jurnal

Upload: frans-rumthe

Post on 01-Mar-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Free for Nursing

TRANSCRIPT

  • 1HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PENCEGAHANDEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

    TARATARA KECAMATAN TOMOHON BARAT

    Cindy J. Paendong1, Sofitje Pangkerego2, Henki Rotinsulu 3

    1. Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon2. Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon3. Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

    ABSTRACT

    Pake Gogel translate jo

    ABSTRAK

    Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan yang tidak memenuhisyarat kesehatan adalah demam berdarah Dengue. Tujuan penelitian ini adalahdiketahuinya hubungan pengetahuan dengan pencegahan demam berdarah Dengue (DBD)pada masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Taratara Kecamatan Tomohon Barat.Populasi dala penelitian ini adalah masyarakat yang di wilayah kerja Puskesmas Tara-tara,sampel yang diambil adalah masyarakat yang dengan diagnosis Demam Berdarah yangberjumlah 32 orang. Metode peneltian menggunakan Cross Sectional dengan Kuesionersebagai instrument penelitian. Hasil penelitian menunjukan bawa responden denganPencegahan Pencegahan Demam berdarah Dengue (DBD) pada kategori baik yang adalah10 orang (31,2%) memiliki pengetahuan yang baik pula, diikuti dengan 1 orang (3,1%)dengan pengetahuan yang cukup. Kemudian pencegahan DBD pada kategori cukup yangpaling banyak adalah 9 orang (28,1%) dengan pengetahuan yag cukup pula dan dikutidengan masing-masing 3 orang (9,4%) dengan pengetahuan yang baik dan kurang.. Darihasil uji Spearman Rho didapat nilai signifikan sebesar 0.000 atau lebih kecil dari = 0,05,sehingga kedua variabel berhubungan dengan tingkat hubungan yang kuat.

    Kata Kunci : Demam Berdarah, Pengetahuan dan Sikap Masyarakat

  • 2PENDAHULUAN

    Penyakit berbasis lingkungan masihmerupakan masalah kesehatan masyarakatsampai saat ini. Salah satu penyakit yangdisebabkan oleh kondisi sanitasi lingkunganyang tidak memenuhi syarat kesehatanadalah demam berdarah Dengue. Penyakitdemam berdarah Dengue pertama kaliditemukan di Manila (Filipina) pada tahun1953, selanjutnya menyebar keberbagainegara. Data dari seluruh duniamenunjukkan Asia menempati urutanpertama dalam jumlah penderita DBDsetiap tahunnya. Sementara itu, terhitungsejak tahun 1968 hingga tahun 2009, WorldHealth Organization (WHO) mencatatnegara Indonesia sebagai negara dengankasus DBD tertinggi di Asia Tenggara(Achmadi, 2011).

    Penyakit ini termasuk salah satupenyakit menular yang dapat menimbulkanbawah, maka sesuai dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 tentang wabahpenyakit menular serta Peraturan MenteriKesehatan No. 560 Tahun1989, setiappenderita termasuk tersangka demamberdarah Dengue (DBD) harus segeradilaporkan selambat-lambatnya dalamjangka waktu 24 jam oleh unit pelayanankesehatan (rumah sakit, puskesmas,poliklinik, balai pengobatan, dokter praktikswasta, dan lain-lain) (Depkes RI, 2005).

    Menurut Depkes RI (2009) padatahun 2008 dijumpai kasus DBD diIndonesia sebanyak 137.469 kasus denganCFR 0,86% dan IR sebesar 59,02 per100.000 penduduk, dan mengalamikenaikan pada tahun 2009 yaitu sebesar154.855 kasus dengan CFR 0,89% denganIR sebesar 66,48 per 100.000, dan padatahun 2010 Indonesia menempati urutantertinggi kasus DBD di ASEAN yaitusebanyak 156.086 kasus dengan kematian1.358 orang. Tahun 2011 kasus DBDmengalami penurunan yaitu 49.486 kasusdengan kematian 403 orang (Ditjen PP &PL Kemkes RI, 2011). Berdasarkan RisetKesehatan Dasar (RISKESDAS, 2007)dengan diagnosis + gejala penyakit DBD,

    penyakit ini juga ditemukan di semuakabupaten/kota dengan prevalensi 0,1-0,7%. Penyakit DBD dapat diditeksi diseluruh Kabupaten/Kota di Sulawesi Utaradengan rerata prevalensi sebesar 0,4%.Prevalensi tertinggi ditemukan di KabupatenMinahasa (0,7%), dan terendah di KotaBitung (0,1%). Sebaran prevalensi penyakitDBD,semakin jelas bahwa penyakit DBDtidak hanya menyerang daerah perkotaansaja, tetapi sudah menyebar sampai daerahperdesaan. Kejadian penyakit DBD sangatdipengaruhi oleh musim. Kejadian DBDumumnya meningkat pada awal musimpenghujan. Penyakit DBD dapat bersifatfatal bila tidak segera ditangani denganbenar. Program promosi kesehatan yangselama ini dilakukan dengan menekankanpentingnya upaya masyarakat melakukan3M masih perlu ditingkatkan secara intensifsehingga memungkinkan kewaspadaan dandeteksi dini terhadap penyakit ini menjadilebih baik suatu Kejadian Luar Biasa (KLB)jika sudah terdapat 1 kasus penderita telahtermasuk sebagai kasus KLB.

    Dari berbagai kegiatan yangdilaksanakan pemerintah dalam rangkapemberantasan Demam Berdarah Dengue(DBD) melalui upaya-upaya pencegahanyang dilakukan secara berkelanjutan,seperti dengan cara melakukanpengasapan (foging) dan pemberantasansarang nyamuk (PSN) dengan kegiatan 3M(menguras, menutup, mengubur). Namunhasilnya belum optimal bahkan masihdijumpai kejadian luar biasa (KLB) yangmenelan korban jiwa. Hal ini tentu jugaberkaitan erat dengan tingkat pengetahuanmasyarakat tentang pencegahan DBD(Krianto, 2009).

    Dengan adanya kejadian demamberdarah Dengue (DBD) pada masyarakat,dibutuhkn pengahuan yang cukup sertadapat memberi respon yang dapatmenunjang agar supaya mewaspadaipenyakit tersebut. Tenaga kesehatandiharapkan dapat melaksanakan fungsimenentukan kebutuhan kesehatanmasyarakat dan mendorong masyarakatuntuk berperan serta dalam memenuhi

  • 3kebutuhan kesehatan serta memberikanpengeahuan kesehatan mengenaipencegahan penyakit demam berdarahDengue (DBD)

    Tujuan Penelitian ini adalahdiketahuinya Hubungan Pengetahuan danSikap Masyarakat Dengan PencegahanDemam Berdarah Dengue (DBD) DiWilayah Kerja Puskesmas Taratara,Kecamatan Tomohon Barat.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan di DiWilayah Kerja Puskesmas Taratara,Kecamatan Tomohon Barat.. Sampel yangdigunakan adalah masyarakat yangdidiganosis dengan gejala DemamBerdarah. Penelitian ini mengunakanrancangan Cross Sectional dimana jenispenelitian ini merupakan penelitian denganmelakukan pengukuran pada variabelindependen dan dependen yang ditelusurisecara simultan. Rancangan ini bertujuanuntuk mencari hubungan antara variabeldengan cara dengan menggunakaninstrument yaitu kuesioner dan lembarobservasi. Analisa statistik mengunakan ujiSpearman Rho.

    HASIL PENELITIAN

    Karakteristik Demografi Responden

    1. Jenis Kelamin

    Gambar.1 Diagram pie karakteristikResponden berdasarkan JenisKelamin di Puskesmas Tara-tara,Tahun 2015

    Berdasarkan gambar di atasmenunjukan bahwa responden terbanyakadalah perempuan yaitu sebanyak 20 orang(63%) da laki-laki sebanyak orang (37%))

    2. Umur

    Gambar. 2 Diagram pie karakteristikResponden berdasarkan umur diPuskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Berdasarkan gambar di atasmenunjukan bahwa rata-rata umurresponden terbanyak adalah 20 sampaidengan 30 tahun yaitu sebanyak 17 orang(53%), diikuti dengan rata-rata umur 30sampai dengan 40 tahun yaitu sebnayak 11orang (34%), sedangkan responden yangpaling sedikit adalah pada rata-rata umurdiatas 40 tahun yaitu sebanyak 4 orang(13%).

    3. Pendidikan

    Gambar. 3 Diagram pie karakteristikresponden berdasarkanPendidikan di RUMKITAL Dr.Wahyu Slamet Bitung, Tahun2015

    Dari gambar di atas menunjukan bahwatingkat pendidikan responden yang palingbanyak adalah tingkat pendidikan SekolahMenengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 15orang (46%), diikuti dengan tingkatpendidikan Perguruan Tinggi yaitusebanyak 9 orang (28%), kemudian tingkatpendidikan Sekolah Menengah Pertamayaitu sebanyak 6 orang (19%). Sedangkantingkat pendidikan responden yang palingsedikit adalah Sekolah Dasar (SD) Yaitusebanyak 2 orang (6%).ANALISA UNIVARIAT

    Laki-Laki12

    37%

    Jenis Kelamin

    3

    kebutuhan kesehatan serta memberikanpengeahuan kesehatan mengenaipencegahan penyakit demam berdarahDengue (DBD)

    Tujuan Penelitian ini adalahdiketahuinya Hubungan Pengetahuan danSikap Masyarakat Dengan PencegahanDemam Berdarah Dengue (DBD) DiWilayah Kerja Puskesmas Taratara,Kecamatan Tomohon Barat.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan di DiWilayah Kerja Puskesmas Taratara,Kecamatan Tomohon Barat.. Sampel yangdigunakan adalah masyarakat yangdidiganosis dengan gejala DemamBerdarah. Penelitian ini mengunakanrancangan Cross Sectional dimana jenispenelitian ini merupakan penelitian denganmelakukan pengukuran pada variabelindependen dan dependen yang ditelusurisecara simultan. Rancangan ini bertujuanuntuk mencari hubungan antara variabeldengan cara dengan menggunakaninstrument yaitu kuesioner dan lembarobservasi. Analisa statistik mengunakan ujiSpearman Rho.

    HASIL PENELITIAN

    Karakteristik Demografi Responden

    1. Jenis Kelamin

    Gambar.1 Diagram pie karakteristikResponden berdasarkan JenisKelamin di Puskesmas Tara-tara,Tahun 2015

    Berdasarkan gambar di atasmenunjukan bahwa responden terbanyakadalah perempuan yaitu sebanyak 20 orang(63%) da laki-laki sebanyak orang (37%))

    2. Umur

    Gambar. 2 Diagram pie karakteristikResponden berdasarkan umur diPuskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Berdasarkan gambar di atasmenunjukan bahwa rata-rata umurresponden terbanyak adalah 20 sampaidengan 30 tahun yaitu sebanyak 17 orang(53%), diikuti dengan rata-rata umur 30sampai dengan 40 tahun yaitu sebnayak 11orang (34%), sedangkan responden yangpaling sedikit adalah pada rata-rata umurdiatas 40 tahun yaitu sebanyak 4 orang(13%).

    3. Pendidikan

    Gambar. 3 Diagram pie karakteristikresponden berdasarkanPendidikan di RUMKITAL Dr.Wahyu Slamet Bitung, Tahun2015

    Dari gambar di atas menunjukan bahwatingkat pendidikan responden yang palingbanyak adalah tingkat pendidikan SekolahMenengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 15orang (46%), diikuti dengan tingkatpendidikan Perguruan Tinggi yaitusebanyak 9 orang (28%), kemudian tingkatpendidikan Sekolah Menengah Pertamayaitu sebanyak 6 orang (19%). Sedangkantingkat pendidikan responden yang palingsedikit adalah Sekolah Dasar (SD) Yaitusebanyak 2 orang (6%).ANALISA UNIVARIAT

    Perempuan20

    63%

    Jenis Kelamin

    Laki-Laki

    Perempuan

    20-30Thn17

    53%

    30-40Thn11

    34%

    Umur

    SD2

    6%

    SMP6

    19%

    Perguruan

    Tinggi9

    28%

    Pendidikan

    3

    kebutuhan kesehatan serta memberikanpengeahuan kesehatan mengenaipencegahan penyakit demam berdarahDengue (DBD)

    Tujuan Penelitian ini adalahdiketahuinya Hubungan Pengetahuan danSikap Masyarakat Dengan PencegahanDemam Berdarah Dengue (DBD) DiWilayah Kerja Puskesmas Taratara,Kecamatan Tomohon Barat.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini dilaksanakan di DiWilayah Kerja Puskesmas Taratara,Kecamatan Tomohon Barat.. Sampel yangdigunakan adalah masyarakat yangdidiganosis dengan gejala DemamBerdarah. Penelitian ini mengunakanrancangan Cross Sectional dimana jenispenelitian ini merupakan penelitian denganmelakukan pengukuran pada variabelindependen dan dependen yang ditelusurisecara simultan. Rancangan ini bertujuanuntuk mencari hubungan antara variabeldengan cara dengan menggunakaninstrument yaitu kuesioner dan lembarobservasi. Analisa statistik mengunakan ujiSpearman Rho.

    HASIL PENELITIAN

    Karakteristik Demografi Responden

    1. Jenis Kelamin

    Gambar.1 Diagram pie karakteristikResponden berdasarkan JenisKelamin di Puskesmas Tara-tara,Tahun 2015

    Berdasarkan gambar di atasmenunjukan bahwa responden terbanyakadalah perempuan yaitu sebanyak 20 orang(63%) da laki-laki sebanyak orang (37%))

    2. Umur

    Gambar. 2 Diagram pie karakteristikResponden berdasarkan umur diPuskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Berdasarkan gambar di atasmenunjukan bahwa rata-rata umurresponden terbanyak adalah 20 sampaidengan 30 tahun yaitu sebanyak 17 orang(53%), diikuti dengan rata-rata umur 30sampai dengan 40 tahun yaitu sebnayak 11orang (34%), sedangkan responden yangpaling sedikit adalah pada rata-rata umurdiatas 40 tahun yaitu sebanyak 4 orang(13%).

    3. Pendidikan

    Gambar. 3 Diagram pie karakteristikresponden berdasarkanPendidikan di RUMKITAL Dr.Wahyu Slamet Bitung, Tahun2015

    Dari gambar di atas menunjukan bahwatingkat pendidikan responden yang palingbanyak adalah tingkat pendidikan SekolahMenengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 15orang (46%), diikuti dengan tingkatpendidikan Perguruan Tinggi yaitusebanyak 9 orang (28%), kemudian tingkatpendidikan Sekolah Menengah Pertamayaitu sebanyak 6 orang (19%). Sedangkantingkat pendidikan responden yang palingsedikit adalah Sekolah Dasar (SD) Yaitusebanyak 2 orang (6%).ANALISA UNIVARIAT

    > 40 Thn4

    13%

    Umur

    20-30 Thn30-40 Thn> 40 Thn

    SMA15

    47%

    Pendidikan

    SDSMPSMAPerguruan Tinggi

  • 41. Pengetahuan masyarakat

    Gambar. 4 Diagram pie karakteristikresponden berdasarkanPengetahuan responden diPuskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Dari gambar di atas menunjukan bahwatingat pengetahuan responden yang palingbanyak adalah pada kategori baik yaitusebanyak 13 orang (41%) diikuti denganpengetahuan pada kategori cukup yaitusebanyak 12 orang (37%). Sedangkan yangpaling sedikit adalah pengetahuan pada kategorikurang yaitu sebanyak 7 orang (22%).

    2. Sikap masyarakat

    Gambar 5 Diagram pie karakteristik Respondenberdasarkan Sikap responden diPuskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Dari gambar di atas menunjukan bahwasebagian besar sikap responden termasukpada kategori positif yaitu sebanyak 21orang (66%). Sedangkan sikap padakategori negative sebanyak 11 orang(34%).

    3. Pencegahan DBD

    Gambar 6. Diagram pie karakteristikResponden berdasarkan Sikap responden di

    Puskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Dari gambar di atas menunjukanbahwa pencegahan responden yang palingbanyak adalah yang termasuk padakategori Cukup yaitu sebanyak 15 orang(47%) diikuti dengan pencegahan DBDpada kategori Baik yaitu sebanyak 11 orang(34%), sedangkan yang paling sedikitadalah pencegahan DBD pada kategorikurang yaitu sebanyak 6 orang (19%).

    ANALISA BIVARIAT1. Tabulasi silang Pengetahuan dengan

    Pencegaan Demam Berdarah

    Tabel 1. Tabulasi Silang Sikap denganPencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas

    Tara-tara, Tahun 2015Pengetahua

    n

    Pencegahan DBD TotalKurang Cukup BaikN % N % N % N %

    Kurang 4

    12,5 3 9,4 0 ,0 7 21,9

    Cukup 2 6,2 9 28,1 1 3,1 12 37,5

    Baik 0 ,0 3 9,4 10 31,2 13 40,6

    TOTAL 6

    18,8

    15 46,9

    11 34,4 32 100

    Koefisien Korelasi (r) =0,760

    Signifikan (p) =0,000

    Dari tabel diatas menunjukan bahwaresponden dengan PencegahanPencegahan Demam berdarah Dengue(DBD) pada kategori baik yang adalah 10orang (31,2%) memeliki pengetahuan yangbaik pula, diikuti dengan 1 orang (3,1%)dengan pengetahuan yang cukup.Kemudian pencegahan DBD pada kategoricukup yang paling banyak adalah 9 orang(28,1%) dengan pengetahuan yag cukuppula dan dikuti dengan masing-masing 3orang (9,4%) dengan pengetahuan yangbaik dan kurang. Sedangkan pencegahanDBD yang paling sedikit adalah padakategori kurang yaitu sebanyak 4 orang(12,5%) dengan pengetahuan yang kurangdan 2 orang (6,2%) dengan pengetahuanyang cukup serta tidak ditemukanresponden yang berada pada kategorikurang. Dari hasil uji Spearman Rho didapatnilai signifikan sebesar 0.000 atau lebih

    Kurang7

    22%

    Cukup12

    37%

    Pengetahuan

    Negatif11

    34%

    Sikap

    Kurang6

    19%

    Cukup15

    47% Baik11

    34%

    Pencegahan DBD

    4

    1. Pengetahuan masyarakat

    Gambar. 4 Diagram pie karakteristikresponden berdasarkanPengetahuan responden diPuskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Dari gambar di atas menunjukan bahwatingat pengetahuan responden yang palingbanyak adalah pada kategori baik yaitusebanyak 13 orang (41%) diikuti denganpengetahuan pada kategori cukup yaitusebanyak 12 orang (37%). Sedangkan yangpaling sedikit adalah pengetahuan pada kategorikurang yaitu sebanyak 7 orang (22%).

    2. Sikap masyarakat

    Gambar 5 Diagram pie karakteristik Respondenberdasarkan Sikap responden diPuskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Dari gambar di atas menunjukan bahwasebagian besar sikap responden termasukpada kategori positif yaitu sebanyak 21orang (66%). Sedangkan sikap padakategori negative sebanyak 11 orang(34%).

    3. Pencegahan DBD

    Gambar 6. Diagram pie karakteristikResponden berdasarkan Sikap responden di

    Puskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Dari gambar di atas menunjukanbahwa pencegahan responden yang palingbanyak adalah yang termasuk padakategori Cukup yaitu sebanyak 15 orang(47%) diikuti dengan pencegahan DBDpada kategori Baik yaitu sebanyak 11 orang(34%), sedangkan yang paling sedikitadalah pencegahan DBD pada kategorikurang yaitu sebanyak 6 orang (19%).

    ANALISA BIVARIAT1. Tabulasi silang Pengetahuan dengan

    Pencegaan Demam Berdarah

    Tabel 1. Tabulasi Silang Sikap denganPencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas

    Tara-tara, Tahun 2015Pengetahua

    n

    Pencegahan DBD TotalKurang Cukup BaikN % N % N % N %

    Kurang 4

    12,5 3 9,4 0 ,0 7 21,9

    Cukup 2 6,2 9 28,1 1 3,1 12 37,5

    Baik 0 ,0 3 9,4 10 31,2 13 40,6

    TOTAL 6

    18,8

    15 46,9

    11 34,4 32 100

    Koefisien Korelasi (r) =0,760

    Signifikan (p) =0,000

    Dari tabel diatas menunjukan bahwaresponden dengan PencegahanPencegahan Demam berdarah Dengue(DBD) pada kategori baik yang adalah 10orang (31,2%) memeliki pengetahuan yangbaik pula, diikuti dengan 1 orang (3,1%)dengan pengetahuan yang cukup.Kemudian pencegahan DBD pada kategoricukup yang paling banyak adalah 9 orang(28,1%) dengan pengetahuan yag cukuppula dan dikuti dengan masing-masing 3orang (9,4%) dengan pengetahuan yangbaik dan kurang. Sedangkan pencegahanDBD yang paling sedikit adalah padakategori kurang yaitu sebanyak 4 orang(12,5%) dengan pengetahuan yang kurangdan 2 orang (6,2%) dengan pengetahuanyang cukup serta tidak ditemukanresponden yang berada pada kategorikurang. Dari hasil uji Spearman Rho didapatnilai signifikan sebesar 0.000 atau lebih

    Kurang7

    22%

    Baik13

    41%

    KurangCukupBaik

    Positif21

    66%

    NegatifPositif

    Baik11

    34%

    Pencegahan DBD

    KurangCukupBaik

    4

    1. Pengetahuan masyarakat

    Gambar. 4 Diagram pie karakteristikresponden berdasarkanPengetahuan responden diPuskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Dari gambar di atas menunjukan bahwatingat pengetahuan responden yang palingbanyak adalah pada kategori baik yaitusebanyak 13 orang (41%) diikuti denganpengetahuan pada kategori cukup yaitusebanyak 12 orang (37%). Sedangkan yangpaling sedikit adalah pengetahuan pada kategorikurang yaitu sebanyak 7 orang (22%).

    2. Sikap masyarakat

    Gambar 5 Diagram pie karakteristik Respondenberdasarkan Sikap responden diPuskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Dari gambar di atas menunjukan bahwasebagian besar sikap responden termasukpada kategori positif yaitu sebanyak 21orang (66%). Sedangkan sikap padakategori negative sebanyak 11 orang(34%).

    3. Pencegahan DBD

    Gambar 6. Diagram pie karakteristikResponden berdasarkan Sikap responden di

    Puskesmas Tara-tara, Tahun 2015

    Dari gambar di atas menunjukanbahwa pencegahan responden yang palingbanyak adalah yang termasuk padakategori Cukup yaitu sebanyak 15 orang(47%) diikuti dengan pencegahan DBDpada kategori Baik yaitu sebanyak 11 orang(34%), sedangkan yang paling sedikitadalah pencegahan DBD pada kategorikurang yaitu sebanyak 6 orang (19%).

    ANALISA BIVARIAT1. Tabulasi silang Pengetahuan dengan

    Pencegaan Demam Berdarah

    Tabel 1. Tabulasi Silang Sikap denganPencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas

    Tara-tara, Tahun 2015Pengetahua

    n

    Pencegahan DBD TotalKurang Cukup BaikN % N % N % N %

    Kurang 4

    12,5 3 9,4 0 ,0 7 21,9

    Cukup 2 6,2 9 28,1 1 3,1 12 37,5

    Baik 0 ,0 3 9,4 10 31,2 13 40,6

    TOTAL 6

    18,8

    15 46,9

    11 34,4 32 100

    Koefisien Korelasi (r) =0,760

    Signifikan (p) =0,000

    Dari tabel diatas menunjukan bahwaresponden dengan PencegahanPencegahan Demam berdarah Dengue(DBD) pada kategori baik yang adalah 10orang (31,2%) memeliki pengetahuan yangbaik pula, diikuti dengan 1 orang (3,1%)dengan pengetahuan yang cukup.Kemudian pencegahan DBD pada kategoricukup yang paling banyak adalah 9 orang(28,1%) dengan pengetahuan yag cukuppula dan dikuti dengan masing-masing 3orang (9,4%) dengan pengetahuan yangbaik dan kurang. Sedangkan pencegahanDBD yang paling sedikit adalah padakategori kurang yaitu sebanyak 4 orang(12,5%) dengan pengetahuan yang kurangdan 2 orang (6,2%) dengan pengetahuanyang cukup serta tidak ditemukanresponden yang berada pada kategorikurang. Dari hasil uji Spearman Rho didapatnilai signifikan sebesar 0.000 atau lebih

  • 5kecil dari = 0,05 dengan koefisien korelasisebesar 0,760 yang bermakna kedavariabel berhubungan dengan tingkathubungan yang kuat.

    2. Tabulasi Sikap dengan PencegaanDemam Berdarah

    Tabel 2. Tabulasi Silang Sikap denganPencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas

    Tara-tara, Tahun 2015

    Sikap

    Pencegahan DBD TotalKurang Cukup BaikN % N % N % N %

    Negatif 5

    15,6 6

    18,8 0 ,0 11 34,4

    Positif 1 3,1 9 28,1 11

    34,4 21 65,6

    TOTAL 6

    18,8

    15

    46,9 11

    34,4 32 100

    Koefisien Korelasi (r) =0,618

    Signifikan (p) =0,000

    Dari tabel di atas menunjukan bahwapencegahan pada kategori baik yang palingbanyak adalah 11 orang (34,4%) dengansikap yang positi dan tidak ditemukanadanya responden sikap yang negative.Kemudian pencegahan DBD pada kategoricukup didapat responden yang palingbanyak adalah 9 orang (28,1%) dengansikap yang positif dan 6 orang (18,8%)dengan sikap yang negative. SedangkanPencegahan DBD pada kategori kurangdidapat responden terbanyak adalah 5orang (15,6%) dengan sikap yang negative,dan hanya 1 orang (3,1%) dengan sikapyang positif. Dari hasil uji Spearman Rhodidapat nilai signifikan sebesar 0.000 ataulebih kecil dari = 0,05 dengan koefisienkorelasi sebesar 0,618 yang bermaknakeda variabel berhubungan dengan tingkathubungan yang kuat

    PEMBAHASAN

    Hubungan Pengetahuan denganPencegahan Penyakit Demam Berdarah diWilayah KerjaPuskesmas Tara-tara, KotaTomohon.

    Dari hasil uji statistic menunjukan bahwaPengetahuan berhubungan dengan

    Pencegahan Penyakit Demam Berdarah dimasyarakat . Hal ini sesuai dengan teoriNotoatmodjo (2011) bahwa Pengetahuanmerupakan hasil dari tahu, dan ini setelahorang melakukan pengindraan terhadapsuatu objek tertentu. Pengindraan terjadimelalui panca indra manusia, yakni indrapenglihatan, pendengaran, penciuman, rasadan raba. Sebagian besar pengetahuanmanusia diperoleh melalui mata dan telinga.Umumnya pengetahuan datang dariinformasi yang didapat melalui buku,internet, surat kabar, dan lain-lain.Pengetahuan kognitif merupakan domainyang sangat penting dalam membentuktindakan seseorang atau over behaviour(Natoatmodjo, 2011).

    Lebih lanjut Notoatmodjo (2003)mengemukakan bahwa Pengetahuandipengaruhi oleh faktor Umur, Pengalamandan Pendidikan. Semakin cukup umur makatingkat kekuatan dan kematanganseseorang akan lebih matang dalamberpikir. Kemudian Pendidikan berartibimbingan yang di berikan oleh seseorangterhadap perkembangan orang lain menujukearah suatu cita cita tertentu. Semakintinggi pendidikan semakin baik pula tingkatpengetahuan. Hal ini dapat dibuktikandengan hasil penelitian yang ditunjukanoleh gambar 5.2 yaitu umur respondenyang paling banyak adalah rata-rata umur30 sampai dengan 40 tahun yaitu sebnayak11 orang (34%). Sedangkan tingkatpendidikan yang paling banyak adalahtingkat pendidikan tingkat pendidikanSekolah Menengah Atas (SMA) yaitusebanyak 15 orang (46%) yangmenunjukan tingkat pengetahuan yangbaik.

    Hubungan Sikap dengan PencegahanPenyakit Demam Berdarah di Wilayah KerjaPuskesmas Tara-tara, Kota Tomohon.

    Dari hasil uji statistic menunjukan bahwaSikap berhubungan dengan PencegahanPenyakit Demam Berdarah di wilayah kerjaPuskesmas Tara-tara. Hal ini sesuaidengan teor bahwa Sikap merupakankesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai penghayatanterhadap objek (Notoatmodjo, 2010).

    Hasil penelitian menunjukan bahwasebagian besar responden memliki sikapyang posit pada pencegahan penyakitdemam berdarah. Faktor yangmempengarui sikap salah satunya adalah

  • 6Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadidasar pembentukan sikap, pengalamanpribadi harus meninggalkan kesan yangkuat. Karena itu, sikap akan lebih mudahterbentuk apabila pengalaman pribaditersebut melibatkan faktor emosional.Dalam situasi yang melibatkan emosi,penghayatan akan pengalaman akan lebihmendalam dan lebih lama berbekas.Ditinjau dari pengetahuan dan tingkatpendidikan maka dapat dikatakan bahwasebagian besar masyarakat di wilayah kerjamengetahui tentang penyakit ini danberpengalaman terhadap pencegahannya.

    KESIMPULAN1. Pengetahuan masyarakat tentang

    demam berdarah Dengue (DBD) diWilayah kerja Puskesmas TarataraKecamatan Tomohon Barat. Padasebagian besar responden (41%) padakategori baik

    2. Sikap masyarakat tentang demamberdarah Dengue (DBD) di Wilayahkerja Puskesmas Taratara KecamatanTomohon Barat pada sebagian besarresponden (66%) memliki sikap positifterhadap pencegahan demam berdarah

    3. Ada hubungan pengetahuan dan sikapmasyarakat dengan pencegahandemam berdarah Dengue (DBD) diWilayah kerja Puskesmas TarataraKecamatan Tomohon Barat. Dengannilai signifikan (0,000).

    SARAN1. Bagi masyarakat, agar supaya

    masyarakat lebih mewaspadai akanbahaya penyakit Demam BerdarahDengue (DBD).

    2. Bagi Pelayanan Kesehatan, agar dapatmelaksanakan intervensi baik dilingkungan masyarakat dan keluargadalam meningkatkan danmempertahankan pegetahuan dansikap masyarakat yang baik dalampencegahan penyakit demam berdarah

    DAFTAR PUSTAKA

    Achmadi (2011). Dasar-dasar PenyakitBerbasis Lingkungan. Jakarta: PT.Rajagafindo Persada

    Depkes RI (2005). Profil Kesehatan RI.Jakarta. Online: www.depkes.go.id

    Krianto (2009). Pencegahan PenyakitDemam Berdarah Dengue (DBD).EGC. Jakarta.

    Notoatmodjo S (2011). Konsep DasarPengetahuan. Jakarta: PT. RinekaCipta

  • 7