jenis wacana, kohesi, dan koherensi pada fiksi mini …

90
JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Amry Nur Hidayat 144114010 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI

DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Amry Nur Hidayat

144114010

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

Skripsi

JENIS WACANA, KOBESI, DAN KOBERENSI PADA FIKSI MINI

DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER

Oleh

al 31 .L.n~""; '1018tangg 0:: .

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

Skripsi

JENIS WACANA, KOBESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI

DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Amry NUT Hidayat

144114010

Ketua

Sekretaris

Penguji

3. Prof Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum.

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Januari 2018

Penulis

Amry Nur Hidayat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

v

Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah

untuk Kepentingan Akademis

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Amry Nur Hidayat

Nim : 144114010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Jenis Wacana,

Kohesi, dan Koherensi pada Fiksi Mini dalam Media Sosial Twitter”.

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya

di internet atau media yang lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai pemilik.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal 11 Januari 2018

Yang menyatakan,

Amry Nur Hidayat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

vi

Skripsi ini saya persembahkan

untuk Bapak Komari dan Mamak Suparmi sebagai piala.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

vii

Bismilahirohmanirohim—Al-Fatihah

Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata—Pablo Picaso

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

viii

KATA PENGANTAR

Dengan nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang. Puji syukur

penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas segala rencana-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Jenis Wacana, Kohesi, dan Koherensi

pada Fiksi Mini dalam Media Sosial Twitter”. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Program Studi

Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak, baik

langsung atau pun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis bertanggung jawab

untuk mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak tersebut. Pertama,

almarhum Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I pada

awal skripsi ini dimulai. Beliau telah menyediakan banyak waktu untuk

mendengarkan dan mengoreksi argumen penulis sehingga akhirnya diperoleh

kematangan cara mengolah rumusan masalah.

Kedua, Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. sebagai pembimbing II

yang akhirnya menjadi dosen pembimbing tunggal bagi penulis dalam

mengerjakan skripsi. Selain keahlian dalam bidangnya, kesantunan dan

kerendahhatian Profesor Praptomo membuat penulis sangat termotivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Ketiga, seluruh dosen Program Studi Sastra Indonesia: almarhum Drs.

Hery Antono, M.Hum., S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum., Drs. B. Rahmanto,

M.Hum., Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., Sony Christian Sudarsono, S.S.,

M.A., M.M. Sinta Wardani, S.S., M.A., dan Dra. F. Tjahdrasih Adji, M.Hum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

ix

yang telah menuntun dan membekali berbagai ilmu pengetahuan selama

perkuliahan.

Keempat, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap staf

sekretariat Fakultas Sastra atas pelayanan administrasi, baik pelayanan mengenai

perkuliahan atau pun bantuan selama penulis berkegiatan dalam organisasi

Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia.

Pihak lain yang mendorong dan menyemangati penulis dalam

mengerjakan skripsi ini adalah keluarga dan sahabat. Penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada Bapak Komari, Mamak Suparmi, Dik Anisa, serta

Maria Anna Wulan Wahyuni.

Yogyakarta, 11 Januari 2018

Penulis

Amry Nur Hidayat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

x

ABSTRAK

Hidayat, Amry Nur. 2017. “Jenis Wacana, Kohesi, dan Koherensi pada Fiksi Mini

dalam Media Sosial Twitter. Skripsi Strata Satu (S1). Program Studi

Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas

Sanata Dharma.

Fiksi mini adalah karya sastra Indonesia pendek yang berkembang di

media sosial twitter. Skripsi ini membahas tentang jenis wacana, kohesi, dan

koherensi pada karya sastra tersebut. Jenis wacana yang dimaksud didasarkan

pada keaktifan partisipan, sementara kohesi dan koherensi digunakan untuk

menentukan kepaduan (hanya) pada tubuh fiksi mini, tidak termasuk topik dan

unsur lain. Tiga teori tersebut ditujukan untuk menentukan jenis-jenis wacana

pada fiksi mini, mendeskripsikan kohesi pada fiksi mini, dan mendeskripsikan

koherensi pada fiksi mini.

Data penelitian ini diambil dari akun twitter @fiksimini menggunakan

teknik catat sebanyak 100 data pada tahun 2017. Selanjutnya, data dianalisis

menggunakan metode agih dan teknik bagi unsur langsung (BUL). Hasil analisis

tersebut kemudian disajikan menggunakan metode informal, yaitu penyajian

menggunakan bahasa dan kata-kata.

Hasil penelitian ini meliputi tiga hal. Pertama, jenis wacana dalam fiksi

mini, yaitu wacana monolog dan wacana campuran monolog dan dialog. Kedua,

kohesi pada fiksi mini, yaitu kohesi kolokasi, kohesi penunjukan, kohesi

penggantian, kohesi pelesapan, kohesi antonimi, kohesi sinonimi, dan kohesi

hiponimi. Ketiga, koherensi pada fiksi mini, yaitu koherensi logis, koherensi

perian, koherensi kronologis, dan stimulus-respons.

Kata kunci : fiksi mini, jenis wacana, kohesi, koherensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

xi

ABSTRACT

Hidayat, Amry Nur. 2017. “Kind of Discourse, Cohesion, and Coherence at Fiksi

Mini in Social Media Twitter. Undergraduate thesis. Study Program of

Indonesian Literary, Indonesia Literatuture Course, Sanata Dharma

University.

Fiksi mini is Indonesia short literature in social media twitter. This thesis

discusses kind of discourse, cohesion, and coherence in fiksi mini. Kind of

discourse that mentioned is basis to active participan, while cohesion and

coherence used for determine of discourses solid. That is mean only in fiksi mini

body, not included topic or another element. Three teory that mentioned used for

determine kind of discourse, describing cohesion in fiksi mini, and describing

coherence in fiksi mini.

Data of this research taked from twitter akun @fiksimini by note

technique. Furthrmore, datas analyzing by opportion method and straight devide

element (BUL). The result dished by informal method, that is dishing with

language and words.

Result of this research included three matter. First, kind of discourse in

fiksi mini, that is monologue discourse, mixed discourse monologue and dialogue,

and mixed discourse monologue and monologue. Second, cohesion in fiksi mini,

that is collocation cohesion, refence cohesion, subtitution cohesion, ellypsis

cohesion, antonymi cohesion, synonimi cohesion, and hyponimi cohesion. Third,

coherence in fiksi mini, that is time sequence coherence, logic coherence, perian

coherence, and stimulus-respons coherence.

Keyword : fiksi mini, kind of discourse, cohesion, coherence

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

MOTTO ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

ABSTRAK .................................................................................................. x

ABSTRACT .................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR SIMBOL ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 8

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ...................................................................... 8

1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................... 9

1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................ 9

1.5 Tinjauan Pustaka .................................................................................. 9

1.6 Landasan Teori ..................................................................................... 11

1.6.1 Fiksi Mini ................................................................................. 11

1.6.2 Jenis Wacana Berdasarkan Keaktifan Partisipan ..................... 16

1.6.3 Kohesi....................................................................................... 18

1.6.4 Koherensi ................................................................................. 23

1.7 Metode Penelitian ................................................................................ 26

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................... 27

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ............................................ 28

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ..................................... 30

1.8 Sistematika Penyajian .......................................................................... 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

xiii

BAB II JENIS WACANA PADA FIKSI MINI

2.1 Pengantar .............................................................................................. 32

2.2 Wacana Monolog ................................................................................. 32

2.3 Wacana Campuran Monolog dan Dialog ............................................. 34

BAB III KOHESI PADA FIKSI MINI

3.1 Pengantar .............................................................................................. 38

3.2 Kohesi Kolokasi ................................................................................... 38

3.3 Kohesi Penunjukan .............................................................................. 40

3.4 Kohesi Penggantian ............................................................................. 41

3.5 Kohesi Pelesapan ................................................................................. 43

3.6 Kohesi Antonimi .................................................................................. 44

3.7 Kohesi Sinonimi ................................................................................... 46

3.8 Kohesi Hiponimi .................................................................................. 46

BAB IV KOHERENSI PADA FIKSI MINI

4.1 Pengantar .............................................................................................. 49

4.2 Koherensi Logis ................................................................................... 49

4.2.1 Koherensi Logis Kausalitas ........................................................ 49

4.2.2 Koherensi Logis Kontras ............................................................ 51

4.3 Koherensi Perian .................................................................................. 53

4.4 Koherensi Kronologis .......................................................................... 54

4.5 Koherensi Stimulus-respons ................................................................ 57

BAB V PENUTUP

1.1 Kesimpulan .......................................................................................... 61

1.2 Saran .................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 63

LAMPIRAN ............................................................................................... 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

xiv

DAFTAR SIMBOL

ikalimat : kalimat/ bagian (i) fiksi mini

iikalimat : kalimat/ bagian (ii) fiksi mini; dst.

kata/frasai :

kata atau frasa yang ada pada kalimat atau bagian (i) fiksi mini

kata/frasaii :

kata atau frasa yang ada pada kalimat atau bagian (ii) fiksi mini;

dst.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fiksi mini merupakan karya sastra di Indonesia yang memiliki bentuk

singkat serupa puisi namun memiliki isi serupa prosa. Berdasarkan bentuk, pada

awalnya fiksi mini memiliki panjang maksimal 140 karakter termasuk spasi dengan

atau tanpa judul. Hal tersebut karena dalam produksinya, fiksi mini memanfaatkan

media sosial twitter yang pada awalnya hanya memperbolehkan 140 karakter atau

kurang dalam sekali unggahan teks (tahun 2018 telah berubah menjadi 280

karakter). Sementara berdasarkan isi, fiksi mini tetap berusaha menyampaikan

adegan-adegan lengkap dan sistematis kepada pembaca seperti prosa panjang.

Dalam diktum yang ditulis oleh salah satu pionir fiksi mini, Agus Noor

(2010), diungkapkan bahwa konsep karya sastra ini menyampaikan cerita seluas

mungkin menggunakan kalimat sependek mungkin. Artinya, dengan bentuk

singkatnya fiksi mini diharapkan mampu menunjukan gagasan luas. Oleh karena

itu, penulis mengimpretasikan kalimat singkat yang dirangkai dalam karya sastra

ini harus memenuhi syarat sebagai sebuah wacana utuh. Berikut ini adalah contoh-

contoh fiksi mini:

(1) (Topik: berkelindan)

@AsepSud30979859 DI BAWAH PURNAMA - Cinta Romi dan Juli

bersemi diikuti ekor mereka yang berkelindan.

(Diunggah pada 25 Juli 2017)

(2) (Topik: rekonsilisiasi)

@omrtw PEDANG DAN TOMBAK - "Tuanku dan tuanmu telah berdamai,

lantas?" "Entahlah, yang penting aku nampak menakutkan bagimu!"

(Diunggah pada 16 Mei 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

2

(3) (Topik: cebak)

@LelakiPesisir MENAMBANG - "Diam!" teriak Ibu. Di mulut kami emas-

emas menggumpal.

(Diunggah pada 14 Maret 2017)

Ketiga contoh fiksi mini di atas merupakan contoh yang telah ditulis

lengkap dengan topik dan tanggal pengunggahan oleh akun media sosial twitter

fiksi mini, yaitu @fiksimini. Adapun tubuh fiksi mini yang sebenarnya dari tiga

contoh tersebut adalah sebagai berikut:

(1) DI BAWAH PURNAMA - Cinta Romi dan Juli bersemi diikuti ekor mereka

yang berkelindan. Fiksi mini

(2) PEDANG DAN TOMBAK - "Tuanku dan tuanmu telah berdamai, lantas?"

"Entahlah, yang penting aku nampak menakutkan bagimu!"

(3) MENAMBANG - "Diam!" teriak Ibu. Di mulut kami emas-emas

menggumpal.

Adapun penampakan fiksi mini di dalam media sosial twitter adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

3

Fiksi mini juga memiliki bagian-bagian tertentu yang tidak dapat diabaikan.

Fiksi mini selalu didahului oleh nama penulisnya, yaitu satu kata atau gugus huruf

yang diawali tanda “@”. Kemudian, meskipun tidak selalu ada, umumnya fiksi mini

diawali dengan judul. Judul tersebut ditulis menggunakan kata atau kalimat

bercetak kapital. Selanjutnya, di sebelah kanan judul terdapat isi fiksi mini. Isi fiksi

mini dapat terdiri dari satu atau dua kalimat. Oleh sebab itu, untuk selanjutnya

peniliti akan menulis data lengkap dengan topik dan tanggal pengunggahan, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

4

angka romawi bercetak superscript di setiap awal kalimat yang menjadi bagian

fiksi mini, sebagai berikut:

(1) (Topik: berkelindan)

@AsepSud30979859 iDI BAWAH PURNAMA - iiCinta Romi dan Juli

bersemi diikuti ekor mereka yang berkelindan.

(Diunggah pada 25 Juli 2017)

(2) (Topik: rekonsilisiasi)

@omrtw iPEDANG DAN TOMBAK – ii“Tuanku dan tuanmu telah

berdamai, lantas?” iii“Entahlah, yang penting aku nampak menakutkan

bagimu!”

(Diunggah pada 16 Mei 2017)

(3) (Topik: cebak)

@LelakiPesisir iMENAMBANG – ii“Diam!” teriak Ibu. iiiDi mulut kami

emas-emas menggumpal.

(Diunggah pada 14 Maret 2017)

Berdasarkan fiksi mini di atas dapat terlihat bahwa ketiganya memiliki

perbedaan. Pada fiksi mini (1) terlihat bahwa penulis menyajikan karyanya

menggunakan satu partisipan yang mengungkapkan cerita, yaitu narator yang

dijalankan oleh pembaca. Berlainan dengan data (1), pada fiksi mini (2), selain pada

bagian judul yang menggunakan satu partisipan sebagai narator, terlihat bahwa fiksi

mini ini menampilkan dua partisipan lain yang saling bercakap. Hal tersebut terlihat

dari adanya dua tuturan yang masing-masing diapit tanda petik ganda (“).

Sementara itu, pada fiksi mini (3), gaya tuturan langsung seperti fiksi mini (2)

muncul berdampingan dengan gaya pemaparan seperti fiksi mini (1). Namun, kedua

tuturan tersebut tidak saling bersahutan dan kedua partisipannya tidak bertukar

peran sebagai pendengar dan pembicara. Hal ini membuktikan adanya

keberagaman bentuk dalam fiksi mini terkait tokoh atau partisipan yang ada di

dalamnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

5

Mengenai keaktifan partisipan dalam sebuah wacana, Baryadi (2002:9)

menyebutkan bahwa wacana dapat dibedakan menjadi wacana monolog, wacana

dialog, dan wacana polilog. Wacana monolog atau monologue discourse adalah

wacana yang dalam pemproduksiannya hanya melibatkan pihak pembicara.

Wacana dialog atau dialogue discourse adalah wacana yang dalam

pemproduksiannya melibatkan dua pihak yang bergantian peran sebagai pembicara

dan pendengar. Sementara itu, wacana polilog atau poyilogue discourse adalah

wacana yang diproduksi melalui pertukaran tiga jalur atau lebih. Maka apabila

melihat pembagian jenis wacana berdasarkan keaktifan partisipan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (1) merupakan wacana monolog karena hanya

melibatkan satu partisipan. Sementara itu, fiksi mini (2) adalah wacana campuran

monolog dan dialog karena di dalamnya terdapat dua bagian, yaitu bagian yang

disampaikan oleh satu partisipan dan bagian yang disampaikan oleh dua partisipan

yang saling bertukar peran sebagai pendengar dan pembicara. Pada contoh (3), fiksi

mini ditampilkan penulis melalui dua partisipan, yaitu partisipan sebagai tokoh ibu,

dan partisipan tokoh aku. Akan tetapi, kedua partisipan tersebut tidak saling

bertukar peran meskipun keduanya saling menghasilkan tuturan. Oleh sebab itu

dapat disimpulkan kedua tuturan oleh masing-masing partisipan hanya sebagai

monolog.

Dengan mengesampingkan terlebih dahulu jenis wacana pada fiksi mini,

jika dilihat lebih teliti maka karya sastra pendek ini akan menampakkan penanda

tertentu yang membuat kalimat-kalimat di dalamnya padu. Kepaduan merupakan

syarat mutlak untuk menciptakan keutuhan wacana. Oleh karena itu, di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

6

wacana harus terdapat kepaduan bentuk atau cohesion dan kepaduan makna atau

coherence. Perhatikan contoh berikut:

(4) (Topik: cebak)

@LelakiPesisir iMENAMBANG - ii"Diam!" teriak Ibu. iiiDi mulut kami

emas-emas menggumpal.

(Diunggah pada 14 Maret 2017)

Pada fiksi mini (4), ada beberapa kata yang membuat fiksi mini menjadi

padu, yaitu: (1) menambangi, (2) diamii, dan (3) emas-emasiii. Ketiga penanda

tersebut memiliki hubungan kolokatif. Kita ketahui bersama bahwa salah satu

tujuan dan hasil dari kegiatan menambang adalah emas. Sementara diam adalah

bagian dari adagium “diam itu emas”.

Penanda-penanda yang ditemukan dalam fiksi mini di atas merupakan bukti

adanya kohesi pada fiksi mini yang membuatnya utuh, yaitu kohesi kolokasi.

Kohesi atau cohesion adalah kepaduan yang berkenaan dengan hubungan bentuk

antara bagian-bagian dalam suatu wacana. Berdasarkan perwujudan lingualnya,

Halliday dan Hasan membedakan dua jenis kohesi, yaitu kohesi gramatikal

(gramatical cohesion) dan kohesi leksikal (lexical cohesion). Kohesi gramatikal

adalah keterikatan gramatikal antar bagian-bagian wacana, sedangkan kohesi

leksikal adalah keterikatan leksikal bagian-bagian wacana (Baryadi, 2002:17).

Selain kepaduan bentuk, keutuhan wacana juga dibangun oleh kepaduan

makna, atau koherensi. Koherensi atau coherence merupakan keterkaitan semantis

antara bagian-bagian wacana (Baryadi, 2002:29). Beberapa koherensi dalam

wacana adalah koherensi logis(kausalitas, kontras, aditif, rincian, dan temporal),

koherensi perian, koherensi kronologis atau hubungan perangkaian waktu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

7

koherensi pentahapan, koherensi stimulus-respons (fatis, informatif, pengukuhan,

penolakan, dan negosiatif). Perhatikan contoh berikut:

(5) (Topik: rekonsilisiasi)

@omrtw iPEDANG DAN TOMBAK - ii"Tuanku dan tuanmu telah

berdamai, lantas?" iii"Entahlah, yang penting aku nampak menakutkan

bagimu!"

(Diunggah pada 16 Mei 2017)

Fiksi mini (5) disampaikan penulis melalui tiga partisipan. Dalam fiksi mini

tersebut partisipan 1 menuturkan bagian (1), partisipan 2 menuturkan bagian (ii),

dan partisipan 3 menuturkan bagian (iii). Berdasarkan pembagian tersebut dapat

terlihat bahwa partisipan 2 memberi stimulus berupa pertanyaan, yaitu “Tuanku

dan tuanmu telah berdamai, lantas?”. Selanjutnya pertanyaan tersebut direspons

oleh partisipan 3 dalam bentuk jawaban, yaitu “Entahlah, yang penting aku nampak

menakutkan bagimu!”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (5)

mengandung koherensi stimulus-respons.

Berdasarkan pemaparan di atas, fiksi mini sebagai karya sastra baru di

Indonesia menjadi topik menarik untuk dikaji. Dalam mengkaji fiksi mini,

penelitian mengenai jumlah serta peran partisipan yang dilibatkan dalam fiksi mini

menjadi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui gaya bercerita yang tepat dalam

rangka memperoleh keluasan makna dengan kepadatan bentuk. Oleh sebab itu,

penulis ingin menganalisis jenis-jenis wacana yang ada di dalam fiksi mini

didasarkan pada keaktifan partisipan. Selain itu, kohesi dan koherensi merupakan

unsur penting dalam membangun keutuhan gagasan yang belum pernah dibahas

dalam penelitian bertopik fiksi mini sebelumnya. Oleh sebab itu, dalam skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

8

dilakukan penelitian mengenai kohesi untuk mengetahui kepaduan bentuk serta

penelitian koherensi untuk mengetahui kepaduan makna.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan

yang dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja jenis wacana pada fiksi mini berdasarkan keaktifan partisipan?

2. Bagaimana kohesi pada fiksi mini?

3. Bagaimana koherensi pada fiksi mini?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jenis-jenis wacana pada fiksi mini berdasarkan keaktifan

partisipan

2. Mendeskripsikan kohesi pada fiksi mini

3. Mendeskripsikan koherensi pada fiksi mini

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini berusaha menentukan jenis-jenis wacana berdasarkan

keaktifan partisipan, mendeskripsikan bentuk-bentuk kohesi, dan mendeskripsikan

bentuk-bentuk koherensi pada fiksi mini. Penelitian ini diharapkan memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

9

sekurang-kurangnya dua manfaat kepada pembaca dan penulis. Adapun dua

manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini menjelaskan jenis wacana yang terdapat pada

fiksi mini berdasarkan partisipan yang aktif membangun cerita. Selain itu,

penelitian ini menjelaskan kepaduan di dalam fiksi mini sebagai sebuah wacana.

Kepaduan tersebut berupa kepaduan bentuk dan kepaduan makna. Oleh sebab itu

manfaat hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai topik fiksi

mini dan referensi mengenai jenis wacana, kohesi, dan koherensi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dalam sudut pandang linguistik, penelitian ini membahas jenis wacana

dengan cara melihat jumlah partisipan dalam fiksi mini. Selain itu, penelitian ini

juga menjelaskan kepaduan bentuk dan kepaduan makna pada fiksi mini yang

membuatnya dapat menyampaikan gagasan utuh. Oleh sebab itu, hasil penelitian

ini dapat dimanfaatkan secara praktis oleh pembaca sebagai salah satu acuan dalam

menulis wacana pendek dan dalam membuat karya sastra fiksi mini.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai fiksi mini pernah dilakukan oleh beberapa peneliti lain.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Anggino Tambunan pada tahun 2014, Iftaria Nur

Ariesta pada tahun 2013, dan Cicik Tri Jayanti pada tahun 2015. Berikut uraian

mengenai ketiga penelitian tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

10

Dalam makalahnya yang berjudul “Fiksi Mini Sebagai Kesusastraan

Mutakhir dalam Pendekatan Sosiologi Sastra”, Tambunan (2014) menjelaskan

bahwa fiksi mini berhubungan dengan faktor kehidupan sosial budaya di

masyarakat. Hubungan tersebut mencakup realitas penulis, sasaran pembaca,

situasi pembaca, distribusi karya, publikasi karya, branding, dan bentuk apresiasi

karya.

Selain Tambunan, Ariesta (2013) juga membahas fiksi mini dalam

skripsinya yang berjudul “Produksi Pesan dan Pembentukan ‘Theater of Mind’

dalam Fiksi Mini di Twitter (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Penulis Fiksi Mini

dalam Memproduksi Pesan yang Membentuk ‘Theater of Mind’ di Twitter)”. Di

dalam penelitian tersebut dibahas bahwa penyampaian ide dan pesan oleh penulis

harus menggantung supaya dapat menciptakan theater of mind.

Kemudian, pada tahun 2015, Jayanti membahas fiksi mini dalam tesisnya

yang berjudul “Wacana Fiksi Mini Bahasa Indonesia: Analisis Struktur,

Keterpaduan, Permainan Bahasa, dan Fungsi”. Dalam penelitian tersebut diuraikan

mengenai struktur dan keterpaduan antarbagian, permainan bahasa, dan fungsi fiksi

mini. Dalam pembahasan struktur dan keterpaduan, Jayanti menjabarkan tentang

bagian-bagian fiksi mini berupa topik, judul, dan isi, serta keterpaduan di antara

ketiga bagian tersebut. Sementara dalam permainan bahasa, Jayanti mengungkap

metafor-metafor yang digunakan para fiksiminier untuk membuat fiksi mini. Selain

itu, fiksi mini memiliki fungsi-fungsi tertentu berdasarkan modusnya, salah satunya

adalah fungsi menyindir. Penjabaran tersebut ada pada pembahasan mengenai

fungsi fiksi mini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

11

Dari uraian di atas, telah disimpulkan bahwa fiksi mini berhubungan dengan

kehidupan sosial budaya di masyarakat. Selain itu, Fiksi mini harus memiliki ide

cerita menggantung untuk menciptakan theater of mind serta memiliki keterpaduan

antar unsur.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian

yang belum dibahas sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan jenis

wacana fiksi mini berdasarkan keaktifan partisipan, kohesi, dan koherensi dalam

fiksi mini. Khusus pembahasan mengenai kohesi dan koherensi, dalam penelitian

ini akan dibahas kepaduan antarbagian di dalam tubuh fiksi mini. Pembahasan

tersebut tidak melibatkan unsur-unsur di luar tubuh fiksi mini seperti topik.

1.6 Landasan Teori

Kerangka berpikir penelitian ini secara umum dapat dijabarkan menjadi

empat butir. Keempat butir tersebut yaitu (1) fiksi mini, (2) jenis-jenis wacana

berdasarkan keaktifan partisipan, (3) kohesi, dan (4) koherensi. Uraian empat

kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.6.1 Fiksi Mini

Di luar pengertian sastra yang masih menjadi perdebatan, perkembangan

teknologi telah melahirkan jenis sastra baru, yaitu sastra cyber. Lahirya sastra cyber

di Indonesia diawali peluncuran laman www.cybersastra.net (per Januari 2018

terlacak dengan alamat laman cybersastra.org) dan kumpulan puisi Grafitti

Gratitude yang disunting oleh Cunong N.S., Medy Loekito, Nanang Suryadi, Sutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

12

Iwan Soekri Munaf, dan Tulus Wijanarko pada 9 Mei 20013 (Sambodja via

Anggino, 2014:2).

Buku antologi yang digunakan oleh angkatan Balai Pustaka dan Pujangga

Baru bukan lagi sebagai satu-satunya media untuk mempublikasikan sebuah karya

sastra. Kini media yang paling banyak digunakan untuk mempublikasikan karya

sastra adalah media sosial di internet. Salah satu media sosial yang menjadi media

publikasi karya sastra adalah media sosial twitter.

Di media sosial twitter, karya sastra seperti puisi pendek banyak

bermunculan dengan berbagai alur penciptaan. Selain itu, jenis karya sastra yang

lahir dipengaruhi oleh media sosial twitter itu sendiri adalah fiksi mini.

Bila dilacak dari akun twitter resminya, yaitu @fiksimini, fiksi mini telah

ada di media sosial twitter sejak tahun 2010. Jejak tersebut terlihat dari unggahan

pertama kali yang mengajak untuk menulis fiksi mini pada 18 Maret 2010. Namun,

sebelum hadir di twitter, jejak fiksi mini sudah terlihat dalam unggahan Agus Noor

di laman daringnya, agusnoorfiles.wordpress.com, pada 21 September 2009.

Setelah lebih dari tujuh tahun hadir, hingga sekarang belum ada pengertian

yang jelas dan tepat mengenai fiksi mini oleh ahli. Oleh sebab itu, untuk memahami

apakah yang dimaksud dengan fiksi mini, sumber yang tersedia hanyalah tulisan

yang diunggah oleh pionir-pionir fiksi mini dalam laman daring mereka, salah

satunya adalah Agus Noor.

Dalam laman daring agusnoorfiles.wordpress.com, Noor (2009) menulis

bahwa di Prancis, fiksi mini dikenal dengan nama nouvelles, sementara orang

Jepang menyebut kisah-kisah mungil itu dengan nama “cerita setelapak tangan”,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

13

karena cerita itu memang cukup dituliskan di telepak tangan manusia. Ada juga

yang menyebutnya sebagai “cerita kartu pos” (postcard fiction), karena cerita itu

juga cukup bila ditulis dalam kartu pos. Di Amerika, karya sastra serupa fiksi mini

sering disebut fiksi kilat (flash fiction), dan ada yang menyebutnya sebagai sudden

fiction atau micro fiction. Selain itu, Sean Borgstrom memperkenalkan dengan

sebutan nanofiction.

Kemudian, Noor (2009) menyebut bahwa definisi fiksi mini hanya terdiri

dari secuil kalimat—berkisar empat sampai sepuluh kata, atau satu paragraf—

namun dari secuil kalimat tersebut diperoleh “keluasan dan kedalaman kisah”.

Tidak ada batasan yang jelas mengenai fiksi mini, namun apabila digunakan

sebagai kerangka, maka pada kisaran 50 kata sebuah karya dapat disebut sebagai

fiksi mini. Pengertian yang paling penting adalah bahwa fiksi mini harus tetap

menghasilkan sebuah kisah panjang, atsmosfir kisah yang luas, bayangan karakter,

memiliki konflik dan suspens, atau mungkin teka-teki yang tak kunjung selesai

menggunakan satuan bahasa yang sedikit. Penulis harus berusaha membuat cerita

menggunakan sesedikit kata, tetapi semakin luas kisah di dalamnya.

Jika melihat kembali definisi yang dituliskan oleh Noor di atas, terdiri dari

empat hingga sepuluh kata merupakan syarat yang tepat bagi fiksi mini yang

menggunakan sarana twitter, walaupun pada kenyataannya panjang bentuk fiksi

mini pada media sosial twitter tidak mengikuti definisi tersebut melainkan

mengikuti kebijakan media sosial twitter. Perlu diketahui bahwa sebelum

pertengahan tahun 2017, twitter memberikan kebijakan 140 karakter dalam sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

14

unggahan teks, sementara setelah pertengahan tahun 2017 twitter mengubah

kebijakannya menjadi 280 karakter.

Ketidakjelasan ukuran bentuk juga terjadi pada penulis-penulis yang

memegang definisi bahwa fiksi mini hanya terdiri dari 140 karakter, sekali pun

twitter telah mengubah kebijakan tersebut. Kembali mengenai hal yang berkaitan

dengan twitter, dalam penciptaannya, penulis fiksi mini harus mencantumkan

username akun twitter resmi fiksi mini, yaitu @fiksimini, yang terdiri dari 10

karakter. Dengan demikian, secara otomatis jumlah maksimal karakter fiksi mini

dalam twitter adalah 130 karakter.

Dalam proses penciptaan fiksi mini ada beberapa pihak yang terlibat, di

antaranya adalah: (1) admin akun @fiksimini atau disebut momod, (2) pengusul

topik, dan (3) penulis fiksi mini atau disebut fiksiminier. Pihak (1) atau momod

adalah pihak yang bertindak sebagai moderator dan berwenang menentukan fiksi

mini yang menarik atau tidak. Pihak (2) adalah pihak yang berperan mengusulkan

topik dengan cara mengunggah kata bercetak kapital dalam twitter dilengkapi label

atau hastag topikfiksimini (#topikfiksimini). Apabila topik itu dirasa menarik oleh

momod, maka usulan tersebut akan diunggah kembali oleh akun @fiksimini.

Sebenarnya pihak (2) tidak harus selalu ada karena topik bisa saja

dilontarkan oleh momod. Setelah topik tersedia, selanjutnya pihak (3) akan

menanggapi dengan fiksi mini-fiksi mini. Dalam men-tweet atau mengunggah

karyanya, penulis fiksi mini harus mencantumkan “@fiksimini” di dalamnya supaya

momod dapat menerima fiksi mini tersebut sebagai pesan masuk. Apabila fiksi mini

tersebut dinyatakan menarik, maka akan di-retweet atau diunggah kembali oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

15

momod sehingga seluruh pengikut akun @fiksimini dapat melihat unggahan

tersebut.

Adapun kisi-kisi lain yang diungkapkan oleh Noor (2009) adalah dalam

bentuk diktum sebagai berikut:

a. Diktum fiksi mini 1:

Menceritakan seluas mungkin dunia, dengan seminim mungkin kata.

b. Diktum fiksi mini 2:

Ibarat dalam tinju, fiksi mini serupa satu pukulan yang telak dan menohok.

c. Diktum fiksi mini 3:

Kisahnya ibarat lubang kunci, yang justru membuat kita bisa “mengintip”

dunia secara berbeda.

d. Diktum fiksi mini 4:

Bila novel membangun dunia. Cerpen menata kepingan dunia. Fiksi mini

mengganggunya.

e. Diktum fiksi mini 5 :

Fiksi mini yang kuat ibarat granat yang meledak dalam kepala kita.

f. Diktum fiksi mini 6:

Ia bisa berupa kisah sederhana, diceritakan dengan sederhana, tetapi selalu

terasa ada yang tidak sederhana di dalamnya.

g. Diktum fiksi mini 7:

Alurnya seperti bayangan berkelebat, tetapi membuat kita terus teringat.

h. Diktum fiksi mini 8:

Serupa permata mungil yang membiaskan banyak cahaya, kita terus

terpesona setiapkali membacanya.

i. Diktum fiksi mini 9:

Seperti sebuah ciuman, fiksi mini jangan terlalu sering diulang-ulang.

j. Diktum fiksi mini 10:

Bila puisi mengolah bahasa, fiksi mini menyuling cerita, menyuling dunia.

k. Diktum fiksi mini 11:

Ia tak semata membuat tawa. Karna ia adalah gema tawanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

16

l. Diktum fiksi mini 12:

Kau kira fiksi mini ialah kolam kecil, tapi kau tak pernah mampu menduga

kedalamanya.

m. Diktum fiksi mini 13:

Di ujung kisahnya: kita seperti mendapati teka-teki abadi yang tak bertepi.

n. Diktum fiksi mini 14:

Pelan-pelan kau menyadari, ia sebutir debu yang mampu meledakkan

semesta.

o. +1 Diktum fiksi mini terakhir:

Lupakan semua diktum itu. Mulailah menulis fiksi mini!

Berdasarkan pengertian di atas, fiksi mini yang akan menjadi objek material

penelitian ini adalah fiksi mini berbahasa Indonesia yang ada dalam media sosial

twitter dan yang telah diunggah kembali oleh akun @fiksi mini.

1.6.2 Jenis-Jenis Wacana Berdasarkan Keaktifan Partisipan

Wacana atau discourse adalah satuan bahasa terlengkap. Dalam hierarki

gramatikal, wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana

direalisasikan dalam bentuk karangan utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dsb.)

paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat lengkap (Kridalaksana,

2008:259).

Secara etimologis, kata wacana berasal dari kata vacana [vacana] ‘baca’

dalam bahasa Sansekerta (Gonda via Baryadi, 2017:32). Kata vacana dalam bahasa

Sansekerta kemudian diserap ke dalam bahasa Jawa Kuna menjadi wacana

[wacana] dan selanjutnya masuk ke dalam bahasa Jawa Baru menjadi wacana

‘bicara, kata, ucapan berkata’ (Prawirahatmadja via Baryadi, 2017:32). Kata

wacana dalam bahasa Jawa Baru lalu diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi

wacana ‘ucapan, percakapan, kuliah’ (Poerwadarminta via Baryadi, 2017:32). Kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

17

wacana dalam bahasa Indonesia digunakan sebagai padanan kata discourse dalam

bahasa Inggris. Secara etimologis, kata discourse berasal dari kata discursus ‘lari

kian ke sana kemari’ dalam bahasa Latin. Kata discursus diturunkan dari

discurrere, gabungan dari dis dan currere yang berarti lari, berjalan kencang

(Webster via Baryadi, 2017:32).

Dalam sejarahnya, kajian wacana di Indonesia sudah dimulai oleh linguis

Indonesia pada pertengahan tahun 70-an. Publikasi kajian wacana tersebut antara

lain, “Keutuhan Wacana” oleh Kridalaksana (1978), “Benang Pengikat Wacana”

Dardjowijojo (1986), Buku Analisis Wacana oleh Samsuri (1987), Buku Tata

Bahasa Baku Bahasa Indonesia oleh Moeliono (1988), dan “Keterpaduan,

Keruntutan, dan Keterbacaan Wacana Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah

Dasar: Suaru Kajian Analisis Wacana” oleh Tallei (1988) (Rani, dkk, 2006:14-15).

Sebagai satuan gramatikal terbesar, wacana dapat diklasifikasikan

menggunakan dasar-dasar tertentu. Menurut Baryadi (2002: 9), dasar-dasar tersebut

di antaranya (i) media yang dipakai untuk mewujudkannya, (ii) keaktifan pertisipan

komunikasi, (iii) tujuan pembuatan wacana, (iv) bentuk wacana, (v) langsung

tidaknya pengungkapan, (vi) genre sastra, dan (vii) isi wacana.

Berdasarkan klasifikasi tersebut, keaktifan partisipan menjadi dasar dalam

penelitian ini. Selanjutnya, dalam dasar keaktifan partisipan di dalamnya, wacana

dibedakan menjadi tiga, yaitu (i) wacana monolog (monologue discourse), (ii)

wacana dialog (dialogue discourse), dan (iii) wacana polilog (poyilogue discourse)

atau percakapan (exchannge atau conversation) Baryadi (2002:11).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

18

Wacana monolog merupakan wacana yang hanya melibatkan satu

partisipan, yaitu pihak pembicara. Contoh wacana monolog lisan adalah ceramah

dan petuah, sementara contoh wacana monolog tertulis adalah berita dan karya

narasi tertulis (Baryadi, 2002:11).

Wacana dialog merupakan wacana yang melibatkan dua partisipan yang

bergantian peran sebagai pembicara dan pendengar. Contohnya adalah sapa

menyapa, tanya jawab, atau pun tawar menawar (Baryadi, 2002:11-12).

Wacana polilog atau percakapan merupakan wacana yang melibatkan tiga

atau lebih pembicara yang bergantian peran seperti halnya dialog. Pemproduksian

wacana jenis ini sama dengan wacana dialog, hanya saja terdapat lebih dari dua

jalur atau partisipan di dalamnya. Contoh wacana polilog adalah diskusi,

musyawarah, dan percakapan (Baryadi, 2002:12).

1.6.3 Kohesi

Kohesi atau cohesion adalah kepaduan yang berkenaan dengan hubungan

bentuk antara bagian-bagian dalam suatu wacana. Berdasarkan perwujudan

lingualnya, membedakan dua jenis kohesi, yaitu kohesi gramatikal atau gramatical

cohesion dan kohesi leksikal atau lexical cohesion (Halliday dan Hasan via Baryadi,

2002:17). Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antar bagian-bagian

wacana. Beberapa yang termasuk ke dalam kohesi gramatikal adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

19

a. Penunjukan (reference)

Penunjukan merupakan kohesi gramatikal berupa satuan lingual

tertentu yang menunjuk satuan lingual lain yang mendahului maupun

mengikutinya (Baryadi, 2002:18). Dengan demikian terdapat dua unsur

dalam kepaduan bentuk penunjukan, yaitu unsur penunjuk (Upen) dan unsur

tertunjuk (Uter) (Ramlan, 1993:12).

Berdasarkan arah penunjukannya, kohesi penunjukan dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penunjukan anaforis (anaphoric

reference) dan penunjukan kataforis (cataphoric reference). Penunjukan

anaforis ditandai oleh adanya konstituen yang menunjuk konstituen di

sebelah kiri, sementara penunjukan kataforis ditandai konstituen yang

mengacu konstituen di sebelah kanan (Baryadi, 2002:18-19).

Dalam bahasa indonesia, penunjukan anaforis maupun kataforis

ditunjukan oleh kata yang bersifat deiksis, yaitu kata yang referennya

berpindah-pindah atau berganti-ganti tergantung pada siapa yang menjadi si

pembicara dan tergantung pada saat dan tempat dituturkan kata itu

(Kaswanti Purwo via Baryadi, 2002:20).

Kata-kata deiktis yang mewakili penunjukan anaforis dalam bahasa

Indonesia adalah ini, itu, tersebut, di atas, demikian, begini, dan begitu,

sementara penunjukan kataforis adalah berikut, berikut ini ini, begini,

demikian, yakni, dan yaitu (Baryadi, 2002:20).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

20

b. Penggantian (substitution)

Pengantian adalah kohesi gramatikal yang berupa penggantian

konstituen tertentu dengan konstituen lain. Dalam kohesi ini terlibat dua

unsur, yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Bila unsur terganti berupa

unsur yang menyatakan orang (persona), unsur pengganti berupa pronomina

persona. Pronomina persona yang berfungsi sebagai penanda kohesi

penggantian biasanya pronomina persona ketiga seperti dia, ia, beliau,

beliau, (honorifik) (tunggal) dan mereka, beliau-beliau (honorifik) (jamak)

serta bentuk terikat –nya (jamak atau tunggal). Kata-kata tersebut disebut

pula deiksis persona. Bila unsur terganti berupa unsur bahasa yang

menyatakan tempat atau lokasi, unsur pengganti berupa pronomina lokatif.

Yang termasuk pronomina lokatif adalah sini, situ, dan sana. Perbedaan

penggunaan pronomina lokatif tersebut dalam konteks endofora dapat

ditentukan berdasarkan apa yang dinamakan “pusat deiksis” atau “titik nol”

dan kedudukan si penulis kisah (Kaswanti Purwo via Baryadi, 2002:22-23).

Kata sana menunjukan tempat yang jauh dari pusat deiksis, situ

menunjukan tempat yang agak jauh dari pusat deiksis, dan sini menunjukan

lokasi yang berada pada pusat deiksis (Baryadi, 2002:23-24).

c. Pelesapan (ellypsis)

Pelesapan adalah kohesi gramatikal yang berupa pelesapan (zero)

konstituen yang telah disebut (Baryadi, 2002:24) atau adanya unsur kalimat

yang tidak dinyatakan secara tersurat pada kalimat berikutnya (Ramlan,

1993:24).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

21

d. Perangkaian (conjunction)

Perangkaian merupakan kohesi gramatikal yang berwujud konjungsi

(Baryadi, 2002:24) atau kata-kata yang merangkaikan kalimat satu dengan

yang lain (Ramlan, 1993:26).

Penanda hubungan perangkaian ada yang berupa kata, misalnya

sebaliknya, namun, akhirnya, padahal, kemudian, tetapi, dan ada yang

berupa kelompok kata yang diakhiri dengan kata itu, begitu, atau demikian,

misalnya oleh karena itu, begitu, dan demikian itu merupakan unsur

pengganti, menggantikan unsur yang telah disebutkan di muka (Ramlan

2002:27)

Sementara itu, kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal bagian-bagian

wacana (Baryadi, 2002:17). Kohesi leksikal dapat dirinci lebih lanjut menjadi

sebagai berikut:

a. Pengulangan (reiteration)

Pengulangan adalah kohesi leksikal berupa pengulangan konstituen

yang telah disebut (Baryadi, 2002:25). Yang dimaksud dengan pengulangan

dalam kohesi leksikal bukanlah proses reduplikasi yang merupakan proses

morfologis, melainkan pengulangan sebagai penanda hubungan antar

kalimat, yaitu adanya unsur pengulang yang mengulang unsur yang terdapat

pada kalimat depannya (Ramlan, 1993:30).

Terdapat 4 macam pengulangan, yaitu 1) pengulangan sama tepat,

2) pengulangan dengan perubahan bentuk, 3) pengulangan sebagian, dan 4)

pengulangan parafrase (Ramlan, 1993:31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

22

Pengulangan sama tepat adalah apabila unsur pengulangan sama

dengan unsur diulang, hanya pada umumnya unsur pengulang diikuti unsur

penunjuk itu, ini, dan tersebut. Sementara itu, pengulangan dengan

perubahan bentuk adalah pengulangan yang disebabkan oleh keterikatan

bahasa, misalnya karena unsur diulang berupa kata kerja dan unsur

pengulang harus berupa kata benda (Ramlan, 1993:31-32).

Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian dari unsur

diulang, sementara pengulangan parafrase adalah pengungkapan kembali

suatu konsepsi dengan bentuk bahasa yang berbeda (Ramlan, 1993:34-35).

b. Hiponimi (hyponimi)

Hiponimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal

yang bersifat hierarkis antara konstituen yang satu dengan konstituen yang

lain. Relasi makna tersebut terlihat dari hubungan antara konstituen yang

memiliki makna yang umum dengan konstituen yang memiliki makna

khusus. Konstituen yang bermakna umum disebut superordinat dan

konstituen yang bermakna khusus disebut hiponim (Baryadi, 2002:26).

Hiponim sama dengan sinonim, sebenarnya juga merupakan

pengulangan, hanya dalam hiponim unsur pengulangan mempunyai makna

yang mencakupi makna unsur terulang, atau sebaliknya makna unsur

terulang mencakupi makna unsur pengulangan (Ramlan, 1993:37).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

23

c. Sinonimi (synonimi)

Kohesi sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna

leksikal yang mirip antara satu konstituen yang satu dengan konstituen yang

lain. Sinonimi ini disebut juga ekuivalensi leksikal (Baryadi, 2002:27).

Yang dimaksud sinonimi di sini ialah satuan bahasa, khususnya kata

atau frase, yang bentuknya berbeda tetapi maknanya sama atau mirip.

Sinonim sebenarnya juga merupakan pengulangan, hanya pengulangan

dalam sinonim semata-mata pengulangan makna, berbeda dengan

pengulangan bentuk dan makna (Ramlan, 1993:36).

d. Antonimi (antonymi)

Antonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal

yang bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan

konstituen yang lain (Baryadi, 2002:28).

e. Kolokasi (collocation)

Kolokasi merupakan kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang

berdekatan antara konstituen satu dengan yang lain (Baryadi, 2002:28).

1.6.4 Koherensi

Selain melalui kepaduan bentuk, keutuhan wacana dapat dibentuk melalui

kepaduan makna atau koherensi. Koherensi adalah keterkaitan semantis antara

bagian-bagian wacana (Baryadi, 2002:29). Berikut ini adalah beberapa jenis

koherensi:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

24

a. Koherensi logis

Koherensi logis adalah korensi yang umumnya terdapat pada teks

eksposisi. Yang termasuk ke dalam korherensi logis adalah kausalitas,

kontras, aditif, rincian, dan temporal (Baryadi, 2002:29).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008:637)

kausalitas adalah perihal sebab akibat. Dalam wacana, terdapat pertalian

sebab akibat apabila yang satu menyatakan sebab atau alasan bagi kalimat

yang lain, yang merupakan akibatnya. Pertalian sebab akibat sering

ditunjukan oleh konjungsi oleh sebab itu, oleh karena itu, karenanya, maka,

dsb (Ramlan, 1993:51-52).

Kontras atau perlawanan (Ramlan, 1993:48) adalah kepaduan

makna yang mempertentangkan suatu hal, keadaan, atau perbuatan dengan

hal, keadaan, atau perbuatan lain. Kontras sering ditunjukan oleh penanda

hubungan sebaliknya, akan tetapi, tetapi, namun, padahal, walaupun

demikian, meskipun begitu, dsb (Ramlan, 1993:48-49).

Aditif atau lebih (Ramlan, 1993: 50), adalah kepaduan makna yang

menyatakan hal lebih dari kalimat-kalimat sebelumnya. Aditif sering

ditunjukan oleh penanda hubungan di samping itu, malah, malahan,

apalagi, lebih-lebih lagi, dan bahkan (Ramlan, 1993:50-51).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1057), rincian

adalah menyebutkan (menguraikan) sampai ke bagian yang sekecil-

kecilnya. Sementara itu, temporal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

25

(2008:1435) adalah berhubungan atau mengenai waktu; berkenaan dengan

waktu-waktu tertentu.

b. Koherensi perian

Koherensi perian atau rincian atau posesif adalah koherensi yang

umumnya terdapat dalam teks deskripsi (Baryadi, 2002:32). Perian atau

penjelasan (Ramlan, 1993:59) merupakan pertalian yang menyatakan

bahwa informasi pada kalimat yang satu memberikan penjelasan atau

keterangan lebih lanjut bagi informasi yang dinyatakan pada kalimat

lainnya. Pertalian penjelasan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu penjelasan

berupa keterangan lebih lanjut, penjelasan yang berupa misal atau contoh,

dan penjelasan berupa rincian (Ramlan 1993:59-60).

c. Koherensi kronologis

Koherensi kronologis adalah koherensi yang umumnya terdapat

dalam teks narasi. Koherensi ini ditunjukan oleh konjungsi-konjungsi yang

menyatakan hubungan seperti lalu, kemudian, sesudah itu, penanda kala

seperti dulu, sekarang, dan penanda aspek seperti akan, belum, sudah

(Baryadi, 2002:32).

d. Koherensi pentahapan

Koherensi pentahapan adalah koherensi yang umumnya terdapat

pada teks prosedural. Koherensi ini menjelaskan kepaduan pada tahap-tahap

terjadinya peristiwa (Baryadi, 2002:33).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

26

e. Koherensi stimulus-respons

Koherensi stimulus-respons umumnya terdapat dalam wacana

dialog, misalnya fatis, informatif, pengukuhan, penolakan, dan negosiatif.

Koherensi dalam wacana dialog tidak diwujudkan dalam bentuk penanda

sehingga harus dipahami melalui hubungan antar kalimatnya. Dengan

demikian, untuk memahami hal tersebut pembaca harus

mempertimbangkan faktor-faktor seperti pra anggapan, kesepakatan

bersama atau implikatur, dan konsekuensi langsung atau intalment

(Baryadi, 34-35).

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan data

berupa karya sastra fiksi mini. Karya sastra fiksi mini yang dimaksud tersebut

berasal dari sumber data tertulis. Data fiksi mini yang diambil berasal dari tweet

atau unggahan pada media sosial twitter dalam akun @fiksimini.

Penelitian ini menggunakan 100 data berupa fiksi mini yang diambil dalam

rentang waktu 31 Januari 2017 hingga 25 Juli 2017. Hal tersebut dilakukan karena

mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya: Pertama, kebaruan data. Kedua,

keputusan moderator akun @fiksimini yang lebih selektif dibandingkan bulan atau

tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari fiksi mini-fiksi mini yang dipilih dan

diunggah ulang oleh akun @fiksimini lebih sedikit ketimbang tahun-tahun

sebelumnya. Meskipun jumlah fiksi mini yang diunggah lebih sedikit, namun

penulis menilai fiksi mini tersebut lebih bervariatif. Ketiga, ketercukupan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

27

Demi memenuhi jumlah 100 data, peneliti mengambil data berdasarkan tanggal

pengunggahan terbaru ke terlama, yaitu dari tanggal 25 Juli 2017 hingga 31 Januari

2017.

Selanjutnya, penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap

pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data.

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau penyediaan data (Sudaryanto, 2015:11) atau

penjaringan data (Kesuma, 2007:41) penelitian ini dilakukan melalui penyimakan

atau metode simak.

Metode simak tersebut diwujudkan dalam teknik dasar sadap dan teknik

lanjutan simak bebas libat cakap. Teknik sadap adalah menyadap penggunaan

bahasa seseorang atau beberapa orang yang berbentuk lisan atau tulisan (Kesuma,

2007:43). Sementara itu, teknik simak bebas libat cakap adalah teknik yang

dilakukan dengan menyimak tanpa ikut berpartisipasi dalam proses pembicaraan

(Kesuma, 2007:44). Selanjutnya, untuk melengkapi dua teknik tersebut digunakan

teknik catat.

Dalam penerapan teknik-teknik di atas, pengumpulan data penelitian ini

dilakukan dengan menyimak dan menyadap fiksi mini yang terdapat dalam akun

twitter @fiksimini. Langkah tersebut dilakukan peneliti yang bertindak sebagai

pembaca, bukan penulis atau pun admin akun @fiksimini. Selanjutnya, peneliti

mencatat data-data yang diperoleh, yaitu 100 fiksi mini yang diunggah dari 31

Januari hingga 25 Juli 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

28

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Setelah data tersedia, dilakukan analisis data. Dalam melakukan analisis

data digunakan metode agih. Metode agih merupakan metode yang alat penentunya

menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri(Sudaryanto, 2015:18).

Metode agih dalam penelitian ini diterapkan melalui teknik dasar bagi unsur

langsung (BUL) dan teknik lanjutan baca markah.

Teknik BUL adalah teknik yang membagi satuan lingual datanya menjadi

beberapa bagian atau unsur; dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai

bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Adapun alat

penggerak bagi alat penentu—atau pirantinya—ialah daya bagi yang bersifat

intuitif, atau secara singkat: intuisi, sedangkan alat penentunya adalah jeda, baik

jeda yang silabik atau sendi maupun sintaktik atau ruas (Sudaryanto, 2015:37).

Sementara itu, teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara

membaca markah atau penanda dalam suatu konstruksi. Pemarkah tersebut berupa

imbuhan, kata penghubung, kata depan, dan artikel yang menyatakan ciri

ketatabahasaan atau fungsi kata atau konstruksi (Kesuma, 2007:66).

Dalam penerapan teknik bagi unsur langsung (BUL), data fiksi mini yang

ada dibagi menjadi beberapa bagian dengan penanan angka romawi bercetak

superscript di awal setiap bagian fiksi mini. Perhatikan fiksi mini (6) berikut:

(6) (Topik: rekonsilisiasi)

@coffeetarian_ iSEHARI SETELAH DIMARAHI BAPAK - iiAkhirnya

telingaku kembali ke tempat masing-masing. iiiKemarin mereka saling

menjauh.

(Diunggah pada 16 Mei 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

29

Selanjutnya, pada data yang telah dibagi berdasarkan teknik BUL tersebut

dilakukan teknik lanjutan yaitu teknik baca markah. Teknik baca markah digunakan

untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu (1) menentukan jenis-jenis wacana pada

fiksi mini berdasarkan keaktifan partisipan, (2) mendeskripsikan kohesi pada fiksi

mini, dan (3) mendeskripsikan koherensi pada fiksi mini. Setelah dilakukan teknik

baca markah, didapati hal-hal sebagai berikut:

Pertama, untuk menentukan jenis wacana pada fiksi mini (6), peneliti

mengkonsentrasikan perhatian pada pertanyaan siapa partisipan yang berujar di

dalam fiksi mini? Dari pertanyaan tersebut didapati kata aku dalam frasa telingakuii.

Hal tersebut menandakan bahwa fiksi mini (6) ditampilkan melalui partisipan yang

merupakan tokoh pertama, aku. Selain tokoh pertama, dalam fiksi mini tersebut

disebutkan tokoh ketiga, yaitu bapak dan kata ganti mereka. Namun, tokoh ketiga

tersebut tidak aktif berpartisipasi atau tidak menanggapi tokoh aku. Oleh sebab itu,

dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (6) berjenis wacana monolog.

Kedua, untuk mendeskripsikan kohesi yang ada pada fiksi mini, peneliti

mengkonsentrasikan perhatian pada penanda dimarahi bapak(i), telingaku (ii), dan

mereka di bagian (iii). Frasa dimarahi bapak pada bagian (i) memiliki makna

terkena marah oleh bapak yang umumnya dilakukan dengan cara menjewer telinga.

Hal tersebut membuktikan adanya hubungan kolokatif antara frasa dimarahi bapaki

dan telingakuii. Oleh sebab itu dapat dipahami bahwa pada bagian ini fiksi mini (6)

mengandung kohesi kolokasi. Sementara itu, pada kalimat bagian (iii) terdapat kata

ganti mereka untuk menyebut telingakuii. Pada bagian tersebut, fiksi mini (6)

mengandung kohesi penggantian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

30

Ketiga, untuk mendeskripsikan koherensi yang ada pada fiksi mini,

digunakan teknik baca markah serupa dua paragraf sebelumnya. Pada fiksi mini (6)

didapati penanda-penanda yang menyatakan hubungan koherensi, seperti penanda

kala setelahi dan akhirnyaii, serta penanda temporal kemariniii. Penanda-penanda

tersebut menyatakan urutan kejadian, sehingga membuktikan bahwa fiksi mini (6)

disusun berdasarkan koherensi kronologis.

Selain ditunjukan secara eksplisit melalui penanda-penanda, koherensi juga

dapat terjadi secara implisit atau tanpa penanda-penanda tertentu sehingga harus

dipahami melalui hubungan antarkalimatnya. Perhatikan fiksi mini (7) di bawah ini:

(7) (Topik: tanggul)

@momo_DM iTANGGUL JEBOL. iiBanjir kali ini berbeda. iii"Kaucium

bau aneh, Nak?" iv"Iya, Pak. Bau politik."

(Diunggah pada 21 Februari 2017)

Pada fiksi mini (7) terdapat kalimat tanya pada bagian (iii) yaitu “Kau cium

bau aneh, Nak?”. Dengan memperhatikan pertanyaan tersebut maka dapat

dipahami bahwa ada bau di antara mereka (praanggapan). Dari pertanyaan tersebut

sudah dapat dipastikan akan ada satu respons dari dua kemungkinan, yaitu iya atau

tidak. Selanjutnya, pada bagian (iv) terdapat penanda iya, Pak. yang merupakan

jawaban atau respon dari kalimat pada bagian sebelumnya. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (7) mengandung koherensi stimulus-respons

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah data dianalisis, hasil analisis tersebut disajikan menggunakan

metode informal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata,

walaupun dengan terminologi yang bersifat teknis (Sudaryanto, 2015:241). Dalam

penyajian ini, rumus-rumus atau kaidah-kaidah disampaikan dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

31

kata-kata biasa, yaitu kata-kata yang apabila dibaca serta merta dapat langsung

dipahami (Kesuma, 2007:71). Penyajian analisis berupa kata-kata tersebut

merupakan penjabaran mengenai jenis wacana, kohesi, dan koherensi yang terdapat

pada fiksi mini.

1.8 Sistematika Penyajian

Uraian pada penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I terdiri dari delapan

bagian, yaitu (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4)

manfaat penelitian, (5) tinjauan pustaka, (6) telaah teori, (7) metode penelitian, dan

(8) sistematika penyajian.

Bab II berisi uraian pembahasan mengenai jenis wacana berdasarkan

keaktifan partisipan pada fiksi mini. Selanjutnya, pada bab III berisi uraian yang

membahas kepaduan bentuk atau kohesi pada fiksi mini. Pada bab IV berisi uraian

pembahasan mengenai kepaduan bentuk atau koherensi pada fiksi mini.

Terakhir, bab V terdiri dari dua bagian, yaitu simpulan dan saran untuk

penelitian “Jenis Wacana, Kohesi, dan Koherensi pada Fiksi Mini dalam Media

Sosial Twitter”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

32

BAB II

JENIS WACANA PADA FIKSI MINI

BERDASARKAN KEAKTIFAN PARTISIPAN

2.1 Pengantar

Pada bab ini dibahas hasil penelitian berupa jenis wacana pada fiksi mini

berdasarkan keaktifan partisipan. Berdasarkan jumlah partisipan yang terlibat

dalam membangun unsur cerita, fiksi mini dapat menjadi tiga jenis wacana, yaitu

wacana monolog (2.2) dan wacana campuran monolog dan dialog (2.3). Berikut ini

merupakan uraian dari kedua jenis wacana yang terdapat pada fiksi mini.

2.2 Wacana Monolog

Wacana monolog merupakan wacana yang pemproduksiannya hanya

melibatkan pihak pembicara (Baryadi, 2002:11). Monolog bersifat satu arah, yaitu

tidak melibatkan pihak lain untuk menanggapi. Fiksi mini sering kali disampaikan

penulis melalui gaya bercerita monolog. Gaya bercerita monolog tersebut dapat

berupa monolog oleh tokoh di dalam cerita atau pun berupa penghadiran narator

yang secara otomatis diperankan oleh pembaca. Monolog di dalam fiksi mini juga

dapat berupa tuturan langsung yang dicirikan dengan diapit oleh tanda petik dua (“)

atau pun berupa tuturan tidak langsung. Berikut ini wacana monolog pada fiksi

mini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

33

(8) (Topik: menyelinap)

@saqha1808 iHILANG MUKA. iiPasti karena menyelinap ke kamar Surti

lagi kan?

(Diunggah pada 18 Juli 2017)

(9) (Topik: menyelinap)

@greenziezs iTAMAN BUNGA. iiSurat ini masih terlipat rapi, dan, wangi. iiiKita pernah menyelinap ke dalamnya, dan aku keluar sendirian.

(Diunggah pada 18 Juli 2017)

(10) (Topik: menyelinap)

@ry4nn_ iTENGAH MALAM. iiPencuri itu menyelinap. iiiMasuk rumah

Tuhan.

(Diunggah pada 18 Juli 2017)

(11) (Topik: menyelinap)

@gontorha iMENYESAL - iiSetelah aku menghabisi nyawanya. Kini ia

lebih leluasa menyelinap ke kamar putriku.

(Diunggah pada 18 Juli 2017)

(12) (Topik: momod)

@suropati_16: iHUKUMAN MATI - iiTerdakwa tertunduk lemas, setelah

koin yang dilempar hakim tak sesuai pilihannya.

(Diunggah pada 12 Juli 2017)

Fiksi mini (8) dan (9) merupakan jenis wacana monolog berdasarkan

keaktifan partisipan di dalamnya. Keduanya disampaikan melalui satu arah, yaitu

pembicara. Fiksi mini (8) yang berjudul “Hilang Muka” berbentuk pertanyaan oleh

satu partisipan, yaitu pembaca sebagai tokoh. Sementara itu, fiksi mini (9) yang

bejudul Taman Bunga ditampilkan penulis melalui tuturan satu partisipan, yaitu

tokoh aku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (8) dan (9)

berjenis wacana monolog.

Fiksi mini (10) hingga (12) merupakan jenis wacana monolog berdasarkan

keaktifan partisipannya. Fiksi mini (10) yang berjudul “Tengah Malam”, fiksi mini

(11) yang berjudul “Menyesal”, dan fiksi mini (12) yang berjudul “Hukuman Mati”,

ditampilkan penulis melalui satu partisipan, yaitu pembaca sebagai narator. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

34

demikian dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (10), (11), dan (12) berjenis wacana

monolog.

2.3 Wacana Campuran Monolog dan Dialog

Wacana monolog merupakan wacana yang pemproduksiannya hanya

melibatkan pihak pembicara (Baryadi, 2002:11). Sementara itu, wacana dialog

merupakan wacana yang pemproduksiannya melibatkan dua pihak yang bergantian

peran sebagai pembicara dan pendengar (Baryadi, 2002:11-12). Berikut contoh

penggunaan monolog dan dialog dalam fiksi mini.

(13) (Topik: sambal goreng hati)

@AlmiraRumi: iIBU TETAP TERSENYUM - iiMenyuguhkan sambel

goreng hati ke WIL ayah. iii"Lezat, Mbak! Ini hati apa?" iv"Hati suamiku."

(Diunggah pada 24 Juni 2017)

(14) (Topik: sensor)

@mrnhasbi iBLUR. ii"Bu, kenapa wajah Ayah kotak-kotak di-TV?" iii"Sttt,

itu bukan Ayah nak, itu Mawar."

(Diunggah pada 4 April 2017)

(15) (Topik: nikah)

@uguh08: iDOA SEHABIS MALAM PERTAMA - iiSemoga istriku tak

takut saat tahu aku sudah meninggal. iii"Aku tidak takut," sahutnya di

belakang.

(Diunggah pada 4 Maret 2017)

(16) (Topik: main)

@Erlyn_booklover: iPETAK UMPET- iiHari ini terasa beda. iii"Sepi ya, gak

ada Ani." iv"Iya, Sep. Tim SAR sudah menemukannya tadi malam."

(Diunggah pada 27 Februari 2017)

(17) (Topik: tanggul)

@momo_DM iTANGGUL JEBOL. iiBanjir kali ini berbeda. iii"Kaucium

bau aneh, Nak?" iv"Iya, Pak. Bau politik."

(Diunggah pada 21 Februari 2017)

Fiksi mini yang berjudul “Ibu Tetap Tersenyum” (13) dan “Blur” (14)

menggunakan dua jenis wacana dalam satu tubuh, yaitu sebagian berjenis wacana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

35

monolog dan sebagian berjenis wacana dialog dalam penyampaiannya. Fiksi mini

yang berjudul “Ibu Tetap Tersenyum” ditampilkan penulis melalui tiga partisipan.

Partisipan 1 terdapat pada kalimat bagian (i) dan (ii), yaitu IBU TETAP

TERSENYUM - Menyuguhkan sambel goreng hati ke WIL (wanita idaman lain)

ayah. Partisipan 2 dan partisipan 3 berturut-turut pada "Lezat, Mbak! Ini hati apa?"

dan "Hati suamiku.". Berdasarkan pembagian tersebut dapat terlihat bahwa tuturan

yang disampaikan partisipan 1 merupakan wacana monolog. Hal tersebut tampak

karena partisipan 1 tidak bertukar peran dengan partisipan 2 atau pun partisipan 3.

Sementara itu, partisipan 2 dan partisipan 3 merupakan wacana dialog karena

keduanya bertukar peran sebagai pembicara dan pendengar. Maka dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (13) terbagi atas dua jenis wacana, yaitu wacana

monolog dan wacana dialog.

Fiksi mini (14) yang berjudul “Blur” juga ditampilkan penulis melalui tiga

partisipan. Masing-masing partisipan beserta tuturannya adalah sebagai berikut:

Partisipan 1 : iBLUR.

Partisipan 2 : ii"Bu, kenapa wajah Ayah kotak-kotak di TV?"

Partisipan 3 : iii"Sttt, itu bukan Ayah nak, itu Mawar."

Dapat terlihat bahwa partisipan 1 bertutur tanpa bertukar peran dengan

partisipan lain. Sementara itu, partisipan 2 dan partisipan 3 saling bertukar peran

sebagai pembicara dan pendengar. Partisipan memberi pertanyaan sementara

partisipan 3 memberi penolakan. Maka dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (14)

merupakan wacana campuran monolog dan dialog.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

36

Fiksi mini (15), (16), dan (17) ditampilkan penulis melalui tiga partisipan.

Pada fiksi mini (15), masing-masing partisipan beserta tuturannya adalah sebagai

berikut:

Partisipan 1 : iDOA SEHABIS MALAM PERTAMA

Partisipan 2 : iiSemoga istriku tak takut saat tahu aku sudah meninggal.

Partisipan 3 : iii"Aku tidak takut," sahutnya di belakang.

Tuturan yang dilakukan oleh partisipan 1 merupakan wacana monolog. Hal

itu karena tuturan tersebut tidak ditanggapi oleh partisipan lain. Selain itu,

partisipan 2 atau tokoh suami bertukar peran sebagai pembicara dan pendengar

dengan partisipan 3. Maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa fiksi

mini (15) termasuk ke dalam wacana campuran dialog dan monolog.

Pada fiksi mini (16), masing-masing partisipan beserta tuturannya adalah

sebagai berikut:

Partisipan 1 : iPETAK UMPET

iiHari ini terasa beda.

Partisipan 2 : iii"Sepi ya, gak ada Ani."

Partisipan 3 : iv"Iya, Sep. Tim SAR sudah menemukannya tadi malam."

Tuturan (i) dan (ii) yang diungkapkan partisipan 1 merupakan wacana

monolog. Hal tersebut karena tidak adanya tanggapan dari partisipan lain lain.

Sementara itu, partisipan 2 dan partisipan 3 melakukan pertukaran peran sebagai

pembicara dan pendengar. Maka dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (16) termasuk

ke dalam wacana campuran monolog dan dialog.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

37

Pada fiksi mini (17), masing-masing partisipan beserta tuturannya adalah

sebagai berikut:

Partisipan 1 : iTANGGUL JEBOL.

iiBanjir kali ini berbeda.

Partisipan 2 : iii"Kaucium bau aneh, Nak?"

Partisipan 3 : iv"Iya, Pak. Bau politik."

Tuturan (i) dan (ii) yang diungkapkan partisipan 1 merupakan wacana

monolog. Hal tersebut karena tidak adanya tanggapan dari partisipan lain lain.

Sementara itu, partisipan 2 dan partisipan 3 melakukan pertukaran peran sebagai

pembicara dan pendengar. Maka dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (17) termasuk

ke dalam wacana campuran monolog dan dialog.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

38

BAB III

KOHESI PADA FIKSI MINI

3.1 Pengantar

Pada bab ini dibahas hasil penelitian berupa bentuk-bentuk kohesi pada fiksi

mini. Kohesi-kohesi tersebut ialah kohesi kolokasi (3.2), kohesi penunjukan (3.3),

kohesi penggantian (3.4), kohesi pelesapan (3.5), kohesi antonimi (3.6), kohesi

sininimi (3.7), dan kohesi hiponimi (3.8). Berikut ini merupakan uraian keenam

bentuk kohesi tersebut.

3.2 Kohesi Kolokasi

Kohesi kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang

berdekatan antara konstituen satu dengan konstituen lain (Baryadi, 2002:28).

Berikut ini adalah kohesi kolokasi pada fiksi mini:

(18) (Topik: momod)

@cerita_mini: iMIGRAIN. iiKeputusan moderator berat sebelah.

(Diunggah pada 12 Juli 2017)

(19) (Topik: kecanduan)

@Harry_Bawole iTIGA KALI LEBARAN TIDAK PERNAH PULANG. iiBang Toyib makin ketagihan.

(Diunggah pada 30 Mei 2017)

(20) (Topik: hilang)

@ivychininta: iDITELAN KEGELAPAN - iiTak lama terdengar suara

sendawa.

(Diunggah pada 28 April 2017)

(21) (Topik: terasi)

@ivychininta iTERCIUM BAU TERASI DARI KEJAUHAN - iiKami

merinding. iiiKali ini, siapa yang tertangkap dan difermentasikan?

(Diunggah pada 18 April 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

39

(22) (Topik: sadap)

@_isakk iSADAP - iiTeleponnya bergetah.

(Diunggah pada 7 Februari 2017)

Pada fiksi mini (18) terdapat kata migraini. Kata migraini memiliki arti

umum sakit kepala sebelah. Dengan demikian penyebutan kata sebelahii

menimbulkan sifat kolokatif di antara keduanya. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (18) mengandung kohesi kolokasi.

Mengenai fiksi mini (19), pada akhir tahun 2012, seorang penyanyi dangdut

bernama Ade Irma memopulerkan lagu dengan judul “Bang Toyib” yang potongan

liriknya adalah sebagai berikut:

Bang Toyib, Bang Toyib,

Kenapa tak pulang-pulang

Anakmu, anakmu, rindu ingin bertemu

Tiga kali puasa

Tiga kali lebaran

Abang tak pulang-pulang

Sepucuk surat pun tak datang

Berawal dari lirik lagu tersebutlah kemudian nama Bang Toyib identik

dengan seorang laki-laki yang melakukan perbuatan tidak pulang ke rumah selama

tiga kali lebaran. Dengan demikian Bang Toyibii kolokatif dengan tiga kali lebaran

tidak pernah pulangii, yang menandakan fiksi mini (19) mengandung kohesi

kolokasi.

Pada fiksi mini (20) terdapat kata ditelani yang berkolokasi dengan kata

sendawaii. Hal tersebut merujuk pada arti telan, yaitu makan tanpa dikunyah dan

sendawa yang merupakan kebiasaan lazim setelah manusia makan. Maka dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (20) mengandung kohesi kolokasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

40

Pada fiksi mini (21) terdapat kata terasii, yaitu penyedap makanan dari

udang atau ikan kecil yang difermentasi. Dengan demikian terbukti bahwa terasii

dan difermentasikaniii berhubungan. Maka dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (21)

mengandung kohesi kolokasi.

Fiksi mini (22) memanfaatkan makna ganda sadap, yaitu mengambil

informasi rahasia dan mengambil cairan yang dihasilkan tumbuhan. Dengan

demikian sadapi berkolokasi dengan kata telepon dalam frasa teleponnyaii. Hal

tersebut merujuk pada makna sadap yang pertama, yaitu mengambil informasi

rahasia. Kata sadapi juga berkolokasi dengan kata dasar getah dalam kata jadian

bergetahii merujuk pada makna mengambil cairan yang dihasilkan tumbuhan. Maka

dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (22) mengandung kohesi kolokasi.

3.3 Kohesi Penunjukan

Kohesi penunjukan adalah kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual

tertentu yang menunjuk satuan lingual yang mendahului atau mengikuti (Baryadi,

2002:18). Berikut ini adalah kohesi penunjukan pada fiksi mini:

(23) (Topik: sensor)

@Vortgaz iSENSOR ANCAMAN MENYALA - iiSi bos berusaha

menenangkan karyawannya. "Tenang, itu istri saya."

(Diunggah pada 4 April 2017)

Pada fiksi mini (23) terdapat kata tunjuk ituii. Kata itu merupakan kata

tunjuk yang digunakan untuk menunjuk kata ancamani. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (23) mengandung kohesi penunjukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

41

3.4 Kohesi Penggantian

Kohesi penggantian adalah kohesi gramatikal yang berupaya penggantian

konstituen tertentu dengan konstituen lain (Baryadi, 2002:20-21). Dalam kohesi ini

selalu terlibat dua unsur, yaitu unsur terganti dan unsur pengganti. Berikut ini

beberapa fiksi mini yang mengandung kohesi penggantian:

(24) (Topik: foto)

@Wiraadana: iFOTO SENJA - iiSesekali, terlihat senyum dan lambaian

tangan seseorang di sana.

(Diunggah pada 17 Februari 2017)

(25) (Topik: jarak)

@__Cendawan iSAUDARA JAUH - iiAku benci bila dia datang

berkunjung. iiiSetiap berbicara, kami harus jaga jarak minimal lima meter.

(Diunggah pada 31 Januari 2017)

(26) (Topik: berkeringat)

@AsepSud30979859: iOLAHRAGA - ii100 kali bolak-balik bumi matahari,

membuat para atlet berkeringat. iiiLelah, mereka tertidur di dalam lift.

(Diunggah pada 17 April 2017)

(27) (Topik: nikah)

@uguh08: iDOA SEHABIS MALAM PERTAMA - iiSemoga istriku tak

takut saat tahu aku sudah meninggal. iii"Aku tidak takut," sahutnya di

belakang.

(Diunggah pada 4 Maret 2017)

(28) (Topik: nikah)

@fiksimono: MALU - Setiap bercumbu dengan istri, Mono tak pernah

mau membuka baju. Takut ketahuan belangnya.

(Diunggah pada 4 Maret 2017)

(29) (Topik: sahur)

@De_Lassco: iDI MEJA MAKAN - iiSahur selesai. iii"Besok giliran siapa?"

tanya ayah menyeka liurnya.

(Diunggah pada 27 Mei 2017)

(30) (Topik: belasungkawa)

@De_Lassco iKEKASIHKU DIAM SERIBU BAHASA. iiPerlahan, hanya

airmata yang berkata-kata bersama taburan bunga di pusaranya.

(Diunggah pada 23 Mei 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

42

Pada fiksi mini (24) terdapat kata di sanaii. Kata lokatif di sana digunakan

untuk menggantikan seluruh bagian (i), yaitu frasa foto senjai. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (24) mengandung kohesi penggantian.

Pada fiksi mini (25) terdapat kata ganti diaii yang merupakan kata ganti

untuk frasa saudara jauhi. Maka dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (25)

mengandung kohesi penggantian.

Fiksi mini (26) dan (27) terbagi menjadi tiga bagian. Kedua fiksi mini

tersebut juga sama-sama mengandung kata ganti persona ketiga yang memadukan

bagian (ii) dan bagian (iii). Pada fiksi mini (26) terdapat kata ganti mereka pada

bagian (ii) untuk menggantikan kata para atlet pada bagian (iii). Oleh sebab itu,

dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (26) mengandung kohesi penggantian.

Sementara itu, pada fiksi mini (27) terdapat bentuk terikat –nya pada frasa sahutnya

dalam bagian (iii). Bentuk terikat –nya tersebut bertugas menggantikan kata istri

pafa bagian (ii). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam fiksi mini (27)

juga mengandung kohesi penggantian.

Dalam fiksi mini (28) terdapat bentuk terikat –nya pada dalam frasa

belangnya pada bagian (iii). Bentuk terikat –nya tersebut bertugas menggantikan

nama tokoh Mono pada bagian (ii). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

fiksi mini (28) mengandung kohesi penggantian.

Pada fiksi mini (29) dan (30) juga terdapat bentuk terikat –nya yang

berfungsi untuk menggantikan referen lain. Pada fiksi mini (29), terdapat bentuk

terikat –nya pada frasa liurnyaiii yang digunakan untuk menggantikan kata ayahiii.

Sementara itu, pada fiksi mini (52), bentuk terikat –nya yang terdapat pada frasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

43

pusaranyaii digunakan untuk menggantikan frasa kekasihkui. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (29) dan (30) mengandung kohesi

penggantian.

3.5 Kohesi Pelesapan

Pelesapan adalah kohesi gramatikal yang berupa pelesapan (zero)

konstituen yang telah disebut (Baryadi, 2002:24). Pelesapan dalam fiksi mini dapat

berupa kata, frasa, atau seluruh unsur lingual dalam satu bagian fiksi mini ke dalam

bagian lain. Berikut ini penggunaan kohesi pelesapan pada fiksi mini:

(31) (Topik: olahraga)

@queen_arel: iMEMANAH. iiTujuanku hanya satu. iiiJantungmu.

(Diunggah pada 29 April 2017)

(32) (Topik: foto)

@Bungakata: iFOTO DALAM DOMPETKU - ii"Ini istrimu?" tanya

pacarku.

(Diunggah pada 17 Februari 2017)

(33) (Topik: jarak)

@_isakk iMENANAM POHON - iiIa memilih jarak. iiiSetelah pohon

ketiga, kami terpisah puluhan tahun cahaya.

(Diunggah pada 31 Januari 2017)

(34) (Topik: upil)

@Harry_Bawole iDI RUANG PEMERIKSAAN. ii"Sudah berapa korban

yang ditemukan?" iii"Baru 3, Pak." iv"Suruh dia terus mengupil!"

(Diunggah pada 7 Maret 2017)

(35) (Topik: pekat)

@cahaya_sore iKOPI BUATAN NENEK - ii"Jangan diminum ya nak, "

ucapnya dari dalam bingkai foto pada para tentara.

(Diunggah pada 28 Februari 2017)

Pada fiksi mini (31) terdapat kata memanahi yang lesap dalam bagian (ii)

dan bagian (iii) menjadi sebagai berikut: (ii) Tujuanku Ø hanya satu. (iii) Ø

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

44

Jantungmu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (31)

mengandung kohesi pelesapan.

Sementara itu, pada fiksi mini (32) terdapat kata fotoi yang lesap dalam

bagian (ii) menjadi sebagai berikut: “Ini Ø istrimu?” tanya pacarku. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (32) mengandung kohesi pelesapan.

Selanjutnya, pada fiksi mini (33) terdapat kata pohoni yang lesap di dalam

bagian (ii) menjadi sebagai berikut: Ia memilih Ø jarak. Selain itu, juga terdapat

kata jarakii yang lesap dalam bagian (iii) menjadi sebagai berikut: Setelah pohon

ketiga, kami terpisah puluhan tahun cahaya. Dari pemaparan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (33) mengandung kohesi pelesapan.

Pada fiksi mini (34) terdapat kata korban dalam bagian (ii) yang lesap pada

bagian (iii) menjadi sebagai berikut: “Baru tiga Ø, Pak.”. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (34) mengandung kohesi pelesapan.

Sementara itu, pada fiksi mini (35) terdapat frasa kopi buatan neneki yang

lesap dalam bagian (ii) menjadi sebagai berikut: "Ø Jangan diminum ya nak,"

ucapnya dari dalam bingkai foto pada para tentara. Maka dapat disimpulkan

bahwa fiksi mini (35) juga mengandung kohesi pelesapan.

3.6 Kohesi Antonimi

Kohesi antonimi adalah kohesi leksikal berupa relasi makna leksikal yang

bersifat kontras atau berlawanan antara konstituen satu dengan konstituen lain

(Baryadi, 2002:28). Berikut ini kohesi antonimi pada fiksi mini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

45

(36) (Topik: bergerak)

@Datudwija: iJALANAN MACET - iiCiuman kami lancar sekali

(Diunggah pertama kali pada 25 Oktober 2012 dan diunggah kembali pada

pada 18 Maret 2017)

(37) (Topik: foto)

@DwiSuhendra4: iTERTANGKAP KAMERA. ii"Sial! Butuh berapa tahun

lagi untuk bebas?" geram pocong dalam foto.

(Diunggah pada 17 Februari 2017)

(38) (Topik: rudal)

@rie_kiara SERANGAN RUDAL DIMANA-MANA - Bumi hancur. Kami

selamat, setelah ayah mengajak kami ke dunia maya.

(Diunggah pada 11 April 2017)

Pada fiksi mini (36) terdapat kata maceti. Kata macet yang memiliki makna

tersendat berlawanan dengan kata lancarii yang bermakna tidak tersendat-sendat.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (36) mengandung kohesi

antonimi.

Pada fiksi mini (37) terdapat kata tertangkapi yang merupakan antonim dari

kata bebasii. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (37)

mengandung kohesi antonimi.

Sementara itu, pada fiksi mini (38) terdapat kata bumiii yang berantonim

dengan dunia mayaiii. Hal tersebut merujuk pada pengertian bumi yang berbentuk

realis dan dunia maya yang berbentuk abstrak atau bentuk digital. Maka dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (38) mengandung kohesi antonimi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

46

3.7 Kohesi Sinonimi

Kohesi sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal

yang mirip antara konstituen satu dengan konstituen lain. Sinonimi dapat disebut

pula ekuivalensi leksikal (Baryadi, 2002:27). Berikut ini adalah kohesi sinonimi

yang terdapat dalam fiksi mini:

(39) (Topik: pekat)

@AsepSud30979859 iSAHABAT KENTAL – ii"Apa kabar, Kawan?" ia

terdiam. iiiSuasana baru mencair, setelah kumasukan dia ke dalam air panas.

(Diunggah pada 28 Februari 2017)

Pada fiksi mini (39) terdapat kata sahabati. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia, lema sahabat memiliki arti kawan, teman, dan handai. Merujuk pada

pengertian tersebut maka kata sahabati memiliki hubungan ekuivalensi dengan kata

kawanii. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (39) mengandung

kohesi sinonimi.

3.8 Kohesi Hiponimi

Hiponimi merupakan kohesi leksikal yang menggunakan hubungan makna

leksikal yang bersifat hierarki antara konstituen satu dengan yang lain. Relasi

makna tersebut terlihat dari hubungan antara konstituen yang memiliki makna

umum dengan konstituen yang memiliki makna khusus(Baryadi, 2002:26). Berikut

ini kohesi hiponimi pada fiksi mini:

(40) (Topik: konsentrasi)

@agushamdan7: iUJI KONSENTRASI iiDi gambar hutan itu, mereka

melihat wajah seseorang. iiiHanya aku yang mendengar jeritannya.

(Diunggah pada 13 Maret 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

47

(41) (Topik: foto)

@rusty_azha: iFOTO COPY - iiSesekali wajahnya tersenyum di balik

mesin cetak.

(Diunggah pada 17 Februari 2017)

(42) (Topik: sahur)

@De_Lassco: iSAHUR BERSAMA KELUARGA - iiAkhirnya terkabul,

meski jatah makanku masih di kolong meja.

(Diunggah pada 27 Mei 2017)

(43) (Topik: jarak)

@__Cendawan iSAUDARA JAUH - iiAku benci bila dia datang

berkunjung. iiiSetiap berbicara, kami harus jaga jarak minimal lima meter.

(Diunggah pada 31 Januari 2017)

(44) (Topik: jarak)

@_isakk iMENANAM POHON - iiIa memilih jarak. iiiSetelah pohon ketiga,

kami terpisah puluhan tahun cahaya.

(Diunggah pada 31 Januari 2017)

Pada fiksi mini (40), terdapat penanda konsentrasii. Kata konsentrasi akan

mengindikasikan dua perihal, yaitu melihatii dan mendengariii. Kata melihat dan

mendengar merupakan subordinat dari kata konsentrasi. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (40) mengandung kohesi hiponimi.

Pada fiksi mini (41) terdapat frasa foto copyi. Frasa foto copy tersebut

merupakan bagian dari fenomena berbahasa oleh masyarakat Indonesia, yaitu

penyebutan sebagian dari mesin cetak foto copy. Selanjutnya dapat dipahami bahwa

foto copyi merupakan mesin cetak yang khusus menggandakan dokumen. Dengan

demikian foto copyi merupakan hiponim dari mesin cetakii. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (41) mengandung kohesi hiponimi.

Secara umum, kata sahuri memiliki arti sebagai makan di waktu pagi

sebelum terbit matahari untuk mengawali ibadah puasa. Hal tersebut menandakan

sahur pada bagian (i) merupakan subordinat atau hiponim dari kata makan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

48

makanku pada bagian (ii). Melalui penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa

fiksi mini (42) juga mengandung kohesi hiponimi.

Pada fiksi mini (43) terdapat kata jarakiii. Secara otomatis kata jarak

memiliki hiponim jauh dan dekat. Hal tersebut membuktikan bahwa kata jarakiii

merupakan superordinat dari kata jauhii. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

fiksi mini (43) mengandung kohesi hiponimi.

Sementara itu, pada fiksi mini (44) penulis memanfaatkan kegandaan makna

jarakii. Apabila disandingkan dengan kata pohoniii, maka kata jarak memiliki

makna sebagai sebuah jenis pohon, yaitu Pohon Jarak. Dengan demikian terlihat

bahwa (pohon) jarak dan pohon memiliki hubungan hiponim, atau dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (44) mengandung kohesi hiponimi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

49

BAB IV

KOHERENSI PADA FIKSI MINI

4.1 Pengantar

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian berupa jenis-jenis

koherensi yang terdapat dalam fiksi mini. Koherensi-koherensi tersebut ialah

koherensi logis (4.2) yang meliputi koherensi logis kausalitas (4.2.1) dan koherensi

logis kontras (4.2.2), koherensi perian (4.3), koherensi kronologis (4.4), dan

koherensi stimulus-respons (4.5). Berikut ini merupakan uraian ketiga koherensi

yang ditemukan dalam fiksi mini.

4.2 Koherensi Logis

Pada fiksi mini ditemukan dua macam koherensi logis, yaitu koherensi logis

kausalitas dan koherensi logis kontras. Berikut ini adalah fiksi mini yang

mengandung kepaduan makna atau koherensi logis berupa kausalitas dan kontras.

4.2.1 Koherensi Logis Kausalitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:637) kausalitas adalah

perihal sebab akibat. berikut ini adalah fiksi mini yang mengandung koherensi logis

kausalitas.

(45) (Topik: kecanduan)

@Harry_Bawole iTIGA KALI LEBARAN TIDAK PERNAH PULANG - iiBang Toyib makin ketagihan.

(Diunggah pada 30 Mei 2017)

(46) (Topik: belasungkawa)

@DwiSuhendra4 iUCAPAN BELASUNGKAWA TERUS MENGALIR - iiJazad lelaki itu pun hanyut.

(Diunggah pada 23 Mei 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

50

(47) (Topik: konsentrasi)

@Zalazora: iSALING MENATAP - iiSendok itu meleleh, begitu juga hati

gadis yang memegangnya.

(Diunggah pada 13 Maret 2017)

(48) (Topik: pekat)

@AgusHamdan7 iLOGATNYA MASIH KENTAL - iiKami tidak mengerti

apa yang dibicarakan kecap inggris itu.

(Diunggah pada 28 Februari 2017)

(49) (Topik: sontek)

@DwiSuhendra4: iTAKUT KETAHUAN - iiSontekan di balik rok Ani

mengeluarkan keringat dingin

(Diunggah pada 10 Februari 2017)

Pada data (45), fiksi mini terbagi menjadi dua bagian. Kedua bagian tersebut

padu, tetapi secara implisit atau harus dipahami melalui hubungan kedua kalimat.

Pada kalimat bagian (ii) yaitu Bang Toyib makin ketagihan merupakan akibat yang

timbul dari tiga kali tidak pernah pulang pada bagian (i) sebagai sebab. Hubungan

satu bagian yang menyatakan sebab atau akibat dari bagian yang lain tersebut

merupakan bukti adanya koherensi logis berupa kausalitas.

Pada data (46), (47), (48), dan (49), fiksi mini dapat dibagi menjadi dua

bagian. Bagian (i) dari semua fiksi mini tersebut menyatakan sebab dari makna

kalimat yang terdapat pada bagian (ii). Pada fiksi mini (46), hanyutii merupakan

bentuk akibat dari frasa terus mengalir pada bagian (i). Pada fiksi mini (47), saling

menatapi merupakan penyebab dari melelehii. Hal tersebut berhubungan dengan

fenomena kebahasaan yang terjadi khususnya di Indonesia pada kalangan anak

muda. Sementara itu, pada fiksi mini (48), logatnya masih kentali adalah sebab dari

kami tidak mengerti apa yang dibicarakan kecap inggris ituii. Terakhir, pada fiksi

mini (49), terdapat frasa takut ketahuan i yang merupakan sebab dari sontekan di

balik rok Ani mengeluarkan keringat dinginii.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

51

Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hubungan sebab akibat

yang menyatakan satu bagian dengan bagian lain dalam fiksi mini (46) hingga (49)

adalah bukti bahwa keempat fiksi mini tersebut mengandung koherensi logis, yaitu

berupa kausalitas.

4.2.2 Koherensi Logis Kontras

Kontras atau perlawanan (Ramlan, 1993:48) adalah kepaduan makna yang

mempertentangkan suatu hal, keadaan, atau perbuatan dengan hal, keadaan, atau

perbuatan lain. Kontras sering ditunjukan oleh penanda hubungan sebaliknya, akan

tetapi, tetapi, namun, padahal, walaupun demikian, meskipun begitu, dsb (Ramlan,

1993:48-49).

(50) (Topik: berbagi)

@__Cendawan: iBERBAGI SELIMUT - iiPadahal malam ini dingin sekali

tapi tetap kutolak. iiiAda musuhku di dalamnya.

(Diunggah pada 9 Juni 2017)

(51) (Topik: berkeringat)

@Rian_Adr1: iGADIS MALAS JUARA KELAS - iiPadahal yang dia hafal

hanya keringat asin gurunya.

(Diunggah pada 17 April 2017)

(52) (Topik: mantap jiwa)

@Erlyn_booklover: i“MANTAPKAN JIWAMU!” iiAyah memberi

semangat. iiiMeski bukan pertama kali dibakar, upacara ngaben selalu

membuatku gugup.

(Diunggah pada 11 Februari 2017)

(53) (Topik: belasungkawa)

@De_Lassco iBERDUKA CITA. iiMereka melihat karangan bunga, hanya

aku yang mendengar siksaan kematiannya.

(Diunggah pada 23 Mei 2017)

(54) (Topik: bergerak)

@Datudwija: iJALANAN MACET - iiCiuman kami lancar sekali -

@pramoeaga

(Diunggah pertama kali pada 25 Oktober 2012 dan diunggah kembali pada

pada 18 Maret 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

52

Pada fiksi mini (50) terdapat terdapat penanda padahalii dan tapiii yang

masing-masing diikuti oleh satuan lingual berlawanan, yaitu malam ini dingin

sekaliii yang berlawanan dengan (selimut) tetap kutolakii. Dengan demikian terlihat

bahwa fiksi (50) mengandung koherensi logis kontras.

Pada fiksi mini data (51) dan (52) juga terdapat penanda yang menunjukan

adanya perlawanan dari dua satuan lingual. Pada fiksi mini (51) terdapat kata

padahalii yang mempertentangkan kalimat gadis malas juara kelasi dan kalimat

yang dia hafal hanya keringat asin gurunyaii. Sementara pada fiksi mini (52)

terdapat kata meskiiii yang mempertentangkan bukan pertama kali dibakar dan

upacara ngaben selalu membuatku gugup pada bagian (iii). Dengan demikian, fiksi

mini (51) dan (52) dapat disimpulkan mengandung koherensi logis berupa kontras.

Pada fiksi mini data (53) dan (54), terdapat pertentangan antara satu satuan

lingual dengan satuan lingual lain. Pada bagian (ii) fiksi mini (53), terdapat kalimat

mereka melihat karangan bunga yang berlawanan dengan kalimat hanya aku yang

mendengar siksaan kematiannya. Sementara itu, pada fiksi mini (54) terdapat dua

keadaan sekaligus perbuatan lain yang saling berlawanan, yaitu jalanan macet pada

bagian (1) dan ciuman kami lancar sekali pada bagian (ii). Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini data (53) dan (54) mengandung koherensi logis

berupa kontras.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

53

4.3 Koherensi Perian

Koherensi perian atau rincian atau posesif merupakan pertalian yang

menyatakan bahwa informasi pada kalimat yang satu memberikan penjelasan atau

keterangan lebih lanjut bagi informasi yang dinyatakan pada kalimat lainnya

(Ramlan, 1993: 59). Berikut ini adalah beberapa fiksi mini yang mengandung

koherensi perian.

(55) (Topik: rudal)

@Harry_Bawole iLOLOS DARI SERANGAN - iiHujan bom di mana-

mana. iiiPara tentara sembunyi di belakang gadis cilik berpayung itu.

(Diunggah pada 11 April 2017)

(56) (Topik: tani)

@RianAdr11012545: iPETANI MODERN - iiIa menanam jagung, tumbuh

gedung.

(Diunggah pada 1 Maret 2017)

(57) (Topik: pesta demokrasi)

@aryaindra_y: iMENJELANG PESTA RAKYAT - iiDapat amplop, seisi

rumah yang kegirangan tiba-tiba hening, mereka bisu kehilangan suara.

(Diunggah pada 15 Februari 2017)

(58) (Topik: sepele)

@Zalazora: iMULUTMU HARIMAUMU - iiJalanan penuh orang-orang

lalu lalang dengan kandang besi di bibir mereka.

(Diunggah pada 1 Februari 2017)

(59) (Topik: jarak)

@__Cendawan iSAUDARA JAUH - iiAku benci bila dia datang

berkunjung. iiiSetiap berbicara, kami harus jaga jarak minimal lima meter.

(Diunggah pada 31 Januari 2017)

Pada data (55), fiksi mini dibagi ke dalam tiga bagian. Bagian (ii) dan (iii)

merupakan gambaran atau penjelasan bagian (i), yaitu mengenai lolos dari

serangan. Pada bagian (ii) menjelaskan mengenai serangan, sementara pada bagian

(iii) menjelaskan mengenai cara lolos dari serangan, yaitu sembunyi di belakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

54

gadis cilik berpayung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (55)

mengandung koherensi perian.

Pada fiksi mini (56), kalimat ia menanam jagung, tumbuh gedung pada

bagian (ii) merupakan penjelasan mengenai apakah yang dimaksud dengan petani

moderni. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (56) juga

mengandung koherensi perian.

Pada fiksi mini (57), kalimat dapat amplop, seisi rumah yang kegirangan

tiba-tiba hening, mereka bisu kehilangan suara pada bagian (ii) merupakan

penjelasan peristiwa yang disebutkan dalam judul menjelang pesta rakyati.

Sementara itu, pada fiksi mini (58), mulutmu harimaumu pada bagian (i) justru

menjelaskan kalimat selanjutnya pada bagian (ii), yaitu jalanan penuh orang-orang

lalu lalang dengan kandang besi di bibir mereka. Pada fiksi mini (59), apa yang

dimaksud saudara jauh pada bagian (i) digambarkan lebih jelas pada bagian (iii),

yaitu kami harus jaga jarak minimal lima meteriii.

Dari pemaparan di atas, maka dapat terlihat bahwa satu bagian pada fiksi

mini (57), (58), dan (59) menjelaskan bagian yang lain. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa ketiga fiksi mini tersebut mengandung koherensi perian.

4.4 Koherensi Kronologis

Koherensi kronologis adalah koherensi yang menyatakan bahwa peristiwa

atau keadaan dilakukan secara berturut-turut. Koherensi yang umumnya ditemukan

dalam teks narasi ini sering ditunjukan oleh konjungsi yang menyatakan hubungan

temporal (lalu, kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang), dan penanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

55

aspek (Akan, belum, sudah). Berikut ini adalah koherensi kronologis pada fiksi

mini.

(60) (Topik: menyelinap)

@gontorha iMENYESAL - iiSetelah aku menghabisi nyawanya, kini ia lebih

leluasa menyelinap ke kamar putriku.

(Diunggah pada 18 Juli 2017)

(61) (Topik: rekonsilisiasi)

@DwiSuhendra4 iHUBUNGAN KEMBALI MEMBAIK - iiSetelah Ayah

memutuskan ingatan kami.

(Diunggah pada 16 Mei 2017)

(62) (Topik: rekonsilisiasi)

@coffeetarian_ iSEHARI SETELAH DIMARAHI BAPAK - iiAkhirnya

telingaku kembali ke tempat masing-masing. iiiKemarin mereka saling

menjauh.

(Diunggah pada 16 Mei 2017)

(63) (Topik: kantin)

@Tikakayriela17 iDI SUDUT KANTIN - iiDudu dan Yuka saling

memandang tajam. iiiTak lama, mejapun terbelah.

(Diunggah pada 2 Mei 2017)

(64) (Topik: hilang)

@ivychininta: iDITELAN KEGELAPAN - iiTak lama terdengar suara

sendawa.

(Diunggah pada 28 April 2017)

Pada fiksi mini (60) terdapat kata setelahii dan kiniii. Kata setelah

menunjukan peristiwa yang telah lampau atau keadaan yang akan berubah, yaitu

aku menghabisi nyawanyaii. Selanjutnya, kata kini menunjukan peristiwa yang saat

ini sedang terjadi atau keadaan yang telah berubah dari keadaan sebelumnya, yaitu

ia lebih leluasa menyelinap ke kamar putrikuii. Berdasarkan hal tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (60) mengandung koherensi krologis.

Menyerupai fiksi mini (60), pada fiksi mini (61) terdapat kata setelahii. Kata

setelah tersebut mengindikasikan adanya peristiwa yang terjadi berturut-turut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

56

Dengan adanya rentetan peristiwa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa fiksi

mini (61) mengandung koherensi kronologis.

Kata setelahi juga dipakai dalam fiksi mini (62). Kata setelah berfungsi

menunjuk peristiwa yang telah lampau atau keadaan yang akan segera berubah,

yaitu peristiwa dimarahi bapaki. Selain itu, dalam fiksi mini (62) terdapat kata

akhirnyaii. Kata akhirnya berfungsi menujuk peristiwa yang terjadi saat ini dan

keadaan yang telah berubah. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (62) mengandung koherensi kronologis.

Pada fiksi mini (63) terdapat frasa tak lamaiii. Frasa tak lama adalah diksi

yang dipakai penulis untuk menggantikan kata yang setara dengan setelah itu,

kemudian, atau lalu. Maka frasa tak lama sesuai apabila dipandang

menghubungkan peristiwa lampau, yaitu Dudu dan Yuka saling memandang tajam

dan peristiwa meja pun terbelah. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (63) mengandung koherensi kronologis.

Pada fiksi mini (64) terdapat frasa tak lamaii. Seperti pembahasan pada fiksi

mini sebelumnya, frasa tak lama adalah diksi yang dipakai penulis untuk

menggantikan kata yang setara dengan setelah itu, kemudian, atau lalu. Maka frasa

tak lama lazim menghubungkan peristiwa lampau, yaitu ditelan kegelapan dan

terdengar suara sendawa. Maka dapat disimpulkan bahwa frasa tak lamaii

menyatakan peritiwa yang berurutan dan membuktikan bahwa fiksi mini data (64)

mengandung koherensi kronologis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

57

4.5 Koherensi Stimulus-respons

Koherensi stimulus-respons adalah koherensi yang umumnya terdapat

dalam teks dialog. Artinya, ada pihak yang bertindak sebagai stimulan dan ada

pihak yang bertindak sebagai responden. Berikut ini adalah koherensi stimulus-

respons yang terdapat pada fiksi mini.

(65) (Topik: sambal goreng hati)

@AlmiraRumi: iIBU TETAP TERSENYUM - iiMenyuguhkan sambel

goreng hati ke WIL ayah. iii"Lezat, Mbak! Ini hati apa?" iv"Hati suamiku."

(Diunggah pada 24 Juni 2017)

(66) (Topik: sensor)

@DimASUpel iDILARANG SEBUT MERK - ii"Agamamu apa?" iii"Tuuut..."

(Diunggah pada 4 April 2017)

(67) (Topik: sensor)

@mrnhasbi iBLUR. ii"Bu, kenapa wajah Ayah kotak-kotak di-TV?" iii"Sttt,

itu bukan Ayah nak, itu Mawar."

(Diunggah pada 4 April 2017)

(68) (Topik: sensor)

@agushamdan7 iSEGELAS JUS LIDAH BUAYA. ii"Kenapa kamu

banting?!" iii"Ia meledekku!"

(Diunggah pada 4 April 2017)

(69) (Topik: upil)

@Harry_Bawole iDI RUANG PEMERIKSAAN. ii"Sudah berapa korban

yang ditemukan?" iii"Baru 3, Pak." iv"Suruh dia terus mengupil!"

(Diunggah pada 7 Maret 2017)

(70) (Topik: main)

@Erlyn_booklover: iPETAK UMPET- iiHari ini terasa beda. iii"Sepi ya, gak

ada Ani." iv"Iya, Sep. Tim SAR sudah menemukannya tadi malam."

(Diunggah pada 27 Februari 2017)

(71) (Topik: tanggul)

@momo_DM iTANGGUL JEBOL. iiBanjir kali ini berbeda. iii"Kaucium

bau aneh, Nak?" iv"Iya, Pak. Bau politik."

(Diunggah pada 21 Februari 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

58

Fiksi mini data (65) ditampilkan penulis melalui tiga partisipan. Partisipan

1 menuturkan bagian (i) dan (ii), partisipan 2 menuturkan bagian (iii), dan

partisipan 3 menuturkan bagian (iv). Berdasarkan pembagian tersebut dapat

diketahui bahwa partisipan 2 memberi sebuah stimulus berupa pertanyaan kepada

partisipan 3, yaitu “Lezat, Mbak! Ini hati apa?”. Pertanyaan tersebut kemudian

direspons oleh partisipan 3 dalam bentuk jawaban, yaitu hati suamikuiv. Maka dapat

disimpulkan bahwa fiksi mini (65) mengandung koherensi stimulus-respons.

Fiksi mini (66) yang berjudul “Dilarang Sebut Merk” ditampilkan penulis

melalui tiga partisipan. Partisipan 1 menuturkan bagian (i), yaitu dilarang sebut

merk. Sementara itu, partisipan 2 menuturkan bagian (ii) dan partisipan 3

menuturkan bagian (iii). Berdasarkan pembagian tersebut dapat diketahui

partisipan 2 memberi stimulus dalam bentuk pertanyaan, yaitu “Agamamu apa?”.

Pertanyaan tersebut direspons oleh partisipan 3 dalam bentuk jawaban, yaitu

“Tuuut...”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (66)

mengandung koherensi stimulus-respons.

Fiksi mini (67) dan (68) ditampilkan penulis melalui tiga partisipan.

Partisipan 1 menuturkan bagian (i), partisipan 2 menuturkan bagian (ii), dan

partisipan 3 menuturkan bagian (iii). Dengan pola yang sama di antara kedua fiksi

mini tersebut, partisipan 2 memberi stimulus berupa pertanyaan. Kemudian,

partisipan 3 memberi respons dalam bentuk jawaban.

Para fiksi mini (67), pertanyaan sebagai stimulus yang diberikan oleh

partisipan 2 adalah ii"Bu, kenapa wajah Ayah kotak-kotak di-TV?". Sementara itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

59

respons yang diberikan dalam bentuk jawaban oleh partisipan 3 adalah penolakan,

yaitu iii"Sttt, itu bukan Ayah nak, itu Mawar.".

Pada fiksi mini (68), pertanyaan sebagai stimulus yang diberikan oleh

partisipan 2 adalah ii"Kenapa kamu banting?!". Pertanyaan tersebut kemudian

direspons dalam bentuk jawaban oleh partisipan 3, yaitu iii"Ia meledekku!". Dengan

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (67) dan (68) mengandung

koherensi stimulus-respons.

Fiksi mini (69) disajikan penulis melalui tiga partisipan. Partisipan 1

melakukan tuturan (i), partisipan 2 melakukan tuturan (ii) dan (iv), sedangkan

partisipan 3 malakukan tuturan (iii). Bagian (ii), yaitu “Sudah berapa korban yang

ditemukan?”, yang dituturkan oleh partisipan 2 adalah stimulus bagi tuturan (iii),

yaitu “Baru 3, Pak.”. Selain menjadi respons, tuturan (iii) tersebut berubah menjadi

stimulus bagi tuturan (iv) yaitu suruh dia terus mengupil!. Dengan pemaparan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (69) mengandung koherensi stimulus-

respons.

Fiksi mini (70) disajikan oleh penulis juga melalui tiga partisipan. Partisipan

1 menuturkan bagian (i) dan (ii), partisipan 2 menuturkan bagian (iii), dan

partisipan 3 menuturkan bagian (iv). Berdasarkan pembagian tersebut dapat terlihat

bahwa partisipan 2 memberi stimulus berupa pernyataan, yaitu "Sepi ya, gak ada

Ani.iii". Pernyataan tersebut direspons oleh partisipan 3 dalam bentuk pengukuhan,

yaitu "Iya, Sep. Tim SAR sudah menemukannya tadi malam.iv". Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa fiksi mini (70) mengandung koherensi stimulus-respons.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

60

Pada fiksi mini (71) terdapat dialog yang merupakan pertanyaan dan

jawaban. Bagian (iii), yaitu “Kaucium bau aneh, Nak?”, yang dituturkan oleh

partisipan 2 merupakan pertanyaan yang bertindak sebagai stimulus. Sementara itu

tuturan (iv), yaitu “Iya, Pak. Bau politik.”, oleh partisipan 3 merupakan respons.

Dengan demikian dapat dipastikan bahwa koherensi yang terdapat dalam fiksi mini

data (71) adalah koherensi stimulus-respons.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

61

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian berjudul “Jenis Wacana, Kohesi, dan Koherensi pada Fiksi Mini

dalam Media Sosial Twitter” ini membahas tiga masalah, yaitu (1) jenis wacana

pada fiksi mini berdasarkan kaktifan partisipan, (2) kohesi pada fiksi mini, dan (3)

koherensi pada fiksi mini. Dari 100 data yang diteliti, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut.

Pertama, wacana monolog terdapat dalam seluruh data fiksi mini yang

diteliti. Sementara itu, sembilan dari seratus data yang sebagian berjenis wacana

monolog juga berjenis wacana dialog, sehingga dapat disebut berjenis wacana

campuran monolog dan dialog. Hasil ini menggambarkan bahwa gaya bercerita

dengan melibatkan satu partisipan memang lebih efektif untuk memperoleh

keluasan makna dalam bentuk singkat.

Kedua, 100 fiksi mini yang diteliti mengandung kepaduan bentuk atau

kohesi. Kohesi-kohesi yang terdapat pada fiksi mini bervariasi serta dapat

berjumlah lebih dari satu dalam satu fiksi mini. Kohesi-kohesi yang terdapat dalam

100 fiksi mini yang diteliti adalah sebagai berikut: kohesi kolokasi dalam 67 data,

kohesi penunjukan dalam 1 data, kohesi penggantian dalam 30 data, kohesi

pelesapan dalam 4 data, kohesi hiponimi dalam 12 data, kohesi antonimi dalam 3

data, dan kohesi sinonimi dalam 3 data. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan

bahwa hubungan kolokatif penanda-penanda dalam fiksi mini sangat efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

62

digunakan untuk membuat cerita yang mengembang tetapi tetap padu berdasarkan

bentuk.

Ketiga, sebagai faktor terpenting bagi keutuhan wacana, koherensi terdapat

dalam 100 fiksi mini yang diteliti. Dari 100 data yang diteliti, 25 data mengandung

koherensi logis, 62 data mengandung koherensi perian, 24 data mengandung

koherensi kronologis, dan 11 data mengandung koherensi stimus-respons. Jumlah

tersebut mengacu pada pengertian bahwa dalam satu fiksi mini dimungkinkan

terdapat lebih dari satu koherensi. Dengan demikian terlihat bahwa konsep satu

bagian fiksi mini menjelaskan bagian lain fiksi mini adalah kepaduan makna yang

paling sering digunakan. Hal tersebut berguna untuk memberi dampak keterkejutan

bagi pembaca.

5.2 Saran

Setelah semua permasalahan dalam penelitian “Jenis Wacana, Kohesi, dan

Koherensi pada Fiksi Mini dalam Media Sosial Twitter” ini terjawab, penulis

menyadari beberapa hal yang perlu peneliti anjurkan bagi peneliti-peneliti

selanjutnya. Penulis berharap penelitian mengenai fiksi mini dapat terus berlanjut

dan digali lebih dalam. Hal tersebut mengingat fiksi mini adalah bentuk karya sastra

baru yang sedang berkembang di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

63

DAFTAR PUSTAKA

Ariesta, Iftaria Nur. 2013. “Produksi Pesan dan Pembentukan ‘Theater Of Mind’

dalam Fiksi mini di Twitter ( Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Penulis

Fiksi mini dalam Memproduksi Pesan yang Membentuk ‘Theater of

Mind’ di Twitter)”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia,

Fakultas Sastra, Universitas Negeri Surakarta, Surakarta.

Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa.

Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli

Baryadi, Isodorus Praptomo. 2017. “Koherensi dalam Wacana” dalam Wacana

sebagai Basis Analisis Bahasa. Solo: Penerbit dan Percetakan Media

Tama.

@fiksimini. 2017. Stable URL: https://twitter.com/fiksimini. Diakses: 1/8/2017,

19.00.

Jayanti, Cicik Tri. 2015. “Wacana Fiksi Mini Bahasa Indonesia: Analisis Struktur,

Keterpaduan, Permainan Bahasa, dan Fungsi”. Tesis pada Program Studi

Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa I.

Yogyakarta: Carasvatibook.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Edisi Keempat. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Noor, Agus. 2009. “Fiksi mini: Menyuling Cerita, Menyuling Dunia”. Stable URL:

https://agusnoorfiles.wordpress/tag/fiksi-mini-menyuling-cerita-menyu-

ling-dunia. Diakses: 1/8/2017, 20.00.

Noor, Agus. 2010. 14+1 Diktum fiksi mini. Stable URL: https://agusnoorfiles.

wordpress.com/ 2010/03/23/141-diktum-fiksi mini/. Diakses: 1/8/2017,

20.00.

Ramlan. 1993. Paragraf. Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia.

Yoyakarta: Andi Offside.

Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam

Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

64

Tambunan, Anggino. 2014. “Fiksi Mini Sebagai Kesusastraan Mutakhir dalam

Pendekatan Sosiologi Sastra”. http://susastra.fib.ui.ac.id/2017/01/

anggino. Diakses: 1/8/2017, 21.00.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

65

LAMPIRAN

1. Data Penelitian

(1.1) (topik: berkelindan)

@AsepSud30979859 DI BAWAH PURNAMA - Cinta Romi dan Juli

bersemi diikuti ekor mereka yang berkelindan.

(Diunggah pada 25 Juli 2017)

(1.2) (Topik: menyelinap)

@saqha1808 HILANG MUKA. Pasti karena menyelinap ke kamar Surti

lagi kan?

(Diunggah pada 18 Juli 2017)

(1.3) (Topik: menyelinap)

@greenziezs TAMAN BUNGA. Surat ini masih terlipat rapi, dan, wangi.

Kita pernah menyelinap ke dalamnya, dan aku keluar sendirian.

(Diunggah pada 18 Juli 2017)

(1.4) (Topik: menyelinap)

@ry4nn_ TENGAH MALAM. Pencuri itu menyelinap. Masuk rumah

Tuhan.

(Diunggah pada 18 Juli 2017)

(1.5) (Topik: menyelinap)

@gontorha MENYESAL - Setelah aku menghabisi nyawanya, kini ia lebih

leluasa menyelinap ke kamar putriku.

(Diunggah pada 18 Juli 2017)

(1.6) (Topik: momod)

@suropati_16: HUKUMAN MATI - Terdakwa tertunduk lemas, setelah

koin yang dilempar hakim tak sesuai pilihannya.

(Diunggah pada 12 Juli 2017)

(1.7) (Topik: momod)

@cerita_mini: MIGRAIN. Keputusan moderator berat sebelah.

(Diunggah pada 12 Juli 2017)

(1.8) (Topik: sambal goreng hati)

@AlmiraRumi: IBU TETAP TERSENYUM - Menyuguhkan sambel goreng

hati ke WIL ayah. "Lezat, Mbak! Ini hati apa?" | "Hati suamiku."

(Diunggah pada 24 Juni 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

66

(1.9) (Topik: sambal goreng hati)

@_ahmadtm: MENU SAMBAL GORENG HATI BUATAN IBU - Pedas,

manis. Warung makan kami tetap ramai, walau sering jatuh korban,

terutama pria.

(Diunggah pada 24 Juni 2017)

(1.10) (Topik: berbagi)

@__Cendawan: BERBAGI SELIMUT Padahal malam ini dingin sekali

tapi tetap kutolak. Ada musuhku di dalamnya.

(Diunggah pada 9 Juni 2017)

(1.11) (Topik: bekal)

@DimASUpel KEHABISAN BEKAL DI PERJALANAN - Kasihku tak

sampai.

(Diunggah pada 6 Juni 2017)

(1.12) (Topik: bekal)

@AlmiraRumi DI ATAS RAKIT - Kami menelan ludah, putaran botol

melambat, segera ketahuan siapa yang akan dimasak jadi bekalnya.

(Diunggah pada 6 Juni 2017)

(1.13) (Topik: bekal)

@elaien_ TAK MAU BERHENTI - Rokok itu masih menggerogoti paru-

paruku, meski tubuhku sudah terbaring kaku.

(Diunggah pada 30 Mei 2017)

(1.14) (Topik: kecanduan)

@Harry_Bawole TIGA KALI LEBARAN TIDAK PERNAH PULANG.

Bang Toyib makin ketagihan.

(Diunggah pada 30 Mei 2017)

(1.15) (Topik: sahur)

@De_Lassco: SAHUR BERSAMA KELUARGA - Akhirnya terkabul,

meski jatah makanku masih di kolong meja.

(Diunggah pada 27 Mei 2017)

(1.16) (Topik: sahur)

@De_Lassco: SAHUR HARI KE TUJUH - Kali ini ada rasa yang beda,

saat seseorang yang mirip ayahku membuang sisa makanannya di tong

sampah.

(Diunggah pada 27 Mei 2017)

(1.17) (Topik: sahur)

@De_Lassco: DI MEJA MAKAN - Sahur selesai. "Besok giliran siapa?"

tanya ayah menyeka liurnya.

(Diunggah pada 27 Mei 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

67

(1.18) (Topik: belasungkawa)

@De_Lassco BERDUKA CITA. Mereka melihat karangan bunga, hanya

aku yang mendengar siksaan kematiannya.

(Diunggah pada 23 Mei 2017)

(1.19) (Topik: belasungkawa)

@De_Lassco OTOKRASI BERAKHIR. Ibu kota menabur bunga. Warga

tetap boneka.

(Diunggah pada 23 Mei 2017)

(1.20) (Topik: belasungkawa)

@DwiSuhendra4 UCAPAN BELASUNGKAWA TERUS MENGALIR.

Jazad lelaki itu pun hanyut.

(Diunggah pada 23 Mei 2017)

(1.21) (Topik: belasungkawa)

@MistikusAnomali BENCANA BESAR - Tak ada yang

berbelasungkawa.

(Diunggah pada 23 Mei 2017)

(1.22) (Topik: belasungkawa)

@De_Lassco KEKASIHKU DIAM SERIBU BAHASA. Perlahan, hanya

airmata yang berkata-kata bersama taburan bunga di pusaranya.

(Diunggah pada 23 Mei 2017)

(1.23) (Topik: rekonsilisiasi)

@omrtw PEDANG DAN TOMBAK - "Tuanku dan tuanmu telah

berdamai, lantas?" "Entahlah, yang penting aku nampak menakutkan

bagimu!"

(Diunggah pada 16 Mei 2017)

(1.24) (Topik: rekonsilisiasi)

@DwiSuhendra4 HUBUNGAN KEMBALI MEMBAIK. Setelah Ayah

memutuskan ingatan kami.

(Diunggah pada 16 Mei 2017)

(1.25) (Topik: rekonsilisiasi)

@coffeetarian_ SEHARI SETELAH DIMARAHI BAPAK - Akhirnya

telingaku kembali ke tempat masing-masing. Kemarin mereka saling

menjauh.

(Diunggah pada 16 Mei 2017)

(1.26) (Topik: kantin)

@Tikakayriela17 DI SUDUT KANTIN - Dudu dan Yuka saling

memandang tajam. Tak lama, mejapun terbelah.

(Diunggah pada 2 Mei 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

68

(1.27) (Topik: kantin)

@_Kinang 15 TAHUN PERNIKAHAN - Kami kembali bernostalgia di

kantin SMA. Mengenang saat-saat aku menjadi muridnya.

(Diunggah pada 2 Mei 2017)

(1.28) (Topik: kantin)

@Rian_Adr1 SORE DI KANTIN. Dua bekal penuh lalat. Tapi, denting

sendok garpu masih sayup terdengar di meja itu, hingga kini.

(Diunggah pada 2 Mei 2017)

(1.29) (Topik: olahraga)

@Rmartadisastra: SIARAN OLAHRAGA LANGSUNG - "Goal!" teriak

microphone semangat.

(Diunggah pada 29 April 2017)

(1.30) (Topik: olahraga)

@Adfoldhitler: SIDANG PARIPURNA - "Saatnya mencari keringat,"

gumam pria itu.

(Diunggah pada 29 April 2017)

(1.31) (Topik: olahraga)

@queen_arel: MEMANAH. Tujuanku hanya satu. Jantungmu.

(Diunggah pada 29 April 2017)

(1.32) (Topik: olahraga)

@Adfoldhitler: IMPIANKU TERKABUL - Akhirnya aku bisa jogging

bersama wanita idamanku, meski dengan rantai yang melilit di leher.

(Diunggah pada 29 April 2017)

(1.33) (Topik: hilang)

@rizkymfachran: LUPA Ibu membongkar seisi rumah, mencari sebuah

kotak tua. Sepertinya Ayah kehilangan akal sehatnya.

(Diunggah pada 28 April 2017)

(1.34) (Topik: hilang)

@ivychininta: DITELAN KEGELAPAN - Tak lama terdengar suara

sendawa.

(Diunggah pada 28 April 2017)

(1.35) (Topik: terasi)

@ivychininta TERCIUM BAU TERASI DARI KEJAUHAN - Kami

merinding. Kali ini, siapa yang tertangkap dan difermentasikan?

(Diunggah pada 18 April 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

69

(1.36) (Topik: berkeringat)

@AsepSud30979859: OLAHRAGA - 100 kali bolak-balik bumi matahari,

membuat para atlet berkeringat. Lelah, mereka tertidur di dalam lift.

(Diunggah pada 17 April 2017)

(1.37) (Topik: berkeringat)

@Rian_Adr1: GADIS MALAS JUARA KELAS - Padahal yang dia hafal

hanya keringat asin gurunya.

(Diunggah pada 17 April 2017)

(1.38) (Topik: rudal)

@Harry_Bawole LOLOS DARI SERANGAN. Hujan bom di mana-mana.

Para tentara sembunyi di belakang gadis cilik berpayung itu.

(Diunggah pada 11 April 2017)

(1.39) (Topik: rudal)

@rie_kiara SERANGAN RUDAL DIMANA-MANA • Bumi hancur.

Kami selamat, setelah ayah mengajak kami ke dunia maya.

(Diunggah pada 11 April 2017)

(1.40) (Topik: rudal)

@DimASUpel TARGET TERKUNCI - Rudal siap ditembakkan. Kali ini

ia harus tepat sasaran jika ingin punya pacar.

(Diunggah pada 11 April 2017)

(1.41) (Topik: rudal)

@Tikakayriela17 BAKSO RUDAL - Meledak di dalam perut.

(Diunggah pada 11 April 2017)

(1.42) (Topik: sensor)

@DimASUpel DILARANG SEBUT MERK - "Agamamu apa?" "Tuuut..."

(Diunggah pada 4 April 2017)

(1.43) (Topik: sensor)

@Vortgaz SENSOR ANCAMAN MENYALA - Si bos berusaha

menenangkan karyawannya. "Tenang, itu istri saya."

(Diunggah pada 4 April 2017)

(1.44) (Topik: sensor)

@jurubaca TAK LOLOS SENSOR. **** ********* **** ***** *****

*****

(Diunggah pada 4 April 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

70

(1.45) (Topik: sensor)

@mrnhasbi BLUR. "Bu, kenapa wajah Ayah kotak-kotak di-TV?" "Sttt,

itu bukan Ayah nak, itu Mawar."

(Diunggah pada 4 April 2017)

(1.46) (Topik: jus)

@HamdaniEva BLENDER USANG. Ibu mengisinya hanya dengan air,

buah-buahannya ada di benak kami.

(Diunggah pada 21 Maret 2017)

(1.47) (Topik: sensor)

@agushamdan7 SEGELAS JUS LIDAH BUAYA. "Kenapa kamu

banting?!" "Ia meledekku!"

(Diunggah pada 4 April 2017)

(1.48) (Topik: pembunuhan)

@_isakk: "Benih? Bunuh!"

(Diunggah pertama kali pada 25 Juni 2010 dan diunggah kembali pada

pada 18 Maret 2017).

(1.49) (Topik: Щ(º ̩̩́Дº ̩̩̀щ))

@HamdaniEva: PINDAH AGAMA - Ia tersentak, disambut Tuhan yang

sama.

(Diunggah pertama kali pada 25 Mei 2013 dan diunggah kembali pada

pada 18 Maret 2017).

(1.50) (Topik: bergerak)

@Datudwija: JALANAN MACET - Ciuman kami lancar sekali

(Diunggah pertama kali pada 25 Oktober 2012 dan diunggah kembali pada

pada 18 Maret 2017).

(1.51) (Topik: vokal)

@MistikusAnomali: DIPERKOSA - Baru kali ini dia benar-benar

meminta Tuhan untuk diberikan suara.

(Diunggah pertama kali pada 2 September 2010 dan diunggah kembali

pada pada 18 Maret 2017)

(1.52) (Topik: berkumpul)

@agushamdan7: GEMPA BUMI Semua warga desa berkumpul di tempat

yang lebih aman. Kecuali adik yang masih selamat.

(Diunggah pada 17 Maret 2017)

(1.53) (Topik: cebak)

@DwiSuhendra4 GELI. Bumi mendadak goyang, mata bor kami

menyentuh perutnya.

(Diunggah pada 14 Maret 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

71

(1.54) (Topik: cebak)

@LelakiPesisir MENAMBANG - "Diam!" teriak Ibu. Di mulut kami

emas-emas menggumpal.

(Diunggah pada 14 Maret 2017)

(1.55) (Topik: konsentrasi)

@agushamdan7: UJI KONSENTRASI Di gambar hutan itu, mereka

melihat wajah seseorang. Hanya aku yang mendengar jeritannya.

(Diunggah pada 13 Maret 2017)

(1.56) (Topik: konsentrasi)

@Zalazora: SALING MENATAP - Sendok itu meleleh, begitu juga hati

gadis yang memegangnya.

(Diunggah pada 13 Maret 2017)

(1.57) (Topik: upil)

@Harry_Bawole DI RUANG PEMERIKSAAN. "Sudah berapa korban

yang ditemukan?" "Baru 3, Pak.” "Suruh dia terus mengupil!"

(Diunggah pada 7 Maret 2017)

(1.58) (Topik: upil)

@omrtw RAPAT - Tak ada usulan, jari kami terlalu sibuk menggali

kedalaman hidung.

(Diunggah pada 7 Maret 2017)

(1.59) (Topik: upil)

@HamdaniEva LAHAR DINGIN Terus mengalir bersama upil.

(Diunggah pada 7 Maret 2017)

(1.60) (Topik: seru)

@harian_siboy: SERU Kami masih bisa bahagia. Ibu dan adik pura-pura

berebut remote. Di balik jendela, Ayah susah payah berganti peran.

(Diunggah pada 6 Maret 2017)

(1.61) (Topik: seru)

@fiksimono: TUKAR GULING - Sudah kuduga, istrinya lebih seru dari

istriku.

(Diunggah pada 6 Maret 2017)

(1.62) (Topik: seru)

@harigelita: Pertandingan bola sedang seru-serunya, tiba-tiba mati lampu.

Televisinya mengumpat.

(Diunggah pada 6 Maret 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

72

(1.63) (Topik: seru)

@DwiSuhendra4: SELAMAT DARI MAUT "Untung aku bisa loncat dari

tubuhku!" seru nyawa kegirangan.

(Diunggah pada 6 Maret 2017)

(1.64) (Topik: nikah)

@uguh08: DOA SEHABIS MALAM PERTAMA- Semoga istriku tak

takut saat tahu aku sudah meninggal. "Aku tidak takut," sahutnya di

belakang.

(Diunggah pada 4 Maret 2017)

(1.65) (Topik: nikah)

@benjalang: "WALI NIKAHNYA JADI DATANG, TIDAK?" - Tanya

penghulu, dengan nada mendesak. Al masih diam terpaku, menatap ke luar

liontin.

(Diunggah pada 4 Maret 2017)

(1.66) (Topik: nikah)

@fiksimono: MALU - Setiap bercumbu dengan istri, Mono tak pernah

mau membuka baju. Takut ketahuan belangnya.

(Diunggah pada 4 Maret 2017)

(1.67) (Topik: nikah)

@Erlyn_booklover: BERBADAN DUA - "Saya lelah bolak-balik terus,"

ucap nyawaku menyeka keringat.

(Diunggah pada 4 Maret 2017)

(1.68) (Topik: nikah)

@__Cendawan: Setelah memutuskan menikah, keluargaku bukan

bertambah justru makin berkurang.

(Diunggah pada 4 Maret 2017)

(1.69) (Topik: tani)

@AsepSud30979859: CLBK - Di ladang kakek, aku mengelus rambut

jagung itu. Kali ini, untuk kedua kalinya kupetik mahkotanya.

(Diunggah pada 1 Maret 2017)

(1.70) (Topik: tani)

@AsepSud30979859: KUBUR - "Cangkul cangkul yang dalam!" Ibu

bernyanyi memberi isyarat. "Cepat, Pa. Anak-anak kita keburu siuman!"

(Diunggah pada 1 Maret 2017)

(1.71) (Topik: tani)

@AsepSud30979859: PANEN - "Sudah tua. Ayo tebas saja, Nak!" ujar

ayah. Aku tak tega, melihat golokku jantung pisang itu berdebar-debar.

(Diunggah pada 1 Maret 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

73

(1.72) (Topik: tani)

@RianAdr11012545: PETANI MODERN - Ia menanam jagung, tumbuh

gedung.

(Diunggah pada 1 Maret 2017)

(1.73) (Topik: tani)

@DwiSuhendra4: SELALU GAGAL PANEN - Petani itu menyekolahkan

sawahnya.

(Diunggah pada 1 Maret 2017)

(1.74) (Topik: pekat)

@cahaya_sore KOPI BUATAN NENEK - "Jangan diminum ya nak, "

ucapnya dari dalam bingkai foto pada para tentara.

(Diunggah pada 28 Februari 2017)

(1.75) (Topik: pekat)

@AgusHamdan7 LOGATNYA MASIH KENTAL. Kami tidak mengerti

apa yang dibicarakan kecap inggris itu.

(Diunggah pada 28 Februari 2017)

(1.76) (Topik: pekat)

@AsepSud30979859 SAHABAT KENTAL - "Apa kabar, Kawan?" ia

terdiam. Suasana baru mencair, setelah kumasukan dia ke dalam air panas.

(Diunggah pada 28 Februari 2017)

(1.77) (Topik: main)

@Erlyn_booklover: PETAK UMPET- Hari ini terasa beda. "Sepi ya, gak

ada Ani." "Iya, Sep. Tim SAR sudah menemukannya tadi malam."

(Diunggah pada 27 Februari 2017)

(1.78) (Topik: main)

@MistikusAnomali: GAME OVER - Aku kehabisan darah. Layar

komputer penuh lubang tembakan.

(Diunggah pada 27 Februari 2017)

(1.79) (Topik: tanggul)

@momo_DM TANGGUL JEBOL. Banjir kali ini berbeda. "Kaucium bau

aneh, Nak?" "Iya, Pak. Bau politik."

(Diunggah pada 21 Februari 2017)

(1.80) (Topik: tanggul)

@AgusHamdan7 SUNGAI TERUS MELUAP Satu persatu tangan

melambai, keluar dari tanggul.

(Diunggah pada 21 Februari 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

74

(1.81) (Topik: tanggul)

@AsepSud30979859 AIR BAH TIBA-TIBA DATANG - Tanggul hampir

jebol, adikku terus saja menangis. "Cepat susui, Bu!" ujar ayahku.

(Diunggah pada 21 Februari 2017)

(1.82) (Topik: foto)

@Wiraadana: FOTO SENJA - Sesekali, terlihat senyum dan lambaian

tangan seseorang di sana.

(Diunggah pada 17 Februari 2017)

(1.83) (Topik: foto)

@Indiejeans: SAKSI BISU Gambar di foto itu mulai bergerak memberi

isyarat.

(Diunggah pada 17 Februari 2017)

(1.84) (Topik: foto)

@rusty_azha: FOTO COPY Sesekali wajahnya tersenyum di balik mesin

cetak.

(Diunggah pada 17 Februari 2017)

(1.85) (Topik: foto)

@__Cendawan: FOTO PERNIKAHAN Aku meneteskan air mata. "Satu

jepretan lagi, Mas Fotografer!" ujar mantan pacarku.

(Diunggah pada 17 Februari 2017)

(1.86) (Topik: foto)

@Bungakata: FOTO DALAM DOMPETKU - "Ini istrimu?" tanya

pacarku.

(Diunggah pada 17 Februari 2017)

(1.87) (Topik: foto)

@DwiSuhendra4: TERTANGKAP KAMERA. "Sial! Butuh berapa tahun

lagi untuk bebas?" geram pocong dalam foto.

(Diunggah pada 17 Februari 2017)

(1.88) (Topik: pesta demokrasi)

@aryaindra_y: MENJELANG PESTA RAKYAT. Dapat amplop, seisi

rumah yang kegirangan tiba-tiba hening, mereka bisu kehilangan suara.

(Diunggah pada 15 Februari 2017)

(1.89) (Topik: pesta demokrasi)

@Erlyn_booklover: CALON TUNGGAL- Meski dipastikan menang,

wajahnya tetap keruh. Pesta demokrasi kali ini, ia sendirian.

(Diunggah pada 15 Februari 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

75

(1.90) (Topik: pesta demokrasi)

@AsepSud30979859: DENDAM - "Maafkan mama, Pa!" Bress, paku

menancap di kertas suara. Di rumah istri muda, suaminya meregang

nyawa.

(Diunggah pada 15 Februari 2017)

(1.91) (Topik: mantap jiwa)

@Erlyn_booklover: “MANTAPKAN JIWAMU!” Ayah memberi

semangat. Meski bukan pertama kali dibakar, upacara ngaben selalu

membuatku gugup.

(Diunggah pada 11 Februari 2017)

(1.92) (Topik: mantap jiwa)

@AsepSud30979859: EKSEKUSI HUKUMAN MATI - Senapan di

tangannya berkeringat. "Mantapkan jiwamu!" teriak telunjuk.

(Diunggah pada 11 Februari 2017)

(1.93) (Topik: sontek)

@DwiSuhendra4: TAKUT KETAHUAN Sontekan di balik rok Ani

mengeluarkan keringat dingin

(Diunggah pada 10 Februari 2017)

(1.94) (Topik: sadap)

@_isakk SADAP - Teleponnya bergetah.

(Diunggah pada 7 Februari 2017)

(1.95) (Topik: sadap)

@__Cendawan KENA GETAHNYA "Kulitmu gatal, kan? Sudah

kukatakan jangan sadap telepon itu."

(Diunggah pada 7 Februari 2017)

(1.96) (Topik: sadap)

@Rmartadisastra GOSIP - "Kedengaran-kedengaran!" seru dinding.

(Diunggah pada 7 Februari 2017)

(1.97) (Topik: sepele)

@Erlyn_booklover: ALBUM NOSTALGIA – Ibu terus menyanyikan lagu

kesukaannya. “Stop!” teriak Ayah berusaha menahan nyawanya.

(Diunggah pada 6 Februari 2017)

(1.98) (Topik: sepele)

@Zalazora: MULUTMU HARIMAUMU - Jalanan penuh orang-orang

lalu lalang dengan kandang besi di bibir mereka.

(Diunggah pada 1 Februari 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: JENIS WACANA, KOHESI, DAN KOHERENSI PADA FIKSI MINI …

76

(1.99) (Topik: jarak)

@__Cendawan SAUDARA JAUH - Aku benci bila dia datang

berkunjung. Setiap berbicara, kami harus jaga jarak minimal lima meter.

(Diunggah pada 31 Januari 2017)

(1.100) (Topik: jarak)

@_isakk MENANAM POHON - Ia memilih jarak. Setelah pohon ketiga,

kami terpisah puluhan tahun cahaya.

(Diunggah pada 31 Januari 2017)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI