judul (cover)...deposito yang dibatasi penggunaannya catatan 2i,6 piutang usaha-bersih catatan 2g,7...
TRANSCRIPT
-
1
-
Judul (Cover)
Surat Pernyataan Direksi
Daftar Isi
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan Perubahan Modal
1
2
3
4 - 5
6
7
DAFTAR ISIHalaman
Laporan Arus kas
Catatan atas Laporan Keuangan
8
9-97
3
-
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas Catatan 2f,5
Deposito yang dibatasi penggunaannya Catatan 2i,6
Piutang Usaha-bersih Catatan 2g,7
Pihak yang berelasi - bersih Catatan 2g,7
Piutang Retensi - bersih Catatan 2l,8
Tagihan bruto pemberi kerja atas
Kontrak konstruksi Catatan 2m,9
Piutang lain-lain-bersih Catatan 2g, 10
Persediaan-bersih Catatan 2n,11
Uang Muka Catatan 12 157.057.986 79.522.178
1.184.414
PT BUKAKA TEKNIK UTAMA Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 30 Juni 2016 (belum diaudit) dan 31 Desember 2015 (diaudit)
1.126.103
597.489 665.736
339.102.994 237.991.083
4.877.500 4.877.500
18.486.586 77.365.617
( disajikan dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)
30 Juni 2016 31 Desember 2015
146.600.003 149.382.845
2.106.632 2.217.333
492.582.667 421.730.208
Uang Muka Catatan 12
Pajak dibayar dimuka
JUMLAH ASET LANCAR
ASET TIDAK LANCAR
Penyertaan pada entitas anak Catatan 2t,16
Piutang lain kepada pihak yang berelasi Catatan 2k,30
Pinjaman direksi dan karyawan Catatan 2k,30
Pajak tangguhan - bersih
Aset tetap-setelah dikurangi akumulasi penyusutan
masing-masing sebesar Rp 301,033,816 Juni 2016
dan Rp. 269,365,206 Desember 2015 Catatan 2q,14
Aset lain-lain Catatan 15
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
JUMLAH ASET
157.057.986 79.522.178
1.023.468.843 1.016.247.161
2.190.106.544 1.993.214.219
812.916.451 805.988.486
11.642.460 6.834.308
1.378.759 3.944.523
27.634.360 27.705.173
156.250.000 156.250.000
13.646.813 15.524.671
4.041.430 2.088.455
1.166.637.701 976.967.058
4
-
PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI DAN
KONTRAK NON KONSTRUKSI Catatan 2v, 26
BEBAN KONTRAK KONSTRUKSI DAN
KONTRAK NON KONSTRUKSI Catatan 2v,26
LABA KOTOR
PENDAPATAN (BEBAN) USAHA LAINNYA
(Beban) Penjualan Catatan 27
(Beban) Umum dan Administrasi Catatan 28
Pendapatan (Beban) Pendanaan Catatan 29
Pendapatan (Beban) Kurs Catatan 29
Pendapatan (Beban) lainnya Catatan 29
JUMLAH BEBAN USAHA -13,59% (79.251.076) (82.354.855)
0,71% 4.131.514 (5.952.356)
-3,44% (20.062.839) (22.691.875)
-0,47% (2.737.758) 2.773.651
99.873.289 118.367.616
-0,64% (3.747.229) (4.388.703)
-9,75% (56.834.764) (52.095.572)
100,00% 583.214.247 547.004.866
78,24% 483.340.958 428.637.250
Untuk masa enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2015 ( belum diaudit)
( disajikan dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)
30 Juni 2016 30 Juni 2015
PT BUKAKA TEKNIK UTAMA Tbk
LAPORAN LABA (RUGI) KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Catatan 2w
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN Catatan 2z
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
LABA (RUGI) KOMPREHENSIF BERSIH TAHUN BERJALAN
Laba Bersih yang dapat didistribusikan kepada
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
LABA (RUGI) PER SAHAM
Laba (rugi) bersih per saham Catatan 2ab
13.841.706 28.175.153
5 11
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari Laporan Keuangan secara Keseluruhan
13.841.706 28.175.153
13.861.629 28.176.424
(19.923) (1.271)
- -
(6.780.507) (7.837.608)
2,37% 13.841.706 28.175.153
3,54% 20.622.212 36.012.761
6
-
1.198.890 2.777 1.201.668
8.945 4 8.948
Saldo Per 31
Desember 2015 892.473 689 (1.283) (5.620) - 312.631
58.604 (38) 58.565
Pendapatan
komfrehensif lain - - - 8.945 - -
1.131.342 2.812 1.134.154
Laba bersih tahun
berjalan - - - - - 58.604
Saldo laba
Yang telah
ditentukan
penggunaann
ya
Yang belum
ditentukan
penggunaan
nya
Saldo Per 31
Desember 2014 892.473 689 (1.283) (14.565) - 254.027
Keterangan Modal Saham Agio Saham
Tambahan
Modal disetor
lainnya
Akumulasi
rugi aktuaria
atas imbalan
kerja
Jumlah
Ekuitas
Kepenti- ngan
Non
Pengendali
Jumlah
Ekuitas
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (DEFISIENSI MODAL)
Untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 (belum diaudit) dan 31 Desember 2015 (diaudit)
( disajikan dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain)
PT BUKAKA TEKNIK UTAMA Tbk
1.179.651 2.797 1.182.448
- - -
Saldo Per
30 Juni 2016 892.473 689 (1.283) (5.620) 3.038 290.354
(33.081) - (33.081)
Cadangan - - - - 3.038 (3.038)
- - -
Dividen Tunai - - - - - (33.081)
13.842 20 13.862
Pendapatan
komfrehensif lain - - - - - -
1.198.890 2.777 1.201.668
Laba bersih tahun
berjalan - - - - - 13.842
Desember 2015 892.473 689 (1.283) (5.620) - 312.631
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari Laporan Keuangan secara Keseluruhan
7
-
ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok dan lain-lain
Penerimaan (Pengeluaran) kas operasi lain-lain
Kas yang dihasilkan dari operasi
Pembayaran untuk :
Pajak
Beban Keuangan
Penerimaan dari :
Pendapatan bunga
KAS BERSIH DIPEROLEH DARI AKTIVITAS OPERASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
(18.536.700) (19.470.873)
814.871 800.602
(56.037.803) (2.105.415)
(129.241.679) (81.294.549)
(39.025.826) 30.091.205
709.852 (13.526.349)
30 Juni 2016 30 Juni 2015
621.618.774 599.777.463
(531.402.921) (488.391.708)
PT BUKAKA TEKNIK UTAMA Tbk
LAPORAN ARUS KAS
Untuk enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 30 Juni 2015 ( tidak diaudit)
( disajikan dalam ribuan rupiah kecuali dinyatakan lain)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan Aset tetap
Pengurangan (kenaikan) aset lain-lain
Penerimaan (pembayaran) Kepada pihak yang mempunyai
Hubungan Istimewa
Pengurangan (Penempatan) investasi jangka pendek
KAS BERSIH DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan (pembayaran) Utang bank dan
Kreditur Asing
Pembayaran sewa pembiayaan
Pembayaran Dividen tunai
KAS BERSIH DIPEROLEH DARI AKTIVITAS PENDANAAN
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
SALDO AWAL KAS DAN SETARA KAS
SALDO KAS DAN SETARA KAS
(2.782.841) 17.594.527
149.382.844 98.320.926
146.600.003 115.915.453
(33.081.001) -
76.611.634 22.425.102
(23.356.672) (2.725.161)
124.991.037 22.991.455
(15.298.403) (566.352)
(3.107.785) 6.476.507
68.247 376.419
(15.508.982) (14.208.812)
(4.808.152) 4.630.725
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari Laporan Keuangan secara Keseluruhan
8
-
1 UMUM
a. Pendirian Perusahaan
TIDAK DIAUDIT
( dinyatakan dalam ribuan rupiah)
PT Bukaka Teknik Utama Tbk. (Perusahaan) didirikan sesuai dengan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri
No.6 tahun 1968 jo Undang-Undang No.12 tahun 1970 berdasarkan Akta No. 149 tanggal 25 Oktober 1978 oleh Notaris
Haji Bebasa Daeng Lalo, S.H. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. Y.A 5/242/7 tanggal 21 Mei 1979 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.33
Tambahan No. 251 tanggal 22 April 1980. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
dengan menyesuaikan UU PT tahun 2007 dengan Akta No. 16 tanggal 5 November 2008 oleh Notaris Masnah Sari S.H
dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
AHU-06525.AH.01.02 Tahun 2009
Pada Tahun 2010. Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan antara lain mengenai peningkatan modal dasar
dari sebesar Rp. 200.000.000 menjadi Rp. 2.000.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor perusahaan dari Rp.
70.306.000 menjadi Rp. 1.320.226.000 melalui konversi Utang perusahaan kepada kreditur sebanyak 2.499.840.000
lembar saham baru Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HTMETD). Persetujuan atas penambahan modal tanpa
HMETD dan peningkatan modal ini telah diaktakan dengan Akta No.7 tanggal 3 Desember 2010 dari Sripati Marliza,
PT BUKAKA TEKNIK UTAMA Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016
Pada tanggal 30 April 2015, Perushaan melakukan perubahan anggaran dasar sehubungan dengan peningkatan modal
dasar dari semula sebanyak 4.000.000.000 lembar saham (angka penuh) atau seluruhnya berjumlah Rp. 1.352.000.000
menjadi sebanyak 10.000.000.000 lembar saham (angka penuh) atau seluruhnya berjumlah Rp. 3.380.000.000 dengan
nilai modal nominal Rp. 338 per lembar saham (angka penuh). Perubahan tersebut telah diaktakan dengan Akta No. 26,
dibuat dihadapan Notaris H.Fedris SH, di Bogor dan telah mendapat pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-0935289.AH.01.02 Tanggal 15 Mei 2015.
Tahun 2016, terdapat pergantian direksi dan komisaris yang telah diaktakan dengan akta No.09 mengenai Berita Acara
Rapat Umum Pemegang Saham tahunan PT Bukaka Teknik Utama Tbk. Tanggal 26 Mei 2016 oleh Notaris Budi Aryanto,
S.H. Dan telah mendapat persetujuan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat
Jendral Administrasi Hukum Umum No. AHU-AH.01,03-0058316 tanggal 17 Juni 2016
Pada tanggal 26 mei 2016 sesuai dengan Agenda Rapat Umum Luar Biasa, telah disetujui rencana penambahan modal
dengan memberikan HMETD sebanyak banyaknya sebesar 7.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal sebesar
Rp. 338 per lembar saham dan Perusahaan telah menunjuk PT Maybank Kim Eng Securitas sebagai Financial Advisor,
HMETD dan peningkatan modal ini telah diaktakan dengan Akta No.7 tanggal 3 Desember 2010 dari Sripati Marliza,
S.H., Notaris di Jakarta
Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No. AHU-60234.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 27 Desember 2010
Tahun 2011, Anggaran Dasar Perusahaan diubah kembali sehubungan dengan penurunan modal dasar, modal
ditempatkan dan disetor penuh serta nilai nominal saham. Modal Dasar yang awalnya Rp2.000.000.000 diturunkan
menjadi Rp1.352.000.000, terbagi atas 4.000.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor diturunkan dari semula
sebesar Rp1.320.226.000 menjadi Rp 892.472.776 Penurunan modal disetor dilakukan melalui kuasi reorganisasi
dengan cara menurunkan nilai nominal saham dari sebelumnya Rp500 menjadi Rp338 per saham. Perubahan telah
diaktakan dengan Akta No. 20 tanggal 15 Desember 2011 Notaris H. Fedris S.H., di Bogor, dan telah mendapat
pesetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-
08119.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 16 Februari 2012.
Rp. 338 per lembar saham dan Perusahaan telah menunjuk PT Maybank Kim Eng Securitas sebagai Financial Advisor,
pelaksanaan atas rencana tersebut diatas akan dilaksanakan selambat-lambatnya 12 bulan setelah persetujuan dalam
RUPS-LB.
9
-
1 UMUM (lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan
a. Total Laba Tahun Buku 31 Desember 2015 sebesar Rp. 67.051.000.000,-
b. Digunakan sebagai penyisihan cadangan sebesar 5% atau sebesar Rp. 3.038.000.000
sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Pasal 70
c. Digunakan sebagai atau dibayarkan sebagai Dividen Tunai sebesar 50,06% atau sebesar Rp. 33.081.000.000
d. Digunakan sebagai Tantiem untuk Direksi dan Dewan Komisaris sebesar 2% atau sebesar Rp. 1.350.000.000
e. sisanya sebesar 42,94% atau sebesar Rp. 28.099.000.000 ditempatkan sebagai laba ditahan.
Dalam RUPS tanggal 26 Mei 2016 yang bertempat di Ritz Carlton Jakarta, Kawasan Mega Kuningan, Jalan DR. Idge Anak
Agung Gde Agung Kav E,1,1 Nomor 1 ruang Ballroom 5 diputuskan penggunaan laba ditahan Tahun Buku 31 Desember
2015 sbb :
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, Perusahaan bergerak dalam bidang pembuatan dan penyediaan
peralatan khusus dan bisnis lain yang termasuk di dalam industri konstruksi, Kantor Perusahaan dan Fasilitas Pabriknya
berlokasi di Bukaka Industrial Estate Jln. Raya Bekasi Cibinong Km 19.5. Cileungsi, Bogor 16820, Jawa Barat-Indonesia
Perusahaan memulai aktivitas usaha komersialnya sejak tahun 1981
-
-
Berdasarkan dengan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No. S-1960/PM/1994 tanggal 6 Desember 1994, Perusahaan
menawarkan saham kepada masyarakat sejumlah 40.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 500 per saham
dengan harga penawaran Rp 3.200 per saham. Keseluruhan saham Perusahaan sejumlah 140.612.000 lembar telah
didaftarkan dan dicatat di Bursa Efek Indonesia (sebelumnya bernama Bursa Efek Jakarta dan Surabaya).
Tindakan Perusahaan yang dapat mempengaruhi jumlah efek yang di terbitkan (corporate action) sejak penawaran
umum perdana sampai dengan saat ini adalah sebagai berikut:
Perusahaan telah merestrukturisasi sebagian Utang Perusahaan dengan cara konversi Utang menjadi modal
saham dimana telah disetujui oleh para pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2010. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-60234.AH.01.02 Tahun 2010
tanggal 27 Desember 2010.
Perusahaan melakukan kuasi reorganisasi sesuai dengan PSAK 51 (Revisi 2003) dengan menggunakan neraca
tanggal 30 Juni 2011 melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diaktakan dengan Akta No.
20 tanggal 15 Desember 2011 Notaris H. Fedris S.H., di Bogor.
Dimana, Anggaran Dasar Perusahaan diubah kembali sehubungan dengan penurunan modal dasar, modal ditempatkan
dan disetor penuh serta nilai nominal saham. Modal Dasar yang awalnya Rp2.000.000.000 diturunkan menjadi
Rp1.352.000.000, terbagi atas 4.000.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor diturunkan dari semula sebesar
Rp1.320.226.000 menjadi Rp892.472.776. Penurunan modal disetor dilakukan melalui kuasi reorganisasi dengan cara
menurunkan nilai nominal saham dari sebelumnya Rp500 menjadi Rp338 per saham. Perubahan telah diaktakan
dengan Akta No. 20 tanggal 15 Desember 2011 Notaris H. Fedris S.H., di Bogor, dan telah mendapat pesetujuan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.AHU-08119.AH.01.02. Tahun 2012
tanggal 16 Februari 2012
10
-
1 UMUM (lanjutan)
c. Penghapusan dan Pencatatan Kembali Efek Perusahaan
d. Komisaris, Direksi dan Karyawan
Presiden Komisaris : Suhaeli Kalla
Komisaris : Solihin Jusuf Kalla
Komisaris Independen : Letjen (Purn) Sumarsono, SH.
Penghapusan pencatatan saham perusahaan dari bursa tersebut karena sesuai sesuai dengan Peraturan Pencatatan
Saham PT Bursa Efek Indonesia Nomor I-B, saham PT Bukaka Teknik Utama Tbk telah memenuhi syarat untuk dilakukan
penghapusan pencatatan saham oleh bursa, yaitu memiliki ekuitas negatif selama 3 (tiga) tahun berturut-turut (setelah
tercatat di bursa) dan perdagangan saham dihentikan (suspensi) selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut karena
alasan apapun.
Berdasarkan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah diaktakan berdasarkan Akta No.4
tanggal 6 Juni 2012, Notaris Sianny, SH, Notaris di Bogor, Pemegang saham telah memberikan persetujuan kepada
Perusahaan untuk mencatatkan kembali saham Perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia.
Terhitung tanggal 29 Juni 2015, Perusahaan telah kembali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan surat No. S-0833/BEJ-PSR/08-2006 tanggal 8 Agustus 2006. yang menjadi efektif tanggal 9 Agustus 2006,
Bursa Efek Indonesia telah menghapus saham perusahaan (delisting ) dari papan pencatatan dengan dihapusnya
saham perusahaan dari papan pencatatan bursa saham maka perusahaan tidak lagi memiliki liabilitas sebagai
perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Presiden Direktur : Irsal Kamaruddin
Direktur : Saptiastuti Hapsari
Direktur : Sofiah Balfas
Direktur : Devindra Ratzarwin
Direktur : Abdullah Afifuddin Suhaeli
Direktur : Teguh Wicaksana Sari
Direktur Independen : Marulam Sitohang
Presiden Komisaris : Suhaeli Kalla
Komisaris : Solihin Jusuf Kalla
: Letjen (Purn) Sumarsono, SH.
Komisaris Independen : Zulkarnain
Presiden Direktur : Irsal Kamaruddin
Direktur Independen : Marulam Sitohang
Direktur : Saptiastuti Hapsari
Direktur : Sofiah Balfas
Direktur : Devindra Ratzarwin
e. Struktur Group
Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Perusahaan dan Entitas Anak, dimana Perusahaan memiliki
kepemilikan saham atas entitas anak tersebut.
PT Bukaka Mandiri Sejahtera - Perusahaan pengolahan hasil tambang - Kepemilikan 95.00%
PT Bukaka Forging Industri - Perusahaan Spart Kendaraan bermotor - Kepemilikan 96.81%
PT Bukaka Energi - Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air - Kepemilikan 99.00%
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :
Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015, Perusahaan mempunyai masing-masing 689 orang dan 680 orang
karyawan, yang tersebar dikantor pusat dan dilokasi-lokasi proyek
PT Bukaka Energi - Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air - Kepemilikan 99.00%
PT Bukaka Mega Investama -Perusahaan Investasi - Kepemilikan 99%
11
-
1 UMUM (lanjutan)
e. Struktur Group
Kepemilikan tidak langsung melalui PT Bukaka Energi
PT Anoa Hydro Power Industri Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) : 99.00%
PT Ussu Hydro Power Industri Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) : 99.00%
PT Mappung Hydro Power Industri Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) : 99.00%
PT Sakita Hydro Power Industri Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) : 99.00%
Kepemilikan tidak langsung melalui PT Bukaka Mandiri Sejahtera
PT Mitra Karya Agung Lestari Industri Pertambangan : 51.00%
PT Bukaka Mandiri Sejahtera (BMS)
PT Bukaka Mandiri Sejahtera (”BMS”) didirikan tanggal 4 Juni 2008 berdasarkan Akta No.2 oleh Notaris Andy Azis, S.H.
Akta pendirian ini belum mendapat pengesahan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Tahun 2012, Anggaran
Dasar Perusahaan diubah sehubungan perubahan maksud dan tujuan usaha serta kepemilikan saham. Persetujuan
atas perubahan maksud dan tujuan usaha serta kepemilikan saham ini telah diaktakan dengan Akta No.3 tanggal 29
Maret 2012 dari Andy Azis, S.H., notaris di Tangerang.
Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. AHU-37252.AH.01.01 Tahun 2012 tanggal 10 Juli 2012
Sampai dengan 30 Juni 2016, entitas anak tersebut masih dalam tahap pengembangan dan belum mulai beroperasi
secara komersial
PT Bukaka Energi
PT Anoa Hydro Power
Rp.
Persetujuan atas peningkatan modal ini telah diaktakan dengan Akta No. 2 tanggal 16 Desember 2014 oleh Notaris
Andy Azis, S.H., Notaris di Tangerang. Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-0133803.40.80.2014 Tanggal 19 Desember 2014.
Pada tahun 2013, PT Bukaka Energi oleh Perusahaan belum dikonsolidasikan, karena secara substansi belum
dilakukan penyetoran modal.
Pada Tahun 2014, PT Bukaka Energi mengakuisisi beberapa perusahaan yang bergerak dibidang pembangkit listrik
tenaga mini hydro (PLTM) dengan rincian sebagai berikut :
Berdasarkan Akta pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 6 yang dibuat oleh notaris Andy Azis, S.H., pada
tanggal 17 Desember 2014, PT Bukaka Energi mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT Anoa Hydro Power dengan
nilai transaksi Rp2.475.000.
Akta perubahan pemegang saham PT Anoa Hydro Power telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-48092.40.22.2014 Tanggal 19 Desember 2014
Harga Perolehan 2.475.000
BMS memiliki maksud dan tujuan usaha dalam bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pembangunan
dan jasa, BMS Berkantor pusat di Cileungsi - Bogor
Sampai saat ini BMS belum melakukan kegiatan operasionalnya.
PT Bukaka Energi (“BE”) didirikan atas Akta Notaris Andy Aziz No. 3 tertanggal 10 Juni 2013, dengan Akta Perubahan
No. 8 tertanggal 24 Desember 2013 dengan Akta Perubahan No. 8 tertanggal 24 Desember 2013.
PT Bukaka Energi menjalankan usaha industri Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan cakupan kegiatan usaha
termasuk di antaranya jasa operator dan pendistribusian energi listrik tenaga air serta konsultasi bidang energi listrik
tenaga air. Perusahaan ini didirikan dengan modal dasar sebesar Rp10.000.000 dengan modal ditempatkan dan
disetor 50% sebesar Rp5.000.000 dengan peningkatan modal dasar menjadi Rp24.000.000 dan modal ditempatkan
dan disetor penuh Rp12.000.000
Rp.
Rp.
Rp.
Nilai buku kepemilikan PT Anoa Hydro Power 5.394.086
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali (2.919.086)
Harga Perolehan 2.475.000
12
-
1 UMUM (lanjutan)
e. Struktur Group
PT Sakita Hydro Power
Rp.
Rp.
Rp.
PT Mappung Hydro Power
Berdasarkan Akta pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 3 yang dibuat oleh Notaris Andy Azis, S.H., pada
tanggal 17 Desember 2014, PT Bukaka Energi mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT Mappung Hydro Power
dengan nilai transaksi Rp2.475.000
Akta perubahan pemegang saham PT Mappung Hydro Power telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-0133764.40.80.2014 Tanggal 19 Desember 2014
Harga Perolehan 1.980.000
Nilai buku kepemilikan PT Sakita Hydro Power 839.959
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali 1.140.041
Berdasarkan Akta pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 4 yang dibuat oleh Notaris Andy Azis, S.H., pada
tanggal 17 Desember 2014, PT Bukaka Energi mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT Sakita Hydro Power dengan
nilai transaksi Rp1.980.000.
Akta perubahan pemegang saham PT Sakita Hydro Power telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-0133720.40.80.2014 Tanggal 19 Desember 2014
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
PT Bukaka Forging Industries
Pada tanggal 22 Desember 2014,PT Bukaka Teknik Utama Tbk. mengakuisisi 96,81% kepemilikan saham PT Bukaka
Forging Industries dari PT Indonusa Harapan Masa dengan nilai transaksi Rp47.500.000. Berdasarkan Akta No. 9
tanggal 22 Desember 2014 oleh Notaris Andy Azis S.H., di Tangerang tentang Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham mengenai Pengalihan Saham dari PT Indonusa Harapan Masa kepada PT Bukaka Teknik Utama Tbk.
Nilai buku kepemilikan PT Ussu Hydro Power 1.196.455
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali 1.278.545
Pembayaran atas pembelian saham-saham tersebut dilakukan oleh PT Bukaka Energi dengan cara menyetorkan
dana ke PT Anoa Hydro Power, PT Sakita Hydro Power, PT Mappung Hydro Power dan PT Ussu Hydro Power
sebagai pelunasan setoran modal PT Bukaka Teknik Utama Tbk. yang belum disetorkan sebelumnya.
Sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2012) "Kombinasi Bisnis Entitas Pengendali" sehubungan dengan selisih nilai
transaksi antar entitas sepengendali dicatat sebagai tambahan modal disetor lainnya.
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali 3.096.777
PT Ussu Hydro Power
Berdasarkan Akta pernyataan Keputusan Pemegang Saham No. 5 yang dibuat oleh Notaris Andy Azis, S.H., pada
tanggal 17 Desember 2014, PT Bukaka Energi mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT Usu Hydro Power dengan
nilai transaksi Rp2.475.000
Akta perubahan pemegang saham PT Ussu Hydro Power telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-0133842.40.80.2014 Tanggal 19 Desember 2014
Harga Perolehan 2.475.000
Harga Perolehan 2.475.000
Nilai buku kepemilikan PT Mappung Hydro Power (621.777)
13
-
1 UMUM (lanjutan)
e. Struktur Group
Rp.
Rp.
Rp.
Akte pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Nilai buku kepemilikan PT Bukaka Forging Industri 48.813.333
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali (1.313.333)
PT Bukaka Mega Investama
PT Bukaka Mega Investama didirikan atas Akta Notaris Andy Aziz No. 4 tertanggal 27 Juli 2015, PT Bukaka Mega
Investama menjalankan usaha di bidang jasa, perdagangan, pembangunan, Industri dan Pertambangan dengan
cakupan kegiatan usaha termasuk di antaranya jasa operator dan pendistribusian energi listrik tenaga air serta
konsultasi bidang energi listrik tenaga air. Perusahaan ini didirikan dengan modal dasar sebesar Rp 600.000.000(enam
ratus milliar rupiah) dengan modal ditempatkan dan disetor 25% sebesar Rp 150.000.000. (seratus lima puluh milliar
rupiah)
PT Bukaka Forging Industries
Akta perubahan pemegang saham PT Bukaka Forging Industries telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-48313.40.22.2014 Tanggal 22
Desember 2014
Transaksi pembelian tersebut dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepentingan karena merupakan
transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, sesuai dengan PSAK No.38 (Revisi 2012) “Kombinasi Bisnis
Entitas Sepengendali”
Harga Perolehan 47.500.000
Akte pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor : AHU-2449150.AH.0101 tahun 2015 tanggal 29 Juli 2015
14
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a Pernyataan Kepatuhan
b Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan Keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang
meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang
diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), serta peraturan Pasar
Modal yang berlaku antara lain peraturan BAPEPAM-LK No. VIII.G7. tentang "Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan" berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. 347/BL/2012 tentang penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan emiten atau Perusahaan publik.
Laporan keuangan konsolidasian Grup disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian,
dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan
konsolidasian yang relevan
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan metode langsung (direct method) yang menyajikan penerimaan
dan pengeluaran kas dan setara kas yang dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah mata uang
Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan
Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik atas kinerja keuangan Grup, karena sifat dan jumlahnya yang
signifikan, beberapa item pendapatan dan beban telah disajikan secara terpisah
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat
pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap
laporan keuangan konsolidasian.
Entitas Anak
Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) dimana Perusahaan/Grup Perusahaan
memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan
lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan
atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Grup mengendalikan entitas lain. Entitas anak
dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal pengendalian dialihkan kepada Grup, dan entitas anak tidak
dikonsolidasikan sejak tanggal Grup kehilangan pengendalian.
Grup melakukan transaksi dengan kepentingan non-pengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Grup.
Untuk pembelian dari kepentingan non-pengendali, selisih antara imbalan yang dibayarkan dan bagian yang
diakuisisi atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan dan kerugian pelepasan
kepentingan non-pengendali juga dicatat pada ekuitas.
Ketika Grup tidak lagi memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, kepentingan yang masih tersisa atas entitas
diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan nilai tercatat diakui dalam laporan laba rugi
Kecuali dinyatakan dibawah ini, kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten dengan laporan keuangan
konsolidasian tahunan untuk bulan yang berakhir 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 yang telah sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
komprehensif.
15
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
c.
i rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan non-pengendali (KNP);
kehilangan pengendalian pada entitas anak;
perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian;
hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan
konsolidasi atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang
iii
iv
v
PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok
entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak,
pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi
tambahan.
Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis
Transaksi dengan Kepentingan Non Pengendali
Nilai wajar adalah nilai tercatat awal untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai
entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada
pendapatan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolah-olah Grup telah melepas aset
atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif
lain direklasifikasi pada laporan laba rugi komprehensif.
Prinsip Konsolidasian
Grup menerapkan secara retrospektif PSAK 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif:
ii
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Grup:
- menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill ) dan liabilitas entitas anak
- menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
- menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat diekuitas, bila ada
- menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill ) dan liabilitas entitas anak
- menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
- menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat diekuitas, bila ada
- mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima
- mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
-
-
Entitas-entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Grup memperoleh
pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian
Kerugian entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan
KNP mempunyai saldo defisit
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi
komprehensif; dan
mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya
ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba, sebagaimana mestinya
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas-entitas anak yang tidak dapat diatribusikan
secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing masing disajikan dalam laporan laba rugi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas anaknya seperti yang
disebutkan pada Catatan 1e, yang dimiliki oleh Perusahaan (secara langsung atau tidak langsung) dengan
kepemilikan saham lebih dari 50% dan dikendalikan oleh Perusahaan
Seluruh transaksi material dan saldo akun antar-perusahaan (termasuk laba atau rugi yang signifikan yang belum
direalisasi) telah dieliminasi
secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing masing disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
16
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
c.
Grup menerapkan secara prospektif PSAK 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis
Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK 22 (Revisi 2010), sejak tanggal 1 Januari 2011, Grup
- menghentikan amortisasi goodwill;
- mengeliminasi jumlah tercatat akumulasi amortisasi goodwill terkait; dan
-
Prinsip Konsolidasian
Kombinasi Bisnis
melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuai dengan PSAK 48 (Revisi 2009) "Penurunan Nilai Aset".
Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur
berdasarkan nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap
KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang
diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari
entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan dimasukkan ke dalam beban-
beban administrasi.
Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup menentukan dan mengklasifikasikan aset keuangan yang
diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan
kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.
Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis
d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru Dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK)
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur berdasarkan harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai
agregat imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas jumlah aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih
tersebut diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif.
Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.
Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi
dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (UPK) dari Grup yang diharapkan akan bermanfaat dari sinergi
kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan kepada UPK
tersebut
Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dilepas, maka goodwill
yang terkait dengan operasi yang dilepas tersebut dimasukkan ke dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika
menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepas tersebut diukur berdasarkan nilai
relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
Dalam tahun berjalan, Perusahaan dan Entitas Anak telah menetapkan standar dan interpretasi baru dan revisi
yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan
operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai tanggal 01 Januari 2015.
kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pihak pengakuisisi mengukur kembali kepentingan
ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi berdasarkan nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui
keuntungan atau kerugian yang dihasilkan di dalam laporan laba rugi komprehensif.
operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai tanggal 01 Januari 2015.
17
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru Dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK)
PSAK 1 (revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan
Amandemen ini telah diterapkan secara retrospektif, dan oleh karena itu penyajian pos penghasilan
komprehensif lain telah dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan tersebut.
Amandemen PSAK 1 juga relevan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak mengenai jika laporan posisi
keuangan pada posisi awal periode terdekat sebelumnya (laporan posisi keuangan ketiga) dan catatan terkait
harus disajikan. Amandemen menjelaskan bahwa laporan posisi keuangan ketiga diharuskan jika a) suatu
entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, atau penyajian kembali retrospektif atau
reklasifikasi dari pos-pos dalam laporan keuangannya, dan b) penerapan penyajian kembali retrospektif atau
i
Amandemen terhadap PSAK 1 memperkenalkan terminologi baru untuk laporan laba rugi komprehensif.
Berdasarkan amandemen terhadap PSAK 1, laporan laba rugi komprehensif telah diubah namanya menjadi
“laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain”. Amandemen terhadap PSAK 1 mempertahankan opsi
untuk menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain baik sebagai suatu laporan tunggal atau
disajikan dalam dua laporan terpisah tetapi berturut-turut. Namun, amandemen terhadap PSAK 1,
mengharuskan tambahan pengungkapan dalam bagian penghasilan komprehensif lain dimana pos-pos dari
penghasilan komprehensif lain dikelompokkan menjadi dua kategori: (1) Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut
ke laba rugi; dan (2) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja
Perubahan ini telah berdampak pada jumlah yang diakui dalam posisi laporan keuangan, laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain pada tahun sebelumnya. Selanjutnya, PSAK 24 (revisi 2013)
memperkenalkan beberapa perubahan penyajian dan pengungkapan atas biaya imbalan kerja lebih luas.
Ketentuan transisi yang spesifik berlaku untuk penerapan pertama kali atas PSAK 24 (revisi 2013).
Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan ketentuan transisi yang relevan dan menyajikan kembali jumlah-
reklasifikasi dari pos-pos dalam laporan keuangannya, dan b) penerapan penyajian kembali retrospektif atau
reklasifikasi mempunyai pengaruh material atas informasi dalam laporan posisi keuangan ketiga.
Amandemen menjelaskan bahwa catatan terkait tidak perlu disajikan dalam laporan posisi keuangan ketiga.
ii
PSAK 15 (revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi” telah diubah namanya menjadi PSAK 15 (revisi 2013),
“Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. Ruang lingkup standar revisi diperluas untuk
mencakup entitas yang merupakan investor dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas
investee .
iii
Amandemen terhadap PSAK 24 terkait dengan perubahan akuntansi atas program imbalan pasti dan
pesangon. Perubahan akuntansi paling signifikan terjadi pada kewajiban manfaat pasti dan aset program.
Amandemen mensyaratkan pengakuan perubahan dalam kewajiban manfaat pasti dan nilai wajar aset
program ketika amandemen terjadi, dan karenanya meniadakan pendekatan koridor yang diijinkan dalam
PSAK 24 versi sebelumnya dan mempercepat pengakuan biaya jasa lalu. Amandemen tersebut mensyaratkan
seluruh keuntungan dan kerugian aktuaria diakui segera melalui penghasilan komprehensif lain agar liabilitas
(aset) imbalan pasti neto diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian telah mencerminkan jumlah
keseluruhan dari defisit atau surplus program. Selanjutnya, sesuai dengan amandemen terhadap PSAK 24
tersebut, penggunaan biaya bunga dan imbal hasil ekspektasian aset program sebagaimana digunakan
dalam PSAK 24 (revisi 2013) sebelumnya diganti menjadi “Bunga Neto”, ditentukan dengan mengalikan
liabilitas atau aset imbalan pasti neto dengan tingkat bunga.
Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan ketentuan transisi yang relevan dan menyajikan kembali jumlah-
jumlah komparatif atas dasar retrospektif.
18
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru Dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK)
PSAK 46 (revisi 2014), Pajak Penghasilan
PSAK 48 (revisi 2014), Penurunan nilai Aset
PSAK 48 telah diubah untuk memasukkan persyaratan dari PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar.
PSAK 50 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian
v
vi
iv
Amandemen terhadap PSAK 46: (1) menghilangkan pengaturan tentang pajak final yang sebelumnya termasuk
dalam ruang lingkup standar, dan (2) menetapkan praduga (rebuttable presumption ) bahwa jumlah tercatat
properti investasi yang diukur menggunakan model nilai wajar dalam PSAK 13, Properti Investasi akan
dipulihkan sepenuhnya melalui penjualan.
Perusahaan dan Entitas Anak mengukur properti investasi dengan menggunakan model nilai wajar. Sebagai
hasil dari penerapan amandemen PSAK 46, manajemen telah melakukan reviu portofolio properti investasi
Perusahaan dan Entitas Anak dan menyimpulkan bahwa tidak ada properti investasi Perusahaan dan Entitas
Anak yang dimiliki dalam model bisnis yang bertujuan untuk mengonsumsi secara substansial seluruh manfaat
ekonomis atas investasi properti dari waktu ke waktu, bukan melalui penjualan. Berdasarkan penilaian
manajemen, Perusahaan dan Entitas Anak tidak mengakui pajak tangguhan atas perubahan nilai wajar dari
properti investasi, dimana Perusahaan dan Entitas Anak tidak dikenakan pajak penghasilan atas penjualan
properti investasi.
PSAK 50 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK 55 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
Standar ini juga diubah untuk memasukkan persyaratan dari PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar.
PSAK 60 (revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan
Penerapan PSAK 55 tidak mempunyai pengaruh material atas pengungkapan atau jumlah-jumlah yang diakui
dalam laporan keuangan konsolidasian.
viii
Amandemen terhadap PSAK 60 menambahkan persyaratan pengungkapan transaksi termasuk pengalihan aset
keuangan. Amandemen ini dimaksudkan untuk memberikan transparansi yang lebih besar terkait eksposur
resiko jika aset keuangan dialihkan tetapi entitas yang mengalihkan tetap memilih keterlibatan berkelanjutan
atas aset tersebut. Amandemen tersebut juga mensyaratkan pengungkapan jika aset keuangan dialihkan tidak
merata sepanjang periode. Selanjutnya, entitas disyaratkan untuk mengungkapkan tentang hak saling hapus
dan pengaturan terkait (sebagai contoh persyaratan penyerahan jaminan) untuk instrumen keuangan
vi
Amendemen terhadap PSAK 50 mengklarifikasi persyaratan penerapan transaksi saling hapus. Secara khusus,
amendemen tersebut mengklarifikasi arti dari “saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum
untuk melakukan saling hapus” dan “realisasi dan penyelesaian secara simultan”. Amendemen tersebut juga
mengklarifikasi pajak penghasilan yang terkait dengan distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas dan
biaya transaksinya dicatat sesuai dengan PSAK 46 (revisi 2014).
Amandemen ini telah diterapkan secara retrospektif. Perusahaan dan Entitas Anak tidak mempunyai
perjanjian saling hapus, penerapan amandemen tidak mempunyai pengaruh material atas pengungkapan atau
jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian.
vii
Amandemen terhadap PSAK 55 memberikan panduan persyaratan untuk menghentikan akuntansi lindung
nilai ketika derivatif ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai diinovasi berdasarkan keadaan tertentu.
Amandemen tersebut juga mengklarifikasi bahwa setiap perubahan nilai wajar derivatif yang ditetapkan
sebagai suatu instrumen lindung nilai akibat dari inovasi termasuk dalam penilaian dan pengukuran dari
efektivitas lindung nilai. Selanjutnya, amandemen tersebut mengklarifikasi akuntansi dari derivatif melekat
dalam hal reklasifikasi aset keuangan keluar dari kategori “nilai wajar melalui laba rugi”.
dan pengaturan terkait (sebagai contoh persyaratan penyerahan jaminan) untuk instrumen keuangan
berdasarkan perjanjian menyelesaikan secara neto yang dapat dipaksakan dan perjanjian serupa
19
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru Dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) (lanjutan)
PSAK 65, Laporan Keuangan Konsolidasian
Manajemen melakukan penilaian apakah Perusahaan dan Entitas Anak memiliki pengendalian atas entitas
yang dimiliki oleh Perusahaan dan Entitas Anak kurang dari 50% kepemilikan saham pada saat penerapan
awal standar dan memutuskan bahwa Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki pengendalian atas entitas
terkait dan penerapan ini tidak berdampak atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
konsolidasian tetapi dapat mempengaruhi transaksi di masa depan.
ix
PSAK 65 menggantikan bagian dari PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri,
yang mengatur dengan laporan keuangan konsolidasian, dan ISAK 7, Konsolidasian – Entitas Bertujuan
Khusus.
Berdasarkan PSAK 65, terdapat hanya satu dasar untuk konsolidasian bagi seluruh entitas, dan dasarnya
adalah pengendalian. Definisi pengendalian yang lebih tegas dan diperluas termasuk tiga elemen: (a)
kekuasaan atas investee ; (b) eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee ; dan (c) kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah
imbal hasil investor. PSAK 65 juga menambahkan pedoman penerapan untuk membantu dalam penilaian
apakah investor mengendalikan investee dalam skenario yang kompleks. PSAK 65 mensyaratkan investor
menilai kembali apakah investor tersebut mempunyai pengendalian atas investee pada saat ketentuan
transisi, dan mensyaratkan penerapan pernyataan ini secara retrospektif.
PSAK 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar
Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan
Standar dan penyesuaian standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah
1 Januari 2016, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:
PSAK 68 mendefiniskan nilai wajar, menetapkan suatu kerangka dasar atas pengukuran nilai wajar, dan
mensyaratkan pengungkapan tentang pengukuran nilai wajar. Ruang Lingkup PSAK 68 adalah luas; Standar
tersebut berlaku baik pada pos-pos instrumen keuangan dan pos-pos instrumen non-keuangan ketika PSAK
lain mensyaratkan atau mengijinkan pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar,
kecuali kondisi tertentu.
PSAK 68 diterapkan secara prospektif; persyaratan pengungkapan ini tidak perlu diterapkan dalam informasi
komparatif yang disediakan untuk periode sebelum penerapan awal standar ini. Secara umum, penerapan
PSAK 68 tidak menyebabkan pengungkapan lebih luas dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.
konsolidasian tetapi dapat mempengaruhi transaksi di masa depan.
x
PSAK 67 adalah standar pengungkapan baru dan berlaku untuk entitas yang mempunyai kepentingan dalam
entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi atau entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi.
Pada umumnya, penerapan PSAK 67, memberikan tambahan pengungkapan yang lebih luas atas laporan
keuangan konsolidasian lihat Catatan 1e dan 14.
xi
PSAK 68 menetapkan acuan tunggal atas pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai
wajar. Standar tersebut tidak mengubah persyaratan mengenai pos-pos yang harus diukur atau diungkapkan
pada nilai wajar.
Standar
- PSAK 110 (revisi 2015): Akuntansi Sukuk
20
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
d. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Baru Dan Revisi (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) (lanjutan)
Penyesuaian
PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri,
PSAK 15: Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan
· PSAK 19: Aset Tak berwujud,
· PSAK 22: Kombinasi Bisnis,
· PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan,
· PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham, dan
· PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar.
Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2016, dengan penerapan secara retrospektif yaitu:
· PSAK 5: Segmen Operasi,
· PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi,
· PSAK 13: Properti Investasi,
· PSAK 16: Aset Tetap,
PSAK 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja,
Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelahAmandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah
1 Januari 2016, dengan penerapan secara prospektif yaitu:
PSAK 16: Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi,
PSAK 66: Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama.
Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah
PSAK 15: Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan
Pengecualian Konsolidasi,
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi,
PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan
Pengecualian Konsolidasi, dan
PSAK 19: Aset Tak Berwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi,
dan
1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan dan ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti
Investasi.
Standar dan amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu PSAK 69: Agrikultur dan amandemen PSAK 16:
Aset Tetap tentang Agrikultur: Tanaman Produktif.Aset Tetap tentang Agrikultur: Tanaman Produktif.
21
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan
Klasifikasi
(i) Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Grup mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori berikut ini: diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
pinjaman dan piutang, serta tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan perolehan aset keuangan.
Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat awal pengakuan.
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan
dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk
tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen
keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka
pendek short term profit-taking yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan,
kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan yang diklasifikasikan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi adalah dimiliki untuk mencadangkan liabilitas asuransi Entitas Anak yang diukur pada nilai wajar dari
aset terkait.
Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan
(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang
-
- yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
-
(iii) Aset keuangan tersedia untuk dijual
yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diperdagangkan, serta yang
pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
dalam hal Perusahaan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali
yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya
transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat
di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dilaporkan sebagai “pendapatan bunga”. Dalam
hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari
aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi
konsolidasian sebagai “cadangan kerugian penurunan nilai”.
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah instrumen non-derivatif yang ditentukan pada kategori ini atau
Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan
awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan
kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian dan dicatat masing-masing sebagai “keuntungan/(kerugian) yang belum
direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan” dan “keuntungan/(kerugian) dari
penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan
dicatat sebagai “pendapatan bunga”.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah instrumen non-derivatif yang ditentukan pada kategori ini atau
tidak diklasifikasikan pada kategori yang lain. Aset keuangan tersedia untuk dijual dimasukkan sebagai aset
tidak lancar kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud melepasnya dalam kurun waktu 12
bulan setelah akhir periode pelaporan
22
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan)
(iii) Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual dan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
selanjutnya dicatat sebesar nilai wajar. Pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat sebesar biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Keuntungan neto yang timbul dari perubahan nilai wajar kategori “aset keuangan diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi” disajikan pada laporan laba rugi dalam “penghasilan keuangan” dalam periode
terjadinya. Sementara itu, kerugian bersih yang timbul dari perubahan nilai wajar kategori “aset keuangan
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi” disajikan pada laporan laba rugi sebagai bagian dari “biaya
keuangan” dalam periode terjadinya. Pendapatan dividen dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi sebagai “penghasilan lain-lain” ketika hak Grup untuk
Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (reguler ) diakui pada tanggal perdagangan – tanggal
dimana Grup berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Investasi pada awalnya diakui sebesar nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi untuk seluruh aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awalnya dicatat
sebesar nilai wajar dan biaya transaksinya dibebankan pada laporan laba rugi
Aset keuangan dihentikan pengakuannya ketika hak untuk menerima arus kas dari investasi tersebut telah jatuh
tempo atau telah ditransfer dan Grup telah mentransfer secara substansial seluruh resiko dan manfaat atas
kepemilikan aset
(iv) Aset Keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan untuk dimiliki
untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga,
valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya
transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai
wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan
laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrumen ekuitas, laba rugi selisih kurs diakui sebagai
bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual
mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai
wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, diakui pada
melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi sebagai “penghasilan lain-lain” ketika hak Grup untuk
menerima pembayaran sudah ditetapkan. Pendapatan bunga aset keuangan tersebut dicatat pada
“penghasilan keuangan”.
Perubahan nilai wajar efek moneter dan non moneter yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual diakui
pada pendapatan komprehensif lainnya.
Ketika efek diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual telah dijual, akumulasi penyesuaian nilai wajar yang
diakui pada ekuitas dimasukkan ke dalam laporan laba rugi sebagai “penghasilan keuangan " atas "beban
keuangan".
Ketika efek diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi penyesuaian
nilai wajar yang diakui pada ekuitas dimasukkan ke dalam laporan laba rugi sebagai bagian dari “biaya
keuangan”.
Bunga atas efek yang tersedia untuk dijual dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif yang diakui
pada laporan laba rugi sebagai “penghasilan keuangan”. Dividen dari instrumen ekuitas yang tersedia untuk
dijual diakui pada laporan laba rugi sebagai bagian dari “penghasilan lain-lain” ketika hak Grup untuk menerima
pembayaran sudah ditetapkan.
wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, diakui pada
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
23
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
e. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Liabilitas Keuangan
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori
a. liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan
b. liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
a. liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan dikeluarkan dari laporan posisi keuangan konsolidasian ketika liabilitas telah dilepaskan atau
dibatalkan atau kadaluarsa.
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan
liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau
dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu
yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.
Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen
lindung nilai.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan
sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai
b. liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
f Kas dan Setara Kas
g Piutang Usaha dan Piutang Non usaha
Jika Perusahaan pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar
melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan
PSAK 55, instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan
derivatif melekat yang harus dipisahkan
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi diakui di dalam “keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen
keuangan”.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada
nilai wajar dikurangi biaya transaksi
Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif
diakui sebagai “beban bunga”.
Setara kas meliputi deposito jangka pendek dengan jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan tetapi kurang dari satu
tahun sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan.
Piutang usaha merupakan jumlah yang terutang dari pelanggan atas penjualan barang dagangan atau jasa dalam
kegiatan usaha normal. Jika piutang diperkirakan dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam
siklus operasi normal jika lebih panjang), piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang disajikan
sebagai aset tidak lancar.
sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai
“keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan”.
Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “beban
bunga”.
Piutang non-usaha merupakan saldo piutang yang terkait dengan pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga atau
pihak berelasi.
sebagai aset tidak lancar.
24
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
g Piutang Usaha dan Piutang Non usaha
h Investasi Jangka Pendek
Piutang usaha dan piutang non-usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, apabila dampak pendiskontoan signifikan,
dikurangi provisi atas penurunan nilai.
Kolektibilitas piutang usaha dan piutang non-usaha ditinjau secara berkala. Piutang yang diketahui tidak tertagih,
dihapuskan dengan secara langsung mengurangi nilai tercatatnya. Akun penyisihan digunakan ketika terdapat bukti
yang objektif bahwa Grup tidak dapat menagih seluruh nilai terutang sesuai dengan persyaratan awal piutang.
Kesulitan keuangan signifikan yang dialami debitur, kemungkinan debitur dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan dan gagal bayar atau menunggak pembayaran merupakan indikator yang dianggap dapat
menunjukan adanya penurunan nilai piutang. Jumlah penurunan nilai adalah sebesar selisih antara nilai tercatat
aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan pada tingkat suku bunga efektif awal. Arus kas terkait dengan
piutang jangka pendek tidak didiskontokan apabila efek diskonto tidak material.
Jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi dan disajikan dalam “beban penurunan nilai”. Ketika
piutang usaha dan piutang non-usaha, yang rugi penurunan nilainya telah diakui, tidak dapat ditagih pada periode
selanjutnya, maka piutang tersebut dihapusbukukan dengan mengurangi akun penyisihan. Jumlah yang selanjutnya
dapat ditagih kembali atas piutang yang sebelumnya telah dihapusbukukan, dikreditkan terhadap “beban
penurunan nilai” pada laporan laba rugi
Investasi jangka pendek merupakan semua deposito berjangka yang akan jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan
i Deposito yang Dibatasi Penggunaannya
j Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
Pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 nilai tukar Rupiah sebagai berikut
Mata Uang Per 30 Juni 2016 Per 31 Desember 2015
Dollar AS
Dollar Singapura
Dollar Hongkong
Yen Jepang
Yuan China
Ringgit Malaysia
1.988 2.124
3.278 3.210
9.771 9.751
1.699 1.780
128 115
Deposito yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito yang dijadikan sebagai jaminan sehubungan dengan
persyaratan perjanjian pinjaman dinyatakan sebesar nilai nominalnya.
Perusahaan menerapkan PSAK 10 (Revisi 2010),“pengaruh perubahan nilai tukar mata uang asing”, yang
menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan
keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian
Perusahaan mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang
fungsionalnya, jika ada indikator yang tercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, manajemen menggunakan
penilaian untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari
transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasarinya.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal
laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah
berdasarkan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal bersangkutan. Laba atau rugi selisih
kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
13.180 13.795
Investasi jangka pendek merupakan semua deposito berjangka yang akan jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan
tetapi kurang dari satu tahun sejak tanggal penempatannya dinyatakan sebesar nilai nominal
Ringgit Malaysia
Ruppee India
3.278 3.210
209 209
25
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
k Transaksi Dengan Pihak Berelasi
1
.
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut :
i Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau;
Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
2
.
Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut :
Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama
Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.iii
iv Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari
entitas ketiga.
v Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak
Berelasi”. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk
komitmen, di dalam laporan keuangan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi
tersebut terhadap laporan keuangan Perusahaan yang didefinisikan sebagai Pihak Berelasi di dalam PSAK ini adalah
sebagai berikut:
ii
iii
i
ii Satu entitas adalah entitas sosial atau ventura bersama dari entitas lain atau entitas asosiasi atau ventura
bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah
anggotanya
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan yang relevan.
Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari entitas yang bergabung,
untuk periode terjadinya kombinasi bisnis entitas sepengendali dan untuk periode komparatif sajian, disajikan
seolah-olah penggabungan tersebut telah terjadi sejak awal periode entitas yang bergabung berada dalam
sepengendalian. Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dalam kombinasi bisnis entitas sepengendali atau
jumlah imbalan yang diterima dalam pelepasan bisnis entitas sepengendali, jika ada, dengan jumlah tercatat bisnis
tersebut dicatat sebagai bagian dari akun "Tambahan Modal Disetor" pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
vii Orang yang diidentifikasi dalam angka (1) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil
manajemen kunci (atau entitas induk dari entitas)
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, yang mungkin tidak sama
dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak yang tidak berelasi.
Kecuali diungkapkan khusus sebagai pihak-pihak berelasi, maka pihak-pihak lain yang disebutkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan pihak ketiga
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 38 (Revisi 2012), "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali" mulai tanggal 1
Januari 2013, yang mengatur perlakuan akuntansi bagi transaksi kombinasi bisnis antar entitas sepengendali.
Penjelasan lebih lanjut penerapan revisi PSAK diungkapkan pada Catatan 4.
Berdasarkan PSAK No. 38, oleh karena transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali tidak mengakibatkan
perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang dipertukarkan, transaksi tersebut diakui pada jumlah
tercatat berdasarkan metode penyatuan kepemilikan
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang
menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor
vi Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi oleh orang yang
tersebut dalam angka (1) diatas
26
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
l Piutang Retensi
m Tagihan Bruto Pemberi Kerja
n Persediaan
o Beban Dibayar Dimuka
Piutang retensi merupakan piutang Perusahaan kepada pemberi kerja yang akan dilunasi oleh pemberi kerja
setelah pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak.
Piutang retensi dicatat pada saat penerimaan atas tagihan termin yang ditahan oleh pemberi kerja sejumlah
persentase yang telah ditetapkan dalam kontrak sampai dengan masa pemeliharaan.
Tagihan bruto pemberi kerja merupakan piutang yang berasal dari pekerjaan kontrak konstruksi namun pekerjaan
yang dilakukan tersebut masih dalam pelaksanaan dan disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi ditambah
dengan laba yang diakui dikurangi dengan kerugian yang diakui dan termin.
Tagihan bruto merupakan pendapatan yang diakui berdasar metode persentase penyelesaian sesuai berita acara
penyelesaian pekerjaan tapi belum difakturkan disebabkan adanya beda waktu antara progres fisik dengan tanggal
penagihan.
Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan
ditentukan dengan metode rata-rata bergerak. Penyisihan penurunan nilai persediaan dilakukan untuk mengurangi
biaya perolehan menjadi nilai realisasi bersih.
o Beban Dibayar Dimuka
p Investasi pada Entitas Asosiasi
Apabila terdapat bukti obyektif penurunan nilai, Kelompok Usaha menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan
selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya, dan mengakui
penurunan nilai tersebut dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Beban dibayar dimuka diamortisasikan berdasarkan masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan
metode garis lurus.
Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No.15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi"
Investasi Kelompok Usaha pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi
adalah suatu entitas dimana Kelompok Usaha mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai
perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Kelompok Usaha atas laba atau rugi neto, dan
penerimaan dividen dari entitas asosiasi sejak tanggal perolehan.
Investasi pada saham yang tidak tersedia nilai wajarnya dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada biaya
perolehannya dan disajikan sebagai “Aset tidak lancar lainnya” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian mencerminkan bagian atas hasil operasi dari
entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Kelompok Usaha
mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat diterapkan, dalam laporan
perubahan ekuitas konsolidasian. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara
Kelompok Usaha dengan entitas asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Kelompok Usaha
dalam entitas asosiasi.
Kelompok usaha menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang objektif yang
mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Kelompok usaha menentukan
apakah perlu untuk mengakui rugi penurunan nilai atas investasi Kelompok Usaha dalam entitas asosiasi.
penurunan nilai tersebut dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
27
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
p Investasi pada Entitas Asosiasi (lanjutan)
Investasi pada asosiasi Perusahaan per 30 Juni 2016 dan per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:Prosentase kepemilikan 20%
Domisili Jakarta
Kegiatan utama Pembangunan dan Pengusahaan jalan tol ruas Pasuruan Probolinggo
Tahun Pendirian 2007
Tahun Pendirian 2007
Prosentase kepemilikan 10,14%
Perusahaan PT Trans Jawa Paspro
Kepemilikan tidak langsung
Perusahaan PT Trans Jabar Tol
Domisili Jakarta
Kegiatan utama Pembangunan dan Pengusahaan jalan tol ruas Ciawi Sukabumi
Kegiatan utama Pembangunan, Perdagangan, Pertambangan dan Pertanian
Tahun Pendirian 2005
Prosentase kepemilikan 25%
Kepemilikan langsung
Perusahaan PT Bukaka Sadang Subang
Domisili Cileungsi, Bogor
:
:
:
:
:
q Aset Tetap
10 – 20 Tahun
Mesin dan peralatan 3 – 5 Tahun
Instalasi listrik 4 – 7 Tahun
Kendaraan bermotor 4 – 7 Tahun
Peralatan kantor 3 – 5 Tahun
Mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK No.
25, “Hak atas Tanah”. PSAK No. 16 (Revisi 2011) mengatur pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya
penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kinerja dengan aset tersebut
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya
perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria
pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam
laporan laba rugi pada saat terjadinya
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset
tetap sebagai berikut:
Bangunan dan prasarana
ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU), Hak
Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pakai (HP) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya
perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan
Kegiatan utama Industri Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Tahun Pendirian 2012
Prosentase kepemilikan 25%
Perusahaan PT Kerinci Merangin Hydro
Domisili Jakarta
atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB, dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban
Ditangguhkan, “Neto” pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih
pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomis tanah.
28
-
2 IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
q Aset Tetap (lanjutan)
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepascan atau saat tidak ada manfaat ekonomis
masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset)
dimasukkan dalam laporan laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap.
Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset
tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review , dan jika tidak sesuai
dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Aset tetap yang tidak digunakan dan untuk dijual dalam jangka waktu satu tahun sejak tanggal klasifikasi yang
memenuhi kriteria menurut PSAK No. 58 (Revisi 2009) tentang aset tidak lancar untuk dijual dan operasi yang
dihentikan, dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat atau nilai wajar setelah dikurangi biaya
untuk menjual aset tersebut dan disajikan sebagai bagian dari aset lancar dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian. Aset tersebut tidak disusutkan sejak tanggal klasifikasi. Jika kriteria dalam PSAK tersebut tidak
Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan biaya-biaya
tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya
aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen.
r Aset Tak Berwujud
Pengakuan dan Pengukuran
Aset tak berwujud diakui jika, dan hanya jika:
Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut; dan
Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Aset Tak Berwujud yang dihasilkan secara internal
1. Tahap penelitian atau tahap riset; dan
(a)
(b)
Dalam menentukan apakah suatu aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi syarat untuk diakui,
entitas mengelompokkan proses dihasilkannya aset tak berwujud menjadi dua tahap:
Pengakuan suatu pos sebagai aset tak berwujud mensyaratkan entitas untuk menunjukkan bahwa pos tersebut
memenuhi:
(a) Definisi aset tak berwujud
(b) Kriteria pengakuan
Persyaratan ini diterapkan pada biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mengembangkan secara internal
aset tak berwujud dan biaya yang terjadi kemudian untuk menambah, mengganti sebagian, atau memperbaiki
aset tersebut.
konsolidasian. Aset tersebut tidak disusutkan sejak tanggal klasifikasi. Jika kriteria dalam PSAK tersebut tidak
terpenuhi, aset-aset tersebut disajikan sebagai bagian aset tidak lancar lainnya.
Sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2011), Perusahaan diharuskan memilih antara metode biaya atau metode revaluasi
sebagai kebijakan akuntansi untuk mengukur biaya perolehan. Sehubungan dengan ini, Perseroan memilih untuk
menggunakan metode biaya dalam laporan keuangan konsolidasian.
PSAK 19 “Aset Tak Berwujud” mensyaratkan entitas untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria
tertentu dipenuhi. Pernyataan ini juga menga