jurnal

14
 ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN, TRADING VOLUME  ACTIVITY (TVA) , DAN SECURITY RETURN VARIABILITY (SRV) SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA (Periode Pengamatan Tahun 2000-2005) Umdatul Khoiriyah Universitas Negeri Malang Abstrak Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menghemat biaya emisi serta untuk menambah jumlah saham yang beredar. Pada dasarnya right issue akan menyebabkan jumlah saham yang beredar di pasar bertambah dan harga saham perusahaan secara teoritis mengalami penurunan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan frekuensi perdagangan saham atau likuiditas saham. Penelitian mengenai right issue telah banyak dilakuan, akan tetapi hasil temuan- temuan riset yang ada belum konsisiten satu sama lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return saham sesudah right issue mengalami peningkatan, rata-rata trading volume activity (TVA) saham sesudah right issue mengalami penurunan , dan rata-rata security return variability (SRV) saham sesudah right issue mengalami peningkatan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah right issue, terdapat perbedaan trading volume activity  (TVA) saham sebelum dan sesudah right issue, dan tidak terdapat  perbedaan security return variability (SRV) saham sebelum dan sesudah right issue. Kata Kunci : Right issue, abnormal return, trading volume activity (TVA),  security return variability (SRV) Dalam melakukan kegiatan usahanya, perusahaan pasti akan memerlukan tambahan dana, baik untuk melakukan ekspansi maupun untuk memperkuat struktur keuangan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana te rsebut ada  beberapa alternatif yang dapat digunakan perusahaan, seperti mencari pinjaman atau tambahan pinjaman uang, mencari partner untuk merger , menjual  perusahaan, atau bahkan menutup atau menguragi sebagian kegiatan perusahaan. Alternatif lain yang dapat dilakukan dalam mencari tambahan modal adalah dengan mencari pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada  perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjual sebagian dari kepemilikan atas perusahaan. Penjualan kepemilikan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menjual sebagian saham  perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas. Hal inilah yang dikenal dengan penawaran umum atau go public (Mugianto dan Ana Miandani, 2004 : 153). Penelitian tentang right issue telah banyak dilakukan di antaranya dilakukan oleh Husaini dan Jogiyanto (2003) yang menyatakan bahwa terdapat  perbedaan antara variance return 60 hari sebelum dan 60 hari setelah  pengumuman penjualan obligasi dan right issue, baik untuk peristiwa positif 

Upload: riza-hafizi

Post on 08-Jul-2015

830 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 1/14

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN, TRADING VOLUME 

 ACTIVITY (TVA), DAN SECURITY RETURN VARIABILITY (SRV)

SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE PADA PERUSAHAAN

FOOD AND BEVERAGE YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA

(Periode Pengamatan Tahun 2000-2005)

Umdatul Khoiriyah

Universitas Negeri Malang

Abstrak 

Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menghemat biaya

emisi serta untuk menambah jumlah saham yang beredar. Pada dasarnya right 

issue akan menyebabkan jumlah saham yang beredar di pasar bertambah dan

harga saham perusahaan secara teoritis mengalami penurunan. Hal ini diharapkan

dapat meningkatkan frekuensi perdagangan saham atau likuiditas saham.

Penelitian mengenai right issue telah banyak dilakuan, akan tetapi hasil temuan-temuan riset yang ada belum konsisiten satu sama lain.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return saham

sesudah right issue mengalami peningkatan, rata-rata trading volume activity(TVA) saham sesudah right issue mengalami penurunan , dan rata-rata security

return variability (SRV) saham sesudah right issue mengalami peningkatan.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return

saham sebelum dan sesudah right issue, terdapat perbedaan trading volume

activity (TVA) saham sebelum dan sesudah right issue, dan tidak terdapat

 perbedaan security return variability (SRV) saham sebelum dan sesudah right 

issue.

Kata Kunci : Right issue, abnormal return, trading volume activity (TVA),

 security return variability (SRV)

Dalam melakukan kegiatan usahanya, perusahaan pasti akan memerlukan

tambahan dana, baik untuk melakukan ekspansi maupun untuk memperkuat

struktur keuangan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana tersebut ada

 beberapa alternatif yang dapat digunakan perusahaan, seperti mencari pinjaman

atau tambahan pinjaman uang, mencari partner untuk merger , menjual

 perusahaan, atau bahkan menutup atau menguragi sebagian kegiatan perusahaan.

Alternatif lain yang dapat dilakukan dalam mencari tambahan modal adalahdengan mencari pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada

 perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjual sebagian dari

kepemilikan atas perusahaan. Penjualan kepemilikan tersebut dapat dilakukan

dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menjual sebagian saham

 perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas. Hal inilah yang dikenal

dengan penawaran umum atau go public (Mugianto dan Ana Miandani, 2004 :

153).

Penelitian tentang right issue telah banyak dilakukan di antaranya

dilakukan oleh Husaini dan Jogiyanto (2003) yang menyatakan bahwa terdapat

 perbedaan antara variance return 60 hari sebelum dan 60 hari setelah

 pengumuman penjualan obligasi dan right issue, baik untuk peristiwa positif 

Page 2: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 2/14

maupun untuk peristiwa negatif, baik untuk pristiwa yang akan menurunkan

variance maupun untuk peristiwa yang meningkatkan variance. Hal ini

menunjukkan bahwa pengumuman perubahan struktur modal akan merubah risiko

 baik untuk pasar modal negara berkembang, maupun negara maju.

Sedangkan dalam penelitian Mugianto dan Miandani (2004) menyatakan bahwa pelaksanaan right issue tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

return saham, abnormal return saham, cumulative abnormal return saham, dan

trading volume activity saham perusahaan sampel. Hal ini sependapat dengan

 penelitian yang dilakukan oleh Agus Purwanto (2004) yang menyatakan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham, volume

 perdagangan dan variance return saham sebelum dan sesudah right issue.Dari hasil penelitian terdahulu, dapat dikatakan bahwa penelitian tersebut

 belum konsisten satu sama lain. Dalam penelitian ini peneliti memilih perusahaan

 Food and Beverage sebagai objek penelitian. Perusahaan Food and Beverageyaitu perusahaan yang memproduksi jenis makanan dan minuman yang

dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Peneliti memilih perusahaan Food and Beverage dengan pertimbangan bahwa komponen-

komponen yang terdapat di dalam sektor ini sangat rentan atau sensitif terhadap

gejolak faktor ekstern utamanya perubahan tingkat inflasi, suku bunga, dan pajak.

Hal ini diakibatkan karena sektor industi Food and Beverage sudah

mengeneralisasi dalam kebutuhan pokok masyarakat secara luas mengakibatkan

terjadinya perubahan harga yang sangat cepat. pertimbangan lain yang mendasari

dipilihnya perusahaan Food  and Beverage ini adalah karena perusahaan ini dinilai

akan tetap bertahan walaupun dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil,

karena perusahaan ini bergerak dalam bidang makanan dan minuman yang

merupakan kebutuhan primer masyarakat.

Disamping itu, perusahaan Food and Beverage merupakan salah satu

kategori sektor industri di dalam Bursa Efek Jakarta yang mempunyai peluang

untuk tumbuh dan berkembang dengan pesat karena potensi pasarnya dari tahun

ketahun semakin baik seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di

Indonesia dan juga ditunjang oleh kebutuhan manusia akan makanan dan

minuman yang serba praktis dan instan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata abnormal 

return, rata-rata trading volume activity (TVA), dan rata-rata security returnvariability (SRV) saham sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan Food 

and Beverage yang listing di BEJ. Selain itu juga untuk mengetahui ada atau

tidaknya perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return, rata-ratatrading volume activity (TVA), dan  rata-rata security return variability (SRV)saham sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan Food and Beverage yang

listing di BEJ.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi peristiwa (event 

 study). “event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap

suatu peristiwa (event ) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu

 pengumuman” (Jogiyanto, 2003:410). Dalam penelitian ini event yang akan

diteliti adalah peristiwa right issue yang dilakukan oleh perusahaan Food and 

 Beverage yang listing di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2000-2005.

Page 3: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 3/14

Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode jendela

(window period) selama 121 hari, yaitu 60 hari sebelum tanggal peristiwa right 

issue (pre event), 1 hari pada saat tanggal peristiwa right issue (event date), dan

60 hari sesudah peristiwa right issue (post event). Periode sebelum peristiwa ( pre

event) digunakan untuk melihat apakah terjadi kebocoran informasi sebelumdiumumkan di pasar. Periode saat peristiwa (event date) digunakan untuk melihat

reaksi pasar pada saat informasi tersebut diumumkan di pasar. Periode setelah

 peristiwa (post event ) digunakan untuk melihat seberapa cepat informasi yang

tersedia digunakan oleh pasar.

Penentuan lamanya periode jendela (window period) tergantung dari jenis

 peristiwanya. Jika nilai ekonomis dari peristiwa tersebut mudah ditentukan oleh

investor (misal pengumuman laba dan dividen) periode jendela dapat pendek,

karena investor dapat bereaksi dengan cepat. Jika nilai ekonomis dari peristiwa

tersebut sulit ditentukan (misal merjer), maka periode jendelanya panjang

(Jogiyanto, 2003:436). Selain itu, peneliti menggunakan periode jendela selama

60 hari sebelum dan sesudah right issue karena penelitian terdahulu yangdilakukan oleh Jogiyanto (2000) dengan menggunakan periode jendela selama 60

hari sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan yang go public tahun 1993-

1997 yang memiliki hari perdagangan sebanyak 201 hari dalam satu tahun

menunjukkan hasil yang tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya. Oleh karena

itu peneliti (Jogiyanto) menyarankan untuk meneliti reaksi pasar modal terhadap

 peristiwa right issue dengan periode pengamatan yang sama akan tetapi

menggunakan variabel dan obyek penelitian yang berbeda. Periode pengamatan

dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berukut .

t-60 t0 t+60

 

  pre event event date post event  

Gambar 1. Periode Pengamatan

Populasi penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta mulai tahun 2000 sampai dengan 2005 sejumlah 17

 perusahaan. Daftar populasi dari penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 1 berikut.

Page 4: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 4/14

Tabel 1. Tabel Daftar Populasi Penelitian

 No. Kode Emiten Emiten

1.

2.

3.4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

ADES

AQUA

CEKADAVO

DLTA

INDF

MYOR 

MLBI

PSDN

SHDA

SKLT

STTP

SMAR 

SUBA

TBLA

ULTJ

AISA

PT. Ades Waters Indonesia Tbk.

PT. Aqua Golden Mississipi Tbk.

PT. Cahaya Kalbar Tbk.PT. Davomas Abadi Tbk.

PT. Delta Jakarta Tbk.

PT. Indofood Sukses MAkmur Tbk.

PT. Mayora Indah Tbk.

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

PT. Parisdha Aneka Niaga Tbk.

PT. Sari Husada Tbk.

PT. Sekar Laut Tbk.

PT. Siantar Top Tbk.

PT. SMART Tbk 

PT. Suba Indah Tbk.

PT. Tunas Baru Lampung Tbk.

PT. UltraJaya Milk Industry and Trading Company Tbk.

PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk.

Sumber : Indonesian Capital Market Directory tahun 2000-2005

Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik  Purposive

Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2004:78). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 5 perusahaan.

Adapun daftar emiten yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut.

 Tabel 2. Tabel Daftar Sampel Penelitian

 No. Kode

Emiten

Emiten Tanggal pengumuman

right issue 

1.

2.

3.

4.

5.

AISA

DAVO

ADES

ULTJ

SUBA

PT. Tiga Pilar Tbk 

PT. Davomas Abadi Tbk 

PT. Ades Waters Indonesia Tbk 

PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 

PT. Suba Indah Tbk 

20 November 2003

12 Desember 2001

11 Juni 2004

25 Agustus 2004

25 Agustus 2000

Sumber : Indonesian Capital Market Directory tahun 2000-2005

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman

dokumentasi, yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang

telah diaudit oleh perusahaan yang bersangkutan dan arsip-arsip yang berhubungan dengan variabel penelitian. Adapun instrumen penelitian ini

disajikan dalam Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Format Instrumen Penelitian

Emiten Tanggal Harga Saham Jumlah saham

 beredar 

Jumlah Saham Yang

Diperdagangkan

IHSG

DAVO t-60

...

t-1

t0

t+1

...

Page 5: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 5/14

t+60

Jenis data yang diperlukan adalah data sekunder. Data tersebut

dikumpulkan dengan teknik format dokumentasi. Data sekunder yang diambil dari

sumber-sumber adalah sebagai berikut :

1. Daftar perusahaan emiten yang melakukan right issue pada periode2000-2005 dan tanggal pengumuman right issue yang diperoleh dari

 Indonesian Capital Market Directory.2. Daftar harga saham harian perusahaan sampel selama 121 hari

 bursa pada periode pengamatan yang diperoleh dari Koran Harian Bisnis

Indonesia dan Bursa Efek Jakarta .3. Daftar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 121 hari

 bursa pada periode pengamatan yang diperoleh Koran Harian Bisnis Indonesia

dan Bursa Efek Jakarta .

4. Daftar jumlah saham yang beredar selama 121 hari bursa pada

 periode pengamatan yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta .

5. Daftar jumlah saham diperdagangkan selama 121 hari bursa pada periode pengamatan yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta .

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistic

 parametric dengan menggunakan paired sample t-test. Menurut Triton (2005:177)

“ paired sample t-test adalah pengujian yang dilakukan terhadap dua sampel yang

 berpasangan. Sampel yang berpasangan yang dapat diartikan sebagai sampel

dengan subjek yang sama namun mengalami dua treatmen atau perlakuan

 berbeda”.

HASIL

Rata-rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman

 Right Issue

Abnormal return adalah kelebihan dari return sesungguhnya yang terjadi

(actual return) dengan return normal (return expektasi), dalam penelitian ini

abnormal return dapat dihitung dengan formula : )( it it it  R E  R AR −=  (Jogiyanto,

2003). Dari analisis data terlihat bahwa rata-rata abnormal return saham sebelum

right issue sebesar -0,003103 dan sesudah right issue sebesar 0,001136. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return saham pada periode sesudah

 pengumuman right issue lebih tinggi daripada periode sebelum pengumuman

right issue. Sedangkan rata-rata abnormal return masing-masing saham

 perusahaan sampel selama periode pengamatan disajikan dalam Tabel 4 berikut.

Tabel 4 Rata-rata Abnormal Return Saham Masing-masing Perusahaan Sampel Selama

Periode Pengamatan

Kode

Emiten

Periode Selisih Keterangan

Sebelum Sesudah

ADES -0,0003010 0,0197420 0,0200430 Naik  

AISA -0,0117240 0,0063240 0,0180480 Naik  

DAVO 0,0023360 -0,0115010 -0,0138370 Turun

ULTJ -0,0024900 0,0026580 -0,0001680 Turun

SUBA -0,0033360 -0,0062240 -0,0028880 Turun

Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa 2 perusahaan (40%)mengalami peningkatan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah

Page 6: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 6/14

right issue dan 3 perusahaan (60%) mengalami penurunan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah right issue. Adapun perusahaan sampel yang

mengalami peningkatan rata-rata abnormal return tertinggi yaitu PT. Ades Waters

Indonesia Tbk. dengan kode emiten ADES yaitu sebesar 0,0200430, sedangkan

 peusahaan sampel yang mengalami penurunan rata-rata abnormal return terbesar adalah PT. Davomas Abadi Tbk. dengan kode emiten DAVO yaitu sebesar 

0,0138370.

Rata-rata Trading Volume Activity Saham Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Right Issue

Trading volume activity (TVA) merupakan instrumen yang digunakan

untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi parameter pergerakan

aktivitas volume perdagangan yang diukur dengan cara membagi jumlah saham

 perusahaan yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan keseluruhan jumlah

saham yang beredar pada kurun waktu yang sama. Dalam penelitian ini TVA dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:it 

it 

 shareding outs

volumentransactioTVA

tan= (Husnan,

2001). Dari hasil analisis data terlihat bahwa rata-rata trading volume activity(TVA) saham sebelum right issue sebesar 0,000160 dan sesudah right issuesebesar 0,000085. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata trading volume activity(TVA) saham pada periode sesudah pengumuman right issue lebih rendah

daripada periode sebelum pengumuman right issue. Sedangkan rata-rata trading 

volume activity (TVA) masing-masing saham perusahaan sampel selama periode

 pengamatan disajikan dalam Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Rata-rata Trading Volume Activity (TVA) Saham Masing-masing PerusahaanSampel Selama Periode Pengamatan

Kode

Emiten

Periode Selisih Keterangan

Sebelum Sesudah

ADES 0,000222 0,000071 -0,000151 Turun

AISA 0,000171 0,000074 -0,000097 Turun

DAVO 0,000229 0,000103 -0,000126 Turun

ULTJ 0,000097 0,000111 -0,000014 Turun

SUBA 0,000079 0,000066 -0,000013 Turun

Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa seluruh perusahaan

sampel mengalami penurunan rata-rata trading volume activity (TVA) sahamsebelum dan sesudah right issue. Adapun perusahaan sampel yang mengalami

 penurunan rata-rata trading volume activity (TVA) tertinggi yaitu PT. Ades

Waters Indonesia Tbk. dengan kode emiten ADES yaitu sebesar 0,000151,

sedangkan peusahaan sampel yang mengalami penurunan rata-rata trading 

volume activity (TVA) terendah  adalah PT. Suba Indah Tbk. dengan kode emiten

SUBA yaitu sebesar 0,000013.

Rata-rata Security Return Variability Saham Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Right Issue

Security return variability (SRV) merupakan suatu analisis yang ingin

melihat apakah pasar secara keseluruhan menilai bahwa suatu informasi itu

Page 7: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 7/14

informatif, dalam arti apakah informasi tersebut mengakibatkan perubahan pada

distribusi return saham pada waktu peristiwa tersebut terjadi tetapi tidak dapat

menganalisa pergerakannya (apakah positif atau negatif). Security return

variability (SRV) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

)( ,2

.2

,t i

t i

t i

 ARVar 

 ARSRV  = (Astuti, 2000). Dari hasil analisis data terlihat bahwa rata-

rata security return variability (SRV) saham sebelum right issue sebesar 

66,581252 dan sesudah right issue sebesar 74,194014. Hal ini menunjukkan

 bahwa rata-rata security return variability (SRV) saham pada periode sesudah

 pengumuman right issue lebih tinggi daripada periode sebelum pengumuman

right issue. Sedangkan rata-rata security return variability (SRV) masing-masing

saham perusahaan sampel selama periode pengamatan disajikan dalam Tabel 6

 berikut ini.

Tabel 6 Rata-rata Security Return Variability (SRV) Saham Masing-masing PerusahaanSampel Selama Periode Pengamatan

Kode

Emiten

Periode Selisih Keterangan

Sebelum Sesudah

ADES 58,046221 81,293424 23,247203 Naik  

AISA 55,811732 56,738304 0,926572 Naik  

DAVO 70,061811 73,387546 3,325735 Naik  

ULTJ 67,934173 78,178925 10,244752 Naik  

SUBA 81,052324 81,371869 0,319545 Naik  

Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa seluruh perusahaan

sampel mengalami peningkatan rata-rata security return variability (SRV) sahamsebelum dan sesudah right issue. Adapun perusahaan sampel yang mengalami

 peningkatan rata-rata security return variability (SRV) tertinggi yaitu PT. Ades

Waters Indonesia Tbk. dengan kode emiten ADES yaitu sebesar 23,247203,

sedangkan peusahaan sampel yang mengalami penningkatan rata-rata security

return variability (SRV ) terendah  adalah PT. Suba Indah Tbk. dengan kode

emiten SUBA yaitu sebesar 0,319545.

PENGUJIAN HIPOTESIS

Hipotesis 1 (Perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah right 

issue).

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan paired sample t-test antararata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah right issue tampak dalam

Tabel 7 berikut.

Tabel 7 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Abnormal   Return Saham Sebelum dan Sesudah Right 

issue 

variabel Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)

 Abnormal  Return

Sebelum dan Sesudah Right issue 

-0,777 0,440

Bedasarkan Tabel 7 di atas, dapat diketahui bahwa uji berpasangan antara

rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah right issue menunjukkan

Page 8: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 8/14

nilai t-hitung sebesar -0,777 dengan nilai asymptotic significance sebesar 0,440

yang lebih besar daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan 0,07. Dengan

demikian, maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara rata-rata

abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

Sedangkan hasil pengujian hipotesis masing-masing perusahaan sampel tampak dalam Tabel 8 berikut.Tabel 8 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Abnormal Return Saham masing-masing sampel

Sebelum dan Sesudah Right issue 

Variabel Emiten Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)

 Abnormal  Return

ADES Sebelum dan Sesudah Right issue -1,932 0,058

AISA -1,872 0,066

DAVO 1,050 0,298

ULTJ 0,031 0,976

SUBA 0,165 0,870

Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa hasil pengujian hipotesis rata-

rata abnormal return masing-masing sampel adalah tidak sama. Untuk PT. AdesWaters Indonesia Tbk. dan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. menunjukkan

 bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan antara rata-rata abnormal returnsaham sebelum dan sesudah right issue karena nilai asymptotic significance-nya

lebih kecil daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan. Sedangkan PT.

Davomas Abadi Tbk., PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.,

dan PT. Subah Indah menunjukkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat

 perbedaan antara rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah

 pengumuman right issue karena nilai asymptotic significance-nya lebih besar 

daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan

HIPOTESIS 2 (Perbedaan trading volume activity (TVA) saham sebelum dan

sesudah right issue).

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan paired sample t-test antara

rata-rata trading volume activity saham sebelum dan sesudah right issue tampak 

dalam Tabel 9 berikut.

Tabel 9 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Trading Volume Activity Saham Sebelum dan Sesudah

 Right issue 

variabel Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)

TVA Sebelum dan Sesudah Right issue 

4,638 0,000

Bedasarkan Tabel 9 di atas, dapat diketahui bahwa uji berpasangan antara

rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah right issue menunjukkan

nilai t-hitung sebesar 0,4638 dengan nilai asymptotic significance sebesar 0,000

yang lebih kecil daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,07.

Dengan demikian maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan antara rata-rata

trading volume activity saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue.Sedangkan hasil pengujian hipotesis masing-masing perusahaan sampel tampak 

dalam Tabel 10 berikut.

Tabel 10 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Trading Volume Activity Saham Masing-masing

Sampel Sebelum dan Sesudah Right issue 

Page 9: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 9/14

Variabel Emiten Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)

TVA ADES Sebelum dan Sesudah Right issue 3,883 0,000

AISA 1,947 0,056

DAVO 3,294 0,002

ULTJ -0,276 0,784

SUBA 1,890 0,064

Berdasarkan Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa hasil pengujian

hipotesis rata-rata trading volume activity masing-masing sampel adalah tidak 

sama. Untuk PT. Ades Waters Indonesia Tbk., PT. Tiga Pilar Sejahtera Food

Tbk., PT. Davomas Abadi Tbk., dan PT. Subah Indah Tbk. menunjukkan bahwa

Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan antara rata-rata trading volume activitysaham sebelum dan sesudah right issue karena nilai asymptotic significance-nya

lebih kecil daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan. Sedangkan PT.

Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. menunjukkan bahwa Ho

diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara rata-rata trading volume activitysaham sebelum dan sesudah pengumuman right issue karena nilai asymptotic

 significance-nya lebih besar daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan.

Hipotesis 3 (Perbedaan security return variability ( SRV ) saham sebelum dan

sesudah right issue).

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan paired sample t-test antara

rata-rata security return variability saham sebelum dan sesudah right issue tampak 

dalam Tabel 11 berikut.

Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Security Return Variability Saham Sebelum dan

Sesudah Right issue 

variabel Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)

SRV  Sebelum dan Sesudah Right issue 

-0,938 0,352

Bedasarkan Tabel 11 di atas, dapat diketahui bahwa uji berpasangan antara

rata-rata security return variability sebelum dan sesudah right issue menunjukkan

nilai t-hitung sebesar -0,938 dengan nilai asymptotic significance sebesar 0,352

yang lebih besar daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan (0,07). Dengan

demikian maka Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara rata-rata

 security return variability saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

S edangkan hasil pengujian hipotesis masing-masing perusahaan sampel tampak 

dalam Tabel 12 berikut.

Tabel 12 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Security Return Variability Saham Masing-Masing

Sampel Sebelum dan Sesudah Right Issue 

Variabel Emiten Periode pengamatan t Sig. (2-tailed)

SRV  ADES Sebelum dan Sesudah Right issue -0,947 0,348

AISA -0,092 0,927

DAVO -0,172 0,864

ULTJ -0,633 0,529

SUBA -0,025 0,980

Berdasarkan Tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa hasil pengujianhipotesis rata-rata security return variability masing-masing sampel menunjukkan

Page 10: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 10/14

 bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan antara rata-rata securityreturn variability saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue karena

nilai asymptotic significance masing-masing perusahaan sampel lebih besar 

daripada taraf signifikansi yang telah ditetapkan.

PEMBAHASAN

Perbedaan Rata-rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah

Pengumuman Right issue 

Adanya abnormal return yang bernilai negatif mengindikasikan bahwa

 pasar menganggap pengumuman right issue merupakan kabar buruk (bad news)

sehingga investor tidak tertarik untuk membeli right, bahkan banyak investor 

yang melakukan aksi penjualan, sehingga harga saham mengalami penurunan dan

 berdampak pada penurunan return saham. Menurut Husnan (2003:275) abnormal return yang negatif berarti harga saham sudah terlalu tinggi. Abnormal return

yang negatif mengindikasikan bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh investor (actual return) lebih rendah daripada tingkat keuntungan yang diharapkan

(expected return).

 Abnormal return merupakan indikator untuk menguji kandungan

informasi dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mempunyai

kandungan informasi maka diharapkan investor akan bereaksi ketika informasi

tersebut beredar di pasar. Reaksi tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan

harga saham yang dapat mempengaruhi nilai abnormal return. Sebaliknya, jika

suatu pengumuman tidak memiliki kandungan informasi maka investor tidak akan

 bereaksi ketika informasi tersebut beredar di pasar. Dengan demikian maka right 

issue akan memberikan abnormal return jika mengandung informasi. Besarnya

abnormal return mencerminkan pengaruh kandungan informasi tersebut. Jika

informasi tersebut bernilai positif maka abnormal return saham akan besar,

sedangkan informasi yang bernilai negatif maka abnormal return kecil bahkan

 bernilai negatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara rata-rata abnormal  return saham periode sebelum dan sesudah

 pengumuman right issue. Tidak adanya perbedan ini disebabkan karena

kandungan informasi dari pengumuman right issue tersebut lemah, sehingga

investor tidak begitu bereaksi dengan adanya pengumuman tersebut. Hal ini

ditunjukkan dengan pergerakan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah

right issue yang relatif stabil. Selain itu, tidak adanya perbedaan rata-rataabnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue disebabkan

kerena investor dapat mengantisipasi informasi yang ada, sebab informasi tersebut

sudah tersebar secara merata (simetris).

Untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi dapat

dilihat melalui abnormal return, yaitu dengan melihat kecepatan para pelaku

 pasar untuk merespon informasi yang ada dan menuju ke harga keseimbangan

yang baru. Suatu pasar dikatakan efisiensi bentuk setengah kuat secara informasi

 jika investor bereaksi secara cepat untuk menyerap abnormal return dan menuju

ke harga keseimbangan yang baru (Jogiyanto, 2003:412). Dengan demikian maka,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia belum bisa

dikatakan sebagai pasar bentuk efisien setengah kuat. Sebab dalam pasar yang

Page 11: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 11/14

efisien bentuk setengah kuat tidak ada investor yang bisa mendapatkan abnormal return berdasarkan informasi yang telah dipublikasikan (Husnan, 2003:269).

Perbedaan Rata-rata Trading Volume Activity (TVA) Saham Sebelum dan

Sesudah Pengumuman Right issue

Penurunan rata-rata trading volume activity (TVA) menunjukkan bahwa

 pada periode sebelum pengumuman right issue investor lebih banyak melakukan

transaksi jual beli saham dari pada periode sesudah pengumuman right issue. Hal

ini mengindikasikan adanya penurunan aksi jual dan adanya penurunan jumlah

 permintaan saham (penurunan aksi beli). Jika terjadi penurunan aksi jual maka

investor memberikan respon yang positif terhadap kebijakan yang dilakukan oleh

emitan (right issue). Investor lebih tertarik untuk membeli right karena biasanya

harga saham secara teoritis lebih murah dibandingkan dengan harga saham di

 pasar sekunder. Selain itu, investor juga beranggapan bahwa right issue akanmeningkatkan likuiditas perusahaan sehingga nilai perusahaan akan naik yang

akhirnya akan berdampak pada kenaikan harga saham. Hal ini sesuai dengan

 pendapat Santoso dalam penelitian Purwanto (2004:64) yang menyatakan bahwa

likuiditas saham secara signifikan meningkat setelah pengumuman.

Sebaliknya, jika terjadi penurunan volume perdagangan sebagai akibat

dari penurunan aksi beli maka berarti investor merespon kebijakan emiten secara

negatif. Respon negatif tersebut disebabkan karena adanya asimetri informasi di

 pasar modal. Hal ini sesuai dengan pandapat Budiarto dan Baridwan dalam

 penelitian Purwanto (2004:68) yang memprediksikan bahwa harga saham akan

direspon secara tidak menguntungkan oleh pasar terhadap adanya informasi akan

terjadinya right issue, karena pasar mengasumsikan bahwa manajer akan

mendapatkan insentif untuk menerbitkan tambahan saham baru yang mereka

 percaya overvalued.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-

rata trading volume activity saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal ini terjadi karena investor tidak melakukan penjualan dan pembelian

saham secara besar-besaran sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

Mereka bersikap biasa dan tidak terpengaruh secara besar-besaran atas informasi

yang dipublikasikan.

Dengan adanya suatu informasi akan mengakibatkan investor bereaksi,

untuk menentukan kebijakan dalam berinvestasi (menjual atau membeli saham).Pada periode sebelum pengumuman, investor dihadapkan pada posisi

ketidakpastian. Ketidakpastian ini menimbulakan 2 strategi investasi yang

dilakukan oleh investor, yaitu : 1. srategi pasif, menahan dan wait and see sampai

menunggu kejaelasan dari informasi tersebut dan 2. strategi profit taking, dimana

investor melakukan aksi ambil untung atas investasi yang dilakukan (subagyo,

2005:61). Kedua macam strategi ini menyebabkan fluktuasi dalam aktivitas

 pedagangan saham karena tingkat suplay and demand yang berubah-ubah. Pada

 periode setelah pengumuman right issue trading volume activity (TVA)mengalami kenaikan. Pada kondisi ini investor melakukan stategi wait and seesebelum pengumuman right issue dan mengubah strateginya menjadi strategi

 profit taking setelah pengumuman right issue. Hal ini terjadi karena investor 

Page 12: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 12/14

memiliki harapan bahwa saham-saham tersebut memiliki potensial return yang

tinggi karena perusahaan Food and Beverage memproduksi makanan dan

miniman yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Perbedaan Rata-rata Security Return Variability (SRV) Saham Sebelum dan

Sesudah Pengumuman Right issue

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata security return variability

(SRV) saham pada periode sesudah pengumuman right issue lebih tinggi daripada

 periode sebelum pengumuman right issue. Kenaikan security return variability

(SRV ) tersebut mengindikasikan bahwa risiko yang dihadapi oleh investor 

mengalami peningkatan setelah adanya pengumuman right issue seiring dengan

 peningkatan return saham.

Tidak adanya perbedaan yang signfikan antara rata-rata security returnvariability (SRV ) sebelum dan sesudah right issue tersebut menunjukkan bahwa

 para pelaku pasar mempunyai informasi yang sama (informasi tersebar di pasar secara simetris). Purwanto (2004:72) yang menyatakan bahwa penyerapan

informasi yang dilakukan partisipan pasar melalui pengumuman publik (right 

issue) akan menyebabkan menurunnya asimetri informasi. Asimetri informasi

tersebut terjadi karena ada sebagian pelaku pasar yang memiliki informasi yang

lebih dibandingkan dengan pelaku pasar yang lainnya, sehingga mereka

mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada pelaku pasar yang tidak 

memiliki informasi tersebut.

Selain itu hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa kandungan

informasi dari right issue sangat kecil, sehingga investor menganggap bahwa

informasi tersebut tidak begitu penting yang akhirnya tidak dapat mempengaruhi

keputusan investor untuk berinvestasi. Investor tidak sepenuhnya menggunakan

informasi yang tersedia. Hal ini bertentangan dengan signaling theory yang

menyatakan bahwa investor akan merespon secara bersama-sama informasi yang

ada sehingga akan berpengaruh pada nilai perusahaan dan tercermin pada

 perubahan harga saham. Respon investor tersebut akan mempengaruhi fluktuasi

rata-rata return yang berdampak pada pergerakan rata-rata abnormal return dan

akhirnya akan mempengaruhi security return variability (SRV ). Hal ini

menunjukkkan bahwa pasar modal Indonesia belum merupakan pasar efisien

 bentuk setengah kuat.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Rata-rata abnormal return saham sebelum right issue lebih rendah

daripada rata-rata abnormal return saham sesudah right issue.

2. Rata-rata trading volume activity (TVA) saham sebelum right issue lebih

tinggi daripada rata-rata trading volume activity (TVA) saham sesudah right issue.3. Rata-rata security return variability (SRV) saham sebelum right issue lebih

rendah daripada rata-rata security return variability (SRV) saham sesudah

right issue. 

Page 13: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 13/14

4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata abnormal returnsebelum dan sesudah pengumuman right issue.5. Terdapat perbedaan yang signifkan rata-rata trading volume activity (TVA)sebelum dan sesudah right issue.

6. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata security returnvariability (SRV) sebelum dan sesudah right issue. 

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukan saran sebagai

 berikut : 1) untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan menggunakan

 perusahaan industri lainnya, untuk perbandingan hasil penelitian dan melihat

 bagaimana pengaruh right issue terhadap masing-masing sektor industri karena

mengingat masing-masing industri memiliki karakteristik yang berbeda. 2) Bagi

Investor; hendaknya para investor tidak menerima begitu saja informasi-informasi

dalam pasar modal, tetapi mengadakan analisis informasi tersebut agar dapat

memprediksi dengan benar apakah informasi tersebut baik atau buruk sehingga

dalam mengambil kebijakan investasi lebih tepat dan memperoleh return yangtinggi. 3) Bagi Pemerinta; pemerintah hendaknya dapat mempertahankan

kestabilan ekonomi, politik, dan keamanan agar para investor baik investor 

domestik maupun investor asing percaya dalam menempatkan danaya untuk 

 berinvestasi di Indonesia sehingga iklim investasi dapat membaik.

Daftar Rujukan

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek .

Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Astuti, P. 2000. Variabilitas Return Saham di Pasar Modal Indonesia Tahun

Laporan Keuangan 1996. Kompak , April 2000 (23):617-632

Bursa Efek Jakarta. 2006. Mengenal Pasar Modal. (Online), (http://www.jsx.

co.id/education.asp?emd=menu1, diakses 11 September 2006).

Husaini & Jogiyanto, H. M. 2003. Risiko Return Saham Mengikuti Perubahan

Struktur Modal Untuk Kasus Pengumuman Obligasi dan Right Issue.Simposium Nasional Akuntansi 1 :382-392.

Husnan, Hanafi & Wibowo. 2001. Dampak Laporan Keuangan Terhadap

Kegiatan Perdagangan Saham dan Variabel Tingkat Keuntungan. KelolaGadjah Mada University Bussiness Review VII (18):137-155

Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.

Yogyakarta : UPP AMP YKPN.Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ketiga. Yogyakarta

: BPFE.

Mugianto & Miandani, Ana. 2004. Analisis Reaksi Pasar Modal Indonesia

Terhadap Pelaksanaan Right Issue (Studi Kasus Pada Perusahaan yang

Listing di Bursa Efek Jakarta Tahun 1998-2002). Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Tahun 9, No. 1, April 2004.

Purwanto, Agus. 2004. Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian

 Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Right 

 Issue di Bursa Efek Jakarta Priode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan

 Auditing, Vol 01/No 01/ Nopember 2004.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.

Page 14: jurnal

5/10/2018 jurnal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-559dfe8f0d6b8 14/14

Triton, P.B. 2005. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik . Yogyakarta :

ANDI Yogyakarta.

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,

Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Malang:

Universitas Negeri Malang.Subagyo. 2005. Pengaruh kenaikan Harga BBM Terhadap Return, Trading 

Volume Activity, dan Security Return Variability. Jurnal Ekonomi dan

 Bisnis, vol 10(1):53-63.

--. 2002. Pengusaha Perancis Akan Jajaki Investasi Di Indonesia. (Online),

(http://www.gatra.com/artikel.php?id=14745, diakses 11 April 2007).