jurnal

16
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DAN JUMLAH ANAK DENGAN PERILAKU I BU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POLINDES BABADAN TIMUR KECAMATAN PATIANROWO KABUPATEN NGANJUK Erlyana Novita Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada ABSTRAK Pemberian ASI eksklusif sangat baik bagi bayi baru lahir maupun ibu. Selama ibu menyusui agar tercapai pemberian ASI eksklusif ibu membutuhkan dukungan suami. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif; menganalisis hubungan jumlah anak dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk. Metode Penelitian yang digunakan Cross Sectional dengan jenis penelitian analitik korelasional. Populasi penelitian adalah ibu yang memberi eksklusif pada Bayi Usia 0-6 bulan di Polindes Babadan Timur yang berjumlah 122 ibu. sampel yang digunakan 94 responden dengan teknik pengambilan sampel dengan Simple random sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner dan analisa data korelasi phi. Hasil penelitian tentang dukungan suami terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif didapatkan sebagian besar mendapat dukungan kurang dari suami yaitu 54 responden (67,4%), Jumlah anak dari ibu yang memberi ASI Ekslusif didapatkan setengah responden punya anak 1 yaitu 45 responden (47,9%), Perilaku memberi ASI Eksklusif didapatkan sebagian besar responden mempunyai perilaku negatif dalam pemberian ASI ekslusif yaitu 51 responden (54,3%). Kesimpulan ada hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan taraf hubungan kuat; berdasarkan hasil Uji korelasi Phi didapatkan P value = 0,000 dan harga P Value < 0,05 sedangkan harga R = 0,634 dan dan ada hubungan jumlah anak dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan taraf hubungan kuat berdasarkan hasil uji korelasi phi didapatkan hasil P value = 0,000 sehingga P Value < 0,05, sedangkan harga R = 0,601. Saran bagi suami sebaiknya memberikan dukungan dalam bantuk dukungan materi dan dukungan emosional kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Serta bagi ibu dan suami sebaiknya membatasi jumlah anak 2-3 supaya bisa bisa fokus dalam memberikan ASI pada bayinya.

Upload: yanni-lengkong

Post on 13-Apr-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ASI

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DAN JUMLAH ANAK DENGAN PERILAKU I BU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DI POLINDES BABADAN TIMUR KECAMATAN PATIANROWO KABUPATEN NGANJUK

Erlyana NovitaProgram Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Surya Mitra Husada

ABSTRAK

Pemberian ASI eksklusif sangat baik bagi bayi baru lahir maupun ibu. Selama ibu menyusui agar tercapai pemberian ASI eksklusif ibu membutuhkan dukungan suami. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif; menganalisis hubungan jumlah anak dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk.

Metode Penelitian yang digunakan Cross Sectional dengan jenis penelitian analitik korelasional. Populasi penelitian adalah ibu yang memberi eksklusif pada Bayi Usia 0-6 bulan di Polindes Babadan Timur yang berjumlah 122 ibu. sampel yang digunakan 94 responden dengan teknik pengambilan sampel dengan Simple random sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner dan analisa data korelasi phi.

Hasil penelitian tentang dukungan suami terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif didapatkan sebagian besar mendapat dukungan kurang dari suami yaitu 54 responden (67,4%), Jumlah anak dari ibu yang memberi ASI Ekslusif didapatkan setengah responden punya anak 1 yaitu 45 responden (47,9%), Perilaku memberi ASI Eksklusif didapatkan sebagian besar responden mempunyai perilaku negatif dalam pemberian ASI ekslusif yaitu 51 responden (54,3%).

Kesimpulan ada hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan taraf hubungan kuat; berdasarkan hasil Uji korelasi Phi didapatkan P value = 0,000 dan harga P Value < 0,05 sedangkan harga R = 0,634 dan dan ada hubungan jumlah anak dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan taraf hubungan kuat berdasarkan hasil uji korelasi phi didapatkan hasil P value = 0,000 sehingga P Value < 0,05, sedangkan harga R = 0,601.

Saran bagi suami sebaiknya memberikan dukungan dalam bantuk dukungan materi dan dukungan emosional kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Serta bagi ibu dan suami sebaiknya membatasi jumlah anak 2-3 supaya bisa bisa fokus dalam memberikan ASI pada bayinya.

.Kata Kunci : Perilaku Ibu, Dukungan Suami, Jumlah Anak

Pendahuluan

Keunggulan ASI disesuaikan dengan sistem pencernaan bayi sehingga zat gizi cepat terserap. ASI juga dapat melindungi kesehatan ibu mengurangi perdarahan pasca persalinan, mengurangi resiko kanker payudara dan indung telur, mengurangi anemia, memperpanjang jarak kehamilan berikutnya, dan lebih menghemat waktu. Menurut aspek psikologis, pemberian ASI dapat mempererat hubungan ibu dan bayi, meningkatkan status mental dan intelektual (Depkes RI, 2005)

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi, tidak dapat diganti dengan makanan lainnya dan tidak ada

satupun makanan yang dapat menyamai ASI baik dalam kandungan gizi, enzim, hormon, maupun zat imunologik dan anti infeksi. ASI selain mengandung gizi yang cukup lengkap, juga mengandung zat imun untuk kekebalan bagi tubuh bayi (Swasono, 2008).

ASI dapat memberikan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas terbaik bagi bayi, dimana masa lompatan pertumbuhan otak terjadi saat usia 0-6 bulan, bahkan sampi 2 (dua) tahun. Bayi yang mengalami kekurangan gizi berat pada masa ini, akan terjadi pengurangan jumlah sel otak sebanyak 15%-20% (Roesli, 2008).

Pada kenyataannya pemberian ASI masih rendah terutama dalam pemberian ASI

Page 2: JURNAL

eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI tanpa cairan atau makanan padat apapun sampai bayi berusia 6 bulan. Seminar yang di selenggarakan dalam rangka memperingati Pekan ASI Sedunia tahun 2008 mengemukakan bahwa yang menjadi permasalahan utama rendahnya penggunaan ASI di Indonesia ada beberapa faktor, diantaranya adalah kurangnya pengetahuan akan pentingnya ASI, jajaran kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung, serta sosial budaya yang ada di masyarakat, termasuk faktor suami (Swasono,2008).

Hasil Susenas, Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia 42%, sedangkan di propinsi Jawa Timur ada 70,8% (depkes, go.id, 2013), sedangkan cakupan ASI Eklusif di Kabupaten Nganjuk ada 75,96%. (Depes, Jatim, 2013). Data dari PWS KIA Kecamatan Patianrowo didapatkan data Cakupan ASI Eksklusif adalah 65% sedangkan di Polindes Babadan Timur Patianrowo bayi yang diberi ASI Eksklusif hanya 60%. (PWS KIA Kec. Patianrowo, 2014) Sedangkan Target cakupan pemberian ASI Eksklusif secara nasional adalah 80%. (Depkes, 2008). Salah satu sebab masih banyaknya ibu yang tidak memberi ASI Eksklusif karena rendahnya dukungan suami terhadap pemberian ASI ekslusif, yang meliputi dukungan informasi, dan dukungan dukungan materi. Selain karena rendahnya dukungan suami faktor lain adalah jarak kelahiran yang terlalu dekat.

Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2015 terhadap 10 ibu yang memberi ASI Ekslusif di Polindes BabadanTimur Patianrowo didapatkan hasil bahwa terdapat dukungan suami yang kurang terhadap pemberian ASI ekslusif. Dukungan yang kurang pada pemberian ASI ekslusif paling banyak suami kurang memberi informasi tentang ASI Ekslusif, dan suami bersikap masa bodoh pada ibu ketika memberi ASI pada bayinya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan suami terhadap ASI Ekslusif. Sehingga cakupan pemberian ASI Ekslusif di Polindes Babadan Timur Masih rendah.

Penyebab masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif diperkuat oleh Rusli (2009) diantaranya faktor sosial budaya, kurangnya kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung program penggunaan ASI, gencarnya promosi susu formula, rasa percaya diri ibu yang masih kurang, rendahnya pengetahuan ibu tentang

manfaat ASI bagi bayi dan dirinya, disamping itu peran ayah juga sangat vital dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui.

Salah satu motivasi yang mendukung pemberian ASI Eksklusif adalah dukungan suami. Dukungan suami adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, (Manaf, 2010). Dukungan yang dirasakan oleh suami terhadap Ibu dalam kehidupanya membuat dia merasakan akan dicintai, dihargai, dan diakui serta membuat dirinya menjadi lebih berarti dan dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya termasuk dalam pemberian ASI Eksklusif. Orang yang mendapat dukungan akan merasa menjadi bagian dari pemberi dukungan (Bobak, 2005). Pemberian ASI eksklusif pada bayi bukan hanya tanggung jawab ibu saja. Dukungan suami, keluarga dan masyarakat serta pihak terkait lainnya sangat dibutuhkan utnuk meningkatkan kembali pemberian ASI eksklusif pada bayi. Kepala Keluarga, dalam hal ini suami juga Depkes RI, 2010).

Tingkat keberhasilan pemberian ASI eksklusif bisa berhasil sukses dengan adanya dorongan suami kepada ibu menyusui memberikan ASI pada bayi. Seorang suami yang mengerti dan memahami bagaimana manfaat ASI pasti akan selalu membantu ibu mengurus bayi, termasuk menggantikan popok, memandikan bayi dan memberikan pijatan pada bayi. Sementara ibu, berusaha fokus meningkatkan kualitas ASI-nya, dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan melakukan pola hidup sehat.

Menurut Sudiharto (2007) dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Dukungan suami adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi yang seimbang kepada ibu. Sementara jumlah anak juga punya pengaruh terhadap perilaku menyusui, karena jumlah anak berpengaruh terhadap jarak kehamilan semakin banyak anak, jarak kelahiran sangat pendek sehingga kasih sayang ibu terhadap anak terbagi pada seluruh anak menjadikan ibu kurang fokus pada pemberian ASI Ekskluif.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka peneliti mengambil judul Hubungan Dukungan Suami Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI

Page 3: JURNAL

Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk.Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan Cross Sectional dengan jenis penelitian analitik korelasional. Populasi penelitian adalah ibu yang memberi eksklusif pada Bayi Usia 0-6 bulan di Polindes Babadan Timur yang berjumlah 122 ibu. sampel yang digunakan 94 responden dengan teknik pengambilan sampel dengan Simple random sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner dan analisa data korelasi phi.

HASIL PENELITIANKarakeristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan usiaKarakteristik responden berdasarkan

usia di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk disajikan pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan usia di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

No Usia Frekuensi Persentase1 < 20 Tahun 18 19.12 20-35 Tahun 68 72.33 > 35 Tahun 8 8.5

Total 94 100.0Sumber : Hasil Penelitian 25 Mei 2015

Berdasarkan Tabel 1 dapat diinterpretasikan bahwa usia ibu paling banyak pada usia 20-35 tahun yaitu 68 responden (72,3%)

Karakteristik responden berdasarkan paritasKarakteristik responden berdasarkan

paritas di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk disajikan pada tabel 4.2 berikut ini :Tabel 2 Distribusi frekuensi berdasarkan

paritas di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

No Paritas Frekuensi Persentase1 Primi 45 47.92 Grande 17 18.13 Multi 32 34.0

Total 94 100.0Sumber : Hasil Penelitian 25 Mei 2015

Berdasarkan Tabel 2 diinterpretasikan bahwa terbanyak pada ibu dengan paritas primi ada yaitu 45 responden (47,9%)

Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk disajikan pada tabel 3 berikut ini :Tabel 3 Distribusi frekuensi berdasarkan

pekerjaan di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

No Status Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 Bekerja 58 61.72 Tidak Bekerja 36 38.3

Total 94 100.0Sumber : Hasil Penelitian 25 Mei 2015

Berdasarkan tabel 3 diinterpretasikan bahwa yang terbanyak pada ibu yang bekerja yaitu 58 responden (61.7%)

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk disajikan pada tabel 4 berikut ini :Tabel 4 Distribusi frekuensi berdasarkan

pendidikan di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

No Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SD 21 22.32 SMP 36 38.33 SMA 28 29.84 Perguruan

tinggi 9 9.6Total 94 100.0

Sumber : Hasil Penelitian 25 Mei 2015

Berdasarkan tabel 4 diinterpretasikan bahwa yang terbanyak pada ibu yang pendidikan SMP ada 36 responden (38,3%),

Karakteristik VariabelKarakteristik responden berdasarkan jumlah anak

Page 4: JURNAL

Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak ibu yang memberi ASI Ekslusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk disajikan pada tabel 5 berikut ini :Tabel 5 Distribusi frekuensi berdasarkan

jumlah anak di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

No Jumlah Anak Frekuensi Persentase1 1 anak 45 47.92 2-3 anak 32 34.03 > 3 anak 17 18.1

Total 94 100.0Sumber : Hasil Penelitian 25 Mei 2015

Berdasarkan tabel 5 dapat diinterpretasikan bahwa yang terbanyak pada ibu yang punya 1 anak ada 45 responden (47,9%).

Karakteristik responden berdasarkan dukungan suami

Karakteristik responden berdasarkan dukungan suami di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk disajikan pada tabel 6 berikut ini :

Tabel 6 Distribusi frekuensi berdasarkan dukungan suami terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

No Dukungan Suami Frekuensi Persentase

1 Kurang 54 57.42 Baik 40 42.6

Total 94 100.0Sumber : Hasil Penelitian 25 Mei 2015

Berdasarkan tabel 6 dapat diinterpretasikan bahwa ibu yang mendapat dukungan suami terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif yang terbanyak pada dukungan kurang ada 54 responden (57,4%).

Karakteristik responden berdasarkan perilaku ibu dalam memberika ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

Karakteristik responden berdasarkan perilaku di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk disajikan pada tabel 7 berikut ini :Tabel 7 Distribusi frekuensi berdasarkan

perilaku ibu memberi ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

No Perilaku Frekuensi Persentase1 Negatif 51 54.32 Positif 43 45.7 Total 94 100.0Sumber : Hasil Penelitian 25 Mei 2015

Berdasarkan tabel 6 dapat diinterpretasikan bahwa perilaku ibu memberi ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk yang terbanyak pada perilaku negatif yaitu 51 responden (54,3%).

Hasil Uji StatistikHubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan dilakukan dengan uji Korelasi Phi. Hasil Uji Korelasi Phi Hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk disajikan pada tabel 7Tabel 7 Uji Korelasi Phi Hubungan

dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

R P value.635 .000

Hasil Uji Korelasi Phi Hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif didapatkan P value = 0,000 dan harga P Value < 0,05 sedangkan harga R = 0,634, sehingga H1

diterima artinya hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk diterima dengan taraf hubungan kuat.

Hubungan jumlah anak dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk.

Page 5: JURNAL

Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan menggunakan uji korelasi Phi.

Tabel 8 Uji Korelasi Phi Hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

R P value.601 .000

Dari hasil uji statistik didapatkan hasil P value = 0,000 sehingga P Value < 0,05, sedangkan harga R = 0,601, sehingga H1 diterima yang artinya Hubungan jumlah anak dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk diterima dengan taraf hubungan kuat.

PEMBAHASANA. Dukungan suami dalam pemberian

ASI eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

Hasil penelitian didapatkan dukungan suami terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif didapatkan dukungan kurang ada 54 responden (57,4%) dan dukungan baik ada 40 responden (42,6%), sedangkan hasil tabulasi silang dukungan suami dalam pemberian ASI Ekslusif dengan paritas didapatkan dukungan suami kurang dengan paritas primigravida yaitu 45 responden (47,9%).

Tabulasi silang dukungan suami dengan jumlah anak didapatkan dukungan suami terhadap pemberian ASI Ekslusif yang kurang ada 54 responden (57,4%) dan yang terbesar pada jumlah anak 1 yaitu 45 responden (47,9%).

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (Prawiroharjo, 2009), Menurut Notoatmojo (2009) Untuk dapat menjadi dasar pembentukan perilaku, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional.Salah satu motivasi yang mendukung pemberian ASI Eksklusif adalah dukungan suami. Dukungan suami adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, (Manaf, 2010). Dukungan yang dirasakan oleh suami terhadap Ibu dalam kehidupanya membuat dia merasakan

akan dicintai, dihargai, dan diakui serta membuat dirinya menjadi lebih berarti dan dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya termasuk dalam pemberian ASI Eksklusif. Orang yang mendapat dukungan akan merasa menjadi bagian dari pemberi dukungan, Salah satu sebab masih banyaknya ibu yang tidak memberi ASI Eksklusif karena rendahnya dukungan suami terhadap pemberian ASI ekslusif, yang meliputi dukungan informasi, dan dukungan dukungan materi (Bobak, 2000).

Dukungan suami terhadap pemberian ASI Ekslusif kurang karena pasangan suami istri masih belum pengalaman, kelahiran anak pertama menyebabkan rasa kasih sayang yang berlebihan sehingga suami ingin memanjakan bayinya. Salah satu bentuk kasih sayang pada anak adalah takut kekurangan gizi dengan niat memberi makanan tambahan. Jumlah anak yang banyak menjadikan suami dan ibu mempunyai banyak pengalaman tentang pemberian ASI Eksklusif. Pengalaman yang lalu tentang pemberian ASI Eksklusif menjadikan dukungan suami terhadap pemberian ASI Ekslusif meningkat. Kesibukan suami dalam mencari nafkah merupakan salah satu hambatan yang dihadapi suami dapat untuk lebih terlibat dalam keluarga. Untuk mengatasi hambatan ini diperlukan tindakan yang tepat, seperti mempromosikan ASI eksklusif di tempat kerja suami dan mendorong suami untuk berpartisipasi aktif dan menemani ibu saat pemeriksaan kehamilan, dan persalinan Suami dengan pekerjaan dan penghasilan tetap mempunyai waktu yang relatif teratur setiap hari, sehingga memungkinkan suami lebih terlibat dalam keluarga dan pengasuhan bayi termasuk pemberian ASI eksklusif. Penghasilan tetap yang diperoleh suami setiap bulan, memberi kesempatan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gizi ibu setiap hari. Jika suami tidak mempunyai penghasila yang tetap dan jam kerja yang tidak menentu menyebabkan suami tidak bisa menemani ibu dalam memberikan ASI eksklusif.

B. Jumlah anak dalam keluarga ibu yang memberi ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

Page 6: JURNAL

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang punya 1 anak ada 45 responden (47,9%), ibu yang mempunyai anak 2-3 anak ada 32 responden (34%) dan punya anak > 3 ada 17 responden (18,1%). Tabulasi silang jumlah anak dengan usia responden didapatkan hasil paling banyak usia responden pada usia 20-35 tahun dengan jumlah anak 2-3 yaitu 30 responden (31.9%).Hasil tabulasi silang jumlah anak dengan paritas di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk didapatkan hasil jumlah anak 2-3 dengan paritas multigrafida sebanyak 32 responden (34%)

Menurut Halen Varney (2004) Cultur universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian-penilaian umum. Di usia 21-35 tahun, resiko terjadinya gangguan kesehatan yang dialami oleh ibu hamil merupakan hal yang sangat rendah terjadi, yaitu berkisar 15%. Bukan hanya itu, jika dilihat dari perkembangan tingkat kematangan, para wanita yang ada di usia ini telah memiliki tingkat kematangan reproduksi, tingkat emosional, atau bahkan aspek sosial. (Salamah, 2009)

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Kehamilan yang paling optimal adalah kehamilan kedua sampai dengan ketiga. Kehamilan pertama dan kehamilan setelah ketiga mempunyai risiko yang meningkat. Menurut asumsi peneliti, umur ibu saat hamil mempengaruhi keadaanIbu dengan umur lebih muda memiliki pengetahuan yang lebih sedikit dari pada ibu yang berusia lebih atau sama dengan 20 tahun. Selain itu keadaan tubuh ibu juga dipengaruhi oleh umur ibu. Ibu dengan umur < 20 tahun memiliki organ reproduksi yang belum sekuat ibu yang berumur 20-35 tahun. Sedangkan ibu hamil yang berusia > 35 tahun memilki organ reproduksi yang lebih lemah karena sudah terjadi penuan. Ibu dengan kategori umur berisiko (< 20 tahun dan/atau >35 tahun) menyebabkan lebih banyak terjadinya asfiksia daripada ibu dengan kategori umur tidak berisiko 20-35 tahun. Jumlah anak mempunyai pengaruh dengan perilaku pemberian

ASI Ekslusif. Ibu dengan jumlah anak satu berlum berpengalaman, setelah anak ke 2 atau ke tiga mulai pengalaman dalam menyusui tetapi jika terlalu banyak anak ibu terlalu sibuk mengurusi anak yang terlalu banyak, sehingga ibu memutuskan mempunyai jumlah anak 2-3 saja.

C. Perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

Hasil penelitian tentang perilaku ibu memberi ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan perilaku negatif ada 51 responden (54,3%) dan perilaku positif ada 43 responden (45,7%). Karakteristik responden paling banyak pendidikan SMP yaitu 36 responden (38,3%). Status pekerjaan di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk didapatkan sebagian besar responden bekerja, yaitu 58 responden (61.7%). Sedangkan hasil Tabulasi silang perilaku ibu menyusui terhadap pendidikan didapatkan ibu lulusan perguruan tinggi ada 9 orang (9,6%) yang mempunyai perilaku positif ada 7 orang (7,4%) dan negatif ada 2 orang (2.1%). Hasil tabulasi silang didapatkan ibu menyusui yang berpendidikan SMP ada 36 responden (38,6%) yang mempunyai perilaku positif ada 15 orag (16%) dan perilaku negatif ada 21 orang (22,3%). Tabulasi silang Jumlah anak terhadap pekerjaan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk didapatkan sebagian besar ibu bekerja yaitu 58 responden (51,7%) yang punya anak 2-3 dan 26 responden (27,7%). Tabulasi silang jumlah anak sedikit ada 48 responden (47,9%) yang mempunyai perilaku negatif ada 38 responden (40,4%) dan perilaku positif ada 7 responden (7,4%).

Pada penelitian ini, yang memberikan ASI Eksklusif mayoritas berpendidikan rendah hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan terhadap informasi. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal (Mubarok, 2011). Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula menerima informasi, pengetahuan

Page 7: JURNAL

yang dimilikinya akan semakin banyak. Pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan terhadap informasi. Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sama dengan profesi (Wawan, 2010) Pekerjaan dalam penelitian ini adalah aktivitas rutin yang dilakukan ibu yang mempunyai bayi guna memperoleh pendapatan. pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Jumlah anak adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang perempuan (Anonim, 2010:43).

Mayoritas pendidikan sekolah dasar dan SMP merupakan salah satu faktor penyebab pembentukan perilaku negatif dalam pemberian ASI. Karakteristik tingkat pendidikan responden menunjukkan sebagian besar responden merupakan wanita dengan pendidikan SD dan SMP. Tingkat pendidikan tersebut merupakan pendidikan dasar 9 tahun. Tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memahami suatu informasi. Semakin tinggi pendidikan, maka kemampuan untuk menerima informasi menjadi lebih baik, sehingga tingkat pengetahuannya juga semakin baik. Dengan pengetahuan yang baik maka perilaku yang dibentuk juga baik. ibu tidak bekerja kurang mendapat informasi tentang ASI disebabkan ibu kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pertukaran informasi dan pengalaman yang baik dari lingkungan kerja maupun luar. Seperti hasil penelitian diatas diketahui bahwa ibu mayoritas adalah ibu rumah tangga sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu rumah tangga kurang mendapatkan informasi khususnya mengenai ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga mempunyai banyak waktu untuk belajar dan mencari informasi, sehingga ibu rumah tangga punya banyak waktu untuk menggali informasi tentang ASI dengan mengikuti posyandu dan membaca buku KIA. Dengan

pengetahuan yang baik maka ada kencenderungan membentuk perilaku yang baik. Dalam ha ini pengetahuan tentang ASI Ekslusif sehingga ibu mau memberi ASI Eksklusif. Jumlah anak sedikit atau hanya 1 menjadikan ibu tidak punya pengalaman tentang ASI Eksklusif sehingga ibu cenderung berperilaku negatif dalam pemberian ASI Eksklusif.

Perilaaku negatif terbentuk karena meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol. Persepsi masyarakatkan gaya hidup mewah membawa dampak menurutnya kesediaan menyusui. Bahkan adanya pandangan bagi kalangan terentu bahwa susu botol sangat cocok buat bayi dan terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang selalu mau meniru orang lain, atau tanya untuk prestise. Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. Budaya modern dan perilaku masyarakat yang meniru negara barat mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air susu buatan sebagai jalan keluarnya. Sedangkan faktor psikologis ibu takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan. Padahal setiap ibu yang mempunyai bayi selalu mengubah payudara, walaupun menyusui atau tidak menyusui. ƒ tekanan batin. Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi sehingga dapat mendesak si ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama menyusui bayinya, bahkan mengurangi menyusui. 3. Faktor fisik ibu Alasan yang cukup sering basi ibu untuk menyusui adalah karena ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI. Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan distribusi susu buatan menimbulkan tumbuhnya kesediaan menyusui dan lamanya baik di desa dan perkotaan. Distibusi, iklan dan promosi susu buatan berlangsung terus dan bahkan meningkat titik hanya di televisi, radio dan surat kabar melainkan juga ditempat-tempat praktek swasta dan klinik-klinik kesehatan masyarakat di Indonesia.

D. Hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

Page 8: JURNAL

Tabulasi silang dukungan suami kurang terhadap ibu dalam memberi ASI ekslusif ada 54 responden dan yang ibu bayi yang memberi ASI Eksklusif kurang ada 44 responden (46,8%).

Uji Korelasi Phi terhadap hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif didapatkan nilai P value = 0,000 dan harga P Value < 0,05 sedangkan harga R = 0,634, sehingga H1 diterima yang artinya ada hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk diterima dengan taraf hubungan kuat

Dukungan suami adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, tingkat pendidikan ibu yang rendah meningkatkan risiko ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif dan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga akan meningkatkan risiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif (Manaf, 2010).

Cara berfikir instan serba praktis seperti rasa kawatir terhadap anak pertama ketika menangis, para suami menganggap air ASI tidak lancar sehingga timbul keinginan memberi makanan tambahan. Dari permasalahan tersebut ada dua perilaku yang dibentuk suami. yaitu keinginan memberi makanan tambahan pada bayi dan berkeinginan memberi suplemen pada ibu untuk memperlancar ASI. Dukungan yang rendah dalam pemberian ASI adalah kurang siapnya suami dalam melatih bayi dalam meyusu ibunya. dukungan suami memberikan peluang kepada ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif kali lebih besar daripada ibu yang tidak mendapat dukungan dari suami. Suami adalah orang terdekat ibu yang banyak berperan selama kehamilan, persalinan dan setelah bayi lahir, termasuk pemberian ASI. Dukungan suami yang diberikan dalam bentuk apapun, dapat mempengaruhi kondisi emosional ibu yang berdampak terhadap produksi ASI. Kesibukan suami dalam mencari nafkah merupakan salah satu hambatan yang dihadapi suami dapat untuk lebih terlibat dalam keluarga. Suami dengan pekerjaan dan penghasilan tetap mempunyai waktu yang relatif teratur setiap hari, sehingga memungkinkan suami lebih terlibat dalam keluarga dan pengasuhan bayi termasuk pemberian

ASI eksklusif. Penghasilan tetap yang diperoleh suami setiap bulan, memberi kesempatan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gizi ibu setiap hari.

Bentuk dukungan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian uang, pemberian barang, makanan serta pelayanan. Bentuk ini dapat mengurangi stress karena individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang behubungan dengan materi. Dukungan materi sangat diperlukan terutama dalam mengatasi. Suami sebagai tempat yang aman dan damai untuk berbagi rasa dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh keluarga sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan baik. Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.

E. Menganalisis hubungan jumlah anak dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk

Tabulasi silang pada ibu yang mempunyai jumlah anak satu ada 48 responden (47,9%) yang mempunyai perilaku negatif ada 38 responden (40,4%), sedangkan hasil uji statistik didapatkan hasil P value = 0,000 sehingga P Value < 0,05, sedangkan harga R = 0,601, sehingga H1 diterima yang artinya ada hubungan antara jumlah anak dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk diterima dengan taraf hubungan kuat

Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup (Helen Varney, 2004)

Dari analisis data menunjukkan bahwa ibu yang punya anak lebih dari satu menunjukan perilaku positif sedangan ibu yang punya anak satu menunjukkan perilaku negatif. Ini menunjukkan bahwa ibu yang punya anak banyak cenderung berhati-hati

Page 9: JURNAL

karena ingin hidup hemat, karena ibu yang memiliki anak anak lebih dari ibu mempunyai pengalaman. Dan lebih luwes dibandingkan ibu yang mempunyai anak satu. Sehingga ibu yang memiliki anak lebih dari satu anak merubah perilakunya menjadi lebih baik. Ibu yang mempunyai anak lebih dari satu dalam meyusui lebih luwes karena sudah terbiasa dan pernah menyusui anak sebelumnya. Ibu yang mempunyai anak lebih dari satu mempunyai pengalaman dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, tetapi masih ada responden 1ang berumur muda tidak memberikan ASI Eksklusinya Hal ini dikarenakan ibu yang berumur muda kurang mempunyai pengalaman dalam memberikan ASI Ekslusif. Dengan demikian karena terdapat kecendrungan kesehatan ibu yang mempuuai anak lebih dari satu lebih baik dari pada ibu yang punya anak 1. Ibu yang yang mempunyai jumlah anak sedikit cenderung belum bepngalaman dalam pemberian ASI. Ibu yang punya anak lebih dari satu punya pengalaman dalam merawat payudara sehingga ibu lebih terampil dalam perawatan payudara sehingga dalam memberikan ASI tidak ada kendala dengan payudara.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 1. Dukungan suami terhadap perilaku ibu

dalam pemberian ASI Eksklusif didapatkan dukungan kurang ada 54 responden (57,4%) dam dukungan baik ada 40 responden (42,6%)

2. Ibu yang punya 1 anak ada 45 responden (47,9%), ibu yang mempunyai anak 2-3 anak ada 32 responden (34%) dan punya anak > 3 ada 17 responden (18,1%)

3. Perilaku ibu memberi ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan perilaku negatif ada 51 responden (54,3%) dan perilaku positif ada 43 responden (45,7%).

4. Ada hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan taraf hubungan kuat.

5. Ada hubungan jumlah anak dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Polindes Babadan Timur

Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk dengan taraf hubungan kuat.

Sarana. Bagi Institusi Kesehatan

Dengan diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam praktek pemberian ASI eksklusif sehingga akan dilakukan perbaikan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

b. Bagi RespondenBagi responden diharapkan menambah pemahaman tentang pentingnya ASI eksklusif sehingga mengetahui manfaat dari ASI dan dapat dilakukan dengan baik pemberian ASI eksklusif

c Bagi SuamiBagi suami ada lebih berperan serta dan membantu dan mendukung ibu dalam memberikan ASI Ekslusif

d. Peneliti selanjutnyaDalam penelitian ini peneliti belum memperoleh hasil penelitian yang baik meskipun dukungan suami memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif tetapi hasil penelitian ditemukan bahwa dukungan suami masih kurang dan cakupan ASI eksklusif ditempat penelitianpun masih rendah. Untuk itu Perlu dilakukan penelitian mengenai peran petugas kesehatan kaitannya dengan ASI eksklusif.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

.Handoko, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. BPFE Yogyakarta. Hasibuan,

Hasibuan, Malayu S.P., 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.Cetakan Keenam Belas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Helmi,Fadila, 2010: Disiplin Kerja. Yogyakarta : Buletin Psikologi tahun 1996

Hidayat, Alimul Aziz. 2007. Riset Keperawatan. Salemba Medika. 

Page 10: JURNAL

Hidayat, Alimul Aziz. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

La ode Makta, 2013, Pengaruh Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Unit Rawat Inap RS. Stella Maris Makassar tahun 2013, Skripsi Tidak diterbitkan. Makasar : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanundin,

Machfoedz, A. 2008. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Fitramaya.

Manaf, Asman. 2010 . Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

Notoatmodjo, S. 2007.  Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip Dasar. Cetakan ke-2. Jakarta. Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika

Roesli, U. (2009). ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta:Bayu Media

Setiadi. (2008). Konsep & Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha ilmu

Soeparmanto. (2001). Dibalik Kontroversi ASI - Susu Formula. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Sudiharto.(2007). Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan Keperawatan transkultural. Jakarta : EGC

Sugiono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ketujuh. Bandung: CV. Alfabeta

Sulityoningsih. (2006). Faktor-faktor yang beriiubungan dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi STIKKES Respati Tasikmalaya

Swasono. (2008). Sistem Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara

Walker. Allan.(2006). Makanan yang Sehat untuk Bayi dan Anak – Anak. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer

Widodo. (2003). Manajemen Laktasi BukuPanduan Bagi Bidan dan Petugas .  Jakarta : Direktorat. Bina Gizi 

Malayu S. P Hasibuan, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi

Mangkuprawira, 2007, Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia.Jakarta : Rineka Cipta

Mohammad Efendi, 2013, Penerapan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Manajer Perkantoran PT Media Grafika Nganjuk Tahun 2013, Skripsi Tidak diterbitkan, Kediri : Jurusan Manajemen, Universitas Nusantara

Muhamin, 2004, Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta : Bumi Aksara

Sadili, Samsudin. 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan ke-1. Bandung : Pustaka Setia.

Sadili, Samsudin. 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta

Sardiman, 2008, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Grafindo. 

Simamora, Henry., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-3. STIE YKPN

Sondang P. Siagan, 2006, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka. Cipta.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta