jdu hukum lalu lintas

Upload: idha-ayu-lestari

Post on 18-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANKesadaran hukum dalam berlalu lintas sangat penting dimiliki oleh semua pengguna jalan guna menciptakan keamanan dan kenyamanan berlalu lintas. Keamanan dan kenyamanan lalu lintas merupakan tanggung jawab seluruh pengguna jalan. Dewasa ini banyak sekali penguna jalan yang meremehkan rambu-rambu lalu lintas padahal akibatnya sangat fatal dan sangat merugikan bagi banyak orang. Pembangunan dan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, mengakibatkan manusia dapat hidup lebih tentram. Akan tetapi di sisi lain terdapat pengaruh tertentu yang mengakibatkan terjadinya gangguan terhadap ketentraman kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan betapa banyaknya kecelakaan lalu lintas terjadi setiap hari yang mengakibatkan matinya manusia, cideranya manusia dan kerugian secara material.Penyebabnya berkisar pada faktor-faktor seperti pengemudi maupun pemakai jalan yang lainnya, konstruksi jalan yang kurang baik, kendaraan yang tidak memenuhi syarat, rambu-rambu lalu lintas yang tidak jelas, dan lain sebagainya. Jalan raya, misalnya, merupakan suatu sarana bagi manusia untuk mengadakan hubungan antar tempat, dengan mempergunakan pelbagai jenis kendaraan baik yang bermotor maupun tidak. Jalan raya mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, pertahanan-keamanan dan hukum, serta dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pihak-pihak yang bertanggungjawab atas keselamatan penggunaan jalan raya telah berusaha sekuat tenaga untuk menanggulangi kecelakaan lalu lintas. Pelbagai peraturan telah disusun dan diterapkan yang disertai dengan penyuluhan, kualitas kendaraan dan jalan raya ditingkatkan, serta bermacam-macam kegiatan dilakukan untuk menjaga jangan sampai jatuh korban maupun kemerosotan materi.

BAB IIISIRumusan MasalahApakah kesadaran hukum?Mengapa diperlukan kesadaran hukum dalam berlalu lintas?Analisis MasalahDewasa ini kesadaran manusia mengenai kebebasan dirinya itu dibatasi oleh hukum agar tidak merenggut kebebasan orang lain mulai hilang. Manusia lupa jika mereka itu hidup bersosial atau hidup berkelompok, sebelum ada hukum sudah ada norma-norma yang membatasi segala tingkah laku manusia tetapi norma itu belum cukup untuk dapat memberikan aturan yang baku, setelah itu muncullah suatu aturan atau hukum yang bersifat mengikat untuk saling menghormati kebebasan manusia yang lain. Meskipun sudah dibentuk suatu hukum, tetap saja manusia yang hakekatnya sama dengan kera tetapi yang membedakannya manusia itu mempunyai potensi, yang kemudian potensi itu digunakan untuk berinovasi mencari celah untuk menghindari hukum tersebut. Banyak sekali kasus dari yang paling sederhana sampai yang komplek terjadi di Indonesia, contoh paling sederhana adalah etika mematuhi peraturan lalu lintas, kebanyakan manusia melanggar peraturan itu dikarenakan mereka tidak sadar akan akibat yang terjadi setelah itu.Pemecahan MasalahMenurut kodrat manusia sebagai makhluk sosial dimanapun mereka berada, selalu hidup bersama-sama dan berkelompok. Kelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat atau wilayah tertentu itulah yang dinamakan masyarakat. Manusia sebagai makhluk pribadi memang mempunyai kehidupan jiwa mandiri, namun sebagai makhluk sosial tidak mungkin memisahkan diri secara total dari masyarakat, karena sejak lahir, hidup dan berkembang serta meniggal dunia di dalam masyarakat. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, dia sebagai individu tidak mudah mencapainya tanpa bantuan manusia lainnya. Hal itulah salah satu sebab mengapa manusia bagaimanapun terdorong unntuk hidup bersama dengan sesamanya.Dalam fitrahnya manusia itu makhluk yang merdeka, itu berlaku untuk semua manusia yang lahir di bumi ini. Manusia sendiri hidup juga tidak terlepas dari manusia yang lain atau kehidupan berkelompok atau bermasyarakat. Banyak masalah yang timbul ketika tidak ada yang membatasi kemerdekaan manusia itu sendiri, salah satunya terrenggutnya kemerdekaan manusia yang lain. Oleh karena itu muncullah norma atau aturan yang tidak tertulis untuk saling menghargai kemerdekaan manusia yang lain, di dalam norma itu sendiri sangat terbatas cakupannya atau rasa keadilannya itu sangat kurang, biasanya norma itu berpihak pada manusia yang kuat atau berkuasa. Sebab dirasa norma itu kurang, maka di dalam kelompok itu muncul suatu pemikiran untuk membuat sesuatu yang mengikat dan harus ditaati oleh seluruh manusia yang ada di kelompok itu, itulah hukum. Hukum yang muncul dari dalam masyarakat itu sendiri yang berfungsi untuk membatasi kebebasan manusia lain agar tidak merenggut kebebasan manusia lainnya. Selayaknya hukum yang dibuat oleh manusia itu sendiri dapat ditaati oleh manusia. Tinjauan utama dari peraturan lalu lintas adalah untuk mempertinggi mutu kelancaran dan keamanan dari semua lalu lintas di jalan-jalan. Identifikasi masalah-masalah yang dihadapi di jalan raya berkisar pada lalu lintas. Masalah-masalah lalu lintas, secara konvensional berkisar pada kemacetan lalu lintas, pelanggaran lalu lintas, kecelakaan lalu lintas, kesabaran dan pencemaran lingkungan. Keadaan kemacetan lalu lintas berarti hambatan proses atau gerak pemakai jalan yang terjadi di suatu tempat. Hambatan dapat terjadi dalam batas-batas yang wajar; namun mungkin dalam batas waktu yang relatif pendek. Di samping itu mungkin gerakan kendaraan berhenti sama sekali atau mandeg.Aparat penegak hukum (Polisi lalu lintas) berperan sebagai pencegah (politie toezicht) dan sebagai penindak (politie dwang) dalam fungsi politie. Di samping itu maka polisi lalu lintas juga melakukan fungsi regeling (misalnya, pengaturan tentang kewajiban bagi kendaraan bermotor tertentu untuk melengkapi dengan segi tiga pengaman) dan fungsi bestuur khususnya dalam hal perizinan atau begunstiging (misalnya, mengeluarkan Surat Izin Mengemudi).Mengendarai kendaraan secara kurang hati-hati dan melebihi kecepatan maksimal, tampaknya merupakan suatu perilaku yang bersifat kurang matang. Walau demikian kebanyakan pengemudi menyadari akan bahaya yang dihadapi apabila mengendarai kendaraan dengan melebihi kecepatan maksimal tersebut. Akan tetapi di dalam kenyataannya tidak sedikit pengemudi yang melakukan hal itu. Mereka demikian beraninya untuk mengambil resiko, akibatnya adalah perilaku-perilaku yang dihasilkan adalah frustasi, oleh karena konflik sebenarnya merupakan suatu bentuk dari frustasi. Di dalam menghadapi konflik, maka seseorang biasanya melakukan apa yang disebut displacement yang berwujud sebagai pengalihan sasaran perilaku agresifKekhawatiran timbul sebagai akibat dari perasaan akan adanya bahaya dari luar, yang kadang-kadang hanya merupakan anggapan saja dari yang bersangkutan. Tidak jarang manusia mempergunakan mekanisme pertahanannya untuk mengatasi rasa khawatirnya itu, seperti misalnya acting out yakni individu yang bersangkutan melakukan tindakan-tindakan impulsif. Perilaku semacam ini dapat terjadi pada pengemudi, yang kemudian mengendarai kendaraannya secara membabi buta. Hal-hal yang dikemukakan di atas, merupakan ciri-ciri mental manusia yang sedang mengalami tekanan tidak jarang bahwa manusia mengalami kegembiraan yang luar biasa, oleh karena sebab-sebab tertentu. Tanpa disadari, rasa gembira tersebut mengakibatkan pengemudi menjalankan kendaraan dengan kecepatan yang melebihi kecepatan maksimal. Keadaan lelah, lapar, usia yang sudah mulai tua, obat-obatan dan lain sebagainya, merupakan beberapa faktor yang kemungkinan besar akan dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengemudikan kendaraan dengan baik. Kelelahan fisik dapat mengurangi kemampuan mengemudi, serta konsentrasi yang diperlukan untuk mengemudikan kendaraan dengan baik.Peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah lalu lintas dan angkutan jalan raya, tidaklah sepenuhnya sinkron dan ada ketentuan-ketentuan yang sudah tertinggal oleh perkembangan masyarakat. Namun demikian tidaklah berlebih-lebihan untuk mengemukakan beberapa cara penegakan peraturan lalu lintas yang menurut pengalaman akan lebih efisien. Cara yang lazim disebutkan periodic reinforcement atau partial reinforcement. Cara ini diterapkan apabila terhadap perilaku tertentu, tidak selalu diberi imbalan atau dijatuhi hukuman. Kalau seorang pengemudi sudah terbiasakan menjalani rute jalan raya tertentu, maka ada kecenderungan untuk melebihi kecepatan maksimal. Hal itu disebabkan oleh karena pengemudi menganggap dirinya telah mengenal bagian dari jalan raya tersebut dengan baik. Kalau pada tempat-tempat tertentu dari jalan tersebut ditempatkan petugas patroli jalan raya, maka dia tidak mempunyai kesempatan untuk melanggar batas maksimal kecepatan. Akan tetapi apabila penempatan petugas dilakukan secara tetap, maka pengemudi mengetahui kapan dia harus mematuhi peraturan dan bilamana dia dapat melanggar ketentuan-ketentuan tersebut. Dengan menerapkan cara periodic reinforcement, maka ingin ditimbulkan kesan pada pengemudi bahwa di mana-mana ada petugas, sehingga dia akan lebih berhati-hati di dalam mengemudikan kendaraannya, kalaupun petugas kadang-kadang ditempatkan di jalan raya tersebut ada kesan bahwa petugas itu selalu ada disitu. Cara ini bertujuan untuk menghasilkan pengemudi yang berperilaku baik.Cara kedua biasanya disebut conspicuous enforcement, yang biasanya bertujuan untuk mencegah pengemudi mengendarai kendaraan secara membahayakan. Dengan cara ini dimaksudkan sebagai cara untuk menempatkan mobil polisi atau sarana lainnya secara menyolok, sehingga pengemudi melihatnya dengan sejelas mungkin. Hal ini biasanya akan dapat mencegah seseorang untuk melanggar peraturan. Cara ini bertujuan untuk menjaga keselamatan jiwa manusia. Dan sudah tentu, bahwa kedua cara tersebut memerlukan fasilitas yang cukup dan tenaga manusia yang mampu serta terampil.

BAB IIIPENUTUPKesimpulanPenegakan peraturan lalu lintas secara baik sangat tergantung pada beberapa faktor yang selama ini kurang mendapatkan perhatian yang seksama, yakni: pemberian teladan kepatuhan hukum dari para penegak hukum sendiri, sikap yang lugas (zakelijk) dari para penegak hukum, penyesuaian peraturan lalu lintas dengan memperhatikan usaha menanamkan pengertian tentang peraturan lalu lintas, penjelasan tentang manfaat yang konkrit dari peraturan tersebut, serta appeal kepada masyarakat untuk membantu penegakan peraturan lalu lintas. Penegak hukum di jalan raya, merupakan suatu hal yang sangat rumit. Pertama-tama penegak hukum harus dapat menjaga kewibawaannya untuk kepentingan profesinya. Di lain pihak dia harus mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri untuk mengambil keputusan yang bijaksana, sehingga menghasilkan keadilan. Semenjak calon pengemudi menjalani ujian untuk memperoleh surat izin mengemudi harus dipertimbangkan hal-hal yang menyangkut tingkat kecerdasan pengemudi, kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat, aspek fisik pengemudi/calon pengemudi.

6