan bola

selalu dapat dilindungi. Disamping itu

kalau menggiring bola menggunakan

kura-kura kaki bagian dalam pemain

dapat merubah-rubah kecepatan

sewaktu menggiring bola (A.

Sarumpaet, 1992 : 25).

Gambar 2.2Menggiring Bola Dengan

Kura-Kura Kaki Bagian Dalam

Menggiring bola atau dribbling tidak

hanya dilatih dengan satu kaki saja,

melainkan dengan kedua-duanya kiri

dan kanan. Hal itu dilatihkan

sepanjang latihan dan terus menerus

untuk meningkatkan kemampuan

penguasaan bola yang baik dan secara

bergantian akan memberikan

tambahan keseimbangan antara kaki

kiri dan kanan.

81

Dalam pelaksanaan menggiring bola

zig-zag melewati pancang atau lawan

dapat dilakukan dengan

menggunakan kedua kaki bergantian,

kaki kanan saja, atau menggunakan

kaki kiri saja. Adapun cara

pelaksanaannya menurut Sukatamsi

(1998 :169) adalah sebagai berikut :

1. Menggirng bola zig-zag melewati

tiang pancang dengan menggunakan

kaki kanan dan kiri bergantian, bola

didorong dengan kura-kura kaki

bagian dalam, waktu melampaui di

sebelah kanan tiang pancang

digunakan kura-kura kaki bagian

dalam sedangkan pada waktu

melampaui sebelah kiri tiang

pancang digunakan kura-kura kaki

bagian dalam kaki kiri.

2. Menggiring bola zig-zag melampaui

tiang pancang dengan menggunakan

kaki sebelah kanan saja yaitu dengan

cara : waktu melampaui sebelah

kanan tiang pancang digunakan kura-

kura kaki bagian dalam dan waktu

melampaui sebelah kiri tiang pancang

digunakan kura-kura kaki sebelah luar.

3. Menggiring bola zig-zag melampaui

tiang pancang dengan manggunakan

kaki sebelah kiri saja yaitu dengan

cara : pada waktu melampaui di

sebelah kanan tiang pancang

digunakan kura-kura kaki bagian luar

dan waktu melampaui sebelah kiri

tiang pancang digunakan kaki bagian

dalam.

e. Kegunaan menggiring bola

a. Untuk melewati lawan

Untuk mencari kesempatan member

umpan kepada teman dengan cepat.

b. Untuk menguasai dan menahan bola

agar tetap dalam penguasaan,

menyelamatkan bola apabila tidak

dapat kemungkinan atau kesempatan

untuk segera memberikan operan

kepada teman.

f. Macam-macam latiahan menggiring

bola

a. Menggiring bola antara tiang-tiang

terpasang dan berliku-liku.

b. Menggiring bola dalam lingkaran.

c. Menggiring bola dengan menghadang

oleh lawan.

d. Membawa bola dengan zig-zag atau

berkelok-kelok.

e. Berlari sambil menggiring bola,

memakai kiri dan kanan.

g. Keterampilan pemain dalam

menggiring bola :

a. Kecepatan star pemain harus

ditingkatkan karena menggiring bola

tergantung pula kepada kecepatan star.

b. Kecepatan harus ditingkatkan agar

pemain memiliki kecepatan

menggiring bola.

c. Kecepatan pada waktu menggiring

bola temponya harus berubah-ubah.

d. Menggiring bola harus kombinasikan

dengan gerak tipu, terutama pada

waktu melewati lawan.

e. Pada waktu menggiring bola,

pandangan mata kita selalu melihat

pada bola dan kondisi disekitar kita.

f. Harus memiliki kepercayaan diri-

sendiri.

4. Hubungan Kelentukan Tubuh

Dengan Ketrampilan Menggiring

Bola

Kelentukan tubuh

merupakan salah satu faktor

penting yang mempengaruhi gerak.

Kelentukan tubuh merupakan unsur

kemampuan gerak yang harus

dimiliki seorang pemain sepakbola

sebab dengan Kelentukan tubuh

yang tinggi pemain dapat

menghemat tenaga dalam suatu

permainan. Kelentukan tubuh juga

diperlukan dalam membebaskan

diri dari kawalan lawan dengan

menggiring bola melewati lawan

dengan menyerang untuk

menciptakan suatu gol yang akan membawa pada kemenangan.

Seorang pemain yang kurang

lincah dalam melakukan suatu

gerakan akan sulit untuk

menghindari sentuhan-sentuhan

perseorangan yang dapat

mengakibatkan kesalahan

perseorangan (Sajoto, 1995 : 90).

82

Kelentukan tubuh melibatkan

koordinasi otot-otot besar pada

tubuh dengan cepat dan tepat

dalam suatu aktifitas tertentu.

Kelentukan tubuh dapat dilihat dari

sejumlah besar kegiatan dalam

olahraga meliputi kerja kaki

(footwork) yang efisien dan

perubahan posisi tubuh dengan

cepat. Seseorang yang mampu

merubah posisi yang berbeda

dalam kecepatan tinggi dengan

koordinasi yang baik, berarti

Kelentukan tubuhnya cukup baik.

Individu yang mampu

merubah posisi yang satu ke posisi

yang lain dengan koordinasi dan

kecepatan yang tinggi memiliki

kesegaran yang baik dalam

komponen

Kelentukan tubuh. Dalam beberapa hal, Kelentukan tubuh

menyatu dengan tenaga daya

tahan. Kelentukan tubuh diperlukan

sekali dalam melakukan gerak tipu

pada saat menggiring bola. Gerak

tipu dapat kita kerjakan dengan

mengendalikan ketepatan,

kecepatan, dan kecermatan.

B. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Untuk melakukan penelitian,

peneliti menggunakan Jenis

Penelitian Eksperimen, yaitu

Penelitian yang berusaha mencari

hubungan variabel tertentu terhadap

variabel yang lain dalam kondisi

terkontrol secara ketat. (Sugiyono,

2010)

penelitian yang menentukan objek

yang akan di teliti sengaja di rancang atau di buat/dimanipulasi dulu baru

di lakukan percobaan di lapangan,

maka Metode Penelitianya adalah

eksperimen, jika objek yang mau di

teliti sudah ada secara wajar di

lapangan, di kelas atau tempat

tertentu sebagai lokasi penelitian,

maka metodenya dalam empiris.

Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian akan

dilaksanakan di SMPN 2 Woha

Kabupaten Bima Dijalan Lintas

Kalampa Bima Desa Kalampa

Kecamatan Woha

Populasi Penelitian dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh

penduduk yang dimaksud untuk

diselidiki. Populasi dibatasi

dengan jumlah penduduk atau

individu paling sedikit memiliki

satu sifat yang sama ( Sutrisno

Hadi, 1996 : 220). Menurut

Suharsimi Arikunto (1996: 102)

populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian. Dalam

penelitian ini subyek yang

digunakan sebagai populasi

adalah seluruh siswa Putra Kelas

VIII SMPN 2 Woha Kabupaten

Bima yaitu sebanyak 22 Orang

Siswa, dengan rincian per

kelasnya sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Kelas Populasi

1 VIII A 25

2 VIII B 26

3 VIII C 28

Jumlah 79

2. Sampel Penelitian

Sampel Sampel yaitu

sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel dalam

penelitian ini adalah bagian dari

populasi tersebut diatas yang

diambil secara acak (Sugiyono,

2010:87).

Karena populasi dalam

penelitian kurang dari 100 orang,

maka sebagaimana pendapat

(Arikunto, 2002), bahwa jika

populasi kurang dari 100 sampel

diambil 10-25%, dalam penelitian

ini menetapkan pengambilan

sampel 25% dari jumlah populasi,

83

sehingga diperoleh sampel

sebanyak 20 orang Siswa Putra

Kelas VIII SMPN 2 Woha

Kabupaten Bima, dengan

perhitungan sebagai perikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas Populasi Samp

el

1 VIII A 25 x 25% 6

2 VIII B 26 x 25% 7

3 VIII C 28 x 25% 7

Jumlah 79 20

Instrument Penelitian

Pelaksanaan penelitian

menggunakan metode survai, dengan

teknik tes dan pengukuran.

Pengambilan data dilakukan dengan

mengukur kelentukan tubuh dan

keterampilan menggiring bola.

Berikut ini merupakan instrumen

atau alat yang digunakan dalam

penelitian: instrumen yang

digunakan adalah data pengukuran

Kelentukan tubuh dan ketrampilan

menggiring bola.

Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi

adalah suatu cara untuk

memperoleh data yang diperlukan

dengan jalan mengumpulkan

segala macam dokumen serta

pencatatan secara sistematis.

Metode dokumentasi dapat juga

diartikan pencatatan suatu

kejadian khusus yang bertalian

dengan masalah yang menjadi

pusat perhatian (Rahma; 1981

:671). Metode dokumentasi dalam

penelitian ini dipergunakan untuk

mendapatkan data tentang jumlah

dan nama siswa Putra Kelas VIII

SMPN 2 Woha Kabupaten Bima

Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Teknik tes perbuatan

Tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat

yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu

atau kelompok (Suharsimi

Arikunto, 2006 : 150).

Pendapat lain mengatakan

bahwa tes sebagai alat yang

digunakan untuk mengumpulkan

keterangan-keterangan, dan

keterangan tersebut kemudian

dipakai sebagai ramalan prestasi

anak (Surachmad, W: 1974). Tes

perbuatan, dimana anggota

melakukan gerakan dan guru

langsung memberikan nilai atas

gerakan tersebut.

Cara pengukuran kelentukan

tubuh.

1. Siswa duduk dengan

merenggangkan kedua kaki

kedepan.

2. Kemudian setelah aba-aba ”ya”

siswa mencium lutut dalam

posisi duduk dengan kedua

kaki direnggangkan kedepan.

3. Dilakukan pengukuran hasil

antara jarak hidung dengan

lutut yang dicapai.

Penilaian Hasil tes :

Penilaian hasil yang dicatat adalah

jarak hidung dengan lutut yang

dicapai dalam tes pada saat

mencium lutut

Cara Pengukuran

Keterampilan Menggiring Bola

Alat dan perlengkapan :

1. Lapangan

2. 10 buah pancang ukuran 2

meter

3. Stop watch

4. Bola

5. Tali panjang 20 meter

6. Meteran

7. Kapur

8. Formulir dan alat tulis

Pelaksanaan tes

Pelaksanaan tes kemampuan

mengiring bola. Tujuan untuk

mengetahui kemampuan

menggiring bola dalam permain

84

sepak bola, adapun pelaksanaan

tes adalah:

a. Siswa berdiri di balakang bola

menghadap kearah lintasan dalam

keadaan siap.

b. Setelah pengambil waktu memberi

aba-aba, mulai siswa segera

menggiring bola melewati sebelah kiri

rintangan 1 yang dipasang pada garis

star, membelok ke kanan melewati

sebelah kanan rintangan 2, membelok

ke kiri melewati sebelah kiri kiri

ritangan ke 3, kemudian pemain

membelok ke kanan menjeput bola

dan menggiring melewati sebelah

kanan rintangan ke 4 membelok kekiri

lagi melewati rintangan yang ke 5.

Kemudian sebelah kanan rintangan ke

6, akan tetapi bola dilewati sebelah

kiri rintangan tersebut selanjutnya

siswa membelok ke kiri menjeput bola

dan menggiringnya kerintangan 7,

membelok ke kiri melewati rintangan

8, membelok ke kanan melewati

rintangan ke 9, kemudian sebelah

kanan rintangan 10 (rintangan

terakhir) yang terletak pada garis

finish.

c. Pengambil waktu menhentikan stop

watch apa bila pemain dan bolanya

sudah lewat dari garis finish. Dan

apabila siswa melakukan gerakan yang

salah pengawas segera menginggatkan

dan harus membetulkan gerakan yang

salah tadi dan segera menentuakan

gerakan tes yang dilakukan.

d. Penilaian hasil yang dicatat adalah

waktu yang dicapai oleh tes pada saat

mengiring bola dan tempat star sampai

finish sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

e. Setiap siswa diberi 3 kali kesempatan

Penilaian Hasil tes :

Diambil nilai tes yang tercepat

dari 3 kali kesempatan

menggiring bola.

Teknik Analisis data

Analisis data dalam penelitian

ini menggunakan analisis korelasi

product moment dengan rumus

sebagai berikut (Hadi, 1988):

2222

XYN

xyr

YYNXXN

YX

Keterangan: X = Nilai pengukuran Kelentukan

Tubuh

Y = Nilai Kemampuan Menggiring

Bola

X² = Nilai pengukuran Kelentukan

Tubuh dikuadratkan

Y² = Nilai Kemampuan Menggiring

Bola dikuadratkan

XY = Hasil perkalian nilai

pengukuran Kelentukan tubuh

dengan Kemampuan

Menggiring Bola.

N = Jumlah sampel

Adapun yang ditempuh dalam

menganalisa data dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis (Ho)

2. Menyusun tabel kerja

3. Memasukan data kedalam rumus

4. Menguji nilai product moment

5. Menarik kesimpulan analisis.

Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah

gejala yang bervariasi dan menjadi

obyek penelitian (Arikunto 1997:96).

Dalam penelitian ini terdapat tiga

variabel bebas dan satu variabel

terikat, yaitu:

a. Kelentukkan Tubuh adalah

kemampuan siswa untuk

menggerakkan tubuh dan bagian-

bagiannya, di mana lebar bidang

gerakan tanpa merasakan

ketegangan pada artikulasi-

artikulasi dan pemasangan-

pemasangan otot

b. Keterampilan Menggiring Bola

adalah suatu gerakan–gerakan lari mengunakan bagian kaki

mendorong bola agar tergulir

terus-menerus diatas tanah.

85

B. HASIL PENELITIAN

Deskripsi Data

Sebagai langkah konkrit dalam

pembahasan permasalahan yang

dirumuskan dalam Bab I, maka perlu

disajikan data yang diperoleh di

lapangan untuk memudahkan

penganalisa data tersebut maka

penulis membaginya menjadi dua

variabel yakni Kelentukan Tubuh (X)

dan Keterampilan Menggiring Bola

(Y).

Adapun yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah dapat

dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Data Nilai Hasil Tes

Variabel Kelentukan

Tubuh dan Keterampilan

Menggiring Bola.

Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

a. Merumuskan Hipotesis

Dalam penelitian ini

data yang digunakan adalah

data yang menggunakan

statistic. Adapun rumusan

hipotesis alternative (Ha) yang

diajukan adalah: “Diduga ada

hubungan antara kelentukan

tubuh dengan keterampilan

menggiring bola pada

permainan sepak bola siswa

putra kelas VIII SMPN 2

Woha Tahun Pelajaran

2012/2013”.

b. Menyusun Tabel Kerja

Data hasil penelitian di

lapangan merupakan data

mentah yang perlu dianalisis

terlebih dahulu sebelum

memasukkan kedalam rumus.

Oleh karena itu langkah

selanjutnya adalah peneliti

melakukan analisis terhadap

data tersebut, agar

memudahkan dalam

melakukan perhitungan dan

uji hipotesis.

Adapun tabel kerja

tentang analisis data hasil

penelitian adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.2 Tabel Kerja Antara

Variabel Kelentukan Tubuh dan

Keterampilan Menggiring Bola

No X Y XY X2 Y2

1 2

13.4 26.8 4 179.56

2 7 11.3 79.1 49 127.69

3 6 11.7 70.2 36 136.89

4 8 12.4 99.2 64 153.76

5 1 12.9 12.9 1 166.41

6 5 13.4 67 25 179.56

7 7 11.7 81.9 49 136.89

8 8 11.2 89.6 64 125.44

9 7 12.6 88.2 49 158.76

10 5 12.8 64 25 163.84

11 6 11.4 68.4 36 129.96

12 3 11.2 33.6 9 125.44

13 7 11.1 77.7 49 123.21

No Nama

Siswa

Jenis

Kelamin

(L/P)

Kelas X Y

1 Ajmil

Nurhadi L

VIII

2

13.4

2 Andri

Wawan L

VIII

7

11.3

3 Andri

Yanto L

VIII

6

11.7

4 Aris

Munandar

L VIII

8

12.4

5 Baharuddin L VIII 1

12.9

6 Deden

Ardiansyah

L VIII

5

13.4

7 Fahru L VIII 7

11.7

8 Gustian L VIII 8

11.2

9 Haris L VIII 7

12.6

10 Imam

Fadhullah

L VIII

5

12.8

11 Jami’i L VIII 6

11.4

12 M.Nuril

Rizki

L VIII

3

11.2

13 Nadjamudin L VIII 7

11.1

14 Nasution L VIII 6

12.5

15 Pandu

Hidayat

L VIII

5

11.9

16 Roni

Firmansyah

L VIII

8

12.2

17 Rusdin L VIII 4

11.3

18 Syamsudin L VIII 8

10.5

19 Syarifudin L VIII 4

11.2

20 Dwi Ari

Prasetio

L VIII

5

11.4

86

14 6 12.5 75 36 156.25

15 5 11.9 59.5 25 141.61

16 8 12.2 97.6 64 148.84

17 4 11.3 45.2 16 127.69

18 8 10.5 84 64 110.25

19 4 11.2 44.8 16 125.44

20 5 11.4 57 25 129.96

Jmlh 108 238.1 1321.7 706 2847.45

Sumber Data: Data Primer

Diolah

Analisa Korelasi Product Moment

Langkah-langkah

perhitungan data pada tabel

diatas adalah sebagai berikut:

1. Menjumlahkan subyek

penelitian/sampel penelitian (kolom1),

diperoleh N=20

2. Menjumlahkan skor X (kolom 2),

diperoleh X = 108

3. Menjumlahkan skor Y (kolom 3),

diperoleh Y = 238,1

4. Menjumlahkan kuadrat skor X (kolom

5), diperoleh X2 = 706

5. Menjumlahkan kuadrat skor Y (kolom

6), diperoleh Y2 = 2847,45

6. Menjumlahkan hasil perkalian skor x

dengan skor Y (kolom 4), diperoleh

1321,7.

Setelah melakukan analisa terhadap

data mentah hasil penelitian untuk

mencari koefisien nilai tiap variabel,

maka tahap selanjutnya adalah

memasukkan koefisien nilai tiap variabel

tersebut kedalam rumus dalam rangka

pembuatan hipotesis yang telah diajukan

pada bab sebelumnya.

Hipotesis yang telah diajukan pada

sebelumnya adalah hipotesis alternatif

atau hipotesis kerja (Ha). Bunyi hipotesis

yang dimaksud adalah “diduga ada

hubungan antara kelentukan tubuh dengan

keterampilan menggiring bola pada

permainan sepak bola siswa putra kelas

VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran

2012/2013.

Adapun rumus yang digunakan

untuk menguji hipotesis dalam penelitian

ini adalah rumus Product Moment angka

kasar seperti yang disajikan berikut:

Diketahui

∑N = 20

∑X = 108

∑Y = 238,1

∑X2 = 706

∑Y2 = 2847,45

∑XY = 1321,7

2222 )(X N

Y)( X)(-XY N

YYNXrxy

22 238,145,847220)108(70620

x238,1)108(-1321,7 20

xx

xrxy

61,56691569491166414120

25714,8-26434

xyr

257,392456

719,2xyr

632149,84

719,2xyr

795,079

719,2xyr

0,904xyr

Besarnya nilai korelasi antara

variabel Kelentukan Tubuh (X) terhadap

variabel keterampilan Menggiring Bola

(Y) adalah sebesar 0,904. Nilai koefesien

korelasi tersebut jika dibandingkan

dengan nilai interval korelasi seperti pada

tabel 4.3 berada pada interval 0,80–1,000

dengan tingkat hubungan sangat kuat.

Tabel 4.3

Deskripsi Koefesien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono,

2010

Dari hasil perhitungan rxy dengan

menggunakan rumus product moment

diatas, maka dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa ada Hubungan Antara

Kelentukan Tubuh Dengan Keterampilan

87

Menggiring Bola Pada Permainan Sepak

Bola Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2

Woha Tahun Pelajaran 2012/2013, karena

dalam analisa data menunjukkan hasil

perhitungan rxy product moment lebih

besar dari nilai r-tabel yaitu 0,904. Dalam

r-tabel, untuk jumlah responden

penelitian (N) = 20 orang, maka pada

taraf signifikan 5% nilainya sebesar

0,444. Sedangkan hasil analisa data

bahwa nilai r-hitung sebesar 0,904. Hal

ini menunjukkan bahwa nilai r-hitung

product moment lebih besar dari nilai r-

tabel (r-hitung= 0,904 > r-tabel= 0,444).

Berarti hipotesis penelitian (Ha) yang

diajukan dalam bab sebelumnya yaitu:

ada Hubungan Antara Kelentukan Tubuh

Dengan Keterampilan Menggiring Bola

Pada Permainan Sepak Bola Siswa Putra

Kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun

Pelajaran 2012/2013, dapat diterima.

C. PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

hasil analisis data yang dilakukan maka

dapat dijelaskan bahwa ada hubungan

antara kelentukan tubuh dengan

keterampilan menggiring bola pada

permainan sepak bola siswa putra kelas

VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran

2012/2013.

Dalam analisa data, dapat diketahui

hubungan antara kelentukan tubuh dengan

keterampilan menggiring bola pada

permainan sepak bola siswa putra kelas

VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran

2012/2013. Hubungan ini dibuktikan dari

hasil perhitungan r-hitung product

moment lebih besar dari nilai r-tabel yaitu

(0,904 > 0,444) pada taraf signifikan 5%

dengan.

Sehingga ditarik suatu kesimpulan

bahwa ada hubungan antara kelentukan

tubuh dengan keterampilan menggiring

bola pada permainan sepak bola siswa

putra kelas VIII SMPN 2 Woha Tahun

Pelajaran 2012/2013. Sehingga Hipotesis

yang berbunyi “Diduga ada hubungan

antara kelentukan tubuh dengan

keterampilan menggiring bola pada

permainan sepak bola siswa putra kelas

VIII SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran

2012/2013, terbukti kebenarannya”.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

pendapat (Sajoto, 1995 : 90), bahwa

kelentukan tubuh merupakan salah satu

faktor penting yang mempengaruhi

gerak. Kelentukan tubuh merupakan

unsur kemampuan gerak yang harus

dimiliki seorang pemain sepakbola sebab

dengan Kelentukan tubuh yang tinggi

pemain dapat menghemat tenaga dalam

suatu permainan. Kelentukan tubuh juga

diperlukan dalam membebaskan diri

dari kawalan lawan dengan menggiring

bola melewati lawan dengan menyerang

untuk menciptakan suatu gol yang akan

membawa pada kemenangan. Seorang

pemain yang kurang lincah dalam

melakukan suatu gerakan akan sulit

untuk menghindari sentuhan-sentuhan

perseorangan yang dapat mengakibatkan

kesalahan perseorangan, hal yang sama

juga dikemukakan oleh (Suharno,1995

:33) bahwa kelentukan tubuh sangat

penting terutama dalam olahraga beregu

dan memerlukan ketangkasan, khususnya

sepakbola, untuk menkoordinasikan

gerakan-gerakan berganda atau stimulan,

mempermudah penguasaan teknik-

teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien,

efektif dan ekonomis serta mempermudah

orientasi terhadap lawan dan lingkungan.

D. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan fakta-fakta yang dapat

dikumpulkan dari obyek penelitian dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisa data menunjukkan

bahwa nilai r-hitung product moment

lebih besar dari nilai r-tabel yaitu

(0,904 > 0,444) pada taraf signifikan

5%, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan antara

kelentukan tubuh dengan keterampilan

menggiring bola pada permainan

sepak bola siswa putra kelas VIII

88

SMPN 2 Woha Tahun Pelajaran

2012/2013.

2. Besarnya nilai korelasi antara

variabel kelentukan tubuh (X)

dengan variabel keterampilan

menggiring bola atas (Y) adalah

sebesar 0,904 dengan tingkat

hubungan sangat kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 1997. Prosedur

Penelitian suatu pendekatan

praktek Revisi V. Rieneka

Cipta. Jakarta

DEPDIKBUD. 1974. Keterampilan

Bermain Sepak Bola. Jakarta.

Harsono. 1998. Coaching dan aspek-

aspek fsikologi dalam

coaching. Tambak Kusuma.

Jakarta.

Hughes Charles. 1990. Latihan Metode

baru Sepak Bola Pertahanan.

Pionir Jaya. Bandung

James Baley. 1996. Latihan dasar Andal

Sepak Bola Remaja. Saka

Mitra Kompetensi. Klaten

Lutan Rusli. 1982. Sepak Bola Indonesia,

Gramedia Jakarta.

Nossek Jossef. 1993. Sepak Bola

Langkah-langkah Menuju

Sukses. PT.Raja Grafinda

Persada. Jakarta.

Soekatamsi, 1998. Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan Untuk SMA. PT

Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Sajoto,Muhammad. 1995. Pembinaan

kondisi fisik dalam olahraga,

Dirjen Dikti, Depdikbud,

Proyek pengembangan LPTK,

Jakarta.

Suharno, HP. 1995. Metodelogi

Kepelatihan. Koni Pusat

Pendidikan dan Penataran.

Jakarta.

Sutrisno Hadi, 1991. Metodelogi

Penelitian, Audi Offset,

Yokyakarta.

________, 2010. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

________, 2010. Statistika Untuk

Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Syarifuddin Aip. 1990. Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan. PT

Gramedia. Jakarta.

Wigoyo Gisis B. 1989. Pengetahuan

Kesegaran Jasmani dan Alat Tes

Pengukuran. Ganeca Exact.

Bandung.

89

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGGI LOMPATAN PADA

KEMAMPUAN MEMASUKKAN BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA

SISWA PUTRA KELAS XI SMK NEGERI 6 BIMA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SUHERMAN, S.PD. & IRFANHUSEN

ABSTRAK

Kata Kunci : Latihan Skipping, Tinggi Lompatan, Bola Basket.

Bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing

terdiri dari lima orang pemain, tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang

lawan, mencegah lawan mencetak angka. Tinggi lompatan dalam cabang bola basket

adalah kebutuhan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pemain basket, karena tinggi

lompatan sangat dibutuhkan setiap pemain untuk melakukan tembakan bola ke keranjang

lawan untuk mendapatkan point. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui

mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6

Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas XI SMK Negeri 6

Bima sebanyak 32 orang. Sampel yang digunakan adalah sampel total, sehingga sampel

total dalam penelitian ini berjumlah 32 orang siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima

Tahun Pelajaran 2013/2014. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh latihan

skipping terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan

bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima. Teknik analisis data yang

digunakan yaitu melalui analisis statistik dengan mengunakan rumus analisis regresi

sederhana.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan koefisien regresi

Y=0,165+0,066X, artinya terdapat pengaruh yang positif antara latihan skipping terhadap

tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada

siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pembelajaran 2013/2014. Latihan

skipping berpengaruh terhadap tinggi lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam

permainan bola basket pada siswa putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima sebesar 55,6%. Nilai

thitung lebih besar dari ttabel (6,126>2,042), sehingga hipotesis alternatih (Ha) yang berbunyi

“Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara latihan skipping terhadap tinggi

lompatan pada kemampuan memasukkan bola dalam permainan bola basket pada siswa

putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014” diterima.

PENDAHULUAN

Permainan bola basket di Indonesia

merupakan salah satu cabang olahraga yang

banyak digemari masyarakat, karena dapat

dilakukan oleh anak-anak hingga orang

dewasa, baik laki-laki maupun perempuan,

serta dapat dimainkan dilapangan terbuka

atau lapangan tertutup. Permainan bola

basket merupakan sebuah permainan yang

menarik untuk dimainkan, seperti yang

dipaparkan oleh Ambler yang dikutip oleh

redaksi PT. Pionir (1982: 5) bahwa:

“Permainan basket ini sangat menarik, oleh

karena dapat dimainkan oleh semua golongan

umur. Disamping itu juga karena dari para

pemain dituntut keterampilan bermain dan

kesegaran fisik yang tinggi.”

Permainan bola basket dikenal sebagai

olahraga yang dinamis dan aktraktif, karena

menuntut suatu kombinasi kemampuan fisik

90

dan keterampilan teknik yang berkualitas.

Dilihat dari karakteristik permainan bola

basket merupakan jenis olahraga yang

banyak menuntut para atletnya menguasai

teknik dan memiliki kondisi fisik yang baik

tanpa mengabaikan aspek taktik dan mental.

Mengenai hal ini Harsono (1988: 100)

mengemukakan bahwa: “Ada empat aspek

latihan yang perlu di perhatikan dan dilatih

secara seksama oleh atlet, yaitu: latihan fisik,

latihan teknik, latihan taktik dan latihan

mental.”

Olahraga bola basket merupakan suatu

permainan beregu yang menuntut kerjasama

dari tiap anggota dalam satu tim. Tujuan

utama dari permainan ini adalah

memasukkan bola ke keranjang lawan

dengan sebanyak-banyaknya dan. menjaga

daerah pertahanan sendiri dari serangan

lawan agar lawan tidak mampu memasukan

bola ke keranjang.

Bola basket dimainkan oleh dua regu

yang masing-masing terdiri atas 5 orang

pemain. Tiap-tiap regu berusaha

memasukkan bola ke dalam keranjang regu

lawan dan mencegah regu lawan

memasukkan bola atau membuat angka atau

score. Bola boleh dioper, digelindingkan,

atau dipantulkan atau didribble ke segala arah

sesuai dengan peraturan yang berlaku,

(Perbasi, 2006:11).

Salah satu teknik pemainan bolabasket

yang mempunyai peran penting adalah

shooting (menembak) karena kemampuan

shooting banyak mendukung kemenangan

suatu tim bolabasket. Salah satu jenis

shooting adalah jump shot (Tembakan

melompat), Gerakan tembakan melompat

harus disertai dengan lompatan dan

kemudian pada puncak lompatan tembakan,

bola harus sudah dilepaskan melalui lengan,

pergelangan, dan jari tangan dengan seluruh

tenaga, kemudian angkat bola secara serentak

dengan kaki, punggung dan bahu serentak ke

atas. Ketinggian lompatan disesuaikan

dengan jarak tembakan, pada tembakan

dalam jika dijaga ketat, maka kaki harus

memompakan tenaga untuk melompat lebih

tinggi dari penjagaan. Sedangkan pada

tembakan di luar jarak tembakan akan

memiliki banyak waktu, oleh sebab itu tidak

perlu melompat terlalu tinggi dari lawan.

Tinggi lompatan dalam cabang bola

basket adalah kebutuhan mutlak yang harus

dimiliki oleh setiap pemain basket, karena

tinggi lompatan sangat dibutuhkan setiap

pemain untuk melakukan tembakan bola ke

keranjang lawan untuk mendapatkan point.

Dari level usia dini pun kemampuan

melompat sudah dilatih dengan berbagai

macam latihan agar nantinya kemanpuan

melompat bisa bekembang dan meningkat.

Jadi kemampuan melompat sangat penting

dalam permainan bola basket. Khususnya

untuk pemain remaja latihan ini harus

ditingkatkan, karena dalam masa ini pemain

remaja mengalami perkembangan secara

cepat dari fisiologis maupun fisik.

Salah satu latihan yang sering

dilakukan untuk meningkatkan tinggi

melompat ini adalan latihan skipping, karena

dengan latihan skipping ini akan memperoleh

keguanan yang sangat banyak untuk berbagai

macam otot yang digunakan untuk

melakukan lompatan. Selain bermanfat

banyak, latihan skipping ini juga sangat

sederhana dan bisa dilakukan dimana saja.

Skipping merupakan olahraga yang

sejak zaman dulu digemari dari berbagai

Negara, olah raga skipping sesungguhnya

merupakan olahraga yang mengunakan

seutas tali untuk melakukan lompatan.

Sekiping ini degemari oleh atlit-atlit dari

berbagai macam cabang.

Latihan skipping dapat meningkatkan

kekuatan, kelincahan, keseimbangan, dan

masih bnyak lagi yang didapat dengan

melakukan olahraga skipping ini. Dengan

melakukan skipping otot-otot yang dgunakan

menyeluruh bagian tubuh, jadi dengan satu

macam olahraga ini maka manfaat yang

didapat juga sangan menyeluruh.

Sampai saat ini juga perkembangan

skipping juga sangat hebat, skipping

mengalami perkembanan dari segi fariasi

pengunaan maupun bahan yang digunakan.

Zaman dahulu skipping digunakan hnya

untuk meloncat satu atau dua macam

loncatan saja namun sekarang variasi

penggunaan skipping sangat variatif dan

berkembang berbagai macam variasi, selain

itu bahan yang digunakan untuk membuat

skipping pada zaman dulu hanya tali saja dan

91

pegangannya cuman dari kayu, namun

sekarang dengan berkembangnya zaman

bahan skipping bisa dari plastik yang

bahannya ringan dan mudah digunakan.

Kajian Teori

1. Latihan

a. Pengertian latihan

Latihan berasal dari kata “latih” yang

berarti : belajar membiasakan diri agar

mampu melakukan sesuatu, sedangkan

latihan berarti hasil dari latih (Dekdikbud,

1995 : 5691). Latihan adalah suatu proses

yang sistematis dari berlatih atau bekerja

yang dilakukan berulang-ulang secara

kontinyu dengan meningkatkan jumlah

beban, untuk tercapainya tujuan latihan

(hadimsyah Noor,1995;10). Latihan adalah

pelajaran membiasakan atau memperoleh

sesuatu kecakapan (poerwodarminto, 1995

:571).

Latihan memiliki tujuan untuk berlatih

kekuatan otot-otot, kecepatan, daya tahan,

kelincahan, ketangkasan, keterampilan

(Soegito, 1993 : 154). Menurut Wijanarko

(1993 : 54) bahwa latihan dilaksanakan oleh

atlet bertujuan untuk meningkatkan kekuatan,

kecepatan, ketepatan, membentuk daya

tahan, dan menambah kelincahan serta

keterampilan. Kemampuan manusia dalam

melaksanakan suatu kegiatan olahraga

dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain

kondisi fisik, usia, jenis kelamin, bakat,

kesiapan dan kemauan, untuk dapat

meningkatkan kemampuan baik secara fisik

maupun secara teknik dilakukan suatu latihan

yang didasarkan pada beberapa prinsip

latihan.

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Seorang pelatih maupun atlet di dalam

melakukan latihan dilaksanakan oleh atlet

dengan tujuan harus menganut prinsip-

prinsip tertentu baik secara umum, maupun

spesialisasi suatu cabang olah raga. Prinsip-

prinsip latihan menurut Sajoto (1996 : 45)

adalah : Prinsip Kontinyu, beban bertambah,

individual, interval, penekanan, kekhususan

dan gizi. Lebih terperinci prinsip latihan

dalam bidang olahraga adalah sebagai berikut

:

1) Latihan dilakukan secara berulang-ulang;

2) Pengulangan dari gerakan yang

diinginkan selama latihan secara terus

menerus akan menjadi suatu gerakan yang

otomatis dilakukan oleh atler. Dengan

otomatisasi gerakan tersebut maka akan

dapat tercapainya suatu tingkat kecepatan

yang optimal dan penggunaan tenaga

yang se-efisien mungkin;

3) Latihan yang diberikan harus cukup berat

Pemberian dengan tingkat yang relative

cukup berat akan dapat memberikan

rangsangan bagi tubuh untuk lebih mudah

beradaptasi pada lingkungan yang

dikehendaki. Pemberian beban tersebut

dilakukan dengan berdasarkan pada

prinsip beban lebih (Overload Principle)

dimana melalui pemberian rangsangan

secara optimal tersebut dengan latihan

yang dilakukan tiap hari dengan beban

yang kian bertambah akan mengakibatkan

perubahan-perubahan yang diinginkan

dalam tubuh atlet.

4) Latihan harus cukup meningkat.

Pelaksanaan latihan secara terus menerus dan

berulang-ulang, bertahap denagn

peningkatan beban harus disesuaikan

dengan tingkat kemampuan fisik atlet.

Peningkatan dalam hal pemberian beban

harus disesuaikan dengan tingkat

kemampuan atlet dan dilakukan bertahap.

Jika tidak sesuai dengan kemampuan atlet

maka akan memberi akibat yang negatif

dan menimbulkan kelainan dalam tubuh

atlet. Hal tersebut lajim disebut sebagai

gejala ovortrinet yang terutama

disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain sebagai berikut ;

a) Latihan yang diberikan terlampau berat

b) Kesalahan metode latihan

c) Sebab-sebab kejiwaan yang tidak dapat

dijelaskan

d) Latihan dilakukan secara tidak teratur

Pelaksanaan latihan secara kontinyu

dan sesuai prinsip latihan akan memberikan

akibat positif bagi kondisi fisik atlet dan

memudahkan untuk memperoleh hasil yang

sesuai dengan tujuan latihan. Berlatih dalam

jangka waktu 90 menit perhari, dapat

dikatakan telah dapat mencukupi kebutuhan

apabila latihan tersebut dilakukan dengan

teratur dan bersungguh-sungguh (Noor, 1995

:92) Kemampuan berprestasi. Prestasi yang

dapat dicapai oleh seorang atlet dibatasi oleh

kemampuan atlet dan batas tersebut dapat

dikatakan relatif karena masih tergantung

oleh berbagai hal lainya. Faktor psikologi

seperti tingkat kejenuhan dan rasa putus asa

92

akan dapat dikurangi dengan pemberian

motivasi, selingan dan motivasi latihan

sehingga akan memunculkan partisipasi aktif

dan kesungguhan pada atlet dalam

menghadapi beban latihan secara priodik.

2. Skipping

a. Pengertian Skipping

Skipping adalah melompat dengan

menggunakan tali (Kridalaksana, 1990 :851).

Latihan skipping yang dimaksud pada latihan

ini adalah latihan skipping yang terdiri dari

langkah satu kaki kedepan, kemudian dengan

cepat melakukan hop dengan kaki yang

sama.

Untuk dapat mempertahankan

keseimbangan serta momentum gerakan

tubuh keatas, kedua lengan harus diayunkan

kedepan dan keatas berlawanan dengan

gerakan tungkai pada saat hoping. Sepanjang

gerakan, berat badan harus berada pada ujung

telapak kaki. Kedua ujung tali dipegang tidak

terlalu kuat diantara jari-hari tangan. Ibu jari

berada diatas tali mengarah kesamping, siku-

siku dekat denagn sisi badan, kedua tangan

dan lengan agak diarahkan kedepan dan

menjauhi badan. Tali biasa dibuat dengan

warna warni dan ini dipastikan akan lebih

menarik. Panjang alat dapat disesuaikan

dengan tinggi badan atlet.

Tali skipping dapat diukur bagian

tengah dan ujung talinya kira-kira setinggi

ketiak. Panjang tali pada umumnya adalah

1,8 Meter, 2,1 Meter, dan 2,4 Meter.

Ketebalan tali juga bervariasi dan paling

tidak dengan diameter 3/8 inci sampai

dengan 1/5 inci.

b. Pengamatan Gerakan

Skipping merupak gerakan

lokomotor yang paling sulit untuk dapat

dikuasai oleh anak-anak. Untuk

keberhasilannya membutuhkan kombinasi

dua gerakan dasar yaitu langkah jalan dan

hop yang harus dilakukan tidak sama tetapi

tetap berirama

Skipping juga merupakan gerakan

lokomotor terakhir yang harus dikuasai.

Penelitian telah menunjukkan bahwa

skipping / lompat tali sudah mulai dilakukan

pada anak-anak usia 4-5 tahun, tetapi masih

belum dapat dikuasai dengan sempurna.

Disamping kurang pengalaman khususnya

pada anak-anak umumnya akan mengalami

kesulitan melakukan karena hop atau

kordinasi gerakan. sebagai usaha

penanggulangannya, pertama harus diarahkan

kepada kemampuan anak untuk melakukan

hop kemudian kombinasi gerakan hop.

Adapun bentuk gerakan skipping

dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1. Gerakan Latihan skipping

c. Masalah umum yang terjadi pada

skipping

Adapun masalah-masalah yang sering terjadi

dalam latihan skipping, antara lain:

1) Tidak dapat melakukan hop

2) Mendarat dengan seluruh telapak kaki

3) Melangkah dengan satu kaki dan hop

dengan kaki lain\

4) Gagal melakukan ayunan lengan

berlawanan dengan gerakan tungkai

5) Badan terlalu dicondongkan kedepan dan

kebelakang.

d. Variasi Gerakan

Adapun variasi-variasi gerakan sebagai

berukut :

1) Variasi berdasarkan ruang

a) Variasi pola gerak

b) Arah/jalur/ketinggian

2) Variasi berdasarkan waktu

3) Variasi berdasarkan gaya yang

dikembangkan.

3. Lompatan

Lompatan adalah suatu hasil dan gerakkan

tubuh keatas sehingga mencapai titik

tertentu. (TIM Tahun 1988. Hal. 531).

Dalam permainan bola basket sudah tentu

kita akan melakukan lompatan khususnya

pada saat memasukkan bola ke keranjang.

93

Untuk menunjang dalam

permainan bola basket selain

penguasaan teknik dan taktik juga

diperlukan kekuatan pada otot,

penguatan otot-otot tersebut meliputi:

a. Penguatan otot bahu

b. Penguatan pada otot lengan

c. Penguatan pada pergelangan

tangan

d. Penguatan pada otot punggung

bagian bawah

e. Penguatan pada otot perut, paha

dan betis

Pada poin 5 (lima) disebutkan

penguatan otot perut, paha dan betis.

Kita ketahui bahwa ketiga bagian

otot-otot tersebut merupakan otot-

otot yang berhubungan sewaktu

melakakukan lompatan.

4. Bola Basket

a. Sejarah Bola Basket

Olahraga permainan berkelompok

bola basket diciptakan oleh Dr. James

Naismith lahir 06 nopember 1861 –

meninggal 28 nopember 1939, salah seorang

guru pendidikan jasmani Young Mens

Christian Association (YMCA) di kota

Springfield, Massachussets Amerika Serikat

pada tahun 1891. Gagasan yang mendorong

terwujudnya cabang olahraga baru ini

adalah adanya kenyataan bahwa waktu itu

keanggotaan dan pengunjung sekolah

tersebut kian hari kian merosot. Penyebab

utama dari masalah ini adalah rasa bosan

dari para anggota dalam mengikuti latihan

olahraga senam yang gerakannya kaku,

disamping itu kebutuhan yang dirasakan

dimusim dingin untuk melakukan olahraga

yang menarik semakin mendesak.

Dr. lethar Lesey Gullick Pengawas

Kepala Bagian Olahraga pada sekolah

tersebut, menyadari adanya gejala yang

kurang baik itu beliau segera menghubungi

Dr. James Naismith serta memberikan tugas

kepadanya untuk menyusun suatu kegiatan

olahraga baru, yang dapat dimainkan di

ruangan tertutup terutama pada musim

dingin.

Pada mulanya permainan bola basket

dimainkan oleh dua regu. Masing-masing

regu terdiri dari 9 orang pemain yang

membawa bola tidak dibawa lari dan pihak

lawan berusaha merebut bola tersebut.

Permainan pada waktu itu sangat digemari

warga masyarakat Amerika Serikat sehingga

jumlah pemain diubah menjadi 7 orang

selanjutnya diubah lagi menjadi 5 orang tiap

regu.

Tanggal 21 juni 1932 diadakan

konferensi bola basket yang pertama kali di

Jenewa, Swiss. Pada konferensi ini

terbentuklah Federasi Bola Basket

Internasional yang bernama VIBA.

Permainan bola basket masuk ke

Indonesia sekitar tahun 1929 yang dibawa

oleh perantau dari Cina. Pemainan bola

basket pertama kali dimainkan pada Pekan

Olahraga Nasional (PON I) di Surakarta.

Pada tanggal 23 Oktober 1951 berdirilah

Persatuan Basket Ball Seluruh Indonesia atau

PERBASI.

Pada tahun 1955 kepanjangan Perbasi

dirubah menjadi Persatuan Bola Basket

Seluruh Indonesia dan pada tahun 1955

PERBASI diterima sebagai anggota FIBA

(PB Perbasi, thn 1985 hal.8-12).

Permainan bola basket sekarang

semakin berkembang dan digemari oleh para

pelajar dan mahasiswa bahkan diajarkan pada

sekolah-sekolah.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Permainan Bola Basket

Di dalam permainannya banyak sekali

faktor-faktor yang perlu di perhatikan

terutama berhubungan dengan keberhasilan

seseorang dalam permainan bola basket,

faktor-faktor tersebut antara lain sebagai

berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang

datangnya dari atlet atau pemain itu

sendiri, antara lain:

a) Keadaan Fisik Pemain

b) Bentuk dan Postur Tubuh

c) Tingkat Kesegaran Jasmani

d) Kekuatan Otot

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang

datangnya dari luar atlet, yaitu:

a) Sarana dan Prasarana

b) Pelatih, Pembina, Guru dan

c) Lingkungan.

94

Kedua faktor tersebut saling berhubungan

dan berkaitan tidak dapat dipisah-

pisahkan karena keduanya memiliki

peranan untuk menunjang pencapaian

prestasi dalam permainan bola basket

khususnya prestasi shooting.

Secara umum permainan bola basket

mempunyai unsur-unsur yang harus

dikuasai selain teknik shooting, yang

harus dikuasai dan diperhatikan dalam

permainan bola basket yaitu:

a) Melempar dan menangkap bola (Passing)

b) Menggiring bola (Drible)

c) Memasukkan bola ke dalam keranjang

(Shooting)

d) Memoros/ berputar (Pivot)

e) Olah kaki (Foot Work).

c. Cara Melempar dan Menangkap Bola

(Passing)

Adapaun cara melempar dan menangkap

bola dalam permainan bola basket, adalah

sebagai berikut:

1) Cara Melempar Bola

Melempar adalah bola diberikan pada

teman atau siapa saja. Lemparan bola

ada berbagai macam yaitu:

a) Lemparan Datar Setinggi Dada

Sikap pada saat melakukan lemparan,

kedua kaki dalam kuda-kuda sejajar,

badan tegak agak condong sedikit

kedepan, berat badan bertumpu pada

kedua kaki, dan lutut sedikit ditekuk

pelepasan harus disertai lecutan

pergelangan tangan dan berat badan

dipindahkan kedepan agar lemparan kuat,

maka pada saat bola lepas dari telapak

tangan kaki kanan melangkah kedepan.

b) Lemparan dengan Pantulan

ikap kaki dan lainnya serupa seperti pada

teknik lemparan datar setinggi dada

diatas, bola diarahkan kebawah atau lantai

dengan dorongan telapak tangan sedikit

kedepan, yaitu tiga per empat teman

mendapat bola.

c) Lemparan Atas (Diatas Kepala).

Sikap pada lemparan atas adalah berdiri

tegak dengan kedua kaki dibuka, bola ada

di atas kepalanya dipegang dengan dua

atau satu tangan. Dorong bola tersebut

kedepan seolah-olah membuat sudut

empat puluh lima (45) derajat.

d) Lemparan dari Samping Kepala.

Sikap badan pada lemparan atas adalah

berdiri tegak, kedua kaki lututnya agak

ditekuk dan sedikit terbuka siap untuk

melangkah, pegang bola dengan dua atau

satu tangan, siku ditekuk rapat dengan

badan, sebelum bola dilemparkan maka

bola dibawa kesamping badan sambil

memutar badan hingga bahu menghadap

arah lemparan diikuti oleh langkah kaki

yang belakang.

2) Cara Menangkap Bola.

Dalam tatacara menangkap bola yang

perlu diperhatikan adalah:

a) Sikap menangkap bola, kedua kaki

mengangkang dan lutut agak

ditekuk

b) Pandangan melihat arah datangnya bola

c) Bola diusahakan disokongkan dengan

menggunakan Kedua telapak tangan

segera ditarik mengikuti arahnnya Bola,

dengan kaki yang didepan melangkah

kebelakang.

d) Menangkap bola dapat dilakukan

dengan diam ditempat maupun dengan

lari..

d. Cara Menggiring Bola (Drible)

Agar dapat melakukan drible dengan

benar, hal-hal yang harus diperhatikan:

1) Bola dipegang kedua tangan dengan

rilaks. Setelah bola dipantulkan dan

memantul ke atas, kita dapat mendorong

kembali dengan menggunakan telapak

tangan kanan ataupun tangan kiri.

2) Badan dalam posisi tegak sedikit condong

kedepan sehingga berat badan tertumpu

pada kedua belah kaki. Pandangan selalu

kedepan, kendalikan dengan

menggunakan jari-jari dan pergelangan

tangan.

3) Memantulkan bola ada dua macam

menurut kebutuhan yaitu:

4) Pantulan tinggi digunakan untuk

kepentingan menyerang tetapi jangan

sampai melebihi pinggang.

5) Pantulan rendah digunakan dalam

keadaan pelan sehingga dapat

6) Untuk mengatur serangan ataupun waktu.

e. Tembakkan (Shooting)

Shooting adalah memasukkan bola atau

menembak bola kedalam keranjang (Eme

Musnan, 1985 hal 34), shooting berasal

dari kata “shoot” yang berarti menembak,

mengajukan, melempar, mengurangi,

melepaskan, membuang (Ecol dan Sadili,

Kamus Inggris Indonesia, Gramedia

Jakarta, Thn. 1989, hal. 521), shooting

yang penulis maksudkan disini adalah

memasukan bola atau menembakan bola

95

kedalam keranjang.

Menurut Imam Suyadi, (1979) Tembakan

(Shooting) kedalam keranjang dilalukan

dengan 2 (dua) cara, yaitu:

1) Tembakan dengan Satu Tangan

Menembak dengan satu tangan harus

diutamakan, karena kecepatan menembak

lebih terjamin dan koordinasi lebih mudah

dikuasai bila dibandingkan dengam

penembakan dengan menggunakan kedua

tangan.

2) Menembak dengan Kedua Tangan

Shooting kedua tangan atas kepala yaitu:

berusaha memasukkan bola kedalam

keranjang lawan sebanyak-banyaknya

secara tepat dengan posisi bola di atas

kepala hingga lemparan dilambungkan

(tembakan bebas).

f. Cara Memoros/ Berputar (Pivot)

Yang dimaksuad dengan pivot adalah

memutarkan badan kesegala arah dengan

salah satu kaki menjadi as/poros, pada

saat pemain menguasai bola, sedangkan

kaki yang dipindahkan dapat lewat depan

atau belakang. Pivot berguna melindungi

bola dari perebutan lawan untuk

kemudian bola itu dioperkan kepada

temannya atau mengadakan tembakan

(shooting).

g. Olah Kaki atau Gerakan Kaki (Foot

Work)

Yang dimaksud dengan olah kaki atau

gerakan kaki adalah keterampilan

penguasaan gerak kaki di dalam hal:

1) Dapat melakukan gerakan star dengan

cepat dan berhenti dengan cepat pula

tanpa kehilangan keseimbangan.

2) Dapat melakukan gerakan merubah arah

gerak, baik dalam pertahanan maupun

dalam penyerangan.

h. Jump Shoot Shooting

Jump shoot adalah suatu tembakan yang

dilakukan dengan jarak, baik dilakukan

dengan jarak dekat maupun jarak jauh

dengan posisi keranjang (ring), sehingga

seolah-olah keranjang (ring) tingginya

sangat sejajar dengan kita. Jump

shoot/tembakan sambil melompat sangat

membutuhkan kemampuan lompatan yang

bagus serta pelakunya (Imam Suyadi,

MA, 1979, hal. 87).

Pelaksanaan pegangan dan pelepasan bola

pada jump shoot sama dengan

pelaksanaan tembakan tanpa lompat pada

umumnya, bedanya dalam jump shoot

didahului dengan lompatan tegak lurus ke

atas, dan bola dilepaskan pada saat

penembak sampai pada titik tingginya,

atau saat dia berhenti di atas, pada waktu

di atas, kaki lemas bergantung.

B. METODE PENELITIAN

Adapun jenis dan sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Yaitu data yang tidak dapat di ukur

dengan angka-angka tetapi dapat

dikemukakan dengan penjelasan, serta

pertanyaan guna pendukung data

kuantitatif, seperti identitas responden,

gambaran lokasi penelitian.

b. Data Kuantitatif

Yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk

angka-angka, atau data kualitatif yang

diangkakan dengan perhitungan statistik.

Data kuantitatif dalam penelitian ini

adalah data test perbuatan.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu Yaitu data yang dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari responden,

dalam hal ini adalah data hasil test

perbuatan.

b. Data Sekunder

Yaitu data sekunder adalah data yang

diperoleh dari literatur yang mempunyai

kaitan atau hubungan dengan masalah

yang diteliti, seperti buku-buku, Jurnal,

makalah, dll.

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

96

untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. (Sugiyono; 2009; 90).

Yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK

Negeri 6 Bima sebanyak 48 orang, dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No Kelas

Populasi Jumlah Populasi

Putra Putri

1 XI-

TAV 16 7 23

2 XI-TKJ 16 9 25

Jumlah 32 48

Sumber: Data SMK Negeri 6 Bima

2. Sampel

Sedangkan menurut Arikunto

(2006:109) yang dimaksud sampel penelitian

adalah “Sebagian dari subyek populasi yang

menjadi contoh dalam penelitian dan fungsi

sampel dalam penelitian adalah menjadi

wakil dari populasinya”.

Teknik Pengambilan sampel dilakukan

dengan sampling jenuh, yaitu semua jumlah

populasi dijadaikan sampel, (Sugiyono,

2009;96). sedangkan menurut Arikunto,

(2002:113) jika populasi kurang dari 100,

maka populasi diambil semua sebagi sampel,

sehingga menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa putra kelas XI SMK

Negeri 6 Bima yang berjumlah 32 orang,

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Populasi Penelitian

No Kelas Populasi

1 XI-TAV (Teknik Audio Vidio) 16

2 XI-TKJ (Teknik Komputer

Jaringan) 16

Jumlah 32

Sumber: Data SMK Negeri 6 Bima

Teknik Pengumpulan Data

Data yang butuhkan dalam penelitian ini

akan dikumpulkan melalui berbagai

teknik:

1. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data

dengan melakukan pencatatan sumber-

sumber data yang ada pada lokasi

penelitian, Yaitu: nama-nama siswa siswa

putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima.

2. Metode test perbuatan

Test adalah pengukuran mengenai

keadaan dan kemampuan seseorang. Test

perbuatan adalah test untuk mengetahui

secara langsung mengenai kemampuan

seseorang terhadap aktifitas yang dilakukan

(Sajoto, 1990;35). Hasil dari test perbuatan

ini akan menjadi data yang diperlukan karena

bentuk test yang dilakukan sudah disesuaikan

dengan data yang diperlukan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas

maka dalam penelitian ini mengunakan

metode test perbuatan. Metode test perbuatan

yaitu suatu alat atau prosedur yang sistimatis

dan obyektif untuk memperoleh data atau

keterangan yang diperlukan tentang

seseorang dengan orang lain yang boleh

dikatakan cepat dan tepat (Kusuma,1972;41).

Pelaksanaan test perbuatan dimaksud

untuk memperoleh data latihan skipping dan

tinggi lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan bola

basket, dengan mengunakan instrumen

penelitian (peralatan) seperti tali skipping,

bola basket dan pluit..

Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan melaui

kuisioner akan dianalisa dengan

menggunakan analisa regresi linier

berganda pada program SPSS 17 for

Windows. Adapun formulasi dari regresi

linier sederhana adalah sebagai berikut:

1. Regresi linier sederhana dengan

persamaan.

Untuk mengetahui pengaruh

latihan skipping terhadap tinggi

lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan

bola basket pada siswa putra kelas XI

SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran

2013/2014, maka digunakan analisa

97

regresi linier sederhana dengan

persamaan:

baY.......................(Sugiyono, 2009;237)

Di mana:

Y = Tinggi lompatan pada

kemampuan memasukkan bola

basket

X = Latihan Skipping

a = Konstanta

b = Koofesien regresi

Untuk mencari konstanta (a)

dan koofisien regresi (b) dapat

digunakan rumus sebagai berikut :

22

2

)(

))(())((

XXn

XYXXYa

........(Sugiyono, 2009;239)

22)(

))((

ii

iiii

XXn

YXYXnb

........(Sugiyono, 2009;239)

2. Analisa Koefisien Korelasi

Sedangkan korelasi antara

latihan skipping dengan tinggi

lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan

bola basket dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

2222 )()(

))((

YYnXXn

YXXYnr

...(Sugiyono, 2009;242)

3. Analisa Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya

latihan skipping terhadap tinggi

lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan

bola basket digunakan analisa

determinasi dengan rumus sebagai

berikut :

D = r2 x 100%

4. Uji Hipotesis

Uji t digunakan untuk menguji

signifikansi antara variabel latihan

skipping terhadap tinggi lompatan

pada kemampuan memasukkan bola

dalam permainan bola basket

digunakan rumus sebagai berikut:

21

2

r

nrt

............(Sugiyono,

2009;214)

Dengan ketentuan, jika thitung

lebih besar dari pada ttabel, maka

latihan skipping berpengaruh

signifikan terhadap tinggi lompatan

pada kemampuan memasukkan bola

dalam permainan bola basket pada

siswa putra kelas XI SMK Negeri 6

Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.

Definisi Operasional Variabel Untuk menjelaskan definisi

tersebut, maka Definisi Operasional

Variabel dari masing-masing variabel

tersebut diatas adalah:

1. Latihan Skipping

Latihan adalah suatu proses

yang sistematis dari berlatih atau

bekerja yang dilakukan berulang-

ulang secara kontinyu dengan

meningkatkan jumlah beban, untuk

tercapainya tujuan latihan

(hadimsyah Noor,1995;10). Latihan

adalah pelajaran membiasakan atau

memperoleh sesuatu kecakapan

(Poerwodarminto, 1995 :571).

Skipping adalah melompat

dengan menggunakan tali

(Kridalaksana, 1990:851). Latihan

skipping yang dimaksud pada latihan

ini adalah latihan skipping yang

terdiri dari langkah satu kaki

kedepan, kemudian dengan cepat

melakukan hop dengan kaki yang

sama.

Adapun definisi latihan

skipping dalam penelitian ini adalah

melompat dengan menggunakan tali

latihan yang terdiri dari langkah satu

kaki kedepan, kemudian dengan

98

cepat melakukan hop dengan kaki

yang sama oleh siswa putra kelas XI

SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran

2013/2014.

2. Tinggi Lompatan

Lompatan adalah suatu hasil dan

gerakkan tubuh keatas sehingga mencapai

titik tertentu. (TIM Tahun 1988. Hal. 531).

Jump shoot adalah suatu tembakan

yang dilakukan dengan jarak, baik dilakukan

dengan jarak dekat maupun jarak jauh

dengan posisi keranjang (ring), sehingga

seolah-olah keranjang (ring) tingginya sangat

sejajar dengan kita. Jump shoot/tembakan

sambil melompat sangat membutuhkan

kemampuan lompatan yang bagus serta

pelakunya (Imam Suyadi, MA, 1979, hal.

87).

Adapun definisi tinggi lompatan dalam

penelitian ini adalah suatu hasil dan gerakan

tubuh keatas untuk melakukan tembakan baik

dengan jarak dekat maupun jarak jauh untuk

memasukkan bola dalam permainan bola

basket sesuai dengan tujuannya yang

dilakukan oleh siswa putra kelas XI SMK

Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014

sehingga mencapai titik/ukuran tertentu.

C. HASIL PENELITIAN

Analisis Data

Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam menganalisis data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis alternatif (Ha)

Dalam penelitian ini data yang

digunakan adalah data yang

menggunakan statistik. Adapun

rumusan hipotesis yang diajukan

adalah: “Terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara latihan

skipping terhadap tinggi lompatan

pada kemampuan memasukkan bola

dalam permainan bola basket pada

siswa putra kelas XI SMK Negeri 6

Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”

2. Menyusun tabel kerja

Berdasarkan data kemampuan

lompat baik sebelum maupun

sesudah melakukan melakukan

streatment maka susunan tabelnhya

sebagai berikut:

Tabel 4.7. Data Hasil Latihan

Skipping (X)

No Nama Siswa

Latihan Skipping

(Menit)

Rata-

Rata (X)

1 2 3

1 Adi Mawardi 5 4 3 4

2 Aminul

Hudzaifah 3 3 3 3

3 Andri 4 3 4 3,67

4 Arahman 4 5 5 4,67

5 Arif Maulana 3 4 4 3,67

6 Asep rama 5 5 5 5

7 Deden Setiawan 3 3 3 3

8 Eri Wiranto 4 4 5 4,33

9 Fahrun 3 4 3 3,33

10 Faturrahman 4 4 4 4

11 Hairuddin 5 4 5 4,67

12 Junaidin 4 3 4 3,67

13 Munawar 5 4 4 4,33

14 Mustiawan 5 4 5 4,67

15 Ruslan 4 5 4 4,33

16 Wahyudin 5 5 5 5

17 Sukarman 3 4 4 3,67

18 Al Hajairin 4 4 5 4,33

19 Ariyanto 4 3 3 3,33

20 Rano Karno 3 4 3 3,33

21 Firdaus 3 3 4 3,33

22 Firmansyah 4 4 5 4,33

23 Indra Sofian 3 4 5 4

24 Jaharudin 4 4 5 4,33

25 M. Syamsudin 3 5 3 3,67

26 M. Rifaid M. 4 5 4 4,33

27 Muslim 3 4 4 3,67

28 Riri Heriawan 4 3 4 3,67

99

29 Rusdianto 5 4 5 4,67

30 Solihin 3 3 4 3,33

31 Supriadin 4 3 4 3,67

32 Syamsuriansyah 5 4 5 4,67

Tabel 4.8. Data Hasil Tinggi

Lompatan Siswa (Y)

No

Nama Siswa

Tinggi Lompatan

(Meter)

Rata-

Rata

(Y)

I II III

1 Adi Mawardi

0,4

5 0,4 0,5 0,45

2 Aminul

Hudzaifah 0,3

0,3

5 0,4 0,35

3 Andri

0,4

0,4

5 0,45 0,43

4 Arahman

0,6

0,5

5 0,5 0,55

5 Arif Maulana

0,4

0,4

5 0,45 0,43

6 Asep rama

0,4

5

0,4

5 0,5 0,47

7 Deden Setiawan

0,3

5 0,4 0,4 0,38

8 Eri Wiranto 0,4 0,5 0,45 0,45

9 Fahrun 0,3 0,4 0,35 0,35

10 Faturrahman 0,5 0,4 0,4 0,43

11 Hairuddin

0,4

0,4

5 0,5 0,45

12 Junaidin

0,4

0,3

5 0,4 0,38

13 Munawar

0,4

5

0,4

5 0,45 0,45

14 Mustiawan

0,5

5

0,5

5 0,5 0,53

15 Ruslan

0,4

5

0,4

5 0,45 0,45

16 Wahyudin

0,5

5

0,3

5 0,45 0,45

17 Sukarman

0,3

5 0,4 0,4 0,38

18 Al Hajairin

0,4

5 0,5 0,45 0,47

19 Ariyanto

0,3

5 0,4 0,35 0,37

20 Rano Karno

0,3

0,3

5 0,4 0,35

21 Firdaus 0,4 0,4 0,45 0,42

22 Firmansyah 0,6 0,5 0,5 0,53

23 Indra Sofian

0,4

0,4

5 0,45 0,43

24 Jaharudin 0,4 0,4 0,5 0,43

25 M. Syamsudin

0,4

0,4

5 0,4 0,42

26 M. Rifaid M.

0,4

0,4

5 0,45 0,43

27 Muslim 0,3 0,4 0,35 0,35

28 Riri Heriawan 0,4 0,4 0,4 0,4

29 Rusdianto

0,4

0,4

5 0,45 0,43

30 Solihin

0,4

0,4

5 0,4 0,42

31 Supriadin

0,5

0,4

5 0,4 0,45

32 Syamsuriansyah

0,4

5

0,4

5 0,5 0,47

Tabel 4.9. Data Persiapan Uji

Regresi Linier Sederhana

N

o Nama Siswa X Y X2 Y2 X.Y

1 Adi Mawardi

4

0,4

5 16

0,20

25 1,8

2 Aminul

Hudzaifah 3

0,3

5 9

0,12

25 1,05

3 Andri

3,6

7

0,4

3

13,4

689

0,18

49

1,578

1

4 Arahman

4,6

7

0,5

5

21,8

089

0,30

25

2,568

5

5 Arif

Maulana

3,6

7

0,4

3

13,4

689

0,18

49

1,578

1

6 Asep rama

5

0,4

7 25

0,22

09 2,35

7 Deden

Setiawan 3

0,3

8 9

0,14

44 1,14

8 Eri Wiranto

4,3

3

0,4

5

18,7

489

0,20

25

1,948

5

9 Fahrun

3,3

3

0,3

5

11,0

889

0,12

25

1,165

5

100

1

0 Faturrahman

4

0,4

3 16

0,18

49 1,72

1

1 Hairuddin

4,6

7

0,4

5

21,8

089

0,20

25

2,101

5

1

2 Junaidin

3,6

7

0,3

8

13,4

689

0,14

44

1,394

6

1

3 Munawar

4,3

3

0,4

5

18,7

489

0,20

25

1,948

5

1

4 Mustiawan

4,6

7

0,5

3

21,8

089

0,28

09

2,475

1

1

5 Ruslan

4,3

3

0,4

5

18,7

489

0,20

25

1,948

5

1

6 Wahyudin

5

0,4

5 25

0,20

25 2,25

1

7 Sukarman

3,6

7

0,3

8

13,4

689

0,14

44

1,394

6

1

8 Al Hajairin

4,3

3

0,4

7

18,7

489

0,22

09

2,035

1

1

9 Ariyanto

3,3

3

0,3

7

11,0

889

0,13

69

1,232

1

2

0 Rano Karno

3,3

3

0,3

5

11,0

889

0,12

25

1,165

5

2

1 Firdaus

3,3

3

0,4

2

11,0

889

0,17

64

1,398

6

2

2 Firmansyah

4,3

3

0,5

3

18,7

489

0,28

09

2,294

9

2

3 Indra Sofian

4

0,4

3 16

0,18

49 1,72

2

4 Jaharudin

4,3

3

0,4

3

18,7

489

0,18

49

1,861

9

2

5

M.

Syamsudin

3,6

7

0,4

2

13,4

689

0,17

64

1,541

4

2

6 M. Rifaid M.

4,3

3

0,4

3

18,7

489

0,18

49

1,861

9

2

7 Muslim

3,6

7

0,3

5

13,4

689

0,12

25

1,284

5

2

8

Riri

Heriawan

3,6

7 0,4

13,4

689 0,16 1,468

2

9 Rusdianto

4,6

7

0,4

3

21,8

089

0,18

49

2,008

1

3

0 Solihin

3,3

3

0,4

2

11,0

889

0,17

64

1,398

6

3

1 Supriadin

3,6

7

0,4

5

13,4

689

0,20

25

1,651

5

3

2

Syamsurians

yah

4,6

7

0,4

7

21,8

089

0,22

09

2,194

9

Jumlah 127

,67

13,

75

519,

48

5,98

8

55,52

8

3. Analisis Regresi linier sederhana

Y = a + b X

Untuk mencari nilai a

(konstanta) dan b (koefisien)

digunakan rumus sebagai berikut:

a =

22

2

XXn

XYXXY

b =

22 XXn

YXXYn

a =

22

2

XXn

XYXXY

a =

267,12748,51932

528,5567,12748,51975,13

a = 16299.6316623.44

7089.3247142.884

a = 323.81

53.56

a = 0,165

b =

22 XXn

YXXYn

b =

2127,67519,4832

13,75127,6755,52832

b = 16299.6316623.44

1755.461776.91

b = 323.81

21.45

b = 0,066

Y = 0,165 + 0,066X

Dari persamaan

Y=0,165+0,066X dapat diketahui

bahwa terdapat pengaruh yang positif

antara latihan skipping terhadap

tinggi lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan

bola basket pada siswa putra kelas XI

SMK Negeri 6 Bima.

101

Dengan penjelasan:

a = Nilai konstanta 0,165

menunjukkan jika latihan

skipping diabaikan maka tinggi

lompatan pada kemampuan

memasukkan bola basket

sebesar 0,165.

b = Nilai koefisien regresi pada

variabel latihan skipping sebesar

0,066. Arti angka ini

menunjukan bahwa setiap

penambahan satuan jenjang

pada variabel latihan skipping

(X) akan menyebabkan

terjadinya tinggi lompatan pada

kemampuan memasukkan bola

basket (Y) sebesar 0,066 satuan

jenjang kriteria.

4. Analisis Koefisien Korelasi

2222 )(X N

Y)( X)(-XY N

YYNXrxy

22 13,75988,532)67,127(48,51932

x13,75)67,127(-55.528 32

xx

xrxy

189.06191.6216299.6316623.44

1755.46-1776.91

xyr

2.56323.81

21.45xyr

827.88

21.45xyr

28.77

21,45xyr

0,745xyr

Besarnya nilai korelasi antara

variabel latihan skipping (X)

terhadap variabel tinggi lompatan

pada kemampuan memasukkan bola

basket (Y) adalah sebesar 0,745.

Nilai koefesien korelasi tersebut jika

dibandingkan dengan nilai interval

korelasi seperti pada tabel 4..3 berada

pada interval 0,60–0,799,

menunjukkan hubungan yang positif

dengan tingkat hubungan kuat.

Tabel 4.10 Deskripsi Koefesien

Korelasi

Interval Koefisien Tingkat

Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

Sumber: Penelitian Administrasi,

Sugiyono, 2009.

5. Analisis Koefisien Determinasi

D = r2 x 100%

D = (0.745 x 0.745) x 100%

D = 0.556 x 100%

D = 55,6%.

Berdasarkan nilai koefesien

diterminasi sebesar 0,556 pada taraf

signifikasi 95%. Besarnya korelasi

ditunjukkan oleh besarnya nilai R Square (r2)

yaitu sebesar 0,556. Nilai R Square (r2)

menunjukkan besarnya korelasi antara latihan

skipping dengan tinggi lompatan pada

kemampuan memasukkan bola basket yaitu

0,556 atau 55,6%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

latihan skipping berpengaruh terhadap tinggi

lompatan pada kemampuan memasukkan

bola dalam permainan bola basket pada siswa

putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima sebesar

55,6% sedangkan sisanya sebesar 44,4%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

masuk dalam penelitian ini.

6. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk membuktikan hipotesis

alternatih (Ha) yang berbunyi “Terdapat

102

pengaruh yang positif dan signifikan antara

latihan skipping terhadap tinggi lompatan

pada kemampuan memasukkan bola dalam

permainan bola basket pada siswa putra kelas

XI SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran

2013/2014”, maka digunakan rumus t-test

sebagai berikut:

21

2

r

nrt

0.5561

2320.745

t

0,666

5,4770.745x t

0,666

4,803t

,1266t

Dari hasil analisis diperoleh

nilai thitung sebesar 6,126. Kemudian

dibandingkan dengan harga ttabel

dengan dk=32, nilai ttabel= 2,042.

Dengan membandingkan nilai thitung

dengan nilai ttabel di atas maka dapat

diketahui ternyata nilai thitung lebih

besar dari nilai ttabel (6,126>2,042).

Sehingga hipotesis alternatih

(Ha) yang berbunyi “Terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan

antara latihan skipping terhadap

tinggi lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan

bola basket pada siswa putra kelas XI

SMK Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran

2013/2014” diterima. Artinya latihan

skipping yang dilakukan oleh para

siswa selama pre-tets berlangsung

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tinggi lompatan pada

kemampuan memasukkan bola dalam

permainan bola basket pada siswa

putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima

Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. PEMBAHASAN

Dari analiss data yang terkumpul

diketahui bahwa latihan skipping

berpengaruh positif terhadap tinggi lompatan

pada kemampuan memasukkan bola dalam

permainan bola basket pada siswa putra kelas

XI SMK Negeri 6 Bima, hal tersebut

ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi

dengan persamaan Y=0,165+0,066X, artinya

terdapat pengaruh yang positif antara latihan

skipping terhadap tinggi lompatan pada

kemampuan memasukkan bola dalam

permainan bola basket pada siswa putra kelas

XI SMK Negeri 6 Bima.

Kemudian nilai r2 yang merupakan

koefisien determinasi menunjukkan nilai

sebesar 0,556 yang menunjukan bahwa

besarnya pengaruh latihan skipping terhadap

tinggi lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan bola

basket pada siswa putra kelas XI SMK

Negeri 6 Bima sebesar 55,6% sedangkan

sisanya sebesar 44,4% dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian

ini.

Selain itu tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui pengaruh positif dan

signifikan antara latihan skipping terhadap

tinggi lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan bola

basket pada siswa putra kelas XI SMK

Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.

Dari hasil analisis dapat diperoleh

jawaban bahwa nilai thitung sebesar 6,126 lebih

besar dari ttabel sebesar 2,042. yang berarti

terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara latihan skipping terhadap tinggi

lompatan pada kemampuan memasukkan

bola dalam permainan bola basket pada siswa

putra kelas XI SMK Negeri 6 Bima.

Sehingga hipotesis alternatih (Ha)

yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara latihan skipping

terhadap tinggi lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan bola

basket pada siswa putra kelas XI SMK

Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”

diterima.

E. PENUTUP

Berdasarkan fakta-fakta yang

dapat dikumpulkan dari obyek penelitian

dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

103

1. Latihan skipping berpengaruh positif

terhadap tinggi lompatan pada

kemampuan memasukkan bola dalam

permainan bola basket pada siswa putra

kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun

Pelajaran 2013/2014, hal tersebut

ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi

dengan persamaan Y=0,165+0,066X.

2. Latihan skipping berpengaruh terhadap

tinggi lompatan pada kemampuan

memasukkan bola dalam permainan bola

basket pada siswa putra kelas XI SMK

Negeri 6 Bima Tahun Pelajaran

2013/2014 sebesar 55,6%.

3. Hipotesis penelitian yang berbunyi

“Terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara latihan skipping

terhadap tinggi lompatan pada

kemampuan memasukkan bola dalam

permainan bola basket pada siswa putra

kelas XI SMK Negeri 6 Bima Tahun

Pelajaran 2013/2014” diterima. Karena

nilai thitung lebih besar dari ttabel

(6,126>2,042).

DAFTAR PUSTAKA

Aip, Syarifudin,. 1992. Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan. Pt. Gramedia:

Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur

Penelitian suatu pendekatan praktek

Revisi VI. Rieneka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Revisi, PT Rineka Cipta.

Jakarta.

Badudu, J.S dan Sutan Muhammad Zain,

2001. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Pustaka Sinar Harapan.

Bambang, Widjanarko dan Ismaryati. 1994.

Pendidikan Atletik. Depdikbud.

Jakarta.

Bernhard, Gunther. 1993. Atletik. Semarang.

Dahara Prize.

Depdikbud. 1995. Kamus besar bahasa

Indonesia. Balai Pustaka.Jakarta.

Engkos Kosasih. 1985. Olahraga, Tehnik dan

Program Latihan. Jakarta.

Hamidsyah Noer, 1993. Kepelatihan dasar

Universitas Jakarta.

Harsono, 1988. Coacing dan aspek-aspek

psikologi dalam coacing, CV.

Tambak Kusuma. Jakarta.

Kosasih, Engkos. 1990. Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan. Gramedia. Jakarta.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian.

Bandung. Alfabeta.

Suharno HP. 1995. Olahraga Teknik dan

Program Pelatihan. Akademika

Pessindo. Jakarta.

Syarifuddin Aip. 1990. Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan. PT Gramedia.

Jakarta.

Perbasi. 1994. Peraturan Permainan Bola

Basket Edisi Baru.

Theo Kleinmar/Dieser Kruber, 1986. Bola

Voli Pembinaan Teknik, Teknik dan

Kondisi Pengantar untuk

Pelatih/Pendidik. Jakarata:

Gramedia.

Wigoyo Gisis B. 1989. Pengetahuan

Kesegaran Jasmani dan Alat Tes

Pengukuran. Ganeca Exact.

Bandung.

Ahmadi,( 2007). Permainan Bola Basket.

Solo : Era Intermedia

Amber, (2009). Petunjuk Untuk Pelatih Dan

Pemain Bola Basket. Bandung : Pionir Jaya

Irsyada, Machfud. (2000). Permainan Bola

Basket. Jakarta. Ganesa.

Salim, Agus (2007). Buku Pintar Bola

Basket. Bandung : Jembar

Sodikun, Imam. (1992). Olahraga Pilihan

Bola basket. Jakarta : Depdikbud

Sumiyarsono (2002). Permainan Bola Besar.

Bandung : PT. Angkasa

Wisell, (2000) permainan Bola basket.Citra

Aji Param

104

www.google.com/search?q=permainan+bola

+basket+diakses/tanggal10/11/11

http//bolabasketterampil.co.id.

105

KORELASI ANTARA FLEKSIBILITAS TUBUH TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK

SERVICE YANG TEPAT PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA PUTRA

KELAS VIII SMPN 7 DONGGO SATAP KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN

2012/2013

SUHERMAN,S.PD.&AGUSTINUS

ABSTRAK

Kata- Kunci : fleksibilitas tubuh, kemampuan teknik service yang tepat pada permainan

sepak takraw.

Sejalan dengan perkembangan jaman di era globalisasi seperti sekarang ini, sumber daya

manusia dituntut untuk berpacu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya

dalam cabang olahraga sepak takraw. Dewasa ini hampir semua cabang olahraga mengalami

peningkatan prestasi baik yang sifatnya terukur maupun kompetisi, mengingat hal ini didukung

oleh adanya fasilitas dan sarana yang serba modern dan tenaga-tenaga pelatih yang profesional.

Namun demikian dalam menentukan prestasi atlit kondisi tubuh baik secara anatomis, fisiologis

dan psikologis juga merupakan penentu dalam pencapaian prestasi.

Permasalahannya yaitu Apakah ada Korelasi antara fleksibilitas tubuh terhadap

kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII

SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013? dan Tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah Korelasi antara fleksibilitas tubuh terhadap

kemampuan teknik service yang tepat pada permainan sepak takraw siswa putra kelas VIII

SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, Dari analisis statistik diperoleh t hitung = 3,134 dan

dibandingkan dengan harga r tabel dengan (N = 30 – 2 = 28) dengan taraf kepercayaan 0.05%

adalah 1,701.

Dari hasil analisis diperoleh nilai thitung sebesar 3,134. Kemudian dibandingkan

dengan t tabel pada tingkat kepercayaan 95% (p=0,05; dk=30 – 2=28 ), nilai ttabel = 1,701.

Dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel di atas maka dapat diketahui

ternyata nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (3,134 > 1,701), maka dapat dikemukakan

bahwa hipotesis nol (ho) ditolak dan hipotesis alternatif (ha) diterima, maka kesimpulan

analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut bahwa Ada Korelasi yang signifikan

antara fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan teknik service yang tepat pada permainan

sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten Bima tahun

pelajaran 2012/2013, diterima dan signifikan”.

A. PENDAHULUAN

Sejalan dengan perkembangan jaman

di era globalisasi seperti sekarang ini, sumber

daya manusia dituntut untuk berpacu dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, khususnya dalam cabang olahraga

sepak takraw.

Dewasa ini hampir semua cabang

olahraga mengalami peningkatan prestasi

baik yang sifatnya terukur maupun

kompetisi, mengingat hal ini didukung oleh

adanya fasilitas dan sarana yang serba

modern dan tenaga-tenaga pelatih yang

profesional. Namun demikian dalam

menentukan prestasi atlit kondisi tubuh baik

106

secara anatomis, fisiologis dan psikologis

juga merupakan penentu dalam pencapaian

prestasi.

Cabang olahraga sepak takraw di

Indonesia mengalami pasang surut. bankan

hampir kurang mendapatkan perhatian dari

berbagai kalangan masyarakat. Namun

demikian cabang ini masih tetap diakui untuk

dipertandingkan pada setiap kejuaraan

tingkat nasional, seperti halnya pada

kejuaraan PON ke XV 2009 beberapa tahun

lalu.

Secara historis dalam menentukan

prestasi atlit sepak takraw tidak hanya

ditentukan dari hasil latihan-latihan disebuah

club saja, akan tetapi justru pembibitan dasar

di mulai dari pendidikan formal. Kita tahu

bahwa usia anak berkaitan erat dengan

tingkat penentuan prestasi, oleh karena itu

pemerintah mengupayakan pendidikan

formal mulai dari sekolah dasar sampai

perguruan tinggi. Hal ini tertuang dalam

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)

1993 : 129) disebutkan tentang tujuan

Pendidikan Nasional sebagai berikut:

“Pendidikan nasional bertujuan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia

yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,

beretos kerja, profèsional, bertanggung jawab

dan produktif serta sehat jasmani atau rohani.

Sepak Takraw merupakan olahraga

tradisional bangsa-bangsa di Asia Tenggara

termasuk juga bangsa Indonesia. Daerah-

daerah di Indonesia yang terlebih dahulu

memainkan sepak takraw adalah Sulawesi

Selatan (Makasar), Sumatera Barat (Minang

Kabau), Riau, Kalimantan (Kandangan ) dan

Jawa Barat (Banten), semua merupakan

daerah yang berada di pesisir pantai.

Daerah-daerah inilah yang terlebih

dahulu dan aktif memasalkan,

mengembangkan dan meningkatkan olahraga

sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau

daerah Sulawesi Selatan dan Riau selalu

unggul da prestasi dan menjadi juara pada

kejuaraan-kejuaraan Nasional (Ratinus

Darwis, 1992).

Kemampuan teknik dasar antara satu

dengan lainnya merupakan kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Selain teknik dasar

dalam permainan sepak takraw dimaksud,

seorang pemain harus pula menguasai teknik

khusus bermain sepak takraw.Teknik khusus

bermain sepak takraw adalah cara-cara

bermain sepak takraw yang meliputi sepak

mula, menerima sepak mula, mengumpan,

smesh, dan block atau menahan. Tanpa

dikuasainya teknik tersebut, permainan sepak

takraw tidak mungkin dilaksananakan dengan

baik dan sempurna.

Selanjutnya dalam upaya peningkatan

prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan

pembinaan olahragawan sediri mungkin

melalui pencarian dan pemantauan bakat,

pembibitan, pendidikan dan pelatihan

olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu

pengetahuan dan teknologi secara lebih

efektif dan efisien serta peningkatan kualitas

organisasi keolahragaan baik ditingkat

nasional maupun di tingkat daerah.

Begitu halnya dengan cabang olahraga

sepak takraw yang merupakan salah satu

jenis olahraga khas Indonesia, diperlukan

adanya suatu upaya pembinaan dan pelatihan

yang intens untuk menghasilkan fleksibilitas

tubuh yang baik, dengan fleksibilitas tubuh

yang baik akan memudahkan dalam

melakukan servis bola.

Servis bola merupakan salah satu

komponen yang cukup menentukan

keberhasilan dalam suatu pertandingan sepak

takraw. Namun demikian untuk dapat

melakukan servis yang baik perlu dukungan

unsur–unsur kesegaran jasmani salah satunya

adalah kelentukan tubuh yang maksimal.

Kelentukan tubuh akan memberikan

kemudahan bagi seorang pemain dalam

melakukan servis.

1. Permainan Sepak Takraw

Permainan sepak takraw berlangsung

tanpa menggunakan tangan untuk memukul

bola bahkan bola tidak boleh menyentuh

lengan.Bola hanya menyentuh atau

dimainkan kaki, pada dada, bahu, dan

kepala.Permainan sepak takraw diawali

dengan sepak mula sebagai servis yang

dilakukan oleh tekong.Sepak mulai dilakukan

tekong atas lambungan bola oleh pelambung

yang diarahkan ke tekong. Pelambung adalah

salah satu pemain depan, pada waktu dia

melambungkan bola kea rah tekong. Tekong

harus berada didalam lingkaran yang telah

disediakan. Begitu juga tekong, pada waktu

melakukan sepak mula salah satu kakinya

harus tetap berada didalam lingkaran tempat

tekong melakukan sepak mula salah satu

kakinya harus tetap berada didalam lingkaran

107

tempat tekong melakukan sepak mula.

Tekong mengarahkan bola kedaerah lawan

melaui atas net (jaring), dilain pihak lawan

harus menerima bola itu dan mengembalikan

ke dalam lawan. Dalam hal ini mereka diberi

kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga

kali (Sudrajad Prawirasaputra, 2000). Dengan

demikian perlulah bahwa seorang pemain

sepak takraw itu banyak berlatih diri dengan

menggunakan kaki atau sepakan. Namun

tidak berarti bahwa unsur lain atau

kemampuan lain tidak perlu atau tidak

penting yang dapat diabaikan, factor-faktor

lain pun banyak lagi yang menunjang

peningkatan prestasi Sepak Takraw.

Salah satu daya tarik yang ditemui

dalam permainan Sepak Rakraw adalah

teletak pada gerakan Smash. Smesh

merupakan gerakan terakhir dalam gerakan

kerja serangan, untuk itu perlu dipelajari dan

dilatih secara teratur. Latihan adalah suatu

proses mempersiapkan oranisme atlet secara

sistematis untuk mencapai mutu prestasi

maksimal yang diberi beban fisik dan mental

yang teratur, terarah, meningkat, dan

berulang-ulang waktunya (Suharno, 1978).

Permainan sepak rakraw dilakukan

oleh dua regu yang berhadapan didepan

lapangan yng disahkan oleh net (jaring) yang

terbentang membelah lapangan menjadi dua

bagian. Setiap regu yang berhadapan tediri

atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai

tekong yang berdiri paling belakang, dua

orang lainya menjadi pemain depan yang

berada disebelah kiri dan kanan disebut apit

kiri dan apit kanan.

Ada beberapa komponen pendukung

yang harus diperhatikan dalam pencapaian

prestasi seorang atlit dalam permainan sepak

Takraw (Suharno, 1978; 54).diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Kekuatan (strength) adalah komponen

kondisi fisik seseorang tentang

kemampuan dalam mempergunakan otot

untuk menerima beban sewaktu bekerja.

Contohnya Apabila seorang pemain

menerima smash dari lawan atau pada saat

latihan beban untuk event yang besar

(SEA GAMES, PON, dan lain-lain)

b. Daya tahan (Endurance) dalam hal ini

dikenal 2 macam daya tahan.

Daya tahan Umum (General Endurance)

adalah kemampuan seseorang dalam

mempergunakan sistem jantung, paru –

paru dan peredaran darahnya secara

efektif dan efisien untuk menjalankan

kerja secara terus rnenerus yang

melibatkan kontraksi sejumlah otot – otot.

dengan intensitas tinggi dalam waktu

yang cukup lama.

Daya tahan Otot (Local Endurance) adalah

kemampuan seseorang dalam

mempergunakan ototnya untuk

berkontraksi secara terus menerus dalam

waktu yang relatif lama dengan beban

tertentu. Contohnya: Seorang pemain

yang akan menghadapi suatu turnamen

pertandingan yang besar, secara otomatis

pemain tersebt harus berlatih lebih tekun,

rutin dan keras serta bagaimana pemain

tersebut menghadapi lawan tanding dalam

tim agar tim / regunya menang.

c. Daya Ledak (Muscular Power) adalah

kemampuan seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maksimum

yang dikerahkan dalam waktu yang

sependek – pendeknya. Dalam hal ini

dapat dinyatakan bahwa daya ledak.

Contohya: seperti pelompat tinggi. Tolak

peluru atau seorang pemain sepak takraw

melakukan smash atau memblok bola.

d. Kecepatan (Speed) adalah kemampuan

seseorang untuk mengerjakan gerakan

berkesinambungan dalam bentuk yang

sama dalam waktu sesingkat-

singkatnya.Contoh: Seorang pelari cepat,

pukulan dalam tinju, pembalap sepeda,

pemanah atau seorang pemain melakukan

servis keras, dalam hal ini ada kecepatan

gerak dan kecepatan eksplosive.

e. Daya Lentur (Flexibility) adalah

efektifitas seseorang dalam penyesuaian

din untuk segala aktivitas dengan

pengukuran tubuh yang luas. Hal mi akan

sangat mudah ditandai dengan tingkat

flexibilitas persendian pada seluruh tubuh.

Contoh: Seorang pemain sepak takraw

melakukan servis, seorang pelompat gaya

flute atau seorang perenang melakukan

pembalikan gaya bebas.

f. Kelincahan (agility), adalah kemampuan

seseorang untuk merubah posisi di arena

tertentu. Contoh: Seseorang yang mampu

merubah satu posisi yang berbeda dalam

kecepatan tinggi dengan koordinasi yang

baik, berarti kelincahannya baik.Setiap

pemain dalarn regu sepak takraw mampu

memainkan bola dengan berbagai macam

gaya atau aksi dalam permainan sepak

108

takraw bulatan (circle games) dengan

waktu 10 menit.

g. Koordinasi (Coordination) adalah

kemampuan seseorang mengintegrasikan

bermacam – macam gerakan yang

berbeda ke dalam pola gerakan tunggal

secara efektif. Contoh: Seorang pemain

tenis kelihatan mempunyai koordinasi

yang baik bila dapat bergerak ke arah bola

sambil mengayun raket, kemudian

memukulnya dengan benar atau seorang

pemain sepak takraw memainkan bola

kemudian melakukan smash.

h. Keseimbangan (Balance) adalah

kemampuan seseorang mengendalikan

organ-organ syaraf otot. Contoh:

Bagaimana seorang pesenam melakukan

gerakar hand stand, meniti di balok titian

atau seorang pemain sepak takraw setelah

melakukan smash dapat jatuh dengan

posisi yang benar.

i. Ketepatan (Accuracy), adalah kemampuan

seorang untuk mengendalikan gerakan

bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini

dapat merupakan suatu jarak atau

mungkin suatu obyek langsung yang

harus dikenai dengan salah satu bagian

tubuh.Contoh: Seorang pemain sepak

takraw, bola voly ataupun sepak bola

mengarahkan bola agar tidak dapat

diterima oleh lawan (baik smash maupun

tendangan)

j. Reaksi (Reaction), adalah kemampuan

seseorang untuk segera bertindak

secepatnya dalam menanggapi rangsangan

yang ditimbulkan lewat indera syaraf atau

feeling lainnya. Contoh: Bagaimana

seorang pemain sepak takraw menerima

bola dari lawan, apakah akan di smash

atau diumpankan ke teman (melihat

situasi) atau seorang penjaga gawang

dalam mengantisipasi datangnya bola

(ditangkap atau di tip atau di tendang).

2. Pengertian Kelentukan Tubuh

(fleksibilitas)

Kelentukan tubuh adalah kemampuan

dari seseorang untuk berubah arah dan posisi

secepat mungkin sesuai dengan situasi yang

dihadapi dan dikehendaki, Suharno HP (1995:

33),sedangkan menurut Nossek Jossef

(1992:93) lebih lanjut menyebutkan bahwa

Kelentukan tubuh diidentitaskan dengan

kemampuan mengkoordinasikan dari

gerakan- gerakan, kemampuan keluwesan

gerak, kemampuan memanuver sistem

motorik atau deksteritas. Harsono (1998 :

172) berpendapat Kelentukan tubuh

merupakan kemampuan untuk mengubah

arah dan posisi tubuh dengan tepat pada

waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan

keseimbangan dan kesadaran akan posisi

tubuhnya.

Kelentukan sebagai suatu komponen

kebugaran fisik, adalah kemampuan dari

suatu individu untuk menggerakkan tubuh

dan bagian-bagiannya di mana lebar bidang

gerakan tanpa merasakan ketegangan pada

artikulasi-artikulasi dan pemasangan-

pemasangan otot. Ketika kita berbicara

tentang kelentukan, tidak terelakkan kita

mendengar istilah seperti: pembelokan

(flexion), yakni yaitu gerakan ruas tubuh

yang menyebabakan pengurangan

(memperkecil) sudut sendi pada sumbu

tranversal/horizontal atau bidang sagital;

perluasan (extension), yakni gerakan ruas

tubuh kearah kebalikan dari flexion yang

menyebabkan penambahan (pembesaran)

sudut sendi; hyperextension, yakni di mana

sudut dari suatu sambungan persendian

diperluas di luar cakupannya yang normal;

persendian ganda , yakni suatu kondisi yang

hampir tidak ada, tetapi meskipun demikian

istilah tersebut digunakan ketika mengacu

pada seseorang dengan kelentukan yang tidak

biasa di dalam posisi-posisi tertentu; dan

akhirnya, musclesboundness (otot tak

berbatas), yakni satu istilah yang digunakan

untuk menguraikan kasus-kasus dari

kekakuan (tak memiliki kelentukan) yakni

ketika seseorang mengalami perkembangan

otot yang bagus sekali.

Dengan mengabaikan bagaimana Anda

menggambarkan atau menguraikannya,

kelentukan menyediakan dimensi-dimensi

lain kinerja yang membiarkan suatu tingkat

kebebasan gerakan dan kesenangan gerakan

yang lebih tinggi digabungkan dengan

beberapa implikasi penting akan keselamatan

yang lebih besar dari cidera. Lebih dari itu,

pengukuran kelentukan menyoroti konsep-

konsep lain yang harus dikenali dengan baik

guna memilih dan memberi penilaian (sore)

test-test yang tersedia

Kelentukan tubuh merupakan salah

satu komponen fisik yang banyak

dipergunakan dalam olahraga. Kelentukan

tubuh pada umumnya didefinisikan

sebagai kemampuan mengubah arah secara

efektif dan cepat, sambil berlari hampir

109

dalam keadaan penuh. Kelentukan tubuh

terjadi karena gerakan tenaga yang ekplosif.

Besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan

dari kontraksi serabut otot. Kecepatan otot

tergantung dari kekuatan dan kontraksi

serabut otot. Kecepatan kontraksi otot

tergantung dari daya rekat serabut-serabut

otot dan kecepatan transmisi impuls saraf.

Kedua hal ini merupakan pembawaan atau

bersifat genetis, atlet tidak dapat

merubahnya (Baley, James A.,1996 :198).

M. Sajoto (1995 : 90) mendefinisikan

Kelentukan tubuh sebagai kemampuan

untuk mengubah arah dalam posisi di

arena tertentu. Seseorang yang mampu

mengubah arah dari posisi ke posisi yang

berbeda dalam kecepatan tinggi dengan

koordinasi gerak yang baik berarti

Kelentukan tubuhnya cukup tinggi.

Sedangkan menurut Dangsina Moeloek dan

Arjadino Tjokro (1994 : 8), Kelentukan

tubuh adalah kemampuan mengubah secara

cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa

gangguan pada keseimbangan.

Mengubah arah gerakan tubuh secara

berulang-ulang seperti halnya lari bolak-

balik memerlukan kontraksi secara

bergantian pada kelompok otot tertentu.

Sebagai contoh saat lari bolak-balik

seorang atlet harus mengurangi kecepatan

pada waktu akan mengubah arah. Untuk itu

otot perentang otot lutut pinggul (knee

ekstensor and hip ekstensor) mengalami

kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini

memperlambat momentum tubuh yang

bergerak ke depan. Kemudian dengan cepat

otot ini memacu tubuh ke arah posisi

yang baru. Gerakan Kelentukan tubuh

menuntut terjadinya pengurangan kecepatan

dan pemacuan momentum secara bergantian.

Rumus momentum adalah massa

dikalikan kecepatan. Massa tubuh seorang

atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat

ditingkatkan melalui pada rogram latihan

dan pengembangan otot. Diantara atlet yang

beratnya sama (massa sama), atlet yang

memiliki otot yang lebih kuat dalam

Kelentukan tubuh akan lebih unggul (Baley,

James A.,1996 : 199). Dari beberapa

pendapat tersebut tentang Kelentukan

tubuh dapat ditarik pengertian bahwa

Kelentukan tubuh adalah kemampuan

seseorang untuk mengubah arah atau

posisi tubuh secara cepat dan efektif di

arena tertentu tanpa kehilangan

keseimbangan. Seseorang dapat

meningkatkan Kelentukan tubuh dengan

meningkatkan kekuatan otot-ototnya.

Kelentukan tubuh biasanya dapat

dilihat dari kemampuan bergerak dengan

cepat, mengubah arah dan posisi,

menghindari benturan antara pemain dan

kemampuan berkelit dari pemain di

lapangan. Kemampuan bergerak mengubah

arah dan posisi tergantung pada situasi dan

kondisi yang dihadapi dalam waktu yang

relatif singkat dan cepat.

Kelentukan tubuh yang dilakukan

oleh atlet atau pemain sepakbola saat

berlatih maupun bertanding tergantung

pula oleh kemampuan mengkoordinasikan

sistem gerak tubuh dengan respon terhadap

situasi dan kondisi yang dihadapi.

Kelentukan tubuh ditentukan oleh faktor

kecepatan bereaksi, kemampuan untuk

menguasai situasi dan mampu

mengendalikan gerakan secara tiba-tiba.

Dari batasan di atas menunjukkan

kesamaan konseptual sehingga dapat

diambil suatu pengertian untuk

menjelaskan pengertian ini. Adapun

yang dimaksudkan dengan Kelentukan tubuh

adalah kemampuan untuk bergerak

mengubah arah dan posisi dengan cepat

dan tepat sehingga memberikan

kemungkinan seseorang untuk melakukan

gerakan ke arah yang berlawanan dan

mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat

dan lebih efisien.

Kegunaan Kelentukan tubuh sangat

penting terutama olahraga beregu dan

memerlukan ketangkasan, khususnya

sepakbola. Suharno HP (1995 :33)

mengatakan kegunaan Kelentukan tubuh

adalah untuk menkoordinasikan gerakan-

gerakan berganda atau stimulan,

mempermudah penguasaan teknik-teknik

tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan

ekonomis serta mempermudah orientasi

terhadap lawan dan lingkungan adalah

sebagaj berikut:

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Kelentukan Tubuh

Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi Kelentukan tubuh

menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino

Tjokro (1994 : 8-9) adalah :

1. Tipe tubuh

Seperti telah dijelaskan dalam pengertian

Kelentukan tubuh bahwa gerakan-gerakan

110

Kelentukan tubuh menuntut terjadinya

pengurangan dan pemacuan tubuh secara

bergantian. Dimana momentum sama

dengan massa dikalikan kecepatan.

Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka

orang yang tergolong mesomorfi dan

mesoektomorfi lebih tangkas dari

sektomorf dan endomorf .

2. Usia

Kelentukan tubuh anak meningkat

sampai kira-kira usia 12 tahun

(memasuki pertumbuhan cepat). Selama

periode tersebut (3 tahun) Kelentukan

tubuh tidak meningkat,bahkan menurun.

Setelah masa pertumbuhan berlalu,

Kelentukan tubuh meningkat lagi secara

mantap sampai anak mencapai maturitas

dan setelah itu menurun kembali.

3. Jenis kelamin

Anak laki-laki menunjukkan

Kelentukan tubuh sedikit lebih baik dari

pada anak wanita sebelum mencapai

usia pubertas. Setelah pubertas

perbedaan tampak lebih mencolok.

4. Berat badan

Berat badan yang berlebihan secara

langsung mengurangi Kelentukan tubuh.

5. Kelelahan

Kelelahan mengurangi ketangkasan

terutama karena menurunnya koordinasi.

Sehubungan dengan hal itu penting untuk

memelihara daya tahan kardiovaskuler

dan otot agar kelelahan tidak mudah

timbul.

d. Sifat Alami Kelentukan tubuh

Kelentukan tidak ada sebagai suatu

karakteristik umum yang tunggal, tetapi

sebagai suatu kemampuan sangat spesifik

kepada setiap persendian dari tubuh. Jadi,

seseorang yang sangat fleksibel dalam

satu gabungan-gabungan, bisa rata-rata di

dalam gabungan yang lain, dan sangat

tidak fleksibel di dalam bagian yang

ketiga. Seperti komponen-komponen lain

dari kebugaran fisik, kelentukan dapat

diperbaiki melalui latihan. Banyak studi-

studi mandiri yang mengungkapkan

perbaikan penting sebagai hasil dari

latihan yang reguler/teratur. Anak-anak,

usia 6 sampai 2, secara umum jadinya

semakin lebih fleksibel tiap tahun sampai

mereka menjangkau masa remaja. Lebih

dari itu, studi dari anak-anak lelaki dan

anak-anak perempuan yang

diperbandingkan berdasarkan usia setuju

bahwa anak-anak perempuan secara

umum lebih fleksibel.

Prosedur latihan kelentukan spesifik

yang disertai metode peregangan statis

dan metode peregangan balistik telah

dipelajari dengan hasil signifikan yang

dilaporkan untuk masing-masing. Meski

tidak ada perbedaan signifikan yang

ditemukan antara kedua metode,

penelitian Riddle menandai masing-

masing metode untuk bersifat superior

terhadap suatu kombinasi keduanya. Di

tahun terakhir, bagaimanapun, pendidik-

pendidik jasmani dan pelatih-pelatih

atletik lebih menyukai metode peregangan

yang statis, mereka mengaku lebih sedikit

kesempatan otot untuk mencair dan

tegang.

1. Kemampuan Teknik Ketepatan Servis

Peranan lompat tegak atau vertikal

jump merupakan salah satu unsur yang

sangat dominan dalam mendukung

permainan sepak takraw, karena hal ini

merupakan koordinasi gerak permainan

yang sangat efektif dan sangat menunjang

keahlian dalam bermain sepak takraw

dalam melakukan smash ataupun blocking

untuk menambah point atau angka.

Sehingga perlu sekali para pemain

diberikan bentuk–bentuk latihan yang

sifatnya dapat meningkatkan daya ledak

pemain. Adapun bentuk latihannya dapat

berupa vertikal jump, plyometrik ataupun

squat jump, agar nantinya dapat terbentuk

power yang sangat bagus.

Menurut Nurhasan (1980 : 23)

menyebutkan bahwa secara operasional

vertikal jump atau lompat tegak lurus

adalah cara untuk mengukur lompatan

tegak tanpa awalan atau mengukur power

tungkai, oleh karena itu lompat tegak

penting untuk dilatihkan disanping faktor

lain yang mendukung dalam pembentukan

power.

Menurut Hadi Basuki (1968 : 4)

menyebutkan bahwa di dalam permainan

sepak takraw lompatan tegak sangat

penting artinya. Karena di dalam

membuat nilai dengan jalan bertahan atau

menyerang maupun berusaha untuk

pindah bola semua pemain di depan net

harus melompat pada waktu melakukan

smash atau blocking.

Berdasarkan dari uraian tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa

111

kemampuan power atau daya ledak sangat

penting bagi para pemain sepak takraw,

mengingat unsur ini sangat mendukung di

dalam melakukan aktivitas gerakan yang

sifatnya mendadak dan perlu dilakukan

gerakan yang secepat mungkin.

Disamping banyak faktor lain yang masih

perlu untuk diperhatikan, misalnya unsur

fleksibilitas, unsur kecepatan bergerak

dan ketepatan mereaksi.

Bila diatas telah dijelaskan tentang

unsur dan peranannya maka selanjutnya

didalam proses melakukan smash atau

blocking, nampaknya perlu

dipertimbangkan masalah tumpuan atau

ketepatan di dalam menumpu, tumpuan

yang baik disaat melakukan smash atau

blockin adalah bila antara datangnya bola

diatas net dengan lompatan baik tanpa

awalan maupun menggunakan awalan

tepat dengan reaksi disaat akan

melakukan smash atau blocking.

Di dalam kemampuan ketepatan

servis terdapat taktik yang harus

dijalankan oleh pemain, menurut Untung

Suharjo (1987 : 147) mengemukakan

bahwa ketepatan atau taktik servis

dibedakan menjadi 4 macam, yaitu

sebagai berikut:

1. Servis ditujukan pada tempat yang

kosong

2. Kalau ada lawan yang membuat block,

servis dibelokkan

3. Ketepatan servis perlu diantisipasi

datangnya dengan ketinggian bola

4. Semua bola dapat diservis sesuai

dengan arah yang dituju.

Servis pada prinsipnya selalu

ditujukan pada tempat yang kosong. Bagi

orang–orang yang tinggi badannya dan

mampu melompat tinggi, maka servis

akan lebih berhasil bila dilakukan agak

tinggi bolanya dan lebih mudah untuk

mengatur dan arah yang dituju. Jadi untuk

mendapatkan nilai yang banyak perlu

adanya strategi permainan, termasuk

dalam melakukan pola – pola

penyerangan dan pola pertahanan

sehingga hal ini akan dapat memotivasi

din pada pemain.

Disamping itu ada juga ahli

berpendapat bahwa Servis adalah suatu

teknik penyajian bola pertama dalam

permainan sepak takraw” (Hengky

Talakua, Pengda Persetasi Jatim ; 1992 :

8)

Adapun jenis-jenis servis dalam

permainan sepak takraw adalah sebagai

berikut:

1. Servis dari bawah (untuk pemula)

2. Servis keras terarah

3. Servis tinggi ke belakang (Servis

Loop)

4. Servis dekat bibir net (servis Drop)

5. Servis Plintir (Servis Screw)

Didalam melakukan servis pada

cabang permainan sepak takraw terdapat

beberapa komponen gerakan. Dengan

demikian yang perlu diperhatikan adalah

sikap pada saat melakukan gerak kerja,

Gerak kerja servis permainan sepak

takraw, terdiri dari:

1. Tekong berada pada posisinya yaitu

salah satu kaki berada dalam lingkaran

dan satu kaki lagi berada di luar

lingkaran.

2. Berat badan berada pada kaki tumpuan

(kaki kanan atau kiri)

3. Salah satu tangan diangkat ke depan

sebagai arahan permintaan bola.

4. Togok badan lurus menghadap ke

depan kearah pelambung bola.

5. Bola dilambungkan oleh apit sesuai

dengan permiritaan tekong

6. Pada saat bola sudah dilambungkan

(inplay) tekong mengayunkan kaki

yang di luar lingkaran ke arah bola

untuk menyepak kearah sasaran yang

diinginkan di daerah lapangan lawan.

Untuk memperoleh gerak kerja

servis sepak takraw yang optimal, kita

harus memperhatikan tahap – tahap awal

atau cara berlatih servis yang baik seperti

tersebut diatas dan hal tersebut dilakukan

berulang kali sehingga pemain itu mahir.

Gambar 2.1. Tehnik Dasar Servis

4. Hubungan Kelentukan Tubuh dengan

Teknik Ketepatan Servis

Diatas telah peneliti jelaskan

bahwa faktor kelentukan atau fleksibilitas

tubuh sangat diperlukan sekali bagi

112

seorang pemain sepak takraw yang handal

atau mahir, dikarenakan terlalu

kompleknya gerakan koordinatif mulai

dari gerakan kaki sampai kepala.

Sehingga seorang pemain yang

mempunyai fleksibilitas tubuh yang

optimal disertai dengan latihan – latihan

yang rutin, kontinyu berkesinambungan

serta tidak mudah putus asa dapat

dipastikan pemain tersebut dalam

melakukan servis bola akan selalu tepat

sesuai dengan yang diinginkan.

Selanjutnya dikatakan bahwa

unsur– unsur dasar bagi suatu olahraga

permainan agar berprestasi baik di tingkat

lokal, nasional maupun dunia harus

meliputi:

1. Faktor kondisi fisik, terutama

kecepatan, fleksibilitas, daya tahan,

tenaga lompatan dan tujuan akhir yang

diarahkan kepada ketrampilan.

2. Faktor teknik, sikap awalan menerima

umpan teknik, tendangan (tekong) dan

penempatan bola pada daerah yang

dituju.

Selanjutnya dalam upaya

mendapatkan hasil ketepatan bola pada

sasaran tentunya perlu dukungan sikap

koorinatif tubuh yang baik. Menurut

Hossek, (1982) menyebutkan ada 3

macam prinsip kecepatan dalam

rnendukung olahraga permainan yaitu:

1. Kecepatan sprint, yaitu merupakan

kemampuan organisme untuk bergerak

ke depan dengan cepat.

2. Kecepatan reaksi, yaitu merupakan

kecepatan menjawab suatu rangsangan

dengan cepat rangsangan itu bisa

berupa suara atau pendengaran.

3. Kecepatan sprint merupakan

kemampuan organisme untuk bergerak

ke depan dengan cepat, kecepatan ini

ditentukan oleh kekuatan otot dan

persendian.

Kecepatan reaksi merupakan

kecepatan menjawab suatu rangsangan

dengan cepat, rangsangan itu berupa suara

atau pendengaran, kecepatan ini

ditentukan oleh iritabilitas susunan syaraf,

daya orientasi situasi dan ketajaman panca

indera.

Kecepatan bergerak merupakan

kecepatan mengubah arah dalam gerakan

yang utuh, kecepatan ini ditentukan oleh

kekuatan otot, daya ledak, daya

koordinasi gerakan, kelincahan dan

keseimbangan.

Adapun Alat Pengukur

Fleksibilitas Tubuh adalah

sebagai berikut:

1. Fleksibilitas Tubuh

a. Alat-alat

- Fleksimeter

- Bangku/mistar dengan ukuran

tinggi 50 cm.

- Buku catatan nilai

data/rekapitulasi data.

Gambar 2.2 : Alat Pengukur

Fleksibilitas Tubuh

b. Pelaksanaan:

Pada masing-masing orang

coba melaksanakan tes

kelenturan 2 kali berturut –

turut secara bergantian.

1) Peserta tidak memakai alas

kaki.

2) Feserta berdiri dengan kaki

lurus.

3) Lutut bagian belakang lurus

(tidak boleh ditekuk)

4) Pelan-pelan bungkukkan

badan dengan posisi tangan

lurus ke bawah menyentuh

mistar skala sejauh

mungkin, sikap mi

dipertahankan selama 3

detik.

Gambar 2.3 : Latihan Kelenturan Tubuh

c. Hasil

1) Yang diukur adalah tanda

bekas jari yang tampak

pada mistar skala.

113

2) Hasil yang dicatat adalah

angka skala yang dapat

dicapai oleh kedva ujung

jan yang terjauh.

2. Kemampuan Servis Bola

a. Alat – alat

1) Lapangan sepak takraw

2) Bola takraw

3) Kapur

4) Peluit

5) Alat tulis / score sheet

6) Buku catatan nilai

data/rekapitulasi

b. Pelaksanaan

Siswa melakukan servis bola

sebanyak 5 kali dengan

dibantu pengumpan (apit) guna

mendapatkan hasil servis yang

baik dan penempatan bola

yang sesuai dengan keinginan

server/tekong. Selanjutnya dari

ke 5 servis tersebut akan

diambil nilai yang terbaik

sesuai dengan jatuhnya bola

dan pelaksanaannya dilakukan

secara perorangan bergantian

sampai pada urutan orang coba

terakhir.

Nilai / score Hasil yang

digunakan dalam penelitian

diambil nilai yang terbaik

sesuai dengan penempatan

bola yang dinyatakan syah

oleh peneliti.

Adapun peraturan dalam

permainan sepak takraw

adalah sebagai berikut :

a. Lapangan

Permainan sepak takraw

dimainkan dilapangan yang

berukuran 13, 40 meter 6,10 m

yang dibagi oleh garis dan net

(jarring) setinggi 1,55 meter dan

lebar 72 cm, dan lubang jarring

sekitar 4-5 cm. bola yang

dimainkan terbuat Dario fiber

yang anyam dengan lingkaran

antara 41-43 cm.

b. Pemain

Jumlah pemain dalam

lapangan permainan sebanyak

tiga orang setiap regu dan

ditambah 2 orang sebagai pemain

cadangan.

B. METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Adalah data yang dinyatakan dalam

bentuk angka-angka, atau data

kualitatif yang diangkakan dengan

perhitungan statistik, Data

kuantitatif dalam penelitian ini

adalah data hasil tes perbuatan yang

diperoleh dari sampel penelitian.

b. Data Kualitatif

Adalah data yang tidak dapat

diukur dengan angka-angka, tetapi

dapat dikemukakan dengan

penjelasan serta pernyataan. Data

kualitatif dalam penelitian ini

adalah data jumlah murid putra.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Adalah data yang diperoleh secara

langsung pada tempat penelitian,

yaitu data lapangan yang dalam hal

ini sumbernya adalah data yang

diperoleh langsung dari sampel

penelitian.

b. Data Sekunder

Adalah data pendukung, yaitu data

yang diperoleh dari berbagai

dokumen atau sumber tertulis

lainnya yang berkaitan dengan

subyek penelitian ini seperti data

jumlah siswa putera kelas VIII

SMP Negeri . Sumber data

sekunder yaitu buku induk siswa

kelas VIII SMP Negeri 7 Donggo

Satu Atap Kabupaten Bima tahun

pelajaran 2012/2013.

Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Dalam buku metode penelitian

dijelaskan bahwa, populasi adalah

keseluruhan subyek yang mempunyai

kualitas serta cirri-ciri tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.(Sugiyono, 1999).

Sedangkan ahli lain mengatakan

bahwa Populasi adalah seluruh

penduduk yang dimaksud untuk

diselidiki (Hadi, 2002).

Berdasarkan beberapa

pendapat diatas, bahwa yang dimaksud

dengan Populasi adalah keseluruhan

114

objek penelitian (Arikunto, 2006 :

130). Sedangkan ahli lain mengatakan

bahwa Populasi adalah sebagai seluruh

individu yang menjadi subjek

penelitian (Netra, 1979). Berdasarkan

kedua pendapat diatas, bahwa yang

dimaksud dengan Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian yang

digunakan sebagai sasaran penelitian.

Jadi yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah siswa putra Kelas

VIII SMP Negeri 7 Donggo Satu Atap

Kabupaten Bima yang berjumlah 59

orang siswa. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel.3.1. Populasi dan Sampel

Penelitian

No Kelas Populas

i

Sampel/Putr

a

1 VIII A 29 14

2 VIII B 30 16

Jumla

h

59 30

Sumber : Data SMP Negeri 7

Donggo Satu Atap Kabupaten Bima 2013

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari

populasi yang diteliti (Nurul Zuriah,

2006 : 119). Sedangkan menurut ahli

lain mengatakan bahwa sampel

adalah sebagian atau wakil populasi

yang di teliti. (Arikunto, 2006 : 131).

Untuk menyederhanakan

didalam mengolah data, maka dalam

penelitian penulis tidak langsung

meneliti seluruh populasi, melainkan

menggunakan sebagian dari populasi

yaitu “Sampel”.

Sedangkan tehnik

pengambilan sampel yang digunakan

adalah tehnik “Proportional Random

Sampling” Dengan cara undian,

maksudnya adalah pengambilan

anggota sampel yang dilakukan

apabila populasinya terdiri dari sub-

sub populasi yaitu kelas VIIIa, VIIIb,

pada SMPN 7 Donggo Satap

Kabupaten Bima tahun pelajaran

2012/2013

Sedangkan besar kecilnya sub

sampel mengikuti perbandingan sub

populasi, dan individu-individu yang

ditugaskan dalam tiap-tiap sub

populasi diambil secara random

sampling dan sub populasinya.

Kemudian individu yang berhak

menjadi anggota sampel adalah

individu-individu yang namanya

dimenangkan dalam undian masing-

masing kelas.

Selanjutnya untuk menentukan

ukuran yang akan diambil dari

populasi dipergunakan pendapat

yang menyatakan : Untuk sekedar

ancar-ancar maka, apabila jumlah

subyeknya kurang dari 100 orang,

maka sebaiknya di ambil seluruhnya

sehingga penelitian merupakan

penelitian populasi, selanjutnya jika

subyeknya lebih besar dari 100 orang

maka dapat di ambil 10% sampai

dengan 15% atau 20% sampai

dengan 25% atau lebih (Arikunto,

1980 :20).

Sehubungan dengan hal

tersebut di atas, maka yang menjadi

sampel adalah sebanyak 30 orang

Siswa Putra Kelas VIII SMPN 7

Donggo Satap Kabupaten Bima

tahun pelajaran 2012/2013.

Tehnik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian ilmiah,

metode pengumpulan data adalah cara

yang ditempuh oleh peneliti dalam

usaha mempeoleh data yang selengkap-

lengkapnya. Dengan memperoleh data

seorang peneliti dapat mengetahui hal-

hal yang dapat membantu dalam proses

penelitian.

Adapun metode pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Metode Dokumentasi

1. Pengertian metode dokumentasi

Dalam buku Metodologi

Penelitian dijelaskan bahwa:

“Metode dokumentasi adalah suatu

cara untuk memperoleh data dengan

jalan mengumpulkan segala macam

dokumen serta mengadakan

pencatatan yang sistimatis” (Yousda,

1993:77). Sedangkan ahli lain

mengatakan bahwa: “Metode

dokumentasi adalah suatu cara untuk

mencari data atau hal-hal yang

berupa catatan transkrip”(Margono,

115

1997 : 117). Sehubungan dengan

penelitian ini, metode dokumentasi

digunakan sebagai metode bantu

untuk mengetahui data tentang

jumlah dan nama-nama siswa putra

SMP 7 Donggo Satu Atap Kabupaten

Bima Tahun pelajaran 2012/2013.

2. Jenis-jenis metode dokumentasi

Dalam buku Metodologi

Research dijelaskan bahwa: “Jenis-

jenis dokumentasi adalah bisa

berbentuk tulisan-tulisan, karangan-

karangan, bulletin, lembaran, absen,

raport dan sebagainya” (Nazir, 2001 :

52). Dalam penelitian ini, jenis

dokumentasi yang diperlukan adalah

berupa absensi/daftar hadir siswa

siswa putra SMP 7 Donggo Satu

Atap Kabupaten Bima Tahun

pelajaran 2012/2013.

2. Metode Test

1. Pengertian metode test

Dalam buku Evaluasi

Pendidikan dijelaskan bahwa: “Test

adalah alat pengumpulan data yang

berbentuk suruhan-suruhan yang

harus dilaksanakan oleh subyek

penelitian” (Indrakusuma, 1998 :

28). Ahli lain mengatakan bahwa:

“Test adalah suatu cara untuk

mengadakan penilaian terhadap suatu

subyek ataupun obyek-obyek tertentu

untuk mendapatkan data secara cepat

dan tepat” (Arikunto, 1992 : 44).

Dari kedua pendapat

tersebut, maka yang dimaksud

dengan test adalah suatu alat

pengumpulan data yang berbentuk

suruhan-suruhan yang harus

dilaksanakan oleh subyek penelitian

guna mengadakan penilaian untuk

mendapatkan data secara cepat dan

tepat.

2. Jenis-jenis metode test

Dalam buku Proses Belajar

Mengajar dijelaskan bahwa: “Test

dapat dibedakan menjadi tiga macam

yakni: (a) Test lisan; test yang

dilaksanakan secara lisan, (b) Test

perbuatan; test yang berhubungan

dengan kemampuan siswa dalam

melakukan tindakan/perbuatan dan

(c) Test tulisan; test yang dilakukan

secara tertulis baik itemnya maupun

jawabannya” (Azhar, 1993 : 25).

Dalam penelitian ini

menggunakan jenis metode test

perbuatan, untuk mengukur

fleksibilitas tubuh terhadap

kemampuan teknik service yang tepat

pada permainan Sepak Takraw siswa

putra SMP 7 Donggo Satu Atap

Kabupaten Bima Tahun pelajaran

2012/2013.

Tehnik Analisis Data

Analisa data merupakan suatu

cara yang diperoleh dari tes dan

pengumpulan data, setelah terkumpul

kemudian diadakan analisa data untuk

memperoleh kesimpulan hasil penelitian

yang dilaksanakan dalam penelitian ini,

diperlukan metode analisa statistic

dengan perhitungan angka–angka yang

diperoleh berdasarkan hasil tes

kelenturan tubuh dan tes kemampuan

servis bola sepak takraw, yaitu dengan

menggunakan rumus korelasi product

moment sebagai berikut (Arikunto, 2010)

:

Keterangan:

yxr = Koefisien korelasi antara

variabel x dan variabel y

xy = Perkalian antara variabel x

dengan variabel y

x = jumlah nilai dari variabel x

y = Jumlah nilai dari variabel y

N = Jumlah sampel

Adapun yang ditempuh dalam

menganalisa data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

6. Merumuskan hipotesis (Ho)

7. Menyusun tabel kerja

8. Memasukan data kedalam rumus

9. Menguji nilai product moment

10. Menarik kesimpulan analisis.

Definisi Operasional Variabel

Adapun varibel dalam penelitian ini dapat

didefinisikan sebagai berikut:

a. Fleksibilitas tubuh adalah kelenturan

tubuh seseorang dalam

menyesuaiankan diri pada saat

melakukan servis yang ditandai

dengan tingkat fleksibilitas persendian,

liganen dan tendo disekitar persendian

116

dalam melaksanakan gerak yang

seluas–luasnya pada seluruh tubuh.

b. Kemampuan servis bola suatu hasil

atau ketepatan yang didapat seseorang

dalam melakukan servis bola takraw

sesuai dengan target yang menjadi

tujuan

B. HASIL PENELITIAN

Tabel 4.2. Data Hasil tes Tentang

Fleksibilitas tubuh Dengan Kemampuan

Servis Bola Cabang Sepak Takraw Pada

Siswa Putra kelas VIII SMP Negeri 7

Donggo Satu Atap Kabupaten Bima tahun

pelajaran 2012/2013. No Nama Siswa Fleksibilitas

tubuh (X)

Kemampuan

Servis ( Y)

1 Yohanes Ade

Putra

10 6

2 Saiful 6 6

3 Siprianus

Kota

6 2

4 Robertus 6 9

5 Petrus Andi 9 7

6 Natalius Jimi 9 3

7 Martinus

Govinda

11 5

8 Kristianus

David

11 4

9 Abdul Iron 9,5 11

10 Dominjkus

Dodi

9,5 8

11 Albertus

Dandi

9,5 10

12 Gregorius

Barus

10,5 12

13 Fransiskus 10,5 7

14 Maspri Junior 10,5 9

15 Yohanes

Irwanus

10 6

16 Ahmad

Rdwan

10 8

17 Abubakar

Jamal

10 10

18 Armansyah 10 6

19 Firmansyah 10 11

20 Muhtar 11 12

21 Ilham Jamil 11 9

22 Samsudin 9 7

23 Yakub 9 8 24 Haeruddin 9 10

25 Kasman 6 6

26 Irwan Husen 6 9

27 Idris 6 6

28 Dahlan 10 10

29 Burhan 6 2

30 Faisal 6 2

Sumber : Data Primer diolah

Dari tabel 4.2 di atas dapat

lihat tentang hipotesis Korelasi

yang signifikan antara fleksibilitas

tubuh yang menjadi Variabel (X) dan

kemampuan teknik service yang

tepat Variabel (Y) pada permainan

sepak takraw siswa putra kelas

VIII SMPN 7 Donggo Satap

Kabupaten Bima tahun pelajaran

2012/2013 dapat dilhat pada tabel

4.3 dibawah ini. Tabel 4.3. Tabel Kerja Koefisien Korelasi

Antara Variabel Kelenturan

Tubuh (X) Dengan Kemampuan Servis

Bola Sepak Takraw (Y) Pada Siswa Putra

kelas VIII SMP Negeri 7 Donggo Satu

Atap Kabupaten Bima tahun pelajaran

2012/2013.

N

o

Fleksibili

tas tubuh

(X)

Kemampu

an Servis

( Y)

X2 Y2 XY

1 10 6 100 36 60

2 6 6 36 36 36

3 6 2 36 4 12

4 6 9 36 81 54

5 9 7 81 49 63

6 9 3 81 9 27

7 11 5 121 25 55

8 11 4 121 16 44

9 9,5 11 90,2

5

121 104,

5

10 9,5 8 90,2

5

64 76

11 9,5 10 90,2

5

100 95

12 10,5 12 110,

25

144 126

13 10,5 7 110,

25

49 73,5

14 10,5 9 110,

25

81 94,5

15 10 6 100 36 60

16 10 8 100 64 80

17 10 10 100 100 100

18 10 6 100 36 60

19 10 11 100 121 110

20 11 12 121 144 132

21 11 9 121 81 99

22 9 7 81 49 63

23 9 8 81 64 72

24 9 10 81 100 90

25 6 6 36 36 36

26 6 9 36 81 54

27 6 6 36 36 36

28 10 10 100 100 100

29 6 2 36 4 12

30 6 2 36 4 12

267 221 2478

,5

187

1

2036

,5

Sumber : Data Primer diolah

c. Memasukan kedalam Rumus

Langkah-langkah perhitungan data

pada tabel diatas adalah sebagai berikut:

7. Menjumlahkan subyek

penelitian/sampel penelitian

(kolom1), diperoleh N=30

8. Menjumlahkan skor X (kolom 2),

diperoleh X = 267

9. Menjumlahkan skor Y (kolom 3),

diperoleh Y = 221

117

10. Menjumlahkan kuadrat skor X

(kolom 5), diperoleh X2 = 2478,5

11. Menjumlahkan kuadrat skor Y

(kolom 6), diperoleh Y2 = 1871

12. Menjumlahkan hasil perkalian skor x

dengan skor Y (kolom 4), diperoleh

2036,5.

Adapun rumus yang digunakan untuk

menguji hipotesis dalam penelitian ini

adalah rumus Product Moment angka

kasar seperti yang disajikan berikut:

Setelah melakukan analisa terhadap

data mentah hasil penelitian untuk mencari

koefisien nilai tiap variabel, maka tahap

selanjutnya adalah memasukan koefisien

nilai tiap variabel tersebut kedalam rumus

dalam rangka pembuatan hipotesis yang telah

diajukan pada bab sebelumnya.

Adapun rumus yang digunakan untuk

menguji hipotesi dalam penelitian ini adalah

rumus korelasi produc moment angka kasar

seperti yang disajikan berikut:

Keterangan

N atau = 30 X2 = 2478,5

X = 267 Y2 = 1871

Y = 221 XY = 2036,5

Setelah hasil dan tiap - tiap variabel

didapat kemudian dimasukkan ke dalam

rumus untuk mencari korelasi produk

moment menurut sugiyona, 2009 sebagai

berikut:

})(.()(.{(

)(

2222 yyNxxN

yxxyNyxr

22 221)1871.30(.267)5,2478.30(

221.267)5,2036.30(

yxr

)4884156130(.)7128974355(

5900761095

7289.3066

2088

22348274

2088

37,4727

2088

442,0

Dari hasil dengan menggunakan

rumus rxy, diperoleh nilai rxy hitung

besar 0,442 sedangkan besarnya r tabel

dengan taraf signifikan 5% dengan N

sebesar 30 menunjukkan angka 0,442

dengan demikian nilai rxy. Jadi hipotesi

nihilnya ditolak dan hipotesis

alternatifnya diterima bahwa Korelasi

yang signifikan antara fleksibilitas tubuh

terhadap kemampuan teknik service

yang tepat pada permainan sepak takraw

siswa putra kelas VIII SMPN 7 Donggo

Satap Kabupaten Bima tahun pelajaran

2012/2013.

d. Pengujian Hipotesis/Analisa

Signifikan

Dalam penelitian ini data

yang digunakan adalah data yang

menggunakan statistic. Adapun

rumusan hipotesis alternative (Ha)

yang diajukan adalah: “Diduga ada

Korelasi yang signifikan antara

fleksibilitas tubuh terhadap

kemampuan teknik service yang tepat

pada permainan sepak takraw siswa

putra kelas VIII SMPN 7 Donggo

Satap Kabupaten Bima tahun

pelajaran 2012/2013”.

Teknik pengujian hipotesis

yang digunakan adalah analisis

statistik korelasi Product Moment

untuk mengetahui Korelasi yang

signifikan antara fleksibilitas tubuh

terhadap kemampuan teknik service

yang tepat pada permainan sepak

takraw siswa putra kelas VIII SMPN

7 Donggo Satap Kabupaten Bima

tahun pelajaran 2012/2013, maka

digunakan uji t dengan rumus

sebagai berikut.

21

2

r

nrt

2442,01

230442,0

t

0,746

5,291 x 0,442t

118

0,746

2.338t

134,3t

Dari analisis statistik diperoleh t

hitung = 3,134 dan dibandingkan dengan

harga r tabel dengan (N = 30 – 2 = 28)

dengan taraf kepercayaan 0.05% adalah

1,701.

Berdasarkan perhitungan tersebut,

ternyata r hitung lebih besar dari t tabel

(3,134 > 1,701), dengan demikian Ho ditolak

dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah

hipotesis Ha menyatakan bahwa ada Korelasi

yang signifikan antara fleksibilitas tubuh

terhadap kemampuan teknik service yang

tepat pada permainan sepak takraw siswa

putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap

Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013

diterima.

Dengan hasil analisis data yang

signifikan, maka dengan dasar ini Hipotesis

ini (H0) di tolak dan Hipotesis Alternatif (Ha)

di terima.

Berdasarkan uraian di atas peneliti

berkesimpulan bahwa “ada Korelasi yang

signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap

kemampuan teknik service yang tepat pada

permainan sepak takraw siswa putra kelas

VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten

Bima tahun pelajaran 2012/2013”.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil

analisis data yang dilakukan maka dapat

dijelaskan bahwa ada Korelasi yang

signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap

kemampuan teknik service yang tepat pada

permainan sepak takraw siswa putra kelas

VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten

Bima tahun pelajaran 2012/2013.

Dalam analisa data, dapat diketahui

ada Korelasi yang signifikan antara

fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan

teknik service yang tepat pada permainan

sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7

Donggo Satap Kabupaten Bima tahun

pelajaran 2012/2013. Hubungan ini

dibuktikan dari hasil perhitungan t-hitung

product moment lebih besar dari nilai t-tabel

yaitu (3,134 > 1,701), pada taraf signifikan

5%. Sehingga ditarik suatu kesimpulan

bahwa ada Korelasi yang signifikan antara

fleksibilitas tubuh terhadap kemampuan

teknik service yang tepat pada permainan

sepak takraw siswa putra kelas VIII SMPN 7

Donggo Satap Kabupaten Bima tahun

pelajaran 2012/2013. Sehingga Hipotesis

yang berbunyi “Diduga ada Korelasi yang

signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap

kemampuan teknik service yang tepat pada

permainan sepak takraw siswa putra kelas

VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten

Bima tahun pelajaran 2012/2013, terbukti

diterima”.

D. PENUTUP

Berdasarkan dari hasil pengumpulan

data yang kemudian diolah secara statistik

dengan menggunakan jasa komputer, maka

kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ada Korelasi yang signifikan

antara fleksibilitas tubuh terhadap

kemampuan teknik service yang tepat pada

permainan sepak takraw siswa putra kelas

VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten

Bima tahun pelajaran 2012/2013.

Dari analisis statistik diperoleh t

hitung = 3,134 dan dibandingkan dengan

harga r tabel dengan (N = 30 – 2 = 28)

dengan taraf kepercayaan 0.05% adalah

1,701.

Berdasarkan perhitungan tersebut,

ternyata r hitung lebih besar dari t tabel

(3,134 > 1,701), dengan demikian Ho ditolak

dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya adalah

hipotesis Ha menyatakan bahwa ada Korelasi

yang signifikan antara fleksibilitas tubuh

terhadap kemampuan teknik service yang

tepat pada permainan sepak takraw siswa

putra kelas VIII SMPN 7 Donggo Satap

Kabupaten Bima tahun pelajaran 2012/2013

diterima.

Dengan hasil analisis data yang

signifikan, maka dengan dasar ini Hipotesis

ini (H0) di tolak dan Hipotesis Alternatif (Ha)

di terima.

Berdasarkan uraian di atas peneliti

berkesimpulan bahwa “ada Korelasi yang

signifikan antara fleksibilitas tubuh terhadap

kemampuan teknik service yang tepat pada

permainan sepak takraw siswa putra kelas

VIII SMPN 7 Donggo Satap Kabupaten

Bima tahun pelajaran 2012/2013”.

DAFTAR PUSTAKA

119

Amiruddin, U, 1993, Teori dan Praktek

Sepaktakraw. Jakarta, Kantor

Menpora.

Bahar Asril, 1997, Teknik Dasar dan Teknik

Khusus. Padang, FPOK IKIP

Padang.

Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah, 1998, Buku

Pedoman Pemandu Bakat Olahraga.

Jakarta.

GBHN, 1993, TAP - TAP MPR

NO.II/MPR/1993 Pidato

Pertanggung jawaban

Presiden/Mandataris. Jakarta,

Dirjen Dikti.

Handoko, (Saduran dan Jarver), 1982,

Belajar dan Berlatih Atletik,

Bandung. Penerbit Pioner.

Hadi, Sutrisno, 1984, Statistik 2. Yogyakarta,

Fakultas Psikologi Universitas

Gadjah Mada.

Jonath, U./Haag., E/ Krempel., R., Atletik I,

Teknik, Taktik dan Latihan.

Jakarta, Penerbit PT. Rosda Jaya

Putra.

Moktar, 1995, Sejarah dan Perkernbangan

Sepaktakraw. Kanwil Depdikbud

Prop. Jatim.

Majalah Sepaktakraw, 1997, Jakarta,

PERSETASI (Persatuan

Sepaktakraw Seluruh Indonesia)

Noer A. Hamidsyah, Dkk, 1993, Kepelatihan

Dasar. Jakarta, Depdikbud.

Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1996,

Ketahuilan Tingkat Kesegaran

Jasniani Anda. Jakarta, Depdikbud.

Sajoto, M, 1998, Peningkatan Dan

Pernbinaan Kekuatan Kondisi Fisik

Dalam Olahraga. Semarang, Dahara

Prize.

PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMPTERHADAP TINGGI LOMPATAN

SMASHDALAM PERMAINAN BOLA VOLLY PADA SISWA PUTRA

KELAS VIII SMP NEGERI 14 KOTA BIMA TAHUN PELAJARAN

2013/2014

Drs. JASMAN M. TAHIR&AMIRUDDIN

ABSTRAK

Kata- kata kunci : Latihan Squat Jump, Tinggi Lompatan Smash.

Permasalahan yang di angkat dalam penelitian ini apakah ada pengaruh

latihan squat jump terhadap tinggi lompatan smash dalam permainan bola volley

sehingga dapat diketahui ada tidaknya pengaruh dari latihan squat jump terhadap

tinggi lompatan smash dalam permainan bola volley.

Rencana penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 14 Kota Bima. Adapun

jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen karena dalam

penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya akibat setelah subjek atau siswa

dikenai perlakuan yaitu melakukan latihan squat jump dan tes tinggi lompatan

smash dalam permainan bola volley. Sumber data yang digunakan yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berkaitan dengan latihan

squat jumpdan tes tinggi lompatan smash dalam permainan bola volly, yang

sumbernya subjek atau siswa, Sedangkan data sekunder yaitu data untuk

memperoleh tentang populasi, sumbernya adalah daftar atau buku absensi siswa.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode dokumenter untuk

mencatat nama-nama siswa putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima sebagai

metode penunjang, sedangkan metode test perbuatan sebagai metode pokok

digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur dan mengetahui hasil yang baik

antara latihan squat jumpdan tes tinggi lompatan smash dalam permainan bola

volly.

Metode analisis data dengan menggunakan rumus regresi linear

sederhana dan product moment, hasil analisis data dengan menggunakan rumus

tersebut diperoleh nilai r-hitung lebih besar daripada r-tabel pada taraf signifikasi

5% yakni 0,575 > 0,444 yang berarti signifikan dan diketahui pula persamaan

regresinya Y=3,987 + 0271 X. Berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak, dan hipotesis

alternative (Ha) diterima yang berbunyi “ ada pengaruh latihan squat jump

terhadap tinggi lompatan smash dalam permainan bola volley pada siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.

A. PENDAHULUAN

Untuk peningkatan

kemampuan dan keterampilan

jasmani atau prestasi pada setiap

cabang olahraga, diperlukan

pembinaan yang berkelanjutan,

sistematis dan kesinambungan serta

didukung dengan sarana dan

prasarana yang memadai. Akan

tetapidaerah belum tersedia sarana

dan prasarana yang memadai

sehingga dituntut pemikiran yang

kreatif, untuk menciptakan dan

mengembangkan bentuk-bentuk

latihan yang sederhana tapi

bermanfaat bagi komponen yang

dilatihkan.

Permainan bola volly adalah

olahraga beregu yang dimainkan oleh

dua regu yang masing-masing regu

terdiri dari 6 orang pemain di

lapangan permainan yang berukuran

18 m x 9 m.Lapangan dibagi dua

bagian yang sama oleh sebuah garis

tengah yang di atasnya dibentangkan

net dengan ukuran tertentu (Suharno

HP, 1983 : 1).Permainan bola volly

sangat digemari oleh masyarakat

terbukti bahwa di sekolah-sekolah, di

kantor-kantor, di kampung-kampung

permainan ini dimainkan.

Kita ketahui bahwa permainan

bola volly merupakan cabang

olahraga permainan yang selalu

dipertandingkan dalam setiap

kejuaraan baik di daerah, nasional

maupun internasional, tetapi sampai

saat ini atlit kita khususnya dalam

permainan bola volly belum

menunjukkan hasil yang

memuaskan.Yang patut menjadi

permasalahan yaitu : mengapa kita

belum berprestasi yang maksimal

padahal kita memiliki bibit-bibit

yang potensial terutama pada cabang

olahraga bola volly.

Menurut pendapat penyusun

bahwa kemampuan

melakukansmashdengan tepat adalah

hal yang harus mendapatkan

perhatian bagi setiap atlit terutama

dalam upaya membina dan

menumbuhkan atlit-atlit yang

berbakat dalam cabang olahraga bola

volly, maka perlu untuk diadakan

penelitian guna memproleh data yang

akurat tentang pengaruh latihan squat

jump terhadap tinggi lompatan

smashdalampermainan bola volly

pada siswa kelas VIII SMP Negeri

14 Kota Bima Tahun Pelajaran 2013

/ 2014.

KAJIAN TEORI

1. Definisi Permainan Bola volly

Permainan bola volly

menggunakan peraturan yang

dihasilkan dari perkembangan

permainan itu sendiri. dimulai

sebelum terbentuknya FIVB sampai

berdiri FIVB. dalam proses

perkembangan tersebut pasti

mempunyai prinsip-prinsip yang

tidak boleh ditinggalkan agar tujuan

bersama dapat tercapai.

Adapun prinsip-prinsip yang

perlu dipahami dalam perkembangan

bola volly adalah sebagai berikut:

1. Memukul bola diudara melewati

jaring net agar jauh dilapangan

lawan untuk mencari kemenangan

(Suharno, 1985).

2. Memukul bola dan memantulkan

bola diudara dengan

mempergunakan seluruh bagian

anggota tubuh serta bersih

pemantulannya (PP.PBVSI,2005).

3. Satu regu 6 orang paling banyak

melakukan permainan atau

memainkan bola dilapangan

sendiri 3 kali, dengan ketentuan

setiap pemain tidak boleh

memainkan bola diudara 2 kali

berturut-turut (Suharno, 1985)

4. Sajian bola pertama (Servis) harus

dlakukan didaerah belakang batas

panjang lapangan bola volly

(Syarifuddin, 1979)

5. Untuk mencari kemenangan

dalam suatu set setiap regu

berusaha paling dulu mencapai

nilai 25, bila terjadi deuce, harus

mencari selisih dua setelah terjadi

24 sama yaitu 24-26, 25-27 dan

seterusnya, kecuali pada set

kelima apabila terjadi

perpanjangan permainan misalnya

dengan stand 2-2, maka pada set

kelima setiap regu berusaha

mencari poin 15 paling dulu

sehingga regu tersebut dinyatakan

memenangkan pertandingan. bila

terjadi nilai sama atau deuce yaitu

14-16, 15-17 dan seterusnya

(PP.PBVSI, 2005)

6. Mengingat pemain berjumlah 6

orang jelaslah bahwa prinsip kerja

sama antar pemain mutlak

diperlukan (Suharno, 1985)

7. Bermain bola volly harus

mendatangkan kesenangan bagi

tiap-tiap individu (PP.PBVSI,

2005)

2. Sejarah Permainan Bola volly

Permainan bola volly

diciptakan oleh William B Morgan

pada tahun 1895 di Holyoke

(Amerika bagian timur).William B

Morgan adalah seorang pembina

pendidikan jasmani pada Young Men

Christian Association (YMCA).

Permainanbola volly di

Amerika sangat cepat

perkembangannya, sehingga tahun

1933 YMCA mengadakan kejuaraan

bola volly nasional.

Kemudian permainan bola

volly ini menyebar ke seluruh

dunia.Pada tahun 1974 pertama kali

permainan bola volly

dipertandingkan di Polandia dengan

peserta yang cukup banyak. Maka

pada tahun 1948 didirikan Federasi

Bola volly Internasional atau

International Volly Ball Federation

(IVBF) yang waktu itu

beranggotakan 15 negara dan

berkedudukan di Paris.

Permainan bola volly sangat

cepat perkembangannya, antara lain

disebabkan oleh :

1. Permainan bola volly tidak

memerlukan lapangan yang luas.

2. Mudah dimainkan.

3. Alat-alat yang digunakan untuk

bermain sangat sederhana.

4. Permainan ini sangat

menyenangkan.

5. Kemungkinan terjadinya

kecelakaan sangat kecil.

6. Dapat dimainkan di alam bebas

maupun di ruang tertutup.

7. Dapat dimainkan oleh banyak

orang.

Permainan bola volly masuk ke

Indonesia pada waktu penjajahan

Belanda (sesudah tahun

1928).Perkembangan permainan bola

volly di Indonesia sangat cepat.Hal

ini terbukti pada Pekan Olahraga

Nasional (PON) ke 2 tahun 1952 di

Jakarta.Sampai sekarang permainan

bola volly termasuk salah satu

cabang olahraga yang resmi

dipertandingkan.

Pada tahun 1955 tepatnya

tanggal 22 Januari didirikan

Organisasi Bola volly Seluruh

Indonesia (PBSI) dengan ketuanya

W.J. Latumeten. Setelah adanya

induk organisasi bola volly ini, maka

pada tanggal 28 sampai 30 mei 1955

diadakan kongres dan kejuaraan

nasional yang pertama di Jakarta.

Dengan melihat perkembangan

permainan bola volly yang begitu

pesat sangatlah tepat bila pemerintah

memilih permainan bola volly

sebagai olahraga pendidikan di

sekolah-sekolah.Hanya pada

umumnya permainan bola volly

sedikit mengalami kesulitan di dalam

memperkenalkan pada anak-anak

didik. Kesulitan ini terletak pada

gerak dasar permainan bola volly

3. Tehnik Dasar Permainan Bola

volly

1. Pengertian Teknik

Teknik adalah suatu proses

melahirkan keaktifan jasmani dan

pembuktian suatu praktek dengan

sebaik mungkin untuk

menyelesaikan tugas yang pasti

dalam cabang olahraga

(khususnya cabang permainan

bola volly).

Teknik dikatakan baik

apabila dari segi anatomis atau

fisiologis mekanik dan mental

terpenuhi secara benar

persyaratannya. Apabila

diterapkan pencapaian prestasi

maksimal untuk menganalisa

gerakan teknik, umumnya para

guru atau pelatih akan dapat

menentukan, mengoreksi dan

memperbaiki (Suharno HP, 1983 :

3).

2. Kegunaan Teknik Pada Cabang

Olahragabola volly adalah :

a. Efisien dan Efektif untuk

mencapai prestasi maksimal.

b. Untuk mencegah dan mengurangi

terjadinya cedera.

c. Untuk menambah macam-macam

teknik atlit pada saat

pertandingan. (Suharno HP, 1982

: 30).

d. Atlit akan lebih mantap dan

optimis dalam memasuki arena

pertandingan (Suharno HP, 1982 :

30).

Dalam permainan bola volly kita

harus menguasai dua masalah

yang sangat penting yaitu : teknik

penguasaan bola dan teknik

permainan (Engkos Kosasih, 1984

: 109).

3. Teknik Penguasaan Bola

Untuk dapat menguasai bola secara

maksimal dan sempurna seorang

pemainsetidaknya harus memiliki

kemampuan-kemampuan seperti

mampu melakukan passing atas

secara baik dan benar dari teknik

dasar ini tidak diabaikan dan

harus dilatih dengan baik,

seseorang harus mengerti dan

benar-benar dapat menguasai

teknik penguasaan bola dengan

baik dan terus menerus, (Dleter

Beullteshtahl, 1986 : 9).

Dengan menguasai teknik

penguasaan bola dan latihan yang

continue diharapkan nantinya

siswa dan siswi dapat bermain

bola volly secara baik dan benar.

4. Passing Bawah

Passing bawah

biasanya dipergunakan oleh

para pemain jika bola

datangnya rendah, baik untuk

dioperkan kepada teman

seregunya maupun untuk

dikembalikan ke lapangan

lawan melewati atas jaring atau

net.

5. Passing Atas

Passing ataspassing

tangan atas adalah cara

pengambilan bola atau

mengoper dari atas kepala

dengan jari-jari tangan. Bola

yang datang dari atas diambil

dengan jari-jari tangan di atas,

agak di depan kepal (Aip

Syarifuddin, 1997 ; 69).

Gerakan passing

bawah dan passing atas yang

menunjukkan bahwa

digunakan passing bawah pada

saat bola yang datangnya

rendah atau berada di depan

dada, sedangkan passing atas

digunakan apabila bola

datangnya di atas atau

melambung.

6. Servis Bawah

Servis bawah adalah

cara melakukan pukulan

permukaan dari petak Servis

dengan memukul bola dengan

tangan dari bawah sebagai

usaha menghidupkan bila

dalam permainan (Aip

Syarifuddin, 1997 ; 70).

Servis bawah

merupakan Servis yang

dilakukan dengan tangan

bawah, siku diluruskan dan

ayunan tangan dari belakang ke

depan melalui samping badan,

salah satu tangan memegang

bola dan bola tersebut

dilambungkan baru dipukul.

Servis ini sangat populer dan

sering dilakukan oleh pemain

pemula.

7. Servis Atas

Servis atas adalah

cara melakukan pukulan

permulaan dari bawah Servis

dengan memukul bola dari atas

kepala sebagai usaha

menghidupkan bola ke dalam

permainan (Aip Syarifuddin,

1997 ; 53).

Servis atas banyak

variasinya, bola dapat

dilambungkan dengan satu

tangan atau dua tangan.Tinggi

lambungan bola tergantung

dari maksud pukulan dan

kesenangan pribadi

pemain.Namun pada

prinsipnya harus diusahakan

agar bola dilambungkan

sedemikian rupa tingginya,

sehingga seluruh rangkaian

gerakan memukul menjadi satu

gerakan yang tidak terputus-

putus.

8. Servis Samping

Servis samping

adalah melakukan pukulan

permulaan dari daerah Servis

dengan sikap berdiri

menyamping dan berat badan

berada di kaki kanan (bagi

yang tidak kidal), telapak

tangan menghadap ke atas

(Mariyanto, 1995 : 119).

Adapun pelaksanaan Servis

samping adalah Servis berdiri

menyamping dengan tubuh

bagian kiri lebih dekat dengan

jaring (bagi yang tidak kidal)

kedua tangan bersama-sama

memegang bola. Pada saat bola

akan dilambungkan, maka

badan diliukkan ke belakang

dan lutut ditekuk. Kedua

tangan dijulurkan ke samping

kanan, begitu bola lepas dari

tangan, maka tangan ditarik

kesamping kanan bawah, berat

badan berada di kaki kanan,

telapak tangan menghadap

keatas, pukulan tangan pada

bola dibantu dengan liukan

badan, lecutan lengan dan

gerakan pergelangan tangan

sehingga bola setelah dipukul

melambung dengan keras dan

topspin.

9. Servis Lompat

Servis lompat adalah

cara melakukan pukulan

permulaan di daerah Servis

dengan melompat setelah bola

dilambungkan dengan satu

tangan atau dua tangan (Aip

Syarifuddin, 1997 ; 59). Servis

lompat dilakukan dengan bola

dilambungkan dengan satu atau

dua tangan. Begitu bola

dilambungkan diikuti dengan

melompat dan diusahakan bola

berada di atas depan kepala.

Bila bola telah berada di atas

depan kepala maka segeralah

tangan kanan dipukulkan pada

bola secepatnya.

10. Smash (Spike)

Smash atau spike

adalah gerakan memukul bola

yang dilakukan dengan kuat

dan keras serta jalannya bola

cepat, tajam dan menukik serta

sulit diterima lawan apabila

pukulan itu dilakukan dengan

cepat dan tepat (Aip

Syarifuddin, 1997 ; 58). Pada

tekniksmashinilah letak

seninya permainan bola volly,

apabila pemain hendak

memenangkan pertandingan

maka mau tidak mau mereka

harus menguasai teknik smash.

Pemain yang pandai

melakukansmashatau dengan

istilah smasher harus memiliki

kelincahan, daya ledak, timing

yang tepat dan mempunyai

kemampuan memukul bola

yang sempurna.

11. Membendung

Membendung

(Blocking) adalah bentuk

gerakan seseorang atau

beberapa orang pemain yang

berada didekat net atau pemain

depan (Aip Syarifuddin, 1997 ;

58). Tujuan untuk menutupi

atau membendung datangnya

bola dari lapangan lawan,

caranya dengan menjulurkan

kedua tangan ke atas dengan

ketinggian yang kanan lebih

tinggi dari tepian atau bibir net.

Selama melakukan

blocking perhatian harus terus

menerus kepada bola, posisi

smasher terhadap bola dan

pandangan mata dari pada

smasher.Untuk menyesuaikan

terhadap arah datangnya

smash, maka perlu

mengadakan langkah atau step

ke samping kiri atau ke kanan

dengan maksud agar setiap saat

dapat melompat ke atas untuk

melakukan blocking.

4. Squat Jump a. Pengertian Squat Jump

Squat jump adalah

gerakan eksplosif yaitusalah

satu bentuk latihan playmetrics

yang gunanya untuk

meningkatkan daya ledak otot

tungkai.

b. Tehnik melakukan Squat Jump

Berjongkoklah

hingga posisi squat, tekan

ujung kaki Anda dan dorong

tubuh Anda ke udara setinggi

yang Anda bisa. Saat Anda

turun, segera tekuk lutut Anda,

turun kembali ke posisi squat

dan melompat lagi. Lakukan

squat jump hanya pada

permukaan yang kering.Untuk

membuat betis Anda bekerja

lebih, fokuslah pada

mengangkat ujung kaki anda

setinggi yanganda bisa sebelum

anda mulaimelompat.

Gambar 2.1 Gerakan Squat Jump

5. Pengertian Smash

Penguasaan tehnik

dalam permainan bola volly perlu

ditunjang adanya kondisi fisik

yang memadai dari setiaap

pemain atau atlit. Dukungan fisik

tersebut dapat berupa kekuatan,

kecepatan, kelentukan dan

koordinasi yang baik.Begitu juga

dengan tehniksmashyang

merupakan pukulan utama dalam

menyerang dalam usaha suatu

regu mencapai

kemenangan.karenasmashmerupa

kan senjata untuk mengumpulkan

angka yaang dalam

pelaksanaannya dilakukan dengan

keras.smashadalah suatu pukulan

keras, lurus, tajam dan menukik

seperti kita

memaku.(Suharno,1982:55).

1. Kemampuan smash

Dalam permainan

bola volly pelaksanaan

kegiatan memukul merupakan

gabungan dari tehnik yang

ditunjang oleh kondisi fisik

secara khusus seperti kekuatan

kaki dan kekuatan lengan agar

pemain mampumelompat

setinggih mungkin dan

memukul bola diatas net.

Terkait dengan itu Suharni

(1982:67) berpendapat

bahwasmashmerupakan dasar

pukulan yang digunakan diatas

net, dimana serangan ini sangat

menentukan dalam

pengumpulan nilai untuk

mencapai kemenangan suatu

regu. Bentuk penyerangan ini

dalam pelaksanaannya harus

lompat setinggi-tingginya

kemudian memukul bola yang

berada lebih tinggi dari net

dengan sekuat tenaga ke daerah

lawan.

2. Tehnik melakukan smash

Kalau kita melihat dua

regu yang sedang bertanding

bola voli, maka masing-masing

regu menginginkan

kemenangan dengan berbagai

cara. Salahsatu cara yang

sering digunakan adalah

pukulan-pukulan keras yang

dilancarkan pada lawan,

pukulan-pukulan keras ini

merupakan bagian permainan

yang menarik dan menonjol,

dimana seorang pemain harus

melompat setinggi mungkin

untuk memukul bola yang

sedang bergerak.

Gambar 2.2 Tehnik Melakukan

Smash

a. Teknik Dasar Smash

Teknik

dasarsmashsangat penting

untuk dipelajari oleh setiap

pemain bola volly, terutama

bagi pemula. Berikut ini

teknik-teknik dasar dalam

melakukansmash:

1. Fase awal : Berdiri

rileks dengan awalan 2 meter

sampai 4 meter, awalan sangat

penting karena bukan saja

mempertinggi loncatan, tetapi

juga agar permainan memiliki

tempat tolakan dalam mendekati

bola yang akan dipukul.

2. Fase utama : Langkah

kaki mulai dari perlahan hingga

cepat, langkah yang berahir

merupakan suatu lompatan kecil

kaki. Tolakan kedua kaki atas

bersamaan dengan itu pinggang

diluruskan dan dada dibusungkan

kedepan. Sebelum memukul,

badan agak diputar sedikit dan

agak miring kebagian tangan yang

dpakai untuk memukul.

3. Fase terakhir : Mendarat

kembali dengan kedua kaki

menyentuh lantai serta kedua lutut

ditekuk atau digerakkan mengeper

dan siap memainkan kembali.

6. Prasarana Dan Sarana

Permainan Bola volly

1. Lapangan dan Ukurannya

Lapangan permainan

bola volly berbentuk persegi

panjang dengan ukuran

panjang 18 m dan lebar 9 m,

semua garis batas lapangan,

garis tengah, garis daerah

serang adalah 3 m (daerah

depan). Garis batas itu diberi

tanda batas dengan

menggunakan tali, kayu,

cat/kapur, kertas yang lebarnya

tidak lebih dari 5 cm. lapangan

permainan bola volly terbagi

menjadi dua bagian sama besar

yang masing-masing luasnya 9

x 9 meter. Di tengah lapangan

dibatasi garis tengah yang

membagi lapangan menjadi

dua bagian sama besar.

Gambar 2.3 lapangan Permainan

Bola volly.

2. Daerah Servis

Daerah Servis adalah

daerah selebar 9 meter di

belakang setiap garis akhir.

Daerah ini dibatasi oleh dua

garis pendek sepanjang 15

cm yang dibuat 20 cm di

belakang garis akhir, sebagai

kepanjangan dari garis

samping. Kedua garis

pendek tersebut sudah

termasuk di dalam batas

daerah Servis, perpanjangan

daerah Servis adalah ke

belakang sampai batas akhir

daerah bebas.

3. Jaring (Net)

Jaring untuk

permainan bola volly

berukuran tidak lebih dari

9,50 meter dan lebar tidak

lebih dari 1,00 meter dengan

petak-peta atau mata jaring

berukuran 10 x 10 cm, tinggi

jaring untuk putra 2,43 meter

dan untuk putri 224 meter,

tepian atas terdapat pita putih

selebar 5 cm.

4. Antene atau Rod

Didalam

pertandingan permainan bola

volly yang sifatnya nasional

maupun internasional, di atas

batas samping jaring

dipasang tongkat atau rod

yang menonjol ke atas

setinggi 80 cm dari tepi

jaring atau bibir net.Tongkat

itu terbuat dari bahan

fiberglass dengan ukuran

panjang 180 cm dengan

diberi warna kontras.

5. Bola

Bola harus bulat

terbuat dari kulit yang lentur

atau terbuat dari kulit sintesis

yang bagian dalamnya dari

karet atau bahan yang

sejenis.Warna bola harus

satu warna atau kombinasi

dari beberapa warna.Bahan

kulit sintesis dan kombinasi

warna pada bola

dipergunakan pada

pertandingan resmi

internasional harus sesuai

dengan standar FIVB.

Keliling bola 64 – 67

cm dan beratnya 260 – 280

gram, tekanan di dalam bola

harus 0, 39 – 0, 325 kg/cm2(

4,26 – 4,61 Psi ) ( 294,3 –

318,82 mbar/hpa ).

6. Pemain

Jumlah pemain dalam

lapangan permainan

sebanyak 6 orang setiap regu

dan ditambah 5 orang

sebagai pemain cadangan

dan satu orang pemain

libero. Satu tim maksimal

terdiri dari 12 pemain, satu

coach, satu asisten coach,

satu trainer, dan satu dokter

medis, kecuali libero, satu

dari para pemain adalah

kapten tim, dia harus diberi

tanda dalamscore sheet.

Hanya pemain

terdaftar dalam score sheet

dapat memasuki lapangan

dan bermain dalam

pertandingan. Pada saat

coach dan kapten tim

menandatangani scoresheet

pemain yang terdaftar tidak

dapat diganti.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dapat dibedakan atas

beberapa jenis, tergantung dari sudut

pandangnya. Menurut para ahli

penelitian yang berdasarkan

timbulnya variabel ada beberapa

macam yaitu penelitian eksperimen

dan penelitian non eksperimen

(Arikunto, 2006 : 82). Penelitian

eksperimen adalah penelitian yang

melihat adanya akibat setelah subjek

dikenai perlakuan pada variabel

bebasnya. (Subana, Sudrajat, 2001 :

39). Sedangkan penelitian non

eksperimen adalah penelitian yang

tidak melalui pemanipulasian

variabel atau tidak menunjuk subjek

untuk melakukan suatu perlakuan. (

Ardhana, 1987 : 131 ).

Berdasarkan pendapat diatas

penelitian yang digunakan adalah

penelitian eksperimen karena peneliti

ingin melakukan dan melihat

langsung apakah ada pengaruh dari

latihan squat jump terhadap tinggi

lompatan smashpada siswa kelas

VIII SMP Negeri 14 Kota

BimaTahun Pelajaran 2013/2014.

Sumber data adalah subjek dari

penelitian yang dimaksud. (Subana,

Sudrajat, 2001 : 115), sedangkan

pendapat lain mengatakan sumber

data subjek dari mana data dapat

diperoleh (Usman, 2008 : 252). Data

yang diperlukan untuk menguji

hipotesis, adakalanya diperoleh

secara langsung dari sumbernya (data

primer), adakalanya diperoleh secara

tidak langsung dari sumbernya (data

sekunder), sehingga baik data primer

maupun data sekunder sangat

diperlukan dalam penelitian.

(Ali,1987 : 81).

Sehubungan dengan penelitian

ini dan didasarkan pendapat ahli

diatas sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sumber

data primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah data

yang diperoleh secara

langsung dari siswa yaitu

melakukan tes latihan

squat jumpkemudian

dilanjutkan tes tinggi

lompatan smash.

b. Data sekunder adalah

merupakan data yang

dikumpulkan secara tidak

langsung dari sumbernya

karena sudah ada. Data

sekunder yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

untuk memperoleh data

tentang jumlah populasi

sumbernya yaitu daftar

buku absensi siswa kelas

VIII SMP Negeri 14 Kota

Bima.

Populasi adalah keseluruhan

subjek yang mempunyai kualitas

serta ciri-ciri tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 1994:57). Sedangkan ahli

lain mengatakan bahwa, populasi

adalah keseluruhan subyek

penelitian” (Arikunto, 2002:108).

Berdasarkan pendapat di atas maka

populasi dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VIIISMP Negeri 14 Kota

Bima Tahun Pelajaran 2013/2014.

Sedangkan pendapat yang

dikemukakan oleh Nasution

(1996.101) menyatakan bahwa

tidakada aturan yang tegas tentang

jumlah sample yang dipersyaratkan

untuk suatu penelitian dari populasi

yang tersedia, lebih lanjut

dikemukakan bahwa mutu penelitian

tidak ditentukan oleh besar kecilnya

sample yang digunakan,akan tetapi

kokohnya dasar-dasar teori oleh

desainnya serta mutu pelaksanaan

dan pengolahan .

Berdasarkan pendapat di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa yang

menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas VIIISMP Negeri

14 Kota Bima Tahun Pelajaran

2013/2014 yang berjumlah40 orang

siswa.

Sampel adalah Sebagian dari

atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2002: 109). Ahli lain

mengatakan pula bahwa, sampel

adalah sebagian dari populasi yang

diambil dengan menggunakan cara-

cara tertentu (Margono, 2004: 121).

Sehubungan dengan hal

tersebut diatas, karena populasi yang

akan diteliti adalah kurang dari 100,

maka dalam penelitian ini

menggunakan penelitian dengan

populasi siswa sebanyak20 orang

siswa kelas VIII SMP Negeri 14

Kota Bima Tahun Pelajaran

2013/2014 yang menjadi sample

penelitian.

No Kelas Sample

1 VIII A 10 siswa

2 VIII B 10 siswa

Jumlah 20 orang siswa

Tabel 3.1.Sample Penelitian

Adapun metode pengumpulan

data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Metode Dokumentasi

Metode

dokumentasi adalah suatu

cara untuk memperoleh data

dengan jalan mengumpulkan

segala macam dokumen serta

mengadakan pencatatan yang

sistimatis (Arikunto

2007:231). Sedangkan ahli

lain mengatakan bahwa,

metode dokumentasi adalah

suatu cara untuk mencari data

atau hal-hal yang berupa

catatan transkrip (Margono,

2004:181). Sehubungan

dengan penelitian ini, metode

dokumentasi dipergunakan

sebagai metode bantu untuk

mengetahui data tentang

jumlah dan nama-nama siswa

putra SMP Negeri 14 Kota

Bima Tahun Pelajaran

2013/2014.

2. Metode Tes Perbuatan

Metode tes perbuatan, adalah

tes untuk mengetahui secara

langsung mengenai kemampuan

seseorang terhadap aktivitas yang

dilakukan (Sajoto, 1990). Hasil dari

pada tes perbuatan ini akan menjadi

data yang diperlukan karena bentuk

tes yang dilakukan sudah disesuaikan

dengan data yang diperlukan.

Sedangkan untuk mendapatkan data

yang diperlukan, maka terlebih

dahulu melaksanakan tes awal sebelum melakukan latihan menarik

beban, dan tes akhir setelah

melakukan latihan menarik beban.

Test adalah suatu cara untuk

mengadakan penelitian terhadap

suatu subyek atau objek-objek

tertentu untuk mendapatkan data

secara cepat dan tepat (Arikunto,

1987:44). Tes adalah seperangkat

rangsangan (stimulus) yang diberikan

kepada seseorang dengan maksud

untuk mendapatkan jawaban yang

dapat dijadikan dasar bagi

penempatan skor angka (Haryono

dan Hadi, 2005).

Jadi dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa menggunakan

test perbuatan untuk mengukur

pengaruh latihan squat jump dengan

tes tinggi lompatan smashpada siswa

kelas VIIISMP Negeri 14 Kota Bima

Tahun Pelajaran 2013/2014.

Peralatan atau perlengkapan

yang diperlukan dalam penelitian ini

adalah:

1. Bola volly

2. Net

3. stopwatch.

4. Pluit.

5. Blangko pencatatan hasil

dan alat tulis.

6. Absensi siswa

Data yang terkumpul

selanjutnya diolah dan dianalisis,

pada umumnya metode analisa data

dibedakan menjadi dua cara yaitu

analisa statistik dan non analisa.

Nazir (1990:86) menjelaskan, bahwa

mengolah data berarti menimbang,

menyaring, mengatur dan

mengklasifikasikannya. Menimbang

dan menyaring berarti memilih

dengan hati-hati data yang relevan,

tepat dan berkaitan dengan masalah

yang diteliti.Menggambar dan

mengklasifikasi data berarti

menggolongkan data tersebut

menurut aturan tertentu. Jadi

metode analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode

analisa statistik dengan

menggunakan rumus Regresi Linear

Sederhana, hal ini berdasarkan atas

data yang dianalisis yaitu data

interval berupa latihan squat

jumpdan tinggi lompatan smashpada

siswa SMP Negeri 14 Kota

BimaTahun Pelajaran 2013/2014.

Dengan demikian, rumus Regresi

Linear Sederhana, adapun rumusnya

yang dipergunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

(Sugiono, 2008 : 234)

Keterangan :

X = Latihan squat jump

Y = tinggi lompatan

smash

a = Pemotongan Y

terhadap garis Regresi

b = Koefisien X

kemudian di korelasikan ke

persamaan produk moment :

2222 YYNxxN

YxxYNrxy

C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data

Langkah awal yang

dilaksanakan dalam

penelitian adalah

mempersiapkan administrasi

serta mempersiapkan

instrumen yang diperlukan

dalam pelaksanaan penelitian.

Adapun persiapan yang

dilakukan adalah sebagai

berikut:

a. Persyaratan administrasi

1) Mengurus Surat

Pengantar Penelitian

dari LPPM STKIP

Taman Siswa Bima.

Y = a + b X

Y

2) Mendapat surat izin

penelitian dari

BAPEDDA Kota

Bima

3) Mendapat izin

penelitian dari kepala

SMP Negeri 14 Kota

Bima.

b. Instrumen penelitian

Adapun peralatan

dan perlengkapan yang

dibutuhkan pada

penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bola volly

2. Net

3. stopwatch.

4. Pluit.

5. Blangko pencatatan

hasil dan alat tulis.

c. Absensi siswa

d. Pelaksanaan Sampel

1) Penentuan Sampel

Maka dalam

penelitian ini peneliti

menggunakan sample

sebanyak 20orang siswa-

siswiSMP Negeri 14 Kota

Bima Tahun Pelajaran

2013/2014.

Adapun hasil

dari pelaksanaan

penelitian ini,

selengkapnya dapat lihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Data Hasil Latihan

squat jump (Variabel X) subjek

penelitian pada siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 14 Kota Bima

Tahun Pelajaran 2013/2014. No.Ur

ut

Samp

el

KemampuanSqu

at Jump Pres

tasi

Terb

aik

Jumlah

1 2 3

1 2 3 4 5 6

1. 18 20 15 20 20

2. 10 13 15 15 15

3. 12 10 15 15 15

4. 25 14 24 25 25

5. 10 14 11 18 18

6. 14 15 12 15 15

7. 13 12 17 17 17

8. 12 15 16 16 16

9. 11 20 13 20 20

10. 10 8 14 14 14

11. 15 17 12 17 17

12. 12 12 15 15 15

13. 23 24 21 24 24

14. 10 7 5 10 10

15. 13 11 15 15 15

16. 22 11 13 22 22

17. 10 12 8 12 12

18. 15 13 17 17 17

19. 13 11 15 15 15

20. 11 14 10 14 14

Jumlah X 336

Tabel 4.4 DataTinggi

lompatansmash (Variabel Y)

subjek penelitian pada siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 14

Kota Bima Tahun Pelajaran

2013/2014.

No.Urut

Sampel

Tinggi Lompatan Smash Juml

ah 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7

1. 2 1 3 2 3 11

2. 3 1 2 - 1 7

3. 2 - 3 - 3 8

4. - 2 3 2 3 10

5. 1 - 1 5 1 8

6. 2 2 1 - 2 7

7. 2 1 2 2 2 9

8. 2 3 1 2 2 10

9. 2 3 2 3 2 12

10. 1 3 2 - 3 9

11. 2 - 3 1 - 6

12. 1 2 1 1 3 8

13. 4 1 1 3 2 11

14. - 2 - 2 2 6

15. 1 3 3 1 - 8

16. - 1 4 2 3 10

17. 1 2 1 3 - 7

18. 2 1 - 1 2 6

19. 2 1 3 2 - 8

20. 3 1 2 1 2 9

Jumlah Y 171

2. Analisa Data

1. Pengujian Hipotesis

Secara garis

besarnya dalam menguji

atau pengetesan hipotesis

ada beberapa langkah

yang harus ditempuh

antar lain:

a) Merumuskan

hipotesis nol

(hipotesa statistik)

Merumuskan

hipotesis yang

diajukan dalam

penelitian ini adalah

hipotesis kerja (Ha)

yang menyatakan

“Ada pengaruh yang

signifikan antara

latihan squat jump

terhadap tinggi

lompatansmashdala

m permainan bola

volly pada siswa

putra kelas VIIISMP

Negeri 14 Kota

Bima Tahun

Pelajaran

2013/2014.” Untuk

keperluan menguji

hipotesis, maka

hipotesis kerja ini

dirubah menjadi

hipotisis nihil (Ho)

yang menyatakan

“Tidak ada pengaruh

yang signifikan

antara latihan squat

jump terhadap tinggi

lompatansmashdala

m permainan bola

volly pada siswa

putra kelas VIII

SMP Negeri 14 Kota

Bima Tahun

Pelajaran

2013/2014.”

b. Menyusun Tabel

Kerja

Untuk menguji

hipotesis nol

(Hipotesa Statistik),

disusun tabel kerja

dari data hasil

latihan squat jump

dan tinggi

lompatansmashsebag

aimana di paparkan

dibawah ini:

Table: 4.5 Tabel kerja

penghitungan data

hasil latihan squat

jump (X)dan tinggi

lompatansmash(Y)

pada siswa putra

kelas VIII SMP

Negeri 14 Kota

Bima Tahun

Pelajaran

2013/2014.

No Nama

Siswa

X Y X.Y X2 Y2

1 2 3 4 5 6 7

1 Ahmad

Ryadi

20 11 220 400 121

2 Amiru

din

15 7 105 225 49

3 Andi

Purna

ma

15 8 120 225 64

4 Aria

Bastian

25 10 250 625 100

5 Arians

yah

18 8 144 324 64

6 Imam

Mujaki

r

15 7 105 225 49

7 Irawan

Nasuti

on

17 9 159 289 81

8 M.

Rifki

16 10 160 265 100

9 M.

Riyadi

n

20 12 240 400 144

10 Sarifud

in

14 9 126 196 81

11 Amrin 17 6 102 289 36

12 Ansya

Lubis

15 8 120 225 64

13 Ifan

Maulan

a

24 11 264 576 121

14 Ismail 10 6 60 100 36

15 Marfan 15 8 120 225 64

16 Rian

Saputra

22 10 220 484 100

17 Roman

syah

12 7 84 144 49

18 Sukirm

ansyah

17 6 102 289 36

19 Taufik 15 8 120 225 64

20 Abdul

Fatah

14 9 126 196 81

Jumlah 33

6

11

7

2947 5918 171

Data primer

Keterangan :

X : Nilai pengukuran

latihan squat jump

Y : Nilai tinggi lompatan

smash

X2 : Nilai pengukuran

latihan squat jump

dikuadratkan

Y2 : Nilai hasil tinggi

lompatansmashdikua

dratkan

XY : Hasil perkalian nilai

pengukuran latihan

squat jump dengan

nilai tinggi lompatan

smash

2. Menentukan nilai a

(konstanta) dan nilai b (nilai

koefisien)

987,3

5464

)990192()1011978(

)336()5918()20(

)2947()336()5918()171(

)()()(

22

2

22

2

xxn

YXXYa

22

.

xxn

yxxynb

23365918)20(

)171(336294720

5464

1484

112896118360

5745658940

271,0b

Jadi persamaan regresinya

adalah Y = 3,987 + 0,271 X

3. Mencari koefisien korelasi

antara X dan Y

][

)()(

2222 yyNxxN

yxxyNr

22 171)1523()20()336()5981()20(

171336)2947()20(

)29241()30460()112896(118360

5746558940

12195464

1484

x

6660616

1484

81.2580

1484

575,0r

%33

330,02

r

r

Berdasarkan

pengujian nilai r-hitung

sebesar 0,575 dan untuk nilai

r-tabel dengan taraf

signifikansi 5% n = 20

sehingga r-tabel

(0,575>0,444), dengan

koefisien determinasinya r2 =

0,5752 = 0,330% hal ini

berarti X (variable bebas)

memberikan sumbangan

sebesar 33% terhadap Y

(variable terikat) melalui

persamaan regresi Y = 3,987

+ 0,271 X.

Hipote

4. Menguji nilai rxy

Dengan mengetahui

nilai N = 26 dengan derajat

kebebasan (df) N-1 = 26 – 1

= 25, serta dengan taraf

signifikansi 5% maka nilai r

tabelnya menunjukkan angka

0,396

Sedangkan dari hasil

perhitungan nilai r yang

diperoleh di atas

menunjukkan angka r hitung

= 0,459 jika dibandingkan

antara r hitung dengan r table

dengan taraf signifikansi 5%

(0,459> 0,396) maka r hitung

lebih besar dari r tabelnya

yang berarti bahwa hasil

penelitian ini signifikan

5. Uji Hipotesis / Analisa

Signifikan

Dengan rumus :

2459,01

226459,0

t

867,0

898,4459,0 Xt

867,0

248,2t

593,2t

Dari hasil analisa penghitungan

data menunjukan bahwa nilai t-

hitung adalah sebesar 2,593 dan nilai

t-tabel dengan taraf signifikan 0,005

adalah 1,708 maka t-hitung lebih

besar dari t-tabel (2,593 > 1,708) ,

sehingga dari hasil penelitian ini

dapat di simpulkan bahwa “Ada

pengaruh yang signifikan antara

latihan squat jump terhadap tinggi

lompatansmashdalam permainan

bola volly pada siswa putra kelas

VIIISMP Negeri 14 Kota Bima

Tahun Pelajaran 2013/2014”

6. Menarik kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data

yang diperoleh menunjukkan nilai t-

hitung lebih besar dari t-tabel (2,593

> 1,708), sehingga dari hasil

penelitian ini dapat ditarik

disimpulkanbahwa “Ada Pengaruh

yang signifikan antara latihan squat

jump terhadap tinggi

lompatansmashdalam permainan

bola volly pada siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 14 Kota Bima

Tahun Pelajaran 2013/2014”.

D. Pembahasan Hasil analisis data yang berupa

signifikasikan, hal tersebut diperoleh

r-hitung lebih besar dan pada r-tabel

(0,575>0,444), maka terdapat

pengaruh yang positif antara latihan

squat jumpdengantinggi lompatan

smash dengan koefisien

determinasinya r2 = 0,5752 = 0,330%

hal ini berarti X (variabel bebas)

memberikan sumbangan sebesar

33% terhadap Y (variabel terikat)

melalui persamaan regresi

Y=3,987+0,271 X.

Jadi kesimpulan dan pembahasan di

atas hipotesis nihil (Ho) yang

diajukan ditolak dan hipotesis kerja

(Ha) diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh

latihansquat jumpterhadap tinggi

lompatan smashdalam permainan

bola voli pada siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 14Kota Bima Tahun

Pelajaran 2013/2014.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data,

menunjukkan bahwa nilai t-hitung

adalah sebesar 2,593 dan nilai t-

table dengan taraf signifikan 0,005

adalah 1,708 maka nilai t-hitung

lebih besar dari t-tabel

(2,593>1,708), sehingga dari hasil

penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa “Ada Pengaruh yang

signifikan antara latihan squat jump

terhadap tinggi lompatansmashdalam

permainan bola voly pada siswa

21

2

r

nrt

putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota

Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Atau dengan kata lain Hipotesis nihil

(Ho) yang berbunyi : “Tidak ada

pengaruh yang signifikan antara

latihan squat jump terhadap tinggi

lompatansmashdalam permainan

bola voly pada siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 14 Kota Bima Tahun

Pelajaran 2013/2014” Ditolakdan

Hipotesis alternatif (Ha) yang

berbunyi :”Ada pengaruh yang

signifikan antara latihan squat jump

terhadap tinggi lompatansmashdalam

permainan bola voly pada siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 14 Kota

Bima Tahun Pelajaran 2013/2014”

Diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Adi Sutrisno, Metodologi Research,

Andi Offset, Yogyakarta, 1991.

Arikunto Suharsimi, Prosedur

Penelitian, PT. Rineke Cipta,

Jakarta, 1985.

-------------, Metode Riset Jilid I,

Fakultas Psikologi UGM,

Yogyakarta, 1971.

------------, Statistik Jilid I, Fakultas

Psikologi UGM, Yogyakarta,

1980.

-------------, Dasar-Dasar Evaluasi

Pendidikan, Bina Aksara,

Jakarta, 1992.

-------------, Olahraga Kesehatan

Jilid II SLTP dan Sederajat, CV.

Baru, Jakarta, 1997.

Daican Amih, Menyusun Soal-soal

Tes, IKIP Malang, 1997.

Depdikbud, Biomekanika Olahraga,

Buku II Program Akta Mengajar

V – B, Jakarta, 1995.

Kosasih Engkos, Olahraga Teknik

dan Program Latihan dan

Akademik, Persindo.

Marjono, S, Menentukan Metode dan

Desain Penelitian, Dasar-dasar

Penelitian Ilmiah, Usaha

Nasional, Jakarta, 1997.

Narif, Moh, Metode Penelitian,

Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.

Poerwodarminto, Kamus Umum

Bahasa Indonesia, PN, Balai

Pustaka, Jakarta, 1984.

Rinjin Ketut, Petunjuk Penyusunan

Kerangka Ilmiah, FIP UNUD,

Singarara, Jakarta 1980.

Sutaryono Akhar dkk, Pedoman

Penulisan Skripsi, IKIP

Mataram, 2003

Soeharno HP, Dasar-dasar

Permainan Bola volly, FPOK

IKIP Yogyakarta 1982.

Soejono, Ilmu Coaching Umum,

FKIK FPOK, Yogyakarta 1983.

Surachmad, Pengantar Pendidikan

Ilmiah, Tarsito, Bandung 1990.

Souryabrata Sumadi, Metodologi

Penelitian, UGM Yogyakarta

1983.

Syarifuddin Aip, Pengetahuan

Olahraga, CV Baru, Jakarta

1991.

Zain Muahmad, Kamus Umum

Bahasa Indonesia, PT

Intregrafikas Surabaya 1984