jurnal ekonomi -...

47
Vol. 4, No. 2, Desember 2011 ISSN 1978-9998 JURNAL EKONOMI DAFTAR ISI (CONTENTS) Halaman (Page) 1. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan Tenaga Listrik Konsumen Sektor Sosial PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (Analysis of Dependent Variabel for Demend Electricity of Social Sector PT Perusahaan Listrik Negara ) Aminullah Assagaf ..................................................................................................................................... 3944 2. Analisis Dampak Perdagangan Bebas dan Global pada Bergesernya Nilai Budaya, Prinsip dan Tujuan Koperasi (Analysis Impact of Free Trade and the Shifting Global Cultural Values, Principles and Objectives of Cooperative ) Ikhsan Rochmadi ....................................................................................................................................... 4551 3. Kajian Customer Relationship Management dan Customer Relationship Marketing untuk Meningkatkan Utilisasi Rawat Inap ( Customer Relationship Management Assesment and Customer Relationship Marketing to Improve Inpatient Utilisation ) Aries Wahyuningsih .................................................................................................................................. 5258 4. Kajian Customer Relationship Marketing untuk Meningkatkan Loyalitas Customer ( Study of Customer Relationship Marketing to Increase Customer Loyalty ) Sandy Kurniajati ........................................................................................................................................ 5964 5. Pengaruh Perilaku Akuntansi Pengetahuan dan Pengusaha terhadap Kinerja Manajerial ( The Effect of Accounting Knowledge and Enterpreneur Behavior to Managerial Performance ) Lies Ernawati ............................................................................................................................................ 6569 6. Pengaruh Dukungan Teknologi Informasi untuk Pengelolaan Pengetahuan terhadap Berbagai Pengetahuan pada Perbankan di Jawa Timur ( Influence of Information Technology Support for Knowledge Management toward Knowledge Sharing on Banking in East Java ) Theresia Purbandari, Mujilan ................................................................................................................. 70 74 7. Urgensitas Investasi, Pertumbuhan Ekonomi terhadap Potensi Ekonomi dan Peluang Investasi di Kab/ Kota Se-Provinsi Jawa Timur (Kasus: Sektor Pertanian, Pertambangan Gas/Minyak, dan Pariwisata) (The Importance of Investment, Economic Growth of the Potential Economic and Investment Opportunities in District City East Java Provincial (Case: Agricultural Sector, Gas Mining/Oil, and Tourism)) Didin Fatihudin ......................................................................................................................................... 7584 Dicetak oleh (printed by) Airlangga University Press. (195/12.11/AUP-A8E). Kampus C Unair, Jln. Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia. Telp. (031) 5992246, 5992247, Telp./Fax. (031) 5992248. E-mail: [email protected]. Kesalahan penulisan (isi) di luar tanggung jawab AUP.

Upload: lyngoc

Post on 27-Jun-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Vol. 4, No. 2, Desember 2011 ISSN 1978-9998

JURNAL EKONOMI

DAFTAR ISI (CONTENTS)

Halaman (Page)

1. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan Tenaga Listrik Konsumen Sektor SosialPT Perusahaan Listrik Negara (Persero)(Analysis of Dependent Variabel for Demend Electricity of Social Sector PT Perusahaan ListrikNegara)Aminullah Assagaf..................................................................................................................................... 39–44

2. Analisis Dampak Perdagangan Bebas dan Global pada Bergesernya Nilai Budaya, Prinsip dan TujuanKoperasi(Analysis Impact of Free Trade and the Shifting Global Cultural Values, Principles and Objectives ofCooperative)Ikhsan Rochmadi ....................................................................................................................................... 45–51

3. Kajian Customer Relationship Management dan Customer Relationship Marketing untuk MeningkatkanUtilisasi Rawat Inap(Customer Relationship Management Assesment and Customer Relationship Marketing to ImproveInpatient Utilisation)Aries Wahyuningsih .................................................................................................................................. 52–58

4. Kajian Customer Relationship Marketing untuk Meningkatkan Loyalitas Customer(Study of Customer Relationship Marketing to Increase Customer Loyalty)Sandy Kurniajati ........................................................................................................................................ 59–64

5. Pengaruh Perilaku Akuntansi Pengetahuan dan Pengusaha terhadap Kinerja Manajerial(The Effect of Accounting Knowledge and Enterpreneur Behavior to Managerial Performance)Lies Ernawati ............................................................................................................................................ 65–69

6. Pengaruh Dukungan Teknologi Informasi untuk Pengelolaan Pengetahuan terhadap BerbagaiPengetahuan pada Perbankan di Jawa Timur(Influence of Information Technology Support for Knowledge Management toward Knowledge Sharingon Banking in East Java)Theresia Purbandari, Mujilan ................................................................................................................. 70–74

7. Urgensitas Investasi, Pertumbuhan Ekonomi terhadap Potensi Ekonomi dan Peluang Investasi di Kab/Kota Se-Provinsi Jawa Timur (Kasus: Sektor Pertanian, Pertambangan Gas/Minyak, dan Pariwisata)(The Importance of Investment, Economic Growth of the Potential Economic and InvestmentOpportunities in District City East Java Provincial (Case: Agricultural Sector, Gas Mining/Oil, andTourism))Didin Fatihudin ......................................................................................................................................... 75–84

Dicetak oleh (printed by) Airlangga University Press. (195/12.11/AUP-A8E). Kampus C Unair, Jln. Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia.Telp. (031) 5992246, 5992247, Telp./Fax. (031) 5992248. E-mail: [email protected]. Kesalahan penulisan (isi) di luar tanggung jawab AUP.

39

Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan TenagaListrik Konsumen Sektor Sosial PT Perusahaan Listrik Negara(Persero)

(Analysis of Dependent Variabel for Demend Electricity of Social SectorPT Perusahaan Listrik Negara)

Aminullah AssagafDosen Tetap Pascasarjana Universitas Dr. SoetomoSurabaya

ABSTRAK

Peneilitian ini adalah menyangkut analisis permintaan listrik dan difokuskan pada sektor sosial dalam lingkungan PT. PLN Sebagaivariabel tidak bebas atau dipengaruhi adalah permintaan listrik atau diukur dengan satuan KwH terjual, dan sebagai variabel bebasatau berpengaruh terdiri dari daya terpasang, tarif rata-rata dan tingkat penggunaan kapasitas per konsumen. Langkah pelaksanaanpenelitian dan proses perhitungan yaitu mengunakan program SPSS dan jenis data yang digunakan adalah time series tahun 1995 sampaidengan 2007. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tarif rata-rata dan tingkat penggunaan kapasitas berpengaruh positif, dandaya terpasang berpengaruh negative. Variabel tingkat penggunaan kapasitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaanlistrik sektor sosial tetapi daya terpasang dan tarif rata-rata memiliki pengaruh yang tidak segnifikan terhadap permintaan listrik sektorsosial. Manajemen PT. PLN telah memiliki kajian pertumbuhan terhadap variabel eksplanotari untuk mengambil keputusan terkaitkeseimbangan permintaan dan penawaran tenaga listrik yang dapat memuaskan konsumen.

Kata kunci: permintaan tenaga listrik, manajemen, dan mikroekanan

ABSTRACT

This research is analysis of electricity demand, and focus for social sector in PT PLN (Persero). Dependent variable is demandelectricity or kWh sales of PT PLN (Persero), and independent variable consist of install capacity, average tariff, and rate of capacityusing percustomers. Step of research and process result based on SPSS calculation, and use time series data year 1995–2007. Obtainresult that average tariff and rate of capacity using percustomers has given positif impact, and install capacity has given negativeimpact. Rate of capacity using percustomers variable has significant influence to electricity demand of social sector but install capacityand average tariff has not significant influence to electricity demand of social sector. PLN's management has to observe growth ofexplanatory variable to make policy for demand and supply equilibrium and toward customers satisfaction.

Key words: electricity demand, management, and microeconomic

PENDAHULUAN

Penyiapan perencanaan permintaan tenaga listriksebagai tahap awal perencanaan perusahaan dan merupakandasar terhadap perencanaan lainnya. Perencanaan produksi,program rekrutmen pegawai, pengadaan persediaan,investasi sarana produksi dan distribusi, pengadaanperalatan dan sarana penunjang lainnya merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari proyeksi atau perencanaanpermintaan. Disinilah pentingnya kajian faktor-faktoryang memengaruhi permintaan tenaga listrik, agar pihakPLN dapat mempersiapkan program-program yang lebihapplicable dan realistis, sekaligus menjadi acuan persiapansumberdaya yang diperlukan untuk mendukung programtersebut. Dalam penelitian ini dikhususkan pada konsumensektor sosial yang dilayani oleh PT Perusahaan ListrikNegara (Persero) atau PT PLN (Persero). Memahamistruktur permintaan tenaga listrik konsumen sektor sosial

dengan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhikonsumsi tenaga listrik sektor ini, selanjutnya mengukurbesarnya pengaruh masing-masing faktor atau variabelbebas tersebut baik pengaruh positif maupun negatif, danmenganalisis tingkat signifikansi pengaruhnya terhadappermintaan tenaga listrik konsumen sektor sosial yangdalam hal ini sebagai variabel tidak bebas.

Berkaitan dengan kajian permintaan tenaga listrik,berikut hasil penelitian terdahulu yang menjadi referensipenelitian ini baik skala internasional maupun nasional.Peter C. Reiss and Mathew Q. White (2001), dalam studinyatentang permintaan listrik rumah tangga yang dimuat dalamjurnal "Report Nepal – All – 2001-12-26", melaporkan bahwamodel permintaan listrik yang menggunakan delapan distictkategori peralatan untuk penggunaan listrik California:(a) penggunaan listrik baseline, (b) pemanas ruang listrik,(c) pendingin udara terpusat, (d) pendingin udara ruangan,

40 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 39–44

(e) pemanas air listrik, (f ) kolam renang, (g) tambahanrefrigators dan lemari es, dan (h) peralatan lain. Selanjutnyadikemukakan bahwa variabel bersifat menjelaskan yangmemasuki model permintaan sebagai berikut: (a) hargalistrik (Harga), (b) pendapatan rumah tangga (Pendapatan),(c) hari dengan suhu panas (HDD), (d) hari dengan suhudingin (CDD), (e) jumlah ruangan (Nrooms), (f ) jumlahanggota (Nmembers), (g) ukuran lemari es (Frize). Hasilperhitungan dengan pendekatan ekonometrika khususterhadap pemakaian listrik pada kategori baselinedikemukakan bahwa perkiraan koeffisien model permintaanlistrik untuk penggunaan listrik baseline (Qbeu):

Qbeu = -24,6 + 0,4 Price + 0,4 Income - 10,7 HDD – 6,0 CDD +13,0 Nrooms +(49,9) (3,8) (2,4) (6,3) (22,7) (4,5)18,1 Nmembers + 6,5 Frize(3,4) (1,7)

Anay Vete (2005), melaporkan bahwa cakupan elastisitasharga listrik dari 0,076 sampai - 2,01 untuk jangka pendekdan - 0,07 sampai -2,5 untuk jangka panjang. Selanjutnyadikemukakan terkait dengan variabel bebas yang digunakandalam penelitian permintaan listrik rumah tangga, yaitu:variabel bebas yang memengaruhi permintaan listrikrumah tangga (Qele) adalah sebagai berikut: (a) totalpembelanjaan atau pendapatan rumah tangga (Hinc),(b) variabel harga yang dimasukkan dalam model yangdiperkirakan adalah rata-rata harga untuk rumah tangga(Pele), (c) rata rata harga minyak tanah (Pker), (d) rata-rataharga LPG, (e) memanaskan index (Hallo), (f) variabeldummy untuk rumah tangga jenis kode berdasar padarata-rata mata pencarian suatu rumah tangga (Dhtype),(g) variabel mengenai sumber penerangan (Dsltg), (h)variabel dummy untuk menggambarkan variabel demografisuntuk umur kepala rumah tangga (Dage), (i) variabel dummyuntuk tingkat pendidikan kepala rumah tangga (Dedu). Hasilperhitungan dengan pendekatan ekonometrika, diperolehsebagai berikut: perkiraan permintaan listrik residensial(t-statistik) adalah sebagai berikut: (Juli 1999- Juni 2000).

Qee = -1,56 + 0,82 Ln Hinc - 0,61 Ln Pele - 0,12 Ln Pker - 0,69 Ln Plpg +(- 5,25) (34,29) (-13,15) (- 2,38) (- 9,35)

0,29 Ln HI - 0,17 Dhtype - 0,49 Dsltg - 0,19 Dage + 0,18 Dedu(14,38) (- 3,80) (- 3,19) (- 7,41) (6,69)

Muhammad Nasir and Ankasha Arif (2008),mengemukakan yaitu: konsumsi listrik 2008 denganpembagian besarnya persentase sebagai berikut: rumahtangga 45,6%, komersil 7,4%, industri 28,4%, pertanian11,8%, penerangan jalan 0,6%, dan yang lain pemerintah6,2%. Selanjutnya dikemukakan bahwa Pakistan sedangmenghadapi krisis energi yang terburuk. Jika pada satusisi, peningkatan harga minyak di tingkat dunia sungguhmemengaruhi massa umum, pada sisi lain, kekuranganlistrik dapat menciptakan malapetaka dalam negeri.

Cades (1999), yang dimuat dalam jurnal "Energy

Resource Development Technology, BPPT, Jakarta,Indonesia", melaksanakan analisis permintaan dan suplaienergi. Hasil kajian disampaikan dalam proyeksi permintaanenergi yang terinci secara sektoral dan regional. Rangkumanhasil studi diproyeksikan yaitu permintaan listrik tahun2000 sebanyak 380 TWH, tahun 2005 meningkat menjadi491 TWH, dan tahun 2010 menjadi 674 TWH. Dalam studiitu juga diproyeksi GDP listrik tahun 2005 sebesar 1,05 dantahun 2010 turun ke 1,00 dan tahun 2015 menjadi 0,99.

Agus (2000), studi tentang indikator pembangunan sektortenaga listrik yang berkelanjutan, yang dimuat dalam jurnal"Energy Resources Development Technology, BPPT, Jakarta,Indonesia", melaporkan bahwa harga listrik merupakansalah satu driving force bagi perubahan indicator statedan response. Kenaikan harga listrik dapat menyebabkanpengurangan konsumsi energi listrik baik untuk sektorrumah tangga maupun sektor industri, dan dapat membuatmasyarakat lebih ef isien dalam menggunakan energilistrik. Hasil studi juga dikemukakan bahwa kebutuhanlistrik perkapita untuk Indonesia masih sangat kecil biladibandingkan dengan kebutuhan listrik perkapita darinegara maju. Kebutuhan listrik akan cenderung meningkatseiring dengan pertumbuhan pendapatan nasional.

Chairul Hudaya (2008), dikemukakan bahwa permintaanlistrik di Jawa - Bali kedepan diperkirakan terus meningkatsebanya 6,2% pertahun. Mengingat rasio elektrifikasi,yaitu perbandingan jumlah rakyat Indonesia yang telahmendapatkan pasokan energi listrik terhadap jumlah rakyatIndonesia seluruhnya, baru mencapai angka sekitar 57%,maka masalah pengembangan energi listrik merupakanmasalah yang dihadapi bangsa Indonesia. Kebijakanyang diambil pemerintah dalam penyediaan energi listriktentunya harus sejalan dengan peningkatan pertumbuhanpenduduk tersebut. Dengan kondisi tersebut, maka pasokanenergi tambahan sangat diperlukan.

Jumlah konsumen sektor sosial meningkat dari waktukewaktu sebagaimana dilaporkan dalam buku Statistik PTPLN Tahun 2010 dan Ikhtisar Penjualan Tenaga Listrik -PT PLN Tahun 1995–2009, yaitu dalam kurun waktu tahun1995 sampai dengan 2007, terjadi pertambahan konsumensektor sosial sekitar 400.000 pelanggan atau meningkat102%. Tahun 1997 peningkatan jumlah konsumen sektorsosial mencapai 21%, setelah itu perubahannya mulai turundan semakin kecil sampai akhir tahun 2007 hanya sekitar4% sampai 5% pertahun.

Konsumsi atau permintaan tenaga listrik konsumensektor sosial juga meningkat mengikuti pertambahan jumlahkonsumen sektor sosial. Tahun 1996 dan 1997 pertumbuhankonsumsi tenaga listrik konsumen sektor sosial meningkatdi atas 13%, kemudian turun di bawah 4% tahun 1998dan 1999 karena pengaruh krisis moneter dan kendalapendanaan investasi yang dihadapi PLN. Selanjutnyamulai tahun 2003 sampai 2007 pertumbuhan permintaanrelatif stabil pada kisaran 7% sampai 12%. Diproyeksikanpermintaan listrik konsumen sektor sosial akan meningkat

Assagaf: Analisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan 41

tajam ditahun 2010–2011 sebagaimana dilaporkan dalamRencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Tahun 2010–2011 dan Laporan Keuangan PLN bahan Presentasi dengarpendapat DPR-Jakarta dengan karena program percepatandiversifikasi energi atau PPDE dengan kapasitas 10.000 MWakan segera beroperasi belum termasuk tambahan kapasitaspembangkit yang dikelola sektor swasta atau independentpower purchasing (IPP) yang bermitra dengan PLN.

Perubahan permintaan listrik dapat juga dipengaruhioleh pelayanan terhadap penyambungan baru dan tambahdaya secara terus menerus tanpa memperhitungkan sistemsupply akan berdampak terhadap meningkatnya pemakaiankWh secara proporsional, maka risiko pemadaman bergilirkonsumen akan terjadi.

Kendala PLN yang paling utama saat ini adalahketerbatasan pendanaan untuk investasi, bahkan untukkebutuhan operasi harus dipenuhi oleh subsidi pemerintah.

Potensi pasar demikian besar tetapi tidak menarik bagiinvestor, sementara PLN dituntut memenuhi kebutuhanmasyarakat. Bila kondisi ini terjadi, maka kedepan semakin sulitmelakukan penyesuaian pada tingkat keekonomian tarif listrikyang berlaku dimasyarakat, karena jaraknya semakin jauh,dan harga bahan bakar meningkat terus dari waktu kewaktu,yang akan membebani APBN semakin signifikan. Peningkatanaktivitas dan perkembangan teknologi juga menjadi pemicudalam menggunakan peralatan elektronik secara berlebihan, halini terlihat pada animo konsumen sektor sosial menggunakandaya atau volt ampere yang lebih tinggi agar dapat menggunakanlistrik dalam jumlah yang lebih besar.

Daya VA perpelanggan tahun 1995 dibanding tahun2007 meningkat sebanyak 332 VA atau sekitar 16%. Iniberarti pula bahwa dengan daya terpasang yang lebih besarakan mendorong peningkatan penggunaan. Tahun 1995pemakaian tenaga listrik konsumen sektor sosial rata-rata2.714 kwh perbulan, kemudian tahun 2007 meningkatmenjadi 3.678 kwh perbulan, atau meningkat sebanyak964 kwh atau sekitar 36%. Oleh sebab itu salah satu faktoryang diperhitungkan dalam analisis permintaan listriksektor sosial adalah perkembangan komposisi penggunaandaya rata-rata tiap pelanggan, sekaligus mencerminkanpeningkatan aktivitas konsumen sektor sosial, peningkatanpenggunakan peralatan elektronik, dan perkembanganteknologi yang semakin maju dan harga yang relativemurah. Rasio penggunaan kwh perpelanggan setiap bulanmeningkat, mulai tahun 2003 sampai tahun 2007 dengantingkat pertumbuhan sekitar 3% sampai dengan 6% kwhpertahun yang digunakan oleh konsumen sektor sosial.

Pendapatan penjualan tenaga listrik, menunjukkanbahwa pada tahun 2002 terjadi peningkatan di atas 50%dibanding pendapatan sebelumnya karena penyesuaiantarif dasar listrik, sedangkan tahun 2004 sampai dengantahun 2009 telah diumumkan oleh pemerintah bahwa tidakakan ada kenaikan TDL untuk periode tersebut, sehinggapertumbuhan relative terbatas.

Tarif yang berlaku saat ini dipertahankan sejak tahun2004 sebagai komitmen pemerintah untuk membantumasyarakat yang kurang mampu terutama konsumen sektorsosial. Sejak periode tersebut tarif dasar listrik tetap terjagameskipun beberapakali usulan dari berbagai pihak untukmelakukan penyesuaian dengan alasan terlalu memberatkananggaran pendapatan dan belanja negara atau APBNmenanggung beban subsidi yang meningkat dari tahun ketahun. Berdasarkan laporan keuangan PLN jumlah subsidiyang ditanggung APBN berturut-turut yaitu tahun 2006Rp 32 triliun, tahun 2007 Rp 36 triliun, tahun 2008dialokasikan Rp 78 triliun.

Subsidi ini akan membawa konsekwensi pada(a) beban APBN yang meningkat dan secara tidak langsungmembebani masyarakat melalui beban pajak, membayarpengembalian pinjaman yang digunakan untuk subsidi danmengurangi kesempatan terhadap anggaran sektor lainnyayang diperlukan untuk pelayanan masyarakat dan penyediaaninfrastruktur lainnya, (b) PLN hanya mengharapkansubsidi untuk menutup biaya operasinya, sementara biayainvestasi untuk pengembangan kelistrikan semakin sulit danhanya dapat dipenuhi bila tersedia peluang memanfaatkanpinjaman dari perbankan, lembaga keuangan internasionalatau menjual obligasi di pasar modal. Sumber dana investasidi APBN relative sangat kecil karena besarnya beban subsidiyang harus ditanggung oleh pemerintah. Kalaupun tersediaanggaran kelistrikan dari APBN jumlahnya relatif kecil atauhanya proyek multiyear yang telah dilaksanakan sebelumnya,(c) konsumen merasa berhak atas harga yang relatif murahdari PLN dan pemerintah dituntut untuk melindungidan mempertahankan agar tidak terjadi kenaikan tarif.Masyarakat pada umumnya menganggap bahwa tarif listriktidak harus mengalami penyesuaian karena kenaikan hargabahan bakar dan perubahan nilai kurs. Padahal yang terjadiPLN, harus membeli bahan bakar dari pasar dengan hargaindustri untuk BBM dan harga keekonomian untuk batubaragas alam. Kekurangan cash flow operasi PLN ditanggungoleh negara atau subsidi dari APBN melalui MenteriKeuangan. (d) Sektor sosial ikut juga menikmati subsiditarif, mereka merasa patut dilindungi dengan tarif yang lebihrendah dibanding menggunakan pembangkit listrik sendiriatau captive power, dengan alasan membayar pajak danturut berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonominasional, dan memberi kesejahteraan pada masyarakat. (e)Bagi investor yang bergerak dibidang kelistrikan melihatsebagai potensi karena PLN dan pemerintah hanya fokuspada mengatasi kekurangan biaya operasi melalui subsidi,dan tidak mampu melakukan investasi untuk pembangunanpembangkit baru, sementara permintaan terus meningkatbaik karena pertumbuhan demand aggregate yangberpengaruh terhadap pertambahan konsumsi listrik danpertambahan pelanggan baru karena belum menikmatialiran listrik dari PLN.

42 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 39–44

Berdasarkan keyakinan tersebut perlu segeradipersiapkan master plan yang didukung dengan analisisfaktor-faktor yang memengaruhi permintaan tenaga listrikkonsumen sektor sosial agar program yang disiapkan PLNlebih applicable dan realistis, sekaligus menjadi acuanpersiapan sumberdaya yang diperlukan untuk mendukungprogram tersebut.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang berupa suatu rencana kerja yangterstruktur dalam hubungan antarvar iabel secarakomprehensif sehingga hasil penelitian dapat memberikanjawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Populasi mencakup keseluruhan konsumen PLN darisektor sosial secara nasional. Sedangkan sample yangdipilih adalah beberapa wilayah di Jawa-Bali dan di luarJawa-Bali yang dianggap mewakili populasi. Konsumensektor sosial dikelompokkan kedalam konsumen sektorsosial kecil, sedang dan besar. Konsumen sektor sosialkecil menggunakan daya listrik sampai dengan 450 VA,konsumen sektor sosial sedang menggunakan daya listriksampai dengan 2200 VA, sedangkan kategori konsumensektor sosial besar menggunakan daya listrik di atas2200 VA.

Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat,yaitu permintaan tenaga listrik konsumen sektor sosial(TWHS), dan beberapa variabel bebas, yaitu daya terpasangVolt ampere konsumen sektor sosial (TVAS), tarif rata-ratakonsumen sektor sosial (TRFS), dan tingkat pemanfaatankapasitas arus listrik konsumen sektor sosial (TPKS).

Data sekunder yang dikumpulkan dari laporan penjualantenaga listrik PLN, laporan keuangan PLN, data statistikPLN, dan Biro Pusat Statistik ditabulasi diolah denganmenggunakan program SPSS versi 17.0.

Model ekonometrika yang akan diper timbangkanpenggunaannya dalam analisis ini, terdiri dari:

TWHS = bo + b1TVAS + b2TRFS + b3TPKS + U

Model Non linear:

Ln TWHS = bo + b1 ln TVAS + b2 Ln TRFS +b3 Ln TPKS + U

Pemeriksaan atau evaluasi ekonometrika yang dilakukan,meliputi uji hipotesis uji-F dan uji-t, koefisien determinasi(R2), koefisien korelasi (r), standar error (Se), pemenuhanasumsi regresi linear klasik yaitu multikolinearitas,heteroskedaktisitas, dan autokorelasi.

HASIL ANALISIS

Penelitian dilakukan dengan menggunakan datatime series tahun 1995 sampai dengan tahun 2007 untukmenganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan

tenaga listrik konsumen sektor sosial. Masing-masingvariabel tersebut dikumpulkan datanya dalam bentuktabulasi data. Selanjutnya, proses perhitungan denganmenggunakan program SPSS versi 17.0 dengan hasil sebagaiberikut:

Ln TWHS = - 12,894 – 0,30 Ln TVAS + 0,242 Ln TRFS +2,860 Ln TPKS

Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagaiberikut:1. Nilai konstanta (bo) sebesar -12,894 menunjukkan

pengaruh faktor lainnya yang tidak diperhitungkandalam penelitian ini.

2. Koefisein regresi (b1) sebesar -0,30 menunjukkanbesarnya pengaruh negatif variabel daya terpasangterhadap permintaan kwh konsumen sektor sosial.Setiap kenaikan daya terpasang akan menurunkanpermintaan kwh konsumen sektor sosial, demikiansebaliknya bila terjadi penurunan daya terpasang akanmenyebabkan konsumsi kwh konsumen sektor sosial.

3. Koefisien regresi (b2) sebesar 0,242 menunjukkanbesarnya pengaruh positif variabel tarif rata-rataterhadap permintaan kwh konsumen sektor sosial.Setiap kenaikan tarif akan menambah permintaankwh konsumen sektor sosial, demikian sebaliknya bilaterjadi penurunan tarif akan mendorong penurunankonsumsi kwh konsumen sektor sosial.

4. Koefisien (b3) sebesar 2,272 menunjukkan besarnyapengaruh positif variabel tingkat pemanfaatan kapasitasaliran listrik terhadap permintaan kwh konsumensektor sosial. Tingkat pemanfaatan kapasitas akanmeningkatkan permintaan kwh konsumen sektor sosial,demikian sebaliknya bila terjadi penurunan tingkatpemanfaatan kapasitas aliran listrik akan menyebabkanpenurunan konsumsi kwh konsumen sektor sosial.

Uji-F digunakan untuk melakukan uji koefisien atauslope regresi secara bersamaan dengan hasil Nilai F-hitungsebesar 33,915 dan sig 0,000 menunjukkan bahwa terdapatsekurang-kurangnya satu variabel bebas berpengaruhsignifikan terhadap permintaan tenaga listrik konsumensektor sosial.

Uji-t digunakan untuk menguji secara individu darikoefisien regresi, dengan hasil sebagai berikut:1. Variabel bebas daya volt ampere terpasang (TVAS)

dengan nilai t-hitung -0,468 dan sig 0,649 menunjukkanbahwa variabel ini tidak berpengaruh signifikanterhadap permintaan tenaga listrik konsumen sektorsosial pada tarap kesalahan 64,9%.

2. Variabel bebas tarif rata-rata konsumen sektor sosial(TRFS) dengan nilai t-hitung sebesar 1,532 dan sig 0,154menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpengaruhsignifikan terhadap permintaan tenaga listrik konsumensektor sosial pada tarap kesalahan 15,4%.

Assagaf: Analisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan 43

3. Variabel bebas tingkat pemanfaatan kapasitas(TPKS) dengan nilai t-hitung sebesar 2,458 dan sig0,032 menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruhsignifikan terhadap permintaan tenaga listrik konsumensektor sosial pada tarap kesalahan 3,2%.

Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 sebesar 0,902 menunjukkan bahwa modelpersamaan regresi yang digunakan dalam penelitian inimampu menjelaskan penomena yang diteliti sekitar 90,6%,sedangkan sisanya sebesar 9,8% diterangkan oleh variabellain yang tidak dimasukkan dalam model persamaantersebut di atas.

Koefisien Korelasi (r)

Hasil perhitungan SPSS diperoleh koefisien korelasiorde nol dan koefisien korelasi orde pertama atau koefisienkorelasi parsial menunjukkan bahwa variabel dayaterpasang (TVAS) memiliki keterkaitan yang lemah denganpermintaan tenaga listrik konsumen sektor sosial, dengankoefisien korelasi parsial 0,140. Variabel tarif rata-rata(TRFS) memiliki tingkat keterkaitan 0,419 dan variabeltingkat pemanfaatan kapasitas (TPKS) sebesar 0,595.

Standar Error (Se)

Dengan minimalnya standard error, maka koefisien yangdidapat cenderung mendekati nilai sebenarnya. Ukuranminimal yang relatif, biasanya digunakan perbandinganbesarnya parameter terhadap standard errornya. Bila rasiotersebut bernilai 2 atau lebih dapat dinyatakan bahwa nilaistandard errornya relative kecil dibanding parameternya.Rasio ini menjadi acuan uji-t di atas. Hasil perhitungan Semelalui SPSS diperoleh, yaitu:1. Variabel bebas daya terpasang (TVAS) dengan Se 0,064

dan nilai rasio parameter terhadap Se sebesar 0,468atau sama dengan t-hit (bj/Se = 0,030/0,064 = 0,468)menunjukkan bahwa Se variabel tersebut relatif besarkarena rasionya lebih kecil dari 2.

2. Variabel tarif rata-rata per kwh (TRFS) dengan Se 0,158dengan rasio parameter terhadap Se sebesar 1,53 yangberarti standard errornya relative besar karena rasionyalebih kecil dari 2.

3. Variabel tingkat pemanfaatan kapasitas (TPKS) denganSe 0,924 dan nilai rasio parameter terhadap Se sebesar2,46 yang berarti standard errornya relative kecil karenarasionya lebih besar dari 2.

Asumsi Klasik

Anggapan bebas multikolinearitas, heteroskedaktisitas,dan autokorelasi, berlaku untuk model regresi linear. Dalamanalisis ini mempertimbangkan model linear dan model nonlinear, namun setelah dilakukan seleksi model yang lebihsesuai dengan distribusi data, maka dipilih menggunakanmodel analisis non linear yang berbasis Ln atau dasar

2,71828. Dengan demikian, uji asumsi klasik sepertidisebutkan di atas tidak dilakukan dalam studi ini, karenamenggunakan model regresi non linear.

PEMBAHASAN

Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji faktor-faktoryang memengaruhi permintaan tenaga listrik konsumensektor sosial. Berdasarkan hasil perhitungan dalam penelitianini menunjukkan bahwa variabel daya terpasang (TVAS) dantarif rata-rata (TRFS) tidak berpengaruh secara signifikanterhadap permintaan tenaga listrik konsumen sektor sosial,sehingga hanya variabel tingkat pemanfaatan kapasitas(TPKS) yang memiliki pengaruh signifikan terhadappermintaan tenaga listrik konsumen ini. Hal ini berartibahwa kebijakan manajemen terhadap ketenagalistrikankonsumen sektor sosial penting memperhatikan variabeltingkat pemanfaatan kapasitas (TPKS) dalam menyusunperencanaan pelayanan konsumen sektor ini yang akuratdan cermat.

Berdasarkan hasil uji t di atas terhadap hipotesis yangdiajukan maka dapat diuraikan bahwa hanya variabel tingkatpemanfaatan kapasitas arus listrik yang memengaruhi secarasignifikan permintaan tenaga listrik konsumen sektor sosialdengan nilai t-hitung sebesar 2,458 dan sig 0,032 dan koefisienregresi 2,272. Koefisien regresi ini menunjukkan besarnyapengaruh positif variabel tingkat pemanfaatan kapasitasarus listrik terhadap permintaan tenaga listrik konsumensektor sosial. Setiap kenaikan tingkat pemanfaatan kapasitasarus listrik yang terpasang di tempat konsumen sektorsosial akan meningkatkan permintaan konsumen tersebut,demikian sebaliknya. Tingkat pemanfaatan kapasitas aruslistrik merupakan repleksi dari perkembangan teknologidan meningkatnya penggunaan peralatan elektronik olehkonsumen sektor sosial. Tingkat pemanfaatan kapasitassecara rata-rata perpelanggan mengalami perubahan dariwaktu ke waktu sejalan dengan perkembangan teknologi,dan hal ini memengaruhi secara positif permintaan listrikkonsumen sektor sosial. Pertambahan pelanggan dandaya yang relative sama tiap pelanggan, maka tingkatpemanfaatan kapasitas tidak mengalami perubahan.Penambahan pemanfaatan kapasitas meningkat bila tiapkonsumen proporsi penggunaan kapasitasnya meningkat.Tingkat keterkaitan variabel ini terhadap permintaan kwh,sebagaimana koefisien korelasi parsial sebesar 0,595 yangmenunjukkan tingkat keterkaitan yang substansial antarakedua variabel tersebut.

Meskipun variabel Daya terpasang volt ampere (TVAS)dan tarif rata-rata (TRFS) tidak berpengaruh signifikanterhadap permintaan kwh, tetapi dalam pengambilankeputusan tentang kebijakan ketenagalistrikan sektorsosial kedua variabel tersebut perlu tetap dijadikan bahanpertimbangan, agar dapat merumuskan kebijakan secaralebih cermat dan akurat. Hal ini mengingat pentingnya

44 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 39–44

keseimbangan antara permintaan tenaga listrik sektorsosial dengan kapasitas supply yang tersedia, makaadanya penyambungan baru dan tambah daya secara terusmenerus tanpa memperhitungkan sistem supply akanberdampak terhadap meningkatnya pemakaian kwh secaraproporsional, maka risiko pemadaman bergilir konsumensektor sosial akan terjadi. Bagi konsumen sektor sosial yangterbiasa dan sudah sangat tergantung dengan aliran listrikPLN dalam menjalankan aktivitasnya tentunya hal ini sulitditerima mereka karena sangat merugikan. Sebaliknya,jika PLN menangguhkan memberikan pelayanan terhadappenyambungan baru dan tambah daya karena keterbatasanpenambahan kapasitas pembangkitan, maka berdampakterhadap terjadinya waiting list yang berlarut sehingga akandapat memicu ketidak puasan konsumen akan pelayananPLN, ada kemungkinan konsumen sektor sosial akan beralihmenggunakan pembangkit listrik sendiri atau captivepower.

Dengan posisi seperti ini kalaupun ada kenaikkan tariflistrik tidak akan memengaruhi permintaan konsumen sektorsosial, karena mereka akan tetap setia menjadi pelangganPLN. Apa mungkin pelanggan mau pindah berlanggananke perusahaan penyedia jasa kelistrikan lain? Pemerintahhendaknya merespon untuk melakukan penyesuaian tariflistrik dengan mengurangi subsidi listrik, agar jumlahsubsidi listrik tidak membebani APBN.

SIMPULAN

Berdasarkan proses dan hasil analisis dan pembahasanyang diperoleh, dapat disimpulkan: 1) Perkembanganteknologi dan peningkatan penggunaan peralatan elektronikmerepleksikan variabel bebas tingkat pemanfaatankapasitas ternyata berdampak positif terhadap permintaankwh konsumen sektor sosial, sehingga disarankan agarPLN mengupayakan penyediaan sistem supply secaraberimbang mengikuti pertumbuhan variabel ini, disampingmemperhitungkan variabel lainnya. Seperti mempersiapkandiversifikasi energi dalam bentuk penggunaan bahan bakaralternative, dengan mengoptimalkan panas bumi atau dapatjuga menyiapkan kajian dan langkah penggunaan bahanbakar tenaga nuklir sebagaimana dinegara berkembanglainnya, seperti China, India dan Afrika selatan. 2) Dalampenelitian ini variabel daya terpasang tidak berpengaruhsignifikan terhadap permintaan kwh, namun mengingatadanya tambah daya dan penyambungan baru yang dimintakonsumen sektor sosial yang terus meningkat, makadisarankan dalam pelayanan tambah daya dan penyambungan

baru disesuaikan dengan ketersediaan kapasitas pembangkitdan sistem penyaluran PLN, agar tetap terjaga keseimbanganpermintaan dan supply dan sistem supply harusdipertahankan pada kualitas atau tegangan tertentu agaraliran listrik yang dinikmati konsumen memenuhi standarmutu layanan yang memadai. 3) Kebijakan tarif sebagaisalah satu faktor yang sangat sensitive terhadap resistensioleh masyarakat pada umumnya. Meskipun variabel initidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan kwh,namun disarankan tetap mengkaji secara komprehensifsebelum mengambil kebijaksanaan terhadap penyesuaiantarif dasar listrik tersebut. Dalam penyesuaian tarif dasarlistrik hendaknya tidak dilakukan secara mendadak, dansebaiknya pemerintah melakukan sosialisasi terlebih dahuludan diskusi dengan konsumen dari berbagai sektor, sehinggakonsumen dapat melakukan tindakan antisipasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Agus Sugiyono, 2000. "Indikator Pembangunan Tenaga Listrik yangBerkelanjutan (Sustainable Electricity Development Indicator)".Jurnal Energy Resources Development Technology, BadanPengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT), Jakarta,Indonesia. Vol. 23, No. 2, p. 637–648.

2. Anay Vete, 2005. "Price Elasticity of Electricity: The Case of UrbanMaharashtra. Tariff Reform in India". Journal of Econpapers– Swedish Business Scchool at Orebro University. L94(32): 1–25.

3. Cades, 1999. "Hasil Studi Perencanaan Energy Nasional JangkaPanjang "CADES" (Comprehensive Assessment of DifferentEnergy Sources for Electricity Generation In Indonesia)". JurnalEnergy Resource Development Technology, Badan Pengkajiandan Pengembangan Teknologi (BPPT), Jakarta, Indonesia. 2(1):11–17.

4. Chairul Hudaya, 2008. "Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)Sebagai Solusi Alternatif Kekurangan Listrik Nasional". JurnalTenologi Nuklir – Nuclear ffor Peace Purpose, Jakarta. 10(6):1–5.

5. Muhammad Nasir and Ankasha Arif, 2008. Residential Demandfor Electricity in Pakistan. Journal of Pakistan Institute ofDevelopment Economics (PIDE) and also publicized Econpapers,Swedish Business School at Orebro University. 47(4): 457–467.

6. Nuryanti, 2007. "Karakteristik Konsumsi Energi pada Sector RumahTangga di Indonesia". Jurnal Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir –Batan, yang juga dipresentasikan pada seminar Nasional IIISDM Teknologi Nuklir, Jakarta. Edisi 2010-09-10, p. 171–182.

7. Peter C. Reiss and Mathew Q. White, 2001. "Household ElectricityDemand. Stanford University. Standford". Journal of Report Nepal –All – 2001-12-2. Edisi 2010, p. 1–26.

8. PT PLN, 2010. Ikhtisar Penjualan Tenaga Listrik - PT PLN(Persero) Tahun 1995–2009. Jakarta.

9. , 2009. Laporan keuangan PT PLN (Persero) - BahanPresentasi Dengar Pendapat dengan DPR. Jakarta.

10. , 2010. Statistik - PT PLN (Persero) Tahun 1995–2009.Jakarta.

45

Analisis Dampak Perdagangan Bebas dan Global pada BergesernyaNilai Budaya, Prinsip dan Tujuan Koperasi

(Analysis Impact of Free Trade and the Shifting Global Cultural Values, Principlesand Objectives of Cooperative)

Ikhsan RochmadiSTIE Widya DharmaMalang

ABSTRAK

Usaha simpan pinjam merupakan salah satu usaha yang telah berakar dan dikenal secara luas oleh anggota koperasi dan masyarakatdi Indonesia. Usaha ini adalah salah satu usaha lembaga keuangan non bank yang menghimpun dana dan menyalurkannya dari danuntuk anggota, calon anggota, koperasi lain dan anggotanya. tujuan koperasi adalah untuk mensejahterakan anggota apapun bentukkoperasinya karena dasar hukum yang dipakai adalah budaya gotong royong dan senasib sepenanggungan, dengan tidak meninggalkanprinsip dasar koperasi serta syarat yang harus dipenuhi. Berbagai persoalan yang berkembang mengenai keberadaan koperasi terutamakoperasi simpan pinjam berkaitan dengan nilai budaya, prinsip dan azas yang dirasakan mulai bergeser bukan lagi koperasi sebagaisoko gurunya ekonomi bangsa, bukan lagi koperasi sebagai organisasi masa kumpulan orang dan bukan lagi koperasi yang bertujuanmensejahterakan anggotanya. Fenomena yang terjadi adalah saat ini masih banyak ditemukan koperasi "hitam" yang beroperasi diwilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur yang sangat meresahkan masyarakat. Globalisasi ekonomi memberikan dampak yang kurangbaik terhadap perkembangan dunia perkoperasian di Indonesia dan terjadi pergeseran prinsip,azas dan tujuan koperasi pergeseranini terlihat dari tahun ketahun mengalami peningkatan pergeseran,Tahun 2009 sebesar 34,24%; Tahun 2010 sebesar 43,83 dan Tahun2011 sebesar 44,74%.

Kata kunci: globalisasi, koperasi,pergeseran, budaya,prinsip,azas dan tujuan

ABSTRACT

Savings and loans is one business that has been rooted andwidely recognized by members of the cooperative and thecommunity in Indonesia. This effort was one of the non-bankfinancial institutions that collect and distribute funds from and to members,prospective members, other cooperatives and their members. Cooperative goal is for the welfare of any member of the cooperativeform the legal basis used for theculture of mutual help and common fate, by not leaving the cooperative principles and conditionsto be met problems that develop on the existence of cooperative savings and credit cooperatives mainly related to culturalvalues

, principles and the principle that no longer felt began to shift his master economic cooperation as the cornerstoneof the nation, no longercooperatives as a collection ofpeople's organizations and cooperatives are no longeraimed at the welfare of its members. Phenomenonthat occurs is currently co-operatives are still many "black" that operate in the district of Malang, East Java, which is disturbing thepublic. Economic globalization unfavorable impact on the development of cooperatives in Indonesia and the worldshifts principles,principles and objectives of the cooperativeshift is seen from year to year has increased shifts,amounting to 34.24% in 2009; year 2010amounted to 43.83and in 2011 for 44.74%

Key words: globalization, cooperative, shift, culture, principles, principle and purpose

PENDAHULUAN

Usaha simpan pinjam merupakan salah satu usaha yangtelah berakar dan dikenal secara luas oleh anggota koperasidan masyarakat di Indonesia. Usaha ini adalah salah satuusaha lembaga keuangan non bank yang menghimpundana dan menyalurkannya dari dan untuk anggota, calonanggota, koperasi lain dan anggotanya. Dalam 10 tahunterakhir Indonesia telah 2 (dua) kali mengalami krisis.Krisis pertama melanda ekonomi Indonesia pada tahun1997/1998 di mana ditandai dengan jatuhnya nilai tukarmata uang rupiah terhadap mata uang asing, tidak hanya

krisis keuangan, bahkan juga krisis kepercayaan masyarakatterhadap bank-bank, banyak nasabah bank ramai-ramaimenarik simpanannya di bank, karena struktur permodalanbank pada saat itu sangat rendah, terbukti pada bulan Maret1999 pemerintah mengambil kebijakan sangat penomenaldan mencengangkan terhadap bank-bank yang strukturpermodalannya rendah dengan membekukan kegiatanusaha bank sebanyak 48 Bank Umum Swasta Nasional(BBKU/Bank Beku Kegiatan Usaha). Krisis kedua padatahun 2009 juga berpengaruh besar terhadap perekonomianIndonesia, walaupun guncangan yang paling berat terjadi dinegara-negara barat. Krisis ini juga berdampak pada usaha

46 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 45–51

bank, sebagai contoh Bank Century akhirnya diambil aliholeh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). Kemudianbagaimanakah keberadaan koperasi? Koperasi khususnyaKoperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam(USP) masih bisa bertahan dan bahkan berkembang hinggasaat ini, walaupun struktur permodalannya tidaklah sekuatmodal usaha besar, karena lembaga ini dijalankan denganprinsip gotong royong dan didasari oleh pergerakan usahayang tumbuh secara natural, sehingga mampu mendongkrakpertumbuhan ekonomi meskipun tidak sebesar sektor nonmigas. KSP dan USP mampu melayani anggota di sektorpertanian, perdagangan dan usaha lainnya, sehinggakeberadaannya sangat dibutuhkankan oleh anggota padakhususnya dan masyarakat pada umumnya.

Dari penjelasan di atas, usaha simpan pinjam yangbenar-benar berhasil diharapkan kelangsungan usahanya.Kelangsungan keberadaan usaha simpan pinjam harusdidasarkan prinsip efisiensi dan efektivitas. Prinsip efesiensidan efektivitas dapat terwujud jika para pengelola dalamhal ini pengurus, manajer termasuk karyawan betul-betulmengarahkan usaha simpan pinjam untuk kepentingansemua anggota. Keberhasilan usaha simpan pinjam bukanhanya tergantung kepada besarnya modal yang diusahakanmelainkan pelaksanaannya lebih mendekati adanyasaling percaya antar anggota dengan pengurus, pengelola,karyawan dan saling percaya antar anggota, intinya di dalampengelolaan harus ada saling memberi dan menerima untukkepentingan bersama.

Oleh sebab itu, karena usaha ini sangat penting bagianggota, pengurus, pengelola dan karyawan, maka diperlukanpengelolaan usaha simpan pinjam yang dinamis, bersihdan dipercaya. Kepercayaan dapat mendorong partisipasianggota untuk menyimpan, meminjam dan meningkatkanusaha kedua belah pihak, baik koperasi sebagai usahasimpan pinjam dan anggota sebagai peminjam. Usahasimpan pinjam berkembang akan meningkatkan Sisa HasilUsaha (SHU), jika SHU meningkat terjadi perkembanganmodal yang dapat dimanfaatkan anggota kembali.

Dari uraian di atas jelas bahwa tujuan koperasi adalahuntuk mensejahterakan anggota apapun bentuk koperasinyakarena dasar hukum yang dipakai adalah budaya gotongroyong dan senasib sepenanggungan, dengan tidakmeninggalkan prinsip dasar koperasi serta syarat yangharus dipenuhi. Melihat kenyataan yang ada saat ini kitadiberi sebuah pemandangan yang sangat merisaukan ataskeberadaan koperasi di mana-mana muncul lembaga yangmengatas namakan koperasi akan tetapi jauh dari azas yangdigunakan koperasi, bukan lagi ekonomi gotong royong akantetapi koperasi tidak jauh berbeda dengan lembaga keuanganlain yaitu mencari keuntungan yang sebesar-besarnyadengan meninggalkan prinsip, budaya dan azas koperasiterutama pada jenis koperasi Simpan Pinjam. Inilah dampakperdagangan bebas yang diagungkan dan globalisasi yangmelanda negeri ini menimbulkan bergesernya nilai-nilaibudaya, prinsip dan tujuan koperasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Koperasi

Dalam sejarahnya, koperasi sebenarnya bukanlahorganisasi usaha yang khas berasal dari Indonesia.Kegiatan berkoperasi dan organisasi koperasi pada mulanyadiperkenalkan di Inggris di sekitar abad pertengahan (atauada yang bilang dimasa revolusi industri di-Inggris) yangdiprakarsai oleh seorang industrialis yang sosialis yangbernama Robert Own. Pada waktu itu misi utama berkoperasiadalah untuk menolong kaum buruh dan petani yangmenghadapi problem-problem ekonomi dengan menggalangkekuatan mereka sendiri. Berdirinya koperasi buruh tersebutberfungsi membeli barang kebutuhan pokok secara bersama-sama dan memang ternyata bahwa harga di toko koperasilebih murah jika dibandingkan dengan toko-toko yang bukankoperasi. Ide koperasi ini kemudian menjalar ke AS dannegara-negara lainnya di dunia. Di Indonesia, baru koperasidiperkenalkan pada awal abad 20. Sejak munculnya idetersebut hingga saat ini, banyak koperasi di negara-negaramaju (NM) seperti di Uni Eropa (UE) dan AS sudah menjadiperusahaan-perusahaan besar termasuk di sektor pertanian,industri manufaktur, dan perbankan yang mampu bersaingdengan korporat-korporat kapitalis.

Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi dinegara maju (NM) dan negara sedang berkembang (NSB)memang sangat diametral. Di NM koperasi lahir sebagaigerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itutumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar.Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisitawar dan kedudukan penting dalam konstelasi kebijakanekonomi termasuk dalam perundingan internasional.Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuhkemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalamrangka melindungi dirinya. Sedangkan, di NSB koperasidihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapatmenjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunanuntuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Di Indonesia pengenalan koperasi memang dilakukanoleh dorongan pemerintah, bahkan sejak pemerintahanpenjajahan Belanda telah mulai diperkenalkan. Gerakankoperasi sendiri mendeklarasikan sebagai suatu gerakan sudahdimulai sejak tanggal 12 Juli 1947 melalui Kongres Koperasidi Tasikmalaya. Pengalaman di tanah air kita lebih unikkarena koperasi yang pernah lahir dan telah tumbuh secaraalami di jaman penjajahan, kemudian setelah kemerdekaandiperbaharui dan diberikan kedudukan yang sangat tinggidalam penjelasan undang-undang dasar. Dan atas dasar itulahkemudian melahirkan berbagai penafsiran bagaimana harusmengembangkan koperasi (Soetrisno, 2003).

Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan diIndonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepadakepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golonganekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompokmasyarakat kelas menengah ke bawah. Eksistensi koperasi

Rochmadi: Analisis dampak perdagangan bebas dan global 47

memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidaksatu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya,tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadappilar ekonomi lainnya. Lembaga koperasi oleh banyakkalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tatakehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandungmuatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentinganbersama (gotong royong), dan beberapa esensi morallainnya. Sangat banyak orang mengetahui tentang koperasimeski belum tentu sama pemahamannya, apalagi jugahanya sebagian kecil dari populasi bangsa ini yang mampuberkoperasi secara benar dan konsisten. Sejak kemerdekaandiraih, organisasi koperasi selalu memperoleh tempat sendiridalam struktur perekonomian dan mendapatkan perhatiandari pemerintah.

Definisi Koperasi

Ropke (1987) mendefinisikan koperasi sebagaiorganisasi bisnis yang para pemilik atau anggotanyaadalah juga pelangggan utama perusahaan tersebut (kriteriaidentitas). Kriteria identitas suatu koperasi akan merupakandalil atau prinsip identitas yang membedakan unit usahakoperasi dari unit usaha yang lainnya. Berdasarkandefinisi tersebut, menurut Hendar dan Kusnadi (2005),kegiatan koperasi secara ekonomis harus mengacu padaprinsip identitas (hakikat ganda) yaitu anggota sebagaipemilik yang sekaligus sebagai pelanggan. Organisasikoperasi dibentuk oleh sekelompok orang yang mengelolaperusahaan bersama yang diberi tugas untuk menunjangkegiatan ekonomi individu para anggotanya. Koperasiadalah organisasi otonom, yang berada di dalam lingkungansosial ekonomi, yang menguntungkan setiap anggota,pengurus dan pemimpin dan setiap anggota, pengurus danpemimpin merumuskan tujuan-tujuannya secara otonomdan mewujudkan tujuan-tujuan itu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilaksanakan secara bersama-sama(Hanel, 1989).

Prinsip Koperasi

Prinsip koperasi atau bisa juga disebut sebagai sendidasar koperasi adalah pedoman pokok yang menjiwaisetiap gerak langkah koperasi. Selain mempunyai perananyang sangat penting dalam membedakan pola pengelolaanorganisasi koperasi, prinsip-prinsip ini juga memilikiperanan yang sangat penting dalam menentukan polapengelolaan usaha koperasi. Peranan tersebut dalam garisbesarnya adalah sebagai berikut:1. Sebagai pedoman pelaksanaan usaha koperasi dalam

mencapai tujuannyaTujuan koperasi dalam menjalankan usahanya adalahuntuk memperjuangkan kepentingan dan peningkatankesejahteraan ekonomi para anggota pada khususnya,dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakatpada umumnya. Orientasi usaha yang memihak padapeningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat

ini harus dipegang teguh oleh koperasi. Ia tidak hanyasekedar pembeda antara koperasi dengan bentuk-bentukperusahaan lainnya, tetapi merupakan hakikat darikoperasi itu sendiri.

2. Sebagai ciri khas yang membedakan koperasi daribentuk-bentuk perusahaan lainnyaPrinsip-prinsip atau sendi-sendi dasar koperasi tidakhanya mengatur masalah-masalah intern koperasi,yakni mekanisme kerja dalam organisasi koperasi danhubungan antara koperasi dengan anggota-anggotayang terlibat dalam pengurusan koperasi. Tetai jugamengatur hubungan antara koperasi dengan anggota-anggota lainnya serta hubungan antara koperasi denganperusahaan-perusahaan di luar koperasi. Prinsip-prinsip merupakan jantung dari koperasi adalah tidakindependent yang satu dari yang lain. Mereka salingterkait secara halus, bilamana yang satu diabaikan,keseluruhan menjadi berkurang. Koperasi seharusnyatidak dapat dinilai secara eksklusif berdasarkan salahsatu prinsip, akan tetapi harus dinilai seberapa jauhkoperasi secara benar mentaati prinsip-prinsip tersebutsebagai satu keseluruhan.

Landasan Koperasi

Koperasi mempunyai landasan:1. Landasan Idiil/idiologi dasar adalah: Pancasila.2. Landasan Struktural UUD 45 pasal 33 ayat 1 yang

berbunyi "Perekonomian disusun sebagai usahabersama berdasarkan asas kekeluargaan."

3. Landasan Operasional adalah: GBHN tentang arahpembangunan koperasi.

4. Landasan Mental adalah: setia kawan dan kesadaranpribadi.

Untuk mewujudkan tujuan nasional yaitu tercapainyamasyarakat adil dan makmur seperti tertuang dalamPembukaan Undang-undang Dasar 1945, salah satusarananya adalah koperasi. Sebagai sarana untuk mencapaimasyarakat adil dan makmur, koperasi tidak lepas pula darilandasan-landasan hukum sebagai landasan berpijaknyakoperasi Indonesia adalah Pancasila, seperti tertuang didalam ketentuan Bab II, bagian pertama, pasal 2 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Asas Koperasi

Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan. Hal inisecara jelas tertuang di dalam ketentuan Bab II, bagianpertama, Pasal (2) UU. No. 25 Tahun 1992 tentangPerkoperasian. Asas kekelyargaan ini adalah asas yangmemang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsaIndonesia dan telah berurat-berakar dalam jiwa bangsaindonesia.

Sesuai dengan jiwa kepribadian bangsa indonesiakoperasi Indonesia harus menyadari bahwa dalam dirinyaterdapat kepribadian sebagai pencerminan kehidupan yang

48 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 45–51

dipengaruhi oleh keadaan, tempat, lingkungan waktu,dengan suatu ciri khas adanya unsur ke-Tuhanan YangMaha Esa, kegotong royongan dalam arti bekerja sama,saling bantu membantu, kekeluargaan dengan semboyanBhineka Tunggal Ika.

Koperasi sebagai suatu usaha bersama, harusmencerminkan ketentuan-ketentuan seperti lazimnya dalamsuatu kehidupan keluarga. Usaha bersama berdasarkan asaskekeluargaan ini bisanya disebut dengan istilah gotong-royong, yang mencerminkan semangat bersama.

Gotong royong dalam pengertian kerja sama padakoperasi mempunyai pengertian luas, yaitu:1. Gotong royong dalam ruang lingkup organisasi.2. Bersifat terus menerus dan dinamis.3. Dalam bidang atau hubungan ekonomi.4. D i l a k s a n a k a n d e n g a n t e r e n c a n a d a n

berkesinambungan.

Dengan perkataan lain, koperasi dalam menjalankankegiatan usaha melibatkan seluruh anggota yang ada secaragotong-royong seperti lazimnya dalam kegiatan suatukeluarga, sehingga berat sama dipikul ringan sama dijinjing.Semangat kebersamaan ini tidak saja dalam bentuk gotongroyong sama-sama ikut bertanggung jawab atas kegaitanusaha koperasi. Tetapi juga dalam bentuk ikut memilikimodal bersama.

Tujuan Koperasi

Adapun maksud dan tujuan koperasi adalah:1. Memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat2. Ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam

rangka mewujudkan masyarakat yang maju,adil danmakmur berdasarkan Pancasila

Fungsi dan Peran Koperasi dalam Perekonomian diIndonesia

1. Sebagai sokoguru/urat nadi perekonomian Indonesia2. Untuk memperbaiki tingkat kehidupan Masing-masing

anggota dan masyarakat3. Mmempersatukan, mengarahkan, memberdayakan

ekonomi rakyat4. Mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha

rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkantercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuranyang merata

5. Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasanrakyat

6. Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasiekonomi

Jenis-jenis Koperasi

Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadikoperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit( jasa keuangan). Koperasi dapat pula dikelompokkanberdasarkan sektor usahanya.

1. Koperasi Simpan PinjamKoperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerakdi bidang simpanan dan pinjaman. Koperasi sejenisini didirikan untuk memberi kesempatan kepadaanggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah danbunga ringan. Koperasi simpan pinjam berusaha untuk,"…mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratankaum lintah darat pada waktu mereka memerlukansejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungandan mengatur pemberian pinjaman uang…denganbunga yang serendah-rendahnya" Koperasi simpanpinjam menghimpun dana dari para anggotanya yangkemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepadapara anggotanya. Menurut Widiyanti dan Sunindhia,koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untukmendidik

2. Koperasi KonsumenKoperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakanpara konsumen dengan menjalankan kegiatannya jualbeli menjual barang konsumsi.

3. Koperasi ProdusenKoperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan parapengusaha kecil menengah (UKM) dengan menjalankankegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untukanggotanya.

4. Koperasi PemasaranKoperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankankegiatan penjualan produk/jasa koperasinya atauanggotanya.

5. Koperasi JasaKoperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidangusaha jasa lainnya

Pengertian Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kataglobal, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparmanmenyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikansesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individudi dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belummemiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja(working definition), sehingga bergantung dari sisi manaorang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatuproses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yangakan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makinterikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupanbaru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkanbatas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagaisebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif ataucuriga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasitidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang palingmutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktisakan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negarakecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.

Rochmadi: Analisis dampak perdagangan bebas dan global 49

Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadapperekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadapbidang-bidang lain seperti budaya dan agama. TheodoreLevitte merupakan orang yang pertama kali menggunakanistilah Globalisasi pada tahun 1985.Scholte melihat bahwaada beberapa definisi yang dimaksudkan orang denganglobalisasi:1. Internasionalisasi: Globalisasi diar tikan sebagai

meningkatnya hubungan internasional. Dalam halini masing-masing negara tetap mempertahankanidentitasnya masing-masing, namun menjadi semakintergantung satu sama lain.

2. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakinditurunkankan batas antar negara, misalnya hambatantarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.

3. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagaisemakin tersebarnya hal material maupun imaterialke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapatmenjadi pengalaman seluruh dunia.

4. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dariuniversalisasi dengan semakin menyebarnya pikirandan budaya dari barat sehingga mengglobal.

5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Artikelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Padaempat definisi pertama, masing-masing negara masihmempertahankan status ontologinya. Pada pengertianyang kelima, dunia global memiliki status ontologisendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang berkaitan dengan pergeseran nilaibudaya, prinsip dan tujuan koperasi simpan pinjam inidilakukan diwilayah Malang Raya (Kota Malang, Kab.Malang dan Kota Batu).

Rancangan Penelitian

2. Prinsip KoperasiKoperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagaiberikut:a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;b. pengelolaan dilakukan secara demokratis;c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil

sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota;

d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadapmodal;

e. kemandirianf. pendidikan perkoperasian;g. kerja sama antarkoperasi.

3. Azas KoperasiKoperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-UndangDasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan

4. Tujuan KoperasiKoperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotapada khususnya dan masyarakat pada umumnya sertaikut membangun tatanan perekonomian nasional dalamrangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, danmakmur berlandaskan Pancasila dan Undang-UndangDasar 1945.

5. Pasar Bebas (Globalisasi Ekonomi)Kondisi sosial secara ekonomi yang melakukan kegiatanekonomi dengan tanpa batas wilayah atau negara.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitianDeskriptif kualitatif yang membandingkan antara nilaibudaya, prinsip dasar dan tujuan koperasi yang berdasarkanpada undang-undang perkoperasian dengan realitas koperasisimpan pinjam yang ada saat ini.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generilisasi yang terdiriatas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dankarasteristuik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Pasar Bebas/Globalisasi Ekonomi

Variabel Penelitian

Bergesernya Nilai Budaya,Prinsip, Azas, dan Tujuan

Koperasi

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasiyang dijadikan data penelitian adalah semua koperasisimpan pinjam yang ada di Malang Raya.

SampelVariabel Penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Nilai Budaya (Y1), Prinsip Koperasi (Y2), AzasKoperasi (Y3), Tujuan Koperasi (Y4) sebagai variabledependent (Terikat) sedangkan Pasar Bebas (GlobalisasiEkonomi) (X1) sebagai variable independent (Bebas).

Definisi Operasional Variable

1. Nilai BudayaMakna sosial yang terkandung dalam masyarakat yangberlaku dan diakui kebenaranya secara budaya.

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidakakan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalahkeseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakansensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisadipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namunkarena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhanelemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah menelitisebagian dari keseluruhan elemen atau unsur.

50 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 45–51

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata Primer dan Data Sekunder, data primer adalah datayang diperoleh oleh peneliti secara langsung dari obyekpenelitian dan masih harus dilakukan pengalahan datasedangkan data sekunder adalah data yang tidak perludiolah dan dapat angsung digunakan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan denganmenggunakan Kuesioner, Wawancara dan Dokumentasiberkenaan dengan rencana penelitian yang ditunjang denganlandasan teoritis

Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan berkaitan denga jenispenelitian yang bersifat diskriptif kualitatitf maka akandilakukan teknik komparatif dengan membandingkan data

data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian dan jugamembandingkan fenomena yang ada antara relaitas yangterjadi dengan landasan teoritis yang dibangun berdasarkanpada peraturan dan perundang-undangan yang dalam hal iniadalah perkoperasian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian berdasarkan pada data yang ada denganmelakukan uji komparasi atau membandingkan dan denganmelakukan analisis diskriptif kualitatif maka diskripsi yangdapat disajikan pada tabel 1 berikut.

Dari tabel 1 di atas maka dapat disimpulkan bahwaadanya globalisasi ekonomi memberikan dampak yangkurang baik terhadap perkembangan dunia perkoperasiandi Indonesia hal ini terbukti juga dari hasil analisa terhadapjumlah koperasi yang sehat dan tidak sehat tertuang dalamtabel 2 berikut.

Tabel 1. Gambaran pergeseran nilai budaya koperasi

No Dasar Hukum Koperasi Realilas Pampak Globalisasi Keterangan

1 Budaya Gotong Royong dan MusyawahMufakat

2 Prinsip (Y2)Prinsip Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yangberdasar atas asas kekeluargaan (1) Koperasi melaksanakanprinsip Koperasi sebagai berikut

Otorisasi

Terjadi pergesereanPrinsip Koperasi

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbukab. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adilsebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masinganggota;

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;e. Kemandirian(2) Dalam mengembangkan Koperasi, maka koperasimelaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai berikut:f. Pendidikan perkoperasian

g. Kerja sama antar koperasi.

3 Azas (Y3)Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan

4 Xujuan (Y4)Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotapada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikutmembangun tatanan perekonomian nasional dalam rangkamewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmurberlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

5 Rapat Anggota(1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi

dalam Koperasi.(2) Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan

pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas mengenaipengelolaan Koperasi

a. Keanggotaan bersifat memaksab. Pengelolaan dilakukan tidak

demokratisc. Tidak ada Pembagian SHU

d. Tidak ada pemberian Jasae. Membuat ketergantrungan

f. Tidak membekali pendidikankoperasi

g. Kerja sama terbangun antarkreditur dan debitur

Azas bukan kekeluargaan tetapiprofit oriented

Memperoleh keuntungan sebesar-besarnya

Tidak pernah dan tidak ada rapatanggota

Terjadi pergeseranazas koperasi

Terjadi pergeserantujuan koperasi

Terjadi pergeseranatas hak anggotakoperasi

Rochmadi: Analisis dampak perdagangan bebas dan global 51

Lanjutan Tabel 1

No Dasar Hukum Koperasi Realilas Pampak Globalisasi Keterangan

(3) Rapat Anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam 1(satu) tahun.

(4) Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalamRapat Anggota

6 Pembagian SHU(1) Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan

Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangidengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnyatermasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

(2) Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan,dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usahayang dilakukan oleh masing-masing anggota denganKoperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikanperkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuaidengan keputusan Rapat Anggota.

(3) Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalamRapat Anggota.

Tidak ada pembagian SHU bagianggota

Terjadi pergerseranhak anggotamenerima SHU

Sumber: Data diolah

Tabel 2. Prosentase pergeseran nilai budaya koperasi

TahunJumlah Koperasi SimpanPinjam di Malang Raya

Koperasi Simpan Pinjam Kategori Sehat(Tidak Mengalami Pergeseran Budaya)

Persentase Pergeseran Nilai Budaya,Azas dan Tujuan Koperasi (%)

200920102011

1.7641.8822.179

604825975

34,2443,8344,74

Sumber: Dekopinda Kab. Malang, Kota Malang, Kota Batu data diolah

KESIMPULAN

Sesuai dengan latar belakang permasalahan, tujuandan kegunaan penelitian, begitu pula sesuai dengan hasilanalisa data dan pembahasan maka dapat disimpulkansebagai berikut: 1) Penelitian berkaitan dengan globalisasiyang berdampak pada koperasi ini dilakukan di wilayahMalang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang danKota batu) dengan fokus penelitian pada koperasi simpanpinjam, 2) Masih banyak ditemukan koperasi "hitam" yangberoperasi di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur yangsangat meresahkan masyarakat, 3) Koperasi yang beroperasidi wilayah Kota Malang, Jawa Timur, ditengarai banyakyang berpraktik menjadi "rentenir" karena memberlakukanbunga yang "mencekik" anggotanya, 4) Globalisasiekonomi memberikan dampak yang kurang baik terhadapperkembangan dunia perkoperasian di Indonesia dan terjadipergeseran prinsip, azas dan tujuan koperasi, 5) Terjadipergeseran budaya prinsip, azas dan tujuan koperasi daritahun ketahun mengalami peningkatan pergeseran,Tahun2009 sebesar 34,24%; Tahun 2010 sebesar 43,83 dan Tahun2011 sebesar 44,74%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Baswir R, 2000. Koperasi Indonesia edisi pertama. Yogyakarta:BPFE-Yogjakarta.

2. Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti, 2003. Dinamika koperasi.Jakarta: Rineka Cipta.

3. Bobo, Julius, 2003. Transformasi ekonomi rakyat. Jakarta:Cidesindo.

4. Indrawan, Rully, 2004. Ekonomi koperasi: ideologi, teori, danPraktik Berkoperasi. Bandung: Lemlit UNPAS.

5. Kartasasmita, Ginandjar, 1996. Pembangunan untuk rakyat:memadukan pertumbuhan dan pemerataan. Jakarta: Cides.

6. Mutis, Thoby, 1992. Pengembangan koperasi: kumpulan karangan.Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

7. Nugroho, Adi, 1995. Sukses berkoperasi: pedoman mengelolamemajukan koperasi. Solo: Aneka.

8. Partomo, Tiktik Sartika dan Abd. Rachman Soejoedono, 2004.Ekonomi skala kecil/menengah & koperasi. Jakarta: GhaliaIndonesia.

9. Sitio A, Tamba H, 2001. Koperasi teori dan praktik. Jakarta:Erlangga.

10. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.

52

Kajian Customer Relationship Management dan CustomerRelationship Marketing untuk Meningkatkan Utilisasi Rawat Inap

(Customer Relationship Management Assesment and Customer RelationshipMarketing to Improve Inpatient Utilisation)

Aries WahyuningsihStikes RS BaptisKediri

ABSTRAK

Customer Relationship Management mendukung perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan secara real time danmembangun hubungan dengan setiap pelanggan melalui penggunaan informasi pelanggan. Pelanggan Relationship Marketing adalahsebuah proses untuk mengelola informasi rinci tentang pelanggan individu dan semua titik pelanggan untuk mengelola informasi rincidari setiap pelanggan. Desain penelitian ini adalah observasional dengan melakukan riset pasar. Responden adalah 60 pasien dan15 karyawan Obstetri dan Ginekologi Ward di Kediri Rumah Sakit Baptis. Studi Manajemen Hubungan Pelanggan dan PemasaranCustomer Relationship dilakukan setelah hasil penelitian pasar diperoleh. Studi Customer Relationship Management meliputi tahapAcquire, Meningkatkan dan Mempertahankan sedangkan studi Pemasaran Customer Relationship termasuk tahapan Mengidentifikasi,Bedakan, Interact dan Customize. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurangtentang promosi Kediri Rumah Sakit Baptis dan persepsi tentang biaya mahal. Mereka juga merasa tidak puas terhadap fasilitas ruangtunggu dan prosedur administrasi. Rekomendasi yang diperoleh dari FGD dengan pihak manajemen tentang Customer RelationshipManagement dan Pemasaran Hubungan Pelanggan dengan pasien. Yang termasuk beberapa hal seperti: meningkatkan kompetensisumber daya manusia, suatu hari perawatan tenaga kerja layanan, customer gathering.

Kata kunci: manajemen hubungan pelanggan, hubungan pelanggan

ABSTRACT

Customer Relationship Management supports a company in providing service to customers in real time and builds a relationshipwith each customer through the usage of customer's information. Customer Relationship Marketing is a process to manage detailedinformation about individual customers and all customer points in order to manage the detailed information of each customer. The designof this study was observational by conducting market research. The respondents were 60 patients and 15 employees of Obstetrics andGynecology Ward in Kediri Baptist Hospital. Study of Customer Relationship Management and Customer Relationship Marketing wasconducted after result of market research obtained. Study of Customer Relationship Management included stage of Acquire, Enhance andRetain while the study of Customer Relationship Marketing included stages of Identify, Differentiate, Interact and Customize. The resultof this study showed that most of respondents had less knowledge about Kediri Baptist Hospital's promotion and perception about theexpensive cost. They also felt dissatisfaction towards the waiting room facilities and the administrative procedures. The recommendationswere obtained from FGD with management party about Customer Relationship Management and Customer Relationship Marketingwith patients. Those included several things such as: improving human resources competence, one day care labor service, customergathering.

Key words: customer relationship management, customer relationship marketing

Korespondensi: Aries Wahyuningsih, Jl. Mayjend Panjaitan No. 3B, Kediri 64102 Jawa Timur Indonesia. E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Rumah Sakit sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan,hendaknya dikelola dengan baik untuk meningkatkankualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien. KeberadaanRumah Sakit baik swasta maupun milik pemerintah sertamunculnya klinik kesehatan dan balai pengobatan di kotaKediri menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat dalam

menyediakan jasa pelayanan kesehatan. Kepuasan customerterjadi apabila apa yang menjadi kebutuhan, keinginan danharapan customer dapat terpenuhi maka mereka akan puas.Melalui kinerja klinis perawat dan bidan, diharapkan dapatmenunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalammeningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah SakitBaptis Kediri. Unit Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan

Wahyuningsih: Kajian Customer relationship management 53

Rumah Sakit Baptis Kediri memberikan pelayanan padaibu hamil dan bersalin, ibu pasca bersalin serta ibu dengankasus gynekologi, yang terbagi menjadi kelas 3B, kelas3A, kelas 2, kelas 1, kelas VIP. Jumlah keseluruhan tempattidur sebanyak 15 tempat tidur. Masalah penelitian yaituterjadinya jumlah kunjungan ANC tinggi tidak diikutijumlah persalinan (67,5% dari ANC) dan penurunanBOR Unit Rawat Inap Kebidanan dan Kandungan RSBKtahun 2007 sampai dengan tahun 2009 sebesar 8–19%.Penelitian ini bertujuan untuk merekomendasikan upayapeningkatan pemanfaatan Unit Rawat Inap Kandungan danKebidanan RSBK berdasarkan kajian Customer RelationshipManagement dan Customer Relationship Marketing.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional.Penelitian ini menggunakan data primer dari pasien dan datasekunder dari pihak rumah sakit serta data hasil pengamatanpeneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakankuesioner yang dibagikan kepada responden. Respondendiminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan tersebutdengan didampingi langsung oleh peneliti untuk membantubila ada hal yang tidak dimengerti oleh responden. Datasekunder diperoleh melalui pengamatan yang dilakukanoleh peneliti. Dari perhitungan didapatkan besar sampeluntuk pasien sebesar 60 responden yang diambil dengantehnik consecutive sampling yatu ibu hamil yang melakukanpemeriksaan di RSBK dan ibu bersalin yang memenuhikriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai kurunwaktu tertentu, sehingga jumlah pasien yang diperlukanterpenuhi.

Data yang diperoleh dari hasil riset pasar melaluikuesioner,dilakukan skoring untuk nilai variabelberdasarkan penilaian dari responden kemudian hasilnyadisajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.Upayamenyusun Customer Relationship Marketing didiskusikanbersama dengan customer, Untuk menyusun upayaCustomer Relationship Marketing dengan melakukantahap identify yaitu mengidentifikasi hasil dari riset pasaruntuk menentukan kriteria secara tepat siapa konsumenyang akan dibidik dengan mengumpulkan informasimengenai ciri karakteristik, perilaku, harapan danpenilaian customer, kemudian dilakukan pengelompokkancustomer (tahap defferentiate) berdasarkan perbedaan cirikarakteristik dan perilakunya. Dengan persetujuan pihakmanajemen RSBK, pengelompokan customer di UnitRuang Kandungan dan Kebidanan dilakukan berdasarkanpemakaian kelas rawat inap customer yang secara tidaklangsung dapat menunjukkan tingkat sosial ekonomi daricustomer. Pengelompokan pemakaian kelas rawat inapmeliputi kelas VIP, kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Tahapdefferentiate customer berdasarkan pemakaian kelas rawatinap menghasilkan isu strategis. Tahap interact customer

dilakukan untuk menciptakan hubungan melalui komunikasisecara terus menerus dengan customer yang dibangun olehmanajemen RSBK dengan melakukan FGD yang pertamadengan empat kelompok customer berdasarkan pemakaiankelas rawat inap customer. Tahap customize customeruntuk membangun komitmen dan kepercayaan customermelalui FGD. Hasil dari FGD yang pertama pada empatkelompok customer berdasarkan pemakaian kelas rawatinap,ditindak lanjuti dengan melakukan FGD yang ke duabersama pihak manajemen di Unit Ruang Kandungan danKebidanan RSBK yang selanjutnya dilakukan kajian olehpeneliti untuk menghasilkan rekomendasi hasil penelitianCustomer Relationship Marketing.

Upaya menyusun Customer Relationship Managementdilakukan melalui tahap acquire yang secara umum langkahpada tahap ini sama dengan tahap identify pada CustomerRelationship Marketing yaitu melakukan identif ikasiuntuk mendapatkan pelanggan baru dengan memberikankemudahan untuk mendapatkan informasi, inovasi barudan pelayanan yang menarik. Hasil dari tahap acquiremenghasilkan isu strategis yang selanjutnya dilakukan FGDbersama pihak manajemen yang hasilnya digunakan untukmenyusun tahap enhance untuk memberikan pelayananyang berkualitas dan tahap retain melalui kegiatan temupelanggan. Hasil dari tahap enhance dan retain customertersebut digunakan untuk menyusun draft dan dilakukankajian oleh peneliti untuk menghasilkan rekomendasi hasilpenelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Riset Pasar pada Aspek Rumah Sakit di UnitRawat Inap Ruang Kandungan dan KebidananRumah Sakit Baptis Kediri

Hasil riset pasar aspek rumah sakit meliputi faktorSDM dan faktor teknologi, pada karakteristik pasienmeliputi faktor: individu, psikologis, psikografi dan faktorkepuasan di Ruang Kebidanan dan Kandungan RSBK.Menyediakan jasa dengan benar adalah hal penting, tetapipenghantaran jasa lebih penting bagi keseluruhan kepuasanpelanggan. Kesalahan dapat memberi kesempatan untukmenunjukkan perhatian dan komitmen untuk memuaskanpelanggan. Ketidak puasan pelanggan seringkali tidakada hubungannya dengan produk atau jasa inti atau sistempenunjang atau performa. Namun interaksi dengan staf danbagaimana perasaan yang tumbuh dari diri pelanggan saatdilayani seringkali merupakan elemen yang pada akhirnyaakan membuat pelanggan puas atau tidak puas dan pentingbagai penciptaan hubungan pelanggan.1

Stanton dalam Tjiptono (2005), menyebutkan bahwa jasaadalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah, tidakterwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan, dan dapatdihasilkan dengan menggunakan benda berwujud maupuntidak. Hasil penelitian pada aspek Rumah Sakit didapatkan

54 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 52–58

karakteristik dukungan dan komitmen manajemen RSBKdalam upaya meningkatkan pelayanan Unit Ruang RawatInap Kandungan dan Kebidanan RSBK adalah baik, halini menunjukkan bahwa perilaku layanan manajerial pihakRSBK yang mengarahkan dan membentuk iklim layananmelalui contoh langsung dalam membantu, membimbingdan memenuhi kebutuhan karyawan menunjukkan adanyakomitmen bersama untuk menningkatkan pemanfaatan UnitRawat Inap kandungan dan Kebidanan RSBK.

Komunikasi efektif merupakan penyebaran informasikepada pelanggan. Hasil penelitian pada aspek rumahsakit didapatkan hasil komunikasi efektif yang dilakukanmanajemen RSBK dalam upaya meningkatkan pelayananruang rawat inap kandungan dan kebidanan RSBK adalahbaik. Komunikasi yang efektf dan terpadu merupakansebuah strategi dalam proses bisnis dengan membuatperencanaan, membangun, mengeksekusi dan mengevaluasipelaksanaan program komunikasi merek yang terkoordinasipada konsumen, pelanggan, atau sasaran lain yang relevandengan audience eksternal dan internal. Isu penting dalamhal ini adalah bahwa komunikasi antar anggota dalamorganisasi dan dalam semua hal pelanggan seharusnyakonsisten dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.Komunikasi efektif dilakukan untuk menciptakan salingmemahami antar karyawan dan manajemen. Keterbukaanini dapat diwujudkan dengan adanya kritik dan saranterhadap hasil dan prestasi yang dilakukan pekerja.

Menurut Kotler (1996) dalam Tjiptono (2007),mengemukakan pengertian jasa (service) adalah setiaptindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak kepihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidakmenyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi jasadapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik.Hasil penelitian pelatihan karyawan pada aspek rumahsakit didapatkan hasil bahwa pelatihan pada karyawan yangdilakukan manajemen RSBK dalam upaya meningkatkanpelayanan ruang rawat inap kandungan dan kebidananRSBK adalah baik, hal ini menunjukkan bahwa pelatihankaryawan yang dilakukan oleh RSBK sudah dilakukansecara berkesinambungan,dibuat perencanaan unt ukpengembangan SDM karyawan melalui pengembangandan pelatihan kompetensi petugas Unit Ruang RawatInap Kandungan dan Kebidanan RSBK. Ketrampilan dankemampuan individual sangat penting untuk mencapaikesuksesan implementasi Custumer RelationshipManagement termasuk sumber daya pengetahuan mungkinmemiliki pengaruh positif pada implementasi inovasi.Kurangnya pelatihan dan pengembangan karyawan dalamCustumer Relationship Management akan mengakibatkankurang efektifnya pembuatan keputusan dan pencapaianhasil yang tidak maksimal.

Pemberdayaan adalah proses mendorong karyawan untukmenetapkan tujuan dari pekerjaan mereka, dan memberiwewenang yang lebih besar untuk melakukan pengambilankeputusan dalam lingkup pekerjaan mereka. Tujuan

pemberdayaan terfokus pada meningkatkan keterlibatan dankepuasan kerja karyawan untuk meningkatkan kualitas hasilproduksi dan pelayanan (Griffin, 2003). Hasil penelitianpada aspek Rumah Sakit didapatkan hasil pemberdayaankaryawan yang dilakukan oleh manajemen RSBKdalam upaya meningkatkan pelayanan Unit rawat inapkandungan dan kebidanan RSBK adalah baik. Berdasarkanhasil tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemenRSBK telah melakukan pemberdayaan karyawan yangmerupakan salah satu fungsi pokok manajemen, sepertihalnya perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, danfungsi-fungsi manajemen lainnya. Implikasinya adalahbahwa pemberdayaan menjadi tugas dan tanggungjawabpara manajer untuk melaksanakannya sehari-hari secaraterus menerus dan berkesinambungan,dengan demikianpemberdayaan tidak lagi hanya dipandang atau digunakanpada kondisi perusahaan yang sedang mengalami kerugianatau hanya sekedar berfungsi sebagai tindak lanjut programpelatihan karyawan.

Pemanfaatan teknologi dalam upaya memberikanlayanan cepat, nyaman, personal dan cost effective. Hasilpenelitian pada aspek rumah sakit didapatkan hasil bahwapemanfaatan teknologi oleh manajemen RSBK dalamupaya meningkatkan pelayanan Unit Ruang Rawat InapKandungan dan Kebidanan RSBK adalah baik. Ketikaperusahaan menyusun kembali pelanggannya, merekamenciptakan kondisi akan perlunya informasi bagipelanggan. Hal ini dapat memberikan keuntungan yangsignifikan seperti penurunan biaya, memperbaiki efisiensikaryawan, keputusan bisnis yang lebih baik, pengembangankemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaanpelanggan, oleh karena itu, teknologi memainkan perananpenting untuk mendukung ketika perusahaan menyusunkembali pelanggannya, mereka menciptakan kondisi akanperlunya informasi bagi penjual mereka. Hal ini dapatmemberikan keuntungan yang signifikan seperti penurunanbiaya, memperbaiki efisiensi karyawan, keputusan bisnisyang lebih baik, pengembangan kemampuan untukmemenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan,olehkarena itu teknologi memainkan peranan penting dalamimplementasi strategi.

Hasil Riset Pasar pada Karakteristik Customer di UnitRawat Inap Kandungan dan Kebidanan RSBK

Hasil riset pasar pada karakteristik customer di UnitRawat Inap Kandungan dan Kebidanan RSBK meliputi:faktor individu, faktor psikologis, faktor psikografi danfaktor kepuasan. Menurut Kotler (2003) menjelaskanbahwa konsumen memiliki karakteristik yang berbeda dandipengaruhi oleh budaya, sosial, pribadi dan psikologis.Perilaku pembelian sangat dipengaruhi oleh faktorkebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor budayaadalah penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.8

Usia dan tahap siklus hidup seseorang membeli barangdan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya, sesuai dengan

Wahyuningsih: Kajian Customer relationship management 55

tahap pertumbuhan dan perkembangannya mempunyaipola konsumsi yang berbeda-beda, demikian juga denganpekerjaan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruhcara berpikir, cara pandang dan persepsi orang tersebutterhadap penilaian suatu produk barang atau jasa. Tempattinggal merupakan alamat di mana seseorang berdomisili.Jarak tempat tinggal, lingkungan perkotaan atau perdesaandapat memengaruhi alasan seseorang untuk datang membelisuatau produk dan jasa. Karakteristik customer berdasarkanfaktor individu sebagian besar customer berumur 31–40tahun, pekerjaan swasta dan jarak tempat tinggal dari RSBKlebih dari sama dengan 5 km, beragama Islam dan menempatikelas rawat inap kelas 3.

Menurut Payne (1993) lokasi (place) sebuah rumahsakit juga memegang peranan penting dalam pemasarankarena menyangkut kemudahan bagi pasien untuk berobat.Pada penelitian tersebut membuktikan bahwa pangsa pasarRumah Sakit Baptis Kediri paling banyak pasien bertempattinggal pada jarak lebih dari 5 Km, dengan pekerjaanswasta. Budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalamterhadap perilaku seseorang mendapatkan nilai persepsi, danperilaku dari keluarganya dan lembaga penting lainnya.5

Karakeristik customer berdasarkan faktor psikologismenunjukkan motivasi baik, persepsi baik, pengetahuancukup baik, keyakinan terhadap RSBK keyakinan cukupdan sikap dalam memilih layanan di RSBK adalah cukupbaik, hal ini menunjukan bahwa penilaian berdasarkanfaktor psikologis, customer memiliki image yang baiktentang Unit Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan RSBK.Motivasi adalah merupakan alasan yang mendasari danmendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan.Teori motivasi maslow menjelaskan mengapa seseorangdidorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada saat-saat tertentu. Bahwa kebutuhan manusia tersusun dalamhirarki,dari kebutuhan yang paling mendesak hinggakebutuhan yang kurang mendesak. Persepsi adalahproses bagaimana individu memilih, mengorganisasikandan menginterpretasikan masukan serta informasi untukmenciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsiini tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapijuga rangsangan yang berhubungan dengan lingkungansekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Keyakinanmerupakan pemikiran deskriptif tentang suatu hal yangdiyakini oleh seseorang, sedangkan sikap adalah evaluasi,perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan atasbeberapa objek atau gagasan.

Karakeristik customer berdasarkan faktor psikograficustomer meliputi kebiasaan berobat baik dan referensicustomer. Kebiasaan berobat merupakan kebiasaan yangdilakukan customer dalam memilih atau mendapatkanpelayanan kesehatan di Unit Rawat Inap Kandungan danKebidanan RSBK dan didapatkan hasil sebagian besarcustomer memilih berobat di RSBK. Alasan membelipendapat customer yang merupakan alasan palingkuat dalam memilih layanan di RSBK adalah karena

pelayanannya yang baik. Referensi tentang keinginan ataukemauan customer untuk menyarankan keluarga atau kerabatuntuk memanfaatkan pelayanan RSBK serta memberikaninformasi dan didapatkan hasil referensi customer cukupbaik. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelahmembandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannyadengan harapannya. Tingkat kepuasan adalah suatu fungsidari perbedaan yang dirasakan dengan harapan. MenurutSupriyanto (2006) ada tiga tingkat kepuasan: apabilakinerja di bawah harapan maka pelanggan kecewa, apabilakinerja sesuai harapan maka pelanggan akan puas, apabilakinerja melebihi harapan maka pelanggan akan sangat puas.Karakteristik pasien berdasarkan faktor kepuasan pasiendidapatkan hasil sebagian besar pasien cukup puas terhadappelayanan Unit Rawat Inap Kandungan dan KebidananRSBK. Perlu adanya upaya peningkatan kepuasan customerdengan pemberian pelayanan prima oleh semua petugasdi Unit Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan RSBK,mengantar customer pulang rawat inap sampai didepanpintu yang diharapkan pasien mempunyai kesan mendalamterhadap pelayanan yang diberikan, memberikan fasilitasruang tunggu atau ruang pemeriksaan yang nyaman bagipasien, keluarga dan pengunjung.

Upaya Customer Relationship Management Unit RawatInap Kandungan dan Kebidanan di Rumah SakitBaptis Kediri

Customer relationship management menitik beratkanpentingnya mempertahankan dan meningkatkan kepuasanpelanggan di dalam tujuan untuk menciptakan loyalitas yanglebih tinggi dan sehingga mempertahankan performa bisnisbagi suatu organisasi.12 Customer Relationship Managementmendukung suatu perusahaan untuk menyediakan pelayanankepada pelanggan secara real time dan menjalin hubungandengan tiap pelanggan melalui penggunaan informasitentang pelanggan.4 Menurut Robinson (2006), tahapanCustomer Relationship Management adalah acquire, retaindan enhance. Tahapan penggunaan Customer RelationshipManagement yang dapat digunakan sebagai UpayaPeningkatan dan Pemanfaatan Unit Rawat Inap Kandungandan Kebidanan di RSBK antara lain: 1) Mendapatkanpelanggan baru (acquire) dengan cara: a) Melakukan inovasibaru terhadap produk atau fasilitas layanan yang sudahada yang diharapkan dapat menarik customer karena adalebih banyak alternatif pilihan dalam pelayanan persalinan.b) Memberikan kenyamanan pada customer dalammendapatkan informasi produk yang mereka butuhkanmisalnya dengan ketepatan dan kecepatan waktu pelayananpersalinan. 2) Meningkatkan hubungan dengan pelangganyang telah ada (Enhance) Unit Rawat Inap Kandungan danKebidanan RSBK dapat meningkatkan hubungan dengancustomer yang telah ada dengan cara meningkatkan nilaipelanggan misalnya: a) Mengurangi biaya yang tidakperlu lebih berfokus pada upaya peningkatan pelayanandan customer. b) Memberikan pelayanan yang optimal

56 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 52–58

kepada customer melalui komunikasi yang terintegrasi.Mempertahankan pelanggan (Retain), merupakan usahamendapatkan loyalitas pelanggan dengan mendengarkanpelanggan dan berusaha memenuhi keinginan pelanggan.Unit Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan RSBK dapatmempertahankan pelanggan yang telah ada dengan caraa) Menyediakan waktu untuk mendengarkan kebutuhanpelanggan, termasuk ketidakpuasan pelanggan terhadapproduk atau pelayanan persalinan yang dimanfaatkan untukmeningkatkan pelayanan persalinan menjadi lebih baik lagi.b) Mengirimkan brosur atau tanda mata pada event tertentukepada pelanggan yang setia.

Rekomendasi Customer Relationship Managementyang diusulkan ke pihak manajemen RSBK sebagai Upayapeningkatan dan Pemanfaatan Unit Rawat Inap Kandungandan Kebidanan RSBK adalah: 1) Mengembangkan produkatau pelayanan paket persalinan hemat dengan biaya yangdisesuaikan biaya bidan praktik swasta. 2) Mengembangkanproduk atau paket pelayanan persalinan "one daycare" dengan sarana pelayanan ambulan dalam bentukpelayanan home care. 3) Menambah kenyamanan ruangtunggu. 4) Memberi kemudahan pelayanan administrasipasien, misalnya pembayaran dilakukan melalui transferrekening, visa atau kartu kredit. 4) Pelatihan SDM secaraberkesinambungan (customer service).

Upaya Customer Relationship Marketing Unit RawatInap Kandungan dan Kebidanan di Rumah SakitBaptis Kediri

Konsep inti pemasaran yang terdiri dari kebutuhan(need), keinginan (wants), permintaan (demand), produk,pertukaran, transaksi dan pasar.5 Pada dasarnya setiap ciriyang ada pada pelayanan dan produk harus diselaraskandengan ciri, nilai, perilaku dan kebutuhan kastemer secaraindividual.7 Mempererat hubungan dengan pelanggan jugadapat dilakukan dengan melakukan customization padaproduk sehingga sesuai dengan kebutuhan pelanggan.Tahapan penggunaan Customer Relationship Marketingyang dapat digunakan sebagai Upaya Peningkatan danPemanfaatan Unit Rawat Inap Kandungan dan KebidananRSBK, antara lain: 1) Identify customer. Identifikasi customeradalah suatu cara mengenali ser ta mempertahankancustomer dengan informasi yang berasal dari customer yangbertujuan untuk mengenali masing-masing customer. 2)Differentiate customer merupakan suatu cara membedakanpelanggan dengan mengelompokkan customer berdasarkankebutuhan dan nilai mereka. Differentiate customer UnitRawat Inap Kandungan dan Kebidanan RSBK dilakukanberdasarkan pemakaian kelas rawat inap meliputi kelas VIP,kelas 1, kelas II dan kelas III. 3) Interact customer adalahmelakukan interaksi dengan customer melalui FGD yangpertama dengan customer berdasarkan kelas rawat inapnyadan FGD yang kedua bersama pihak manajemen Unit Rawat

Inap Kandungan dan Kebidanan RSBK yang bertujuanuntuk memperbaiki dan mempelajari kebutuhan customerdan untuk membangun hubungan yang kuat. 4) Customizecustomer dengan menyesuaian produk yang sesuai dengankebutuhan masing-masing customer, sehingga diharapkandapat memberikan kepuasan tersendiri bagi customer.Customize customer Unit Rawat Inap Kandungan danKebidanan RSBK berdasarkan kelas rawat inap adalah:1) Customer Rawat Inap kelas VIP, menginginkan pelayanankonsultasi pasca persalinan untuk mendapatkan informasisegera dan dapat dilakukan dari rumah, karena alasan kalauharus datang langsung terlalu jauh. Customize: Mengadakan24 hours nurse line post services melalui telepon untukmenyediakan pelayanan konsultasi 24 jam dengan paramedisUnit Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan RSBK apabilasewaktu-waktu customer memerlukan informasi 24 jampasca persalinan melalui telepon atau SMS. 2) CustomerRawat Inap kelas 1, menginginkan pelayanan persalinandirumah dengan alasan semua keluarga dapat menunggu.Customize: membentuk tim pelayanan home care persalinanyang memberikan layanan home care persalinan padakehamilan yang fisiologis. 3) Customer Rawat Inap kelas2, menginginkan pelayanan persalinan dengan fasilitasdijemput dan diantar mobil RSBK. Customize: Pelayananpaket untuk antar jemput ambulan bagi pasien yang akanbersalin. 3) Customer Rawat Inap kelas 3, menginginkanpelayanan persalinan yang murah dan biaya terjangkau.Customize: mengadakan produk pelayanan persalinan hematdengan pelayanan rawat inap 24 jam.

Rekomendasi Customer Relationship Marketing yangdapat diusulkan ke pihak manajemen RSBK sebagai Upayapeningkatan dan Pemanfaatan Unit Rawat Inap Kandungandan Kebidanan RSBK adalah: 1) Memberikan pelayananprima dengan melayani customer secara profesional dengancara menyambut setiap customer atau pengunjung yangdatang ke RSBK dengan ramah, memberikan senyum,salam, sapa. Budaya sikap kekeluargaan dengan caramengkomunikasikan strategi atau produk rumah sakitsesuai dengan kebutuhan pasien. 2) Program pengembanganmedia informasi dengan sasaran: customer, calon customerdan pengunjung rumah sakit dengan cara mengoptimalkandan merencanakan kegiatan promosi kedalam dan keluarRSBK secara berkesinambugan. Kegiatan promosi kedalamkegiatan display, menyediakan sarana promosi yanglebih menarik minat pasien dengan mengundang pasiendalam acara seminar RSBK, memperbarui brosur/leaf let,menggunakan papan penggunaan papan pengumumanyang ada sedangkan kegiatan promosi keluar misalnya,menggunakan fasilitas IT untuk melakukan promosi RSBKdengan memperbaruhi webs site RSBK tentang informasipelayanan persalinan RSBK, kegiatan temu pelanggan dankegiatan bakti sosial, sponsor ship dalam acara seminarkesehatan, Customer gathering

Wahyuningsih: Kajian Customer relationship management 57

Upaya Peningkatan Pemanfaatan Unit Rawat InapKandungan dan Kebidanan RSBK BerdasarkanKajian Customer Relationship Management danCustomer Relationship Marketing

Nilai lebih produk atau jasa termasuk fokus pada padakualitas produk dan penampilan, jasa dan kepedulian,harga produk dan feksibilitasnya, struktur distribusi danpenampilan, struktur harga sangat berpengaruh untuktetap mempertahankan keinginan untuk memanfaatkansuatu layanan jasa.6 Rekomendasi yang diusulkansebagai upaya peningkatan pemanfaatan Unit Rawat InapKandungan Dan Kebidanan berdasarkan kajian customerrelationship management dan customer relationshipmarketing adalah sebagai berikut: 1) Remainding pasienakan waktu persalinan, pengadaan kartu keanggotaandengan menyediakan fasilitas pemberian ucapan selamatatas kelahiran anaknya, pemberian informasi terkinitentang pelayanan persalinan RSBK dikirimkan melaluisurat ke rumah, e-mail maupun faksmili. 2) Penyediaansarana pertukaran informasi melalui mailing-list bagicustomer, penyediaan saluran telepon customer service.3) Mengembangkan produk atau pelayanan paket persalinanhemat rawat inap 24 jam dengan biaya yang disesuaikanbidan praktik swasta. 4) Mengembangkan produkberupa paket pelayanan persalinan one day care dengansarana pelayanan ambulan antar jemput ke rumah, yangmenghasilkan nilai pada masing-masing kelompok customerdilakukan dengan cara home care. 5) Mengadakan 24 hoursnurse line post services melalui telepon untuk menyediakanpelayanan konsultasi 24 jam dengan paramedis Unit RawatInap Kandungan dan Kebidanan RSBK yang bergunaapabila sewaktu-waktu customer memerlukan informasi24 jam pascapersalinan melalui telepon atau SMS.6) Kegiatan customer gathering, aktifitas yang dilakukanbertujuan untuk memfasilitasi interest komunitas pelanggan,dengan mengoptimalkan kembali kegiatan temu pelanggan.7) Meningkatkan kenyamanan ruang tunggu, mengurangisilau dengan menambah penutup korden. 8) Memberikemudahan pelayanan administrasi pasien, misalnyapembayaran melalui transfer rekening atau kartu kredit.

SIMPULAN

Rekomendasi upaya peningkatan pemanfaatan UnitRawat Inap Kandungan dan Kebidanan RSBK berdasarkankajian Customer Relationship Management dan CustomerRelationship Marketing: 1) Remainding pasien akanwaktu persalinan saat Pengadaan kartu keanggotaandengan menyediakan fasilitas pemberian ucapan selamatatas kelahiran anaknya, pemberian informasi terkinitentang pelayanan persalinan RSBK dikirimkan melaluisurat ke rumah, e-mail maupun faksmili. 2) Penyediaansarana pertukaran informasi melalui mailing-list bagicustomer, penyediaan saluran telepon customer service. 3)

Mengembangkan produk atau pelayanan paket persalinanhemat rawat inap 24 jam dengan biaya yang disesuaikanbidan praktik swasta. 4) Mengembangkan produk atau paketpelayanan persalinan one day care dengan sarana pelayananambulan antar jemput ke rumah, yang menghasilkan nilaipada masing-masing kelompok customer. 5) Mengadakan24 hours nurse line post services melalui telepon untukmenyediakan pelayanan konsultasi 24 jam dengan paramedisUnit Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan RSBK apabilasewaktu-waktu customer memerlukan informasi 24 jampasca persalinan melalui telepon atau SMS. 6) Kegiatancustomer gathering, aktivitas yang dilakukan bertujuanuntuk memfasilitasi interest komunitas pelanggan, denganmengoptimalkan kembali kegiatan temu pelanggan.7) Menambah kenyamanan ruang tunggu. 8) Memberikemudahan pelayanan administrasi pasien, misalnyapembayaran melalui transfer rekening atau kartu kredit.

SARAN

Bagi Unit Ruang Rawat Inap kandungan dan KebidananRSBK, melakukan dokumentasi karakteristik ibu hamil danibu bersalin sebagai data dasar perbaikan produk layanan,memberikan pelatihan bagi SDM dengan memberikanpengetahuan pada petugas tentang segmentasi kastemeruntuk membantu petugas mengenali ciri karakteristikcustomer yang diharapkan dapat menunjang keberhasilanupaya peningkatan pemanfaatan Unit Ruang Rawat Inapkandungan dan Kebidanan RSBK, menjalin kemitraandengan customer dalam rangka menggali harapan dankebutuhan kastemer akan layanan kehamilan dan persalinanRSBK, melengkapi produk layanan yang dibutuhkancustomer berdasarkan hasil penelitian, pembekalanpengetahuan dengan pelatihan yang berkesinambunganbagi para petugas agar terbentuk kesamaan persepsitentang tujuan produk layanan yang disediakan oleh UnitRuang Rawat Inap kandungan dan Kebidanan RSBK.Saran bagi penelitian lebih lanjut adalah melakukanpenggalian informasi lebih mendalam terhadap pengaruhcustomer value dalam positioning institusi pelayanankesehatan. Informasi tersebut akan sangat membantu untukmempertajam prioritas pengembangan institusi pelayanankesehatan di RSBK.

DAFTAR PUSTAKA

1. Barnes, 2003. Secrets of custumer relationship management. EdisiBahasa Indonesia. Andi: Yogyakarta.

2. Griffin J, 2003. Customer loyality, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga.

3. Kertajaya, 2004. Marketing in Venus. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

4. Kotler, 2003. A Frame for marketing management. InternationalEdition. New Jersey: Prentice Hall.

5. Kotler P & Amstrong G, 2004. Principle of marketing 10th edition/International Edition, New Jersey: Prentice Hall.

58 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 52–58

6. Payne, 1993. The essence of service marketing. Edisi BahasaIndonesia Jilid I, Yogyakarta: Andi.

7. Pudjiraharjo WJ, 2004. Makalah seminar custumer relationmarketing (CRM) Sebagai Solusi Ekstensi Industri PelayananKesehatan di Masa Depan. Surabaya.

8. Rangkuti, 2003. Measuring custumer satisfaction. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

9. Robinson et al., 2006. Customer loyalty. A guide for time travelerspalgrave New York: Mac-millan.

10. Supriyanto, 2006. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untukmenaikkan pangsa pasar. Jakarta: Rineka Cipta.

11. Tjiptono F, 2005. Prinsip-prinsip total quality service. Yogyakarta:Andi.

12. Tjiptono F, 2007. Service, quality & satisfaction. Yogyakarta:Andi.

59

Kajian Customer Relationship Marketing untuk MeningkatkanLoyalitas Customer

(Study of Customer Relationship Marketing to Increase Customer Loyalty)

Sandy KurniajatiStikes Rumah Sakit BaptisKediri

ABSTRAK

Untuk mempertahankan pelanggan, rumah sakit perlu mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Upaya untukmembuat pelanggan setia dapat dilakukan dengan metode CRM. Masalah dalam penelitian ini adalah loyalitas pelanggan rendahpada pasien rawat jalan Rumah Sakit Baptis Kediri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan rekomendasi untuk menjadipelanggan setia berencana untuk mengubah metode CRM di Rumah Sakit Baptis Kediri Rawat Jalan. Desain penelitian adalah deskriptif.Jumlah responden adalah 97 responden. Sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Hasilnya ditemukan pada isu-isustrategis dari pelanggan setia adalah staf kurang bersahabat, informasi yang jelas, kualitas pelayanan yang baik, dan mahal. Selainitu, isu-isu strategis pada pelanggan yang tidak setia adalah petugas kurang ramah, informasi yang tidak jelas, waktu pelayanan yanglama, dan biaya mahal. Nilai Rumah Sakit Baptis di Kediri adalah keramahan, keluarga, informasi dari setiap tahap, mengeluarkanpasien dengan kesan yang mendalam, serta subsidi untuk pelanggan tidak mampu. Berdasarkan studi oleh peneliti disusun berdasarkankeunggulan layanan, program informasi dengan aktivitas pelanggan suara, layanan sistem antrian dengan menggunakan blok Sistem,Informasi Local Area Network, dan harga paket obat.

Kata kunci: loyalitas, pelanggan hubungan, rumah sakit

ABSTRACT

In order to keep customers, hospital need to maintain the quality of health services provided. Efforts to make a loyal customer canbe done by the method of CRM. Problem in the study was low customer loyalty at outpatient Kediri Baptist Hospital. The purpose ofthis study was to formulate recommendations to be loyal customers planning to change the method of CRM in Outpatient Kediri BaptistHospital. The study design was descriptive. The respondents were 97 respondents. The sampling used was simple random sampling. Theresults found on the strategic issues that loyal customers were less friendly staff, clear information, good service quality, and expensive.Moreover, strategic issues at the customer who was not loyal officers are less friendly, the information is not clear, a long service time,and cost prohibitive. Value at Kediri Baptist Hospital are friendliness, family, information of each stage, removing the patient with a deepimpression, as well as subsidies for customers can not afford. Customized who are being formulated based on the study by researcherwas excellence service, program information with customers' voices activities, service queuing system with a block using of InformationSystems Local Area Network and the price of packages of drugs.

Key words: loyalty, customer relationship marketing, hospital

PENDAHULUAN

Loyalitas menurut Griffin yang dikutip Sumarwandkk (2009) dikatakan Loyalty is defined as non randompurchase expressed over time by some decision makingunit. Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwaloyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku unit pengambilkeputusan yang melakukan pembelian secara terus menerusterhadap pelayanan barang atau jasa suatu perusahan yangdipilih. Loyalitas pada pelayanan jasa rumah sakit berartibagaimana perilaku customer rumah sakit sebagai unitpengambilan keputusan untuk membeli/memanfaatkanpelayanan kesehatan rumah sakit secara terus menerusbila customer dalam memenuhi kebutuhan pelayanankesehatannya. Loyalitas itu sendiri merupakan fungsi dari

customer satisfaction, customer retention dan customerrecommendation.6

Loyalitas customer memiliki peran penting terhadapkelangsungan hidup rumah sakit. Loyalitas customer berartimeningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankankelangsungan hidup rumah sakit. Untuk memperolehloyalitas customer tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapimemerlukan beberapa tahapan, mulai mencari customerpotensial sampai memperoleh patners. Bagi rumah sakit agartidak kehilangan customer perlu menjaga mutu pelayanankesehatan yang diberikan. Upaya menjadikan customermenjadi loyal dapat dilakukan dengan metode CustomerRelationship Marketing (CRM).9 CRM adalah sebuah caraberpikir, strategi (mind set) tentang dan berkaitan hubunganpelanggan. Strategi komperhensif, untuk menciptakan

60 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 59–64

memelihara dan meningkatkan hubungan dengan customer.CRM merupakan satu strategi sukses bisnis jangka panjanguntuk meningkatkan nilai melalui pengembangan danpemeliharaan hubungan dengan pelanggan guna memperolehpertumbuhan. Melalui CRM diharapkan adanya peningkatanhubungan rumah sakit dengan customer yang akhirnyadidapatkan customer yang loyal. Sistematika langkah CRMmeliputi 4 langkah. Langkah pertama Identify your prospectand customer yang merupakan proses pengumpulan dananalisis informasi tentang data dasar customer untuk bisafocus dan komunikasi layanan. Langkah kedua differentiatecustomer yaitu mendefinisikan customer terbaik danpaling kecil kemungkinan menjadi customer. Langkahketiga Interact with individual customer dengan tujuanmeningkatkan proses layanan dalam pemenuhan kebutuhandan nilai atau manfaat yang diharapakan customer, sehinggadapat membangun hubungan yang kuat. Langkah keempatCustomized products, service and messages to eachcustomer hal ini digunakan untuk menunjukan bahwa jasayang diberikan dapat memenuhi keinginan stakeholders .4

Rumah Sakit Baptis Kediri (RSBK) merupakan rumahsakit swasta yang terbesar di eks Karisidenan Kediri yangmenjadi pusat rujukan dari rumah sakit yang ada. RSBKmerupakan rumah sakit tipe B dengan kapasitas 259tempat tidur, dan sudah dilakukan akreditasi terhadap 16jenis pelayanan. Masalah yang ditemukan adalah masihadanya customer yang tidak loyalitas di Poli Rawat JalanRSBK didapat data bahwa pertumbuhan pasien kurang10%, loyalitas customer kurang 80% dan customer selalumemanfaatkan RSBK jika memerlukan pelayanan kesehatankurang 80%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengubahcustomer yang belum loyal menjadi loyal berdasarkaninteraksi value customer dengan value pelayanan jasa PoliRawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri dengan metodeCRM.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian ini merupakan penelitianobservasional study melalui survey dengan menggunakankuesioner Hasil survey dibuat bahan kajian untuk membuatrancangan rekomendasi perubahan loyalitas pasien RSBKdari customer yang belum loyal menjadi customer yangloyal. Populasi dalam penelitian adalah customer PoliRawat Jalan RSBK, yang meliputi pasien, keluarga,ataupun pengantar pasien. Pengambilan data dilakukandengan memberikan kuesioner pada customer, wawancaradengan manajemen RSBK, dan FGD dengan customer danmanajemen RSBK. Populasi pada customer ini dibagi dua,satu kelompok customer yang belum loyal dan kelompokdua adalah customer yang sudah loyal. Besar sampel untukpasien rawat jalan adalah 97 responden.

Penelitian ini dilakukan di Poli Rawat Jalan Rumah SakitBaptis Kediri. Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei sampai

Agustus 2011. Langkah pertama melakukan wawancaradengan manajemen RS. Baptis Kediri untuk mengetahuikebijakan manajemen terhadap pelayanan Pelayanan RawatJalan RSBK, pemasaran RSBK, penanganan Keluhan.Langkah kedua identifikasi customer dengan melakukan risetcustomer pada pasien Poli Rawat Jalan RSBK. Pengambilandata riset customer dengan cara memberikan kuesioner.Langkah ketiga melakukan Differentiate atau membuatsegmentasi pada customer RS Baptis Kediri berdasarkanaspek loyalitasnya. Pada tahap tiga ini berdasarkankarakteristik dan perilaku customer ditarik masalah yangmasing-masing kelompok. Langkah keempat melakuanmelakukan FGD untuk mengkonfirmasi customer value yangditemukan kepada manajemen RSBK dan mengindentifikasivalue yang dimiliki RSBK, meliputi 3 aspek (share of heart,share of mind, share of wallet). Langkang kelima yanitu FGDuntuk melakukan interaksi pertukaran value oleh customerdengan RSBK. Langkah keenam merumuskan rekomendasipengubahan customer yang belum loyal menjadi loyalberdasarkan FGD interaksi antara customer dan manajemenRSBK melalui telaah peneliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap I CRM (Identify Customer)

Identify your prospect and customer yang merupakanproses pengumpulan dan analisis informasi tentang datadasar customer dan Rumah Sakit Baptis Kediri (RSBK).RSBK telah memiliki perencanaan dalam pemasaran jasarumah sakit. Strategi pemasaran terbagi menjadi tiga levelyaitu corporate level strategy, competitive level strategy,dan functional level strategy.8 Pada corporate level strategyRSBK telah memiliki strategi jangka menengah dan panjanguntuk mencapai visi dan misi rumah sakit. Perencanaanpemasaran RSBK dimulai dari Visi yaitu Kasih TuhanYesus nyata dalam pelayanan kesehatan. dan Misi rumahsakit ada 2 yaitu mengupayakan pelayanan kesehatan yangprima dengan dasar Kasih Kristus tanpa membedakanstatus sosial, golongan, suku dan agama, dan menumbuhkembangkan semua aset yang ada. Sedangkan Visi antara5 tahun I (2008–2013) yaitu RSBK menjadi rujukan terbaik,standard internasional dengan dasar kasih Tuhan Yesus.

Value RSBK adalah memiliki nilai budaya organisasikeramahan dengan 3 S (Senyum, Salam, Sapa) dankekeluargaan dengan harapan pasien dilayani sebagaikeluarga. RSBK juga memiliki nilai melayani dengan kasihdi mana pelayanan sebagai pengabdian dan ibadah, sertamelepas pasien yang mau pulang dengan kesan mendalam,RSBK memiliki nilai setiap kali selesai pelayanan harusmemberi penjalasan kepada pasien untuk langkahselanjutnya dan mengkomunikasikan strategi/produk rumahsakit sesuai dengan kebutuhan pasien. RSBK memiliki nilaikasih dengan memberi subsidi pada pasien tidak mampu.

Kurniajati: Kajian Customer relationship marketing 61

Customer pada Poli Rawat Jalan RS Baptis Kedirisebagian besar adalah perempuan sebanyak 54 orang(55,7%). Customer berjenis kelamin perempuan menujukkanbahwa customer ini meliputi pasien, pengantar pasien padapasien (istri, atau ibu, atau anak perempuan, atau keluarga).Hal ini dimungkinkan karena peran laki-laki menjadipencari nafkah keluarga, di mana jam kerja Poli RawatJalan merupakan jam efektif kerja antara pukul 07.00–14.00.Pekerjaan Customer di Poli Rawat Jalan RS Baptis Kediripaling banyak adalah dengan pekerjaan pegawai swastasebanyak 29 orang (29,9%) diikuti wiraswasta sebanyak19 orang (19,6) dan ibu rumah tangga sebanyak 15 orang(19,6%). Hal ini menujukkan customer yang memanfaatkanpelayanan kesehatan di Poli Rawat Jalan RS Baptis Kedirimemiliki pekerjaan di sektor swasta dan sebagai ibu rumahtangga. RSBK sendiri belum melayani askes dari PNS danbukan tempat rujukan bagi pelayanan JAMKESDA.

Tingkat pendidikan customer sebagian besarberpendidikan SMA sebanyak 38 orang (39,2%) dan diikutiberpendidikan SMP sebanyak 19 orang (19,6%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan customer cukupdan mengarah ke pendidikan yang rendah. Pendidikansebagian besar SMA menujukan bahwa pengetahuancustomer cukup, dengan pengetahuan cukup, customerakan mudah menerima informasi dan lebih membutuhaninformasi sebelum dan saat melakukan pemanfaatanpelayanan kesehatan. Berdasarkan agama yang dianutoleh customer paling banyak beragama Islam sebanyak 70orang (72,2%) dan beragama Kristen sebanyak 21 orang(21,6%). Walau RS Baptis Kediri merupakan rumah sakitberlandaskan keagamaan Kristiani namun demikian dapatditerima oleh masyarakat dengan agama lain, bahkanpasien dengan beragama Islam lebih mendominasi. Hal inimenujukan bahwa pelayanan RSBK dapat diterima olehagama yang lain walaupun RSBK merupakan rumah sakitkomunitas (Kristiani).

Tempat tinggal pada customer di Poli Rawat JalanRumah Sakit Baptis Kediri sebagian besar berasal dariKediri sebanyak 69 orang (71,1%) dan Tulung Agungsebanyak 15 orang (15,5%). Berdasarkan tempat tinggalcustomer di Poli Rawat Jalan RS. Baptis Kediri meliputieks Karisidenan Kediri, namun demikian customer dari luarKediri masih belum mendominasi dibanding pasien dariKediri. RSBK berada di Kota Kediri tentunya lebih mudahdi akses oleh masyarakat Kediri. Sedangkan secara umumcustomer berasal dari eks Karesidenan Kediri meliputiKediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek dan Nganjuk.

Loyalitas pada customer di Poli Rawat Jalan RumahSakit Baptis Kediri menunjukkan bahwa loyalitas customerdi Poli Rawat Jalan RS Baptis Kediri sebagian besar loyalsebanyak 50 orang (51,5%) dan yang tidak loyal hanyasebesar 47 orang (48,5%). Loyalitas customer Poli RawatJalan RS Baptis Kediri menujukkan penurunan dibandingsaat pra penelitian sebesar 60%. Menurut Barner (2001)

untuk meningkatkan loyalitas, kita harus meningkatkantingkat kepuasan dan mempertahankan tingkat kepuasantersebut dalam jangka panjang. Untuk meningkatkankepuasan, kita perlu menambahkan nilai pada apa yang kitatawarkan. Menambah nilai akan membuat pelanggan merasabahwa mereka mendapat lebih dari apa yang mereka bayaratau lebih dari apa yang mereka harapkan. Keuntunganyang akan diperoleh rumah sakit bila customer loyal2 adalahdapat mengurangi biaya pemasaran, dapat mengurangi biayatransaksi, dapat mengurangi biaya turn over customer, dapatmeningkatkan penjualan silang, mendorong word of mouthyang lebih positif dan dapat mengurangi biaya kegagalan.

Rekomendasi oleh customer menunjukkan bahwacustomer di Poli Rawat Jalan RS Baptis Kediri mayoritaspernah memberikan rekomendasi kepada orang lain, untukyang kadang-kadang merekomendasikan kepada orang lainsebanyak 62 orang (63,9%), selalu sebanyak 25 orang (25,8%),dan tidak pernah sebanyak 10 orang (10,3%). Customer PoliRawat Jalan RSBK ternyata mayoritas pernah memberikanrekomendasi pada orang lain, sehingga bila customer dapatdi tingkatkan loyalitasnya akan dapat menjadi pemasarbagi RSBK Motivasi pada customer menunjukkan bahwasebagian besar menggunakan Poli Rawat Jalan RS BaptisKediri adalah faktor pengalaman yang diberikan sebanyak41 orang (42,3%), informasi dari keluarga sebanyak25 orang (25,8%). Faktor pengalaman yang paling dominanmengerakkan customer untuk memanfaatkan pelayanan diPoli Rawat Jalan RS Baptis Kediri. Customer yang memilikipengalaman merupakan pasien lama, yang telah ataupernah memanfaatkan pelayanan Poli Rawat Jalan RSBKsebelumnya.

Kebiasaan berobat sebagian besar di RS Baptis Kedirisebanyak 46 orang (47,4%), diikuti ke dokter prakteksebanyak 20 orang (20,6%). Hal ini menunjukkan kebiasaanberobat customer sudah memanfaatkan pelayanan kesehatandengan baik. Kebiasaan pemanfaatan ke Poli Rawat JalanRSBK yang hanya 47,4% menunjukan bahwa customermemandang pelayanan kesehatan di Poli Rawat jalan RSBKbukan yang utama. Sebagian besar memiliki persepsi yangcukup. Persepsi customer memengaruhi perilaku pembelianjasa pelayanan kesehatan,9 persepsi yang customer yangnegative terhadap RSBK akan merugikan rumah sakit,sebaliknya customer yang memiliki persepsi yang baik akanmembentuk perilaku yang positif terhadap pelayanan PoliRawat Jalan RSBK.

Pengetahuan customer paling banyak adalah cukupsebesar 60,8%, hal ini menunjukkan pemahaman pasiententang pelayanan di Poli Rawat Jalan RS Baptis Kedirisudah cukup dipahami olah customer. positif terhadappelayanan Poli Rawat Jalan RSBK. Pengetahuan sebagianbesar cukup, hal ini dapat di pengaruhi oleh tingkatpendidikannya. Pendidikan yang cukup akan memudahkanmenerima dan mengakses berbagai saluran informasi.Customer yang pengetahuan cukup akan memudahkan

62 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 59–64

dalam memberikan informasi khususnya pemasaran RSBK.Sikap pada customer paling banyak adalah cukup sebesar64,9%, diikuti sikap baik oleh customer sebanyak 35,1%.Sikap customer merupakan faktor yang memengaruhicustomer membeli suatu pelayanan jasa atau tidak.

Alasan berobat customer pada pasien di Poli Rawat JalanRS. Baptis Kediri paling banyak adalah dikarenakan mutupelayanan sebesar 56,7%, diikuti informasi dari keluarga/teman/tetangga sebanyak 35,1%. Hal ini menunjukkancustomer memanfaatkan pelayanan Poli Rawat Jalan RSBK karena motivasi mutu pelayanan. Mutu pelayananpaling banyak mempunyai penilaian mutu pelayanan cukupsebanyak 51,5%, dan penilaian baik sebanyak 42,3%. Halini menunjukkan bahwa pelayanan Poli Rawat Jalan RSBKberdasarkan penilaian customer sudah bermutu, hanya6,2% customer yang memiliki penilaian mutu pelayanankurang. Pelayanan yang bermutu diberikan RSBK,dikarenakan RSBK telah terakreditasi 16 pelayanan olehKomite Akreditasi Rumah Sakit pada tahun 2010. Melaluiakreditasi rumah sakit, RSBK memberikan kepastian akanmutu pelayanan yang diberikan pada customernya.

Penilaian kecepatan pelayanan pada Poli Rawat JalanRS. Baptis Kediri customer menilai kecepatan pelayanancukup sebesar 48,5% dan yang berpendapat lama 24,7%.Hal ini menunjukkan masih ada 24,7% customer memilikipenilaian pelayanan Poli Rawat Jalan Lama. Pelayanan yanglama khususnya pelayanan pengambilan obat dan antri yanglama. Dari faktor biaya dapat diketahui bahwa penilaianbiaya cukup dan penilaian biaya mahal mempunyai nilaisama yaitu sebesar 49,5%. Hal ini menunjukan bahwacustomer yang menilai pelayanan RSBK mahal ternyatacukup besar. Harga obat merupakan keluhan yang diungkapkan oleh customer.

Penilaian keramahan oleh customer menilai bahwapelayanan petugas yang cukup sebesar 69,1% diikuti ramahsebesar 22,7%. Hal ini menunjukkan masih ada petugasyang dinilai oleh customer masih tidak ramah.Keluhanpelayanan petugas meliputi petugas yang kurang pekaterhadap customer dan perilaku yang tidak adil, kadangkala antrian tidak sesuai urutan. Penilaian Kebersihanoleh customer dapat diketahui bahwa customer menilaicukup bersih sebanyak 49 orang (50,5%), dan sangat bersihsebanyak 46 orang (47,4%). Hal ini menunjukkan bahwakebersihan di Poli Rawat Jalan RSBK sudah bersih. PenilaianKenyamanan oleh customer dapat diketahui bahwa sebagianbesar penilaian customer cukup nyaman sebanyak 66 orang(68%). Hal ini menunjukkan bahwa ruang pelayanan PoliRawat Jalan RSBK sudah nyaman.

Dari penilaian kelengkapan peralatan di Poli RawatJalan RS. Baptis Kediri dapat diketahui bahwa sebagianbesar penilaian customer terhadap kelengkapan peralatanadalah cukup lengkap sebanyak 51 orang (52,6%). namunmasih banyak memberi penilaian peralatan Poli RawatJalan RSBK yang kurang lengkap. Penilaian KelengkapanSpesialisasi Pelayanan oleh customer dapat diketahui bahwa

sebagian besar penilaian customer terhadap kelengkapanspesialisasi pelayanan adalah cukup sebanyak 57 orang(58,7%). Hal ini menujukkan bahwa kelengkapan pelayananspesialisasi masih dinilai ada yang kurang lengkap.Beberapa pelayanan spesialisasi yang kurang lengkap adalahspesialisasi orthopedi dan bedah saraf sehingga beberapalaporan menunjukkan RSBK harus merujuk pasien kerumah sakit lain. Referensi customer di Poli Rawat JalanRS. Baptis Kediri dapat diketahui bahwa sebagian besarcustomer mendapatkan referensi tentang Poli Rawat JalanRSBK dari Keluarga sejumlah 60 customer (61,9%). Hal inimenunjukan peran keluarga dalam memberikan referensiterhadap pemasaran RSBK sangatlah besar.

Tahap 2 CRM (Differentiate Customer)

Differentiate customer pada penelitian ini yaitumengelompok customer berdasarkan loyalitas untukdijabarkan dalam karakteristik dan perilakunya pada:

Customer yang loyal didapatkan sebagian besar berjeniskelamin laki-laki, pekerjaan sebagai PNS, pengawai swasta,wiraswasta, dan petani, pendidikan rendah dan tinggi,beragama Katholik dan Islam, berasal dari Trenggalekdan Nganjuk, selalu memberikan rekomendasi, motivasipembelian karena pengalaman, persepsi yang baik, kebiasaanberobat ke RSBK dan balai pengobatan, pengetahuanyang baik tentang pelayanan RSBK, sikap yang cukupterhadap RSBK, alasana berobat karena mutu, penilaianpelayanan Poli Rawat Jalan RSBK cenderung bermutu,waktu pelayanan cepat, biaya pelayanan cukup, pelayanancenderung kurang ramah, kebersihan cenderung bersih,cenderung nyaman, kelengkapan peralatan cenderunglengkap, dan kelengkapan spesialisasi cenderung lengkap,mendapatkan refrensi dari keluarga dan petugas RSBK.

Pada customer yang tidak loyal didapat; berjeniskelamin perempuan, sebagai Ibu rumah tangga, pendidikancukup (SMA), beragama Kristen, berasal dari Kediri danTulunggung, tidak pernah atau kadang-kadang memberikanrekomendasi, motivasi pembelian karena rujukan, informasikeluarga, dan ingin mencoba, persepsi yang cukup terhadapRSBK, kebiasaan berobat di dokter praktik, mengobatisendiri dan pengobatan alternatif, pengetahuan yangcenderung kurang, alasan berobat karena informasi keluargadan situasional, sikap yang kurang, penilaian pelayananPoli Rawat Jalan RSBK cenderung kurang bermutu,waktu pelayanan cenderung lama, biaya pelayanan mahal,keramahan cenderung kurang, kebersihan cenderungkurang, kenyamanan cenderung kurang, kelengkapanperalatan kurang, dan kelengkapan spesialisasi cenderungkurang, dan mendapatkan referensi dari teman, gereja, danmedia cetak.

Tahap 3 CRM (Interakasi Customer)

Interaksi value antara customer dengan manajemenRSBK dengan tujuan meningkatkan proses layanandalam pemenuhan kebutuhan dan nilai atau manfaat

Kurniajati: Kajian Customer relationship marketing 63

yang diharapakan customer, sehingga dapat membangunhubungan yang kuat. Pada customer yang loyal customervalue adalah kejelasan informasi dan kecepatan informasikhusunya pemeriksaan dokter, pelayanan di Poli Rawat Jalansudah bermutu, biaya pelayanan di Poli Rawat Jalan RSBKdirasakanan mahal, sedangkan customer Volue adalah biayapelayanan yang cukup atau sesuai. Pada customer yang tidakloyal customer value adalah informasi yang lengkap danjelas, Pelayanan Poli Rawat Jalan RSBK masih dirasakanlama oleh customer. Customer value adalah pelayanan PoliRawat Jalan yang cepat, Biaya pelayanan di Poli Rawat JalanRSBK dirasakanan mahal, sedangkan customer volue adalahbiaya pelayanan yang murah khususnya harga obat.

Value RSBK adalah memiliki nilai budaya organisasikeramahan dengan 3S (Senyum, Salam, Sapa) dankekeluargaan dengan harapan pasien dilayani sebagaikeluarga. RSBK juga memiliki nilai melayani dengan kasihdi mana pelayanan sebagai pengabdian dan ibadah, sertamelepas pasien yang mau pulang dengan kesan mendalam,RSBK memiliki nilai setiap kali selesai pelayanan harusmemberi penjalasan kepada pasien untuk langkah selanjutnyadan mengkomunikasikan strategi atau produk rumah sakitsesuai dengan kebutuhan pasien. RSBK memiliki nilai kasihdengan memberi subsidi pada pasien tidak mampu.

Hasil proses pertukaran value di disepakati Poli RawatJalan RSBK perlu melakukan beberapa hal antara lain:perlunya pelayanan petugas yang dengan nilai keramahandan kekeluargaan dengan etika jawa. Perlunya disediakaninformasi yang lengkap terhadap semua semua pelayananyang ada di RSBK. Terutama informasi langsung oleh dokter(talk show). Perlunya RS memberikan informasi yang cepatbila ada perubahan pelayanan terutama keberdaan layanandokter Perlunya Perubahah sistem pelayanan Poli RawatJalan menjadi sistem blok untuk memangkas waktu tunggupasien. Perlunya RS menyediakan paket-paket pelayansehingga pasien dapat memilih pelayan sesuai kemampuan,terutama paket tentang obat (obat generik, obat sedang danobat dengan mutu tinggi/mahal).

Tahap 4 CRM (Customized)

Customized products, service and messages to eachcustomer hal ini digunakan untuk rekomendasi kepadaRSBK untuk menyediakan layanan jasa sesuai kebutuhancustomer. Rekomendasi dari upaya tersebut yangdihasilkan meliputi 4 hal sebagai berikut. Pertam, aplikasidari Pelayanan Prima (Service Excellence)1,9 meliputikegiatan: budaya keramahan dan kekeluargaan dengannilai etika jawa (unguh-unguh, subo sita, tata-krama).5

Penerapan yang dilakukan dapat menggunakan kata-katakhusus dengan mengunakan bahasa jawa dalam melayanicustomer. Kedua, informasi program dengan aplikasi suarapelanggan.3 Kegiatan ini dilakukan dengan mengadakanFGD dengan customer oleh Instalasi Staf Relasi dan Unitterkait. Pelaksanaan suara pelanggan dilaksanakan tiap

2 minggu sekali dan bergilir pada tiap unit pelayanan. Ketiga,to act fast (cepat), Pelayanan sistem blok pada pelayanan PoliRawat Jalan dengan menggunakan sisteim antrian NotasiKedal,10 dengan mempertimbangkan jumlah customerdalam periode waktu kedatangan dan kapasitas dokteryang ada, serta perlunya dukungan sistem informasi denganmetode Local Area Network (LAN).11 Keempat, aplikasipererapan switching barriers (Supriyanto & Ernawaty, 2007)dengan penentuan harga produk pelayanan jasa berdasarkanpemberian harga berdasarkan nilai atau paket harga obat(Value Basic Pricing).6 Customer dapat memilih obat yangdibeli sesuai dengan kemampuan customer.

SIMPULAN

Rekomendasi pengubahan customer dari belum loyalmenjadi loyal dibuat berdasarkan 4 tahapan pada metodeCRM. Tahapan tersebut adalah identify, differentiate,interact dan customized. Rekomendasi tersebut berupaproduct yang disesuaikan dengan customer value danvalue pelayanan jasa Poli Rawat Jalan Rumah Sakit BaptisKediri.

SARAN

Saran Untuk Poli Rawat Jalan RSBK perlunyapeningkatan pemasaran jasa rumah sakit kepada customerdengan pengembangan SDM melalui budaya organisasikekeluargaan dan keramahan dengan berdasarkan nilaibudaya jawa dalam melayani customer. Selain itu perlupenelitian CRM (pada tiap unit pelayanan di Poli RawatJalan agar mendapatkan hasil sebuah rekomendasi sesuaikeunikan dan karakteristik pada tiap unit pelayanan di PoliRawat Jalan RSBK, sehingga penerapan metode CRM akanlebih spesifik dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Boediono, 1999. Pelayanan prima. Penerbit Kawula MudaIndonesia.

2. Griff in J, 2002. Customer loyalty: menumbuhkan danmempertahankan kesetiaan pelanggan, Jakarta: PenerbitErlangga.

3. Kotler P, Kartajaya H, Huan HD, 2009. Rethinking marketing.Sustainable marketing enterprise in Asia. Singapore: PrenticeHall.

4. Pudjiraharjo, 2004, Custumer relation marketing sebagai solusiekstensi industri pelayanan kesehatan di masa depan.

5. Purwadi, 2008, Etika Jawa, http: //staff.uny.ac.id/sites/default/files/Etika%20Jawa.pdf, diakses tanggal 19 September 2011.

6. Sumarwan dkk., 2009. Pemasaran strategik untuk pertumbuhanperusahaan dalam penciptaan nilai bagi pemegang saham,Jakarta; Inti Prima Promosindo.

7. Supriyanto, 2007. Manajemen pemasaran jasa pelayanankesehatan. Surabaya: Administrasi dan Kebijakan KesehatanFakultas Kesehatan Universitas Airlangga.

64 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 59–64

8. Supriyanto S & Ernawaty, 2009. Pemasaran industri jasa kesehatan,Sidoarjo; Masmedia Buana Pustaka.

9. Supriyanto S & Ratna, 2010. Manajemen mutu, Surabaya;Universitas Airlangga.

10. Suryadhi, 2009, Model antrian pada pelayanan kesehatan dirumah sakit (http: //ejournal.unud.ac.id/rahmadi_14_.pdf) diakses11 Agustus 2011.

11. Tania A, 2010; Perancangan sistem informasi rumah sakit dengansistem LAN, (http: //repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23148/3/Chapter%20II.pdf), diakses 2 September 2011.

65

Analisis Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausahaterhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan Jasa

(The Effect of Accounting Knowledge and Enterpreneur Behavior to ManagerialPerformance)

Lies ErnawatiProgram Studi Akuntansi STIE Widya DharmaMalang

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengetahuan akuntansi dan perilaku wirausaha terhadap kinerjamanajerial. Penelitian ini menggunakan perusahaan jasa di Malang. Para performan manajerial diukur dengan menggunakanpengetahuan akuntansi dan perilaku pengusaha dengan data primer yang diperoleh dari quistionares. Metode purposive samplingmenggunakan sebagian masyarakat untuk bertindak sampel untuk penelitian. Para analisis data dilakukan dengan analisis uji hipotesisregresi berganda itu melalui. Hasil penelitian perilaku, akuntansi pengetahuan dan pengusaha tidak berpengaruh signifikan terhadapkinerja manajerial. Jika tidak, penelitian menunjukkan bahwa akuntansi pengetahuan dan perilaku pengusaha sekaligus berpengaruhsignifikan terhadap kinerja manajerial dengan interval kepercayaan 95%.

Kata kunci: pengetahuan akuntansi, perilaku pengusaha, kinerja manajerial

ABSTRACT

The objective of this research is to examine the impact of accounting knowledge and enterpreneur behavior to managerialperformance. This research uses service company in Malang. The managerial performan is measured using accounting knowledge andenterpreneur behavior with primary data by obtained originally from the quistionares. The purposive sampling methode is using part ofpopulation to act sample for the research. The data analisis was done by hypothetical test throught multiple regressions analysis. Resultof the reseach, accounting knowledge and enterpreneur behavior haven't significant influence to managerial performance. Otherwise,the research shows that accounting knowledge and enterpreneur behavior simultaneously have significant influence to managerialperformance with 95% confidence interval.

Key words: accounting knowledge, enterpreneur behavior, managerial performance

PENDAHULUAN

Dunia manajer atau pemimpin korporasi global diIndonasia saat ini ditandai dengan kemuraman. Walaupuntidak ada data yang pasti, beberapa mantan manajer puncakdan manajer keuangan mempunyai kinerja yang bermasalahdan harus berurusan dengan aparat hukum, disebabkankarena penyelewengan ataupun mismanajemen (RatnaJatmika: 2006). Oleh karenanya, kinerja yang dibutuhkandalam dunia kerja saat ini adalah kinerja yang dihasilkanoleh pemenuhan panggilan untuk melayani lingkungankerja dengan lebih baik, yang dilakukan tanpa beban danpenuh kepedulian, yang dijalankan dengan langgeng untukmewujudkan masa depan yang lebih baik.

Eoh (2009) yang menyatakan bahwa dinamikakehidupan bisnis masa kini dipicu oleh tiga faktor (baca: 3P);(1) Pelanggan, yang tuntutan kebutuhannya semakinkompleks; (2) Persaingan, yang gejolaknya makin ketatdan meluas secara mendunia; (3) Perubahan, lingkunganbisnis yang serba cepat menimbulkan ketidakpastian dansulit diprediksi. Berbagai tantangan itu dapat dikategorikan

atas dua segi; (1) Tantangan eksternal berkenaan dengantuntutan lingkungan bisnis yang memicu perusahaanmeningkatkan daya adaptasi eksternal agar dapat bertahanhidup dan daya inovasi agar selalu relevan dan unggul;(2) Tantangan internal berkenaan dengan kemampuanmemanaj integrasi internal yang kohesif dan tangguh sertaterciptanya suasana kerja yang kondusif bagi manajer.Hal ini berlaku tidak hanya bagi perusahaan manufakturatau dagang saja. Pun juga bagi usaha jasa. pengetahuanakuntansi dan kepribadian wirausaha yang dimiliki manajeruntuk mengambil keputusan yang efektif dan efisienagar mencapai tujuan organisasi diperlukan sehinggamenunjukkan kinerja manajerial yang baik. Latar belakangdan penjelasan penelitian di atas mendorong peneliti untukmelakukan penelitian tentang pengetahuan akuntansi,kepribadian wirausaha dan kinerja manajerial.

Akuntansi terbentuk dari interaksi sosial (Hines, 1989)dan dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga definisiakuntansipun berkembang seiring dengan perubahan-perubahan kondisi masyarakat di mana ia berada. Ilmuakuntansi, dengan demikian mengikuti dan merespon

66 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 65–69

perkembangan perubahan yang terjadi di masyarakat denganmenyediakan informasi yang sesuai dengan perubahantersebut. Perkembangan dan persaingan dunia bisnis yangsemakin cepat dan tajam membuat entitas bisnis harussemakin jeli dan dapat mengambil keputusan-keputusanstrategis yang berkaitan dengan kelangsungan hidup entitastersebut. Kebutuhan ini menuntut sumbangan yang lebihdari akuntansi.

Diskursus tentang kepribadian telah berlangsunglama bahkan mungkin selama upaya manusia mengenalidan mencari jati dirinya. Para pakar yang berupaya untukmenjelaskan kepribadian dengan segala seluk beluk danmisteri yang terkandung di dalamnya. Sejarah mencatat padazaman peradaban Yunani para sarjana seperti Hippokritus,Plato dan Aristoteles telah berupaya memberi deskripsitentang kepribadian dan perilaku manusia. Upaya ini terusberlanjut dari satu peradaban ke peradaban lainnya hinggasaat ini. Lewin berpendapat bahwa perilaku seseorangdipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang bersifatpribadi dan faktor yang bersifat sosial melalui teorinyayang dikenal dengan Teori Medan (Field Theory) (Lewin,1951). Inti dari teori ini adalah adanya Life Space (LS) yangmerupakan konstelasi dari faktor-faktor yang menentukanbaik individual maupun lingkungan. Perilaku seseorang(B) dapat digambarkan sebagai fungsi dari Life Space (LS)di mana LS terdiri dari faktor personal (P) danlingkungan (E).

Sementara itu Kewirausahaan (enterpreneur)adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan danmembawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisaberupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalammenjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalahpenciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risikoatau ketidakpastian. Penrose (1963) melalui Wikipediamenyatakan bahwa kegiatan kewirausahaan mencakupidentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.Harvey Leibenstein (1968, 1979) berpendapat bahwakewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkanuntuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan padasaat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasidengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belumdiketahui sepenuhnya. Menurut Riyanti dalam Arman(2007) dalam Siregar (2009) definisi wirausaha adalahorang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengancara menidirikan, mengembangkan, dan melembagakanperusahaan miliknya sendiri serta bersedia mengambilrisiko pribadi untuk menemukan peluang berusaha dansecara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untukmengenali produk, mengelola, dan menentukan caraproduksinya, menyusun operasi untuk pengadaan produk,serta mengatur permodalan operasinya.

Umumnya orang-orang yang berkepribadian wirausahamemiliki cara berpikir yang berbeda dari manusia padaumumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai,

sikap, dan perilaku sebagai manusia unggul. Untuk dapatmencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orangmemerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalamkewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, pengambil risiko,kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi ke masa depan,jujur dan tekun. McClelland dalam Arman (2007) dalamSiregar (2009) merinci karakteristik wirausaha sebagaiberikut: (a) lebih menyukai pekerjaan dengan risiko yangrealistis, (b) bekerja lebih giat dalam tugas-tugas yangmemerlukan kemampuan mental, (c) tidak bekerja lebih giatkarena adanya imbalan uang, (d) ingin bekerja pada situasidi mana dapat diperoleh pencapaian pribagi (personalachievement), (e) menunjukkan kinerja yang lebih baikdalam kondisi yang memberikan umpan balik yang jelasdan positif, dan (f) cenderung berfikir ke masa depan sertamemiliki pemikiran jangka panjang.

Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasildalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. MenurutStoner dalam Juniarti dan Evelyne (2003) pengertiankinerja manajerial yaitu ukuran seberapa efektif dan efisienmanajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.Performance (kinerja) adalah hasil kerja yang dapat dicapaioleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasibersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dansesuai dengan moral maupun etika16 Kinerja manajerialmerupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkankeefektifan organisasi. Menurut Mahoney dkk (1963)dalam Nur Indriantoro (1993), yang dimaksud dengankinerja manajerial adalah kinerja para individu anggotaorganisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain:perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturanstaf (staffing), negosiasi dan representasi.

Suhairi, sofri yahya, dan hasnah haron (2004), hasilpenelitiannya menunjukkan bahwa sifat kepribadian danpengetahuan akuntansi seorang wirausaha mempunyaipengaruh positif terhadap penggunaan informasiakuntansi dalam membuat keputusan investasi. SementaraSiregar (2004). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwapengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha tidakberpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerjamanajerial sedangkan secara simultan berpengaruhsignifikan terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan duapenelitian di atas, penelitian ini bertujuan menguji kembalihasil penelitian tersebut di atas.

Para wirausaha perlu mendapatkan informasi yangakurat, berarti, dan tepat waktu jika akan mengambilkeputusan-keputusan keuangan yang tepat. Walaupunbeberapa manajer merupakan ahli dalam bidang akuntansi,namun harus tetap memerlukan pengetahuan tentangindikator-indikator keuangan pokok, meliputi daftar laba/rugi, neraca, dan cash f low. Semua orang yang bekerjapada perusahaan dari pegawai rendahan hingga manajer

Ernawati: Analisis pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha 67

dan pemilik perusahaan akan mempunyai hubungan denganbidang akuntansi. Makin tinggi kedudukannya dalamperusahaan makin perlu mengetahui konsep dan terminologiakuntansi. Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ha1: Pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap kinerjamanajerial perusahaan

Para wirausaha perlu mendapatkan informasi yangakurat, berarti, dan tepat waktu jika akan mengambilkeputusan-keputusan keuangan yang tepat. Walaupunbeberapa manajer merupakan ahli dalam bidang akuntansi,namun harus tetap memerlukan pengetahuan tentangindikator-indikator keuangan pokok, meliputi daftar laba/rugi, neraca, dan cash flow. Semua orang yang bekerjapada perusahaan dari pegawai rendahan hingga manajerdan pemilik perusahaan akan mempunyai hubungan denganbidang akuntansi. Makin tinggi kedudukannya dalamperusahaan makin perlu mengetahui konsep dan terminologiakuntansi. Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ha2: Kepribadian wirausaha berpengaruh terhadap kinerjamanajerial perusahaan

Menurut Stoner dan Edward dalam Winardi (2003:71) menjelaskan bahwa seorang manajer dapat disebutseorang wirausaha, apabila ia sanggup melaksanakanperubahan-perubahan yang bersifat inovatif dalam prosesproduksi yang di manage olehnya. Seorang wirausaha padasituasi dan kondisi tertentu (apabila perusahaan kecil yangdibentuknya telah berkembang menjadi perusahaan besar)harus pula melaksanakan tugas-tugas seorang manajerdalam wujud melaksanakan fungsi-fungsi manajerial,seperti perencanaan, pengorganisasian, memimpin, danmengawasi. Hipotesis yang akan diuji adalah:

Ha3: Secara simultan Pengetahuan Akuntansi danKepribadian Wirausaha berpengaruh terhadapKinerja Manajerial pada Perusahaan.

Sedangkan hipotesis yang dijadikan acauan dasardalam mengambil kesimpulan akhir "Terdapat pengaruhPengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausahaterhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan Jasa di KotaMalang." Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentangperilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadiatau akan terjadi.1

METODE

Lokasi penelitian yang akan dijadikan penelitianadalah perusahaan jasa yang ada dikota malang denganspesif ikasi khusus. Penelitian ini dilakukan denganmemberikan kuisioner pada perusahaan jasa tersebut padabulan Desember 2011. Berdasarkan karakteristik masalah,penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yangbertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya korelasiantara dua variabel atau lebih. Berdasarkan jenis data,

penelitian ini tergolong penelitian empiris di mana obyekyang diteliti lebih ditekankan pada kejadian yang sebenarnyadaripada persepsi orang mengenai kejadian. Pendekatanyang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatankuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnyapada data-data numerical atau angka yang diperoleh denganmetode statistik serta dilakukan pada penelitian inferensialatau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperolehsignifikansi hubungan antara variabel yang di teliti.

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian,atau sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yangmemperkirakan karakteristik populasi.1 Populasi dalamjenis penelitian ini adalah perusahaan jasa di Malang denganklasifikasi jenis jasa pelayanan khusus.

Rancangan atau Desain penelitian merupakan suatu cetakbiru bagi pengumpulan, pengukuran dan penganalisisan datayang membantu ilmuwan dalam mengalokasikan sumberdaya penelitian yang terbatas dengan mengemukakanpilihan-pilihan penting (Babie dalam Erlina dan Mulyani,2007: 61). Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalahpenelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuanuntuk menganalisis hubungan antara suatu variabel denganvariabel yang lainnya.13 Tergambarkan dalam rancanganpenelitian sebagai berikut:

Pengetahuan Akuntansi( X1 )

KinerjaManajerial( Y )

Kepribadian Wirausaha( X2 )

Sumber data penelitian menggunakan data primer yangdiperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melaluiperantara). Sumber data langsung memberikan data kepadapengumpul data. Data ini secara khusus dikumpulkan olehpeneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian melaluikuisioner. Data untuk penelitian ini diperoleh dengancara memberikan kuisioner kepada responden. Kuisioneradalah pengumpulan data dengan memberikan lembaranpertanyaan kepada para responden. Kuisioner diserahkansecara langsung ke responden melalui perusahaan jasamereka dan diambil kembali oleh peneliti setelah kuisionerdiisi oleh responden. Semua kuisioner yang terisi akandisortir guna memeriksa berapa jumlah kuisioner yang dapatdianalisis (tidak rusak). Peneliti juga melakukan wawancaratidak terstruktur untuk mengetahui secara langsung ekspresidan mimik respoden dan untuk mengumpulkan data-datapenunjang lainnya.

68 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 65–69

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini responden yang dipilih adalahmanajer keuangan pada perusahaan jasa yang terdaftardi Kota Malang dengan klasifikasi jenis usaha pelayanankhusus. Bidang usahanya antara lain, biro perjalanan, biroperiklanan dan biro penyaluran tenaga kerja. Data pengujianyang dipakai adalah data primer yang dikumpulkan denganmetode kuisioner. Kuisioner diberikan langsung perusahaanjasa yang ada di Kota Malang. Dalam hal pendistribusiankuisioner, telah disebarkan 80 buah. Kuisioner yangditerima kembali sebanyak 32 buah (40%). Dari 32 kuisioneryang diterima, terdapat 2 kuisioner yang tidak memenuhikriteria responden karena ternyata masa kerja manajerkeuangan tersebut kurang dari 2 tahun, sehingga diperoleh30 buah kuisioner yang valid untuk diolah (37,5%). Prosespenyebaran dan penerimaan kuisioner dapat dilihat padatabel 1 berikut.

Tabel 1. Tingkat pengembalian kuisioner

Kuisioner yang diberikan: 80 buah

Kuisioner yang diterima: 32 buah

Persentase: 40 persen

Kuisioner yang valid: 30 buah

Persentase akhir: 37,5 buah

Dari 30 responden yang digunakan untuk menganalisisdata, responden pria ada 18 orang (60%) dan respondenwanita sebanyak 12 orang (40%). 22 orang (73,3%) respondenberpendidikan Sarjana S1 (Strata satu) dan sisanya sebanyak8 orang (26,7%) lulus SMA. Dengan usia < 35 sebanyak18 orang (60%) dan usia > 35 sebanyak 11 orang (36,7%),dengan 1 (3,3%)orang responden tidak menjawab. Mayoritasresponden bekerja pada biro perjalanan yakni sebanyak25 orang (83%) sedangkan 5 lainnya (17%) bekerja pada biropenyaluran tenaga kerja.

Hasil analisis regresi secara keseluruhan pada modelsummary di atas menunjukkan nilai R sebesar 0,218menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antaraKinerja Manajerial (variabel terikat) dengan PengetahuanAkuntansi dan Kepribadian Wirausaha (variabel bebas)mempunyai hubungan yang tidak erat yaitu sebesar 21,8%karena lebih kecil dari 0,5 (21,8% < 50%). Nilai R Squareatau koefisien determinasi adalah sebesar 0,048. Dariangka tersebut terdapat indikasi bawha Kinerja Manajerialmampu dijelaskan Pengetahuan Akuntansi dan KepribadianWirausaha sebesar 4,8%. Selebihnya dijelaskan oleh variabellain yang tidak dimasukkan dalam model.

Hasil pengujian statistik untuk uji t di atas dapathubungan pengetahuan akuntansi dengan kinerja manajerialdengan t hitung sebesar 1,079. Hal ini menunjukkan bahwasecara umum peningkatan pengetahuan akuntansi akanmeningkatkan kinerja manajerial. Untuk nilai t tabel, di

mana level of significance adalah 5% dan derajat kebebasan(df) = (n – k) atau (30–2), maka diperoleh nilai t tabel 1.701.Dengan demikian nilai t hitung < nilai t tabel (1,079 < 1,701),ini berarti H0 diterima bahwa peningkatan akuntansi tidakberpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerialpada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian inimendukung hasil penelitian Siregar (2009). Untuk variabelkepribadian wirausaha (x2) hubungannya dengan kinerjamanajerial ditunjukkan dengan nilai pada t hitung sebesar-0,820. Sedangkan nilai t tabel dengan level of signivicance5% dan derajat kebebasan (df) = (n–k) atau (30–2), makadiperoleh nilai t tabel sebesar 1,701. Nilai t hitung < t tabel(-0,820 < 1,701), artinya bahwa H0 diterima jadi kepribadianwirausaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadapkinerja manajerial pada tingkat kepercayaan 95%. Hasilpenelitian ini mendukung hasil penelitian Siregar.9

Berdasarkan tabel ANOVA nilai F hitung sebesar3,36 (pembulatan). Hasil perhitungan uji F dibandingkandengan F tabel untuk mengetahui pengaruh variabel bebasterhadap variabel terikat secara bersama-sama (simultan).Nilai F tabel dengan formula FINV (0,05, 2,27) adalah 3,35.Dengan demikian F hitung > F tabel (3,36 > 3,35), artinyaHa diterima, bahwa secara simultan seluruh variabel bebasyang terdiri dari pengetahuan akuntansi dan keprilakuanwirausaha berpengaruh terhadap kinerja manajerialsignifikan pada tingkat kepercayaan 95%.

Model persamaan regresi yang kemudian diperolehdalam penelitian ini menunjukkan konstanta sebesar 54,931yang berarti bahwa jika seluruh variabel bebas (pengetahuanakuntansi dan kepribadian wirausaha) diabaikan, makakinerja manajerial akan mengalami kenaikan 54,931(5493,1%). Jika tidak ada tindakan Koefisien regresi 0,178(X1) yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 poin padaaspek pengetahuan akuntansi akan meningkatkan kinerjamanajerial sebesar 0,178 poin. Koefisien regresi -0,110 (X2)berarti bahwa setiap kenaikan 1 poin pada aspek kepribadianwirausaha akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar-0,110 poin.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari setiap variabel yangdiamati maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuanakuntansi memiliki pengaruh yang signifikan terhadapkinerja manajerial pada tingkat kepercayaan 95%, sedangkanvariabel kepribadian wirausaha tidak berpengaruhsignifikan terhadap kinerja manajerial. Sementara untukpengujian secara simultan, hasil penelitian menunjukkanbahwa Ho di tolak dan Ha sebagai hipotesis alternatifditerima, ar tinya secara signif ikan seluruh variabelbebas terdiri dari pengetahuan akuntansi dan kepribadianwirausaha berpengaruh terhadap kinerja manajerial padaperusahaan jasa di Malang. Data pendukung simpulan

Ernawati: Analisis pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha 69

tersebut adalah Hasil analisis regresi secara keseluruhanpada model summary di atas menunjukkan nilai R sebesar0,218 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antaraKinerja Manajerial (variabel terikat) dengan PengetahuanAkuntansi dan Kepribadian Wirausaha (variabel bebas)mempunyai hubungan yang tidak erat yaitu sebesar 21,8%karena lebih kecil dari 0,5 (21,8% < 50%). Nilai R Squareatau koefisien determinasi adalah sebesar 0,048. Dariangka tersebut terdapat indikasi bawha Kinerja Manajerialmampu dijelaskan Pengetahuan Akuntansi dan KepribadianWirausaha sebesar 4,8%. Selebihnya dijelaskan olehvariabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Nilai Fhitung sebesar 3,36. Hasil perhitungan uji F dibandingkandengan F tabel untuk mengetahui pengaruh variabel bebasterhadap variabel terikat secara bersama –sama (simultan).Nilai F tabel dengan formula FINV (0,05, 2,27) adalah 3,35.Dengan demikian F hitung > F tabel (3,36 > 3,35), artinyaHa diterima, bahwa secara simultan seluruh variabel bebasyang terdiri dari pengetahuan akuntansi dan keprilakuanwirausaha berpengaruh terhadap kinerja manajerialsignifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil pengujianstatistik untuk uji t di atas dapat hubungan pengetahuanakuntansi dengan kinerja manajerial dengan t hitungsebesar 1,079. Hal ini menunjukkan bahwa secara umumpeningkatan pengetahuan akuntansi akan meningkatkankinerja manajerial. Untuk nilai t tabel, di mana level ofsignificance adalah 5% dan derajat kebebasan (df) = (n – k)atau (30 – 2), maka diperoleh nilai t tabel 1,701. Dengandemikian nilai t hitung < nilai t tabel (1,079 < 1,701), iniberarti H0 diterima bahwa peningkatan akuntansi tidakberpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerialpada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian inimendukung hasil penelitian Siregar (2009). Untuk variabelkepribadian wirausaha (x2) hubungannya dengan kinerjamanajerial ditunjukkan dengan nilai pada t hitung sebesar-0,820. Sedangkan nilai t tabel dengan level of signivicance5% dan derajat kebebasan (df) = (n – k) atau (30–2), makadiperoleh nilai t tabel sebesar 1.701. Nilai t hitung < t tabel(-0,820 < 1,701), artinya bahwa H0 diterima jadi kepribadianwirausaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadapkinerja manajerial pada tingkat kepercayaan 95%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Erlina, Mulyani, Sri, 2007. Metodologi penelitian bisnis: untukakuntansi dan manajemen, Cetakan Pertama, USU Press,Malang.

2. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi analisis multivariate denganprogram SPSS, Cetakan Pertama, Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang.

3. Hakim, Arman dan Arifin, Bustanul, 2007. Entrepreneurship,membangun spirit teknopreneurship. Edisi 1, Andi. Yogyakarta.

4. Jatmika, Ratna, 2006. Model potensi kerja terpadu dan kompetensikerja sebagai predikator kinerja bermakna (studi denganmenggunakan pendekatan dan perspektif positif terhadapmanajer perusahaan jasa). Disertasi. ITB.

5. Juniarti dan Evelyne, 2003. Hubungan karakteristik informasiyang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi manajementerhadap kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaanmanufaktur di Jawa Timur. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 5,No, 2. November. 2003.

6. Kasali, Rhenald, 2003. Membangun kewirausahaan di Indonesia.Jurnal Wirausahawan No. 5, Tahun XXXIV. Mei 2003.

7. Lupiyoadi, Rambat, 2004. Merubah mindtest kewirausahaan. Edisi1, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

8. Rahim, Syamsuri, 2003. Hubungan antara enterpreneurshipkorporasi dengan governance, kepemilikan dan manajemenstrategik: studi empiris perusahaan-perusahaan di BEJ.Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

9. Siregar, 2009. Pengaruh pengetahuan akuntansi dan keprilakuanwirausaha pada kinerja organisasi. Skripsi. USU.

10. Suhairi, Sofri Yahya, dan Hasnah Haron, 2004. Pengaruhpengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha terhadappenggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusaninvestasi. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar.

11. Suwardjono, 2002. Akuntansi pengantar. Edisi 1, Badan PenerbitanFakultas Ekonomi-Yogyakarta. Yogyakarta.

12. Tika, Pabundu, 2006. Budaya organisasi dan peningkatan kinerjaperusahaan. Cetakan Pertama, Bumi Aksara. Jakarta.

13. Umar, Husein, 2003. Riset akuntansi: metode riset sebagai carapenelitian ilmiah, Cetakan Pertama, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

14. Badan Pusat Statistik, 2006. Direktori perusahaan jasa-jasa,sensus ekonomi 2006. CV. Dwimitra Mandiri Informatika, Jakarta-Indonesia.

15. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar akuntansi keuangan.Salemba Empat, Jakarta.

16. Suyadi Prawirosentono. 1999. Kebijakan kinerja karyawan. BPFEYogyakrta. h. 2.

17. Mahoney TA, TH Jerdee dan SJ Carroll, 1963. Development ofmanagerial performance: a research approach. Cincinnati. OH:Southwestern publishing Co.

18. Mulyadi & Johny Setyawan, 1998. Sistem perencanaan danpengendalian manajemen. Universitas Dadjah Mada. h. 213–214.

19. Nur Indriantoro, 1993. the effect of participative budgeting on jobperfomance and job satisfaction with locus of control and culturaldimensions as moderating variables, Ph.D. Dissertation, Universityof Kentucky, Lexington.

20. Sekaran, Uma. 1992, Research methods for business - a skillbuilding approach, 2nd Ed., John Willey & Sons, Inc. Toronto.

21. Kewirausahaan.id.wikipedia.org/wiki/kewirausahaan. Download17 Desember 2011.

70 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 70–80

Pengaruh Dukungan Teknologi Informasi untuk PengelolaanPengetahuan terhadap Berbagai Pengetahuan pada Perbankandi Jawa Timur

(Influence of Information Technology Support for Knowledge Management towardKnowledge Sharing on Banking in East Java)

Theresia Purbandari, MujilanProdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Unika Widya MandalaMadiun

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menguji dan membuktikan secara empiris bahwa dukungan teknologi informasi untuk pengelolaanpengetahuan berpengaruh terhadap berbagai pengetahuan. Objek penelitian ini adalah bank-bank umum yang ada di Jawa Timur.Unit analisis penelitian ini adalah manajer tingkat menengah yang terbiasa menggunakan teknologi informasi dan internet untukberkomunikasi dengan manajer lain. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan program SPSSversi 17. Hasil penelitian membuktikan bahwa dukungan teknologi informasi untuk pengelolaan pengetahuan berpengaruh terhadapberbagi pengetahuan.

Kata kunci: berbagi pengetahuan, dukungan teknologi informasi untuk pengelolaan pengetahuan

ABSTRACT

This study aims to test and prove empirically that information technology support for knowledge management influences knowledgesharing. The object of this study is commercial banks in East Java. The analysis units of this study are middle-level managers whoare accustomed to using information technology and internet to communicate with other managers. The hypothesis testing a simplelinear regression analysis with SPSS version 17. The research proves that information technology support for knowledge managementinfluences knowledge sharing.

Key words: knowledge sharing, information technology support for knowledge management

PENDAHULUAN

Jaringan komputer dan internet saat ini sudah banyakdigunakan di berbagai bentuk organisasi. Kehadiranteknologi jaringan ini mampu memberikan dukungan danmanfaat pada organisasi. Salah satu hal yang mungkindilakukan dengan adanya teknologi jaringan ini adalahadanya berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antaranggota organisasi.

Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) merupakanbagian dari faktor penting dalam mencapai keunggulankompetitif yang berkelanjutan.8 Berbagi pengetahuan dapatdidukung dengan adanya sistem informasi.2

Salah satu organisasi yang telah dengan intensmenggunakan jaringan komputer dan internet adalah bank,terutama para staf lini menengah yaitu manajer. Asumsiyang digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa paramanajer telah mampu dan terbiasa menggunakan teknologiinformasi untuk berkomunikasi data.

Pengguna internet di Indonesia masih dalam fase awalpenggunaan.6 Dengan demikian, dimungkinkan hasilnyaakan berbeda pada kesediaan berbagi pengetahuan atasdukungan IT pada fase menengah atau dewasa.

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan masalahsebagai berikut: Apakah IT support for KM berpengaruhpositif signifikan terhadap knowledge sharing? Adapuntujuan dari penelitian ini adalah menguji dan membuktikansecara empiris bahwa: IT support for KM berpengaruhpositif signifikan terhadap knowledge sharing. Hasil daripenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaatkepada: (1) Organisasi Bisnis sebagai masukan agar lebihmemahami pentingnya teknologi informasi untuk berbagipengetahuan; (2) Kalangan Akademik tentang tambahanbukti empiris khususnya pada topik knowledge sharingyang masih sedikit diteliti sehingga menjadi dasar untukpenelitian-penelitian yang akan datang.

LANDASAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Mengelola Pengetahuan (Knowledge Management)

Menyoroti teori perusahaan sebagai kumpulanpengetahuan (a bundle of knowledge), maka pengetahuanmenjadi sumber yang penting untuk berkompetisi.3

Implikasinya adalah manajemen pengetahuan (knowledgemanagement) merupakan aktivitas penting untuk mencapai

Purbandari: Pengaruh dukungan teknologi informasi 71

keunggulan dalam pengetahuan.4 Pandangan ini didukungbahwa pengetahuan merupakan input penting dalam prosesekonomi dan merupakan hal penting pula untuk menunjangkemampuan perusahaan, komunitas, ataupun individu yangberpartisipasi di dalamnya. Pandangan bahwa perusahaanadalah kumpulan pengetahuan menjadikan penting bahwaperusahaan harus mampu mengelola pengetahuan denganbaik.

Ha: IT support for KM berpengaruh positif signifikanterhadap knowledge sharing.

Kerangka Konseptual atau Model Penelitian

Berdasarkan uraian pada telaah pustaka di atas, makamodel dalam penelitian ini adalah:

Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing)

Menurut kamus.net, sharing adalah using or enjoyingsomething jointly with others. Dengan demikian, sharingpengetahuan juga menjadi hal penting dalam organisasi.Tujuan dari adanya pengelolaan berbagi pengetahuan

IT Support for KnowledgeManagement

Gambar 1. Model penelitian

METODE PENELITIAN

Knowledge Sharing

adalah untuk meningkatkan efektifitas dari nilai aktivitasmelalui transfer pengetahuan dan berbagi dalam lingkupinter-organisasional.10

Berbagi pengetahuan mengarah pada perilaku individualyang secara sukarela memberikan kepada aktor sosial lain(di dalam ataupun di luar organisasi) atas pengetahuan danpengalaman uniknya.7,9 Mereka mengkarakteristikan kedalam dua hal, pertama bahwa berbagi pengetahuan munculantar invidiual, dan hal ini akan berbeda dengan transferpengetahuan yang terjadi antar dua entitas organisasi besarseperti departemen dan secara organisatoris. Kedua, berbagipengetahuan bersifat sukarela.

Dukungan Teknologi Informasi untuk PengelolaanPengetahuan

Choi et al. (2010) menyatakan bahwa fasilitas teknologiinformasi mendukung aktivitas manajemen pengetahuandengan menyediakan fitur yang mendorong adanyakomunikasi dan kolaborasi. Choi et al. (2010) membuktikanbahwa penggunaan dukungan teknologi informasi dalammanajemen pengetahuan akan meningkatan efektivitasdari berbagi pengetahuan. Dukungan teknologi ini dapatdigunakan selain berkomunikasi dan berkolaborasi jugadimungkinkan bagi individu untuk melakukan pencarian(searching) dan mengakses informasi baru.

Andriole (2010) mempelajari mengenai pemanfaatanWeb 2.0 untuk perusahaan di Amerika Serikat. Kategoriyang dipelajari adalah wikis, blogs, RSS filters, folksonomies,mashups, podcasts, crowdsourcing, social networks, danvirtual worlds. Andriole (2010) mempelajari bahwa salahsatu penggunaan fasilitas ini dapat memengaruhi peranknowledge management. Di dalam knowledge managementtersebut salah satunya terdapat kemampuan untuk shareknowledge. Penggunaan fasilitas internet ini juga dapatmeningkatkan kemampuan inovasi. Kemampuan inovasitersebut oleh Andriole (2010) diidentifikasi sebagai abilityto syndicate innovation, ability to improve succesful hitrates, ability to increase innovation initiatives, ability toproductize more cost-effectively.

Berdasarkan uraian di atas dan hasil-hasil penelitianterdahulu, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajertingkat menengah pada jenis perusahaan perbankan di JawaTimur. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian manajertingkat menengah pada jenis perusahaan perbankan di JawaTimur. Para manajer tingkat menengah akan lebih terbiasamenggunakan teknologi informasi, mendapat tuntutankomunikasi dengan manajer lain serta bertanggung jawabatas unit bisnisnya. Tanggung jawab pada unit bisnis inisetidaknya akan memicu adanya perhatian untuk berinovasiuntuk menjalankan bisnisnya dengan lebih baik. Teknikpengambilan sampel adalah purposive sampling dengankriteria adalah sebagai berikut: (1) Menjabat sebagaimanajer tingkat menengah minimal 1 tahun; (2) Terbiasamenggunakan teknologi informasi dan internet, untukberkomunikasi dengan manajer lain.

Definisi Operasional Variabel dan PengukuranVariabel

IT Support for KM

Adalah teknologi informasi yang disediakan olehperusahaan untuk dapat digunakan sebagai sarana danfasilitas dalam berkomunikasi, dalam hal ini adalah internetdan peralatan pendukung untuk berbagi pengetahuan.Variabel ini terdiri dari empat item pertanyaan yangdikembangkan.2

Knowledge Sharing

Adalah kesediaan para manajer untuk membagipengetahuannya kepada manajer lain ataupun pihak lainsecara sukarela. Variabel ini terdiri dari tiga item pertanyaanyang dikembangkan oleh Choi et al. (2010) dengandimodifikasi untuk tujuan para manajer menengah.

Variabel-variabel tersebut diukur dengan menggunakanskala likert 7 poin dari sangat tidak setuju (1 poin) sampaidengan sangat setuju (7 poin).

Teknik Analisis

Sebelum data dianalisis, maka dilakukan uji kualitasdata yaitu: validitas dan reliabilitas. Metode statistik yang

72 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 81–85

digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier Tabel 2. Hasil uji validitasberganda dengan bantuan program SPSS versi 17. Sebelumdata diregres, maka data juga harus memenuhi asumsi klasik,yaitu: multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas,

IT Support forKM

Signifikansi(2-tailed)

KnowledgeSharing

Signifikansi(2-tailed)

dan normalitas.5

HASIL PENELITIAN

Data Responden

Penyebaran dan pengembalian kuesioner dilakukan pada3–17 Desember 2011. Jumlah bank di kota dan kabupatenJawa Timur sebayak 1156. Dari jumlah tersebut, dipilih500 bank secara proporsional dengan cara perbandinganrelatif. Setiap bank dikirimkan dua kuesioner, sehinggatotal kuesioner yang dikirimkan adalah sebanyak 1007lembar. Kuesioner yang dikembalikan adalah sebanyak 163eksemplar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 100 eksemplardapat digunakan untuk pengolahan data selanjutnya,sedangkan sebanyak 63 eksemplar tidak dapat digunakan.

sup_1 0,000 kno_1 0,000

sup_2 0,000 kno_1 0,000

sup_3 0,000 kno_1 0,000

sup_4 0,000

Sumber: hasil output SPSS versi 17

Uji Reliabilitas

Berdasarkan tabel 3, diperoleh hasil bahwa semuavariabel adalah reliabel karena masing-masing variabelmemiliki nilai cronbach alpha > 0,60 (Nunalli, 1967 dalamGhozali, 2005):

Tabel 3. Hasil uji reliabilitas

Alasan kuesioner tidak dapat digunakan adalah karenaresponden yang mengisi kuesioner bukan sebagai manajer

VariabelItem

PertanyaanNilai Cronbach

Alpha

level menengah.

Analisis Data

Statistik Deskriptif

Untuk mengetahui gambaran atau deskripsi datapenelitian, maka digunakan bantuan software SPSS versi17 dan diperoleh hasil analisis seperti pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Statistik deskriptif

N Minimum Maximum MeanS t d .Deviation

Tot_Sup 100 14 28 24.05 2.931

Tot_kno 100 7 21 16.23 3.031

Sumber: hasil output SPSS versi 17

Uji Kualitas Data

Uji Validitas

Berdasarkan tabel 2, diperoleh hasil bahwa setiap itempernyataan adalah valid karena korelasi antara skor masing-masing butir pertnyaan dengan total skor adalah 0,000 yangberarti p < 0,05 (Ghozali, 2005):

IT Support for KM 4 0,774

Knowledge Sharing 3 0,725

Sumber: hasil output SPSS versi 17

Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinieritas

Berdasarkan tabel 4, diperoleh hasil bahwa tidak adamultikolinieritas antar variabel independen dalam modelregresi, karena masing-masing variabel memiliki nilaitolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.5

Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel 4, diperoleh hasil bahwa tidak adaautokorelasi positif atau negatif pada model regresi, karenanilai DW berada di antara du dan 4-du yaitu: 1,694 < 1,932< 2,306.5

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 2, diperoleh hasil bahwa tidakterjadi heteroskedastisitas pada model regresi, karenaterlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baikdi atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.5

Tabel 4. Hasil uji asumsi klasik dan regresi

Variabel B t-hitung Sig. Tolerance VIF

Konstanta 4,927 2,186 0,031

IT Support for KM 0,470 5,051 0,000 1,000 1,000

R Square: 0,207 Durbin-Watson: 1,932 F-hitung: 25,516 Sig. F hitung: 0,000

Sumber: hasil output SPSS versi 17

Purbandari: Pengaruh dukungan teknologi informasi 73

Sumber: hasil output SPSS versi 17

Gambar 2. Hasil uji heteroskedastisitas

Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 3, diperoleh hasil bahwa modelregresi memenuhi asumsi normalitas, karena datamenyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garisdiagonal.5

Sumber: hasil output SPSS versi 17

Gambar 3. Hasil uji normalitas

Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel 4, maka diperoleh persamaan regresisebagai berikut:

Y = a + 0,470X1

Berdasarkan tabel 4, diperoleh nilai t-hitung variabelIT support for KM sebesar 5,051 dengan nilai signifikansi

0,000 (P < 0,05). Hal ini berarti bahwa IT support forKM berpengaruh positif signifikan terhadap knowledgesharing.

Berdasarkan tabel 4, maka diperoleh nilai R2 sebesar0,207. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel independenyaitu IT support for KM terhadap variabel dependenknowledge sharing adalah sebesar 20,7%, sedangkan 79,3%dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.

Berdasarkan tabel 4, maka diperoleh hasil F-hitungsebesar 25,516 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000(P < 0,05). Hal ini berarti bahwa IT support for KM secarabersama-sama berpengaruh terhadap knowledge sharing.

PEMBAHASAN

Hipotesis: IT support for KM berpengaruh positifsignifikan terhadap knowledge Sharing

Nilai t-hitung variabel IT support for KM sebesar5,051 dengan nilai signifikansi 0,000 (P < 0,05), makahipotesis diterima. Hal ini berarti bahwa IT support forKM berpengaruh positif signifikan terhadap knowledgesharing. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yangdilakukan oleh Choi et al. (2010) yang membuktikanbahwa penggunaan dukungan teknologi informasi dalammanajemen pengetahuan akan meningkatan efektivitas dariberbagi pengetahuan.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan bahasan pada bagiansebelumnya, maka disimpulkan bahwa hipotesisditerima. Hal ini membuktikan bahwa IT support for KMberpengaruh positif signifikan terhadap knowledge sharing.Keterbatasan dalam penelitian ini adalah variabel yangdigunakan hanya satu yaitu faktor teknologi informasidalam berbagi pengetahuan dan belum melihat manfaatdari berbagi pengetahuan, hal ini ditunjukkan dengan nilaiR2 sebesar 20,7%. Artinya sebesar 79,3% dipengaruhi olehvariabel lain. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah(1) menambah variabel seperti faktor manusia; (2) menggantisetting penelitian misalnya manufaktur; (3) melihat manfaatberbagi pengetahuan untuk organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Andriole, Stephen J, 2010. Business impact of web 2.0 technologies.communication of the ACM. 53(12).

2. Choi, Sue Young, Heeseok Lee, Youngjin Yoo, 2010. The Impactof Information Technology and Transactive Memory Systems onKnowledge Sharing, Application, and Team Performance: A FieldStudy. MIS Quarterly. 34(4): 855–870.

3. Fey, Carl F, Patrick Furu, 2008. Top Management IncentiveCompensation and Knowledge Sharing in Multinational Corporations.Strategic Management Journal. 29: 1301–1323.

74 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 81–85

4. Geenhuizen, Marina van, Nurul Indarti, 2006. Knowledge andinnovation in the Indonesian Artisanal Furniture Industry. EuropeanRegional Science Association (ERSA).

5. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate denganProgram SPSS. Semarang: BP UNDIP.

6. Gounaris S and Dimitriadis S, 2003. Assessing service quality onthe web: evidence from business-to-consumer portals, Journal ofServices Marketing, 17(5): 529–548.

7. Hansen, S. and Avital, M. 2005. Share and share alike: the social andtechnological influences on knowledge Sharing, Sprouts: WorkingPapers on Information Systems, 5(13), 1–19.

8. Liao, Li-Fen, 2006. A Learning organization perspective onknowledge-sharing behavior and firm innovation. Human SystemsManagement. 25: 227–236.

9. Mogotsi C, JA Boon, L Fletcher, 2011. Modelling the Relationshipbetween Knowledge Sharing, Organisational Citizenship, JobSatisfaction and Organisational Commitment among School Teachersin Botswana. African J of Library, Archives & InformationScience. 21(1).

10. Yang Dong, 2011. How does knowledge sharing and governancemechanism affect innovation capabilities? – from the coevolutionperspective. International Business Research. 4(1), January 2011.

75

Urgensitas Investasi, Pertumbuhan Ekonomi terhadap PotensiEkonomi dan Peluang Investasi di Kabupaten/Kota Se-ProvinsiJawa Timur (Kasus: Sektor Pertanian, Pertambangan Gas/Minyak,dan Pariwisata)

(The Importance of Investment, Economic Growth of the Potential Economic andInvestment Opportunities in District City East Java Provincial (Case: AgriculturalSector, Gas Mining/Oil, and Tourism))

Didin FatihudinAlumnus Program Doktor Universitas AirlanggaLektor Kepala pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas MuhammadiyahSurabaya

ABSTRAK

Materi yang dibahas mengenai urgensitas investasi swasta terhadap potensi ekonomi dan peluang investasi di kabupaten/kota seProvinsi Jawa Timur kasus pada sektor pertanian, pertambangan gas/minyak, pariwisata. Penelitian ini dilakukan di 38 kabupaten/kota.Metode yang digunakan analisis deskriptif dengan data sekunder. Tujuan penelitian untuk memberikan informasi kepada pemerintahdaerah kabupaten/kota tentang potensi ekonomi dan peluang investasi untuk pertumbuhan ekonomi. Telah diyakini pertumbuhanekonomi akan meningkat bila tingkat invetasi swasta maupun belanja modal pemerintah juga meningkat. Banyak faktor mempengaruhipertumbuhan ekonomi suatu kabupaten/kota, selain investasi, juga potensi sumber daya alam, tenaga kerja, akumulasi modal dankemampuan mengelola. Dari persetujuan investasi ke realisasi investasi membutuhkan waktu. Investasi swasta berorientasi keuntungan.Pemerintah kabupaten/kota ke sektor publik. Investor swasta menginginkan kemudahan dalam perijinan, tepat waktu, biaya jelas, sukubunga rendah, subsidi tarif pajak dan ketersediaan infrastruktur seperti jalan, listrik, air, telepon. Oleh karena itu bila pemerintahkabupaten/kota mengharapkan investor datang ke daerahnya dan pertumbuhan ekonomi meningkat, maka tugas pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur adalah menyediakan infrastruktur seperti yang dikehendaki oleh para investor tersebut. Dengan pertumbuhanekonomi kabupaten/kota meningkat, maka dengan sendirinya penerimaan pajak, retribusi dan pendapatan asli daerah kabupaten/kotadi Jawa Timur juga akan meningkat. Penyerapan tenaga kerja meningkat. Pendidikan dan kesehatan semakin baik. Oleh karena ituinvestasi swasta itu penting bagi pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Kata kunci: investasi, pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi

ABSTRACT

The material discussed about the importance of private investment to the economic potential and investment opportunities in thedistricts/cities in East Java province in the case of agriculture, gas mining/oil, tourism. The research was conducted in 38 districts/cities.The method used descriptive analysis with secondary data. Research objectives were to provide information to the local governmentdistrict/town about the economic potential and investment opportunities for economic growth. It has been believed to economic growthwill increase when the rate investing their private and government capital spending is also increasing. Many factors affect the economicgrowth of a district/city, in addition to investment, as well as the potential of natural resources, labor, capital accumulation and theability to manage. From investment to realization of investment approvals take time. Profit-oriented private investment. Governmentdistricts/cities to the public sector. Private investors want the ease of licensing, timely, clear cost, low interest rates, subsidies, tax ratesand the availability of infrastructure such as roads, electricity, water, telephone. Therefore, if the district/city expects investors to cometo the region and increased economic growth, then the duty of the government district/city in East Java is to provide the infrastructureas desired by the investors. With economic growth districts/cities increases, then its own tax revenue, levies and revenue districts/cities inEast Java will also increase. Employment increases. Education and better health. Therefore, private investment is crucial for economicdevelopment and regional economic growth.

Key words: investment, economic growth, economic development

PENDAHULUAN

76 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 86–95

Provinsi Jawa Timur memiliki PDRB urutan keduadi Indonesia setelah Provinsi DKI Jakarta dan mampumemberikan kontribusi 13 persen pada PDB Indonesia.1

Ini berarti bahwa Jawa Timur memiliki potensi ekonomiyang dapat dioptimalkan. Ada tiga faktor utama dalampertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa; pertama,akumulasi modal; kedua, pertumbuhan penduduk, dan;ketiga, kemajuan teknologi. Akumulasi modal (capitalaccumulation) meliputi semua jenis investasi baru yangditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modalsumberdaya. Akumulasi modal akan terjadi apabilasebagian dari pendapatan di investasikan kembali dengantujuan untuk memperbesar output atau pendapatandi kemudian hari.2 Proses per tumbuhan ekonomidipengaruhi oleh dua faktor,3 yakni: (1) faktor ekonomi;(2) faktor non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatunegara tergantung pada sumber daya alamnya, sumberdaya manusia, modal, usaha, teknologi dan sebagainya(ekonomi). Tetapi diingat bahwa pertumbuhan ekonomiitu tidak akan terjadi jika tidak ditunjang oleh perubahan-perubahan lembaga sosial, kondisi politik, nilai-nilai moraldan sikap budaya dalam suatu bangsa (non ekonomi).Baldwin & Meier dalam Abipraja (1993: 1) Economicdevelopment is a process where by an economy's realnational income over a long period of time. Pembangunanekonomi adalah suatu proses di mana pendapatan nasionalriil suatu perekonomian meningkat selama kurun waktuyang panjang, jika tingkat pembangunan itu lebih besardaripada tingkat pertambahan penduduk, maka pendapatanriil per kapita akan bertambah.

Memahami potensi ekonomi di daerah tidaklahmudah, begitu pula peluang investasi. Bagaimana mampumerencanakan, apalagi melaksanakan pembangunanekonomi di daerah, bila tidak memahami potensi ekonomidan peluang investasi di daerah tersebut. Di sampingmemahami potensi ekonomi, ketersediaan tenaga kerja(labor), akumulasi modal (capital) juga sangat pentinguntuk diketahui oleh para investor dan para pengambilkebijakan di daerah. Kekayaan faktor-faktor produksi mulaidari sumber daya alam, tenaga kerja, dan akumulasi modaltidak ada artinya bila managerial skill tidak ada. Perananswasta (private) dan pemerintah (Government) sama-samamemiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi.Potensi tersebut harus mampu dikelola, dieksplorasi,dieksploitasi dengan baik dan lebih efisien. Investasi swasta,sektor perbankan dan belanja modal pemerintah harusmampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah.Salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomidaerah adalah adanya pertumbuhan ekonomi yang teguh,di samping adanya peningkatan pembangunan ekonomijangka panjang di bidang pendidikan (education), kesehatan(healt) dan pendapatan per kapita yang diukur dengankemampuan daya beli masyarakat ( purchasing powerparity). Produktivitas akan meningkatkan pendapatan yangpada gilirannya akan meningkatkan konsumsi, tabungan

dan investasi. Investasi dan akumulasi modal memilikiperanan penting dalam meningkatkan nilai tambah dankapasitas produksi. Dari jumlah 38 kabupaten/kota yang adadi Provinsi Jawa Timur sangat berpotensi dan berpeluangbesar untuk pertumbuhan ekonomi dan memperbesarkapasitas produksi dibanding provinsi lainnya di Indonesia.Oleh karena itu sangatlah penting untuk mengkaji potensiekonomi dan peluang investasi di kabupaten/kota diProvinsi Jawa Timur untuk pertumbuhan ekonomi danpembangunan ekonomi. Dalam kajian ini masalahnyadirumuskan bagaimana profil potensi ekonomi dan peluanginvestasi pada sektor pertanian, pertambangan gas/minyakserta pariwisata kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timurberdasarkan potensi unggulan dan wilayah pengembangan.Kajian ini bertujuan untuk memberi gambaran kepadapara investor domestik maupun asing tentang keadaanpotensi ekonomi dan peluang investasi kabupaten/kota diProvinsi Jawa Timur berdasarkan jenis potensi unggulandan wilayah VII pengembangannya. Dari kajian diharapkanbermanfaat untuk para pengambil kebijakan, kajian ini dapatdijadikan landasan dalam pengambilan keputusan yangberkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasipembangunan ekonomi di daerah. Untuk para investor,kajian ini merupakan pemetaan (maffing) dalam memilihlokasi bisnis dan investasi yang lebih menguntungkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di 38 kab/kota se Provinsi JawaTimur yang terdiri dari 28 kabupaten dan 9 kota. Tidak adateknik sampling. Alasan lokasi ini dipilih dikarenakankabupaten/kota di Jawa Timur paling banyak jumlahnyabila dibandingkan provinsi lain di Indonesia, sehinggaberpotensi baik untuk pertumbuhan ekonomi dan investasidi daerah tersebut. Metode yang dipakai dalam kajian iniadalah metode deskriptif. Data yang digunakan adalahdata sekunder dokumenter yang diperoleh dari BadanPenanaman Modal (BPM) Jawa Timur dan Badan PusatStatistik kabupaten/kota se Provinsi Jawa Timur yang diolahkembali berdasarkan kebutuhan dalam analisis. Penelitianini sebagai penelitian pendahuluan yang secara spesifikdan uji statistik perlu dilakukan penelitian lanjutan untukmencari keterkaitan antara satu variabel dengan variabellainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Luas wilayah Provinsi Jawa Timur ini mencapai46.428,57 km² dengan jumlah penduduk sebesar 37.071.731jiwa, sedangkan tingkat per tumbuhan penduduknyasebesar 2,39% dengan kepadatan 798 jiwa per km².Secara administratif, Jawa Timur terdiri dari 29 (duapuluh sembilan) kabupaten dan 9 (sembilan) kota denganSurabaya sebagai ibukota provinsi.1 Provinsi ini memiliki

77

beberapa komoditi unggulan. Sektor pertanian melaluisubsektor tanaman pangan, perkebunan dan sub sektorperikanan mempunyai peranan yang cukup penting dalamperekonomian provinsi ini. Komoditi yang dihasilkannyaantara lain padi, kelapa, tebu, jambu mente, kopi, cengkeh,tembakau, karet dan kakao. Untuk sub sektor perikanan,terdiri atas perikanan laut, perairan umum dan perikananbudidaya. Adapun volume ekspor provinsi ini sepanjangtahun 2005 mencapai 6,95 juta ton dengan nilai US$ 7,43

miliar. Berikut ini profil potensi dan peluang Investasipertanian, minyak/gas dan pariwisata menurut potensiunggulan dan wilayah pengembangan di kabupaten/kotase Provinsi Jawa Timur.

Potensi sumber daya pertanian kabupaten/kota di JawaTimur. Komoditas utama pertanian yang potensial antaralain padi, jagung, kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran.Luas panen padi sawah dan ladang di Jawa Timur tahun 1997adalah 1.606.278 ha dengan hasil produksi 8.846.406 ton;

Tabel 1. peluang investasi pertanian menurut potensi unggulan dan wilayah pengembangan di kabupaten/kota se ProvinsiJawa Timur

WilayahPengembangan

LokasiKabupaten/Kota

Potensi Unggulan

I Kabupaten Probolinggo

Kabupaten Lumajang

Kabupaten Jember

Kabupaten Bondowoso

Kabupaten Situbondo

Kabupaten Banyuwangi

Jagung, Anggur, bawang merah dan Mangga

Padi, Jagung, Ubi kayu, Cabe rawit, Bawang, Daun, Pisang dan Nangka

Padi, Jagung, Cabe, Jeruk dan Durian

Padi, Kentang, Cabe, Tebu dan Tembakau

Mangga dan Bawang merah

Padi, Semangka, Cabe besar, Pisang dan Kelapa

II Kota Batu Kota

Malang Kabupaten

Malang Kota Blitar

Kabupaten Blitar

Apel, Jeruk dan Sengon

Jagung, Ubi kayu dan Mangga

Padi, Jagung, Ubi kayu, Apel dan Tanaman Hias

Blimbing

Padi, Jagung, Kedelai, Manggis, blimbing dan Nanas

III Kota Surabaya

Kabupaten Gresik

Kabupaten Lamongan

Kabupaten Tuban

Kabupaten Bojonegoro

Padi

Padi, Jagung, Ubi kayu dan kacang tanah

Padi, Jagung, Kedelai, Pisang dan Mangga

Padi, Jagung, Ubi kayu dan Kacang tanah

Padi, Kedelai, Jagung, Kacang tanah, Bawang merah dan Cabe

IV Kabupaten Nganjuk

Kabupaten Kediri

Kota Kediri

Kabupaten Trenggalek

Kabupaten Tulungagung

Padi, Jagung dan Bawang merah

Padi, Jagung, Ubi kayu, Mangga, Nanas dan Pepaya

Jagung dan Ubi kayu

Padi, jagung, Kedelai, Ubi kayu, Manggis, Durian dan Salak

Padi, jagung, Kedelai, Kacang tanah, Ubi kayu, Blimbing, Duku dan Durian

V Kabupaten Sidoarjo

Kabupaten Mojokerto

Kota Mojokerto

Kabupaten Jombang

Kabupaten Pasuruan

Padi dan Kangkung

Ubi jalar, Bawang merah dan Jamur tiram Padi,

Kedelai, Pisang, Blimbing dan Jambu air Padi,

jagung, Kedelai, Durian, Jambu dan Salak Padi,

Jagung, Kedelai, Apel, Mangga dan Durian

VI Kabupaten Ngawi

Kabupaten Magetan

Kabupaten Madiun

Kota Madiun

Kabupaten Ponorogo

Kabupaten Pacitan

Padi, Kedelai dan Melon

Jagung, Jeruk, Pamelo dan Mangga

Padi, Jagung, Kedelai, Kacang hijau, Mangga, Durian dan Rambutan

Padi

Padi, jagung, Kedelai, Ubi kayu, Buah naga dan Jeruk

Ubi kayu, Jagung, Jahe, Kunyit dan Temulawak

VII Kabupaten Bangkalan

K Kabupaten ab Sampang

Kabupaten Pamekasan

Kab. Sumenep

Padi, Jagung, Kedelai, Ubi kayu, Kacang tanah, Cabe, Pisang dan Melati

Padi, Jagung, Kedelai, Ubi kayu, Pisang, Jambu air, dan Temuireng

Padi, Jagung, Ubi kayu, Jahe, Lengkuas, Temulawak, cabe, Durian dan Pisang

Padi, Jagung, Ubi kayu, Cabe Jamu, Mangga dan Pisang

Sumber: BPM Jatim 2007 (diolah)

78 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 86–95

Tabel 2. Peluang investasi pertambangan minyak dan gas menurut potensi unggulan dan wilayah pengembangan di kab/kota se Provinsi Jawa Timur

WilayahPengembangan

LokasiKabupaten/Kota

Potensi Unggulan

I Kabupaten Probolinggo Batu Gunung, Pasir

Kabupaten Situbondo Batu Andesit, Sirtu

Kabupaten Bondowoso Trass

Kabupaten Banyuwangi Batu Gamping, Andesit, Belerang

Kabupaten Jember Kapur

Kabupaten Lumajang Pasir dan Kwarsa

II Kota Batu -

Kabupaten Malang Batu Gunung, Batu Kapur, Pasir dan batu Pirophilit

Kabupaten Blitar Ferdspar, Bentonit dan Balt Clay

III Kota Surabaya -

Kabupaten Gresik Kapur

Kabupaten Lamongan Batu, Kapur dan Dolomit

Kabupaten Tuban Batu kapur, Tanah liat, pasir, Kwarsa dan Dolomit

Kabupaten Bojonegoro Batu Phospat, Batu Marmer/Onix

IV Kabupaten Nganjuk Batu Gunung, Batu Gamping dan Batu Bintang

Kabupaten Tulungagung Marmer, pasir Besi, Batu Bara dan Mangan

Kabupaten Trenggalek Marmer

V Kabupaten Sidoarjo Gas Bumi dan Yudium

Kabupaten Mojokerto Sirtu

Kabupaten Jombang Pasir, sumur Yodium dan Minyak bumi

Kabupaten Pasuruan Batu Gunung, trass dan Sirtu

VI Kabupaten Ngawi Batu, Andesit dan Sirtu

Kabupaten Ponorogo Galena, batu Gamping dan Trass Marmer

Kabupaten Pacitan Andesit, Bentonit, Felshar, Batu Gamping

VII Kabupaten Bangkalan Phospat, Batu Gamping, Dolomit, Pasir Kwarsa, dan Kalsit

Kabupaten Sampang Phospat dan Batu Gamping

Kabupaten Pemekasan Batu Bata Putih, Pasir Kwarsa, Phospat, Gas dan Minyak Bumi

Kab. Sumenep Batu Gamping, Dolomit, Pasir Kwarsa, Phospat, Gas dan Minyak Bumi

Sumber: BPM Jatim 2007 (diolah)

luaspanenJagung1.102.519ha,hasilproduksinya3.126.669 ton;luas panen ubi kayu 264.297 ha, hasil produksinya3.0929.540 ton; luas panen ubi jalar 19.763 ha, hasilproduksinya 214.667 ton; luas panen kedelai 414.295 ha, hasilproduksinya 513.052 ton; luas panen kacang tanah 146.377ha, hasil produksinya 160.028 ton; luas panen kacang hijau79.344 ha, hasil produksinya 73.090 ton; dan luas panensorgum 2.819 ha, hasil produksinya 6.979 ton. Peluanginvestasi pertanian menurut potensi unggulan dan wilayahpengembangan di Kabupaten/kota ae Provinsi Jawa Timurmenunjukkan bahwa padi, jagung, kedelai dan ubi kayuhampir diseluruh kabupaten dapat ditingkatkan kapasitasproduksinya, tetapi di wilayah kota tentu tidak bisa, kecualiMadiun itu pun hanya padi saja. Jadi wajar bila Jawa Timurmampu berkontribusi beras nasional terhadap stok berasnasional. Kalau dianalisis ke dalam dua wilayah kabupatenpesisir dengan pegunungan. Kabupaten yang berada di

daerah pesisir seperti Kabupaten Gresik, Kabupaten Tuban,tanamannya seperti kacang-kacangan, cabe dan lainnya,sedangkan daerah pegunungan seperti Kabupaten Malang,Kabupaten Pasuruan kebanyakan tanaman buah-buahan,tanaman sayuran dan tanaman rempah-rempah.

Peluang Investasi Pertambangan Minyak dan GasMenurut Potensi Unggulan dan Wilayah PengembanganDi kabupaten/kota se Provinsi Jawa Timur.1 Salah satupotensi sumber daya alam yang dimiliki adalah sektorpertambangan. Dengan luas area pertambangan mencapai10.992,86 ha, jumlah produksi yang dihasilkan adalahsebanyak 29.458.718,76 ton per tahum. Jenis produksi yangdihasilkan dari sektor pertambangan antar lain: batu gunung/anderit dengan produksi sebanyak 55.255,00 ton per tahun,pasir degnan produksi sebanyak 2.003.432,92 ton per tahun;batu kapur denganproduksi sebanyak 16.311.268,00 ton pertahun; Felspart dengan produksi sebanyak 198.094,18 ton per

79

tahun; tanah liat dengan produksi sebanyak 1.868.683,00 tonper tahun; dolomit dengan produksi sebanyak 456.681,52 tonper tahun; marmer dengan produksi sebanyak 1.177.864,00ton per tahun; pasir kwarsa dengan produksi sebanyak62.973,40 ton per tahun; bantonit dengan produksi sebanyak16.600,00 ton per tahun; tanah urug dengan produksi

sebanyak 74.141,00 ton per tahun; trass dengan produksisebanyak 80.225,10 ton per tahun; pasir/krikil batu (sirtu)dengan produksi sebanyak 7.075.176,87 ton.

Potensi hasil tambang dan bahan galian lain di JawaTimur cukup menjanjikan. Daerah ini memiliki beberapatambang dan galian golongan C, seperti deposit minyak dan

Tabel 3. Peluang investasi pariwisata (alam, budaya, agama) menurut potensi unggulan dan wilayah pengembangan dikabupaten/kota se provinsi Jawa Timur

WilayahPengembangan

LokasiKabupaten/Kota

Potensi Unggulan

I Kabupaten Probolinggo Air Terjun, Madakaripura, Ranuagung dan Pantai Bentar.

Kota Probolinggo Tirta Banyuangga, Petik Laut, dan Karapan Kambing.

Kabupaten Lumajang Pemandian, Selokambang dan Pantai Bambang.

Kabupaten Jember Pemnadian Rembangan, Pantai Watu Ulo dan pantai Puger.

Kabupaten Situbondo Pasir Putih, Taman Nasional Baluran.

Kabupaten Bondowoso Pemandian Tasnan, Air Terjn Tancak.

Kabupaten Banyuwangi Kawah Ijen, Plengkung, Tarian Gandrung dan Pantai Sukamade.

II Kota Batu Wisata Paralayang, Batu Night Spektakuler, Jatim Park I, Wisata Pemandian Selectadan Songgoriti.

Kota Blitar Makam Bung Karno, Istana Gebang, Waterpark Sumber Udel dan Makam Aryo Blitar.

Kabupaten Blitar Pantai Tambakrejo, Pantai Serang, Pantai Jolosutro, dan Petilasan Rambut Munte.

Kabupaten Malang Wisata Wendit, Pantai Bale Kambang, Pantai Banyu Biru dan gunung Kawi.

Kota Malang Musium Brawijaya, dan Wisata Religius.

III Kota Surabaya Kebun Binatang, Pantai Kenjeran, Tugu Pahlawan dan Jembatan Suramadu.

Kabupaten Gresik Makam Sunan Giri, Makam Sunan Malik Ibrahim, dan Pantai Delegan.

Kabupaten Lamongan Wisata Bahari dan Goa Maharani.

Kabupaten Tuban Makam Sunan Bonang dan Goa Akbar.

Kabupaten Bojonegoro Waduk Pacal, Api Kayangan dan Wali Kodangan.

IV Kabupaten Nganjuk Air Terjun Sedudo, Wisata Rorokuning.

Kabupaten Kediri Kawasan Gunung Kelud, Posarang, Simpang Lima Gumul.

Kabupaten Trenggalek Goa Lowo, Pantai Prigi, pantai Karang Gingso dan Pantai Damas.

Kabupaten. Tulungagung Argowilis, Waduk Wonorejo dan Pantai Popoh.

V Kabupaten Sidoarjo Waterboom kolam renang

Kabupaten. Mojokerto Pemandian Air Panas, Wana wisata Padusan, Air Terjun Coban Canggu Jolotundo, AirTerjun Dlundung, Makam Religius, Musium Trowulan

Kota Mojokerto Kolam Renang Sekarsari

Kabupaten Jombang Wana wisata Sumber Boto

Kota Pasuruan Makam Mbah Siagah, Makam Untung Suropati dan Pasar Mebel Bokir.

Kabupaten Pasuruan Gunung Bromo, Taman Safari, Kebun Raya, Air Terjun Kakek Bodo, Kaliandra, KrisnaArgowisata, danau ratu Grati, Candi Jawi dan Belahan.

VI Kabupaten Ngawi Waduk Pondoh, Air Terjun Srambang, Musium Trinil.

Kabupaten Magetan Telaga Sarangan, Telaga Wahyu,Upacara Gunung Lawu dan Bumi Perkemahan.

Kota Madiun Makam Koncen

Kabupaten Ponorogo Telaga Ngebel dan Makam Betorokatong.

Kabupaten Pacitan Pantai telengRia, Pantai Srau, Pantai Kelayar dan Goa Gong.

VII Kabupaten Bangkalan Pantai Siring Kemuning, Makam Ratu Ebhu dan Kerapan sapi.

Kabupaten Sampang Pantai Camplong, Hutan Nipah, Waduk Klampis dan Kerapan sapi.

Kabupaten Pamekasan Pantai talang Siring, Api Tak Kunjung Padam, Pantai Jumiang, pantai batu Kerbul danKerapan Sapi

Kabupaten Sumenep Pantai Lobang,Pantai Slopeng,Pulau Mamburit,Taman laut,Keraton dan Musium MakamAstatenggi

Sumber: BPM Jatim 2007 (diolah)

80 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 86–95

gas bumi di lepas pantai utara Gresik, Madura dan Tuban.Sedangkan batu bara, koalin, marmer, timah hitam terdapatdi daerah pegunungan Jawa Timur bagian selatan sepertiPacitan, Tulungagung, dan Ponorogo. Begitu pula denganhasil mangan, air raksa, tembaga, emas, perak, belerang danyodium banyak terdapat di Malang, Trenggalek, Jember,Pacitan, Banyuwangi, Pasuruan, Mojokerto dan Jombang.Sayang tidak ada data terperinci hasil tambang dan bahangalian.

Sektor Pariwisata merupakan sektor yang sangatmenjanjikan jika dikembangkan dan dikelola secara baikdan profesional. Apalagi Jawa Timur punya obyek wisataalam, budaya, dan sejarah. Wisata alam yang ada di JawaTimur antara lain Telaga Sarangan, Tretes, Taman NasionalGunung Bromo, Tengger, Gunung Ketanggungan di Arjuna,Gunung Semeru, Alas Purwo dan Baturetno di Malang,Pantai Pasir Putih di Situbondo, Pantai Popoh, PantaiPacitan, Pantai Ngliyep, dan wisata bahari di beberapadaerah Jawa Timur. Wisata budayanya antara lain CandiPanataran, Candi Jawi, Candi Jago dan Candi Singosaridi Malang, Karapan Sapi di Madura, upacara labuhan disepanjang Pantai Laut Selatan, kesenian tradisional reogPonorogo, dan ludruk. Wisata sejarahnya antara lain makampara wali seperti Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang,Sunan Mojoagung, Sunan Drajat, makam Bung Karno,Trowulan yang merupakan peninggalan kerajaan Majapahit,dan Museum Empu Tantular.

Perbandingan pertumbuhan ekonomi dan investasiswasta kabupaten/kota di Jawa Timur dapat digambarkanberikut.

oleh faktor konsumsi masyarakat, belanja pemerintahdan ekspor netto, sehingga PDRB kabupaten/kota di JawaTimur tetap meningkat. Kedua, dampak investasi padapertumbuhan ekonomi baru akan dirasakan lebih dari satutahun dan memerlukan kurun waktu jangka panjang. Nilairiil invetasi lima daerah tertinggi dari sektor tersier adalahKota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik,Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, KabupatenPasuruan, maka Nilai riil pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota tertinggi juga adalah kabupaten/kota tersebut. Inimenunjukkan bahwa memang investasi swasta (domestik-asing) berpengaruh positif dan searah dengan peningkatanpertumbuhan ekonomi.8 Bila mengamati pertumbuhanekonomi menurut sektor, kabupaten/kota tersebut diatas itulah yang paling tinggi dari sektor tersier dansekundernya.

Mengamati data potensi ekonomi sumber daya alam danpeluang investasi yang dapat menggerakkan pertumbuhanekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Timur dari sektor tersieradalah jasa, perdagangan, Pariwisata dan infrastruktur.Sub sektor jasa seper ti jasa konsultan, rumah sakit,perkantoran dan property. Sub sektor perdagangan sepertiusaha ekspor-impor hasil pertanian dan industri. Subsektor pariwisata seperti perhotelan, travel biro perjalanan,pembangunan objek-objek wisata alam seperti pesisirlaut Sukamadu, Teluk meru di Jember, Pantai Slopeng diSumenep, Pantai Plengkung dan Grajakan di Banyuwangi.Sub sektor Infrastruktur seper ti perluasan BandaraInternasional Juanda Sidoarjo, perluasan pelabuhan lautGresik, Probolinggo, Banyuwangi, Tuban dan Sumenep(Sea port), pembangunan jalan Tol Surokerto (Surabaya-

Investasi Swasta(%) Pertumb.PDRB(%)

2002 2003 2004 2005 2006

230,70

Pasuruan, dan Pembangunan jembatan Suramadu. SektorSekunder meliputi industri tekstil, pengolahan kayu,Farmasi, obat tradisional, industri makanan dan minuman,Kimia, barang logam dan industri kulit. Industri tersebutterpusat di beberapa kabupaten/kota seperti Kota Surabaya,Kabupaten Malang, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo,Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten

41,93

5,15 41,34,397

47,61

5,15 5,65 5,74

-27,88

Probolinggo. Adapun kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timurlainnya pada sektor primer meliputi Kabupaten Sampang,Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Teranggalek,

BPS Jatim diolah (2007)

Gambar 1. Rasio rata-rata investasi swasta dan pertumbuhanekonomi kabupaten/kota di Jawa Timur

Nampak ketika nilai riil investasi swasta (domestik-asing) mengalami penurunan, nilai riil PDRB juga ikutturun, begitu pula ketika nilai riil investasi naik, nilai PDRBjuga ikut naik. Tetapi agak berbeda untuk tahun 2005 nilaiinvestasi turun sampai minus 27,88 persen, tetapi nilaiPDRB tetap naik walaupun tidak besar dari 5,16 menjadi5,65% dan 5,74% saja. Pertama, pada saat itu pertumbuhanekonomi kabupaten/kota di Jawa Timur selain dari nilairiil investasi swasta, saat itu lebih banyak dikonstribusi

Kabupaten Bondowoso dan pertumbuhan ekonominya jugapaling rendah. Kabupaten/Kota tersebut banyak bergerakdi sektor primer pertanian, peternakan dan perkebunanseper ti kacang-kacangan, budi daya ikan laut/tawar,peternakan sapi/ayam/bebek, mente, kopi, karet dan budidaya tembakau. Tetapi secara keseluruhan kabupaten/kotapada sektor primer ini juga memiliki potensi ekonomi danpeluang investasi, karena beras nasional 32 persen dipasokdari Jawa Timur, memiliki lahan pertanian 1.153.620 Ha,petani ikan dan nelayan 459.403 orang, luas hutan 1.361,508,30 Ha (BPS, 2007).

Dinyatakan jumlah investasi di kabupaten/kota ProvinsiJawa Timur semakin meningkat maka laju pertumbuhan

81

ekonomi kabupaten/kota tersebut juga akan semakinbertambah. Perkembangan investasi swasta (domestik-asing) di kabupaten/kota di Jawa Timur berjalan searahdengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerahkabupaten/kota yang bersangkutan. Investasi membuktikanmemiliki pengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi iniditunjukkan dengan adanya kenaikan jumlah barang (goods)dan jasa (services) yang diukur dengan Produk DomestikRegional Bruto (PDRB) atas harga konstan 2000 dan hargaberlaku. PDRB inilah yang menunjukkan prestasi kegiatanekonomi kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Kenaikanpertumbuhan barang dan jasa tersebut karena didorongoleh adanya kenaikan jumlah investasi swasta. Investasiswasta dalam hal ini merupakan penjumlahan dari nilairealisasi penanaman modal domestik dan penanaman modalasing yang ada di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur.Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuaninvestor dalam melakukan investasi swasta adalah mencarikeuntungan (Profit) di samping pertimbangan faktor lainseperti pelayanan, peraturan daerah, kepastian hukum,ketersediaan bahan baku, lokasi strategis dan infrastukturlainnya. Investor domestik maupun asing akan selalumenjadi bahan pertimbangan utama dalam memilih potensidaerah terutama tentang ketersediaan/keberlangsunganbahan baku produksi begitu pula mengenai lokasi usaha.Ini sesuai dengan data di atas bahwa pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur telah membagi tujuh wilayahpengembangan investasi dan potensi unggulan di masing-masing kabupaten/kota lengkap dengan jenis/faktor produksiyang dapat dikembangkan. Pembagian tersebut denganmaksud memberikan informasi pemetaan (mapping) kepadapara investor yang mau membuka usaha di kabupaten/kotatersebut. Potensi unggulan dan peluang investasi tersebutmeliputi investasi pertanian, pertambangan minyak dan gasserta investasi pariwisata di kabupaten/kota Provinsi JawaTimur menurut lokasi pengembangan dan potensi unggulan.Nilai realisasi investasi domestik maupun asing pada kurunpenelitian 2002 hingga 2006 (Fatihudin, 2010) ternyatahanya ada dan terkonsentrasi di beberapa kabupaten/kotasaja seperti Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, KabupatenGresik, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan,Kabupaten Malang, Kabupaten Tuban, Kabupaten Jombang,Kabupaten Kediri, Kabupaten Banyuwangi, KabupatenBondowoso dan Kabupaten Probolinggo. Kabupaten/kotainilah yang pertumbuhan ekonomi memiliki peluang lebihbaik dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur.Ini disebabkan kabupaten/kota tersebut memiliki potensikekayaan daerah yang luas, infrastruktur jalan sudah baik,iklim investasi sudah terbangun, lembaga keuangan sudahbanyak dan sebagainya.

Potensi ekonomi dan peluang investasi dari objekwisata kabupaten/kota di Jawa Timur menurut lokasidan potensi unggulan sangat banyak dan cukup menarikuntuk dikembangkan sebagai industri wisata yang

menguntungkan; wisata alam, wisata budaya dan wisatakhusus lainnya. Wisata alam seperti laut pasir gunungBromo di Kabupaten Probolinggo, Pantai Pelengkungdi Kabupaten Banyuwangi, Kawah Ijen penambanganbelerang di Kabupaten Bondowoso, pantai pasir putih diKabupaten Situbondo, Gua Gong di Kabupaten Pacitan danwisata agro seperti apel di Kota Batu, Kabupaten Malang,perkebunan kopi, karet, coklat di Kabupaten Banyuwangidan perkebunan teh di Lawang Kabupaten Malang, senibatik di Kabupaten Bangkalan, Walisongo, karapan sapidi Madura, kebun binatang dan musium Mpu Tantular diSurabaya dan Taman safari Kabupaten Pasuruan. Potensialam sebagai modal dasar untuk pertumbuhan ekonomidaerah. Begitu pula penerimaan pajak dan retribusi punmudah didapat untuk membiayai pembangunan ekonomidaerah. Penerimaan pajak dan retribusi dapat diperolehdari perusahaan besar yang ada di daerah antara lainperusahaan Semen Gresik di Kabupaten Gresik, perusahaanrokok Gudang Garam di Kota Kediri, perusahaan rokokSampoerna di Kota Surabaya, perusahaan rokok Bentoeldi Kota Malang, perusahaan elektronik dan rumah tanggaMaspion di Kabupaten Sidoarjo, perusahaan bumbu masakMiwon di Kabupaten Mojokerto. Realisasi investasi swastadi kabupaten/kota lain tidak sebesar daerah tersebut.Kabupaten/kota lainnya nampaknya belum menarikminat para investor di daerah tersebut, atau memangpotensi kekayaan daerah tersebut memiliki sumber dayayang terbatas. Khusus kota Surabaya walaupun sumberdaya alamnya terbatas, tetapi pertumbuhan ekonomi danakumulasi modal domestik maupun asing paling tinggibila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di JawaTimur. Kelebihan kota Surabaya di samping sebagai pusatpertumbuhan ekonomi juga sebagai pusat pemerintahanProvinsi Jawa Timur. Perputaran uang dan roda ekonomidi Surabaya lebih banyak menarik para investor berbisnisdi kota tersebut terutama di sektor jasa.

Keputusan untuk membeli barang modal (investasiriil) menurut Keynes dalam Rosyidi (2004: 177) investasitergantung pada tingkat bunga yang dibandingkan denganmarginal efficiency of capital (MEC) yang menunjukkankeuntungan pembelian suatu barang modal. Tingkatbunga menunjukkan biaya modal yang dipinjam, ataubiaya oportunitas bagi pemilik modal. Adapun kriteriapengambilan keputusan dilaksanakan atau tidaknya suatujenis investasi riil dapat berpedoman pada kriteria di bawahini: Jika r > i; proyek investasi tersebut layak dilaksanakankarena menguntungkan; Jika r = i; proyek investasi bolehdilaksanakan atau tidak, tergantung prospek di masamendatang dari investasi tersebut; Jika r < i; investasitidak layak untuk dilaksanakan karena merugi. Dimana radalah keuntungan (revenue) yang diperoleh selama periodeinvestasi dilaksanakan atau MEC. Adapun i adalah sukubunga (interest). Semakin tinggi MEC dari suatu proyekinvestasi, makin besar pula kemungkinan proyek investasi

82 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 86–95

tersebut layak untuk dilaksanakan. Semakin tinggi MECsuatu proyek, maka semakin tinggi kemungkinan proyekinvetasi tersebut memberikan keuntungan bagi investor.Keputusan untuk membeli barang modal tidak hanyatergantung pada MEC (atau nilai r) akan tetapi jugatergantung dari tingkat bunga (i = eksternal rate of return)yang besar kecilnya ditentukan oleh faktor luar, yaitu sektorperbankan.

Sesuai pendapat Samuelson (2004: 140) ada tiga hal yangmenjadi faktor pertimbangan bagi para investor yakni hasil(revenue), biaya (cost) dan ekspektasi. Keputusan investasibergantung pada permintaan output yang dihasilkanoleh investasi, suku bunga dan pajak yang memengaruhibiaya investasi, ekspektasi bisnis mengenai keadaanperekonomian. Oleh karena itu sangat penting memberipeluang dan fasilitas. Peluang dan fasilitas tersebut dapatberupa; kemudahan mengurus perijinan, ijin usaha,cepat merespons keinginan investor seperti keamanan,ketersediaan lahan/lokasi strategis untuk mendirikanperusahaan swasta untuk mendorong pertumbuhanekonomi daerah dan diberi peluang untuk berinvestasilebih banyak lagi, baik dalam jumlah produk, perusahaanmanufaktur maupun jumlah jenis usaha lainnya. Investasiswasta berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi itumemang benar adanya. Tujuan utama dari investasi swastadomestik maupun asing adalah meningkatkan kapasitasproduksi, barang dan jasa bertambah, volume produksimeningkat juga akan meningkatkan penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu daerah seperti sumberdaya alam (land ), sumber daya manusia (labour), modal(capital) dan teknologi. Adanya peningkatan kapasitasproduksi yang pada gilirannya juga akan meningkatkanjumlah output barang dan jasa secara keseluruhan sehinggajumlah pendapatan nasional (GDP) juga meningkat, seiringdengan meningkatnya kapasitas produksi yang diciptakanoleh investasi swasta tersebut. Balas jasa yang dibayarkankepada faktor produksi akan meningkatkan pendapatanmasyarakat kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Bila halini yang terjadi di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timurkemampuan daya beli masyarakat akan meningkat searahdengan meningkatnya pendapatan. Dalam teori konsumsidan pendapatan dijelaskan bahwa pendapatan berdampakpada tingkat konsumsi (consumtion), tabungan (saving)dan investasi (investment). Pertambahan pembelian atasproduk barang dan jasa yang dilakukan terus-menerus olehmasyarakat berdampak pada meningkatnya keuntunganbagi para produsen. Pertambahan kapasitas produksi secaraagregat akan mendorong adanya pertumbuhan ekonomi.

Analisis data ini didukung model Harrod-Domar yangfokus pada laju pertumbuhan investasi (∆I/I) pembentukankapital (investasi) dan ICOR (incremental capital outputratio).3 Jika Y sama dengan output, K sama dengan stokkapital, dan I sama dengan investasi, maka ICOR adalah(∆K/∆Y), penambahan kapital dibagi pertumbuhan

output, sama seperti (I/∆Y), sejak ∆K sama dengan I. Inimenunjukkan bahwa peningkatan investasi sangat erathubungannya dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi suatudaerah. Dalam teori ini tidak saja menekankan pentingnyainvestasi bagi pertumbuhan ekonomi, akan tetapi jugapentingnya peningkatan tabungan nasional, karena tabungannasional sebagai sumber utama pembiayaan investasi.Sebenarnya bertambahnya tabungan adalah merupakandampak dari diperolehnya keuntungan (profit) dari investasiyang dilakukan oleh para investor. Teori neoklasik yangdidasarkan pada fungsi produksi Cobb Douglas, (Yt = Tt,Kt, Lt) bahwa stok modal sangat penting bagi pembentukanpertumbuhan ekonomi/pendapatan nasional di sampingfaktor teknologi (technology) dan tenaga kerja (labor).Harrod-Domar (Jhingan, 2007: 229) menyatakan bahwaperanan kunci dalam pertumbuhan ekonomi suatu negaraadalah investasi (investment). Investasi memiliki multipliereffect; pertama dapat menciptakan pendapatan dan keduadapat memperbesar kapasitas produksi dalam perekonomiandengan cara meningkatkan stok modal (stock capital).Analisis data ini juga didukung teori Smith dalam Deliarnov(2005: 37) yang menyatakan bahwa akumulasi kapitalmelakukan investasi untuk pertumbuhan ekonomi itupenting adanya. Membeli barang modal seperti mesin-mesinproduksi yang modern dan canggih itu akan meningkatkanproduktivitas perusahaan dan output nasional. Memperkuatteori yang dikemukakan oleh Schumpeter dalam Abipraja(1993: 54) yang memiliki keyakinan bahwa sistemkapitalisme merupakan sistem yang paling baik untukmenciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Dalamsistem produksi ada tiga unsur pokok; yakni sumber dayaalam (nature), sumber daya manusia (labour) dan stockbarang kapital. Todaro (1999: 130) yang menyatakanbahwa salah satu faktor utama dalam pertumbuhanekonomi adalah akumulasi modal, disamping kemajuanteknologi dan pertumbuhan penduduk. Akumulasi modalyang diinvestasikan kembali akan memperbesar outputpendapatan nasional. Dalam Sukirno (2000: 336) yangmenyatakan bahwa investasi adalah kegiatan perbelanjaanpengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modaldan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuanproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.

Analisis data ini didukung hasil penelitian KPPOD(2001) pada 90 kabupaten/kota dari 24 Provinsi diIndonesia menyatakan bahwa faktor daya tarik investasi didaerah akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hasilpenelitiannya memberikan rekomendasi kepada pemerintahdaerah kabupaten/kota di Indonesia agar faktor daya tarikinvestasi tersebut harus terus diperbaiki seperti faktorkeamanan, potensi ekonomi daerah, sumberdaya manusia,budaya daerah, infrastruktur, Perda, dan KeuanganDaerah. KKPOD-USAID-The Asia Foundation (2004) di214 kabupaten/kota di Indonesia menyatakan bahwa yangmenjadi daya tarik investasi di daerah tergantung kepada;

83

iklim investasi, kelembagaan, sosial politik, ekonomi daerah,potensi tenaga kerja dan produktivitas serta infrastukturfisik lainnya. Ada tiga hal utama yang diinginkan investordan pengusaha; (1) penyederhanaan sistem dan perizinan,(2) penurunan berbagai pungutan yang tumpang tindih, serta(3) transparansi biaya perizinan.17 Masjkuri (2008) bahwainvestasi swasta berpengaruh secara signifikan terhadappertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tjitroresmi (2006) bahwabila investasi di daerah ingin meningkat dianjurkan daerahtersebut untuk memperbaiki infrastruktur seperti listrik, air,telepon, jalan, pelabuhan disamping faktor kondisi geografisserta kemauan, kemampuan bekerja keras dari pemerintahdaerah seperti halnya kebijakan investasi, terutamaperijinan agar dipermudah. Didukung hasil penelitian BankIndonesia-FEUnika (2000) bahwa untuk meningkatkaninvestasi domestik/asing kabupaten/kota di Provinsi JawaTengah, pemerintah daerah diminta untuk menerapkanOne Stop Service (OSS) sistem kebijakan satu pintu dalamperizinan investasi. Investor sangat membutuhkan adanyakepastian biaya, waktu dan persyaratan yang jelas. Jenislayanan OSS yang harus terapkan itu seperti SIUP (Suratizin usaha perdagangan), SIUI (surat izin usaha industri),TDP (tanda daftar perusahaan), tanda daftar gudang, HO/ITU (izin ganguan dan izin tempat usaha), Pajak reklame,IMB (izin mendirikan Bangunan), IPB (izin penggunaanbangunan) dan lainnya. ditemukan kesepuluh kabupatenmemiliki perbedaan dan kesamaan dalam penerapan OSS;inisiatif, political will dan komitmen pimpinan daerah,kelembagaan, jumlah ijin yang dilayani, prosedur perijinan,biaya dan waktu proses perijinan, insentif. Purwoko,Riphat & Prihartono (2004) meneliti persepsi aparatPemda dan investor dalam melihat aspek-aspek yang harusdipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi.Aspek yang dipertimbangan; infrastruktur, yuridis/formal,lingkungan usaha, sumber daya, aspek pasar.

Banyak dari teori-teori dan penelitian empiristerdahulu yang menyatakan bahwa investasi berpengaruhpositif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ini menunjukkandukungan pada analisis data ini tentang pentingnya analisisdata tentang profil potensi ekonomi dan peluang investasisektor pertanian, minyak dan gas serta sektor pariwisatayang ada di kabupaten/kota se Provinsi Jawa Timur.Analisis data penelitian ini memiliki keterbatasan dankelemahan yakni hanya mengungkapkan profil saja belumke analisis yang lebih mendalam dan spesifik. Oleh karenaitu perlu adanya penelitian lebih lanjut oleh peneliti laintentang keterkaitan antar variabel seperti variabel investasiterhadap pertumbuhan ekonomi, ditambah variabel lain ataukebalikannya.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil studi dan pembahasan tentangprofil potensi pertumbuhan ekonomi dan investasi kabupaten/

kota di Provinsi Jawa Timur dapat disimpulkan; (1) PeluangInvestasi Pertanian, gas/minyak dan pariwisata menurutpotensi unggulan dan wilayah pengembangan di kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur penting untuk diketahui datanyasebagai daya tarik bagi para investor dalam mencari peluanginvestasi. (2) Investasi swasta berkaitan dengan pertumbuhanekonomi. Ini mengandung makna bahwa investasi swastamerupakan variabel yang penting untuk meningkatkanpertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Timur. Investasiswasta mampu menambah nilai PDRB. Ini menunjukkanbahwa peningkatan nilai investasi swasta menjadi penyebabadanya peningkatan pula pada nilai pertumbuhan ekonomikabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik, 2007. Analisa penyusunan kinerja makroekonomi dan sosial Jawa Timur.

2. Todaro, Michael P, 1999. Pembangunan ekonomi di dunia ketiga,1 dan 2. Jakarta: Ghalia Indonesia.

3. Jhingan ML, 2007. Ekonomi pembangunan dan perencanaan.Edisi keenam Belas: Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

4. Abipraja, Soedjono, 1993. Ekonomi pembangunan pengantar dankebijaksanaan. Cetakan Ketiga: Surabaya: Airlangga UniversityPress.

5. Badan Penanaman Modal (BPM) Provinsi Jawa Timur, 2007:Surabaya.

6. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Keputusan kepalaBKPM Nomor 57/SK./2004 Tanggal 20 Juli 2004 tentangPedoman dan tatacara permohonan penanaman modal dalamnegeri (PMDN) dan penaman modal asing (PMA) di Indonesia.BKPM: Jakarta.

7. Budiono, 1990. Ekonomi makro. Edisi keempat, Cetakan kesembilan:Yogyakarta, BPFE-UGM.

8. Fatihudin, 2010. Pengaruh investasi swasta dan investasipemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenagakerja dan tingkat kesejahteraan masyarakat kabupaten/kota diProvinsi Jawa Timur. Disertasi, Program Pascasarjana UniversitasAirlangga Surabaya, Unpublish.

9. Rosyidi H, 2004. Pengantar teori ekonomi pendekatan kepadateori ekonomi mikro dan makro. Edisi baru: Jakarta: RajawaliPers.

10. Samuelson, Nordhaus, 2004. Macroeconomics. Terjemahan, edisiketujuh belas: Jakarta: PT Media Global Edukasi.

11. Jhingan ML, 2007. Ekonomi pembangunan dan perencanaan.Edisi keenam Belas: Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

12. Deliarnov, 2005. Perkembangan pemikiran ekonomi. Jakarta: RajaGrafindo.

13. Sukirno, Sadono, 2000. Makroekonomi modern; perkembanganpemikiran dari klasik hingga keynesian baru. Jakarta: RajawaliPers.

14. KPPOD, 2001. Pemeringkatan daya tarik investasi kabupaten/kota; studi kasus 90 kab/kota; di 68 kabupaten, 22 kota dari 24provinsi di Indonesia. Jakarta: Hasil Penelitian.

15. KPPOD, USAID dan The Asia Foundation, 2004. Daya tarikinvestasi kabupaten/kota di indonesia, persepsi dunia usaha,KPPOD. Jakarta: Hasil Penelitian.

16. KPPOD, USAID dan The Asia Foundation, 2007. Surveytentang daya tarik investasi daerah pada pelaku usaha dari243 kabupaten/kota di 15 provinsi di Indonesia. Jakarta: HasilPenelitian.

17. Halim, Abdul, Theresia Damayanti, 2007. Bunga rampai manajemenkeuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah. Edisi Kedua,Cetakan pertama: Yogyakarta: UPP STIM-YKPN.

84 Jurnal Ekonomika, Vol. 4 No. 2 Desember 2011: 86–95

18. Masjkuri, Siti Umayah, Ahmad Sjafii, 2008. Pembangunan manusiadan kontribusinya terhadap ukuran kesejahteraan di indonesia;pendekatana non-moneter dalam menakar keberhasilanpembangunan. Surabaya: Departemen Ilmu Ekonomi, FE,Universitas Airlangga, Research Grant.

19. Tjitroresmi, Endang, Wiranta Sukarna, Sarana, Jiwa, Ermawati, Tuti,Agung Dhani,(2006. Investasi di era otonomi daerah. Jakarta: PusatPenelitian P2E-LIPI.

20. Bank Indonesia kerjasama dengan P3M FE-UNIKA SoegijapranataSemarang, 2000. Analisis dampak penerapan one stop service(OSS) terhadap peningkatan investasi di Jawa Tengah. BI:Semarang, Hasil Penelitian

21. Purwoko, Singgih Riphat, Bambang Prihartono, 2004. Analisisstrategi pemerintah daerah dalam rangka menarik investor.Kasus Kabupaten Tenggamus: Provinsi Lampung, Hasil Penelitian.