jurnal

16
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT DEPRESI POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RUANGAN MAWAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BITUNG THE RELATIONSHIP OF HUSBAND SUPPORT WITH DEPRESION LEVEL POST PARTUM MOTHER IN “MAWAR” MATERNITY WARD GOVERNMENT GENERAL HOSPITAL OF BITUNG CITY Elvira Laiyan*, Julianus Ake**,Tinneke Tandipajung**. *Mahasiswa Fak. Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon **Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRAK Kehamilan di samping memberi kebahagiaan yang luar biasa, juga sangat menekan jiwa dimana sebagian perempuan justru merasa sebaliknya yaitu dengan merasa sedih, marah, kesal, lelah, tidak berarti dan putus asa dalam menjalani hari setelah melahirkan yang memungkinkan munculnya masalah psikologis yang dikenal dengan depresi post partum sehingga membutuhkan dukungan dalam menurunkan tingkat depresi post partum.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi yang digunakan adalah ibu post partum diruang Mawar RSUD yang berjumlah 70 orang besar sampel sebanyak 60 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling.Penelitian ini dilaksanakan di ruangan Mawar RSUD Bitung sejak tanggal 12 Januari sampai dengan 29 Februari 2016. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner, dan diuji dengan menggunakan uji Spearman Rho.Hasil penelitian menunjukkan variabel dukungan informasional (r) = 0.301 dan signifikan (p) = 0.019, variabel dukungan penilaian (r) = 0.466 dan signifikan (p) = 0.000, variabel dukungan instrumental (r) = 0.662 dan signifikan (p) = 0.000, variabel dukungan emosional (r) = 0.701 dan signifikan (p) = 0.000. Kesimpulan penelitian yaitu terdapat hubungan antara dukungan informasional suami, dukungan penilaian suami, dukungan instrumental suami dan, dukungan emosional suami, namun variabel yang paling kuat hubungannya dengan tingkat depresi post partum yaitu dukungan instrumental dan dukungan emosional suami. Disarankan agar suami dapat mempertahankan dukungannya dalam menurunkan tingkat depresi post partum pada ibu bersalin. Kata Kunci: Dukungan Suami, Depresi Post Partum. Ibu Post Partum ABSTRACT Pregnancy in addition beside give a happiness, it has been a pressures by some women and will be grieve, angry, upset, tired, hopeless and despair during the day after a birth that allows the psychological problem known as post partum depression that required support to reduce post partum depression .This research is descriptive research which use cross sectional design . The 1

Upload: frans-rumthe

Post on 07-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FREE

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT DEPRESI POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RUANGAN MAWAR RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH KOTA BITUNG

THE RELATIONSHIP OF HUSBAND SUPPORT WITH DEPRESION LEVEL POST PARTUM MOTHER IN “MAWAR” MATERNITY WARD GOVERNMENT GENERAL HOSPITAL OF

BITUNG CITY

Elvira Laiyan*, Julianus Ake**,Tinneke Tandipajung**.

*Mahasiswa Fak. Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

**Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

ABSTRAK

Kehamilan di samping memberi kebahagiaan yang luar biasa, juga sangat menekan jiwa dimana sebagian perempuan justru merasa sebaliknya yaitu dengan merasa sedih, marah, kesal, lelah, tidak berarti dan putus asa dalam menjalani hari setelah melahirkan yang memungkinkan munculnya masalah psikologis yang dikenal dengan depresi post partum sehingga membutuhkan dukungan dalam menurunkan tingkat depresi post partum.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi yang digunakan adalah ibu post partum diruang Mawar RSUD yang berjumlah 70 orang besar sampel sebanyak 60 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling.Penelitian ini dilaksanakan di ruangan Mawar RSUD Bitung sejak tanggal 12 Januari sampai dengan 29 Februari 2016. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner, dan diuji dengan menggunakan uji Spearman Rho.Hasil penelitian menunjukkan variabel dukungan informasional (r) = 0.301 dan signifikan (p) = 0.019, variabel dukungan penilaian (r) = 0.466 dan signifikan (p) = 0.000, variabel dukungan instrumental (r) = 0.662 dan signifikan (p) = 0.000, variabel dukungan emosional (r) = 0.701 dan signifikan (p) = 0.000. Kesimpulan penelitian yaitu terdapat hubungan antara dukungan informasional suami, dukungan penilaian suami, dukungan instrumental suami dan, dukungan emosional suami, namun variabel yang paling kuat hubungannya dengan tingkat depresi post partum yaitu dukungan instrumental dan dukungan emosional suami. Disarankan agar suami dapat mempertahankan dukungannya dalam menurunkan tingkat depresi post partum pada ibu bersalin.

Kata Kunci: Dukungan Suami, Depresi Post Partum. Ibu Post Partum

ABSTRACT

Pregnancy in addition beside give a happiness, it has been a pressures by some women and will be grieve, angry, upset, tired, hopeless and despair during the day after a birth that allows the psychological problem known as post partum depression that required support to reduce post partum depression .This research is descriptive research which use cross sectional design . The population used is mother post partum diruang rose hospital totaling 70 the great samples from 60 respondents taken to technique purposive sampling.penelitian was carried out in the room rose bitung hospital after the 12 january and february 29 2016  .The population is Maternity mother , Total of samples are 60 respondents has been taken by purposive sampling technique. This research was done in maternity ward at Bitung hospital. The data collection using a questionnaire and spearman rho analyzed. The result showed variable informational support (r) = 0.301 and significant (p) = 0.019, variable support (assessment (r) = 0.466 and significant (p) = 0.000, variable support instrumental (r) = 0.662 and significant (p) = 0.000, variable emotional support (r) = 0.701 and significant (p) = 0.000. The conclusion of this research is that was a relationship between husband informational support, husband instrumental support, husband emotional support, but the most variable conjunction within the post partum depression are instrumental support and emotional support of husband. So It’s suggested that regular maintain husband support to reduce the post partum depression on maternity.

Keywords: Husband Support, Post Partum Depression, Maternity woman

1

Page 2: Jurnal

PENDAHULUAN

Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukkan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan,masa melahirkan,masa nifas sampai enam minggu,dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Padila, 2014).

Kehamilan di samping member kebahagiaan yang luar biasa, juga sangat menekan jiwa sebagian wanita. Peran menjadi seorang ibu pada sebagian wanita saat melahirkan bayinya membuat ia merasa telah berfungsi utuh dalam menjalankan kehidupannya dan menambah rasa percaya diri disamping menjalani beberapa peran lainnya baik di dalam keluarga maupun lingkungan sosial (Hutagaol, 2010). Namun sebagian perempuan justru merasa sebaliknya yaitu merasa sedih, marah, kesal, lelah, tidak berarti dan putus asa dalam menjalani hari setelah melahirkan yang memungkinkan munculnya masalah psikologis yang dikenal dengan depresi post partum (Lubis, 2009 dalam Hutagaol, 2010).

Berdasarkan penelitian ternyata wanita yang mengalami penyakit depresi dua kali lebih banyak dari pada laki-laki (Sandres, 1984 dalam Asih, 2012).Angka kejadian depresi postpartum bervariasi antara 10% hingga 15%. Berdasarkan  the Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder IV, kondisi ini tampak dalam kurun waktu 4 minggu postpartum, dan dapat menetap selama 12 bulan sesudahnya. Di Belanda, terdapat sekitar 20% wanita yang baru saja melahirkan terpengaruh depresi postpartum.Di Asia, prevalensi Pelaporan prevalensi kejadian postpartum blues bervariasi diseluruh dunia. Prevalensi postpartum blues di Tanzania sebanyak 80% sementara di Jepang 8%. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kriteria diagnosis dan metodologi penelitian yang berbeda pada masing-masing penelitian (Gondo, 2009).Di Indonesia sendiri belum dapat diketahui secara pasti hingga kini, mengingat belum adanya lembaga terkait yang melakukan penelitian terhadap kasus tersebut (Regnia, 2001 dalam Imaninditya, 2013).

Pada suatu penelitian yang dilakukan di Osaka, Jepang, pada tahun 2010 dengan jumlah responden sebanyak 771 orang yang menghubungkan pekerjaan, penghasilan,

dan pendidikan dengan kejadian depresi postpartum mendapat hasil prevalensi postpartum sebanyak 13.8% (Miyake, dkk, 2010). Suatu penelitian tentang perbedaan risiko depresi postpartum antara ibu primipara dengan multipara yang dilakukan di RSIA ‘Aisyiyah Klaten tahun 2010, dengan jumlah responden sebanyak 44 orang didapati hasil angka kejadian risiko depresi postpartum ibu primipara dan multipara berbeda berdasarkan usia. Ibu primipara rentan dengan risiko depresi postpartum pada usia yang lebih muda dibandingkan ibu multipara (Sari, 2010).

Penelitian yang dilakukan di Boyolali pada tahun 2008 dengan mengambil sampel sebanyak 30 responden tentang dukungan sosial dengan kejadian depresi postpartum didapatkan hasil bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diterima ibu maka semakin menurun tingkat depresi (Dewi, 2008). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tahun 2009 pada 50 orang ibu postpartum spontan di bangsal rawat inap RSUP.Haji Adam Malik Medan didapatkan hasil wanita postpartum yang mendapatkan sindrom depresi postpartum sebanyak 16% dan yang tidak mengalami depresi postpartum sebanyak 84% (Sari, 2009).

Faktor penyebab terjadinya depresi post partum salah satunya adalah tidak adanya dukungan sosial keluarga (Yosep, 2010). Hasil penelitian Wahyuni (2014), bahwa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi depresi post partum adalah dukungan keluarga dan pekerjaan. Penelitian Fatimah (2009) menunjukkan bahwa terdapat hubungan dukungan suami dengan kejadian post partum blues pada ibu primipara.

Terdapat tiga jenis dimensi dukungan keluarga (dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan, dukungan informasional (keluarga berfungsi sebagai kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia), dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa sarana pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan masalah, dukungan Material (keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan kongkrit) (Rahmat, 2007).

Data jumlah ibu bersalin di kota Bitung ditahun 2014 sebanyak 3.518 ibu bersalin dari sasaran 4.097 atau sekitar (86%), di tahun 2015 jumlah ibu bersalin sebanyak 2.581 ibu dari sasaran 4.300 atau sekitar

2

Page 3: Jurnal

(60,02%). Berdasarkan survey awal yang dilakukan penelit iterhadap jumlah persalinan normal di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bitung terhitung sejak Januari

sampai dengan Oktober 2015 terdapat 275 ibu bersalin dengan kejadian depresi post partum belum diketahui.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analtik dengan jenis penelitian cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat.Pada studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel dependen) dihubungkan dengan penyebab (variabel independen) (Nursalam, 2008).

Untuk melakukan pengumpulan data peneliti menggunakan instrument sebagai pedoman pengumpulan data dengan kuesioner. Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner kepada semua ibu bersalin yang berisi pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah di siapkan tentang dukungan suami dan kejadian depresi post

partum.Jawaban dari kuesioner yang telah di hitung secara manual, akan dilakukan uji analisis untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variable dependen dengan menggunakan uji statistic Spearman Rho.

Metode yang digunakan dalam pengambilan atau pengumpula data adalah dengan cara menggunakan kuesioner. Langkah–langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu : identifikasi terhadap responden, pemberian nomor pada lembar kuesioner yang telah di isi responden, memeriksa kembali kelengkapan kuesioner atau jawaban yang diberikan responden. Setelah dipastikan terisi dengan lengkap maka kegiatan selanjutnya adalah tahap pengolahan data dan analisa data.

Hasil Penelitian

Analisa Univariat

Gambar 1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur di Ruangan Mawar RSUD Bitung, tahun 2016

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa jumlah Responden terbanyak yaitu pada

kategori umur 16 sampai 21 tahun yaitu sebanyak 34 orang (56.7%)

3

Page 4: Jurnal

Gambar 2. Karakteristik Pendidikan Responden di Ruangan Mawar RSUD Bitung, tahun 2016

Page 5: Jurnal

Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan bahwa Tingkat pendidikan Responden yang

terbanyak yaitu SMA yaitu sebanyak 32 orang (53.3).

Gambar 3. Distribusi Responden berdasarkan dukungan Informasional suami di Ruangan Mawar RSUD Bitung, tahun 2016

Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan bahwa dukungan informasional suami terbanyak

adalah pada kategori baik yaitu sebanyak 34 orang(56.7%)

Gambar 4. Dukungan Penilaian suami di Ruangan Mawar RSUD Bitung Tahun 2016

Berdasarkan gambar 4 menunjukkan bahwa dukungan Penilaian suami terbanyak adalah pada kategori cukup 31 orang (51.7%), dan

pada kategori baik sebanyak 29 orang (48.3%)

Gambar 5. Dukungan Instrumental suami di Ruangan Mawar RSUD Bitung, Tahun 2016

Berdasarkan gambar 5 menunjukkan bahwa dukungan Instrumental suami terbanyak

adalah pada kategori baik yaitu sebanyak 34 orang (56.7%)

Gambar 6. Dukungan Emosional suami di Ruangan Mawar RSUD Bitung, Tahun 2016

Page 6: Jurnal

Berdasarkan gambar 6 menunjukkan bahwa pada dukungan Emosional suami terbanyak

adalah pada kategori baik yaitu sebanyak 31 orang (51.7%)

Gambar 7. Tingkat Depresi Post

Berdasarkan gambar 7 menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah pada kategori

depresi ringan yaitu sebanyak 34 orang (56.7%)

Page 7: Jurnal

Analisa Bivariat

Tabel 1. Analisis Hubungan Dukungan Informasional dengan Kejadian Depresi Post Partum pada Ibu Bersalin di Ruangan Mawar RSUD Bitung tahun 2016

Dukungan Informasional

Depresi Post Partum Jumlah %Ringan % Sedang % Berat %

Baik 24 40.0 9 15.0 1 1.7 34 56.7Cukup 10 16.7 16 26.6 0 ,0 26 43.3Kurang 0 .0 0 .0 0 .0 0 .0

Total 34 56.7 25 41.7 1 1.7 60 100Koefisien Korelasi (r) = 0.301

Signifikan (p) = 0.019

Page 8: Jurnal

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 1 menunjukkan bahwa dukungan informasional suami pada ibu post partum yang paling banyak adalah pada kategori baik yaitu sebanyak 34 orang (56.7%) dengan kejadian depresi post partum yang paling banyak adalah pada kategori depresi ringan yaitu sebanyak 24 orang (40.0).dukungan informasional suami pada kategori cukup yaitu sebanyak 26 orang (43.3%) dengan kejadian depresi post partum yang paling

banyak adalah pada kategori depresi sedang yaitu sebanyak 16 orang (26.6%).Dalam penelitian ini tidak terdapat dukungan informasional pada kategori kurang. Hasil uji Spearman Rho didapat nilai koefisien korelasi (r) = 0.301 dan nilai signifikan (p) = 0.019, yang bermakna terdapat hubungan antara dukungan informasional suami dengan kejadian depresi post partum pada ibu bersalin dengan kuatnya hubungan berada pada kategori lemah

Tabel 2. Analisis Hubungan Dukungan Penilaian dengan Kejadian Depresi Post Partum pada Ibu Bersalin di Ruangan Mawar RSUD Bitung, tahun 2016

Dukungan Penilaian

Depresi Post Partum Jumlah %Ringan % Sedang % Berat %Baik 23 38.3 6 10.0 0 .0 29 48.3Cukup 11 18.3 19 31.7 1 1.7 31 51.7Kurang 0 .0 0 .0 0 .0 0 .0

Total 34 56.7 25 41.7 1 1.7 60 100Koefisien Korelasi (r) = 0.446

Signifikan (p) = 0.000

Dari hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Tabel 2 bahwa dukungan penilaian suami yang paling banyak yaitu pada kategori cukup yaitu sebanyak 31 orang (51.7%) dengan depresi post partum yang paling banyak yaitu pada kategori depresi sedang yaitu sebanyak 19 orang (31.7%). Dukungan penilaian suami pada kategori baik yaitu sebanyak 29 orang (48.3%) dengan depresi post partum paling banyak adalah pada

kategori depresi ringa yaitu sebanyak 23 orang (38.3%) dan tidak ada dukungan penilaian suami pada kategori kuarang.Hasil uji Spearman Rho didapat nilai koefisien korelasi (r)=0.446 dan nilai signifikan (p)= 0.000, yang bermakna terdapat hubungan antara dukungan penilaian suami dengan tingkat depresi post partum dengan tingkat hubungan adalah lemah.

Tabel 3. Analisis Hubungan Dukungan Instrumental dengan Kejadian Depresi Post Partum pada Ibu Bersalin di Ruangan Mawar RSUD Bitung, tahun 2016

Dukungan Intrumental

Depresi Post Partum Jumlah %Ringan % Sedang % Berat %Baik 29 48.3 5 8.3 0 .0 34 56.7Cukup 5 8.3 20 33.3 1 1.7 26 43.3Kurang 0 .0 0 .0 0 .0 0 .0

Total 34 56.7 25 41.7 1 1.7 60 100Koefisien Korelasi (r) = 0.662

Signifikan (p) = 0.000

Dari hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Tabel 3 bahwa dukungan instrumental suami yang paling banyak adalah pada kategori baik yaitu sebanyak 34 orang (56.7%) dengan depresi post partum yang paling banyak adalah pada kategori ringan yaitu sebanyak 29 orang (48.3%). Dukungan instrumental suami pada kategori cukup yaitu sebnayak 26 orang (43.3%) dengan depresi post partum paling banyak adalah pada kategori sedang yaitu sebanyak 20 orang

(33.3%) dan tidak ada dukungan instrumental suami pada kategori kurang. Hasil uji Spearman Rho didapat nilai koefisien korelasi (r) = 0.662 dan nilai signifikan (p) = 0.000, yang bermakna terdapat hubungan antara dukungan instrumental suami dengan kejadian depresi post partum pada ibu bersalin dengan kuatnya hubungan berada pada kategori sedang.

Page 9: Jurnal

Tabel 4. Analisis Hubungan Dukungan Emosional dengan Kejadian Depresi Post Partum pada Ibu Bersalin di Ruangan Mawar RSUD Bitung, tahun 2016

Dukungan Emosional

Depresi Post Partum Jumlah %Ringan % Sedang % Berat %Baik 28 46.7 3 5.0 0 .0 31 51.7Cukup 6 10.0 22 36.7 1 1.7 29 48.3Kurang 0 .0 0 .0 0 .0 0 .0

Total 34 56.7 25 41.7 1 1.7 60 100Koefisien Korelasi (r) = 0.701

Signifikan (p) = 0.000

Dari hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Tabel 4 bahwa , dukungan emosional suami yang paling banyak adalah pada kategori baik yaitu sebanyak 31 orang (51.7%) dengan depresi post partum yang paling banyak adalah pada kategori depresi ringan yaitu sebnayak 31 orang (5148.7%). Dukungan emosional suami pada kategori cukup yaitu sebanyak 29 (48.3%) dengan depresi post partum yang paling banyak

adalah pada kategori depresi sedang yaitu sebanyak 22 orang (36.7%)dan tidak ada dukungan emosional pada kategori kurang. Hasil uji Spearman Rho didapat nilai koefisien korelasi (r) = 0.701 dan nilai signifikan (p) = 0.000, yang bermakna terdapat hubungan antara dukungan emosional suami dengan kejadian depresi post partum pada ibu bersalin dengan kuatnya hubungan berada pada kategori kuat.

PEMBAHASAN

Hubungan Dukungan Informasional dengan Kejadian Depresi Post Partum pada Ibu Bersalin di Ruangan Mawar RSUD Bitung tahun 2016

Berdasarkan hasil uji Spearman Rho didapat nilai koefisien korelasi (r) = 0.301 dan nilai signifikan (p) = 0.019, yang bermakna terdapat hubungan antara dukungan informasional suami dengan kejadian depresi post partum pada ibu bersalin dengan kuatnya hubungan berada pada kategori lemah.

Dalam Teori Friedman (2002) Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk didalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga (suami) dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresor. Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini suami sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, walaupun dukungan informasi suami pada kategori baik, tidak selalu berbentuk depresi post partum pada kategori baik, sebab terdapat kategori cukup dan kurang

dalam penelitian tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa depresi.

Menurut asumsi peneliti dukungan suami yang baik dalam pemberian informasi ini dipengaruhi juga oleh tingkat pengetahuan dari ibu dalam menerima dan menggunakan informasi yang didapat sehingga diharapkan dengan informasi yang ada maka ibu dapat memahami kondisi yang terjadi saat ini. Pengetahuan ibu ini juga dapat dihubungkan dengan umur ibu. Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung (Hardiwinoto, 2013).

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah Responden terbanyak yaitu pada kategori umur 16 sampai 21 tahun yaitu sebanyak 34 orang (56.7%). Sehingga informasi yang diterima, hal ini menjelaskan tingkat penerimaan informasi yang diterima oleh ibu.

Hal ini sesuai dengan Teori menurut Notoatmodjo (2007), bahwa umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin baik. Dukungan informasi suami mampu mencegah terjadinya deprsei post partum karena dalam dukungan ini suami

Page 10: Jurnal

akan bertindak sebagai pemberi saran, sugesti, dimana informasi ini dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus

pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Dukungan informasional adalah dukungan berupa pemberian informasi yang dibutuhkan oleh individu.

Hubungan Dukungan Penilaian dengan Kejadian Depresi Post Partum pada Ibu Bersalin di Ruangan Mawar RSUD Bitung tahun 2016

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan penilaian suami dengan kejadian depresi post partum pada ibu bersalin dengan kuatnya hubungan berada pada kategori lemah.

Dukungan penilaian suami meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan dalam menghadapi stressor.Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan penilaian suami pada kategori baik menunjukkan depresi post partum pada kategori baik, sedangkan pada kategori cukup terdapat, terdapat kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya dukungan penilaian yang baik maka depresi post partum akan dapat ditekan sehingga tidak menjadi sebuah masalah, sebaliknya jika dukungan suami pada kategori cukup memiliki peluang untuk terjadinya depresi post partum.

Menurut asumsi peneliti bahwa ibu melahirkan dengan dukungan penilaian suami memberikan suatu penguatan positif. Hal ini dipengaruhi oleh 1. Kebutuhan akan kasih sayang

Kebutuhan akan kasih sayang ini disebabkan karena suami adalah orang yang penting bagi ibu melahirkan, ibu melahirkan dengan dukungan suami yang baik dapat menunjukkan sedikit gejala emosi dan fisik dan lebih mudah melakukan penyesuaian diri. Hal ini sesuai dengan teori menurut Rukiah (2014) bahwa ada dua kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama hamil dan melahirkan yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangannya terhadap anaknya

Hal ini disebabkan karena pengalaman kehamilan dan melahirkan dapat menimbulkan depresi. Pernyataan ini sesuai dengan asumsi menurut Kehamilan di samping memberi kebahagiaan yang luar biasa, juga sangat menekan jiwa sebagian wanita (Hutagaol, 2010

2. Kebutuhan akan pengambilan keputusan

Kebutuhan akan pengambilan keputusan saat ibu akan melahirkan, sangat dibutuhkan ibu dalam bentuk dukungan penilaian baik pada proses melahirkan sampai dengan kelahiran sang anak, dengan adanya dukungan ini maka ibu akan dengan mudah untuk menjalani perubahan yang terjadi saat kelahiran sang bayi. Hal ini sesuai dengan Teori Friedman (2002) bahwa

Dukungan penilaian suami dapatmemperkuat dan meninggikan perasaan harga diri dan kepercayaan akan kemampuan individu. Keluarga berfungsi sebagai pemberi umpan balik yang positif, menengahi penyelesaian masalah yang merupakan suatu sumber dan pengakuan identitas anggota keluarga. Keberadaan informasi yang bermanfaat dengan tujuan penilaian diri serta penguatan (pembenaran).

Page 11: Jurnal

Hubungan Dukungan Instrumental dengan Kejadian Depresi Post Partum pada Ibu Bersalin di Ruangan Mawar RSUD Bitung tahun 2016Berdasarkan hasil uji Spearman Rho

didapat nilai koefisien korelasi (r) = 0.662 dan nilai signifikan (p) = 0.000, yang bermakna terdapat hubungan antara dukungan instrumental suami dengan kejadian depresi post partum pada ibu bersalin dengan kuatnya hubungan berada pada kategori kuat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan instrumental suami merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat depresi post partum pada ibu melahirkan.

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan,

menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata (Friedman, 2002).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Fatimah (2009) bahwa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi depresi post partum adalah dukungan keluarga dan pekerjaan.Pekerjaan menentukan status sosial ekonomi keluarga.Menurut Rahmat (2007) bahwa faktor ekonomi berhubungan juga dengan pendapatan keluarga.Pendapatan berpengaruh pada daya beli seseorang untuk membeli sesuatu.Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada.

Menurut asumsi peneliti bahwa adanya dukungan instrumental yang baik ini dapat dipengaruhi oleh faktor antaralain:

1. Faktor ekonomi keluargaFaktor ekonomi keluarga menggambarkan penghasilan keluarga dalam persiapan proses persalinan sampai kelahiran. Ibu melahirkan akan merasa sangat cemas apabila tidak adanya persiapan ekonomi yang mencukupi dalam proses persalinan, sehingga dapat meningkatkan kecemasan ibu saat setelah melahirkan. Hal ini sesuai dengan teori Friedman (2002) bahwa dukungan ekonomi akan membantu sumber daya untuk kebutuhan dasar dan kesehatan ibu dan anak

2. Faktor pengalaman dalam menghadapi persalinan istri Faktor pengalaman dalam menghadapi persalinan oleh suami adalah faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi timbulnya masalah depresi post partum. Pengalaman ini biasanya didapat dari informasi yang diterima dari orang lain ataupun dari orang terdekat atau keluarga sendiri. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 16 sampai dengan 21 tahun atau ibu yang pertama kali bersalin, sehingga dari hal ini dapat dikatakan bahwa suami belum memiliki pengalaman dalam menghadapi proses persalinan maupun kelahiran bayi namun, dengan infromasi yang diterima oleh suami maka persiapan menyambut kelahiran sang bayi sudah lebih baik, jika dibandingkan dengan ibu yang telah beberapa kali melahirkan.

Hubungan Dukungan Emosional dengan Kejadian Depresi Post Partum pada Ibu Bersalin di Ruangan Mawar RSUD Bitung tahun 2016

Hasil uji Spearman Rho didapat nilai koefisien korelasi (r) = 0.701 dan nilai signifikan (p) = 0.000, yang bermakna terdapat hubungan antara dukungan emosional suami dengan kejadian depresi post partum pada ibu bersalin dengan kuatnya hubungan berada pada kategori kuat. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa faktor dukungan emosional suami adalah merupakan variabel yang paling kuat

hubungannya dibandingkan dengan variabel dukungan informasional, dukungan penilaian dan, dukungan instrumental.

Menurut asumsi peneliti bahwa Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Hal ini sesuai dengan teori

Page 12: Jurnal

menurut (Friedman, 2002) bahwa dukungan emosional berarti bahwa keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat

Dukungan suami dalam menghadapi kehamilan maupun persalinan sangatlah berarti, dimana suami dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada istri, sehingga mentalnya cukup kuat dalam menghadapi proses persalinan. Membantu istri dalam menyiapkan semua kebutuhan bayi, memperhatikan secara detail kebutuhan istri

dan menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa aman.Selain itu suami dapat bekerjasama dengan anggota keluarga dan teman terdekat memberikan dukungan yang positif Narulita (2006).

Hasil penelitian ini juga dapat membuktikan teori menurut Yosep (2007) bahwa, faktor penyebab terjadi depresi pada kaum wanita yang sangat menderita dirumah tangganya, hubungan dengan suami yang buruk atau suami yang memang mempunyai masalah yang serius.

Simpulan1. Ada hubungan dukungan informasional

suami dengan kejadian depresi post partum di Ruangan Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Bitung dengan tingkat hubungan yang lemah.

2. Ada hubungan dukungan penilaian suamidengan kejadian depresi post partum di Ruangan Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Bitung dengan tingkat hubungan yang lemah

3. Ada hubungan dukungan instrumental suami dengan kejadian depresi post partum di Ruangan Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Bitung dengan tingkat hubungan yang sedang

4. Ada hubungan dukungan emosional suami dengan kejadian depresi post partum di Ruangan Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Bitung dengan tingkat hubungan yang kuat

Saran 1. Bagi Rumah Sakit

Disarankan agar Rumah Sakit dapat menyediakan fasilitas ruangan konseling khusus bagi ibu post partum untuk dapat mengetahui tanda dan gejala kejadian depresi post partum dengan wawancara berdasarkan perilaku yang ditunjukkan dan dengan intsrumen yang digunakan peneliti

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Disarankan agar Universitas Sariputra Indonesia Tomohon, terus

mengembangkan sumbangsihnya di masyarakat lewat mahasiswa praktek khususnya bagi praktek keperawatan maternitas sehingga dapat ditemukan masalah-masalah yang berhubungan dengan kejadian depresi post partum.

3. Bagi Ibu Post Partum Disarankan kepada ibu post partum agar tetap mempertahankan dukungan yang telah ada, sehingga dapat menekan tingkat depresi post partum.

DAFTAR PUSTAKA Asih, R (2012). Gambaran Dukungan Sosial

Pada Penderita Postpartum Depression, diakses dari http://publication.gunadarma.ac.id/handle/123456789/438hari Minggu tanggal 22 November 2015 jam 21.00wita.

Fatimah, S. (2009). Hubungan Dukungan Suami Dengan Kejadian Post partum Blues Pada Ibu Primipara Di Ruang Bugenvile RsudTugurejo Semarang. Artikel Riset Keperawatan Universitas Diponegoro Semarang.

Gondo, H.K (2009). Skrining Edinburgh Postnatal Depression Scale Post Partum Blues (EPDS) Pada Post Partum Blues. Jurnal Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Hardiwinoto (2013), ‘Kategori Umur’, (Jakarta : DEPKES RI, 2009) diakses pada 12 Juni 2016; diakses dari at http://ilmu-kesehatan-masyarakat/kategoriumur.html

Hutagaol, E.T (2010). Efektivitas Intervensi Edukasi Pada Depresi Post Partum. Tesis: Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Maternitas Depok.

Imaninditya, Y (2013). Studi Dsikriptif Tingkat Depresi Post Partum pada IbuNifas di Wilayah Kerja Puskesmas Klaten tahun 2013.Jurnal Kebidanan Indonesia Vol.5 no. 1 Januari 2014.

Page 13: Jurnal

Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Padila (2014).Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: NuhaMedika.

Rahmat (2007).Dukungan dalam keluarga, diakses dari http://www.dukunganislami.com tanggal 29 Oktober 2015 pada pukul 19.00 wita.

Friedman. (2002). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktek, Edisi kelima, Jakarta: FKUI.

Miyake, Yoshihiro., Tanaka, Keiko., Sasaki, Satosi&Hirota, Yoshio. 2010.

Employment, income, and education and risk of postpartum depression: The Osaka Maternal and Child Health Study. Journal of Affective Disorder.Volume: 130 h-133-137.

Sari, Maya Eka., (2010). Perbedaan Risiko Depresi Postpartum Antara Ibu Primipara Dengan Multipara Di RSIA ‘Aisyiyah Klaten.Diaskes dari http://etd.eprints.ums.ac.id/9449/

Sari, Laila Sylvia., (2009).Sindroma Depresi Pasca Melahirkan Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.Diakses dari: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6370

Narulita (2006).1001 Tentang Kehamilan : Bandung: Triexs Media