jurnal
TRANSCRIPT
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 1/14
ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN, TRADING VOLUME
ACTIVITY (TVA), DAN SECURITY RETURN VARIABILITY (SRV)
SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE PADA PERUSAHAAN
FOOD AND BEVERAGE YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA
(Periode Pengamatan Tahun 2000-2005)
Umdatul Khoiriyah
Universitas Negeri Malang
Abstrak
Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menghemat biaya
emisi serta untuk menambah jumlah saham yang beredar. Pada dasarnya right
issue akan menyebabkan jumlah saham yang beredar di pasar bertambah dan
harga saham perusahaan secara teoritis mengalami penurunan. Hal ini diharapkan
dapat meningkatkan frekuensi perdagangan saham atau likuiditas saham.
Penelitian mengenai right issue telah banyak dilakuan, akan tetapi hasil temuan-temuan riset yang ada belum konsisiten satu sama lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return saham
sesudah right issue mengalami peningkatan, rata-rata trading volume activity(TVA) saham sesudah right issue mengalami penurunan , dan rata-rata security
return variability (SRV) saham sesudah right issue mengalami peningkatan.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return
saham sebelum dan sesudah right issue, terdapat perbedaan trading volume
activity (TVA) saham sebelum dan sesudah right issue, dan tidak terdapat
perbedaan security return variability (SRV) saham sebelum dan sesudah right
issue.
Kata Kunci : Right issue, abnormal return, trading volume activity (TVA),
security return variability (SRV)
Dalam melakukan kegiatan usahanya, perusahaan pasti akan memerlukan
tambahan dana, baik untuk melakukan ekspansi maupun untuk memperkuat
struktur keuangan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana tersebut ada
beberapa alternatif yang dapat digunakan perusahaan, seperti mencari pinjaman
atau tambahan pinjaman uang, mencari partner untuk merger , menjual
perusahaan, atau bahkan menutup atau menguragi sebagian kegiatan perusahaan.
Alternatif lain yang dapat dilakukan dalam mencari tambahan modal adalahdengan mencari pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada
perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjual sebagian dari
kepemilikan atas perusahaan. Penjualan kepemilikan tersebut dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menjual sebagian saham
perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas. Hal inilah yang dikenal
dengan penawaran umum atau go public (Mugianto dan Ana Miandani, 2004 :
153).
Penelitian tentang right issue telah banyak dilakukan di antaranya
dilakukan oleh Husaini dan Jogiyanto (2003) yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan antara variance return 60 hari sebelum dan 60 hari setelah
pengumuman penjualan obligasi dan right issue, baik untuk peristiwa positif
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 2/14
maupun untuk peristiwa negatif, baik untuk pristiwa yang akan menurunkan
variance maupun untuk peristiwa yang meningkatkan variance. Hal ini
menunjukkan bahwa pengumuman perubahan struktur modal akan merubah risiko
baik untuk pasar modal negara berkembang, maupun negara maju.
Sedangkan dalam penelitian Mugianto dan Miandani (2004) menyatakan bahwa pelaksanaan right issue tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham, abnormal return saham, cumulative abnormal return saham, dan
trading volume activity saham perusahaan sampel. Hal ini sependapat dengan
penelitian yang dilakukan oleh Agus Purwanto (2004) yang menyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham, volume
perdagangan dan variance return saham sebelum dan sesudah right issue.Dari hasil penelitian terdahulu, dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut
belum konsisten satu sama lain. Dalam penelitian ini peneliti memilih perusahaan
Food and Beverage sebagai objek penelitian. Perusahaan Food and Beverageyaitu perusahaan yang memproduksi jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Peneliti memilih perusahaan Food and Beverage dengan pertimbangan bahwa komponen-
komponen yang terdapat di dalam sektor ini sangat rentan atau sensitif terhadap
gejolak faktor ekstern utamanya perubahan tingkat inflasi, suku bunga, dan pajak.
Hal ini diakibatkan karena sektor industi Food and Beverage sudah
mengeneralisasi dalam kebutuhan pokok masyarakat secara luas mengakibatkan
terjadinya perubahan harga yang sangat cepat. pertimbangan lain yang mendasari
dipilihnya perusahaan Food and Beverage ini adalah karena perusahaan ini dinilai
akan tetap bertahan walaupun dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil,
karena perusahaan ini bergerak dalam bidang makanan dan minuman yang
merupakan kebutuhan primer masyarakat.
Disamping itu, perusahaan Food and Beverage merupakan salah satu
kategori sektor industri di dalam Bursa Efek Jakarta yang mempunyai peluang
untuk tumbuh dan berkembang dengan pesat karena potensi pasarnya dari tahun
ketahun semakin baik seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di
Indonesia dan juga ditunjang oleh kebutuhan manusia akan makanan dan
minuman yang serba praktis dan instan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata abnormal
return, rata-rata trading volume activity (TVA), dan rata-rata security returnvariability (SRV) saham sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan Food
and Beverage yang listing di BEJ. Selain itu juga untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return, rata-ratatrading volume activity (TVA), dan rata-rata security return variability (SRV)saham sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan Food and Beverage yang
listing di BEJ.
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi peristiwa (event
study). “event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
suatu peristiwa (event ) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman” (Jogiyanto, 2003:410). Dalam penelitian ini event yang akan
diteliti adalah peristiwa right issue yang dilakukan oleh perusahaan Food and
Beverage yang listing di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2000-2005.
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 3/14
Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode jendela
(window period) selama 121 hari, yaitu 60 hari sebelum tanggal peristiwa right
issue (pre event), 1 hari pada saat tanggal peristiwa right issue (event date), dan
60 hari sesudah peristiwa right issue (post event). Periode sebelum peristiwa ( pre
event) digunakan untuk melihat apakah terjadi kebocoran informasi sebelumdiumumkan di pasar. Periode saat peristiwa (event date) digunakan untuk melihat
reaksi pasar pada saat informasi tersebut diumumkan di pasar. Periode setelah
peristiwa (post event ) digunakan untuk melihat seberapa cepat informasi yang
tersedia digunakan oleh pasar.
Penentuan lamanya periode jendela (window period) tergantung dari jenis
peristiwanya. Jika nilai ekonomis dari peristiwa tersebut mudah ditentukan oleh
investor (misal pengumuman laba dan dividen) periode jendela dapat pendek,
karena investor dapat bereaksi dengan cepat. Jika nilai ekonomis dari peristiwa
tersebut sulit ditentukan (misal merjer), maka periode jendelanya panjang
(Jogiyanto, 2003:436). Selain itu, peneliti menggunakan periode jendela selama
60 hari sebelum dan sesudah right issue karena penelitian terdahulu yangdilakukan oleh Jogiyanto (2000) dengan menggunakan periode jendela selama 60
hari sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan yang go public tahun 1993-
1997 yang memiliki hari perdagangan sebanyak 201 hari dalam satu tahun
menunjukkan hasil yang tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya. Oleh karena
itu peneliti (Jogiyanto) menyarankan untuk meneliti reaksi pasar modal terhadap
peristiwa right issue dengan periode pengamatan yang sama akan tetapi
menggunakan variabel dan obyek penelitian yang berbeda. Periode pengamatan
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berukut .
t-60 t0 t+60
pre event event date post event
Gambar 1. Periode Pengamatan
Populasi penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta mulai tahun 2000 sampai dengan 2005 sejumlah 17
perusahaan. Daftar populasi dari penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 1 berikut.
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 4/14
Tabel 1. Tabel Daftar Populasi Penelitian
No. Kode Emiten Emiten
1.
2.
3.4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
ADES
AQUA
CEKADAVO
DLTA
INDF
MYOR
MLBI
PSDN
SHDA
SKLT
STTP
SMAR
SUBA
TBLA
ULTJ
AISA
PT. Ades Waters Indonesia Tbk.
PT. Aqua Golden Mississipi Tbk.
PT. Cahaya Kalbar Tbk.PT. Davomas Abadi Tbk.
PT. Delta Jakarta Tbk.
PT. Indofood Sukses MAkmur Tbk.
PT. Mayora Indah Tbk.
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
PT. Parisdha Aneka Niaga Tbk.
PT. Sari Husada Tbk.
PT. Sekar Laut Tbk.
PT. Siantar Top Tbk.
PT. SMART Tbk
PT. Suba Indah Tbk.
PT. Tunas Baru Lampung Tbk.
PT. UltraJaya Milk Industry and Trading Company Tbk.
PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk.
Sumber : Indonesian Capital Market Directory tahun 2000-2005
Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2004:78). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 5 perusahaan.
Adapun daftar emiten yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Tabel Daftar Sampel Penelitian
No. Kode
Emiten
Emiten Tanggal pengumuman
right issue
1.
2.
3.
4.
5.
AISA
DAVO
ADES
ULTJ
SUBA
PT. Tiga Pilar Tbk
PT. Davomas Abadi Tbk
PT. Ades Waters Indonesia Tbk
PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
PT. Suba Indah Tbk
20 November 2003
12 Desember 2001
11 Juni 2004
25 Agustus 2004
25 Agustus 2000
Sumber : Indonesian Capital Market Directory tahun 2000-2005
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
dokumentasi, yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang
telah diaudit oleh perusahaan yang bersangkutan dan arsip-arsip yang berhubungan dengan variabel penelitian. Adapun instrumen penelitian ini
disajikan dalam Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Format Instrumen Penelitian
Emiten Tanggal Harga Saham Jumlah saham
beredar
Jumlah Saham Yang
Diperdagangkan
IHSG
DAVO t-60
...
t-1
t0
t+1
...
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 5/14
t+60
Jenis data yang diperlukan adalah data sekunder. Data tersebut
dikumpulkan dengan teknik format dokumentasi. Data sekunder yang diambil dari
sumber-sumber adalah sebagai berikut :
1. Daftar perusahaan emiten yang melakukan right issue pada periode2000-2005 dan tanggal pengumuman right issue yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory.2. Daftar harga saham harian perusahaan sampel selama 121 hari
bursa pada periode pengamatan yang diperoleh dari Koran Harian Bisnis
Indonesia dan Bursa Efek Jakarta .3. Daftar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 121 hari
bursa pada periode pengamatan yang diperoleh Koran Harian Bisnis Indonesia
dan Bursa Efek Jakarta .
4. Daftar jumlah saham yang beredar selama 121 hari bursa pada
periode pengamatan yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta .
5. Daftar jumlah saham diperdagangkan selama 121 hari bursa pada periode pengamatan yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta .
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistic
parametric dengan menggunakan paired sample t-test. Menurut Triton (2005:177)
“ paired sample t-test adalah pengujian yang dilakukan terhadap dua sampel yang
berpasangan. Sampel yang berpasangan yang dapat diartikan sebagai sampel
dengan subjek yang sama namun mengalami dua treatmen atau perlakuan
berbeda”.
HASIL
Rata-rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman
Right Issue
Abnormal return adalah kelebihan dari return sesungguhnya yang terjadi
(actual return) dengan return normal (return expektasi), dalam penelitian ini
abnormal return dapat dihitung dengan formula : )( it it it R E R AR −= (Jogiyanto,
2003). Dari analisis data terlihat bahwa rata-rata abnormal return saham sebelum
right issue sebesar -0,003103 dan sesudah right issue sebesar 0,001136. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return saham pada periode sesudah
pengumuman right issue lebih tinggi daripada periode sebelum pengumuman
right issue. Sedangkan rata-rata abnormal return masing-masing saham
perusahaan sampel selama periode pengamatan disajikan dalam Tabel 4 berikut.
Tabel 4 Rata-rata Abnormal Return Saham Masing-masing Perusahaan Sampel Selama
Periode Pengamatan
Kode
Emiten
Periode Selisih Keterangan
Sebelum Sesudah
ADES -0,0003010 0,0197420 0,0200430 Naik
AISA -0,0117240 0,0063240 0,0180480 Naik
DAVO 0,0023360 -0,0115010 -0,0138370 Turun
ULTJ -0,0024900 0,0026580 -0,0001680 Turun
SUBA -0,0033360 -0,0062240 -0,0028880 Turun
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa 2 perusahaan (40%)mengalami peningkatan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 6/14
right issue dan 3 perusahaan (60%) mengalami penurunan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah right issue. Adapun perusahaan sampel yang
mengalami peningkatan rata-rata abnormal return tertinggi yaitu PT. Ades Waters
Indonesia Tbk. dengan kode emiten ADES yaitu sebesar 0,0200430, sedangkan
peusahaan sampel yang mengalami penurunan rata-rata abnormal return terbesar adalah PT. Davomas Abadi Tbk. dengan kode emiten DAVO yaitu sebesar
0,0138370.
Rata-rata Trading Volume Activity Saham Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Right Issue
Trading volume activity (TVA) merupakan instrumen yang digunakan
untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi parameter pergerakan
aktivitas volume perdagangan yang diukur dengan cara membagi jumlah saham
perusahaan yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan keseluruhan jumlah
saham yang beredar pada kurun waktu yang sama. Dalam penelitian ini TVA dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:it
it
shareding outs
volumentransactioTVA
tan= (Husnan,
2001). Dari hasil analisis data terlihat bahwa rata-rata trading volume activity(TVA) saham sebelum right issue sebesar 0,000160 dan sesudah right issuesebesar 0,000085. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata trading volume activity(TVA) saham pada periode sesudah pengumuman right issue lebih rendah
daripada periode sebelum pengumuman right issue. Sedangkan rata-rata trading
volume activity (TVA) masing-masing saham perusahaan sampel selama periode
pengamatan disajikan dalam Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5 Rata-rata Trading Volume Activity (TVA) Saham Masing-masing PerusahaanSampel Selama Periode Pengamatan
Kode
Emiten
Periode Selisih Keterangan
Sebelum Sesudah
ADES 0,000222 0,000071 -0,000151 Turun
AISA 0,000171 0,000074 -0,000097 Turun
DAVO 0,000229 0,000103 -0,000126 Turun
ULTJ 0,000097 0,000111 -0,000014 Turun
SUBA 0,000079 0,000066 -0,000013 Turun
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa seluruh perusahaan
sampel mengalami penurunan rata-rata trading volume activity (TVA) sahamsebelum dan sesudah right issue. Adapun perusahaan sampel yang mengalami
penurunan rata-rata trading volume activity (TVA) tertinggi yaitu PT. Ades
Waters Indonesia Tbk. dengan kode emiten ADES yaitu sebesar 0,000151,
sedangkan peusahaan sampel yang mengalami penurunan rata-rata trading
volume activity (TVA) terendah adalah PT. Suba Indah Tbk. dengan kode emiten
SUBA yaitu sebesar 0,000013.
Rata-rata Security Return Variability Saham Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Right Issue
Security return variability (SRV) merupakan suatu analisis yang ingin
melihat apakah pasar secara keseluruhan menilai bahwa suatu informasi itu
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 7/14
informatif, dalam arti apakah informasi tersebut mengakibatkan perubahan pada
distribusi return saham pada waktu peristiwa tersebut terjadi tetapi tidak dapat
menganalisa pergerakannya (apakah positif atau negatif). Security return
variability (SRV) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
)( ,2
.2
,t i
t i
t i
ARVar
ARSRV = (Astuti, 2000). Dari hasil analisis data terlihat bahwa rata-
rata security return variability (SRV) saham sebelum right issue sebesar
66,581252 dan sesudah right issue sebesar 74,194014. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata security return variability (SRV) saham pada periode sesudah
pengumuman right issue lebih tinggi daripada periode sebelum pengumuman
right issue. Sedangkan rata-rata security return variability (SRV) masing-masing
saham perusahaan sampel selama periode pengamatan disajikan dalam Tabel 6
berikut ini.
Tabel 6 Rata-rata Security Return Variability (SRV) Saham Masing-masing PerusahaanSampel Selama Periode Pengamatan
Kode
Emiten
Periode Selisih Keterangan
Sebelum Sesudah
ADES 58,046221 81,293424 23,247203 Naik
AISA 55,811732 56,738304 0,926572 Naik
DAVO 70,061811 73,387546 3,325735 Naik
ULTJ 67,934173 78,178925 10,244752 Naik
SUBA 81,052324 81,371869 0,319545 Naik
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa seluruh perusahaan
sampel mengalami peningkatan rata-rata security return variability (SRV) sahamsebelum dan sesudah right issue. Adapun perusahaan sampel yang mengalami
peningkatan rata-rata security return variability (SRV) tertinggi yaitu PT. Ades
Waters Indonesia Tbk. dengan kode emiten ADES yaitu sebesar 23,247203,
sedangkan peusahaan sampel yang mengalami penningkatan rata-rata security
return variability (SRV ) terendah adalah PT. Suba Indah Tbk. dengan kode
emiten SUBA yaitu sebesar 0,319545.
PENGUJIAN HIPOTESIS
Hipotesis 1 (Perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah right
issue).
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan paired sample t-test antararata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah right issue tampak dalam
Tabel 7 berikut.
Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Right
issue
variabel Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)
Abnormal Return
Sebelum dan Sesudah Right issue
-0,777 0,440
Bedasarkan Tabel 7 di atas, dapat diketahui bahwa uji berpasangan antara
rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah right issue menunjukkan
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 8/14
nilai t-hitung sebesar -0,777 dengan nilai asymptotic significance sebesar 0,440
yang lebih besar daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan 0,07. Dengan
demikian, maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara rata-rata
abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Sedangkan hasil pengujian hipotesis masing-masing perusahaan sampel tampak dalam Tabel 8 berikut.Tabel 8 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Abnormal Return Saham masing-masing sampel
Sebelum dan Sesudah Right issue
Variabel Emiten Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)
Abnormal Return
ADES Sebelum dan Sesudah Right issue -1,932 0,058
AISA -1,872 0,066
DAVO 1,050 0,298
ULTJ 0,031 0,976
SUBA 0,165 0,870
Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa hasil pengujian hipotesis rata-
rata abnormal return masing-masing sampel adalah tidak sama. Untuk PT. AdesWaters Indonesia Tbk. dan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. menunjukkan
bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan antara rata-rata abnormal returnsaham sebelum dan sesudah right issue karena nilai asymptotic significance-nya
lebih kecil daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan. Sedangkan PT.
Davomas Abadi Tbk., PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.,
dan PT. Subah Indah menunjukkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat
perbedaan antara rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue karena nilai asymptotic significance-nya lebih besar
daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan
HIPOTESIS 2 (Perbedaan trading volume activity (TVA) saham sebelum dan
sesudah right issue).
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan paired sample t-test antara
rata-rata trading volume activity saham sebelum dan sesudah right issue tampak
dalam Tabel 9 berikut.
Tabel 9 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Trading Volume Activity Saham Sebelum dan Sesudah
Right issue
variabel Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)
TVA Sebelum dan Sesudah Right issue
4,638 0,000
Bedasarkan Tabel 9 di atas, dapat diketahui bahwa uji berpasangan antara
rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah right issue menunjukkan
nilai t-hitung sebesar 0,4638 dengan nilai asymptotic significance sebesar 0,000
yang lebih kecil daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,07.
Dengan demikian maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan antara rata-rata
trading volume activity saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue.Sedangkan hasil pengujian hipotesis masing-masing perusahaan sampel tampak
dalam Tabel 10 berikut.
Tabel 10 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Trading Volume Activity Saham Masing-masing
Sampel Sebelum dan Sesudah Right issue
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 9/14
Variabel Emiten Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)
TVA ADES Sebelum dan Sesudah Right issue 3,883 0,000
AISA 1,947 0,056
DAVO 3,294 0,002
ULTJ -0,276 0,784
SUBA 1,890 0,064
Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa hasil pengujian
hipotesis rata-rata trading volume activity masing-masing sampel adalah tidak
sama. Untuk PT. Ades Waters Indonesia Tbk., PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk., PT. Davomas Abadi Tbk., dan PT. Subah Indah Tbk. menunjukkan bahwa
Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan antara rata-rata trading volume activitysaham sebelum dan sesudah right issue karena nilai asymptotic significance-nya
lebih kecil daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan. Sedangkan PT.
Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. menunjukkan bahwa Ho
diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara rata-rata trading volume activitysaham sebelum dan sesudah pengumuman right issue karena nilai asymptotic
significance-nya lebih besar daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan.
Hipotesis 3 (Perbedaan security return variability ( SRV ) saham sebelum dan
sesudah right issue).
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan paired sample t-test antara
rata-rata security return variability saham sebelum dan sesudah right issue tampak
dalam Tabel 11 berikut.
Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Security Return Variability Saham Sebelum dan
Sesudah Right issue
variabel Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)
SRV Sebelum dan Sesudah Right issue
-0,938 0,352
Bedasarkan Tabel 11 di atas, dapat diketahui bahwa uji berpasangan antara
rata-rata security return variability sebelum dan sesudah right issue menunjukkan
nilai t-hitung sebesar -0,938 dengan nilai asymptotic significance sebesar 0,352
yang lebih besar daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan (0,07). Dengan
demikian maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara rata-rata
security return variability saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
S edangkan hasil pengujian hipotesis masing-masing perusahaan sampel tampak
dalam Tabel 12 berikut.
Tabel 12 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Security Return Variability Saham Masing-Masing
Sampel Sebelum dan Sesudah Right Issue
Variabel Emiten Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)
SRV ADES Sebelum dan Sesudah Right issue -0,947 0,348
AISA -0,092 0,927
DAVO -0,172 0,864
ULTJ -0,633 0,529
SUBA -0,025 0,980
Berdasarkan Tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa hasil pengujianhipotesis rata-rata security return variability masing-masing sampel menunjukkan
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 10/14
bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara rata-rata securityreturn variability saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue karena
nilai asymptotic significance masing-masing perusahaan sampel lebih besar
daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan.
PEMBAHASAN
Perbedaan Rata-rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah
Pengumuman Right issue
Adanya abnormal return yang bernilai negatif mengindikasikan bahwa
pasar menganggap pengumuman right issue merupakan kabar buruk (bad news)
sehingga investor tidak tertarik untuk membeli right, bahkan banyak investor
yang melakukan aksi penjualan, sehingga harga saham mengalami penurunan dan
berdampak pada penurunan return saham. Menurut Husnan (2003:275) abnormal return yang negatif berarti harga saham sudah terlalu tinggi. Abnormal return
yang negatif mengindikasikan bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh investor (actual return) lebih rendah daripada tingkat keuntungan yang diharapkan
(expected return).
Abnormal return merupakan indikator untuk menguji kandungan
informasi dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mempunyai
kandungan informasi maka diharapkan investor akan bereaksi ketika informasi
tersebut beredar di pasar. Reaksi tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan
harga saham yang dapat mempengaruhi nilai abnormal return. Sebaliknya, jika
suatu pengumuman tidak memiliki kandungan informasi maka investor tidak akan
bereaksi ketika informasi tersebut beredar di pasar. Dengan demikian maka right
issue akan memberikan abnormal return jika mengandung informasi. Besarnya
abnormal return mencerminkan pengaruh kandungan informasi tersebut. Jika
informasi tersebut bernilai positif maka abnormal return saham akan besar,
sedangkan informasi yang bernilai negatif maka abnormal return kecil bahkan
bernilai negatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata abnormal return saham periode sebelum dan sesudah
pengumuman right issue. Tidak adanya perbedan ini disebabkan karena
kandungan informasi dari pengumuman right issue tersebut lemah, sehingga
investor tidak begitu bereaksi dengan adanya pengumuman tersebut. Hal ini
ditunjukkan dengan pergerakan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah
right issue yang relatif stabil. Selain itu, tidak adanya perbedaan rata-rataabnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue disebabkan
kerena investor dapat mengantisipasi informasi yang ada, sebab informasi tersebut
sudah tersebar secara merata (simetris).
Untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi dapat
dilihat melalui abnormal return, yaitu dengan melihat kecepatan para pelaku
pasar untuk merespon informasi yang ada dan menuju ke harga keseimbangan
yang baru. Suatu pasar dikatakan efisiensi bentuk setengah kuat secara informasi
jika investor bereaksi secara cepat untuk menyerap abnormal return dan menuju
ke harga keseimbangan yang baru (Jogiyanto, 2003:412). Dengan demikian maka,
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia belum bisa
dikatakan sebagai pasar bentuk efisien setengah kuat. Sebab dalam pasar yang
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 11/14
efisien bentuk setengah kuat tidak ada investor yang bisa mendapatkan abnormal return berdasarkan informasi yang telah dipublikasikan (Husnan, 2003:269).
Perbedaan Rata-rata Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Right issue
Penurunan rata-rata trading volume activity (TVA) menunjukkan bahwa
pada periode sebelum pengumuman right issue investor lebih banyak melakukan
transaksi jual beli saham dari pada periode sesudah pengumuman right issue. Hal
ini mengindikasikan adanya penurunan aksi jual dan adanya penurunan jumlah
permintaan saham (penurunan aksi beli). Jika terjadi penurunan aksi jual maka
investor memberikan respon yang positif terhadap kebijakan yang dilakukan oleh
emitan (right issue). Investor lebih tertarik untuk membeli right karena biasanya
harga saham secara teoritis lebih murah dibandingkan dengan harga saham di
pasar sekunder. Selain itu, investor juga beranggapan bahwa right issue akanmeningkatkan likuiditas perusahaan sehingga nilai perusahaan akan naik yang
akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham. Hal ini sesuai dengan
pendapat Santoso dalam penelitian Purwanto (2004:64) yang menyatakan bahwa
likuiditas saham secara signifikan meningkat setelah pengumuman.
Sebaliknya, jika terjadi penurunan volume perdagangan sebagai akibat
dari penurunan aksi beli maka berarti investor merespon kebijakan emiten secara
negatif. Respon negatif tersebut disebabkan karena adanya asimetri informasi di
pasar modal. Hal ini sesuai dengan pandapat Budiarto dan Baridwan dalam
penelitian Purwanto (2004:68) yang memprediksikan bahwa harga saham akan
direspon secara tidak menguntungkan oleh pasar terhadap adanya informasi akan
terjadinya right issue, karena pasar mengasumsikan bahwa manajer akan
mendapatkan insentif untuk menerbitkan tambahan saham baru yang mereka
percaya overvalued.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-
rata trading volume activity saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal ini terjadi karena investor tidak melakukan penjualan dan pembelian
saham secara besar-besaran sebelum dan sesudah pengumuman right issue.
Mereka bersikap biasa dan tidak terpengaruh secara besar-besaran atas informasi
yang dipublikasikan.
Dengan adanya suatu informasi akan mengakibatkan investor bereaksi,
untuk menentukan kebijakan dalam berinvestasi (menjual atau membeli saham).Pada periode sebelum pengumuman, investor dihadapkan pada posisi
ketidakpastian. Ketidakpastian ini menimbulakan 2 strategi investasi yang
dilakukan oleh investor, yaitu : 1. srategi pasif, menahan dan wait and see sampai
menunggu kejaelasan dari informasi tersebut dan 2. strategi profit taking, dimana
investor melakukan aksi ambil untung atas investasi yang dilakukan (subagyo,
2005:61). Kedua macam strategi ini menyebabkan fluktuasi dalam aktivitas
pedagangan saham karena tingkat suplay and demand yang berubah-ubah. Pada
periode setelah pengumuman right issue trading volume activity (TVA)mengalami kenaikan. Pada kondisi ini investor melakukan stategi wait and seesebelum pengumuman right issue dan mengubah strateginya menjadi strategi
profit taking setelah pengumuman right issue. Hal ini terjadi karena investor
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 12/14
memiliki harapan bahwa saham-saham tersebut memiliki potensial return yang
tinggi karena perusahaan Food and Beverage memproduksi makanan dan
miniman yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Perbedaan Rata-rata Security Return Variability (SRV) Saham Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Right issue
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata security return variability
(SRV) saham pada periode sesudah pengumuman right issue lebih tinggi daripada
periode sebelum pengumuman right issue. Kenaikan security return variability
(SRV ) tersebut mengindikasikan bahwa risiko yang dihadapi oleh investor
mengalami peningkatan setelah adanya pengumuman right issue seiring dengan
peningkatan return saham.
Tidak adanya perbedaan yang signfikan antara rata-rata security returnvariability (SRV ) sebelum dan sesudah right issue tersebut menunjukkan bahwa
para pelaku pasar mempunyai informasi yang sama (informasi tersebar di pasar secara simetris). Purwanto (2004:72) yang menyatakan bahwa penyerapan
informasi yang dilakukan partisipan pasar melalui pengumuman publik (right
issue) akan menyebabkan menurunnya asimetri informasi. Asimetri informasi
tersebut terjadi karena ada sebagian pelaku pasar yang memiliki informasi yang
lebih dibandingkan dengan pelaku pasar yang lainnya, sehingga mereka
mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada pelaku pasar yang tidak
memiliki informasi tersebut.
Selain itu hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa kandungan
informasi dari right issue sangat kecil, sehingga investor menganggap bahwa
informasi tersebut tidak begitu penting yang akhirnya tidak dapat mempengaruhi
keputusan investor untuk berinvestasi. Investor tidak sepenuhnya menggunakan
informasi yang tersedia. Hal ini bertentangan dengan signaling theory yang
menyatakan bahwa investor akan merespon secara bersama-sama informasi yang
ada sehingga akan berpengaruh pada nilai perusahaan dan tercermin pada
perubahan harga saham. Respon investor tersebut akan mempengaruhi fluktuasi
rata-rata return yang berdampak pada pergerakan rata-rata abnormal return dan
akhirnya akan mempengaruhi security return variability (SRV ). Hal ini
menunjukkkan bahwa pasar modal Indonesia belum merupakan pasar efisien
bentuk setengah kuat.
KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Rata-rata abnormal return saham sebelum right issue lebih rendah
daripada rata-rata abnormal return saham sesudah right issue.
2. Rata-rata trading volume activity (TVA) saham sebelum right issue lebih
tinggi daripada rata-rata trading volume activity (TVA) saham sesudah right issue.3. Rata-rata security return variability (SRV) saham sebelum right issue lebih
rendah daripada rata-rata security return variability (SRV) saham sesudah
right issue.
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 13/14
4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal returnsebelum dan sesudah pengumuman right issue.5. Terdapat perbedaan yang signifkan rata-rata trading volume activity (TVA)sebelum dan sesudah right issue.
6. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata security returnvariability (SRV) sebelum dan sesudah right issue.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukan saran sebagai
berikut : 1) untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan menggunakan
perusahaan industri lainnya, untuk perbandingan hasil penelitian dan melihat
bagaimana pengaruh right issue terhadap masing-masing sektor industri karena
mengingat masing-masing industri memiliki karakteristik yang berbeda. 2) Bagi
Investor; hendaknya para investor tidak menerima begitu saja informasi-informasi
dalam pasar modal, tetapi mengadakan analisis informasi tersebut agar dapat
memprediksi dengan benar apakah informasi tersebut baik atau buruk sehingga
dalam mengambil kebijakan investasi lebih tepat dan memperoleh return yangtinggi. 3) Bagi Pemerinta; pemerintah hendaknya dapat mempertahankan
kestabilan ekonomi, politik, dan keamanan agar para investor baik investor
domestik maupun investor asing percaya dalam menempatkan danaya untuk
berinvestasi di Indonesia sehingga iklim investasi dapat membaik.
Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek .
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Astuti, P. 2000. Variabilitas Return Saham di Pasar Modal Indonesia Tahun
Laporan Keuangan 1996. Kompak , April 2000 (23):617-632
Bursa Efek Jakarta. 2006. Mengenal Pasar Modal. (Online), (http://www.jsx.
co.id/education.asp?emd=menu1, diakses 11 September 2006).
Husaini & Jogiyanto, H. M. 2003. Risiko Return Saham Mengikuti Perubahan
Struktur Modal Untuk Kasus Pengumuman Obligasi dan Right Issue.Simposium Nasional Akuntansi 1 :382-392.
Husnan, Hanafi & Wibowo. 2001. Dampak Laporan Keuangan Terhadap
Kegiatan Perdagangan Saham dan Variabel Tingkat Keuntungan. KelolaGadjah Mada University Bussiness Review VII (18):137-155
Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN.Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga. Yogyakarta
: BPFE.
Mugianto & Miandani, Ana. 2004. Analisis Reaksi Pasar Modal Indonesia
Terhadap Pelaksanaan Right Issue (Studi Kasus Pada Perusahaan yang
Listing di Bursa Efek Jakarta Tahun 1998-2002). Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Tahun 9, No. 1, April 2004.
Purwanto, Agus. 2004. Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian
Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Right
Issue di Bursa Efek Jakarta Priode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan
Auditing, Vol 01/No 01/ Nopember 2004.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
5/10/2018 jurnal - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 14/14
Triton, P.B. 2005. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik . Yogyakarta :
ANDI Yogyakarta.
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,
Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Malang:
Universitas Negeri Malang.Subagyo. 2005. Pengaruh kenaikan Harga BBM Terhadap Return, Trading
Volume Activity, dan Security Return Variability. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, vol 10(1):53-63.
--. 2002. Pengusaha Perancis Akan Jajaki Investasi Di Indonesia. (Online),
(http://www.gatra.com/artikel.php?id=14745, diakses 11 April 2007).