jurnal dprd provinsi lampung | edisi september 2015

36
1 JURNAL KEGIATAN DPRD PROVINSI LAMPUNG Edisi IX/September 2015 JURNAL KEGIATAN DPRD PROVINSI LAMPUNG

Upload: rudy-dprd

Post on 24-Jul-2016

261 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September 2015

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

1JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNG

Page 2: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

2JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

Diterbitkan OlehSekretariat DPRDProvinsi Lampung

PELINDUNGPimpinan DPRD Provinsi Lampung:H. Dedi Afrizal, S.Kep;H. Toto Herwantoko, S.E., M.M.;H. Ismet Roni, S.H.;Ir. H. Johan Sulaiman, M.M.;

H. Pattimura, S.E.

PEMBINASekretaris DPRD Provinsi Lampung:

H. Sutoto, S.H., M.H.

PENANGGUNG JAWABKepala Bagian Perundang-udangan:Bambang Joko Dwi Sunarto, S.H., M.H.

PENGARAHKepala Bagian Umum:Grisman Medy Putra, S.P., M.M.Kepala Bagian Persidangan:Zurizal, S.E., M.Si.Kepala Bagian Keuangan:Tina Malinda, S.Sos., M.M.Kepala Bagian Humas & Protokol:

Dr. Elip Heldan, A.P., M.Si.

PEMIMPIN REDAKSIKasubag Dokumentasi, Informasi,dan Perpustakaan:

Fitri Sisnani, S.Sos.

SEKRETARIS REDAKSINeli Yuniar

ALAMAT REDAKSIGedung DPRD Provinsi LampungJl. Wolter Monginsidi No. 69,Telukbetung, BandarlampungTelepon (0721) 481166;Faksimili (0721) 482166Website:www.dprd-lampungprov.go.id

Daftar Isi

Jangan Anggap SepeleBencana Kebakaran

DPRD Provinsi Lampung menggelar RapatParipurna Istimewa memperingati HUT ke-70 Republik Indonesia dengan agendamendengarkan pidato kenegaraan PresidenJoko Widodo (Jokowi) di hadapan SidangTahunan MPR-RI, Jumat (14/8/2015).

Hal. 21

Komisi IV TinjauPembangunan Jl. Ir. Sutami

Hal. 32

Komisi IV Dewan Perwakilan RakyatDaerah (DPRD) Provinsi Lampung, Minggu

(27/09/2015) bersama jajaran DinasBinamarga Provinsi Lampung, meninjau

pelaksanaan pembangunan Jalan Ir.Sutamiyang menghubungkan Panjang—B andar

Sribawono, Lampung Timur.

Hal. 32

Page 3: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

3JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

udah seharusnya kita semuamelakukan evaluasi dan in-trospeksi. Bagaimana kinerja kita

selama setahun ini. Lalu apa saja yangmesti dipercepat agar bisa memberikansumbangsih optimal yang hasilnya bisadirasakan langsung oleh masyarakat,”kata Ketua DPRD Provinsi Lampung DediAfrizal, ketika dimintai komentarnyaseiring setahun DPRD Provinsi Lampungmasa jabatan 2014—2019.

Dedi Afrizal mengakui memangmasih banyak harapan masyarakat yang

Evaluasi untukMeningkatkan KinerjaPada bulan September 2015, anggota DPRD Provinsi

Lampung telah melewati setahun bertugas sebagai wakilrakyat. Sebagai perancang regulasi, pengawas pemerintahan

dan pembangunan, serta pembahas rancangan anggaranuntuk daerah, memang masih banyak yang perlu ditingkatkan.

belum terwujud. Harus juga dimaklumi,sebagian anggota DPRD adalah wajahbaru yang memerlukan waktu untukbelajar dan menyesuaikan. Lagi pularealitas yang dihadapi tidak semudahbayangan semula.

Namun, Dedi merasa berlega hatijuga karena para anggota Dewan se-tidaknya bisa memenuhi hal-hal yangbersifat rutinitas dan kewajiban. “Kitamemang perlu mendorong percepatanpembentukan peraturan-peraturan yangmendukung sektor ekonomi maupun yang

S“

Page 4: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

4JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

lainnya. Harus dimaklumi karena kawan-kawan di DPRD masih fokus membahassisa APBD lama,” katanya, Senin (7/9/2015).

Namun, kata dia,masyarakat patutberbangga karena sudahada beberapa rancanganperaturan daerah yangdapat diselesaikan dansudah masuk agendapengesahan menjadiperaturan daerah. Antaralain, perda tentangbantuan hukum untukmasyarakat tidak mampu.

Ketua DPRD jugaberbangga dengan kinerjaanggotanya, terbuktibanyak regulasi yangdibuat di komisi-komisi.Namun, hasilnya masih dalam prosespenyempurnaan dengan satuan kerjaatau eksekutif. Hal ini perlu dilakukanagar produk hukum yang dibuat saatdiimplementasikan tidak menghadapidistorsi-distorsi di lapangan.

“Ini yang jadi bahan pertimbanganteman-teman dikomisi. Kami inginkerja keras yang sudahdilakukan dapatdirasakan langsungoleh masyarakat, tapiprinsip kehati-hatiandan kecermatan jadipatokan dalamprosesnya,” ujarnya.

Dedi menjelaskanDPRD mencanangkanmenyelesaikan 12peraturan daerah pada

tahun ini, termasuk menyelesaikan perdawarisan periode lalu. Selain itu, fungsipengawasan juga akan dilaksanakan

secara optimal.“Mungkin saja dari

beberapa perda yang adaakan muncul pergub. Kitaakan lihat apakahmemungkinkan dalamsatu perda itu akanmuncul pergub. Pokoknyakita akan benar-benarpantau dan berkoordinasidengan semua pihak,”katanya.

Dedi optimistis dalamsetahun ke depan minimal12 perda terselesaikan.“Kemarin kita targetkansatu komisi minimalmenyelesaikan dua perda,

yang berasal dari usul inisiatif DPRDmaupun pemprov, di luar perda APBD,”ujarnya.

Raperda yang termasuk prioritas dansudah masuk dalam pembahasan antaraperda tentang kawasan bebas rokok danperda rembuk pekon. (tim)

Dedi Afrizal

Page 5: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

5JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

ntuk mengatasi praktek pencurianBBM tersebut Komisi IV menggelarrapat dengar pendapat (hearing)

bersama PT Pertamina depot Panjang, UPTMeterologi, Hiswanamigas dan PTPatraniaga, di ruang rapat Komisi DPRDLampung, Selasa (15/9/2015).

Rapat dipimpin Ketua Komisi IV ImerDarius, diikuti anggota Komisi IV WatoniNoerdin, Amrullah Ahmad El Hakim, danHamidi. Dalam pertemuan tersebut, KomisiIV minta penjelasan kepada pimpinan PTPertamina depot Panjang, PT Patra Niaga,UPT Mterologi, dan pengurus Hiswa-namigas.

Reza Purwana, Site Supervisor PTPatraniaga, menjelaskan pihaknya sebagai

Komisi IV Dengar Pendapatsoal Pencurian BBM

Komisi IV DPRD Provinsi Lampung serius menanggapimaraknya kasus pencurian bahan bakar minyak (BBM) yang

dilakukan para sopir tangki pendistribusi ke sejumlahwilayah. Pencurian oleh sopir diistilahkan dengan “mobil

tangki kencing di jalan” tersebut sangat merugikanPertamina dan pemilik SPBU.

anak perusahaan Pertamina hanya ber-tugas menyalurkan BBM hingga ke SPBU.Untuk mencegah pengurangan volumeBBM yang dibawa oleh para sopir tangkidi dalam perjalanan pihaknya sudahmelakukan berbagai upaya dengan mengu-bah sistem kerja pengisian BBM dengancara manual dengan komputerisasi.

“Kami sudah melakukan perubahansistem manual menjadi komputerisasi.Salah satunya dengan membuat terobosansistem Online Distribution Info (ODI) dimana bisa diakses pemilik SPBU mulai daridepot hingga sampai di SPBU tujuan,sistem ini dalam waktu dekat akan segerakami Lounchingkan. Selain itu kami jugamemasang GPS di setiap unit mobil tangki

U

Page 6: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

6JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

untuk mengerungai kecurangan,” te-rangnya.

Untuk memberikan efek jera kepadasopir yang nakal, pihaknya juga mem-berlakukan sanksi berat dari pemecatanhingga sanksi hukum dipolisikan. “Hinggasaat ini sudah ada sekitar50 supir yang kami pecatkarena ketahuan melaku-kan kecurangan dan seba-gian kami proses hukum,tapi tidak ada efek jera.Sebab selama ada oknumaparat yang membekingi,mau dipasang GPS, mau-pun teknologi canggih lain-nya, tidak akan ada gu-nanya,” jelasnya.

Sementara, BudionoKabid SPBU Hiswanami-gas, secara blak-blakanmengatakan kasus tangkiBBM milik PT Patraniagayang “kencing” di jalandibekingi oleh oknum pe-tugas, baik dari TNI/marinir maupunBrimob/Polri.

“Kalau masih ada beking yang di-biarkan seperti ini, maka masalah ini akansangat sulit diatasi. Artinya, apakah adapihak yang berani menutup pangkalan BBMkencing itu?. Sebab itu kami mohon bapak-bapak di DPR ini bisa mengatasi tempat-tempat ilegal itu. Kami punya datanyakarena kami sudah beberapa kali mela-kukan tangkap tangan,” harapnya.

Bisnis ilegal BBM hasil curian sangatmerugikan pemilik SPBU yang merupakananggota Hiswanamigas. “Dari pencurianBBM itu, perputaran uang per hari mencapairatusan juta rupiah. Itulah yang memicuhal seperti ini, dan akibatnya sangat sulitdiberantas. Jadi ke mana lagi kami harus

mengadu soal ini,” ungkapnya.Anggota Hiswanamigas Lampung

sebagai konsumen Pertamina yangbertugas menyalurkan BBM ke masyarakatberharap PT Patraniaga yangmengantarkan BBM ke SPBU agar tepat

waktu, tepat mutu, dantepat jumlah. Sebab itupihaknya meminta agarmobil-mobil tangki milikPatraniaga harus diteraulang setiap tahun.

“Dari tahun 2012 soalpengiriman ini sudah ber-masalah, banyak kamidapati mobil tangki volu-menya tidak pas. Setiappengiriman rata-rataberkurang mencapai 270liter. Coba bayangkanberapa banyak SPBU diLampung dan berapa to-tal kerugianya,” ujar dia.

Kehilangan volumemuatan BBM seharusnya

menjadi tanggung jawab Patraniagasebagai perusahaan yang mengantarkanBBM ke SPBU. Namun faktanya Patraniagasering lepas tangan dan menyalahkansopir. Sedangkan sopir bermain denganoknum aparat yang mendekingi pangkalankencing ilegal.

“Ini kan sebenarnya bukan domainHiswanamigas untuk mengatasinya, tetapikami terpaksa turun, karena kami yangdirugikan. Seharusnya ini tanggung jawabPatraniaga,” tegasnya.

Sedangkan perwakilan UPT MeterologiLampung Ferry Nugraha mengatakanpihaknya bersama-sama dengan His-wanamigas, Pertamina dan disaksikanPatraniaga setiap tahun selalu melakukantera ulang.

Imer Darius

Page 7: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

7JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

“Persoalannya ini kan sopirnya yangbermain, mereka mengutak atik tangki dandibekingi, ini yang jadi masalah. Bila tidakdiutak atik, kami yakin volume tidak akanberkurang,” jelasnya.

Kepala Depot Pertamina PanjangPurwanta mengatakan pihaknya sudahberupaya semaksimal mungkin melakukanantisipasi terhadap kecurangan pengirimanBBM, diantarnya dengan menggunakansistem komputerisasi dalam pengisianBBM saat di depot Pertamina.

Selain itu ujarnya, bila ada konsumenSPBU yang komplain volume BBM yangdikirim kurang, dapat mengajukan kom-plain ke pihaknya dan akan diganti keku-rangannya. “Yang mengganti itu nantinyapihak Patraniaga dan klaimnya ke kami,”ujarnya.

Disinggung mengenai langkah dankomitmen Pertamina untuk meringkus beking-beking yang bermain dalam kasus iniPurwana terkesan menghindar.”Soal itu bukankewenangan kami, sebab Pertamina fokustanggungkawabnya adalah mengeluarkanBBM dari depot. Saat keluar dari depot bukantanggung jawab kami lagi,” kilahnya.

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Lam-pung Imer Darius mengatakan persoalanini sebenarnya sudah lama terjadi. Namunberbagai pihak tidak berdaya dalammenghadapi para oknum aparatyang menjadi beking.

“Anehnya para oknum ini bisamenglegalkan BBM ilegal ini dandijual ke perusahaan-perusahaanatau pihak ketiga. Mereka belidengan cara spanyol (separonyolong), saya punya buktinya,karena saya juga bagian dari korban.Tapi kok tidak bisa diberangus.Masa negara kalah dengan pre-man,” ungkapnya.

Imer Darius mengungkap satu SPBUbisa mengalami kerugian hingga Rp1 miliarpertahun. “Jelas ini angka kerugian yangsangat luar biasa dan tidak bisa dibiarkan.Untuk itu kami minta langkah kongkrit dankomitmen bersama dalam melawan oknumini. Di sini ada oknum marinir maupunpolisi yang bermain, ini harus kita terobos.Kami harap ada kesungguhan dari masing-masing untuk menyelesaikan ini,” pung-kasnya.

Watoni Nurdin menambahkan, ke-jahatan yang terjadi dalam kasus ini sudahmenjadi kejahatan terorganisasi. “Semuaterjadi karena faktor kesempatan. Karenaini kejahatan terorganisir maka seharusnyaPatraniaga, Hiswana Migas dan Pertaminabisa memperkarakan secara hukum, karenaada pelakunya, ada yang membantunya biladilihat dari kacamata hukum. Kalau tadinegara tidak oleh kalah ini menjadipertanyaan mengapa kita jadi diam. Ini yangharus dibahas,” imbuhnya.

Masih kata dia, dalam hal ini apakahsudah dibicarakan juga dengan aparaturkepolisian. “Kalau kita menginginkan inibisa diselesaikan dan masyarakat tidakdirugikan, harus ada keberanian untukmenindak tegas para pelaku kejahatan ini,”katanya. (tim)

Page 8: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

8JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

ombongan yang dipimpin WakilKetua Komisi I Nerozely AgungPutra itu selain meninjau lokasi,

termasuk beberapa bangunan yang sudahberdiri di kota baru, juga berdialog denganmasyarakat setempat. “Kami perlu me-ngecek kenyataan di lapangan,” kataNerozely, didampingi Anggota Komisi IDPRD Provinsi Lampung, yaitu Suprapto,Apriliati, dan Karlina.

Dalam peninjauan tersebut, Komisi Imemperoleh informasi dan bukti bahwaterdapat oknum Satuan Tugas (Stagas)yang diturunkan Pemerintah ProvinsiLampung di lahan kota baru yang me-nyewakan lahan milik pemerintah kepadamasyarakat.

Bahkan agar terkesan legal, Satgas itumembuat surat perjanjian dilengkapistempel bertanda lambang PemerintahProvinsi. “Heran, bagaimana bisa satgasmenyewakan lahan milik negara. Ber-bahaya jika didiamkan. Tolong dihentikandulu sewa-menyewa ini. Satgas kan hanyaditugaskan mengamankan lokasi, bukanuntuk menyewakan,” kata Wakil KetuaKomisi I DPRD Provinsi Lampung NerozelyAgung.

Nerozely mengaku telah melaporkantemuan tersebut kepada Wakil GubernurBachtiar Basri dan juga mengirimkan pesansingkat ke Gubernur M. Ridho Ficardo.

Komisi I Tinjau Lahan Kota BaruKomisi I DPRD Provinsi Lampung meninjau lahan kota baru di

Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan, Senin(21/9/2015). Peninjauan itu sebagai tindak lanjut atas

pengaduan warga setempat yang menggarap lahan kota baruuntuk bercocok tanam.

Komisi I pun minta Biro Aset dan Per-lengkapan Pemprov Lampung segeramendata luas dan batas-batas lahan yangtelah diserahkan Kementerian Kehutanandan Lingkungan Hidup ke Pemprov Lampung.

“Agar jelas dan tak bias antara lahanmilik pemprov dan milik masyarakat. Jugaharus didata lagi berapa jumlah masyarakatyang masih menguasai lahan, petanipenggarap maupun tanah yang dijadikansewa-menyewa. Kami melihat bukti satgasmenyewakan lahan, berupa surat perjanjianyang ada stempelnya,” kata dia.

Menurutnya, petani penggaran yangmengadukan nasibnya ke ke DPRD Lam-pung beberapa waktu lalu menyatakan siapmeninggalkan lahan tanpa ganti rugi, jikalahan tersebut akan digunakan PemprovLampung untuk melanjutkan pembangunankota baru. “Mereka bersedia melakukanperjanjian hitam di atas putih,” katanya. (tim)

R

Page 9: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

9JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

ebanyak 32 petani penggaraplahan Pemprov Lampung di KotaBaru, Jatiagung Lampung Selatan

mendatangi gedung DPRD LampungSelasa,(15/9/2015). Mereka didampingiaktivis Lembaga Bantuan Hukum (LBH)Bandarlampung Alian Setiadi danChandra Muliawan.

Para petani dan aktivis LBH Ban-darlampung tersebut melakukan rapatdengar pendapat (hearing) denganKomisi I DPRD Lampung. Ketua KomisiI DPRD Lampung Ririn Kuswantaribeserta tujuh orang anggotanya me-nyimak dengan seksama apa yangdisampaikan Alian Setiadi selakukuasa hukum petani.

Menurut Alian Setiadi, para petaniberharap Komisi I bisa menjadi pe-nyambung lidah mereka. Bahwa parapetani merasa terganggu dan tertekanatas intimidasi dari para petugaskeamanan di kawasan Kota Baru untukmengosongkan lahan yang petani garap.

“Tekanan itu muncul setelahadanya surat dari Sekretaris Provinsiyang memerintahkan pengosonganlahan. Padahal petani sudah pernahada MoU dengen pemerintahan pe-riode sebelumnya, dan isinya merekasiap kosongkan lahan kalau memanglahannya akan dibangun. Mereka inikan hanya memanfaatkan lahan yangbelum terpakai, dan tak akan meng-klaim kepemilikan lahan dan tanpaganti rugi,” paparnya.

Ketua Komisi I DPRD ProvinsiLampung Ririn Kuswantari mengatakanpihaknya sudah punya komitmen untuk

Terima Pengaduan Petani Penggarap

membantu rakyat. “Jadi kami inginbenar-benar menindaklanjuti penga-duan masyarakat. Dan beberapapengaduan yang sudah kami tin-daklanjuti dan alhamdulillah selesaidengan baik,” kata Ririn.

Mengenai pengaduan para petanipenggarap di kota baru, menurut Ririn,hal itu berkaitan dengan adanya penun-daan pembangunan kota baru. Infor-masi terbaru dari Biro Aset PemprovLampung bahwa instruksi Sekprov ituatas dasar Pemprov diminta olehKementerian Kehutanan untuk me-nyiapkan lahan untuk dibangun.

“Jadi, menurut keterangan Pemprovbahwa lahan harus dikosongkan gunapembangunan kota baru. Di sini adacelah satu sisi berdasarkan ketentuan,dan sisi satunya berdasarkan kepen-tingan rakyat. Nah, nanti kami ambiljalan tengahnya,” tegasnya.

Menurutnya, sejauh ini benangmerahnya sudah ketemu. “Keinginandari masyarakat adalah diizinkanmenggarap lahan. Dalam hal itusekalian melindungi lingkungan agarlahan di sana tidak jadi lahan tidur,”katanya. (tim)

S

Page 10: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

10JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

ehadiran Dedi Afrizal di ruang rapatKomisi III itu mendapatkan aplauspeserta. Sebab, belum pernah ada

hearing yang diikuti langsung oleh KetuaDPRD. “Rapat ini penting, karena me-nyangkut persoalan pajak kendaraanbermotor,” kata Dedi.

Sebelumnya Pammor mengusulkanagar tarif persentase bea balik namakendaraan bermotor dan pajak kendaraanbermotor (BBNKB-PKB) yang diatur perda

Ketua Dewan Ikuti “Hearing”Komisi III dengan Pammor

• Bahas Penurunan Tarif BBNKB-PKB

Komisi III DPRD Provinsi Lampung menggelar rapatdengar pendapat (hearing) dengan Pengurus PersatuanMobil dan Motor (Pammor), Selasa (15/9/2015). Bahkan,

rapat tersebut termasuk istimewa, karena dihadiri dandiikuti oleh Ketua DPRD Dedi Afrizal.

diturunkan. Sebab, hal itu mempengaruhidaya beli masyarakat terhadap kendaraanbermotor. Bahkan, banyak warga Lampungyang memilih membeli kendaraan bermotordi luar daerah karena BBNKB dan PKB-nyalebih ringan.

Ketua DPRD mengatakan untuk Lam-pung tarif BBNKB-PKB yang diatur dalamPeraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011yang diberlakukan sejak 2012, termasuktertinggi di Sumatera, yakni 12,5 persen.

K

Page 11: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

11JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

Sementara untuk DKI Jakarta dan SumateraSelatan hanya 10 persen.

“Mungkin saja akibat menurunnyadaya beli kendaraan bermotor dan tidakmaksimalnya pendapatan pajak dari sektorini berkaitan dengan mahalnya biaya yangdikeluarkan dari BBN pertama,” kata dia.

Sehingga ke depan apakah tarif pajakmasih dipertahankan atau tidak agarpembelian kendaraan bermotor tidak keluarLampung, perlu dikaji kembali perda yangsudah ada. “Tetapi ketika tarif diturunkan,misalnya dari 12,5 persen menjadi 10persen, apakah daya beli masyarakat punikut meningkat,” tanyanya.

Untuk itu, Dedi menyarankan sebelumpersoalan tersebut digulirkan, sebaiknyadilakukan pembahasan akademis terlebihdahulu sebagai kajian yang mendalamuntuk hasil yang lebih baik. “Jadi, peru-bahan perda tersebut dapat dipertang-gungjawabkan,” katanya.

Dalam hearing yang dipimpin KetuaKomisi III Ikhwan Fadil Ibrahim didampingiSekretaris Komisi III Tony Eka Candradipaparkan jumlah PAD dari BBNKB danPKB yang diterima Pemprov pada tahun2014.

Tony Eka Candra merincikan target PADdari PKB tahun 2014 adalah Rp560 miliardan realisasinya sebesar Rp544,701 miliar.Sementara PAD dari BBNKB ditargetkanRp716,809 miliar dan tercapai Rp712,469miliar.

Rinciannya PKB dari kendaraan rodadua (R2) Rp198,996 miliar dan roda empat(R4) Rp345,704 miliar. Kemudian dariBBNKB realisasi R2 Rp335,857 miliar(220.109 unit terjual) dan R4 Rp376,611miliar (35.475 unit terjual). Total PKB danBBNKB dari R2 Rp434,853 miliar dan R4Rp722,316 miliar.

Untuk itu, ketika tarif persentase pajak

tersebut diturunkan menjadi 10 persenataupun berada di angka tengah 11 persen,kemungkinan tidak ada penurunan dalampenerimaan PAD, jika diperdiksikan pen-jualan kendaraan bermotor meningkat.

“Tetapi memang perlu kajian, Pammordan Dinas Pendapatan Daerah Lampunghendaknya membuat kajian bersama.Jangan sampai PAD kita berkurang. Setelahkajian masuk, kita undang akademisi untukmembahas dan merapatkan, apakahlangkah penurunan tarif PKB dan BBNKBakan berpengaruh pada PAD,” kata dia.

Ketua Komisi III Ikhwan Fadhil me-ngatakan jangan sampai ketika PADdigenjot di satu sisi, di sisi lain justrumembahayakan perekonomian secarakeseluruhan. “Jangan sampai masyarakatterbebani. Jadi dimohon ada kajian secaratertulis. Secepatnya disampaikan kepadakami, untuk diperluas rapatnya, insyaallahpembahasan perda bisa dilaksanakandalam waktu dekat,” katanya.

Ketua Dewan Penasihat PammorLampung Ardiansyah mengapresiasi sikapDewan atas permasalahan pelaku usahaotomotif. “Saya senang atas responsteman-teman anggota Dewan yang sudahsejalan dengan pemikiran kami. Jaditeman-teman di Pammor dapat melam-pirkan kajian akademisnya. Tarif pajak perludiubah agar mencapai tujuan lebih besar.Kami juga tak ingin PAD Lampung sampaiturun,” tegasnya.

Ketua Pammor Lampung UntungSuyono juga mengapresiasi hal tersebut.“Komisi III DPRD Lampung sangat responsifterhadap permasalahan ini. Sebab, bukanhanya PKB dan BBNKB sebagai potensiPAD,” katanya.

Wakil Ketua Pammor Heri Andrianmengatakan penjualan otomotif selamatahun 2015 menurun drastis. Awalnya pada

Page 12: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

12JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

2013 masih bisa melakukan penjualan2.009 unit, lalu terjadi penurunan pada2014 menjadi 1.738 unit per bulannya.Kemudian tahun 2015 diperkirakan rata-rata penjualan di angka 1.100 unit perbulan, sebab pada bulan Juli 1.539 unit danpada Agustus turun jadi 1.297 unit.

“Pada September ini, hingga per-tengahan bulan baru terjual 589 unit,”terangnya. Kondisi tahun ini merupakanyang tersulit. “Kami khawatir tidak dapatmencapai angka target minimal. Mungkinsalah satu faktornya juga PKB dan BBNKB,”tuturnya.

Dia menyebut tarif BBNKB dan PKBSumatera Selatan dan Jakarta hanya 10persen dari harga kendaraan, sementaraLampung menetapkan 12,5 persen. “Takheran jika banyak yang membeli kendaraandi luar Lampung. Lihat saja banyak ken-daraan pelat B yang beroperasi di Lam-pung. Nah, pajaknya lari ke provinsitetangga, ini yang disayangkan,” kata Heri.

Heri mencotohkan, mobil Toyotamisalnya, harga di Palembang lebih murahdaripada di Lampung. “Secara logika

seharusnya di Palembang lebih mahal,karena perlu tambahan biaya pengiriman.Begitu juga dengan harga di Jakarta, lebihmurah lagi. Tetapi memang belum adakajian akademis. Ini dilihat dari customerkita saja, ternyata banyak yang memilihbeli di Jakarta karena lebih murah,”terangnya.

Dia menyebut selisih harga kendaraanon the road antara di Lampung dan Jakartabisa mencapai Rp6 juta. “Dengan demikianada potensi yang hilang selama lima tahun,yang seharusnya dapat digunakan untukpembangunan jalan di Lampung, malah larike Jakarta dan Sumsel,” jelasnya kepadaanggota Komisi III yang hadir.

Namun demikian, Heri optimistis jikatarif pajak diturunkan, akan terjadi pe-ningkatan daya beli masyarakat terhadapkendaraan baru. Sehingga ia yakin PADmeningkat. “PAD tidak akan terganggu dankami siap mengajukan apa yang menjadiusulan dan kenapa perda perlu direvisi.Saya optimistis ke depan target pajak Rp1,3triliun dapat tercapai, karena penjualanyang naik,” katanya. (tim)

Page 13: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

13JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

larifikasi dilakukan setelahdugaan penggelembunganharga satuan trakror ramai

menjadi bahanpemberitaan mediamasa. “Langsung kitapanggil pihak Disbunsupaya menjelaskanadanya dugaan markup tersebut,” kataJoko Santoso, Jumat(4/9/2015).

Lantas Jokomembeberkan hasilpertemuan tersebut,yang katanyapengakuan pihakDisbun tak adamasalah dalampengadaan traktordengan anggaran sebesar Rp18miliar itu. Menurut pejabat Disbunhanya terjadi perubahan dalamadaministrasi RUP.

“Menurut mereka memang adakesalahan mencantumkan dokumen

Komisi II PertanyakanProses Tender Traktor

Komisi II DPRD Provinsi Lampung mempertanyakanproses tender traktor di Dinas Perkebunan dalam rapat

dengar pendapat beberapa waktu lalu. Sekretaris Komisi IIDPRD Lampung Joko Santoso menyatakan pihaknya

sudah meminta penjelasan kepada pihak DinasPerkebunan seputar dugaan adanya mark up pengadaan

19 unit traktor.

RUP, karena sebelumnya telah terjadiperubahan. Tapi, kata mereka itu takmasalah, karena namanya juga

masih rencana, jadibelum pasti,” kataJoko.

Terkait proseslelang pengadaanbarang tersebut, pihakDisbun mengatakankepada DPRDLampung bahwalelang pengadaandilakukan di LPSEPolinela. Nah, khususproses lelang ini,DPRD Lampung belumbisa mengkroscekkebenarannya.

Tender dilakukandi LPSE Polinela karena hal itu sesuaidengan edaran Mendagri, jika LPSELampung rusak. “Boleh saja tender diLPSE perguruan tinggi terdekat. Tapi,kita memang belum cek lagi soal ini,”ujarnya. (tim)

K

Joko Santoso

Page 14: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

14JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

cara dilaksanakan di AulaSubarkah SPN Kemiling PoldaLampung, dihadiri Kapolda

Lampung Brigjen Edward Syah Pernong,Wakapolda, Irpolda, Pejabat Utama Polda,dan para Kapolres jajaran Polda Lampung.

Juga hadir Pejabat PemprovLampung, Ketua DPRD Provinsi LampungDedi Afrizal,

Kepala P dan K, Kepala Disduk CapilKota Badarlampung, Ketua STMIK-AMIKTeknokrat Lampung, Rektor UniversitasMuhamadiyah Lampung, Rektor IBIDarmajaya Lampung, Ketua Ombousmen,

Hadiri PenandatangananPakta Integritas di PoldaKepolisian Daerah (Polda) Lampung pada Kamis (10/09/2015) melaksanakan penandatanganan Pakta IntegritasPanitia, Peserta, dan Orang Tua Peserta dalam rangkapenerimaan Bintara Polri Khusus Penyidik Pembantu

Tahun Anggaran 2015.

Ketua LSM Kompas, dan para PemredSurat kabar.

Kapolda Lampung Brigjen EdwardSyah Pernong menjelaskan penadatanganPakta Integritas tersebut sebagai buktibahwa Polri kini bergerak menujumenjadi lembaga yang jujur, bersih, danberwibawa.

“Bukan hanya menjadi pelindung danpengayom, tetapi juga hendaknyamenjadi contoh atau teladan bagimasyarakat, terutama sebagai lembagayang bersih dari segala bentuk pungli,suap, pemerasan, korupsi, hingga

A

Page 15: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

15JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

nepotisme,” katanya.Dengan

menandatangani PaktaIntegritas, baik bagipanitia penerimaananggota kepolisian,peserta, dan orang tuapeserta, memperlihatkankomitmen Kapoldabersama seluruhjajarannya untukmembersihkan lembagaitu dari berbagai praktikyang menodai semangatdan jiwa reformasi ditubuh Polri.

Bukan apa-apa, dikalangan masyarakatsekarang ini masihmuncul anggapan bahwaproses penerimaananggota kepolisian selalumelibatkan permainanuang dengan segalabentuknya. Untuk menjadipolisi perlu modal pelicinsetidaknya sampai Rp100 juta. Kalau tidak“nyetor”, jangan harapbisa lolos.

Anggapan ini, yang mungkin taksepenuhnya benar, masih tetap adahingga saat ini. Dari situ pula kemudianmuncul “pembenaran” terhadap tindakanoknum polisi yang tak sungkan bermainuang dalam memproses kasus yangditanganinya demi menutupi “uangpelicin” yang seratusan juta rupiah itu.

“Kita berharap Pakta Integritas yangditerapkan Kapolda dalam penerimaananggota kepolisian ini bisa berkembangke seluruh lini dan kegiatan yang ada dijajaran Polda Lampung, hingga pada

saatnya nanti ketika sudah mendarah-daging, tak perlu lagi ada seremoniseperti itu. Pakta Integritas tersebuthanya merupakan simbol untuktumbuhnya semangat dan kesadaranuntuk menjadi polisi yang jujur, bersih,dan berwibawa,” katanya.

Kapolda menyebut pada tahap initelah diseleksi sejumlah 373 calonbintara Polri khusus penyidik pembantudari pelamar sebanyak 682 orang dariseluruh Polda Lampung. Karenanya,memasuki tahap berikutnya dilakukanpenandatanganan Pakta Integritas. (tim)

Page 16: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

16JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

engurus dan Anggota AAIPI yangdikukuhkan oleh Gubernur Lampungterdiri atas pejabat-pejabat lintas

sektoral di antaranya BPKP, Inspektorat,Polda Lampung, Kejaksaan Tinggi Lam-pung, DPRD Provinsi, Rektor UniversitasNegeri Lampung, serta pejabat di ling-kungan Pemprov Lampung.

Dalam pengukuhan tersebut juga hadirPengurus Pusat AAIPI dan IAI Maliki H.Sentoso, Deputi Kepala BPKP BidangPengawasan Dadang Kurnia, Forkopimda,sejumlah Anggota DPRD Provinsi Lampung,dan Pejabat Inspektorat Kab/Kota se-

Gubernur Kukuhkan PengurusAAIPI Wilayah Lampung

Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo melantik dan mengukuhkanPengurus Asosiasi Audit Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI)wilayah Lampung dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah

Lampung di Balai Keratun, Selasa 1 September 2015.

Lampung, serta anggota AAIPI dan IAIWilayah Lampung.

Gubernur dalam sambutannya me-nyampaikan bahwa AAIPI harus menjadigarda terdepan dalam menangkal penye-lewengan sekaligus menjadi pengamanjalannya pembangunan. Salah satu pe-nyebab perlambatan ekonomi adalahmengenai lambatnya birokrasi dan menu-runnya keaktifan penggunaan anggaran.

“Ini merupakan faktor internal yangperlu segera dibenahi, yaitu mengenailambatnya birokrasi dan cenderung me-nurunnya goverment spending oleh kuasa

P

Page 17: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

17JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

anggaran,” katanya.Para pembuat kebijakan, pelaksana

pembangunan, dan kuasa anggaran me-nurun keaktifannya dalam melaksanakanpembangunan. Salah satu faktornya karenakhawatir dan takut dijerat hukum dengantuduhan penyelewengan anggaran sehing-ga mereka bermain aman dan lebih amanjika tidak melaksanakan pembangunan.

Ketakutan dalam menggunakan ang-garan itulah yang menjadi penyebabperlambatan perekonomian, sehinggabanyak dijumpai bukannya anggaran habismalah bertambah karena tidak terpakai.Karena itu, Gubernur mengharapkan peranserta AAIPI untuk memberi ruang saatpembangunan akan berjalan dan tetapmelaksanakan fungsi auditnya.

Kepada Pengurus IAI Wilayah Lam-pung, Gubernur juga mengharapkan sum-bangsihnya di tengah masyarakat, teru-tama membina UKM dengan memberikanpelatihan dan mendampingi merekasehingga bisa tumbuh menjadi UKM yangsukses.

Sementara Ketua Dewan PengurusNasional AAIPI dan IAI Maliki H. Sentosamenjelaskan pengukuhan Pengurus AAIPIIAI wilayah Lampung merupakan yang ke-22 di Indonesia. Pengurus yang baruterbentuk diharapkan melakukan so-sialisasi, mendorong dan memantaupenerapan kode etik profesi dan StandarAudit Pemerintah Indonesia.

Oleh sebab itu Auditor Internal perludijaga mutunya. Lebih lanjut dikatakan,sejak 24 April 2014 telah ditetapkan standarmutu AAIPI agar pengawasan berjalanindependen dan efektif. Untuk itu AAIPI perlumemiliki undang-undang dan Sistem Penga-wasan Intern Pemerintah sebagai landasanhukum intern pemerintah.

Diharapkan AAIPI dapat lebih inde-

penden dan objektif serta efektif dalammewujudkan Nawacita dan Tata Pe-merintahan yang baik. “AAIPI juga diha-rapkan menjalankan perannya mengawalpelaksanaan sistem keuangan PemerintahDaerah yang berbasis akrual,” tambahMaliki H. Sentosa.

Dewan Pengurus Wilayah AAIPI Pro-vinsi Lampung Periode 2015-2018 sebagaiDewan Pembina adalah Gubernur Lam-pung, Wakil Gubernur, Bupati Tanggamus,Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila,dan Koordinator Wilayah Lampung Kom-partemen Akuntan Pendidikan IAI.

Adapun Anggota Eksekutif Tetap AAIPIdiketuai Inspektur Provinsi Lampung RifkiWirawan, Anggota Eksekutif Tidak Tetap,yaitu Asisten Pengawasan Kejati Lampung,Irwasda Polda Lampung, dan InspekturKabupaten. Lamteng, Lamtim, Lambar,Tulangbawang, Tanggamus, Waykanan,Lamsel, dan Lampura.

Sebagai Ketua AAIPI adalah RahmadHaru Nurdi yang saat ini menjabat InspekturKota Metro. Sedangkan Komite Kode Etikdiketuai Malian Ayub (Inspektur Kab.Pringsewu), Komite Standar Audit diketuaiAbu Nasir (Inspektur Kab. Pesawaran),Komite Telaah Sejawat diketuai InspekturBandar Lampung Dedi Amrullah, danKomite Pengembangan Profesi dijabatSupratomo (Inspektur Mesuji). (tim)

Page 18: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

18JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

ita masih menunggupersyaratan lainnya dariPemprov. Kita menunggu datamengenai fasilitas umum

(fasum) maupun sosial (fasos) yang adadi Waydadi,” kata Sekretaris Komisi IDPRD Provinsi Lampung BambangSuryadi saat ditemui diruang kerjanya,Senin 7 September 2015.

Menurut dia, setelah pihaknyamenerima data mengenai fasilitas sosialmaupun umum di Waydadi, selanjutnyadirekomendasikan ke Pimpinan DPRDLampung untuk diparipurnakan. Setelahmendapat persetujuan dari DPRD

Kendala Pelepasan Tanah WaydadiDewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung masih

menunggu persyaratan pelepasan lahan Waydadi, Sukarame,Bandarlampung dari Pemprov Lampung. Pelepasan status tanah dikawasan itu, hingga kini masih belim bisa dilaksanakan karena ada

persyaratan yang belum terpenuhi.

Lampung, pihak Pemprov melakukanpendataan mengenai aset yangdimilikinya.

“Setelah ada persetujuan dariDewan, selanjutnya Pemprovmenyerahkan lahan Waydadi sesuaikesepakatan antara masyarakat danPemprov Lampung,” katanya.

Sebelumnya, DPRD Lampungmeminta Pemprov untuk segeramelengkapi berkas, di antaranya dataluas tanah yang akan dilepas kepadamasyarakat, berapa luas lahan yangdipakai fasilitas umum dan sosial, danberapa luas lahan yang masih dikelola

“K

Page 19: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

19JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

oleh Pemprov Lampung.“Jika berkas tersebut sudah kami

terima maka akan segera diparipurnakan.Namun sampai sekarang baru dua berkassaja yang sudah kita terima,” ucapnya.

Upaya pelepasann aset Pemprovberupa lahan di Waydadi, Sukarame,Bandarlampung, seluas 89 hektarekepada masyarakat telah melalui jalanpanjang. Berkali-kali rapat dan koordinasidilakukan oleh DPRD dengan Pemprovdan pihak terkait, tapi hingga kini prosespelepasan belum bisa dilakukan.

Saat rapat dengar pendapat padJumat (18/9/2015), Komisi I DPRDLampung kembali mempertanyakankepada Biro Aset dan PerlengkapanDaerah Provinsi Lampung. Ketua Komisi IRirin Kuswantari meminta data fasilitasumum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos)yang ada di lahan tersebut untukdiserahkan ke Dewan.

Data itu akan digunakan untukpercepatan pengesahan di paripurnaDPRD pada 12 Oktober 2015. “Kamimeminta tindak lanjut lahan Waydadi.Siapa saja nama-nama yang akanmenjadi pemilik lahan, berapa luas danjumlah fasum serta fasos yang akantetap menjadi milik pemprov. Ini sesuaisurat yang kami layangkan beberapawaktu lalu,” ujarnya.

Data yang DPRD minta hanyalahdata perkiraan. Namun, Komisi I berharapdata tak berbeda jauh dengan kondisi riildi lapangan. Data diharapkanmengerucut sehingga luas lahan yangakan dilepas ke masyarakat dapatditentukan.

DPRD sudah melakukan berbagaiupaya percepatan. Tapi, juga harusbersikap hati-hati agar nanti tak adapersoalan. Biro Aset diminta segera

menggerakkan camat dan lurah untukmenghimpun data. “Sementara untukdetail akan dihitung oleh BPN,” kata Ririn.

Setelah mendapatkan data perkiraan,baru Biro Aset dan Perlengkapan dapatmelakukan validasi sebelum diserahkan kemasyarakat. Anggota Komisi I lainnya,Bambang Suryadi berharap datadiserahkan ke komisinya paling lambatsebelum pelaksanaan paripurnaselanjutnya berlangsung. Sebab, pihaknyamasih harus melakukan menyempurnakanbahan-bahan lebih dulu.

“Ini agar sinkron apakah benarseluas 89 hektare yang akan kitaserahkan ke masyarakat. Karena fasumdan fasos nantinya tetap lahan milikPemprov, agar tidak disalahgunakan dandalam pengawasan Pemprov,” katanya.

Kepala Biro Aset dan PerlengkapanDaerah Lukmansyah mengaku belummenerima surat dari Komisi I terkaitlahan Waydadi. Sehingga data yangdiminta tidak dapat diberikan. Diaberalasan kelengkapan data tersebutharus ada izin dan persetujuan BPNsebelum dilimpahkan. Namun, pihaknyaberupaya menghimpun dan mengkajidata dalam waktu 1-2 pekan ke depan.

“Maksimal sebulan kami cari jalansolusinya. Kita carikan data-datatersebut. Secara perkiraan mungkin bisakita sampaikan. Tapi, kalau pas betultidak, karena selain koordinasi harusturun ke lapangan,” kata Lukmansyah.

Kabag Pemanfaatan Biro Aset danPerlengkapan Daerah, Saprul Alhadimengakui, usai rapat bulan Maret lalubelum ada surat masuk lainnya. Karenaitu, pihaknya bimbang memberikan datayang dimaksud. “Namun, segera kitasampaikan ke DPRD untuktindaklanjutnya,” kata Saprul. (tim)

Page 20: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

20JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

nformasi ini penting ditindaklanjuti.Bila perlu ungkap sampai jaringanpelaku pembuatan bom,” katanya.

Pencegahan dan tindakan hukum perludilakukan, karena untuk melindungi Pa-hawang dari kerusakan oleh oknum ne-layan tak bertanggung jawab.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan(DKP) Lampung Setiato mengatakan, Senin(18/9/2015), perusakan laut dan pe-nangkapan ikan dengan alat terlarangseperti bom, merupakan tindak kejahatan.

Hal senada disampaikan DirekturDirektorat Kepolisian Air Polda LampungKombespol Rudi Hermanto. “Nanti kitatelusuri. Kita sudah patroli dan sudah adabeberapa kapal di pulau. Sementara kitapatroli siang hari,” katanya.

Rudi berjanji memberikan bonuskepada informan yang bisa memberikaninfo pengeboman itu. “Nanti ada bonusdari saya buat yang tahu dimana, jamberapa, dan hari apa saja, pelaku pe-ngeboman tersebut bergerak,” katanya.

Dalam beberapa tahun terakhir wargadi sekitar Pulau Pahawang mengeluhkanadanya aksi pengeboman ikan di sekitarpulau eksotis tersebut. Pelaku bom ikanmenjalankan aksinya hampir setiap haridimulai sekitar pukul 05.00 WIB.

Seorang warga menyebutkan aktifitaspengeboman ikan dilakukan di daerahBatujalang, Anaksusutan, dan Pulau

Selamatkan Biota Laut Pulau PahawangMerebaknya pengeboman ikan di perairan Pulau Pahawang

mendapat perhatian serius DPRD Provinsi Lampung.Sekretaris Komisi II DPRD Lampung Joko Santoso memintaDinas Kelautan dan Perikanan provinsi dan kabupaten, serta

Ditpolair segera bertindak.

Kelagian. Kawasan tersebut merupakanlokasi snorkling bagi wisatawan dan habi-tat terumbu karang bagi ekosistem biota laut.

Pengeboman ini berdampak terhadapekosistem ikan lumba-lumba. Saat ini ikanlumba-lumba mulai jarang menampakkandiri, bahkan tidak nampak sama sekali disekitar lokasi pengeboman. Selain pe-ngeboman, aksi terlarang lainnya adalahmenangkap ikan dengan alat tangkap ikanpukat harimau.

Kepala Desa Pahawang Ahmad Salimmengatakan aparat desanya dan wargatelah berkoordinasi dengan kelompokmasyarakat (Pokmas) untuk mengambiltindakan. “Tapi sampai sekarang belumada yang tertangkap tangan,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata dan EkonomiKreatif Kabupaten Pesawaran, Jaka Sung-kawa mengatakan akan berkordinasidengan Dinas Kelautan setempat. “Perlukoordinasi lintas sektoral untuk mengatasipersoalan ini,” katanya. (tim)

I“

Page 21: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

21JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

eluruh kabupaten/kota di ProvinsiLampung dinilai belum seriusdalam persiapan penanggulangan

bencana kebakaran. Salah satuindikatornya, armada pemadamkebakaran di tiap daerah masih minim.

Kondisi ini diperparah lagi, karenaarmada yang ada pun banyak yang rusak,tak laik operasi. Pemerintah kabupaten/kota tidak berani menganggarkanpengadaan mobil damkar dengan dalihkondisi keuangan yang terbatas danmasih banyak sektor lain yang harusmendapat prioritas.

Anggota Komisi V DPRD ProvinsiLampung Ahmad Mufti Salim menilaikondisi yang terjadi seperti itumenunjukkan pemahaman terhadapbencana kebakaran dianggap sepele.Tidak terpikir bahwa kerusakan yangdiakibatnya lebih besar daripadamempersiapkan berbagai kemungkinan.

Banyak yang lupa atau tidak tahubahwa di Lampung angka bencana alam

Jangan Anggap SepeleBencana Kebakaran

cukup besar. Terlebih, bencana kebakaranyang nyaris terjadi setiap saat dan takmengenal tempat.

“Kami sudah rapat soal ini, jugaditanyakan kepada kepala BadanPenanggulangan Bencana Daerahprovinsi. Mereka bilang BPBD Lampungsifatnya hanya koordinatif evaluasi,bukan eksekusi. Yang punya kewajibandan eksekusi ada di kabupaten/kota,”katanya, Selasa (22/9/2015).

Koordinasi, menurut DPRD, masihbisa diatasi dengan cara BPBD Lampungmemfasilitasi BPBD kabupaten/kota,dalam bentuk rapat koordinasi (rakor).“Sebaiknya ada rakor, seperti apapenanggulangannya. Posisi provinsimasih koordinatif,” katanya.

Mufti Salim mengusulkan pemkab/pemkot mulai menghitung kebutuhanrasio di wilayah masing-masing. Solusikedua, provinsi sebagai koordinator rakormengalkulasi dan mengambil keputusanbersama atas hal ini. (tim)

S

Page 22: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

22JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

ereka turun ke setiap daerahpemilihan untuk bertemu danberdialog dengan konstituennya

yang tersebar di berbagai kabupatenhingga desa di Lampung. Kunjungan rutinsetiap tiga bulan sekali ini untuk melakukansosialisasi, menyerap aspirasi daninformasi, serta meninjau laangsung hasilpembangunan.

Biasanya dalam setiap pertemuan,anggota DPRD Provinsi Lampung langsungberhadapan dengan rakyat, termasukpejabat daerah, aparat kecamatan dandesa, dan para tokoh untuk memintamasukan, berdiskusi, sekaligus mencarisolusi dari setiap masalah yang dihadapipemilihnya.

Sepekan Kunjungan Kerja di Masa ResesAnggota DPRD Bertemu Konstituen

Sebanyak 85 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Provinsi Lampung, sejak tanggal 20 hingga 26September 2015, melakukan kunjungan masa reses di

delapan daerah pemilihan di seluruh Lampung.

Tuntaskan Tapal BatasKetua DPRD Dedi Afrizal yang berasal

dari daerah pemilihan (dapil) VI yangmeliputi Kabupaten Tulangbawang,Tulangbawang Barat, dan Mesuji, jugamelakukan kunjungan bersama anggotalainnya dari dapil tersebut.

Salah satu agenda yang dibawanyaadalah menindaklanjuti penyelesaian tapalbatas wilayah Tulangbawang denganTulangbawang Barat. “Kita serap aspirasidari masyarakat dan pemerintah setempatdalam penyelesaian masalah ini,” ujarDedi, Selasa (22/9/2015).

Ia berharap Pemerintah ProvinsiLampung segera turun untuk menetapkantapal batas yang akan dianggarkan dalam

M

Page 23: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

23JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

APBD 2016. “Kita berharap pemprov turunlangsung ke lokasi melalui rekomendasiDPRD, sehingga bisa segera mengambilkebijakan menyelesaikan masalah tapalbatas ini,” ujarnya.

Dalam kunjungan masa reses kali ini,Dedi Afrizal bersama anggota Dewanlainnya juga melihat langsung lokasiproyek jalan Simpang Randu TulangbawangBarat yang menjadi poros jalan ke Ka-bupaten Waykanan.

“Kita melihat langsung ke lokasi proyektersebut, untuk mendengar ada kendalaapa yang dihadapi, dan kita bantu dandorong untuk segera menyelesaikan proyektersebut,” jelasnya. Diharapkan proyekjalan tersebut segera diselesaikan untukmempermudah akses transportasi dankenyamanan bagi masyarakat. DPRDberharap sebelum pergantian tahun,proyek jalan tersebut sudah rampungseratus persen.

Anggaran Perbaikan JalanAnggota DPRD Provinsi Lampung dari

daerah pemilihan (Dapil) III yang meliputiKabupaten Pesawaran, Pringsewu, danKota Metro, melakukan kunjungan masareses dan penjaringan aspirasi masyarakat,di Kabupaten Pringsewu, Selasa (22/9/2015).

Kunjungan masa reses anggota DPRDini dipimpin Abdullah Fadri Auli selakukoordinator, bersama Moses Herman, RirinKuswantari, FX Siman, Watoni Nurdin,Muhammad Effendi, dan Toto Sumirat

Pertemuan diselenggarakan di AulaKantor Pemerintah Kabupaten (pemkab) Pringsewu yang diikuti jajaran satuan kerjaperangkat daerah (SKPD) dan para camatse-kabupaten setempat.

Bupati H. Sujadi dalam sambutantertulis yang dibacakan Sekretaris Daerah

Kabupaten (Sekdakab) Pringsewu,Budiman, mengatakan persoalan yangdihadapi saat ini, diantaranya kekeringandan langkanya ketersediaan pupuk bagipetani. Selain itu, mayoritas kondisi jalanprovinsi di Kabupaten Pringsewu rusakparah.

“Semoga kehadiran para anggotaDPRD Provinsi Lampung di Kabupaten Pringsewu, dapat menampung danmemperjuangkan seluruh aspirasimasyarakat ini,” kata Budiman.

Menanggapi hal tersebut, AbdullahFadri Auli mengatakan, perbaikan sejumlahjalan provinsi di Kabupaten Pringsewu,termasuk pembangunan jembatan WaySekampuh yang menghubungkanKecamatan Pringsewu dengan Sukoharjosudah dianggarkan dalam APBD PerubahanProvinsi Lampung tahun 2015.

“Pembangunan jembatan WaySekampung memang sudah dianggarkan

Page 24: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

24JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

dalam APBD Perubahan Provinsi Lampung,namun berapa nilainya belum diketa-huinya.Jika memang waktunya tidak cukup,kemungkinan akan dianggarkan kembalitahun depan,” kata Abdullah Fadri.

Gedung SMPN TelantarAnggota DPRD Provinsi Lampung asal

daerah pemilihan Lampung Barat DadangSumpena dan Mirzalie melakukan reses diLampung Barat. Kedua wakil rakyat itumeninjau pembangunan gedung SMPNegeri di Sekutingterpadu, KecamatanBalikbukit, Senin (21/9/2015).

SMPN unggulan itu dibangun tahun2014 menggunakan dana APBD provinsi.Namun hingga kini belum bisa diman-faatkan karena pembangunannya belumselesai, dinding gedung menggunakan batamerah belum diplester.

“Ini temuan, maka kita turun langsung.Setahu kami tidak ada pembangunanmenggunakan APBD provinsi yang pengerja-annya terputus, apalagi hanya sampai batamerah seperti gedung sekolah ini,” kataanggota DPRD Provinsi Lampung asal PDIPerjuangan Dadang Sumpena saat meninjaupembangunan gedung yang mangkrak.

Untuk itu, kata Dadang, pihaknyasecepatnya memanggil Dinas Pendidikanselaku penanggung jawab kegiatan untukmenjelaskan mangkraknya pembangunangedung SMP itu.

“Kami akan tanyakan ke Dinas Pen-didikan. Apa kendalanya sampai tidak adakelanjutan. Proyek multi year saja yangmemerlukan dana besar pembangunannyatidak terputus. Ini gedung cuma sampaibata merah,” ungkapnya.

Sementara Anggota DPRD dari PartaiGolkar, Mirzalie justru khawatir jika parapengambil kebijakan setingkat kepala dinastidak mengetahui kondisi real pembang-

unan gedung sekolah itu.“Ini yang perlu kami tanyakan, jangan-

jangan kepala dinas tidak tahu ada pem-bangunan cuma sampai bata merah, buktitahun 2015 tidak dilanjutkan. Setahu kaminamanya pembangunan gedung tidak adayang setengah-setengah,” kata Mirzalie.

Ia juga meminta Kepala Dinas Pen-didikan Provinsi mengecek langsungkondisi bangunan SMP di Sekutingterpadu,tidak hanya bangunan yang tidak selesai,tetapi juga bangunan yang selesai tahun2013 namun kondisi palfonnya saat inisudah jatuh semua. “Termasuk kualitas,masa bangunan tahun 2013 sudah jebolsemua plafonnya,” katanya.

Bicarakan Dolar dengan WargaRatusan warga Desa Marga Mulya,

Kecamatan Kelumbayan Barat, KabupatenTanggamus, hari itu tidak biasanya lebihpagi berkemas dari rumahnya denganberpakaian rapi. Mereka bukan untukberaktivitas mencari nafkah ke ladang,pasar, atau tempat lainnya.

Kali itu warga bersama-sama pergi kesatu tujuan ke Madrasah Marga Mulya.Wakil mereka di DPRD Provinsi Lampungyang kini menjabat Sekretaris Komisi II,yaitu Joko Santoso, sudah menunggu untukmenjelaskan tugasnya sebagai wakil rakyatyang duduk di komisi kepada masyarakat.

Joko saat itu melakukan kunjunganmasa reses dan mengunjungi daerah

Page 25: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

25JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

pemilihannya juga konstituennya. Dalamkunjungannya kali ini Joko mendatangikonstituennya di Kecamatan Airnaningandan Kelumbayan Barat.

“Kami di Komisi II DPRD ProvinsiLampung, membidangi perekonomian, yangmeliputi pertanian, pertenakan, pariwisata,”tutur Joko, saat memulai perbincangannyadengan warga, Kamis (25/9/2015).

Kemudian Ketua Barisan Muda DPW PANLampung ini menjelaskan kondisi pereko-nomian Indonesia yang sedang menghadapikesulitan karena gap nilai tukar rupiahterhadap dolar AS. “Ini juga berdampakterhadap Provinsi Lampung, tak terkecualibagi daerah Tangggamus,” jelasnya.

Belum Pernah Dikunjungi DewanAnggota DPRD Provinsi Lampung

Apriliati saat masa reses tanggal 20 hingga25 September 2015, mengunjungi daerahpemilihan dan konstituennya di duakecamatan di Bandarlampung. Pada haripertama ia berkunjung ke Sukadanaham,Tanjungkarang Barat.

Ada hal menarik di tempat itu, meskiberada di daerah perkotaan dan di ibukota

provinsi, pamong setempat mengatakandaerah itu baru pertama kali dikunjungianggota DPRD untuk menyerap aspirasirakyat. “Belum pernah ada dewan yang resesdi wilayah ini dari dulu, baru Bu Apriliati yangreses di daerah ini,” kata pamong itu.

Apriliati mengatakan kunjungan masareses yang dilakukannya itu mendapatibeberapa catatan penting yang harus dikerj-akannya sebagai wakil rakyat. Antara lain, senibudaya khususnya Pencak Arak-arakanLampung yang mulai memudar. Seni ini haruskembali digalakkan, kemudian persoalanperbaikan makam umum, dan lampu.

Saat kunjungan di Kelurahan Kam-pungbaru, Labuhanratu, ia mendapati kasuspertanahan. Saat pertemuan dengan warga,Apriliati mendapat keluhan rumah merekayang telah 20 tahun dimilikinya tapi masihberstatus tanah hak pakai atas negara.

“Masalah ini hanya sebagian sajakarena ada sebagian warga yang bisamemiliki sertifikat resmi, ada juga yang takbisa memilik sertifikat,” katanya.

Ia menjanjikan memanggil pihakterkait ke DPRD Lampung, meski se-benarnya masalah itu masuk ranah KotaBandarlampung. “Kita akan mediasi karenaini sudah lama terjadi, tapi tak pernahditindaklanjuti pihak kota,” katanya.

Sedangkan anggota Komisi III DPRDProvinsi Lampung Muswir pada Selasa (22/9/2015), mengadakan kunjungan masareses dengan cara menyerap aspirasi darimasyarakat di Kecamatan Sukarame. KaderPAN ini memilih kunjungan ke salah satuMasjid di Sukarame, Bandarlampung.

Saat pertemuan dengan warga, Muswirmendapati berbagai keluhan dari masya-rakat tentang persoalan sehari-hari. “Kitaserap dulu aspirasi masyarakat dansesegera mungkin carikan jalan keluarnya,”katanya. (tim)

Page 26: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

26JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

embangunan sepertiinfrastruktur, proyek fisiklainnya, memang perlu

karena mempercepatpertumbuhanekonomi. Tapi,Pemerintah ProvinsiLampung jangan lupapembangunan indeksmanusia yangsebenarnya sangatdominan dalammembangunkesejahteraan. SDMmenjadi penentusegalanya dalamdunia kecepatan,mobilitas, danpersaingan saat ini,”kata anggota KomisiV DPRD Lampung, Abdullah FadriAuli, Selasa (22/9/2015).

Pembangunan infrastrukturmemang menyentuh langsungkehidupan masyarakat. Tapi,sebenarnya yang perlu mendapatprioritas membangun indeksmanusia. “Komisi V akan mintaPemprov Lampung mengkaji lagi,jangan terlalu berambisi melakukan

Perlu Keseimbangan dalamPembangunan

Pembangunan Lampung selayaknya diselaraskandengan pembangunan indeks manusia, sebab

pembangunan infrastruktur tanpa didukung kualitassumberdaya manusia menjadi tak bermakna.

perbaikan infrastruktur. Kita harapada kesimbangan pembangunaninfrastruktur dan indeks manusia,”

katanya.Wakil Ketua

Komisi V, KhaidirBujung menambahkan,pihaknya terusmengawasi sektorperekonomian diLampung supayaberjalan selaras. “Kitadukung programGubernur Lampung,tapi DPRD tetapmengawasibagaimana eksekutifmembangunmasyarakatnya,”katanya.

SDM berkualitas dan profesionalmenjadi triger seluruh aspekpembangunan. Hasil pembangunan,kata Khaidir, menjadi ironis jikamasyarakatnya tetap bodoh, tidakmampu bersaing, apalagimemenangkan kompetisi kehidupan.Cermin soal ini sudah bisa dilihatdari sejarah dan fakta yang ada dihadapan mata. (tim)

P“

Abdullah Fadri Auli

Page 27: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

27JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

enurut perhitungan sebenarnyaPemprov hanya mengalokasikananggaran pendidikan sekitar 7

persen dari total Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah tahun 2015 sekitar Rp4,6triliun. Padahal landasan hukum UndangUndang Nomor 20 tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional, pada pasal 9ayat (1) menyebutkan bahwa danapendidikan selain gaji pendidik dan biayapendidikan kedinasan, dialokasikan minimal20 persen dari APBN pada sektor pendidikan

Menelisik Kembali PersentaseAnggaran Pendidikan

dan minimal 20 persen dari APBD.Kenyataannya, Pemprov Lampung

hanya mengalokasikan dana sebesar 7persen dari APBD 2015 senilai Rp289 miliar.Tidak hanya itu pada APBD Perubahan2015 anggaran pendidikan berkurangsebesar Rp80 miliar, dari Rp289 miliarmenjadi Rp209 miliar.

Pokja Pendidikan Komisi V DPRDAbdullah Fadri Auli menjelaskan pe-mangkasan anggaran Rp80 miliar tersebuttidak jelas pengalihannya. Berdasarkan

Kelompok Kerja Pendidikan Komisi V DPRD Provinsi Lampungkembali menelisik, sekaligus mempertanyakan kebijakanPemerintah Provinsi Lampung untuk sektor pendidikan.

M

Page 28: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

28JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

keterangan tim anggaran pemerintahdaerah (TPAD), anggaran sebesar Rp34miliar salah penempatannya.

Dalam APBD Murni 2015 dianggarkanuntuk honor, dan itu dinyatakan sudahdikembalikan ke kas daerah. “Tapi yangRp46 miliar hilang,” ujarnya. Komisi Vsudah berupaya mengklarifikasi alokasidana pendidikan yang menggunakan APBDuntuk dipenuhi minimal mencapai 20persen. Pemprov Lampung tetap meng-klaim jika dana pendidikan sudah mencapai24,6 persen.

“Penafsiran logis tim anggaran ekse-kutif tentang UU Pendidikan masih rancu.Mereka mengklaim hasil evaluasi Ke-mendagri atas dana pendidikan sudah 24,6persen,” kata Abdullah .

Ia mengatakan, anggaran pendidikanyang mencapai 24,6 persen tersebutmerupakan campuran dari Bantuan Ope-rasional Sekolah (BOS) yang dialokasikandari APBN. Berdasarkan data dari TAPD,dana BOS untuk pendidikan ProvinsiLampung tahun ini sekitar Rp1 triliun untuk15 kabupaten/kota se-Lampung.

“Pandangan kami, kalau pemahamanpemerintah provinsi atau pusat, dana BOSdimasukkan dalam APBD pemprov sekitarRp1,2 triliun dari Rp4,9 triliun. Artinya, danaAPBN yang masuk untuk pendidikanmencapai 22 persen. Logikanya kalau to-tal dana pendidikan mencapai 24,6 persen,maka APBD Lampung yang digunakanhanya 2 persen saja.”

Wakil Ketua Komisi V DPRD Lampung,Khaidir Bujung pun berpendapat sama. Diakhawatir, tahun anggaran 2016 nantianggaran pendidikan tak akan meng-gunakan APBD hanya mengandalkan APBNmelalui dana BOS.

“Kalau pemprov mengklaim sudahmengganggarkan dana pendidikan sudah

lebih 20 persen, kami khawatir tahun depantak ada anggaran dari APBD,” katanya.

Dana BOS sebenarnya hanya titipanyang masuk ke kas daerah, bantuan yangtidak permanen, bisa jadi besok, lusa, ataubulan depan ditarik pemerintah pusat.“Kalau tak ada anggaran dari APBD, maudibawa ke mana dunia pendidikan kita,”tanya Khaidir.

Abdullah Fadri menambahkan, Pem-prov Lampung juga diduga melanggarperaturan pemerintah yang menyatakananggaran untuk pendidikan tak boleh lebihkecil dari tahun anggaran sebelumnya.Karena kenyataannya makin berkurang,contoh tahun 2013 anggaran pendidikanRp240 miliar, tahun ini hanya Rp209 miliar.

“Bagaimana kita bisa meningkatkanpembangunan Lampung dan menyejah-terakan masyarakat, kalau indeks pem-bangunan manusia (IPM) kita minim. IPMitu tergantung dunia pendidikan. Kalauanggaran pendidikan minim bagaimanabisa menciptakan IPM yang baik,” katanya.

Anggota Komisi V DPRD LampungMukti Salim mengatakan, ia sudah men-desak agar Pemprov Lampung bisa me-menuhi anggaran pendidikan minimal 20persen dari total APBD. Namun, eksekutifbersikeras mengklaim sudah memenu-hinya. “Itu semua anggaran BOS APBNyang mencapai 22,6 persen. Pemprov hanyamengalokasikan sebesar 2 persen dariAPBD,” kata dia.

Pemprov Lampung nampaknya tidakmemerhatikan pendidikan masyarakatLampung. Terjadi unsur pembodohanmasyarakat, dalam tanda kutip. Ini pre-seden buruk Pemprov Lampung, sebabanggaran pendidikan dikurangi. Pemprovke-GR-an ketitipan anggaran Rp1 triliunlebih dari dana BOS APBN,” demikianMukti. (tim)

Page 29: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

29JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

emerintah Provinsi Lampungmengklarifikasi tudingan KomisiV DPRD yang menyebut ang-

garan pendidikan hanya 4–7 persendari total anggaran yang ada. Ang-garan telah mencapai 20 persen, danini sudah diketahui oleh KementerianDalam Negeri.

Asisten IV Bidang AdministrasiUmum Pemprov Lampung HamartoniAhadis menegaskan, anggaran tahun2015 untuk pendidikan sudah men-capai 20 persen lebih. Yakni, APBDmurni 22,6 persen atau Rp1,08 triliundari total belanja APBD Rp4,7 triliun.Kemudian pada APBD perubahanmenganggarkan Rp1,2 triliun atau24,48 persen dari total belanja Rp0,8triliun.

“Ini belum termasuk dana hibah diluar dana operasional sekolah (BOS)yang diarahkan untuk fungsi pen-didikan, dan mungkin lebih besar,” kataHamartoni, Sabtu (19/9/2015).

Ini sudah sesuai dengan amanahUU bahwa kita sudah melebihi targetyang ditentukan. Maka dari itu, Ke-mendagri saja sudah menyatakanuntuk mempertahankan anggaran iniuntuk tetap konsisten.

Hamartoni mengatakan berkaitandengan Peraturan Presiden (PP) Nomor48 Tahun 2008 tentang PendanaanPendidikan, pemprov sudah melaksa-nakan amanat tersebut. Tidak terlalumasalah dana pendidikan itu di-

Kemendagri Akui AnggaranPendidikan 20 Persen Lebih

anggarkan melalui APBN dan APBD,karena sudah diatur dalam Permen-dagri Nomor 37 Tahun 2014 tentangPedoman Penyusunan APBD 2014.

“Kalau tidak bisa, kenapa dalamevaluasi Kemendagri kita diakui dandisarankan untuk mempertahankan,”katanya. Karena itu, Pemprov Lampungkonsen terhadap pembangunan yangberkaitan dengan masyarakat luas.Seperti, infrastruktur, kesehatan,pendidikan, sosial, ketentraman danketertiban masyarakat, perumahantata ruang termasuk kegiatan yangwajib dengan pelayanan dasar. (tim)

P

Page 30: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

30JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

engalihan aset provinsi memangharus melalui persetujuan DPRDprovinsi. “Prinsipnya kami tidak

pernah menghalangi setiap pengalihanaset. Asalkan memang untuk kepentinganpublik, kami pasti menyetujui. Tapi, hinggakini belum terima surat pengusulanpengalihan aset. Mungkin suratnya masihdi Biro Perlengkapan dan Aset,” kata Ketua

Pengalihan Aset untukPemkot Tertahan

Pengalihan aset Pasar Seni dan Lapangan Merah, Enggal, dariPemprov Lampung ke Pemkot Bandarlampung hingga kini belum

bisa disetujui DPRD Provinsi Lampung. Pemkot mengklaim bahwapengajuannya sudah beberapa kali sejak setahun lalu. Tapi, DPRD

Lampung hingga kini belum menerimanya.

Komisi III DPRD Lampung Ikhwan FadilIbrahim, Selasa (28/9/2015).

Anggota Komisi III DPRD NoverismanSubing membenarkan bahwa pihaknyabelum mendapatkan surat pengajuan duaaset tersebut. “Kami malah belum tahukalau pemkot mengusulkan untuk pe-ngalihan aset,” ujarnya.

Terlebih jika pengusulan itu telah

P

Page 31: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

31JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

dilakukan sejak setahun lalu. Karenanya, iameminta kepada Biro Aset dan Perlengkapanuntuk segera merampungkan. “Kalaumemang ada kendala, segeradiselesaikan. Yang jelas kalausampai terhambat, itu bukankarena terganjal di dewan,”katanya.

Kepala Badan Penge-lolaan Keuangan dan AsetDaerah (BPKAD) Bandar-lampung Trisno Andreasmengatakan setelah pe-ngajuan aset tersebut, me-mang tak pernah disebut-sebut Pasar Seni dan La-pangan Merah. “Yang di-bahas waktu itu hanyaStadion Pahoman dan lahankantor Dinas Perhubungan. Karena belumada jawaban resmi bisa atau tidak, kamihanya wait and see,” ujarnya.

Sebelumnya Wali Kota BandarlampungHerman H.N. menyatakan ingin agar duaaset milik Pemprov, yaitu Pasar Seni danLapangan Merah, Enggal, dapat dikelolaoleh Pemkot. “Pemkot sebenarnya maumengelola, tapi kedua aset itu milikprovinsi,” kata Herman.

Kepala Biro Perlengkapan dan AsetDaerah Lampung Lukmansyah mengatakanbelum bisa berbicara banyak karena masih

dalam pembahasan. Namun, dia mengakuijika Pemkot Bandarlampung telah berkali-kali mengusulkan pengalihan aset Pasar

Seni dan Lapangan Merah.Ia mengatakan pihak-

nya juga berupaya agarkedua aset itu dapat digu-nakan dan dimanfaatkansemaksimal mungkin. Apa-lagi jika kedua aset itudapat meningkatkan pen-dapatan asli daerah. “Kamijuga melihat kepentingandan kebutuhan masyarakat.Entah nanti bagaimanamodel pengelolaannya, tapiitu jadi pembahasan kami,”terangnya.

Sekretaris Komisi IIIDPRD Lampung Toni Eka Chandramendukung pengalihan pengelolaan asetpemprov ke pemkot. Jika dialihkan, Toniyakin aset Pasar Seni dan Lapangan Merahdapat dibenahi menjadi lebih baik.Misalnya, menjadi Ruang Terbuka Hijau(RTH) yang dapat digunakan bersantai paralansia.

Toni menyarankan, jika dilokasi itudibangun pula masjid agung. Karena,Lampung salah satu provinsi yang tidakmemiliki masjid agung. “Kalau dilihat dariluasnya pasti cukup,” katanya. (tim)

Ikhwan Fadil Ibrahim

Page 32: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

32JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

nggota Komisi IV DPRD LampungKadek Swastika mengatakan pro-gram prioritas Gubernur Lampung M.

Ridho Fichardo yaitu pembangunan infra-struktur, sudah mulai mengalami perubahanyang signifikan dan sudah dirasakan mem-baik oleh masyakat Lampung.

“Saya sangat mengapresiasi kinerjadan komitmen Pemprov Lampung, saat inijalan-jalan yang dahulu lama rusak, sudahmulai membaik dan bagus. Ini fakta danboleh dibuktikan, jalan-jalan yang we-wenang Provinsi saat ini ada yang masihdalam pengerjaan dan ada yang sudahselesai,” kata Kadek Swartika.

Kadek mengatakan dari hasil tinjauandi lapangan yang dilakukan pada saatreses, salah satu jalan utama yang sudah

Komisi IV Tinjau PembangunanJl. Ir. Sutami

Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ProvinsiLampung, Minggu (27/09/2015) bersama jajaran Dinas Binamarga

Provinsi Lampung, meninjau pelaksanaan pembangunan JalanIr.Sutami yang menghubungkan Panjang—B andar Sribawono,

Lampung Timur.

diperbaiki adalah Jl. Ir. Sutami yangmerupakan jalan nasional yang meng-hubungkan Panjang dan Sribawono.

“Anggaran perbaikan ruas jalan na-sional tersebut memang dari APBN. Namun,peran Pemprov untuk mempercepat usulan-nya juga sangat berperan,” katanya.

Sementara ruas jalan provinsi yangjuga kini sudah diperbaiki antara lain dariMerapi Bandarjaya menuju Mandala diLamteng. Kemudian ruas jalan dari Kota-gajah menuju Seputih banyak juga diLamteng, kemudian beberapa ruas jalan diPringsewu dan daerah-daerah lainnya.

“Kalau melihat kondisi seperti ini tar-get realisasi 85% pembangunan infra-struktur di 2016 optimistis tercapai,”ujarnya. (tim)

A

Page 33: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

33JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

omisi IV DPRD Provinsi Lampungberharap Dinas Bina Marga (BM)Provinsi Lampung pada tahun 2016

bisa mewujudkan semua jalan milikprovinsi di 14 kabupaten/kota, menjadilebih baik. Jalan menjadi layak bagiaktivitas masyarakat, bukannya menjadicermin buruk wajahdaerah.

Pada tahun 2016Pemprov Lampungharus bisa mem-perbaiki semua ruasjalan provinsi,terutama yang meng-hubungkan kabu-paten/kota. Desakanini juga berkaitan pro-gram utama GubernurLampung M. RidhoFicardo yangmemprioritaskanpembangunan jalandan jembatan.

“Kami harapsemua jalan bisabaik, masih banyak jalan provinsi sepertidi Kabupaten Lampung Timur dan LampungTengah, yang belum disentuh perbaikan,”kata anggota Komisi IV DPRD LampungThaib Husein, Senin (28/9/2015).

Politisi Partai Golkar itu mengakuianggaran yang ada saat ini belum cukupuntuk membenahi semua jalan. Tapi,eksekutif harus mencari jalan keluarnyasehingga jalanan rusak bisa diperbaiki.DPRD sudah terlalu banyak mendapatkeluhan dan desakan dari masyarakat.Karena kerusakan jalan mengakibatkan

Minta Semua Jalan Provinsi Diperbaikiurat nadi perekonomian terputus-putus.Karena itu pula, denyut ekonomi tidaksehat.

DPRD, katanya, akan mengawasisemua pekerjaan Dinas Bina Marga. Meskiharus diakui cukup sulit melihat hasilpekerjaan seluruhnya, apakah baik dan

tidak, apakah tepatwaktu. “Pemprovselalu siaga men-cari solusinya, harusdiselesaikan sesuairencana yang sudahdisepakati, tak usahbanyak alasan lagi,”katanya menegas-kan.

Thaib menga-takan, perbaikan ja-lan yang dilakukanDinas Bina Margamemang belum me-menuhi harapanmasyarakat. Tahunini perbaikan yangmenggunakan dana

APBD Lampung tahun 2015, hasilnyaseperti jalanan yang tambal sulam. Ang-garan jalan tersebut belum sesuai harapan.

“Sebab, banyak ditemukan ruas jalanyang baru selesai dibangun, tapi kembalirusak. Dalam waktu dekat Komisi IV turunke lapangan lihat persoalan sebenarnya dilapangan,” ujarnya. Sebenarnya jika adakomitmen semua pihak menjalankan tugasdan fungsinya sebaik-baiknya, kualitas jalandi Lampung makin mulus. Sebab, fokuspemerintah provinsi dan DPRD juga sama,yakni memperbaiki jalan. (tim)

K

Page 34: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

34JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

Rombongan yang dipimpin KetuaKomisi II Antoni Hasan itu disambutAsisten Perekonomian, Pembangunandan Kesra, Bunga Elim Sombamewakili GubernurSulteng LongkiDjanggola, di RuangPolibu Kantor Gubernur.

Menurut ElimSomba, kunkerrombongan tersebutbertujuan untuk studikomparatif sektorpertanian, perkebunan,peternakan, kelautanperikanan, perindustrian,dan pariwisata yangdibidangi Komisi II. “Inibaru pertama kali bagikami dikunjungi lebih dari 10 oranganggota dewan,” puji asisten padarombongan.

Elim Somba menjelaskan, Sultengadalah provinsi paling luas diSulawesi yakni 33 persen daratan.Untuk sektor unggulan meliputipertanian, kelautan perikanan, energidan sumber daya mineral, pariwisatadan peternakan.

Komisi II Studi Komparatifke Sulteng

Tim Komisi II DPRD Provinsi Lampung dipimpin Ismet Roniberkunjung ke Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Senin

(28/9/2015). Di antara rombongan anggota Komisi II DPRDLampung, ikut serta Wakil Ketua DPRD Lampung Toto

Herwantoko dan Johan Sulaiman.Menurut Elim, sektor-sektor itu

yang men-trigger (memicu)perekonomian Sulawesi Tengahsehingga tiga tahun berturut-turut

pertumbuhanperekonomian Sulteng diatas rata-rata nasional,yakni 8,2 persensementara pertumbuhanekonomi nasional hanya5 persen.

Ada dua strategipemda untuk men-triggerekonomi Sulteng yaknipromosi lewat even-evennasional, kemudianmengambil peran dalamprogram nasional sepertimenginisiasi Kawasan

Industri Morowali yang berbasistambang dan Kawasan Industri Paluyang berbasis manufaktur dan logistik.

“Tak heran kalau Pak Jokowisudah 3 kali berkunjung ke Sulteng.Kunjungan pertama saat meresmikanpabrik smelter di Morowali,kemudian ekpor perdana LNG DongiSenoro dan Sail Tomini di Parigi,”ujarnya. (tim)

Toto Herwantoko

Page 35: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

35JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

PRD Provinsi Lampung memintamahasiswa untuk bersabarmengenai tragedi Universitas

Bandar Lampung (UBL) berdarah. Wakilrakyat di sana berjanji akanmenindaklanjuti peristiwa yang terjadi 16tahun silam.

“Mahasiswa agar sabar danmenunggu kabar dari anggota DPRDpaling lambat pada Oktober mendatang.(Sebab ini) kasus lama, jadi mahasiswadiharapkan menunggu,” kata Aprilliati,anggota Komisi I DPRD Lampung, saatmenemui mahasiswa yang berunjuk rasadi kompleks DPRD Lampung, Senin (28/9/2015).

Dia mengatakan saat ini sebagiananggota dewan sedang ke luar kota. Itusebabnya, para legislator tidak bisamenemui mahasiswa. “Anggota DPRDyang lain sedang ke luar kota, jadi sayayang mewakilinya,” ujarnya.

Sikapi Tragedi UBL Berdarah

Hari ini, puluhan mahasiswa darisejumlah kampus berkumpul di depanUBL untuk memperingati 16 tahunTragedi UBL Berdarah. Mereka berkonvoisepeda motor dari UBL ke Hotel Sheraton,lalu berjalan ke DPRD Lampung danPemerintah Provinsi Lampung.

Mereka menuntut PemerintahProvinsi Lampung membuat monumenSaidatul Fitriah. Mahasiswa jugamendesak Unila mengubah GrahaTeknokra menjadi Graha Saidatul Fitriah.

Mahasiswa juga meminta TragediUBL Berdarah diusut oleh sebuah timinvestigasi khusus. “Tahun ini kamimenuntut RUU Keamanan Nasional karenaitu kami anggap sama saja dengan RUUPenanggulangan Keadaan Bahaya yangpada saat itu ditolak mahasiswa Unila danUBL sampai terjadi tindakan represifaparat keamanan,” ujar M. Arira Fitra,koordinator lapangan aksi. (tim)

D

Page 36: Jurnal DPRD Provinsi Lampung | Edisi September  2015

36JURNAL KEGIATANDPRD PROVINSI LAMPUNGEdisi IX/September 2015

ima komisioner yang dilantik ialahDery Hendryan, As’ad, Budi JayaIdris, Dedeh Kurniasih, dan Khalida.

Dalam sambutannya Pelaksana TugasKepala Dinas Komunikasi dan InformatikaSumarjo Saeini mengatakan, proses seleksipenerimaan calon anggota Komisi Infor-masi Lampung telah dilakukan sejak 12November 2014.

“Mereka telah mengikuti beberapatahap seleksi mulai dari penelitian admin-istratif, tes tertulis, psikotes dan wawan-cara, hingga mengikuti uji kelayakan dankepatutan oleh Komisi I DPRD ProvinsiLampung,” jelasnya.

Wagub Lantik AnggotaKI Lampung

Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri melantik anggotaKomisi Informasi Provinsi Lampung masa bakti 2015-2019.

Pelantikan berlangsung di Balai Keratun, kompleksperkantoran Pemerintah Provinsi Lampung, Rabu, 16/9/2015.

Wakil Gubernur Lampung BachtiarBasri dalam sambutannya mengatakanKomisi Informasi memiliki peran pentingdan strategis dalam rangka terciptanyapelayanan prima di bidang informasikepada publik.

Sementara itu Ketua Komisi InformasiPusat Abdul Hamid Dipopramono dalamsambutannya berharap, anggota KomisiInformasi Provinsi Lampung yang barudapat melaksanakan fungsi utama men-jalankan Undang-Undang. Kemudianberperan sebagai regulator dan menyel-esaikan sengketa Informasi melalui me-diasi dan ajudikasi nonlitigasi. (tim)

L