juknis jitut jides apbd i ta

43
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN HIBAH UANG GUBERNUR JAWA BARAT UNTUK PERBAIKAN JARINGAN IRIGASI TINGKAT USAH (JITUT) / JARINGAN IRIGASI DESA (JIDES) APBD TA. 2012 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BAR DINAS PERTANIAN TANAMAN PAN Jl. Surapati No.71, Telp. 2503884, Fax. 2500 BANDUNG – 40133 2012 T HA TANI RAT GAN 0713

Upload: donny-setiawan

Post on 25-Jul-2015

450 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: Juknis Jitut Jides APBD I TA

PETUNJUK TEKNIS

BANTUAN HIBAH UANG GUBERNUR JAWA BARAT

UNTUK PERBAIKAN JARINGAN IRIGASI TINGKAT USAHA TANI

(JITUT) / JARINGAN IRIGASI DESA (JIDES)

APBD TA. 2012

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARATDINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

Jl. Surapati No.71, Telp. 2503884, Fax. 2500713

BANDUNG – 40133

2012

BANTUAN HIBAH UANG GUBERNUR JAWA BARAT

UNTUK PERBAIKAN JARINGAN IRIGASI TINGKAT USAHA TANI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

Surapati No.71, Telp. 2503884, Fax. 2500713

Page 2: Juknis Jitut Jides APBD I TA

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat

Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga Petunjuk Teknis (Juknis) Bantuan Hibah Uang Gubernur Jawa Barat Untuk Perbaikan Jaringan Tingkat Usaha Tani (JITUT) / Jaringan Irigasi Desa (JIDES) APBD Tahun Anggaran 2012 ini merupakan penjelasan secara khusus terutama dalam Pelaksanaan, Mekanisme Penyaluran Bantuan Hibah Uang, Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi serta Pelaporan dalam rangka Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani/P3A di Jawa Barat.

Bantuan Hibah Uang Gubernur Jawa Barat merupakan wujud tanggung jawab dan rasa memiliki Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pembinaan berupa fasilitasi terhadap aspirasi kelompok tani/P3A agar kemandiriannya terarah dan terintegrasi dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas serta mutu hasil pertanian tanaman pangan secara optimal guna mendukung surplus 10 juta ton beras Tahun Anggaran 2014.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusun Petunjuk Teknis (Juknis) sebagai acuan bagi petugas di Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan kegiatan perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)/Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dengan sumber dana dari APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012 agar dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Page 3: Juknis Jitut Jides APBD I TA

ii

Page 4: Juknis Jitut Jides APBD I TA

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................ iii

I. PENDAHULUAN ............................................................. 1

1.1. Latar Belakang........................................................ 1

1.2. Tujuan dan Sasaran ................................................ 3

1.3. Dasar Penetapan .................................................... 4

1.4. Sumber Anggaran ................................................... 6

1.5. Pengertian Umum ................................................... 6

II. PELAKSANAAN ............................................................ 13

2.1. Lokasi .................................................................. 13

2.2. Survei Investigasi Desain (SID) .............................. 14

2.3. Penyusunan Penggunaan Anggaran Hibah Uang ...... 16

2.4. Konstruksi ............................................................ 17

2.5. Partisipasi Petani ................................................... 18

III. MEKANISME PENYALURAN BANTUAN HIBAH .............. 19

3.1. Usulan Permohonan .............................................. 19

3.2. Usulan Pencairan .................................................. 21

IV. PENGENDALIAN ....................................................... 23

5.1. Analisa Resiko ...................................................... 23

5.2. Penanganan Resiko ............................................... 24

Page 5: Juknis Jitut Jides APBD I TA

iv

V. MONITORING DAN EVALUASI....................................... 25

5.1. Monitoring dan Evaluasi ......................................... 25

VI. PELAPORAN ............................................................. 27

6.1. Pelaporan ............................................................. 27

VII. PENUTUP ................................................................ 30

Page 6: Juknis Jitut Jides APBD I TA

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu faktor penentu (determinan)

dalam proses produksi pertanian, oleh karena itu investasi

irigasi menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka

penyediaan air untuk pertanian dalam memenuhi kebutuhan

berbagai keperluan usaha tani, maka air (irigasi) harus

diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika tidak

maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada

gilirannya akan mempengaruhi produksi pertanian.

Pemberian air irigasi dari hulu (upstream) sampai

dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana

irigasi yang memadai, sarana dan prasarana tersebut dapat

berupa: bendungan, bendung, saluran primer dan sekunder,

box bagi, bangunan-bangunan ukur, dan saluran tersier serta

saluran tingkat usaha tani. Terganggunya atau rusaknya salah

satu bangunan-bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja

sistem yang ada, sehingga mengakibatkan efisiensi dan

efektifitas irigasi menjadi menurun. Apabila kondisi ini dibiarkan

terus dan tidak segera diatasi, maka akan berdampak terhadap

penurunan produksi pertanian yang diharapkan, dan

Page 7: Juknis Jitut Jides APBD I TA

2

berimplikasi negatif terhadap kondisi pendapatan petani dan

keadaan sosial, ekonomi disekitar lokasi.

Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang SDA dan

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi

mengamanatkan bahwa tanggung jawab pengelolaan Jaringan

Irigasi tersier sampai ke Tingkat Usaha Tani (JITUT) menjadi

hak dan tanggung jawab petani pemakai air sesuai dengan

kemampuannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38

tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara

Pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah daerah

Kabupaten/Kota disebutkan bahwa kewenangan

pengembangan dan perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha

Tani (JITUT) dan Jaringan Irigasi Desa (JIDES) menjadi

kewenangan dan tanggung jawab instansi tingkat

Kabupaten/Kota yang menangani urusan pertanian. Mengingat

sebagian besar pemerintah Kabupaten/Kota dan perkumpulan

petani pemakai air sampai saat ini belum dapat menjalankan

tanggung jawabnya, maka Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat

berusaha untuk membantu meningkatkan pemberdayaan P3A

dan kelompok tani dalam pengelolaan jaringan irigasi.

Untuk memenuhi Peraturan Daerah No. 23 Tahun 2011

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

Page 8: Juknis Jitut Jides APBD I TA

3

Anggaran 2012 perlu ditetapkan Peraturan Gubernur tentang

Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Jawa Barat Tahun Anggaran 2012. Untuk itu dipandang perlu

dilakukan pemberdayaan dan penguatan kemandirian sesuai

dengan kompetensi melalui Bantuan Gubernur Jawa Barat

berupa Hibah Uang dalam bentuk program/kegiatan perbaikan

Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) dan Jaringan Irigasi

Desa (JIDES).

Bantuan hibah uang Gubernur Jawa Barat merupakan

wujud kepedulian Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

dalam pembinaan berupa fasilitasi terhadap kebutuhan

masyarakat (kelompok tani/P3A) agar kemampuan dan

kemandiriannya terarah, terintegrasi sesuai kompetensinya

dalam meningkatkan produksi dan produktivitas serta mutu

hasil pertanian secara optimal guna mendukung surplus 10 juta

ton beras tahun 2014.

1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Hibah

uang untuk kegiatan Jitut/Jides dari Gubernur Jawa Barat

tahun 2012 adalah :

Page 9: Juknis Jitut Jides APBD I TA

4

1. Memberikan Petunjuk Teknis (Juknis) usulan permohonan,

pengadministrasian, penganggaran, usulan pencairan,

mekanisme penyaluran, pelaporan, monitoring, evaluasi dan

pengendalian Bantuan Hibah uang dalam kegiatan

Jitut/Jides dari Gubernur Jawa Barat bagi petugas di Provinsi

dan Kabupaten/Kota.

2. Bantuan Hibah uang dalam kegiatan perbaikan Jitut/Jides

dari Gubernur Jawa Barat yang diberikan kepada

masyarakat (Kelompok Tani/P3A) berjalan secara efektif dan

efisien sesuai ketentuan perundang-undangan.

Adapun Sasaran kegiatan Bantuan Hibah uang untuk

perbaikan Jitut/Jides dari Gubernur Jawa Barat tahun 2012

sebanyak 200 kelompok tani yang dialokasikan di 20

Kabupaten/Kota.

1.3. Dasar Penetapan

Dasar penetapan penyusunan Petunjuk Teknis

Pemberian Bantuan Hibah uang dalam kegiatan perbaikan

Jitut/Jides dari Gubernur Jawa Barat tahun 2012 adalah :

Page 10: Juknis Jitut Jides APBD I TA

5

1. Permendagri No. 32/2011 tentang Pedoman Pemberian

Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah.

2. Perda No. 23/2011 tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah TA. 2012.

3. Pergub No. 63/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan

Gubernur Jawa Barat No. 55/2011 tentang Tata Cara

Penganggaran Pelaksanaan dan Penatausahaan

Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan

Evaluasi Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial yang

Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

4. Pergub No. 1/2012 tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah TA. 2012.

5. Kepgub No. 955/Kep.119-Ku/2012 tentang Penunjukkan

Kuasa Penandatanganan Naskah Perjanjian Belanja Hibah

Daerah Kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah/Kepala

Biro di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Page 11: Juknis Jitut Jides APBD I TA

6

1.4. Sumber Anggaran

- DPA Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD)

Pemerintah Provinsi Jawa Barat APBD Tahun

Anggaran

2012.

- Dana yang dialokasikan untuk perbaikan Jitut/Jides

sebesar 10 Milyar untuk 200 kelompok tani/P3A yang

tersebar di 20 Kabupaten/Kota dengan besaran

bantuan hibah uang sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima

puluh juta rupiah) per kelompok tani/P3A

1.5. Pengertian Umum

� Bangunan boks bagi adalah bangunan yang

terletak di saluran tersier yang berfungsi untuk

membagi aliran air ke cabangnya.

� DDaaeerraahh IIrriiggaassii adalah kesatuan wilayah yang

mendapat air dari satu jaringan irigasi yang bisa

disingkat dengan DI.

� Gorong-gorong adalah Bangunan fisik yang

dibangun memotong jalan / galengan yang berfungsi

untuk penyaluran air.

Page 12: Juknis Jitut Jides APBD I TA

7

� Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan

pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian

yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,

irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi

tambak.

���� JJaarriinnggaann IIrriiggaassii adalah saluran bangunan dan

bangunan pelengkapnya yang merupakan satu

kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi

yang mencakup penyediaan, pembagian, pemberian,

penggunaan dan pembuangan air irigasi.

���� Jaringan Irigasi Pemerintah adalah jaringan

irigasi yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah

atau jaringan irigasi yang dibangun oleh pemerintah.

���� Jaringan irigasi tersier/tingkat usaha tani

(JITUT) adalah jaringan irigasi yang berfungsi

sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak

tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran

kwarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks

kwarter serta bangunan pelengkapnya pada jaringan

irigasi pemerintah.

Page 13: Juknis Jitut Jides APBD I TA

8

� JJaarriinnggaann UUttaammaa adalah jaringan irigasi yang berada

dalam satu sistem irigasi, mulai dari bangunan utama

(bendung/bendungan) saluran induk/primer, saluran

sekunder dan bangunan sadap serta bangunan

pelengkapnya.

� Jembatan adalah bangunan penyeberangan di atas

saluran air minimal dapat dilalui hand traktor, motor,

dsb.

� OOppeerraassii JJaarriinnggaann IIrriiggaassii adalah upaya pengaturan

air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan

membuka-menutup pintu bangunan irigasi,

menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem

golongan, menyusun rencana pembagian air,

melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan,

mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi.

� Pemeliharaan Jaringan irigasi adalah upaya

menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar

selalu dapat berfungsi dengan baik guna

memperlancar pelaksanaan operasi dan

mempertahankan kelestariannya.

Page 14: Juknis Jitut Jides APBD I TA

9

� Pengembangan Jaringan Irigasi adalah

pembangunan jaringan irigasi baru dan/atau

peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada.

� PPaarrttiissiippaattiiff adalah peran serta petani dan

pemerintah atas prinsip kesetaraan dalam setiap

tahapan kegiatan sejak perencanaan, pengawasan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta

pemanfaatan hasil termasuk pembiayaan.

� PPeerrkkuummppuullaann PPeettaannii PPeemmaakkaaii AAiirr ((PP33AA)) adalah

istilah umum untuk kelembagaan pengelola irigasi

termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang

menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu

daerah pelayanan irigasi termasuk irigasi pompa atau

reklamasi rawa yang dibentuk secara demokratis.

� PPeettaannii PPeemmaakkaaii AAiirr adalah semua petani yang

mendapat nikmat dan manfaat secara langsung dari

pengelolaan air dan jaringan irigasi termasuk irigasi

pompa atau reklamasi rawa yang meliputi pemilik

sawah, pemilik penggarap sawah, penggarap/

penyakap, pemilik kolam ikan yang mendapat air dari

Page 15: Juknis Jitut Jides APBD I TA

10

jaringan irigasi/reklamasi rawa, dan pemakai air

irigasi lainnya.

� Pintu air adalah : Bangunan fisik yang dapat

mengatur keluar masuk air sesuai dengan kebutuhan

tanaman yang diusahakan.

� Produktivitas adalah : Tingkat hasil/produksi yang

didapatkan per satuan luas (hektar) dalam satu kali

pertanaman.

� Perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani

(JITUT) adalah kegiatan perbaikan/

penyempurnaan jaringan irigasi tingkat usaha tani

(JITUT) guna mengembalikan/meningkatkan fungsi

dan pelayanan irigasi seperti semula atau menambah

luas areal pelayanan.

� SSaalluurraann KKwwaarrtteerr adalah saluran yang membawa air

dari boks bagi tersier ke petak-petak sawah.

���� SSaalluurraann SSeekkuunnddeerr adalah saluran pembawa air

irigasi yang mengambil air dari bangunan bagi di

saluran primer yang berada dalam jaringan irigasi.

���� SSaalluurraann TTeerrssiieerr adalah saluran yang membawa air

dari bangunan sadap tersier ke petak tersier.

Page 16: Juknis Jitut Jides APBD I TA

11

���� Talang adalah bangunan air yang melintas di atas

saluran/sungai atau jalan untuk mengalirkan air

irigasi ke seberangnya.

�������� SSuummbbeerr AAiirr adalah tempat/wadah air baik yang

terdapat pada di atas, maupun di bawah permukaan

tanah. (dalam penjelasan termasuk dalam

pengertian; sungai, danau, mata air, aquifer, situ,

waduk, rawa dan muara serta dijelaskan sifat wadah

air yang kering permanen).

���� Stimulan adalah bantuan dalam bentuk rangsangan

pengadaan bahan dan alat untuk mempercepat,

mempermudah, atau menyempurnakan kegiatan

fisik.

���� Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari

Pemerintah Daerah kepada Pemerintah atau

Pemerintah Daerah lainnya, Perusahaan Daerah,

masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang

secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,

bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak

secara terus menerus yang bertujuan untuk

Page 17: Juknis Jitut Jides APBD I TA

12

menunjang penyelenggaraan urusan Pemerintah

Daerah.

���� Jaringan Irigasi Desa (JIDES) adalah jaringan

irigasi berskala kecil yang terdiri dari bangunan

penangkap air (bendung, bangunan pengambilan),

saluran dan bangunan pelengkap lainnya yang

dibangun dan dikelola oleh mansyarakat desa atau

pemerintah desa baik dengan atau tanpa bantuan

pemerintah.

Page 18: Juknis Jitut Jides APBD I TA

13

II. PELAKSANAAN

2.1. Lokasi

Kegiatan perbaikan Jitut/Jides dilaksanakan di

jaringan irigasi tingkat usaha tani dari daerah irigasi

pemerintah atau desa yang mengalami kerusakan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan:

a. Syarat Lokasi

• Lokasi merupakan Daerah Irigasi Pemerintah yang

jaringan irigasi tingkat usaha taninya mengalami

kerusakan.

• Jaringan utama (primer dan sekunder) berfungsi

baik.

• Mempunyai potensi IP (Intensitas Pertanaman)

dapat ditingkatkan.

• Di lokasi tersedia petani pemilik/penggarap.

• Lokasi harus didelinasi dengan menunjukkan posisi

koordinatnya (LU/LS – BT/BB).

Page 19: Juknis Jitut Jides APBD I TA

14

b. Syarat Petani

• Diutamakan telah terbentuk kelompok tani/P3A,

apabila belum ada agar segera membentuknya

sebelum penetapan lokasi.

• Kelompok tani/P3A terpilih belum pernah

mendapatkan bantuan sejenis.

• Diutamakan kelompok tani/P3A yang mempunyai

semangat partisipatif.

• Membutuhkan dan mau membangun serta

memelihara Jitut/Jides.

• Sanggup menanam lahan minimal 2X tanam

2.2. Survei Investigasi Desain (SID)

� Survey Investigasi

- Survey investigasi dilakukan setelah calon lokasi

dan calon petani ditetapkan.

- Survey investigasi dapat dilakukan secara

sederhana dengan melakukan penelusuran

jaringan (walk through).

Page 20: Juknis Jitut Jides APBD I TA

15

- Berdasarkan survey investigasi akan didapatkan

bagian-bagian dari Jitut/Jides yang mengalami

kerusakan dan memerlukan perbaikan, dan

sketsa bagian-bagian jaringan yang perlu

diperbaiki.

� Desain (rancangan teknis)

- Rancangan teknis atau desain sederhana

dilaksanakan setelah Survey Investigasi

- Rancangan teknis ini meliputi pengukuran dan

penggambaran rencana kegiatan perbaikan

Jitut/Jides.

- Hasil rancangan/desain sederhana ini berupa

sket lokasi, gambar rancangan teknis sederhana

kegiatan perbaikan, perkiraan kebutuhan bahan,

peralatan dan biayanya atau rencana anggaran

biaya (RAB).

- Dalam hal biaya yang tersedia tidak mencukupi

kebutuhan, maka dilakukan pemilihan skala

prioritas, bagian yang dilakukan perbaikan

adalah bagian dari jaringan yang paling

memberikan manfaat.

Page 21: Juknis Jitut Jides APBD I TA

16

Pada tahap kegiatan Survei Investigasi dan Desain

(SID) ini, keterlibatan anggota kelompok tani

sangat diperlukan untuk memberikan masukan

terhadap hasil SID sesuai dengan kebutuhan di

lapangan.

2.3. Penyusunan Penggunaan Anggaran Hibah Uang

Penyusunan penggunaan anggaran hibah uang

dilaksanakan dengan musyawarah kelompok tani/P3A

dengan bimbingan tim teknis Kabupaten/Kota atau

koordinator lapangan. Penggunaan anggaran hibah uang

disusun berdasarkan kebutuhan bahan dari hasil SID dan

harga berdasarkan Standar Biaya Belanja Daerah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012,

sekurang-kurangnya memuat rencana kebutuhan bahan

material, insentif (pekerja/“Laden” dan tukang) serta

waktu pelaksanaan. Penggunaan anggaran hibah uang

yang telah disusun harus diketahui oleh Tim Teknis

kabupaten/Kota atau Koordinator Lapangan.

Page 22: Juknis Jitut Jides APBD I TA

17

2.4. Konstruksi

Pelaksanaan konstruksi perbaikan Jitut/Jides

dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok tani/P3A

secara bergotong royong dengan memanfaatkan tenaga

kerja anggotanya, dan bila sangat dibutuhkan dana

untuk insentif pekerja (“Laden”) dan Tukang, biaya yang

digunakan harus sesuai dengan standar upah pekerja jasa

konstruksi Standar Biaya Belanja Daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2012.

Kegiatan konstruksi perbaikan JITUT meliputi :

- Perbaikan saluran tersier dan kwarter (termasuk

lining saluran).

- Perbaikan bangunan bagi kwarter dan bangunan

lainnya, seperti : siphon, talang, bangunan terjun

dan sebagainya.

Untuk bahan konstruksi bangunan saluran, agar lebih

ekonomis, mudah dikerjakan dan cepat pelaksanaannya

diharapkan dapat dibuat dari bahan ferosemen,

ferosemen ini dibuat dengan ukuran atau dimensi sesuai

dengan kondisi lapangan.

Page 23: Juknis Jitut Jides APBD I TA

18

2.5. Partisipasi Petani

Kelompok tani/P3A diwajibkan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan ini sejak dari proses

perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Partisipasi

tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk tenaga kerja,

bahan bangunan, dana dan sebagainya.

Page 24: Juknis Jitut Jides APBD I TA

19

III. MEKANISME PENYALURAN BANTUAN HIBAH

Mekanisme usulan permohonan dan pencairan bantuan

hibah uang dari Gubernur Jawa Barat untuk Kegiatan Jitut/

Jides tahun 2012 sebagai berikut :

3.1. Usulan Permohonan

Kelompok tani/P3A mengajukan permohonan secara

tertulis dalam bentuk proposal yang

ditandatanagani/stempel oleh Ketua Kelompok Tani dan

rekomendasi dari petugas lapang/Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota. Sistematika penulisan dalam proposal

meliputi ; latar belakang, maksud dan tujuan, rincian

rencana jadwal kegiatan, rencana penggunaan hibah

uang, dan penutup yang ditandatangani Ketua Kelompok

Tani. Kelengkapan administratif lainnya adalah surat

keterangan tanggung jawab, surat pernyataan kesediaan

menyediakan dana pendamping, surat keterangan

domisili dari Desa/Kelurahan, keanggotaan kelompok tani,

salinan fotocopy KTP ketua yang masih berlaku.

Page 25: Juknis Jitut Jides APBD I TA

20

Mekanisme pengusulan permohonan bantuan hibah uang

sebagaimana gambar di bawah ini.

ALUR PROSES PENGUSULAN DAN EVALUASI PERMOHONAN

SKPDPemohon

Surat Permohonan

TertulisProposal

Usulan Permohonan Evaluasi

Gubernur

Dicatat dan diadministrasikan di Tata Usaha

Surat Masuk Setda

SKPD

SKPD Melakukan Evaluasi sesuai Petunjuk

Teknis yang telah ditetapkan

Asisten

/Biro

Terkait

Pemohon

Berita Acara Hasil Evaluasi

PersyaratanPersyaratanPersyaratanPersyaratanKriteriaKriteriaKriteriaKriteriaGubernur -Disposisi PersetujuanKUAKUAKUAKUA PPASPPASPPASPPAS

• Prosesusulanpermohonanbelanjahibah/barang/jasadimulaidandilakukandari/olehSKPD• Evaluasi usulanpermohonandilakukanSKPDdandisampaikankepadaKetuaTAPD• KetuaTAPDmenyampaikanpertimbangankepadaGubernur

• PersetujuanGubernurmenjadidasarpenuangandalamKUA/PPAS

Kepala SKPD

Menyampaikan Hasil Evaluasi

berupa Rekomendasi kepada TAPD

Surat Rekomendasi

Ketua TAPD

Daftar Calon

Penerima

Memberikan pertimbangan

kepada Gubernur

Kemampuan

dan Prioritas

Surat Pertimbangan

Daftar Calon Penerima terdiri dari:1. Daftar Calon PenerimaBelanja Hibah/Bansos –Uang

2. Daftar Calon Penerima Belanja Hibah/Bansos –Barang/JasaBerisi Informasi: Nama/Alamat/Besaran Belanja Hibah/bansos

Tata Usaha Pimpinan

Dicatatdan DidistribusikankeSKPD sesuai

BidangUrusannya

7

Page 26: Juknis Jitut Jides APBD I TA

21

3.2. Usulan Pencairan

Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) yang telah

ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat

untuk menerima bantuan hibah uang ditindak lanjuti

dengan penyusunan proposal pencairan yang ditujukan

kepada Gubernur Jawa Barat dengan Sistimatika

penulisan dalam proposal meliputi ; latar belakang,

maksud dan tujuan, rincian rencana jadwal kegiatan,

rencana penggunaan hibah uang, dan penutup yang

ditandatangani Ketua Kelompok Tani dengan

melampirkan; Naskah Perjanjian Hibah Daerah

bermaterai cukup, Foto copy Rekening Bank, Fakta

Integritas/ Surat Pernyataan Tanggung Jawab

bermaterai cukup, Kuitansi rangkap 4 (empat)

bermaterai cukup, dan Kartu Tanda Penduduk Ketua

Penerima Hibah Uang. Adapun skema prosedur

pencairan bantuan hibah uang sebagai berikut :

Page 27: Juknis Jitut Jides APBD I TA

22

ALUR PENGANGGARAN DAN PENCAIRAN

8

Persetujuan Gubernur

Daftar Calon

Penerima -Uang

Daftar Calon

Penerima-Barang/Jasa

Penganggaran Pelaksanaan dan Pencairan

TAPD

RKA-PPKD

TAPD -BANGAR

PERDA APBD

• BelanjaHibah/BansosberupauangdituangkandalamDPA-PPKD

• BelanajHibah/Bansosberupabarang/jasadituangkandalamDPA-SKPD

Pencairan -Uang

Pengadaan

Barang dan

Jasa

RKA-SKPD

PERGUB PENJABARAN APBD

DPA-PPKD

(Uang)

DPA-SKPD

(Barang/Jasa)

SKPDPPKD/Biro Keuangan

DPA-PPKD

(Uang)DPA-SKPD

(Barang/Jasa)

Bansos Hibah BansosHibah

NPHD

Penyaluran –Barang/Jasa

� Langsung dari Rekening

Kas Daerah ke Rekening

Penerima

� Melengkapi syarat

administrasi.

� Diserahkan oleh Kepala

SKPD dengan Berita

Acara Serah Terima

� Melengkapi syarat

administrasi.

PenerimaHibah/Bantuan

MengajukanPermohonanPencairan

KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG

BANTUAN HIBAH DAN BANSOS

8

Page 28: Juknis Jitut Jides APBD I TA

23

IV. PENGENDALIAN

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan

pengendalian atas pelaksanaan kegiatan tersebut.

Pengendalian dapat dilakukan dengan membentuk Tim Teknis

dengan tugas melakukan pengendalian dan review atas kinerja

pelaksanaan kegiatan perbaikan Jitut/Jides sehingga

pelaksanaan kegiatan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang

ditetapkan dengan efektif, efisien, ekonomis, tertib dan

akuntabel.

5.1. Analisa Resiko

Dalam pelaksanaan perbaikan Jitut/Jides dilakukan

analisa bagian-bagian atau dalam tahapan mana yang

memiliki resiko dapat mempengaruhi keberhasilan

pelaksanaan kegiatan, dilakukan analisa titik-titik kritis

pelaksana kegiatan, penyebab dan dampak/resiko yang

ditimbulkan. Resiko dapat terjadi pada setiap tahapan

kegiatan perbaikan Jitut/Jides baik pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan evaluasi, serta

tahap pelaporan dan tindak lanjut. Resiko yang tidak

dapat terdeteksi atau tidak dapat dikelola dengan baik

Page 29: Juknis Jitut Jides APBD I TA

24

akan mengakibatkan tujuan dari kegiatan perbaikan

Jitut/Jides yang telah ditetapkan tidak tercapai atau

pencapaiannya tidak optimal.

5.2. Penanganan Resiko

Dengan telah diketahui titik-titik kritis dalam

pelaksanaan kegiatan perbaikan Jitut/Jides penyebab dan

dampaknya terhadap pencapaian tujuan, maka dilakukan

perumusan/upaya penanganan atau pembinaan sehingga

tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi

pada titik-titik atau tahapan kritis tersebut. Pembinaan

dan atau pengawasan perlu dilakukan lebih intensif pada

titik-titik kritis tersebut.

Untuk memudahkan pelaksanaan pengendalilan

dapat dilakukan dengan menggunakan/membuat daftar

analisa resiko dan penanganan resiko.

Page 30: Juknis Jitut Jides APBD I TA

25

V. MONITORING DAN EVALUASI

5.1. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring (pengawalan, pendampingan dan

pengendalian) Pemberian dan Penggunaan atas Belanja

Hibah uang mengenai hal :

1. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan

monitoring dan evaluasi atas pemberian,

pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan

Belanja Hibah uang yang diterima Kelompok

Tani/P3A sesuai penetapan Gubernur Jawa Barat.

2. Dinas Pertanian Tanaman Provinsi Jawa Barat

melakukan pengendalian atas monitoring dan

evaluasi yang dilaksanakan Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota.

3. Biro Keuangan Pemeritah Daerah Provinsi

melakukan pengendalian atas monitoring dan

evaluasi yang dilaksanakan Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

Page 31: Juknis Jitut Jides APBD I TA

26

4. Biro Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi

melakukan rekapitulasi hasil monitoring dan

evaluasi kepada Gubernur dengan tembusan

kepada SKPD.

Page 32: Juknis Jitut Jides APBD I TA

27

VI. PELAPORAN

6.1. Pelaporan

1. Laporan penggunaan Belanja Hibah uang

disampaikan Penerima Belanja Hibah Uang kepada

Gubernur melalui SKPD 1 (satu) bulan setelah

kegiatan selesai atau paling lambat tanggal 10

Januari tahun anggaran berikutnya.

2. SKPD menyampaikan rekapitulasi penerimaan

Laporan Penggunaan Belanja Hibah Uang dan

dokumentasi Laporan Penggunaan Belanja Hibah

Uang kepada Biro Keuangan setiap tanggal 5 bulan

berikutnya.

3. Biro Keuangan mengkoordinasikan dan

mengendalikan penerimaan, pengadministrasian

dan penyimpanan dokumentasi Laporan

Penggunaan Belanja Hibah uang serta

menyampaikan rekapitulasi Laporan Penggunaan

Belanja Hibah uang melalui Biro Keuangan

Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat setiap

tanggal 10 bulan berikutnya.

Page 33: Juknis Jitut Jides APBD I TA

28

4. SKPD melakukan pengiriman surat permintaan

Laporan Penggunaan Belanja Hibah uang secara

kepada Penerima Belanja Hibah uang setiap 3

bulan. Penerima Belanja Hibah uang berkewajiban

menyampaikan laporan pertanggungjawaban akhir

tahun anggaran paling lambat 2 bulan setelah

tahun anggaran berakhir.

5. Laporan Penggunaan Belanja Hibah uang dengan

sistematika :

I. Surat pengantar ditujukan kepada Gubernur

II. Laporan kegiatan terdiri atas :

a. Latar Belakang

b. Maksud dan Tujuan

c. Ruang Lingkup Kegiatan

d. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

e. Daftar Personalia Pelaksanaan

f. Penutup

g. Realisasi Penerimaan Belanja Hibah Uang

h. Realisasi Penggunaan Belanja Hibah

Uang

III. Lampiran

Page 34: Juknis Jitut Jides APBD I TA

29

6. Laporan Penggunaan Belanja Hibah uang

bermaterai cukup, mencantumkan nama lengkap

penerima Belanja Hibah Uang dan ditandatangani

Ketua Kelompok Tani/P3A dan Kepala Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota.

Page 35: Juknis Jitut Jides APBD I TA

30

VII. PENUTUP

Pemberian Bantuan Belanja Hibah berupa uang untuk

perbaikan Jitut/Jides dari Gubernur Jawa Barat kepada

masyarakat (Kelompok Tani/P3A) tahun 2012 diharapkan dapat

meningkatkan kinerja Kelompok Tani, produksi, produktivitas

dan mutu hasil pertanian khususnya Gabah/Padi Sawah di Jawa

Barat. Penguatan Kelompok Tani merupakan wujud kepedulian

Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang didukung peranserta aktif

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam pembinaan,

pengawalan, pendampingan, pengendalian partisipasi, dan

kemitraan semua pihak (stakeholder) terkait, sehingga sasaran

dan tujuan dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan.

Lampiran 1 : Alokasi Bantuan Hibah Uang untuk kegiatan Perbaikan Jitut/Jides TA. 2012

Page 36: Juknis Jitut Jides APBD I TA

31

No

Kabupaten /

Kota

Alokasi

Jides (unit)

Jitut (unit)

1. Bogor 4 2 2. Cianjur 7 5 3. Sukabumi 8 7 4. Cirebon 5 10 5. Kuningan 5 6 6. Majalengka 5 9 7. Indramayu 5 10 8. Bekasi 5 8 9. Karawang 6 10 10. Purwakarta 6 5 11. Subang 5 10 12. Bandung 5 4 13. Sumedang 6 3 14. Garut 7 3 15. Tasikmalaya 6 3 16. Bamdung Barat 3 1 17. Ciamis 6 3 18. Kota Tasikmalaya 3 1 19. Kota Bogor 1 - 20. Kota Banjar 2 -

J u m l a h 100 100

Page 37: Juknis Jitut Jides APBD I TA

1

NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN

……………………………………………………… TAHUN ANGGARAN 2012

________________________ (Pihak Pertama)

Nomor : (Pihak Kedua)

Pada hari ini ....................., tanggal ............ bulan .................... tahun .............. yang bertanda tangan di bahwa ini: I. Nama : …………………………………………………………………… NIP : …………………………………………………………………… Jabatan : …………………………………………………………………… Unit Kerja : ……………………………………………………………………

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Baratberdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 955/Kep.119-Keu/2012 tentang Penunjukan Kuasa Penandatanganan Naskah Perjanjian Belanja Hibah Daerah kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah/Kepala Biro di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

II. Nama : ………………………………………………………………………. No. KTP : ………………………………………………….......................... Jabatan : …………………………………………………………………….. Alamat : …………………………………………………………………….... Yang bertindak untuk dan atas nama …………………………………… yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan Perjanjian Belanja Hibah Daerah berupa Uang dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1 JUMLAH DAN TUJUAN HIBAH

(1). PIHAK PERTAMA memberikan belanja hibah kepada PIHAK KEDUA, berupa uang sebesar Rp……………..,-(……………..).

(2). PIHAK KEDUA menyatakan menerima belanja hibah dari PIHAK PERTAMA berupa uang sebesar Rp……………,- (………………).

(3). Belanja Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk Perbaikan Jaringan Irigasi ……………….……….. sesuai dengan Rencana Penggunaan Belanja Hibah/Proposal yang merupakan bagian yang tidak

Page 38: Juknis Jitut Jides APBD I TA

2

terpisahkan dari naskah perjanjian belanja hibah daerah ini, meliputi :

NO. URAIAN JUMLAH

JUMLAH (Rp)

(4). Penggunaan belanja hibah sebagaimana ayat (2) bertujuan untuk

Perbaikan Jaringan Irigasi …………………………………………………… Pasal 2

PENCAIRAN BELANJA HIBAH (1). Pencairan belanja hibah berupa uang yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku .

(2). PIHAK KEDUA mengajukan permohonan kepada PIHAK PERTAMA, dengan dilampiri: a. Naskah Perjanjian Belanja Hibah Daerah; b. Foto copy Rekening Bank ; c. Fakta Integritas/Surat Pernyataan Tanggung Jawab bermaterai cukup; d. Kuitansi rangkap 4 (empat) bermaterai cukup; e. Foto copy Kartu Tanda Penduduk ketua/pimpinan penerima hibah.

(3). Belanja hibah sebagaimana dimaksud pada pasal 1 ayat (1) dibayarkan melalui pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat ke Rekening Bank ……………… atas nama ………………… selaku PIHAK KEDUA dengan Nomor Rekening ……………………………

(4). PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan belanja hibah yang diterima kepada pihak lain.

(5). PIHAK KEDUA setelah menerima pencairan belanja hibah dari PIHAK PERTAMA, segera melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada Rencana Penggunaan Belanja Hibah/Proposal dan peraturan perundang-undangan.

Pasal 3 KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

(1). Menandatangani Pakta Integritas/Surat Pernyataan Tanggungjawab Permohonan Belanja Hibah

(2). Apabila digunakan untuk pengadaan barang dan jasa, maka proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(3). Membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Hibah kepada Gubernur melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

Page 39: Juknis Jitut Jides APBD I TA

3

(4). Apabila sampai akhir kegiatan masih terdapat sisa dana hibah, berkewajiban mengembalikan ke Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat dengan nomor rekening 001 021 0238361 dan menyerahkan bukti setorannya kepada Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat.

Pasal 4 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

(1). Mencairkan belanja hibah apabila seluruh persyaratan dan kelengkapan berkas pengajuan pencairan dana telah dipenuhi oleh PIHAK KEDUA

(2). Menunda pencairan belanja hibah apabila PIHAK KEDUA tidak/belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

(3). Melaksanakan evaluasi dan monitoring atas penggunaan belanja hibah. (4). Melakukan pemeriksaan atas penggunaan belanja hibah

Pasal 5 SANKSI

Pihak KEDUA yang melanggar Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 2 ayat (4) dapat dikenakan sanksi administratif berupa peringatan tertulis, penundaan/penghentian pencairan/penyaluran belanja hibah atau sanksi lain sesuai ketentuan perundangundangan.

Pasal 6 LAIN-LAIN

(1). Naskah Perjanjian Belanja Hibah Daerah (NPHD) ini, dibuat rangkap 4 (empat), lembar pertama dan kedua masing-masing bermaterai cukup sehingga mempunyai kekuatan hukum sama.

(2). Hal-hal lain yang belum tercantum dalam NPHD ini dapat diatur lebih lanjut dalam Addendum.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA, ……………………………… Dr.Ir.H.ENDANG SUHENDAR,MS

Pembina Utama Madya NIP. 19580405 198503 1 017

Page 40: Juknis Jitut Jides APBD I TA

4

FORMAT – E

CONTOH FORMAT

SURAT PERMOHONAN PENCAIRAN dan RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN

BELANJA HIBAH

KOP SURAT PEMERINTAH/PEMERINTAH DAERAH/PERUSAHAAN DAERAH/MASYARAKAT/ORGANISASI KEMASYARAKATAN

………………….. 20XX (tempat), (tgl/bulan) (tahun)

Kepada

Nomor Sifat

: :

Yth. Gubernur Jawa Barat

Lampiran

:

1 (satu) Berkas di Bandung

Hal :

Permohonan Pencairan dan Rincian Rencana Penggunaan Belanja Hibah

Bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD Tahun ......., bersama ini kami mengajukan permohonan pencairan belanja hibah berupa (uang/barang/jasa) sebesar ............dengan rincian rencana penggunaan sebagaimana terlampir. Sebagai bahan pertimbangan Bapak, bersama ini kami sampaikan persyaratan pencairan belanja hibah sesuai dengan Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Demikian permohonan kami, atas perkenan dan bantuan Bapak diucapkan terima kasih.

Hormat kami, Pemohon

(nama jelas pimpinan/ditanda tangani/di cap) Tembusan: Biro Keuangan

Page 41: Juknis Jitut Jides APBD I TA

5

FORMAT – F.1

CONTOH FORMAT lambang

[Nama Lembaga/Organisasi Pelaksana]

SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB PERMOHONAN BELANJA HIBAH

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : .............................................................. Jabatan .............................................................. Bertindak untuk dan atas nama

: ..............................................................

Alamat : .............................................................. Nomor KTP : .............................................................. Telepon/HP/Fax : .............................................................. E-Mail : ..............................................................

Dengan ini, menyatakan dengan sebenarnya bahwa untuk memenuhi tujuan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana belanja hibah:

1. Bertanggungjawab penuh baik formal maupun materiil atas penggunaan belanja hibahyang diterima.

2. Akan menggunakan belanja hibahsesuai dengan rencana penggunaan proposal yang telah disetujui

3. Bersedia diaudit secara independen sesuai peraturan perundang-undangan

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.

<nama kota, tanggal, bulan, tahun> PENERIMA BELANJA HIBAH

<nama lengkap>

Page 42: Juknis Jitut Jides APBD I TA

6

FORMAT – F.2 CONTOH FORMAT

lambang

[Nama Lembaga/Organisasi Pelaksana]

SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB PENGGUNAAN BELANJA HIBAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : .............................................................. Jabatan .............................................................. Bertindak untuk dan atas nama

: ..............................................................

Alamat : .............................................................. Nomor KTP : .............................................................. Telepon/HP/Fax : .............................................................. E-Mail : ..............................................................

Dengan ini, menyatakan dengan sebenarnya bahwa untuk

memenuhi tujuan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana belanja hibah:

1. Bertanggungjawab penuh baik formal maupun materiil atas penggunaan belanja hibahyang diterima.

2. Telah menggunakan belanja hibahsesuai dengan rencana penggunaan proposal yang telah disetujui

3. Bersedia diaudit secara independen sesuai peraturan perundang-undangan

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa

tanggung jawab serta tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.

<nama kota, tanggal, bulan, tahun>

PENERIMA BELANJA HIBAH

<nama lengkap>

Page 43: Juknis Jitut Jides APBD I TA

7