judul (cover)...deposito yang dibatasi penggunaannya catatan 2i,6 piutang usaha-bersih catatan 2g,7...

97
1

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

  • Judul (Cover)

    Surat Pernyataan Direksi

    Daftar Isi

    Laporan Posisi Keuangan

    Laporan Laba Rugi Komprehensif

    Laporan Perubahan Modal

    1

    2

    3

    4 - 5

    6

    7

    DAFTAR ISIHalaman

    Laporan Arus kas

    Catatan atas Laporan Keuangan

    8

    9-97

    3

  • ASET

    ASET LANCAR

    Kas dan setara kas Catatan 2f,5

    Deposito yang dibatasi penggunaannya Catatan 2i,6

    Piutang Usaha-bersih Catatan 2g,7

    Pihak yang berelasi - bersih Catatan 2g,7

    Piutang Retensi - bersih Catatan 2l,8

    Tagihan bruto pemberi kerja atas

    Kontrak konstruksi Catatan 2m,9

    Piutang lain-lain-bersih Catatan 2g, 10

    Persediaan-bersih Catatan 2n,11

    Uang Muka Catatan 12 157.057.986 79.522.178

    1.184.414

    PT BUKAKA TEKNIK UTAMA Tbk

    LAPORAN POSISI KEUANGAN

    Per 30 Juni 2016 (belum diaudit) dan 31 Desember 2015 (diaudit)

    1.126.103

    597.489 665.736

    339.102.994 237.991.083

    4.877.500 4.877.500

    18.486.586 77.365.617

    ( disajikan dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)

    30 Juni 2016 31 Desember 2015

    146.600.003 149.382.845

    2.106.632 2.217.333

    492.582.667 421.730.208

    Uang Muka Catatan 12

    Pajak dibayar dimuka

    JUMLAH ASET LANCAR

    ASET TIDAK LANCAR

    Penyertaan pada entitas anak Catatan 2t,16

    Piutang lain kepada pihak yang berelasi Catatan 2k,30

    Pinjaman direksi dan karyawan Catatan 2k,30

    Pajak tangguhan - bersih

    Aset tetap-setelah dikurangi akumulasi penyusutan

    masing-masing sebesar Rp 301,033,816 Juni 2016

    dan Rp. 269,365,206 Desember 2015 Catatan 2q,14

    Aset lain-lain Catatan 15

    JUMLAH ASET TIDAK LANCAR

    JUMLAH ASET

    157.057.986 79.522.178

    1.023.468.843 1.016.247.161

    2.190.106.544 1.993.214.219

    812.916.451 805.988.486

    11.642.460 6.834.308

    1.378.759 3.944.523

    27.634.360 27.705.173

    156.250.000 156.250.000

    13.646.813 15.524.671

    4.041.430 2.088.455

    1.166.637.701 976.967.058

    4

  • PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI DAN

    KONTRAK NON KONSTRUKSI Catatan 2v, 26

    BEBAN KONTRAK KONSTRUKSI DAN

    KONTRAK NON KONSTRUKSI Catatan 2v,26

    LABA KOTOR

    PENDAPATAN (BEBAN) USAHA LAINNYA

    (Beban) Penjualan Catatan 27

    (Beban) Umum dan Administrasi Catatan 28

    Pendapatan (Beban) Pendanaan Catatan 29

    Pendapatan (Beban) Kurs Catatan 29

    Pendapatan (Beban) lainnya Catatan 29

    JUMLAH BEBAN USAHA -13,59% (79.251.076) (82.354.855)

    0,71% 4.131.514 (5.952.356)

    -3,44% (20.062.839) (22.691.875)

    -0,47% (2.737.758) 2.773.651

    99.873.289 118.367.616

    -0,64% (3.747.229) (4.388.703)

    -9,75% (56.834.764) (52.095.572)

    100,00% 583.214.247 547.004.866

    78,24% 483.340.958 428.637.250

    Untuk masa enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 ( belum diaudit)

    ( disajikan dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)

    30 Juni 2016 30 Juni 2015

    PT BUKAKA TEKNIK UTAMA Tbk

    LAPORAN LABA (RUGI) KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

    LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

    MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Catatan 2w

    LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN Catatan 2z

    PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

    LABA (RUGI) KOMPREHENSIF BERSIH TAHUN BERJALAN

    Laba Bersih yang dapat didistribusikan kepada

    Pemilik entitas induk

    Kepentingan non pengendali

    LABA (RUGI) PER SAHAM

    Laba (rugi) bersih per saham Catatan 2ab

    13.841.706 28.175.153

    5 11

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari Laporan Keuangan secara Keseluruhan

    13.841.706 28.175.153

    13.861.629 28.176.424

    (19.923) (1.271)

    - -

    (6.780.507) (7.837.608)

    2,37% 13.841.706 28.175.153

    3,54% 20.622.212 36.012.761

    6

  • 1.198.890 2.777 1.201.668

    8.945 4 8.948

    Saldo Per 31

    Desember 2015 892.473 689 (1.283) (5.620) - 312.631

    58.604 (38) 58.565

    Pendapatan

    komfrehensif lain - - - 8.945 - -

    1.131.342 2.812 1.134.154

    Laba bersih tahun

    berjalan - - - - - 58.604

    Saldo laba

    Yang telah

    ditentukan

    penggunaann

    ya

    Yang belum

    ditentukan

    penggunaan

    nya

    Saldo Per 31

    Desember 2014 892.473 689 (1.283) (14.565) - 254.027

    Keterangan Modal Saham Agio Saham

    Tambahan

    Modal disetor

    lainnya

    Akumulasi

    rugi aktuaria

    atas imbalan

    kerja

    Jumlah

    Ekuitas

    Kepenti- ngan

    Non

    Pengendali

    Jumlah

    Ekuitas

    LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (DEFISIENSI MODAL)

    Untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 (belum diaudit) dan 31 Desember 2015 (diaudit)

    ( disajikan dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain)

    PT BUKAKA TEKNIK UTAMA Tbk

    1.179.651 2.797 1.182.448

    - - -

    Saldo Per

    30 Juni 2016 892.473 689 (1.283) (5.620) 3.038 290.354

    (33.081) - (33.081)

    Cadangan - - - - 3.038 (3.038)

    - - -

    Dividen Tunai - - - - - (33.081)

    13.842 20 13.862

    Pendapatan

    komfrehensif lain - - - - - -

    1.198.890 2.777 1.201.668

    Laba bersih tahun

    berjalan - - - - - 13.842

    Desember 2015 892.473 689 (1.283) (5.620) - 312.631

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari Laporan Keuangan secara Keseluruhan

    7

  • ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS OPERASI

    Penerimaan kas dari pelanggan

    Pembayaran kas kepada pemasok dan lain-lain

    Penerimaan (Pengeluaran) kas operasi lain-lain

    Kas yang dihasilkan dari operasi

    Pembayaran untuk :

    Pajak

    Beban Keuangan

    Penerimaan dari :

    Pendapatan bunga

    KAS BERSIH DIPEROLEH DARI AKTIVITAS OPERASI

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

    (18.536.700) (19.470.873)

    814.871 800.602

    (56.037.803) (2.105.415)

    (129.241.679) (81.294.549)

    (39.025.826) 30.091.205

    709.852 (13.526.349)

    30 Juni 2016 30 Juni 2015

    621.618.774 599.777.463

    (531.402.921) (488.391.708)

    PT BUKAKA TEKNIK UTAMA Tbk

    LAPORAN ARUS KAS

    Untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 ( tidak diaudit)

    ( disajikan dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

    Perolehan Aset tetap

    Pengurangan (kenaikan) aset lain-lain

    Penerimaan (pembayaran) Kepada pihak yang mempunyai

    Hubungan Istimewa

    Pengurangan (Penempatan) investasi jangka pendek

    KAS BERSIH DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

    Penerimaan (pembayaran) Utang bank dan

    Kreditur Asing

    Pembayaran sewa pembiayaan

    Pembayaran Dividen tunai

    KAS BERSIH DIPEROLEH DARI AKTIVITAS PENDANAAN

    KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS

    SALDO AWAL KAS DAN SETARA KAS

    SALDO KAS DAN SETARA KAS

    (2.782.841) 17.594.527

    149.382.844 98.320.926

    146.600.003 115.915.453

    (33.081.001) -

    76.611.634 22.425.102

    (23.356.672) (2.725.161)

    124.991.037 22.991.455

    (15.298.403) (566.352)

    (3.107.785) 6.476.507

    68.247 376.419

    (15.508.982) (14.208.812)

    (4.808.152) 4.630.725

    Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari Laporan Keuangan secara Keseluruhan

    8

  • 1 UMUM

    a. Pendirian Perusahaan

    TIDAK DIAUDIT

    ( dinyatakan dalam ribuan rupiah)

    PT Bukaka Teknik Utama Tbk. (Perusahaan) didirikan sesuai dengan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri

    No.6 tahun 1968 jo Undang-Undang No.12 tahun 1970 berdasarkan Akta No. 149 tanggal 25 Oktober 1978 oleh Notaris

    Haji Bebasa Daeng Lalo, S.H. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan

    Surat Keputusan No. Y.A 5/242/7 tanggal 21 Mei 1979 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.33

    Tambahan No. 251 tanggal 22 April 1980. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,

    dengan menyesuaikan UU PT tahun 2007 dengan Akta No. 16 tanggal 5 November 2008 oleh Notaris Masnah Sari S.H

    dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan

    AHU-06525.AH.01.02 Tahun 2009

    Pada Tahun 2010. Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan antara lain mengenai peningkatan modal dasar

    dari sebesar Rp. 200.000.000 menjadi Rp. 2.000.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor perusahaan dari Rp.

    70.306.000 menjadi Rp. 1.320.226.000 melalui konversi Utang perusahaan kepada kreditur sebanyak 2.499.840.000

    lembar saham baru Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HTMETD). Persetujuan atas penambahan modal tanpa

    HMETD dan peningkatan modal ini telah diaktakan dengan Akta No.7 tanggal 3 Desember 2010 dari Sripati Marliza,

    PT BUKAKA TEKNIK UTAMA Tbk

    CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

    Untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016

    Pada tanggal 30 April 2015, Perushaan melakukan perubahan anggaran dasar sehubungan dengan peningkatan modal

    dasar dari semula sebanyak 4.000.000.000 lembar saham (angka penuh) atau seluruhnya berjumlah Rp. 1.352.000.000

    menjadi sebanyak 10.000.000.000 lembar saham (angka penuh) atau seluruhnya berjumlah Rp. 3.380.000.000 dengan

    nilai modal nominal Rp. 338 per lembar saham (angka penuh). Perubahan tersebut telah diaktakan dengan Akta No. 26,

    dibuat dihadapan Notaris H.Fedris SH, di Bogor dan telah mendapat pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi

    Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0935289.AH.01.02 Tanggal 15 Mei 2015.

    Tahun 2016, terdapat pergantian direksi dan komisaris yang telah diaktakan dengan akta No.09 mengenai Berita Acara

    Rapat Umum Pemegang Saham tahunan PT Bukaka Teknik Utama Tbk. Tanggal 26 Mei 2016 oleh Notaris Budi Aryanto,

    S.H. Dan telah mendapat persetujuan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat

    Jendral Administrasi Hukum Umum No. AHU-AH.01,03-0058316 tanggal 17 Juni 2016

    Pada tanggal 26 mei 2016 sesuai dengan Agenda Rapat Umum Luar Biasa, telah disetujui rencana penambahan modal

    dengan memberikan HMETD sebanyak banyaknya sebesar 7.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar

    Rp. 338 per lembar saham dan Perusahaan telah menunjuk PT Maybank Kim Eng Securitas sebagai Financial Advisor,

    HMETD dan peningkatan modal ini telah diaktakan dengan Akta No.7 tanggal 3 Desember 2010 dari Sripati Marliza,

    S.H., Notaris di Jakarta

    Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan

    No. AHU-60234.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 27 Desember 2010

    Tahun 2011, Anggaran Dasar Perusahaan diubah kembali sehubungan dengan penurunan modal dasar, modal

    ditempatkan dan disetor penuh serta nilai nominal saham. Modal Dasar yang awalnya Rp2.000.000.000 diturunkan

    menjadi Rp1.352.000.000, terbagi atas 4.000.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor diturunkan dari semula

    sebesar Rp1.320.226.000 menjadi Rp 892.472.776 Penurunan modal disetor dilakukan melalui kuasi reorganisasi

    dengan cara menurunkan nilai nominal saham dari sebelumnya Rp500 menjadi Rp338 per saham. Perubahan telah

    diaktakan dengan Akta No. 20 tanggal 15 Desember 2011 Notaris H. Fedris S.H., di Bogor, dan telah mendapat

    pesetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-

    08119.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 16 Februari 2012.

    Rp. 338 per lembar saham dan Perusahaan telah menunjuk PT Maybank Kim Eng Securitas sebagai Financial Advisor,

    pelaksanaan atas rencana tersebut diatas akan dilaksanakan selambat-lambatnya 12 bulan setelah persetujuan dalam

    RUPS-LB.

    9

  • 1 UMUM (lanjutan)

    a. Pendirian Perusahaan

    a. Total Laba Tahun Buku 31 Desember 2015 sebesar Rp. 67.051.000.000,-

    b. Digunakan sebagai penyisihan cadangan sebesar 5% atau sebesar Rp. 3.038.000.000

    sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Pasal 70

    c. Digunakan sebagai atau dibayarkan sebagai Dividen Tunai sebesar 50,06% atau sebesar Rp. 33.081.000.000

    d. Digunakan sebagai Tantiem untuk Direksi dan Dewan Komisaris sebesar 2% atau sebesar Rp. 1.350.000.000

    e. sisanya sebesar 42,94% atau sebesar Rp. 28.099.000.000 ditempatkan sebagai laba ditahan.

    Dalam RUPS tanggal 26 Mei 2016 yang bertempat di Ritz Carlton Jakarta, Kawasan Mega Kuningan, Jalan DR. Idge Anak

    Agung Gde Agung Kav E,1,1 Nomor 1 ruang Ballroom 5 diputuskan penggunaan laba ditahan Tahun Buku 31 Desember

    2015 sbb :

    Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, Perusahaan bergerak dalam bidang pembuatan dan penyediaan

    peralatan khusus dan bisnis lain yang termasuk di dalam industri konstruksi, Kantor Perusahaan dan Fasilitas Pabriknya

    berlokasi di Bukaka Industrial Estate Jln. Raya Bekasi Cibinong Km 19.5. Cileungsi, Bogor 16820, Jawa Barat-Indonesia

    Perusahaan memulai aktivitas usaha komersialnya sejak tahun 1981

    -

    -

    Berdasarkan dengan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No. S-1960/PM/1994 tanggal 6 Desember 1994, Perusahaan

    menawarkan saham kepada masyarakat sejumlah 40.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 500 per saham

    dengan harga penawaran Rp 3.200 per saham. Keseluruhan saham Perusahaan sejumlah 140.612.000 lembar telah

    didaftarkan dan dicatat di Bursa Efek Indonesia (sebelumnya bernama Bursa Efek Jakarta dan Surabaya).

    Tindakan Perusahaan yang dapat mempengaruhi jumlah efek yang di terbitkan (corporate action) sejak penawaran

    umum perdana sampai dengan saat ini adalah sebagai berikut:

    Perusahaan telah merestrukturisasi sebagian Utang Perusahaan dengan cara konversi Utang menjadi modal

    saham dimana telah disetujui oleh para pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar

    Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2010. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri

    Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-60234.AH.01.02 Tahun 2010

    tanggal 27 Desember 2010.

    Perusahaan melakukan kuasi reorganisasi sesuai dengan PSAK 51 (Revisi 2003) dengan menggunakan neraca

    tanggal 30 Juni 2011 melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diaktakan dengan Akta No.

    20 tanggal 15 Desember 2011 Notaris H. Fedris S.H., di Bogor.

    Dimana, Anggaran Dasar Perusahaan diubah kembali sehubungan dengan penurunan modal dasar, modal ditempatkan

    dan disetor penuh serta nilai nominal saham. Modal Dasar yang awalnya Rp2.000.000.000 diturunkan menjadi

    Rp1.352.000.000, terbagi atas 4.000.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor diturunkan dari semula sebesar

    Rp1.320.226.000 menjadi Rp892.472.776. Penurunan modal disetor dilakukan melalui kuasi reorganisasi dengan cara

    menurunkan nilai nominal saham dari sebelumnya Rp500 menjadi Rp338 per saham. Perubahan telah diaktakan

    dengan Akta No. 20 tanggal 15 Desember 2011 Notaris H. Fedris S.H., di Bogor, dan telah mendapat pesetujuan Menteri

    Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-08119.AH.01.02. Tahun 2012

    tanggal 16 Februari 2012

    10

  • 1 UMUM (lanjutan)

    c. Penghapusan dan Pencatatan Kembali Efek Perusahaan

    d. Komisaris, Direksi dan Karyawan

    Presiden Komisaris : Suhaeli Kalla

    Komisaris : Solihin Jusuf Kalla

    Komisaris Independen : Letjen (Purn) Sumarsono, SH.

    Penghapusan pencatatan saham perusahaan dari bursa tersebut karena sesuai sesuai dengan Peraturan Pencatatan

    Saham PT Bursa Efek Indonesia Nomor I-B, saham PT Bukaka Teknik Utama Tbk telah memenuhi syarat untuk dilakukan

    penghapusan pencatatan saham oleh bursa, yaitu memiliki ekuitas negatif selama 3 (tiga) tahun berturut-turut (setelah

    tercatat di bursa) dan perdagangan saham dihentikan (suspensi) selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut karena

    alasan apapun.

    Berdasarkan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan berdasarkan Akta No.4

    tanggal 6 Juni 2012, Notaris Sianny, SH, Notaris di Bogor, Pemegang saham telah memberikan persetujuan kepada

    Perusahaan untuk mencatatkan kembali saham Perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia.

    Terhitung tanggal 29 Juni 2015, Perusahaan telah kembali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia

    Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut :

    Berdasarkan surat No. S-0833/BEJ-PSR/08-2006 tanggal 8 Agustus 2006. yang menjadi efektif tanggal 9 Agustus 2006,

    Bursa Efek Indonesia telah menghapus saham perusahaan (delisting ) dari papan pencatatan dengan dihapusnya

    saham perusahaan dari papan pencatatan bursa saham maka perusahaan tidak lagi memiliki liabilitas sebagai

    perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.

    Presiden Direktur : Irsal Kamaruddin

    Direktur : Saptiastuti Hapsari

    Direktur : Sofiah Balfas

    Direktur : Devindra Ratzarwin

    Direktur : Abdullah Afifuddin Suhaeli

    Direktur : Teguh Wicaksana Sari

    Direktur Independen : Marulam Sitohang

    Presiden Komisaris : Suhaeli Kalla

    Komisaris : Solihin Jusuf Kalla

    : Letjen (Purn) Sumarsono, SH.

    Komisaris Independen : Zulkarnain

    Presiden Direktur : Irsal Kamaruddin

    Direktur Independen : Marulam Sitohang

    Direktur : Saptiastuti Hapsari

    Direktur : Sofiah Balfas

    Direktur : Devindra Ratzarwin

    e. Struktur Group

    Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak, dimana Perusahaan memiliki

    kepemilikan saham atas entitas anak tersebut.

    PT Bukaka Mandiri Sejahtera - Perusahaan pengolahan hasil tambang - Kepemilikan 95.00%

    PT Bukaka Forging Industri - Perusahaan Spart Kendaraan bermotor - Kepemilikan 96.81%

    PT Bukaka Energi - Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air - Kepemilikan 99.00%

    Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :

    Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, Perusahaan mempunyai masing-masing 689 orang dan 680 orang

    karyawan, yang tersebar dikantor pusat dan dilokasi-lokasi proyek

    PT Bukaka Energi - Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air - Kepemilikan 99.00%

    PT Bukaka Mega Investama -Perusahaan Investasi - Kepemilikan 99%

    11

  • 1 UMUM (lanjutan)

    e. Struktur Group

    Kepemilikan tidak langsung melalui PT Bukaka Energi

    PT Anoa Hydro Power Industri Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) : 99.00%

    PT Ussu Hydro Power Industri Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) : 99.00%

    PT Mappung Hydro Power Industri Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) : 99.00%

    PT Sakita Hydro Power Industri Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) : 99.00%

    Kepemilikan tidak langsung melalui PT Bukaka Mandiri Sejahtera

    PT Mitra Karya Agung Lestari Industri Pertambangan : 51.00%

    PT Bukaka Mandiri Sejahtera (BMS)

    PT Bukaka Mandiri Sejahtera (”BMS”) didirikan tanggal 4 Juni 2008 berdasarkan Akta No.2 oleh Notaris Andy Azis, S.H.

    Akta pendirian ini belum mendapat pengesahan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Tahun 2012, Anggaran

    Dasar Perusahaan diubah sehubungan perubahan maksud dan tujuan usaha serta kepemilikan saham. Persetujuan

    atas perubahan maksud dan tujuan usaha serta kepemilikan saham ini telah diaktakan dengan Akta No.3 tanggal 29

    Maret 2012 dari Andy Azis, S.H., notaris di Tangerang.

    Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat

    Keputusan No. AHU-37252.AH.01.01 Tahun 2012 tanggal 10 Juli 2012

    Sampai dengan 30 Juni 2016, entitas anak tersebut masih dalam tahap pengembangan dan belum mulai beroperasi

    secara komersial

    PT Bukaka Energi

    PT Anoa Hydro Power

    Rp.

    Persetujuan atas peningkatan modal ini telah diaktakan dengan Akta No. 2 tanggal 16 Desember 2014 oleh Notaris

    Andy Azis, S.H., Notaris di Tangerang. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

    Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0133803.40.80.2014 Tanggal 19 Desember 2014.

    Pada tahun 2013, PT Bukaka Energi oleh Perusahaan belum dikonsolidasikan, karena secara substansi belum

    dilakukan penyetoran modal.

    Pada Tahun 2014, PT Bukaka Energi mengakuisisi beberapa perusahaan yang bergerak dibidang pembangkit listrik

    tenaga mini hydro (PLTM) dengan rincian sebagai berikut :

    Berdasarkan Akta pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 6 yang dibuat oleh notaris Andy Azis, S.H., pada

    tanggal 17 Desember 2014, PT Bukaka Energi mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT Anoa Hydro Power dengan

    nilai transaksi Rp2.475.000.

    Akta perubahan pemegang saham PT Anoa Hydro Power telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak

    Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-48092.40.22.2014 Tanggal 19 Desember 2014

    Harga Perolehan 2.475.000

    BMS memiliki maksud dan tujuan usaha dalam bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pembangunan

    dan jasa, BMS Berkantor pusat di Cileungsi - Bogor

    Sampai saat ini BMS belum melakukan kegiatan operasionalnya.

    PT Bukaka Energi (“BE”) didirikan atas Akta Notaris Andy Aziz No. 3 tertanggal 10 Juni 2013, dengan Akta Perubahan

    No. 8 tertanggal 24 Desember 2013 dengan Akta Perubahan No. 8 tertanggal 24 Desember 2013.

    PT Bukaka Energi menjalankan usaha industri Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan cakupan kegiatan usaha

    termasuk di antaranya jasa operator dan pendistribusian energi listrik tenaga air serta konsultasi bidang energi listrik

    tenaga air. Perusahaan ini didirikan dengan modal dasar sebesar Rp10.000.000 dengan modal ditempatkan dan

    disetor 50% sebesar Rp5.000.000 dengan peningkatan modal dasar menjadi Rp24.000.000 dan modal ditempatkan

    dan disetor penuh Rp12.000.000

    Rp.

    Rp.

    Rp.

    Nilai buku kepemilikan PT Anoa Hydro Power 5.394.086

    Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali (2.919.086)

    Harga Perolehan 2.475.000

    12

  • 1 UMUM (lanjutan)

    e. Struktur Group

    PT Sakita Hydro Power

    Rp.

    Rp.

    Rp.

    PT Mappung Hydro Power

    Berdasarkan Akta pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 3 yang dibuat oleh Notaris Andy Azis, S.H., pada

    tanggal 17 Desember 2014, PT Bukaka Energi mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT Mappung Hydro Power

    dengan nilai transaksi Rp2.475.000

    Akta perubahan pemegang saham PT Mappung Hydro Power telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan

    Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-0133764.40.80.2014 Tanggal 19 Desember 2014

    Harga Perolehan 1.980.000

    Nilai buku kepemilikan PT Sakita Hydro Power 839.959

    Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali 1.140.041

    Berdasarkan Akta pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 4 yang dibuat oleh Notaris Andy Azis, S.H., pada

    tanggal 17 Desember 2014, PT Bukaka Energi mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT Sakita Hydro Power dengan

    nilai transaksi Rp1.980.000.

    Akta perubahan pemegang saham PT Sakita Hydro Power telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan

    Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-0133720.40.80.2014 Tanggal 19 Desember 2014

    Rp.

    Rp.

    Rp.

    Rp.

    Rp.

    Rp.

    PT Bukaka Forging Industries

    Pada tanggal 22 Desember 2014,PT Bukaka Teknik Utama Tbk. mengakuisisi 96,81% kepemilikan saham PT Bukaka

    Forging Industries dari PT Indonusa Harapan Masa dengan nilai transaksi Rp47.500.000. Berdasarkan Akta No. 9

    tanggal 22 Desember 2014 oleh Notaris Andy Azis S.H., di Tangerang tentang Pernyataan Keputusan Pemegang

    Saham mengenai Pengalihan Saham dari PT Indonusa Harapan Masa kepada PT Bukaka Teknik Utama Tbk.

    Nilai buku kepemilikan PT Ussu Hydro Power 1.196.455

    Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali 1.278.545

    Pembayaran atas pembelian saham-saham tersebut dilakukan oleh PT Bukaka Energi dengan cara menyetorkan

    dana ke PT Anoa Hydro Power, PT Sakita Hydro Power, PT Mappung Hydro Power dan PT Ussu Hydro Power

    sebagai pelunasan setoran modal PT Bukaka Teknik Utama Tbk. yang belum disetorkan sebelumnya.

    Sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2012) "Kombinasi Bisnis Entitas Pengendali" sehubungan dengan selisih nilai

    transaksi antar entitas sepengendali dicatat sebagai tambahan modal disetor lainnya.

    Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali 3.096.777

    PT Ussu Hydro Power

    Berdasarkan Akta pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 5 yang dibuat oleh Notaris Andy Azis, S.H., pada

    tanggal 17 Desember 2014, PT Bukaka Energi mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT Usu Hydro Power dengan

    nilai transaksi Rp2.475.000

    Akta perubahan pemegang saham PT Ussu Hydro Power telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak

    Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-0133842.40.80.2014 Tanggal 19 Desember 2014

    Harga Perolehan 2.475.000

    Harga Perolehan 2.475.000

    Nilai buku kepemilikan PT Mappung Hydro Power (621.777)

    13

  • 1 UMUM (lanjutan)

    e. Struktur Group

    Rp.

    Rp.

    Rp.

    Akte pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

    Nilai buku kepemilikan PT Bukaka Forging Industri 48.813.333

    Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali (1.313.333)

    PT Bukaka Mega Investama

    PT Bukaka Mega Investama didirikan atas Akta Notaris Andy Aziz No. 4 tertanggal 27 Juli 2015, PT Bukaka Mega

    Investama menjalankan usaha di bidang jasa, perdagangan, pembangunan, Industri dan Pertambangan dengan

    cakupan kegiatan usaha termasuk di antaranya jasa operator dan pendistribusian energi listrik tenaga air serta

    konsultasi bidang energi listrik tenaga air. Perusahaan ini didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 600.000.000(enam

    ratus milliar rupiah) dengan modal ditempatkan dan disetor 25% sebesar Rp 150.000.000. (seratus lima puluh milliar

    rupiah)

    PT Bukaka Forging Industries

    Akta perubahan pemegang saham PT Bukaka Forging Industries telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum

    dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-48313.40.22.2014 Tanggal 22

    Desember 2014

    Transaksi pembelian tersebut dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepentingan karena merupakan

    transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, sesuai dengan PSAK No.38 (Revisi 2012) “Kombinasi Bisnis

    Entitas Sepengendali”

    Harga Perolehan 47.500.000

    Akte pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

    Indonesia Nomor : AHU-2449150.AH.0101 tahun 2015 tanggal 29 Juli 2015

    14

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

    a Pernyataan Kepatuhan

    b Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

    Laporan Keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang

    meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang

    diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), serta peraturan Pasar

    Modal yang berlaku antara lain peraturan BAPEPAM-LK No. VIII.G7. tentang "Pedoman Penyajian Laporan

    Keuangan" berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. 347/BL/2012 tentang penyajian dan pengungkapan

    laporan keuangan emiten atau Perusahaan publik.

    Laporan keuangan konsolidasian Grup disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian,

    dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan

    konsolidasian yang relevan

    Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan metode langsung (direct method) yang menyajikan penerimaan

    dan pengeluaran kas dan setara kas yang dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

    Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah mata uang

    Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan

    Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik atas kinerja keuangan Grup, karena sifat dan jumlahnya yang

    signifikan, beberapa item pendapatan dan beban telah disajikan secara terpisah

    Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

    mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat

    pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat

    pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap

    laporan keuangan konsolidasian.

    Entitas Anak

    Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) dimana Perusahaan/Grup Perusahaan

    memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan

    lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan

    atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Grup mengendalikan entitas lain. Entitas anak

    dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal pengendalian dialihkan kepada Grup, dan entitas anak tidak

    dikonsolidasikan sejak tanggal Grup kehilangan pengendalian.

    Grup melakukan transaksi dengan kepentingan non-pengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Grup.

    Untuk pembelian dari kepentingan non-pengendali, selisih antara imbalan yang dibayarkan dan bagian yang

    diakuisisi atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan dan kerugian pelepasan

    kepentingan non-pengendali juga dicatat pada ekuitas.

    Ketika Grup tidak lagi memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, kepentingan yang masih tersisa atas entitas

    diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan nilai tercatat diakui dalam laporan laba rugi

    Kecuali dinyatakan dibawah ini, kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten dengan laporan keuangan

    konsolidasian tahunan untuk bulan yang berakhir 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 yang telah sesuai dengan

    Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

    komprehensif.

    15

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    c.

    i rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan non-pengendali (KNP);

    kehilangan pengendalian pada entitas anak;

    perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian;

    hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan

    konsolidasi atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang

    iii

    iv

    v

    PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok

    entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak,

    pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi

    tambahan.

    Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis

    Transaksi dengan Kepentingan Non Pengendali

    Nilai wajar adalah nilai tercatat awal untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai

    entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada

    pendapatan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Grup telah melepas aset

    atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif

    lain direklasifikasi pada laporan laba rugi komprehensif.

    Prinsip Konsolidasian

    Grup menerapkan secara retrospektif PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan

    Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif:

    ii

    Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Grup:

    - menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill ) dan liabilitas entitas anak

    - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

    - menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat diekuitas, bila ada

    - menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill ) dan liabilitas entitas anak

    - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

    - menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat diekuitas, bila ada

    - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima

    - mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

    -

    -

    Entitas-entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Grup memperoleh

    pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian

    Kerugian entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan

    KNP mempunyai saldo defisit

    mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi

    komprehensif; dan

    mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya

    ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba, sebagaimana mestinya

    KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas-entitas anak yang tidak dapat diatribusikan

    secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing masing disajikan dalam laporan laba rugi

    Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas anaknya seperti yang

    disebutkan pada Catatan 1e, yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan

    kepemilikan saham lebih dari 50% dan dikendalikan oleh Perusahaan

    Seluruh transaksi material dan saldo akun antar-perusahaan (termasuk laba atau rugi yang signifikan yang belum

    direalisasi) telah dieliminasi

    secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing masing disajikan dalam laporan laba rugi

    komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian

    yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

    16

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    c.

    Grup menerapkan secara prospektif PSAK 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis

    Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011, Grup

    - menghentikan amortisasi goodwill;

    - mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan

    -

    Prinsip Konsolidasian

    Kombinasi Bisnis

    melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 (Revisi 2009) "Penurunan Nilai Aset".

    Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur

    berdasarkan nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap

    KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang

    diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari

    entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan dimasukkan ke dalam beban-

    beban administrasi.

    Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup menentukan dan mengklasifikasikan aset keuangan yang

    diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan

    kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.

    Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis

    d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru Dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi

    Keuangan (ISAK)

    Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur berdasarkan harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai

    agregat imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas

    yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih

    tersebut diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif.

    Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.

    Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi

    dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (UPK) dari Grup yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi

    kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan kepada UPK

    tersebut

    Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dilepas, maka goodwill

    yang terkait dengan operasi yang dilepas tersebut dimasukkan ke dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika

    menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepas tersebut diukur berdasarkan nilai

    relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.

    Dalam tahun berjalan, Perusahaan dan Entitas Anak telah menetapkan standar dan interpretasi baru dan revisi

    yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan

    operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai tanggal 01 Januari 2015.

    kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.

    Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan

    ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi berdasarkan nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui

    keuntungan atau kerugian yang dihasilkan di dalam laporan laba rugi komprehensif.

    operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai tanggal 01 Januari 2015.

    17

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru Dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi

    Keuangan (ISAK)

    PSAK 1 (revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan

    Amandemen ini telah diterapkan secara retrospektif, dan oleh karena itu penyajian pos penghasilan

    komprehensif lain telah dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan tersebut.

    Amandemen PSAK 1 juga relevan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak mengenai jika laporan posisi

    keuangan pada posisi awal periode terdekat sebelumnya (laporan posisi keuangan ketiga) dan catatan terkait

    harus disajikan. Amandemen menjelaskan bahwa laporan posisi keuangan ketiga diharuskan jika a) suatu

    entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, atau penyajian kembali retrospektif atau

    reklasifikasi dari pos-pos dalam laporan keuangannya, dan b) penerapan penyajian kembali retrospektif atau

    i

    Amandemen terhadap PSAK 1 memperkenalkan terminologi baru untuk laporan laba rugi komprehensif.

    Berdasarkan amandemen terhadap PSAK 1, laporan laba rugi komprehensif telah diubah namanya menjadi

    “laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain”. Amandemen terhadap PSAK 1 mempertahankan opsi

    untuk menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain baik sebagai suatu laporan tunggal atau

    disajikan dalam dua laporan terpisah tetapi berturut-turut. Namun, amandemen terhadap PSAK 1,

    mengharuskan tambahan pengungkapan dalam bagian penghasilan komprehensif lain dimana pos-pos dari

    penghasilan komprehensif lain dikelompokkan menjadi dua kategori: (1) Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut

    ke laba rugi; dan (2) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

    PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama

    PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja

    Perubahan ini telah berdampak pada jumlah yang diakui dalam posisi laporan keuangan, laporan laba rugi

    dan penghasilan komprehensif lain pada tahun sebelumnya. Selanjutnya, PSAK 24 (revisi 2013)

    memperkenalkan beberapa perubahan penyajian dan pengungkapan atas biaya imbalan kerja lebih luas.

    Ketentuan transisi yang spesifik berlaku untuk penerapan pertama kali atas PSAK 24 (revisi 2013).

    Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan ketentuan transisi yang relevan dan menyajikan kembali jumlah-

    reklasifikasi dari pos-pos dalam laporan keuangannya, dan b) penerapan penyajian kembali retrospektif atau

    reklasifikasi mempunyai pengaruh material atas informasi dalam laporan posisi keuangan ketiga.

    Amandemen menjelaskan bahwa catatan terkait tidak perlu disajikan dalam laporan posisi keuangan ketiga.

    ii

    PSAK 15 (revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi” telah diubah namanya menjadi PSAK 15 (revisi 2013),

    “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. Ruang lingkup standar revisi diperluas untuk

    mencakup entitas yang merupakan investor dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas

    investee .

    iii

    Amandemen terhadap PSAK 24 terkait dengan perubahan akuntansi atas program imbalan pasti dan

    pesangon. Perubahan akuntansi paling signifikan terjadi pada kewajiban manfaat pasti dan aset program.

    Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar aset

    program ketika amandemen terjadi, dan karenanya meniadakan pendekatan koridor yang diijinkan dalam

    PSAK 24 versi sebelumnya dan mempercepat pengakuan biaya jasa lalu. Amandemen tersebut mensyaratkan

    seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui penghasilan komprehensif lain agar liabilitas

    (aset) imbalan pasti neto diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian telah mencerminkan jumlah

    keseluruhan dari defisit atau surplus program. Selanjutnya, sesuai dengan amandemen terhadap PSAK 24

    tersebut, penggunaan biaya bunga dan imbal hasil ekspektasian aset program sebagaimana digunakan

    dalam PSAK 24 (revisi 2013) sebelumnya diganti menjadi “Bunga Neto”, ditentukan dengan mengalikan

    liabilitas atau aset imbalan pasti neto dengan tingkat bunga.

    Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan ketentuan transisi yang relevan dan menyajikan kembali jumlah-

    jumlah komparatif atas dasar retrospektif.

    18

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru Dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi

    Keuangan (ISAK)

    PSAK 46 (revisi 2014), Pajak Penghasilan

    PSAK 48 (revisi 2014), Penurunan nilai Aset

    PSAK 48 telah diubah untuk memasukkan persyaratan dari PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar.

    PSAK 50 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian

    v

    vi

    iv

    Amandemen terhadap PSAK 46: (1) menghilangkan pengaturan tentang pajak final yang sebelumnya termasuk

    dalam ruang lingkup standar, dan (2) menetapkan praduga (rebuttable presumption ) bahwa jumlah tercatat

    properti investasi yang diukur menggunakan model nilai wajar dalam PSAK 13, Properti Investasi akan

    dipulihkan sepenuhnya melalui penjualan.

    Perusahaan dan Entitas Anak mengukur properti investasi dengan menggunakan model nilai wajar. Sebagai

    hasil dari penerapan amandemen PSAK 46, manajemen telah melakukan reviu portofolio properti investasi

    Perusahaan dan Entitas Anak dan menyimpulkan bahwa tidak ada properti investasi Perusahaan dan Entitas

    Anak yang dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat

    ekonomis atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Berdasarkan penilaian

    manajemen, Perusahaan dan Entitas Anak tidak mengakui pajak tangguhan atas perubahan nilai wajar dari

    properti investasi, dimana Perusahaan dan Entitas Anak tidak dikenakan pajak penghasilan atas penjualan

    properti investasi.

    PSAK 50 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian

    PSAK 55 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

    Standar ini juga diubah untuk memasukkan persyaratan dari PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar.

    PSAK 60 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan

    Penerapan PSAK 55 tidak mempunyai pengaruh material atas pengungkapan atau jumlah-jumlah yang diakui

    dalam laporan keuangan konsolidasian.

    viii

    Amandemen terhadap PSAK 60 menambahkan persyaratan pengungkapan transaksi termasuk pengalihan aset

    keuangan. Amandemen ini dimaksudkan untuk memberikan transparansi yang lebih besar terkait eksposur

    resiko jika aset keuangan dialihkan tetapi entitas yang mengalihkan tetap memilih keterlibatan berkelanjutan

    atas aset tersebut. Amandemen tersebut juga mensyaratkan pengungkapan jika aset keuangan dialihkan tidak

    merata sepanjang periode. Selanjutnya, entitas disyaratkan untuk mengungkapkan tentang hak saling hapus

    dan pengaturan terkait (sebagai contoh persyaratan penyerahan jaminan) untuk instrumen keuangan

    vi

    Amendemen terhadap PSAK 50 mengklarifikasi persyaratan penerapan transaksi saling hapus. Secara khusus,

    amendemen tersebut mengklarifikasi arti dari “saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum

    untuk melakukan saling hapus” dan “realisasi dan penyelesaian secara simultan”. Amendemen tersebut juga

    mengklarifikasi pajak penghasilan yang terkait dengan distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas dan

    biaya transaksinya dicatat sesuai dengan PSAK 46 (revisi 2014).

    Amandemen ini telah diterapkan secara retrospektif. Perusahaan dan Entitas Anak tidak mempunyai

    perjanjian saling hapus, penerapan amandemen tidak mempunyai pengaruh material atas pengungkapan atau

    jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian.

    vii

    Amandemen terhadap PSAK 55 memberikan panduan persyaratan untuk menghentikan akuntansi lindung

    nilai ketika derivatif ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai diinovasi berdasarkan keadaan tertentu.

    Amandemen tersebut juga mengklarifikasi bahwa setiap perubahan nilai wajar derivatif yang ditetapkan

    sebagai suatu instrumen lindung nilai akibat dari inovasi termasuk dalam penilaian dan pengukuran dari

    efektivitas lindung nilai. Selanjutnya, amandemen tersebut mengklarifikasi akuntansi dari derivatif melekat

    dalam hal reklasifikasi aset keuangan keluar dari kategori “nilai wajar melalui laba rugi”.

    dan pengaturan terkait (sebagai contoh persyaratan penyerahan jaminan) untuk instrumen keuangan

    berdasarkan perjanjian menyelesaikan secara neto yang dapat dipaksakan dan perjanjian serupa

    19

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru Dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi

    Keuangan (ISAK) (lanjutan)

    PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasian

    Manajemen melakukan penilaian apakah Perusahaan dan Entitas Anak memiliki pengendalian atas entitas

    yang dimiliki oleh Perusahaan dan Entitas Anak kurang dari 50% kepemilikan saham pada saat penerapan

    awal standar dan memutuskan bahwa Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki pengendalian atas entitas

    terkait dan penerapan ini tidak berdampak atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan

    konsolidasian tetapi dapat mempengaruhi transaksi di masa depan.

    ix

    PSAK 65 menggantikan bagian dari PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri,

    yang mengatur dengan laporan keuangan konsolidasian, dan ISAK 7, Konsolidasian – Entitas Bertujuan

    Khusus.

    Berdasarkan PSAK 65, terdapat hanya satu dasar untuk konsolidasian bagi seluruh entitas, dan dasarnya

    adalah pengendalian. Definisi pengendalian yang lebih tegas dan diperluas termasuk tiga elemen: (a)

    kekuasaan atas investee ; (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan

    investee ; dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah

    imbal hasil investor. PSAK 65 juga menambahkan pedoman penerapan untuk membantu dalam penilaian

    apakah investor mengendalikan investee dalam skenario yang kompleks. PSAK 65 mensyaratkan investor

    menilai kembali apakah investor tersebut mempunyai pengendalian atas investee pada saat ketentuan

    transisi, dan mensyaratkan penerapan pernyataan ini secara retrospektif.

    PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain

    PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar

    Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan

    Standar dan penyesuaian standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah

    1 Januari 2016, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:

    PSAK 68 mendefiniskan nilai wajar, menetapkan suatu kerangka dasar atas pengukuran nilai wajar, dan

    mensyaratkan pengungkapan tentang pengukuran nilai wajar. Ruang Lingkup PSAK 68 adalah luas; Standar

    tersebut berlaku baik pada pos-pos instrumen keuangan dan pos-pos instrumen non-keuangan ketika PSAK

    lain mensyaratkan atau mengijinkan pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar,

    kecuali kondisi tertentu.

    PSAK 68 diterapkan secara prospektif; persyaratan pengungkapan ini tidak perlu diterapkan dalam informasi

    komparatif yang disediakan untuk periode sebelum penerapan awal standar ini. Secara umum, penerapan

    PSAK 68 tidak menyebabkan pengungkapan lebih luas dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.

    konsolidasian tetapi dapat mempengaruhi transaksi di masa depan.

    x

    PSAK 67 adalah standar pengungkapan baru dan berlaku untuk entitas yang mempunyai kepentingan dalam

    entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi atau entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi.

    Pada umumnya, penerapan PSAK 67, memberikan tambahan pengungkapan yang lebih luas atas laporan

    keuangan konsolidasian lihat Catatan 1e dan 14.

    xi

    PSAK 68 menetapkan acuan tunggal atas pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai

    wajar. Standar tersebut tidak mengubah persyaratan mengenai pos-pos yang harus diukur atau diungkapkan

    pada nilai wajar.

    Standar

    - PSAK 110 (revisi 2015): Akuntansi Sukuk

    20

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru Dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi

    Keuangan (ISAK) (lanjutan)

    Penyesuaian

    PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri,

    PSAK 15: Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan

    · PSAK 19: Aset Tak berwujud,

    · PSAK 22: Kombinasi Bisnis,

    · PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan,

    · PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham, dan

    · PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar.

    Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1

    Januari 2016, dengan penerapan secara retrospektif yaitu:

    · PSAK 5: Segmen Operasi,

    · PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi,

    · PSAK 13: Properti Investasi,

    · PSAK 16: Aset Tetap,

    PSAK 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja,

    Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelahAmandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah

    1 Januari 2016, dengan penerapan secara prospektif yaitu:

    PSAK 16: Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi,

    PSAK 66: Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama.

    Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah

    PSAK 15: Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan

    Pengecualian Konsolidasi,

    PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi,

    PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan

    Pengecualian Konsolidasi, dan

    PSAK 19: Aset Tak Berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi,

    dan

    1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan

    Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan dan ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti

    Investasi.

    Standar dan amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1

    Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu PSAK 69: Agrikultur dan amandemen PSAK 16:

    Aset Tetap tentang Agrikultur: Tanaman Produktif.Aset Tetap tentang Agrikultur: Tanaman Produktif.

    21

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    e. Instrumen Keuangan

    Klasifikasi

    (i) Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

    Grup mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori berikut ini: diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,

    pinjaman dan piutang, serta tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan perolehan aset keuangan.

    Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat awal pengakuan.

    Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan

    dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai

    wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

    Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk

    tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen

    keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka

    pendek short term profit-taking yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan,

    kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

    Aset keuangan yang diklasifikasikan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan

    laba rugi adalah dimiliki untuk mencadangkan liabilitas asuransi Entitas Anak yang diukur pada nilai wajar dari

    aset terkait.

    Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan

    (ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang

    -

    - yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

    -

    (iii) Aset keuangan tersedia untuk dijual

    yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diperdagangkan, serta yang

    pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

    dalam hal Perusahaan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali

    yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

    Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya

    transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku

    bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat

    di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dilaporkan sebagai “pendapatan bunga”. Dalam

    hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari

    aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi

    konsolidasian sebagai “cadangan kerugian penurunan nilai”.

    Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah instrumen non-derivatif yang ditentukan pada kategori ini atau

    Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan

    awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan

    kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan

    laba rugi komprehensif konsolidasian dan dicatat masing-masing sebagai “keuntungan/(kerugian) yang belum

    direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan” dan “keuntungan/(kerugian) dari

    penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan

    dicatat sebagai “pendapatan bunga”.

    Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah

    ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

    Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah instrumen non-derivatif yang ditentukan pada kategori ini atau

    tidak diklasifikasikan pada kategori yang lain. Aset keuangan tersedia untuk dijual dimasukkan sebagai aset

    tidak lancar kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud melepasnya dalam kurun waktu 12

    bulan setelah akhir periode pelaporan

    22

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

    (iii) Aset keuangan tersedia untuk dijual

    Aset keuangan tersedia untuk dijual dan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

    selanjutnya dicatat sebesar nilai wajar. Pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat sebesar biaya perolehan

    diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

    Keuntungan neto yang timbul dari perubahan nilai wajar kategori “aset keuangan diukur pada nilai wajar

    melalui laporan laba rugi” disajikan pada laporan laba rugi dalam “penghasilan keuangan” dalam periode

    terjadinya. Sementara itu, kerugian bersih yang timbul dari perubahan nilai wajar kategori “aset keuangan

    diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi” disajikan pada laporan laba rugi sebagai bagian dari “biaya

    keuangan” dalam periode terjadinya. Pendapatan dividen dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar

    melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi sebagai “penghasilan lain-lain” ketika hak Grup untuk

    Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (reguler ) diakui pada tanggal perdagangan – tanggal

    dimana Grup berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Investasi pada awalnya diakui sebesar nilai

    wajarnya ditambah biaya transaksi untuk seluruh aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui

    laporan laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awalnya dicatat

    sebesar nilai wajar dan biaya transaksinya dibebankan pada laporan laba rugi

    Aset keuangan dihentikan pengakuannya ketika hak untuk menerima arus kas dari investasi tersebut telah jatuh

    tempo atau telah ditransfer dan Grup telah mentransfer secara substansial seluruh resiko dan manfaat atas

    kepemilikan aset

    (iv) Aset Keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo

    Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan untuk dimiliki

    untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga,

    valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang

    diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar

    melalui laporan laba rugi.

    Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya

    transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai

    wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan

    laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrumen ekuitas, laba rugi selisih kurs diakui sebagai

    bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual

    mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai

    wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, diakui pada

    melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi sebagai “penghasilan lain-lain” ketika hak Grup untuk

    menerima pembayaran sudah ditetapkan. Pendapatan bunga aset keuangan tersebut dicatat pada

    “penghasilan keuangan”.

    Perubahan nilai wajar efek moneter dan non moneter yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual diakui

    pada pendapatan komprehensif lainnya.

    Ketika efek diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual telah dijual, akumulasi penyesuaian nilai wajar yang

    diakui pada ekuitas dimasukkan ke dalam laporan laba rugi sebagai “penghasilan keuangan " atas "beban

    keuangan".

    Ketika efek diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi penyesuaian

    nilai wajar yang diakui pada ekuitas dimasukkan ke dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari “biaya

    keuangan”.

    Bunga atas efek yang tersedia untuk dijual dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif yang diakui

    pada laporan laba rugi sebagai “penghasilan keuangan”. Dividen dari instrumen ekuitas yang tersedia untuk

    dijual diakui pada laporan laba rugi sebagai bagian dari “penghasilan lain-lain” ketika hak Grup untuk menerima

    pembayaran sudah ditetapkan.

    wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, diakui pada

    laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

    23

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

    Liabilitas Keuangan

    Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori

    a. liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan

    b. liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

    a. liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

    Liabilitas keuangan dikeluarkan dari laporan posisi keuangan konsolidasian ketika liabilitas telah dilepaskan atau

    dibatalkan atau kadaluarsa.

    Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan

    liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai

    wajar melalui laporan laba rugi

    Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau

    dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu

    yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.

    Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen

    lindung nilai.

    Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan

    sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai

    b. liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

    f Kas dan Setara Kas

    g Piutang Usaha dan Piutang Non usaha

    Jika Perusahaan pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar

    melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan

    PSAK 55, instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan

    derivatif melekat yang harus dipisahkan

    Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar

    melalui laporan laba rugi diakui di dalam “keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen

    keuangan”.

    Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada

    nilai wajar dikurangi biaya transaksi

    Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya

    perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif

    diakui sebagai “beban bunga”.

    Setara kas meliputi deposito jangka pendek dengan jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan tetapi kurang dari satu

    tahun sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan.

    Piutang usaha merupakan jumlah yang terutang dari pelanggan atas penjualan barang dagangan atau jasa dalam

    kegiatan usaha normal. Jika piutang diperkirakan dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam

    siklus operasi normal jika lebih panjang), piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang disajikan

    sebagai aset tidak lancar.

    sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai

    “keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan”.

    Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “beban

    bunga”.

    Piutang non-usaha merupakan saldo piutang yang terkait dengan pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga atau

    pihak berelasi.

    sebagai aset tidak lancar.

    24

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    g Piutang Usaha dan Piutang Non usaha

    h Investasi Jangka Pendek

    Piutang usaha dan piutang non-usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya

    perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, apabila dampak pendiskontoan signifikan,

    dikurangi provisi atas penurunan nilai.

    Kolektibilitas piutang usaha dan piutang non-usaha ditinjau secara berkala. Piutang yang diketahui tidak tertagih,

    dihapuskan dengan secara langsung mengurangi nilai tercatatnya. Akun penyisihan digunakan ketika terdapat bukti

    yang objektif bahwa Grup tidak dapat menagih seluruh nilai terutang sesuai dengan persyaratan awal piutang.

    Kesulitan keuangan signifikan yang dialami debitur, kemungkinan debitur dinyatakan pailit atau melakukan

    reorganisasi keuangan dan gagal bayar atau menunggak pembayaran merupakan indikator yang dianggap dapat

    menunjukan adanya penurunan nilai piutang. Jumlah penurunan nilai adalah sebesar selisih antara nilai tercatat

    aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan pada tingkat suku bunga efektif awal. Arus kas terkait dengan

    piutang jangka pendek tidak didiskontokan apabila efek diskonto tidak material.

    Jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan disajikan dalam “beban penurunan nilai”. Ketika

    piutang usaha dan piutang non-usaha, yang rugi penurunan nilainya telah diakui, tidak dapat ditagih pada periode

    selanjutnya, maka piutang tersebut dihapusbukukan dengan mengurangi akun penyisihan. Jumlah yang selanjutnya

    dapat ditagih kembali atas piutang yang sebelumnya telah dihapusbukukan, dikreditkan terhadap “beban

    penurunan nilai” pada laporan laba rugi

    Investasi jangka pendek merupakan semua deposito berjangka yang akan jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan

    i Deposito yang Dibatasi Penggunaannya

    j Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

    Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 nilai tukar Rupiah sebagai berikut

    Mata Uang Per 30 Juni 2016 Per 31 Desember 2015

    Dollar AS

    Dollar Singapura

    Dollar Hongkong

    Yen Jepang

    Yuan China

    Ringgit Malaysia

    1.988 2.124

    3.278 3.210

    9.771 9.751

    1.699 1.780

    128 115

    Deposito yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito yang dijadikan sebagai jaminan sehubungan dengan

    persyaratan perjanjian pinjaman dinyatakan sebesar nilai nominalnya.

    Perusahaan menerapkan PSAK 10 (Revisi 2010),“pengaruh perubahan nilai tukar mata uang asing”, yang

    menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan

    keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian

    Perusahaan mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang

    fungsionalnya, jika ada indikator yang tercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, manajemen menggunakan

    penilaian untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari

    transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasarinya.

    Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal

    laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah

    berdasarkan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal bersangkutan. Laba atau rugi selisih

    kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

    13.180 13.795

    Investasi jangka pendek merupakan semua deposito berjangka yang akan jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan

    tetapi kurang dari satu tahun sejak tanggal penempatannya dinyatakan sebesar nilai nominal

    Ringgit Malaysia

    Ruppee India

    3.278 3.210

    209 209

    25

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    k Transaksi Dengan Pihak Berelasi

    1

    .

    Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut :

    i Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;

    Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau;

    Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

    2

    .

    Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut :

    Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama

    Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.iii

    iv Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari

    entitas ketiga.

    v Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas

    pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang

    Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak

    Berelasi”. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk

    komitmen, di dalam laporan keuangan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi

    tersebut terhadap laporan keuangan Perusahaan yang didefinisikan sebagai Pihak Berelasi di dalam PSAK ini adalah

    sebagai berikut:

    ii

    iii

    i

    ii Satu entitas adalah entitas sosial atau ventura bersama dari entitas lain atau entitas asosiasi atau ventura

    bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah

    anggotanya

    Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan yang relevan.

    Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari entitas yang bergabung,

    untuk periode terjadinya kombinasi bisnis entitas sepengendali dan untuk periode komparatif sajian, disajikan

    seolah-olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam

    sepengendalian. Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dalam kombinasi bisnis entitas sepengendali atau

    jumlah imbalan yang diterima dalam pelepasan bisnis entitas sepengendali, jika ada, dengan jumlah tercatat bisnis

    tersebut dicatat sebagai bagian dari akun "Tambahan Modal Disetor" pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

    vii Orang yang diidentifikasi dalam angka (1) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil

    manajemen kunci (atau entitas induk dari entitas)

    Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, yang mungkin tidak sama

    dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak yang tidak berelasi.

    Kecuali diungkapkan khusus sebagai pihak-pihak berelasi, maka pihak-pihak lain yang disebutkan dalam Catatan

    atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan pihak ketiga

    Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 38 (Revisi 2012), "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali" mulai tanggal 1

    Januari 2013, yang mengatur perlakuan akuntansi bagi transaksi kombinasi bisnis antar entitas sepengendali.

    Penjelasan lebih lanjut penerapan revisi PSAK diungkapkan pada Catatan 4.

    Berdasarkan PSAK No. 38, oleh karena transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak mengakibatkan

    perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan, transaksi tersebut diakui pada jumlah

    tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan

    pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang

    menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor

    vi Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi oleh orang yang

    tersebut dalam angka (1) diatas

    26

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    l Piutang Retensi

    m Tagihan Bruto Pemberi Kerja

    n Persediaan

    o Beban Dibayar Dimuka

    Piutang retensi merupakan piutang Perusahaan kepada pemberi kerja yang akan dilunasi oleh pemberi kerja

    setelah pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak.

    Piutang retensi dicatat pada saat penerimaan atas tagihan termin yang ditahan oleh pemberi kerja sejumlah

    persentase yang telah ditetapkan dalam kontrak sampai dengan masa pemeliharaan.

    Tagihan bruto pemberi kerja merupakan piutang yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi namun pekerjaan

    yang dilakukan tersebut masih dalam pelaksanaan dan disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi ditambah

    dengan laba yang diakui dikurangi dengan kerugian yang diakui dan termin.

    Tagihan bruto merupakan pendapatan yang diakui berdasar metode persentase penyelesaian sesuai berita acara

    penyelesaian pekerjaan tapi belum difakturkan disebabkan adanya beda waktu antara progres fisik dengan tanggal

    penagihan.

    Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan

    ditentukan dengan metode rata-rata bergerak. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi

    biaya perolehan menjadi nilai realisasi bersih.

    o Beban Dibayar Dimuka

    p Investasi pada Entitas Asosiasi

    Apabila terdapat bukti obyektif penurunan nilai, Kelompok Usaha menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan

    selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya, dan mengakui

    penurunan nilai tersebut dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

    Beban dibayar dimuka diamortisasikan berdasarkan masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan

    metode garis lurus.

    Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No.15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi"

    Investasi Kelompok Usaha pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi

    adalah suatu entitas dimana Kelompok Usaha mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai

    perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Kelompok Usaha atas laba atau rugi neto, dan

    penerimaan dividen dari entitas asosiasi sejak tanggal perolehan.

    Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada biaya

    perolehannya dan disajikan sebagai “Aset tidak lancar lainnya” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

    Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari

    entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Kelompok Usaha

    mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat diterapkan, dalam laporan

    perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara

    Kelompok Usaha dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Kelompok Usaha

    dalam entitas asosiasi.

    Kelompok usaha menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang objektif yang

    mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Kelompok usaha menentukan

    apakah perlu untuk mengakui rugi penurunan nilai atas investasi Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi.

    penurunan nilai tersebut dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

    27

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    p Investasi pada Entitas Asosiasi (lanjutan)

    Investasi pada asosiasi Perusahaan per 30 Juni 2016 dan per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :Prosentase kepemilikan 20%

    Domisili Jakarta

    Kegiatan utama Pembangunan dan Pengusahaan jalan tol ruas Pasuruan Probolinggo

    Tahun Pendirian 2007

    Tahun Pendirian 2007

    Prosentase kepemilikan 10,14%

    Perusahaan PT Trans Jawa Paspro

    Kepemilikan tidak langsung

    Perusahaan PT Trans Jabar Tol

    Domisili Jakarta

    Kegiatan utama Pembangunan dan Pengusahaan jalan tol ruas Ciawi Sukabumi

    Kegiatan utama Pembangunan, Perdagangan, Pertambangan dan Pertanian

    Tahun Pendirian 2005

    Prosentase kepemilikan 25%

    Kepemilikan langsung

    Perusahaan PT Bukaka Sadang Subang

    Domisili Cileungsi, Bogor

    :

    :

    :

    :

    :

    q Aset Tetap

    10 – 20 Tahun

    Mesin dan peralatan 3 – 5 Tahun

    Instalasi listrik 4 – 7 Tahun

    Kendaraan bermotor 4 – 7 Tahun

    Peralatan kantor 3 – 5 Tahun

    Mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK No.

    25, “Hak atas Tanah”. PSAK No. 16 (Revisi 2011) mengatur pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya

    penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kinerja dengan aset tersebut

    Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya

    perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria

    pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam

    laporan laba rugi pada saat terjadinya

    Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset

    tetap sebagai berikut:

    Bangunan dan prasarana

    ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU), Hak

    Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya

    perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan

    Kegiatan utama Industri Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

    Tahun Pendirian 2012

    Prosentase kepemilikan 25%

    Perusahaan PT Kerinci Merangin Hydro

    Domisili Jakarta

    atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB, dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban

    Ditangguhkan, “Neto” pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih

    pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomis tanah.

    28

  • 2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

    q Aset Tetap (lanjutan)

    Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepascan atau saat tidak ada manfaat ekonomis

    masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian

    pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset)

    dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

    Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap.

    Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset

    tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

    Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review , dan jika tidak sesuai

    dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

    Aset tetap yang tidak digunakan dan untuk dijual dalam jangka waktu satu tahun sejak tanggal klasifikasi yang

    memenuhi kriteria menurut PSAK No. 58 (Revisi 2009) tentang aset tidak lancar untuk dijual dan operasi yang

    dihentikan, dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat atau nilai wajar setelah dikurangi biaya

    untuk menjual aset tersebut dan disajikan sebagai bagian dari aset lancar dalam laporan posisi keuangan

    konsolidasian. Aset tersebut tidak disusutkan sejak tanggal klasifikasi. Jika kriteria dalam PSAK tersebut tidak

    Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya

    tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya

    aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.

    r Aset Tak Berwujud

    Pengakuan dan Pengukuran

    Aset tak berwujud diakui jika, dan hanya jika:

    Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut; dan

    Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.

    Aset Tak Berwujud yang dihasilkan secara internal

    1. Tahap penelitian atau tahap riset; dan

    (a)

    (b)

    Dalam menentukan apakah suatu aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi syarat untuk diakui,

    entitas mengelompokkan proses dihasilkannya aset tak berwujud menjadi dua tahap:

    Pengakuan suatu pos sebagai aset tak berwujud mensyaratkan entitas untuk menunjukkan bahwa pos tersebut

    memenuhi:

    (a) Definisi aset tak berwujud

    (b) Kriteria pengakuan

    Persyaratan ini diterapkan pada biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mengembangkan secara internal

    aset tak berwujud dan biaya yang terjadi kemudian untuk menambah, mengganti sebagian, atau memperbaiki

    aset tersebut.

    konsolidasian. Aset tersebut tidak disusutkan sejak tanggal klasifikasi. Jika kriteria dalam PSAK tersebut tidak

    terpenuhi, aset-aset tersebut disajikan sebagai bagian aset tidak lancar lainnya.

    Sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2011), Perusahaan diharuskan memilih antara metode biaya atau metode revaluasi

    sebagai kebijakan akuntansi untuk mengukur biaya perolehan. Sehubungan dengan ini, Perseroan memilih untuk

    menggunakan metode biaya dalam laporan keuangan konsolidasian.

    PSAK 19 “Aset Tak Berwujud” mensyaratkan entitas untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria

    tertentu dipenuhi. Pernyataan ini juga menga