jumlahdoktorindonesiaminim pe inat beasis a emenuh- kualitirasi · 2011. 3. 28. · tor, khususnya...

2
o Senin o Sablu 0 Minggu o Selasa 0 Rabu 0 Kamis • Jumat 123 17 18 19 OJan OPeb 4 5 6 7 8 9 10 11 20 21 22 23 24 ~ 26 ~----~----~--~~--~---- .M-;-6 Ap;-- 0 MeiOJ~n 0 Jul 0 Ags 12 13 14 15 27 28 29 30 31 OSep OOkt ONov ODes Jumlah Doktor Indonesia Minim Pe inat Beasis a Tak emenuh- KualitIRasi [JAKARTA] Upaya untuk memperbanyak jumlah dok- tor, khususnya lulusan luar negeri, temyata masih mene- mui kendala. Banyak peminat beasiswa doktor ke luar nege- ri tak memenuhi kualifikasi, yakni kemampuan berbahasa Inggris dan membuat karya ilmiah. Saat ini, Indonesia ba- TU memiliki sekitar 13.500 doktor (bukan 23.000 SP 24/3), jauh tertinggal diban- ding India yang memiliki 1,69 juta doktor dan Malaysia dengan 14.000 doktor. Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Na- sional (Kemdiknas),' Djoko Santoso di Jakarta, Kamis (24/3), menyatakan setiap ta- hun pemerintah menyediakan 3.000 beasiswa program dok- toral, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Total da- na yang disiapkan untuk program tersebut mencapai Rp 2 triliun. Sayangnya, kuota tersebut tak pemah bisa dipenuhi ka- rena sebagian calon tak me- menuhi kualifikasi, di sam- ping minimnya jurnlah pemi- nat. Tahun lalu, dari 3.000 beasiswa program S3 yang disediakan pemerintah, masih tersisa 600 beasiswa. "Nyari orang yang mau mengambil S3 saja susah. Kendala utama adalah kemampuan berbahasa Inggris dan biaya pendidikan doktoral yang cukup tinggi,' ujar mantan Rektor ITB itu. Untuk mengatasi kendala berbahasa Inggris, lanjut Djo- ko, Kemdiknas telah membuka tiga pusat belajar bahasa, yakni di Universitas Indonesia, Insti- tut Teknologi Bandung, dan Universitas Negeri Malang. he hal.nn.ui > 5 Kllplng Humas Onpad 2011

Upload: others

Post on 03-Sep-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JumlahDoktorIndonesiaMinim Pe inat Beasis a emenuh- KualitIRasi · 2011. 3. 28. · tor, khususnya lulusan luar negeri, temyata masih mene-mui kendala. Banyak peminat beasiswa doktor

o Senin o Sablu 0 Mingguo Selasa 0 Rabu 0 Kamis • Jumat

12317 18 19OJan OPeb

4 5 6 7 8 9 10 1120 21 22 23 24 ~ 26~----~----~--~~--~----.M-;-6 Ap;-- 0MeiOJ~n 0 Jul 0 Ags

12 13 14 1527 28 29 30 31

OSep OOkt ONov ODes

Jumlah Doktor Indonesia Minim

Pe inat Beasis aTak emenuh-

KualitIRasi[JAKARTA] Upaya untukmemperbanyak jumlah dok-tor, khususnya lulusan luarnegeri, temyata masih mene-mui kendala. Banyak peminatbeasiswa doktor ke luar nege-ri tak memenuhi kualifikasi,yakni kemampuan berbahasaInggris dan membuat karyailmiah. Saat ini, Indonesia ba-TU memiliki sekitar 13.500doktor (bukan 23.000 SP24/3), jauh tertinggal diban-ding India yang memiliki1,69 juta doktor dan Malaysiadengan 14.000 doktor.

Dirjen Pendidikan TinggiKementerian Pendidikan Na-sional (Kemdiknas),' DjokoSantoso di Jakarta, Kamis(24/3), menyatakan setiap ta-hun pemerintah menyediakan3.000 beasiswa program dok-toral, baik di dalam negerimaupun luar negeri. Total da-na yang disiapkan untuk

program tersebut mencapaiRp 2 triliun.

Sayangnya, kuota tersebuttak pemah bisa dipenuhi ka-rena sebagian calon tak me-menuhi kualifikasi, di sam-ping minimnya jurnlah pemi-nat. Tahun lalu, dari 3.000beasiswa program S3 yangdisediakan pemerintah, masihtersisa 600 beasiswa. "Nyariorang yang mau mengambilS3 saja susah. Kendala utamaadalah kemampuan berbahasaInggris dan biaya pendidikandoktoral yang cukup tinggi,'ujar mantan Rektor ITB itu.

Untuk mengatasi kendalaberbahasa Inggris, lanjut Djo-ko, Kemdiknas telah membukatiga pusat belajar bahasa, yaknidi Universitas Indonesia, Insti-tut Teknologi Bandung, danUniversitas Negeri Malang.

he hal.nn.ui > 5

Kllplng Humas Onpad 2011

Page 2: JumlahDoktorIndonesiaMinim Pe inat Beasis a emenuh- KualitIRasi · 2011. 3. 28. · tor, khususnya lulusan luar negeri, temyata masih mene-mui kendala. Banyak peminat beasiswa doktor

Jumlah 61.313 92.049 62.863 92.149 63.355 96.305

Percepatan Peningkatan Jumlah Dosen 53 dan Daya 5aing Pendidikan Tinggi10090

8047,K 52.K70

605040

3020100 49,4%

2007 2010

YOSYEHAMID

47,K 43,7% 37,7%2008 2009

Sumber Kemdiknas

61,K

32,K 25,7% 17,3%2011 2012 2013

Angkatan pertama tahun ini, Kemdiknas menyiap-kan 400 dosen untuk mengikuti pelatihan dan tahapberikutnya 600 dosen.

Kesulitan lain untuk memperoleh gelar doktoradalah kewajiban menerbitkan karya ilmiah. Di ITBmisalnya, seorang doktor hams membuat karya ilmiahyang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. "Kalau lu-lusan S3 yang abal-abal sih banyak juga, tetapi mere-ka tidak memiliki karya," tegasnya.

Lebih jauh dikatakan, jumlah dosen bergelar doktorsaat ini sekitar 13.500 orang dari 158.000 dosen di PTNdan PIS. Hingga tahun 2014 diharapkan akan ada pe-nambahan 5.000 dosen bergelar S3. Dari sisi jumlahdoktor, Indonesia tidak kalah dengan Malaysia. !TB sa-ja memiliki 800 dosen bergelar doktor dari 1.050 dosen."Di Malaysia saya rasa tidak ada universitas yang me-miliki 800 dosen bergelar doktor," ujamya.

Pada kesempatan itu, dia mengatakan pemerintahakan terus menjaga keberlangsungan semua bidangilmu dan mendorong peningkatan semua bidang ilmu.Kemdiknas tidak mengutamakan program studi ter-

tentu dalam memberikan beasiswa pendidikan. "Se-tiap perguruan tinggi berhak menentukan programstudi unggulannya. Kami hanya memberi perhatiankhusus terhadap bidang studi tertentu yang memangbutuh dipertahankan. Misalnya, sastra sunda bisa da-pat 10 mahasiswa saja sudah syukur," katanya.

Dia juga melihat terjadi penurunan minat pendi-dikan untuk program studi sains dan pertanian. Halterjadi karena masyarakat Indonesia masih berorienta-si pada bidang ilmu yang mudah mendapat uang, se-perti bidang ekonomi, sastra, dan komunikasi. Masya-rakat masih berpikir bahwa lulusan pertanian bekerjadi sawah, padahal pertanian adalah industri penggerakperekonornian nasional. "Pola pikir itu yang hams ki-ta ubah. Tugas kita semua untuk mempromosikanbahwa pertanian itu sebuah industri," katanya.

TertinggalSecara terpisah, Ketua Umum Ikatan Guru Indo-

nesia, Satria Dharma mengatakan Indonesia akanmengalarni kesulitan mencetak banyak doktor dalamwaktu cepat. Bahkan, target Kemdiknas untuk mence-tak 5.000 doktor hingga 2014 terkesan ambisius.

Menurutnya, Indonesia tak mudah mencetak ba-nyak doktor dalam waktu singkat karena minirnnyapenduduk yang bergelar master (S2) maupun sarjanastrata satu (SI). Selain itu, kapasitas perguruan tingginasional pun masih terbatas. Oleh karena itu, dia me-nyarankan kapasitas perguruan tinggi di dalam negerihams diperbesar.

"Bila semua orang yang ingin mengambil dohams ke luar negeri, tentu sulit juga. Indonesia h smemprioritaskan peningkatan jurnlah doktor d ambidang teknologi," katanya.

Pakar pendidikan dari Bengkulu, Prof Sudar anDarnin menyatakan pemerintah daerah, baik pro insimaupun kabupaten/kota, hams mengalokasi dana diAPBD untuk beasiswa bagi tenaga pendidik yang ber-prestasi guna mengambil program doktoral. D gancara ini, jumlah doktor di Indonesia akan terus me-ningkat di masa mendatang. "Saya yakin kalau elu-rub pemprov dan pernkab/pernkot setiap tabun em-berikan beasiswa tugas belajar kepada tenaga p ndi-dik untuk mengambil gelar S3, ke depan jurnlah dok-tor di Tanah Air akan meningkat," katanya

Selain itu, lanjutnya, perguruan tinggi negeri mau-pun swasta secara bertahap mengirirnkan dosen ber-kualifikasi S2 untuk mengambil ge1ar doktor i uni-versitas di dalam maupun luar negeri.

Selama ini, banyak pemerintah daerah y g ku-rang peduli terhadap upaya meningkatkan kualitassumber daya manusia di sektor pendidikan. Akibat-nya, tenaga kependidikan di daerah yang berp dikatS3 sangat minim. "Kalau di Bengkulu tenaga ngajarberpredikat S3 yang sudah lumayan banyak h ya adadi universitas negeri saja. Di perguruan tinggi swastamasih minim sekali," ujamya.

Sehamsnya, kata Sudarwan, pemerintah d ah ju-ga memberikan beasiswa kepada dosen swasta untukmengambil gelar doktor, sehingga jumlah tenagapengajar bergelar S3 di perguruan tinggi swasta didaerah terus bertambah. .

Pada kesempatan itu, dia juga mengkritirintah daerah yang kurang melibatkan para dtuk merancang program pembangunan, khusbidang pendidikan. Akibatnya, pembanguntor pendidikan tidak berjalan sesuai yang dih apkan.

Sedangkan, Rektor Universitas Huria Kristen Ba-tak Protestan (HKBP) Nommensen Medan, ongkersTampubolon menyatakan pendidikan di donesiamasih jauh tertinggal dibanding Malaysia Singa-pura. Hal itu disebabkan biaya pendidikan (:ang ma-sih terlalu tinggi. Apalagi, kebijakan dari ori ntasi pe-merintah dalam hal pendidikan masih terf kus padaprogram belajar sembilan tahun.

Pendidikan di Malaysia dan Singapurakualitas karena pemerintahnya memberikpendidikan yang murah. Kondisi itu melangan masyarakat di sana mampu untukdirinya sendiri untuk masuk perguruan tinraih gelar doktor. [D-11/155/143]

ebih ber-prioritasbuat ka-embiayai. danme-