judul : evaluasi kinerja lapisan perkerasan jalan soil...
TRANSCRIPT
Pembimbing :
1. Prof. Ir. Indrasurya B. Mochtar, M.Sc., PHd
2. Catur Arif Prastyanto, S.T. M.Eng
TESIS
Oleh :Ferdinand R. Kuheba
3107206018
Tahun 2010
Latar Belakang Dipapua khususnya di Kabupaten Merauke harga
konstruksi sangat mehal karena kelangkaan material batuan.
Telah dicoba menggunakan material lokal dengan sistim Soil Cemen tetapi muncul beberapa masalah terkait dengan penyusutan yang berlebih, dan kekuatan soil cement yang tidak begitu kuat.
Untuk mengatasi masalah itu, telah dicaba dengan mengaplikasi aditive Ecomix SC-100.
Setelah melalui uji laboratorium, dan uji hampar, terbukti Ecomix SC-100 memberi pengaruh positip, dalam mengendalikan susut material dan peningkatan kuat tekan UCS, maupun CBR laboratoum dan lapangan.
Dengan bukti tersebut, pemakaian aditip Ecomix SC-100 bertambah banyak.
Bagaimana kinerja perkerasan Soil-Cement dengan
Ecomix SC-100 yang selama ini telah diterapkan ?
Bagaimana kinerja perkerasan Soil-Cement tanpa
aditive selama ini?
Jika terjadi kerusakan di lapangan dengan sistim soil
cement + Ecomix SC-100, dimana dan karena apa?
Pelajaran dan rekomendasi apa yang dapat ditarik dari
hasil pelaksanaan sistim ini.
1.3 Tujuan Evaluasi
• Untuk mengetahui bagaimana kinerja soil-cement dengan aditiv pada skala proyek dibandingkan dengan hasil uji coba.
Soil Cement adalah campuran tanah dan sejumlah
tertentu semen dan air, yang kemudian
dipadatkan hingga kepadatan maksimum.
Pemakaian soil cement juga dapat diterapkan
sebagai : Subbase untuk perkerasan rigid, Area
Penumpukan, Perbaikan pada pondasi berbutir
yang rusak, Patching, dan lain-lain.
Soil cement mempunyai sifat seperti plat beton
yang tidak mengalami perobahan bentuk pada
saat pembebanan.
Semen dalam campuran soil cement mengalami
proses hidrasi yang sangat lama.
Pada umumnya soil-cement mengalami retak rambut karena susut material akibat proses hidrasi semen, pada hari pertama pelaksanaan.
Retak rambut akan semakin melebar dengan berjalannya waktu, karena proses hidrasi semen masih berlangsung.
Zat Tambahan (additive) hanya diperlukan untuk memperbaiki kinerja soil cement, dan bukan sebagai bahan pokok.
Dalam pelaksanaan SC di Papua dikenal dua metoda pencampuran, Pencampuran Langsung dan Tidak Langsung.
Persiapan Menetapkan Ruas Sampling Menentukan Lokasi Pembacaan
Kerusakan
Survey Data Primer
• Penilaian Kondisi Jalan
• Penilaian Kondisi Drainase
Data Sekunder
• Data Tanah Urugan
• Komposisi Campuran
• Kondisi Lalulintas
• Metoda Pelaksanaan
Penyusunan danta primerdan data sekunder
Evaluasi
Kesimpulan dan saran
Pemilihan Lokasi Pemilihan Lokasi dilakukan berdasarkan panjang
ruas yang dibangun oleh pelaksana yang sama dalam tahun yang sama, untuk menjamin kesamaan metoda kerja dan komposisi pemakaian bahan. Pada dua jenis soil – cement, yaitu yang menggunakan dan tidak menggunakan Ecomix SC-100.
Lokasi Pembacaan Kondisi Permukaan Jalan
Pembacaan kerusakan tidak dilakukan pada sepanjang jalan , tetapi hanya pada satu atau lebih titik sepanjang 250 meter yang disebut sebagai inti sample masing - masing segmen.
Segmen adalah bagian ruas jalan yang mempunyai kondisi permukaan sama (perlu orientasi awal).
Pembagian sel Jalur Lalulintas, Dalam evaluasi, lebar jalan < 5,5 meter dianggap
ruas jalan satu jalur. Dengan demikian semua ruas
jalan yang ditinjau, dengan 4,5 meter hingga 5
meter, dianggap sebagai ruas satu jalur.
Pelaksanaan Survey Kegiatan survey diawali dengan kegiatan orientasi
lapangan untuk mempelajari kondisi jalan secara
keseluruhan, untuk memudahkan penentuan
jumlah segmen serta letak lokasi inti sample (core)
dari masing-masing segmen.
Pembacaan Kerusakan Pembacaan kerusakan dilakukan dengan anggapan
bahwa kerusakan terjadi pada suatu titik mengganggu lebar jalan secara keseluruhan, sehingga yang perlu diperhatikan dalam pemgamatan adalah panjang area yang mengalami kerusakan, kemudian memasukan hasil pengamatan dalam Inventory Data Form, sesuai kondisi kerusakan yang ada.
Menghitung Nilai Kerusakan Visual (NKV) Apabila suatu ruas jalan yang dievaluasi hanya
menggunakan satu sement (kondisi jalan dianggap seragam), maka Nilai Kerusakan Visual (NKV) yang dibaca pada inti segmen adalah nilai NKV secara keseluruhan.
Apabila suatu ruas di evaluasi lebih dari satu buah segmen (L = L1 +L2+Ln), NKV dihitung sebagai NKVGabungan.
Pengumpulan Data Kondisi Jalan
a. Ruas Jalan Bupul Muting (Km 236 – Km 247)
Dibagi dalam dua segmen yaitu BM-1 dan BM-2.
NKVgabungan = 3,65
b. Ruas Jalan Nabire – Paniai (Km 147,5 – Km
148,5)
Dievaluasi dengan satu segmen (NP) dengan
NKV = 15,25
c. Ruas Sorong - Makbon (Km 44 – Km 46)
Dibagi dalam dua Segmen SM-1 dan SM-2.
NKVGabungan = 16,5
d. Ruas Klamono –Ayamaru (Km 54+000 – Km
59+000)
Sesuai kondisi, ruas dibagi dalam 3 segmen, KA-
1, KA-2, KA-3, dengan NKVGabungan = 64,16
e. Ruas Merauke-Sota (Km 16+000 – 19+000)
Dievaluasi dengan satu segmen (MS) dengan
NKV = 112,25.
f. Ruas Sota – Bupul (Km 191—193)
Dievaluasi dengan satu segmen (SB) dengan NKV
= 10
g. Ruas Jalan Kudamati (Km 0+000 – Km 1+500)
Dievaluasi dengan satu segmen (KM) dengan
NKV = 132
Evaluasi Penyebab Kerusakan
Uraian
Kerusakan
Faktor Penyebab
Retak Memanjang Susut Material
Retak Melintang Susut Material
Retak Block Tebal Tidak sesuai
Retak Buaya Campuran tidak merata, Tebal terlalu
tipis
Distorsi Bentuk Campuran Tidak merata, Tebal terlalu
tipis
Raveling/Pengelupasan Keausan, Aspal kehilangan adhesi,
Track alat berat.
Potholes Campuran tidak merata, Kerusakan
lanjutan (kerusakan yang tidak segera
ditangani)
Kesimpulan Perkerasan Soil-Cement umumnya rusak
diakibatkan oleh retak akibat susut yang berlebihan.
Ecomix SC-100 sangat efektiv mengatasi susut material.
Kerusakan soil-cemen dengan Ecomix SC-100, umumnya diakibatkan oleh kelalaian pengoperasian jalan dan pelaksanaan pekerjaan.
Saran Segera melakukan penanganan pada ruas yang
mempunyai gejala kerusakan. Memperketat pengawasan pelaksanaan Memberikan brieving kepada para pelaksana . Memperbaiki metoda pelaksanaan.