jurnal alens diana mantansari 0811230002
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
1/17
1
PERILAKUBRAND SWITCHING (PERUBAHAN MEREK) PADA
TELEPON SELULER YANG DIPENGARUHI OLEH
REFERENCE GROUP (KELOMPOK ACUAN)
(Studi Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya Malang)
Alens Diana Mantansari
Intan Rahmawati
Ika Adita Silviandari
Universitas Brawijaya Malang
AbstractThis research was conducted to study brand switching behavior of mobile phones
influenced by reference group. Variations of mobile phone brand provide many options for
mobile phone users to influence the mindset of consumers towards a brand. This study used a
qualitative method with the approach of phenomenology. Subjects in this study were 4
students who made brand switching of the mobile phone. Data collection techniques were
interviews, documentary studies and focus group discussion. Analysis technique used a
model of Miles and Huberman. Based on the results of the study, brand switching occurs
because influence of reference group the encouragement, pressure, easiness to communicate,
quality of brand, social status and prestige value of the brand. Reference group influenced
consumers in consumers attitude formation and change, in terms of cognitive, affective and
conative attitudes therefore consumers can form a negative or positive attitude towards the
brand.Keywords:Reference Group, Brand Switching, Mobile Phone
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku brand switching pada telepon seluler
yang dipengaruhi oleh reference group. Bervariasinya merek telepon seluler memberikan
banyak pilihan kepada pengguna telepon seluler sehingga mempengaruhi pola pikir
konsumen terhadap suatu merek. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini adalah 4 mahasiswa yang melakukan
brand switching pada telepon seluler. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, studi
dokumentasi dan focus group discussion. Teknik analisa menggunakan model Miles dan
Huberman. Berdasarkan hasil penelitian, brand switching terjadi karena adanya pengaruh dari
reference group yaitu dorongan, tekanan, kemudahan berkomunikasi, kualitas merek, status
sosial dan nilaiprestigemerek.Reference groupmempengaruhi konsumen dalam perubahan
dan pembentukan sikap konsumen baik dalam segi kognitif, afektif dan konatif sehingga
dapat membentuk sikap negatif atau sikap positif terhadap merek.
Kata Kunci :Reference Group, Brand Switching, Telepon Seluler
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
2/17
2
Latar Belakang
Masyarakat yang hidup di era digital memerlukan bantuan perangkat teknologi yang
praktis untuk membantu mempermudah dalam menjalankan aktivitasnya. Telepon seluler
merupakan salah satu gadget yang banyak dipakai. Telepon seluler mewakili gaya hidup
manusia yang semakin fleksibel dan ingin segala sesuatunya menjadi lebih sederhana, serba
praktis, didukung dari segi desain dan ukurannya. Oleh karena itu, merek telepon seluler pun
sudah menjadi pilihan gaya hidup mereka, merek yang lebih terkenal dikalangan masyarakat
Indonesia maka akan menjadi merek yang lebih diminati oleh konsumen. Menurut catatan
Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) yang diungkapkan oleh Atmosutarno (Antara
News, 2010), saat ini sekitar 180 juta penduduk Indonesia sudah menjadi pelanggan layanan
telepon seluler, berarti sudah sekitar 60 persen populasi di tanah air sudah memiliki 1
perangkat telekomunikasi.
Bervariasinya merek telepon seluler memberikan banyak pilihan kepada pengguna
telepon seluler seperti jenis, fitur dan modelnya, bahkan setiap tipe telepon seluler sering juga
ditujukan khusus untuk kalangan tertentu dengan status sosial dan jenis pekerjaannya. The
American Marketing Association mengartikan merek sebagai suatu nama, istilah, simbol,
desain, atau kombinasinya sebagai tanda pengenal produk atau jasa suatu penjual, yang
membedakan dengan produk-produk pesaing (Djan dan Ruvendi, 2006).
Brand switching adalah saat dimana seorang konsumen atau sekelompok konsumen
berpindah kesetiaan dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya.
Konsumen dalam hal ini meninggalkan merek pada produk yang lama dan melakukan
pembelian pada merek lain. Penelitian Djan dan Ruvendi (2006) tentang prediksi perpindahan
merek menyebutkan bahwa banyaknya pilihan merek dan tipe telepon seluler yang
ditawarkan di pasaran serta sering berubahnya selera konsumen mengakibatkan pengguna
berganti merek atau tipe telepon selulernya dari suatu merek ke merek lainnya.
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
3/17
3
Sasaran berbagai produk perusahan telepon seluler salah satunya adalah mahasiswa
berdasarkan penelitian dari Djan dan Ruvendi (2006). Mahasiswa sebagai bagian dari
masyarakat banyak disorot berkaitan dengan perilakunya sebagai konsumen yang tidak
terlepas dari pengaruh konsumtifisme, sehingga tidak aneh kelompok ini suka mencoba hal-
hal yang dianggap baru. Hal ini sejalan dengan sifat dari mahasiswa itu sendiri yang memang
serba ingin tahu dan selalu tertarik mencoba-coba. Mahasiswa cenderung mengikuti mode
yang sedang beredar sehingga mendukung konsumen untuk mengkonsumsinya karena takut
diklaim ketinggalan zaman dan untuk diterima oleh kelompok sosialnya. Berdasarkan hasil
observasi peneliti di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada mahasiswa psikologi, dapat
diamati bahwa mahasiswa di sana tidak lepas dari telepon selulernya, bahkan telepon seluler
yang mereka bawa juga bukan tergolong telepon seluler murahan, tetapi telepon seluler
keluaran terbaru dengan harga yang terbilang cukup mahal.
Kehidupan sosial mahasiswa menjadi penyebab utama seorang mahasiswa terpaksa
membeli telepon seluler agar tidak ketinggalan zaman. Sebagai contoh, ada yang sangat
tertarik dengan gadget merek Nokia, namun karena teman-temannya menggunakan
BlackBerry atau smartphone berbasis Android, maka dia terpaksa menggunakan telepon
seluler tersebut untuk memenuhi kebutuhan akan gaya hidupnya dan kebutuhan sosialnya
agar tidak dijauhi teman-temannya yang menggunakan perangkat yang sama pula.
Reference groupmempengaruhi tindakan konsumen dalam hal pengambilan keputusan
konsumen. Reference groupyang mampu mempengaruhi sikap konsumen antara lain yaitu
keluarga, kelompok persahabatan, kelompok belanja, kelompok kerja, kelompok atau
masyarakat maya dan selebriti. Bearden dan Michael (2001) mengatakan bahwa reference
group digunakan sebagai standar perbandingan untuk penilaian diri dan konsep diri sehingga
mampu memunculkan keputusan untuk membeli suatu produk.
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
4/17
4
Pentina, Prybutok dan Zhang (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa peran dari
reference group dalam keputusan konsumen untuk membeli karena adanya interaksi oleh
individu dengan lingkungan kelompoknya sehingga mendapatkan informasi dan pengetahuan
baru tentang suatu produk. Pengalaman interaksi dalam memakai produk dapat memunculkan
komitmen terhadap merek produk tersebut dan menyebabkan konsumen merasa tertarik untuk
mencoba merek tersebut. Merek yang sama dengan reference group akan semakin memicu
sikap favorable konsumen terhadap produk tersebut sehingga konsumen semakin loyal
dengan suatu merek.
Berubahnya pola pikir konsumen terhadap suatu merek akibat berbagai macam tuntutan
yang diinginkan konsumen sebagai dampak dari pengembangan sebuah merek, konsumen
tidaklah begitu mempermasalahkan akan kualitas produk sebuah merek namun lebih
mempermasalahkan kualitas dari merek itu sendiri (Abisatya, 2009). Jika merek tersebut
merupakan sebuah merek yang banyak digunakan orang, secara tidak langsung merek
tersebut berkualitas sehingga konsumen tidak akan ragu lagi untuk membeli walau seperti
apapun kualitas produk yang diberikan. Selain itu, sikap positif suatu konsumen terhadap
merek akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian sedangkan sikap negatif akan
menghalangi konsumen dalam melakukan pembelian.
Sikap konsumen yang dipengaruhi oleh kelompok acuan karena manusia adalah makhluk
sosial yang setiap harinya melakukan interaksi dengan individu lainnya. Interaksi ini dapat
mempengaruhi manusia sebagai konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu
produk tertentu sehingga akan memunculkan sikap konsumen terhadap produk yang
dibicarakan, apakah konsumen akan menyukai atau bahkan tidak menyukai produk tersebut.
Berarti dalam sikap adanya proses belajar melalui pengalaman dan interaksi dengan orang
lain yang nantinya akan membentuk perasaan positif dan negatif terhadap suatu objek.
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
5/17
5
Berdasarkan pada permasalahan tersebut maka akan menarik untuk dikaji bagaimanakah
perilaku brand switching pada telepon seluler yang dipengaruhi oleh reference group untuk
membentuk sikap konsumen sehingga menyebabkan konsumen beralih dari satu merek ke
merek lainnya.
Landasan Teori
A.Brand Switching (Perubahan Merek)
1. PengertianBrand (Merek)
Merek sangat bernilai karena mampu mempengaruhi pilihan konsumen. Menurut The
American Marketing Assosiation (Djan dan Ruvendi 2006) merek adalah nama, istilah,
tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang bertujuan untuk
mengidentifikasikan produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan
membedakannya dari produk atau jasa pesaing. Menurut Rizky dan Pantawis (2011),
merek dapat menambah nilai suatu produk karena merek merupakan aspek instinsik
dalam strategi. Sikap positif suatu konsumen terhadap merek akan memungkinkan
konsumen melakukan pembelian sedangkan sikap negatif akan menghalangi konsumen
dalam melakukan pembelian.
2. PengertianBrand Switching (Perubahan Merek)
Menurut Peter dan Jeny (1999) perpindahan merek (brand switching) adalah pola
pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke
merek yang lain. Perpindahan merek dapat muncul karena adanya variety seeking.
Sedangkan menurut Djan dan Ruvendi (2006) brand switching adalah saat dimana
seorang konsumen atau sekelompok konsumen berpindah kesetiaan dari satu merek
sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya. Jadi, brand switching adalah
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
6/17
6
perpindahan merek yang dilakukan oleh konsumen kepada merek lain dengan
meninggalkan merek lama.
3.
Faktor-Faktor Yang MempengaruhiBrand Switching
Konsumen melakukan brand switching tentu karena adanya pertimbangan yang telah
dilewati. Chatrin dan Karlina (2007), munculnya perilaku brand switching dipengaruhi
oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Price
Penetapan harga merupakan suatu alasan yang menyebabkan konsumen pindah ke
merek yang lain, yang terdiri dari harga perbandingan, biaya, pembebanan, denda dan
kesepakatan harga promosi.
b. Sales Promotion
Sales promotion adalah suatu cara untuk mempengaruhi konsumen agar langsung
membeli barang dengan merek tertentu, sehingga dengan adanya sales promotion
yang baik akan mempengaruhi konsumen dalam berpindah merek.
c.
Munculnya Produk-Produk Baru
Munculnya pesaing-pesaing baru memang menjadi salah satu penyebab terjadinya
brand switching.
d. Kualitas
Perilaku brand switching juga dipengaruhi oleh persepsi kualitas konsumen.
Kualitas yang lebih baik yang ditawarkan suatu produk baru atau lain dapat
mempengaruhi konsumen untuk berpindah dari suatu produk yang satu ke produk
yang lain.
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
7/17
7
Menurut Wuri (2002) terdapat 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya brand
switching yaitu faktor internal dan faktor eksternal konsumen :
a.
Faktor Internal Konsumen
Faktor internal adalah faktor lingkungan dari dalam diri konsumen. Dimensi
faktor internal konsumen adalah keinginan untuk mencari variasi, dissatisfaction,dan
pengetahuan konsumen mengenai merek.
b. Faktor Eksternal Konsumen
Faktor eksternal adalah faktor lingkungan dari konsumen yang dapat
mempengaruhi perpindahan merek baik berupa iklan, promosi dan sebagainya.
B.Reference Group (Kelompok Acuan)
1. Pengertian Group(Kelompok)
Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat lepas dari hubungan antara satu
individu dengan individu lainnya atau kelompok untuk dapat berinteraksi. Schiffman dan
Kanuk (2008) memaknai kelompok sebagai dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk
mencapai sasaran perorangan maupun bersama. Kelompok mempengaruhi konsumen
dengan empat cara dasar yaitu :
a. Kelompok Mempengaruhi Proses
Pengaruh informasi dirasakan apabila kelompok memberi informasi yang dapat
dipercaya dan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
b. Pembentukan Peran Dalam Kelompok
Peran terdiri dari perilaku khusus yang diharapkan dari seseorang dalam posisi
tertentu. Peran penting dalam perilaku konsumen karena sebagai pembuat keputusan.
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
8/17
8
c. Pengembangan Tekanan Penyesuaian
Penyesuaian yaitu perubahan perilaku atau kepercayaan terhadap kelompok
sebagai akibat dari tekanan kelompok. Apabila suatu produk dianggap sangat penting
dan menonjol bagi orang lain maka tekanan penyesuaian akan meningkat.
d.
Proses Perbandingan Sosial
Perbandingan sosial adalah mengevaluasi kebenaran pendapat, kemampuan dan
kebenaran pemilikan dalam membandingkan diri mereka dengan orang lain.
2. PengertianReference Group (Kelompok Acuan)
Dharmmesta dan Handoko (2008) menjelaskan bahwa reference group adalah
kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang untuk membentuk kepribadian dan
perilakunya. Interaksi mereka sering dilakukan secara individual (face to face) sehingga
seseorang akan lebih terpengaruh oleh orang lain untuk membeli sesuatu, biasanya
masing-masing kelompok mempunyai opinion leader yang dapat mempengaruhi
anggotanya. Nasihat dari orang lain tersebut lebih berpengaruh dari pada iklan di majalah,
surat kabar, televisi dan media yang lain. Kelompok acuan dalam kehidupan melibatkan
banyak pihak dari berbagai kalangan. Berikut adalah macam-macam reference group
yang memepengaruhi konsumen:
a. Keluarga
Satu keluarga dapat digambarkan sebagai anggota kelompok paling dasar yang
hidup bersama-sama dan berinteraksi untuk memuaskan kebutuhan pribadi bersama.
b. Kelompok Persahabatan
Kelompok persahabatan ini merupakan kelompok informal, pendapat dan pilihan
teman merupakan pengaruh yang penting dalam menentukan produk atau merek yang
akhirnya dipilih konsumen.
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
9/17
9
c. Kelompok Belanja
Kelompok belanja adalah dua orang atau lebih yang berbelanja bersama-sama atau
hanya melewatkan waktu bersama. Pada kelompok ini terdapat motif sosial dan
membantu mengambil keputusan mengenai suatu produk atau merek.
d.
Kelompok Kerja
Waktu yang mutlak seseorang di tempat kerja akan memberikan banyak
kesempatan untuk memberikan pengaruh yang besar terhadap perilaku konsumen.
3. DampakReference Group Terhadap Perilaku Konsumen
Tingkat pengaruh yang diberikan reference group pada perilaku perorangan biasanya
tergantung pada sifat individu, produk dan faktor sosial tertentu. Berikut ini merupakan
dampak reference group terhadap perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk
(2008) :
a. Informasi dan Pengalaman
Orang yang mempunyai pengalaman langsung dengan suatu produk/jasa atau
dengan mudah dapat memperoleh informasi yang lengkap mengenai hal itu.
b. Kredibilitas, Daya Tarik, dan KekuatanReference Group
Reference group yang memiliki faktor kredibilitas, daya tarik dan kekuatan dapat
menimbulkan perubahan sikap dan perilaku konsumen.
c. Sifat Menonjol Produk
Produk yang menonjol secara visual adalah produk yang mencolok dan
diperhatikan (barang mewah). Produk yang menonjol secara verbal dapat
digambarkan dengan mudah dibandingkan dengan yang lain.
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
10/17
10
4. PeranReference Group
Menurut Bearden dan Michael (2001) reference group bertindak sebagai
perbandingan langsung atau tidak langsung dalam pembentukan sikap dan tingkah laku
seseorang.Reference group mempengaruhi konsumen dengan tiga cara, yaitu :
a.
Membawa seseorang kepada gaya hidup dan perilaku yang baru
b. Reference group mempengaruhi self concept dan tingkah laku seseorang
c. Reference group menciptakan tekanan untuk meniru dan dapat mempengaruhi pilihan
seseorang akan produk, merek dan penjualan.
C.
Sikap Konsumen
1. Pengertian Sikap
Schiffman dan Kanuk (2008) menjelaskan pengertian sikap adalah kecenderungan
yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Berikut ini adalah komponen sikap yang
terdiri dari:
Gambar 1
Komponen Sikap
(Ferrinadewi, 2008)
2.
Pengertian Sikap Konsumen
Peter dan Jeny (1999) menyebutkan sikap konsumen ditujukan pada dua konsep yaitu
objek dan perilaku. Konsumen dapat memiliki sikap terhadap berbagai objek fisik dan
sosial termasuk di dalamnya produk, merek, model, toko dan orang penjualnya.
Cognitive Keyakinan
konsumenakan suatu
objek
Afektif
Perasaan danevaluasi
Konatif
Tindakanberdasarkankeyakinan
dan perasaan
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
11/17
11
Konsumen juga memiliki sikap terhadap objek imajiner seperti konsep dan ide. Selain
itu, konsumen dapat memiliki sikap terhadap perilaku atau tindakan baik tindakan masa
lalu maupun perilaku masa depan.
D.
Telepon Seluler
1. Pengertian Telepon Seluler
Telepon seluler merupakan alat komunikasi digital. Menurut Hamidin (2009), telepon
seluler dilengkapi dengan data berupa teks sebagai sarananya. Konsumen yang
mobilitasnya cukup tinggi umumnya menggunakan media ini sebagai alat komunikasi
mereka. Hal ini disebabkan oleh karakter penggunaannya yaitu ringan, portable,
sederhana dan harganya yang saat ini sudah terjangkau dan dapat digunakan dimanapun.
Telepon seluler bukan sekedar alat telekomunikasi canggih, namun merupakan life
style bagi masyarakat. Banyaknya pilihan merek pada telepon seluler membuat
masyarakat khususnya mahasiswa, mengikuti tren berganti-ganti telepon seluler dengan
seri terbaru. Menurut Haryati (2007) perubahan gaya hidup ini juga disebabkan karena
pengaruh budaya konsumerisme melalui iklan-iklan telepon seluler dan semakin
meningkatnya daya beli konsumen.
2. Perkembangan Telepon Seluler
Saat ini perkembangan teknologi informasi atau yang biasa juga disebut sebagai
teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communicatian Technology)
mengalami kemajuan yang luar biasa. Telepon seluler yang dulunya dengan fasilitas voice
dan SMS (Short Message Service) memungkinkan manusia mengatasi hambatan jarak
dan waktu untuk melakukan komunikasi. Namun mengikuti perkembangan teknologi
digital kini telepon seluler dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti menangkap
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
12/17
12
siaran radio dan televisi, pemutar audio dan video, kamera digital, game,layanan internet
dan layanan generasi ketiga (3G) dengan jasa videophone (Djan dan Ruvendi, 2006).
Metode
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan
pendekatan fenomenologi. Menurut Iskandar (2009) fenomenologi berorientasi untuk
memahami, menggali dan menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan
hubungan dengan orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu. Adapun subjek yang terlibat
dalam penelitian ini sebanyak 4 orang mahasiswa. Data dalam penelitian ini menggunakan
dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari mahasiswa
psikologi Universitas Brawijaya yang melakukan brand switching pada telepon seluler
setelah mendapatkan pengaruh dari reference group melalui wawancara, focus group
discussion (FGD), dan dokumentasi berupa kwitansi pembelian telepon seluler. Data
sekunder dari penelitian ini diperoleh dari reference group melalui wawancara dan Data
sekunder diperoleh melalui wawancara dan focus group discussion (FGD). Teknik analisis
data yang digunakan terhadap data-data yang sudah diperoleh yaitu dengan model Miles dan
Huberman. Ada tiga macam tahapan dalam proses analisis data dengan model interaktif yaitu
reduksi data, data display, dan verifikasi kesimpulan, (Emzir, 2012).
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, secara umum dapat dikatakan bahwa
keseluruhan subjek dalam penelitian ini melakukan brand switching dengan cara terpengaruh
oleh reference group. Reference group dapat memotivasi munculnya suatu perilaku bagi
anggotanya seperti halnya dalam menentukan suatu merek telepon seluler. Menurut
Schiffman dan Kanuk (2008) pada kelompok terdapat motif sosial dalam mengambil suatu
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
13/17
13
keputusan terhadap merek telepon seluler. Motif sosial disini dapat dilihat dari sindiran
terhadap merek telepon seluler yang dipakai dan dorongan untuk menggunakan merek
telepon seluler yang sama dengan reference group. Cara-cara yang dilakukan reference group
dalam mempengaruhi keputusan konsumen yaitu dengan memberikan informasi mengenai
merek telepon seluler yang mereka pakai, menunjukkan keunggulan dari merek tersebut serta
menunjukkan sikap tidak tertarik dengan merek telepon seluler yang dipakai oleh individu
atau kelompok yang mendapatkan pengaruh tersebut. Hal inilah yang dialami subjek dalam
penelitian ini ketika mereka mendapatkan pengaruh dari reference group untuk melakukan
brand switching, namun reference group setiap subjek pada penelitian ini berbeda-beda
kelompok sehingga menyebabkan perbedaan dalam cara mempengaruhi subjek dan sikap
yang dibentuk oleh subjekpun berbeda-beda pula.
1. Subjek GA
Reference group berasal dari teman yaitu teman yang menemani GA untuk membeli
telepon seluler. Peran dari reference group GA berupa memberikan informasi mengenai
merek yang mereka pakai, menunjukkan daya tarik merek tersebut, sindiran terhadap
merek yang dipakai GA sebelumnya, tidak memperhatikan SMS dari GA, mengajak SPG
counteruntuk ikut memberikan informasi berupa keunggulan mengenai merek telepon
seluler reference group. Pengaruh dari reference group tersebut dapat membentuk proses
kognitif subjek GA sehinggamenyebabkan penilaian terhadap merek Blackberry yaitu
berupa evaluasi terhadap merek yang dilakukan GA dengan mencari informasi atau
kebenaran tentang informasi yang diberikan oleh kelompoknya dengan mencoba
meminjam merek kelompoknya serta melakukan browsing internet untuk mendapatkan
informasi yang lebih sehingga di sini subjek GA menunjukkan adanya rasa suka terhadap
merek tersebut. Rasa suka ini mendorong GA untuk membentuk suatu tindakan tertentu
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
14/17
14
sebagai bentuk keyakinan dan perasaannya terhadap merek Blackberry yaitu dengan
melakukan brand switching dari merek terdahulu Nokia ke Blackberry.
2.
Subjek BF
Reference groupberasal dari teman yaitu teman kampus yang merupakan satu jurusan
serta teman satu kelas subjek. Peran dari reference group BF berupa memberikan
informasi mengenai merek yang mereka pakai, sindiran, bujukan serta mengiming-
imingi dengan memperlihatkan merek yang mereka pakai atau meminjamkannya kepada
subjek. Pengaruh dari reference group tersebut dapat membentuk proses kognitif yaitu
dengan mendapatkan banyak informasi dari kelompoknya, subjek BF mulai
mempertimbangkan informasi-informasi yang didapatkan tersebut. Informasi ini dapat
mengubah pandangan subjek mengenai merek dari reference group dimana awalnya
subjek tidak tertarik dengan merek tersebut menjadi tertarik dengan merek tersebut. Rasa
suka subjek terhadap merek dari reference group ini menyebabkan munculnya perilaku
membeli sesuai dengan merek reference group yaitu dari Nokia ke Blackberry.
3. Subjek ND
Reference groupberasal dari teman kantor yaitu teman-teman yang berasal dari kantor
yang sama dengan subjek. Peran dari reference group ND yaitu dengan memberikan
informasi tentang merek telepon seluler yang mereka pakai, menunjukkan banyaknya
karyawan yang menggunakan merek telepon seluler yang sama serta manfaatnya .
Pengaruh dari reference group tersebut dapat membentuk sikap yaitu dengan tahapan
mengumpulkan informasi yang relevan sehingga membentuk keyakinan, lalu
mengevaluasinya menjadi rasa suka terhadap merek yang ditawarkan oleh reference
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
15/17
15
group dan akhirnya subjek ND memilih untuk melakukan brand switching dari merek
Blackberry ke merek Samsung yang sesuai dengan reference group.
4.
Subjek AR
Reference group berasal dari keluarga. Peran dari reference group AR berupa
memberikan daya tarik dan kredibilitas tentang pengetahuan reference group terhadap
merek-merek telepon seluler. Pengaruh dari reference group membentuk perilaku subjek
sesuai dengan dorongan dari reference group tersebut yang kemudian subjek melakukan
brand switching terhadap merek telepon selulernya sesuai dengan merek dari reference
group yaitu dari Samsung ke Apple. Setelah proses brand switching ini baru subjek
merasa yakin dengan merek tersebut. Rasa yakin yang dialami oleh subjek AR setelah
melakukan brand switching tersebut timbul karena adanya proses mencoba merek
telepon seluler dan setelah pemakaian barulah subjek merasa bahwa terdapat nilai
prestige pada merek tersebut yang disebabkan karena masih jarangnya pengguna merek
tersebut dikalangan kelompok subjek di luar dari anggota keluarga dan sifat-sifat yang
ada pada keunggulan fitur merek tersebut serta harga tinggi dari merek tersebut.
Permasalahan yang muncul sebelum melakukan brand switching yaitu adanya rasa
bimbang terhadap dua merek atau lebih dan rasa khawatir apabila merek darireference group
tidak sesuai dengan informasi yang disampaikan, serta adanya rasa tidak percaya diri karena
kelompoknya yang lain tidak menggunakan merek dari reference group yang akan diikuti.
Namun banyaknya pengaruh yang didapatkan oleh subjek dari reference group membuat
subjek merasa ingin untuk mencoba merek dari reference group tersebut sehingga setelah
subjek melakukan brand switchingpada penelitian ini mendapatkan manfaat berupa adanya
rasa percaya diri, kemudahan dalam berkomunikasi, dan mendapatkan keuntungan dengan
fasilitas yang diberikan oleh merek dari telepon seluler tersebut.
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
16/17
16
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian maka dapat dikatakan bahwa perilaku brand switching
pada merek telepon seluler terjadi karena adanya pengaruh dari reference group yang mana
adanya proses interaksi yang menyebabkan perubahan sikap dari merek telepon seluler yang
dipakai terhadap merek dari reference group. Dengan terjadinya hal tersebut maka dapat
disarankan bahwa dalam memberikan pengaruh kepada orang lain maka reference group
perlu memperhatikan banyaknya frekuensi dalam mempengaruhi, hal ini diharapkan mampu
mempercepat konsumen dalam membentuk sikap positif terhadap merek telepon seluler
tersebut. Reference group juga dapat mengoptimalkan pengaruhnya dengan mengajak
kelompok lain untuk turut serta memberikan pengaruh terhadap konsumen yang menjadi
target sasaran. Bagi produsen telepon seluler perlu untuk mengenali lebih jauh tentang bentuk
produk yang diinginkan dari konsumennya. Pengetahuan mengenai merek apa saja yang
beredar di pasaran menjadikan konsumen tidak memilih pada satu merek saja sehingga
produsen harus bersedia mengeksplorasi temuan-temuan barunya terlebih lagi menciptakan
trend baru yang nantinya mampu diminati oleh para konsumen serta mempertimbangkan
promosi dalam periklanan yang menggunakan reference group karena dapat mendorong
konsumen untuk meniru merek yang dikonsumsi oleh reference group. Selain itu dapat
disarankan pula bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dengan tema sejenis
hendaknya memperhatikan variabel brand switching, pada penelitian ini peneliti
menggunakan subjek yang memakai merek telepon seluler baru serta meninggalkan merek
telepon seluler yang lama, sehingga bagi peneliti berikutnya dapat lebih menjelaskan kepada
subjek yang melakukan brand switching pada telepon seluler tetapi tidak meninggalkan
merek telepon seluler yang lama.
-
7/24/2019 Jurnal Alens Diana Mantansari 0811230002
17/17
17
Daftar Pustaka
Abisatya, D. (2009). Competitive Advertising Serta Dampaknya Pada Perilaku Brand
Switching Konsumen.Jurnal Bisnis Dan Manajemen, X(1), 1-16.
Antara News. (2010). ATSI: Jumlah Pelanggan Seluler Tembus 180 Juta. Retrieved from
http://www.antaranews.com/berita/1279108087/atsi-jumlah-pelanggan-seluler-tembus-180-jutadiakses 22 Februari 2012.
Bearden, W., & Michael, J. (2001). Reference Group Influence On Product And Brand
purchase Decisions.The Journal of Consumer Research, 9.
Chatrin & Karlina, S. (2007). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam
Melakukan Brand Switching Terhadap Bread Boutiques Di Supermall Pakuwon Indah
Surabaya.Skripsi; Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra.
Dharmmesta, B., & Handoko, H. (2008). Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku
Konsumen.Yogyakarta : BPFE.
Djan, I., & Ruvendi, R. (2006). Prediksi Perpindahan Penggunaan Merek Handphone
Dikalangan Mahasiswa.Jurnal Ilmiah Binaniaga, 2(1).
Emzir. (2012).Metodelogi Penelitian Kualitatif Analsis Data. Jakarta : Rajawali Pers.
Ferrinadewi, E. (2008).Merek & Psikologi Konsumen. Surabaya : Graha Ilmu.
Hamidin, Hamdan. (2009). Gaya Hidup Masyarakat Yang Menggunakan Telepon Seluler,
Retrieved from Http://Www.Scribd.Com/Doc/48280536/Gaya-Hidup-Masyarakat-Yang-
Menggunakan-Telepon-Selulardiakses 22 Februari 2012.
Haryati. (2007). Studi Interaksionisme Simbolik, Budaya Telepon Genggam. Jurnal
Penelitian Komunikasi. Vol. 10 No. 1.
Iskandar. (2009).Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : GP press.
Pentina, I., Prybutok, V., & Zhang, X. (2008). The Role Of Virtual Communities As
Shopping Reference Group.Journal of Electronic Commerce Research. Vol. 9, No.2.
Peter, J., & Jeny C. (1999). Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran. Jakarta : Erlangga.
Rizky, A., & Pantawis, S. (2011). Pengaruh Citra Dan Sikap Merek Terhadap Ekuitas
Merek. Vol.7, No.2, 181-196.
Schiffman, L., & Kanuk, L. (2008). Perilaku Konsumen.Jakarta : Indeks.
Wuri, M. (2002). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Melakukan
Perpindahan Merek. Tesis; Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.