jefri
DESCRIPTION
jefriTRANSCRIPT
MAKALAH PEMANFAATAN AKAR KELOR UNTUK PENYAKIT REMATIK
Nama : Jefri Agung Setia Budi
NIM : 2014.02.025
Tingkat : 1 A
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul
“Pemanfaatan kulit pisang sebagai bahan dasar pembuatan brownies”. Penulisan karya
tulis ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi tugas dari Bapak Iroe S. Mahdi, S.Pd.,M.Pd.
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Iroe S. Mahdi,
S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini dan teman-
teman yang mendukung dalam proses penulisan karya tulis ilmiah ini. Laporan akhir
karya tulis ilmiah ini antara lain berisi pengetahuan tentang sariawan, obat sariawan
berbahan dasar getah daun jarak, langkah-langkah melakukan penelitian, dan hasil yang
didapatkan dari penelitian ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari laporan
ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat menambah
kesempurnaan laporan ini.
Banyuwangi, 18 Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................
Prakata.....................................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan ...............................................................................................................
1.4 Manfaat .............................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kelor .................................................................................................
BAB III METODE PENENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………………. .
3.2 Objek Penelitian……………………………………………………………….
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………
3.4 Prosedur Penelitian…………………………………………………................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Manfaat Tanaman Kelor Dalam Kehidupan Sehari hari ……………………. .
4.2 Kegunaan Tanaman Kelor Dalam Bidang Kesehatan ………………………. .
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………………................... .
5.2 Saran…………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahSetiap yang diciptakan Allah pasti memiliki manfaat, baik manfaat untuk manusia
itu sendiri maupun untuk makhluk Allah lainnya. Tetapi terkadang manusia tidak
menyadari apa manfaat dibalik segala ciptaan Allah. Hal inilah yang menimbulkan
terjadinya pengerusakan-pengerusakan di muka bumi. Padahal seharusnya manusia itu
menjadi khalifah di muka bumi sesuai dengan amanat Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat
30 yang tugasnya tidak membuat kerusakan di muka bumi.
Melihat hal itu, muncullah masalah baru yakni bagaimana pemanfaatan ciptaan
Allah dalam kehidupan ini ? masalah tersebut timbul karena tidak semua ciptaan Allah
memiliki manfaat yang sama antara satu dengan yang lainnya. Keadaan inilah yang
harus dicari jalan keluarnya, hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti dan
menulis karya ilmiah tentang “ Manfaat Tanaman Kelor.“
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengambil masalah
yang akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini yaitu :
1.2.1 Bagaimana manfaat akar tanaman kelor untuk mengobati penyakit rematik?
1.2.3 Bagaimana kegunaan akar tanaman kelor untuk mengobati penyakit rematik ?
1.3 Tujuan PenelitianSegala macam upaya atau tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah
lepas dari tujuannya, demikian juga dengan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui manfaat akar tanaman kelor untuk mengobati penyakit rematik.
1.3.2 Untuk mengetahui kegunaan akar tanaman kelor untuk mengobati penyakit rematik.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.4.1 Membantu masyarakat untuk bisa lebih memahami manfaat dari tanaman kelor.
1.4.2 Mengatasi kesulitan masyarakat dalam memanfaatkan tanaman kelor dengan
memaparkan cara-cara pemanfaatannya.
1.4.3 Meningkatkan minat masyarakat agar selalu mencintai lingkungan-lingkungan
sekitar.
1.5 Definisi Operational Variabel
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang ada
dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Istilah-istilah tersebut antara
lain sebagai berikut :
1.5.1 Manfaat
Yang dimaksud manfaat dalam penelitian ini adalah faedah atau guna.
1.5.2 Kelor
Yang dimaksud kelor dalam penelitian ini adalah pohon merunggai yang daunnya
biasanya dipakai sayur (buahnya bernama kelentang).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sekilas Mengenai Tanaman Kelor
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) atau dikenal juga sebagai Moringa
pterygosperma, merupakan tanaman dari keluarga Moringaceae. Kelor adalah jenis
tanaman yang mudah ditemukan di seluruh daerah di tanah air. Ada beberapa sebutan
(nama) lokal untuk tanaman ini. Selain Kelor yang menjadi nama dalam bahasa
Indonesia, sebutan tersebut juga digunakan oleh masyarakat di Jawa, Sunda, Bali dan
Lampung. Sedangkan sebutan lainnya antara lain adalah Marangghi (Madura), Moltong
(Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano (Sumba), Ongge (Bima), Hau fo
(Timor).
Adapun klasifikasi pohon kelor ini, adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Filum : Spermathophyta (tanaman berbiji)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Capparales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa
Species : Moringa oleifera
Kelor adalah tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara 7 -11
meter. Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar kuat. Batang
pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil bersusun
majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung
pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau
semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang. Di Jawa disebut kelentang.
Berbentuk mirip kacang panjang berwarna hijau dan keras dengan ukuran panjang sekitar
30 cm. Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok
(Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai
ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
Selain itu, dalam pendapat sebagian masyarakat, konon kelor mengandung
kekuatan magis, batangnya dapat dipakai untuk melunturkan kesaktian (black magic)
seseorang. Adanya kandungan magis itu menyebabkan batang pohon kelor sering diburu
orang untuk dijadikan jimat, pemegang jimat ini bisa kebal senjata tajam. Tanaman ini
juga bisa dipakai mengobati orang kejang-kejang kesurupan. Biasanya itu terjadi karena
diganggu roh jahat. Cara mengobatinya dengan mengambil daun kelor, lalu diremas dan
dibalurkan di semua persendian sang pasien.
Di Jawa, secara tradisional, kelor kerap dibuat tanaman pagar, sedangkan daunnya
dibuat sayur. Tapi, banyak pula yang memanfaatkan bagian dari tanaman yang berasa
pahit ini untuk bahan obat tradisional. Berkat kandungan gizi yang terdapat di dalamnya,
selain sebagai obat, kelor juga bermanfaat sebagai multivitamin. Terbukti bahwa kelor
telah berhasil mencegah wabah kekurangan gizi di beberapa negara di Afrika dan
menyelamatkan banyak nyawa anak-anak dan ibu-ibu hamil.
Berikut Kandungan Gizi dalam setiap 100 g Tanaman Kelor :
Tabel 1
Deskripsi Biji Daun Tepung daun
Kadar Air (%)CaloriProtein (g)Lemak (g)Carbohydrate (g)Fiber (g)Minerals (g)Ca (mg)Mg (mg)P (mg)K (mg)Cu (mg)Fe (mg)S (mg)Oxalic acid (mg)Vitamin A - B carotene (mg)Vitamin B -choline (mg)Vitamin B1 -thiamin (mg)Vitamin B2 -riboflavin (mg)
86.9262.50.13.74.82.030241102593.15.3137100.114230.050.07
75.0926.71.713.40.92.344024702591.171371016.84230.210.05
7.520527.12.338.219.2-2,0033682041,3240.5728.28701.6%16.3-2.6420.5
Vitamin B3 -nicotinic acid (mg)Vitamin C -ascorbic acid (mg)Vitamin E -tocopherol (mg)Arginine (g/16g N)Histidine (g/16g N)Lysine (g/16g N)Tryptophan (g/16g N)Phenylanaline (g/16g N)Methionine (g/16g N)Threonine (g/16g N)Leucine (g/16g N)Isoleucine (g/16g N)Valine (g/16g N)
0.2 120-3.61.11.50.84.31.43.96.54.45.4
0.8 220-6.02.14.31.96.42.04.99.36.37.1
8.2 17.31131.33%0.61%1.32%0.43%1.39%0.35%1.19%1.95%0.83%1.06%
(From Moringa oleifera: Natural Nutrition for the Tropics by Lowell Fuglie)Dilihat dari nilai gizinya kelor adalah tanaman berkhasiat sejati (miracle tree),
artinya tanaman ini bisa dimanfaatkan dari akar, biji, batang, buah dan daun serta
mengandung gizi tinggi. Kandungan gizi daun kelor segar, setara dengan:
4x vitamin A yang dikandung wortel, 7x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 4x mineral Calsium dari susu, 3x mineral Potassium pada pisang, 3/4x zat besi pada bayam, dan 2x protein dari yogurt.
Sedangkan kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan setara dengan:10x vitamin A yang dikandung wortel, 1/2x vitamin C yang terkandung pada jeruk, 17x mineral Calsium dari susu, 15x mineral Potassium pada pisang, 25x zat besi pada bayam, dan 9x protein dari yogurt.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan penelitian dengan metode studi
pustaka yaitu dengan cara mengkaji dan meneliti buku – buku referensi yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Peneliti juga menggunakan teknik observasi yaitu dengan mengamati bagian-
bagian dari pohon kelor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian kali ini adalah semua bagian dari pohon kelor mulai dari akar,
biji, buah, batang, dan daun kelor.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Masangan Barat, Kecamatan Bungah,
Kabupaten Gresik pada tanggal 03 Mei 2012.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian merupakan tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu eksperimen
sehingga data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh.
Tabel 2
No. Tanggal Kegiatan
1. 05-09 April 2012 Memilih dan menentukan permasalahan / judul
2. 09 April 2012 Konsultasi judul / masalah
3. 28 April-02 Mei 2012 Menyusun Bab I
4. 03-06 Mei 2012 Pengumpulan data (observasi)
5. 07-08 Mei 2012 Menyusun Bab II
6. 09 Mei 2012 Menganalisis data
7. 10-11 Mei 2012 Menyusun Bab III
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
4.1 Manfaat Tanaman Kelor Dalam Kehidupan Sehari-hari
Kelor (Moringa oleifera) adalah salah satu tanaman yang banyak dijumpai di
tanah air, hampir semua orang Indonesia pernah mendengar kata “daun kelor”. Bahkan
ada pepatah yang mengatakan “dunia ini tidak selebar daun kelor”. Pepatah ini sangat
dikenal luas dalam kehidupan kita. Pepatah ini mengandung makna bahwa kesuksesan
dapat diperoleh di berbagai bidang kehidupan yang dapat memberikan kesempatan
kepada kita.
Kelor adalah tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara 7 -11
meter. Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar kuat. Batang
pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil bersusun
majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung
pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau
semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang. Di Jawa disebut kelentang.
Berbentuk mirip kacang panjang berwarna hijau dan keras dengan ukuran panjang sekitar
30 cm. Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok
(Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai
ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
Di Indonesia, khususnya di kampung atau pedesaan, pohon kelor banyak ditanam
sebagai pagar hidup, ditanam di sepanjang tepi ladang atau sawah. Fungsi dari
penanaman pohon kelor ini selain sebagai tanaman penghijau juga sebagai tanda batas
tanah atau ladang kepemilikan seseorang. Selain itu pohon kelor banyak juga yang
ditanam di pekarangan rumah, menurut beberapa orang yang menanam pohon kelor di
pekarangan rumahnya mengatakan bahwa mereka menanam dan memelihara pohon kelor
tersebut untuk menghalau kekuatan mistik atau magis yang “dikirim” ke rumahnya.
Bahkan sebgian besar orang percaya bahwa orang yang akan berniat jahat misalnya
mencuri di rumah seseorang, akan mengurungkan niatnya setelah melihat adanya pohon
kelor yang tumbuh di rumah calon korbannya tersebut. Selama ini, daun kelor muda
banyak dimanfaatkan sebagai bahan sayuran oleh sebagian besar penduduk kampung atau
desa di Indonesia, selain itu biji kelor pun bermanfaat sejak beberapa tahun silam.
Pemanfaatan biji kelor telah dikembangkan di Indonesia, antara lain melalui Program
United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan ITB. Melalui
program tersebut, biji kelor diolah menjadi bahan pengendap/koagulator untuk
penjernihan air secara cepat, murah dan aman. Karena kandungan senyawa pada serbuk
biji kelor memiliki sifat anti mikroba, khususnya terhadap bakteri, maka bakteri Coli
yang terdapat di dalam air yang dijernihkan juga bakal tereduksi atau mati.
Menurut hasil pengujian oleh tim ahli dari UNDP, untuk pengolahan air minum di
kawasan pantai atau rawa tidak membutuhkan banyak biji kelor. Cukup 2-3 pohon
dewasa selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan
kebutuhan air sekitar 20 liter/hari/ jiwa.
Di beberapa negara, pemanfaatan kelor juga mulai dikembangkan untuk bahan
pembuatan kosmetik. Beberapa tahun silam, ada investor Jepang berniat membuka
perkebunan kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara Sakura.
Sementara di beberapa negara di Benua Afrika, Kelor telah menjadi komoditas yang
menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan.
4.2 Kegunaan Tanaman Kelor Dalam Bidang Kesehatan
Dengan penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini ternyata mengandung
berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan dan menjaga
kesehatan. Variasi dan kadar kandungan nutrisi daun kelor berada di luar batas-batas
kewajaran. Fenomena aneh ini diakui di dunia barat sekalipun karena memang dasarnya
adalah penelitian ilmiah. Tidak heran banyak media masa internasional mempopulerkan
pohon kelor sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib, bahkan ada yang menyebutnya
sebagai "tree for life". Memang mengagumkan. Bayangkan saja, jika kita memiliki
sebuah pohon di halaman rumah yang bisa ditanam dan dirawat dengan mudah, tidak
mati meskipun diterpa kemarau panjang, daunnya bisa disayur untuk memenuhi semua
kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh, bisa digunakan sebagai obat ketika kita
sakit, selain itu bijinya juga bisa untuk menjernihkan air yang kita minum.
Kedengarannya seperti pohon yang hanya ada di dunia angan-angan, namun
kenyataannya memang ada.
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa tanaman kelor penting dalam mengatasi
gizi buruk terutama bagi bayi dan balita serta ibu menyusui. Daunnya dapat dikonsumsi
segar, dimasak atau disimpan dalam bentuk serbuk untuk persediaan beberapa bulan
tanpa harus dimasukkan kedalam lemari pendingin tanpa kehilangan kandungan nutrisi.
Selain itu, ada beberapa senyawa aktif dalam daun kelor yang cukup berguna bagi tubuh,
beberapa senyawa aktif tersebut adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang
memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu perlu asupan dari luar seperti
kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar mencapai 406,6 mg, sedangkan pada
daun kering, 1.325 mg. Menurut Dr. Mien Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau
kekebalan tubuh. Di samping itu, arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka,
meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker, dan memperlambat pertumbuhan
tumor.
Sementara metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350
mg (kering) mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin menjadi
kunci kesehatan hati yang banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan metionin
menyebabkan beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan gangguan ginjal.
Kadar valin dalam daun segar 374 mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi dalam sistem
saraf dan pencernaan. Perannya antara lain membantu gangguan saraf otot, gangguan
mental, emosional, dan insomnia.
Tubuh juga memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun
kelor segar mengandung 492 mg leusin yang berperan dalam pembentukan protein otot
dan fungsi sel normal. “Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel sehingga anak-anak
dan remaja mutlak memerlukannya. Ambang batas kebutuhan leusin adalah 55 mg per g
protein,” kata Mien Karmini.
Secara tradisional pemanfaatan akar, daun dan biji kelor sebagai obat, dianggap
manjur untuk beberapa jenis penyakit antara lain : Sakit kuning (Lever),
Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam, Sakit mata, Sukar buang air kecil,
Alergi/biduren, Cacingan, Luka bernanah.
Berikut cara pemanfaatannya, berdasarkan jenis penyakit :1. Sakit Kuning
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata.Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.
2. Reumatik, Nyeri dan Pegal LinuBahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus; Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).
3. Rabun AyamBahan: 3 gagang daun kelor;Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata.Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
4. Sakit MataBahan: 3 gagang daun kelor;Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap;Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.
5. Sukar Buang Air KecilBahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortelyang telah diparut dalam jumlah yang sama;Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum setiap hari.
6. CacinganBahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran;Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum.
7. Biduren (alergi)Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari secukupnya;Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore.
8. Luka bernanahBahan: 3-7 gagang daun kelor;Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus. Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari pembahasan masalah di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1 Kelor bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, di beberapa negara
maju, pemanfaatan kelor mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan kosmetik. Salah
seorang investor asal Jepang beberapa tahun silam juga berniat membuka perkebunan
kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara Sakura. Di samping itu,
kelor telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan
khususnya di beberapa negara di Benua Afrika.
5.1.2 Kelor juga berguna dalam bidang kesehatan. Mulai dari akar, daun dan biji kelor
semua bermanfaat khususnya dalam bidang kesehatan. Secara tradisional pemanfaatan
akar, daun dan biji kelor sebagai obat dianggap manjur untuk beberapa jenis penyakit,
antara lain : a) Sakit Kuning, b) Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu, c) Rabun Ayam, d)
Sakit Mata, e) Sukar Buang Air Kecil, f) Cacingan, g) Biduren (alergi), h) Luka
bernanah.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dapat kami sarankan
sebagai berikut :
5.2.1 Sebaiknya pembudidayaan tanaman kelor lebih diintensifkan mengingat manfaat dari
tanaman itu sendiri.
5.2.2 Seharusnya masyarakat bisa lebih mengetahui manfaat dari tanaman kelor yang
selama ini hanya mereka gunakan untuk membuat sayur ataupun pakan ternak.
DAFTAR PUSTAKA
http://daunkelor.com/category/manfaat-daun-kelor, diakses 02 Mei 2012.http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2011/05/mitos-pohon-kelor.html, diakses 11 Mei
2012.http://mrwindu-back2nature.blogspot.com/2011/12/manfaat-daun-kelor.html, diakses 02 Mei
2012.http://www.blogster.com/firsonigosa/kelor-tanaman-bermanfaat-untuk-berantas-gizi-buruk,
diakses 29 April 2012.http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2012/02/27/733/Kelor-Tanaman-Sehat-
Berkhasiat, diakses 02 Mei 2012.Sitorus, M. dkk. 2007. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Jakarta : Kanisius.Yuwono, Trius dan Pius Abdullah. 1994. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis. Surabaya:
Arkola.