jurnal
TRANSCRIPT
Selvie fitria pinandita
2008730115
Pembimbing : dr. Hj. Nurlaily Sp.JP
Kepaniteraan Klinik Stase Interna
RSIJ- Pondok Kopi
LATAR BELAKANG
Atrial fibrilasi kadang tidak menimbulkan gejala klinis. Penelitian epidemiologi menyatakan bahwa pasien dengan atrial fibrilasi pada skrining dengan EKG tidak selalu didiagnosis atrial fibrilasi.
Gejala subklinis atrial fibrilasi jarang diduga sebagai penyebab stroke iskemik karena sulit di assesment.
Seperempat dari stroke tidak diketahui penyebabnya, dan atrial fibrilasi subklinis mungkin menjadi etiologi faktor utama.
Alat pacu jantung dapat mendeteksi episode subklinis dari atrium fibrilasi, yang kemudian di rekam dengan EKG. Kemudian dievaluasi apakah episode subklinis atrium fibrilasi berkaitan dengan peningkatan risiko stroke iskemik
The Asymptomatic Atrial Fibrillation and Stroke Evaluation in Pacemaker Patients and the Atrial Fibrillation Reduction Atrial Pacing Trial (ASSERT) dirancang untuk mengatasi dua tujuan.
Pertama adalah untuk mengevaluasi jangka panjang episode subklinis atrium fibrilasi yang berkaitan dengan peningkatan risiko stroke iskemik pada pasien yang tidak memiliki bukti atrium fibrilasi
Kedua adalah untuk penelitian kelanjutan pencegahan atrium fibrilasi
METODE
Penelitian dilakkan dari desember 2004- september 2009, total peserta 2451 pasien dengan alat pacu jantung yang baru ditanamkan dan 129 pasien dengan ICD yang baru ditanamkan yang terdaftar di 23 negara
Data yang telah dikumpulkan dianalisis oleh Population Health Research Institute (McMaster University, Hamilton, ON, Canada).
St Jude Medical) mengarahkan dan membantu dalam desain penelitian tetapi tidak memiliki peran dalam analisis data, penyusunan data, atau keputusan untuk mempublikasikan data.
Peneliti yang mencocokkan dan mengakuratkan data kemudian dianalisis untuk validitas dari laporan penelitian
KRITERIA
Inklusi : Usia 65 tahun atau lebih memiliki riwayat hipertensi dan membutuhkan
terapi medis menjalani implantasi pertama kali dari alat pacu
jantung St Jude Medical dual-chamber (untuk sinus-node atau atrioventrikular penyakit-node) atau ICD (untuk indikasi) dalam 8 minggu sebelumnya.
Eksklusi : memiliki riwayat atrium fibrilasi atau flutter atrium
berlangsung lebih dari 5 menit atau jika mereka membutuhkan pengobatan dengan antagonis vitamin K untuk alasan apapun
PROSEDUR PENELITIAN
Setelah memberikan persetujuan tertulis, pasien ditanam alat pacu jantung atau ICD kemudian diprogram sesuai dengan protokol khusus. Perangkat ini diprogram sehingga takikardia atrium terdeteksi ketika denyut jantung mencapai 190 denyut per menit, kemudian penyimpanan electrogram diaktifkan
Pada kunjungan klinik 3 bulan kemudian, perangkat diperiksa untuk mengklasifikasikan pasien menurut apakah takiaritmia atrium subklinis telah terjadi atau tidak terjadi sejak saat pendaftaran
Sebuah takiaritmia atrium subklinis didefinisikan sebagai sebuah episode dari tingkat atrium cepat (190 denyut per menit atau lebih), yang berlangsung lebih dari 6 menit, yang dideteksi oleh alat pacu jantung atau defibrillator.
HASIL PENELITIAN Hasil primer adalah emboli stroke atau sistemik
iskemik
Hasil sekunder adalah kematian pembuluh darah, infark miokard, stroke dan takiaritmia atrium yang didokumentasikan oleh EKG
Semua perangkat EKG yang tersedia menunjukkan tachyarrhythmias atrium subklinis
Hasil utama dari uji coba secara acak ini adalah takiaritmia atrium yang bergejala atau tanpa gejala yang berlangsung lebih dari 6 menit, didokumentasikan pada EKG
ANALISIS STATISTIK
Berdasarkan data yang dilaporkan sebelumnya, kami memperkirakan bahwa tingkat emboli stroke atau sistemik pertahun pada pasien usia 65 tahun atau lebih yang memiliki hipertensi dan yang telah menerima alat pacu jantung akan menjadi sekitar 1%
Kami kemudian memperkirakan bahwa dengan pendaftaran dari 2500 pasien, penelitian ini akan memiliki kekuatan 90% untuk mendeteksi peningkatan risiko stroke iskemik tahunan atau emboli sistemik dari 1% menjadi 2%
Kami juga memperkirakan bahwa dengan 2500 pasien yang terdaftar, penelitian ini akan memiliki kekuatan 90% untuk mendeteksi penurunan 25% dengan tingkat kontrol 8% per tahun.
Sebuah analisis prespecified dilakukan sesuai dengan nilai dasar CHADS2 dari pasien. Skor pada CHADS2, indeks risiko stroke pada pasien dengan atrial fibrilasi, berkisar dari 0 sampai 6, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan resiko yang lebih besar terkena stroke.
Sebuah analisis tergantung waktu kovariat dilakukan dengan menggunakan data pada semua tachyarrhythmias atrium yang terjadi selama penelitian, dalam analisis ini, deteksi takiaritmia atrium subklinis (dari> 6 menit durasi,> 6 jam 'durasi, atau> durasi 24 jam ') memicu variabel tergantung waktu masa tindak lanjut.
Data kemudian di evaluasi terus menerus lalu dianalisis sesuai dengan prinsip niat-to-treat, dengan menggunakan model Cox proportional-hazard dan uji log-rank.
HASIL
Antara saat pendaftaran dan kunjungan tiap 3 bulan, setidaknya satu takiaritmia atrium terdeteksi oleh perangkat yang tertanam dalam 261 pasien (10,1%). Selama periode yang sama, tachyarrhythmias atrium klinis terjadi pada 7 pasien.
Di antara pasien yang memiliki tachyarrhythmias atrium subklinis dalam waktu 3 bulan setelah implantasi perangkat, jumlah rata-rata episode aritmia atrium adalah 2 (kisaran interkuartil, 1 sampai 3). Tingkat rata-rata adalah 480 atrium denyut per menit (kisaran interkuartil, 366-549), dan waktu median untuk deteksi episode pertama adalah 35 hari (kisaran interkuartil, 11 untuk 66).
DISKUSI
Penemuan pertama dalam penelitian ini bahwa pasien usia 65 tahun atau lebih dengan riwayat hipertensi yang ditanamkan alat pacu jantung atau ICD bebas dari gelaja klinis atrial fibrilasi, bahkan terdapat substansi kejadian subklinis atrial takiaritmia.
Penemuan kedua bahwa subklinik atrial takiaritmia berhubungan dengan peningkatan faktor resiko dari stroke iskemik atau emboli sistemik .
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa resiko stroke lebih tinggi ketika episode subklinik atrial takiaritmia dengan waktu yang lebih lam tetapi penelitian ini kurang kuat analisa.
KESIMPULAN Subklinik atrial takiaritmia terjadi pada
pasien dengan alat pacu jantung yang memiliki riwayat hipertensi tetapi tidak ada diagnosis maupun gejala klinis atrial fibrilasi.
Subklinik atrial takiaritmia sering sebagai awal perkembangan dari klinis atrial fibrilasi
Pada pasien dengan alat pacu jantung yang tidak memiliki gejala klinis atrial fibrilasi terjadi subklinik takiaritmia yang berkaitan dengan peningkatan resiko stroke