jurnal aset.doc
TRANSCRIPT
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 1/13
Kamis, 15 November 2012
Jurnal Ilmiah ADVANCE Vol 5 No. 2 Maret – Agustus 2011
PENGARUH RETRIBUSI PELAYANAN PASAR
TERHADAP RETRIBUSI DAERAH
SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SOLOK
Oleh
Siska Yulia Defitri
Dosen Jurusan Akuntansi UMMY
Abstract
Autonomy demands to empower local resources both physical and non physical that there
country. The division of uneven economic results triggers the demands of rapid sub enactment
of regional autonomy, especially are as rich in natural resources. The purpose of this study to
determine the contribution of market services levy as one of public services in
obtaining retribution.
Retributions Solok and Knowing the influence of market service levies against retribution as
one Revenue Solok. Analysis method used is a simple linear regression method, the
results showed the market as a service levies gift as one of the public service levy to contribute
to the revenue an average of 48.48% per year, The effect of market service levy as a source of
local revenue amounted Solok 0.583 or 58.3% while the rest is explained by other sources of
income.
1. Pendahuluan
Era reformasi yang telah terjadi ternyata membawa hikmah positif bagi daerah dimana
selama ini dominasi pusat terhadap daerah begitu kuat sehingga menimbulkan ketimpangan
perekonomian antar daerah, tuntutan daerah untuk mengarahkan system sentralistik kepada
system desentralisasi menuju otonomi daerah makin kuat. Sejak diberlakukannya era otonomi
daerah pada januari 2001, gema otonomi daerah semakin gencar baik merupakan retorika elit
politik maupun para pelaksana daerah yang tidak sabar untuk melaksanakan kebijakan itu. Sesuai
dengan ketentuan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan Pusat dan Daerah, yang
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 2/13
menjadi dasar hukum pelaksanaannya dimana otonomi memberikan kebebasan pada pemerintah
kabupaten atau pemerintah kota untuk mengatur dirinya sendiri. Otonomi merangsang daerah
untuk memberdayakan sumbaer daya baik fisik ataupun non fisik yang ada diwilayahnya.
Pembagian hasil ekonomi yang tidak merata selam ini memicu tuntutan cepat diberlakukannya
otonomi daerah terutama daerah yang kaya akan sumber daya alam.
Semangat yang menggebu-gebu dilaksanakannya otonomi daerah dan desentralisasi
memaksa daerah untuk mandiri karena pembiayaan atau pengeluaran rutin daerah harus ditopang
oleh penerimaan daerahnya sendiri, sehingga bagi daerah yang sumber dayanya kurang
menunjang, pelaksanaan otonomi akan terasa berat. Beban yang dimaksud, misalnya pajak dan
retrigusi yang dikenakan pada perusahaan-perusahaan daerah dan masyarakat setempat, untuk
dapat lebih meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Untuk membawa daerah pada derajat otonomi daerah yang berarti dan mengarah pada
kemandirian daerah, faktor kemampuan keuangan daerah merupakan ciri utama yang
menunjukan suatu daerah otonom mampu berotonomi, self supporting keuangan merupakan
salah satu bobot penyelengaaraan otonomi ini artinya daerah memiliki kewenangan dan
kemampuan untuk menggali sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri
yang cukup mewadahi penyelenggaraan pembangunan daerah. Dukungan keuangan ini ditandai
dengan semakin besarnya nilai PAD dan semakin menurunkan dukungan pusat dalam bentuk
sumbangan/ bantuan.
Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi menurut Undang-
undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbanghan keuangan Pusat dan daerah, terdiri dari
pendapatan asli darah (PAD), dana Perimbangan, lain-lain pendapatan. Pendapatan Asli Daerah
merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan otonomi daerah, dalam menetapkan target
penerimaan dari pos ini seyogyanya dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis potensi
daerah yang ada. Dengan analisisi potensi yang dilaksanakan tiap tahun, maka diharapkan daerah
dapat memanfaatkan potensi yang ada semaksimal mungkin demi kepentingan pembangunan di
daerahnya. Semakin besar kotribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maka daerah akan semakin mampu melaksanakan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan semakin lancer. Ketika Pemerintah Daerah sedang
melakukan usaha meningkatkan pendapatan asli daerahnya, maka hal yang harus
dipertimbangkan adalah beban yang harus ditanggung masyarakat, disatu sisi peningkatan PAD
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 3/13
akan mempengaruhi tingkat kemampuan daerah, tetapi disisi lain juga berarti peningkatan beban
masyarakat. Hal ini karena obyek pemungutan akhir adalah masyarakat.
Sumber Pendapatan Asli Daerah diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah
dimana daerah diberi kewenangan untuk melaksanakan pemungutan berbagai jenis pajak daerah
dan retribusi daerah yang berakaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini
digunakan untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan daerah.
Disini perlu dipahami oleh masyarakat bahwa pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah ini
sebagai sumber penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di daerah. Dimana untuk mengatur tentang pemungutan pajak daerah dan retribusi
dareah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 yang telah disempurnakan dengan
Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang aturan
pelaksanaannya berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak
Daerah dan Peraturan Pemerintah nomor 20 tentang Retribusi Daerah. Seiring dengan
berjalannya otonomi daerah, diharapkan pemerintah daerah mampu mengelola dan
memaksimalkan sumber daya yang ada di daerah untuk kelangsungan dan kemajuan daerahnya
sendiri. Salah satu upaya pemerintah kota Solok dalam meningkatkan Pendapatan Asli
Daerahnya dengan melalui retribusi daerah.
Retribusi daerah sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah merupakan bentuk
pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat yang memanfaatkan
berbagai jasa pelayanan yang diberikan. Dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2004 tentang
pelimpahan sebagian wewenang pemerintah daerah untuk mengatur dan menyelenggarakan
urusan rumah tangga sendiri dalam rangka pembangunan nasional, dinyatakan bahwa retribusi
daerah dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yakni retribusi jasa usaha, retribusi jasa umum dan
retribusi perizinan. Untuk retribusi jasa umum diantaranya adalah retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan, retribusi pelayanan pasar, retribusi pelataran parker dan sebagainya.
Sejalan dengan itu, Kota Solok sebagai salah satu daerah Tingkat II di Sumatera Barat
perlu melakukan pengelolaan Keuangan Daerahnya secara efektif, misalnya dengan
mengupayakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
sumber-sumber PAD, salah satu berasal dari retribusi pelayanan pasar. Hal ini juga didasarkan
semakin banyaknya masyarakat yang melakukan peluang tersendiri bagi daerah dalam rangka
memperoleh pendapatan dalam jumlah yang lebih besar di masa yang akan dating untuk
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 4/13
membiayai pembangunan daerah, artinya semakin besar dana yang dipungut dari hasil retribusi
palayanan pasar, maka akan semakin besar pula Pendapatan Asli Daerah. Untuk memaksimalkan
penerimaan retribusi pasar ini, maka pemerintah daerah perlu memanfaatkan potensi yang ada di
pasar agar bisa dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan sehingga retribusipun meningkat
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan Kontribusi retribusi pelayanan pasar sebagai salah satu retribusi jasa umum dalam
memperoleh retribusi daerah Kota Solok
2. Mengetahui pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai salah satu
Pendapatan Asli Kota Solok
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak saja bagi subjek
permasalahan yang relevan dengan administrasi publik, khususnya administrasi keuangan daerah
yang menjadi tema dan ruang lingkup penelitian ini, tetapi juga mencakup disiplin ilmu lainnya
yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan masukan bagi aparatur pemerintah (khususnya aparatur Pemerintah Daerah Kota
Solok) yang dapat menjadi bahan masukan dalam pengembilan kebijakan dimasa datang. Di
samping itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu penelitian yang lebih
lanjut dalam bidang kajian ini.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Retribusi
Menurut Bastian (2001:156) retribusi adalah pengutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah atas
pelayanan dan penggunaan fasilitas-fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah daerah bagi
kepentingan masyarakat, sesuai dnegan peraturan daerah yang berlaku. Menurut Yani (2002:55)
retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau badan. Menurut Undang-undang Nomor 34 tahun 2000, retribusi adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberinta ijin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.
Sehingga dapat disimpulkan yang dimaksud dengan retribusi daerah adalah pungutan yang
dilakukan oleh pemerintah, berdasarkan peraturan yang berlaku terkait pelayanan atau fasilitas
yang diberikan.
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 5/13
Selanjutnya dalam Pasal 18 Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah dijelaskan tentang obyek dan golongan retribusi sebagai berikut :
(1) Obyek Retribusi terdiri dari :
1) Jasa Umum;
2) Jasa Usaha;
3) Perizinan Tertentu.
(2) Retribusi dibagi atas tiga golongan :
a. Retribusi Jasa Umum;
b. Retribusi Jasa Usaha;
c. Retribusi Perizinan Tertentu.
(3) Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi
Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. Retribusi Jasa Umum :
1. Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Usaha atau
Retribusi Perizinan Tertentu;
2. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi;
3. Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan
membayar Retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;
4. Jasa tersebut layak untuk dikenakan Retribusi;
5. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya;
6. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan fisiensi, serta merupakan salah satu sumber
pendapatan Daerah yang potensial; dan
7. Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut
8. dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik.
b. Retribusi Jasa Usaha :
1. Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau
Retribusi Perizinan Tertentu; dan
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 6/13
2. Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh
sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang
belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah
c. Retribusi Perizinan Tertentu :
1. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam
rangka asas desentralisasi;
2. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum; dan
3. Biaya yang menjadi beban Daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk
menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai
dari Retribusi perizinan.
(4) Dengan Peraturan Daerah dapat ditetapkan jenis Retribusi selain yang ditetapkan dalam ayat (3)
sesuai dengan kewenangan otonominya dan memenuhi criteri yang telah ditetapkan.
(5) Hasil penerimaan jenis Retribusi tertentu Daerah Kabupaten sebagian diperuntukkan kepada
Desa.
(6) Bagian Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan
Daerah Kabupaten dengan memperhatikan aspek Keterlibatan Desa dalam penyediaan layanan
tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, maka retribusi pelayanan pasar termasuk dalam jenis retribusi jasa
umum karena bersifat bukan pajak dan merupakan kewenangan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi, artinya retribusi pasar dapat menjadi salah satu sumber pendapatan
daerah yang potensial.
3. Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
(descriptive research), yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan variabel yang
diteliti secara objektif (Sugiyono, 2004:11). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, dalam hal ini adalah
Kantor Pengolahan Pasar dan DPPKA Kota Solok.
3.2 Operasional Variabel
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 7/13
Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
Retribusi Pelayanan Pasar variabel bebas (X) yang diukur dari realisasi retribusi pelayanan pasar
kota Solok dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2005-2009 dan Retribusi Daerah
sebagai variabel terikat (Y) yang diukur dari realisasi retribusi daerah kota Solok dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2005-2009.
3.3 Metode Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Analisis kontribusi
yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat
disumbangkan dari retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah, maka dibandingkan
antara retribusi pelayan pasar dan retribusi daerah. Rumus yang digunakan untuk menghitung
kontribusi adalah sebagai berikut :
Pn = QXn x 100%
QYn
Keterangan:
Pn = Kontribusi penerimaan retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah (Rupiah)
QXn = Jumlah penerimaan retribusi pelayanan pasar (Rupiah)
QYn = Jumlah penerimaan retribusi daerah Kota Solok sebagai salah satu sumber PAD (Rupiah)
n = tahun (periode tertentu)
b. Analisis pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah
Untuk mengetahui pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah dalam penelitian
ini menggunakan regresi linear sederhana dengan rumus :
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Retribusi Daerah
a = Konstansta
b = Koefisien Regresi
X = Retribusi Pelayanan Pasar
4. Interpretasi Hasil dan Pembahasan
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 8/13
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, untuk menganalisa data dipergunakan
analisa regresi linear sederhana menggunakan komputer program SPSS, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
4.1 Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Retribusi Daerah Sebagai Sumber Pendapatan
Asli Daerah
Kontribusi retribusi pelayanan pasar terhadap Retribusi daerah Kota Solok sebagai sumber PAD
dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Retribusi Daera
Kota Solok
TahunRealisasi Retribusi
Retribusi DaerahKontribusi
Pelayanan Pasar
2005 Rp 357,432,889 Rp 723,357,141 49.41
2006 Rp 361,248,005 Rp 768,237,542 47.02
2007 Rp 381,664,071 Rp 820,508,140 46.52
2008 Rp 388,206,347 Rp 839,285,656 46.25
2009 Rp 450,686,017 Rp 847,066,117 53.21
Sumber : DPPKA Kota Solok
Dari tabel diatas, diketahui bahwa walaupun mengalami fluktuasi tetapi pada dasarnya
kontribusi retribusi pelayanan pasar terhadap Retribusi daerah memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi retribusi daerah yaitu rata-rata hampir mencapai setengah dari jumlah retribusi
daerah yaitu dengan jumlah 48,48%, hal ini menjadi sangat nyata karena pasar Solok merupakan
sumber ekonomi yang besar masyarakat baik dari Kota Solok dan Kabupaten Solok, bahkan
masyarakatn yang berasal dari Pemerintah Daerah tetangga lainnya seperti masyarakat Kota
Sawahlunto, Sijunjung dan lainnya juga menjadikan Pasar Kota Solok tempat transaksi ekonomi
yang cukup representatif.
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 9/13
Dari hasil perhitungan Kontribusi retribusi pelayanan pasar di Kota Solok pada lima
tahun terakhir menunjukkan bahwa kontribusi retribusi pelayanan pasar dirasakan menurun pada
tahun 2008 yaitu sebesar 46,25% dari retribusi daerah, hal ini disebabkan pada tahun tersebut
pasar Kota Solok sedang dilakukan renovasi dan perbaikan pada gedung-gedung pasar sehingga
memberikan dampak menurunnya jumlah pengunjung pasar dan jumlah pedagang di Pasar Kota
Solok. Kontribusi retribusi pelayanan pasar dirasakan lebih meningkat pada tahun 2009, hal ini
terjadi karena telah dibukanya Taman Kota sebagai salah satu tujuan tempat wisata lokal dan
penyelenggaraan berbagai acara dan kegiatan bagi masyarakat yang lokasinya tepat di didepan
pasar Kota Solok yang menyebabkan bertambahnya jumlah pengunjung kota Solok.
4.2 Pengaruh Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Retribusi Daerah sebagai Salah Satu Pendapatan
Asli Daerah
Model regresi linier sederhana ( simple regression analysis) akan memperlihatkan
pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai salah satu pendapatan asli
daerah. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai masing-masing koefisien regresinya. Pengujian
terhadap koefisien regresi variabel-variabel independen dilakukan dengan tingkat keyakinan
(confidence level ) sebesar 95% dan level of significance sebesar 5%. Hasil analisis regresi
sederhana terhadap data penelitian ditunjukkan pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji t Statistik
Variabel Ukuran Perusahaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.842E8 2.036E8 1.887 .156
RP 1.071 .523 .764 2.049 .133
a. Dependent Variable: RD
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dibentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + bx
Y = 3,842 + 1,071x
Dari persamaan regresi dapat dilihat bahwa:
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 10/13
1. Angka 3,842 merupakan konstanta yang menyatakan bahwa tanpa pengaruh retribusi pelayanan
pasar, maka retribusi daerah sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah kota Solok adalah
sebesar 3,842 satuan.
2. Koefisien regresi X sebesar 1,071 menyatakan bahwa setiap peningkatan Retribusi pelayanan
pasar sebesar Rp. 1 satuan akan meningkatkan perubahan Retribusi daerah sebagai salah satu
sumber pendapatan asli daerah sebesar 1,071 satuan
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R 2) digunakan untuk melihat dan menganalisis seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R- square berkisar antara angka
0 sampai 1. Nilai R- square yang semakin besar, yaitu mendekati satu menunjukkan bahwa
model yang dirumuskan untuk menjelaskan perubahan pengungkapan retribusi daerah sangat
baik, pengaruh retribusi pasar terhadap retribusi daerah sebagai salah satu PAD kota Solok
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Hasil Uji R²
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .764a .583 .444 3.92050E7
a. Predictors: (Constant), RP
Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai R-Square atau koefisien determinasi adalah
sebesar 0,583. Ini berarti bahwa retribusi daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel independen retribusi pelyanan pasar sebesar 58,3%. Sedangkan
sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model penelitian ini seperti retribusi parkir,retribusi perizinan dan lain sebagainya.
a. Hasil Uji t
Uji T bertujuan untuk mengetahui apakah varibel independen yang dimasukkan dalam
model regresi dapat mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Untuk setiap variabel
independen, jika T hitung > T tabel atau nilai signifikan < (0,05), hal ini menunjukkan variabel
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 11/13
independen dapat mempengaruhi variabel dependen secara parsial dan signifikan, dan begitu
pula sebaliknya.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diperoleh nilai t hitung 2,049 sedangkan nilai t tabel diketahui
sebesar 2,13185 atau 2,049 < 2,13185 dan nilai signifikan 0,133 > 0,05 hal ini berarti bahwa
retribusi pelayanan pasar berpengaruh negatif terhadap retribusi daerah sebagai salah satu
sumber PAD Kota Solok atau tidak ada hubungan linier antara variabel retribusi pelayanan pasar
dengan retribusi daerah
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :
a. Retribusi pelayanan pasar yang digabungkan dalam Retribusi Daerah kota Solok merupakan
salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi
Pengelolaan keuangan daerah Kota Solok dalam menjalanakan pemerintahan daerah dan
otonomi daerah.
b. Retribusi pelayanan pasar sebagai yang diklasifikasikans sebagai salah satu dari retribusi jasa
umum memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah rata-rata 48,48% setiap tahun.
c. Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai salah satu sumber
pendapatan asli daerah Kota Solok adalah sebesar 0,583 atau 58,3% sedangkan sisanya
dijelaskan oleh sumber pendapatan yang lain.
5.2 Saran
Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disampaikan saran :
Kepada Pemerintah Daerah Kota Solok untuk dapat mengoptimalkan penerimaan retribusi
pelayanan pasar dengan menertibkan para pedagang baik pedagang kaki lima yang tidak
memiliki tempat yang baik maupun pedagang yang sudah memiliki tempat usaha, sehingga
lokasi maupun keberadaan pedagang dapat lebih tertib dan mengurangi kesemrawutan dalam
pasar, dengan demikian penerimaan retribusi pelayanan pasar juga dapat ditingkatkan.
Daftar Pustaka
Bastian, 2001, Akuntansi Sektor Publik,
Pemerintah Republik Indonesia, 1999, Undang-Undang Nomor 22 Tentang Otonomi Daerah.
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 12/13
_________________________, 2000, Undang-Undang Nomor 34 Penyempurnaan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
_________________________, 2001, Peraturan Pemerintah Nomor 65 tentang Pajak Daerah
_________________________, 2004, Undang-Undang Nomor 32 tentanng Pemerintah Daerah
_________________________, 2004, Undang-Undang Nomor 33 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
_________________________, 2004, Undang-Undang Nomor 42 tentang pelimpahan sebagian
wewenang pemerintah daerah untuk mengatur dan menyelenggarakan urusan rumah tangga
sendiri dalam rangka pembangunan nasional
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, Alfabeta
7/16/2019 jurnal aset.doc
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 13/13
Diposkan oleh siskayd di 12.33
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Lokasi: Jalan Solok - Padang, Indonesia
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
siskayd
Solok, Sumatera Barat, Indonesia
S1 Lulus dari UMMY Solok S2 Lulus dari Universitas Andalas Padang
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
• ▼ 2012 (2)
o ▼ November (2)
Jurnal Ilmiah ADVANCE Vol 5 No. 2 Maret – Agustus ...
Jurnal Ilmiah ADVANCE Vol 4 No. 2 Maret – Agustus ...
• ► 2013 (18)
Fish
Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger .