jurnal pembuatan starter
DESCRIPTION
Jurnal Mikrobiologi LanjutTRANSCRIPT
JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LANJUT
PEMBUATAN STARTER ACETOBACTER
Oleh :
Nama : Rissa Rochimah
NIM : 1147020056
Kelompok : 3
Dosen : Opik Taufiqurrohman, S.Si
Asisten : Sri Rahayu Ningsih
Tanggal Praktikum : 24 Maret 2016
Tanggal Masuk Laporan : 31 Maret 2016
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
I. PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
- Mahasiswa mampu membuat dan mengembangkan bibit nata de coco
- Mahasiswa mampu memproduksi nata lempeng
I.2 Dasar teori
Nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim. Jadi Nata De Coco
adalah krim yang berasal dari air kelapa, krim tersebut dibentuk dari hasil
fermentasi organisme Acetobacter Xylinum yang membentuk gel pada
permukaan yang mengandung gula (Pagarra, 2008).
Nata de coco atau gel bakteri merupakan salah satu produk yang
dihasilkan oleh bakteri asam asetat. Nata de coco atau gel bakteri terbentuk
melalui mekanisme biokonversi Acetobacter Xylinum, yaitu mengubah
substrat menjadi suatu substansi yang mennyerupai benang-benang
polisakarida. Substrat yang biasa digunakan sebagai media pertumbuhan untuk
pembentukan gel antara lain air kelapa, sari nenas, limbah cair air tahu dan
lainnya atau bahan-bahan yang mengandung senyawa untuk pertumbuhan
Acetobacter Xylinum (Ali, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter Xylinum mengalami
pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat
keasaman media temperature, dan udara (oksigen. Senyawa karbon yang
dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida.
Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber
nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri
Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh
optimal bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri
Acetobacter Xylinum pada suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan
oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya
ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat
mengakibatkan kontaminasi (Jagannath dan Kalaiselvan, 2008).
Starter adalah bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan
dalam substrat pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri
Acetobacter xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan
nata, yaitu 1 x 109 sel/ml. Biasanya kerapatan ini akan dicapai pada
pertumbuhan kultur tersebut dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari) (Ali, 2006).
Bila bakteri tersebut ditumbuhkan pada media yang mengandung gula,
maka bakteri akan mengkonversi sekitar 19% gula tersebut menjadi selulosa
(gel). Gel yang dihasilkan merupakan polimer dari gula dengan ikatan 1,4 β-
glukosa glukosida. Selulosa yang disekresikan ke medium berupa benang-
benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk suatu
jalinan menyerupai Kristal. Hasil penelitian (difraksi sinar-X) menunjukkan
bahwa selulosa yang dihasilkan tersebut identik dengan substrat selulosa kapas
(Ali, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter Xylinum mengalami
pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat
keasaman media temperature, dan udara (oksigen. Senyawa karbon yang
dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida.
Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber
nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri
Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh
optimal bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri
Acetobacter Xylinum pada suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan
oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya
ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat
mengakibatkan kontaminasi (Verschuren dan Carodona, 2000).
Di dalam pertumbuhannya, Acetobacter xylinum memerlukan sumber
nutrisi C, H, dan N serta mineral dan dilakukan dalam proses yang terkontrol
dalam medium air kelapa. Air kelapa mengandung sebagian sumber nutrisi
yang dibutuhkan akan tetapi kebutuhan akan substrate makro seperti sumber C
dan N masih harus tetap ditambah agar hasil nata yang dihasilkan optimal,
sehingga kekurangan nutrisi yang diperlukan harus ditambahkan dalam proses
fermentasi. Sebagai sumber carbon dapat ditambahkan sukrosa, glukosa,
fruktosa, dan tepung. Sumber karbon fruktosa memberikan hasil yang terbaik
sebagai sumber carbon sebanyak 17.5 gram dalam 500 ml air kelapa.
Sedangkan sebagai sumber nitrogen dapat ditambahkan urea, ZA atau
ammonium sulfat serta ekstrak yeast (khamir) (Lapuz dan Gollardo, 2013)
Saat ini nata yang paling banyak adalah nata yang berbahan baku air
kelapa atau yang dikenal dengan Nata de Coco, nata yang berbahan baku air
tahu atau yang dikenal dengan Nata de Soya, serta nata yang berbahan baku
dari air singkong atau ketela atau sering disebut Nata de Casava. Padahal
bahan pembuatan nata itu sendiri tidak hanya terbatas dari air kelapa, air tahu
maupun air singkong saja, namun air cucian beras juga memenuhi syarat untuk
tempat tumbuhnya bakteri Acetobacter xylinum, karena di dalam air cucian
beras terdapat kandungan gula, karbohidrat, Vitamin B1 (tiamin) dan serat
pangan (fiber). Prinsip utama suatu bahan pangan dapat diolah menjadi nata
adalah adanya kandungan karbohidrat yang cukup memadahi (Purnomo,
2012).
Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan
cara mengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik
digunakan untuk substrat pembuatan Nata de Coco. Dalam air kelapa terdapat
berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco.
Nutrisi yang terkandung dalam air kelapa antara lain gula sukrosa 1,28%,
sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+ 3,54 gr/l, adanya faktor
pendukung pertumbuhan (growth promoting factor) merupakan senyawa yang
mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil nata (A. xylinum).
Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh A. xylinum
sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa
metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco.
Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan
meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam
substrat akan membantu meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam
metabolisme di dalam sel A. xylinum untuk menghasilkan selulosa (Wowor
dan Mufidah, 2007).
II. METODE
II.1Alat dan bahan
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
1. Timbangan 1 buah Filtrat nanas 4 liter
2. Analitical balance 1 buah MgSO4 0,052 gr
3. Kompor 1 buah Ekstrak yeast 1 gr
4. Kain sering 1 buah KH2PO4 2 gr
5. Blender 1 buah ZA 4 gr
6. Panci 1 buah Gula pasir 400 gr
7. Pisau 1 buah Acetid acid Disesuaikan
8. Kertas koran 7 buah
9. Botol 7 buah
10. Gelas ukur plastik 1 buah
II.2Cara Kerja
II.2.1 Sterilisasi
a. Cara sterilisasi tabung reaksi dan gelas ukur:
Kapas di bungkus kain kasa dan di ikat dengan benang kasur
kemudian permukaannya di tutup dengan alumunium foil dan di ikat menggunakan benang
kasur agar tidak terlepas
bungkusan kapas di masukkan ke mulut tabung reaksi dan labu ukur
b. Cara sterilisasi gelas kimia dan labu takar:
c. Cara sterilisasi cawan petri:
II.2.2 Pembuatan Starter Acetobacter
Disiapkan
Dikupas
Dicuci
Dipotong
Dihancurkan, ditambahkan 4 liter air
Direbus
Disaring
Diambil sebanyak 4 liter
Dipanaskan
Ditambah bahan kimia dan Natrium
permukaan gelas kimia dan labu takar di tutup dengan aluminium foil
selanjutkan gelas kimia dan labu takar di masukkan ke dalam autoclave
seluruh permukaan cawan petri di bungkus menggunakan kertas hvs
Kemudian cawan petri yang telah dibungkus di masukkan ke dalam autoclave
selanjutnya tabung reaksi dan labu ukur di masukkan ke dalam autoclave
Alat dan bahan
Nanas
Hancuran nanas
Filtrat
acetat
Dimasukkan ke dalam botol steril
Didinginkan dan diinkubasi selama 6
hari
Ditambahkan Natrium acetat pada hari
ke 3 dan ditambahkan Asam asetat
pada
hari ke 5
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Alimuddin. 2006. Mikrobiologi Dasar Jilid 2. Makassar: Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar.
Jagannath, A. dan Kalaiselvan, A. 2008. The effect of pH, sucrose and ammonium sulphate
concentrations on the production of bacterial cellulose (Nata-de-coco) by
Acetobacter xylinum. World J Microbiol Biotechnol. 24:2593–2599.
Lapuz, M. M. dan Gollardo E.G. 2013. The Organism and Culture Requirements,
Characteristics and Identity. The Philippine J. Science. 98 (2) : 191 – 198.
Pagarra, Halifah. 2008. Penuntun Praktikum Biologi Terapan. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
Purnomo, B. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Bengkulu : Fakultas Pertanian UNIB.
Verschuren P.G. dan Carodona T.D. 2000. Location and limitation of cellulose production by
Acetobacter xylinum established from oxygen profiles. J Biosci Bioeng.
89(5):414–419.
Wowor, L. Y., Mufidah,M., dan Abd. Rahman, A. 2007. Analisis Usaha Pembuatan Nata De
Coco Dengan Menggunakan Sumber Dan Kandungan N Yang Berbeda. Jurnal
Agrisistem. 3 (2): 77-86.
Hasil