jurnal-kinerja-keuangan

42
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Syamsuddin M. Abdul Mukhyi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma [email protected] [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja keuangan antara Bank Devisa dengan Bank Non Devisa. Data yang dijadikan acuan adalah data sekunder berupa laporan keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Bank Devisa dan Bank Non Devisa yang diteliti adalah Bank Swasta Nasional. Varabel yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR) serta Capital Adequacy Ratio (CAR). Metode analisis data yang digunakan adalah uji deskriptif, uji beda dan uji regresi. Hasil penerlitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kineja Bank Devisa dengan Bank Non Devisa, sama seperti penelitian-penelitian sebelumnya. Kata kunci : Devisa, Return, Capital Adequacy PENDAHULUAN Upaya pemerintah untuk menggairahkan kehidupan sektor keuangan umumnya dan industri perbankan khususnya telah dimulai pada tahun 1988 melalui Paket

Upload: anindita-purwaningrum

Post on 30-Jun-2015

551 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal-kinerja-keuangan

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BANK

DEVISA DAN BANK NON DEVISA

DI INDONESIA

Syamsuddin

M. Abdul Mukhyi

Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

[email protected]

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja keuangan antara Bank Devisa dengan Bank Non Devisa. Data yang dijadikan acuan adalah data sekunder berupa laporan keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Bank Devisa dan Bank Non Devisa yang diteliti adalah Bank Swasta Nasional. Varabel yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR) serta Capital Adequacy Ratio (CAR). Metode analisis data yang digunakan adalah uji deskriptif, uji beda dan uji regresi. Hasil penerlitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kineja Bank Devisa dengan Bank Non Devisa, sama seperti penelitian-penelitian sebelumnya.Kata kunci : Devisa, Return, Capital Adequacy

PENDAHULUAN

Upaya pemerintah untuk menggairahkan kehidupan sektor keuangan

umumnya dan industri perbankan khususnya telah dimulai pada tahun 1988

melalui Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 tentang deregulasi perbankan.

Kebijakan ini mencakup bidang keuangan, perbankan maupun bidang moneter.

Khusus yang berkaitan dengan kebijakan bidang perbankan antara lain diatur

mengenai pemberian kemudahaan dalam mendirikan bank dan lembaga keuangan

bukan bank. Kebijakan lain adalah ketentuan pendirian bank swasta dengan modal

Page 2: jurnal-kinerja-keuangan

minimal Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliyar rupiah), bank perkreditan rakyat

dengan modal minimal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

Paket kebijakan tanggl 27 Oktober 1988 tersebut diarahkan pada sasaran

kebijakan berupa peningkatan mobilisasi dana masyarakat, peningkatan ekspor

non migas serta efisiensi lembaga keuangan dan perbankan. Selain itu, melalui

paket kebijakan tersebut diharapkan bisnis perbankan di Indonesia mengalami

perkembangan yang cukup pesat. Menurut Supriyanto (2003), pada akhir tahun

2002 sektor perbankan menguasai 90,46 % pangsa pasar sektor keuangan di

Indonesia, sedangkan sekitar 9,54 % dikuasai oleh sektor non perbankan seperti

asuransi, sekuritas dan pegadaian. Untuk tahun 2007 perbankan hanya menguasai

sekitar 80 % pasar sektor keuangan

Dengan berkembangnya usaha perbankan sebagai dampak adanya paket

kebijakan tanggal 27 Oktober 1988 tersebut tidak otomatis mendorong

terwujudnya industri perbankan yang kuat. Hal ini terbukti dengan banyaknya

jumlah bank yang mengalami kebangkrutan pada saat terjadi krisis ekonomi tahun

1997 – 1998 yang lalu. Krisis keuangan yang melanda Indonesia pada tahun 1998

tersebut memberikan dampak yang buruk terhadap dunia perbankan. Indikatornya

adalah Non Performing Loan (NPL) yang mencapai 50 %, tingkat keuntungan

industri perbankan –18 % dan CAR –15 % (Hawkins, 1999). Dengan terpuruknya

sektor perbankan akibat krisis tersebut memaksa pemerintah menempuh tindakan

berupa likwidasi beberapa bank yang dinilai tidak sehat untuk terus beroperasi.

Dampak dari kebijakan tersebut adalah menurunnya kepercayaan masyarakat

secara drastis terhadap industri perbankan.

Keterpurukan sektor perbankan sebagai dampak krisis keuangan tersebut

secara langsung mempengaruhi peranan bank sebagai lembaga intermediasi.

Sebagai lembaga intermediasi, bank menjembatani kepentingan pihak yang

kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana. Intermediasi yang

dilakukan oleh bank adalah intermediasi keuangan berupa kegiatan pengalihan

dana dari penabung kepada peminjam. Untuk memulihkan kepercayaan

masyarakat sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan dengan baik maka bank

harus menunjukan kinerja yang baik yang tercermin dari laporan keuangan bank.

2

Page 3: jurnal-kinerja-keuangan

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa perkembangan Bank di Indonesia

mengalami keadaan pasang surut. Sebagai contoh adalah penggabungan beberapa

bank milik pemerintah seperti Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank

Ekspor Impor Indonesia, Bank Pembangunan Indonesia menjadi Bank Mandiri.

Demikian juga halnya dengan Bank Sawsta Nasional karena ada yang merger dan

ada pula yang ditutup. Merger ini salah satu bentuk untuk menunjukkan

pengelolaan bank yang efektif dan efisien.

Kendala terberat dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang terjadi

pada tahun 1997 – 1998 berawal dari krisis nilai tukar Rupiah yang diikuti

penurunan kinerja ekonomi Indonesia yang pada akhirnya menimbulkan krisis di

berbagai bidang. Perkembangan krisis yang begitu cepat tidak terlepas dari

tingginya keterbukaan ekonomi serta besarnya ketergantungan pada pihak luar.

Untuk mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat dan peran bank

sebagai lembaga intermediasi, maka diperlukan bank dengan kinerja yang sehat

sehingga proses intermediasi dapat berjalan lancar dan tingkat kepercayaan

masyarakat pulih kembali. Kinerja bank pada industri perbankan dapat diukur

berdasarkan rasio-rasio laporan keuangan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji perbedaaan kinerja keuangan bank devisa setiap tahunnya.

2. Untuk menguji perbedaan kinerja keuangan bank non devisa setiap tahunnya.

3. Untuk menguji perbedaan kinerja keuangan bank devisa dengan bank non

devisa.

4. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan bank devisa dan bank non devisa

terhadap tingkat kecukupan modalnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Kinerja badan usaha merupakan satu hal yang sangat penting karena

kinerja merupakan cermin kemampuan badan usaha mengelola sumber daya yang

3

Page 4: jurnal-kinerja-keuangan

ada. Sebagai suatu badan usaha, bank sangat berkepentingan untuk mencapai

kinerja yang baik agar kepercayaan masyarakat (nasabah) semakin meningkat.

Penilaian kinerja bank juga bertujuan memberi semangat kepada karyawan

untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi (perusahaan) sebagaimana tertuang

dalam rencana anggaran. Semakin baik kinerja semakin meningkat semangat kerja

karyawan yang pad akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Kinerja bank dapat diukur dengan menganalisa laporan keuangan. Dalam

analisa laporan keuangan tersebut, kinerja keuangan periode terdahulu dijadikan

dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja dimasa mendatang.

Beberapa kinerja bank yang diukur berdasarkan rasio laporan keuangan

adalah Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio

(LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) . Return On Asset adalah kemampuan

perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh Bank.

Return On Asset dapat diperoleh dengan cara menghitung rasio antara laba setelah

pajak dengan total aktiva. Return On Equity adalah indikator kemampuan

perbankan dalam mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh laba bersih.

ROE dapat diperoleh dengan menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan

Total Equitas. Loan to Deposit Ratio adalah indikator kemampuan perbankan

dalam membayar semua dana masyarakat dan modal sendiri dengan

mengandalkan kredit yang didistribusikan kepada masyarakat. LDR dapat

diperoleh dengan cara menghitung rasio antara Total Loan dengan Total Deposit.

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar

jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat

berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri, disamping

memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Bank Indonesia

menggunakan CAR untuk mengelompokkan tingkat kesehatan bank, disamping

NPL (BI, 2005).

Kinerja keuangan bank mencerminkan kemampuan operasional bank

baik dalam bidang penghimpunan dana, penyaluran dana, teknologi serta sumber

daya manusia. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan

bank pada periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun

4

Page 5: jurnal-kinerja-keuangan

penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,

likuiditas dan profitabilitas bank (Jumingan, 2006 dalam Lestari dan Sugiharto,

2007).

Kinerja bank juga dapat menunjukan kekuatan dan kelemahan bank.

Dengan mengetahui kekuatan bank, maka dapat dimanfaatkan untuk

pengembangan usaha bank. Sedangkan kelemahannya dapat dijadikan dasar untuk

perbaikan dimasa mendatang.

Beberapa penelitian tentang kinerja bank diantaranya adalah Abidin

(2007) yang mengevaluasi kinerja efisiensi bank devisa dan bank non devisa

dengan menggunakan data envelopment analysis (DEA) dengan hasil penelitian

yang diperoleh hanya 24% bank devisa dan 19% bank non devisa yang dinyatakan

efisien.

Febriyanti dan Zulfadin (2003) yang menggunakan Return on Assets

(ROA), Return on Equity (ROE) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk menguji

perbedaan antara bank devisa dan bank non devisa. Data yang digunakan adalah

laporan keuangan bank devisa dan bank non devisa tahun 2000-2001. Sampel

yang digunakan adalah 30 bank devisa dan 30 bank non devisa. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kinerja bank devisa dengan bank non devisa.

Lestari dan Sugiharto (2007) melakukan penelitian dengan obyek yang

sama yaitu bank devisa dan bank non devisa dengan jumlah sampel sebanyak 7

bank devisa dan 7 bank non devisa. Data yang digunakan adalah laporan

keuangan tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Hasil yang diperoleh dari

penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara kinerja bank devisa dengan bank non devisa.

Merkusiwati (2007) yang menguji pengaruh capital, asset quality,

management, earning, dan liquidity (CAMEL) dengan kinerja perbankan yang

diukur dengan return on assets (ROA) dengan periode penelitian tahun 1997

sampai dengan tahun 2001. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah

CAMEL berpengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan.

5

Page 6: jurnal-kinerja-keuangan

Sari (2006) yang mengukur perbedaan tingkat kesehatan dengan berbagai

pendekatan rasio keuangan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah ROA

dan CAR merupakan faktor paling dominan dalam menentukan tingkat kesehatan

bank.

METODE PENELITIAN

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

berupa laporan keuangan Bank Devisa dan Bank Non Devisa yang dipublikasikan

Bank Indonesia. Sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan berupa

neraca dan laporan laba / rugi tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah kinerja keuangan

bank devisa dan bank non devisa. Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja

bank adalah rasio keuangan yang terdiri dari rasio rentabilitas, rasio likuiditas dan

tingkat kecukupan modalnya. Rasio rentabilitas terdiri dari Return On Asset dan

Return On Equity, dan rasio likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio sebagai

variabel independen. Sedangkan variabel dependennya adalah tingkat kecukupan

modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).

Return On Asset adalah kemampuan perbankan untuk memperoleh laba

atas sejumlah asset yang dimiliki oleh Bank. Return On Asset dapat diperoleh

dengan cara menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan total aktiva.

ROA = X 100 %

Return On Equity adalah indikator kemampuan perbankan dalam

mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh laba bersih. ROE dapat

diperoleh dengan menghitung rasio antara laba setelah pajak dengan Total

Equitas.

ROE = X 100 %

Loan to Deposit Ratio adalah indikator kemampuan perbankan dalam

membayar semua dana masyarakat dan modal sendiri dengan mengandalkan

6

Page 7: jurnal-kinerja-keuangan

kredit yang didistribusikan kepada masyarakat. LDR dapat diperoleh dengan cara

menghitung rasio antara Total Loan dengan Total Deposit.

LDR = X 100 %

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) dibiayai dari modal sendiri,

disamping dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.

Modal Bank

CAR = Total ATMR x 100 %

Hipotesis yang diajukan adalah :

H01 Kinerja keuangan bank devisa setiap tahunnya tidak berbeda signifikan.

H02 Kinerja keuangan bank non devisa setiap tahunnya tidak berbeda

signifikan.

H03 Kinerja keuangan bank devisa dengan bank non devisa tidak berbeda

signifikan.

H04 Kinerja bank devisa dan bank non devisa tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kecukupan modalnya.

PEMBAHASAN

Kinerja Keuangan Bank Devisa dan Non Devisa.

Perhitungan rasio untuk mengetahui kinerja keuangan Bank meliputi rasio

rentabilitas dan rasio likuiditas. Perhitungan rasio tersebut didasarkan pada

laporan keuangan masing-masing bank per 31 Desember 2004 sampai dengan 31

Desember 2006.

Perhitungan rasio rentabilitas bertujuan mengukur kemampuan bank

dalam menghasilkan laba atas sejumlah modal dan aktiva yang dimiliki Bank

7

Page 8: jurnal-kinerja-keuangan

sehingga dapat mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh Bank yang

bersangkutan (lihat lampiran 1, 2, 3 dan 4).

Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan Bank dalam

membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menempatkan

dananya dengan menarik kembali kredit yang telah diberikan kepada debiturnya.

Hasil perhitungannya terdapat pada lampiran 5 dan 6.

Uji Beda Bank Devisa dan Bank Non Devisa

Hasil perhitungan uji beda ROA, ROE, LDR maupun CAR Bank Devisa

dapat kita lihat pada table 1, 2, 3 dan 4 berikut.

Tabel 1. Uji Beda ROA Bank Devisa

Test Statisticsb

-.971a -2.448a

.331 .014

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

ROA2005 -ROA2006

ROA2004 -ROA2005

Based on negative ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Pada tabel 1 nilai t hitung untuk ROA 2005 dengan 2006 adalah sebesar -

0,971 yang berarti lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,331 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA

ditolak, atau dengan kata lain ROA bank devisa tahun 2005 tidak berbeda

signifikan dengan ROA tahun 2006.

Sedangkan untuk ROA 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah

sebesar -2,448 lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,014 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA

diterima, atau dengan kata lain ROA bank devisa tahun 2004 berbeda signifikan

dengan ROA tahun 2005.

Kinerja tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 menunjukkan bahwa

kinerja bank devisa mengalami peningkatan, dimana proporsi kenaikan laba bank

devisa lebih besar dari proporsi kenaikan aktivanya. Hal ini dimungkinkan apabila

pengelolaan aset yang dimilikinya optimal, sehingga menghasilkan laba yang

maksimal.

Tabel 2. Uji Beda ROE Bank Devisa

8

Page 9: jurnal-kinerja-keuangan

Test Statisticsb

-1.130a -3.281a

.259 .001

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

ROE2005 -ROE2006

ROE2004 -ROE2005

Based on negative ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Pada tabel 2 nilai t hitung untuk ROE 2005 dengan 2006 adalah sebesar -

1,130 yang berarti lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,259 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA

ditolak, atau dengan kata lain ROE bank devisa tahun 2005 tidak berbeda dengan

ROE tahun 2006.

Sedangkan untuk ROE 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah

sebesar -3,281 lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,001 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA

diterima, atau dengan kata lain ROE bank devisa tahun 2004 berbeda signifikan

dengan ROE tahun 2005.

Seperti halnya ROA, kinerja berdasarkan ROE antara tahun 2004 sampai

dengan tahun 2006 juga menunjukkan kinerja bank devisa yang optimal sehingga

dapat memaksimalkan pengelolaan modal yang dimilikinya.

Tabel 3. Uji Beda LDR Bank Devisa

Test Statisticsc

-2.972a -2.252b

.003 .024

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

LDR2005 -LDR2006

LDR2004 -LDR2005

Based on positive ranks.a.

Based on negative ranks.b.

Wilcoxon Signed Ranks Testc.

Pada tabel 3 nilai t hitung untuk LDR 2005 dengan 2006 adalah sebesar -

2,972 yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,003 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA

diterima, atau dengan kata lain LDR bank devisa tahun 2005 berbeda signifikan

dengan LDR tahun 2006.

Begitu juga dengan LDR 2004 dengan 2005 dimana hitungnya adalah

sebesar -2,252 yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai

signifikansinya 0,024 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0

9

Page 10: jurnal-kinerja-keuangan

ditolak dan HA diterima, atau dengan kata lain LDR bank devisa tahun 2004

berbeda signifikan dengan LDR tahun 2005.

Merujuk dari perbandingan ROA dan ROE bank devisa untuk tahun 2004

sampai dengan tahun 2006, peningkatan kinerja bank devisa diimbangi dengan

peningkatan dana yang diterimanya (deposit), sehingga LDR dari tahun ke tahun

mengalami penurunan. Kinerja yang bagus meningkatkan tingkat kepercayaan

nasabahnya untuk menanamkan dananya di bank. Akan tetapi banyaknya dana

yang tertanam tanpa diimbangi dengan jumlah pengucuran kredit, menyebabkan

akan semakin menumpuknya asset yang dimiliki.

Tabel 4. Uji Beda CAR Bank Devisa

Test Statisticsb

-1.308a -1.142a

.191 .254

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

CAR2005 -CAR2006

CAR2004 -CAR2005

Based on positive ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Pada tabel 4 nilai t hitung untuk CAR 2005 dengan 2006 adalah sebesar -

1,308 yang berarti lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,191 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA

ditolak, atau dengan kata lain CAR bank devisa tahun 2005 tidak berbeda

signifikan dengan CAR tahun 2006.

Begitu juga untuk CAR 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah

sebesar -1,142 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,254 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA

ditolak, atau dengan kata lain CAR bank devisa tahun 2004 tidak berbeda

signifikan dengan CAR tahun 2005.

Apabila kita merujuk tidak adanya perbedaan antara CAR 2004 sampai

dengan tahun 2006, maka dapat dikatakan bahwa penumpukkan aset bank

cenderung bukan dalam aset operasional mereka akan tetapi lebih kepada

penambahan aktiva tetapnya. Penambahan aktiva tetap menyebabkan porsi

tambahan aset operasional berkurang, sehingga bank tidak dapat mengoptimalkan

kinerjanya.

10

Page 11: jurnal-kinerja-keuangan

Uji Beda Bank Non Devisa

Hasil perhitungan uji beda ROA, ROE, LDR maupun CAR Bank Non

Devisa dapat kita lihat pada tabel 5, 6, 7 dan 8 berikut :

Tabel 5. Uji Beda ROA Bank Non Devisa

Test Statisticsb

-1.707a -2.849a

.088 .004

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

ROA2005 -ROA2006

ROA2004 -ROA2005

Based on negative ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Pada tabel 5 nilai t hitung untuk ROA 2005 dengan 2006 adalah sebesar -

1,707 yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,088 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA

diterima, atau dengan kata lain ROA bank non devisa tahun 2005 berbeda dengan

ROA tahun 2006.

Begitu juga untuk ROA 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah

sebesar -2,849 lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,004 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA

diterima, atau dengan kata lain ROA bank non devisa tahun 2004 berbeda

signifikan dengan ROA tahun 2005.

Kinerja bank non devisa menunjukkan terjadi penurunan kinerja dari tahun

2004 sampai dengan tahun 2006, dimana proporsi kenaikan labanya dari tahun ke

tahun semakin menurun.

Tabel 6. Uji Beda ROE Bank Non Devisa

Test Statisticsb

-2.911a -3.198a

.004 .001

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

ROE2005 -ROE2006

ROE2004 -ROE2005

Based on negative ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Pada tabel 6 nilai t hitung untuk ROE 2005 dengan 2006 adalah sebesar -

2,911 yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,004 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA

diterima, atau dengan kata lain ROE bank non devisa tahun 2005 berbeda

signifikan dengan ROE tahun 2006.

11

Page 12: jurnal-kinerja-keuangan

Begitu juga untuk ROE 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah

sebesar -3,198 lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,001 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA

diterima, atau dengan kata lain ROE bank non devisa tahun 2004 berbeda

signifikan dengan ROE tahun 2005.

Seperti halnya ROA, ROE bank non devisa juga menunjukkan hal yang

sama, dimana proporsi kenaikan laba yang dihasilkannya semakin menurun setiap

tahunnya.

Tabel 7. Uji Beda LDR Bank Non Devisa

Test Statisticsc

-2.419a -.401b

.016 .688

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

LDR2005 -LDR2006

LDR2004 -LDR2005

Based on positive ranks.a.

Based on negative ranks.b.

Wilcoxon Signed Ranks Testc.

Pada tabel 7 nilai t hitung untuk LDR 2005 dengan 2006 adalah sebesar -

2,419 yang berarti lebih kecil dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,016 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 ditolak dan HA

diterima, atau dengan kata lain LDR bank non devisa tahun 2005 berbeda

signifikan dengan LDR tahun 2006.

Sedangkan untuk LDR 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah

sebesar -0,401 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,688 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA

ditolak, atau dengan kata lain LDR bank non devisa tahun 2004 tidak berbeda

signifikan dengan LDR tahun 2005.

Sama halnya dengan ROA dan ROE, LDR bank non devisa menunjukkan

perbedaan yang signifikan, artinya bahwa proporsi kenaikan dana yng diterima

tidak diimbangi dengan proporsi kenaikan kredit yang diberikan. Artinya bahwa

turunnya LDR menunjukkan bahwa besarnya dana yang diterima lebih besar dari

kredit yang dikeluarkan.

Tabel 8. Uji Beda CAR Bank Non Devisa

12

Page 13: jurnal-kinerja-keuangan

Test Statisticsb

-2.520a -.072a

.012 .943

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

CAR2005 -CAR2006

CAR2004 -CAR2005

Based on positive ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Pada tabel 8 nilai t hitung untuk CAR 2005 dengan 2006 adalah sebesar -

2,520 yang berarti lebih kecil dari t tabel (lihat tabel tabel t) sebesar -1,699 dan

nilai signifikansinya 0,012 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0

ditolak dan HA diterima, atau dengan kata lain CAR bank non devisa tahun 2005

berbeda signifikan dengan CAR tahun 2006.

Sedangkan untuk CAR 2004 dengan 2005 dimana t hitungnya adalah

sebesar -0,072 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

0,943 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA

ditolak, atau dengan kata lain CAR bank non devisa tahun 2004 tidak berbeda

signifikan dengan CAR tahun 2005.

Apabila kita lihat dari perubahan CAR dari tahun 2005 ke 2006 yang

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, menunjukkan bahwa adanya

usaha bank non devisa untuk memperbaiki kinerjanya dengan melakukan

penambahan aset beresikonya. Tujuan dari penambahan aset ini adalah untuk

meningkatkan kinerja bank non devisa itu sendiri.

Uji Beda Bank Devisa dengan Bank Non Devisa

Hasil perhitungan uji beda ROA, ROE, LDR maupun CAR Bank Devisa

dengan Bank Non Devisa dapat kita lihat pada tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Uji Beda Bank Devisa dengan Bank Non Devisa

Test Statisticsc

-.381a -.031a -1.018b -1.244a

.704 .975 .309 .213

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

ROANON -ROADEV

ROENON -ROEDEV

LDRNON -LDRDEV

CARNON -CARDEV

Based on negative ranks.a.

Based on positive ranks.b.

Wilcoxon Signed Ranks Testc.

13

Page 14: jurnal-kinerja-keuangan

Pada tabel 9 nilai t hitung untuk ROA Bank Devisa dengan ROA Bank

Non Devisa adalah -0,381 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai

signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima

dan HA ditolak, atau dengan kata lain ROA bank devisa tidak berbeda signifikan

dengan ROA bank non devisa.

Nilai t hitung untuk ROE Bank Devisa dengan ROE Bank Non Devisa

adalah -0,031 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya lebih

besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA ditolak, atau

dengan kata lain ROE bank devisa tidak berbeda signifikan dengan ROE bank non

devisa.

Nilai t hitung untuk LDR Bank Devisa dengan LDR Bank Non Devisa

adalah -0,1018 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA ditolak,

atau dengan kata lain LDR bank devisa tidak berbeda signifikan dengan LDR

bank non devisa.

Nilai t hitung untuk CAR Bank Devisa dengan CAR Bank Non Devisa

adalah -0,1244 lebih besar dari t tabel sebesar -1,699 dan nilai signifikansinya

lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga H0 diterima dan HA ditolak,

atau dengan kata lain CAR bank devisa tidak berbeda signifikan dengan bank non

devisa.

Secara umum kinerja bank devisa dan bank non devisa untuk tahun 2004

sampai dengan 2006 dapat dikatakan tidak berbeda signifikan, sama seperti

penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2007), Febriyanti dan Zulfadin (2003),

serta Lestari dan Sugiharto (2007). Hal ini dapat dikatakan bahwa bank devisa

dengan fasilitas dan kualitas pelayanan yang lebih baik tentunya, tidak dapat

mengoptimalkan kelebihannya tersebut. Penumpukan aset dan modal yang

dimilikinya cenderung akan mengurangi kinerja bank ditahun-tahun berikutnya.

Bandingkan dengan bank non devisa yang melakukan penambahan dalam aset

operasionalnya, dalam hal ini aset beresiko yang dimilikinya.

14

Page 15: jurnal-kinerja-keuangan

Pengaruh Kinerja Bank Devisa terhadap Kecukupan Modal

Nilai koefisien dalam tabel 10 menunjukkan bahwa secara parsial hanya

nilai t hitung untuk ROA yang lebih besar dari t tabel 1,699. Hal ini didukung

dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05.

Sehingga H0 ditolak dan HA diterima, artinya bahwa ROA Bank Devisa

berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya yang diukur

dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).

Tabel 10. Nilai Koefisien

Coefficientsa

4.814 3.459 1.392 .176

5.503 .662 1.562 8.307 .000

-.307 .048 -1.212 -6.443 .000

.020 .025 .083 .806 .428

(Constant)

ROA

ROE

LDR

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: CARa.

Nilai anova dalam tabel 11 menunjukkan bahwa secara simultan ROA,

ROE dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR, hal ini dapat kita lihat dari

nilai F hitung 23,331 > dari F tabel 4,2 dan nilai signifikansi 0,000 < tingkat

signifikansi 0,05. Artinya bahwa kinerja Bank Devisa berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kecukupan modalnya.

Tabel 11. Anova

ANOVAb

1055.625 3 351.875 23.331 .000a

392.123 26 15.082

1447.748 29

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), LDR, ROA, ROEa.

Dependent Variable: CARb.

Persamaannya regresinya adalah sebagai berikut :

CAR = 4,814 + 5,503 ROA – 0,307 ROE + 0,020 LDR + ε

Tanpa adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan

modalnya (CAR) adalah 4,814. Dengan adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya

tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 4,814 dan setiap kenaikan CAR

sebesar 1 dipengaruhi oleh kenaikan ROA sebesar 5,503 dan LDR sebesar 0,020

serta penurunan ROE sebesar 0,307.

15

Page 16: jurnal-kinerja-keuangan

Besarnya pengaruh ROA, ROE dan LDR Bank Devisa terhadap tingkat

kesehatan banknya (CAR) adalah 0,729 (lihat tabel 12) atau sebesar 72,9% dan

sebesar 7,1% dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 12. Model Summary

Model Summary

.854a .729 .698 3.88351Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), LDR, ROA, ROEa.

Pengaruh Kinerja Bank Non Devisa terhadap Kecukupan Modal

Nilai koefisien dalam tabel 13 menunjukkan bahwa hanya nilai t hitung

untuk konstanta dan ROA yang lebih besar dari t tabel 1,699. Hal ini didukung

dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05.

Sehingga H0 ditolak dan HA diterima, artinya bahwa ROA Bank Non Devisa

berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya yang diukur dengan

Capital Adequacy Ratio (CAR).

Tabel 13. Nilai Koefisien

Coefficientsa

18.620 4.775 3.900 .001

7.292 .499 1.845 14.615 .000

-1.092 .094 -1.410 -11.570 .000

-.024 .036 -.045 -.673 .507

(Constant)

ROA

ROE

LDR

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: CARa.

Nilai anova dalam tabel 14 menunjukkan bahwa secara simultan ROA,

ROE dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR, hal ini dapat kita lihat dari

nilai F hitung 82,674 > dari F tabel 4,2 dan nilai signifikansi 0,000 < tingkat

signifikansi 0,05. Artinya bahwa kinerja Bank Non Devisa berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kecukupan modalnya.

Tabel 14. Anova

ANOVAb

2039.482 3 679.827 82.674 .000a

213.796 26 8.223

2253.278 29

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), LDR, ROE, ROAa.

Dependent Variable: CARb.

16

Page 17: jurnal-kinerja-keuangan

Persamaannya regresinya adalah sebagai berikut :

CAR = 18,620 + 7,292 ROA – 1,092 ROE - 0,024 LDR + ε

Tanpa adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan

modalnya (CAR) adalah 18,620. Dengan adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya

tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 18,620 dan setiap kenaikan CAR

sebesar 1 dipengaruhi oleh kenaikan ROA sebesar 7,292 serta penurunan ROE

sebesar 1,092 dan LDR sebesar 0,024.

Besarnya pengaruh ROA, ROE dan LDR Bank Non Devisa terhadap

tingkat kesehatan banknya (CAR) adalah 0,905 (lihat tabel 15) atau sebesar 90,5%

dan sebesar 9,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 15. Model Summary

Model Summary

.951a .905 .894 2.86757Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), LDR, ROE, ROAa.

Pengaruh Kinerja Bank terhadap Kecukupan Modal

Nilai koefisien dalam tabel 16 menunjukkan bahwa hanya nilai t hitung

untuk konstanta dan ROA yang lebih besar dari t tabel 1,699. Hal ini didukung

dengan nilai signifikansinya yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05.

Sehingga H0 ditolak dan HA diterima, artinya bahwa ROA Bank Devisa dan Bank

Non Devisa berpengaruh signifikan terhadap tingkat kecukupan modalnya yang

diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).

Tabel 16. Nilai Koefisien

Coefficientsa

14.489 4.175 3.471 .002

3.884 .532 .902 7.302 .000

-.354 .043 -.995 -8.287 .000

-.026 .030 -.086 -.858 .399

(Constant)

ROA

ROE

LDR

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: CARa.

Nilai anova dalam tabel 17 menunjukkan bahwa secara simultan ROA,

ROE dan LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR, hal ini dapat kita lihat dari

nilai F hitung 27,418 > dari F tabel 4,2 dan nilai signifikansi 0,000 < tingkat

17

Page 18: jurnal-kinerja-keuangan

signifikansi 0,05. Artinya bahwa kinerja Bank berpengaruh signifikan terhadap

tingkat kecukupan modalnya.

Tabel 17. Anova

ANOVAb

618.078 3 206.026 27.418 .000a

195.370 26 7.514

813.448 29

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), LDR, ROE, ROAa.

Dependent Variable: CARb.

Persamaannya regresinya adalah sebagai berikut :

CAR = 14,489 + 3,884 ROA – 0,354 ROE – 0,026 LDR + ε

Tanpa adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya tingkat kecukupan

modalnya (CAR) adalah 14,489. Dengan adanya ROA, ROE dan LDR, besarnya

tingkat kecukupan modalnya (CAR) adalah 14,489 dan setiap kenaikan CAR

sebesar 1 dipengaruhi oleh kenaikan ROA sebesar 3,884 serta penurunan LDR

sebesar 0,354 serta penurunan ROE sebesar 0,026.

Besarnya pengaruh ROA dan LDR Bank terhadap tingkat kesehatan

banknya (CAR) adalah 0,760 (lihat tabel 18) atau sebesar 76% dan sebesar 24%

dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 18. Model Summary

Model Summary

.872a .760 .732 2.74121Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), LDR, ROE, ROAa.

Merujuk pada standar CAR sebesar 8%, tingginya nilai konstanta untuk

CAR bank devisa maupun bank non devisa yang sebesar 14,489% menunjukkan

bahwa kurang optimalnya kinerja kedua jenis bank tersebut. Bank tidak dapat

memanfaatkan kelebihan aset yang dimilikinya untuk mengoptimalkan perolehan

labanya.

18

Page 19: jurnal-kinerja-keuangan

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Kinerja bank devisa setiap tahunnya tidak menunjukkan adanya perbedaan

yang signifikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa kinerja bank devisa kurang

optimal. Ketidak optimalan bank devisa disebabkan karena adanya

penggunaan tambahan dana yang diperolehnya untuk penambahan aktiva

tetapnya.

2. Begitu juga dengan kinerja bank non devisa setiap tahunnya juga tidak

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Akan tetapi apabila kita

bandingkan antara kinerja bank devisa dengan bank non devisa, terlihat bahwa

kinerja bank non devisa terjadinya peningkatan yaitu dengan kemampuannya

menyamai kinerja bank devisa yang tentunya memiliki fasilitas dan kualitas

pelayanan yang lebih baik.

3. Hasil uji regresi baik untuk Bank Devisa, Bank Non Devisa, maupun secara

umum menunjukkan bahwa secara parsial tingkat kecukupan modal (CAR)

hanya dipengaruhi oleh Return on Assets (ROA). Sedangkan secara simultan

tingkat kecukupan modal (CAR) dipengaruhi oleh kinerja Bank, yang

ditunjukkan oleh ROA, ROE dan LDR.

Saran

Dari hasil kesimpulan terhadap pembahasan dan analisis, maka penulis

mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Secara umum, kinerja bank devisa dan bank non devisa memang tidak

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, sama seperti penelitian-

penelitian sebelumnya. Akan tetapi hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank

non devisa mampu mengimbangi kinerja bank devisa, atau dengan kata lain

bahwa kinerja bank devisa kurang optimal, meskipun memiliki fasilitas dan

kualitas pelayanan yang lebih baik dari bank non devisa. Tentunya keadaan ini

19

Page 20: jurnal-kinerja-keuangan

perlu disikapi dengan serius, khususnya untuk bank devisa, sehingga dapat

menemukan strategi khusus untuk dapat mengoptimalkan kembali kinerjanya.

2. Tingginya Capital Adequacy Ratio (CAR) yang dimiliki oleh bank devisa dan

bank non devisa yang melebihi standar yang ditetapkan Bank Indonesia

sebesar 8% merupakan salah satu faktor penyebab kurang optimalnya kinerja

bank-bank tersebut. Langkah yang harus diambil adalah dengan

mengoptimalkan aset yang dimilikinya, tentunya harus dengan

mempertimbangkan banyak faktor, khususnya kemungkinan terjadinya kredit

macet seperti yang pernah menimpa perbankan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, 2007. Kinerja Efisiensi pada Bank Umum. Proceeding PESAT Vol. 2, 2007.

Bank Indonesia, 2003. Peraturan Bank Indonesia No. 5/21/PBI/2003, tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum.

Dendawijaya, Lukman., 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Febriyanti, Anita dan Zulfadin, Rahadian., 2003. Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa Di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol. 7 No. 4

Ikatan Akuntan Indonesia, 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Kasmir, 1999. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Lestari, Maharani Ika dan Sugiharto, Toto., 2007. Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yanmg mempengaruhinya. Jurnal Vol. 2 ISSN 1858 – 2559.

Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani., 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL terhadap Kinerja Perusahaan. Buletin Studi Ekonomi Vol. 12 No. 1 Tahun 2007.

Santoso, Singgih., 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

__________ , 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11,5. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Sari, Marlupi Nanda Permata., 2006. Analisis Kinerja Perbankan dengan Metode CAMEL. Universitas Brawijaya.

Sawir, Agnes., 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Siamat, Dahlan., 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Indonesia.

Sugiyono, 2007. Statistik Non Parametrik. Bandung : Penerbit CV. Alfabeta.

20

Page 21: jurnal-kinerja-keuangan

Suyatno, Thomas., dkk., 1993. Kelembagaan Perbankan. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Lampiran 1. Hasil Perhitungan ROA Bank Devisa Tahun 2004, 2005 dan 2006No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata1 Bank Arta Niaga 0.85 1.12 0.92 0.962 Bank Agro Niaga 0.54 0.54 1.24 0.773 Bank Antar daerah 0.75 1.22 1.04 1.004 Bank Arta Graha Intr. 0.28 0.24 0.40 0.315 Bank Bukopin 1.46 1.08 1.16 1.236 Bank Bumi Arta 1.40 1.40 1.68 1.497 Bank Bumi Putera Indonesia 0.16 0.16 0.17 0.168 Bank Central Asia 2.40 2.40 2.15 2.329 Bank Century 0.42 0.42 0.79 0.5410 Bank Danamon Indonesia 2.10 3.09 4.29 3.1611 Bank Ekonomi Raharja 1.33 1.33 1.83 1.5012 Bank Ganesha -0.14 -0.14 -0.62 -0.3013 Bank Haga 2.12 2.12 1.73 1.9914 Bank Hagakita 0.32 0.32 1.30 0.6515 Bank Halim Indonesia 1.57 1.82 1.35 1.5816 Bank IFI -7.95 -7.95 -4.31 -6.7417 Bank BII 1.36 1.53 2.30 1.7318 Bank Kesawan 0.40 0.40 0.34 0.3819 Bank Lippo 1.52 1.42 3.21 2.0520 Bank Maspion Indonesia 0.81 0.85 1.12 0.9321 Bank Mayapada Internas. 1.37 1.32 0.69 1.1322 Bank Mega 0.53 0.49 1.67 0.9023 Bank Mestika Dharma 5.90 5.90 7.09 6.3024 Bank Metro Express 5.57 5.57 3.40 4.8525 Bank Niaga 2.03 1.79 2.45 2.0926 Bank NISP 1.38 1.45 2.19 1.6727 Bank Nusantara Parahyangan 1.03 1.00 1.21 1.0828 Bank Permata 1.23 0.85 1.34 1.1429 Bank Sinarmas 0.54 0.77 1.40 0.9030 Bank Swadesi 1.26 1.86 1.96 1.69Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah

21

Page 22: jurnal-kinerja-keuangan

Lampiran 2. Perhitungan ROE Bank Devisa Tahun 2004, 2005, 2006No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata1 Bank Arta Niaga 7.78 10.58 8.46 8.942 Bank Agro Niaga 6.81 6.81 14.30 9.313 Bank Antar daerah 7.51 10.86 12.16 10.184 Bank Arta Graha Intr. 5.61 4.79 6.83 5.745 Bank Bukopin 25.53 18.99 20.20 21.576 Bank Bumi Arta 0.16 0.16 0.83 0.387 Bank Bumi Putera Indonesia 1.70 1.69 2.48 1.968 Bank Central Asia 23.48 22.69 22.95 23.049 Bank Century 9.07 9.07 28.21 15.4510 Bank Danamon Indonesia 17.67 24.01 31.60 24.4311 Bank Ekonomi Raharja 20.65 20.65 31.57 24.2912 Bank Ganesha -1.65 -1.70 -6.35 -3.2313 Bank Haga 29.49 29.49 39.88 32.9514 Bank Hagakita 2.90 2.90 12.87 6.2215 Bank Halim Indonesia 7.05 8.58 6.64 7.4216 Bank IFI -172.88 -172.88 -48.62 -131.4617 Bank BII 12.47 15.41 19.51 15.8018 Bank Kesawan 6.38 6.38 5.50 6.0919 Bank Lippo 15.12 15.78 38.68 23.1920 Bank Maspion Indonesia 8.88 9.28 13.90 10.6921 Bank Mayapada Internas. 13.18 12.67 5.53 10.4622 Bank Mega 8.38 7.75 26.54 14.2223 Bank Mestika Dharma 26.34 28.60 33.84 29.5924 Bank Metro Express 13.84 13.84 9.51 12.4025 Bank Niaga 19.72 18.67 31.71 23.3726 Bank NISP 13.56 14.59 27.96 18.7027 Bank Nusantara Parahyangan 12.35 17.30 19.30 11.6728 Bank Permata 11.67 11.47 18.06 13.7329 Bank Sinarmas 9.90 5.50 7.66 7.6930 Bank Swadesi 10.52 15.36 15.65 13.84Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah

22

Page 23: jurnal-kinerja-keuangan

Lampiran 3. Perhitungan ROA Bank Non Devisa Tahun 2004, 2005, 2006No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata1 Bank Indomonex 0.23 0.23 0.74 0.402 Bank Jasa Arta 0.09 0.09 0.22 0.143 Bank Jasa Jakarta 1.92 2.70 2.80 2.474 Bank Kesejahteraan Ekon. 3.76 3.76 6.85 4.795 Bank Mayora 0.29 0.29 0.51 0.376 Bank Mitra Niaga 0.07 0.12 0.05 0.087 Bank Multi Arta Sentossa 1.42 1.42 2.11 1.658 Bank Persyarikatan Ind. -1.95 -1.95 -6.41 -3.449 Bank Sinar Harapan Bali 1.89 1.89 2.31 2.0310 Bank Sri Partha 5.89 5.89 7.55 6.4411 Bank Tabungan Pens. Nas. 2.77 2.77 5.28 3.6112 Bank UIB 0.29 0.29 0.80 0.4613 Bank Victoria Internasional 1.01 0.93 1.01 0.9814 Bank Yudha Bhakti 0.81 0.81 1.13 0.9115 Bank Centratama Nasional 1.60 1.60 2.64 1.9516 Bank Liman Internasional 7.73 7.73 3.10 6.1917 Bank Prima Master 0.78 0.78 0.89 0.8218 Bank Anglomas Internas. 1.03 0.95 1.76 1.2519 Bank Akita 1.33 1.45 2.45 1.7420 Bank Artos Indonesia 0.19 0.10 0.49 0.2621 Bank Bintang Manunggal 1.40 2.12 2.58 2.0322 Bank Dipo Internasional 2.99 3.82 5.06 3.9623 Bank Ekskutif Internasional 0.41 0.47 0.52 0.4724 Bank Fama Internasional 1.30 1.86 1.91 1.6925 Bank Harda Internasional 0.31 0.30 1.06 0.5626 Bank Harfa -3.97 -2.63 -7.30 -4.6327 Bank Harmoni Internasional 1.71 1.38 1.81 1.6328 Bank Himpunan Sdr. 1906 1.84 1.63 3.54 2.3429 Bank Ina Perdana 0.89 1.04 2.38 1.4430 Bank Index Selindo 1.12 1.70 1.63 1.48Sumber: bank Indonesia 2007, diolah

23

Page 24: jurnal-kinerja-keuangan

Lampiran 4. Perhitungan ROE Bank Non Devisa tahun 2004, 2005, 2006No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata1 Bank Indomonex 3.17 3.17 10.31 5.552 Bank Jasa Arta 0.89 0.89 2.26 1.353 Bank Jasa Jakarta 13.13 21.38 21.13 18.544 Bank Kesejahteraan Ekon. 13.22 13.76 23.64 16.875 Bank Mayora 1.85 1.85 5.51 3.076 Bank Mitra Niaga 0.77 2.08 0.60 1.157 Bank Multi Arta Sentossa 12.78 12.78 19.85 15.148 Bank Persyarikatan Ind. -8.02 -8.02 12.06 -1.339 Bank Sinar Harapan Bali 14.39 14.39 17.73 15.5010 Bank Sri Partha 36.37 36.37 47.66 40.1311 Bank Tabungan Pens. Nas. 19.17 19.17 30.69 23.0112 Bank UIB 2.58 2.58 6.97 4.0413 Bank Victoria Internasional 9.54 12.49 10.90 10.9814 Bank Yudha Bhakti 9.93 9.93 12.41 10.7615 Bank Centratama Nasional 11.61 11.61 21.27 14.8316 Bank Liman Internasional 18.60 18.60 7.36 14.8517 Bank Prima Master 14.41 14.41 13.74 14.1918 Bank Anglomas Internas. 7.34 9.25 13.37 9.9919 Bank Akita 11.81 13.05 20.39 15.0820 Bank Artos Indonesia 1.70 0.93 3.57 2.0721 Bank Bintang Manunggal 10.09 16.77 16.51 14.4622 Bank Dipo Internasional 19.01 25.90 36.56 27.1623 Bank Ekskutif Internasional 4.97 4.87 4.05 4.6324 Bank Fama Internasional 8.21 12.74 15.69 12.2125 Bank Harda Internasional 4.10 4.32 17.40 8.6126 Bank Harfa -22.33 -15.88 -45.91 -28.0427 Bank Harmoni Internasional 9.63 10.34 14.49 11.4928 Bank Himpunan Sdr. 1906 12.87 14.29 39.74 22.3029 Bank Ina Perdana 9.08 7.40 16.85 11.1130 Bank Index Selindo 11.80 17.22 22.94 17.32Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah

24

Page 25: jurnal-kinerja-keuangan

Lampiran 5. Hasil Perhitungan LDR Bank Devisa Tahun 2004, 2005, 2006No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata1 Bank Arta Niaga 143.76 134.00 142.12 139.962 Bank Agro Niaga 133.22 133.22 121.27 129.243 Bank Antar daerah 128.50 110.65 151.74 130.304 Bank Arta Graha Intr. 118.35 122.66 126.42 122.485 Bank Bukopin 170.70 170.70 123.14 154.856 Bank Bumi Arta 219.04 218.76 330.00 255.937 Bank Bumi Putera Indonesia 114.71 114.69 127.27 118.898 Bank Central Asia 128.66 113.37 133.77 125.279 Bank Century 128.58 128.58 132.00 129.7210 Bank Danamon Indonesia 101.26 100.24 100.43 100.6411 Bank Ekonomi Raharja 154.49 154.44 149.55 152.8312 Bank Ganesha 109.28 109.34 108.86 109.1613 Bank Haga 173.36 173.36 181.46 176.0614 Bank Hagakita 116.00 116.00 106.86 112.9515 Bank Halim Indonesia 111.83 106.73 135.53 118.0316 Bank IFI 135.42 135.42 102.18 124.3417 Bank BII 109.43 102.51 103.10 105.0118 Bank Kesawan 134.28 134.28 138.32 135.6319 Bank Lippo 141.56 126.64 169.79 146.0020 Bank Maspion Indonesia 143.02 141.11 130.52 138.2221 Bank Mayapada Internas. 121.06 120.65 133.51 125.0722 Bank Mega 140.93 140.93 127.59 136.4823 Bank Mestika Dharma 105.99 108.41 114.04 109.4824 Bank Metro Express 96.59 96.59 179.16 124.1125 Bank Niaga 111.61 105.55 107.16 108.1126 Bank NISP 120.75 111.97 117.10 116.6127 Bank Nusantara Parahyangan 136.53 126.93 144.26 135.9128 Bank Permata 107.85 111.78 122.16 113.9329 Bank Sinarmas 116.77 106.20 212.26 145.0830 Bank Swadesi 158.63 147.66 187.03 164.44Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah

25

Page 26: jurnal-kinerja-keuangan

Lampiran 6. Perhitungan LDR Bank Non Devisa Tahun 2004, 2005, 2006No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata1 Bank Indomonex 168.67 169.02 148.55 162.082 Bank Jasa Arta 119.91 119.91 118.27 119.363 Bank Jasa Jakarta 111.79 115.41 119.62 115.614 Bank Kesejahteraan Ekon. 90.39 91.81 94.61 92.275 Bank Mayora 128.52 128.52 146.42 134.496 Bank Mitra Niaga 153.84 144.04 137.18 145.027 Bank Multi Arta Sentossa 107.27 107.27 141.47 118.678 Bank Persyarikatan Ind. 120.12 120.12 269.65 169.969 Bank Sinar Harapan Bali 122.38 122.38 133.17 125.9810 Bank Sri Partha 141.33 141.33 134.49 139.0511 Bank Tabungan Pens. Nas. 110.98 110.11 112.62 111.2412 Bank UIB 131.99 132.00 126.26 130.0813 Bank Victoria Internasional 118.97 111.41 116.99 115.7914 Bank Yudha Bhakti 130.31 130.31 114.88 125.1715 Bank Centratama Nasional 132.30 132.38 112.11 125.6016 Bank Liman Internasional 113.88 112.96 182.85 136.5617 Bank Prima Master 126.49 126.49 118.27 123.7518 Bank Anglomas Internas. 111.95 114.86 105.36 110.7319 Bank Akita 114.03 111.75 116.09 113.9620 Bank Artos Indonesia 145.19 138.35 125.28 136.2721 Bank Bintang Manunggal 110.47 104.44 99.71 104.8722 Bank Dipo Internasional 116.71 118.33 111.74 115.5923 Bank Ekskutif Internasional 146.37 128.75 118.97 131.3624 Bank Fama Internasional 121.00 108.59 122.53 117.3725 Bank Harda Internasional 146.24 144.55 161.69 150.8326 Bank Harfa 132.60 136.29 124.31 131.0727 Bank Harmoni Internasional 132.60 124.47 126.29 127.7928 Bank Himpunan Sdr. 1906 117.32 108.53 110.77 112.2129 Bank Ina Perdana 135.09 109.10 118.75 120.9830 Bank Index Selindo 138.84 113.65 141.26 131.25Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah

26

Page 27: jurnal-kinerja-keuangan

Lampiran 7. Hasil Perhitungan CAR Bank Devisa Tahun 2004, 2005, 2006

No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata1 Bank Arta Niaga 11.67 11.21 11.61 11.502 Bank Agro Niaga 8.39 8.39 8.91 8.563 Bank Antar daerah 10.84 12.19 9.21 10.754 Bank Arta Graha Intr. 5.62 5.48 6.64 5.915 Bank Bukopin 5.90 5.90 5.92 5.916 Bank Bumi Arta 22.61 22.61 13.04 19.427 Bank Bumi Putera Indonesia 10.25 10.27 7.47 9.338 Bank Central Asia 10.92 11.19 9.87 10.669 Bank Century 5.40 5.40 3.54 4.7810 Bank Danamon Indonesia 12.56 13.58 14.46 13.5311 Bank Ekonomi Raharja 6.67 6.67 5.96 6.4312 Bank Ganesha 9.02 8.94 10.41 9.4613 Bank Haga 7.65 7.65 4.52 6.6114 Bank Hagakita 12.48 12.48 11.04 12.0015 Bank Halim Indonesia 23.31 22.17 21.16 22.2116 Bank IFI 5.54 5.54 9.57 6.8817 Bank BII 11.52 10.51 12.62 11.5518 Bank Kesawan 7.14 7.14 6.72 7.0019 Bank Lippo 11.21 10.38 9.75 10.4520 Bank Maspion Indonesia 9.85 9.76 8.63 9.4121 Bank Mayapada Internas. 12.75 12.71 16.73 14.0622 Bank Mega 6.59 6.59 6.58 6.5923 Bank Mestika Dharma 24.22 22.30 22.11 22.8824 Bank Metro Express 42.26 42.26 37.33 40.6225 Bank Niaga 10.77 10.01 8.15 9.6426 Bank NISP 10.76 10.49 8.22 9.8227 Bank Nusantara Parahyangan 8.71 6.01 6.51 7.0828 Bank Permata 11.29 8.26 8.20 9.2529 Bank Sinarmas 5.68 14.66 18.91 13.0830 Bank Swadesi 12.44 12.79 13.12 12.78Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah

27

Page 28: jurnal-kinerja-keuangan

Lampiran 8. Perhitungan CAR Bank Non Devisa Tahun 2004, 2005, 2006No. Nama Bank 2006 2005 2004 Rata-rata1 Bank Indomonex 7.96 7.97 7.68 7.872 Bank Jasa Arta 12.40 12.40 11.98 12.263 Bank Jasa Jakarta 15.07 13.06 13.80 13.984 Bank Kesejahteraan Ekon. 29.44 28.28 30.03 29.255 Bank Mayora 16.56 16.56 9.81 14.316 Bank Mitra Niaga 9.72 5.99 8.28 8.007 Bank Multi Arta Sentossa 11.48 11.48 10.95 11.308 Bank Persyarikatan Ind. 36.02 36.02 -93.47 -7.149 Bank Sinar Harapan Bali 14.69 14.69 14.47 14.6210 Bank Sri Partha 24.92 23.73 15.74 21.4611 Bank Tabungan Pens. Nas. 15.74 15.63 19.58 16.9812 Bank UIB 11.95 11.95 12.15 12.0213 Bank Victoria Internasional 10.98 7.71 9.58 9.4214 Bank Yudha Bhakti 8.81 8.81 9.75 9.1215 Bank Centratama Nasional 15.72 15.72 13.93 15.1216 Bank Liman Internasional 49.05 48.81 47.93 48.6017 Bank Prima Master 5.94 5.94 7.03 6.3018 Bank Anglomas Internas. 15.41 10.63 13.68 13.2419 Bank Akita 11.99 11.86 13.15 12.3320 Bank Artos Indonesia 12.28 12.16 14.96 13.1321 Bank Bintang Manunggal 14.36 13.14 16.40 14.6322 Bank Dipo Internasional 16.55 15.74 14.74 15.6823 Bank Ekskutif Internasional 11.42 12.36 15.53 13.1024 Bank Fama Internasional 16.92 15.38 12.96 15.0925 Bank Harda Internasional 8.17 7.65 6.39 7.4026 Bank Harfa 20.09 20.44 19.41 19.9827 Bank Harmoni Internasional 20.09 14.89 13.97 16.3228 Bank Himpunan Sdr. 1906 15.24 12.15 9.57 12.3229 Bank Ina Perdana 10.15 14.69 15.30 13.3830 Bank Index Selindo 10.07 10.54 7.57 9.39Sumber: Bank Indonesia 2007, diolah

28