jurnal

Upload: vidia-amrina-rasyada

Post on 04-Mar-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

AbstrakTujuan: untuk mempelajari hasil dari operasi endoskopik endonasal untuk karsinoma kista adenoid saluran sinonasal selama periode follow-up 5 tahunDesain : Analisis retrospectiveMetode : 4 konsekutif pasien dengan karsinoma kista adenoid saluran sinonasal, yang telah melakukan operasi endonasal endoskopi, ditinjau mengenai usia saat didiagnosis, jenis kelamin, lokasi utama, tahap metastasis tumor, modalitas pengobatan, penemuan histopatologi, durasi follow-up, luas metastasis dan hasil pengobatan.Hasil : Semua pasien didiagnosis pada tahap awal dan merupakan post-operative adjuvant radioterapi. 3 pasien telah dilakukan reseksi endonasal endoskopi dan satu endoskopi dibantu dengan reseksi kraniofasial. Lokasi utama yang paling banyak adalah di sinus ethmoidalis (3 pasien). 3 pasien tidak memiliki tanda kekambuhan. 1 pasien yang telah pembersihan parsial via reseksi endoskopi endonasal mengalami metastase nodul servikal setelah 1 tahun pengobatan; pasien ini juga mengalami metastasis luas.Kesimpulan : Karsinoma kista adenoid sulit untuk ditangani. Tumor saluran sinnoasal bisa direseksi via endonasal endoskopi reseksi atau endoskopid dibantu dengan reseksi kraniofasial, tetapi dianjurkan perpanjangan follow-up. Radioterapi merupakan penanganan adjuvant penting.

PENDAHULUANKarsinoma kista adenoid adalah tumor yang jarang terjadi, yaitu 60%), diikuti oleh cavum nasal (20-30%), nasofaring (8-10%) dan sinus ethmoidal (8-10%). Pada penelitian ini, lokasi utama yang paling banyak terjadi pada sinus ethmoidal, ditemukan pada 3 pasien (figure 1); pasien keempat memiliki tumor sinus sphenoid. Tidak ada pasien yang memiliki tumor sinus maksilaris. Secara tidak mengejutkan, frekuensi keterlibatan lokasi utama sangat bervariasi dari laporan pada literature, diakibatkan karena pompulasi sampel akhir yang besar.Karsinoma kista adenoid bisa juga berasal dari area nasofaring. Di Malaysia, nasofaring malignan paling banyak berasal dari nasofaring karsinoma (NPC). Hal ini penting untuk membedakan tumor ini dari karsinoma kista adenoid sama seperti perbedaan modalitas pengobatan dan prognosis.Pada penelitian ini, epistaksis yang intermitten merupakan gejala utama dari 3 kasus. Pasien yang lain mengeluh tinnitus unilateral tanpa gejala nasal. Kedua epistaksis dan tinnitus juga merupakan gejala yang sering dari NPC.Sejak manifestasi awal karsinoma kista adenoid bisa menyerupai penyakit inflamasi seperti rhinitis kronik dan rinosinusitis, dan sejak sinus paranasal adalah ruang berisi udara, diagnosis sering tertunda, dengan pasien sering didapatkan dengan stage tumor lanjutan (advanced). Pada peneitian ini, 2 pasien didapatkan dengan T3 tumor dan 2 dengan T4 tumor.Laporan insiden dari metastase nodus limfe pada karsinoma kista adenoid adalah rendah; 3-5,5%. Insiden dari metastasis nodal pada kasus karsinoma kista adenoid sinonasal masih lebih rendah dibandingkan dengan NPC, mungkin dikarenakan distribus penyebaran limfatic di saluran sinonasal dan struktur yang mengelilingi. Tidak ada pilihan diseksi leher yang dilakukan pada metastesis servikal pada penelitian ini, kaena tidak satupun memiliki metastase servikal pada saat didiagnosis. 1 dari 4 pasien memiliki pembengkakan nodule leher ipsilateral setahun setelah radioterapi. Pasien yang sama juga menunjukkan keluhan akibat perluasan region infiltrasi.Pencitraan sebelum operasi sangat penting untuk menggambarkan sejauh mana tumor tersebut, karena rumitnya anatomi saluran sinonasal. Kedua CT-Scan dan MRI sangat berguna, dan saling melengkapi dalam memperkirakan keterlibatan dasar tengkorak anterior dan posterior. CT-Scan merupakan modalitas pencitraan terbaik untuk menunjukkan efek pada tulang sekitar, ditunjukkan pada figure 2,3,4. MRI meruakan modalitas pencitraan terbaik untuk mengevaluasi serangan dasar tengkorak, penyebaran perineural, derajat keterlibatan orbital dan perluasan intracranial, ditunjukkan pada figure 5 dan 6. Karsinoma kista adenoid neoplasma neutropic yang buruk, denga frekuensi penyebaran perineural (figure 5). Serangan perinerual oleh karsinoma kista adenoid dihubungkan dengan 1 dari faktor penentu kemudahan kekambuhan locoregional dan metastase jauh. Pada CT-Scan, penyebaran perineural ditunjukkan oleh perluasan neural foramina dan atau oleh infiltrasi jaringan lunak yang berdekatan atau yang berada diantara neural foramina. Pada 2 pasien di penenlitian ini memiliki penyebaran perineural, 1 memiliki perluasan metastasis locoregional.Terdapat 3 tipe histologi konvensional dari karsinoma kista adenoid, yaitu tubular, ciribiform dan solid. Pada 1990, Batsakis et al. memaparkan konsep dari 3 grade karsinoma kista adenoid, grade 1 dominan tubular, grade II cribiform dan grade III solid. Semua pasien pada penelitian ini merupakan cribifirm, yang memiliki prognosis lebih baik daripada tipe solid.Karsinoma kista adenoid dengan grade transformasi tinggi merupakan tipe histological lebih lanjut, dimana tidak sesuai dengan sistem pentipean histologi konvensional. Literatur terbaru melaporkan bahwa 57,1% kasus karsinoma kista adenoid dengan grade transformasi tinggi menunjukan kecenderungan metastasis nodul limfe. Penemuan ini harussegera didiskusikan lebih lanjut pada elective neck diseksi pada pasien dengan karsinoma kista adenoid saluran sinonasal.Pada penelitian terbaru, tingginya angka kekambuhan local didaatkan pada tumor stage lanjut (T3 dan T4) walaupun dengan terapi radiasi post operative; bagaimanapun reseksi keseluruhan tumor utama dengan adewuate tumor-free margin direkomendsikan. Pada peneliin ini, manajemen yang dilakukan termasuk operasi radikal diikuti radioterapi adjuvant. 3 pasien telah dilakukan reseksi endoskopik endonasal, dan 1 menerima endoskopi dibantu dengan reseksi kraniofasial akibt keterlibatan dural.Ethmoidektomi keseluruhan dilakukan pada 2 pasien yang telah direseksi endoskopi endonasal (kasua 1 dan 2) dan juga pada 1 pasien menerima endoskopi dibantu dengan reseksi kraniofasial (kasus 4). Pada 2 kasus pertama, prosedur termasuk sinus ethmoid terdiri dari pengangkatan seluruh turbinate sinus, reseksi keseluruhan turbinate tengah, antorstomi luas meatus media (anterior sampai duktus nasolacrimal region dan posterior sampai a.spenoplatina region), dan pengangkatan turbinate inferior dengan pemeliharaan 1-3 bagian anterior. Pada kasus 4 (menerima endoskopi dibantu reseksi kraniofasial), prosedur termasuk sinusparanasal terdiri dari etmidectomy, sphenodectomu, antrostomi luas meatus mediad dan sinusotomi frontal. Endoskopik dibantuk reseksi kraniofasial rutin dilakukan di pusat oleh neuro-ENT team untuk tumor sinus paranasal dengan keterlibatan dura.Pada kasus ketiga telah dilakukan sphenoidectomy dan ehmoidectomy posterior dengan antrostomy luas mediates media, dengan pembersihan parsial tumor utama dari sinus sphenoid dengan perluasan pada sinus cavernous.Berkenaan dengan pembedahan, tidak ada pasien yang memiliki bukti penyakit pada lokasi utama kecuali pada pasien ketiga, yang telah melakukan pembersihan memiliki hanya pada parsial karea keterlibatan sinus cavernous. Dekatnya saluran sinonasal dengan struktur limit vital reseksi luas local. Karsinoma kista adenoid lebih sulit untuk dioperasi dibandingkan kanker kepala leher lainnya, dan ini sering menghasilkan operasi margin positif. Pada penelitian ini, 2 pasien memiliki margin positif, salah satu dari yang memiliki infiltrasi lokoreginal dan metastasis nodul. Haddad et al memiliki pendapat bahwa margin positif mungkin merupakan refleksi dari penyakit yang lebih agresif, meyerang dan resisten, daripada refleksi reseksi inadekuat. 4 kasus dari karsinoma kista adenoid saluran sinonasal lanjuta, telah dilakukan pembedahanan endoskopi nasal 3 kasus bersalah dari inus ethmoid Pembedahan termasuk endonasal endoskopi reseksi dan endoskopi dibanti reeksi kraniofasial Penanganan ini, ditambah radioterapi post-operative, umumnya memiliki hasil yang baik Metastasis node servikal fakor prognosis yang buruk dengan kekambuhan locoregionalPembedahan reseksi dengan radioterapi adjuvant merupakan penanganan utama dari pasien karsinoma kista adenoid dari sinus paranasal atau cavum nasal. Radioterapi adjuvant post operasi diberikan pada kasus reseksi yang tidak menyeluruh, positive surgical margins (berdasarkan analisis histologi) dan stage lanjut TNM (T3 keatas). Karsinoma kista adenoid diperkirakan menjadi radiosensiif tetapi bukan umor radiocurable. Berdasarkan Spiro e al., radioterapi post operative mungkin ditunda lebih baik daripada mencegah kekambuhan local. Pada kesesuaian dengan penelitian sebelumnya, enemuan kami menyarakan kombinasi pembersihan endoskopi endonasal yang adekuat dan readioterapi adjuvant efektif dalam mengkontrol keberhasilan local Pada penelitian ini, Kelangsungan hidup 5 tahun adalah 100% dibandingkan dengan laporan 50% pada penelitian sebelunya. Hasil kami lebih baik didijelaskan berdasarkan fakta bahwa kebanyakan pasien kami telah mendapatkan reseksi menyeluruh dengan radioterapi adjuvant kecuali pada satu kasus dengan keterlibatan sinus cavernous dan metastasis jauh.