jelutung

6
JELUTUNG (Dyera spp) BUDIDAYA JELUTUNG Di Indonesia terdapat dua jenis jelutung, yaitu: Dyera costulata Hook. F. dan Dyera lowii Hook. F. Kedua jenis ini termasuk famili Apocynaceae. Jelutung, di Kalimantan disebut pantung, di Sumatera disebut labuai, di Semenanjung Melayu disebut ye-luu-tong, dan di Thailand disebut teen-peet-daeng. Pohon jelutung berbentuk silindris, tingginya bias mencapai 25-45 m, dan diameternya bisa mencapai 100 cm. Kulitnya rata, berwarna abu-abu kehitam-hitaman, dan bertekstur kasar. Cabangnya tumbuh pada batang pohon setiap 3-15 m. Bentuk daunnya memanjang, pada bagian ujungnya melebar dan membentuk rokset. Sebanyak 4-8 helai daun tunggal itu duduk melingkar pada ranting. Jelutung berbunga dua kali setahun. Bunga malainya berwarna putih, dan buahnya berbentuk polong. Apabila sudah matang, buahnya pecah untuk menyebarkan biji-bijinya yang berukuran kecil dan bersayap ke tempat di sekitarnya. Jelutung tumbuh baik di daerah hutan hujan tropis yang beriklim tipe A dan tipe B menurut Schmidt & Ferguson; tanah berpasir, tanah liat, dan tanah rawa; dengan ketinggian tempat tumbuhnya 20-80 m dari permukaan laut. SEKILAS BUDIDAYA DAN PERTUMBUHAN JELUTUNG PEMBUATAN BIBIT Setelah satu minggu direndam benih jelutung mulai berkecambah. Lalu disapih ke media tumbuh. Caranya, benih ditanam sepertiga bagian bijinya dengan embrio menghadap kebawah. Benih sapihan itu akan naik dari permukaan tanah setelah 15-20 hari. Pertumbuhan benih berikutnya terlihat setelah lebih kurang satu bulan, dimana kulit benih pecah, dan tumbuh daun makota atau daun semu. Dan setelah 7-9 bulan, bibit jelutung yang tingginya 30-50 cm, siap ditanam di lapangan.

Upload: slamet-prayogi

Post on 08-Feb-2016

97 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

t

TRANSCRIPT

Page 1: JELUTUNG

JELUTUNG (Dyera spp)

BUDIDAYA JELUTUNGDi Indonesia terdapat dua jenis jelutung, yaitu: Dyera costulata Hook. F. dan Dyera lowii Hook. F. Kedua jenis ini termasuk famili Apocynaceae. Jelutung, di Kalimantan disebut pantung, di Sumatera disebut labuai, di Semenanjung Melayu disebut ye-luu-tong, dan di Thailand disebut teen-peet-daeng.

Pohon jelutung berbentuk silindris, tingginya bias mencapai 25-45 m, dan diameternya bisa mencapai 100 cm. Kulitnya rata, berwarna abu-abu kehitam-hitaman, dan bertekstur kasar. Cabangnya tumbuh pada batang pohon setiap 3-15 m. Bentuk daunnya memanjang, pada bagian ujungnya melebar dan membentuk rokset. Sebanyak 4-8 helai daun tunggal itu duduk melingkar pada ranting.

Jelutung berbunga dua kali setahun. Bunga malainya berwarna putih, dan buahnya berbentuk polong. Apabila sudah matang, buahnya pecah untuk menyebarkan biji-bijinya yang berukuran kecil dan bersayap ke tempat di sekitarnya.

Jelutung tumbuh baik di daerah hutan hujan tropis yang beriklim tipe A dan tipe B menurut Schmidt & Ferguson; tanah berpasir, tanah liat, dan tanah rawa; dengan ketinggian tempat tumbuhnya 20-80 m dari permukaan laut.

SEKILAS BUDIDAYA DAN PERTUMBUHAN JELUTUNG

PEMBUATAN BIBITSetelah satu minggu direndam benih jelutung mulai berkecambah. Lalu disapih ke media tumbuh. Caranya, benih ditanam sepertiga bagian bijinya dengan embrio menghadap kebawah. Benih sapihan itu akan naik dari permukaan tanah setelah 15-20 hari.

Pertumbuhan benih berikutnya terlihat setelah lebih kurang satu bulan, dimana kulit benih pecah, dan tumbuh daun makota atau daun semu. Dan setelah 7-9 bulan, bibit jelutung yang tingginya 30-50 cm, siap ditanam di lapangan.

PENANAMANPenanaman bibit jelutung dilakukan dengan jarak 7 m x7 m atau 10m x 10m, dan dengan menggunakan sistim jalur. Sebabnya, pada awal pertumbuhan bibit jelutung membutuhkan naungan terlebih dahulu sebelum dapat menyesuikan dengan lingkungannya.

PEMELIHARAANPemeliharaan tanaman jelutung relatif mudah karena tanaman jelutung muda memiliki kemampuan tumbuh yang tinggi. Pada awalnya pertumbuhan anakan jelutung cepat, daunnya lebih lebar, dan berwarna hijau. Kemudian pertumbuhannya melambat, dan pada usia lima tahun daunnya kaku, mengeras dan mengecil. Selama masa pertumbuhannya itu hanya sedikit memerlukan penyiangan dan pendangiran pada pangkal batangnya.

Page 2: JELUTUNG

Sebagai contoh, pada Areal Model Budidaya Jelutung di KM-55 Jalan Palangkaraya-Sampit yang dibangun oleh Balai Pengelolaan DAS Kahayan, Propinsi Kalteng, pertumbuhan tinggi dan diameternya menunjukan angka yang menggembirakan. Pada lahan seluas 10 ha itu, pada tahun 2001 ditanam bibit jelutung dengan sistim jalur dan dengan jarak tanam 7 m x 7 m. Saat ini tanaman yang terbesar berdiameter 15 cm, dan tingginya 7 m. Sedangkan pohon yang terkecil berdiameter 6 cm, dan tingginya 4 m.

MANFAAT EKONOMIS JELUTUNG

GETAHPohon jelutung menghasilkan getah berwarna putih. Penyadapan getah jelutung dilakukan padas pohon jelutung yang berdiameter lebih-kurang 20 cm. Sekali penyadapan menghasilkan getah jelutung 0,1-0,6 kg/pohon. Setahun penyadapan getah jelutung bisa dilakukan 40 kali. Sebagai gambaran, dengan asumsi harga getah jelutung dipasaran sebesar Rp 3.000,-/kg, dengan jumlah pohon 200 pohon/ha, maka nilai ekonomis getah jelutung per hektar Rp 2.400.000,- - Rp 13.440.000,-.

KAYUSetelah pohon jelutung tidak lagi menghasilkan getahnya, pohonnya bisa ditebang untuk dimanfaatkan kayunya. Kayu jelutung dapat digunakan untuk bahan: cetakan bangunan, meja gambar, kelom, ukiran, sepasiter baterai, kayu lapis dan pensil.

Menurut perencanaan pembangunan hutan rakyat, pertumbuhan diameter pohon jelutung rata-rata 1,58 cm/tahun, dan dengan umur masak tebangnya 35 tahun, maka rata-rata diameter pohonnya lebih besar 50 cm. Dengan asumsi rata-rata tinggi pohon bebas cabang 15 m, volume rata-rata 2,94 m3, jumlah pohon 200/ha, dan harga kayu di pasaran Rp. 200.000,-/m3, maka nilai kayu jelutung per ha Rp. 117.600.000,-

PELUANG PASAR GETAH JELUTUNGSelama ini Negara Indonesia menjadi pemasok getah jelutung terbesar pada negara-negara importir. Kebutuhan getah jelutung untuk berbagai industri diberbagai Negara, belum bisa dipenuhi seluruhnya oleh Negara Indonesia.

PENUTUP

Page 3: JELUTUNG

Sebagai salah satu komoditi hasil hutan non kaya yang prospek pemasarannya sangat baik, sejalan dengan program rehabilitasi hutan dan lahan, di masa depan pihak-pihak terkait dengan kehutanan diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan hutan tanaman jelutung, baik dikawasan hutan maupun dilahan milik masyarakat.

pohon Jelutung

Cara Mudah Menanam Jelutung Rawa

1. PEMBIBITAN

 Jelutung rawa berbuah setiap tahun, mulai berbunga pada bulan November-Desember dan buah telah matang (dapat dipanen) bulan Mei-Juni (tergantung musim). Masa simpan benih pendek yakni 1 - 2 bulan maka sebaiknya setelah dipanen benih langsung dikecambahkan. Benih yang baik akan mul;ai berkecambah setelah 1 minggu penyemaian  kemudian akan tumbuh sepasang kotiledon, pada saat ini kecambah sudah bisa dipindahkan ke polybag. Pada fase ini perlu kehati-hatian dan harus orang yang berpengalaman karena batang kecambah lunak dan mudah patah. Setelah bibit berumur 8 - 10 bulan maka bibit sudah siap dipindahkan ke lapangan. Kriteria bibit sudah siap tanam : Tinggi antara 35 - 50 cm, diameter batang 0,5 - 0,7 cm, jumklah daun 8 - 12 helai, bentuk batang lurus, bentuk batang lurus dan terbebas dari serangan hama dan penyakit.

2. PENYIAPAN LAHANPenyipan lahan cukup dilakukan dengan membuat jalur tanaman selebar 1 - 1,5 m karena tanaman jelutung muda masih butuh naungan, pembersihan lahan dapat dilakukan secara manual

Page 4: JELUTUNG

maupun dengan menggunakan herbisida. Dalam penyiapan lahan sebaiknya didesai dengan emmbuat sekat bakar yang berfungsi sebagai pelindung tanaman dari bahaya kebakaran lahan.

3. PENANAMAN

Tan. Jelutung disela-sela Kelapa

Untuk penanaman murni maupun rehabilitasi kawasan hutan jarak tanam yang dianjurkan adalah 4 x 5 m atau 5 x 5 m. Pada umur 5 tahun dapat dilakukan penjarangan sehingga jarak tanamnya menjadi 8 x 8 atau 8 x 10 m. Tapi alangkah baiknya tidak dilakukan penjarangan karena sayang lho kalau ditebang...

Bagi yang memiliki lahan terbatas dan sudah terlanjur ditanami tanaman kopi, kelapa sawit dan atau kelapa dalam jangan khawatir masih bisa ditanami jelutung dengan sistem tumpang sari. Jarak tanam disesuaikan dengan jarak tanam tanaman pokok, pola tanamnya diagonal (mata lima) seperti mata dadu lima, kayu jelutungnya ditanam ditengah-tengah tanaman pokok. Untuk penanam di sela-sela tanaman sawit dianjurkan umur kelapa sawit di atas 5 tahun, dengan asumsi bahwa masa produkstif kelapa sawit di lahan gambut 5 - 15 tahun, jadi pada saat kelapa sawit berumur 15 tahun tanaman jelutung sudah berumur 10 tahun, sehingga produksi kelapa sawit mulai berkurang pohon jelutung sudah bisa di sadap.

4.  PEMELIHARAAN

Untuk penanaman murni pemeliharaan yang paling penting adalah pada tahun ke-1 setelah tanam, berupa penyiangan, pendangiran, penyulaman, pemupukan (jika ada modal) dan pemberantasan hama dan penyakit (jika diperlukan).

Sedangkan pemeliharaan tanaman jelutung yang ditanam disela-sela tanaman perkebunan (tumpang sari) pemeliharaan relativ lebih mudah, karena komponen pemeliharaan sudah menjadi satu dengan pemeliharaan tanaman pokok.

5. PEMANENAN

1. Penyadapan Getah Jelutung : Penyada[pan getah jelutung yang terbaik dilakukan pada pohon dengan diameter di atas 25 cm atau pohon sudah berumur 10 tahun ka-atas, periode sadap 2 hari sekali dengan sudut sadap 45o memberikan hasil getah rata-rata dalam sekali sadapy 0,36 kg/bt/sekali sadap.

2. Kayu : Pemanenan kayu jelutung dapat dilakukan pada umur 30 tahun ke atas atau diameter batang kurang lebih 45 cm. Dengan kelangkaan bahan dasar kayu harga pasaran

Page 5: JELUTUNG

kayu jelutung saat ini cukupm menjanjikan, bayangkan saja harga pada sepuluh tahun mendatang.....