jtptunimus gdl gigihmegaw 7183-2-7bab1 w

6
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan disuatu laboratorium klinik. Pemeriksaan hematologi ini digunakan oleh klinisi sebagai dasar untuk penanganan penderita oleh karena itu pemeriksaan hematologi ini harus dikerjakan dengan baik dan benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi yang baik ( Ina s timan, 2006) Darah merupakan bagian penting dari sistem transport darah, berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang diperlukan oleh tubuh, darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu plasma darah merupakan bagian yang cair. Bagian korpuskuli yakni benda-benda darah yang terdiri dari sel darah putih atau leukosit, sel darah merah atau eritrosit dan sel pembekuan darah atau trombosit. (Depkes RI, 2001) Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk kepentingan klinik. Tujuan pemeriksaan labortorium klinik adalah untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit pada penderita. Sebelum hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan oleh bagian laboratorium tentulah melalui berbagai penanganan. Tahap-tahap penanganan dalam pemeriksaan laboratorium haruslah diperhatikan secara memadai agar

Upload: dwi-yuli-yanto

Post on 05-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

lala

TRANSCRIPT

Page 1: Jtptunimus Gdl Gigihmegaw 7183-2-7bab1 w

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan yang sering

dilakukan disuatu laboratorium klinik. Pemeriksaan hematologi ini

digunakan oleh klinisi sebagai dasar untuk penanganan penderita oleh

karena itu pemeriksaan hematologi ini harus dikerjakan dengan baik dan

benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

yang baik ( Ina s timan, 2006)

Darah merupakan bagian penting dari sistem transport darah,

berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang diperlukan oleh tubuh,

darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua

bagian besar, yaitu plasma darah merupakan bagian yang cair. Bagian

korpuskuli yakni benda-benda darah yang terdiri dari sel darah putih atau

leukosit, sel darah merah atau eritrosit dan sel pembekuan darah atau

trombosit. (Depkes RI, 2001)

Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan

untuk kepentingan klinik. Tujuan pemeriksaan labortorium klinik adalah

untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit pada penderita. Sebelum

hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan oleh bagian laboratorium

tentulah melalui berbagai penanganan. Tahap-tahap penanganan dalam

pemeriksaan laboratorium haruslah diperhatikan secara memadai agar

Page 2: Jtptunimus Gdl Gigihmegaw 7183-2-7bab1 w

2

dapat dicegah yang tidak sesuai dengan keadaan penderita. (Purwanto AP,

1997)

Pemeriksaan laboratorium diantaranya meliputi pemeriksaan

hematologi, yang meliputi penetapan kadar hemoglobin, hitung jumlah

leukosit, eritrosit, trombosit, retikulosit, hematokrit, penetapan laju endap

darah. Parameter-parameter tersebut dapat dilakukan dengan manual dan

automatik.

Pemeriksaan laju endap darah merupakan pemeriksaan

laboratorium yang sederhana dan murah walaupun pemeriksaan ini tidak

spesifik akan tetapi peningkatan yang sangat tinggi (lebih dari 100

mm/jam) dapat merupakan tanda adanya penyakit auto-immune seperti

systemic lupus erythematosus/ SLE, dan rheumatoid arthritis,serta

penyakit ginjal kronis. Pemeriksaan laju endap darah menggambarkan

komposisi plasma dan perbandingan antara eritrosit dengan plasma.

(Herdiman T. Pohan,2004).

Pengertian laju endap darah mengukur kecepatan endapan sel

darah didalam plasma yang dinyatakan dalam satuan mm/jam.

Pemeriksaan laju endap darah ini menggunakan cara westergreen (Kosasih

EN,2009)

Agar darah yang diperiksa jangan sampai membeku dapat dipakai

bermacam-macam antikoagulan. Tidak semua macam antikoagulan dapat

dipakai karena ada yang terlalu banyak berpengaruh terhadap bentuk

eritrosit atau leukosit yang akan diperiksa morfologinya. Yang dapat

Page 3: Jtptunimus Gdl Gigihmegaw 7183-2-7bab1 w

3

dipakai ialah : EDTA, Heparin, Natrium sitrat 3,8%, campuran

amoniumoxalat dan kaliumoxalat.(Gandasoebrata 2007)

Berdasarkan antikoagulan yang digunakan maka dianjurkan

pemeriksaan laju endap darah cara westergren menggunakan antikoagulan

EDTA dan natrium sitrat 3,8% yang merupakan pemeriksaan standar.

Pemeriksaan laju endap darah dengan antikoagulan EDTA dan NaCl

sebagai modifikasi dari pemeriksaan standart.

Na sitrat dan larutan NaCl digunakan sebagai pengencer pada

pemeriksaan LED. Pada pemeriksaan LED dengan menggunakan metode

westergren standart biasanya menggunakan natrium sitrat 3,8% dan NaCl

0,85%. Natrium sitrat 3,8% merupakan larutan yang isotonik dengan

darah, larutan isotonik secara sederhana adalah larutan yang memiliki

kandungan garam mineral sama dengan sel tubuh dan darah. Dengan

demikian, larutan itu memiliki tekanan yang sama dengan pembuluh

darah. Jadi cairan yang isotonik adalah cairan yang memiliki tekanan

osmosis yang sama dengan cairan yang berada dalam sel manusia.disebut

isotonik karena keseimbangan kepekatan larutan yang masuk sama dengan

kepekatan cairan darah.(Rina indrawati, 2009). dan dipakai untuk

percobaan hemorganik dan untuk laju endap darah cara westergreen,

sedangkan NaCl 0,85% yang dikenal sebagai garam merupakan larutan

yang memiliki tingkat tekanan osmotik yang tinggi, tekanan osmotik

adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesetimbangan

osmotik antara suatu larutan dan pelarut murninya yang dipisahkan oleh

Page 4: Jtptunimus Gdl Gigihmegaw 7183-2-7bab1 w

4

suatu membran yang dapat ditembus hanya oleh pelarut tersebut. Dengan

kata lain, tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk

menghentikan osmosis, yaitu gerakan molekul melewati membran

semipermeabel ke larutan yang lebih pekat. Tekanan osmotik merupakan

salah satu sifat koligatif larutan.(wikipedia), NaCl 0,85% merupakan

garam fisiologis dimana garam fisiologis merupakan larutan fisiologis

adalah larutan yang digunakan untuk mengencerkan, NaCl adalah garam

yang berbentuk kristal, atau bubuk berwarna putih, NaCl dapat larut dalam

air tetapi tidak dapat larut dalam alkohol, NaCl digunakan dalam proses

kimia dalam skala besar produksi senyawa yang mengandung sodium dan

khalar. Pada waktu proses elektrolisis secara besar-besaran di perkenalkan

,telah dapat dibuat bermacam-macam senyawa dengan bahan baku NaCl,

misalnya Asam klorida, Natrium karbonat, Natrium sulfit, dan senyawa

lain. Garam fisiologis atau phsiologi (pz) biasanya digunakan untuk

pengganti aquades saat pengecatan, untuk larutan infuse, untuk pengencer

dan pengawetan suatu zat. (Dharmawan,N.S 2002). Oleh karena itu NaCl

0,85% juga bisa digunakaan sebagai larutan pengencer. Kedua larutan

tersebut memungkinkan sebagai pemeriksaan LED, tetapi belum diketahui

apakah terdapat perbedaan nilai LED.

Juga dilaboratorium daerah kalimantan timur peneliti melihat

dimana pada pemeriksaan LED selain menggunakan Natrium sitrat 3,8%

disana juga menggunakan NaCl 0,85%. Oleh karena hal tersebut melatar

belakangi peneliti untuk mengambil judul penelitian di atas dan

Page 5: Jtptunimus Gdl Gigihmegaw 7183-2-7bab1 w

5

mendorong peniliti untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil LED

dengan menggunakan kedua larutan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalah yaitu

apakah ada perbedaan penggunaan Natrium sitrat dan larutan NaCl pada

darah EDTA terhadap hasil LED metode westergren.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan penggunaan larutan

pengencer Natrium sitrat dan NaCl darah EDTA terhadap hasil LED

metode westergren.

2. Tujuan khusus

a. Mengukur LED dengan larutan pengencer Natrium sitrat 3,8%

b. Mengukur LED dengan larutan pengencer NaCl 0,85%

c. Membedakan hasil LED dengan larutan pengencer natrium sitrat

3,8% dan larutan pengencer NaCl 0,85%

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai media latihan untuk

mengaplikasikan kembali teori serta praktik yang pernah dipelajari

selama mengikuti perkuliahan dan dapat menambah wawasan berfikir

mengenai pengaruh larutan pengencer terhadap pemeriksaan LED

2. Bagi akademik analis kesehatan, hasil penelitian diharapkan dapat

menjadi dokumen akademik dan sebagai salah satu bahan referensi

Page 6: Jtptunimus Gdl Gigihmegaw 7183-2-7bab1 w

6

bagi peneliti lain yang bermanfaat untuk melakukan penelitian

dibidang hematologi dimasa yang akan datang

3. Bagi tenaga laboratorium, dapat memberikan informasi atau masukan

dan pertimbangan bagi tenaga laboratorium/ para klinisi tentang

pengukuran LED dan dalam memilih reagen dengan tepat.