jawaban soal konteksosbud

Upload: rizkina-ika-aryana

Post on 12-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jawaban dan soal untuk mata kuliah kontekstual sosial dan budaya untirta

TRANSCRIPT

UTSNama:Rizkina Ika AryanaKelas:TPM BMata Kuliah : Konteks Sosial Budaya, Inovasi dalam PendidikanProgram Studi: TPM BNPM:7772133098Dosen: Prof.Dr.H.Ahmad Sihabudin, M.Si.

Soal/Pertanyaan:1. Alternatif pemikiran seperti apa dalam menyikapi kondisi tersebut untuk diterapkan dalam konteks sekolah dimana ibu bapak mengabdi? 2. Kearah manakah perubahan perilaku masing-masing prilaku perlu terjadi?3. Jelaskan program pendidikan dan metoda yang tepat.4. Jelaskan prinsip-prinsip pendidikan atau paradigma yang perlu dikembangkan

Jawab:1. Alternatif pemikiran menyikapi kodisi pendidikan untuk diterapkan dalam konteks sekolah, antara lain :Memberikan penghargaan untuk menarik dan mempertahankan SDM karena diperlukan untuk mencapai saran-saran organisasi. Staf (guru) akan termotivasi jika diberikan penghargaan ekstrinsik (gaji, tunjangan, bonus dan komisi) maupun penghargaan instrinsik (pujian, tantangan, pengakuan, tanggung jawab, kesempatan dan pengembangan karir). Pendidik dan pengajar sebagai manusia yang diharapkan sebagai ujung tombak meningkatkan mutu berhasrat mengangkat harkat dan martabatnya.Jasanya yang besar dalam dunia pendidikan pantas untuk mendapatkan penghargaan intrinsik dan ekstrinsik agar tidak termarjinalkan dalam kehidupan masyarakat.

Tuntutan terhadap profesinalisme guru yang sering dilontarkan masyarakat dunia usaha/industri, legislatif, dan pemerintah adalah hal yang wajar untuk disikapi secara arif dan bijaksana. Fenomena menunjukkan bahwa kualitas profesionalisme guru kita masih rendah.Faktor-faktor internal seperti penghasilan guru yang belum mampu memenuhi kebutuhan fisiologis dan profesi masih dianggap sebagai faktor determinan.Akibatnya, upaya untuk menambah pengetahuan dan wawasan menjadi terhambat karena ketidakmampuan guru secara financial dalam pengembangan SDM melalui peningkatan jenjang pendidikan. Program pelatihan mutlak diperlukankaren program pelatihan ini dimaksudkan untuk menghasilkan guru sebagai tenaga yang terampil (skill labour) atau dengan istilah lain guru yang memiliki kompetensi.

Kesadaran dari pribadi masing masing untuk tidak merugikan orang lain dalam bertindak dan mengambil keputusan juga penyedia sarana dan prasarana yang memadai dari berbagai pihak.

2. Kearah manakah perubahan prilaku masing-masing prilaku perlu terjadi ?

Prilaku pendidikan yang diharapkan berubah kearah berikut :

Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.

Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.

Perubahan yang fungsional.Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.

Perubahan yang bersifat positif.Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.

Perubahan yang bersifat aktif.Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.

Perubahan yang bersifat pemanen.Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.

Perubahan yang bertujuan dan terarah.Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

Perubahan perilaku secara keseluruhan.

3. Program pendidikanyang tepat saat ini adalah :

Program Pendidikan yang tepat saat ini melalui Reformasi Manajemen dan Peningkatan Guru Universal (The Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading - BERMUTU) untuk memastikan guru dalam jabatan dapat meningkatkan kualifikasi akademik mereka dan pengetahuan materi mata pelajaran, serta keterampilan mengajar mereka juga untuk mengelola pengembangan profesional guru.

Metode yang tepat adalah dengan mengkombinasikan semua metode sesuai dengan kondisi dan lingkungan yang ada. Walaupun menyita banyak waktu dan biaya tapi demi mencapai tujuan awal perencanaan pendidikan, 4. Pinsip pendidikan atau paradigma yang perlu dikembangkan, antara lain :Pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya.Siswa tidak lagi dituntut untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat.Pembelajaran berpusat pada siswa bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar kepada siswa sepenuhnya.Intervensi guru masih tetap diperlukan.Guru berperan sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan dipelajarinya. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan gaya belajarnya masing-masing dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas proses belajar yang dilakukannya. Selain itu, guru juga berperan sebagai pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.Siswa harus diajari untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya.Dalam menggali informasi dan membangun makna, siswa perlu didorong untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya.Dalam mengerjakan suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.Begitu juga, sekolah (termasuk di dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi informasi dan penglaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah dikembangkannya. Kemudian, mereka bersedia melakukan perubahan metode pembelajarannya agar menjadi lebih baik.Pembelajaran tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru membantu siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan penilaian kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata.Dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya.Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa dapat dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti: program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu, siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan empati dan kepedulian sosialnya.Dengan kekuatan teknologi dan internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih banyak lagi.Ruang gerak sosial siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan dunia.Pendidikan perlu membantu siswa menjadi warga digital yang bertanggung jawab.