jurnal kelompok (pijat oksitosin)

9
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN KOLOSTRUM PA DA IBU POST PA RTUM Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Maternitas Pembimbing : Dwi Susilawati, M.Kep. Ns. Sp. Kep. Mat Disusun Oleh : Devi Merry Evendi !!""""!!! Muri Mu rdiana #gustin !!""""!!!$ %ahy& ' u w&n& !!""""(!!)* +eny idya Kirana - !!"" ""(!!/  Ninda Marina !!""""(!!*0 -erningtyas K !!"" ""(!!/" +&ssi #nita Sari !!""""(!!/$ 1arasanti # y uningtias !!""""(!!$) Mutiara # y u -apsari !!"" ""(!"!( PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2!"

Upload: herningtyas

Post on 10-Oct-2015

355 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Maternitas

Pembimbing : Dwi Susilawati, M.Kep. Ns. Sp. Kep. MatDisusun Oleh :

Devi Merry Evendi

22020111120002

Muri Murdiana Agustin22020111120009

Cahyo Yuwono

22020111130057Reny Widya Kirana H

22020111130068

Ninda Marina

22020111130074

Herningtyas K

22020111130081

Rossi Anita Sari

22020111130089

Barasanti Ayuningtias

22020111130095

Mutiara Ayu Hapsari

22020111130103

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2014BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangASI adalah cairan putih yang merupakan emulsi lemak dan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang dikeluarkan oleh kelenjar mammae pada manusia. Beberapa kegunaan ASI antara lain sebagai makanan alami, antibodi alami, anti alergi serta anti inflamasi berasal dari tubuh ibu, yang disediakan untuk bayi. Pada beberapa kasus, tidak semua ibu yang baru saja melahirkan dapat memberikan ASI pertamanya kepada bayi mereka. Padahal mereka tahu bahwa ASI yang keluar pertama kali sesaat setelah melahirkan sangat berguna bagi pembentukan kekebalan tubuh bayi. Tentu saja hal ini membuat para ibu khawatir dengan kondisi bayinya jika mereka tidak segera memberikan ASI pertamanya. Sebagai contoh, 7 dari 12 ibu yang dirawat di ruang Nifas RSUD Ungaran belum bisa memberikan ASI kepada bayi mereka dikarenakan ASI belum keluar. Penyebab ASI tidak keluar adalah adanya sumbatan pada saluran susu, sementara ASI sudah menumpuk. Permasalahan ASI tidak keluar sering terjadi pada kehamilan pertama dan persalinan dengan cara secio caesaria.Munculnya masalah ini tentu membuat otak manusia berputar keras untuk menemukan solusi agar ASI dapat keluar dan ibu langsung bisa memberikan ASI pertama pada saat bayi mereka lahir. Beberapa cara yang populer saat ini seperti breast care (pemijatan payudara) memang terbukti ampuh untuk membantu memperlancar ASI (Azwar, 2008). Baru-baru ini ditemukan kembali cara untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI yaitu dengan Pijat Oksitosin. Diharapkan dengan dilakukannya Pijat Oksitosin, mampu membantu memperlancar ASI dengan cara merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Pada dasarnya metode pijat ini sangat mudah yakni dengan memijat bagian tulang belakang ibu yang harapannya mampu merangsang medulla oblongata yang langsung mengirim pesan ke hipotalamus di hipofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin yang menyebabkan buah dada mengeluarkan air susu (Perinasia, 2007)

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Air Susu Ibu (ASI)?

2. Unsur apa saja yang terkandung didalam ASI?

3. Hormon apa yang berperan dalam proses laktasi?

4. Apa itu Pijat Oksitosin?5. Apa manfaat yang diperoleh dari pijat oksitosin?6. Bagaimana cara melakukan pijat oksitosin?7. Apa saja efek samping dilakukannya pijat oksitosin?

8. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dilakukannya pijat oksitosin?9. Bagaimana bisa pijat oksitosin dapat mempengaruhi pengeluaran kolostrum pada ibu post partum?C. Tujuan1. UmumMengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran kolostrum pada ibu post partum.2. Khusus

a) Mengetahui apa itu Air Susu Ibu (ASI).b) Mengetahui unsur apa saja yang terkandung didalam ASI.

c) Mengetahui hormon yang berperan dalam proses laktasi.d) Mengetahui apa itu pijat oksitosin.

e) Mengetahui manfaat yang diperoleh dari pijat oksitosin.f) Mengetahui dan mampu mempraktikkan cara melakukan pijat oksitosin.

g) Mengetahui efek samping dilakukannya pijat oksitosin.

h) Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dilakukannya pijat oksitosin.BAB II

PEMBAHASANA. Air Susu Ibu (ASI)

1. Definisi ASI

ASI adalah cairan putih yang merupakan emulsi lemak dan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang dikeluarkan oleh kelenjar mammae pada manusia. ASI merupakan salah satu makanan alami berasal dari tubuh, disediakan bagi bayi sejak lahir hingga berusia 2 tahun atau lebih (Siregar, 2006).

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan tubuh, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2007)2. Kandungan ASI

Banyak sekali zat gizi yang ada dalam ASI, sehingga ASI disebut makanan ajaib yang tidak boleh dilewatkan. Kandungan yang terdapat di dalam ASI antara lain :

a. Air

ASI mengandung 88,1% air sehingga ASI yang diminum bayi selama pemberian ASI eksklusif sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bayi baru lahir yang hanya mendapatkan sedikit ASI (kolostrum cairan kental kekuningan) tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam tubuhnya.

b. Kolostrum

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental, lebih banyak mengandung protein dan vitamin berfungsi untuk melindungi bayi dari penyakit dan infeksi.c. Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber untuk otak. Jumlahnya meningkat terutama pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). (Badriul, 2008)

d. Protein

Protein berguna untuk pembentukan sel pada bayi baru lahir. Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan susu formula. Protein dalam ASI lebih bisa diserap oleh bayi dibandingkan oleh susu formula

e. Taurin

Adalah suatu zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI. Taurin berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.

f. Lemak

Lemak berfungsi untuk pertumbuhan otak bayi. Kandungan lemak dalam ASI sekitar 70-78%.

g. Mineral

Zat besi dan kalsium di dalam ASI merupakan mineral dan jumlahnya tidak terlalu banyak dalam ASI. Mineral ini berfungsi sebagai pembentukan atau pembuatan darah dan pembentukan tulang (Soetiningsih, 1997)

h. Vitamin

1) Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembentukan. (Badriul, 2008)

2) Vitamin D berfungsi untuk pembentukan tulang bayi baru lahir, vitamin D juga berasal dari sinar matahari. (Badriul, 2008)

3) Vitamin E berfungsi penting untuk ketahanan dinding sel darah merah. (Badriul, 2008)

4) Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata, selain itu untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan. (Badriul, 2008)

5) Vitamin B, asam folat, vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan terdapat dalam ASI. (Badriul, 2008)

3. Hormon yang berperan dalam proses laktasi

ASI diproduksi atas kerja gabungan antara hormon dan refleks. Hormon esterogen dan progesteron ada dalam jumlah banyak selama kehamilan yang kemudian berturut-turut merangsang sistem duktus dan alveolus payudara. Hal ini menyebabkan poliferasi dan diferensiasi glandula mamae dan produksi kolostrum yang menyerupai serum, jernih dan encer mulai bulan ketiga kehamilan. Kolostrum terus disekresikan hingga kehamilan cukup bulan. Namun kadar esterogen yang tinggi selama kehamilan menginhibisi peningkatan prolaktin (pHL) dalam jaringan payudara, sehingga air susu tidak dihasilkan. Setelah melahirkan, kadar esterogen dan hCS (Human Chorionic Somatomammatropin) turun secara tajam dan hPL merangsang alveoli mammae untuk memproduksi air susu. Pada waktu bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi dua refleks pada ibu yang akan menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat dan jumlah yang tepat. (Bobak, 2005). Dua refleks tersebut adalah :

a. Refleks Prolaktin

Prolaktin memacu sel kelenjar untuk sekresi ASI. Makin sering bayi menghisap makin banyak prolaktin dilepas oleh hipofise, makin banyak pula ASI yang diproduksi ASI, sebaliknya berkurang isapan bayi menyebabkan produksi ASI berkurang refleks ini disebut mekanisme supply and demand. Selain itu prolaktin juga berfungsi menekan indung telur (ovarium), karena dapat memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid, sehingga mampu menunda kehamilan.

b. Refleks Oksitosin

Refleks pengaliran atau pelepasan (let down reflex) ASI dari sumber pembuat susu dan dialirkan ke saluran susu. Pengeluaran ASI ini terjadi karena sel otot halus disekitar kelenjar payudara mengerut sehingga memeras ASI untuk keluar. Penyebab otot mengerut adalah adanya hormon oksitosin. Rangsangan isap bayi melalui serabut saraf memacu untuk melepas hormon oksitosin dalam darah. Oksitosin memacu sel-sel myoepithel yang mengelilingi alveoli dan duktuli untuk berkontraksi sehingga mengalirkan ASI dari alveoli ke duktuli menuju sinus dan puting. Dengan demikian menyusui penting untuk pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement (payudara bengkak).Selain itu oksitosin berperan juga memacu kontraksi otot rahim, sehingga mempercepat keluarnya plasenta dan mengurangi perdarahan setelah persalinan. Hal penting adalah bayi tidak akan mendapatkan ASI cukup bila hanya mengandalkan refleks prolaktin saja. Ia harus dibantu refleks oksitosin. Bila refleks ini tidak bekerja maka bayi tidak akan mendapatkan ASI yang memadai, walaupun produksi ASI cukup. Keluarnya hormon oksitosin ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu perasaan dan sensasi ibu akan sangat mempengaruhi.B. Pijat Oksitosin

Banyaknya masalah yang dialami ibu setelah melahirkan adalah tidak keluarnya ASI. Masalah ini membuat beberapa orang untuk menemukan beberapa cara agar ASI dapat keluar dan ibu langsung bisa memberikan ASI pertama pada saat bayi itu lahir. Sudah ada beberapa cara untuk memperlancar keluarnya ASI yaitu brest brest care (pemijatan payudara) cara ini dilakukan untuk memperlancar ASI dan menghindari kesulitan pada saat menyusui (Azwar, 2008), selain brest care ada juga cara lain yaitu dengan care pijat oksitosin. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kelancaran produksi ASI. Pijat oksitosin merupakan usaha untuk merangsang hormone prolaxtin dan oksitosin setelah melahirkan. Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang reflex oksitosin agar ASI keluar dengan lancar sehingga dapat mencegah terjadinya engorgement (pembekakan payudara). Selain itu juga pijat oksitosin terbukti dapat memperlancar pengeluaran ASI, pada penelitan jurnal kesehatan menyebutkan terdapat perbedaan jumlah kolostrum anatra ibu post partum yang dipijat oksitosin denga ibu yang tidak dipijat oksitosin yaitu pada ibu kelompok perlakuan dapat memproduksi kolostrum dalam waktu 5,8 jam rata-rata dalam jumlah 5,333cc, sedangkan pada kelompok control dapat mengeluarkan kolostrum dalam waktu 5,89jam dengan jumlah 0,0289 cc (endah dan masdinarsah, 2011).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu nifas yang dilakukan pijat oksitosin didapatkan 8 (80%) ibu nifas yang ASI-nya lancar, 2 (20%) ibu nifas yang ASI-nya tidak lancar, sedangkan pada ibu nifas yang tidak dilakukan pijat oksitosin didapatkan hasil ibu nifas yang ASI-nya lancar ada 1 (10%) ibu nifas dan ibu nifas yang ASI-nya tidak lancar ada 9 (90%) ibu nifas (Risani, 2013).Hal ini membuktikkan bahwa pijat oksitosin merupakan salah satu intervensi mandiri dari perawat dan dapat dengan mudah dipilih dalam penatalaksanaan untuk merangsang produksi ASI, dan dapat digunakan pada ibu post partun yang mengalami gangguan produksi ASI. Beberpa penelitian telah membuktikan bahwa pijat oksitosin mempengaruhi jumlah pengeluaran klostrum pada ibu post partum. Pijat oksitosin ini bisa lebih baik jika dikombinaksikan dengan teknik brest care. 1. Cara Kerja Pijat OksitosinPijat oksitosin yaitu suatu cara untuk membantu mempercepat pengeluaran ASI atau colostrums dengan rangsangan pijat pada kedua sisi tulang belakang, nulai dari leher kearah tulang belikat dilanjutkan ke tulang costae dibawah kedua payudara ibu post partum (perinasia 2007).

Melalui pijat atau rangsangan pada tulang belakang, neurotransmitter akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hipotalamus di hipofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin yang menyebabkan buah dada mengelurkan air susu. Dengan pijatan didaerah tulang belakang ini juga akan merelaksasikan ketegangan dan menghilangkan stress dan dengan begitu hormone oksitosin keluar dan akan membantu pengeluaran air susu ibu, dibantu dengan isapan bayi pada putting susu saat segera setelah bayi lahir dengan keadaan bayi normal (Guyton), kolostrum yang menetes atau keluar merupakan tanda aktifnya reflex oksitosin (perinasia 2007).2. Manfaat Pijat OksitosinManfaat pijat oksitosin selain untuk merangsang refleks let down, adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak, (engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007).

Memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu hemostasis ibu sehingga mengurangi kejadian atonia uteri terutama pada persalinan lama (Cuninghamm, 2006). 3. Prosedur Pijat Oksitosin yang Dikombinasikan dengan Breastcare Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut :a. Melepaskan baju ibu bagian atas

b. Ibu miring kekanan maupun kekiri, lalu meemluk bantal

c. Memasang handuk

d. Menstimulir puting susu : menarik puting susu dengan pelan-pelan memutar puting susu dengan perlahan dengan jari-jarie. Mengurut atau mengusap ringan payudara dengan ringan dengan menggunakan ujung jarif. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil

g. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan mengunakan dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan.

h. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jari

i. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang kearah bawah, dari leehr ke tulang belikat, selama 2-3 menit.

j. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali

k. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara bergantian.4. Indikasi dan Kontraindikasi Pijat OksitosinIndikasi :

a. Ibu yang mempunyai bayi dan menggunakan ASI ekslusifb. Ibu postpartum spontan maupun section cesareanKontaindikasi :

a. Ibu yang sedang hamil

BAB III

KESIMPULAN

A. Simpulan B. Saran