jurnal
TRANSCRIPT
-
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH APEL (Pyrus malus) TERHADAP KADAR
KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN NGAGLIK
DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN
SEMARANG
Jufan Akhmad Prasetyo *)
Ns.Priyanto, S.Kp., M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB **), Heni Purwaningsih, S.Kep., Ns **)
*) Mahasiswa PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
**) Dosen PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Kolesterol bisa dicegah dengan sering mengkonsumsi jus buah apel (Pyrus marus).
Zat pektin dalam buah apel (Pyrus malus) juga dikenal sebagai antikolesterol, karena dapat
mengikat asma empedu yang merupakan hasil metabolisme kolesterol. Tujuan penelitian ini
adalah menganalisis pengaruh pemberian jus buah apel (Pyrus malus) terhadap kadar
kolesterol total pada penderita hipertensi di Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten semarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi experiment
desain Pretest-posttest With Kontrol Group. Populasi penelitian adalah seluruh penderita
hipertensi yang ada di Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang yang berjumlah 94 orang. Jumlah sampel sebanyak 34 responden yang dibagi
dalam kelompok kontrol dan intervensi. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling dengan menggunakan alat pengumpulan data easy touch dan lembar
observasi. Uji analisis data menggunakan t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian jus buah apel (Pyrus
malus) terhadap kadar kolesterol total pada penderita hipertensi Di Dusun Ngaglik Desa
Nyatnyno Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. (t hitung 2,712) dan (p-value
0,011). Terapi jus buah apel (Pyrus malus) dapat digunakan sebagai alternative untuk
menurunkan kadar kolesterol total. Saran untuk tenaga kesehatan khususnya perawat yaitu
sebagai terapi komplementer bahwa jus buah apel (Pyrus malus) dapat digunakan sebagai
alternative untuk menurunkan kadar kolesterol total pada penderita hipertensi.
Kata Kunci : jus buah apel, kadar kolesterol total, hipertensi
Kepustakaan : 32 (2002-2012)
-
PENDAHULUAN
Menurut Astawan (2002), dalam
Muniroh, et. al. (2007), hipertensi
merupakan penyakit yang sering dijumpai
di masyarakat. Secara visual, penyakit ini
tidak tampak mengerikan, namun bisa
membuat penderita terancam jiwanya atau
paling tidak menurunkan kualitas
hidupnya. Karenanya hipertensi dijuluki
the silent disease. Penyakit ini dikenal juga
sebagai heterogeneous group of disease
karena dapat menyerang siapa saja dari
berbagai kelompok umur dan kelompok
sosial ekonomi.
kolesterol adalah senyawa lemak
kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam
tubuh (organ hati) dan sisanya 20% dari
luar tubuh (zat makanan). Itu artinya
kolesterol yang berada dalam zat makanan
yang kita makan dapat meningkatkan
kadar kolesterol dalam darah.
(Nurrahmani, 2012).
Prevelensi kasus hipertensi
essensial di Provinsi Jawa Tengah tahun
2011 sebesar 1,96% menurun bila
dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar
2,00%. Terdapat tiga kota dengan
pravelensi sangat tinggi di atas 10% yaitu
Kota Magelang (22,41%), Kota Salatiga
(10,18%) dan Kota Tegal (10,36%).
Penyakit hipertensi essensial pada tahun
2009 dan 2010 menunjukkan adanya
penurunan kasus yang cukup tinggi,
namun pada tahun 2011 terlihat mulai ada
kenaikan jumlah kasus (Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2011).
Penanganan kolesterol dengan
farmakologis misalnya dengan
mengkonsumsi obat golongan asam fibrat
a gemfibrofil, fenofibrate, ciprofibrate.
Golongan resin a kolestiramin
(chlolestyramine). Golongan penghambat
HMGCoa reduktase a pravastatin,
simvastatin, rosavastatin, fluvastatin,
atorvastatin. Golongan asam nikotinat a
niasin dan golongan ezetimibe (Shabela,
2012).
Penanganan kolesterol non
farmakologi dengan menjaga pola hidup
yang sehat dengan perbanyak konsumsi
bahan makanan dari tumbuhan, perbanyak
jumlah serat dalam makanan sehari-hari,
meminimalkan penggunaan lemak jenuh,
memvariasi makanan, dan menurunkan
berat badan (Mumpuni dan Wulandari,
2011).
Peneliti melakukan studi
pendahuluan di Dusun Ngaglik Desa
Nyatnyono pada tanggal 9 November 2012
dengan melibatkan 10 orang yang dengan
kadar kolesterol tinggi (lebih dari 200
mg/dl). Selama ini usaha yang mereka
lakukan untuk mengatasi kadar kolesterol
yang tinggi dengan mengurangi asupan
garam, menghindari makanan tinggi
kolesterol dan mengkonsumsi obat-obatan
anti hipertensi. Peneliti melakukan
pengukuran kadar kolesterol darah
terhadap 10 orang yang mengalami
hipertensi, ternyata 8 dari 10 orang kadar
kolesterolnya tinggi (lebih dari 200 mg/dl).
Jadi usaha yang mereka lakukan belum
efektif untuk menurunkan kadar kolesterol
yang tinggi. Peneliti juga menanyakan
tentang terapi pemberian jus buah apel
(Pyrus malus) untuk kadar kolesterol
kepada 10 orang tersebut. Hasilnya dari 10
orang tersebut semuanya belum pernah
mendapatkan terapi pemberian jus buah
apel (Pyrus malus) tetapi di antara mereka
ada yang pernah mendapatkan terapi
mentimun, dan hasilnya belum efektif
untuk menurunkan kadar kolesterol.
Berdasarkan fenomena di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul, Pengaruh pemberian jus buah apel (Pyrus malus)
terhadap penurunan kadar kolesterol total
pada penderita hipertensi di Dusun
Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yaitu data penelitian
berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
-
rancangan eksperimen semu (quasy
eksperiment design). Quasy eksperiment
design tidak mempunyai pembatasan yang
ketat terhadap randomisasi dan pada saat
yang sama dapat mengontrol ancaman-
ancaman validitas. Disebut eksperimen
semu karena eksperimen ini belum atau
tidak memiliki ciri-ciri rancangan
eksperimen sebenarnya, karena variabel-
variabel yang seharusnya dikontrol atau
dimanipulasi tidak dapat atau sulit
dilakukan (Notoatmodjo, 2012).
Desain dalam penelitian ini
berbentuk desain non equivalent control
group. Menurut Notoatmodjo (2010)
gambar desain non equivalent control
group adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 non equivalent control
group
pretest Perlakuan Postest
Kelompok
Intervensi (1)
Kelompok
Kontrol (2)
01
A
X
-
02
B
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2007). Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh klien
hipertensi di Dusun Ngaglik Desa
Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang sebanyak 91 orang.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan penelitian ini adalah non
random sampling yaitu pengambilan
sampel yang tidak didasarkan atas
kemungkinan yang dapat diperhitungkan,
tetapi semata-mata hanya berdasarkan
segi-segi kepraktisan belaka. Teknik
sampling yang digunakan pada penelitian
ini adalah puposive sampling. Purposive
sampling adalah suatu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/masalah
dalam penelitian), sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya
(Dahlan, 2010; Nursalam, 2011).
Gambaran kadar kolesterol total
pada Penderita Hipertensi sebelum dan
sesudah diberikan Jus Buah Apel (Pyrus
malus) di Dusun Ngaglik Desa
Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang pada kelompok
intervensi
Perlakuan n Mean
(mg/(mg/dl)
StdDeviasi
(mg/dl)
Sebelum
Sesudah
5
5
222,529209,4118
15,6729
14,54759
Perbedaan Kadar Kolesterol
Totalpada Penderita Hipertensi
Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus
Buah Apel (Pyrus malus) di Dusun
Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang
pada Kelompok Intervensi
Pengaruh Pemberian Jus Buah
Apel (Pyrus malus) terhadap Kadar
Kolesterol Total pada Penderita
Hipertensi di Dusun Ngaglik Desa
Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang
PEMBAHASAN
Gambaran Kadar Kolesterol Total
pada Penderita Hipertensi Sebelum
Diberikan Jus buah apel (Pyrus malus) di
Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang pada kelompok intervensi.
Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kadar kolesterol total pada
Intervensi N Mean
(mg/dl)
SD
(mg/dl) t hitung p-value
Sebelum 17 222,5294 15,67290 6,614 0,000
Sesudah 17 209,4118 14,54759
Kelompok N Mean Std. Error
Mean t hitung
P
value
Postest kontrol 17 222,8235 3,46647 2,712 0,011
intervensi 17 209,4118 3,52831
-
penderita hipertensi sebelum diberikan jus
buah apel (Pyrus malus) pada kelompok
intervensi di Dusun Ngaglik Desa
Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang paling rendah
sebesar 201,00 mg/dl dan paling tinggi
253,00 mg/dl serta rata-rata sebesar
222,5294 mg/dl dengan standar deviasi
15,6729 mg/dl.
Menurut Nilawati dkk (2008)
beberapa faktor risiko yang mempengaruhi
kadar kolesterol dalam darah diantaranya
kurang mengkonsumsi sayur dan buah.
Sayuran dan buah-buahan merupakan
sumber bahan makanan yang aman bagi
tubuh karena tidak memiliki kandungan
kolesterol. Lemak yang dihasilkan pun
merupakan lemak tidak jenuh. Konsumsi
lemak jenuh dan kolesterol dari makanan
sehari-hari dan kebiasaan kurang
mengkonsumsi jenis bahan makanan yang
berasal dari sayuran dan buah-buahan
dapat mempengaruhi kadar kolesterol
darah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Septiningsih (2009) yang
menunjukkan ada hubungan konsumsi
sayur dan buah dan kadar kolesterol para
peserta senam jantung sehat Yayasan
Wijaya Kusuma Kelurahan Mekarsari Rw
012 Kecamatan Cimanggis Kabupaten
Depok, dengan p value 0,000 < 0,05.
Gambaran Kadar Kolesterol Total
pada Penderita Hipertensi setelah
Diberikan Jus buah apel (Pyrus malus) di
Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang pada kelompok intervensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadar kolesterol total pada penderita
hipertensi setelah diberikan jus buah apel
(Pyrus malus) pada kelompok intervensi di
Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang paling rendah sebesar 186,00
mg/dl dan paling tinggi 230,00 mg/dl serta
rata-rata sebesar 209,4118 mg/dl dengan
standar deviasi 14,54759 mg/dl.
Menurut Nilawati dkk (2008)
beberapa faktor yang mengontrol kadar
kolesterol dalam darah yaitu konsumsi
makanan berserat. Banyaknya antioksidan
bisa membantu menurunkan kolesterol
tinggi. Antioksidan diperoleh dari buah-
buahan dan sayur-sayuran yang berserat.
Seperti gandum, wortel, sayuran berwarna
hijau dan buah-buahan seperti jeruk,
pepaya, pisang, wortel, stroberry.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian dari Ria Anisya, Ria Anisya
(2009) yang menunjukkan ada hubungan
asupan serat larut air dari buah dan sayur
dengan kadar kolesterol total darah pada
pasien rawat jalan di RS Bhayangkara
Sartika Asih Bandung, dengan nilai p
value 0,000 < 0,05.
Gambaran Kadar Kolesterol Total
pada Penderita Hipertensi Sebelum
Diberikan Air Putih di Dusun Ngaglik
Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang pada
kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kadar kolesterol total pada
penderita hipertensi sebelum diberikan air
putih pada kelompok kontrol di Dusun
Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang
paling rendah sebesar 202,00 mg/dl dan
paling tinggi 253,00 mg/dl serta rata-rata
sebesar 223,3529 mg/dl dengan standar
deviasi 14,8574 mg/dl.
Menurut Nilawati dkk (2008)
beberapa faktor risiko yang mempengaruhi
kadar kolesterol dalam darah adalah
obesitas dan kurang aktivitas. Obesitas
dan kurang aktivitas merupakan salah satu
faktor risiko penyakit jantung koroner.
Selain itu, obesitas juga mendorong
timbulnya faktor risiko lain, seperti
diabetes dan hipertensi yang pada taraf
selanjutnya meningkatkan risiko penyakit
jantung koroner.
Hasil penelititan ini sesuai dengan
penelitian dari Anggraeni (2009) yang
menunjukkan ada hubungan antara
obesitas sentral dengan kadar kolesterol
-
LDL dan kadar trigliserida pada pasien
poli rawat jalan ilmu penyakit dalam
RSU Dr. Saiful Anwar Malang, degan
nilai p value 0,000 > 0,05.
Gambaran Kadar Kolesterol Total
pada Penderita Hipertensi Sesudah
Diberikan air putih di Dusun Ngagalik
Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang pada
kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kadar kolesterol total pada
penderita hipertensi setelah diberikan air
putih pada kelompok kontrol di Dusun
Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang
paling rendah sebesar 202,00 mg/dl dan
paling tinggi 252,00 mg/dl serta rata-rata
sebesar 222,8235 mg/dl dengan standar
deviasi 14,29263 mg/dl.
Menurut Nilawati dkk (2008)
beberapa faktor risiko yang mempengaruhi
kadar kolesterol dalam darah yaitu
merokok. Perokok mempunyai risiko
tinggi untuk terserang jantung koroner,
stroke, bronkitis kronis, dan kanker.
Merokok juga tidak baik bagi sistem
kardiovaskuler. Kurang mengkonsumsi
sayur dan buah, Konsumsi alkohol
berlebihan, Obesitas dan kurang aktifitas,
Diabetes militus, Stres, Keturunan, Usia
dan jenis kelamin juga faktor resiko yang
mempengaruhi kadar kolesterol.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian dari Dadang Hendrawan et al.
(2004) yang menunjukkan ada Hubungan
Perokok dengan Rasio Kadar Kolesterol
Total dan Kolesterol HDL pada Penderita
Infark Miokard Akut di RSUD DR. Saiful
Anwar Malang Periode Tahun 2003,
dengan nilai p value 0,000 < 0,05.
Perbedaan Kadar Kolesterol Total
pada Penderita Hipertensi Sebelum dan
Sesudah Diberikan jus buah apel (Pyrus
malus) di Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang pada kelompok intervensi.
Hasil penelitian menunjukan rata-
rata kadar kolesterol total responden
sebelum diberikan jus buah apel (Pyrus
malus) sebesar 222,5294 mg/dl sedangkan
rata-rata kadar kolesterol total responden
setelah diberikan jus buah apel (Pyrus
malus) sebesar 209,4118 mg/dl. Hasil uji
paired t test didapatkan nilai t hitung
sebesar 6,614 dengan p-value sebesar
0,000 Oleh karena p-value sebesar 0,000 <
(0,05), maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan kadar kolesterol total pada
penderita hipertensi sebelum dan sesudah
diberikan jus buah apel (Pyrus malus) di
Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang pada kelompok intervensi.
Menurut Adi (2008)
penatalaksanaan non farmakologis
hiperkolesterolemia ada beberapa macam,
yaitu terapi komplementer. Terapi
komplementer adalah cara
penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung kepada Pengobatan
Medis Konvensional atau sebagai
pengobatan pilihan lain diluar Pengobatan
Medis yang Konvensional. Diantaranya
Terapi Akupuntur medik sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai
kondisi kesehatan tertentu dan juga
sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara
kerjanya adalah dengan mengaktivasi
berbagai molekul signal yang berperan
sebagai komunikasi antar sel. Salah satu
pelepasan molekul tersebut adalah
pelepasan endorphin yang banyak
berperan pada sistem tubuh. Selanjutnya
adalah Terapi Relaksasi Relaksasi bukan
hanya tidur, tetapi sikap rileks dengan
pelemasan tubuh dan pengosongan pikiran.
Selain itu, nafas diatur sedemikian agar
tubuh dapat menerima sinyal istirahat
sesaat. Dan Terapi Nutrisi Terapi dengan
penggunaan zat-zat tertentu yang terdapat
pada buah ataupun sayuran Pada umumnya
terapi ini menggunakan jus sebagai media
terapi.
Terapi Herbal yaitu terapi dengan
menggunakan obat bahan alam, baik
berupa herbal terstandar dalam kegiatan
-
pelayanan penelitian maupun berupa
fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal
yang telah melalui uji preklinik pada cell
line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya. Terapi
herbal disini yang di teliti adalah buah
Apel, Apel bisa juga di andalkan sebagai
penurun kolesterol. Sebaiknya apel di
konsumsi beserta kulitnya, karena di kulit
inilah terdapat kandungan pektin (serat
larut yang ampuh sekali dalam menurun
kadar kolesterol) dan anti oksidan paling
banyak.
Perbedaan Kadar Kolesterol Total
pada Penderita Hipertensi Sebelum dan
Sesudah Diberikan air putih di Dusun
Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada
kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan rata-
rata kadar kolesterol total responden
sebelum diberikan air putih sebesar
223,3529 mg/dl sedangkan rata-rata kadar
kolesterol total responden setelah
diberikan diberikan air putih sebesar
222,8235 mg/dl. Hasil uji paired t test
didapatkan nilai t hitung sebesar 2,045
dengan p-value sebesar 0,058. Oleh
karena p-value sebesar 0,058 > (0,05), maka dapat dikatakan bahwa tidak ada
perbedaan kadar kolesterol total pada
penderita hipertensi sebelum dan sesudah
diberikan air putih di Dusun Ngaglik Desa
Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang pada kelompok
kontrol.
Pengaruh Pemberian Jus Buah
Apel (Pyrus malus) Terhadap Kadar
Kolesterol Total pada Penderita Hipertensi
di Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan rata-
rata kadar kolesterol total pada penderita
hipertensi pada kelompok kontrol di
Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang setelah diberikan air putih
sebesar 222,8235, sedangkan rata-rata
kadar kolesterol total pada penderita
hipertensi pada kelompok intervensi di
Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang setelah diberikan jus buah apel
(Pyrus malus) sebesar 209,4118.
Berdasarkan uji independen t-test
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,712 dan
nilai p-value sebesar 0,011 (=0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh
pemberian jus buah apel (Pyrus malus)
terhadap kadar kolesterol total pada
penderita hipertensi di Dusun Ngaglik
Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang.
Menurut Roni (2010) dalam jurnal
pengaruh pemberian jus apel manalagi
terhadap kadar kolesterol total, LDL dan
HDL tikus putih (rattus nor vegicius) galur
wistar yang mendapat diet tinggi lemak,
Buah apel (malus syvestris mill) varietas
mana lagi merupakan salah satu buah-
buahan yang mengandung pectin (serat
larut dalam air) pada daging buah dan
fitokimia fenolik.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Rata-rata kadar kolesterol total sebelum diberikan perlakuan pada
kelompok intervensi sebesar 222,5294
mg/dl dan kelompok kontrol sebesar
223,3529 mg/dl.
2. Rata-rata kadar kolesterol total sesudah diberikan perlakuan pada
kelompok intervensi sebesar 209,4118
mg/dl dan kelompok kontrol sebesar
222,8235 mg/dl
3. Ada Perbedaan yang signifikan Kadar Kolesterol Total pada Penderita
Hipertensi sebelum dan sesudah Diberikan
Jus buah apel (Pyrus malus) di Dusun
Ngaglik Desa Nyatnyono Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang pada
kelompok intervensi. Hal ini ditunjukkan
-
dengan nilai t hitung sebesar 6,614 dan
p-value sebesar 0,000 < (0,05).
4. Tidak ada Perbedaan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Hipertensi
sebelum dan sesudah Diberikan air putih di
Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang pada kelompok kontrol. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar
2,045 dan p-value sebesar 0,058 > (0,05).
5. Ada Pengaruh Pemberian Jus buah apel (Pyrus malus) Terhadap Kadar
Kolesterol Total pada Penderita Hipertensi
di Dusun Ngaglik Desa Nyatnyono
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai t hitung sebesar 2,712 dan nilai p-
value sebesar 0,011 < (0,05).
Saran
1. Bagi Peneliti Menambah informasi tentang
pengaruh jus apel terhadap kadar
kolesterol total sehingga memberi ide
selanjutnya bagi penelitian keparawatan
untuk meneliti waktu penelitian yang lebih
lama dan jumlah populasi yang lebih
banyak pada daerah kejadian kadar
kolesterol yang tinggi pada penderita
hipertensi
2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan kependidikan
keperawatan menambahkan terapi herbal
dalam kurikulum pembelajaran bagi
mahasiswa keperawatan sebagai pelengkap
mata kuliah yang berhubungan penyakit
pada manusia.
3. Bagi Masyarakat Terapi ini dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk memilih pengobatan
alternatif yang tepat, murah, mudah dan
praktis untuk menurunkan kadar kolesterol
total pada penderita hipertensi. Mengingat
manfaat jus apel yang besar diharapkan
masyarakat dapat memanfaatkannya untuk
menurunkan kadar kolesterol total pada
penderita hipertensi.
4. Bagi Profesi Keperawatan
Diharapkan dapat menambah
pengetahuan terkait dengan terapi
komplementer khususnya jus buah apel
(Pyrus malus) sehingga dapat mendorong
masyarakat untuk menggunakannya dalam
menurunkan kadar kolesterol total pada
penderita hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. (2009). Cara mudah memahami
& menghindari hipertensi
jantung dan stroke. Yogyakarta :
Dianloka Pustaka
Adi, L.T. (2008). Tanaman obat dan jus
mengatasi penyakit jantung,
hipertensi, kolesterol, dan sroke.
Jakarta : Agromedia Pustaka.
Anggraeni (2009). Hubungan antara
obesitas sentral dengan kadar
kolesterol LDL dan kadar
trigliserida pada pasien
poli rawat jalan ilmu penyakit
dalam RSU Dr. Saiful Anwar
Malang
Astawan, M. 2002. Cegah hipertensi
dengan pola makan. Tersedia di
www. Depkes.go.id. Diakses
tanggal 31 Januari 2005.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian
suatu pendekatan praktik. Jakarta
: Rineka Cipta.
Dadang Hendrawan, Sudjari, Farida Dany
(2004). Hubungan perokok
dengan rasio kadar kolesterol
total dan kolesterol HDL pada
penderita infark miokard akut di
RSUD DR. Saiful Anwar Malang
Periode Tahun 2003.
Dahlan, M.S. (2010). Besar sampel dan
cara pengambilan sampel dalam
penelitian kedokteran dan
kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Dahlan, M.S. (2012). Statistik untuk
kedokteran dan kesehatan.
Jakarta : Salemba Medika.
-
Debora, O. (2011). Proses keperawatan
dan pemeriksaan fisik. Jakarta :
Salemba Medika.
Garnadi, Y. (2012). Hidup nyaman dengan
hiperkolesterol. Jakarta : PT
AgroMedia Pustaka.
Hidayat, A.A. (2003). Riset keperawatan
dan teknik penulisan ilmiah.
Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A.A. (2007). Ruset keperawatan
dan teknik penulisan Ilmiah.
Jakarta : Salemba Medika.
Julianti, D. E.,
Nurjannah, N., Uken, S., &
Soetrisno, S.(2005). Bebas
hipertensi v
dengan terapi jus.
Jakarta : Pustaka Pembangunan
Swadaya Nusantara.
Martiani, A., Lelyana, R. (2012). Faktor
risiko hipertensi ditinjau dari
kebiasaan minum kopi. Journal
of nutrition college, volume 1,
nomor 1, tahun 2012. 470-485.
Dari Http : //ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jnc
Mumpuni, Y., & Wulandari, A. (2011).
Cara jitu mengatasi kolesterol.
Yogyakarta : CV Andi Offset.
Mahendra, B. , &
rachmawati, E. (2005). Atasi
stroke dengan tanaman obat.
Depok : Penebar
Swadaya.
Muniroh , L., Wirjatmadi, B., & Kuntoro.
(2007). Pengaruh pemberian jus
buah belimbing dan mentimun
terhadap penurunan tekanan
darah sistolik dan diastolik
penderita hipertensi. The
indonesian journal of publik
health. Juli 2007. Vol. 4 No. 1.
25-27.
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarata :
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S.(2005). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Nurrahmani, U. (2012). Stop kolesterol
tinggi. Yogyakarta : Familia.
Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu
keperawatan, Edisi II. Jakarta :
Salemba Medika.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Dinkesjatengprov, (2011) hlm.
36, dari
Http://www.dinkesjatengprov.go.
id/dokumen/profil/profil2011/BA
B%201-VI%202011.pdf
Ria Anisya, Ria Anisya (2009). Hubungan
Asupan Serat Larut Air dari
Buah dan Sayur dengan Kadar
Kolesterol Total Darah pada
Pasien Rawat Jalan di RS
Bhayangkara Sartika Asih
Bandung. Undergraduate thesis,
Program Studi Ilmu Gizi
Roni, Y. (2010). Pengaruh pemberian jus
apel manalagi terhadap kadar
kolesterol total ldl dan hdl tikus
putih (rattus nor vegicius) gal ur
wistar yang mendapat diet tinggi
lemak. Airlangga university
library surabaya.
Septiningsih. (2011). Hubungan konsumsi
sayur dan buah dan kadar
kolesterol para peserta senam
jantung sehat Yayasan Wijaya
Kusuma Kelurahan Mekarsari
Rw 012 Kecamatan Cimanggis
Kabupaten Depok. Skripsi.
Falkutas Ilmu Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Gizi. Jakarta
: Universitas Esa Unggul
Suwarto, A. (2010). Buah & sayur sakti
tangkal penyakit. Yogyakarta :
liberplus
-
Smeltzer, & Bare. (2002). Keperawatan
medikal-bedah brunner &
suddarth.
Jakarta : Buku kedokteran EGC.
Susilo, Y., & wulandari, A. (2011). Cara
jitu mengatasi hipertensi.
Yogjakarta : Andi.
Soeharto, I. (2001). Kolesterol & lemak
jahat kolesterol & lemak baik
dan proses terjadinya. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Shabela, R. (2012). Pahami waspadai
cegah dan musnahkan kolesterol.
Klaten : Cable Book.
Sufrida, y., Irlansyah., Edi, j., & mulatis,
W. (2007). Khasiat & Manfaat
Apel. Jakarta : Agromedia
Pustaka.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk
penelitian. Bandung : CV
Alfabeta.
Sugiono. (2009). Metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif.
Bandung : CV Alfabeta.