jurnal

Upload: fajar-al-habibi

Post on 11-Oct-2015

66 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISSN 2337-3776

ISSN 2337-37761

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) SEBAGAI LARVASIDA TEERHADAP LARVA Aedes aegypti INSTAR III

Putri Rahmawati1), Tri Umiana Soleha2), Syazili Mustofa2)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung1), Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Lampung2)Email : [email protected]

ABSTRAK

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganannya yang terlambat. Upaya pencegahan vektor penyakit DBD telah banyak dilakukan, salah satunya dengan menggunakan insektisida buatan. Namun penggunaan insektisida buatan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan maupun lingkungan. Bahaya penggunaan insektisida buatan tersebut dapat diminimalisir dengan menggunakan insektisda alami, salah satunya kulit buah manggis. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) memiliki kandungan senyawa aktif yaitu alfa-mangostin, saponin, flavonoid dan tanin yang bersifat larvasida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas, LC50 dan LT50 ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn). Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Dibagi menjadi 6 kelompok uji yaitu 0% (kontrol negatif), 0,25 %, 0,5%, 0,75%, 1% dan abate 1% (kontrol positif). Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 600 larva. Masing-masing kelompok berisi 25 larva dalam 200 ml larutan ekstrak ethanol 96% kulit buah Manggis. Dilakukan pengulangan 4 kali dan diberi makan pelet ikan selama penelitian. Uji yang digunakan adalah uji Kruskal- wallis (p < 0,05), uji Post-hoc Man Whitney (p < 0,05) dan uji Probit untuk mencari LC50 dan LT50.Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata jumlah larva yang mati sebesar 81 % pada konsentrasi 0,25 %; 91 % pada kosentrasi 0,5 %; 95 % pada konsentrasi 0,75 % dan 100 % pada konsentrasi 1 %. Berdasarkan hasil tersebut konsentrasi yang paling efektif yaitu konsentrasi 1 % dikarenakan daya bunuhnya lebih cepat. Nilai LC50 adalah 2,458 % di menit ke-40; 2,267% di menit ke-60; 1,923% di menit ke-120; 1,096 % di menit ke-240; 0,585 % di menit ke-480; dan 0,219 % pada menit ke-1440 . Nilai LT50 adalah 484,411 menit pada konsentrasi 0,25 %; 387,729 menit pada konsentrasi 0,5 %; 426,910 % pada konsentrasi 0,75 % dan 234,937 menit pada konsentrasi 1 %.

Kata kunci : Aedes aegypti, kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn)dan larvasida

THE LARVACIDAL OF THE MANGOSTEEN (Garcinia mangostana Linn) PEEL EXTRACT TO THIRD INSTAR Aedes aegypty LARVA

Putri Rahmawati1), Tri Umiana Soleha2), Syazili Mustofa2)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung1), Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Lampung2)Email : [email protected]

ABSTRACT

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a fatal diseases because of its ability to become severe in short periods and cause many deaths. The prevention of DHF by eliminating the vector by using insectisicides is done all the time. Chemical insecticides have a lot of adverse effects to humans health and enviorenment. Those adverse effects can be minimalited using natural insecticides and one of them is mangosteen (Garcinia mangostana Linn) peel extract. The mangosteen (Garcinia mangostana Linn) peel extract contains alfa-mangostin, saponin, flavonoid and tanin that can kill the larva.This research aims to know the effectiveness, LC50 and LT50 of mangosteen (Garcinia mangostana Linn) peel extract larvacide. This study was an experimenal study and used randomized control trial method. Divided into 6 groups of experiment wich is 0% (control negative), 0,25 %, 0,5%, 0,75%, 1% and abate 1% (control positive). Each container was given 200 ml ethanol 96% mangosteen peel extract. Subjects are 600 third instar of Aedes aegypti, contained 25 larvas and replicated four times and during the experimentation, larva are fed with fish food. The result was analyzed using Kruskal-Wallis test and post-hoc Man Whitney. The result showed that the average number of death larva are 81 % in 0,25 % consentration; 91 % in 0,5 % consentration; 95 % in 0,75 % consentration and 100 % in 1 % consentration. Therefore, the most effective consentration was the 1 % consentration because could kill the larva faster. The LC50 was 2,458 % in 40 minute; 2,267% in 60 minute; 1,923% in 120 minute; 1,096 % in 240 minute; 0,585 % in 480 minute and 0,219 % in 1440 minute. The LT50 was 484,411 minute in 0,25 % consentration; 387,729 minute in 0,5 % consentration; 426,910 minute in 0,75 % consentration dan 234,937 minute in 1 % consentration. Key words : Aedes aegypti, mangosteen (Garcinia mangostana Linn) peel extract and Larvacides

Pendahuluan

Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagie fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue. Vektor utama virus demam berdarah adalah nyamuk Aedes aegypti yang tergolong dalam kelas insekta. Sampai saat ini penyakit DBD telah menular dan melanda hampir di seluruh wilayah Indonesia, dengan jumlah kasus yang cukup banyak (Djunaedi, 2006).Saat ini, belum ada obat maupun vaksin untuk mengatasi DBD. Penatalaksanaannya hanya suportif berupa tirah baring dan pemberian cairan intravena. Tindakan pencegahan dengan memberantas sarang nyamuk dan membunuh larva serta nyamuk dewasa, merupakan tindakan yang terbaik (Daniel, 2008). Pemberantasan larva merupakan kunci strategi program pengendalian vektor di seluruh dunia (Okumu, 2007).Larvasida nabati merupakan salah satu sarana pengendalian alternatife yang layak dikembangkan. Hal ini dikarenakan senyawa insektisida dari tumbuhan tersebut mudah terurai di lingkungan dan relatife aman terhadap makhluk bukan sasaran (Martono dkk., 2004). Sumber bahan dari berbagai jenis tumbuhan yang telah diketahui mengandung senyawa seperti fenilpropan, terpenoid, alkaloid, asetogenin, dan tanin yang bersifat sebagai larvasida atau insektisida (Dharmalitha, 2006). Serta senyawa saponin juga memiliki aksi sebagai insektida dan larvasida (Sparg dkk., 2004). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Larson dkk. (2010) menunjukkan bahwa kandungan alfa mangostin dari manggis mampu menyebabkan kematian larva secara tidak langsung akibat penurunan masa tubuh. Kulit buah manggis juga mengandung saponin yang dapat menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding traktus menjadi korosif (Aminah dkk., 2001). Sedangkan flavonoid merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang dapat bersifat menghambat makan serangga dan juga bersifat toksis (Dinata, 2009). Tanin dapat menurunkan kemampuan mencerna makanan dengan cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan (protease dan amilase) (Dinata, 2009).Berdasarkan uraian di atas, maka peneli tertarik untuk mengetahui bagaimana efektivitas ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana linn) sebagai larvasida terhadap larva Aedes Aegypti instar III.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola post test-only control group design. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) sebanyak 20 g, ethanol 96 % sebanyak 20 ml sebagai pelarut saat pembuatan stock ekstrak, aquades sebanyak 200 ml sebagai pengencer stock ekstrak untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan. Penelitian ini juga memerlukan pelet ikan sebagai makanan larva.Larutan uji yang digunakan adalah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) dengan konsentrasi 0,25 %, 0,50 %, 0,75 %, dan 1 %. Uji efektifitas ini dilakukan untuk menentukan nilai LC50 (Lethal Consentration 50), LT50 (Lethal Time 50) dan konsentrasi yang paling efektif sebaga larvasida larva Aedes aegypti. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) dengan berbagai konsentrasi tersebut diletakkan dalam gelas plastik. Larva diletakkan ke dalam gelas plastik yang berisi berbagai konsetrasi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) dengan menggunakan pipet larva. Perlakuan menggunakan ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn) hanya diberikan pada kelompok eksperimen sebanyak 200 ml ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) pada tiap ulangan, sedangkan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan mengunakan air sumur dengan volume 200 ml pada tiap ulangan.Masing-masing perlakuan berisi 25 larva Aedes aegypti instar III dengan jumlah pengulangan sebanyak 4 kali. Jumlah pengulangan berdasarkan pada WHO Guideline For Laboratory and Field Testing For Larvacide. Pengukuran pada kelompok-kelompok sampel dilakukan dalam 24 jam menurut WHO (2005) dan peneliti membagi pencatatan waktu selama perlakuan yaitu dengan interval waktu 5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, 1440 menit. Pengukuran berakhir pada menit ke 1440 dengan cara menghitung larva yang mati.

Hasil dan Pembahasan

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dihitung menggunakan analisis statistik yaitu uji normalitas. Hasil yang diperoleh nilai p>0,05 dan sebaran data tidak normal dengan > 2 kelompok yang tidak berpasangan. Untuk itu akan dilakukan uji Kruskal-Wallis, uji ini digunakan sebagai uji alternatif. Hasil yang diperoleh nilai p = 0,005 karena nilai p < 0,05 maka terdapat perbedaan bermakna yang menunjukkan perbedaan jumlah larva yang mati selama pengamatan > 2 kelompok. Selanjutnya dilakukan uji post-hoc Man Withney terlihat bahwa nilai p