jurnal

5
PENDAHULUAN Latar Belakang Kacang buncis mempunyai potensi penting dalam rangka pemenuhan gizi, perolehan devisa, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan perbaikan pendapatan petani. Dengan demikian, usaha tani sayuran mempunyai peluang dan prospek yang baik untuk dikembangkan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2002). Kacang buncis merupakan penghasil sumber protein nabati dan dalam 100 g buncis segar mengandung 32 kalori, 2.40 protein, 0.20 g lemak, 7.10 g karbohidrat, dan bahan lain seperti fosfor dan beberapa macam vitamin (Sumartini, 1998) dan banyak mengandung lysine dan trytophane (Ashari, 1995), zat β-sitosterol, dan stigmasterol untuk mengobati penyakit diabetes mellitus (Rockman, 2008) serta mudah dikembangkan budidayanya (Bangun dkk., 2001) sehingga dapat menambah pendapatan petani dan perluasan kesempatan kerja (Rukmana, 1994). Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi sayuran di Indonesia, terutama sayuran buncis yang berorientasi ekspor dan sekitar 95% dihasilkan dari lahan kering dataran tinggi (Nainggolan, 2001). Produksi sayuran buncis tersebut dari tahun ke tahun terus meningkat sebesar 45.643 ton/tahun (Bangun dkk., 2001). Permintaan ini terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan akan sayuran bergizi tinggi. Universitas Sumatera Utara

Upload: faishalirfandi

Post on 03-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pertumbuhan tanaman buncis

TRANSCRIPT

  • PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Kacang buncis mempunyai potensi penting dalam rangka pemenuhan gizi,

    perolehan devisa, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan perbaikan

    pendapatan petani. Dengan demikian, usaha tani sayuran mempunyai peluang dan

    prospek yang baik untuk dikembangkan (Badan Penelitian dan Pengembangan

    Pertanian, 2002). Kacang buncis merupakan penghasil sumber protein nabati dan

    dalam 100 g buncis segar mengandung 32 kalori, 2.40 protein, 0.20 g lemak, 7.10

    g karbohidrat, dan bahan lain seperti fosfor dan beberapa macam vitamin

    (Sumartini, 1998) dan banyak mengandung lysine dan trytophane (Ashari, 1995),

    zat -sitosterol, dan stigmasterol untuk mengobati penyakit diabetes mellitus

    (Rockman, 2008) serta mudah dikembangkan budidayanya (Bangun dkk., 2001)

    sehingga dapat menambah pendapatan petani dan perluasan kesempatan kerja

    (Rukmana, 1994).

    Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi sayuran di

    Indonesia, terutama sayuran buncis yang berorientasi ekspor dan sekitar 95%

    dihasilkan dari lahan kering dataran tinggi (Nainggolan, 2001). Produksi sayuran

    buncis tersebut dari tahun ke tahun terus meningkat sebesar 45.643 ton/tahun

    (Bangun dkk., 2001). Permintaan ini terus meningkat sejalan dengan peningkatan

    jumlah penduduk dan kebutuhan akan sayuran bergizi tinggi.

    Universitas Sumatera Utara

  • Usaha peningkatan produktivitas buncis dapat dilakukan dengan cara

    ekstensifikasi, perluasan areal penanaman kacang buncis dan peningkatan mutu

    intensifikasi. Akan tetapi kendala yang dihadapi pada perluasan areal tanaman

    adalah ketersediaan varietas dataran rendah.

    Pada umumnya penanaman kacang buncis dilakukan petani pada dataran

    tinggi, padahal luas lahan kering dataran rendah masih cukup potensial untuk

    peningkatan produktivitas sayuran. Namun varietas kacang buncis yang tersedia

    adalah varietas untuk dataran tinggi. Oleh karenanya dibutuhkan suatu kajian

    untuk menguji potensi karakterisasi sayuran ini pada dataran rendah ditambah

    dengan pengelolaan hara K yang diduga dapat meningkatkan produksinya.

    Selain hal tersebut di atas, usaha untuk meningkatkan produksi tanaman

    buncis dapat dilakukan melalui pengelolaan hara terutama kalium. Suriadikarta

    dan Abdurachman (2001) mengatakan kalium merupakan hara makro penting

    setelah N dan P serta diserap tanaman dalam jumlah besar dan salah satu

    fungsinya sebagai kofaktor untuk 40 enzim.

    Upaya pengelolaan hara kalium pada tanaman buncis diduga dapat

    membantu tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Hara kalium dapat membantu

    pengaturan menutup dan membukanya stomata jika terjadi kondisi iklim kering

    yang tidak menguntungkan dan lebih adaptif pada suhu tinggi serta kurang

    tersedianya air di sekitar pertanaman. Kacang buncis yang ditanam di dataran

    rendah akan berbeda tanggap responnya dan bila terjadi suhu tinggi disertai iklim

    kering akan menimbulkan efek gangguan stres, jika jumlah air yang menguap dari

    Universitas Sumatera Utara

  • daun lebih besar dari pada air diserap, sehingga peranan mekanisme hara kalium

    diharapkan membantu proses pemulihan stress tersebut.

    Rumusan Masalah

    Produktivitas sayuran kacang buncis di tingkat petani maupun secara

    nasional masih rendah 45.643 ton/tahun. Faktor pembatas tidak maksimalnya

    pertumbuhan dan produksi kacang buncis dapat dieliminir seminimal mungkin

    dengan berbagai modifikasi kultur teknis dan mengupayakan kesesuaian

    persyaratan tumbuhnya serta pengelolaan hara K.

    Secara agronomis budidaya kacang buncis lebih banyak diusahakan di

    dataran tinggi sampai dataran medium, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa

    sayuran kacang buncis masih dapat dibudidayakan di dataran rendah. Upaya

    meningkatkan produksi kacang buncis pada dataran rendah ini dapat melalui

    pencarian varieras yang adaptif dan pengelolaan hara K. Beberapa genotipe

    kacang buncis yang digunakan bisa jadi masih mampu tumbuh dan berproduksi di

    dataran rendah, sehingga terobosan ini perlu dilakukan guna memenuhi

    pencapaian perluasan areal dan peningkatan hasil.

    Varietas berbeda penampilan morfofisiologinya yang juga mengakibatkan

    perbedaan respons terhadap lingkungan tumbuhnya. Masing-masing varietas

    memiliki penampilan morfofisiologi yang berbeda, hal ini juga yang

    mengakibatkan perbedaan tanggapnya terhadap lingkungan tumbuhnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kajian mengenai pertumbuhan, perkembangan, dan hasil varietas kacang

    buncis dataran tinggi yang ditanam pada dataran rendah akan meningkatkan

    pemberdayaan varietas yang tersedia, sehingga tujuan perluasan tanam dapat

    dicapai. Produktivitas kacang buncis ini juga dapat ditingkatkan.

    Temuan varietas yang adaptif terhadap lingkungan ditambah dengan

    pengelolaan hara K diduga dapat meningkatkan produktivitas kacang buncis. Oleh

    karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut perlu dikaji dengan melakukan

    penelitian Karakteristik Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kacang

    Buncis dengan Penambahan Kalium pada Dataran Rendah di Kecamatan Medan

    Denai.

    Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan produksi beberapa varietas

    kacang buncis dataran tinggi pada dataran rendah.

    2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kalium terhadap pertumbuhan

    dan produksi kacang buncis.

    3. Untuk mengetahui tingkat kebutuhan pupuk kalium dalam meningkatkan

    produksi kacang buncis di dataran rendah.

    Universitas Sumatera Utara

  • Hipotesis Penelitian

    1. Ada perbedaan karakteristik dan respon pertumbuhan maupun produksi antara

    varietas-varietas kacang buncis dataran tinggi di dataran rendah.

    2. Aplikasi kalium memberikan respon yang berbeda terhadap pertumbuhan dan

    produksi beberapa varietas kacang buncis.

    Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi untuk mengkaji

    pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kacang buncis yang ditanam pada

    dataran rendah serta penentuan kebutuhan pupuk kalium yang paling sesuai

    dengan kondisi tanah Ultisol lahan BPP Dinas Pertanian Kota Medan Desa

    Selambo Amplas di Kecamatan Medan Denai.

    Untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan penulis maupun kalangan

    peneliti lainnya yang berhubungan dengan karakteristik pertumbuhan dan hasil

    beberapa kacang buncis serta kebutuhan pupuk kalium yang efisien dan efektif

    dan manajemen pengelolaan hara.

    Sebagai bahan penulisan tesis dan merupakan salah satu syarat untuk

    memperoleh Magister Pertanian di Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera

    Utara Medan.

    Universitas Sumatera Utara