jurnal manajemen 3

8
ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-51 METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI DENPASAR SEWERAGE DEVELOPMENT PROJECT MUCHSIN NUR JAMAN PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Email: [email protected]; [email protected] ABSTRAK Upaya perlindungan terhadap sumber daya air dan kawasan wisata pantai di Denpasar merupakan latar belakang munculnya Proyek Denpasar Sewerage Development Project (DSDP). Proyek DSDP ini bertujuan menghubungkan semua rumah penduduk di Denpasar dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) melalui jaringan pipa air limbah. Semua limbah cair rumah tangga, baik dari dapur, kamar mandi, dan WC, akan terkumpul semua ke IPAL. Setelah limbah diolah di IPAL, air bisa dialirkan ke laut dengan aman. Proyek DSDP terdiri dari dua macam pekerjaan: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Jaringan Pipa. IPAL berlokasi di Suwung – Denpasar, dengan kapasitas 51,000 m3 per hari, terdiri dari dua tipe kolam: Aerated Lagoon dan Sedimentation Pond. Jaringan pipa untuk wilayah kota Denpasar total panjang kurang lebih 90,000 m, dengan diameter pipa bervariasi dari 200 mm hingga 1200 mm. Salah satu aspek dalam proyek ini yang mendapat perhatian penting adalah aplikasi teknologi konstruksi yang tidak boleh mengggangu aktivitas masyarakat sehari-hari. Pertimbangan ini melandasi dipilihnya pipe jacking method untuk instalasi pipa di jalan-jalan utama kota Denpasar. Metode alternatif ini mampu meminimalkan kemacetan lalu lintas yang biasa terjadi pada pemasangan pipa dengan sistem galian terbuka. Makalah ini akan menampilkan proses pelaksanaan konstruksi proyek Denpasar Sewerage Development Project. Kata kunci: Sewerage, pengolahan air limbah, sewer line 1. PENDAHULUAN Keberadaan Pulai Bali sebagai salah satu tujuan pariwisata utama dunia merupakan fakta yang tidak terbantahkan. Jutaan wisatawan asing mengunjungi beragam obyek wisata di pulau ini. Beraneka bentuk seni dan budaya yang berlandaskan pada kearifan budaya lokal menjadi incaran perhatian turis, demikian juga dengan keelokan alamnya. Pantai – pantai berpasir putih banyak ditemui di sana dan menjadi salah satu obyek wisata yang paling banyak dikunjungi. Keelokan alam, khususnya pantai, merupakan salah satu faktor penting dalam melestarikan Bali sebagai daya tarik wisata. Keindahan dan kebersihan pantai menjadi hal yang perlu diprioritaskan penanganannnya. Salah satu faktor yang berpengaruh pada kondisi pantai adalah sungai-sungai yang bermuara pada pantai tersebut. Tentu dapat kita bayangkan apabila sungai dipenuhi oleh limbah cair rumah tangga, maka pantai pun akan dipenuhi oleh kotoran yang dapat menimbulkan bermacam penyakit. Kondisi itulah yang melatar belakangi munculnya Proyek Denpasar Sewerage Development Project (DSDP). Proyek DSDP ini bertujuan menghubungkan semua rumah penduduk di Denpasar dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) melalui jaringan pipa air limbah. Semua limbah cair rumah tangga, baik dari dapur, kamar mandi, dan WC, akan terkumpul semua ke IPAL. Setelah limbah diolah di IPAL, air bisa dialirkan ke laut dengan aman. Apabila

Upload: ikbal-rambo

Post on 23-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Manajemen Kerja

TRANSCRIPT

  • ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-51

    METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI DENPASAR SEWERAGE DEVELOPMENT PROJECT

    MUCHSIN

    NUR JAMAN PT. Pembangunan Perumahan (Persero)

    Email: [email protected]; [email protected]

    ABSTRAK Upaya perlindungan terhadap sumber daya air dan kawasan wisata pantai di Denpasar merupakan latar belakang munculnya Proyek Denpasar Sewerage Development Project (DSDP). Proyek DSDP ini bertujuan menghubungkan semua rumah penduduk di Denpasar dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) melalui jaringan pipa air limbah. Semua limbah cair rumah tangga, baik dari dapur, kamar mandi, dan WC, akan terkumpul semua ke IPAL. Setelah limbah diolah di IPAL, air bisa dialirkan ke laut dengan aman. Proyek DSDP terdiri dari dua macam pekerjaan: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Jaringan Pipa. IPAL berlokasi di Suwung Denpasar, dengan kapasitas 51,000 m3 per hari, terdiri dari dua tipe kolam: Aerated Lagoon dan Sedimentation Pond. Jaringan pipa untuk wilayah kota Denpasar total panjang kurang lebih 90,000 m, dengan diameter pipa bervariasi dari 200 mm hingga 1200 mm. Salah satu aspek dalam proyek ini yang mendapat perhatian penting adalah aplikasi teknologi konstruksi yang tidak boleh mengggangu aktivitas masyarakat sehari-hari. Pertimbangan ini melandasi dipilihnya pipe jacking method untuk instalasi pipa di jalan-jalan utama kota Denpasar. Metode alternatif ini mampu meminimalkan kemacetan lalu lintas yang biasa terjadi pada pemasangan pipa dengan sistem galian terbuka. Makalah ini akan menampilkan proses pelaksanaan konstruksi proyek Denpasar Sewerage Development Project.

    Kata kunci: Sewerage, pengolahan air limbah, sewer line 1. PENDAHULUAN

    Keberadaan Pulai Bali sebagai salah satu tujuan pariwisata utama dunia merupakan fakta yang tidak terbantahkan. Jutaan wisatawan asing mengunjungi beragam obyek wisata di pulau ini. Beraneka bentuk seni dan budaya yang berlandaskan pada kearifan budaya lokal menjadi incaran perhatian turis, demikian juga dengan keelokan alamnya. Pantai pantai berpasir putih banyak ditemui di sana dan menjadi salah satu obyek wisata yang paling banyak dikunjungi. Keelokan alam, khususnya pantai, merupakan salah satu faktor penting dalam melestarikan Bali sebagai daya tarik wisata. Keindahan dan kebersihan pantai menjadi hal yang perlu diprioritaskan

    penanganannnya. Salah satu faktor yang berpengaruh pada kondisi pantai adalah sungai-sungai yang bermuara pada pantai tersebut. Tentu dapat kita bayangkan apabila sungai dipenuhi oleh limbah cair rumah tangga, maka pantai pun akan dipenuhi oleh kotoran yang dapat menimbulkan bermacam penyakit. Kondisi itulah yang melatar belakangi munculnya Proyek Denpasar Sewerage Development Project (DSDP). Proyek DSDP ini bertujuan menghubungkan semua rumah penduduk di Denpasar dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) melalui jaringan pipa air limbah. Semua limbah cair rumah tangga, baik dari dapur, kamar mandi, dan WC, akan terkumpul semua ke IPAL. Setelah limbah diolah di IPAL, air bisa dialirkan ke laut dengan aman. Apabila

  • Muchsin Nur Jaman

    ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-52

    proyek ini sudah beroperasi, septic tank tidak akan lagi digunakan di rumah-rumah penduduk. Saluran-saluran terbuka di tepi jalan hanya akan menampung air permukaan yang relatif lebih bersih dari limbah rumah tangga. Air sungai pun akan menjadi semakin bersih dan kelestarian pantai akan terjaga. Proyek DSDP terdiri dari dua macam pekerjaan: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Jaringan Pipa. IPAL berlokasi di Suwung Denpasar, dengan kapasitas 51,000 m3 per hari, terdiri dari dua tipe kolam: Aerated Lagoon dan Sedimentation Pond. Jaringan pipa untuk wilayah kota Denpasar total panjang kurang lebih 90,000 m, dengan diameter pipa bervariasi dari 200 mm hingga 1200 mm. Salah satu aspek dalam proyek ini yang mendapat perhatian penting adalah aplikasi teknologi konstruksi yang tidak boleh mengggangu aktivitas masyarakat sehari-hari. Pertimbangan ini melandasi dipilihnya pipe jacking method untuk instalasi pipa di jalan-jalan utama kota Denpasar. Metode alternatif ini mampu meminimalkan kemacetan lalu lintas yang biasa terjadi pada pemasangan pipa dengan sistem galian terbuka. Adapun manfaat dari proyek DSDP adalah: Mengurangi pencemaran air tanah, air

    sungai dan pantai. Meningkatkan citra Kota Denpasar,

    Sanur dan Kuta sebagai daerah tujuan wisata utama di Dunia Internasional.

    Mengurangi pencemaran Tukad Badung (Estuary, Wisata Air).

    Mempermudah pemantauan kualitas lingkungan.

    Tidak perlu membuat IPLT (Instalasi Pengolah Lumpur Tinja) baru.

    Sarana pendidikan, penelitian, dan pariwisata.

    2. KONSEP DSDP

    2.1 Coverage Area

    Cakupan layanan DSDP untuk Tahap I mencakup 30 % wilayah Kota Denpasar, Sanur dan Legian-Seminyak, direncanakan dapat melayani sekitar 10.000 sambungan rumah dengan wilayah layanan Denpasar 520

    Ha, Sanur 330 Ha, dan Legian-Seminyak 295 Ha.

    Gambar 1. Area Pelayanan DSDP

    Gambar 2. Sistem Penyaluran Air Limbah

    2.2 Sistem Pengolahan Limbah DSDP

    Sistem pengolahan limbah pada DSDP ini melalui proses pada dua kolam; kolam aerasi (Aerated Lagoon) dan kolam pengendapan (Sedimentation Pond).

    2.2.1 Aerated Lagoon

    Aerated Lagoon merupakan proses aerobik dengan suspended growth, mampu mengubah hampir semua buangan organik menjadi bentuk inorganik yang lebih stabil. Dalam proses ini, hampir semua bahan organik terlarut dan koloid tersisa

  • Metode Pelaksanaan Konstruksi Denpasar Sewerage Development Project

    ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-53

    dimetabolisme oleh mikroorganisme menjadi karbondioksida dan air.

    Air limbah dibawa ke kolam aerasi dimana oksigen disediakan. Bakteri yang tumbuh pada air yang telah diendapkan akan dihilangkan pada bak sedimentasi. Oksigen disediakan pada tingkatan yang seragam diseluruh kolam aerasi, meskipun kebutuhan oksigen menurun bertahap disepanjang kolam aerasi. Dalam semua sistem, waktu detensi yang biasa adalah 8-12 jam pada debit rata-ratanya. Padatan akan mengendap pada aliran lumper aktif yang terjadi didalam bak pengendap, kemudian diaerasi selama 2-4 jam, untuk pealrutan dan oksidasi, sehingga mereaktif lumpur aktif.

    Seacara garis besar, proses-proses yang berlangsung adalah: 1. Aerasi dari air limbah untuk suspensi

    mikrobial 2. Pemisahan padatan dari aliran setelah

    aerasi 3. Discharge efluen ke bak pengendap 4. Membuang kelebihan biomassa &

    mengembalikan yang tersisa ke tangki aerasi.

    2.2.2 Sedimentation Pond

    Bak Pengendap berfungsi untuk memisahkan lumpur aktif dari MLSS. Lumpur yang mengandung mikroorganisme (bakteri) yang masih aktif akan diresirkulasi kembali ke kolam aerasi. Dan sludge yang mengandung mikroorganisme yang sudah mati atau tidak aktif lagi dialirkan ke pengolahan lumpur.

    Bak Pengendap merupakan langkah terakhir untuk menghasilkan efluen yang stabil dengan konsentrasi BOD dan SS yang rendah. Dengan adanya volume yang besar dari solid yang flokulen dalam MLSS, maka diperlukan pertimbangan khusus untuk mendesain bak pengendap.

    Prinsip Operasi yang berlangsung didalam bak pengendap ini adalah pemisahan dari suatu suspensi ke dalam fase-fase padat (sludge) dan cair dari komponen-komponennya. Operasi ini dipakai dimana cairan yang mengandung zat padat ditempatkan dalam suatu bak tenang dengan desain tertentu sehingga akan terjadi pengen dapan scara grafitasi.

    2.3 Metode Pengolahan Limbah Alternatif

    Selain Activated lagoon masih ada beberapa metode pengolahan biologis ini antara lain :

    2.3.1 Oxydation Ditch

    Oxidation ditch adalah modifikasi dari kolam aerasi konvensional. Waktu retensi hidrolik biasanya 0,5-1,5 hari dan untuk bahan padat 20-30 hari. Untuk bahan padat dapat dicapai dengan melakukan siklus ulang >95 % dari lumpur yang ada, sehingga menjamin produksi kelebihan lumpur yang minimal dan mineralisasi berderajat tinggi dalam lumpur yang dihasilkan.

    Pengolahan dan penanganan lumpur hampir diabaikan karena buangan lumpur yang berjumlah kecil mudah dikeringkan tanpa menimbulkan bau diatas alas pengeringan.

    Saluran oksidasi adalah saluran kontinyu yang panjang, biasanya berbentuk oval dengan kedalaman 1-1,5 m. Air limbah yang masuk diaerasi dengan cage rotor yang dipasang melintang saluran, untuk debit yang besar leih ekonomis bila menggunakan mamuth motor. Rotor ini juga berkecepatan 0,3-0,4 m/detik pada saluran, cukup untk menjaga padatan aktif dalam suspensi.

    Keuntungan dan sistem ini adalah effluent yang dihasilkan konstan dan pengoperasiannya cukup mudah dibandingkan unit pengolahan biologis yang lain. Selain itu waktu detensi solid yang relatif lama dapat diperoleh removal solid cukup efektif.

    2.3.2 Trickling Filter

    Unit ini berlangsung secara aerobik. Media filter dalam kondisi kering dan biasanya agregat kasar dengan diameter 30-60 mm. Prosesnya, air limbah dialirkan ke atas alas dan menetes kebawah diatas permukaan media atau agregat. Pada permukaan ini akan tumbuh bakteri yang akan mengoksidasikan limbah yang melewatinya. Jumlah mikroba terus bertambah pada saat pengoksidasian.

    Trickling filter terdiri dari suatu bak dengan media permeable untuk pertumbuhan mikroorganisme. Air limbah didistribusikan pada bagian atas trickling filter dengan suatu lengan distribuor yang dapat berputar. Filter juga dilengkapi dengan underdrain

  • Muchsin Nur Jaman

    ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-54

    untuk mengumpulkan biofilm yang mati untuk kemudian diendapkan pada bak pengendap.

    3. PELAKSANAAN KONSTRUKSI

    Proyek DSDP terdiri dari beberapa paket ICB dan LCB. Paket pekerjaan untuk ICB terdiri dari pemasangan jaringan pipa (sewer line) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Paket LCB terdiri dari pekerjaan sambungan rumah (house connection) dan jaringan pipa (sewer line). Masa konstruksi dimulai pada tahun 2004 dan diharapkan selesai pada tahun 2008.

    Lingkup pekerjaan pada proyek DSDP meliputi:

    Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas pengolahan 51.000 m3/hari

    Jaringan pipa air limbah (diamater 200 -1200 mm) dengan panjang total 130 km.

    Rumah pompa di Sanur & Kuta Sambungan Rumah (SR) sebanyak 10.000

    unit.

    3.1 IPAL

    Sistem pengolahan air limbah DSDP ini menggunakan sistem kolam aerasi dan kolam sedimentasi. Sistem aerasi digunakan dengan maksud untuk mengurangi kebutuhan luas lahan dan meningkatkan proses pengolahan menjadi lebih cepat sekaligus meniadakan bau yang mungkin timbul akibat proses oksidasi yang tidak sempurna. Sistem ini relatif sederhana sehingga tidak memerlukan tenaga/ operator dengan kualifikasi khusus untuk pengoperasian dan pemeliharaannya. Ditinjau dari segi biaya investasi dan operasi pemeliharaan, biaya yang diperlukan relatif rendah.

    IPAL ini berlokasi dekat Pelabuhan Benoa yang terletak antara Wilayah Sanur dan Wilayah Legian-Seminyak nantinya akan menghasilkan keluaran air olahan dengan BOD kurang dari 30 mg/lt (masih lebih baik dari standar baku mutu yaitu 50 mg/lt), dan selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk penyiraman taman kota atau dialirkan ke laut.

    Untuk mengatasi kemungkinan adanya rembesan terhadap air tanah pada kolam aerasi dilakukan pelapisan dengan geomembrane dan geotextile (lapisan kedap air yang sangat kuat).

    Lingkungan di sekitar IPAL akan ditanami pepohonan dan diberi taman sehingga nyaman untuk dilihat. Dengan demikian diharapkan bahwa kekhawatiran dan pandangan bahwa IPAL merupakan tempat yang kumuh dan kotor akan dapat dihilangkan. IPAL tersebut juga direncanakan dapat berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk penanaman kesadaran terhadap lingkungan bagi para pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.

    Gambar 3. Layout IPAL

    3.1.1 Aerated Lagoon

    Terdapat dua buah kolam aerasi dengan luas masing-masing 1.5 Ha dan kedalaman 4 meter. Kolam aerasi dilengkapi dengan mesin aerator sebanyak 6 unit. Pada awalnya, kolam aerasi akan dikelilingi oleh timbunan tanah (embankment) dengan ketinggian 4.5 meter. Namun dari hasil kajian teknis berdasarkan data penyelidikan tanah ulang, daya dukung tanah asli diperkirakan tidak akan mampu menahan beban timbunan tanah tersebut. Lahan tersebut sebelumnya adalah hutan bakau dengan tanah berlumpur.

    Berdasarkan hasil kajian beberapa alternatif desain, akhirnya dipilih dinding penahan dari beton sebagai desain dinding kolam. Sebagai pondasi dari struktur dinding beton, digunakan tiang pancang beton dengan

  • Metode Pelaksanaan Konstruksi Denpasar Sewerage Development Project

    ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-55

    kedalaman bervariasi antara 12 40 meter. Timbunan tanah tetap dipergunakan sebagai urugan untuk jalan inspeksi.

    Gambar 4. Desain Dinding Kolam Aerasi

    Dasar kolam aerasi dilapisi dengan geotextile yang berfungsi untuk mencegah rembesan air limbah ke dalam tanah.

    Gambar 5. Kolam Aerasi

    Gambar 6. Mesin Aerator

    3.1.2 Sedimentation Pond

    Instalasi ini juga dilengkapi dua buah kolam pengendapan (sedimentation pond) dengan luas masing-masing 1 Ha dan kedalaman 2.5 meter. Desain dinding kolam berupa timbunan tanah dengan penutup lereng pasangan batu (sisi kolam) dan rumput (sisi luar).

    Gambar 7. Kolam Sedimentasi

    3.1.3 Bangunan Pendukung

    Terdapat tiga bangunan pendukung yang ada di IPAL, yaitu Inflow Pumping Station, Control Building, dan Substation Building.

    Gambar 8. Bangunan Pendukung

    Gambar 9. Perspektif IPAL DSDP

  • Muchsin Nur Jaman

    ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-56

    Gambar 10. Pompa di Inflow Pumping Station

    3.2 Jaringan Pipa (Sewer Line)

    Penggalian dan pemasangan pipa air limbah mempergunakan metode yang sudah memperhitungkan segala aspek yang berhubungan dengan keamanan dan ketidaknyamanan, sehingga gangguan yang mungkin ditimbulkan selama pelaksanaan pemasangan pipa dapat ditekan seminimal mungkin.

    Beberapa metode yang diterapkan dalam konstruksi pemasangan pipa air limbah yaitu:

    Sistem galian terbuka tanpa turap penahan.

    Sistem galian terbuka dengan turap kayu/baja/sheeting plate.

    Sistem Jacking, yang digunakan untuk perlintasan sungai, jalan yang padat lalu lintasnya dan galian yang dalam.

    3.2.1 Galian Terbuka

    Galian terbuka digunakan pada pemasangan pipa dengan diameter lebih kecil dari 1000 mm.

    Gambar 11. Pemasangan Pipa Metode Galian Terbuka

    Gambar 12. Pemasangan Manhole

    3.2.2 Pipe Jacking Method

    Metode pipe jacking merupakan metode pemasangan pipa dengan menempatkan mesin bor di ujung depan pipa dan adanya tambahan tekanan dari hidrolik jack di driving pit. Metode ini digunakan pada pipa diameter 1000, 1100, dan 1200 mm. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan metode ini adalah:

    - Jalur pemasangan pipa akan memotong jalan dengan lalu lintas padat, jalur kereta api, atau sungai.

    - Jalur pemasangan pipa berada pada area yang sempit, di mana metode galian terbuka dengan kemiringan yang aman tidak memungkinkan dilaksanakan.

    - Pertimbangan ekonomis apabila pemasangan pipa berada pada kedalaman yang cukup tinggi.

    Gambar 13. Konsep Pipe Jacking Method

  • Metode Pelaksanaan Konstruksi Denpasar Sewerage Development Project

    ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-57

    Proses pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa dengan metode pipe jacking dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

    Gambar 14. Mesin Pipe Jacking

    Gambar 15. Pelaksanaan Pipe Jacking

    3.3 House Connection

    Sambungan Rumah meliputi jaringan perpipaan yang akan menyalurkan air limbah dari Kamar Mandi, WC, Tempat Cuci, Dapur dll menuju House Inlet (bak kontrol) yang dibangun di halaman depan rumah pelanggan. Dari House Inlet ini, air limbah

    kemudian dihubungkan / disalurkan dengan pipa PVC ke pipa sewer yang ada di jalan.

    House Inlet akan berfungsi sebagai bak kontrol bagi pemeliharaan saluran air limbah dari pelanggan (rumah-tangga, Hotel, Restoran, Perkantoran dll), sehingga memudahkan apabila terjadi sumbatan dll.

    Gambar 16. Sambungan Rumah

    4. Referensi

    1. TOA PP Joint Operation (2004), Metode Pelaksanaan Proyek DSDP.

    2. TOA PP Joint Operation (2005), Presentasi Proyek DSDP.

    3. www.dsdp-bali.com

    Shaft construction( Departure )

    Preparation of Jacking ( outside

    & inside of Departure Shaft)

    and Slurry equipment

    Assembly of Jacking and installation

    ( machine with accessories )

    Pipe Jacking ( Up s tream )

    Machine Salvage

    Machine maintenance

    It moves to the next departure

    shaft

    Manhole Installation and

    Restoration

    Shaft Construction( Arrival )

    Preparation of Jacking( inside of Arrival shaft )

    LAMPIRAN 1FLOW CHART PIPE JACKING METHOD

  • Muchsin Nur Jaman

    ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-58