jenis batugamping

8
JENIS- JENIS BATU GAMPING Batu gamping adalah batuan fosfat yang sebagian besar tersusun oleh mineral kalsium karbonat (CaCo3). Bahan tambang ini biasa digunakan untuk bahan baku terutama dalam pembuatan semen abu/portland (biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester), industri keramik, obat-obatan, dll. Batugamping (limestone) merupakan batuan sedimen organik klastik. Secara umum batugamping dikelompokkan berdasarkan mineral utama pembentuk batugamping yaitu kalsit (calcite (CaCO3)) atau dolomite (MgCa(CO3)2). Batu gamping juga dikelompokkan berdasarkan kandungan senyawa karbonat dalam batuan misalnya batugamping murni, batugamping napalan, batugamping tufan. Pengelompokkan batugamping berdasarkan grade atau kandungan karbonatnya banyak digunakan dalam kajian pedology dan edaphology. Klasifikasi Batu Gamping (Dunham , 1962) Batu gamping termasuk batuan sedimen. Batu gamping ini dapat diklasifikasikan salah satunya adalah klasifikasi dunham yang membahas tentang pembagian batugamping. Klasifikasi Dunham (1962) ini dilihat secara megaskopis yang mana dia mengamati indikasi adanya pengendapan batugamping yang ditunjukkan oleh tekstur hasil pengendapan yaitu limemud (nikrit) semakin sedikit nikrit semakin besar energi yang mempengaruhi pengendapannya. Menurut klasifikasi ini batugamping terbagi atas :

Upload: woimonyet

Post on 18-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Batuan Sedimen yang terbentuk dari kumpulan material organik yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal.

TRANSCRIPT

  • JENIS- JENIS BATU GAMPING

    Batu gamping adalah batuan fosfat yang sebagian besar tersusun oleh mineral

    kalsium karbonat (CaCo3). Bahan tambang ini biasa digunakan untuk bahan baku terutama

    dalam pembuatan semen abu/portland (biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester),

    industri keramik, obat-obatan, dll. Batugamping (limestone) merupakan batuan sedimen

    organik klastik. Secara umum batugamping dikelompokkan berdasarkan mineral utama

    pembentuk batugamping yaitu kalsit (calcite (CaCO3)) atau dolomite (MgCa(CO3)2).

    Batu gamping juga dikelompokkan berdasarkan kandungan senyawa karbonat dalam

    batuan misalnya batugamping murni, batugamping napalan, batugamping tufan.

    Pengelompokkan batugamping berdasarkan grade atau kandungan karbonatnya banyak

    digunakan dalam kajian pedology dan edaphology.

    Klasifikasi Batu Gamping (Dunham , 1962)

    Batu gamping termasuk batuan sedimen. Batu gamping ini dapat diklasifikasikan

    salah satunya adalah klasifikasi dunham yang membahas tentang pembagian

    batugamping. Klasifikasi Dunham (1962) ini dilihat secara megaskopis yang mana dia

    mengamati indikasi adanya pengendapan batugamping yang ditunjukkan oleh tekstur hasil

    pengendapan yaitu limemud (nikrit) semakin sedikit nikrit semakin besar energi yang

    mempengaruhi pengendapannya.

    Menurut klasifikasi ini batugamping terbagi atas :

    http://nationalinks.blogspot.com/2009/05/klasifikasi-batu-gamping-dunham-1962.htmlhttp://nationalinks.blogspot.com/2009/03/struktur-sedimen-pettijohn-1975.html

  • 1) Mud Stone

    Batuan ini termasuk dalam jenis batuan sedimen non klastik dengan warna segar putih

    abu abu dan warna lapuknya adalah putih kecoklatan.Batuan ini bertekstur Non klastik

    dengan komposisi kimia karbonat dan strukturnyapun tidak berlapis. Salah satu contoh dari

    batuan karbonat adalah kalsilutit ( Grabau ) atau Munstone ( Dunham ) , Batuan ini

    mempunyai nama yang berbeda, karena dari klasifikasi yang digunakan dengan interprestasi

    yang berbeda, batuan ini dinamakan kalsilutit, karena batuan ini merupakan batuan karbonat

    dan menurut klasifikasi dunham nama dari batuan ini adalah mudstone, karena batuan ini

    mempunyai kesan butiran kurang dari 10 % dan pada batuan ini tidak ditemukan adanya fosil.

    Tekstur dari batuan ini adalah non kristalin, karena mineralnya penyusunnya tidak

    berbentuk Kristal, dengan memperhatikan tekstur batuan ini dapat disimpulkan bahwa batuan

    ini terbentuk dari adanya pelarutan batuan asal yang merupakan material material penyuplai

    terbentuknya batuan ini adapun batuan asal dari batuan ini adalah seperti pelarutan terumbu

    karang. Selain itu, proses keterbentukan batuan ini adalah pengerusan gamping yang telah ada

    misalnya penghancuran terumbu karang,oleh gelombang, atau dari pengendapan langsung

    secara kimia air laut yang kelewat jenuh akan CaCO3 . proses litifikasi dari batuan ini

    melibatkan pelarutan mineral- mineral karbonat yang stabil maupun yangtidak stabil, dalam

    pengertian luas diagnesa meliputi perubahan mineralogy, tekstur kemas dan geokimia sedimen

    dan temperature serta tekanan yang rendah.

    Litifikasi sedimen karbonat dapat terjadi pada sedimen yang tersingkap , maupun yang

    masihberada didalam laut, proses terbentuknya batuan in berlangsung perlahan lahan dan

    bertingkat tingkat , dimana batas antara antara tingkatan tidak jelas , bahkan dapat saling

    melingkup , tingkatan tersebut adalah penyemenan, pelarutan pengendapan, perubahan

    mineralogy butir butir dan rekristalisasi. Keterdapatan batuan ini biasanya dapat ditemukan

    disekitar pinggiran pantai, adapun asosiasi dari batuan ini adalah batupasir karbonatan dan

    packtone. Adapun kegunaan dari batuan ini adalah sebagai reservoir dalam pencarian minyak

    bumi.

  • Gambar : Mudston

    2) Wackestone

    Wackestone adalah matriks yang didukung batuan karbonat yang mengandung lebih dari

    10% allochems dalam matriks lumpur karbonat. Ini adalah bagian dari klasifikasi

    Dunham batuan karbonat. Dalam klasifikasi banyak digunakan lain karena Folk ,

    deskripsi yang setara akan, misalnya, oopelmicrite, dimana allochems yang dimaksud

    adalah ooids dan peloids. Wackstone merupakan lumpur didukung batu kapur yang

    mengandung butiran karbonat lebih dari 10% (lebih besar dari 20 mikron)

    "mengambang" dalam matriks lumpur halus-halus kapur

    Gambar: wackstone

    3) Boundstone

    Merupakan hubungan antar komponen tertutup yang berhubungan dengan rapat (oolite).

    Karbonat batuan menunjukkan tanda-tanda terikat selama pengendapan (Dunham,

    1962). Embry dan Klovan (1972) lebih diperluas klasifikasi boundstone atas dasar kain

    dari boundstone tersebut. Boundstone merupakan batu kapur yang terikat oleh

    ganggang, karang , atau organisme uniseluler lainnya ketika dia terbentuk. Boundstone

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dpetrologic%2Bwackestone%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1366%26bih%3D664%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Allochems&usg=ALkJrhjSIpXZAje1hMyaC-lRr6pjoUENoAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dpetrologic%2Bwackestone%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1366%26bih%3D664%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Dunham_classification&usg=ALkJrhiYAA1LnrqXJD2_NiUckLrJW-LE5Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dpetrologic%2Bwackestone%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1366%26bih%3D664%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Dunham_classification&usg=ALkJrhiYAA1LnrqXJD2_NiUckLrJW-LE5Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dpetrologic%2Bwackestone%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1366%26bih%3D664%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Folk_classification&usg=ALkJrhijMEzxfjI_XVmp3tAukcXt9qfEuAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dpetrologic%2Bwackestone%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1366%26bih%3D664%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Allochems&usg=ALkJrhjSIpXZAje1hMyaC-lRr6pjoUENoAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dpetrologic%2Bwackestone%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1366%26bih%3D664%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Ooids&usg=ALkJrhjJoVauJof2k_eL6o8sbd7bH-4yZAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dframestone%2Bgeology%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D664%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&twu=1&u=http://www.wisegeek.com/what-is-limestone.htm&usg=ALkJrhis6Sr3d4SUL_DCm_4JnUaGhz2FEAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dframestone%2Bgeology%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D664%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&twu=1&u=http://www.wisegeek.com/what-is-coral.htm&usg=ALkJrhhI3iZmPNNfceDMdtck9pn8gCpUYg

  • ditemukan di daerah sekitar terumbu karang, dan daerah yang terumbu karang 2,5-3 juta

    tahun lalu, tapi mungkin dikelilingi lahan kering. Tergantung pada cara bahan organik

    telah diatur dalam sedimen ketika batu itu terbentuk dan jenis bahan organik itu,

    boundstone dapat diklasifikasikan sebagai framestone, bindstone, atau bafflestone.

    Mereka memiliki tiga subdivisi:

    a. Framestone: Organisme dari organik fosil, biasanya dalam karang laut, yang

    terjadi berdekatan dengan spons ini terikat oleh kerak mikroba dan pasir yang

    mengeras. Dan ruang antara bertahap diisi dengan pasir , sedimen, dan kristal

    kalsit. Dalam waktu yang lama, air surut dan struktur itu terus menerus terkena

    udara, dan penyemenan alami dari padat sedimen diawetkan sisa-sisa bahan

    organik sebagai fosil.

    b. Bindstone: hasil organisme yang mengikat sedimen sehingga lepas bersama-

    sama, ditandai dengan adanya dispersi. Yang mengikat di bindstone pada

    umumnya adalah ganggang, yang bersama-sama dengan lapisan lumpur dan

    kalsit dengan besar pori-pori yang disebabkan oleh gelembung gas yang menjadi

    terperangkap dalam sedimen selama pembentukan. Stromatolit ,berupa gundukan

    fosil alga berlapis dan sedimen, yang bentuk paling umum dari bindstone.

    Bindstone kebanyakan berorientasi secara vertikal. Bindstone merupakan jenis

    yang paling banyak ditemukan dari boundstone.

    c. bafflestone: terikat oleh sedimen berdinding tebal berupa karang berbentuk

    paralel sehingga hanya sedimen halus yang melewatinya. Akibatnya, komposisi

    bafflestone, selain karang fosil, sebagian besar pasir alami-semen dan lumpur.

    Pasir ini terdiri dari kalsit homogen dan lumpur terdiri dari campuran residu

    tertinggal setelah lumpur karbonat yang disaring. Struktur unik dari bafflestone

    yaitu terbentuk pada dan di sekitar koloni-vertikal tumbuh karang, dan karena itu

    terbatas pada individu kecil.

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dframestone%2Bgeology%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D664%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&twu=1&u=http://www.wisegeek.com/what-is-calcite.htm&usg=ALkJrhgoRFXy0NSI7TL9ehLItPcRs8CqyAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&prev=/search%3Fq%3Dframestone%2Bgeology%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D664%26prmd%3Dimvnsb&rurl=translate.google.co.id&sl=en&twu=1&u=http://www.wisegeek.com/what-are-stromatolites.htm&usg=ALkJrhgvCvOqmKl2sXq2DzWgdqgFPF3jQA

  • Gambar : Boundstone

    4) Grainstone

    Merupakan hubungan antar komponen- komponen tanpa lumpur sehingga

    sering disebut batuan karbonat bebas lumpur, yang didukung butir . Dunham

    (1962) , batuan ini berasal : (1) Grainstone terbentuk pada kondisi energi

    yang tinggi, butiran-produktif lingkungan di mana lumpur tidak dapat

    terakumulasi, (2) terdapat pada arus yang putus butir dan melewati lumpur

    pada lingkungan. Grainstones mempunyai tekstur berpori dan dikenal sebagai

    karbonat yang terdapat pada sekitar pantai.

    Gambar: Grainstone

    5) Packstone

    Merupakan lumpur, tetapi yang banyak adalah betolit. Butir-bitirnya

    didukung batuan karbonat berlumpur (Dunham, 1962). Lucia (1999) dibagi

    packstones ke dalam lumpur yang didominasi (ruang pori total dipenuhi

  • lumpur) dan yang didominasi (beberapa ruang pori antar butir bebas dari

    lumpur) packstones. Divisi ini adalah penting dalam memahami kualitas

    reservoir karena lumpur plugs ruang partikel pori. Packstones menunjukkan

    berbagai sifat pengendapan. Lumpur menunjukkan proses energi yang lebih

    rendah , sedangkan kelimpahan butir menunjukkan proses energi yang lebih

    tinggi . menurut Dunham (1962) asal packstones: (1) packstone berasal dari

    wackestones dipadatkan, (2) berasal dari proses akibat dari infiltrasi lumpur

    awal atau akhir dari sebelumnya disimpan lumpur bebas sedimen, (3)

    terbentuk dalam air yang tenang, atau (4) hasil pencampuran dari berbagai

    lapisan sedimen. Di mana butirnya yang sangat besar, Embry dan Klovan

    (1971) contohnya karbonat rudstones."

    Gambar: Packston

    KLASIFIKASI FOLK (1959) Menurut Folk, ada 3 macam komponen utama penyusun batugamping :

    a. Allochem, hasil presipitasi kimiawi atau biokimia yang telah mengalami

    transportasi (intrabasinal), analog dengan butiran pasir atau gravel. Ada 4

    macam : intraclast, oolite, pellet, dan fosil.

    b. Mycrocrystalline calcite ooze (micrite), analog dengan lempung pada

    batulempung atau matrik lempung pada batupasir.

    c. Sparry calcite (sparite), analog dengan semen pada clean sandstone.

    Berdasarkan perbandingan relatif antara allochem, micrite, dan sparite serta

    jenis allochem yang dominan :

    a. Allochemical rock (allochem > 10%)

  • b. Orthochemical rock (allochem 10%)

    KLASIFIKASI Embry & Klovan (1971) Merupakan pengembangan dari klasifikasi Dunham (1962). Seluruhnya didasarkan pada tekstur pengendapan dan lebih tegas di

    dalam ukuran butir, yaitu ukuran grain >= 0,03-2 mm dan ukuran

    lumpur karbonat < 0,03 mm.

    Berdasarkan cara terjadinya, Embry & Klovan membagi batugamping menjadi 2 kelompok :

    1. Batugamping allochthon : mudstone, wackestone,

    2. Batugamping autochthon : bafflestone, bindstone, dan framestone.

    Sangat tepat untuk mempelajari fasies terumbu dan tingkat energi pengendapan

  • DAFTAR PUSTAKA

    Dunham, R. J., 1962, Classification of carbonate Rock According To Depositional Textures,

    AAPG Memoir No.1

    Bemmelen, R.W van, 1949, The Geology Of Indonesia, Vol 1. Netherlands: Martinus

    Nijhoff, The Haque.

    William, H., Turner, F.J. & Gilbert, C. M., 1982, Petrography, An Introduction

    to Study of Rock in Thin Section, W.H. Reeman and Co.

    Blow, A.H., 1969, Late Middle Eocene to Recent Planktonic Foraminifera

    Biostratigraphy, Proc. Intern, Conf. Planktonic Microfossil, 1st. Edition.

    Graha, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Nova Tim Assisten Petrologi. 2007. Buku Panduan Praktikum Petrologi. Semarang : UNDIP