jurnal ekonomi & bisnis dharma andalas
TRANSCRIPT
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
155
VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018
JURNAL EKONOMI & BISNIS
DHARMA ANDALAS
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI, PREFERENSI DAN SIKAP TERHADAP
PERILAKU DOSEN MEMAHAMI PERBANKAN SYARIAH
(Study Kasus pada Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma
Andalas Padang)
Yentisna1, Rishendri1
1)Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas
ABSTRAK Perbankan Syariah mempunyai peranan yang sangat penting di Indonesia yang
mayoritas masyarakatnya beragama Islam dengan berdirinya perbankan syariah ini
berdampak pada masyarakat muslim yang sebagian besar bermuamalah di perbankan
konvensional, hal ini juga terjadi didalam suatu lembaga perguruan tinggi Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Dharma Andalas Padang, bagaimana para dosen melihat fenomena ini
terjadi apakah sudah sesuai dengan prinsip syariah atau sebatas argumen saja.
Dengan demikian seberapa besar analisis tentang persepsi, preferensi, sikap dan perilaku
dosen terhadap perbankan syariah study pada Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Dharma Andalas Padang dan yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah 1)
adanya pengaruh antara persepsi terhadap sikap pada perbankan syariah, 2) adanya pengaruh
preferensi terhadap sikap pada perbankan syariah, 3) adanya pengaruh sikap terhadap perilaku
pada perbankan syariah adalah sbb : a) Berdasarkan uji hipotesis bahwa nilai thitung
adalah 2.071 sedangkan nilai ttabel adalah 1,677 yang lebih besar dibandingkan dengan
thitung. Artinya, persepsi berpengaruh positif terhadap perilaku. Atau dengan kata lain H1
diterima.b) Berdasarkan uji hipotesis bahwa nilai thitung adalah 0.422 sedangkan nilai
ttabel adalah 1,677 yang lebih kecil dibandingkan dengan thitung. Artinya, preferensi tidak
berpengaruh terhadap perilaku. Atau dengan kata lain H2 ditolak. c) Berdasarkan uji hipotesis
bahwa nilai thitung adalah 2.157 sedangkan nilai ttabel adalah 1,677 yang lebih besar
dibandingkan dengan thitung. Artinya, sikap berpengaruh terhadap perilaku. Atau dengan kata
lain H3 diterima. d) Berdasarkan uji hipotesis bahwa nilai fhitung adalah 15,2 f )60
sedangkan nilai ttabel adalah 3,18 yang lebih besar dibandingkan dengan fhitung. Artinya,
persepsi, preferensi, dan sikap berpengaruh positif terhadap perilaku. Atau dengan kata lain
H4 diterima.
kata kunci : Persepsi; Preferensi; Sikap; Perilaku
PENDAHULUAN
Dunia perbankan Indonesia mulai
menapak pada prinsip syari’ah, seiring
dengan pembukaan bank Muamalat pada
November Tahun1991. Istilah syari’ah
sendiri dalam Pasal 1 (angka 13)
Undang-undang No. 10 tahun 1998,
tentang Perubahan atas Undang-undang
No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan,
disebutkan bahwa :
“Prinsip syari’ah adalah aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dengan pihak lain untuk
menyimpan dana dan atau pembiayaan
kegiatan badan usaha, atau kegiatan
lainnya yang sesuai dengan syari’ah,
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
156
antara lain pembiayaan berdasarkan
prinsip bagi hasil (mudharabah),
pembiayaan dengan prinsip penyertaan
modal (musharakah), prinsip jual beli
dengan memperoleh keuntungan
(murabahah) atau pembiayaan barang
modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan (ijarah), atau dengan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan
atas barang yang disewa dari pihak bank
oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
“(Priyonggo & Heri 2004:2)
Membahas tentang ruang lingkup
syari’ah kita tidak dapat melepas sumber
dasar dari syari’ah itu sendiri yaitu Al-
Qur’an dan Al-Hadits.Aturan syari’ah
diambil didasarkan firman Allaah SWT
dan dijelaskan dalam Hadits Nabi serta
beberapa ijtihad para Alim Ulama.
Kemudian untuk menguatkan landasan
secara strukural perundang-undangan
pemerintah mengeluarkan peraturan
perundang-undangan sebagaimana
disebutkan atas dan beberapa peraturan
penunjang lain. Jadi, perangkat
hukumnya sudah komplit dan siap untuk
dilaksanakan pada suatu perbuatan
hukum yang berkaitan dengan perbankan
syari’ah ini.
Secara umum bermitra pada bank
syari’ah dengan yang berlaku di bank
konvensional hampir tidak ada
perbedaan.Hal ini karena, baik di bank
syari’ah
maupun di bank konvensional
diharuskan mengikuti aturan teknis
perbankan secara umum.Akan tetapi bila
diamati lebih dalam, terdapat beberapa
perbedaan diantara keduanya.
Perbedaan pertama terletak pada
akadnya.Pada bank syari’ah, semua
transaksi harus berdasarkan akad yang
dibenarkan oleh syari’ah Islam.
Perbedaan kedua terdapat pada imbalan
yang diberikan.Bank syria’ah
menggunakan pendekatan profit sharing
(berbagi keuntungan).Sedangkan pada
bank konvensional menggunakan konsep
biaya (cost concept) atau bunga untuk
menghitung keuntungan. Perbedaan
ketiga adalah sasaran kredit.Para
penabung di bank konvensional tidak
sadar uang yang ditabung dipinjamkan
untuk berbagi bisnis, tanpa memandang
halal-haram bisnis tersebut. Sedangkan
di bank syari’ah, penyaluran dan
simpanan dari masyarakat dibatasi oleh
prinsip dasar, yaitu prinsip syari’a.
Dosen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis terdiri dari 59 orang, dengan latar
belakang pendidikan yang berbeda,
baik pendidikan umum maupun
pendidikan Islam, masing-masing dosen
mempunyai persepsi berbeda dalam
memandang perbankan. Dari
keseluruhan jumlah dosen Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis yang kurang
lebih berjumlah 59 orang
mempunyai kecenderungan yang
berbeda pula dalam memilih dan
menggunakan jasa perbankan syari'ah,
dengan berbagai alasan masing-
masing. Perbankan syari'ah berdampak
pada sebuah perguruan tinggi yaitu
Universitas Dharma Andalas Padang,
khususnya Fakultas Ekonomi dengan
demikian terjadi pemahaman yang
berbeda masing-masing dosen di
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Para
dosen sudah banyak mengetahui tentang
adanya bank syari'ah maka sudah
selayaknya jika para dosen cenderung
memilih menggunakan jasa perbankan
syari'ah yang sering mengkaji tentang
produk-produk perbankan syariah,
jadi dengan adanya pengetahuan
tentang perbankan syariah tersebut
sangat mempengaruhi sikap dosen
terhadap produk-produk perbankan
syariah sehingga akan menjadi sangat
wajar apabila sebagian dosen mampu
mensikapi produk-produk perbankan
syariah. Perilaku dosen terhadap
perbankan syariah ini dapat dilihat dari
dua aspek yaitu aspek tabungan dan
aspek pembiayaan, apakah bersedia
untuk menabung di bank syariah tanpa
ragu sedikitpun atau tidak berhubungan
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
157
dengan perbankan syariah sama
sekali.
Pada sisi tabungan dan
pembiayaan nantinya akan terlihat
pemahaman tentang sistem perbankan
syariah yang mempunyai sifat
komprehensif. Menurut Heri Sudarsono
(2007) Dalam kehidupan sehari-hari
perilaku konsumen berbeda-beda dalam
Islam perilaku konsumen harus
mencerminkan hubungan dirinya
dengan ALLAH SWT. Islam telah
mengatur segenap perilaku manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
yaitu tidak menyimpang dari ajaran
agama Islam. James, F Angel (1994)
Reaksi yang berbeda akan
menggambarkan perilaku yang berbeda
yaitu konsumen yang berbeda maka
akan memberikan reaksi yang berbeda
pula dalam hal perasaan terhadap
informasi yang sama, sikap biasanya
memainkan peranan utama dalam
membentuk perilaku dalam
memutuskan merek apa yang akan
dibeli dan toko mana yang akan
dijadikan langganan, konsumen secara
khas memilih merek atau toko yang
dievaluasi secara paling
menguntungkan. Berkaitan dengan
preferensi, konsumen akan memberikan
harapannya sebagai standar atau acuan.
Harapan dosen dalam memilih suatu
produk pun memprioritaskan pada
kepuasannya. Jadi dalam kontek
preferensi konsumen umumnya harapan
merupakan perkiraan atau keyakinan
pelanggan tentang apa yang akan
diterimanya karena preferensi
merupakan hasil dari evaluasi. Kasmir
(2004) Persepsi konsumen berkaitan
erat dengan kesadarannya sehingga apa
yang dilakukan oleh konsumen
merupakan kenyataan yang obyektif
yang akan mempengaruhi tindakannya
seperti keputusan membeli, sehingga
persepsi dan perilaku itu sangat
berkaitan dengan keputusan memilih
atau menggunakan suatu barang atau
jasa, jadi apabila persepsi dan
perilaku terhadap perbankan syariah
baik maka preferensinya cenderung
terhadap perbankan syariah.
Perkembangan bank syariah
akan sangat pesat apabila mengacu pada
demand masyarakat akan produk dan
perbankan syariah, sejak tahun 1992
mulai beroperasi yang dikenal dengan
duel banking system di Indonesia.
Perbankan konvensional yang
menerapkan bunga berjalan
berdampingan dengan perbankan
syariah yang menerapkan sistem bagi
hasil. Tetapi dalam hal ini masih banyak
tantangan dan permasalahan yang
dihadapi dalam perkembangan bank
syariah. Permasalahan yang muncul
antara lain rendahnya pengetahuan
tentang perbankan syariah terutama
yang disebabkan dominasi perbankan
konvensional sehingga perbankan
syariah masih dianggap sebelah mata.
Karena dalam pelaksanaannya sistem
perbankan syariah sering mengalami
beberapa kendala diantaranya belum
optimalnya SDM yang di miliki oleh
perbankan syariah tersebut, kesalahan–
kesalahan persepsi tentang perbankan
syariah dan masih ditemukannya
praktik-praktik perbankan syariah yang
menyimpang dari prinsip-prinsip
syariah. Sikap responden terhadap
bunga dan bagi hasil sangat beragam,
sebagian masyarakat tetap menerima
bunga, sebagian menerima sistem bagi
hasil dengan tetap menerima bunga, dan
sebagian lagi menolak bunga sehingga
dari berbagai sikap ini memberikan
nuansa yang cukup menarik sebagai
gambaran tentang pengetahuan,
persepsi, sikap serta perilaku
masyarakat dalam menyikapi perbankan
syariah. Di Fakultas Ekonomi
Universitas Dharma Andalas ini
bagaimana para dosen melihat
fenomena ini terjadi apakah sudah
sesuai dengan prinsip syariah atau
sebatas argumen saja karena tentunya
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
158
para dosen sudah tidak asing lagi
dengan keberadaan bank syariah
tetapi melalui observasi yang peneliti
lakukan secara tidak langsung dengan
salah satu dosen, dosen tersebut
kebetulan sama sekali tidak
menggunakan produk perbankan
syariah dengan alasan beranggapan
sama saja antara perbankan syariah
dengan konvensional.
Berdasarkan dari latar
belakang masalah diatas dapat
dirumuskan pokok permasalahan yang
terjadi dan menjadi fokus penelitian
yaitu :
1. Apakah persepsi berpengaruh pada
sikap dosen Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis terhadap perbankan
syari'ah ?
2. Apakah preferensi berpengaruh
pada sikap dosen Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis dalam
menggunakan jasa perbankan ?
3. Apakah sikap berpengaruh pada
perilaku dosen Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis terhadap perbankan
syariah ?
Menurut Webster sebagaimana
dikutip oleh Sutisna yang menyatakan
persepsi adalah proses bagaimana
stimulus-stimulus (yang mempengaruhi
tanggapan-tanggapan itu diseleksi dan
diinterpretasikan, persepsi setiap orang
terhadap suatu objek itu berbeda-beda
oleh karena itu persepsi mempunyai
sifat subyektif. Stimulus adalah setiap
bentuk fisik atau komunikasi verbal
yang dapat mempengaruhi tanggapan
individu. Salah satu stimulus yang
penting yang dapat mempengaruhi
perilaku konsumen adalah lingkungan
(sosial dan budaya) karena persepsi
setiap orang terhadap suatu objek akan
berbeda-bada oleh karena itu persepsi
mempunyai sifat subjektif. Persepsi
seorang konsumen akan berbagai
stimulus yang diterimanya di pengaruhi
oleh karakteristik yang dimilikinya.
Robert Kreitner dan Angelo
Kinicki (2005) Persepsi adalah proses
interpretasi seseorang atas
lingkungannya.
Seseorang
mengelompokkan informasi dari
berbagai sumber kedalam pengertian
yang menyeluruh untuk memahami
lebih baik dan bertindak atas
pemahaman itu. Prinsip dasar dari
organisasi persepsi adalah penyatuan
(integration) yang berarti bahwa
berbagai stimulus akan dirasakan
sebagai suatu yang dikelompokkan
secara menyeluruh. Informasi
pengorganisasian seperti itu
memudahkan untuk memproses dan
memberikan pengertian yang
terintegrasi terhadap stimulus. Persepsi
dapat juga dikatakan sebagai
pengalaman tentang objek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan.
1. Faktor-faktor fungsional yang
menentukan persepsi. Faktor
fungsional berasal dari kebutuhan,
pengalaman masa lalu dan hal-hal
lain yang termasuk dalam faktor-
faktor personal, yang menentukan
persepsi bukan jenis atau bentuk
stimuli, tetapi karakteristik orang
yang memberikan respons pada
stimuli itu.
2. Faktor-faktor struktural yang
menentukan persepsi.
Faktor- faktor struktural berasal
semata-mata dari sifat stimuli fisik
dan efek-efek saraf yang
ditimbulkanya pada sistem syaraf
individu. Maksudnya di sini yaitu
dalam memahami suatu peristiwa
seseorang tidak dapat meneliti fakta-
fakta yang terpisah tetapi harus
mamandangnya dalam hubungan
keseluruhan, melihatnya dalam
konteksnya, dalam lingkungannya
dan masalah yang dihadapinya.
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
159
Gambar 1
Proses Persepsi
Sumber : Diadaptasi dari Michael R.
Solomon (1996) ” Consumer
Behavior ” Prentice- Hall International.
Beberapa karakteristik
konsumen yang mempengaruhi
persepsi adalah sebagai berikut :
1. Membedakan stimulus yaitu
bagaimana konsumen bisa
membedakan antara dua stimuli atau
lebih, apakah konsumen merasakan
perbedaan antara kedua produk
tersebut.
2. Persepsi bawah sadar yaitu
kemampuan konsumen memberikan
tanggapan terhadap stimulus yang
berada dibawah kesadaran atau
berada dibawah ambang batas
kesadarannya.
3. Tingkat adaptasi adalah ketika
konsumen sudah merasa terbiasa
dan kemudian tidak lagi mampu
memperhatikan stimulus yang
berulang-ulang.
4. Seleksi perseptual seperti telah
dijelaskan sebelumnya bahwa
persepsi merupakan bagian dari
evaluasi proses seleksi dan
interpretasi terhadap stimulus. Proses
persepsi yang pertama adalah seleksi
perseptual. Seleksi perseptual terjadi
ketika konsumen menangkap dan
memilih stimulus berdasarkan pada
psikologikal set yang dimiliki.
Psikologikal set yaitu berbagai
informasi yang ada dalam memory
konsumen. Sebelum seleksi
persepsi terjadi, terlebih dulu
stimulus harus mendapatkan
perhatian dari konsumen.
Muhammad Muflih (2006) Persepsi
adalah proses yang dilakukan
individu untuk memilih, mengatur,
dan menafsirkan kedalam gambar
yang berarti dan masuk akal menurut
dunia.
5. Perhatian yang dilakukan oleh
konsumen dapat terjadi secara
sengaja atau tidak sengaja.
Hal-hal yang telah diterangkan
di atas pengaruh persepsi di antara
bermacam-macam orang menurut
karakteristik masing-masing, maka ada
pula hal-hal lain yang menyebabkan
satu obyek yang sama dipersepsikan
berbeda oleh masing-masing individu.
Perbedaan persepsi dapat disebabkan
oleh hal-hal dibawah ini :
1. Set yaitu harapan seseorang akan
rangsang yang akan timbul
2. Kebutuhan yaitu kebutuhan-
kebutuhan sesaat maupun yang
menetap pada diri seseorang, akan
mempengaruhi persepsi orang
tersebut. Dengan demikian,
kebutuhan-kebutuhan yang berbeda,
akan menyebabkan pula perbedaan
persepsi
3. Sistem nilai yaitu sistem nilai yang
berlaku dalam suatu masyarakat
berpengaruh pula terhadap persepsi.
4. Ciri kepribadian yaitu ciri kepribadian
akan mempengaruhi pula persepsi.
Definisi dari preferensi itu
sendiri mempunyai beberapa defenisi di
antaranya :
1. Preferensi adalah hak (untuk)
didahulukan dan diutamakan,
diprioritaskan, pilihan kecenderungan
atau kesukaan dalam menggunakan
atau memanfaatkan suatu barang
atau jasa. Dalam penelitian ini lebih
menekankan pada pembahasan
preferensi konsumen.
2. Preferensi Konsumen adalah nilai–
nilai pelanggan yang diperoleh
dalam menentukan sebuah pilihan.
Stimuli Penerimaan indra
Stimuli Interpretasi
Tanggapan
Persepsi
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
160
Preferensi konsumen adalah Penilaian
keinginan terbaik dari konsumen,
preferensi konsumen menentukan
pilihan konsumen jika konsumen
dihadapkan pada banyak ragam
pilihan produk yang sejenis.
Setelah konsumen melakukan
pencarian dan pemprosesan
informasi,langkah selanjutnya adalah
menyikapi adanya informasi yang
diterimanya. Apakah konsumen akan
meyakini informasi yang akan
diterimanya atau memilih produk
tertentu yang akan digunakan, hal ini
akan berkaitan erat dengan sikap
yang dikembangkan. Keyakinan-
keyakinan dan pilihan konsumen
(preference) atas suatu produk adalah
merupakan sikap konsumen. Dalam
banyak hal, sikap terhadap produk
tertentu sering mempengaruhi apakah
konsumen akan menggunakanya atau
tidak. Sikap ini dapat bersifat positif,
dan dapat pila bersifat negatif.
Dalam sikap positif, kecenderungan
tindakan adalah mendekati,
menyenangi dan mengharapkan objek
tertentu, sedangkan dalam sikap negatif
terdapat kecenderungan untuk
menjauhi, menghindari dan tidak
menyukai objek tertentu. Sikap positif
terhadap produk tersebut akan
memungkinkan konsumen
menggunakan produk tersebut,
sebaliknya sikap negatif akan
menghalangi konsumen untuk
menggunakan produk tersebut.
Definisi dari sikap (intitude)
sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang
memungkinkan orang berespon dengan
cara menguntungkan atau tidak
menguntungkan secara konsisten
berkenaan dengan objek yang diberikan,
sikap adalah variabel terpenting yang
dimanfaatkan didalam studi perilaku
manusia. Sifat yang penting dari
sikap adalah kepercayaan dalam
memegang sikap tersebut.
Beberapa sikap mungkin dipegang
dengan keyakinan kuat, sementara
yang lain mungkin ada dengan tingkat
kepercayaan yang minimum. Mengerti
tingkat kepercayaan yang
dihubungkan dengan sikap adalah
penting karena dapat mempengaruhi
kekuatan hubungan diantara sikap dan
perilaku. Sikap yang dipegang
dengan penuh kepercayaan biasanya
akan jauh lebih diandalkan untuk
membimbing perilaku. Bila
kepercayaan rendah, konsumen
mungkin tidak merasa nyaman dengan
bertindak berdasarkan sikap yang sudah
ada.
Kepercayaan dapat
mempengaruhi kerentanan sikap
terhadap perubahan. Sikap lebih
resisten terhadap perubahan bila
dipegang dengan kepercayaan yang
lebih besar. Definisi sikap yang paling
klasik dikemukakan oleh Gordon
Allport mendefinisikan sikap dalah
mempelajari kecenderungan
memberikan tanggapan pada suatu
obyek atau sekelompok objek baik
disenangi atau tidak disenagi secara
konsisten. Pengaruh sikap terhadap
perilaku secara umum bergantung pada
keterlibatan konsumen dengan
pembeliannya, ketika konsumen
mempunyai keterlibatan yang tinggi,
sikap merupakan bagian dari pengaruh
yang menyebabkan keputusan untuk
membeli (pertama kali konsumen
mempuyai kepercayaan terhadap suatu
produk, kemudian mengembangkan
sikap terhadap produk dan kemudian
memutuskan menggunakan atau tidak
produk tersebut).
Faktor-faktor intern dan
ekstern yang mempengaruhi
terbentuknya sikap:
1. Faktor intern yaitu faktor- faktor
yang terdapat dalam diri orang
yang bersangkutan sendiri, seperti
selektivitas.
2. Faktor ekstern yaitu selain faktor-
faktor yang terdapat dalam diri
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
161
seseorang seperti, sifat obyek yang
dapat dijadikan sasaran sikap dan
pengalaman-pengalaman yang
berhubungan dengan suatu hal
tertentu. Proses pembentukan dan
perubahn sikap.
Sikap dapat terbentuk atau
berubah melalui 4 macam cara :
1. Adopsi adalah kejadian-kejadian dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi
berulang-ulang dan terus-menerus,
lama kelamaan secara bertahap
diserap kedalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya suatu.
2. Diferensiasi yaitu dengan
bertambahnya inteligensi,
bertambahnya pengalaman sejalan
dengan bertambahnya usia, maka ada
hal-hal yang tadinya dianggap sejenis,
sekarang dipandang tersendiri lepas
dari jenisnya.
3. Integrasi adalah pembentukan disini
terjadi secara bertahap, dimulai
dengan berbagai pengalaman yang
berhubungan dengan satu hal tertentu,
sehingga akhirnya terbentuk sikap
mengenai hal tersebut.
4. Trauma adalah pengalaman yang
tiba-tiba mengejutkan yang
meninggalkan kesan mendalam pada
jiwa orang yang bersangkutan.
Dalam model perilaku
konsumen dari Howard dan Sheth
terdiri dari proses pengamatan dan
proses belajar. Variabel proses
pengamatan terdiri dari :
1. Perhatian merupakan reseptor-
reseptor indera untuk
mengendalikan penerimaan
informasi.
2. Stimulus ambiguity yaitu
ketidakpastian tentang yang
diamati dan idak adanya makna dari
informasi yang diterima.
3. Perseptual bias ( penyimpangan
pengamatan) yaitu suatu distorsi
dari informasi yang diterima.
4. Overt search (penelusuran nyata)
yaitu penelusuran informasi secara
aktif. Variabel proses belajar terdiri
dari :
5. Motif yaitu suatu dorongan dari
dalam diri untuk mencapai tujuan
membeli.
6. Kriteria memilih yaitu
seperangkat motif yang
berhubungan dengan tingkat produk
yang menjadi pertimbangan.
7. Pemahaman produk
8. Sikap yaitu kesukaan pada produk
yang didasarkan atas kriteria
memilih
9. Kepercayaan yaitu keyakinan
terhadap suatu produk tertentu.
10. Kepuasan yaitu tingkat
penyesuaian antara kebutuhan
dengan pembelian barang yang
diharapkan oleh konsumen.
Dalam hal ini lebih pada
pembahasan tentang perilaku
konsumen. Perilaku Konsumen
didefenisikan sebagai berikut :
1. Perilaku Konsumen adalah tindakan
konsumen dalam pembuatan
keputusan untuk pembelian yang
lebih baik.
2. Menurut James F Angel sebagaimana
dikutip oleh Drs.A A Anwar
Mangkunegara, Perilaku konsumen
adalah sebagai tindakan–tindakan
individu yang secara langsung terlibat
dalam usaha memperoleh dan
menggunakan barang- barang jasa.
3. Menurut David L Laudon
sebagaimana dikutip oleh Prabu
Anwar Mangkunegara, Perilaku
konsumen adalah proses pengambilan
keputusan dan aktifitas individu
secara fisik yang dilibatkan dalam
mengevaluasi, memperolah atau
menggunakan barang-barang jasa.
4. Perilaku konsumen adalah tindakan-
tindakan proses dan hubungan sosial
yang dilakukan oleh individu atau
kelompok dalm mendapatkan atau
menggunakan suatu produk,
pelayanan dan sumber-sumber
lainnya.
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
162
5. Perilaku Konsumen adalah Studi
tentang unit pembelian dan proses
pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi dan pembuatan
barang, jasa, pengalaman serta ide-
ide.
METODE PENELITIAN
Kerangka pemikiran teoritik
dituangkan dalam gambar sebagai
berikut : Model kerangka pikir persepsi,
preferensi dan perilaku terhadap
perbankan syari'ah :
Gambar 2
Kerangka Pemikiran Teoritik
Sumber : Dikembangkan dari penelitian BI
(2000), Khoirudin (2005) dan
Hamidi (2000)
Hipotesis berasal dari kata “
Hypo” yang berarti di bawah dan
“thesa” yang artinya kebenaran.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Defenisi di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa hipotesis
adalah jawaban sementara yang harus
dilakukan kebenarannya. Berdasarkan
tinjauan pustaka dan kerangka teori
maka hipotesis penelitian dirumuskan
sebagai berikut :
H1 : Persepsi berpengaruh positif
terhadap sikap.
H2 : Preferensi berpengaruh positif
terhadap sikap.
H3 : Sikap berpengaruh positif tarhadap
perilaku
H4 : Persepsi, Preferensi dan Sikap
berpengaruh Simultan Terhadap
Perilaku
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menguji validitas dan
realiabilitas instrumen, penulis
menggunakan analisis dengan SPSS.
Berikut hasil pengujian validitas.
Untuk tingkat validitas dilakukan uji
signifikansi dengan membandingkan
nilai r hitung dengan nilai r tabel.
Untuk degree of freedom (df) = n-k
dalam hal ini n adalah jumlah sampel
dan k adalah jumlah konstruk. Pada
kasus ini besarnya df dapat dihitung
35-2 atau df = 33 dengan alpha 0,05
didapat r tabel 0,334, jika r hitung
(untuk tiap-tiap butir pertanyaan dapat
dilihat pada kolom corrected item
pertanyaan total correlation) lebih besar
dari r tabel dan nilai r positif, maka
butir pertanyaan tersebut dikatakan
valid.
Tabel 1
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel
Item pertanyaan
Corrected
Item pertanyaan
Total Correlation
r table
Ket.
Persepsi
Persepsi 1 0.854 0,30 Valid
Persepsi 2 0.826 0,30 Valid
Persepsi 3 0.679 0,30 Valid
Persepsi 4 0.543 0,30 Valid
Preferensi
Preferensi 1 0.881 0,30 Valid
Preferensi 2 0.834 0,30 Valid
Preferensi 3 0.815 0,30 Valid
Preferensi 4 0.748 0,30 Valid
Sikap
Sikap 1 0.891 0,30 Valid
Sikap 2 0.842 0,30 Valid
Sikap 3 0.929 0,30 Valid
Sikap 4 0.876 0,30 Valid
Perilaku
Perilaku 1 0.683 0,30 Valid
Perilaku 2 0.418 0,30 Valid
Perilaku 3 0.831 0,30 Valid
Perilaku 4 0.886 0,30 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Persepsi
Preferensi
Perilaku Terhadap
Perbankan Syariah
Sikap
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
163
Dari tabel-tabel di atas dapat
diketahui bahwa masing-masing item
pertanyaan memiliki r hitung > dari r
tabel (0,30) dan bernilai positif.
Dengan demikian butir pertanyaan
tersebut dinyatakan valid.
Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Reliabilitas Coefficient
Cronbach Alpha
Keterangan
Persepsi 4 Item pertanyaan
0.866 Reliabel
Preferensi 4 Item
pertanyaan 0.920 Reliabel
Sikap 4 Item
pertanyaan 0.952 Reliabel
Perilaku 4 Item
pertanyaan 0.847 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Dari keterangan tabel di atas
dapat diketahui bahwa masing-masing
variabel memiliki Cronbach Alpha >
0,60. dengan demikian variabel
(persepsi, perilaku, sikap, dan perilaku)
dapat dikatakan reliabel.
Untuk menguji kenormalan
data adalah dengan menggunakan
Grafik Normal P-P Plot dengan cara
melihat penyebaran datanya. Jika pada
grafik tersebut penyebaran datanya
mengikuti pola garis lurus, maka
datanya normal.
Gambar 3
Uji Normalitas
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan grafik normal P-P
Plot menunjukkan bahwa titik yang
mengikuti garis diagonal. Jadi dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi
normal
Uji Multikolieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel independent.
Tabel 3
Uji Multikolieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Persepsi .392 2.548
Preferensi .154 6.510
Sikap .186 5.383
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Dari hasil pengujian
multikolineoritas yang dilakukan
diketahui bahwa nilai variance inflation
factor (VIF) yaitu lebih kecil dari 10,
sehingga bisa diduga bahwa antar
variabel independen tidak terjadi
persoalan multikoliniearitas.
Gambar 4
Uji Heterokedasitas
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan grafik scatterplot
menunjukkan bahwa terdapat pola yang
jelas serta titik yang menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi.
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
164
1. Uji Parsial ( Uji statistik t)
Uji hipotesis dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh
variable bebas dengan variable terikat
secara parsial. Pengolahan data
menggunakan SPSS for windows versi
17.0.
Untuk mengetahui apakah hipotesa yang
diajukan adalah signifikan atau tidak,
maka perlu membandingkan antara
thitung dengan t tabel. Di mana jika nilai
thitung > ttabel , maka hipotesa dapat
diterima, dan sebaliknya, jika thitung <
ttabel maka hipotesis 1 diatas tidak
dapat diterima.
Diketahui bahwa t tabel untuk df
= 50 – 3 = 47 dengan signifikasi 5%
adalah 1,677 Berdasarkan data-data yang
diperoleh dari 50 responden di dapat
hasil
penghitungan thitung sebagai berikut
Tabel 4
Uji t
Model
Unstandarized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std.
Error Beta
1 (Constant) 1.183 .429 2.759 .008
Persepsi
.364 .176 .345 2.071 .044
Preferensi
-.099 .235 -.112 -.422 .675
Sikap
.458 .213 .522 2.157 .036
a. Dependent Variable: Perilaku Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Dari tabel 4 konstanta sebesar
1.183 artinya jika persepsi (X1) dan
preferensi (X2), sikap (X3) nilainya
adalah 0 (nol) maka perilaku terhadap
terhadap bank syariah sebesar 1,183.
Jika nilai persepsi meningkat sebesar 1
satuan maka dan nilai preferensi dan
sikap adalah 0 (nol) maka perilaku
terhadap bank syariah bertambah
sebesar 0,364. Begitu seterusnya untuk
variabel yang lain.
Hasil pengujian Hipotesis
menunjukkan:
1. Hipotesis 1 yang berbunyi:
persepsi berpengaruh positif
terhadap perilaku. Dari tabel 4.11,
diketahui bahwa nilai thitung adalah
2.071 sedangkan nilai ttabel adalah
1,677 yang lebih besar dibandingkan
dengan thitung. Artinya, persepsi
berpengaruh positif terhadap
perilaku. Atau dengan kata lain H1
diterima.
2. Hipotesis 2 yang berbunyi:
preferensi berpengaruh positif
terhadap perilaku Dari tabel 4.11,
diketahui bahwa nilai thitung adalah
0.422 sedangkan nilai ttabel adalah
1,677 yang lebih kecil
dibandingkan dengan thitung. Artinya,
preferensi tidak berpengaruh
terhadap perilaku. Atau dengan kata
lain H2 ditolak.
3. Hipotesis 3 yang berbunyi:
preferensi berpengaruh positif
terhadap perilaku. Dari tabel 4.11,
diketahui bahwa nilai thitung adalah
2.157 sedangkan nilai ttabel adalah
1,677 yang lebih besar
dibandingkan dengan thitung. Artinya,
sikap berpengaruh terhadap perilaku.
Atau dengan kata lain H3 diterima.
Uji Simultan( Uji statistik f)
Uji hipotesis dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh
variable bebas dengan variable terikat
secara simultan. Pengolahan data
menggunakan SPSS for windows versi
17.0. Berdasarkan data-data yang
diperoleh dari 50 responden di dapat
hasil sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah hipotesa yang
diajukan adalah signifikan atau tidak,
maka perlu membandingkan antara
fhitung dengan f tabel. Di mana jika nilai
thitung > ttabel , maka hipotesa dapat
diterima, dan sebaliknya, jika thitung <
ttabel maka hipotesis 1 diatas tidak
dapat diterima. Diketahui bahwa t tabel
untuk df = 50 – 3 = 47 dengan
signifikasi 5% adalah 3,18 Sedangkan
penghitungan fhitung adalah sebagai
berikut
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
165
Tabel 5
Uji f ANOVAb
Model Sum of Squares
df Mean
Square F Sig.
1
Regression 18.693 3 6.231 15.260 .000a
Residual 18.783 46 .408
Total 37.476 49
a. Predictors: (Constant), Sikap, Persepsi, Preferensi b. Dependent Variable: Perilaku
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Dari tabel 5 konstanta sebesar
15,260 artinya jika persepsi (X1),
preferensi (X2) dan sikap (X3) nilainya
positif sebesar 15,260.
Hipotesis 4 yang berbunyi:
persepsi, preferensi, dan sikap
berpengaruh positif terhadap perilaku.
Dari tabel 5 diketahui bahwa nilai
fhitung adalah 15,260 sedangkan nilai
ttabel adalah 3,18 yang lebih besar
dibandingkan dengan fhitung. Artinya,
persepsi, preferensi, dan sikap
berpengaruh positif terhadap perilaku.
Atau dengan kata lain H4 diterima
Koefisien Korelasi dan Determinasi
Analisis koefisien korelasi dan
determinasi dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar nilai
prosentase kontribusi variabel bebas
terhadap variabel terikat. Dari hasil
perhitungan melalui alat ukur statistik
SPSS 17.0 for Windows didapatkan nilai
koefisien korelasi dan determinasi
sebagai berikut :
Koefisien Korelasi (R) dan
Determinasi (R2) Untuk Variabel
Independen persepsi (X1) dan
preferensi (X2) terhadap Variabel
dependen sikap (X3).
Tabel 6
Hasil Koefisien Korelasi dan
Determinasi Model Summary
b
Model
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .706a .499 .466 .63900
a. Predictors: (Constant), Sikap, Persepsi, Preferensi b. Dependent Variable: Perilaku Sumber: Data Primer yang diolah, 2017
Pada tabel 6 telah di
deskripsikan pada tabel statistik model
summary diketahui nilai koefisien
korelasi (R) sebesar 0,706 dan koefisien
determinasi sebesar 0,466, dapat
diartikan bahwa variabel sikap (X3)
yang dapat dijelaskan oleh variabel
bebas persepsi (X1) dan preferensi (X2)
sebesar 46.6%. Jadi variabel
independen mampu menjelaskan
variabel dependen sebesar 46.6%
sedangkan sisanya 53.4% dijelaskan
variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model ini (tidak diteliti).
SIMPULAN
Berdasarkan data dan analisis
yang diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, dapat diambil beberapa
kesimpulan :
a. Berdasarkan uji hipotesis bahwa nilai
thitung adalah 2.071 sedangkan nilai
ttabel adalah 1,677 yang lebih besar
dibandingkan dengan thitung. Artinya,
persepsi berpengaruh positif terhadap
perilaku. Atau dengan kata lain H1
diterima.
b. Berdasarkan uji hipotesis bahwa nilai
thitung adalah 0.422 sedangkan nilai
ttabel adalah 1,677 yang lebih kecil
dibandingkan dengan thitung. Artinya,
preferensi tidak berpengaruh
terhadap perilaku. Atau dengan kata
lain H2 ditolak.
c. Berdasarkan uji hipotesis bahwa nilai
thitung adalah 2.157 sedangkan nilai
ttabel adalah 1,677 yang lebih besar
dibandingkan dengan thitung. Artinya,
sikap berpengaruh terhadap perilaku.
Atau dengan kata lain H3 diterima.
d. Berdasarkan uji hipotesis bahwa nilai
fhitung adalah 15,2
e. 60 sedangkan nilai ttabel adalah 3,18
yang lebih besar dibandingkan
dengan fhitung. Artinya, persepsi,
preferensi, dan sikap berpengaruh
positif terhadap perilaku. Atau
dengan kata lain H4 diterima.
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
166
Keterbatasan
Dalam penelitian yang peneliti
lakukan tentunya mempunyai banyak
keterbatasan-keterbatasan, antara lain:
1. Keterbatasan pengetahuan peneliti
tentang analisis persepsi, preferensi,
sikap dan perilaku terhadap
perbankan syariah sehingga
dalam pembahasan tidak diuraikan
secara lengkap.
2. Keterbatasan waktu dan tenaga
mengingat banyaknya responden
yang sibuk
3. Penelitian dilaksanakan selama
penyusunan penelitian. Waktu yang
singkat inilah yang dapat
mempersempit ruang gerak peneliti,
sehingga dapat berpengaruh terhadap
hasil penelitian yang penulis lakukan.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini
penulis menggunakan instrumen
penelitian yang dapat mempersingkat
waktu penelitian yaitu dengan
penyebaran angket.
Setelah melihat keterbatasan
tersebut, peneliti memberikan saran
sebagai kritik adapun saran-saran yang
dapat penulis berikan antara lain :
1. Persepsi dan preferensi terhadap
perbankan syariah tidak selalu
mempengaruhi sikap seseorang
dalam bertindak ini dapat di lihat
pada kenyataan yang terjadi pada
dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Dharma Andalas.
2. Hasil penelitian ini sekiranya dapat
dijadikan acuan bagi penelitian lain
untuk mengembangkan maupun
mengoreksi dan melakukan perbaikan
seperlunya
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenul, (2000), Memahami Bank
Syariah (lingkup, Peluang,
Tantangan dan Prospek), Alvabet,
Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2000), Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
BI,(2000) Potensi,Preferensi dan
Perilaku Masyarakat DIY dan
Jawa Tengah Terhadap Perbankan
Syariah, Semarang.
.Ghozali,Imam, (2006),Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
H.Malayu S.P Hasibuan,(2005), Dasar
dasar Perbankan, Jakarta: PT Bumi
Aksara, Yogyakarta.
Hamidi, (2000), Persepsi dan Sikap
Santri Jawa Timur terhadap Bank
Syariah, Jawa Timur.
Khoiruddin,(2005), Preferensi Nasabah
terhadap Produk Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah dan
Murabahah Bank Syarih.
Kreitner, Robert, (2005), Perilaku
Organisasi (Organizational
Behavior), Salemba Empat,
Jakarta.
MeidarF.M, (1997), Kamus Lengkap
Exclusive Inggris–Indonesia,
Eskamedia, Jakarta
Mowen John C, (2001), Perilaku
Konsumen(edisi kelima),
ERLANGGA, Jakarta.
Muflih,Muhammad,M.A. (2006)
Perilaku Konsumen dalam
Perspektif Ekonomi Islam,PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Muhammad. Drs, (2008), Metode
Penelitian Ekonomi Islam
Pendekatan Kuantitatif, PT RAJA
GRAFINDO PERSADA, Jakarta.
Perwata,(1992) Karnaen Atmadja, Apa
dan Bagaimana Bank Islam, Dana
Bakti Wakaf, Yogyakarta.
Prabu,Anwar Mangkunegara, Drs.
(1988), Perilaku Konsumen,
PTERESCO, Bandung
RidwanMuhammad, (2004), Kontruksi
Bank Syariah Indonesia, UIIPress,
Jakarta
Sholahudin, Muhammad SE,Msi.
(2006), Lembaga Keuangan
JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 20 NO 1, JANUARI 2018 P- ISSN 1693 - 3273 E- ISSN 2527 - 3469
167
Islam, Muhammadiyah University
Press, Surakarta
Sudarsono, Heri, (2007), Konsep
Ekonomi Islam Sebagai Pengantar,
Ekonomia, Yogyakarta.
Sugiono, (2007), Metode Kualitatif dan
Kuantitatif dan R&D,Bandung:
Alfa Beta, Bandung
Sutisna.(2001), Perilaku Konsumen dan
Komunikasi Pemasaran, PT
Remaja Rosda karya, Bandung
Umar, (2002), Husein, Research
Methods In Financeand Banking,
Gramedia
PustakaUtama, Jakarta,
Widodo, Edy, dkk, (2005), Mengapa
Memilih Bank Syariah,Bogor:
Galia Indonesia, http://www.ac.id-
Preferensi–Konsumen
http://www.walisongo.ac.id.pengembang
an-prodi-dkonomi-islam-ftnz